Standar telur ayam konsumsi ini merupakan revisi SNI 01-3926-1995 yang dilakukan dalam
rangka memperbaiki syarat mutunya. Ruang lingkup standar menetapkan klasifikasi,
persyaratan mutu pengemasan, pelabelan, dan penyimpanan. Telur ayam konsumsi yang digunakan berasal dari ayam ras dan ayam lokal (kampung). Telur konsumsi adalah telur ayam yang belum mengalami proses fortifikasi, pendinginan, pengawetan, dan proses pengeraman Telur ayam konsumsi diklasifikasi berdasar: 1) Warna kerabang yaitu sesuai galurnya dan 2) Bobot telur: kecil<50g, sedang50-60g, besar>60g. Persyaratan mutu yang diatur mencakup: 1) Persyaratan tingkatan mutu fisik, meliputi kondisi kerabang, kondisi kantung udara, kondisi putih telur, kondisi kuning telur, dan Bau; 2) Persyaratan mutu mikrobiologis, dengan jenis cemaran mikroba: Total Plate Count (TPC), Coliform, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Cara pengambilan contoh mengacu SNI 2897:2008. Sedangkan cara pengujian secara fisik harus sesuai ketentuan, dan uji cemaran mikroba mengacu pada SNI 2897:2008. Telur harus dikemas dalam secara aman, tidak mengakibatkan penyimpangan/kerusakan telur selama penyimpanan dan pengangkutan. Informasi pada label kemasan minimal mencantumkan nama produk, merk dagang, tgl produksi, nama dan alamat produsen, berat bersih dan NKV. Penyimpanan telur konsumsi pada temperatur kamar dengan kelembaban antara 80% dan 90%, maksimum 14 hari setelah ditelurkan, atau pada temperatur antara 4C dan 7C dengan kelembaban antara 60% dan 70%, maksimum 30 hari setelah ditelurkan. Dalam standar dilengkapi lampiran tentang metode analisis.