Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan kualitatif dan kuantitatif

PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan gejala
secara holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kuantitatif bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis pendekatan induktif. Proses dan
makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif lebih menonjol disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan
mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh dengan nilai-nilai otentik
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan
pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori,
gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang
kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya
yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data
empiris di laporan.
Penelitian kualitatif adalah penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara
ketat atau belum diukur, menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial,
hubungan erat antara yang diteliti dengan peneliti, tekanan situasi yang membentuk
penyelidikan, sarat nilai, menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus
perolehan maknanya.

PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
mengambil jarak antara peneliti dengan obyek yang diteliti, menggunakan instrumeninstrumen formal, standar, dan bersifat mengukur. Sedangkan penelitian kualitatif
menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti, menggunakan peneliti sebagai
instrumen.

Berdasarkan Williams (1988) ada lima pandangan dasar perbedaan antara pendekatan
kuantitatif (istilah Williams dengan kuantitatif positivistik) dan kualitatif. Kelima
pendangan dasar perbedaan tersebut adalah:
1.

2.

3.

4.

5.

1.
Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas
sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya
pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi
dalam pandangan holistik. Sehingga peneliti kuantitatif lebih spesifik,
percaya langsung pada obyek generalis, meragukan dan mencari
fenomena pada obyek yang realitas.
2.
Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya,
pendekatan kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan
mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses
interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
3.
Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan
konteks dan waktu (nomothetic statements), sedangkan pendekatan
kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu(idiographic statements).
4.
Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan
antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum
akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sedangkan pendekatan kualitatif
selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi
secara simultan.
5.
Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu
bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya
pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai,
termasuk si peneliti yang subyektif.

Tipe Variabel penelitian

1. Variabel Independent dan Dependent


Variabel bebas atau independent kadang-kadang disebut variabel
prediktor, treatment, stimulus, penyebab, input dan lain-lain adalah
variabel yang dimanipulasi untuk mengamati efeknya terhadap variabel
tergantung.
Variabel tergantung atau terikat atau dependent disebut variabel akibat
atau output adalah variabel yang diukur untuk mengetahui pengaruh dari
variabel bebas.

2. Variabel Intervening
Variabel intervensi adalah variabel mediasi mengacu pada proses abstrak
yang tidak secara langsung diamati tetapi memiliki link di antara variabel
independent dan dependent. Ini variabel hipotetik.
Variabel ini dianggap sebagai variabel yang dapat menjelaskan keterkaitan
variabel bebas dan terikat tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan,
mungkin karena tidak diperhitungkan, tidak dapat diindentifikasi atau
tidak dapat diukur.
Pada titik ini variabel intervening adalah konsep abstrak yaitu argumen
hipotetik yang diusulkan seorang peneliti setelah penelitian selesai
dilakukan berupa saran untuk agenda penelitian mendatang.

3. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah varaibel mediasi yang sudah diidentifikasi,
diukur dan dipertanggungjawabkan mempengaruhi keterkaitan variabel
independent dan dependent.
Kedudukan variabel moderating adalah memoderasi pengaruh variabel
bebas terhadap variabel tergantung. Dengan demikian variabel moderating
memberi efek memperlemah pengaruh.

4. Variabel Control
Variabel kontrol adalah variabel yang menyebabkan hubungan variabel
bebas dan tergantung tetap konstan. Variabel ini mengeliminasi dampak
yang diakibatkan dari adanya variabel-variabel moderating.

5. Variabel Asing (Extraneous)


Variabel extraneous atau variabel asing adalah faktor-faktor dalam
lingkungan penelitian yang mungkin memiliki efek terhadap variabel
dependent, tetapi tidak diketahui keberadaanya.
Variabel asing sangat berbahaya karena dapat merusak validitas sebuah

penelitian. Jika memang tidak dapat dikendalikan, variabel asing harus


setidaknya dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil.
Pengembangan Hipotesis
Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori ang
relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesis dikembangkan dengan
menggunakan teori karena memverifikasi teori tersebut di fenomena yang ada. Hipotesis perlu
dikembangkan dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang dapat digunakan atau tujuan dari
riset adalah untuk menernukan teori yang baru.

4 Jenis skala

Skala Nominal[sunting | sunting sumber]


Merupakan skala yang hanya membedakan kategori berdasarkan jenis atau macamnya.[2] Skala ini
tidak membedakan kategori berdasarkan urutan atau tingkatan. [2] Misalnya adalah jenis kelamin
terbagi menjadi laki-laki dan perempuan.[2]

Skala Ordinal[sunting | sunting sumber]


Merupakan skala yang membedakan kategori berdasarkan tingkat atau urutan.[2] Misalnya, membagi
tinggi badan sampel ke dalam 3 kategori: tinggi, sedang, dan pendek.[2]

Skala Interval[sunting | sunting sumber]


Merupakan skala yang membedakan kategori dengan selang atau jarak tertentu dengan jarak antar
kategorinya sama.[2] Skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak.[2] Misalnya, membagi tinggi
badan sampel ke dalam 4 interval yaitu: 140-149, 150-159, 160-169, dan 170-179. [2]

Skala Rasio[sunting | sunting sumber]


Merupakan penggabungan dari ketiga sifat skala sebelumnya. Skala rasio memiliki nilai nol mutlak
dan datanya dapat dikalikan atau dibagi.[2] Akan tetapi, jarak antar kategorinya tidak sama karena
bukan dibuat dalam rentang interval.[2] Misalnya, tinggi badan sampel terdiri dari 143, 145, 153, 156,
175, 168, 173, 164, 165, 152.[2]

Kelebihan dan Kekurangan[sunting | sunting sumber]


Penggunaan skala untuk membedakan kategori yang satu dengan yang lain sangatlah praktis.
[2]

Perbandingan antara kategori yang ada dapat secara jelas terlihat.[2]Sedangkan, kekurangannya

ialah skala yang lebih tinggi (rasio dan interval) dapat diubah dalam skala yang lebih rendah
(nominal dan ordinal), namun tidak berlaku sebaliknya. [2]

Anda mungkin juga menyukai