Kelompok:
Fajar Hani P
105070400111048
Aditya Budiyanto
105070407111018
Rizky Dini N
105070401111006
Riskha Arvia
115070400111017
Zulkarnain
115070400111019
Flavia Vonny
115070400111050
Dhuhita A Sativia
115070407111013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan pendidikan profesi dokter gigi di Rumah Sakit Umum Daerah
Pare Kabupaten Kediri dengan Judul PROFIL RUMAH SAKIT DI RSUD KABUPATEN
KEDIRI.
Dalam penyusunan laporan ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan,
dukungan, kritik serta saran sehingga penulis dalam menyelesaikan laporan ini, untuk
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Brawijaya
Malang.
2. Dr. drg. M. Chair Effendi, SU,Sp.KGA, selaku ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
3. dr. Binti Ratna Khomsiyatin, drg. Trining Widodorini, M.Kes; selaku
pembimbing kami yang telah memberikan arahan, bimbingan, masukan,
dan saran dalam menyusun laporan kegiatan ini
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kami dalam menyusun laporan ini
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Semoga laporan ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi pembaca. Amin
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3
Tujuan Penulisan.............................................................................................3
1.3.1
Tujuan Umum...........................................................................................3
1.3.2
Tujuan Khusus..........................................................................................3
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.3
2.4
2.5
2.5.1
2.5.2
2.5.3
Komite Medik..........................................................................................13
2.5.4
2.5.5
2.5.6
2.5.7
iii
2.5.8
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
Tujuan.....................................................................................................21
3.1.5
3.1.6
Struktur Organisasi.................................................................................22
3.2
3.3
3.4
3.5
Pelayanan Unggulan.....................................................................................25
3.6
3.7
3.8
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................................30
4.1
4.2
4.3
4.4
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................................52
5.1
Kesimpulan....................................................................................................52
5.2
Saran............................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................54
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu organisasi dengan tenaga medis profesional
tujuan dan sasaran strategis. Visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita
atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan
atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan mengenai yang harus
dilakukan dari organisasi atau perusahaan (Wibisono, 2006). Misi adalah pernyataan
yang memberikan keberadaan organisasi, mengungkapkan siapa dan apa yang
dilakukan organisasi, memberikan informasi bagaimana visi akan diwujudkan,
menjelaskan kebutuhan dasar yang akan dipenuhi dan mengekspresikan nilai-nilai inti
dari organisasi.
Rumah Sakit Daerah mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara
berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Rumah Sakit dapat melaksanakan tugasnya apabila terbentuk
suatu organisasi yang terstruktur. Pemahaman atas budaya organisasi merupakan
sarana terbaik bagi rumah sakit untuk dapat memahami sumber daya manusia dari
berbagai profesi di dalam rumah sakit karena budaya organisasi merupakan organisasi
merupakan ketentuan aturan dan norma yang tidak tertulis yang menjadi standar
perilaku yang dapat diterima dengan baik oleh anggota organisasi (Sunarto, 2004).
Organisasi dan tata kerja memiliki hubungan timbal balik, dengan adanya tata
kerja dalam organisasi maka proses kegiatan dapat menyusun perencanaan kerja
dengan lebih terkoordinir. Tata Kerja menjelaskan bagaimana proses sebuah kegiatan
harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penyusunan visi dan misi
yang tepat bagi instansi yang akan menjadi akselerator kegiatan yang meliputi
perencanaan strategik, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja,
pengukuran kinerja dan evaluasi pengukuran kinerja yang diintegrasikan secara
sinergik bagi pengembangan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit menuju masa
depan yang lebih baik.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil, organisasi dan tata kerja RSUD Pare Kabupaten Kediri?
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui profil, organisasi dan tata kerja RSUD Pare Kabupaten Kediri.
1.3.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tujuan Khusus
Mengetahui visi dan misi RSUD Pare Kabupaten Kediri.
Mengetahui moto dan ikon RSUD Pare Kabupaten Kediri.
Mengetahui cara penyusunan visi dan misi.
Mengetahui perbedaan tipe Rumah Sakit.
Mengetahui kedudukan Rumah Sakit.
Mengetahui organisasi Rumah Sakit
Mengetahui tata kerja Rumah Sakit (sistem rujukan).
Mengetahui alur kerja manajerial di Rumah Sakit.
Mengetahui sistem administrasi Rumah Sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
unsure penunjang Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Daerah dipimpin oleh seorang
Kepala dengan sebutan Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dan Rumah Sakit Daerah rujukan Propinsi
lintas Kabupaten/Kota dikelola oleh Propinsi.
2.2
dari
bidang/bagian
a. Masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi
d. Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3 sub-bagian
7. RSK Kelas B
a. Dipimpin oleh seorang Direktur
b. Direktur dibawahi oleh paling banyak 2 Wakil Direktur
c. Masing-masing Wadir terdiri paling banyak dari 2 Bidang/Bagian
d. Masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 Sie
e. Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3 Sub-Bagian
8. RSK Kelas C
a. Dipimpin oleh seorang kepala direktur
b. Direktur utama dibawahi oleh paling banyak 2 seksi dan 3 subbagian
dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan rumah
sakit.Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis komite ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit setelah mendapatkan persetujuan dari direktur jendral bina
pelayanan medik.
3. Instalasi
Instalasi adalah unit pelayanan non-struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan
kegiatan
pelayanan,
pendidikan
dan
penelitian
rumah
2.3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan
yang berbeda tingkatan, rujukan horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan. rujukan vertikal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang
lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Perujuk sebelum melakukan rujukan harus:
a. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien
sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan
keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan;
b. melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat
darurat; dan
c. membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima
rujukan.
Surat pengantar rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c
sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
b. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
yang telah dilakukan;
c. diagnosis kerja;
d. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e. tujuan rujukan; dan
f. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
2.4
satuan
organisasi
bertanggung
jawab
memimpin
dan
acuan bagi penyelesaian konflik rumah sakit antara pemillik, direktur rmah sakit dan
staf medis, dan untuk memenuhi persyaratn akreditasi rumah sakit. Adapun tujuan HBL
adalah dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur pemilik rumah sakit
atau yang mewakili, direktur rumah sakit dan tenaga medis sehingga penyelenggaraan
rumah sakit dapat efektif efisien dan berkualitas. Peraturan internal rumah sakit pada
tiap rumah sakit berbeda-beda, yang pada intinya mengatur hal-hal yang merupakan
konstitusi rumah sakit atau peraturan-perturan dasar rumah sakit (KepMenKes No.772
Tahun 2002).
Dalam menyusun Peraturan Internal Rumah Sakit, terdapat langkah-langkah
yang harus diperhatikan, yakni :
perundangan tersebut.
Peraturan internal untuk dilaksanakan bukan merupakan ideologi
Peraturan internal rumah sakit disusun untuk dilaksanakan karena merupakan
konstitusi rumah sakit, dan dalam menyelesaikan permasalahan/konflik intern
10
medis untuk mentaati dan menjalankan ketentuan-ketentuan etika profesi medis, etika
rumah sakit, hospital staff bylaws rumah sakit dan peraturan-peraturan pelaksana yang
ditetapkan berdasar medical staff bylaws ini.
Dalam penyusunan peraturan internal staf medis (Medical Staff byLaws),
berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan :
11
12
13
14
15
7. Adanya independensi dari Tim SPI, yang artinya bahwa Tim SPI berpihak pada
kebenaran faktual yang berdasarkan data dan fakta yang otentik, relevan dan
cukup.
8. Adanya aturan internal organisasi yang jelas yang mengatur tentang Tim SPI ini
yang diketahui dan disepakati oleh semua pihak di Rumah Sakit. Aturan ini
memuat tentang pengertian, ruang lingkup, dasar hukum, hak dan kewenangan
auditor, serta bentuk pertanggungjawabannya. Hal ini untuk menghindari salah
pengertian tentang keberadaan Tim SPI itu sendiri di Rumah Sakit.
wajib memiliki SIP. SIP Dokter dan Dokter Gigi diberikan paling banyak untuk 3 (tiga)
tempat praktik, baik pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah, swasta,
maupun praktik perorangan. SIP dapat berlaku dalam kabupaten/kota yang sama atau
berbeda di provinsi yang sama atau provinsi lain.
SIP dokter, SIP dokter gigi, SIP dokter spesialis, dan SIP dokter gigi spesialis
berlaku untuk 5 (lima) tahun. SIP berlaku sepanjang STR masih berlaku dan tempat
praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIP, dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persyaratan. Perpanjangan SIP harus sudah diajukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum
masa berlaku SIP berakhir. Dalam keadaan STR habis masa berlakunya, SIP dapat
diperpanjang apabila permohonan perpanjangan STR telah diproses yang dibuktikan
16
dengan tanda terima pengurusan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi dengan
masa berlaku paling lama 6 (enam) bulan.
Dokter
dan
Dokter
Gigi
yang
telah
memiliki
SIP berwenang
untuk
17
6.
7.
8.
9.
Surat perjanjian ini harus disertai tanda tangan kedua belah pihak dan saksi
untuk pengesahan.
18
BAB 3
ANALISIS PROFIL DAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
3.1
3.1.1
3.1.2
Masyarakat Di
Menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
yang
terbaik,
bermutu,
3.
3.1.3
Nilai Dasar
Keyakinan Dasar : Bekerja dengan giat, focus pada pelanggan, kerja sama
dan empati
3.1.4
Tujuan
19
1.
2.
20
3.1.6
Struktur Organisasi
PERDA KAB. KEDIRI
No: 33 th 2008
Tgl: 15 Okt 2008
Kelompok jabatan
Fungsional
Direktur
Wadir Pelayanan
Bag
Keuangan
Bag Umum
Bag Rencana
& RM
Bid
Pelayanan
SubBag
Anggar &
Verifikasi
SubBag
Tata Usaha
SubBag Rekam
Medis
Sie
Pelayanan
Medis
SubBag
Kepegawaian
SubBag
Perencanaan
Program &
Diklat
SubBag
Mobilisasi
Dana
SubBag
Bendahara
&
Akuntansi
SubBag
Rumah
Tangga
Sie
Penunjang
Medis
SubBag
Kehumasan,
Pemasaran &
PKRS
21
Bid
Keperawatan
Sie Pelayanan
Keperawatan
Sie Perbekalan
Kesehatan
3.2
: 30 orang
Dokter Umum
: 16 orang
Dokter Gigi
: 3 orang
Apoteker
: 5 orang
: 2 orang
Tenaga Paramedis
Paramedis Perawatan
: 224 orang
: 157 orang
22
3.3
Pavilliun : 28 TT
Kelas I
: 44 TT
Kelas II
: 73 TT
Kelas III
: 83 TT
R. Pavilliun (Ruang A, B, C)
R. Nusa Indah
R. Tanjung
R. Seruni
R. Flamboyan
R. Hemodialisis
R. Teratai
R. Cempaka
R. Cendana
R. IRD
R. Mawar
R. Rawat Gabung
R. ICU
R. Melati
R. Isolasi
3.4
23
Poliklinik Anak
Poliklinik Mata
Poliklinik THT
Poliklinik Penyakit
Poliklinik Anestesi
Poliklinik VCT
Poliklinik Orthodontia
Rawat Intensif
24
3.5
Pelayanan Unggulan
Hemodialisis (HD)
Bedah Plastik
Bedah Mulut
Orthodontia
Unit Stroke
Ponek
3.6
SKPD
NO
RUMUSAN
RUMAH
Jumlah
SAKIT
UMUM
SAT
kapasitastt
2013
2014
228
228
62.541
49.757
228
228
rawat inap
2
DAERAH
3
Jumlah
tempattt
tidur
4
103.666
93.973
422
346
663
581
dirujuk
6
48
25
jam perawatan
7
Jumlah
pasienPasien
14.717
11.836
pasienPasien
12.542
11.905
totalPasien
24.192
21.720
13
18
4,5
4,9
3,3
3,5
Jumlah
rawat IGD
Jumlah
kunjungan
pasien
baru
10
Jumlah
keluhanPasien
pasien
11
Jumlah
pasienPasien
meninggal
dalam
waktu
48 jam
Jumlah
pasienPasien
meninggal
dalam
waktu
48 jam
Jumlah pendapatanRp
40.697.217.202 70.434.913.904
fungsional RSUD
14
Jumlah
totalRp
belanja RSUD
26
41.617.870.843 80.415.643.313
3.7
N
TAHUN
O
2013
1
2014
228
RSUD
2
75,2
59,8
12,3
19,6
88.949
82.137
19,7
lain
5
663
581
25
9,8
12,45
2,5
64,5
51,9
78
83,6
45
49,1
68,38
131,34
27
3.8
28
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1
Visi berupa gambaran kondisi masa depan yang hendak diwujudkan sebagai hasil dari
suatu pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu yang hendak diciptakan yang
bekum pernah ada sebelumnya, suatu keasaan yang hendak duwujudkan yang belum
pernah dialami sebelumnya. Setelah suatu organisasi memilih jalan yang akan
ditempuh untuk menuju masa depan (misi), organisasi tersebut perlu menggambarkan
kondisi masa depan yang hendak diwujudkan. Perumusan misi adalah suatu usaha
untuk menyusun peta perjalanan (Mulyadi, 2007).
Ada 4 Proses perumusan visi yaitu:
1.
2.
Identifikasi
trend
sosial,
ekonomi,
politik,
dan
teknologi
yang
akan
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
29
Jansen Sinamo (2005) memberikan kriteria mengenai kriteria visi dan misi yang
hidup dan efektif:
1.
Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan organisasi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4.2
30
31
32
Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri.
Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi standar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jumlah tempat tidur minimal 400 buah.
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
Struktur organisasi yang ada minimal terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan , unsur keperawatan, unsur penunjang ,
komite , satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
Tata laksana rumah sakit meliputi tatalaksana organisasi, standar pelayanan,
standar operasional prosedur (SOP), Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS), Hospital by laws dan Medical Staff by laws
33
34
Pemulasaraan
Jenazah,
Pemadam
pelayanan.
Pada Pelayanan Medis Dasar minimal harus ada 12 (dua belas) orang dokter
tenaga tetap.
Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan
35
Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi standar sesuai
Penunjang Medis.
Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C meliputi
Pelayanan Medis Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medis
Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medis, Pelayanan Medis
36
Keluarga Berencana.
Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat
24 (dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan
pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan
(satu) pelayanan.
Pelayanan Spesialis
Penunjang
Medis
terdiri
dari
Pelayanan
asuhan
pelayanan.
Pada Pelayanan Medis Dasar minimal harus ada 9 orang dokter umum dan 2
37
Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur rumah sakit umum Kelas C
adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di
Rumah Sakit.
Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.
Sarana Prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri.
Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
Peralatan radiologi harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Jumlah tempat tidur minimal 100 (seratus) buah. Administrasi dan manajemen
keuangan.
Tata laksana sebagai syarat rumah sakit umum Kelas C meliputi tatalaksana
organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMS) dan Hospital by laws dan Medical
Staff by laws.
4. Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah Sakit Umum Kelas D adalah Rumah Sakit yang hanya mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan dasar. Adapun syarat yang harus dipenuhi
untuk membangun Rumah Sakit Umum kelas D yaitu sebagai berikut:
Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
38
pelayanan.
Pada Pelayanan Medis Dasar minimal harus ada 4 (empat) orang dokter umum
Menteri.
Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
Peralatan radiologi harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah.
39
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri
atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan , unsure
keperawatan, unsur penunjang , komite , satuan pemeriksaan internal, serta
40
Adapun tabel perbedaan dari masing masing tipe rumah sakit sebagai berikut:
No
Kriteria
Persyaratan
Minimal Pelayanan
Medis Spesialis
Dasar
Minimal Pelayanan
Spesialis
Penunjang Medis
Minimal Pelayanan
Medis Spesialis
Lain
Minimal Pelayanan
Medis Sub
Spesialis
Minimal Tenaga
Medis Tetap Pada
Pelayanan Medis
Dasar
Minimal Tenaga
Medis Tetap Pada
Pelayanan Medis
Spesialis Dasar
Minimal Tenaga
Medis Tetap Pada
Pelayanan
Spesialis
Penunjang Medis
Minimal Tenaga
Medis Tetap Pada
Pelayanan Medis
Spesialis Lain
Minimal Tenaga
Medis Tetap Pada
Pelayanan Medis
Sub Spesialis
Minimal Pelayanan
Medis Spesialis
Gigi Dan Mulut
Pelayanan Gawat
Darurat
Minimal Jumlah
Tempat Tidur
Perbandingan
tenaga
keperawatan dan
tempat tidur
Sarana Prasarana
4 Unit/Stase
4 Unit/Stase
4 Unit/Stase
2 Unit/Stase
5 Unit/Stase
4 Unit/Stase
4 Unit/Stase
2 Unit/Stase
12 Unit/Stase
8 Unit/ Stase
Tidak Harus
Ada
Tidak Harus
Ada
13 Unit/Stase
2 Unit/Stase
Tidak Harus
Ada
Tidak Harus
Ada
18 dokter
umum dan 4
dokter gigi
12 dokter
umum dan 3
dokter gigi
9 dokter
umum dan 2
dokter gigi
4 dokter
umum dan 1
dokter gigi
6 dokter
spesialis
(2 tenaga
tetap)
3 dokter
spesialis
(2 tenaga
tetap)
2 dokter
spesialis
(2 tenaga
tetap)
2 dokter
spesialis
(2 tenaga
tetap)
3 dokter
spesialis
(1 tenaga
tetap)
2 dokter
spesialis
(1 tenaga
tetap)
1 dokter
spesialis
(2 tenaga
tetap)
1 dokter
spesialis
(1 tenaga
tetap)
3 dokter
spesialis
(1 tenaga
tetap)
2 dokter
spesialis
(1 tenaga
tetap)
1 dokter
spesialis
(4 tenaga
tetap)
1 dokter
spesialis
(1 tenaga
tetap)
Tidak Harus
Ada
Tidak Harus
Ada
Tidak Harus
Ada
Tidak Harus
Ada
1 dokter gigi
spesialis
1 dokter gigi
spesialis
1 dokter gigi
spesialis
Tidak Harus
Ada
24 Jam
Setiap Hari
24 Jam
Setiap Hari
24 Jam
Setiap Hari
24 Jam
Setiap Hari
400
200
100
50
1:1
1:1
2:3
2:3
Memenuhi
Standar
Menteri
Memenuhi
Standar
Menteri
Memenuhi
Standar
Menteri
Memenuhi
Standar
Menteri
41
Peralatan
Peralatan
Radiologi
Kedokteran Nuklir
Bidan
No
No
Memenuhi
Standar
Menteri
Memenuhi
Standar
Undang
Undang
Ada
Ada
Penunjang Klinik
Memenuhi
Standar
Menteri
Memenuhi
Standar
Undang
Undang
Ada
Ada
Memenuhi
Standar
Menteri
Memenuhi
Standar
Undang
Undang
Tidak Ada
Ada
Memenuhi
Standar
Menteri
Memenuhi
Standar
Undang
Undang
Tidak Ada
Ada
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Perawatan
Intensif
Pelayanan Darah
Instalasi Gizi
Farmasi
Sterilisasi
Instrumen
Rekam Medis
Penunjang Non
Klinik
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Pelayanan Laundry
Jasa Boga
Pemeliharaan
Fasilitas
Pengelolaan
Limbah
Gudang
Ambulance
Komunikasi
42
4.3
Kamar Jenazah
Pemadam
Kebakaran
Pengelolaan Gas
Medis
Penampungan Air
Bersih
43
44
melaksanakan
diagnosa,
pengobatan,
pencegahan
akibat
penyakit,
waktunya.
Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari
bawahan, wajib diolah dan dipergunakan seagai bahan untuk menyusun
f.
masing.
g. Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan lengkap
dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan organisasi lain
yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
h. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh
kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan
dan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat
berkala.
45
suatu
sistem
teknologi
informasi
komunikasi
yang
memproses
dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara
tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang
saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau
keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Pengaturan SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme,
kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit. Setiap Rumah Sakit wajib
menyelenggarakan SIMRS. Penyelenggaraan SIMRS dapat menggunakan aplikasi
dengan kode sumber terbuka (open source) yang disediakan oleh Kementerian
Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit.
Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS.
Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan harus mampu meningkatkan dan
mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi:
a) kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
46
b)
c)
d)
e)
BMN);
Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS);
Indonesia Case Base Groups (INACBGs);
aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah;
Dan sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
b.
c.
Selain
arsitektur,
Rumah
Sakit
dapat
mengembangkan
SIMRS
dengan
47
SIMRS harus dilakukan oleh unit kerja struktural atau fungsional di dalam organisasi
Rumah Sakit dengan sumber daya manusia yang kompeten dan terlatih.
a.
Struktur Organisasi
Rumah Sakit harus memiliki unit/instalasi informasi dan teknologi yang terdiri dari:
1. Kepala Instalasi SIMRS
2. Staf informasi dan teknologi Fungsional
b.
Sumber daya manusia informasi dan teknologi terdiri dari staf yang memiliki
kualifikasi dalam bidang:
1. Staf Analis System
2. Staf Programmer
3. Staf Hardware
4. Staff Maintenance Jaringan
c.
48
Dan juga
4.4
49
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. RSUD Kabupaten Kediri merupakan rumah sakit kelas B non pendidikan di
Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
2. Sistem manajemen yang digunakan di RSUD Kabupaten Kediri antara lain
manajemen di bagian keuangan, bagian umum, bagan rencan dan RM, bidang
pelayanan dan bidang keperawatan.
3. Sistem manajemen pada rumah sakit lebih kompleks dan lebih ketat karena
skala pelayanan dan tingkat pelayanan yang lebih besar dibanding puskesmas.
5.2
Saran
1. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana rumah sakit dilakukan secara
bertahap berdasarkan skala prioritas dan kemampuan keuangan rumah sakit,
untuk meningkatkan kinerja dan daya saing, sehingga rumah sakit menjadi
responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
2. Menambah jumlah sumber daya manusia dalam melakukan manajemen rumah
sakit supaya pelaksanaan manajemen rumah sakit dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
3. Menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang merupakan suatu
sistem teknologi informasi komunikasi sehingga dapat memperoleh informasi
secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari sistem informasi
kesehatan.
4. Meningkatkan kemampuan seluruh staff rumah sakit dalam melaksanakan
manajemen rumah sakit melalui bimbingan teknis dan diklat sehingga
pelaksanaan manajemen rumah sakit dapat berjalan secara maksimal dan
menyeluruh.
5. Khusus untuk Poli Gigi dan Bedah Mulut, diperlukan beberapa pembenahan
dan penambahan fasilitas, seperti pengadaan disposable box sebagai tempat
50
khusus untuk pembuangan spuit, scalpel, atau benda tajam lain yang terkena
cairan tubuh pasien, dan pembenahan dental unit karena ada dental unit yang
tidak berfungsi secara optimal. Dari segi ergonomis, Poli Bedah Mulut masih
kurang maksimal, karena dengan adanya beberapa mahasiswa profesi yang
menuntut ilmu, membuat ruangan poli menjadi penuh dan mobilitas pun
terbatas.
51
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 772/MENKES/SK/VI/2002
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital by Laws)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 631/MENKES/SK/IV/2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Laws) di
Rumah Sakit
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Andi
Mahasatya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional.
Peraturan MenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor: 755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
1045/MENKES/PER/XI/2006.
Pedoman
Jansen.
2005
Visi
dan
Misi;
Kekuatan
http://www.pembelajar.com
Sunarto. (2004). Manajemen Karyawan. Yogyakarta: Amus
Swantoro.2012. Perjanjian Kerja Dokter. https://www.scribd.com.
Wibisono, D. (2006). Manajemen Kinerja. Jakarta: Erlangga.
52
atau
Hiasan.