PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah
meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari sisi ini
pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena angka
harapan hidup bangsaa kita telah meningkat secara bermakna. Namun, disisi
lain dengan meningkatnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi
masyarakat karena perkembangan berbagai penyakit lain.
Oliguria merupakan salah satu tanda klinik dari gagal ginjal. Mula
timbul oliguria sering akut, sering merupakan tanda pertama dari
kemunduran fungsi ginjal, dan merupakan tantangan diagnostik dan
manajemen bagi dokter. Pada sebagian besar situasi klinik, oliguria akut
bersifat reversibel dan tidak mengakibatkan gagal ginjal, oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas tentang penyakit oliguria.
B. Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini akan dibahas tentang penyakit oliguria.
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. DEFINISI
Oliguria didefinisikan sebagai keluaran urin kurang dari 1 mL/kg/jam pada
bayi, kurang dari 0,5 mL/kg/jam pada anak, dan kurang dari 400 mL/hari
pada dewasa. Oliguria merupakan salah satu tanda klinik dari gagal ginjal.
Mula timbul oliguria sering akut, sering merupakan tanda pertama dari
kemunduran fungsi ginjal, dan merupakan tantangan diagnostik dan
manajemen bagi dokter. Pada sebagian besar situasi klinik, oliguria akut
bersifat reversibel dan tidak mengakibatkan gagal ginjal.
B. PATOFISIOLOGI
Oliguria dapat diakibatkan oleh 2 proses patofisiologik: mekanisme prerenal,
intrinsik renal, dan postrenal.
1. Insufisiensi prerenal bertanggung jawab atas kira-kira 70% kasus gagal
ginjal akut (GGA) di luar rumah sakit dan sampai 60% dari kasus-kasus
GGA di rumah sakit. Insufisiensi prerenal merupakan respons fungsional
dari ginjal normal terhadap hipoperfusi. Fase dini dari kompensasi ginjal
untuk perfusi yang berkurang adalah autoregulasi laju filtrasi glomerulus,
melalui dilatasi arteriol aferen (yang diinduksi oleh respons miogenik,
umpan balik tubuloglomerulus, dan prostaglandin) dan via konstriksi
arteriol eferen (diperantarai oleh angiotensin II). Fase dini juga mencakup
peningkatan reabsorpsi garam dan air (dirangsang oleh sistem reninangiotensin-aldosteron dan sistem saraf simpatis). Oliguria yang cepat
memulih setelah perfusi ginjal membaik adalah skenario yang khas dan
lazim. Sebagai contoh, oliguria pada bayi dan anak paling sering terjadi
sekunder setelah dehidrasi dan pulih tanpa cedera ginjal jika dehidrasi
dikoreksi. Akan tetapi, hipoperfusi ginjal yang berkepanjangan bisa
mengakibatkan pergeseran dari kompensasi ke dekompensasi. Stimulasi
simpatis dan sistem renin-angiotensin yang berlebihan bisa menyebabkan
vasokonstriksi renal yang hebat dan cedera iskemik terhadap ginjal.
Interferensi
autoregulasi
ginjal
oleh
pemberian
vasokonstriktor
Pada gagal prerenal ada peninggian mencolok dari BUN, dan rasio
BUN/Cr lebih dari 20. Ini mencerminkan peningkatan reabsorpsi urea di
perdarahan
gastrointestinal,
dan
status
katabolisme.
2.
hipotonik.
Sebab-sebab yang agak jarang dari hiponatremia mencakup deplesi
natrium (dehidrasi hiponatremik) dan hiperglikemia (konsentrasi natrium
serum berkurang sebesar 1,6 mEq/L untuk setiap 100 mg/dL peningkatan
glukosa serum di atas 100 mg/dL). Adakalanya, hipernatremia terjadi
sebagai komplikasi GGA, dan biasanya akibat pemberian natrium
berlebihan (terapi cairan yang tidak benar atau terlalu agresif
memberikan natrium bikarbonat).
Kalium serum
1.
2.
3.
lysis syndrome.
Hiperkalemia merupakan kedaruratan yang mengancam jiwa dan harus
diatasi segera dan dengan agresif, karena efek depolarisasinya terhadap
4.
resistensi
rangka
terhadap
aksi
hormon
paratiroid,
dan
hipoalbuminemia.
3. Kadar ion kalsium penting diukur karena merupakan bentuk kalsium
serum yang tidak berikatan, dan menentukan aktivitas fisiologis. Kalsium
ion bisa ditaksir dengan menganggap 1 mg/dL kalsium berikatan dengan 1
g/dL albumin; jadi, kalsium ion adalah selisih antara kalsium total dan
kadar albumin serum.
4. Asidosis meningkatkan fraksi kalsium total dalam bentuk ion; jadi terapi
bikarbonat yang terlalu agresif bisa mengurangi kadar kalsium ion.
5. Hipokalsemia berat mengakibatkan tetani, kejang dan aritmia jantung.
Imbang asam-basa
1. Gangguan ekskresi asam non-volatil dan penurunan reabsorpsi tubulus
dan berkurangnya produksi bikarbonat ginjal mengakibatkan asidosis
metabolik dengan senjang anion (anion gap) tinggi.
2. Asidosis berat bisa terjadi pada anak yang hiperkatabolik (syok, sepsis)
atau mereka dengan kompensasi respiratorik tidak adekuat.
3. 2 digit terakhir dari pH arteri membantu prediksi kompensasi pernapasan.
Angka-angka ini meramalkan pCO2 (misal, pasien dengan pH arteri 7,25
memiliki kompensasi respiratorik yang adekuat jika pCO2 arteri adalah
25 3 mmHg).
Hitung darah lengkap
1.
2.
3.
4.
Tes-tes lain yang bisa dikerjakan di unit dengan fasilitas lengkap, antara lain:
Radiologi:
1. Ultrasonografi
2. Voiding cystourethrogram diindikasikan pada kecurigaan obstruksi
bladder outlet.
3. Skan radionuklida mungkin berguna dalam penilaian rejeksi transplan dan
obstruksi.
4. X-foto toraks diindikasikan jika dicurigai ada edema paru.
5. Echocardiogram berguna jika ada gagal jantung bendungan.
D. TATALAKSANA OLIGURIA
Perawatan medis:
Pencegahan
1. Pada situasi klinik di mana diantisipasi hipoperfusi atau keracunan ginjal,
terapi dengan manitol (12,5 gr bolus), diuretik (furosemid 100-300 mg)
dan dopamin dosis rendah (2-5 g/kg/menit) telah digunakan untuk
mencegah atau memulihkan cedera ginjal. Walaupun cara-cara ini tidak
mengubah perjalanan GGA, mereka bisa mengubah status oliguria
menjadi non-oliguria, yang lebih mudah dikelola karena GGA nonoligurik tidak membutuhkan pembatasan cairan dan memungkinan
dukung nutrisi maksimal. Namun, peran dopamin dewasa ini banyak
diperdebatkan, bahkan suatu uji klinik acak terbaru telah memberi kesan
bahwa pemakaian dopamin tidak bermanfaat.
2. Pemberian cairan agresif telah berhasil digunakan untuk mencegah GGA
setelah
pembedahan
jantung,
transplantasi
ginjal
kadaver,
konstipasi.
Tatalaksana darurat dari hiperkalemia diindikasikan bila kalium
serum melebihi 6,5 mEq/L, atau gelombang T runcing. Di samping
Kayexalate,
pasien
harus
diberi
natrium
bikarbonat
yang
8
d.
e.
digunakan
untuk
mengendalikan
hiperfosfatemia
tetapi
a.
b.
c.
intravena.
Jika ada ensefalopati, berikan infus kontinyu sodium nitroprusside
dengan memantau kadar tiosianat. Karena terapi nitroprusid
memerlukan perhitungan tetesan yang seksama, alternatif lain yang
bisa diberikan segera adalah diazoksid atau labetalol intravena. Obat
oral dimulai setelah krisis hipertensi diatasi.
c.
kreatinin serum.
Tujuan umum dari dialisis adalah membuang toksin-toksin endogen
dan eksogen, dan mempertahankan imbang cairan, elektrolit dan
asam basa sebelum fungsi ginjal pulih. Indikasi untuk dialisis akut
adalah tidak mutlak, dan keputusan untuk menggunakan cara ini
tergantung pada cepatnya mula timbul, durasi dan keparahan kelainan
yang harus dikoreksi. Indikasi lazim mencakup kelebihan beban
cairan yang tidak responsif terhadap diuretik atau kesukaran
pemberian nutrisi, gangguan imbang asam-basa/elektrolit yang
simtomatik (khususnya hiperkalemia) yang tidak membaik dengan
manajemen non-dialitik, hipertensi refrakter, dan uremia simtomatik
d.
e.
10
abdomen.
Hemodialisis membutuhkan akses vaskular, heparinisasi, dan volume
darah ekstrakorporal yang besar, dan petugas yang terampil, tetapi
keunggulannya adalah cepat mengkoreksi gangguan imbang cairan,
g.
hemofiltration,
atau
continuous
arteriovenous
Keunggulan
utama
dari
teknik
ini
terletak
pada
hemodialisis
mungkin
dikontraindikasikan
sementara
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oliguria didefinisikan sebagai keluaran urin kurang dari 1 mL/kg/jam pada
bayi, kurang dari 0,5 mL/kg/jam pada anak, dan kurang dari 400 mL/hari
pada dewasa. Oliguria merupakan salah satu tanda klinik dari gagal ginjal.
Oliguria dapat diakibatkan oleh 2 proses patofisiologik: mekanisme
prerenal, Urinalisis, Indeks urin, BUN dan kreatinin serum, Fosfat dan
kalsium serum, Imbang asam-basa
B. Saran
Semoga dalam penulisan makalah ini dapat berguna bagi penulis
khususnya, dan bagi pembaca mungkin dalam penyusunan makalah ini
penulis masih banyak kekurangan karena keterbatasan ruang lingkup,
waktu, situasi, kondisi dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
penulisan makalah ini di masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://nefrologyners.wordpress.com/2012/01/18/oliguria/
13