Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam dewasa ini seiring perkembangan zaman yang semakin maju secara pesat,
sumber daya manusia ( SDM ) dituntut bukan hanya untuk sebatas bekerja dan bekerja
tanpa menghiraukan kualitas mutu yang berkesinambungan sehingga menyebabkan
terjadinya krisis kreatifitas, krisis loyalitas, dan krisis intelektualitas dalam kurun waktu
tidak ditentukan kedepannya, yang penting mereka melaksanakan tugas dan kewajiban
tanpa ada upaya untuk mengembangkan.
Oleh sebab itu, informasi, teknologi, dan komunikasi sebaiknya digunakan semaksimal
mungkin untuk melatih diri dan mengasah secara trampil baik keterampilan intelektual
maupun keterampilan motorik ( daya gerak ). Sehingga lebih mudah untuk bisa
berinovatif secara kreatif dan kritis dalam menjawab tantangan serta rintangan sebagai
lahan untuk terus berkembang secara professional baik dari peran SDM maupun institusi
yang dikelola.
Namun hal itu, institusi yang berkualitas serta dukungan SDM yang profesisional adalah
adanya dalang atau peran aktif seorang pemimpin yang memiliki seni kepekaan terhadap
beberapa persoalan baik eksternal maupun internal, sehingga akan memberi nilai positif
terhadap kepuasan bagi para konsumen.
Berangkat dari itu, perlu adanya sebuah analysis jobs dari masing masing tugas setiap
karyawan atau manajer sebagai bentuk komitmen mereka terhadap institusi atau organisasi
sesuai tujuan yang akan dicapainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud job Analysis ( Analisis Pekerjaan ) ?
2. Apa saja langkah-langkah dalam Analisis pekerjaan ?
3. apa manfaat dari Analisis Pekerjaan terhadap organisasi ?
BAB II
Pembahasan
dilaksanakan
Mengetahui kapan pekerjaan harus selesai dilaksanakan
Mengetahui dimana pekejaan tersebut dilaksanakan
Mengetahui bagaimana pelaksaan pekerjaan tersebut
Mengetahui alasan mengapa pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
Mengetahui persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki
untuk
pekerjaan,
kewajiban
kewajiban
pekerjaan,
dan
10. Safety
Safety sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih di arahkan
pada identifikasi dan peniadaan prilaku-prilaku kerja yang tidak aman,
kondisi-kondisi fisik, dan kondisi-kondisi lingkungan.
11. Human Resource Planning
Human resource planning meliputi kegiatan-kegiatan antisipatif dan
reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan bahwa organisasi
tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada
tempat yang tepat, waktu yang tepat, pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
yang
memaksimalkan
tujuan-tujuan
pelayanan
melalui
mana
2.1.2
2.1.3
Aktivitas Kerja
Aktivitas Berorientasi Karyawan
Mesin, perkakas, peralatan, dan alat bantu kerja yang digunakan
Hal Berwujud dan Tidak Berwujud yang Berhubungan dengan Jabatan
Hasil Kerja
Konteks Jabatan
Persyaratan Pribadi untuk Jabatan
observasinya.
Wawancara
Pemahaman mengenai pekerjaan juga dapat diperoleh dengan cara
mewawancari karyawan dan supervisor. Biasanyanya analisis mewawancarai
karyawan dahulu untuk membantunya mendeskripsikan tugas-tugas yang
dikerjakan..
Catatan Karyawan
Dalam beberapa kasus, informasi analisis pekerjaan dikumpulkan dengan
meminta para karyawan mendeskripsikan aktivitas kerja meeka sehari-hari
Disamping itu terdapat pula metode-metode lain yang tersedia untuk Menjalankan
Analisis Pekerjaan :
Departement of Labor Job Analysis Schedule
U.S Departemen menciptakan sebuah metode untuk meneliti pekerjaan-
dan organisasi. Pendekatan ini merupakan modifikasi dari job analysis schedule.
Position Analysis Questionnaire
Position Analysis Questionnare (PAQ) adalah kuesioner analisis pekerjaan
terstruktur yang menggunakan pendekatan daftar periksa (checklist) untuk
melapor
Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan
Muatan-muatan
deskripsi
pekerjaan
bervariasi,
tergantung
pada
tujuan
2.6.
2.7.
b. Equal Pay Act : jika pekerjaan-pekerjaan tidak berbeda secar substansial, para
karyawan yang menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus menerima bayaran
yang sama.
c. Civil Rights Act : Manajemen sumber daya manusia memberi fokus pada analisis
pekerjaan karena metode seleksi harus secara jelas terkait dengan pekerjaan (job
related)
d. Safety and Health Act : deskripsi pekerjaan harus merinci unsur0unsur pekerjan
yang membahayakan kesehatan atau dianggap tidak layak atau tidak pantas oleh
mayoritas populasi.
e. Americans with Disbility Act : para pemberi kerja wajib memberikan akomodasi
yang layak kepada para karyawan dengan kecacatan.
2.8.
menentukan tujuan dan sasaran organisasi serta bagaimana tujuan dan sasaran tersebut
dicapai.
Perencanaan stratejik di semua level organisasi dapat dibagi menjadi empat
langkah, seperti pada gambar di bawah :
PENENTUAN MISI
Memutuskan apa yang ingin dicapai (tujuan)
menentukan prinsip-prinsip yang akan memandu upaya
tersebut
PENILAIAN LINGKUNGAN
Eksternal : Menentukan kondisi, ancaman, dan peluang
eksternal
Internal : Menentukan kompetensi, kekuatan dan kelemahan
dalam organisasi
PENETAPAN TUJUAN
Menantang tapi dapat dicapai
Dapat diukur
Spesifik waktunya
Terdokumentasi (tertulis)
2.9.
10
2. Apa yang akan terjadi jika pabrik menggunakan dua shift? Tiga shift?
Tujuan dari model adalah untuk memungkinkan para manajer memperoleh
wawasan yang cukup mendalam atas masalah tertentu sebelum mengambil
keputusan yang sesungguhnya.
2.11
jumlah karyawan yang dibutuhkan dari dalam perusahaan , dari luar organisasi, atau
dari kombinasi kedua sumber tersebut. Kemungkinan lainnya adalah bahwa
keterampilan yang dibutuhkan tidak langsung tersedia dari sumber yang ada.
2.12.
Penggunaan Basis Data SDM
Kemajuan teknologi telah menciptakan cara-cara mengelola
dan
menganalisis informasi. Basis data saat ini mencakup informasi mengenai seluruh
karyawan manajerial dan non-manajerial. Workforce manajemen initiatives IBM
melibatkan penyusunan profil keterampilan dan latar belakang setiap karyawan
sehingga, misalnya para konsultan di Bussines Consulting Service-nya dapat
dikerjakan lebih efisien. Informasi yang dapat ditampilkan pada basis data tersebut
meliputi hal hal sebagai berikut :
Riwayat dan pengalaman kerja
Keterampilan dan pengetahuan khusus
Lisensi atau sertifikat yang dimiliki
Pelatihan yang telah diselesaikan dalam organisasi
Latar belakang pendidikan
Hasil penilaian kinerja terdahulu
Penilaian atas kekuatan dan kelemahan
Kebutuhan pengembangan
Potensi promosi saat ini, dan dengan pengembangan lebih lanjut
Kinerja pekerjaan saat ini
Bidang spesialisasi
Preferensi pekerjaan
Preferensi geografis
Sasaran dan aspirasi karier
Perkiraan tanggal pensiun
Riwayat pribadi, termasuk penilaian psikologis
2.13.
Ramalan Kekurangan Karyawan
Ketika organisasi organisasi menhadapi kekurangan karyawan, oraganisasi
tersebut harus mengitensifkan upayanya merekrut karyawan untuk memenuhi
kebutuhannya. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan akan didiskusikan
a
berikut ini :
Perekrutan Kreatif
12
pengasuhan anak.
Program Pelatihan
Program-program
pelatihan
khusus
mungkin
diperlukan
untuk
mempersiapkan orang orang yang tadinya belum mampu bekerja agar dapat
mengisi posisi posisi dalam perusahaan. Pendidikan susulan dan pelatihan
keterampilan adalah dua jenis program yang bisa membantu menarik orang orang
d
ke perusahaan tertentu.
Standar Seleksi Berbeda
Kriteria seleksi yang menyaring para karyawan tertentu mungkin harus
sudah disesuaikan untuk memastikan bahwa cukup banyak orang tersedia untuk
mengisi pekerjaan. Alih alih menuntut pengalaman kerja, perusahaan mungkin
ingin mempekerjakan karyawan tanpa pengalaman dan melatih orang tersebut
menjalankan pekerjaannya.
2.14.
yakin
bahwa
mereka
tinggal
menunggu
giliran
untuk
diberhentikan.
Loyalitas karyawan seringkali berkurang secara signifikan.
Memori institusional (bagaimana organisasi menampilkan dirinya kepada
para pelanggan dalam semua bisnis mereka) atau budaya peruahaan telah
hilang.
Para karyawan yang bertahan akan dituntu melakukan lebih banyak hal.
b Outplacement
Sebuah prosedur di mana para karyawan yang diberhentikan diberi
bantuan
untuk
menemukan
pekerjaan
di
tempat
lain.
Melalui
2.16.
sukses.
Pengembangan rencana tindakan pribadi dan dukungan berkelanjutan.
Program Suksesi
Program suksesi (succession planning) adalah proses untuk memastikan
bahwa orang-orang yang memenuhi syarat telah tersedia untuk mengisi posisiposisi manajerial kunci begitu posisi-posisi tersebut lowong. Definisi ini
mencakup kematian, pengunduran diri, pemberhentian yang tidak direncanakan,
atau pensiun yang telah tiba saatnya dari para pejabat perusahaan. Tujuan program
suksesi:
Membantu memastikan transisi yang lancar,
Efisiensi operasi.
2.17.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia (human resource information
system / HRIS), merupakan semua pendekatan terorganisasi untuk memperoleh
informasi yang relevan dan tepat waktu yang digunakan sebagai dasar-dasar
keputusan sumber daya manusia. Sistem informasi tersebut harus bersifat cost
effective. Sebuah HRIS harus dirancang untuk memberikan informasi yang:
Tepat waktu
Akurat
Ringkas
Relevan
Lengkap
Semua karakteristik di atas harus ada agar meningkatkan kemudahan dan
ketepatan dalam proses pengambilan keputusan.
2.18.
Employee Self-Service
Employee self-service (ESS) terdiri
atas
proses-proses
yang
15
2.19.
Manager Self-Service
Manager self-service merupakan penggunaan perangkat lunak dan jaringan
16
7. Konseling, sebagai sarana untuk pemberian konsultasi, baik yang belum ataupun
yang sudah bekerja, mekipun tidak sesuai dengan jabatan yang sekarang.
17