TRAUMA MATA
BY ULIL ABSHOR
Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.
6. Persyarafan sensorik kelopak mata atas di dapatkan dari rumus frontal N. V, sedang kelopak bawah oleh cabang ke II syaraf v
Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di tempuro antero superior rongga orbita Sistem eksresi, yg terdiri dari pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal
2.
ANATOMI KONJUNGTIVA
Konjungtiva merupakan membran yg menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yg dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea Konjungtiva terdiri atas 3 bagian :
1.
Konjungtiva tarsal yg menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari skleradi bawahnya Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yg merupakan tempat peralihan konjungtiva asal dengan konjungtiva bulbi
2.
3.
ANATOMI KORNEA
Kornea adalah selaput bening mata terdiri atas lapis :
1. 2. 3. 4. 5.
Kornea dipersyarafi oleh banyak syaraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar , saraf ke v.
UVEA
Persyarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yg terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, yg menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu
1.
Saraf sensoris yg berasal dari nasosiliar yg mengandung serabut saraf sensoris untuk kornea, iris dan badan siliar Saraf simpatis yg membuat pupil berdilatasi, yg berasal dari saraf simpatis yg melingkari a. karotis, mempersyarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil Akar saraf motor yg akan memberikan saraf para simpatis untuk mengecilkan pupil.
2.
3.
RETINA
Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yg mengandung reseptor yg menerima rangsangan cahaya Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina dan terdiri atas lapisan:
1. 2.
Lapisan fotoreseptor 1, terdiria tas sel batang Membran limitan eksterna yg merupakan membran ilusi
3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
RONGGA ORBITA
Adalah rongga yg berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yg membentuk dinding orbita yaitu: lakrimal, etmoid,sfenoid, frontal dan dasar orbita yg terutama terdiri atas tulang maksila bersama sama tulang palatinum dan jigomastikus Dinding orbita terdiri atas tulang:
1. 2.
: os frontal
Lateral sfenoid
Inferior Nasal
3. 4.
Foramen optik terletak pada apex rongga orbita, dilalui oleh saraf optik, arteri, vena dan saraf simpatik yg berasal dari plexus karotid
HISTOLOGI
1.
Mata terbungkus oleh 3 lapisan luar : - Sklera bagian putih mata dan sebuah lapisan jaringan ikat protektif yang kuat disebelah luar yang berfungsi sebagian besar melapisi bola mata dan dibagian anterior membentuk kornea. - Kornea Merupakan tempat lewatnya berkas-berkas cahaya ke interior mata. Koroid/badan siliaris/iris koroidsangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah ke lapisan epitel,untuk memberi makan retina.Lapisan koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi untuk membentuk badan (korpus ) siliaris, mengandung srabut otot yang menyebabkan kontraksi dan relaksasi zonula lensa yang berperan menjaga tekanan intra okuler(TIO) dengan mensekresi humor equeus(TIO normal 12-21 mmhg)dan iris(mempunyai warna khas pada mata,pupil akan beradaptasi dengan cahaya dengan berkontraksi dan relaksasi). Retina Mengandung : - Sel batang Fotoreseptor dilapisan paling luar retina,bertanggung jawab untuk penglihatan dengan sensitivitas tinggi,hitam putih,dan penglihatan malam. - Sel kerucut Fotoreseptor di bagian paling luar retina, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.Seperti dinding hitam di studio foto, pigmen dikoroid dan retina menyerap cahaya setelah cahaya mengenai retina untuk mencegah pemantulan atau penghamburan cahaya dalam mata dan bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan,penglihatan warna dan penglihatan siang hari. Asupan darah ke makula secara ekslusive melalui koroid
2.
3.
JARAS PENGLIHATAN
Impuls Retina nervus optikus kiasma optikum
traktus optikum nukleus genikulatum lateral dorsalis Traktus genikulokalkarina
Ulil Amri Present
MEKANISME AKOMODASI
Objek mendekat ke arah mata
Ulil Amri Present
Frekuensi impuls parasimpatis ke otot siliaris Kontraksi otot siliaris Mengendurkan ligamen & daya bias
Diatur oleh saraf parasimpatis. Sewaktu otot siliaris melemas ligamentum suspensorium menjadi tegang, menimbulkan peregangan pada lensa, sehingga lensa menjadi datar dan lemah. Sewaktu otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium melemas dan tegangan pada lensa berkurang. Lensa dapat memulihkan bentuknya yang lebih bulat karena sifat elastisitasnya.
Saluran Na+ di segmen luar terbuka Depolarisasi membran Membuka saluran Ca2+ di terminal sinaps Pengeluaran zat perantara inhibitorik Neuron bipolar dihambat Tidak terjadi potensial aksi di sel ganglion Tidak terjadi perambatan potensial aksi ke korteks penglihatan
Cahaya
Fotopigmen
DEFINISI Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. rauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.
GEJALA
Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma. Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman. Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan menetap. Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan mata/ kornea secara perlahanlahan.
PENANGANAN
Penderita secepatnya harus dikirim ke RS yang ada dokter spesialis mata. Sebaiknya jangan lebih dari 6 jam setelah terjadi trauma untuk menghindari terjadinya infeksi. Trauma tumpul cukup dibebat dengan plester, jika ada beri salep mata antibiotik Trauma tajam dengan perlukaan dimata jangan memberi pengobatan dalam bentuk apapun. Sebaiknya mata dibebat dengan plester. Pada umumnya perlu dilakukan operasi segera dengan pembiusan umum maka penderita langsung dipuasakan. Trauma Khemis baik asam maupun basa sebaiknya secepatnya diguyur dengan air mengalir sebanyakbanyaknya kemudian diberi salep mata dan dibebat dengan plester secepatnya dikirm ke RS yang ada dokter spesialis mata.
DIAGNOSA
Diagnosa dapat ditegakgan setelah diketahui penyebab trauma Setalah diketahui penyebab trauma mata, maka dapat dilakukan pemeriksaan secara fisik yaitu mengamati bagian ynag terkena trauma
PENATALAKSANAAN
Ada beberapa jenis penatalaksanaan tergantung dari trauma mata yang dialami, antara lain ; Trauma tumpul cukup dibebat dengan plester, jika ada beri salep mata antibiotik Trauma tajam dengan perlukaan dimata jangan memberi pengobatan dalam bentuk apapun. Sebaiknya mata dibebat dengan plester. Pada umumnya perlu dilakukan operasi segera dengan pembiusan umum maka penderita langsung dipuasakan. Trauma Khemis baik asam maupun basa sebaiknya secepatnya diguyur dengan air mengalir sebanyak-banyaknya kemudian diberi salep mata dan dibebat dengan plester secepatnya dikirm ke RS yang ada dokter spesialis mata. Penderita secepatnya harus dikirim ke RS yang ada dokter spesialis mata. Sebaiknya jangan lebih dari 6 jam setelah terjadi trauma untuk menghindari terjadinya infeksi.