Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN TATA TERTIB

MUSYAWARAH WILAYAH TAHUN 2016


IKATAN DOKTER INDONESIA
WILAYAH SUMATERA BARAT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan:
1. Musyawarah Wilayah Tahun 2016 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera
Barat merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat Wilayah
sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga IDI, selanjutnya
disebut MUSWIL;
2. MUSWIL diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah sebagai penanggungjawab
penyelenggaraan MUSWIL yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun sebagaimana
diatur dalam Pasal 12 ayat (3) Anggaran Rumah Tangga IDI;
3. Panitia MUSWIL adalah panitia penyelenggara yang ditetapkan oleh Pengurus IDI
Wilayah Sumatera Barat melalui Surat Keputusan Nomor: 405/IDI-WIL-SB/II/2016
tanggal 18 Februari 2016 tentang Panitia MUSWIL IDI Wilayah Sumatera Barat yang
terdiri dari: Steering Commitee (SC) dan Organizing Committee (OC), selanjutnya
disebut Panitia Penyelengara;
4. MUSWILsebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga IDI
dihadiri oleh utusan, peninjau, dan undangan;
5. Utusan MUSWIL sebagaimana diatur Pasal 14 ayat (3) dan ayat (6) Anggaran Rumah
Tangga IDI adalah peserta cabang dengan mandat resmi yang memiliki hak bicara
dan hak suara;
6. Peninjau MUSWIL sebagaimana diatur dalamPasal 14 ayat (4) Anggaran Rumah
Tangga IDI adalah utusan cabang dengan mandat resmi sebagai peninjau, Pengurus
Wilayah, Majelis-majelis dan unsur-unsurnya, dan Pengurus Besar IDI;
7. Peninjau MUSWILsebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (7) Anggaran Rumah
Tangga IDI hanya memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara;
8. Undangan MUSWIL sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (8) Anggaran Rumah
Tangga IDI adalah pihak lain yang diundang secara khusus dengan jumlah sesuai
kebutuhan dan ditetapkan oleh Pengurus IDI Wilayah Sumatera Barat serta tidak
memiliki hak bicara dan hak suara;
9. Pengurus Besar sebagaimana di atur Pasal 14 ayat (4) Anggaran Dasar IDI adalah
Pimpinan Organisasi di tingkat Pusat yang melaksanakan kegiatan eksekutif organisasi
dan bertanggungjawab untuk dan atas nama organisasi. Pengurus Besar dibantu oleh
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia, dan
Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian;
10. Pengurus Wilayah sebagaimana di atur dalam Pasal 14 Anggaran Dasar IDI adalah
Pimpinan Organisasi IDI di tingkat Provinsi berkedudukan di ibu kota Provinsi, yang
dibantu oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Wilayah dan Majelis Pengembangan
Pelayanan Keprofesian Wilayah;
1

11. Pengurus Cabang sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Anggaran Dasar IDI adalah
Pimpinan Organisasi IDI di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota
Kabupaten/Kota, yang dibantu oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Cabang;
12. Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) sebagaimana diatur Pasal 16 ayat (2)
Anggaran Dasar IDI adalah salah satu unsur dalam struktur kepengurusan IDI ditingkat
Pusat yang bertanggungjawab mengkoordinasi dan mengawasi kolegium-kolegium
dalam pelaksanaan pendidikan kedokteran;
13. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) sebagaimana diatur Pasal 16 ayat (1)
Anggaran Dasar IDI adalah salah satu unsur dalam struktur kepengurusan IDI ditingkat
Pusat, Wilayah, dan Cabang yang bertanggungjawab untuk pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan etika kedokteran;
14. Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian (MPPK) sebagaimana diatur Pasal 16
ayat (3) Anggaran Dasar IDI adalah salah satu unsur dalam struktur kepengurusan IDI
ditingkat Pusat dan Wilayah yang bertanggungjawab untuk pembinaan (pengelolaan)
sistem pelayanan kedokteran yang bermutu melalui upaya pengembangan keprofesian;
15. Pimpinan Sidang Sementara MUSWIL sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (12)
Anggaran Rumah Tangga IDI adalah Panitia Pengarah (Steering Committee) MUSWIL
dengan tugas pengesahan kuorum MUSWIL, pembahasan dan pengesahan agenda acara
MUSWIL, tatatertib MUSWIL, dan pemilihan pimpinan sidang MUSWIL;
16. Pimpinan Sidang MUSWIL adalah kelengkapan MUSWIL sebagai penanggungjawab
pelaksanaan MUSWIL berbentuk presidium yang dipilih oleh peserta MUSWIL dari
utusan IDI Cabang sebanyak 2 (dua) orang dan 1 (satu) orang dari pengurus wilayah;
17. Sidang Pleno adalah sidang paripurna yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang MUSWIL
yang dihadiri oleh seluruh utusan dan peninjau MUSWIL;
18. Sidang Komisi adalah sidang yang diikuti oleh seluruh anggota komisi yang
bersangkutan dipimpin oleh Pimpinan Sidang Komisi dengan didampingi oleh Steering
Commitee sebagai narasumber;
19. Sidang Khusus MUSWIL adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota Sidang
khusus MUSWIL;
20. Kuorum MUSWIL sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (13) Anggaran Rumah
Tangga IDI dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh persen) ditambah
1
(satu) jumlah Cabang IDI Kabupaten/Kota yang ada.
Pasal 2
Landasan Penyelenggaraan MUSWIL
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah TanggaIkatan Dokter Indonesia;
2. Hasil MUKTAMAR Dokter Indonesia XXIX Tahun 2015 di Medan;
3. Surat Keputusan Pengurus Besar IDI Nomor: 260/PB/A4/04/2013 tanggal 1 April 2013
tentang Susunan Personalia Pengurus Wilayah IDI Provinsi Sumatera Barat Masa
Bakti Periode Tahun 2013-2016;
4. Surat Keputusan Pengurus IDI Wilayah Sumatera Barat Nomor: 405/IDI-WIL-SB/II/
2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Panitia MUSWIL IDI Wilayah Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2016;
5. Tata Tertib yang digunakan dan dilaksanakan pada MUSWIL Tahun 2016.
2

BAB II
WEWENANG DAN PENYELENGGARA MUSWIL
Pasal 3
Status dan Wewenang MUSWIL
1. MUSWIL merupakan Forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat Wilayah;
2. MUSWIL diselenggarakan 3 (tiga) tahun sekali oleh Pengurus IDI Wilayah;
3. MUSWIL berdasarkan Pasal 13 Anggaran Rumah Tangga IDI mempunyai wewenang:
a. Menilai Pertanggungjawaban Ketua Pengurus Wilayah mengenai amanat yang
diberikan oleh MUSWIL sebelumnya;
b. Menetapkan Garis Besar Program Kerja Wilayah dengan berpedoman pada
hasil-hasil MUKTAMAR;
c. Memilih Ketua Pengurus Wilayah untuk periode berikutnya;
d. Menetapkan keputusan lainnya yang sesuai dengan kebijakan PB IDI.
4. Dalam menjalankan kewenangannya, Pimpinan sidang MUSWIL dibantu oleh
Pimpinan Komisi yang berwenang mengatur, memimpin dan melaksanakan Sidangsidang didalam MUSWIL;
5. Pimpinan sidang MUSWIL dan Pimpinan Komisi dapat menskors dan mencabut skors
pada Sidang Pleno bila diperlukan untuk kelancaran Sidang Pleno dan Sidang komisi;
6. Pimpinan Sidang MUSWIL mempunyai kewenangan mengatur, mengendalikan,
memimpin dan melaksanakan persidangan di dalam MUSWIL serta dapat mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk kelancaran dan ketertiban MUSWIL;
7. Pimpinan sidang MUSWIL berwenang menegur dan/atau mengeluarkan peserta Sidang,
jika sikapnya dianggap mengganggu kelancaran berlangsungnya sidang;
Pasal 4
Penyelenggara MUSWIL
1. Penyelenggara dan Penanggungjawab MUSWIL adalah Pengurus IDI Wilayah
Sumatera Barat;
2. Dalam penyelenggaraan MUSWIL, Pengurus IDI Wilayah membentuk dan menetapkan
Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC);
3. Panitia Pengarah bertugas menyiapkan rancangan materi yang akan dibahas dan
menjadi keputusan MUSWIL;
4. Panitia Pelaksana bertugas menyiapkan fasilitas pelaksanaan MUSWIL secara teknis
operasional;
5. Untuk tertibnya penyelenggaraan MUSWIL disusun Tata Tertib oleh Panitia Pengarah
MUSWIL yang kemudian disahkan oleh Sidang Pleno MUSWIL;
Pasal 5
Sidang-Sidang MUSWIL
Sidang Organisasi MUSWIL terdiri dari:
1. Sidang Komisi dan Sidang Khusus MUSWIL merupakan bagian dari Sidang Pleno;
2. Sidang Komisi MUSWIL meliputi:
a. Sidang Komisi A membahas tentang Program Kerja;
b. Sidang Komisi B membahas tentang Rekomendasi;
3

3. Sidang Khusus MUSWIL terdiri dari sidang-sidang khusus majelis untuk memilih
Ketua-Ketua Majelis (MKEK Wilayah dan MPPK Wilayah);
Pasal 6
Pimpinan Sidang MUSWIL
1. Sebelum Pimpinan Sidang MUSWIL ditetapkan, MUSWIL dipimpin oleh Ketua Panitia
Pengarah (Steering Commite) sebagai Pimpinan Sidang Pleno MUSWIL sampai terpilih
pimpinan sidang MUSWIL baru;
2. Tugas Pimpinan Sidang Sementara (Steering Commite) MUSWIL adalah Pengesahan
kuorum MUSWIL, Pembahasan dan pengesahan agenda acara MUSWIL, Pembahasan
dan pengesahan tata tertib MUSWIL, dan Pemilihan pimpinan sidang MUSWIL;
3. Ketua dan Sekretaris Panitia Pengarah memimpin sidang komisi sampai terbentuk
pimpinan sidang komisi baru;
4. Panitia Pengarah juga bertugas sebagai nara sumber, membantu tugas-tugas sidang
komisi, sidang-sidang khusus majelis, dan menyiapkan Ketetapan MUSWIL;
5. Pimpinan Sidang Sementara MUSWIL mengumumkan nama calon Pimpinan Sidang
MUSWIL dalam Sidang Pleno untuk disahkan menjadi Pimpinan Sidang MUSWIL;
6. Komposisi Pimpinan Sidang MUSWIL beranggotakan 3 (tiga) orang terdiri dari Ketua
merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, dan Anggota Pimpinan Sidang;
7. Pimpinan sidang terpilih bermusyawarah untuk memilih Ketua, Sekretaris, dan Anggota
Pimpinan Sidang MUSWIL;
8. Pimpinan Sidang MUSWIL bertugas memimpin Sidang Pleno MUSWIL;
9. Pimpinan Sidang Komisi bertugas memimpin Sidang Komisi;
10. Pimpinan Sidang Khusus Majelis bertugas memimpin Sidang Khusus Majelis.
Pasal 7
1. Sidang Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil keputusan yang menjadi
bidang tugas sidang Komisi;
2. Sidang Komisi sebelum melaksanakan tugasnya terlebih dahulu meminta masukan dari
Panitia Pengarah MUSWIL sebagai pendamping dan narasumber sidang Komisi;
3. Pimpinan sidang Komisi berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari seorang Ketua,
seorang Sekretaris, dan seorang Anggota;
4. Pimpinan sidang Komisi dipilih dari dan oleh Anggota sidang Komisi dalam sidang
Komisi yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang MUSWIL;
Pasal 8
1. Setiap Utusan MUSWIL wajib menjadi anggota salah satu sidang Komis;
2. Setiap Peninjau MUSWIL wajib menjadi anggota salah satu sidang Komisi;
3. Susunan dan jumlah anggota Komisi ditetapkan oleh Pimpinan sidang MUSWIL
dengan persetujuan Sidang Pleno;
Pasal 9
1. Pembicaraan dalam sidang Komisi disusun dalam risalah sidang Komisi;
4

2. Pimpinan sidang Komisi memberikan laporan hasil sidang Komisi kepada sidang Pleno.
BAB III
PESERTA MUSWIL
Pasal 10
Berdasarkan Pasal 14 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga IDI, MUSWIL dihadiri oleh:
Utusan, Peninjau, dan Undangan.
Pasal 11
1. Berdasarkan Pasal 14 ayat (3) Anggaran Rumah Tangga, Utusan adalah Peserta Cabang
dengan mandat resmi sesuai dengan jumlah suara yang dimiliki. Setiap peserta utusan
memiliki hak bicara dan hak suara;
2. Berdasarkan Pasal 14 ayat (4) Anggaran Rumah Tangga IDI, Peninjau MUSWIL terdiri
dari utusan cabang maksimal 3 (tiga) orang dengan mandat resmi sebagai peninjau,
seluruh Pengurus IDI Wilayah, Majelis-Majelis dan unsur-unsurnya (MKEK Wilayah,
MPPK Wilayah, Pengurus Wilayah PDSp, Pengurus Wilayah PDSm, Pengurus Wilayah
PDPP), dan Pengurus Besar IDI. Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara;
3. Undangan MUSWIL adalah pihak lain yang diundang secara khusus oleh Pengurus
Wilayah dan Panitia Pelaksana (diutamakan pejabat Pemerintah Daerah, Ketua
Organisasi Profesi, dan Media Massa) untuk menghadiri MUSWIL dan sidang-sidang
khusus majelis. Peserta undangan tidak memiliki hak bicara dan hak suara;
4. Jumlah Peninjau dan Undangan ditetapkan Pengurus Wilayah IDI Sumatera Barat.
Pasal 12
Peserta Sidang Pleno MUSWIL dan
Sidang-Sidang Khusus Majelis
1. Peserta sidang pleno MUSWIL adalah wakil IDI cabang baik utusan maupun peninjau,
PB IDI, MKEK Wilayah, MPPK Wilayah, Pengurus IDI Wilayah, Pengurus Wilayah
PDSp, Pengurus Wilayah PDSm, Pengurus Wilayah PDPP, dan undangan lainnya;
2. Peserta utusan sidang-sidang khusus majelis adalah peserta peninjau MUSWIL dari
unsur majelis dengan mandat resmi yang mempunyai hak bicara di dalam sidang-sidang
khusus majelis;
3. Peserta utusan sebagaimana maksud Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) tata tertib ini, adalah
yang memiliki mandat khusus dari perhimpunannya, mempunyai hak bicara dan hak
suara di dalam sidang-sidang khusus majelis;
4. Wakil IDI Cabang, wakil IDI Wilayah, dan wakil PB IDI dengan mandat adalah peserta
peninjau yang hanya mempunyai hak bicara di dalam sidang-sidang khusus majelis;
5. Peserta utusan sidang khusus MKEK adalah para Ketua MKEK Cabang atau yang
mewakili dan Dewan Etik Perhimpunan;
6. Peserta utusan sidang khusus MPPK adalah para Ketua Pengurus Wilayah PDPP,
Pengurus Wilayah PDSp, Pengurus Wilayah PDSm.

BAB IV
KUORUM, KEPUTUSAN, HAK SUARADAN HAK BICARA
Pasal 13
Kuorum MUSWIL
1. Sidang Pleno MUSWIL dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh setengah ditambah satu
dari jumlah cabang yang mengirim utusan dan hadir saat perhitungan sebagaimana
di atur dalam Pasal 14 ayat (13) Anggaran Rumah Tangga IDI;
2. Dalam hal Kuorum tidak terpenuhi maka MUSWIL ditunda 1 X 24 Jam, dan setelah itu
MUSWIL dianggap sah dengan utusan cabang yang hadir;
Pasal 14
Keputusan MUSWIL
1. Keputusan dalam sidang-sidang MUSWILdiupayakan secara musyawarah mufakat;
2. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, keputusan MUSWIL diambil berdasarkan
suara terbanyak atau pemungutan suara (voting);
3. Pemungutan suara dinyatakan sah apabila dihadiri minimal setengah ditambah satu dari
jumlah peserta yang hadir;
4. Bahan/masalah yang sudah diputuskan/ditetapkan di sidang komisi disahkan/
dikukuhkan dalam Sidang Pleno MUSWIL;
5. Masalah/bahan yang belum mendapat keputusan di sidang komisi, dibahas/diselesaikan
di sidang pleno MUSWIL.
Pasal 15
Hak Bicaradan Hak Suara
1. Berdasarkan Pasal 14 ayat (6), ayat (7), danayat (8) Anggaran Rumah Tangga IDI, Hak
Bicara dan Hak Suara bagi Utusan, Peninjau, dan Undangan diatur sebagai berikut:
a. Utusan MUSWIL memiliki Hak Bicara dan Hak Suara;
b. Peninjau MUSWIL memiliki Hak Bicara;
c. Undangan MUSWIL tidak memiliki Hak Bicara dan Hak Suara;
2. Hak suara utusan cabang ditetapkan berdasarkan Pasal 11 ayat (9) Anggaran Rumah
Tangga IDI dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sampai dengan 50 anggota biasa
: 1 (satu) suara;
b. Sampai dengan 100 anggota biasa : 2 (dua) suara;
c. Sampai dengan 300 anggota biasa : 3 (tiga) suara;
d. Sampai dengan 500 anggota biasa : 4 (empat) suara;
e. Sampai dengan 700 anggota biasa : 5 (lima) suara;
f. Dan seterusnya setiap tambahan 200 anggota biasa akan memperoleh tambahan
1 (satu) suara dengan jumlah maksimal sebanyak 10 (sepuluh) suara;
3. Komposisi Hak suara anggota IDI Cabang sebagimana yang maksud ayat 1 huruf (a)
untuk pemilihan Ketua IDI Wilayah Sumatera Barat Periode 2016-2019 adalah:
1. Kota Padang
: 546 orang anggota
: 5 suara
2. Kota Bukittinggi
: 105 oranganggota
: 2 suara
3. Kota Payakumbuh
: 155 oranganggota
: 2 suara
4. Kota S o l o k
: 82 oranganggota
: 2 suara
6

5. Kota Padang Panjang


6. Kota Sawah Lunto
7. Kabupaten Pesisir Selatan
8. Kabupaten Dharmasraya
9. Kabupaten Padang Pariaman
10. Kabupaten A g a m
11. Kabupaten Tanah Datar
12. Kabupaten Sijunjung
13. Kabupaten S o l o k
14. Kabupaten P a s a m a n
15. Kabupaten Pasaman Barat
16. Kabupaten Solok Selatan
17. Kabupaten Kepulauan Mentawai

: 35 orang anggota
: 38 orang anggota
: 60 orang anggota
: 66 orang anggota
:105 orang anggota
: 55 orang anggota
: 55 orang anggota
: 50 orang anggota
: 38 orang anggota
: 30 orang anggota
: 69 orang anggota
: 35 orang anggota
: 15 orang anggota

: 1 suara
: 1 suara
: 2 suara
: 2 suara
: 2 suara
: 2 suara
: 2 suara
: 2 suara
: 1 suara
: 1 suara
: 2 suara
: 1 suara
: 1 suara

BAB VI
PENILAIAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 16
1. Penilaian pertanggung jawaban Pengurus Wilayah IDI, MKEK, dan MPPK Provinsi
Sumatera Barat masa bakti periode tahun 2013-2016 dilakukan dalam bentuk:
a. Penilaian pertanggungjawaban terhadap amanat MUSWIL
b. Penilaian pertanggungjawaban terhadap kebijakan;
c. Penilaian pertanggungjawaban terhadap laporan keuangan yang berasal dari
iuran anggota dan laporan keuangan yang berasal dari luar iuran anggota;
2. Penilaian terhadap Pertanggungjawaban Pengurus IDI Wilayah, MKEK Wilayah, dan
MPPKWilayah dilakukan setelah pembacaan laporan pertanggungjawaban;
3. Penilaian sebagaimana maksud ayat (2) dilakukan oleh Utusan Cabang melalui
pandangan umum, jika hal ini tidak bisa dilakukan maka penilaian dengan cara voting;
4. Apabila laporan pertanggungjawaban Pengurus IDI Wilayah, MKEK Wilayah, dan
MPPK Wilayah telah disampaikan dan dibahas oleh peserta MUSWIL diterima, maka
Pengurus IDI Wilayah, MKEK Wilayah, dan MPPK Wilayah masa bakti periode tahun
2013-2016 dinyatakan Demisioner oleh Pimpinan sidang MUSWIL.
BAB VI
PERSYARATANDAN TATA CARAPEMILIHAN KETUA
PENGURUS IDI WILAYAH, MKEK WILAYAH DAN MPPK WILAYAH
Pasal 17
Persyaratan Calon Ketua Pengurus IDI Wilayah
Berdasarkan Pasal 11 huruf (a), huruf (d), dan huruf (e) Ketetapan Muktamar Dokter
Indonesia XXIX, bahwa persyaratan Bakal Calon Ketua Pengurus IDI Wilayah Provinsi
Sumatera Barat adalah:
1. Persyaratan Umum adalah sebagai berikut:
a. Warga Negara Republik Indonesia dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia Kepada Pancasila, Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun
1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta ketentuan perundangundangan yang berlaku;
7

c. Wajib mengelola Organisasi IDI secara mandiri, efektif dan efisien serta bisa
bekerjasama secara kolektif dan kolegial.
2. Persyaratan Khusus adalah sebagai berikut:
a. Bakal Calon Ketua Pengurus IDI Wilayah adalah Anggota biasa yang dibuktikan
dengan KTA IDI yang masih berlaku dan bukti lain yang sah;
b. Wajib berdomisili dan memiliki KTP Kota Padang serta beraktifitas sehari-hari
di Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat;
c. Membuat pernyataan kesediaan secara tertulis sebagai calon Ketua Pengurus IDI
Wilayah Provinsi Sumatera Barat kepada Pimpinan Sidang;
d. Tidak terlibat dalam kasus etika, moral dan hukum;
e. Menyampaikan curriculum vitae dan visi misi secara tertulis dan lisan pada saat
MUSWIL.
Pasal 18
Tata Cara Pemilihan Ketua Pengurus IDI Wilayah
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Pemilihan calon Ketua Pengurus IDI Wilayah dilakukan pada sidang pleno MUSWIL
dan dalam dua tahapan pemilihan;
Pimpinan sidang membacakan Bakal Calon yang dijaring oleh Pengurus IDI Wilayah
Provinsi Sumatera Barat, kemudian membuka pendaftaran Bakal Calon baru lagi
kepada peserta MUSWIL utusan cabang;
Bakal Calon Ketua Pengurus IDI Wilayah dinyatakan sah apabila telah diperiksa syarat
pencalonannya yang meliputi:
a.
Dibuktikan dengan kartu anggota IDI yang masih berlaku
b.
Menyatakan kesediaan secara tertulis dan lisan sebagai calon Ketua Pengurus
IDI Wilayah;
c.
Tidak sedang terlibat dalam kasus etika, moral, dan hukum;
d.
Menyampaikan Curriculum Vitae dan Visi Misinya secara lisan dan tulisan;
Tahap pertama pemilihan Calon Ketua Pengurus IDI Wilayah terpilih, dengan cara
dipilih oleh IDI Cabang secara bebas dan rahasia, dimana setiap IDI Cabang
Kabupaten/Kota memiliki 1 (satu) suara;
Calon dengan jumlah suara dukungan Cabang terbanyak urutan 1 (satu), urutan 2 (dua)
dan urutan 3 (tiga) pada pemilihan tahap pertama berhak diajukan pada pemilihan
tahap kedua;
Pemilihan tahap kedua dilakukan oleh utusan cabang dimana jumlah suara setiap
cabang ditentukan berdasarkan ketentuan yang di atur pada Pasal 15 ayat (2) dan
ayat (3) Tata Tertib ini Jo Pasal 11 ayat (9) Anggaran Rumah Tangga IDI;
Sebelum pemilihan tahap kedua, dilakukan debat kandidat atau dialog antar calon ketua
terpilih Pengurus IDIWilayah Provinsi Sumatera Barat dengan peserta MUSWIL yang
waktu dan mekanismenya di atur oleh Pimpinan sidang pleno;
Calon yang memperoleh suara terbanyak pada pemilihan tahap kedua ditetapkan oleh
sidang pleno MUSWIL menjadi ketua Pengurus IDI Wilayah Provinsi Sumatera Barat
Terpilih untuk masa bakti kepengurusan periode tahun 2016-2019;
Dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Calon Ketua Pengurus IDI Wilayah yang memenuhi
persyarata atau Calon tunggal, maka Pimpinan Sidang Pleno menyatakan dan
menetapkan sebagai Ketua Pengurus IDI Wilayah terpilih secara aklamasi;
8

10. Ketua Pengurus IDI Wilayah terpilih memiliki kewenangan penuh dalam menyusun
struktur Kepengurusan IDI Wilayah Sumatera Barat masa bakti tahun 2016-2019.
Pasal 19
Tata Cara Pemilihan Ketua MKEK Wilayah
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bakal Calon Ketua MKEK Wilayah adalah Anggota biasa yang dibuktikan dengan KTA
IDI yang masih berlaku dan bukti lain yang sah;
Pemilihan Ketua MKEK Wilayah dilakukan dalam sidang pleno MUSWIL dengan
ketentuan 1 (satu) IDI Cabang memiliki 1 (satu) suara;
Calon dengan jumlah suara terbanyak urutan 1 (satu) dan urutan 2 (dua) pada pemilihan
tahap pertama berhak diajukan pada pemilihan tahap kedua;
Bakal Calon Ketua MKEK Wilayah dinyatakan sah apabila telah diperiksa syarat
pencalonannya yang meliputi:
a.
Tidak sedang terlibat dalam kasus etika, moral, dan hukum;
b.
Menyatakan kesediaan secara lisan dan terbuka sebagai calon Ketua MKEK;
c.
Menyampaikan Curriculum Vitae dan Visi Misinya di depan sidang khusus
MUSWIL yang diadakan untuk itu (sidang khusus MKEK) selama waktu yang
disediakan oleh pimpinan sidang;
Calon yang memperoleh suara terbanyak pada pemilihan tahap kedua, ditetapkan
sebagai Ketua MKEK Wilayah dan selanjutnya disahkan/dikukuhkan oleh Ketua
Pengurus Wilayah IDI Provinsi Sumatera Barat Terpilih untuk masa bakti periode tahun
2016-2019;
Apabila pada pemilihan tahap pertama hanya terdapat 1 (satu) Calon Ketua MKEK
Wilayah yang memenuhi persyarata atau Calon tunggal, maka Pimpinan Sidang
menyatakan dan menetapkannya sebagai Ketua MKEK Wilayah terpilih secara
aklamasi untuk selanjutnya disahkan/dikukuhkan oleh Ketua Pengurus IDI Wilayah
Provinsi Sumatera Barat Terpilih untuk masa bakti periode tahun 2016-2019.
Pasal 20
Tata Cara Pemilihan Ketua MPPK Wilayah

1.

2.

3.

Bakal Calon Ketua MPPK Wilayah adalah Anggota biasa yang dibuktikan dengan KTA
IDI yang masih berlaku dan Ketua Perhimpunan-perhimpunan di lingkungan IDI
Wilayah Sumbar, yang terdiri dari Perhimpunan Dokter Spesialis (PDSp), Perhimpunan
Dokter Seminat (PDSm) dan Perhimpunan Dokter Pelayanan Primer (PDPP);
Pemilihan ketua MPPK berdasrkan suara dari : 1 suara IDI cabang dan 1 suara
perhimpunan
Bakal Calon Ketua MPPK Wilayah dinyatakan sah apabila telah diperiksa syarat
pencalonannya yang meliputi:
a.
Memiliki kartu anggota IDI
b.
Tidak sedang terlibat dalam kasus etika, moral, dan hukum;
c.
Menyatakan kesediaan secara lisan dan terbuka sebagai calon Ketua MPPK;
d.
Menyampaikan Curriculum Vitae dan Visi Misinya di depan sidang khusus
MUSWIL yang diadakan untuk itu (sidang khusus MPPK) selama waktu yang
disediakan oleh pimpinan sidang;
9

4.

5.

Calon dengan suara terbanyak pada pemilihan, ditetapkan sebagai Ketua MPPK
Wilayah dan selanjutnya disahkan/dikukuhkan oleh Ketua Pengurus IDI Wilayah
Provinsi Sumatera Barat Terpilih untuk masa bakti periode tahun 2016-2019;
Apabila pada pemilihan tahap pertama hanya terdapat 1 (satu) Calon Ketua MPPK
Wilayah yang memenuhi persyarata atau Calon tunggal, maka Pimpinan Sidang
menyatakan dan menetapkannya sebagai Ketua MPPK Wilayah Terpilih secara
Aklamasi untuk selanjutnya disahkan/dikukuhkan oleh Ketua Pengurus IDI Wilayah
Provinsi Sumatera Barat Terpilih untuk masa bakti periode tahun 2016-2019.
Pasal 21
Serah Terima Jabatan
Serah terima jabatan Ketua Pengurus IDIWilayah, Ketua MKEK Wilayah, dan Ketua
MPPK Wilayah dilakukan dalam sidang pleno yang telah disiapkan untuk itu.
BAB VII
KETENTUAN TAMBAHAN
Apabila Pelaksanaan MUSWIL tidak dapat dilanjutkan (deadlock), maka MUSWIL
lanjutan ditentukan dan dilaksanakan oleh PB IDI selambat-lambatnya dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pernyataan deadlock;
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

1.

Tata Tertib ini sah setelah mendapat persetujuan di dalam sidang pleno dan tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga IDI;
2.
Tata Tertib ini adalah pedoman dalam melaksanakan persidangan dan apabila ada
perbedaan penafsiran, maka diserahkan pada sidang pleno MUSWIL untuk ditetapkan;
3. Tata Tertib ini berlaku sejak di sahkan dan ditetapkan.
Ditetapkan di: P a d a n g
Pada Tanggal: .Maret 2016

MUSWIL IDI SUMATERA BARAT


PIMPINAN SIDANG SEMENTARA (SC)

(dr. Helgawati, M.M)


Ketua

(dr.Yefri Zulfikar, Sp.B., Sp.OT)


Sekretaris

10

Anda mungkin juga menyukai