Anda di halaman 1dari 43

1

Laporan Studi Pustaka (KPM 403)


KEBERHASILAN PELAKSANAAN PROGRAM SANITASI BERBASIS
MASYARAKAT

Oleh:
Muchlisah Harliani
I34120035

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGANMASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PERNYATAAN
Dengan ini saya, menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul Keberhasilan
Pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat benar-benar hasil karya
saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan
tinggi atau lembaga manapun dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang
dinyatakan dalam naskah. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini.
Bogor, Mei 2015

Muchlisah Harliani
NIM. I3420035

ABSTRAK
MUCHLISAH HARLIANI. Analisis Pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis
Masyarakat. Di bawah bimbingan Dr. Ir. SARWITITI S. AGUNG, MS
Program sanitasi berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya untuk
memberdayakan masyarakat. Berdasarkan kajian pustaka, program sanitasi
berbasis masyarakat dipengaruhi oleh indikator keberhasilan program. Indikator
keberhasilan program adalah indikator input program adalah sumber pendanaan
program dan pertimbangan mengenai SDM yang dimiliki masyarakat. Indikator
proses adalah fokus pembangunan, pengelolaan dan evaluasi program dilakukan
oleh masyarakat dan tingkat partisipasi masyarakat. Indikator output program
adalah pemanfaatan fasilitas sanitasi yang telah dibangun. Indikator efek program
adalah perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.

Kata Kunci : Program Sanitasi Berbasis Masyarakat, Indikator Keberhasilan


ABSTRACT

MUCHLISAH HARLIANI. Analiysis of Sanitation Based Community Program.


Under the guidance of Dr. Ir. SARWITITI S. AGUNG, MS
Sanitation based community program is one of efort for empowering community.
Based on a literature, sanitation based community program is influenced by
success programs indicators. Input indicator is finance resource, think about
human resource. Proccess indicators is development focus, management and
evaluation programs doing by community, and community participation. Output
indicators is use of sanitation facilities. Efect indicators program is change of
knowledge, attitude and behavior community.
Keywords : Sanitation based community program, indicators

KEBERHASILAN PELAKSANAAN PROGRAM SANITASI BERBASIS


MASYARAKAT

Oleh:
Muchlisah Harliani
I34120035

Laporan Studi Pustaka


sebagai syarat kelulusan KPM 403

Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa studi pustaka yang disusun oleh:


Nama Mahasiswa

: Muchlisah Harliani

Nomor Pokok

: I34120035

Judul

: Keberhasilan Pelaksanaan Program Sanitasi


Berbasis Masyarakat

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan KPM 403 pada Mayor Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, M.S


NIP: 19630904 199002 2 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Siti Amanah, MSc


NIP: 196709031992122001

Tanggal Pengesahan :

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya


penulisan laporan studi pustaka yang berjudul Keberhasilan Pelaksanaan
Program Sanitasi Berbasis Masyarakat dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan
laporan studi pustaka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK Studi
Pustaka (KPM 403) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Sarwititi S Agung,
MS selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama
penulisan laporan studi pustaka ini berjalan. Penulis pun menyampaikan ucapan
terima kasih kepada keluarga dan teman-teman atas doa dan dukungan selama
proses penulisan laporan studi pustaka. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi, dan juga bermanfaat bagi
pembaca lain.
Bogor, Mei 2015

Muchlisah Harliani
NIM. I34120035

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Tujuan Penulisan..................................................................................................2
Metode Penulisan.................................................................................................2
RINGKASAN PUSTAKA.......................................................................................3
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN...............................................................21
Pengertian Program Berbasis Masyarakat..........................................................21
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis
Masyarakat.........................................................................................................24
Indikator Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat........................27
Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat........................................30
Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat.32
KESIMPULAN......................................................................................................34
Analisis dan Sintesis...........................................................................................34
Kerangka Analisis...............................................................................................34
Pertanyaan Penelitian.........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................37

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perwujudan kegiatan program berbasis masyarakat pada setiap literatur
22
Tabel 2. Jenis program sanitasi berbasis masyarakat 23

Tabel 3. Indikator Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat 25


Tabel 4. Indikator input keberhasilan program sanitasi berbasis masyarakat 26
Tabel 5. Indikator proses pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat 27

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka analisis indikator keberhasilan program sanitasi berbasis
masyarakat 29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting untuk mendukung kualitas
kehidupan manusia selama hidupnya. Kesehatan dapat dicapai dengan berbagai
macam hal, salah satunya adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Manusia dapat hidup dengan sehat apabila lingkungan di
sekitarnya pun sehat. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia adalah perilaku buang air besar sembarangan yang masih banyak
dilakukan oleh masyarakat. Menurut Hasil Studi Indonesia Sanitation Sector
Development Program (ISSDP) tahun 20061, masyarakat Indonesia yang
berperilaku buang air besar sembarangan adalah sebesar 47%. Masyarakat
membuang kotorannya ke sungai, kolam, sawah, kebun, dan tempat terbuka
lainnya. Menurut Kasubdit Pengembangan Sistem Air Limbah, Direktorat
Penyehatan Lingkunganm Permukinan, Departemen Pekerjaan Umum, Handy B.
Legowo, berdasarkan data pada tahun 2007, sebanyak 30 persen penduduk
Indonesia saat ini masih melakukan kegiatan buang air besar sembarangan
(BABS), 18,1 persen di antaranya adalah di wilayah perkotaan. Kegiatan buang
air besar yang terjadi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung2, dan
menghasilkan tinja sebagai zat buangan.
Tinja merupakan salah satu bahan buangan sebagai akibat dari adanya
kehidupan manusia, hasil dari proses pencernaan makanan pada sistem
pencernaan makanan manusia. Pembuangan tinja manusia yang tidak dilakukan
sebagaimana mestinya akan menimbulkan berbagai macam dampak negatif, di
antaranya adalah pencemaran permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi
menjadi sumber penyebab berbagai macam penyakit. Tinja pun merupakan salah
satu bahan makanan yang disukai oleh lalat, tikus, ayam, anjing, dan hewan
lainnya, karena tinja mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan oleh
hewan tersebut (Soeparmin 2002). Saat ini, diperkirakan sebesar 70 persen air
tanah di wilayah perkotaan telah tercemar oleh bakteri tinja, sedangkan sebagian
besar masyarakat perkotaan masih menggunakan air tanah sebagai sumber air.
Dampak tersebut disebabkan sebagian besar oleh kebiasaan masyarakat buang air
besar sembarangan dan pengelolaan limbah yang tidak sesuai dengan yang
seharusnya3.
Dampak buruk yang dihasilkan oleh pengelolaan tinja manusia secara
umum disebabkan oleh fasilitas dan pengetahuan masyarakat yang minim. Selain
itu budaya masyarakat hingga saat ini masih terbiasa dengan buang air besar
sembarangan. Permasalahan sanitasi, khususnya perilaku buang air besar
1 Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 132
Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)
2 m.antaranews.com (2010)
3 Publichealth-journal.helpingpeopleideas.com/pola-pencemaranbakteriologis

sembarangan berhubungan langsung dengan kualitas kesehatan masyarakat,


sehingga jika kekurangan yang terjadi tidak diatasi, akan memberikan dampak
buruk bagi masyarakat. Terlebih tinja yang dibuang sembarangan akan mencemari
air sebagai sumber utama kehidupan. Berdasarkan kenyataan tersebut, pemerintah
telah menyusun berbagai program untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Program-program tersebut di antaranya adalah Program Sanitasi Perkotaan
Berbasis Masyarakat (program pendukung PNPM), Sanitasi Berbasis Masyarakat
(SANIMAS), dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Program-program tersebut berjalan dengan berbagai cara dalam upaya
mencapai keberhasilan. Masing-masing program memiliki indikator keberhasilan.
Dalam mencapai keberhasilan program, terdapat faktor-faktor pendukung yang
membantu tercapainya indikator-indikator keberhasilan program. Program yang
berdasarkan basis masyarakat maka akan mengutamakan peranan masyarakat
dalam pelaksanaan program. Setiap indikator, faktor, dan peranan masyarakat
akan menentukan bagaimanakah keberhasilan program yang dicapai. Keadaan
masyarakat Indonesia yang sangat minim dalam hal sanitasi khususnya pilar
BABS, membuat studi pustaka ini akan menganalisis bagaimanakah indikator,
faktor, dan peranan masyarakat mempengaruhi keberhasilan program sanitasi
berbasis masyarakat.
Tujuan Penulisan
Penulisan studi pustaka ini bertujuan untuk menganalisa dan mensitesa
definisi basis masyarakat dalam pelaksanaan program di setiap literatur dan
indikator keberhasilan program sanitasi berbasis masyarakat.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini adalah
meringkas, menganalisis, dan menyimpulkan berbagai macam artikel ilmiah, baik
jurnal, skripsi, thesis, buku kompilasi penelitian dan sebagainya, yang berkaitan
dengan tema studi pustaka yaitu Keberhasilan Pelaksanaan Program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat. Hasil ringkasan ini akan digunakan sebagai landasan
teori dan konsep mengenai pelaksanaan program pemerintah dan pengaruhnya
terhadap tingkat kemandirian masyarakat. Studi pustaka ini terdiri dari Bab I yang
berisi Pendahuluan; Bab II berisikan ikhtisar atau ringkasan dari literatur-literatur
yang berkaitan dengan judul dari studi pustaka; Bab III berisikan analisis dan
sintesis mengenai literatur-literatur yang sudah diringkas dan disesuaikan dengan
judul dari studi pustaka dan permasalahan yang akan diangkat; dan Bab IV
berisikan kesimpulan beserta kerangka pemikiran dan perumusan masalah dari
analisis dan pembahasan literatur-literatur yang sudah diringkas mengenai
berbagai hal tentang pelaksanaan program STBM di berbagai wilayah di
Indonesia, maupun program lain yang memiliki kesamaan tujuan, sehingga akan
terlihat bagaimana hasil dari setiap pelaksanaan program.

1. Judul

RINGKASAN PUSTAKA
: Pengaruh Metode Pemicuan Terhadap Perubahan
Perilaku Stop BABS di Desa Senuro Timur Kabupaten
Ogan Ilir

Tahun

: 2010

Jenis Pustaka

: Prosiding Seminar Nasional

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Nur Alam Fajar, Hamzah Hasyim, Asmaripa Ainy

Alamat URL

: http://eprints.unsri.ac.id/373/

Tanggal Akses

: 27 Maret 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya angka buang air besar
sembarangan (BABS) di Indonesia. Perilaku tersebut memicu berbagai macam
persoalan kesehatan, salah satunya adalah timbulnya penyakit diare pada
masyarakat. Permasalahan ini membuat Departemen Kesehatan RI melaksanakan
Program STBM sejak tahun 2006. Program ini terdiri dari lima pilar, salah
satunya adalah Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Kabupaten Ogan Ilir
adalah salah satu wilayah yang mendapatkan akses program ini, dengan tingkat
kepemilikan jamban yang rendah, hanya 32,59%.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh kegiatan pemicuan dalam program STBM terhadap perubahan perilaku
Stop Buang Air Besar Sembarangan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan
untuk: (1) mengetahui pengaruh pemicuan terhadap perubahan pengetahuan
masyarakat tentang BAB sembarangan, (2) mengetahui pengaruh pemicuan
terhadap sikap masyarakat tentang BAB sembarangan, (3) mengetahui pengaruh
pemicuan terhadap perubahan tindakan masyarakat tentang BAB sembarangan.
Desain penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Populasi
penelitian ini adalah seluruh Masyarakat Desa Senuro Timur Kecamatan Tanjung
Batu, Kabupaten Ogan Ilir. Sampel penelitian ini sebanyak 100 orang responden,
diambil dengan cara teknik purposive sampling, dengan kriteria sampel : (1)
warga yang tidak memiliki jamban, (2) warga yang memiliki jamban tetapi tidak
dimanfaatkan, (3) warga yang kooperatif. Data diambil dengan cara melakukan
eksperimen semu dengan rancangan sebelum dan sesudah intervensi masyarakat.
Intervensi yang dilakukan pada masyarakat adalah pemicuan Program STBM.
Data diolah dengan menggunakan analisis statistik dan bivariat.
Hasil penelitian ini adalah dari aspek pengetahuan, masyarakat mengalami
perubahan positif tentang buang air besar, dan tidak mengalami perubahan ke arah
negatif. Aspek sikap masyarakat pun mengalami hal yang sama, yaitu perubahan
ke arah yang positif setelah dilaksanakannya pemicuan. Namun, untuk aspek
perilaku masyarakat, hanya sebanyak 70% responden yang mengalami perubahan
ke arah yang lebih baik, dan sisanya mengalami perubahan ke arah yang negatif.

Berdasarkan hasil uji statistik, hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh pemicuan
terhadap perubahan perilaku masyarakat dalam hal buang air besar sembarangan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah program STBM telah berhasil
mengubah pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap buang air besar
sembarangan, namun belum berhasil dalam mengubah perilaku masyarakat secara
menyeluruh. Hal ini disebabkan karena perubahan perilaku masyarakat
membutuhkan waktu yang lama.
Analisis
Penelitian ini menjelaskan dampak dari pelaksanaan pemicuan Program STBM
yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat. Ternyata,
pemicuan yang dilakukan tidak dapat mengubah perilaku buang air besar
sembarangan yang menjadi kebiasaan masyarakat. Penelitian ini dapat
membuktikan salah satu teori komunikasi massa, dimana komunikasi yang
dilakukan kepada orang banyak hanya mampu mengubah sikap, namun belum
dapat mengubah perilaku. Perlu dilakukan upaya lebih seperti dengan melakukan
komunikasi interpersonal lebih intens antara fasilitator dan masyarakat, dan
pengawasan yang lebih lanjut pasca pelaksanaan pemicuan. Selain itu, menarik
pula untuk diteliti penyebab mengapa masyarakat masih melakukan kegiatan
buang air besar sembarangan walaupun telah mengetahui bahwa kegiatan tersebut
berdampak buruk. Mungkin saja tidak selalu karena faktor budaya, bisa jadi
karena ketidakmampuan masyarakat secara ekonomi, dan lainnya. Sehingga
kedepannya, fasilitator dapat membantu masyarakat secara langsung terhadap
permasalahan yang menghalangi mereka untuk mengubah perilaku masyarakat.

2. Judul

: Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap


Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya

Tahun

: 2014

Jenis Pustaka

: Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi

Alamat URL

Tanggal Akses

http://lppm.unsil.ac.id/files/2015/02/06.Teguh-priatno.pdf

: 7 April 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tercapainya target pelaksanaan


Program STBM di Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 dalam meningkatkan
persentase masyarakat yang akses terhadap sanitasi layak. Target awal adalah
76,8%, namun tercapai hanya 36,20%. Hal tersebut terjadi salah satunya karena
sebanyak 50% dari seluruh puskesmas yang ada tidak membuat perencanaan
untuk program. Bahkan sebanyak 10% puskesmas belum mempunyai petugas
sanitasi. Dalam mencapai keberhasilan program pembangunan, sangat penting

untuk memperhatikan faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan


kegiatan pembangunan.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: (1) menggambarkan faktor
lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek dan pendanaan terhadap
keberhasilan Program STBM di Kota Tasikmalaya, (2) menggambarkan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya, (3) mengetahui faktor-faktor
lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, Iptek, dan pendanaan secara parsial
dengan keberhasilan Program STBM di Kota Tasikmalaya.
Desain penelitian ini adalah dilakukan dengan metode kuantitatif. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah eksplanasi. Populasi pada penelitian adalah
seluruh petugas sanitarian dari 20 puskesmas di Kota Tasikmalaya. Masingmasing puskesmas memiliki seorang tenaga sanitarian, sehingga total populasi
adalah sebanyak 20 orang, dan sekaligus dijadikan sebagai responden. Sanitarian
dipilih karena merekalah yang bertugas langsung dalam perencanaan dan
pelaksaan Program STBM. Data dikumpulkan dengan cara menyebar kuesioner
dan melakukan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi
berganda untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel terikat secara
bersama. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat, digunakan analisis korelasi.
Hasil penelitian ini adalah responden memperhatikan variabel lingkungan
dalam melakukan perencanaan Program STBM. Lingkungan yang dimaksud pun
termasuk lingkungan politik dan sosial, baik antara masyarakat dengan petugas
lingkungan, maupun dengan Program STBM. Lingkungan politik yang sering
disebutkan oleh responden adalah dukungan dari stakeholder lain. Variabel SDM
dipertimbangkan oleh 95% responden. Variabel regulasi dipertimbangkan oleh
sebagian besar responden. Variabel iptek cukup dipertimbangkan oleh responden
dalam melakukan perencanaan program, yaitu sebanyak 70%. Variabel pendanaan
menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh 95% responden dalam perencanaan
program. Keberhasilan Program STBM, sebanyak 15% puskesmas berhasil,
sebanyak 30% puskesmas tidak berhasil, dan sisanya dikategorikan cukup
berhasil. Rendahnya tingkat keberhasilan program disebabkan oleh rendahnya
komitmen pemerintah daerah Kota Tasikmalaya. Selain itu, fokus pembangunan
yang dilakukan adalah yang bersifat fisik walaupun tidak menghasilkan
keberhasilan yang maksimal. Kepedulian masyarakat bukan menjadi fokus utama
dalam meningkatkan level sanitasi. Penelitian ini menghasilkan analisa bahwa
semakin tinggi pertimbangan terhadap variabel lingkungan, SDM, regulasi,
IPTEK, dan variabel pendanaan, maka keberhasilan Program STBM akan
semakin tinggi. Variabel yang paling memiliki pengaruh besar adalah variabel
lingkungan, dan yang paling kecil adalah variabel SDM.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah keberhasilan program STBM secara
umum belum sesuai dengan target, namun jika dilihat dari kriteria pencapaian
yang ada, program STBM dikategorikan cukup berhasil. Terdapat hubungan
antara seluruh variabel dengan keberhasilan program, baik secara masing-masing
maupun bersama, dengan variabel lingkungan sebagai variabel yang paling
dominan menentukan keberhasilan.
Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang


mempengaruhi keberhasilan Program STBM. Namun pada pencarian data,
peneliti hanya memilih responden petugas sanitasi. Agar hasil penelitian lebih
jelas dan maksimal, peneliti sebaiknya mempertimbangkan responden dari
berbagai stakeholder. Selain itu, peneliti cenderung telah menentukan sejak awal
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan program sebelum
melakukan penelitian. Terbukti dari pemilihan responden yang hanya memilih
petugas sanitasi, dan tujuan penelitian yang hanya melihat faktor-faktor
lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, Iptek, dan pendanaan. Padahal sangat
dimungkinkan ditemukannya faktor lain dalam pelaksanaan pencarian data.
Penelitian akan lebih menarik apabila pencarian data dilakukan bukan berdasarkan
faktor-faktor yang sudah ditetapkan pada tujuan, bisa saja ditetapkan berdasarkan
stakeholder yang terlibat, misalnya pemerintah, masyarakat, dan petugas sanitasi,
sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mendukung keberhasilan program
dari berbagai macam stakeholder.

3. Judul

: Analisis Peran Serta Masyarakat dalam Keberhasilan


Program Community Led Total Sanitation (CLTS)

Tahun

: 2013

Jenis Pustaka

: Jurnal Promkes

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Salis Kurnia Rahmawati, Oedojo Soedirham

Alamat URL

:
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=160500&val=1092&title=ANALYSIS%20OF
%20COMMUNITY%20PARTICIPATION
%20PROGRAM%20SUCCESS%20IN
%20COMMUNITY-Led%20Total%20Sanitation
%20%28CLTS%29

Tanggal Akses

: 7 April 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pelaksanaan Program CLTS


yang berbeda dengan program-program sanitasi yang sebelumnya dilakukan
pemerintah, yang cenderung mengedepankan pembangunan fisik dibandingkan
pengembangan kesadaran maupun kreativitas masyarakat dalam menyelesaikan
permasalahan BABS. Pada pelaksanaan Program CLTS di Desa Sidorejo, terjadi
keberhasilan mengubah perilaku BABS masyarakat, namun tidak begitu pada
Desa Darung.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari
proses CLTS dan membandingkan penerapan indikator peran serta masyarakat
dalam keberhasilan program CLTS di Dusun Sidorejo dan Dusun Darung, Desa
Ranulogong Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,
dengan metode penelitian studi perbandingan. Rancangan penelitian yang

digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh KK Dusun


Sidorejo dan Darung, dengan sampel sebanyak 75 orang dari Dusun Sidorejo dan
71 dari Dusun Darung. Sampel diambil secara acak sederhana dan diambil dari
orang yang ditemui di tiap rumah keluarga, dengan syarat responden di atas 17
tahun.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan proses CLTS di Dusun
Sidorejo melibatkan seluruh petugas sanitarian puskesmas dari seluruh Lumajang,
sedangkan di Dusun Dalung terdapat 5 fasilitator yang bertugas. Hal ini
disebabkan karena Dusun Sidorejo merupakan Dusun yang dijadikan daerah
percobaan sehingga melibatkan banyak petugas. Penerapan indikator peran serta
masyarakat di Dusun Sidorejo memiliki tingkat pembiayaan rendah hanya sebesar
26,7% , sedangkan Dusun Darung sebesar 74,6% Tingkat pembiayaan yang
dimaksud adalah responden yang membangun jamban dengan biaya sendiri tanpa
bantuan pemerintah. Hasil tersebut membuat indikator pemanfaatan jamban pada
Dusun Sidorejo adalah 100% sedangkan di Dusun Darung sebesar 94,4%.
Pelaksanaan program telah berjalan dengan baik, dimana masyarakat dipicu untuk
membangun jamban yang sesuai dengan kemampuan dan standar kesehatan.
Penerapan indikator kepemimpinan dan organisasi di dua dusun termasuk dalam
kategori sedang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kedua dusun telah melalui tahapan
pelaksanaan program, kecuali tahap monitoring dan tindak lanjut di Dusun
Darung. Pada indikator pembiayaan dan pemanfaatan jamban, Dusun Sidorejo
lebih baik dibandingkan Dusun Darung, dan indikator kedua dusun pada
penerapan kepemimpinan dan organisasi adalah sedang.
Analisis
Penelitian ini membahas bagaimana peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan
program. Dalam pembahasan dan hasil penelitian, aspek peran serta masyarakat
yang dilihat lebih menekankan kepada bagaimana masyarakat mengalokasikan
dana dan tenaga untuk membangun jamban. Padahal, peran serta masyarakat
sebaiknya dapat ditelaah dari tiap tahap pelaksanaan program, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi program. Pembangunan jamban
dengan dana dan kemauan sendiri belum cukup menggambarkan bagaimana peran
serta masyarakat terhadap program.

4. Judul

: Evaluasi
Masyarakat
Masyarakat

Dampak Program Sanitasi Berbasis


(SANIMAS)
dalam
Pemberdayaan

Tahun

: 2014

Jenis Pustaka

: Skripsi

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Zudika DM Manullang

Alamat URL

:
http://balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/f
ile/ZUDIKA.pdf

TanggalAkses

: 9 April 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan Program SANIMAS


(Sanitasi Berbasis Masyarakat) di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan Kota Medan. Program ini dilakukan untuk mengatasi permasalahalan
pemukiman kumuh dengan pembangunan fasilitas kamar mandi, cuci dan kakus
(MCK). Selain itu, dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
mencapai keberlanjutan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat. Program ini
adalah berbasis masyarakat, dirancang untuk tanggap terhadap kebutuhan dan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Penelitian ini ingin
mengevaluasi dampak dari program tersebut dalam hal pemberdayaan masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Program
SANIMAS dalam pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan Kota Medan.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif dan
pendekatan deskriptif. Penelitian ini melakukan pengumpulan informasi melalui
key person. Dalam penelitian ini terdapat dua orang key person, yaitu Ketua
Kelompok Swadaya Masyarakat Bunga Tanjung : Bapak Sumarno dan Pejabat
Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur Penyehatan Lingkungan
Permukiman (PPK PILP) Dinas Tarukim Sumut : Bapak Ir. Herianto. Informan
utama yang juga mendukung penelitian ini adalah masyarakat Lorong Ujung
Tanjung I Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Data
primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi,
sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan melakukan dokumentasi dan studi
kepustakaan. Data dianalisis dengan pendekatan logika induktif dengan cara
mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah dari segi efektivitas, program SANIMAS dalam
bentuk pembangunan MCK+ dirasakan cukup baik oleh masyarakat. Upaya
pemerintah memberikan stimulus kepada masyarakat agar tanggap terhadap
kebutuhan tampak berhasil. Program SANIMAS juga melakukan sosialisasi
PHBS. Namun masyarakat kurang didampingi untuk tahap selanjutnya setelah
program dijalankan. Tujuan utama program untuk membina masyarakat tidak
tercapai, walaupun hasil program dirasakan cukup baik. Pada segi efisiensi,
masyarakat bersedia menjadi tenaga kerja sukarela tanpa upah untuk melakukan
pembangunan. Terkait dengan pembiayaan program, modal program dari proses
perencanaan hingga pelaksanaan terhitung cukup. Kekurangan dapat ditutupi
apabila ada bantuan lainnya. Dilihat dari segi sumber daya manusia, modal dan
waktu, program ini telah terlaksana dengan efisien dan sudah mengaktifkan
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan. Kelompok masyarakat swadaya telah
berhasil dibentuk sehinga mampu membenahi kekurangan sendiri. Dilihat dari
segi kecukupan, program ini telah membantu kebutuhan masyarakat, hanya
jumlahnya selalu tidak mencukupi kebutuhan masyarkat. Dilihat dari segi
pemerataan, penelitian ini menunujukan belum tercapainya pemerataan yang adil
bagi masyarakat, baik hasil dan manfaat program SANIMAS. Dilihat dari segi

responsivitas, masyarakat mengalami peningkatan responsivitas. Masyarakat


senang dan merasa bersyukur karena tersedia sarana baru yang bisa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari segi ketepatan, sampai saat ini program
SANIMAS masih cukup efektif.
Kesimpulan penelitan ini adalah hasil evaluasi Program SANIMAS di
tempat penelitian adalah baik, karena memberikan dampak positif bagi
masyarakat sasaran. Masyarakat merasakan peningkatan derajat martabat
masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan dan meningkatkan martabat
keluarga. Program ini sedikitnya telah memberikan perubahan bagi kemandirian
masyarkat, karena seluruh indikator evaluasi telah mencapai kategori cukup baik.
Indikator dengan nilai yang besar adalah indikator efisiensi dan responsivitas, bila
dibandingkan dengan indikator lainnya.
Analisis
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Namun
hasil yang dipaparkan dirasakan belum valid, karena pada praktik pengambilan
data hanya mengandalkan hasil wawancara mendalam dari tokoh-tokoh desa,
yaitu Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Bunga Tanjung : Bapak Sumarno
dan Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PPK PILP) Dinas Tarukim Sumut : Bapak Ir. Herianto.
Selain itu, metode penelitian kualitatif sebaiknya menyisipkan kata-kata yang
diucapkan oleh informan pada bagian pembahasan, dan melampirkan catatan
harian selama berlangsungnya penelitian. Selain itu, sebaiknya informan kunci
pun diambil pula dari kalangan perwakilan masyarakat yang secara langsung
merasakan pelaksanaan program.

5. Judul

: Hubungan Pelaksanaan Program ODF (Open


Defecation Free) dengan Perubahan Perilaku
Masyarakat dalam Buang Air Besar di Luar Jamban di
Desa Kemiri Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro

Tahun

: 2012

Jenis Pustaka

: Jurnal

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Siti Solikhah

Alamat URL

:http://stikesmuhla.ac.id/wpcontent/uploads/jurnalsurya/noXVIII/84-90-Jurnal-Siti.pdf

Tanggal Akses

: 9 April 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perilaku masyarakat yang masih sering


melakukan buang air besar sembarangan di lingkungan terbuka, yang sangat
berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit. Permasalahan tersebut menjadi
alasan lahirnya Program ODF (Open Defecation Free). Program ODF adalah
program yang memiliki tujuan untuk mengatasi kebiasaan buang air besar

10

sembarangan masyarakat, dengan cara memastikan setiap rumah tangga memiliki


jamban dan memastikan bahwa setiap anggota keluarga buang air besar pada
jamban tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak masyarakat
yang telah memliki jamban, berapa banyak masyarakat yang memanfaatkan
jamban, dan ingin melihat hubungan antara pelaksanaan program ODF dengan
perubahan perilaku masyarakat dalam buang air besar di luar jamban.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian ini didukung pula oleh metode penelitian analitik, yaitu suatu penelitian
yang mencoba menggali mengapa dan bagaimana fenomena itu terjadi.
Pendekatan penelitian ini adalah cross sectional, yaitu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
Hasil penelitian ini adalah diketahui bahwa dari pelaksanaan Program
ODF, lebih dari sebagian responden telah memiliki jamban, sebagai wujud dari
terlaksananya program dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh pendidikan
masyarakat tentang pentingnya BAB pada tempatnya. Perubahan perilaku
masyarakat dalam BAB yang pada awalnya masih di luar jamban terjadi pada
sebanyak 75,4% responden. Sebagian besar dari responden telah memiliki
jamban. Selain responden yang telah berubah perilaku tersebut, responden
lainnya masih melakukan BAB sembarangan, yaitu di Sungai Bengawan Solo,
karena masyarakat menganggap BAB di sungai lebih praktis. Penelitian pun
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan Program ODF terhadap
perubahan perilaku masyarakat dalam buang air besar di luar jamban.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah lebih dari sebagian responden telah
memiliki jamban. Rata-rata responden telah BAB pada jamban yaitu 139
responden. Sebanyak 40 responden tidak BAB pada jamban.
Analisis
Penelitian ini melihat pengaruh pelaksanaan Program ODF terhadap perubahan
perilaku masyarakat dalam buang air besar sembarangan. Peneliti
membuktikannya dengan cara membandingkan perilaku masyarakat yang
memiliki jamban dan tidak memiliki jamban, apakah masyarakat yang memiliki
jamban tidak membuang air sembarangan. Terbukti bahwa dengan adanya
kepemilikian jamban, masyarakat sama sekali tidak melakukan buang air besar
sembarangan. Dalam jurnal dijelaskan bahwa masyarakat yang masih buang air
besar sembarangan memiliki alasan bahwa membuang air besar di sungai lebih
praktis. Namun, melihat data responden yang memiliki jamban berperilaku buang
air besar pada jamban secara keseluruhan, maka mungkin saja ada faktor lain yang
menyebabkan masyarakat tidak membuang air besar pada tempatnya sebelum
program datang, seperti tidak mampu membangun jamban, karena tingkat
pendidikan dan pekerjaan masyarakat yang mayoritas kesejahteraannya rendah.
6. Judul

: Evaluasi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat


(SANIMAS) di Kota Kediri

11

Tahun

: 2012

Jenis Pustaka

: Jurnal

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Adi Trisnawati dan Bowo Djoko Marsono

Alamat URL

:http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-256613308100115-Chapter1.pdf

Tanggal Akses

: 9 April 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan Program SANIMAS


sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mencapai target Millenium
Development Goals (MDGs), yang tidak sesuai dengan tujuan utama
pembangunan. Sarana dan prasarana sanitasi MCK telah difasilitasi di berbagai
daerah di Indonesia, salah satunya Kediri. Namun, perilaku masyarakat dalam
melakukan buang air besar di Sungai Brantas masih terjadi. Berdasarkan
kenyataan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fasilitas sanitasi
yang ada untuk menjaga keberlanjutan program.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif.
Responden terdiri dari pengurus MCK++ dan beberapa pengguna fasilitas sanitasi
untuk mengetahui masalah atau keluhan terhadap fasilitasi sanitasi. Data primer
lain yang dikumpulkan adalah kondisi fisik fasilitas sanitasi, dan penelitian di
laboratorium. Data sekunder yang dikumpulkan adalah laporan rencana kegiatan
masyarakat, struktur organisasi, dan laporan keuangan. Metode evaluasi yang
dilakukan adalah dengan melakukan pembobotan, scoring, dan penilaian.
Pembobotan dan scoring dilakukan dengan menetapkan parameter evaluasi.
Hasil penelitian ini adalah dilakukannya penilaian Program SANIMAS di
beberapa tempat, yaitu Kelurahan Semampir, Kelurahan Banaran, Pondok
Pesantren HM Ceria, Pondok Pesantren Lirboyo Induk, dan Pondok Pesantren
Haji Yaqub. Aspek yang dievaluasi adalah aspek teknis yang meliputi kondisi
fisik IPAL dan MCK+, dan kondisi fisik pemipaan/sistem penyaluran; aspek
pemanfaatan meliputi prosentasi jumlah pengguna terhadap rencana; aspek
keuangan meliputi iuran biaya untuk operasional dan perawatan, laporan
keuangan bulanan; aspek kelembagaan meliputi struktur pengurus KSM, operator
IPAL SANIMAS, pertemuan rutin KSM dan pengguna. Hasil dari evaluasi
tersebut adalah Kelurahan Semampir mendapatkan nilai C (cukup), Kelurahan
Banaran bernilai C (cukup), Pondok Pesantren HM Ceria bernilai B (baik),
Pondok Pesantren Lirboyo Induk bernilai D (buruk) dan Pondok Pesantren Haji
Yaqub bernilai B (baik).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Program Sanimas di Kediri masih
belum dapat mengubah perilaku masyarakat dalam menggunakan fasilitas sanitasi
yang dibangun, terbukti dari nilai setiap tempat yang diajadikan sampel, sebagian
besar masih memiliki skor di bawah B.
Analisis

12

Dalam pendahuluan jurnal di atas, telah dipaparkan bahwa Program Sanimas


dalam pelaksanaannya hanya mengandalkan dana dari pemerintah untuk
membangun sarana dan prasarana sanitasi, dan hasil akhirnya fasilitas yang
dibangun tersebut tidak digunakan dengan maksimal dan belum dapat mengubah
perilaku masyarakat. Namun, pada pembahasan peneliti hanya menjelaskan
bagaimana keadaaan fisik pembangunan, keuangan dan kelembagaan, tanpa
mengevaluasi pelaksaan Program Sanimas yang mengalami kegagalan pencapaian
tujuan. Evaluasi pun harusnya benar-benar dilakukan untuk mengetahui penyebab
masyarakat yang tidak mau mengubah perilakunya. Selain itu perlu pula
dievaluasi apakah pelaksanaan program benar-benar menerapkan aturan-aturan
program berbasis masyarakat atau tidak.

7. Judul

: Partisipasi Masyarakat pada Pembangunan Prasarana


Lingkungan
Melalui
Program
Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Marunda
Jakarta Utara

Tahun

: 2009

Jenis Pustaka

: Tesis

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Sutami

Alamat URL

: http://eprints.undip.ac.id/18482/1/S_U_T_A_M_I.pdf

Tanggal Akses

: 9 April 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan prasarana yang harus


dipenuhi untuk pembangunan wilayah, namun pada kenyataannya pemerintah
tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan prasarana. Peran pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan prasarana sedikit demi sedikit harus dikurangi untuk
meningkatkan peran organisasi non pemerintahan dan masyarakat, sehingga
mereka dapat mengelola sendiri sumber daya lokal. Program Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (PPMK) merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ibukota. Namun
dalam pelaksanaannya, evaluasi program ini adalah belum tercapainya seluruh
tujuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena sulitnya menumbuhkan kesadaran
partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pelaksanaan program. Hal tersebut
disebabkan masyarakat merasa enggan karena menganggap program hanya akan
memberikan keuntungan terhadap golongan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada pembangunan
prasarana lingkungan melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPMK) di
Kelurahan Marunda Jakarta Utara.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara penelitian lapang, dengan
menggunakan paradigma rasionalistik, yaitu menggunakan pemikiran konsep atau
teori sebagai landasan untuk menelaah gejala yang terjadi. Selain itu penelitian

13

ditunjang pula dengan data sekunder dan penelaan pustaka. Data dikumpulkan
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sampel. Sampel ditentukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil adalah orangorang yang mewakili ciri spesifik yang dimiliki oleh setiap lapisan populasi
sampel dengan cara yang cermat. Populasi penelitiannya adalah 9 RW yang ada di
Kelurahan Marunda. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisa
kualitatif, yaitu pendekatan kualitatif dengan mengakui kebenaran berdasarkan
kenyataan.
Hasil penelitian ini terdiri dari berbagai macam analisis terhadap berbagai
hal, yaitu (1) analisis kualitas dan kuantitas prasarana lingkungan yang dibangun
melalui PPMK, (2) analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat, (3) analisis bentuk
dan tingkat partisipasi masyarakat pada pembangunan prasarana lingkungan
melalui PPMK, dan (4) analisis hubungan sosial ekonomi terhadap bentuk
partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan, pelaksanaan pengawasan
pembangunan prasarana lingkungan melalui PPMK. Hasil analisis pertama
mengungkapkan bahwa kondisi prasarana seperti jalan lingkungan, saluran air
rumah tangga, tempat pembuangan sampah, jembatan belum sesuai dengan apa
yang diharapkan. Hasil analisis kedua, terdapat beberapa kondisi sosial ekonomi
yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat yaitu jenis kelamin, dimana
keterlibatan lebih dominan pada pria dibanding wanita; usia, dimana masyarakat
yang paling banyak berpartisipasi adalah pada usia 31 sampai 40 tahun;
pendidikan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin
tinggi tingkat partisipasinya; serta pekerjaan, dimana tingkat partisipasi
masyarakat sangat bergantung dari lamanya masyarakat bekerja.
Hasil analisis ketiga adalah, analisis bentuk partisipasi masyarakat.
Masyarakat yang terlibat dalam pengambilan keputusan hanya 12%. Analisis
dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Sebanyak 26%
responden tidak mengikuti perencanaan program, dengan alasan tidak
tahu.Mayoritas responden (74%) aktif mengikuti pertemuan tahap perencanaan.
Sebanyak 81% responden terlibat dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan
prasarana lingkungan dengan memberikan tenaga (60%), uang (1%), material
(8%), pikiran (7%), dan keahlian (6%). Responden yang aktif berpartisipasi 83%,
lebih besar dari tahap perencanaan dan pelaksanaan karena masyarakat merasa
memiliki terhadap prasarana lingkungan yang dibangun.
Hasil analisis pada tingkat partisipasi masyarakat adalah masyarakat
mencapai tingkat therapy, yaitu tingkatan terendah, dimana masyarakat terlibat
secara beramai-ramai dalam program namun tidak mempengaruhi terhadap apa
yang diputuskan dalam pelaksanaan program. Hasil analisis keempat diketahui
bahwa pada tahap pelaksanaan program sangat dipengaruhi oleh usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan penghasilan masyarakat. Pada tahap pelaksanaan,
faktor yang mempengaruhi adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan. Pada tahap pengawasan, faktor yang mempengaruhi adalah jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan bentuk
partisipasi dari setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
walaupun didominasi kondisi sosial ekonomi tertentu. Tingkat partisipasi

14

masyarakat adalah tingkat therapy, yaitu keadaan dimana masyarakat


diikutsertakan tanpa diberi wewenang untuk menolak atau memberi saran dan
tanpa tahu keuntungannya. Jika dilihat dari keikutsertaan responden, terdapat
kerjasama yang baik antara responden dengan pemerintah. Selain itu, keaktifan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan pun tinggi.
Analisis
Akan lebih menarik apabila penelitian ini membahasi mengenai seberapa
jauh masyarakat telah berdaya setelah program ini dilaksanakan dan bagaimana
proses pemberdayaan yang dilakukan oleh program memberikan dampak bagi
masyarakat penerima program. Sehingga, akan lebih sesuai dengan nama
program, yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK).
Pembahasan dalam penelitian ini lebih menekankan kepada bagaiamana proses
terlaksananya program dengan melihat sejauh mana partisipasi masyarakat di
dalamnya.

8. Judul

: Dampak Program Dana Alokasi Khusus Sanitasi


Lingkungan Berbasis Masyarakat Terhadap Sosial,
Ekonomi, dan Lingkungan Masyarakat

Tahun

:-

Jenis Pustaka

: Jurnal Administrasi Publik

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Rizky Pratama Putra, Soesilo Zauhar, Abdullah Said

Alamat URL

:
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.
php/jap/article/view/157/128
: 4 Mei 2015

Tanggal Akses

Latar belakang penelitian ini adalah munculnya Program Dana Alokasi


Khusus Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat yang diimplementasikan dalam
bentuk kegiatan program. Kegiatan ini dilakukan oleh kelompok swadaya
masyarakat Tirto Utomo di Kelurahan Turen Kecamatan Turen Kabupaten
Malang. Program ini dikeluarkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian
Pekerjaan Umum. Latar belakang munculnya program ini adalah pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat, sedangkan daya dukung lingkungan semakin
menurun. Hal tersebut perlu diatasi dengan melakukan manajemen sanitasi yang
baik. Namun, di Indonesia sebanyak 12% masyarkat belum memiliki jamban, lalu
50 dari 1000 bayi meninggal karena diare. Pencemaran air pun membuat negara
mengalami kerugian sebesar 45 triliun rupiah per tahun. Selain itu, bendungan
yang dibangun di sungai-sungai Indonesia untuk memenuhi kebutuhan irigasi,
listrik, dan lainnya telah teridentifikasi tercemar oleh limbah rumah tangga dan
sampah.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui pelaksanaan program. (2)
Perubahan kondisi sanitasi terhadap fisik atau lingkungan dan ekonomi. (3)

15

Dampak yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya program. Penelitian ini


menggunakan metode berbasis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini dilihat dari beberapa hal. Pertama adalah dari
pelaksanaan program, yang dilihat dari kondisi umum permasalahan sanitasi
lingkungan pada kelompok swadaya masyarakat Tirto Utomo dan dari mekanisme
pelaksanaannya. Kondisi umum pelaksanaan umum dilihat dari awal mula inisiasi
program, yang datangnya dari masyarakat sendiri dan didukung oleh
pemerintahan Kelurahan Turen. Mekanisme pelaksanaan program dianalisis dari
urutan tahap pelaksanaan, dan mengacu pada petunjuk pelaksanaan penggunaan
dana alokasi khusus bidang infrastruktur sub bidang sanitasi dan petunjuk teknis
pelaksanaan program dana alokasi khusus bidang infrastruktur sub bidang
sanitasi.
Kedua adalah dari perubahan kondisi sanitasi lingkungan. Dilihat dari
perubahan pada bidang fisik atau lingkungan, adanya bangunan MCK untuk
masyarakat di sekitar Pasar LOR yang dekat dengan pemukiman warga, adanya
jamban bagi warga yang sebelumnya belum memiliki jamban, dibangunnya
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), dan keadaan sungai yang sudah tidak
tercemar seperti dulu. Ketiga dilihat dari dampak program sanitasi lingkungan
berbasis masyarakat. Dampak yang dilihat dari aspek ekonomi, diketahui bahwa
setelah program dilaksanakan pengeluaran masyarakat menurun karena tingkat
masyarakat terserang diare menurun. Hal tersebut menyebabkan produktivitas
masyarakat semakin meningkat. Dilihat dari aspek sosial, kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan semakin meningkat, kebiasaan buang air besar dan kecil
sembarangan sudah hilang, masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga
lingkungan, adanya wadah untuk masyarakat berkumpul dan diskusi tentang
lingkungan. Program berjalan dengan baik karena pengelolaannya dikerjakan dan
dievaluasi oleh masyarakat sendiri.
Kesimpulan penelitian ini adalah pelaksanaan program berjalan dengan
baik karena dalam prosesnya melibatkan masyarakat dalam pengambilan
keputusan. Kondisi fisik setelah program berjalan pun mengalami perubahan yang
cukup baik, dilihat dari terbangunnya berbagai fasilitas sanitasi seperti MCK dan
IPAL yang sangat bermanfaat. Setelah program berjalan, pengeluaran secara
finansial untuk pengobatan anggota keluarga yang terserang diare pun menurun
karena peluang masyarakat terjangkit diare telah menurun pasca perbaikan sarana
sanitasi. Dampak yang ditimbulkan oleh program ini terasa hingga aspek ekonomi
dan sosial.
Analisis
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskripitif
kualititatif. Penelitian ini menggunakan beberapa data sekunder namun tidak
melampirkan data yang dianalisis, sehingga tidak dapat diperiksa kembali
kebenarannya. Pada bagian kesimpulan, penulis hanya mengulang pernyataan
yang sudah dituliskan pada pembahasan, yang seharusnya pada bagian
kesimpulan memperjelas jawaban dari tujuan penelitian yang dicari. Selain itu,
dalam penelitian ini sama sekali tidak memaparkan kekurangan ataupun kendala
yang ada pada saat program dijalankan.

16

9. Judul

: Identifikasi Pelaksanaan Kegiatan Program Sanitasi


Berbasis Masyarakat (SANIMAS) Studi Kasus :
Program Sanimas di Kampung Pulo, Desa Gintung,
Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang

Tahun

: 2011

Jenis Pustaka

: Jurnal Planesa

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Sugihartoyo dan Nova Choiriyyah

Alamat URL

:
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/planesa/article/
view/537/499
: 4 Mei 2015

Tanggal Akses

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi pelaksanaan Program


Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kabupaten Tangerang yang
diketahui masih kurang sesuai dengan yang diharapkan sehingga dikhawatirkan
akan menjadi sia-sia. Program ini dilaksanakan sebagai upaya dalam
menyelesaikan permasalahan ketidaksiapan pelayanan sanitasi khususnya dalam
penanganan air limbah permukiman. Tangerang merupakan kabupaten penyangga
ibukota, lokasinya dekat dengan Provinsi DKI Jakarta sehingga Tangerang pun
mengalami pertumbuhan dan peningkatan kebutuhan fasilitas sanitasi. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan pada pelaksanaan Program
Sanimas di Kampung Pulo, Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten
Tangerang, dari tahap perencanaan, pembangunan, maupun pemeliharaan sarana
sanitasi.
Penelitian ini didukung dengan teknik analisis kualitatif dan deskriptif
persentase yang didasarkan untuk mengetahui keadaan sesuatu yang bersifat
kualitatif dengan penafsiran persentase danta kuantitatif melalui metode
pengumpulan data yakni berupa kuesioner. Dalam penelitian ini dilakukan analisis
dari berbagai macam aspek, dan setiap analisis pada aspek yang berbeda akan
menggunakan metode analisis yang berbeda, baik dari data yang digunakan, cara
mengolah dan menganalisis data tersebut.
Hasil penelitian ini diperoleh dari analisis efektivitas Program Sanimas
dari berbagai macam hal, yaitu : (1) Aspek perencanaan yang dilihat dari data-data
proses perencanaan melalui data sekunder dan hasil observasi lapang. Proses
perencanaan telah berjalan sesuai dengan pedoman pelaksanaan program dan
melibatkan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, perencanaan dinilai telah
berjalan dengan efektif. (2) Aspek kelembagaan yang dilihat dari data sekunder
LSM dan dokumen rencana kelompok swadaya masyarakat Kampung Pulo, yang
menghasilkan data mengenai penguatan kelembagaan dari pelatihan yang
disesuaikan dengan panduan umum program. Hasil analisis memperlihatkan
bahwa kegiatan pelatihan telah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh
perwakilan dari masyarakat sasaran Kampung Pulo. (3) Aspek penggunaan sarana,

17

dimana data diperoleh dari observasi lapang dan penyebaran kuesioner, hasilnya
akan diketahui efektivitas program dari penggunaan sarana Sanimas apakah sesuai
atau tidak dengan tujuan program. Hasil analisis adalah hanya 25% fasilitas
sanitasi digunakan oleh masyarakat karena lokasi pembangunan fasilitas sanitasi
jauh dari pemukiman penduduk dan airnya terasa asin. Hal tersebut membuat
aspek ini dinilai kurang efektif. (4) Aspek kesehatan lingkungan, dilihat dari
perubahan perilaku dan peningkatan kebersihan lingkungan, dengan tujuan untuk
mengetahui pencapaian tujuan dari program. Hasil analisis diperoleh dari
penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil analisis, kesehatan lingkungan telah
mengalami peningkatan, karena dilihat dari masyarakat yang telah melaksanakan
pola hidup sehat, dan lingkungan sehitar pun menjadi bersih, sehingga dinilai
efektif.
Kesimpulan penelitian ini adalah dilihat dari proses pelaksanaannya
Program Sanimas dapat dikatakan efektif dan berhasil, namun dilihat dari
penyediaan prasarana dan saran air limbah kurang efektif karena jumlah
masyarakat yang menggunakan sarana Sanimas ini berkurang dan tidak sesuai
dari jumlah target masyarakat sasaran.
Analisis
Pada bagian analisis efektivitas Program Sanimas dari aspek perencanaan,
terdapat keterangan bahwa program telah melibatkan atau memberikan
masyarakat kesempatan untuk berperan secara aktif. Pernyataan tersebut tidak
menegaskan secara pasti apakah masyarakat telah berpartisipasi pada program
atau tidak. Pada tabel analisis efektivitas Program Sanimas dari aspek
perencanaan, tidak digambarkan partisipasi masyarakat secara langsung, hanya
dipaparkan bukti tertulis, seperti masih adanya kelompok swadaya, dan kontribusi
masyarakat dalam membayar iuran. Data analisis tersebut tidak cukup untuk
membuktikan bahwa proses perencanaan program melibatkan secara penuh
aspirasi masyarakat, dan belum dapat dikatakan efektif.
Pada analisis aspek kelembagaan, dikatakan bahwa sudah ada perwakilan
masyarakat yang berpartisipasi dalam program. Namun tidak dijelaskan dengan
baik siapa sajakah perwakilan masyarakat tersebut, dan bagaimana mereka dapat
mewakili peran masyarakat dalam pelaksanaan program. Dalam tabel analisis,
hanya dituliskan kegiatan-kegiatan pertemuan yang sudah dilakukan, tanpa
melihat kualitas pertemuan yang dilakukan. Pada analisis aspek penggunaan
sarana, hanya 25% fasilitas sanitasi yang dimanfaatkan masyarakat karena
pembangunan sarana fasilitas sanitasi tidak menyesuaikan lokasi tempat tinggal
masyarakat . Hal ini dapat menyanggah pernyataan bahwa aspek perencanaan
Program Sanimas sudah efektif. Pada analisis aspek kebersihan lingkungan, tidak
ada data pembanding saat sebelum program Sanimas dijalankan, sehingga tidak
dapat dipastikan apakah telah terjadi peningkatan kebersihan atau tidak. Selain itu,
perlu diteliti apakah hasil yang tertera pada tabel data analisis merupakan dampak
dari pelaksanaan Program Sanimas atau mungkin program yang sudah
dilaksanakan sebelumnya, maupun program lain yang dijalankan bersamaan.

18

10. Judul

: Partisipasi Masyarakat dalam Penyediaan Air Minum


dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di
Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Tahun

: 2012

Jenis Pustaka

: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota

Bentuk Pustaka

: Digital

Nama Penulis

: Taufik Afriadi dan Hadi Wahyono

Alamat URL
:
http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/pwk/article/download/6489/5354
Tanggal Akses
: 7 Mei 2015
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbedaan hasil penerapan Program
Pamsimas pada setiap desa di wilayah Kecamatan Simpur. Program ini dilakukan
sebagai upaya penyelesaian permasalahan air minum dan sanitasi. Perbedaan hasil
ini mengakibatkan hanya dua desa yang berhak mendapatkan Hibah Insentif Desa
(HID) sebagai bentuk apresiasi keberhasilan penerapan program, sedangkan desa
satu desa lainnya tidak memperoleh keberhasilan, padahal memiliki kesempatan
yang sama untuk berkompetisi. Program berbasis masyarakat akan berhasil
apabila dalam pelaksanaannya benar-benar terdapat partisipasi nyata dari
masyarakat sehingga terjadi keberlanjutan program. Berdasarkan pernyataan
tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau lebih dalam partisipasi
masyarakat dalam rangka mendukung keberhasilan program yang berbasiskan
masyarakat terutama dalam bidang air minum dan sanitasi di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sumber data
berasal dari penelitian lapang sebagai data primer. Data yang diperoleh diarahkan
kepada penjelasan secara sitematis terhadap kondisi faktual terhadap desa HID
dan desa non HID. Teknik sampling yang digunakan adalah area probability
sampling, dengan proportional sampling, dengan mempertimbangkan semua
unsur masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan. Analisis yang dilakukan pada
penelitian ini ada empat, yaitu analisis deskriptif, distribusi frekuensi, analisis
perbandingan, dan analisis tabulasi silang.
Hasil analisis pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam penelitian ini
adalah terdapat perbedaan kondisi pelaksanaan partisipasi masyarakat pada tahap
perencanaan, implementasi, serta operasi dan pemeliharaan dalam Program
Pamsismas di desa HID (Desa Garunggang dan Desa Ulin) dan desa non HID
(Desa Pantai Ulin). Terdapat tiga tahapan analisis yang dilakukan, yaitu tahap
perencanaan, implementasi dan operasi dan pemeliharaan. Pada tahap
perencanaan, desa HID merasakan lebih sedikit intervensi dari pihak luar
dibandingkan desa non HID. Beberapa responden desa non HID merasakan
keraguan akan kepentingan semua pihak yang dapat terakomodir. Pada tahap
implementasi, desa HID merasakan bahwa seluruh keputusan perencanaan bisa
diterapkan sepenuhnya, pelaksanaan program berdasarkan asas manfaat, dan
terwujudnya pendistribusian manfaat dan keuntungan. Hanya sedikit responden
yang merasakan keragu-raguan. Namun pada desa non HID, keragu-raguan

19

responden lebih banyak pada semua kegiatan operasi dan pemeliharaan


dibandingkan dengan desa HID.
Pada hasil analisis tingkat partisipasi masyarakat, pada desa HID tingkat
partisipasi sudah mencapai tingkat pengendalian terbagi, sedangkan pada desa non
HID hanya mencapai derajat konsultatif. Pada analisis komprehensif partisipasi
masyarakat, karakteristik masyarakat desa HID sangat berpengaruh dalam setiap
tahapan partisipasi. Tahap perencanaan, tingkat pendidikan sangatlah
mempengaruhi. Pada tahap implementasi, karakterisitik masyarakat yang
mempengaruhi adalah usia pekerjaan, dan penghasilan. Pada tahap operasi dan
pemeliharaan, tingkat pendidikan sangatlah penting. Pada hasil analisis desa non
HID, karakteristik masyarakat desa tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap
pelaksanaan partisipasi. Karakteristik masyarakat desa non HID lebih beragam.
Kesimpulan penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan pelaksanaan
partisipasi desa HID dapat berjalan optimal adalah karena karakteristik
masyarakat sangatlah kuat pengaruhnya, namun desa non HID tidak demikian.
Analisis
Penelitian ini dengan baik telah memaparkan hasil penelitiannya dalam jurnal.
Perbandingan dua desa HID dan non HID sangat menggambarkan faktor penting
apa yang seharusnya ada dalam pelaksanaan program, sehingga terjadi partisipasi
masyarakat. Kelemahan pengimplementasian partisipasi masyarakat desa Non
HID masih belum maksimal disebabkan oleh pertukaran gagasan, lain
kepentingan, dan pemanduan karya.

11. Judul

: Peran Masyarakat Dalam Melaksanakan Program


PAMSIMAS di Desa Banjarsari Kecamatan Gajah
Kabupaten Demak
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Jurnal Ilmiah
Bentuk Pustaka : Digital
Nama Penulis
: Hardiles Nofiandi

Alamat URL
:
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/download/6526/6298
Tanggal Akses
: 7 Mei 2015
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan Program SANIMAS yang
dilakukan di Kecamatan Gajah sebagai salah satu wilayah yang desanya paling
banyak menerima bantuan program. Program ini dilaksanakan sebagai tanggapan
dari permasalahan sulitnya air bersih sebagai kebutuhan utama kehidupan.
Pelaksanaan program ini berjalan lancar, sehingga tujuan penelitian ini adalah (1)
mengetahui peran masyarakat atau partisipasi masyarakat dalam mendukung
program Pamsimas di Desa Banjarsari, (2) mengetahui pendekatan atau kebijakan
dalam mendorong masyarakat dalam pelaksanaan program Pamsismas.

20

Desain penelitian ini dilakukan dengan metode deskripsi data kualitatif.


Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, dengan metode purposif
sampling untuk memilih informan.
Peran atau partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program berbeda
pada tiap tahapan pelaksanaan program. Pada tahap perencanaan, kegiatan
identifikasi masalah dan analisis situasi, masyarakat diajak untuk berdiskusi
menggunakan metode partisipatoris. Pada kegiatan pemicuan dan perubahan
perilaku, tim CLTS melakukan perencanaan dan pelaksanaan program dengan
dasar informasi yang diperoleh dari hasil identifikasi masalah dan analisis situasi.
Kemudian pada kegiatan pertemuan pleno desa/kelurahan membahas hasil
identifikasi masalah dan analisis situasi, seluruh permasalahan yang didapatkan
pada kegiatan sebelumnya dipaparkan kepada masyarakat. Setelah itu dibentuklah
lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) dan satuan pelaksana (satlak) Program
Sanimas. Kemudian LKM digantikan oleh Badan Pengelola Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi (BPSPAMS). Terakhir adalah tahap sosialisasi program, yang
sangat bergantung kepada bagaimana fasilitator berperan dalam menyampaikan
dan mengarahkan program kepada masyarkat.
Pada tahap pelaksanaan program, masyarakat beserta pemerintah desa dan
BPSPAMS melakukan musyawarah untuk memilih lokasi tower air, sebagai upaya
menyelesaikan persoalan sulitnya air. Kemudian setelah lokasi terpilih, pendanaan
pembangunan tower air berasal dari APBN, APBD, dan swadaya masyarakat. Air
dari tower tersebut dialirkan ke rumah-rumah warga yang mendaftar sebagai
anggota. Pelanggan yang menggunakan air tersebut sebanyak 594 rumah. Setelah
pelaksanaan program, masyarakat pun masih bersedia untuk membayar iuran
perawatan tower air. Tanggung jawab BPSPAMS pun dibagi kepada masyarkat,
dimana masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga pipa yang terhubung ke
rumah hingga ke meteran. Masyarakat sangat mendukung program ini, dan
menjadikan Desa Banjarsari sebagai desa percontohan. Program ini memiliki
pendekatan atau kebijakan yang dapat mendorong masyarakat dalam pelaksanaan
Program Pamsismas, yaitu menerapkan berbasis masyarakat, partisipatif, tanggap
kebutuhan, akses bagi semua masyarakat, kesetaraan gender, keberpihakan pada
masyarakat miskin, keberlanjutan, tranparansi dan akuntabilitas, dan berbasis
nilai.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah setiap tahapan pelaksanaan program
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan, seluruhnya telah
melibatkan masyarakat. Selain itu, kebijakan atau pendekatan program yang ada
pada program sehingga program dapat mendorong masyarakat dalam pelaksanaan
program yaitu menerapkan berbasis masyarakat, partisipatif, tanggap kebutuhan,
akses bagi semua masyarakat, kesetaraan gender, keberpihakan pada masyarakat
miskin, keberlanjutan, tranparansi dan akuntabilitas, dan berbasis nilai.
Analisis
Penelitian ini menggambarkan berbagai faktor teknis program yang menyebabkan
masyarakat mau berperan aktif dalam pelaksanaan program. Seluruh tahapan
pelaksanaan program dilakukan berdasarkan kebutuhan dan keinginan
masyarakat, selain itu terdapat kebijakan program yang membuat masyarakat

21

bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program. Jadi, kebijakan atau


pendekatan program merupakan kunci dari keberhasilan partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan program.

22

RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN


Pengertian Program Berbasis Masyarakat
Dalam konteks penyuluhan4, pengertian program menurut Kelsey dan
Hearne (1955) adalah pernyataan yang mencakup tentang situasi, tujuan, masalah,
dan cara mengatasinya. Lalu Maunder (1972) menambahkan bahwa program
adalah suatu pernyataan tentang tujuan-tujuan yang didasarkan pada suatu hasil
analisis situasi dan kebutuhan-kebutuhan yang ada, serta sejumlah masalahmasalah yang harus diatasi agar tujuan-tujuan tersebut tercapai serta solusi yang
ditawarkan. Pengertian kata berbasis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
adalah asas dan dasar.
Berdasarkan pengertian dua konsep di atas, maka dapat disimpulkan secara
sederhana bahwa program berbasis masyarakat adalah pernyataan tentang tujuantujuan berdasarkan pada suatu hasil analisis situasi, kebutuhan, masalah yang
harus diatasi yang dilakukan oleh masyarakat. Pengertian tersebut tidak terlepas
dari pengertian pengembangan masyarakat, yaitu :
suatu metode atau pendekatan pembangunan yang menekankan adanya partisipasi
dan keterlibatan langsung penduduk dalam proses pembangunan, dimana semua
usaha swadaya masyarakat disinergikan dengan usaha-usaha pemerintah setempat
dan stakeholders lainnya untuk meningkatkan taraf hidup, dengan sebesar mungkin
ketergantungan pada inisiatif penduduk sendiri, serta pelayanan teknis sehingga
proses pembangunan berjalan efektif. (Nasdian 2014)

Jika konsep program berbasis masyarakat dan pengembangan masyarakat


dihubungkan, maka program berbasis masyarakat merupakan salah satu
perwujudan pengembangan masyarakat dalam bentuk program. Menurut Sanders
(1958)6, pengembangan masyarakat dapat dilihat sebagai suatu program, yaitu
suatu gugus prosedur dan isinya dinyatakan sebagai suatu daftar kegiatan. Dapat
disimpulkan bahwa program berbasis masyarakat merupakan salah satu wujud
nyata dari pelaksanaan pengembangan masyarakat, dimana dalam praktiknya
harus sesuai dengan prinsip dan nilai pengembangan masyarakat itu sendiri.
Dalam pengembangan masyarakat, terdapat beberapa hal yang
menjelaskan bagaimana seharusnya pembangunan dilakukan menurut perspektif
pengembangan masyarakat. Pembangunan berbasis masyarakat harus
memperhatikan asumsi tentang masyarakat, konsekuensi perencanaan,
konsekuensi perlakuan terhadap masyarakat, dan implikasinya bagi kehidupan
sosial. (1) Asumsi tentang masyarakat dalam pembangunan berbasis masyarakat
menekankan pada keadaan masyarakat yang sudah ada pada saat ini harus
dioptimalkan agar sesuai dengan pengetahuan lokal dan teknologi tepat guna, dan
masyarakat dibangun bukan karena bodoh dan tidak mampu. (2) Konsekuensi
4 Dalam Mugniesyah (2006)
5 kbbi.web.id/basis (Diakses pada 12 Mei 2015)
6 Dalam Nasdian (2014)

23

perencanaan yang dibentuk haruslah menekankan pada aspek lokalitas, yaitu


berdasarkan potensi masyarakat dan menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perencanaan. (3) Konsekuensi perlakuan terhadap masyarakat, yaitu
menempatkan birokrat maupun tenaga ahli dari luar sebagai pengatur kepentingan
masyarakat dan sebagai aktor yang melakukan fungsi pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat. (4) Implikasi bagi kehidupan sosial adalah terbangunnya daya kritis
masyarakat, sehingga apabila terjadi tekanan atau eksploitasi dari luar yang tidak
menguntungkan, maka masyarakat dapat menolak hal tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, program berbasis masyarakat sebagai salah
satu upaya pembangunan seharusnya dapat menerapkan asumsi, konsekuensi dan
implikasi tersebut. Di Indonesia, telah banyak dilaksanakan program sanitasi
berbasis masyarakat. Dalam pelaksanaannya, terjadi keterlibatan masyarakat,
namun tingkat keterlibatan masyarakat dalam program berbeda-beda pada tiap
pelaksanaannya. Berikut adalah wujud penerapan pelaksanaan program berbasis
masyarakat pada setiap penelitian mengenai program sanitasi berbasis masyarakat,
berdasarkan asumsi, implikasi dan konsekuensi program pembangunan berbasis
masyarakat.
Tabel 1. Perwujudan kegiatan program berbasis masyarakat pada setiap literatur

No

Nama
Peneliti dan
Tahun

Nur
Alam
Fajar,
Hamzah
Hasyim,
Asmaripa
Ainy (2010)

Sutami
(2009)

Taufik
Afriadi

Asumsi tentang
Masyarakat

masyarakat
dianggap
mampu dalam
membangun
jamban.

Masyarakat
tidak dianggap
memiliki
sumber daya
dan
pengetahuan
lokal karena
partisipasi
masyarakat
masih rendah
masyarakat
dan dianggap

Konsekuensi
Perencanaan
Menekankan
Aspek
Lokalitas
Ada,
masyarakat
mengambil
keputusan
mengenai
keberlanjutan
program
Tidak ada,
masyarakat
menerima
suntikan dana,
artinya tidak
menekankan
kemampuan
lokal
masyarakat
Ada,
masyarakat

Konsekuensi
Penempatan
Tenaga Ahli
untuk
Menjalankan
Fungsi
Pelayanan
Ada

Implikasi
Terbentuknya
Daya Kritis
Masyarakat
Ada, masyarakat
diberitahukan
mengenai
pentingnya
jamban

Ada

Tidak ada.
Masyarakat yang
terlibat dalam
proses
pengambilan
keputusan hanya
12%

Ada

Ada

24

Hadi
Wahyono
(2012)
4

Hardiles
Nofiandi
(2014)

mampu dalam
merencanakan
kegiatan
program
masyarakat
dianggap
mampu
mengidentifikasi
permasalahan

membiayai
semampunya
pelaksanaan
program
Tidak ada,
Ada
masyarakat
menerima
campur tangan
APBN, APBD
dalam
pendanaan
program

Tidak ada, karena


pada tahap
perencanaan dan
pengolahan
informasi
identifikasi
permasalahan,
masyarakat tidak
dilibatkan

Berdasarkan data pada tabel di atas, terdapat beberapa program yang tidak
menerapkan secara penuh hakikat dari program berbasis masyarakat. Seperti pada
program PPMK pada penelitian yang dilakukan oleh Sutami (2009), proses
pelaksanaan masih menempatkan masyarakat sebagai penerima manfaat program,
tanpa mengutamakan partisipasi masyarkat. Hal ini disebabkan oleh program
PPMK yang memberikan pendanaan dalam pembangunan fasilitas sanitasi,
sedangkan program berbasis masyarakat sejatinya memberikan sepenuhnya
tanggung jawab pendanaan terhadap kemampuan masyarakat itu sendiri. Ada pula
program yang sepenuhnya menerapkan pelaksanaan program berbasis masyarakat,
yaitu pada penelitian Hamzah, Hasyim dan Ainy (2010) dimana program Stop
BABS menerapkan metode pemicuan, dimana pada metode tersebut benar-benar
membangun daya kritis masyarakat, serta melimpahkan hasil metode pemicuan
tersebut terhadap kebutuhan masyarakat.
Dalam studi pustaka ini, terdapat berbagai program sanitasi berbasis
masyarakat yang diteliti, sehingga perlu diketahui jenis-jenis program yang ada
pada setiap penelitian. Berikut adalah jenis-jenis program yang ada pada laporan
studi pustaka keberhasilan pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat.
Tabel 2. Jenis program sanitasi berbasis masyarakat

No
1
2
3

Nama program
Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Sanitasi
Berbasis
Masyarakat (Sanimas)
Open Defecation Free
(ODF)

Kegiatan
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)

Pembangunan fasilitas kamar mandi, cuci, dan


kakus
Mengatasi kebiasaan buang air besar
sembarangan masyarakat, dan emastikan setiap
anggota keluarga buang air besar pada
tempatnya
Program Pemberdayaan 1. Usaha produktif dan memperluas
Masyarakat Kelurahan kesempatan kerja.
(PPMK)
2. Prasarana dan sarana dasar lingkungan.

25

3. Usaha bersama berlandaskan kemitraan yang


mampu mengembangkan usaha potensial
yang bersifat produktif dengan berbasis pada
usaha kelompok usaha kecil dan menengah.
4. Kelembagaan masyarakat di tingkat RW dan
Kelurahan, dalam penumbuhan demokratisasi
serta mengatasi permasalahan sosial.
5. Potensi dan partisipasi masyarakat (matching
fund) untuk mengimbangi Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) agar program tersebut
dapat lebih berdaya guna.
penyediaan prasarana dan sarana air limbah
permukiman, persampahan dan drainase yang
berbasis masyarakat dengan pendekatan
tanggap kebutuhan

Program Dana Alokasi


Khusus
Sanitasi
Lingkungan Berbasis
Masyarakat Terhadap
Sosial, Ekonomi, dan
Lingkungan
Masyarakat
Penyediaan Air Minum Pembangunan infrastruktur air minum dan
dan Sanitasi Berbasis sanitasi dengan melibatkan masyarakat
Masyarakat
(PAMSIMAS)
Indikator Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

Program berbasis masyarakat adalah salah satu upaya pengembangan


masyarakat dalam bentuk pelaksanaan program yang dalam prosesnya sangat
mengutamakan keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pelaksanaan
program. Dalam pengembangan masyarakat terdapat beberapa prinsip yang harus
dilakukan agar tercapainya masyarakat yang berdaya, dan diharapkan dapat
diterapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat, yang di
antaranya juga adalah pelaksanaan program berbasis masyarakat. Menurut Ife
(1995), prinsip dasar pengembangan masyarakat adalah pembangunan terpadu,
hak asasi manusia, keberlanjutan, pemberdayaan, pribadi dan politik, kepemilikan
komunitas, kemandirian, ketidaktergantungan pada pemerintah, tujuan dan visi,
pembangunan bersifat organik, kecepatan gerak pembangunan, keahlian pihak
luar, membangun komunitas, proses dan hasilnya, keterpaduan proses, tanpa
kekerasan, inklusif, konsensus, kerja sama, partisipasi, dan mendefinisikan
kebutuhan. Prinsip-prinsip tersebut seharusnya diterapkan dalam program sanitasi
berbasis masyarakat dan diimplementasikan sebagai jiwa utama penentuan
indikator keberhasilan program.
Berikut adalah berbagai indikator keberhasilan program sanitasi berbasis
masyarakat berdasarkan penelitian setiap artikel ilmiah.

26

Tabel 3. Indikator Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat


No
1

Nama Peneliti dan Tahun


Nur Alam Fajar, Hamzah Hasyim, Asmaripa Ainy
(2010)
-

Teguh Priatno, Soesilo


Imam Hanafi (2014)

Salis Kurnia Rahmawati, Oedojo Soedirham (2013)


Siti Solikhah (2012)
-

Zauhar,

Rizky Pratama Putra, Soesilo Zauhar, Abdullah Said (tidak ada tahun)
-

Adi Trisnawati dan Bowo Djoko


Marsono (2012)
Sugihartoyo dan Nova Choiriyyah (2011)

Indikator Keberhasilan Program Sanitasi


Berbasis Masyarakat
Perubahan
pengetahuan
masyarakat
terhadap BAB sembarangan
Perubahan sikap masyarakat terhadap BAB
sembarangan
Perubahan tindakan masyarakat terhadap
BAB sembarangan
Penerapan metode pemicuan
- Komitmen pemerintah daerah Kota
Tasikmalaya
- Fokus pembangunan
- Pertimbangan
terhadap
variabel
lingkungan, SDM, regulasi, IPTEK, dan
pendanaan
Tingkat pembiayaan pemerintah terhadap
program
Pemanfaatan jamban
Pelaksanaan program
Kepemimpinan dan organisasi
Totalitas kinerja petugas sanitarian
Banyaknya masyarakat yang telah memiliki
jamban
Banyaknya masyarakat yang memanfaatkan
jamban
Pendidikan masyarakat tentang pentingnya
buang air besar pada tempatnya
Perubahan perilaku masyarakat dalam
buang air besar di luar jamban
Perubahan kondisi sanitasi lingkungan
Dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan
program
Pengelolaan
dan
evaluasi
program
dilakukan oleh masyarakat
Aspek teknis
Aspek pemanfaatan
Aspek keuangan
Aspek kelembagaan
Aspek perencanaan
Aspek kelembagaan

27

Aspek penggunaan sarana


Aspek kesehatan lingkungan
Proses pelaksanaan program
Upaya pemerintah memberi stimulus
kepada masyarakat
Pendampingan pada tahap selanjutnya
Partisipasi masyarakat

Menganalisis indikator keberhasilan program harus ditinjau dari setiap tahapan


evaluasi (Wibisono 1989), yaitu:
1. Evaluasi input, adalah tindakan menilai kesesuaian antara input program
dengan tujuan program. Input adalah semua hal yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan dalam rangka menghasilkan output dan tujuan
program.
2. Evaluasi output, adalah kegiatan menilai sesuatu yang dihasilkan oleh
suatu program dengan menggunakan input yang ada.
3. Evaluasi outcome, adalah kegiatan menilai manfaat yang diperoleh dari
penggunaan output program
4. Evaluasi impact, adalah kegiatan menilai dampak yang diperoleh dari
outcome program.
Berdasarkan pernyataan Wibisono (1989), sangat penting untuk menilai
indikator setiap tahapan pelaksanaan program. Dalam pernyataan tersebut, tidak
disebutkan evaluasi proses, dan dalam studi pustaka ini, evaluasi proses akan
dinilai dalam melihat indikator keberhasilan program. Selain itu, evaluasi impact
tidak dievaluasi karena program baru dilaksanakan dan hanya bisa dianalisis
hingga evaluasi outcome. Berikut adalah penilaian indikator pada setiap tahapan
evaluasi.

Indikator Input Keberhasilan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat


Berdasarkan ringkasan di bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa terdapat
indikator input program sanitasi berbasis masyarakat. Berikut adalah penjelasan
dalam bentuk tabel.
Tabel 4. Indikator input keberhasilan program sanitasi berbasis masyarakat
No

Nama peneliti dan tahun

Indikator input

28

Teguh Priatno,
Soesilo Sumber pendanaan program
Zauhar, Imam Hanafi (2014)
Adi Trisnawati dan Bowo
Djoko Marsono (2012)

Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Pertimbangan mengenai SDM yang dimiliki


Imam Hanafi (2014)
masyarakat

Pada tabel, dapat diketahui bahwa indikator input adalah sumber


pendanaan program dan pertimbangan mengenai SDM yang dimiliki masyarakat
merupakan indikator input dalam pelaksanaan program sanitasi berbasis
masyarakat.

Indikator Proses Program Sanitasi Berbasis Masyarakat


Tabel 5. Indikator proses pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat
No
1
2
3

Nama peneliti dan tahun


Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam
Hanafi (2014)
Rizky Pratama Putra, Soesilo Zauhar,
Abdullah Said (tidak ada tahun)
Zudika DM Manullang (2014)

Indikator proses
Fokus pembangunan
Pengelolaan
dan
evaluasi
dilakukan oleh masyarakat
Tingkat partisipasi masyarakat

Pada tabel, dapat diketahui bahwa indikator proses pelaksanaan program


berbasis masyarakat adalah fokus pembangunan, yaitu pembangunan mengarah
kepada fisik atau non fisik. Indikator kedua adalah pengelolaan dan evaluasi
program yang dilakukan oleh masyarakat, artinya masyarakat benar-benar
dilibatkan dalam setiap tahapan pelaksanaan program. Tingkat partisipasi juga
menggambarkan bagaimana masyarakat berperan dalam pelaksanaan program.
Indikator Output Program Sanitasi Berbasis Masyarakat
Indikator output program adalah pemanfaatan fasilitas sanitasi yang telah
dibangun. Jika setelah fasilitas yang dibangun masyarakat memanfaatkannya,
artinya masyarakat merasa bahwa program tersebut bermanfaat dan

Indikator Efek Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

program

29

Tabel 5. Indikator efek pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat


No
1

Nama peneliti dan tahun


Indikator efek
Nur Alam Fajar, Hamzah Perubahan
pengetahuan
Hasyim, Asmaripa Ainy masyarakat
(2010)
Perubahan sikap masyarakat

Perubahan perilaku masyarkat

Tingkat keberhasilan
Masyarakat mengalami
perubahan
positif
tentang buang air besar
Masyarakat mengalami
perubahan
positif
setelah
dilaksanakannya
pemicuan
Masyarakat
tidak
mengalami perubahan
perilaku buang air
besar sembarangan

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku masyarakat


lebih sulit berubah dibandingkan dengan pengetahuan dan sikap masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan perilaku masyarakat tidak bisa dilakukan
dengan cara yang mudah. Penelitian Nur Alam Fajar, Hamzah Hasyim, Asmaripa
Ainy (2010) menjelaskan fasilitator yang melakukan pemicuan pada masyarakat
tidak melanjutkan proses pendampingan masyarakat, sehingga perubahan perilaku
sulit untuk diwujudkan.

KESIMPULAN
Analisis dan Sintesis
Program berbasis masyarakat adalah pernyataan tentang tujuan-tujuan
berdasarkan analisis situasi, kebutuhan, masalah, yang harus diatasi dengan
berdasar kepada kehendak dan kemampuan masyarakat. Jika dikaitkan dalam
proses pemberdayaan, maka program ini perlu memperhatikan beberapa hal dalam
proses pelaksanaannya, yaitu asumsi program terhadap masyarakat, konsekuensi
perencanaan yang menekankan aspek lokalitas, konsekuensi penempatan tenaga
ahli untuk menjalankan fungsi pelayanan dan implikasi terbentuknya daya kritis
masyarakat. Dalam pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat, terdapat
berbagai indikator yang mempengaruhi keberhasilan, yaitu indikator input, proses,
output, efek. Jika indikator-indikator tersebut telah terpenuhi, maka keberhasilan
program dapat dilihat dari beberapa indikator keberhasilan program.
Indikator input program adalah sumber pendanaan program dan
pertimbangan mengenai SDM yang dimiliki masyarakat. Indikator proses adalah
fokus pembangunan, pengelolaan dan evaluasi program dilakukan oleh
masyarakat dan tingkat partisipasi masyarakat. Indikator output program adalah

30

pemanfaatan fasilitas sanitasi yang telah dibangun. Indikator efek program adalah
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Indikator

Kerangka Analisis
Tingkat keberhasilan program sanitasi berbasis masyarakat sangat
dipengaruhi oleh pencapaian indikator, yaitu indikator input, proses, output dan
efek. Keempat indikator tersebut memiliki hubungan saling mempengaruhi.

Indikator proses
Fokus
pembangunan
Indikator input
Sumber pendanaan programPengelolaan dan evaluasi program dilakukan oleh masyaraka
Pertimbangan mengenai SDM
yang dimiliki
masyarakat
Tingkat
partisipasi
masyarakat

Indikator efek
Perubahan pengetahuan masyarakat
Indikator output
Perubahan sikap masyarakat
pemanfaatan fasilitas sanitasi yang telah dibangun
Perubahan perilaku masyarakat

31

Gambar 1. Kerangka analisis indikator keberhasilan program sanitasi berbasis


masyarakat

Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis, sintesis serta kesimpulan yang telah dibuat,
terdapat berbagai indikator penentu keberhasilan program dan berbagai faktor
yang mendukung tercapainya indikator tersebut. Pada dasarnya, suatu program
yang berjalan haruslah didukung oleh stakeholder pelaksana program yang
bekerja dengan keras agar terwujudnya keberhasilan program. Namun, dukungan
yang dimaksud tidak berarti harus dalam bentuk bantuan dana. Dalam program
berbasis masyarakat, partisipasi masyarakat sangatlah penting agar tercapai
perubahan perilaku masyarakat seperti yang dituju oleh program. Berdasarkan hal
tersebut, berikut adalah pertanyaan penelitian yang akan dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya.
1. Bagaimanakah pengaruh sumber pendanaan program terhadap
partisipasi masyarakat?
2. Bagaimanakah pengaruh partisipasi masyarakat terhadap perubahan
perilaku masyarakat?

32

DAFTAR PUSTAKA
Afriadi T, Wahyono H. 2012. Partisipasi Masyarakat dalam Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Kecamatan
Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan. [Jurnal Planesa]. (Diakses pada 4
Mei
2015).
Dapat
diunduh
di
:
http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/pwk/article/download/6489/5354
Fajar NA, Hasyim H, Ainy A. 2010. Pengaruh metode pemicuan terhadap
perubahan perilaku stop BABS di Desa Senuro Timur Kabupaten Ogan Ilir.
[Prosiding Seminar Nasional]. (Diakses pada 27 Maret 2015). Dapat
diunduh di : http://eprints.unsri.ac.id/373/
Manullang ZDM. 2014. Evaluasi dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Sanimas) dalam pemberdayaan masyarakat. [Skripsi]. (Diakses tanggal 9
April
2015).
Dapat
diunduh
di
:
http://balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf
MENKES. 2013. Surat edaran Meneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
132 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
[Internet]. [Diunduh pada 30 Maret 2015]. Dapat diakses di:
http://new.pamsimas.org/data/2013/surat%20edaran%20Menkes%20no
%20132%20th%202013.pdf
Mugniesyah SS. 2006. Ilmu Penyuluhan. Bogor : Departemen SKPM IPB
Nasdian FT. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia
Noviandi H. 2014. Peran masyarakat dalam melaksanakan Program PAMSIMAS
di Desa Banjarsari Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. [Jurnal Planesa].
(Diakses
pada
4
Mei
2015).
Dapat
diunduh
di
:
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/download/6526/6298
Pola....2015. Pola pencemaran bakteriologis: pencemaran tanah dan air tanah oleh
septic tank. [Internet]. [Diunduh pada 30 Maret 2015]. Dapat diakses di:
publichealth-journal.helpingpeopleideas.com/pola-pencemaranbakteriologis
Priatno T, Zauhar S, Hanafi I. 2014. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota
Tasikmalaya. [Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia]. (Diakses pada 7
April 2015). Dapat diunduh di : http://lppm.unsil.ac.id/files/2015/02/06.Teguh-priatno.pdf
Putra RP, Zauhar S, Said A. 2015. Dampak Program Dana Alokasi Khusus
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat terhadap sosial, ekonomi, dan
lingkungan masyarakat. [Jurnal Administrasi Publik]. (Diakses pada 4 Mei
2015).
Dapat
diunduh
di
:
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/
157/128
Rahmawati SK, Soedirham O. 2013. Analisis peran serta masyarakat dalam
keberhasilan Program Community Led Total Sanitation (CLTS). [Jurnal

33

Promkes]. (Diakses tanggal 7 April 2015). Dapat diunduh di :


http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=160500&val=1092&title=ANALYSIS%20OF%20COMMUNITY
%20PARTICIPATION%20PROGRAM%20SUCCESS%20IN
%20COMMUNITY-Led%20Total%20Sanitation%20%28CLTS%29
Soeparmin S. 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. [Internet]. [Diunduh pada 30
Maret 2015]. Dapat diakses di: https://books.google.co.id/books?
id=UuHyLv3yn_UC&pg=PR4&lpg=PR4&dq=Pembuangan+Tinja+dan+Li
mbah+Cair+:+Suatu+Pengantar.+Jakarta:
+Penerbit+Buku+Kedokteran+EGC.&source=bl&ots=8giZjvAISJ&sig=Um
pQUh7EVPJrKCpnwqDzXK3bVqE&hl=id&sa=X&ei=B8tUVcrwNpK5uA
S-z4DQCQ&ved=0CBwQ6AEwAA
Solikhah S. 2012. Hubungan pelaksanaan Program ODF (Open Defecation Free)
dengan perubahan perilaku masyarakat dalam Buang Air Besar di luar
jamban di Desa Kemiri Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. [Jurnal].
(Diakses pada 9 April 2015). Dapat diunduh di : http://stikesmuhla.ac.id/wpcontent/uploads/jurnalsurya/noXVIII/84-90-Jurnal-Siti.pdf
STBM Indonesia. 2014. Rakyat Subang Maju, Subang Gotong Royong, Menuju
Kabupaten ODF. [Internet]. [Diunduh pada 30 Maret 2015]. Dapat diakses
di:
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCI
QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.stbm-indonesia.org%2Fdkconten.php
%3Fid%3D7406&ei=YstUVbr4LcTuATqu4FQ&usg=AFQjCNH6TyTS9M_mx01rertTNGJAG9rLXg&sig2=A
vDOZ1l4hOTZcUq9Y6UVcw&bvm=bv.93112503,d.c2E
Sugihartoyo, Choiriyyah N. 2011. Identifikasi pelaksanaan Kegiatan Program
Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) Studi Kasus : Program Sanimas
di Kampung Pulo, Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri Kabupaten
Tangerang. [Jurnal Planesa]. (Diakses pada 4 Mei 2015). Dapat diunduh di :
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/planesa/article/view/537/499
Sutami. 2009. Partisipasi Masyarakat pada pembangunan prasarana lingkungan
melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di
Kelurahan Marunda Jakarta Utara. [Tesis]. (Diakses pada 9 April 2015).
Dapat diunduh di : http://eprints.undip.ac.id/18482/1/S_U_T_A_M_I.pdf
Trisnawati A, Marsono BD. 2015. Evaluasi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat
(SANIMAS) di Kota Kediri. [Jurnal]. (Diakses pada 9 April 2015). Dapat
diunduh di : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-256613308100115-Chapter1.pdf
Wibisono BK. 2010. 30 persen penduduk Indonesia buang air besar sembarangan.
[Internet]. [Diunduh pada 30 Maret 2015]. Dapat diakses di:
http://www.antaranews.com/berita/158800/30-persen-penduduk-indonesiabuang-air-besar-sembarangan
Wibisono Y. 1989. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR Corporate Social
Responsibility. Gersik : Fascho Publishing

34

Anda mungkin juga menyukai