Divisi Outfitting
Divisi Hull Outfitting atau yang lebih sering disebut dengan HO adalah
divisi yang bertugas untuk menyiapkan semua perlengkapan tambahan
lambung. Divisi ini memiliki beberapa sub divisi dengan pembagian tugas
yang berbeda-beda yaitu :
i. Sub Divisi Outfitting Pipa
ii. Sub Divisi Outfitting Blek
iii. Sub Divisi Outfitting Layar
iv. Sub Divisi Outfitting Kayu
Pada divisi ini kami mempelajari mengenai pembengkokan pipa,
sistem pendingin mesin utama, sistem pelumasan, dan sistem starter pada
kapal.
3.4.1. Pembengkokan pipa (bending of pipe)
Pembelokan pipa ada beberapa cara untuk mendapatkanya, yaitu
produksi pabrik dan membengkokan sendiri. Produksi pabrik dikategorikan
dalam dua kategori yaitu bengkokan panjang dan bengkokan pendek seperti
dalam gambar 4.19. Jika pabrik tidak dapat menyediakan bengkokan pipa
yang dibutuhkan, maka galangan membuat bengkokan tersebut di sub divisi
ini. Untuk pipa ukuran kecil, yaitu dengan diameter antara 0,5 inch sampai
dengan 4 inch, dapat dibending dengan alat bending pipa. Sedangkan untuk
diameter diatas 4 inch (10 cm) harus dipotong kecil-kecil dan disatukan lagi
dengan las dan membentuk lengkungan yang diinginkan seperti pada gambar
4.20.
Gambar 4.22. Din Flange memiliki permukaan yang timbul dan berulir
dan LO diperlukan pendinginan dengan air laut. LO dan air tawar dialirkan
melalui pipa diameter kecil melewati cooler FW/LO yang beralirkan air
laut. Sehingga panas dari FW & LO masuk akan dilepaskan ke air laut
pada cooler FW/LO.
F W /LO
m asuk
( le b ih
panas)
C o o le r
F W /LO
F W /LO
k e lu a r
( le b ih
d in g in )
Gambar 4.24. Diagram alir proses pelepasan panas pada Cooler FW/LO
Air Laut
masuk
(dingin)
Cooler
FW/LO
Air Laut
keluar
(panas)
Gambar 4.25. Diagram alir proses perubahan panas air laut setelah
melewati Cooler FW/LO
Identifikasi kegagalan fungsi sistem pendingin dapat dilihat dari :
i. Identifikasi tekanan
ii. Manometer pada pendingin yaitu pada FW in FW out atau pada
SW in SW out memiliki beda temperature pada jangkauan 2-10
derajat Celcius.
3.4.3. Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan pada mesin kapal ada dua jenis yaitu sistem
kalter basah dan sistem kalter kering. Sistem kalter basah adalah sistem
pelumasan dengan kalter penyimpan oli berada pada mesin. Sistem ini
tidak memiliki sumptank di luar mesin dan fungsinya digantikan oleh
kalter tepat berada pada bagian bawah mesin.
Prinsip kerja sistem starter udara tekan kapal adalah motor listrik
yang memperoleh daya dari generator dipergunakan untuk membangkitkan
kompresor guna menghasilkan udara bertekanan. Selanjutnya udara yang
dikompresikan tersebut ditampung dalam tabung bertekanan yang dibatasi
pada tekanan kerja 30 bar.
Sebelum menuju ke main air receiver, udara tersebut terlebih
dahulu melewati separator guna memisahkan air yang turut dalam udara
yang disebabkan proses pengembunan sehingga hanya udara kering saja
yang masuk ke tabung.
udara,
udara
safety, pembersihan
turbocharge,
untuk
pengetesan katup bahan bakar, untuk proses sealing air untuk exhaust
valve yang dilakukan dengan memberikan tekanan udara kedalam ruang
bakar melalui katup buang (exhaust valve) dibuka secara hidrolis dan
ditutup dengan pneumatis spring dengan cara memberikan tekanan pada
katup spindle untuk memutar.
Sedangkan untuk proses start, udara bertekanan sebesar 30 bar
dimasukkan/disalurkan melalui pipa ke starting air distributor, kemudian
oleh distributor regulator dilakukan penyuplaian udara bertekanan secara
cepat sesuai dengan firing sequence.