Anda di halaman 1dari 15

SANCHIA JANITA LBM 1

STEP 7
1. Jelaskan anatomi sistem penglihatan !
GAMBAR
2. Jelaskan histologi sistem penglihatan !

Kelenjar lakrimalis
-

Kelenjar asini
Bentuk dan ukuran bervariasi, mirip jenis serosa tapi lumennya besar.
Ada yang menampakkan kantung2 tak teratur dengan sel di dalamnya.

SANCHIA JANITA LBM 1


Sel2 asinar lebih silindris daripada piramidal mengandung granul
-

sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas lemah.


Duktus eksekretorius intralobular
Saluran yang terletak di dalam sebuah lobus dan diantara kantung2
asini. Duktus intralobular yang kecil dilapisi epitel selapis kuboid atau
silindris. Duktus intralobular yang lebih besar terdiri dari dua lapis sel

silindris rendah atau epitel bertingkat semu.


Duktus interlobular
Saluran yang terletak diantara lobus dan diantara kantung2 asini.
Terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.
Sel mioepitel : mengelilingi tiap2 asini

Kornea
Epitel anterior
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.
Membran limitans anterior (membran BOWMAN)
Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.
Stroma kornea (substansia propria)
Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel yang

membentuk lamela tipis dan lapisan2 fibroblas gepeng bercabang yaitu


keratosit diantara serat kolagen.
Membran limitans posterior (membran DESCEMENT)
Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.
Endotel
Menutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel kuboid rendah.

Retina, koroid, dan sklera


Dinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina mengandung
sel sel reseptor fotosensitif. Di antara berkas kolagen terdapat anyaman
serat elastin halus. Fibroblast gepeng atau memanjang terdapat di seluruh
sclera dan melanosit terdapat di lap paling dalam
-

Lapisan koroid dan retina


Koroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap vaskuler, lap

koriokapiler dan membrane limitans transparan atau membran vitrea.


Lamina suprakoroid terdiri atas lamella serat serat kolagen halus,

anyaman serat elastin luas, fibroblast, dan banyak melanosit besar.


Lapisan vaskuler mengandung banyak pembuluh darah berukuran

sedang dan besar.


Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan lumen

besar di dalam stroma serat kolagen dan elastin halus.


Membrane vitrea bersebalahan dengan sel sel pigmen.
Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri dari sel
batang langsing dan sel kerucut yg lebih tebal. Kedua sel ini terdapat di

SANCHIA JANITA LBM 1


sebelah membrane limitan eksterna yg dibentuk oleh cabang cabang
sel neuroglia, yaitu sel sel muller.
(Atlas Histologi)

3. Jelaskan fisiologi sistem penglihatan !


Fungsi bagian mata

Ciri
-

Conjunctiva
o Bulbaris
o Papelbra menghinari trauma fisik dan kima
o Fornix
o Sclera memberi bentuk pada mata
o Cornea meneruska cahaya yang masuk
o Iris pigmentasi mata, mengatur besar kecilnya pupil
o Corpus ciliaris tempat menempelnya zonula ciliaris tempat fiksasi
lensa dan menghasilkan humor aquous
o Choroid nutrisi retina
o Pupil mengatur jumlah cahaya
o Lensa memfokuskan cahaya
o Retina menangkap cahaya yang masuk
Memproses cahaya (selnya cone (terang). Rodh (gelap))
Rod protein rhodopsin (isomer dari vit.a) cahaya lemah rhodopsin
terpisah dari vit.a cyclic Gmp active canal calcium impuls
Cone (menangkap warna dan sentral) protein yang bekerja (iodopsin
merah, biru, hijau) membedakan warna
o Humor vitreous media refrakta dan pembentuk bola mata
o Aquous humor tekanan intra okuler
mata sehat
Kedudukan bola mata simetris
Mata tidak bengkak merah atau benjolan
Kelopak mata dapat menutup semurna
Bagian kornea jernih
Mata dapat melihat tajam dan terang
Pupil hitam
Bagian mata putih halus selaput jernih
Kelopak mata terang
Mata bisa melihat seimbang antara kanan dan kiri

a fungsi mata (umum) : untuk melihat


b Fungsi bagian2 mata :
-

Konjungtiva

: palpebra, bulbaris, dan forniks

Palpebra

Sklera dan episklera : memberi bentuk pada mata

Kornea

: menghindari dari trauma fisik maupun kimia.


: meneruskan cahaya yang masuk ke bola mata

SANCHIA JANITA LBM 1


-

Iris

: memberi pigmentasi pada mata, mengatur besar kecilnya

pupil
-

Korpus siliaris

:tempat menempelnya zonula siliaris yang berfungsi

untuk fiksasi lensa, menghasilkan humor aquous


-

Koroid

Pupil

Lensa

: memberi nutrisi retina bagian luar


: mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
: memfokuskan cahaya yang masuk dan akomodasi

mata
-

Retina

Humor Vitreus : mediarefrakta, membentuk bola mata

Humor Aquous : mempengaruhi tekanan intra okuler

Mekanisme pergerakan bola mata

Otot ekstrinsik Bola mata


a M.rectus medius
b M.rectus superior
c M.rectus inferior
d M. Rectus lateralis
e M.obliqus inferior
f M.Oblique superior

: menangkap cahaya yang masuk melalui pupil

SANCHIA JANITA LBM 1


o mekanisme akomodasi
pada orang muda lensa terdiri dari kapsul elastik yg kuat dan berisi cairan
kental yg mengandung banyak protein dan serabut transparan. bila lensa
dalam keadaan relaksasi tanpa ada tarikan terhadap kapsul maka lensa
dianggap berbentuk hampir sferis. namun terdapat kira2 70 ligamen yang
sangat tidak elastis melekat disekeliling lensa menarik ke arah lingkar bola
mata . ligamen ini secara konstan diregangkan oleh perlekatannya ke badan
siliaris ke arah tepi anterior koroid retina. regagan ini menyebabkan lensa relatif
datar dalam keadaan istirahat.
tempat perlkatan lensa dibadan siliaris disebut otot siliaris. otot ini mempunyai
2 perangkat otot polos yaitu serabut meridional dan sirkular . serabut miridional
membentang sampai peralihan kornea sklera dr ligamen. kalao seranut
berkontraksi bagian perifer lgamen lensa tertarik ke depan dan bagian
medialnya ke arah kornea sehingga regangan lensa berkurang sebagian.
serabut sirkular tersusun melingkar sehingga saaat kontraksi terjadi gerak
seperti sfingter , jarak antar ligamen mendekat aehingga terjadi regangan dr
ligamen terhadap kapsul lensa berkurang.
kontraksi aeperangkat otot polos ini akan mengendurkan ligamen kapsul lensa
dan lensa cembung . otot siliaris relaksasi maka kekuatan lensa berkurang
menjadi kecil, bila otot siliaris kontraksi kuat , kekuatan lensa menjadi
maksimal.

pengaturan akomodasi melalui saraf


otot siliaris hampir seluruhnya diatur oleh saraf para simpatis.perangsangan
saraf para simoatis menimbulkan kontraksi otot siliaris , selanjutnya
mengendurkan ligamen lensa dan meningkatkan daya bias. dengan
meningkatnya daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding
waktu daya bias rendah. akibat dengan mendekatnya objek ke mata frekwensi
impuls para simpatasi ke otot siliaris secara progresif ditingkatkan agar ogjek
tetap tampak jelas

akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik yg secara otomatis


mengatur kekuatan fokal lensa untuk tingkat tajam penlihatan yg paling tinggi.
-

mata seakan3 mengubah jarak titik fiksasi , lensa selalu mengubah


kekuatnnya dalam arah yg sesuai untuk menapai fokus yg baru. lensa tidak
membut kesalahan dalam dan mengbah kekuatnya pada rah yg salah.
aberasi kromatik, dg demikian sinar cahaya difokuskan sedikit diposterior
sinar cahaya biru dr pada merah. mata dapt mendeteksi mana dr ke dua
type sinar yg dapat mendeteksi sinar lebih kuat atau lemah.
bila benda difiksasi pd objekdekat mata berkonvergensi saling maju.
korne fovea terletak pada lekukan lubang paling dalam dr lainnya pada
retina maka kejelasan fokus pad fovea beda dengan sekitarnya.

SANCHIA JANITA LBM 1

tingkat akomodasi bergetar sedikit sepanjang waktu pada frekuensi


sampai 2 x per detik, bayangan jadi ebih jelas bila getaran lensa kuat
diubah dalam arah sesuai menjadi lemah bila kekuatan lensa dalam
arah yg salah.
o meknisme penghantar impuls saraf dalam proses penglihatan
setelah meningglakan retina impuls saraf berjalan ke belakang melalui
n.optikus. dikiasma optikus semua serabut dari bagian nasal retina
menyeberangi garis tengah tempat mereka berabung dengan serabut yg
berasaldari bagian temporal retina mata yg lain sehingga trebntuk traktus
oktikus. saraf dr trktus optikus bersinaps di nukleus genikulatu lateral dorsalis
dan dr sini serabut genikulokalkarina berjalan melalui radiasi optika menuju
korteks penglihatan primer yg berada di area kalkarian lobus oksipital.

penyatuan bayangan penglihtan dari kedua mata


bayangan penglihatan dalam kedua mata normal mengadakan fusi satu sama
lain pada titik yg berhubungan pada retina. korteks penglihatan berperan dalam
fusi.
titik yg berhubunagn dari kedua retina menjalarkan sinyal penglihatan ke
berbagai sel saraf dari korpus genikulatum lateral , dan sinyal ini sebaiknya
disiarkan kembali ke garis paralel saraf dalam korteks penglihatan. terjadi
interaksi antara garis sel saraf kortek . ini menyebabkan pola interferensi
dari eksitasi dalam beberapa sel saraf .

4. Jelaskan mekanisme melihat ( cara kerja lensa membuat fokus


benda)!
JELASKAN KERUSAKAN JALUR VISUS !!

SANCHIA JANITA LBM 1

SANCHIA JANITA LBM 1

5. Jelaskan mekanisme gerakan bola mata !


Mekanisme pergerakan bola mata
Otot ekstrinsik Bola mata
- M.rectus medius
- M.rectus superior
- M.rectus inferior
- M. Rectus lateralis
- M.obliqus inferior
- M.Oblique superior

SANCHIA JANITA LBM 1

6. Jelaskan mekanisme berkedip !

REFLEKSI CAHAYA PUPIL


Mata disinari oleh cahaya mengenai retina impuls berjalan melalui nervus
optikus menuju nukleus pretektalis terbentu impuls sekunder berjalan
menuju nukleus Edinger-Westphal kembali melalui saraf parasimpatis
pengkonstriksian sfingter iris. Pada keadaan gelap, refleks ini dihambat sehingga
mengakibatkan dilatasi pupil.
Fungsi refleks cahaya adalah membantu mata untuk beradaptasi secara sangat
cepat terhadap keadaan perubahan cahaya. Batas diameter pupil kira-kira 1,5 mm
pada yang kecil dan 8 mm pada yang besar. Oleh karena itu, disebabkan
terangnya cahaya akan meningkat perbandingan lurus dengan besarnya diameter
pupil, batas adaptasi terang dan gelap yang dapat ditimbulkan oleh refleks pupil
adalah sekitar 30 sampai 1 yaitu, mencapai 30 kali perubahan jumlah cahaya yang
memasuki mata.
SUMBER : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton dan Hall, Edisi 11,
Penerbit EGC. Halm 678-679.
REFLEKS KORNEA
Banyak sekali ilmuan mengemukakan teori mengenai mekanisme refleks kedip
seperti adanya pacemaker atau pusat kedip yang diregulasi globus palidus atau
adanya hubungan dengan sirkuit dopamin di hipotalamus. Pada penelitian Taylor
(1999) telah dibuktikan adanya hubungan langsung antara jumlah dopamin di
korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis dopamin D1
menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya
menyebabkan penurunan refleks kedip mata. Refleks kedip mata dapat disebabkan
oleh hampir semua stimulus perifer, namun dua refleks fungsional yang signifikan
adalah (Encyclopdia Britannica, 2007):
(1) Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan konjungtiva yang
disebut refleks kedip sensoris atau refleks kornea. Refleks ini berlangsung cepat
yaitu 0,1 detik.

SANCHIA JANITA LBM 1


(2) Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip
optikus. Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.
Ritme Normal Kedipan Mata
Pada keadaan terbangun, mata mengedip secara reguler dengan interval dua
sampai sepuluh detik dengan lama kedip selama 0,3-0,4 detik. Hal ini merupakan
suatu mekanisme untuk mempertahankan kontinuitas film prekorneal dengan cara
menyebabkan sekresi air mata ke kornea. Selain itu, mengedip dapat
membersihkan debris dari permukaan okuler. Sebagai tambahan, mengedip dapat
mendistribusikan musin yang dihasilkan sel goblet dan meningkatkan ketebalan
lapisan lipid (McMonnies, 2007). Iwanami (2007) mengemukakan bahwa muskulus
Riolan dan muskulus intertarsal dipercaya berhubungan dengan sekresi kelenjar
meibom.
Menurut Hollan (1972), frekuensi mengedip berhubungan dengan status mental
dan juga diregulasi oleh proses kognitif. Kara Wallace (2006) pada Biennial
International Conference on Infant Studies XVth di Jepang (Abelson, 2007)
menyatakan bahwa berbicara, menghapal, dan perhitungan mental (mental
arithmatic) dihubungkan dengan peningkatan frekuensi mengedip. Sedangkan
melamun, mengarahkan perhatian dan mencari sumber stimulus diasosiasikan
dengan penurunan frekuensi mengedip mata. Namun, kedipan mata dapat
bervariasi pada setiap aktivitas seperti membaca, menggunakan komputer,
menonton televisi, mengendarai alat transportasi, dan memandang. Frekuensi
mengedip juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti keletihan, pengaruh
medikasi, stres dan keadaan afektif(Doughty, 2001).
SUMBER : Jurnal Universitas Sumatra Utara, di ambil pada tanggal 14 mei
2013
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter
%20II.pdf

7. Jelaskan pengeluaran air mata dan komponennya dan


fungsinya!
Air mata melewati empat proses yaitu produksi dari aparatus atau sistem sekretori lakrimalis,
distribusi oleh berkedip, evaporasi dari permukaan okular, dan drainase melalui aparatus atau sistem
ekskretori lakrimalis. Abnormalitas salah satu saja dari keempat proses ini dapat menyebabkan mata
kering (Kanski et al, 2011).
Aparatus atau sistem lakrimalis terdiri dari aparatus sekretori dan aparatus ekskretori (Kanski et al,
2011; Sullivan et al, 2004; AAO, 2007), yaitu :
1. Aparatus Sekretorius Lakrimalis.
Aparatus sekretorius lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimal utama, kelenjar lakrimal assesoris
(kelenjar Krausse dan Wolfring), glandula sebasea palpebra (kelenjar Meibom), dan sel-sel
goblet dari konjungtiva (musin). Sistem sekresi terdiri dari sekresi basal dan refleks sekresi.
Sekresi basal adalah sekresi air mata tanpa ada stimulus dari luar sedangkan refleks sekresi

SANCHIA JANITA LBM 1


terjadi hanya bila ada rangsangan eksternal (Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004; AAO,
2007).
2. Aparatus Ekskretorius Lakrimalis.
Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai dengan kecepatan penguapannya sehingga
hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi (Sullivan, 2004). Dari punkta, ekskresi air mata
akan masuk ke kanalikulus kemudian bermuara di sakus lakrimalis melalui ampula. Pada 90%
orang, kanalikulus superior dan inferior akan bergabung menjadi kanalikulus komunis sebeum
ditampung dalam sakus lakrimalis. Di kanalikulus, terdapat katup Rosenmuller yang berfungsi
untuk mencegah aliran balik air mata. Setelah ditampung di sakus lakrimalis, air mata akan
diekskresikan melalui duktus nasolakrimalis sepanjang 12-18 mm ke bagian akhir di meatus
inferior. Disini juga terdapat katup Hasner untuk mencegah aliran balik (Sullivan et al, 2004;
AOA, 2007).

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Lakrimalis (Wagner et al, 2006)

Mekanisme pengaliran air mata (mengapa saat membuka mata tidak tumpah
keluar)
Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi cornea dari kekeringan

dan untuk

membersihkan cornea. GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut atas lateral cavum orbita.
Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea akan mengalir
ke punctum lacrimalis canaliculi lacrimalis saccus lacrimalis ductus nasolacrimalis
meatus nasi inferior.
Tear film terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a

Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar Meibom yang
terdapat di palpebra superior dan inferior. Tebal lapisan ini 0,1 um

SANCHIA JANITA LBM 1


b

Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar Lakrimalis utama
dan kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7
um. Selain air sebagai komponen utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa,
oksigen, protein (termesuk imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.

Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet conjunctiva. Tebal
lapisan ini 0,02 0,05 um. Selain dihasilkan oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi
oleh epitel permukaan conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked
mucin. Sedangkan mucin yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-linked
mucin.

Fungsi air mata


sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan dan
sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim
sebagai pelicin pada waktu berkedip

8. Jelaskan pemeriksaan2 mata !


PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Anamnesis
keluhan utama : digolongkan menurut lama, frekuensi, intermitensi dan cepat timbulnya.

Lokasi, berat dan keadaan lingkungan.


Riwayat kesehatan lalu
1. berpusat pada kesehatan umum
2. penyakit sistemik
3. gg vaskuler yang biasanya menyertai penyakit mata: diabetes dan hipertensi.
Riwayat keluarga
1. berhubungan dengan gg mata :
strabismus
glaucoma
katarak
masalah retina : degenerasi macula

PEMERIKSAAN OBYEKTIF
pemeriksaan visus
pemeriksaan fisik : untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.
1. adnexa (palpebra dan jaringan periokuler)
2. conjungtiva
3. cornea keratometer (alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan kornea
dalam 2 merisian yang terpisah 90 derajat)
fotokeratoskop alat yang menilai keseragaman dan ratanya permukaan dengan memantulkan
pola lingkaran konsentris ke atasnya.
Pachymeter mengukur ketebalan kornea sentral.
4. camera oculi anterior dengan gonioskopi, alat pemeriksaan anatomi kamera anterior
dengan pembesaran binokuler dan sebuah goniolens khusus.
5. pupil (simetris, ukuran, bentuk bulat atau tidak teratur, reaksi terhadap cahaya dan
akomodasi)
6. lensa
7. corpus vitreus
8. retina

SANCHIA JANITA LBM 1

motilitas mata mengevaluasi perpaduan kedua mata dan gerakannya, baik masingmasing sendiri (ductions) dan bersama (version).

Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

Pemeriksaan visus
Inspeksi, dengan urutan :
o Posisi bola mata
o Gerak bola mata
o Palpebra
o Silia
o Konjungtiva
o Sklera
o Kornea
o Camera Oculi Anterior (COA)
o Iris
o Pupil
o Lensa
o Korpus vitreum / badan kaca
o Retina

Peralatan yang dibutuhkan :


o Optotype
o Batere
o Lampu pijar 75 watt
o Lensa +20 dioptri
o Kaca pembesar
o Cermin cekung dengan lobang ditengahnya (skiaskop)
o Keratoskop placido
o Oftalmoskop

mengapa pd org tua u/ melihat dekat perlu kaca mata baca


karena dengan meningkatnya usia lensa akan semakin besar dan melebar serta kurang
elastik sebagian disebabkan oleh denaturasi protein, akibatnya kemampuan untuk
merubah bentuk akan berkurang secara progresif
2.

dinamika humor akuos (cairan air mata)


Humor Aquos terdapat di Camera Oculi Anterior ( COA )
Dihasilkan oleh korpus siliaris, dikumpulkan di COP, mengalir lewat
celah antara lensa dan iris (pupil) ke COA, keluar lewat trabekulum
terus ke kanalis Schlemm.
Pemeriksaan COA, yang dinilai :
* Kedalamannya (dg focal ilumination)
* Kejernihannya (melihat Tyndal effect)

SANCHIA JANITA LBM 1

Fungsi
Sebagai media refrakta
Bila keruh penglihatan kabur

Suplai nutrisi lensa dan kornea


Penentu tekanan bola mata
Bila tekanan bola mata naik disebut Glaukoma

(Buku Oftalmologi Umum, Vaugan)

9. Jelaskan mekanisme pertahanan mata !


10.
Jelaskan mekanisme membedakan warna !
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima
kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous
humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang
benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap
sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel
batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi
pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama
pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel
basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke
tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari,
maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan
waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu
adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel
konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel
konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik
jauh (punctum remotum).

11.
Jelaskan mekanisme penghantara saraf dalam visus
normal
12.
Apa saja media refrakta ?
13.
Bagaimana cara perawatan mata yg baik dan benar agar
dapat berfungsi dengan optimal ?
14.
Sistem refraksi , kelainannya, dan bagaimana
mengkoreksinya

SANCHIA JANITA LBM 1

Anda mungkin juga menyukai