Purwati
Widia Musdalifah
Nurlaelah
Siti Umaroh
(13020160)
(13020162)
(13020140)
(13020146)
LEMBARAN PENGESAHAN
MAKALAH KONSENTRASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah konsentrasi
Akuntansi Manajemen
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
Purwati
Widia Musdalifah
Nurlaelah
Siti Umaroh
(13020160)
(13020162)
(13020140)
(13020146)
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Syafrudin,S.pd
Ir.H.Mo
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
proposal Evaluasi pembatasan jam lembur karyawan untuk meningkatkan
efisiensi pada PT. Multi Karya Usaha ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Dan juga penulis berterima kasih pada Bapak Roza Mulyadi, SE,
M. Akt Dosen mata kuliah Konsentrasi. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masala.............................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................3
1.3 Rumusan Masalah....................................................................4
1.4 Batasan Masalah.......................................................................4
1.4 Tujuan penulisan Masalah.......................................................5
BAB II..........................................................................................................6
2.1 Pengertian Akuntansi...............................................................6
2.2 Pengertian Penjadwalan...........................................................7
2.3 Penerapan...............................................................................11
BAB III.......................................................................................................16
3.1 Sejarah Perusahaan.................................................................16
3.2 Struktur Organi Sasi Perusahaan............................................16
3.4 Aktifitas Perusahaan...............................................................17
3.5 Pengertian Managemen.........................................................18
3.8 Penerapan...............................................................................27
BAB IV......................................................................................................33
4.1 Pengertian audit Internal........................................................33
4.2 Fungsi Audit Internal.............................................................33
4.3 Tujuan Dan Ruang Lingkum Audit Internal..........................35
4.4 Laporan Hasil Penelitian Internal...........................................37
4.5 Tahap Tahap Audit Internal...................................................39
BAB V........................................................................................................42
5.1 Difinisi Sistem Pemngendalian managenen...........................45
5.2 Perumusan Strategi.................................................................47
5.3 Emplementasi Strategi...........................................................58
5.4 Penerapan Sistem Pengendalian Managemen........................67
BAB VI......................................................................................................76
5.1 Kesimpulan............................................................................76
5.2 Saran.......................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................78
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini, kecepatan dan ketepatan dalam proses produksi sangat
penting sehingga order yang dipesan oleh konsumen dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan. Dengan adanya waktu lembur memang hal
itu dapat diatasi. Namun dengan meningkatnya waktu lembur melebihi perkiraan
juga akan merugikan pihak perusahaan. Pendapatan yang lebih yang harusnya
dapat diterima oleh perusahaan menjadi harus terkeluarkan untuk membayar upah
lembur perusahaan. Apalagi waktu lembur tersebut sudah melebihi perkiraan
perusahaan. Ini menjadikannya menjadi pengeluaran tak terduga. Pengeluaran tak
terduga ini merupakan hal yang harus tidak boleh terjadi dalam hal penganggaran
keuangan perusahaan. Olehkarena itu, perusahaan harus meminimalkan total
waktu proses produksi.
Pengurutan prioritas pekerjaan yang didahulukan dapat salah dan menjadi
penyebabmeningkatnya total waktu produksi. Sehingga dengan metode
penjadwalan Job yang baik, terutama dalam pengurutan pesanan-pesanan untuk
diproduksi maupun penjadwalan ke sumber daya atau mesin-mesin yang ada total
waktu proses produksi dapat diminimalkan. Olehkarena itu, perlu untuk
merencanakan dan membuat suatusistem penjadwalan produksi yang lebih baik
agar masalah-masalah tersebut dapat teratasi.
Dengan adanya perencanaan penjadwalan produksi yang baik maka waktu
lembur dapat diminimalkan. Karena itu perlu dipertimbangkan suatu sistem
pengendalian produksi yang dapat menunjang seluruh aktifitas produksi sebagai
salah satu langkah dalam proses pengambilan keputusan. Berpijak dari pemikiran
diatas, maka penelitian yang dilakukan pada PT. Multi Karya Usaha bertujuan
untuk evaluasi pembatasan jam lembur untuk efiesiensi dengan metode
penjadwalan Metode CDS (Campbell, Dudek, Smith) dan Metode NEH (Nawaz,
Enscore, dan Ham) di dalam perusahaan agar menjadi lebih baik, maka hal ini
dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan terutama dalam hal meningkatnya
keuangan perusahaan Terpenuhinya kebutuhan konsumen merupakan target utama
yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Untuk mencapai target tersebut, sering
diterapkan jam lembur agar jumlah permintaan tercapai. Untuk itu perusahaan
PT.MKU?
Apakah evaluasi pembatasan jam lembur dengan metode penjadwalan dapat
BAB II
AKUNTANSI MANAGERIAL
2.1 Pengertian Akuntansi
1
Lateness. Rumusnya adalah Ls = n (G j d j ) . Ketigabelas, Tardiness (Tj ) adalah
keterlambatan penyelesaian suatu pekerjaan hingga saat due date. Rumusnya
adalah Tj = max{0,Lj }. Keempatbelas, rata-rata Tardiness. Rumusnya adalah Ts =
1
n Tj .
dan a j (t) = d j t , di
mana Pj
Campbell, Dudek and Smith (CDS). Penjadwalan heuristic CDS adalah sebuah
metode penjadwalan pada mesin seri yang merupakan pendekatan dari Johnsons
rule. Heuristic ini menghasilkan urutan m 1 dan pilihan dengan makespan
terkecil (Ronald, 2003). Langkah-langkah penjadwalan heuristic CDS adalah (1)
Menentukan langkah alternatif yang akan diambil sebanyak jumlah mesin-1; (2)
Dari setiap langkah alternatif tersebut, kemudian dihitung waktu prosesnya untuk
t1 dan t2 ; (3) Dari semua pekerjaan yang akan dijadwalkan, tentukan waktu proses
terkecil dari masing-masing pekerjaan tersebut; (4) Seperti aturan Johnson s Rule,
tempatkan urutan pekerjaan dari sebelah kiri jika terdapat waktu proses terkecil
untuk mesin 1 (t1), dan jika waktu proses terkecil ada pada mesin 2 (t2 ), tempatkan
urutan pekerjaan dari sebelah kanan. Ulangi urutan yang disebutkan di atas jika
terdapat pekerjaan-pekerjaan baru yang akan dijadwalkan; (5) Buatlah rangkaian
urutan pekerjaannya di setiap alternatif yang ada; (6) Hitung total waktu
penyelesaian (makespan) di setiap alternatif yang ada; (7) Pilihlah urutan di salah
satu alternatif yang ada yang mempunyai makespan terkecil.
Kedua, Nawaz, Enscore, dan Ham (NEH) heuristic. Heuristic NEH
pertama kali digunakan dalam waktu proses untuk masing-masing job dan untuk
mengurangi waktu dari produksinya. Langkah-langkah dari heuristic NEH adalah
(1) Lakukan pengurutan job berdasarkan aturan SPT (Short Processing Time); (2)
Kemudian memulai dengan mencoba 2 urutan pertama tersebut (j1, j2) dan (j2,
j1). Hitung makespan dari kedua urutan tersebut dan pilih makespan terkecil
(misalnya j2, j1); (3) Perhitungan dilanjutkan berdasarkan job selanjutnya,
misalnya j3. hitung makespan dari ketiga urutan tersebut, yaitu (j3, j2,j1),
(j2,j3,j1), (j2,j1,j3) dan pilih urutan makespan terkecil; dan (4) Lakukan terus
perhitungan tersebut hingga didapatkan urutan dengan makespan terkecil.
2.3 PENERAPAN
1. Pengolahan Data
10
11
Dengan demikian, untuk metode penjadwalan NEH yang akan digunakan adalah
urutan B. Dengan urutan workorder sebagai berikut 14-7-15-11-5-13-6-4-2-3-101-12-8-9 (Tabel 2).
Tabel 2 Perbandingan Makespan antara Metode Heuristik dengan Cara Perusahaan
Metode
Prioritas Urutan
Makespa
Pekerjaan
Perusahaa 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-
n
291
n
CDS
11-12-13-14-15
11-14-12-13-15-7-5-6-
260
NEH
4-2-1-3-10-9-8
14-7-15-11-5-13-6-4-
252
2-3-10-1-12-8-9
Apabila waktu lembur diterapkan ke masing-masing metode, maka metode NEH
tidak memerlukan waktu lembur (di mana makespan setelah dikurangi waktu
lembur = 254).
Tabel 3 Makespan Setelah Digabungkan dengan Waktu Lembur
Makespa
Wakt
Metode
Makespa
n
u
Lemb
ur
(hari)
Waktu
Lembur
(hari
libur)
Wakt
u
n
Setelah
Lemb
dikuran
ur
gi
(jam)
Waktu
Perusahaa
291
37
Lembur
254
n
CDS
NEH
260
252
2
0
0
0
6
0
254
252
12
Metode CDS
Kelebihan waktu = 260 254 = 6 jam.
Lembur yang diperlukan (hari) = = 2 hari.
Metode NEH
Total waktu penyelesaian dapat diselesaikan tanpa perlu menerapkan lembur
lagi karena makespan yang dihasilkan sudah lebih kecil dari 254 jam.
Tabel 4 Perhitungan Total Biaya Pekerja
Wakt
Makesp
an
Juml
Meto
lemb
de
ur
dikurangi peker
(jam
waktu
)
Perusahaan
Setelah
Bia
lembur
37
254
UMR
ah
perbul
an
ja
29
pe
r
ja
m
Rp3,172,000,00
ya
254
29
Total
Biaya
Biay
Lemb
ur
Peke
rja
Rp 3,437,50
Rp3,172,000,00
Rp 57,225,43 Rp 26,980,162,57
13
Rp
- Rp 25,121,250,00
UMR perbulan
Biaya lembur perjam =
2
173
Rp3.72,000.00
=
2 = Rp11,537.57
173
UMR perbulan
Biaya perjam
=
308
Rp3.172,000.00
=
= Rp3,437.50
308
Metode perusahaan
Biaya lembur
Total biaya pekerja = (Jumlah pekerja Makespan stlh dikurangi waktu lembur
biaya perjam) + (Jumlah pekerja biaya lembur)
= (29 254 Rp 3,437.50) + (29
Rp 426,890.0) = Rp 37,700,435
Metode CDS
Biaya lembur
Total biaya
pekerja
biaya
perjam) + (Jumlah pekerja biaya lembur)
= (29 254 Rp 3,437.50) + (29 Rp 69,225.43)
= Rp 27,329,032
Metode NEH
Biaya lembur
14
Total biaya
pekerja
biaya
perjam) + (Jumlah pekerja biaya lembur)
= (29 252 Rp 3,437.50) + (29 Rp 0.00)
= Rp 25,121,250.00
BAB III
AKUTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
3.1 Sejarah Perusahaan
PT. Multi Karya Usaha didirikan pada tahun 2012 dan berlokasi di Jl.raya
serang Km.30,5 Balaraja Tangerang.PT.Multi Karya Usaha merupakan
perusahaan yang memproduksi aksesoris sepatu.Padaawalnya perusahaan ini
adalah anak cabang dari perusahaan PT.Asia dwimitra industi.Dan diberi nama
PT.Asia Dwimitra Indusri Gembong.
15
Pada tanggal 01 oktober 2010 resmi berdiri sendiri dan diberi nama
PT.Multi Karya Usaha (MKU).Dan dipimpin oleh bapak SamlUjun.
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam melaksanakan kerja praktek, penulis mengamati bahwa struktur
organisasi dari PT.Multi Karya Usaha adalah sebagai berikut, PT.Multi Karya
Usaha dipimpin oleh seorang Direksi yang disebut Store Manager (SM) yang
membawahi beberapa divisi. SM dibantu oleh beberapa Asistent Manager yang
disebut Division Manager (DM) sebagai kepala divisinya.DM mempunyai
struktur bawahan yang sama yaitu Departement Head (DH) yang dibantu oleh
Asistent DepartementHead (ADH) dan mempunyai bawahan yaitu Supervisor
(SPV) dan para staff. Setiap divisi mempunyai beberapa departemen yang
dipimpin oleh seorang DH yang dibantu oleh seorang ADH beserta seorang SPV
dan para staff. Berikut pembagian departemennya :
Divisi Hotpress
Divisi Socliner
Divisi Coolpress
Divisi Support
Perdepartemen
Perdepartemen
Perdepartemen
Perdepartemen
Press
Rolling
Cemical
Cutting
Coolpress
Utility
Stemping
Triming
IT
Grinding
Packing
16
Type Barang
Eva roll
Roll
Eva shett
Shett
Shockliner
Insole
17
18
Jika banyak yang disalurkan ke overhead idle time maka perlu melakukan
investigasi mengapa waktu kosong pekerja banyak sekali. Dan setelah melakukan
investigasi kita perlu membuat langkah-langkah agar karyawan lebih produktif
lagi.
19
laporan-laporan sebagai satu satuan usaha untuk kepentingan pihak internal dalam
rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
S.Munawir dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan dan
Manajemen, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan akuntansi manajemen
adalah sebagai berikut:
Akuntansi manajemen adalah proses dalam suatu organisasi untuk
menghasilkan informasi untuk digunakan manajemen dalam perencanaan,
implementasi, dan pengawasan aktivitas organisasi.
Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur Terhadap Karyawan
Seringkali kita menemukan fenomena, dan ini sangat mudah dijumpai di
Kota Batam khususnya, dimana orang/karyawan dalam perusahaan bekerja sangat
keras diluar kelaziman bahkan sampai pontang panting tidak karuan. Mereka
sudah tidak perduli lagi dengan waktu. Berangkat kerja pagi-pagi, kembali waktu
malam. Catatan lembur, untuk karyawan perusahaan misalnya, sudah tidak bisa
dihitung lagi. Bahkan tidak jarang, mereka juga terpaksa harus masuk disaat harihari besar. Waktu menjadi seolah-olah sangat sempit sementara beban tugas terus
semakin menumpuk dan permasalahan tidak selesai selesai. Begitu selesai
permasalahan yang satu, muncul permasalahan yang lain. Begitu selesai target
yang satu, muncul target yang lain seolah tanpa berkesudahan.
Berikut Dampak dari implementasi sistem kerja lembur (overtime) yang
dirangkum dari hasil interview dan jajak pendapat terhadap beberapa karyawan
(secara acak) yang bekerja pada perusahaan yang berbeda di Kota Batam, yakni:
A.
Dampak positif
Kata lembur memang sudah tidak asing lagi bagi para pekerja/karyawan
perusahaan, termasuk di Kota Batam.. Beberapa karyawan sangat suka mendapat
jatah lembur karena mereka bisa mencari penghasilan tambahan. Bahkan sekarang
ini eksistensi kerja lembur menjadi semacam komponen yang sangat dibutuhkan
oleh karyawan untuk menambah jumlah penghasilan. Dengan lembur, maka ada
20
baiknya kita bisa mendapatkan banyak sekali keuntungan. Selain uang yang
bertambah, kita juga bisa mendapatkan nilai positif dari atasan. Ini penting bagi
anda dan jenjang karir tentunya.Tetapi tidak bisa dipungkiri juga kalau lembur itu
adalah sesuatu hal yang sulit untuk dikerjakan. Banyak kendala yang harus kita
hadapi. Inilah lembur, antara suka dan tidak yang harus kita lalui ketika
menjalankan lembur.Lembur memang bisa sangat menarik karena kita tidak
perlu menghabiskan waktu di rumah hanya untuk bermalas-malasan.
Dampak positif dari sistem kerja lembur yang dirasakan karyawan, yakni:
1. Mendapatkan pemasukan tambahan
Dengan mengikuti lembur, maka kita bisa mendapatkan pemasukan tambahan. Ini
adalah hal utama dalam lembur. Jadi anda bisa menikmatinya nanti saat menerima
gaji anda.
2. Mendapatkan nilai lebih dari atasan
Dengan lembur, pastikan atasan anda tahu anda lembur. Hal ini sangat berguna
karena atasan pasti suka jika anda karyawan atau bawahannya bekerja lembur
apalagi hasilnya sama produktifnya.
Hal ini bisa memberikan anda nilai plus dan ini bagus bagi karir anda.
Dengan kerja lembur, maka anda akan mendapatkan pemasukan berlebih.
B.
Dampak Negatif
Bekerja lembur memang menghasilkan banyak keuntungan, dari pekerjaan
lebih efisien, bisa mendukung percepatan karier, hingga tambahan penghasilan.
Tapi tidak untuk aspek lain si pekerja/karyawan.
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari segi waktu, terdapat
pembagian waktu yang kurang proporsional. Dimana dengan kerja lembur
(overtime), secara otomatis porsi waktu terhadap pekerjaan di perusahaan lebih
banyak dari pada porsi waktu untuk pemenuhan kebutuhan lainnya.
21
Selain itu ada sisi psikologis yang perlu dicermati. Implikasinya sangat
kompleks dari mulai masalah pribadi, keluarga sampai pada masalah sosial. Dari
sisi pribadi misalnya, faktor gangguan kesehatan seperti stress, darah tinggi
bahkan stroke adalah hal yang kerap dijumpai akibat dari pola hidup yang
keluar dari jalur fitrahnya disamping pola makan yang buruk tentunya. Umur
muda bukan lagi jaminan untuk terhindar dari resiko penyakit-penyakit tersebut.
Dari sisi keluarga, waktu untuk berkumpul dengan istri dan anak-anak
menjadi dikorbankan. Hubungan antar anggota keluarga menjadi kurang solid dan
harmonis. Disamping itu kepedulian terhadap perkembangan anak-anak juga
seolah-olah terabaikan. Bahkan tidak jarang, banyak keluarga yang hancur
berantakan akibat masalah tersebut.
Secara sosial, mereka juga seringkali dipandang sebagai anggota
masyarakat yang tidak mau bersosialisasi di lingkungannya. Terlalu sibuk untuk
urusan sendiri menyebabkan kehilangan waktu untuk kumpul-kumpul atau bahkan
untuk sekedar menegur dan mengucapkan ucapan selamat kepada tetangganya
yang baru saja mendapat suka cita. Atau sekedar bertakziyah kepada sahabat dan
kerabat yang berduka cita.
Sikap hidup yang tidak ideal tersebut muncul karena kita seringkali
memiliki persepsi yang tidak proporsional terhadap lingkungan dimana kita
berada, kepada atasan kita, kepada kantor tempat kita bekerja, atau bahkan kepada
klien atau parter bisnis yang seharusnya dalam kendali kita. Kontrol kita serahkan
sepenuhnya kepada pihak luar. Atau bisa dikatakan kita seringkali hanya menjadi
sekedar objek bukannya sebagai subjek. Kita seringkali bukannya mengelola tapi
dikelola, bukannya mengatur tapi diatur, bukannya memanage tapi dimanage.
Kalau bukan dari mereka, rezeki saya dari mana? mereka berkilah. Karir adalah
segala-galanya seolah-olah mereka merasa tidak akan mencapai sukses apabila
tidak melakukan hal seperti tersebut diatas.Disini yang disoroti adalah sikap kita
terhadap lingkungan kita dan target-target itu. Selama kita masih bisa berjalan
diatas fitrah kemanusiaan kita baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat
22
serta bisa menikmati target dan beban kerja yang kita miliki maka itu bukanlah
menjadi persoalan. Menyusun skala prioritas adalah jawabannya.
Misalnya, apa yang akan kita katakan apabila ada rekan bisnis perusahaan
kita meminta bertemu diluar jam perusahaan atau diluar hari kerja? Apakah akan
kita setujui atau kita tolak. Tentunya ini sangat situasional karena tergantung dari
kepentingan dan tingkat urgensinya. Apabila merupakan pertemuan biasa-biasa
saja, bisakah kita mengatakan Maaf, saya tidak bisa meeting pada jam tersebut,
bagaimana kalau kita re-schedule ke pagi/siang saja dihari yang sama? Atau kita
terpaksa mengatakan Oke pak padahal kita sudah janji untuk mengajari anakanak dirumah karena sebentar lagi mereka menghadapi ujian/test di sekolahnya.
Sekali lagi, ini sangat situasional sehingga kitalah yang bisa menilainya.Bekerja
lembur juga akan sangat berpengaruh terhadap kondisikejiwaan/mental dan
kesehatan karyawan/pekerja perusahaan.
Studi yang dipimpin Marianna Virtanen dari Finnish Institute of
Occupational Health dan University College London ini melibatkan sekitar 2.000
pegawai sipil usia paruh baya di Inggris.
Studi menemukan hubungan kuat antara kerja lembur dan depresi.
Korelasi ini muncul tanpa mengabaikan sejumlah faktor pemicu depresi seperti
sosial demografi, gaya hidup, dan aktivitas lain yang memengaruhi tingkat stres.
"Meski kerja lembur kadang-kadang memberikan manfaat bagi individu
dan masyarakat, penting bagi kita untuk menyadari bahwa jam kerja yang
berlebihan terkait dengan peningkatan risiko depresi berat," kata Dr Virtanen,
yang memublikasikan studinya di jurnal online PLoS ONE, seperti dikutip Times
of India.
Tuntutan lembur dan menyelesaikan beban pekerjaan di luar jam kerja
seringkali membuat pekerja tertekan. Jam kerja yang berlebih jelas akan menyita
waktu berkumpul bersama keluarga dan istirahat. Ada yang memilih berhenti
kerja karena jam kerja tak sesuai, tapi banyak pula yang bertahan karena alasan
23
ekonomi. Berdasarkan riset terbaru di Inggris, orang yang sering bekerja lembur
dengan menghabiskan waktu 10 hingga 11 jam sehari berisiko lebih tinggi
mengalami sakit jantung. Kesimpulan itu adalah hasil analisa studi terhadap 6.000
pekerja sipil di Inggris yang dipublikasikan dalam European Heart Journal edisi
online. Dalam laporan itu disebutkan, mereka yang menambah waktu tiga hingga
empat jam sehari untuk bekerja lembur berisiko 60 persen lebih tinggi menderita
sakit jantung. Angka ini muncul setelah memperhitungkan berbagai risiko
penyakit, termasuk kebiasaan merokok. Dari data studi terungkap, ada 369 kasus
kematian responden akibat penyakit jantung. Mereka meninggal akibat mengalami
serangan jantung ataupun angina pectoris. Jumlah waktu yang dihabiskan saat
lembur pun memiliki kaitan erat dalam banyak kasus.Bekerja terlalu keras
membuat jantung seperti dawai gitar yang ditarik dengan keras. Berdasarkan
penelitian Virtanen, memang ada sejumlah hal yang menjelaskan hubungan ini.
1. Pekerja yang sering bekerja lembur umumnya adalah mereka dengan
kepribadian tipe A. Jenis pribadi ini cenderung agresif, kompetitif, gampang
tegang, sangat peduli akan waktu, dan umumnya gampang naik darah.
2. Stres psikologis yang muncul bersamaan dengan depresi dan kecemasan
mungkin akibat tidak cukup tidur atau tak cukup istirahat sebelum pergi tidur.
3. Ada tekanan darah tinggi yang berhubungan dengan stres kerja yang
tersembunyi. Masalah ini tak muncul saat checkup medis.
4. Pekerja yang sering bekerja lembur sering kali tetap bekerja ketika sakit, tak
mempedulikan gejala masalah kesehatan, dan tidak pergi dokter untuk mengobati
penyakitnya.
5. Pengalaman stres yang kronis (sering kali berhubungan dengan lamanya waktu
bekerja) bisa berdampak pada proses metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan menurut sebuah penelitian, risiko menderita penyakit jantung
iskemik pada para pekerja wanita meningkat akibat adanya tekanan pekerjaan
yang terlalu berat. Penyakit jantung iskemik sering disebut sebagai silent kiler .
24
banyak di antara penderita tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini
karena mereka tidak mengalami gejala.
Studi penelitian terdahulu telah menyebutkan adanya keterkaitan antara stres
di tempat kerja dan risiko penyakit jantung. Akan tetapi kebanyakan studi ini
hanya berfokus pada kalangan pria.
Sementara riset lain dilakukan di New York terhadap 2.200 pekerja pria dan
wanita. Mereka disurvei mengenai pekerjaan dan efeknya terhadap kestabilan
kejiwaan. Rata-rata jam kerja dalam seminggu adalah 40 jam. Riset tersebut
membuktikan, para pekerja yang memiliki jam kerja lebih lama dari standar
biasanya mengalami masalah dalam kejiwaannya. Tak hanya berpengaruh pada
menurunnya kinerja, mental para pekerja pun bisa menjadi taruhannya. Seperti
yang dikutip dari reuters, Dr. Marianna Virtanen, sang peneliti, mengungkap
bahwa waktu kerja yang panjang berpengaruh pada fungsi kognitif seseorang.
Saat hal itu berlangsung lama, maka akan berpengaruh pada kesehatan jiwa
para pekerja tersebut. Para pekerja yang memiliki jam kerja 55 jam mengalami
penurunan kestabilan yang parah dalam lima tahun. Para ahli menilai, temuan ini
membawa sebuah pesan akan pentingnya keseimbangan antara hidup dan
pekerjaan bagi kesehatan.
Agen Penelitian Kanker Internasional (IARC) baru-baru ini memutuskan
untuk memasukkan poin mengenai bekerja pada malam hari ke dalam daftar
pekerjaan beresiko kanker. Dalam dafar tersebut juga termasuk sinar ultraviolet,
karbon hitam, mesin pembuangan uap, zat-zat pewarna berbahaya, dan
sebagainya.
Ilmuwan Jepang dari University of Occupational and Environmental Health
mengadakan sebuah eksperimen. Mereka mengamati 14.000 orang selama 10
tahun. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa karyawan yang bekerja dengan
jam kerja fleksibel lebih banyak menderita kanker prostat dibanding mereka yang
bekerja dengan jam kerja standar.
25
3.2 PENERAPAN
Data permintaan produk sepatu selama sembilan periode terakhir dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3.1 Data Permintaan Produk Sepatu
Period
Bulan
Permint
26
aan
Total
e
Tomkins
Fos
1
Juli
126132
126132
2
Agustus
70104
70104
3
Sebtember 26568
38114
64682
4
Oktober
29556
16942
46498
5
November 87072
15582
102654
6
Desember 86064
19650
105714
7
Januari
70044
15226
85270
8
Febuari
93612
9162
102774
9
Maret
98580
14936
113516
Hari kerja yang diberlakukan perusahaan yaitu 5 hari dalam satu minggu
dan 8 jam kerja per hari. Sistem perupahan di PT. MKU. disesuaikan dengan
UMR kota Tangerang tahun 2016. Data upah tenaga kerja untuk waktu kerja
regular berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) kota Tangerang tahun 2016
yaitu sebesar Rp 3.172.000,-. Sedangkan untuk upah lembur berdasarkan kepada
keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor
kep.102/men/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur. Pada
pasal 11 disebutkan bahwa perhitungan upah kerja lembur pada hari kerja.
1. Perhitungan kapasitas
Perhitungan kapasitas dilakukan terhadap data hasil ramalan dengan
kapasitas yang dimiliki perusahaan selama sembilan periode perencanaan, kedua
data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2
27
Tersedia (detik)
= 13
= 879420 detik
28
setiap proses berbeda-beda, ada yang melebihi kapasitas yang dibutuhkan dan ada
juga yang memiliki kekurangan kapasitas untuk memenuhi kapasitas yang
dibutuhkan. Berdasarkan tingkat kapasitas masing-masing proses, tidak
seharusnya semua proses melakukan jam kerja lembur. Akan tetapi dari hasil
simulasi pemberlakuan jam lembur hanya pada proses yang mengalami
kekurangan kapasitas saja akan memberikan dampak terhadap proses perakitan
setelahnnya. Dampak yang ditimbulkan tersebut dapat mengakibatkan proses
setelahnya mengalami kekurangan kapasitas dan menjadi stasiun kerja yang
bottleneck. Pemberlakuan jam kerja lembur hanya pada proses yang mengalami
kekurangan kapasitas tidak dapat dilakukan, karena perusahaan tidak akan
mampu memenuhi permintaan konsumen. Agar perusahaan mampu memenuhi
permintaan konsumen, pemberlakuan lembur dilakukan tidak hanya pada proses
yang mengalami kekurangan kapasitas produksi saja, akan tetapi pada proses
setelah proses yang memberlakukan lembur dengan menyesuaikan lembur yang
dibutuhkan.
Perhitungan lembur saat ini yang diterapkan perusahaan tidak
memperhatikan waktu yang dibutuhkan setiap proses, akan tetapi memperhatikan
kapasitas berdasarkan target perusahaan. Dimana target tersebut merupakan hasil
perkiraan yang telah dilakukan terdahulu oleh pihak perusahaan bahwa dalam
satu jam proses perakitan akan menghasilkan 540 unit produk. Saat ini
perusahaan memberlakukan jam kerja lembur 3 jam per hari. Dengan
menerapkan lembur selama 3 jam per hari masih terdapat kekurangan kapasitas
sehingga akan dilakukan pengalokasian terhadap waktu libur yaitu hari sabtu dan
minggu, dimana pada hari libur tersebut lembur yang diterapkan yaitu 11 jam
kerja per hari.
Pemberlakuan jam kerja lembur berdasarkan kebutuhan diterapkan dengan
memperhatikan kebutuhan masing-masing proses.
29
Kebutuhan
Periode Kerja
Biaya (Rp)
Lembur
(Orang)
(Jam)
10
500
7644.2
1346879921
11
500
8621.9
1368481054
12
500
7070.9
1355816744
13
500
8048.7
1355816744
14
500
9026.4
1377416552
15
500
7475.6
1343157735
16
500
24602
1721513076
17
500
9431.1
1386358456
18
500
12938
1463834117
Perbandingan biaya lembur yang diterapkan perusahaan dengan biaya
lembur sesuai perhitungan kebutuhan disajikan dalam bentuk Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Perbandingan Biaya Lembur Saat ini dan Perbaikan
Biaya Lembur
No Periode
1
Juli
Selisih
Saat ini
1538251215
30
Perbaikan
1346879921
191371294
2
3
4
5
6
7
8
9
Agustus
1573979792
1368481054
205498738
September
1521358368
1355816744
165541624
Oktober
1557086944
1355816744
201270200
November
1592815521
1377416552
215398969
Desember
1540194097
1343157735
197036362
Januari
2106022674
1721513076
384509598
Febuari
1611651250
1386358456
225292794
Maret
1735750278
1463834117
271916161
Rata-rata
1641901127
1413252711
228648416
Dibandingkan dengan perhitungan lembur berdasarkan kepada lembur
yang diterapkan perusahaan saat ini, pemberlakuan lembur sesuai berdasarkan
perbaikan memiliki biaya yang lebih rendah. Rata-rata selisih biaya antara lembur
saat ini dan
31
BAB IV
INTERNAL AUDIT
4.1 Pengertian Internal Audit
Pengertian Pemeriksaan Intern Pemeriksaan intern harus dinamis yang
mempunyai orientasi atau pandangan sekarang dan masa yang akan datang.
Karena pemeriksaan intern berkedudukan sebagai penilai yang bebas, pemeriksa
intern harus betul-betul bebas, dalam sikap dan pemikiran-pemikirannya. Di
samping itu harus mampu dan tanggap akan ukuran-ukuran (measures) yang akan
digunakan dalam penilaiannya. Berhasil atau tidaknya, efisiensi tidaknya suatu
kegiatan harus didasarkan pada perbandingan atas ukuran-ukuran dan prestasiprestasi. Ukuran yang digunakan tidak hanya terdiri dari budget, standard cost dan
standar kualitas, tetapi atas dasar pertimbangan-pertimbangan bebas dapat
digunakan ukuran lain yang dapat digunakan. Dalam hal terakhir pemeriksaan
intern harus menguasai semua aspek lingkungan perusahaan. Yang menjadi
perhatiannya bukan hanya berhubungan dengan prosedur-prosedur, akuntansi dan
keuangan, produksi, pengembangan, penjualan dan pemasaran, teknik dan lainlain. Hal ini disebabkan tugas-tugasyang dibebankan pemeriksa internal adalah
untuk meneliti keseluruhan kegiatan perusahaan.
Menurut Boynton & Kell (2001:980) yang dikutip dari Institute of Internal
Auditors pengertian pemeriksaan intern adalah:
Internal audit is an independent objective assurance and consulting activity
designed to add value and amprove a organizations operations it helps
organization accomplish its objective by bringing a systematic, designed approach
to evaluate and improve the effectiveness of risk management control and
governance process. Pemeriksaan intern menurut konsorsium Standar Profesi
Audit Internal dalam buku Menuju Audit Internal Organisasi yang efektif yang
32
dikutip oleh Hiro Tugiman (2004:5): Audit internal adalah kegiatan assurance
dan konsultasi (consulting service) yang dirancang untuk meningkatkan nilai (add
value) dan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk
mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko pengendalian dan
proses governance.
33
34
dengan yang telah dikemukakan IIA, maka The Institute of Chartered Accountans
in Australia (ICCA,1994:76) tentang ruang lingkup audit internal mengemukakan:
The scope and objective of internal audit vary widly and are dependent upon the
size and structure of the entity and the erquirementsof its management. Normally
however internal audit operates in one or more of the followingare as:
1.Review of accounting system and related internal controls;
2.Examinations of the management of financial and operating information;
3.Examination of the economy, efficiency and effectiveness of operations
including non financial of an organization. Lingkup pekerjaan pemeriksaan
intern harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas
system pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan
tanggung jawab yang diberikan (Hiro, 2001:44), yang meliputi:
1.Keandalan Informasi Pemeriksaan internal haruslah memeriksa keandalan
(reliabititas dan integritas) informasi keuangan dan pelaksanaan dan cara-cara
yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan
melaporkan suatu informasi tersebut.
2.Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan, peraturan perundangundangan: Pemeriksaan internal haruslah memerksa system tersebut telah sesuai
dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum,dan peraturan yang memiliki
akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan atau operasi-operasi, laporan-laporan
serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal tersebut.
3.Perlindungan terhadap harta: Pemeriksaan internal haruslah memeriksa alat atau
cara yang dipergunakan untuk melindungi harta atau aktiva.
4.Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien: Pemeriksaan internal
haruslah menilai keekonomian dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada..
5.Pencapaian tujuan: Pemeriksaan internal haruslah menilai pekerjaan, operasi,
atau program untuk menentukan apakah hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah suatu pekerjaan, operasi,
atau program telah dijalankan secara tepat dansesuai dengan rencana. Ruang
lingkup dan tujuan audit internal sangat luas tergantung pada besar kecilnya
organisasi dan permintaan dari manajemen organisasi yang bersangkutan.
35
36
37
Hiro Tugiman (2002:75) dalam buku Standar Profesional Audit Internal ialah:
Audit Internal harus terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut
(follow up)untuk memastikan bahwa terhadap temuan audit yang dilaporkan telah
dilakukan tindakan yang tepat. Pekerjaan pemeriksaan intern dapat menjadi
efektif, bila pihak manajemen menindaklanjuti hasil-hasil pekerjaan tersebut
sebagai konsistensi manajemen terhadap yang telah ditetapkan semula.
4.4 Tahap-Tahap Pemeriksaan Intern
Dalam melakukan pemeriksaan intern maka harus diperhatikan tahaptahap pemeriksaan intern, agar jalannya pemeriksaan tidak tumpang tindih dan
tujuan pemeriksaan lebih jelas.
Untuk itu pelaporan-pelaporan yang perlu ditetapkan dalam mengadakan
pemeriksaan intern gaji dan upah secara garis besar yaitu:
1.Perencanaan Pemeriksaan Intern Gaji dan Upah Perencanaan merupakan suatu
kerangka dasar untuk mencapai hasil secara efektif pada setiap organisasi.
Perencanaan juga berguna sebagai alat pengendalian guna mengarahkan kegiatankegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian penyusunan rencana
pemeriksaan perlu dilakukan secara sistematis dan memperhatikan kesesuaiannya
dengan tujuan pemeriksaan maupun tujuan organisasi perusahaan secara
keseluruhan.
Perencanaan pemeriksaan disusun dengan maksud:
a.Sebagai alat untuk penetapan standar Rencana pemeriksaan harus dapat
digunakan sebagai alat untuk pengukuran keberhasilan unit audit internal.
Laporan hasil pemeriksaan yang telah diterbitkan menunjukkan kepda pimpinan
apakah pemeriksa telah melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak.
Perbandingan jumlah hari dan laporan hasil pemeriksaan menurut anggaran
dengan realisasinya dapat menunjukkan berhasil tidaknya kegiatan pemeriksaan.
b.Sebagai masukan bagi External AuditorRencana pemeriksaan jangka panjang
yang disusunoleh unit Auditor Internal dapat digunakan sebagai bahan untuk
38
menyusun pola rencana kerja External Auditor sehingga dapat saling melengkapi
dan menghindarkan tumpang tindih pemeriksaan.
Rencana kerja pemeriksaan dapat disusun dalam bentuk rencana kerja
pemeriksaan jangka panjang dan kerja pemeriksaan jangka pendek. Rencana kerja
pemeriksaan jangka panjang merupakan rencana induk pemeriksaan intern yang
dapat digunakan sebagai landasan dan penuntun dalam penyusunan rencana
jangka pendek. Pengendalian intern termasuk rencana pemeriksaan dalam
organisasi atau perusahaan serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi
dengan tujuan untuk melindungi harta perusahaan, mengecek kecermatan dan
keandalan informasi akuntansi, meningkatkan efisensi dan mendorong ditaatinya
kebijakan yang telah ditentukan. Sehingga dengan adanya pengendalian intern,
perusahaan dapat mencegah terjadinya kerugian yang disebabkan oleh
penggunaan sumber daya yang tidak efektif, efisien dan ekonomis, keputusan
manajemen yang kurang baik, kesalahan dalampencatatan, kekhilafan karyawan,
pencurian, dan lain-lain.
Dalam perencanaan pemeriksaan intern, perlu dibuat suatu programkerja
pemeriksaan sebagai landasan dalammelakukan pemeriksaan.
2.Pelaksanaan Pemeriksaan Intern gaji dan upah Pelaksanaan pemeriksaan intern
merupakan salahsatu tahap yang penting dari rangkaian proses pemeriksaan,
karena bagaimanapun baiknya suatu perencanaan pemeriksaan, tanpa diimbangi
dengan pelaksanaan yang baik di lapangan tidak akan ada gunanya.
Tahap pemeriksaan ini merupakan tahap dimana dilakukannya
pemeriksaan untuk menguji efektifitas system pengendalian manajemen yang
ditetapkan pada kegiatan perusahaan dan untuk memberikan landasan yang layak
bagi pelaporan hasil-hasil pemeriksaan. Kegitan pemeriksaan tersebut secara garis
besar yaitu dengan mendapatkan bukti-bukti, meneliti catatan-catatan,
menganalisa, mengecek dan melakukan vertifikasi informasi, melakukan
konfirmasi dalam kaitannya dengan kesesuaiannya dengan tujuan pemeriksaan,
mengadakan wawancara, dan peninjauan fisik untuk memperoleh informasi.
Setiap pemeriksa wajib membuat kertas kerja pemriksaan (KPP) selama
39
40
saja yang terjadi di perusahaan yang memerlukan perhatian dan tindakan dari
manajemen.
Pelaporan hasil pemeriksaan dibuat tertulis agar dapat dijadikan bahan
untuk pemeriksaan periode berikutnya, mudah mengambil tindak lanjut atas saran
pemeriksa, pembuktian menjadi mudah jika ada keberatan dari pihak yang merasa
dirugikan dan tanggung jawab pemeriksa atas laporan menjadi jelas.
Laporan merupakan sarana komunikasi yang resmi untuk
menginformasikan hasil pemeriksaan yang mencakup kriteria, temuan- temuan
pemeriksaan, kesimpulan dan rekomendasi saran perbaikan kepada pimpinan
perusahaan. Syarat-syarat dalam menyusun laporan audit adalah:
a.Memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif dan saran tindak
lanjut bersifat konstruktif.
b.Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan dari pada kritik.
c.Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat
diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan.
d.Mengemukakan suatu prestasi atau tindak lanjut perbaikan yang diterapkan di
unit kerja lain.
e.Menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan pejabat obyek yang diperiksa.
Kriteria-kriteria dalam suatu laporan pemeriksaan intern yaitu sebagai berikut:
a.Laporan yang obyektif Yaitu laporan yang actual, tidak berpihak serta bebas dari
distorsi.
b.Laporan yang jelas Yaitu laporan yang tidak berbelit-belit, mudah dan
membantu pihak yang akan diperiksa dalam organisasi serta menghasilkan
berbagai perbaikan yang dibutuhkan.
c.Laporan yang tepat waktu Yaitu laporan yang penerbitannya tidak perlu
penundaan dan mempercerpat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan yang
efektif.
Temuan pemeriksaan harus didasarkan pada berbagai hal, sebagai berikut:
a.Kriteria, yaitu berbagai standar, ukuran atau harapan yang digunakan dalam
melakukan evaluasi dan vertifikasi.
41
b.Kondisi, yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh pemeriksa dalam
pelaksanaan pemeriksaan.
c.Sebab, yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan antara kondisi
yang diharapkan dengan kondisi sesungguhnya.
d.Akibat ,yaitu berbagai resiko atau kerugian yang dihadapi oleh unit organisasi
dari pihak yang diperiksa atau unit organisasi lain karena terdapatnya kondisi
yang tidaksesuai dengan kriteria.
e.Dalam laporan tentang berbagai temuan, dapat pula dicantumkan berbagai
rekomendasi, hal hal yang telah dicapai oleh pihak yang telah diperiksa dan
informasi lain yang bersifat membantu yang tidak dicantumkan di tempat lain.
4.5 Tujuan Pemeriksaan Intern
Penggajian Berikut ini merupakan tujuan pemeriksaan intern atas penggajian
yang dikemukakan oleh Arens dan Loebbecke dalam bukunya Auditing An
Integrated Approach Eight Edition, Eaglewood Cliff (2000:546) yaitu:
1. Recorded payroll are work actually performed by existing employees
(existence);
2. Existing payroll transactions are recorded (completeness);
3 Recorded payroll transactions are for the amount of time actually worked and at
the proper payrate; with holdings are proporely calculated (accuracy);
4. Payroll transactions are property classified (classifications);
5. Payroll transactions are recorded on the correct dates (timing) and;
6. Payroll transactions are properly included in the payroll master file and are
properly summarized (posting and summarization).
Tujuan pemeriksaan intern atas penggajian sebagaimana yang
dikemukakan oleh Arens dan Loebbecke tersebut dialihbahasakan oleh Amir
Abadi Yusuf (2002:582) adalah sebagai berikut:
1. Pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan yang secara aktual
dilaksanakan oleh pegawai non fiktif (keberadaan);
2.Transaksi penggajian yang ada telah dicatat (kelengkapan);
42
3.Transaksi penggajian yang dicatat adalah jumlah waktu kerja aktual dan tingkat
upah yang semestinya (akurasi);
4.Transaksi penggajian diklasifikasikandengan memadai(klasifikasi);
5.Transaksi penggajian dicatat pada waktu yang tepat (tepat waktu);
6.Transaksi penggajian dimasukkan dalam berkas induk penggajian dengan
semestinya, dan diikhtisarkan dengan semestinya (posting dan pengikhtisaran).
4.6 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan Upah
Merupakan masalah penting bagi suatu perusahaan, tetapi pelaksanaannya
tidak mudah, karena menyangkut berbagai faktor personalia yang harus
diperhatikan lebih dahulu. Oleh karena itu diperlukan suatu kebijaksanaan yang
mantap dalam mengambil suatu keputusan. Padaumumnya pemilik perusahaan
ingin mendapatkan suatu keuntungan yang besar yangdiperoleh dari hasil kerja
yang dberikan oleh pegawainya, akan tetapi sebaliknya tenaga kerja juga ingin
mendapatkan gaji dan upah yang sebanding dengan tenaga kerja dan pikirannya
yang diberikan kepada perusahaan. Dengan adanya pemberian balas jasa yang
setimpal atas pengorbanan aryawan, maka akan mendorong para karyawan untuk
lebih giat bekerja dalam mengembangkan kegiatan usaha perusahaan.
Kothler (1997,492) mengemukakan pengertian mengenai upah (wages)
adalah sebagai berikut: The compensation of workes receiving a fixed sum per
piece, hour, dayor week for manual labour skilled or unskilled; or a fixed sum
forcertain amount of such labour.
Dari keterangan tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa upah adalah
imbalan balas yang diterimaoleh seseorang yang bekerja dan biasanya dibayar
perjam, perhari atau perminggu. Sedangkan pengertian gaji (salary) menurut
Kothler (1997: 448) adalah sebagai berikut:
The compensation paid periodically for managerial, administrative professional
and similar service. Dari pengertian tersebut, maka gaji dapat diartikan sebagai
imbalan jasa yang dibayarkan secara berkala (periodik)kepada manajer, tenaga
administrasi, dan tenaga professional serta pemberian jasa yang sejenis
43
BAB V
SISTEM PENGENDALIAN MANAGEMENT
5.TEORI
5.1. DEFINISI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN:
Menurut Suadi Sistem Pengendalian Manajemen adalah: sebuah
sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu:
pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban
untuk membantu Manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah
perusahaan, agar maumencapai tujuanperusahaan melalui strategi tertentu secara
efektif dan efisien." (1999:8-9).
Menurut Anthony dan Reece ( 1989:824 ) sistem pengendalian
manajemen adalah : nfluence members of the organization to implement
the
2.
45
46
B. MISI:
Senantiasa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memberikan
pelayanan yang terbaik secara konsisten bagi kepuasan pelanggan.
Perumusan Strategi berguna untuk mempertimbangkan proses manajemen
strategis yang terdiri dari tiga tahap: diagnosis, perumusan, dan pelaksanaan
manajemen.
Strategis adalah proses yang berkelanjutan untuk mengembangkan dan merevisi
strategi berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi untuk mencapai
tujuannya, mengingat kemampuan, kendala, dan lingkungan di mana ia
beroperasi.
Diagnosis meliputi:
a. melakukan analisis situasi (analisis lingkungan internal organisasi), termasuk
identifikasi dan evaluasi misi saat ini, tujuan strategis, strategi, dan hasil,
ditambah kekuatan utama dan kelemahan;
b. menganalisis organisasi eksternal lingkungan, termasuk peluang dan ancaman
utama,
c. mengidentifikasi isu-isu kritis utama, yaitu seperangkat kecil, biasanya dua sampai
lima, masalah besar, ancaman, kelemahan, dan / atau kesempatan yang
membutuhkan prioritas perhatian yang sangat tinggi oleh manajemen.
Formulasi, tahap kedua dalam proses manajemen strategis, menghasilkan
serangkaian rekomendasi yang jelas, dengan mendukung pembenaran, yang
merevisi seperlunya misi dan tujuan organisasi, dan pasokan strategi untuk
mencapai tujuann tersebut. Dalam formulasi, kami mencoba untuk memodifikasi
arus tujuan dan strategi dengan cara-cara untuk membuat organisasi lebih berhasil.
Ini termasuk mencoba untuk membuat "berkelanjutan" keunggulan kompetitif walaupun sebagian besar keunggulan kompetitif terus terkikis oleh upaya pesaing.
47
48
49
menarik dan memiliki potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak menghadapi
ancaman serius, berkonsentrasi sumber daya di industri yang ada masuk akal.
Diversifikasi cenderung lebih besar memiliki risiko namun merupakan pilihan
yang tepat kapan saat ini industri perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang
sedikit atau tidak menarik dengan cara lain. Ketika industri mengkonsolidasi dan
menjadi dewasa, kecuali ada pasar lain untuk mencari (misalnya pasar
internasional lainnya), perusahaan yang mungkin tidak memiliki pilihan untuk
pertumbuhan tetapi diversifikasi.
Ada dua strategi konsentrasi dasar, integrasi vertikal dan horizontal pertumbuhan.
Diversifikasi strategi dapat dibagi menjadi terkait atau konsentris) dan tidak
terkait (konglomerat ) diversifikasi akuisisi. Setiap dari empat kategori utama
sehingga strategi alternatif internal dapat dicapai melalui investasi dan
pengembangan, maupun eksternal, melalui merger, dan / atau aliansi strategis,
sehingga menghasilkan delapan kategori pertumbuhan strategi utama.
Komentar tentang masing-masing empat kategori utama diuraikan di bawah ini,
diikuti oleh beberapa poin kunci tentang merger, akuisisi, dan aliansi strategis.
1. Integrasi Vertikal: Jenis strategi dapat menjadi bagus jika perusahaan memiliki
posisi kompetitif yang kuat dalam menarik, industri berkembang. Sebuah
perusahaan dapat tumbuh dengan mengambil alih fungsi sebelumnya dalam rantai
nilai yang sebelumnya disediakan oleh pemasok atau organisasi lainnya ( "mundur
integrasi") dapat ini. strategi memiliki keunggulan, misalnya, biaya, stabilitas dan
kualitas komponen, dan operasi membuat lebih sulit bagi pesaing. Namun, juga
mengurangi fleksibilitas, menimbulkan hambatan keluar bagi perusahaan untuk
meninggalkan industri itu, dan mencegah perusahaan dari mencari yang terbaik
dan komponen terbaru dari pemasok bersaing untuk bisnis mereka.
Sebuah perusahaan juga dapat tumbuh dengan mengambil alih fungsi maju dalam
rantai nilai sebelumnya disediakan oleh produsen akhir, distributor, atau pengecer
50
("integrasi ke depan"), ini. strategi yang lebih memberikan kontrol seperti hal-hal
akhir sebagai produk / layanan dan distribusi tetapi mungkin melibatkan baru
faktor penentu keberhasilan perusahaan induk yang mungkin tidak mampu
menguasai dan menyampaikan. Sebagai contoh, menjadi produsen kelas dunia
tidak membuat perusahaan pengecer yang efektif.
Beberapa penulis mengklaim bahwa integrasi ke belakang biasanya lebih
menguntungkan dari integrasi ke depan, walaupun ini tidak memiliki dukungan
umum. Dalam kasus apapun, banyak perusahaan telah bergerak menuju integrasi
vertikal kurang (terutama mundur, tetapi juga maju) selama dekade terakhir,
menggantikan signifikan jumlah integrasi vertikal sebelumnya dengan
outsourcing dan berbagai bentuk aliansi strategis.
2. Horizontal Pertumbuhan: ini kategori alternatif strategi melibatkan memperluas
perusahaan yang ada produk ke lokasi lain dan / atau segmen pasar, atau
meningkatkan jangkauan produk / jasa yang ditawarkan ke pasar saat ini, atau
kombinasi keduanya. Itu jumlah untuk memperluas miring pada titik ( s) dalam
rantai nilai bahwa perusahaan saat ini bergerak masuk Salah satu keuntungan
utama dari alternatif ini adalah mampu memilih dari berbagai terus menerus
cukup pilihan, dari ekstensi produk ini sederhana / pasar untuk ekspansi besar masing-masing dengan sesuai jumlah biaya dan risiko.
3. Diversifikasi Terkait (alias Diversifikasi konsentrik): Dalam alternatif ini,
perusahaan berkembang menjadi industri yang terkait, yang memiliki sinergi
dengan perusahaan yang sudah ada garis dari bisnis, menciptakan situasi di mana
baru lini bisnis saham mendapatkan dan khusus kelebihan dan ada dari kesamaan
seperti teknologi, pelanggan, distribusi, lokasi, produk atau kesamaan manufaktur,
dan akses pemerintah. Hal ini sering merupakan strategi perusahaan yang tepat
ketika sebuah perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dan kompetensi
yang khas, tetapi industri yang ada tidak sangat menarik.
51
52
Seperti keadaan biasanya melibatkan sebuah perusahaan yang sukses masuk akal ,
digabungkan dengan keadaan yang baik izin periode meluncur nyaman atau
menyarankan jeda atau hati-hati. Tiga alternatif diuraikan di bawah ini, di mana
tindakan strategi yang sebenarnya sama, namun berbeda terutama dalam situasi
yang memotivasi pilihan strategi stabilitas dan di niat untuk tindakan strategis di
masa depan.
1. Jeda dan Lalu Lanjutkan: strategi stabilitas ini alternatif (dasarnya timeout)
mungkin cocok untuk salah satu dari dua situasi: (a) kebutuhan untuk kesempatan
untuk beristirahat, mencerna, dan konsolidasi setelah pertumbuhan atau beberapa
peristiwa turbulen - sebelum melanjutkan strategi pertumbuhan , atau (b) atau
bermusuhan lingkungan yang tidak pasti adalah bijaksana untuk tetap dalam
memegang pola "" sampai ada perubahan atau kejelasan lebih lanjut tentang masa
depan lingkungan.
2. Tidak Perubahan: Alternatif ini bisa menjadi polisi-out, mewakili kebingungan
atau timidity dalam membuat pilihan untuk perubahan. Atau, mungkin menjadi
nyaman, jangka panjang bahkan strategi dalam, jatuh tempo lebih stabil
lingkungan, misalnya, bisnis kecil sebuah kota kecil dengan sedikit pesaing.
3. Ambil Keuntungan Saat Anda dapat: Ini adalah strategi non-direkomendasikan
untuk mencoba masker situasi yang memburuk dengan harapan dapat mendukung
keuntungan atau penampilan mereka, atau mencoba untuk bertindak seolah-olah
masalah akan hilang. Ini adalah sementara, strategi yang tidak stabil dalam situasi
memburuk, biasanya dipilih baik untuk mencoba atau untuk menunda
membiarkan stakeholder tahu betapa buruknya keadaan atau untuk mengambil
keuntungan pribadi sebelum runtuh. Sebagai contoh kasus yang mengerikan di
Amerika Serikat adalah kasus yang terjadi pada Enron danWorldCom.
1.1.4 Strategi penghematan
53
54
55
56
strategi), ini. Bagian membahas kompetitif dengan taktik sementara bagian berikut
membahas taktik kooperatif.
Kategori taktik kompetitif adalah yang berhubungan dengan waktu (kapan
harus masuk pasar) dan lokasi pasar (di mana dan bagaimana untuk memasukkan
dan / atau membela).
Taktik Waktu: Bila untuk membuat langkah strategis sering sama
pentingnya dengan apa yang bergerak untuk membuat. Kita sering berbicara
tentang penggerak pertama (yaitu, yang pertama untuk menyediakan produk atau
jasa), kedua-penggerak atau pengikut cepat, dan penggerak terlambat ( menunggudan-lihat). taktik setiap dapat memiliki kelebihan dan kekurangan.
5.3 IMPLEMENTASI STRATEGI
Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil kerja yang telah dicapai
perusahaan dari berbagai bagian dengan standar target Goal ( tujuan ) jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Aktivitas Pengendalian Manajemen
Dalam sebuah perusahaan sudah pasti banyak orang yang terlibat
didalamnya. Maka untuk mencapai tujuan perusahaan terkadang berbenturan
dengan kepentingan tiap pribadi yang berbeda-beda. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu sistem pengendalian agar dapat tujuan tersebut dapat tercapai. Aktivitas
Pengendalian Manajemen terdiri dari:
1.Perencanaan
Tahap awal pendirian suatu perusahaan adalah pembuatan perencanaan, yang
memuat antara lain visi dan misi perusahaan
2.Koordinasi
Tujuan Perusahaan dapat tercapai jika semua bagian dalam perusahaan dapat
berkoordinasi dengan baik, antara satu dengan yang lainnya. Kerjasama sangat
penting dilakukan untuk menutupi kekurangan suatu bagian dengan kelebihan dari
bagian lain.
3.Komunikasi
57
Komunikasi dalam perusahaan sangat penting dilakukan agar tidak terjadi salah
persepsi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Komunikasi dilakukan secara
langsung atau melalui media informasi ( internet, e-mail, chat ).
4.Evaluasi
Evaluasi kinerja dilaksanakan oleh Manajem tiap departemen, dilakukan secara
berkala, mingguan, bulanan, tri wulan, dan tahunan.
Kinerja perusahaan terdiri dari 2 yaitu kinerja keuangan dan kinerja non
keuangan.
5.Pengambilan keputusan
Pengambilan Keputusan dilaksanakan oleh Top Manajemen ( Direktur, Manajer
Pabrik, Manajer )
6.Mempengaruhi orang untuk mengubah perilakunya
Pada bagian ini peran bagian Personalia / HRD sangat diperlukan.
Personalia/HRD membuat sebuah peraturan dan kebijakan yang harus ditaati oleh
seluruh karyawan agar tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan karyawan
sehingga dapat menghambat tercapainya Tujuan Perusahaan.
Strategi yang bagus, harus diikuti dengan implementasi yang bagus pula. Nah,
implementasi yang bagus ini yang kerap kali dilupakan oleh para pemimpin.
Mereka seringkali hanya mampu membuat rencana, rencana, dan rencana.
Sementara untuk implementasi lebih mengandalkan kepada karyawan level
bawah. Padahal tidak bisa demikian, supaya implementasi berjalan dengan baik
tentu pemimpin harus menguasai implementasi strategi itu sendiri, supaya
memastikan bahwa strategi berjalan on track.
Hal ini pun terjadi pada PT Multi Karya Usaha yang terkadang Pihak
Manajemen lepas kontrol terhadap persoalan yang ada dilapangan yang sangat
kompleks dan membutuhkan penanganan dan penyelesaian yang secepatnya agar
tidak menjadi penghambat tercapainya Visi dan Misi Perusahaan.
58
1. Guideline
Manajer membutuhkan suatu guideline yang jelas supaya dapat
mengeksekusi strateginya. Tanpa ada guideline yang jelas, maka orang akan
cenderung mengimplementasikan strategi dengan caranya masing-masing,
sehingga mengakibatkan tidak adanyakoordinasi, bahkan mungkin ada aktivitas
yang tumpang tindih. Oleh karena itu, penting sekali bahwa manajer mempunyai
suatu guideline untuk mengeksekusi strategi.
Salah satu implementasi strategi perusahaan adalah penerapan sistem
Balanced Scorecard yang berfungsi sebagai Guideline. Banyak perusahaan yang
telah mempunyai sistem pengukuran kinerja yang menyertakan berbagai ukuran
finansial dan non finansial, namun perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan
ukuran kinerja finansial dan non finansial hanya untuk umpan balik taktis dan
pengendalian berbagai operasi jangka pendek. Balanced Scorecardmenekankan
bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus menjadi bagian sistem
informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan. Para pekerja lini depan
harus memahami konsekuensi finansial berbagai keputusan dan tindakan mereka.
Para eksekutif senior harus memahami berbagai faktor yang mendorong
keberhasilan finansial jangka panjang. Tujuan dan ukuran dalam Balanced
Scorecard lebih dari sekedar sekumpulan ukuran kinerja finansial dan non
finansial khusus; semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari proses atas ke
bawah (top-down) yang digerakkan oleh misi dan strategi unit bisnis. Balanced
Scorecard menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal
para pemegang saham dan pelanggan, dengan berbagi ukuran internal proses
bisnis penting, inovasi, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan juga
dinyatakan antara semua ukuran hasil apa yang dicapai oleh perusahaan pada
waktu yang lalu dengan semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan
perusahaan. Scorecard juga menyatakan keseimbangan antara semua ukuran hasil
yang objektif dan mudah dikuantifikasi dengan faktor penggerak kinerja berbagai
ukuran hasil yang subjektif dan berdasarkan pertimbangan sendiri. Balanced
Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional.
59
60
bertahap? Hal ini tentu harus ditentukan berdasarkan level persiapan dari orangorang organisasi dalam menerima perubahan.
Untuk menyikapi penambahan Customer baru Perusahaan melakukan
perubahan-perubahan untuk mengantisipasi dan memperbaiki, baik dari segi target
produksi, kualitas yang bagus, kepuasan pelanggan, dan efisiensi biaya. Hal nyata
yang dilakukan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan customer
kepada perusahaan serta peningkatan profit perusahaan.
4. Memahami Peran Kekuatan
Untuk dapat menjalankan eksekusi strategi yang sukses, maka organisasi
harus memahami kekuatan dan pengaruh dari struktur organisasi. Kekuatan disini
bukan hanya dalam konteks posisi seseorang saja, melainkan juga mencerminkan
strategi, struktur, maupun keterkaitan antara sumber daya alam dan SDM.
Sumber Daya Alam yang ada dikelola dengan baik, misalnya pemisahan
limbah industri dan limbah makanan agar tidak mencemari lingkungan. Untuk
limbah industri, dapat dimanfaatkan sebagai penambahan Kas Perusahaan dengan
cara menjual limbah industri tersebut kepada Pengusaha Kecil ( Home Industri ),
misalnya untuk pembuatan Kain pel, lap, dan aneka kerajinan lain yang bernilai
guna tinggi.
Manusia sebagai pencipta organisasi dan juga elemen dari organisasi
perusahaan merupakan daya utama dari perusahaan yang harus dikelola dengan
sebaik-baiknya untuk meningkat produktivitas perusahaan.
5. Koordinasi dan Sharing Informasi
Koordinasi dan sharing informasi dalam organisasi yang kompleks dan berbasis di
banyak lokasi sangatlah penting dalam menentukan eksekusi strategi. Strategi
harus dikomunikasikan kepada seluruh jajaran karyawan yang nantinya bakal
mengimplementasikan. Tanpa adanya sharing informasi,maka strategi tidak akan
diterapkan secara luas,melainkan hanya segelintir karyawan saja.
61
62
panutan atau role model. Ini sangat penting sekali apalagi budaya kerja di
Indonesia sangat ditentukan oleh budaya panutan. Pada suatu perusahaan saya
mendengar mereka sangat on time memulai pelatihan di sentra pelatihannya,
karena kepala pelatihannya terkenal on time, tetapi begitu kepala pelatihannya
diganti maka budaya on time itupun sirna karena kepala pelatihan yang baru
datangnya juga "molor".
Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan
karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen
dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :
1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau
transaksi.
2.Pembagian tugas.
3.Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
4.Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
5.Pengecekan independen terhadap kinerja.
Penggunaan Wewenang Secara Tepat
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
63
karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya
pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail,
karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang
terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang
lain.
Pembagian Tugas
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap
suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan,
catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang
sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua
fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi
yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak
dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak
terjamin keamanannya.
Dokumen dan Catatan yang Memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan
yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan
kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan,
utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan
dengan penggunaan wewenang secara tepat)
Keamanan yang memadai Terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset
dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan
data/informasi perusahaan.
64
3. PENGENDALIAN TUGAS
Setelah Perumusan Strategi, kemudian diimplementasikan kedalam
kegiatan/aktivitas perusahaan, langkah selanjutnya adalah pengendalian tugas
terhadap pelaksanaan sistem yang telah dibuat sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing bagian. Pelaksanaan system ini harus diawasi oleh tiap
Manajer dan Supervisor tiap bagian agar tidak menyimpang dari rule/aturan yang
telah dibuat perusahaan.
Proses Pengendalian tugas ini dapat diwujudkan antara lain meliputi
pembuatan struktur organisasi yang jelas, pembuatan job desc (deskripsi
pekerjaan ) yang jelas, dan pemisahan tugas dan tanggung jawab antar bagian.
Contoh-contoh sederhana pemisahan fungsi dalam perusahaan dan adanya
penetapan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas adalah sebagai berikut :
1) Seorang kasir yang menerima dan menyimpan uang tidak boleh mengurus
administrasi dalam piutang.
2) Kepala gudang yang bertanggung jawab di gudang tidak boleh mengurus
administrasi persediaan.
3) Jika ada pegawai yang upahnya harian maka harus ada seorang yang khusus
dipisahkan antara yang mencatat absensi, yang membuat daftar gaji, dan
membayarnya.
65
5.4 .PENERAPAN
2012
2013
13.819
13.58
12.431
17.830
3
17.97
2014
2015
2016
8.03
1.69
40
Pendapatan
Pemrosesan dokumen
Total Xerox
7
17.229
0
8.03
1.69
40
Pendapatan bersih
Pemrosesan dokumen
537
54
488
9
Total Xerox
454
3
24
66
55
704
19
2
56
19
21.766
20.17
31.685
8
31.63
18.253
5
30.088
5
Utang jangka panjang
6.247
Ekuitas pemegang
5.140
saham
Pendapatan bersih per
$3,86
7.14
7.511
$3,0
saham
Krywn pada akhir
0
100.90
0
99.00
tahun (pemrosesan
91
29
$2,3
$0,13
2
8
$6,6
$3,0
38
3.64
$6,11
56
0
$1,6
1.92
89
5.035
15
7.51
8
5.05
84
2
lembar saham
Dividen per lembar
3.51
$3,00
3
$2,8
$0,6
$0,05
0
99.000 117.247
5
59.26
2.973
data)
Pemrosesan Dokumen mencatat hasil-hasil sebagai berikut:
1)Adanya tingkat kepuasan konsumen yang meningkat di setiap pasar dimana
perusahaan berada.
2)Pendapatan naik sebesar 9 persen hingga tercatat sebesar 13,6 miliar.
3)Keuntungan naik sebesar 23 persen hingga tercatat sebesar 599 juta.
4)Tingkat pengembalian atas aktiva meningkat melebihi 2 angka hingga tercatat
sebesar 14,6 persen.
5)Diperboleh kas sebesar $1,1 miliar.
TAMPILAN 2 (Kutipan dari Literatur Pelatihan PT.MKU)
Strategi kualitas PT.MKU Leadership through Quality :
1)
67
3) Program yang dimulai dengan visi dari pimpinan. Manejemen senior yang
mengarahkan program tersebut.Adanya keterlibatan karyawan merupakan kunci
yang mutlak. Pembagian informasi tersebut sebagai kunci penentu implementasi
LTQ.
4) Kualitas merupakan kunci yang strategis yang digunakan untuk meningkatkan
daya kompetitif dan efektivitas organisasi.
5) Adanya kualitas untuk proses jangka panjang yang membutuhkan perbaikan secara
terus menerus dan kesabaran manejemen.
6) Adanya tiga komponen utam LTQ :
1. Keterlibatan karyawan (Employee Incolvement), proses penyelesaian masalah yang
menggunakan wewenang setiap pihak sebagi alat untuk memahami sebab dan
akibat dari masalah tersebut.
2. Tolak Ukur Kompetitif (Competitive Benchmarking), menetapkan standar untuk
membandingkan kinerja internal.
3. Proses peningkatan kualitas (Quality Improvement Process), untuk meninjau ulang
dan meningkatkan seluruh proses secar terus menerus dengan cara memenuhi
permintaan konsumen.
7)
Proses yang berkelanjutan dari pengukuran produk, jasa, dan pratik bisnis
diamati serta diukur untuk menciptakan target/prestasi dimasa yang akan datang.
68
4.
ORGANISASI
Pada 9 divisi bisnis, yang telah di dukung oleh 3 divisi operasi konsumen
geografis. Ke-12 unit ini dioperasikan tiga rumpun operasi. Fokus utama dari
manajemen PT.MKU adalah pada letak tingkat manajemen bisnis, yang telah
memperlihatkan hubungan keterikatan efektif antara pasar dan teknologi. Divisi
ini mempunyai tanggungjawab untuk memuaskan konsumen.
FUNGSI KEUANGAN DAN PENGENDALIAN
Titik sentral untuk fungsi keuangan di PT.MKU adalah Dewan Eksekutif
Keuangan. Yang anggotanya terdiri dari perusahaan dan kepala pegawai keuangan
dari organisasi-organisasi operasiutama PT.MKU. FEC didirikan pada tahun
1980-an sebagai tujuan manajer senior keuangan akan perbaikan lebih lanjut
terhadap operasi keuangan dan memperoleh keterlibatan yang lebih besar dari
para eksekutif keuangan.
FEC juga menyusun rangkaian untuk menjadikan operasi keuangan yang
berkelas dunia berdasarkan studi tolak ukur mereka. Manajemen eksekutif
mengetahui kelebihan dari FEC secara berkala dengan memanfaatkan mereka
sebagai dewan dengar pendapat bagi pertimbangan atas kebijakan dan strategis.
Dan FEC sercara aktif, telah memperkenalkan adanya pembangunan kepercayaan
di komunitas keuangan PT.MKU.
ORGANISASI KEUANGAN
Sebanyak 12 orang pengendali unit bisnis dalam organisasi pemrosesan
dokumen yang melaporkan secara langsung kepada manejer umum dari unit bisnis
mereka masing-masing. Pemrosesan dokumen organisasi keuangan di PT.MKU
merupakan matriks yang termodifikasi, organisasi multinasional dengan
pengendali unit bisnisnya yang memikul tanggung jawab dan jelas dalam
69
pelaporan ke-lini-an. Dalam divisi bisnis ini, mereka mempunyai tanggung jawab
dan manufaktur produk untuk mengelola bisnis mereka ke seluruh dunia.
Berikut ini adalah ikhtisar pemrosesan dokumen secara global organisasi
operasional :
1.Divisi Bisnis : Bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen wilayah
bisnis produk mereka diseluruh dunia.
2.Operasi-operasi Konsumen Adis : Menyediakan penjualan atas jasa dan
pelayanan atas adminitrasi konsumen di Amerika Serikat sesuai
perjanjiandengan divisi bisnis.
3.Operasi-operasi Konsumen adis : Memasarkan dan memberikan jasa
produk-produk pemrosesan dokumen kepada divisi Bisnis di Kanada,
Amerika Selatan dan amerika Tengah, Cina, dan Hong Kong. Dalam hal
ini Xerox memegang kepemilikan mayoritas dan tanggung jawab
manajemen..
4.Pengembangan dan Manufaktur : Pada tahu 1992, fungsioperasi ini
adalah untuk mengembangkan dan memproduksi produk pemrosesan
dokumen. Adanya tujuan pelaporan keuangan ekternal, PT.MKU
mengikuti struktur hukum organisasi. Misalnya, Fuji PT.MKU yang
merupakan perusahaan terafiliasi, dan PT.MKU hanya melaporkan hasil
dari investasi kepemilikannya di Fuji PT.MKU
PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengukuran di mulai dari proses perencanaan. Masing-masing dari
unit operasi dalam sebuah Divisi Bisnis atau Divisi Operasi Konsumen yang
mengembangkan renacana tahunan dan jangka panjangnya.
Pengukuran-pengukuran tersebut merupakan kombinasi dari target
operasional dan keuangan. ROA dan seperangkat statistik operasional merupakan
alat pengukur berdasarkan faktor penentu keberhasilan unit bisnis.
70
1.
a.
1.
divisi bisnis (9 divisi) bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen wilayahwilayah bisnis produk PT.MKU di dunia, yaitu pengembangan manufaktur produk
dan mengelola bisnis.
Joint Venture dengan Rank dan Fuji Film Jepang, yang masing-masing memiliki
manufaktur dan divisi bisnis yang terpisah dengan PT.MKU.
2.
3.
4.
b.
Mulai tahun 2012 hingga 2016 pertumbuhan penjualan pertahun melebihi 25%
sedang pertambahan pendapatannya melebihi 35%, sebagaimana ulasan Keuangan
71
2.
3.
4.
Bantuan dalam pengembangan strategi baru untuk membantu strategi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Laporan tahunan telah menunjukkan sebagian keberhasilan tersebut. Selain itu
Xerox telah berhasil dengan SPM yang dijalankan, ternyata kecenderungan
terakhir yang berpengaruh terhadap perusahaan pengendalian manajemen adalah:
a. peranan atau partisipasi aktif dalam manajemen, komunikasi terbuka dan adanya
jalinan kerjasama antar bagian pemasaran, teknologi dan keuangan.
72
73
BAB V1
74
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, berikut ini adalah hal-hal
yang dapat disimpulkan dari hasil evaluasi pembatasan jam lembur terhadap
laporan keuangan PT.MKU yaitu :
1.Berdasarkan analisis biaya dan pendapatan yang telah di lakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa adanya evaluasi pembatasan jam lembur dengan Metode CDS
(Campbell, Dudek, Smith) dan Metode NEH(Nawaz,Enscore, dan Ham)
memberikan dampak yang positif yaitu diantaranya dilihat pada perbandingan
antara rata-rata biaya berjalan yaitu sebesar 5% tiap tahun dengan rata-rata
peningkatan biaya pendapatan pada tahun tahun 2015 = 5,6% ; tahun 2016 = 2,6%
2.Adanya evaluasi pembatasan jam lembur dengan metode Metode CDS
(Campbell, Dudek, Smith) dan Metode NEH (Nawaz, Enscore, dan Ham)
membantu PT.MKU mengurangi jam lembur, mengurangi biaya lembur dan biaya
ATK juga meningkatkan pendapatan selain itu, evaluasi pembatasan jam lembur
dengan meode Metode CDS (Campbell, Dudek, Smith) dan Metode NEH
(Nawaz, Enscore, dan Ham) dapat membantu data dan informasi yang dihasilkan
menjadi lebih akurat dengan tingkat kesalahan yang rendah dan lengkap,
mendukung dalam pengambilan keputusan dan tingkat kepuasan kerja karyawan
meningkat.
3.Berdasarkan hasil evaluasi pembatasan jam lembur dengan metode Metode CDS
(Campbell, Dudek, Smith) dan Metode NEH (Nawaz, Enscore, dan Ham) ini
dapat membantu dalam memperlancar proses produksi pada PT.MKU serta
peningkatan dalam proses pelaporan (reporting proses).
6.2 Saran
75
Adapun saran yang dapat di usulkan guna untuk membantu PT.MKU adalah
sebagai berikut :
1.PT.MKU diharapkan dapat menyesuaikan user interface agar lebih user friendly
sehingga user lebih mudah memahami penjadwalan, setelah dilakukan training
user akan di berikan kuisioner untuk melihat tingkat pemahaman user terhadapat
tampilan penjadwalan setelah itu perusahaan dapat menyesuaikan tampilan
dengan tingkat pemahaman user.
2.Mengevaluasi kelayakan produksi dengan metode penjadwalan PT.MKU harus
menyiapkan support atau orang yang ahli dibidang penjadwalan untuk dapat
membantu user dalam menggunakan sistem penjadwalan. Dengan adanya bantuan
orang yang ahli dibidang sistem penjadwalan diharapakan user yang masih
mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem penjadwalan ini dapat lebih
memahami bagaimana cara menggunakan dan menangani jika terjadi
permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
76
77