Alkitab memberikan kepada kita model untuk penginjilan , yaitu
tentang apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakan firman kepada orang lan. Alkitab tidak berisi Injil tetapi Alkitab adalah Injil. Manusia berbicara dan Allah berbicara. Manusia berbicara dari Allah (II Petrus 1:21) dan Allah berbicara melalui manusia (Ibr. 1:1). Ketika Allah berbicara di dalam Alkitab DIA menggunakan bahasa manusia dan ketika DIA
berbicara
dalam
Kristus
mengambil
daging
manusia.
Agar
menyatakan diri-Nya, DIA mengosongkan dan merendahkan diri-Nya.
Inilah model penginjilan yang didukung Alkitab. Alkitab juga memberikan kuasa untuk penginjilan. Ada kuasa di dalam firman Allah dan di dalam mengkhotbahkan Injil. Mengkhotbahkan Injil, bukanlah sesuatu hal yang tidak dibutuhkan, hal itu sangat perlu. Ini adalah saran yang ditunjuk Allah yang olehnya pengeran kegelapan ditakhlukan dan terang mengalir ke dalam hati manusia. Ada kuasa di dalam Injil Allah-kuasa-Nya untuk keselamatan (Rm. 1:16). Di dalam Kejadian kita juga melihat dengan jelas tentang janji berkat yang digenapi di dalam cara yang nyata. Mendekati akhir kehidupan Abraham, kita membaca bahwa Allah telah memberkati Abraham di dalam segala sesuatu (24:1). Kita dapat menemukan tiga bagian kategori berkat di dalam cerita Kejadian. Yang pertama, kita melihat berkat sebagai kekayaan material dan beranakcucu. Yang kedua, kita melihat berkat sebagai hubungan kasih karunia dengan Allah dan pengalaman akan kehadiran-Nya.
Yang
ketiga,
kita
melihat
membawa
satu
ukuran
kedamaian di tengah-tengah keluarga dan masyrakat.
Rekan kerja dengan Allah untuk membawa berkat. Ketika Allah melanjutkan penggenapan dari janji-Nya pada zaman kita, kita dapat mempelajari pelajaran-pelajaran penting tentang bagaimana
kita dapat ekerja bersama-sama dengan Allah dari kehidupan keluarga
Abraham. a. Bekerja bersama-sama dengan Allah b. Bekerja dengan setia tanpa mempedulikan posisi c. Melayani sebagai Orang yang dikirim Allah d. Menyelesaikan Tujuan Allah