Assalamualaikum Wr. Wb
Puji serta Syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan nikmat
iman,dan nikmat sehat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
kami Pemberian Obat Sublingual dengan lancar dan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau ada kata
yang kurang berkenan pada pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah
ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu kami untuk pembaca memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................
II
DAFTAR ISI.....................................................................................III
PEMBAHASAN................................................................................
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PENUTUP..........................................................................................
IV
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
PEMBAHASAN
Reaksi Obat
Ada dua macam reaksi obat dalam tubuh diantaranya adalah:
1. Efek terapeutik
Yaitu obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan
kandungan obatnya seperti
a. Paliatif (untuk meringankan gejala)
Mengurangi gejala penyakit tetapi tidak mempengaruhi terhadap kondisi
penyakit itusendiri. Misalnya aspirin hanya digunakan untuk menurunkan
panas tanpa menghilangkan penyakit.
b. Kuratif (pengobatan)
Efek obat yang mengobati penyakit misalnya penicillin di gunakan untuk
membunuh metabolisme microorganisme.
c. Suportif (menaikan fungsi dan respon tubuh)
Meningkatkan fungsi dalam tubuh selama pengobatan lain misalnya aspirin
digunakanuntuk menurunkan panas sehingga obatlain bisa berfungsi
menyembuhkan penyakit
d. Subtitutif (berefek sebagai pengganti)
Berefek menggantikan cairan tubuh yang hilang dan sebagi subtansi tubuh,
misalnya obatinsulin, infus,
e. Kemoterafi (berefek untuk mematikan atau menghambat)
Obat yang berefek mematikan dan menghambat sel-sel ganas.
f. Restoraft (memulihkan fungsi tubuh yang sehat)
Meningkatkan fungsi organ tubuh yang sehat misalnya vitamin dan mineral.
2 Efek samping yaitu merupakan dampak yang tidak diharapkan tidak bisa di
ramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya :
a. Alergi Reaksi obat adalah reaksi hipersensitif terhadap obat terutama
pada pasien yang yang daya sensitivitasnya tinggi karena tubuh akan
mengeluarkan anti body untuk melawan anti gen yang masuk kedalam tubuh.
Gejalanya antara lain kemerahan, gatal-gatal, mual muntah, sesak nafas.
b. Toksisitas (keracunan) Toksisitas biasanya timbul akibat dosis yang berlebihan
dan tidak dapat diterima oleh tubuh sehingga terjadi keracunan. Hal ini dapat
terjadi satu jam setelah pemberian obat bahkan hingga beberapa bulan setelah
pemberian obat.
5. Persiapan Sebelum Pemberian Obat
Sebelum meberikan obat kepada pasien ada bebeapa persyaratan yang perlu
diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat diantaranya :
1. Benar Obat
Sebelum mempersiapkan
obat
ketempatnya
petugas
medis
harus
a. Kelebihan :
obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan,
kerusakan obat di saluran cerna dan
metabolisme di dinding usus dan hati
dapat dihindari (tidak lewat vena porta).
b. Kekurangan :
absorbsi tidak adekuat,
kepatuhan pasien kurang (compliance),
mencegah pasien menelan.
7.
Ciri ciri fisik tablet sublingual adalah datar atau oval, dan keras. Bentuk
tersebut ditentukan oleh punch dan die yang digunakan untuk
mengkompresi (menekan) tablet. Untuk menghasilkan tablet yang datar,
maka punch-nya jangan terlalu cembung.
Adapun ketebalan tablet dipengaruhi oleh jumlah obat yang dapat diisikan
ke dalam cetakan dan tekanan yang diberikan pada saat dilakukan kompresi
(Ansel, 1989).
b. Berat Tablet
Berat tablet ditentukan oleh jumlah bahan yang diisikan ke dalam cetakan
yang akan ditekan. Volume bahan (granul) harus disesuaikan dengan
beberapa tablet yang telah lebih dulu dicetak supaya tercapai berat tablet
yang diharapkan. Penyesuaian diperlukan, karena formula tablet tergantung
pada berat tablet yang akan dibuat. Sebagai contoh, jika tablet harus
mengandung 10 mg bahan obat dan bila yang akan diproduksi 10.000
tablet, maka diperlukan 100 gr dari obat tersebut dalam formula. Setelah
penambahan bahan tambahan, formulanya mungkin meningkat menjadi
1000 gr. Ini berarti tiap tablet beratnya menjadi 100 mg dengan bahan obat
yang terkandung 10 mg. Jadi, obat yang diisi ke dalam cetakan harus
disesuaikan supaya dapat menampung volume granul yang beratnya 100
mg (Ansel, 1989).
c. Kekerasan Tablet
Tablet sublingual sengaja dibuat keras. Hal ini dimaksudkan agar obat yang
disisipkan di pipi larut perlahan lahan. Dalam proses kompresi, besarnya
tekanan yang biasa digunakan adalah lebih kecil dari 3000 dan lebih besar
dari 40.000 pound. Jadi, untuk membuat tablet bukal yang keras tekanan
yang dibutuhkan juga besar. Pada saat ini banyak alat yang bisa digunakan
sebagai tester pengukur kekerasan tablet, diantaranya Pfizer tablet
hardness tester, HT500 Hardness Tester, dan Friabilator.
d. Daya Hancur Tablet
Semua tablet dalam USP harus melalui pengujian daya hancur secara resmi
yang dilaksanakan in vitro dengan alat uji khusus. Alat ini terdiri dari rak
keranjang yang dipasang berisi 6 pipa gelas yang ujungnya terbuka, diikat
secara vertikal di atas latarbelakang dari kawat stainless yang berupa
ayakan dengan ukuran mesh nomor 10. Selama waktu pengujian, tablet
diletakkan pada pipa terbuka dalam keranjang tadi, dengan memakai
mesin, keranjang diturun-naikkan dalam cairan pencelup dengan frekuensi
29 32 kali turun naik per menit. Layar kawat dipertahankan selalu
berada di bawah permukaan cairan. Untuk tablet sublingual, meggunakan
air (cairan pencelup) yang dijaga pada temperatur 37 oC, kecuali bila
ditentukan ada cairan lain dalam masing masing monogramnya. Tablet
sublingual harus melebur dalam waktu 4 jam dan tablet sublingual biasanya
30 menit (Ansel, 1989).
pengobatan
(nama
klien,
nama
dan dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa
obat.
2. Mencuci tangan, gunakan handscone.
3. Anjurkan pasien untuk mengangkat lidahnya atau memasang
tongspatel ( jika pasien tidak sadar ).
4. Meletakan obat dibawah lidah pasien
5. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat dan biarkan berada
dibawah lidah sampai habis di absobsi seluruhnya.
6. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
c. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Evaluasi reaksi obat
3. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan,
respon klien, hasil tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang
melakukan ) pada catatan keperawatan.
4. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kita lebih memahami tentang defenisi pemberian obat secara sublingual,
mekanisme kerja obat, standar obat, reaksi obat, persiapan sebelum beli obat, bentuk
dan jenis obat, hal-hal yang harus di perhatikan dalam pemberian obat, tahap
pemberian obat.
2. Saran
Perawat professional mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan
peberian obat.Dengan kemajuan bidang farmasi, maka jenis dan jumlah obat juga
makin bervariasi. Untukmengantisipasi hal ini, maka perawat harus rajin dalam
belajar dan membaca berbagai informasi baru tentang obat- obatan.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo Robert. 1994. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta : EGC
Hamid, A.Y.S. 1996. Komunikasi Terapeutik. jakarta: tidak dipublikasikan.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan , Jakarta : EGC