Pd
ISBN: 978-979-028-509-5
ILMU-ILMU SOSIAL
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bab I
: PENDAHULUAN
1. Rasional
11
15
15
28
31
b. Isime
31
Bab IV
c. Perang ..
32
d. Revolusi
32
39
b. Kekuasaan
42
c. Demokrasi .
43
d. Undang-Undang Dasar 44
Bab V
51
5. Politik Ekonoini
51
52
1. Adam Smith ..
53
2. David Ricardo ..
54
3. Karl Marx .
55
4. J.M. Keynes .
57
58
b. Konsumsi .
59
c. Distribusi
60
d. Pasar ..
61
Bab VI
87
1. EBTylor
87
2. Branis1awMalinoki ..
89
3. Radcliffe Brown
90
4. Frans Boaz . 91
4. Konsep-konsep Dasar dalam Antropologi . 92
a. Kebudayaan ..
92
b. Eas .
95
101
BAB I
PENDAHULUAN
1. Rasional
Sejak bidang studi IPS ( Social Studies ) masuk dalam Kurikulum
Pendidikan tahun 1975 hingga sekarang, meski dalam Kurikulum Pendidikan
tahun 2004 Berbasis Kompetensi nama IPS berganti menjadi Pengetahuan
Sosial, dan dalam Kurikulum Pendidikan tahun 2006 yang dikenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berubah lagi menjadi IPS, namun
demikian keberadaan Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences) selalu menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari materi pengajaran IPS, karena materi IPS memamg
bersumber dari ilmu-ilmu sosial.
Keberadaan IPS sebagai sebuah bidang studi/ mata pelajaran memang
dibangun dari berbagai konsep, fakta, generalisasi dan teori ilmu-ilmu sosial,
sehingga pengembangan materi ajar IPS sangat bergantung dari sejauh mana
ilmu-ilmu sosial itu berkembang dan dimanfaatkan secara optimal oleh IPS.
Karena hakekat ilmu-ilmu sosial adalah ilmu murni (pure science), sedangkan
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu terapan (applide science), sehingga
menjadi kewajiban bagi ilmu-ilmu sosial untuk selalu mengembangkan body of
knowledge,
sedangkan
tugas
dari
IPS
adalah
memanfaatkan
dan
dan
tingkat
kesulitan
yang
berbeda-beda
sesuai
dengan
konsep-konsep dasar, teori - teori ilmu-ilmu sosial serta tokoh-tokoh yang paling
berpengaruh dalam pengembangan masing-masing disiplin ilmu sosial.
Geografi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari gejala-gejala dan sifatsifat permukaan bumi dan penduduknya dalam sistem keruangan dan kaitannya
dengan lingkungan. Bagaimana caranya manusia hidup di lingkungan geografi
tertentu, bagaimana iklim dan cuaca serta lingkungan geografis lainnya
mempengaruhi distribusi penduduk dan variasi cara hidup manusia. Karena
geografi mempelajari kehidupan di atas permukaan bumi, maka dunia tumbuhtumbuhan (flora) dan dunia hewan (fauna) serta lingkungan alam (physical
environment) seperti udara, air dan lapisan tanah sebagai tempat tinggal
manusia juga menjadi obyek dan kajian dari Geografi. Dari kajian tersebut, maka
lahirlah konsep-konsep dasar geografi, seperti: Region, Bumi sebagai sebuah
planet, Cuaca dan iklim. Flora dan Fauna, Variasi cara hidup manusia, Kota,
Peta dan Demografi.
Sedangkan ilmu sejarah sebagai salah satu bagian dari ilmu-ilmu sosial
mempelajari secara sistematis seluruh perkembangan dan proses perubahan
dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspeknya yang terjadi pada
masa lampau. Menurut sejarah, masa lampau bukan sesuatu yang final, terhenti
dan tertutup tetapi bersifat terbuka dan berkesinambungan. Dengan demikian
wajar kalau sejarah itu adalah peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang dapat
digunakan sebagai modal untuk bertindak dimasa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan dimasa yang akan datang. Unsur-unsur sejarah, seperti: Manusia,
Waktu dan Tempat kejadian merupakan bagian yang penting dalam sejarah,
karena setiap peristiwa apabila tidak memenuhi unsur-unsur sejarah tidak dapat
disebut sebagai peristiwa sejarah.
Dari kajian dan ruang lingkup sejarah tersebut, maka muncul beberapa
konsep dasar sejarah, diantaranya: Perubahan, Perang, Isme (faham), Revolusi
dan Periodisasi.
Salah satu disiplin ilmu sosial yang sering bersentuhan dengan sejarah
adalah ilmu politik, karena hampir setiap peristiwa politik menjadi sumber
penulisan sejarah.
serta
tujuan
mendirikan
negara.
Bagaimana
hubungan
antara
dan
keterampilannya.
Masyarakat
kompleks
(perkotaan)
pada
masyarakat
sederhana
(pedesaan)
lebih
banyak
Meski demikian kedua ilmu tersebut tetap memiliki perbedaan yang mendasar,
khususnya pada obyek dan pendekatan metodologinya.
Jika Antropologi (Budaya) mempelajani tentang kebudayaan suatu etnik
atau komunitas tertentu, maka sosiologi lebih memfokuskan diri kepada
hubungan antar individu
dalam masyarakat,
kelompok-kelompok sosial,
bagaimana
interaksi
sosial
diantara
anggota
kelompok
serta
Sosial. Sedangkan dari antropologi, ada konsep dasar: Kebudayaan, Ras, Suku
Bangsa (etnik), Akulturasi dan Folklore.
Apa yang telah terjadi dalam pembahasan di atas, tampaknya dapat
digunakan sebagai kerangka berpikir bahwa mempelajari Pengetahuan Dasar
Ilmu-ilmu Sosial adalah sebagai suatu cara dan panduan dasar dalam memasuki
khasanah ilmu-ilmu sosial yang sesungguhnya.
12
konsep-konsep
tersebut
berbeda-beda
sesuai
dengan
14
dalam bentuk rumus atau aturan yang berlaku umum, menjelaskan hakekat
hubungan antara dua gejala atau lebih yang relevan dengan kenyataan
yang ada serta dapat dijadikan alat untuk menjelaskan dan dapat
diverifikasi atau dibuktikan serta berguna dalam meramalkan suatu kejadian
(Sinaga, 1988).
Teori ini berfungsi untuk :
1. Menyimpulkan generalisasi dan fakta-fakta hasil pengamatan
2. Memberikan kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi
fakta-fakta yang diperoleh
3. Memberi ramalan atau prediksi terhadap gejala-gejala baru yang
akan terjadi
4. Mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan tentang gejalagejala yang telah dan sedang terjadi.
Untuk memahami fungsi teori tersebut, berikut ini akan dijelaskan satu
persatu fungsi diatas :
1. Teori sebagai generaliasi
Teori dalam ilmu-ilmu sosial menyimpulkan adanya korelasi antara
fakta-fakta sosial denan proses berpikir dan hasil pengamatan yang
sistematis dan terfokus.
Contoh : Semua masyarakat memiliki kebudayaan dan setiap kota
memiliki masalah sosial yang berbeda (generalisasi). Kesimpulan ini
didasarkan pada sejumlah fakta yang merupakan hasil pengamatan
yang berulang-ulang.
2. Teori sebagai kerangka penelitian
Suatu teori dapat dipakai oleh peneliti ilmu sosial sebagai dasar dan
kerangka pembatasan kepadanya terhadap fakta-fakta konkret. Teori
juga diperlukan untuk mencandra berbagai fenomena sosial yang ada
dalam kehidupan masyarakat.
3. Teori sebagai peramal atau prediksi
Fungsi lain dari teori adalah memberi prediksi atau ramalan sebelumnya
tentang fakta-fakta yang akan terjadi. Karena teori itu merupakan
generaliasi abstrak dari fakta-fakta yang konkret, maka kalau teori itu
16
kita pegang dan kita terapkan kepada kehidupan masyarakat, maka kita
seolah-olah bisa meramalkan bahwa fakta-faka yang merupakan unsurunsur dari teori itu akan terjadi disitu
4. Teori sebagai pengisi lowongan dalam pengetahuan
Masih ada satu fungsi satu lagi dari teori, yaitu fungsi sebagai pengisi
lowongan dalam pengetahuan. Sebenarnya fungsi ini sering tampak
dalam ilmu sejarah, tetapi dalam ilmu sosial lainnya fungsi ini juga cukup
menonjol.
3. Tujuan Penulisan
1. Memberikan pengetahuan dasar Ilmu-Ilmu Sosial sebagai pijakan dalam
memahami pengertian, obyek, ruang lingkup, kajian dan konsep-konsep
dasar ilmu-ilmu sosial.
2. Memahami dan menguasai berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti:
Geografi, Sejarah, Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, Sosiologi dan Antropologi
yang telah memberikan sumbangan nyata terhadap pengembangan
materi ajar Pengetahuan Sosial.
3. Memberikan pemahaman berbagai konsep dasar yang dimiliki oleh
disiplin ilmu-ilmu sosial yang telah tersebar, luluh dan menyatu ke dalam
materi pengetahuan sosial mulai dan tingkat Sekolah Dasar sampai
Sekolah Menengah Atas.
4. Memberikan
landasan
berpikir
bahwa
dalam
memahami
Ilmu
17
6. Bagi para pemula dan para peminat ilmu-ilmu sosial (social sciences)
dengan masuknya berbagai bidang ilmu sosial dalam satu buku, tentu
akan mempermudah dalam memahami apa, bagaimana dan untuk apa
mempelajari ilmu-ilmu sosial itu.
18
19
BAB II
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
Pada hakekatnya pengetahuan geografi telah ada pada setiap orang,
karena sejak manusia lahir ke dunia telah mengenal alam dan lingkungannya
dan dia hidup di bumi dengan manusia lainnya menempati ruang tertentu.
Dengan demikian, usia pengetahuan geografi sesungguhnya sama tuanya
dengan umur manusia yang menempati bumi ini. Namun nama geografi baru
dikenal setelah Eratosthenes (276 - 194 SM) menerapkan konsep geographika
dalam bukunya yang berjudul: Geographika. Jasa penting lainnya dari
Eratosthenes adalah untuk pertama kali menghitung keliling bumi berdasarkan
jarak dari Alexandria - Syena di Mesir. Menurut perhitungannya, keliling bumi
sepanjang 252.000 stadia atau sama dengan 45.654 km. Karena jasanya itu,
oleh beberapa ahli geografi, Eratosthenes dipandang sebagai peletak dasar Ilmu
Geografi.
Secara etimologis (asal kata), geografi berasal dari kata geo dan
graphien. Geo berarti bumi dan graphien berarti lukisan, sehingga geografi
berarti lukisan atau tulisan tentang bumi. Oleh sebab itu obyek kajian dari
geografi adalah bumi dengan segala proses alamiahnya maupun gejala dan
proses kehidupan yang berada di atasnya. Maka didalamnya termasuk
kehidupan tumbuh - tumbuhan, hewan dan manusia sebagai penghuni bumi.
Batasan yang sederhana ini tentu saja terus mengalami perubahan seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan pandangan para ahli geografi itu sendiri
dalam mengembangkan konsepnya maupun bahan kajiannya.
1. Pengertian Geografi
Berikut ini akan dipaparkan beberapa definisi dari para ahli geografi,
diantaranya:
-
20
Prof
Bintarto
memberikan
definisi
bahwa
geografi
adalah
ilmu
jenis
pekerjaan
dan
variasi
kehidupan
lainnya.
Inilah
yang
dunia
hewan
dipandang
dan
segi
geografi
disebut
Zoogeografi
3. Mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan alam disebut
Geografi Sosial atau Human Geography.
Di dalam geografi kita sering mengenal lingkungan alam (physica
environment), maka udara, air, dan lapisan tanah sebagai tempat tinggal
manusia juga menjadi obyek dan geografi. Termasuk didalamnya berbagai
peristiwa atau gejala alam yang terjadi seperti angin topan, halilintar, hujan,
gempa, gunung meletus, pelapukan, erosi, sedimentasi dan sebagainya menjadi
23
obyek penyelidikan dan obyek pengetahuan geografi yang sangat luas dan
dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Rhoad Murphy mengemukakan ruang lingkup geografi dapat dibagi
menjadi tiga bagian pokok, yaitu:
a. Penyebaran dan relasi umat manusia di permukaan bumi dan aspek
keruangan permukiman serta pemanfaatan permukaan bumi.
b. Interelasi masyarakat manusia dengan lingkungan alam yang merupakan studi
diferensiasi areal.
c. Kerangka regional dan analisis wilayah yang spesifik.
Dari ketiga pokok yang menjadi ruang lingkup geografi tersebut, maka
studi geografi tidak dapat dilepaskan dan aspek alamiah dan aspek insaniah.
Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa geografi menelaah bumi dengan
segenap isinya, yakni manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan karena kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan berada di bagian permukaan kulit bumi yang
berupa daratan dan lautan ditambah dengan udara yang mengelilinginya, maka
obyek geografi adalah geosfer yang meliputi : Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer dan
Biosfer.
Dengan demikian, maka geografi memerlukan ilmu penunjang, yaitu:
a. Litosfer terdiri dari batuan dan tanah yang dipelajari dalam geologi dan
pedologi. Bentuk-bentuk permukaan bumi dipelajari dalam geomorfologi.
b. Hidrosfer, terdiri dari laut dan samudra yang di pelajari dalam oceanografi;
sungai, danau dan air tanah dipelajari dalam Hidrografi.
c. Atmosfer, terdiri dari cuaca yang dipelajari dalam meteorology dan iklim yang
dipelajari dalam Klimatologi.
d. Biosfer, terdiri dari dunia hewan dan dunia tumbuhan; dunia hewan dipelajari
dalam Zoogeografi dan dunia tumbuhan dipelajari dalam Fitgeografi
Manusia
sebagai
penghuni
bumi
demi
kelangsungan
hidupnya
bergantung pada litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Dan tempat tinggal
sebagai ruang hidup manusia disebut antrosfer.
Berikut ini akan dibuat skema tentang geografi dan ilmu - ilmu
penunjangnya:
24
25
dataran
tinggi
(kabupaten
Malang),
daerah
pertanian
a. Ruang
Mempelajari geografi selalu mengangkat aspek ruang, sehingga
geografi ada yang memberi pengertian sebagai ilmu keruangan. Yang
menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah yang dimaksud dengan ruang
itu? apakah sama pengertiannya dengan ruang makan, ruang tidur, ruang
olahraga, ruang belajar dan lain sebagainya? Jawabannya memang ada
persamaan
sekaligus
ada
pula
perbedaannya.
26
Persamaannya
pada
dikonsepsikan
sebagai
gejala
keruangan
yang
unsur
dan
region,
hubungan
aritar
region,
kerjasama
regional,
saling
regional dan lain - lain. Contoh kerjasama regional: ASEAN, AFTA, EU dan
lain - lain, contoh posisi regional: posisi Indonesia diantara negara -negara
Asia Tenggara.
disamping
berputar pada
porosnya
(berotasi),
juga
beredar
28
berkembang
konsep-konsep
penggembalaan,
peternakan,
dan
meramu
sehingga
melahirkan
konsep
penggembalaan,
29
komputer, internet serta berbagai jenis profesi yang berkaitan dengan dunia
telekomunikasi dan cyber.
Masyarakat pada tahap pertama dan kedua masih bersifat tradisional
karena kehidupannya masih sangat bergantung kepada alam dan lingkungan.
Sedangkan pada masyarakat tahap ketiga dan keempat sudah termasuk
dalam masyarakat modern yaitu masyarakat yang tidak banyak bergantung
kepada alam lingkungan, tetapi lebih mengandalkan kepada kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Terjadinya variasi kehidupan manusia di muka bumi ini sangat dibatasi
oleh kemampuan pengetahuan, ilmu dan teknologi serta kemampuan
mengolah dan memanfaatkan sumber daya untuk kepentingan dan
kesejahteraan hidupnya. Kenyataan ini dapat kita teaah di wilayah Indonesia
sendiri maupun di permukaan bumi lainnya di negara - negara lain. Sehingga
kita dapat melihat variasi tingkat kemampuan ekonomi dalam bentuk
kelompok manusia miskin, berkecukupan dan kaya. Berkaitan dengan
kenyataan tersebut, terungkap juga adanya kelompok manusia yang
terbelakang, sedang berkembang dan maju atau modern.
30
31
e. Pengaruh Angin
Pergerakan udara atau angin secara horizontal juga menyebabkan
suhu udara tersebar secara merata.
Indonesia yang memiliki suhu rata - rata tahunan yang tinggi yaitu sekitar
26 C dengan amplitude suhu tahunan yang kecil yaitu sekitar 10 C, hal mi
disebabkan oleh pemanasan matahari yang tinggi sepanjang tahun karena posisi
letak astronomis Indonesia. Suhu udara di Indonesia tidak mengalami perubahan
drastis, begitu juga bentuk kepulauan Negara Indonesia yang memiliki luas
perairan yang sangat besar memiliki pengamh yang sangat besar pula terhadap
pengendalian suhu sehingga menyebabkan perbedaan suhu minimum dengan
32
suhu maksimum tidak terlalu besar. Jika terjadi perubahan suhu di Indonesia,
biasanya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
-
Perbedaan siang dan malam, suhu maksifnum yang terjadi pada siang hari
sekitar pukul 13.00-15.00, sedangkan suhu minimum terjadi sekitar pukul
03.00-05.00
2.
34
2. Faktor relief
Fenomena permukaan bumi yang tidak rata dapat menyebabkan
terjadinya perbedaan temperature pada masing-masing tempat yang
akhirnya dapat mempengaruhi penyebaran jenis flora secara vertikal.
Misalnya dari dataran rendah mempunyai jenis yang heterogen, semakin
ke atas semakin homogen dan semakin sederhana.
3. Faktor tanah
Tanah sangat mempengaruhi penyebaran flora, bukan karena
tingkat kesuburannya semata tetapi yang amat menentukan adalah
tentang keadaan teksturnya. Tanah yang subur dan mempunyai tekstur
gembur akan lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanah
daripada tanah yang mempunyai tekstur padat/halus.
4. Sumber Daya Manusia
Faktor kualitas manusia (sumber daya manusia) tidak kalah
pentingnya bila dibandingkan dengan faktor alam, karena manusia
memiliki kebudayaan yang tinggi (pendidikan tinggi) dapat menciptakan
tanaman
atau
budidaya
yang
berpotensi,
misalnya
dengan
Akibat
dan
kondisi
35
geografis
tersebut
membuat
penyebaran flora pada wilayah ini berupa jenis hutan hujan tropis dan
hutan musim. Sedangkan jenis fauna yang ada seperti harimau, gajah,
badak dan binatang-binatang menyusui besar lainnya.
2. Daerah AustrallSahul Plat
Wilayah ini terletak di bagian timur yang dulunya pemah bergabung
dengan benua Australia. Akibatnya jenis flora dan fauna di wilayah ini
mempunyai kesamaan dengan flora dan fauna yang ada di Australia,
terutama dengan Australia Utara. Jenis floranya pada umuninya
merupakan hutan hujan tropis, sedangkan jenis faunanya terdiri dan
berbagai jenis burung dengan aneka warna bulunya, juga berbagai
reptil dan binatang menyusui yang kecil - kecil.
3. Daerah Austral Asiatis/Peraithan
Wilayah terletak di antara garis Wallace dan garis weber, wilayah ini
dulunya memisahkan antara benua Asia dan Australia. Penyebaran
flora yang ada di wilayah ini mempunyai rumpun yang sama dengan
flora yang ada di Nusa Tenggara, Maluku dan Filipina. Sedangkan
faunanya merupakan peralihan antara yang ada di wilayah timur dan
barat, seperti anoa, komodo, babi rusa, burung maleo, dan
sebagainya.
Ciri - ciri fauna Asiatis dan Australis sebagai berikut:
Fauna Asiatis
Fauna Australis
a. Binatang menyusui kecil
kecil
d.
Terdapat
burung
berwarna
36
banyak
sekali
e. Kota
Konsep kota pada dasarnya merujuk kepada fenomena yang sangat
bervariasi sesuai dengan perbedaan sejarah dan wilayahnya. Namun secara
umum istilah kota adalah tempat di wilayah tertentu yang dihuni oleh cukup
banyak penduduk dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Studi tentang
masyarakat kota tidak hanya terbatas pada studi tentang masyarakat secara
luas, namun juga karakteristik tertentu dari kehidupan internalnya.
Ditinjau dari sejarahnya, budaya perkotaan bermula di enam daerah
pusat peradaban kuno yang terpisah, yakni Mesopotamia, Lembah Sungai Nil,
Lembah Sungai Indus, Cina Utara, Meso-Amerika, Pegunungan Andes, dan
Yorubaland di Afrika Barat. Di pusat-pusat pemukiman itulah yang menjadi
pusat-pusat monarki dan lembaga-lembaga keagamaan dan masing-masing
memiliki staf administrasi dan pegawai resmi yang berkuasa mengendalikan para
petani dan penduduk di tempat-tempat sekitarnya. Selain itu bangunanbangunan pusat kebudayaan berkembang menjadi serangkaian kompleks
arsitektur monumental yang meliputi candi, istana, gedung peradilan, pasar,
monumen dan gedung gedung pusat kekuasaan. Contoh di jaman kejayaan
kerajaan Romawi dipenuhi oleh bangunan para pemilik tanah yang menjadi elite
kerajaan dan panglima perang dengan segala aktivitasnya yang ditunjang oleh
fasilitas dan ribuan budak.
Sejarahwan Belgia yang memusatkan perhatiannya pada kota-kota tua
adalah Henry Pirenne yang banyak meneliti kota-kota tua di Eropa pada Abad
Pertengahan. Kemudian tokoh lainnya adalah Max Weber, seorang sosiolog
yang mendapatkan pengaruh aliran filsafat historisme dengan mengembangkan
suatu tipe kota ideal dalam karyanya yang berjudul The City (1958). Pengertian
kota ideal dsini adalah komunitas perkotaan dengan pasar sebagai institusi
sentralnya yang ditopang oleh sistem administrasi dan hukum yang otonom.
Weber pun membandingkan antara kota-kota di Eropa dengan kota-kota di Timur
yang lebih terfragmentasi secara internal dan lebih terkait secara integratif
dengan administrasi kerajaan.
37
Namun
perubahan-perubahan
yang
diakibatkan
oleh
urbanisme
sekarang dan mungkin juga di masa yang akan datang, secara kompleks akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi, ekonomi dan teknologi. Terbukti pada
awal abad 20 telah berkembang kota- kota besar tidak hanya di Eropa, tetapi
juga di Amerika Serikat dan di beberapa negara Asia. Bahkan kota kota telah
berkembang menjadi kota metropolis dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta
orang, seperti : Tokyo (Jepang), Mexico City (Mersiko), Jakarta (Indonesia), New
York (AS), Bombay (India), dll.
f. Peta
Konep peta pada dasarnya adalah pola permukaan bumi yang
diukiskan pada bidang datar. Gambar itu dapat menyatakan keadaan fisik bumi,
keadaan budaya, ekonomi bahkan politik. Biasanya titik peta menunjukkan
kedudukan geografis berdasarka skala dan proyeksi yang telah ditentukan.
Berdasarkan penelitian sejarah tentang pembuatan peta yang lebih
dikenal dengan istilah kartograf ternyata pada bangsa-bangsa tertentu kartograf
telah dahulu dikenal daripada perkenalan manusia terhadap huruf. Kajian ini
didasarkan pada penemuan beberapa peta purba yang dibuat oleh bangsabangsa Mesir, Babylonia dan China. Peta tertua berupa tablet terbuat dari tanah
liat, yang saat ini disimpan di Museum Semit Harvard Amerika Serikat.
Pengukuran bumi pertama sudah bersifat ilmiah, yakni pengukuran lintang dan
bujur yang dilakukan oleh Ptolomeus pada abad 3 SM. Namun masih ada
kesalahan utama yang terletak pada peta tersebut, yakni terlalu kecilnya ukuran
bumi. Kemudian pada Abad Pertengahan, kartografi mulai berkembang dan
dipelajari oleh sarjana Arab Al-Idrisi (abad12), melanjutkan pekerjaan Ptolomeus.
Saat ini kartografi telah berkembang dengan pesat sebagai seni dan
teknologi pembuatan serta penggunaan peta untuk menggambarkan lokasilokasi dan hubungan spasialnya. Dikataan seni, karena pembuatan peta tidak
hanya mengandalkan keterampilan grafis, namun juga estetika secara visual.
Sedangkan dengan teknologi karena dalam pembuatan peta tersebut banyak
menggunakan perangkat elektronik, mekanis dan fotografik. Pada awalnya para
38
g. Demografi
Konsep demografi pada dasarnya merujuk kepada analisis terhadap
berbagai
dan
sebagainya.
Dengan
demikian
kajian
demografi
bersifat
39
terhadap dinamika kependudukan di suatu negara pada waktu yang berbedabeda.Negara-negara maju cenderung angka kelahirannya menurun dan usia
rata-rata harapan hidupnya tinggi, sementara di negara-negara berkembang atau
miskin justru angka kelahirannya tinggi dan usi rata-rata harapan hidupnya
rendah. Bahkan terjadinya perubahan-perubahan demografi yang berkaitan
dengan turunnya tingkat kesuburan demografis juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan tingkat penghasilan penduduk.
Disamping beberapa konsep dasar yang telah disajikan diatas ada
konsep yang dikemukakan Getrude Whipple yang mengungkapkan ada 5
konsep dasar Geografi :
1. Bumi sebagai planet
2. Variasi cara hidup
3. Variasi wilayah-wilayah alamiah
4. Makna wilayah (region) bagi manusia
5. Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa alamiah
Dan Henry J Warman mengemukakan 15 konsep dasar Geografi :
1. Konsep Kewilayahan atau konsep regional
2. Konsep lapisan kehidupan atau konsep biosfer
3. Konsep manusia sebagai faktor ekologi yang dominan
4. Konsep glabalisme atau konsep bumi sebagai planet
5. Konsep Interaksi keruangan
6. Konsep hubungan areal
7. Konsep kesamaan areal
8. Konsep perbedaan areal
9. Konsep keunikan areal
10. Konsep perebaran areal
11. Konsep lokasi relatif
12. Konsepkeunggulan komparatif
13. Konep perubahan yang terus menerusatau perubahan abadi
14. Konsep sumber daya dibatasi secara budaya
15. Konsep bumi yang bundar diatas kertas yang datar atau konsep peta.
40
diperhitungkan
bahkan
nama
Malthus
diabadikan
dalam
aliran
neomalthusianisme. Teorinya yang sangat terkenal hingga saat ini yakni Teori
Ledakan Penduduk dituangkan dalam karyanya : An Essay on the Principles of
Population (1798). Dalam teori tersebut ada beberapa pokok-pokok pikiran yang
dikemukakan oleh Malthus, diantaranya :
1. Masyarakat manusia akan cenderung tetap miskin karena pertumbuhan
penduduk diasumsikan lebih cepat daripada persediaan bahan makanan.
2. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan sebagai deret kali atau deret
ukur, sehingga pelipatgandaan pertumbuhan penduduk akan terjadi dalam
setiap 25 tahun , sedangkan pertambahan sarana kehidupan berjalan
lebih lambat, yakni mengikuti deret tambah.
3. Melalui tindakan pantang seksual atau pantangan kawin, perang,
kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk memang diusahakan
sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Tetapi cara ini tidak
cukup untuk meningkatkan kehidupan masyarakat sampai diatas batas
minimum.
2. Teori Pengaruh Iklim terhadap Peradaban dari Ellworth Huntington
E. Huntington
dikenal sangat produktif menulis berbagai buku terkenal dan teorinya tergolong
fantastis imajiner, bahkan kadang-kadang dinilai terlalu bombastis. Inti teorinya
tertuang dalam 3 bukunya, yakni : The Pulse of Asia (1907), Palestine and Its
41
5.
Heinrich
von
Thurnen
dalam
Der
Isolierte
Staat
(1826)
42
43
6 Rumput
5 Sistem 3 ladang
2 Hutan
1 Tanaman
I Tanaman
*
Kota Kecil
bergerak
ke
dalam
kota
44
sehingga
menimbulkan
pemusatan
Adapun isi teori yang menyebabkan pada masyarakat kota terjadi daya dan
sentrifugal sebagai berikut.
1) Terdapat gangguan yang sering berulang, seperti kemacetan lalu lintas serta
polusi udara dan bunyi menyebabkan penduduk kota merasa tidak nyaman
bertempat tinggal di tempat itu.
2) Dalam pengembangan industri modern dan besar-besaran, memerlukan
lahan relatif luas serta menjamin kelancaran transportasi dan lalu lintas. Hal
itu hanya dapat dilakukan di pinggiran kota sebab kondisi kota-kota tua
sangat padat.
3) Harga sewa atau harga beli tanah di pinggir atau di luar kota jauh lebih murah
daripada di kota.
4) Di kota sudah penuh dengan gedung-gedung bertingkat tinggi, tidak mungkin
lagi dapat dibangun bangunan baru, kecuali dengan biaya yang sangat tinggi.
5) Kondisi
perumahan
kota
umumnya
padat
dan
sempit,
sulit
untuk
45
4) Selain itu, di kota-kota sudah tersusun pusat-pusat perbelanjaan seperti tokotoko, tekstil, elektronik, perhiasan (emas dan perak) pakaian jadi, makanan
dan minuman, barang-barang kelontong, mainan anak, dan sebagainya.
5) Banyaknya flat-flat rumah bersusun untuk golongan masyarakat kecil,
setidaknya dapat meringankan harga sewa bagi penduduk kota.
6) Kota pun menyediakan sejumlah tempat hiburan, olahraga, seni budaya,
pendidikan, di samping menyediakan pekerjaan.
7) Para pegawai dan pekerja kota lainnya, lebih menyukai tempat tinggal yang
tidak berjauhan dengan tempat bekerja. Artinya, kota tetap diminati sebagai
kebutuhan untuk bertempat tinggal karena dekat degan tempat bekerja.
5. Teori Kota Konsentris dari Burgess
E.W. Burgess adalah seorang geograf Amerika Serikat yang mengkaji
struktur kota Chicago pada tahun 1920-an, teori konsentrasi tersebut dimulai
dalam tulsannya yang berjudul The Geography of City (1925). Ini teori kota
konsentris yang dapat sebagai berikut.
1. Pada hakikatnya, kota meluas secara seimbang dan merata dari suatu pusat
atau inti sehingga muncul zona-zona baru sebagai perluasannya
2. dengan demikian, padasetiap saat dapat ditemukan sejumlah zona yang
konsentris letaknya sehingga struktur kota menjadi bergelang (melingkar)
3. Di pusat kota terdapat zona pertama sebagai Central Bisnis District disingkat
CBD, di Chicago disebut loop sebagai jantung kehidupan bisnis,
perdagangan, perekonomian dan kemasyarakatan. Zona kedua sebagai
terdapat Zona Peralihan (transitional zone) yang merupakan kawasan
perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang kuno, bahkan jika
Chicago telah berubah menjadi Chines Town maupun pertokoan dan
perkantoran berskala kecil. Namun, jika sudah bobrok banyak dimanfaatkan
oleh kaum gelandangan miskin. Zona Ketiga sebagai kawasan perumahan
para buruh yang kebanyakan adalah kaum imigran. Zona Keempat,
penghuninya kelas menengah, cukup rapi, memiliki jarak sanitasi yang lebih
memadai sebagai tempat tinggal ang nyaman dan baik. Namun, terdapat pula
sebagian kecil rumah berkelas elite. Sedangkan pada Zona Kelima
46
merupakan Commuters Zone atau tempat orang yang pergi pulang setiap
hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah serta
berfngsi sebagai kota kecil untuk beristirahat dan tidur atau disebut dormitory
towns, disebut demikian karena perumahan untuk orang-orang kaya.
4. Secara Keseluruhan deskripsi teori konsentris yang ideal ini dapat dilihat
pada gambar 6.2 berikut ini.
6
5
4
3
2
1
1.
47
Keterangan Gambar :
Pusat Dagang / CBD
Zona Transisi ( Perdagangan Besar dan Industri Kecil )
Zona Pemukiman Buruh Rendahan
Zona Pemukiman Buruh Menengah
Zona Pemukiman Kaum Elite
Zona Kaum Elite Pergi Pulang Tiap Hari Kerja
1.
48
49
BAB III
PENGETAHUAN DASAR SEJARAH
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa: Orang yang tidak mengerti
sejarah bagaikan membaca buku roman yang tahu halaman terakhirnya saja.
Ungkapan
ini
sangat
tepat
dalam
mcnggambarkan
betapa
pentingnya
50
hal-hal yang dapat merugikan rezimnya. Tentu saja masalah ini akan sangat
berbeda manakala para pelaku sejarah sudah tidak ada lagi yang masih hidup di
dunia, sehingga para sejarawan akan lebih bebas dan obyektif untuk menuliskan
fakta sejarah secara benar, jujur dan adil.
Dan sisi keilmuan, keberadaan sejarah dalam struktur ilmu pengetahuan
juga masih terjadi debat berkepanjangan yang mempertanyakan, apakah sejarah
itu tennasuk dalam deretan ilmu-ilmu sosial (Social Sciences) atau humaniora
(Humanity).
Karena
ada
beberapa
univertas
terkemuka
di
Indonesia
sebagian
besar universitas
di
Indonesia
senantiasa
51
1. Pengertian Sejarah
Sebagai langkah awal untuk mengetahui pengertian secara cermat adalah
dengan mengkaji secara etimologis atau asal kata tersebut. Setelah membaca
pengertian sejarah secara seksama maka kita akan lebih mudah memahami apa
itu sejarah. Secara etimologis, ternyata pengertian sejarah itu merupakan hasil
serapan dan bahasa Arab yang berasal dari kata syajara artinya terjadi atau
52
dari kata syajarotun yang berarti atau syajarah annasab yang artinya pohon
silsilah.
Waktu itu ada kebiasaan menyusun daftar silsilah atau lukisan garis
keturunan yang disusun secara sistematis menyerupai pohon yang lengkap
dengan cabang-cabang dan rantingnya. Dan pohon itu merupakan symbol dan
sebuah kehidupan yang harus terus berjalan seining perjalanan waktu.
Ada juga kata-kata Arab lainnya yang memiliki anti yang hampir sama
dengan kata syajaratun, seperti silsilah, riwayat, atau hikayat, kisah dan
tarikh. Silsilah merujuk pada pengertian susunan keluarga; sehingga kerajaankerajaan masa lampau sering dibuat silsilah keluarga raja mulai dan siapa
pendiri kerajaan sampai kepada raja yang sedang berkuasa. Riwayat atau
hikayat adalah cerita yang diambil dari kehidupan baik perorangan maupun
keluarga. Khusus hikayat adalah cerita kehidupan yang menjadikan seseorang
sebagai obyek utamanya sehingga sering disebut juga sebagai biografi.
Pengertian sejarah setelah diangkat menjadi suatu istilah dalam sebuah
disiplin ilmu, mempunyai padanan arti kata dalam bahasa Inggris, yaitu history.
Kata history berasal dan bahasa Yunani istoria yang artinya ilmu sebagai hasil
inkuiry (inquiry) atau penelitian (research). Ahli filsafat Yunani, Aristoteles
menggunakan kata istoria sebagai seperangkat gejala alam yang tersusun
secara kronologis atau tidak. Tetapi dalam perkembangannya kata istoria
menjadi pengertian tentang gejala-gejala terutama hal ikhwal manusia secara
kronologis.
Dengan demikian dari arti kata, sejarah itu dapat diartikan sesuatu yang
terkait dengan ilmu, terkait dengan perkembangan suatu keluarga (atau lebih
luas: masyarakat) dan merupakan sesuatu yang telah terjadi dimasa lampau
umat manusia. Dari beberapa arti tersebut, semua ada kaitannya dengan
peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Dari beberapa istilah tersebut, tentulah belum dapat memberikan
gambaran tentang pengertian sejarah secara lengkap. Oleh sebab itu di bawah
ini akan dipaparkan pendapat dari para ahli tentang definisi atau pengertian
sejarah.
53
Ibnu Khaldun, menjelaskan pengertian sejarah dari dua sisi: sisi luar dan sisi
dalam. Dari sisi luar dikatakan bahwa sejarah merupakan perputaran waktu,
rangkaian peristiwa dan pergantian kekuasaan. Dari sisi dalam, sejarah
adalah suatu penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk mencari
kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab akibat, tentang asal
usul segala sesuatu dan suatu pengetahuan yang mendalam tentang
mengapa serta bagaimana peristiwa itu terjadi.
54
material
yang
telah
membantu
atau
merintangi
perkembangannya.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah
studi tentang:
a. Manusia sebagai individu maupun dalam kehidupan masyarakat.
b. Kejadian masa lampau yang tidak sekedar masa lampau, tetapi di dalamnya
mengandung dinamika, problematika dan pelajaran bagi manusia berikutnya.
c. Masyarakat yang terus berubah.
d. Peristiwa yang benar-benar terjadi yang disertai dengan bukti-bukti yang
ditemukan.
Berdasarkan berbagai pengertian atau definisi sejarah yang disampaikan
oleh para ahli tersebut, menunjukkan cakupan bahwa kajian sejarah sangat luas
dan kompleks. Sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan masyarakat
dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi pada masa lampau. Masa
lampau itu bukan sesuatu yang final, terhenti dan tertutup tetapi bersifat terbuka
dan berkesinambungan. Dengan demikian wajar kalau sejarah itu adalah
peristiwa yang terjadi dimasa yang lampau, yang dapat digunakan sebagai
modal bertindak dimasa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan dimasa yang
akan datang.
2. Unsur-unsur Sejarah
Setiap peristiwa yang telah terjadi tidak secara otomatis menjadi cerita
sejarah. Peristiwa tersebut harus memenuhi unsur-unsur sejarah, yaitu unsur
manusia, waktu, ruang atau tempat kejadian. Jika sebuah peristiwa tidak
55
memenuhi salah satu unsur saja, maka kejadian tersebut hanyalah sebuah fiksi
atau paling tidak sebuah legenda, dan tidak mungkin menjadi sejarah. Oleh
sebab itu agar suatu peristiwa dapat menjadi cerita sejarah harus memenuhi tiga
unsur sejarah, yaitu:
a. Manusia
Dalam peristiwa sejarah, faktor manusia menjadi sentral, ibarat dalam
lakon sebuah drama adalah sebagai pemegang peran utamanya. Karena itu,
unsur manusia menjadi sangat menentukan di dalam suatu peristiwa. Sejarah
adalah sejarahnya manusia, bukan alam atau binatang. Peristiwa yang
dikajinya pun adalah peristiwa yang terkait dengan manusia. Peristiwa itu
bisa cepat atau bisa berlangsung lama, bisa kompleks tetapi bisa sederhana,
tergantung akal manusia dengan lingkungan yang ada. Dengan demikian
manusia menjadi unsur pokok dalam sejarah. Contoh: Soekarno + Moh. Hatta
dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17
Agustus 1045.
b. Waktu
Unsur waktu menjadi unsur yang sangat penting dalam panggung
peristiwa sejarah. Sejarah adalah studi tentang aktivitas manusia dilihat dari
waktu, kronologi dan periodisasi. Dari ketiga konsep waktu inilah, peristiwa
sejarah dapat ditemukenali dari kapan kejadian itu berlangsung.
Contoh: - Perang Diponcgoro teijadipada tahun 1825-1830.
- Tahun 1908-1928 adalali periodisasi perintis kemerdekaan Republik
Indonesia, yang diawali dengan pembentukan Organisasi Boedi
Oetomo sampai tercetusnya Sumpah Pernuda.
c. Ruang atau tempat
Unsur geografis atau ruang menjadi sesuatu yang sangat penting
untuk menentukan dimana peristiwa sejarah itu terjadi. Dengan demikian
akan menjadi pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi lebih riil dan
nyata.
Contoh: Pertempuran yang terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945 antara
pasukan sekutu dengan arek-arek Surabaya yang kemudian
melahirkan Hari Pahlawan terjadi di kota Surabaya.
56
dan
masih
banyak
lagi
terna-tema
yang
barangkali
tidak
57
pembagian
sejarah
menurut
tema,
sesungguhnya
58
b. Sejarah sebagai kisah, adalah hasil rekonstruksi dari suatu peristiwa oleh
para sejarawan. Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah diperlukan faktafakta yang dirumuskan dari sumber sejarah, baik tertulis maupun lisan.
Berbeda dengan sejarah sebagai penistiwa atau kenyataan, yang sifatnya
obyektif, sejarah sebagai kisah dapat menjadi subyektif, karena sejarah
sebagai kisah adalah sejarah seperti yang dituturkan atau diceriterakan oleh
seseorang. Suatu kejadian yang sama apabila diceritakan oleh dua orang
atau lebih, akan menghasilkan cerita yang berbeda, dan ini menimbulkan
sejarah serba subyek. Oleh sebab itu dibutuhkan sumber lain yang sifatnya
tertulis seperti biografi (cerita suatu tokoh yang ditulis oleh orang lain) atau
otobiografi (cerita yang ditulis oleh pelakunya sendiri) ataupun dokumendokumen yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat menghindari
subyektivitas yang berlebihan.
c. Sejarah sebagai ilmu, adalah penulisan sejarah yang didasarkan kepada
kaidah-kaidah keilmuan. Sehubungan dengan hal ini Koentowijoyo (1995)
secara rinci menjelaskan beberapa ciri atau karakteristik sejarah sebagai
ilmu, diantaranya:
1) Bersifat empiris
Ilmu sejarah itu bersifat empiris. Sejarah akan sangat bergantung kepada
pengalaman dan aktivitas nyata manusia. Pengalaman itulah yang akan
direkam dalam dokumen, dan dokumen-dokumen inilah yang diteliti oleh
para sejarawan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta ini yang kemudian
dianalisa, dilakukan katagorisasi dan spesifikasi yang kemudian di
interpretasi sehingga muncul tulisan sejarah.
2) Ada obyeknya
Obyek sejarah adalah aktivitas manusia dalam dimensi waktu. Jadi waktu
menjadi unsur yang penting dalam sejarah. Waktu dalam pandangan
sejarah tidak dapat dilepaskan dan manusia, terutama waktu lampau.
Karena itu asal mula atau latar belakang dan suatu peristiwan juga
menjadi obyek kajian sejarah.
59
menjelaskan
perkembangan
atau
perubahan
kehidupan
60
Menurut Dr. Hamid Hasan, MA. (1985: 57), setidaknya ada empat
kegiatan utama yang harus ditempuh dalam menggunakan metode
sejarah:
a) Heuristik, yaitu
kegiatan
Relik,
meliputi:
peninggalan-peninggalan
manusia
(belulang),
sejarah
yang
ditemukannya.
Tugas
seorang
sejarawan
62
dasar
sejarah
yang
menjadi
sumber
pengajaran
b. Isme, adalah faham yang dibangun dari sistem kepercayaan yang meliputi
bidang politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Isme ini dapat
menjadi identifitas bahkan dapat berubah menjadi sebuah ideologi yang
harus diperjuangkan oleh suatu komunitas, suatu bangsa atau kelompok
bangsa. Dalam sejarah, isme ini sangat besar pengaruhnya dalam perubahan
jaman karena seringkali dapat merubah jalannya sejarah.
Contoh isme di bidang politik:
64
c. Perang
Sepanjang sejarah, perselisihan, ketidaksepakatan dan permusuhan
diantara individu-individu, kelompok-kelompok dan bangsa-bangsa karena
perbedaan kepentingan dan cara-cara untuk memperjuangkan hak dan
kepentingannya itu seringkali diselesaikan lewat perang.
Para
sejarawan
banyak
menggunakan
waktunya
untuk
terdapat
bennacam-macam
bentuk
perang,
seperti:
konflik,
65
d. Revolusi
Jika evolusi diartikan sebagai pembahan dalam berbagai aspek
kehidupan yang berlangsung relatif lambat tetapi selalu menuju kepada
kondisi yang lebih baik, maka revolusi dapat diartikan sebagai perubahan
yang mendasar yang berjalan cepat, tetapi dampaknya tidak selalu menuju
kearah yang lebih baik.
Konsep revolusi dalam ilmu sejarah sangat penting, karena revolusi
dapat dianggap sebagai tonggak sejarah dan perjuangan suatu bangsa dan
seringkali dapat merubah jalannya arah sejarah Maka penulisan sejarah tidak
hanya terfokus kepada saat terjadinya revolusi, tetapi juga sebab-sebab
terjadinya revolusi dan akibat-akibat yang ditimbulkan dan sebuah revolusi.
Banyak sekali contoh yang merujuk kepada istilah revolusi, seperti:
Revolusi
Industri di Inggris,
Kebudayaan
di
China,
Revolusi
Revolusi
Politik
di Perancis,
Kemerdekaan
Indonesia,
Revolusi
Revolusi
66
e. Sebab Akibat
Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor-faktor yang determinan
fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan,
perubahan, maupun peristiwa berikutnya, sekaligus sebagai kondisi yang
mendahului peristiwa. Sedangkan akibat adalah sesuatu yang menjadikan
kesudahan atau produk dari suatu perbuatan maupun dampak dari peristiwa.
7. TEORI-TEORI SEJARAH
Teori merupakan unsur yang sangat esensial dalam kajian tentang suatu
fenomena, baik pada masa lalu maupun sekarang. Namun, untuk ilmu sejarah,
kedudukan teori menimbulkan perdebatan sengit, terutama antara aliran
empirisme dan idealisme, khususnya mengenai penerapan hukum umum
(general law) dan teori generalisasi (generalizing theory). Menurut go1onan
idealis, terutama Neo-Kantian, seperti Wilhelm Dilthey, Henrich Rickert,
Windelband, dan Max Weber serta Neo-Hegelian, seperti Benedetto Croce dan
RG. Collingwood, bahwa ilmu-ilmu alam (natural sciences) dan kajian-kajian
manusia (human studies) termasuk humaniora merupakan jenis-jenis olahan
intelektual yang sama sekali berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Dikatakan
berbeda karena jika ilmu-ilmu alam bertujuan untuk menemukan hukum-hukum
umum (generals laws) dan bersifat nomotetik, sedangkan sejarah bertujuan
untuk menegakkan dan mendeskripsikan individu dan fakta-fakta unik serta
peristiwa-peristiwa yang bersifat ideografik. Ilmu-ilmu alam itu bersifat objektif
yang dapat dilakukan dengan berbagai metode observasi langsung maupun
67
dengan
disiplin sejarah. Sebab menurutnya, dalam bentuk yang tidak lemah, sejarah
memberikan obat penawar yang paling ampuh terhadap pembentuk-pembentuk
system (system builders) di antara ahli-ahli ilmu sosial yang menawarkan
penyelesaian
penyelesaian
yang
segera
serta
tidak
ragu-ragu
dalam
kemerdekaan
dan
peranan
individu,
justru
dengan
membatasi
kemerdekaan
individu.
Sebaliknya,
jika
sejarawan
fase
primitive
ataufase
nomaden,
fase
urbanisasi,
fase
fase
urbanisasi,
pembangunan
yang
mereka
lakukan
tetap
dan
kemasyarakatan
yang
mempercepat
71
Secara makro, pokok-pokok pikiran Vico yang tertuang dalam teori daur
spiralnya dalam The New Science (Dows, 1961: 113; Al-Sharkawi, 1986: 147148) sebagai berikut.
a. Perjalanan sejarah bukanlah seperti roda yang berputar mengitari dirinya
sendiri sehingga memungkinkan seorang filsuf meramalkan terjadinya hal
yang sama pada masa depan.
b. Sejarah
berputar
dalam
gerakan
spiral
yang
mendaki
dan
selalu
Masing-masing muncul secara terpisah dari yang lain dan terlihat di kawasan
luas yang terpisah. Semua peradaban lain berasal dari enam peradahan asli
itu. Sebagai tambahan, sudah ada tiga peradaban gagal, yaitu peradaban
Kristen Barat Jauh, Kristen Timur Jauh, dan Skandinavia, dan lima
peradaban yang masih bertahan, yaitu Polinesia, Eskimo,Nomadik, Ottoman,
dan Spartan.
b. Peradaban
muncul
sebagai
tanggapan
(response)
atas
tantangan
Kawasan
hukuman/pembuangan,
mengacu
kepada
kawasan tempat kelas dan ras yang secara historis telah menjadi sasaran
penindasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
73
terlalu
keras,
peradaban
dapat
hancur
atau
terhambat
dalam arah tertentu. Sebaliknya, kemajuan yang pernah dicapai di masa lalu,
mungkin akan berlaku sebagai suatu penghambat terhadap kemajuan lebih
lanjut (Wertheim, 1976: 58). Sebab suatu suasana yang puas diri dan adanya
kepentingan yang bercokol pada kelompok itu cenderung menentang
langkah-langkah
lebih
jauh
yang
mungkin
menyangkut
suatu
76
Perubahan-perubahan
model
dalam
produksi
dan
d. Relasi-relasi produksi yang lebih baru dan lebih tinggi ini mengakomodasi
secara
pertumbuhan
kapasitas produksi
demikian,
perkembangan
kapasitas
produktif
masyarakat
penulis
wanita.
Selanjutnya,
ia
menerbitkan
ulasan-ulasan,
menerjemahkan karya-karya besar, serta menulis lebih banyak lagi bukubukunya. Dan yang lebih tragis lagi, ia mendapatkan citra buruk karena
dukungan penuhnya terhadap prinsip-prinsip republikan dalam bukunya A
Vindication of the Rights of Man (1790), yang merupakan salah satu dari sekian
banyak tanggapan atas kritik Edmund Burke terhadap Revolusi Prancis.
Karyanya yang paling terkenal adalah A Vindication of the Rights of Woman
(1792), menyusul 2 tahun setelah memperoleh citra buruk atas karya
sebelumnya.
78
yang
diperolehnya,
masyarakat
tetap
menempatkan
wanita
masyarakat.
e. Keluhuran-keluhuran
jinak
dan
kesenangan-kesenangan
hampa
telah
79
80
BAB IV
PENGETAHUAN DASAR ILMU POLITIK
Jika ilmu politik dipahami semata-mata sebagai salah satu cabang dari
ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, ruang lingkup, kerangka dan fokus yang
jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih relatif muda usianya, baru
lahir pada akhir abad 19. Pada tahapan ini ilmu politik berkembang secara pesat
berdampingan dengan disiplin ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi,
psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling mempengaruhi.
Tetapi apabila ilmu politik dipahami alam kerangka yang lebih luas, yaitu
sebagai kajian dan berbagai aspek negara, berbagai aspek dan kekuasaan
maupun berbagai pembahasan tentang kehidupan politik, maka ilmu politik
memiliki usia yang sangat tua, bahkan ia sering disebut ilmu sosial yang tertua
di dunia. Pada tahapan ini ilmu politik banyak bersandar pada sejarah dan filsafat
(Budiardjo, 2002).
Pada masa Romawi dan Yunani Kuno misalnya, pemikiran tentang
negara telah dimulai sejak abad 4 SM, seperti terbukti dalam karya-karya ahli
sejarah seperti Herodotus atau filsuf seperti: Plato, Aristoteles, Socrates dan
sebagainya, sehingga kita mengenal polis (negara kota) Yunani atau polis
Athena dan lain-lain. Di Asia, ada beberapa pusat kebudayaan tertua di dunia,
seperti India dan Cina yang telah mewariskan karya-karya yang sangat bermutu.
Tulisan-tulisan dan India terkumpul dalam kekusasteraan Dharmasastra dan
Artasastra yang berasal dan abad 5 SM. Sedangkan filsafat dan Cina yang
terkenal diantaranya adalah Confusius atau Kong Fu Tse (551-497 SM) dan Lao
Tse sebagai guru dan ajaran Tao.
Di Indonesia sendiri, kita memiliki beberapa karya yang membahas
masalah sejarah dan ketatanegaraan, seperti Negara Kertagama dan Babad
Tanah Jawi yang ditulis pada masa Majapahit pada abad 13 dan abad 15. Tetapi
sayang, dinegara-negara Asia kesusasteraan yang mencakup bahasan politik
dan kenegaraan pada abad 19 mengalami kemunduran karena terdesak oleh
pemikiran-pemikiran Barat melalui penjajahan yang dilakukan oleh negara-
81
negara Inggris, Perancis, Jerman, Amerika Serikat dan Belanda dalam rangka
Kolonialisme dan Imperialisme.
Tetapi sesudah Perang Dunia II, ketika negara-negara jajahan di Asia,
Afrika telah banyak yang merdeka, ketika itu pula perkembangan ilmu-ilmu politik
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat kita lihat di Indonesia
sendiri telah didirikan Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gajahmada di
Yogyakarta dan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia di Jakarta,
dimana Ilmu Politik merupakan Departemen/ Jurusan tersendiri, kemudian
disusul berdirinya universitas-universitas lainnya.
Dalam
proses
perkembangannya,
seiring
dengan
pesatnya
82
83
84
86
87
terjadi kendati pun tidak sama persis, tetapi dapat dijadikan sandaran
untuk menarik beberapa kesimpulan atau altematif-alternatif yang relevan
dengan peristiwa-peristiwa tersebut.
Contoh: Kegagalan atau pengulangan keberhasilan dan sebuah partai
politik pada pemilu yang akan datang (tahun 2009), sebenarnya
sudah dapat diprediksi jauh sebelum pelaksanaan pemilu. Hal ini
berdasarkan peristiwa-peristiwa politik maupun kondisi obyektif
yang berkembang saat ini, kondisi-kondisi tersebut didasarkan
kepada:
- populanitas dan tokoh/fungsionaris partai
- bekerjanya mesin politik dan partai tersebut
- performance dan partai yang bersangkutan
- ada atau tidaknya regenerasi dalam partai tersebut
- ada atau tidaknya isu-isu yang ditawarkan oleh partai terhadap
perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan keamanan bagi warga
masyarakat.
- dan lain-lain.
2) Pendekatan Struktural Fungsional (Structural Fungtional Approach)
Dalam pandangan struktural fungsional, tidak ada masyarakat yang
tidak memiliki struktur dan setiap strata sosial pasti ada posisi
(kedudukan), status dan peran yang harus dijalankan oleh seseorang atau
strata tertentu sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Contoh: Dalam masyarakat kita, pasti ada stratifikasi sosial dan yang
lazim kita kenal dalam kehidupan sehari-hari adalah: golongan
masyarakat
atas
(upper
classes),
golongan
masyarakat
88
pilihannya
adalah
partai
yang
mampu
membawa
terwujud
sebuah
negara
yang
menjadi
demokrasi
seperti
yang
diharapkan.
Lembaga-lembaga
sub
sistem
dan
sistem
89
prinsip-prinsip
demokrasi
dalam
melaksanakan
tugasnya.
2. Lembaga Legislatif harus memiliki kredibilitas yang tinggi
sebagai lembaga perwakilan rakyat yang produk-produk
hukum dan undang-undang yang dihasilkan dapat berfungsi
dengan baik dan kredibel.
3. Lembaga Yudikatif harus mampu menjadi lembaga yang
dapat menegakkan pilar-pilar demokrasi, adil, jujur dan
memiliki keberanian dalam menegakkan hukum dan peradilan.
4. Masyarakat umum harus mampu mendorong terciptanya
sistem demokrasi dan dapat melaksanakan kontrol sosial
secara proporsional.
merupakan
lembaga/organisasi
tertinggi
dalam
kehidupan
90
menetapkan
tujuan-tujuan
dan
kehidupan
bersama
itu.
Negara
kearah
tercapainya
tujuan-tujuan
dari
masyarakat
seluruhnya. Negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasiasosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan
kepada tujuan nasional.
Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan
perantaran pemerintah beserta alat-alat perlengkapannya. Kekuasaan
negara mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur, maka dari itu
semua golongan atau asosiasi yang mempenjuangkan kekuasaan, harus
dapat menempatkan diri dalam rangka ini.
Di bawah ini akan disajikan beberapa rumusan mengenai negara:
Roger H. Soltan: Negara adalah alat (agency) atau wewenang
(authority) yang mengatur atau mengendalilcan persoalan-persoalan
bersama, atas nama masyarakat (The stale is an agency or authority
managing or controling the (common) affairs on behalf on and in the name
of the community. Sedang Max Weber berpendapat bahwa negara
adalah sebuah human society yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah (The state
is a human society that (succes fully) claims the monopoly of the
legitimate use of physical force within a given territory). Dan Robert M.
Mac Iver mempunyai pandangan bahwa negara adalah asosiasi yang
91
semua
penduduk
di
dalam
wilayahnya.
Dalam
dalam
suatu
negara
biasanya
menunjukkan
yang
terpenting
dari
itu
semua
adalah
tujuan
rakyatnya
maksimal.
dapat
Sedangkan
mencapai
tujuan
keinginan-keinginan
negara
Republik
secara
Indonesia
berdasarkan
kepada:
Ketuhanan
Yang
Maha
Esa,
yang
permusyawaratan
dipimpin
oleh
perwakilan
hikmah
serta
kebijaksanaan
dengan
mewujudkan
dalam
suatu
menjadi
keinginan
hampir
setiap
orang
untuk
seoptimal
mungkin
untuk
tetap
mempertahankannya.
kekuasaan
dalam
sejarah
kehidupan
masyarakat
telah
berbagai
macam
istilah
demokrasi,
ada
demokrasi
sistem yang cocok dan dipandang paling baik dalam menegakkan nilainilai kemanusiaan dan egalitarian sesuai dengan semangat saling
menghormati, saling mengayomi, keadilan dan kesamaan seperti yang
selama ini diperjuangkan oleh negara-negara tersebut yang anti terhadap
kekerasan, kolonialisme dan imperalisme serta bentukbentuk penindasan
lainnya.
Tetapi diantara sekian banyak aliran pikiran yang dinamakan
demokrasi, ada dua kelompok aliran yang penting, yaitu demokrasi
konstitusional dan satu kelompok aliran yang menamakan dirinya
komunisme. Kedua kelompok aliran demokrasi ini mula-mula berasal dan
Eropa tetapi setelah Perang Dunia II tampaknya mendapatkan dukungan
dari negara-negara baru di kawasan Asia, seperti India, Pakistan,
Philipina dan Indonesia, meskipun terdapat bermacam-macam bentuk
pemerintahan maupun gaya pemerintahan dan masing-masing negara
tersebut. Dilain piliak ada negara-negara baru di Asia yang mendasarkan
diri atas azas-azas komunisme, yaitu RRC, Korea Utara dan sebagainya.
Demokrasi yang dianut oleh Indonesia yaitu demokrasi Pancasila,
yang hingga saat ini masih mencari bentuk sehingga sifat-sifat dan ciricirinya terdapat berbagai tafsiran dan pandangan-pandangan. Tetapi yang
tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi
konstitusional cukup jelas tersirat di dalam UUD 1945. Selain itu UndangUndang Dasar kita menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai
naskah itu, dan yang dicantumkan dalam penjelasan mengenai sistem
pemerintahan negara, yaitu:
I. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, dan tidak berdasarkan
atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
II. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (Hukum Dasar) tidak
bersifat absulutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Berdasarkan
dua istilah Rechtsstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa
demokrasi yang menjadi dasar dan UIJD 1945 ialah demokrasi
konstitusional. Di samping itu ciri khas demokrasi Indonesia, yaitu
97
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmah
kebijaksanaan
dalam
98
Bagi para ahli ilmu politik yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggapnya sebagai organisasi kekuasaan, maka
undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan
azas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa
lembaga kenegaraan, misalnya antara Badan Legislatif, Badan Eksekutif
dan Badan Yudikatif, serta hubungan-hubungan antar lembaga negara
tersebut dalam suatu negara. Dalam hal ini, Aristoteles (seorang filsuf
Yunani pada abad 5 Sumenep) dianggap sebagai orang pertama yang
telah berhasil menyusun Undang-Undang Dasar terhadap 186 negara
kota (polis) Yunani dengan jalan mencatat pembagian kekuasaan serta
hubungan-hubungan kekuasaan dalam setiap negara kota tersebut.
Sedangkan pendapat para ahli ilmu politik yang memandang
negara dan sudut demokrasi konstitusional adalah bahwa UndangUndang Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggara kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga
negara akan lebih terlindungi, dan gagasan inilah yang dinamakan
konstitusionalisme.
Gagasan konstitusionalisme sebenarnya telah timbul lebih dahulu
daripada konstitusi itu sendiri. Konstitusionalisme dalam arti bahwa
penguasa perlu dibatasi kekuasaannya dan karena itu kekuasaannya
harus diperinci secara tegas, telah ada sejak abad pertengahan di Eropa.
Pada tahun 1215, raja John dan Inggris dipaksa oleh beberapa
bangsawan untuk mengakui beberapa hak mereka, yang kemudian
dicantumkan dalam Magna Charta (Piagam Besar). Dalam Charter of
English Liberties ini Raja John menjamin bahwa pemungutan pajak tidak
akan dilakukan tanpa persetujuan dari yang bersangkutan dan bahwa
tidak akan diadakan penangkapan tanpa ada proses peradilan. Meski
belum sempurna, Magnaa Charta di dunia Barat dapat dipandang sebagai
permulaan dari gagasan konstitusionalisme serta pengakuan terhadap
kebebasan dan kemerdekaan rakyat.
99
tak
terbatas
akan
menyalahgunakan
atau
yang
mempunyai
kekuasaan
cenderung
untuk
Undang-Undang
Dasar
memuat
ketentuan-ketentuan
kebutuhan-kebutuhan
dan
kepentingan-kepentingan
umat
manusia.
Sebagian lagi menafsirkan intitusi-institusi yang ada sebagai bagian dan pola
keseluruhan
perkembangan
sejarah
perkembangan,
pranata,
maupun
baik
sebagai
sebagai
tahapan
titik
puncak
persinggahan
dari
yang
dipersiapkan untuk digantikan oleh sesuatu yang lain. Sedangkan sebagian lagi,
memulai dengan mempertanyakan apa jenis pengetahuan yang mungkin dalam
masalah-masalah
politik,
serta
melanjutkan
pada
masalah-masalah
102
103
Menurut teori tersebut, tidak ada aturan keputusan yang secara simultan dapat
memenuhi sejumlah kondisi yang sangat masuk akal. Pada bagian lain, para ahli
teori, lagi-lagi mengasumsikan satu populasi dengan preferensi politik tertentu,
dan melihat bagaimana partai-partai politik berperilaku dalam sistem pemilihan
yang
demokratis,
dengan
asumsi
bahwa
setiap
tujuan
partai
adalah
bukan
immoral.
Meskipun
karya-karyanya
akhir-akhir
ini
politik,
seorang
penguasa
barulah
dapat
memenuhi
c. Keluarga merupakan unit dasar bagi negara, bukan individu. Kelurga yang
harmonis citra sejati dan commonwealth. Sebagaimana dalam keluarga di
mana tunduk pada perintah ayah adalah penting bagi kesejahteraan
keluarga, demikian pula patuh pada penguasa adalah penting bagi stabilitas
negara.
d. Ayah yang memiliki kekuasaan penuh dalam keluarga maka dalam penguasa
commonwealth harus memiliki yurisdiksi penuh terhadap warga negaranya.
Karena berkeluarga itu seperti bernegara; hanya ada satu penguasa, satu
pemimpin, dan satu tuan. Jika beberapa orang memiliki otoritas, mereka akan
merusak tatanan dan menimbulkan bencana yang terus berlanjut.
e. Elemen yang membedakan negara dan semua hentuk asosiasi manusia
lainnya adalah kedaulatan. Tidak boleh ada commonwealth yang sejati tanpa
kekuasaan yang berdaulat menyatukan semua anggota-anggotanya. Suatu
otoritas yang mutlak dan tertinggi yang tidak tunduk pada kekuasaan
manusia lainnya harus ada dalam lembaga politik.
3. Teori Kekuasaan Negara Terbatas John Locke
John Locke (1632-1704) dilahirkan di Wrington, Somerset. Orang tuanya adalah
penganut Puritan, dimana ayahnya adalah seorang tuan tanah dan pengacara
yang berperang di parlemen pada waktu perang sipil. Karya utamanya adalah
Two Treatises of Government, sebuah karya yang sering kali disebut sebagai
Bibel Liberalisme Modern (Schmandt. 2002: 336),
Inti ajaran Locke pada hakikatnya sebagai berikut.
a. Manusia hidup pada awalnya adalah dalam kondisi alamiah (state of nature),
yaitu kondisi hidup bersama di bawah bimbingan akal tanpa ada kekuasaan
tertinggi di atas bumi yang menghakimi mereka untuk berbeda dalam
keadaan alamiah. Dalam masyarakat prapolitik ini orang bebas, sederajat,
dan merdeka.
b. Setiap orang memiliki kemerdekaan alamiah untuk bebas kekuasaan dari
setiap kekuasaan superior di atas bumi dan tidak berada di bawah kehendak
atau otoritas legislatif manusia.
107
108
demikian,
secara
bersama
ketiga
prinsip
tersebut
mengimplikasikan bahwa jika apa yang sekarang ada pada orang diperoleh
dengan cara yang adil, maka rumus distribusi yang adil adalah Setiap orang
memberikan sesuai dengan pilihannya, dan setiap orang menerima sesuai
dengan apa yang dipilihnya atau from each as they choose, to each as they are
choose (Nozick, 1974: 160)
111
112
BAB IV
PENGETAHUAN DASAR ILMU EKONOMI
Pengetahuan ekonomi telah diakui sebagai ilmu pengetahuan sejak tahun
1776 yang ditandai dengan terbitnya buku yang berjudul: An Inquiry into the
Nature and Causes of Wealtf of Nations atau yang lebih populer dengan nama
The Wealth of Nations yang ditulis oleh Adam Smith. Oleh sebab itu tidak
berlebihan apabila Adam Smith mendapat julukan sebagai bapak Ilmu Ekonomi.
Kedudukan ilmu ekonomi dalam ilmu-ilmu sosial (social sciences) dapat
ditelusuri dari ilmu filsafat sebagai induk dari segala ilmu. Sesuai dengan
perkembangan jaman, filsafat telah melahirkan tiga disiplin ilmu, yaitu ilmu-ilmu
kealaman (natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences) dan humaniora
(humanities). Ilmu ekonomi sebagai bagian dan ilmu-ilmu sosial mempelajari
aktivitas manusia dalam berproduksi distribusi, konsumsi, ketenagakerjaan,
pengangkutan, sistem moneter dan keuangan, perdagangan, dunia usaha serta
menyangkut kemakmuran manusia dimasa sekarang dan dimasa yang akan
datang.
Timbulnya ilmu ekonomi karena manusia memiliki kebutuhan yang tidak
pernah berhenti dan sifatnya selalu berkembang, bahkan cenderung berubah,
baik jumlah maupun macamnya. Apabila status dan kedudukan seseorang
dalam masyarakat semakin baik, maka akan bertambah banyak pula
kebutuhannya. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
perubahan sosial-budaya, perubahan gaya hidup juga ikut berperan dalam
mempengaruhi variasi kebutuhan manusia.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, biasanya diperlukan alat pemuas,
yaitu barang dan jasa. Kebutuhan akan barang ada yang sudah disediakan oleh
alam, seperti: air, udara, hutan dan barang-barang tambang, tetapi ada juga
yang harus diproduksi oleh manusia sendiri. Barang-barang yang diproduksi oleh
manusia biasanya sangat bervariasi, mulai dan kebutuhan pokok (primer),
113
ekonomi
yang
dipenuhi
oleh
persaingan-persaingan
dalam
era
114
dalam iklim dunia usaha yang berorientasi pada sistem ekonomi terbuka seperti
sekarang ini.
Harus diakui akhir-akhir ini ilmu ekonomi mengalami perkembangan yang
cukup pesat seiring dengan pesatnya pertumbuhan .dunia usaha dengan segala
variasinya. Oleh sebab itu perkembangan ini harus mampu memperkaya
konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan Pengetahuan Sosial (IPS). Untuk itu tugas guru
Pengetahuan Sosial adalah menjadi pengembang sekaligus katalisator dalam
rangka pengembangan bahan pembelajaran di sekolah.
115
116
dan
satuan-satuan
kegiatan
ekonomi,
seperti
diarahkan
terhadap
perekonomian
sebagai
suatu
keseluruhan.
Contoh: Untuk mengetahui tentang kemakmuran masyarakat suatu
negara dapat ditinjau dari pendapatan seluruh masyarakat,
produktivitas dari seluruh masyarakat angka partisipasi murni
dari seluruh angkatan kerja dan lain-lain.
Ekonomi makro ditandai dengan diterbitkannya buku: The General
Theory of Employment Interest and Money pada tahun 1937 oleh JM
Keynes.
3. Ekonomi Terapan (Applise Economics)
Ekonomi
terapan
adalah
bagian
dari
ilmu
ekonomi
yang
operasi
pasar
untuk
menstabilkan harga
- program padat karya untuk mengatasi pcngangguran.
3. Pelaku Ekonomi
Pelaku ekonomi adalah setiap orang atau badan yang terlibat dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi, baik secara sebagian maupun keseluruhan.
Yang termasuk pelaku ekonomi adalah: rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan masyarakat luar negeri.
1. Rumah tangga
Rumah tangga adalah pelaku ekonomi yang paling kecil skalanya
dalam kegiatan ekonomi masyarakat, karena hanya terdiri dari anggota
keluarga yang melakukannya.
Contoh: Seorang suami yang bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan
istrinya bekerja sebagai buruh pabrik sepatu yang keduanya
mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan rumah
tangganya.
Rumah
tangga
sebagai
pelaku
ekonomi
118
4. Motiv Ekonomi
Setiap orang berusaha memperoleh sumber pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai cara dilakukan dalam upaya untuk
memperoleh pendapatan melalui bekerja atau melakukan tindakan ekonomi,
baik sebagai petani, buruh tani, buruh di pabrik, pedagang, tukang batu,
penjahit, bankir, bekerja di kantor baik pemerintah maupun swasta , guru,
dosen, dokter dan sebagainya sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
Sekarang timbul pertanyaan, mengapa seseorang melakukan itu
semua? Untuk apa melakukan itu? Pasti ada sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi tersebut. Sesuatu yang
memotivasi orang untuk melakukan tindakan inilah yang disebut motiv.
Sedangkan yang memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan
ekonomi disebut motiv ekonomi.
Adapun faktor-faktor yang menjadi motiv ekonomi adalah:
119
yang
kaya,
tetapi
masih
mendirikan
perusahaan
sepatu,
perusahaan bordir, usaha taxi, ingin menjadi lurah atau anggota DPRD
dan lain-lain.
3. Ingin terpandang di masyarakat, seorang pengusaha yang sukses telah
mendirikan yayasan Panti Asuhan atau yayasan Panti Jompo dengan
menggunakan namanya sendiri. Dalam hal ini uang tidak inenjadi tujuan,
tetapi ia ingin namanya dikenal secara luas dalam masyarakat (populer).
4. Keinginan berbuat sosial (berbuat amal), misalnya orang menyisihkan
sebagian dan pendapatannya untuk berbuat amal atau untuk tujuan
kemanusiaan, seperti memberikan beasiswa, menyuinbang bencana alam
dan lain-lain.
5. Politik Ekonomi
Politik ekonomi adalah tindakan-tindakan yang harus diambil oleh
pemerintah, untuk mempertinggi kemakmuran rakyat. Ahli-ahli ekonomi
senantiasa melakukan penyelidikan untuk memberikan saran-saran kepada
pemerintah dalam usaha menstabilkan perekonomian negara.
Cara pemerintah dalam melaksanakan politik ekonomi adalah
mengeluarkan
peraturan-peraturan
atau
kebijakan-kebijakan
yang
120
ekonomi
liberal
ialah
susunan
perekonomian
yang
121
Koesteis,
terdapat
beberapa
tokoh
terkemuka
yang
sampai
kini.
Bahkan
G.
Schmoelder
mengatakan:
Perkembangan ekonomi nasional dalam dua ratus tahun terakhir ini lebih
122
juga
terkenal
karena
tampil
sebagai
lawan
dan
akan
berkembang
dengan
bebas
jika
negara
tidak
124
Ricardo dilahirkan di Inggris pada 18 April tahun 1772 dan keluarga kaya,
tetapi tidak pernah masuk universitas. Meskipun ia bukan seorang ahli,
tetapi David Ricardo bersikap sebagai seorang akademikus dengan
pemikirannya yang abstrak, sehingga mengangkat ekonomi kesuatu
tingkat yang lebih tinggi. Kaum kapitalis, yang kepentingannya diwakili
oleh Ricardo, jarang sekali dapat mengikuti jalan pikirannya. Namun
mereka mengenal namanya dan secara intuisi menganggapnya sebagai
seorang yang pandai terlebih lagi, melalui pribadi Ricardo paling tidak
ekonomi menjadi populer dimasyarakat borjuis.
Menurut Karl Marx, Ricardo adalah tokoh besar terakhir dan
ekonomi klasik, dan dapat dikatakan selain filsuf George Friedrich Hegel
tidak terdapat orang lain yang memberi inspirasi lebih kuat terhadap si
pemikir sosialisme ilmiah selain si pemikir yang mencita-citakan
kapitalisme industri ini. Buktinya jilid keempat dan buku Das Kapital dan
Marx membahas tentang ajaran Ricardo ini lebih dan 100 halaman.
Selanjutnya Marx mengatakan bahwa David Ricardo ingin mengetahui:
berdasarkan hukum apa terjadi pembagian pendapatan nasional, upah
kerja, laba modal dan sewa tanah dalam kelas-kelas masyarakat. Dalam
mencari jawabannya ia sampai pada suatu pemikiran yang dapat
digunakan dengan mudah sebagai senjata melawan ekonomi boijuis
Pemikiran Ricardo juga dianggap oleh Karl Marx sebagai pemikiran
yang merusak kepercayaan yang telah dibangun Adam Smith, yang
mengatakan bahwa kapitalisme adalah bentuk ekonomi yang harmonis
yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sebaliknya Ricardo berpendapat: tiga kelas dalam masyarakat, yakni:
buruh - pengusaha dan tuan tanah berhadapan satu sama lainnya, suatu
pertentangan yang paling tajam adalah pertentangan antara pemilik modal
(pengusaha) dengan tuan tanah. Selanjutnya dengan adanya kekayaan
yang tumbuh terus itu, tidak semua kelas dalam masyarakat mendapat
untung. Yang lebih banyak terjadi dalam perjuangan untuk pembagian
pendapatan nasional adalah munculnya seorang pemenang yaitu tuan
tanah.
125
Partai
Komunismaupun
Das
126
Joseph
Schampeter,
seorang
ekonom
Austria
hal
ini
merupakan
sesuatu
yang
benar-benar
tahayul.
dimasa
mendatang
harus
memperhitungkan
pertumbuhan
pengetahuan kita. Tetapi hal ini tidaklah mungkin terjadi, karena tidak ada
127
juga
menguji
argumentasi
Marx
yang
menyatakan
meningkat.
Hal
ini
mengakibatkan
(kedua)
terjadinya
untuk
menyembuhkan
129
dirinya
sendiri,
yaitu
mengatasi
130
penghasilan,
memperluas
kesempatan
kerja,
131
Faktor produksi alam atau sumber daya alam mutlak harus ada
dalam proses produksi. Faktor sumber daya alam meliputi hal-hal:
tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan hewan, iklim, udara dan cuaca serta
semua barang tambang, seperti: minyak bumi, batu bara, bijih besi,
timah dan lain-lain.
2. Faktor produksi tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja sama pentingnya dengan faktor
alam. Jika sumber alam tersedia tetapi tenaga kerja tidak ada, proses
produksi juga tidak akan berlangsung. Tenaga kerja adalah setiap
usaha manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam
proses produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Menurut kualitasnya, tenaga kerja dai5at dibedakan menjadi:
a. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled labour)
b. Tenaga kerja terlatih (trained labour)
c. Tenaga kerja terdidik (Skilled labour).
132
dan cara tepat dalam produksi sehingga hasil yang dicapai lebih
baik.
2. Technogical skills, yakni keahlian khusus yang bersifat teknis.
3. Unskills, yaitu keahlian pengusaha dalam mengatur berbagai
usaha, baik kepentingan perusahaan maupun yang berhubungan
dengan masyarakat dan lingkungan.
b. Konsumsi
Secara
etimologis,
konsumsi
berasal
dan
bahasa
latin
1. Tingkat penghasilan
Semakin tinggi penghasilan yang diterima, semakin tinggi pula daya
belinya. Sebaliknya semakin rendah penghasilan, maka tingkat
kemampuan berbelanja juga akan berkurang.
2. Pola kebiasaan konsumen
Pada hari-hari tertentu atau musim-musim tertentu, ada kelompokkelompok masyarakat yang memiliki pola kebiasaan tersendiri
sehingga
barang-barang
yang
dikonsumsi
menjadi
meningkat.
Misalnya: Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, atau dalam
masyarakat nelayan disaat-saat musim ikan tiba.
3. Selera konsumen
Ada sebagian masyarakat yang mengkonsumsi barang dan jasa
terhadap jenis dan mode-mode tertentu yang sangat digemari, karena
konsumen tipe ini mempunyai kekhasan tersendiri dan memang setiap
konsumen memiliki selera masing-masing yang tidak dapat disama
ratakan.
c. Distribusi
Dalam pengertian sehari-hari, distribusi berarti membagi-bagikan
barang kepada konsumen yang berhak menerimanya. Di dalam kegiatan
perekonomian,
distribusi
mencakup
kegiatan
perdagangan,
Produsen
Distnibusi
Konsumen
tempat
antara
produsen
dengan
konsumen
proses
penyimpanan
barang
dan
produsen
kepada
Pasar dalam arti terbatas adalah tempat tertentu dan tempat yang
mempertemukan antara penjual dengan pembeli. Sedangkan pasar dalam
arti luas tidak tergantung pada tempat, karena dimanapun dapat terjadi
pasar asalkan ada transaksi (permintaan dan penawaran). Dan suatu
transaksi tidak harus face to face relations antara penjual dengan
pembeli tetapi dapat melalui telepon, surat menyurat, surat kabar atau
internet.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat berbagai jenis
pasar dengan segala variasinya.
1. Pasar menurut jenis barang utama yang diperjualbelikan, sehingga
ada pasar burung, pasar sayur, pasar kembang, dan lain-lain.
2. Pasar menurut hari ramainya, sehingga ada pasar Senin, pasar Rabu,
pasar Minggu dan lain-lain.
3. Pasar menurut nama tempatnya, sehingga ada pasar Wonokromo,
pasar Manggarai, pasar Cikini, dan lain-lain.
Namun dalam kehidupan masyarakat modern dengan sistem
perekonomian yang kompleks, ada berbagai macam pasar yang sangat
berbeda dengan bentuk pasar seperti di atas, karena termasuk dalam
pasar abstrak, yaitu Pasar Uang, Pasar Modal, Pasar Valuta Asing,
Pasar Tenaga Kerja dan Pasar Komoditas.
a. Pasar uang
Pengertian pasar uang tidak jauh berbeda dengan pengertian
pasar yang sudah diberikan di atas. Dalam pasar uang, yang
dipertemukan adalah antara pihak yang mempunyai surplus dana
dengan pihak yang mengalami difisit dana, dimana dananya berjangka
pendek. Hal ini sesuai pengertian yang diberikan oleh Hins Siahaan
(1990), Pasar uang adalah pasar yang menyediakan sumber
pembelanjaan jangka pendek. Pendapat ini diperkuat dengan
pendapat Basjirudin A. Sarida (1991): Pasar uang menyediakan
berbagai fasilitas untuk terjadinya pertukaran/pengalihan secara cepat
dan dapat dipercaya, berbagai surat utang jangka pendek yang
136
bertemunya
penjual
dan
pembeli.
Hanya
saja
yang
Indek Saham =
138
yang
bertujuan
untuk
mempertemukan
pihak
yang
139
berhak
atas
pekerjaan
dan
penghidupan
yang
layak
bagi
kemanusiaan.
Dengan adanya pasar tenaga kerja yang berfungsi untuk
menemukan pencari kerja dengan orang atau perusahaan yang
memerlukan tenaga kerja, maka akan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Orang yang sedang mencari pekerjaan dengan mudah dapat
memperoleh informasi lowongan kerja.
2. Orang atau pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja dapat
mencari tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang dikehendaki.
3. Dan sisi pemerintah, dapat mengurangi pengangguran.
e. Pasar Komoditas
Pasar komoditas merupakan suatu wadah atau tempat
berkumpulnya
para
pedagang,
makelar,
komisioner,
produsen,
140
a. Spot
contract,
komoditas
diperdagangkan
berdasarkan
transaksi
dengan
harga
yang
tetap,
tetapi
trading
yaitu
juga
sebagai
pasar
paper
141
142
potensial
(potensial
demand),
yaitu
yang
memiliki
143
Teori ini merupakan karya Adam Smith yang dituangkan dalam buku An Inquiry
into Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776). Smith adalah seorang
Guru Bcsar Falsafah Moral di Universitas Glasgow yang memusatkan
perhatiannya kepada persoalan-persoalan umum, yaitu bagaimana menciptakan
kerangka politik dan social yang mendorong pertumbuhan ekonomi secara
swasembada (Jhingan, 1994: l38; Sastradipoera, 2001). Adapun pokok-pokok
pikiran dan teorinya sebagai berikut.
a. Kebijaksanaan Pasar Bebas
Tercapainya suatu keterlibatan pemerintah yang minimum untuk mencapai
suatu bentuk persaingan yang sempurna maka secara otomatis harus bebas
atau
campur
tangan
pemerintah
seminimal
mungkin.
Karena
itu,
semboyannya the best government governs the least. Sebab teori tersebut
berasumsi bahwa yang akan memaksimumkan pendapatan nasional adalah
tangan-tangan yang tak kelihatan.
b. Keuntungan Merangsang bagi Investasi
Menurut pandangan teori ini bahwa keuntungan itu merangsang investasi.
Artinya, semakin besar keuntungan, akan semakin besar pula akumulasi
modal dan investasi.
c. Keuntungan Cenderung Menurun
Artinya, keuntungan tidak akan naik secara terus-menerus, namun cenderung
menurun apabila persaingan untuk menghimpun modal antarkapitalis
meningkat. Alasannya adalah dengan menaiknya upah sebagai akibat
persaingan antarkapitalis. Sementara upah dan sewa naik karena naiknya
harga-harga pangan. Hal itu mendapat pembenaran dari Ricardo.
d. Keadaan Stationer
Pars ahli ekonomi klasik meramalkan akan timbulnya keadaan stationer pada
akhir proses pemupukan modal. Sekali keuntungan mulai menurun, proses ini
akan berlangsung terus sampai keuntungan menjadi nol, pertumbuhan
penduduk dan pemupukan modal terhenti, dan tingkat upah mencapai tingkat
kebutuhan hidup minimal.
2. Teori Tahapan Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi Rostow
144
Teori Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi yang paling terkenal adalah teori dari
ekonom W.W. Rostow yang ditulis dalam bukunya The Stage of Economic
Growth: A Non Communist Manifesto (1960) dan juga dalam The Process of
economic Growth (1953), kajiannya memakai pendekatan sejarah dalam
menjelaskan proses perkembangan ekonomi. Menurut Rostow, perkembangan
ekonomi suatu masyarakat meliputi lima tahap perkembangan, yaitu tahap
masyarakat tradisional, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas,
tahap kematangan (maturity), tahap konsumsi massa tinggi atau besar-besaran.
a. Tahap Tradisional
Masyarakat tradisional diartikan sebagai suatu masyarakat yang strukturnya
berkembang di sepanjang fungsi produksi berdasarkan ilmu pengetahuan
dan teknologi pra-Newtonian, yaitu zaman dinasti-dinasti Cina, Peradaban
Timur Tengah, daerah Mediterania, dan dunia Eropa pada Abad Pertengahan
(Rostow, 1960: 5). Dalam masyarakat ini, pertanian masih mendominasi
aktivitas ekonomi dan kekuatan politik umumnya masih pada penguasa
tanah. Ini tidak berarti bahwa pada masyarakat tersebut tidak ada perubahan
ekonomi. Sebenarnya, banyak
bertabrakan dengan suatu batas, yaitu tingkat output perkapita yang dapat di
capai. Selain itu, struktur sosial masyarakat seperti itu berjenjang, hubungan
dan keluarga memainkan peranan yang menentukan (Jhingan, 1994: 180).
b. Tahap prakondisi tinggal landas
Tahap
ini
merupakan
masa
transisi
di
mana
prasyarat-prasyarat
swasta,
pemerintah,
atau
keduanya,
manusia
baru
yang
keuntungan.
Bank
dan
lembaga
lain
bermunculan
untuk
pertumbuhan
mencapai
kondisi
normalnya...
kekuatan
struktur
ketika masyarakat
yang tidak terduga. Dalam hal ini Rostow memberikan bukti-bukti simbolis
kematangan teknologi pada negara-negara industri, seperti Inggris (1850),
Amerika Serikat (1900), Jerman (1910), Prancis (1910), Swedia (1930),
Jepang (1940), Rusia (1950), dan Kanada (1950) (Jhingan, 1994: 187).
e. Tahap Konsumsi Massa Tinggi atau Besar-besaran
Merupakan suatu masa yang ditandai dengan pencapaian banyak sektor
penting (leading sector) dalam perekonomian berubah menuju produksi
barang dan jasa konsumsi. Abad konsumsi besar-besaran pun ditandai
dengan migrasi ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas, serta
barang-barang konsumen dan peralatan rumah tangga yang tahan lama.
Pada tahap ini, keseimbangan perhatian masyarakat beralih dari penawaran
ke permintaan, dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi, dan
kesejahteraan dalam arti luas. Ada tiga kekuatan yang tampak dalam tahap
purna dewasa ini, yaitu sebagai berikut.
1. Penerapan kebijaksanaan untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh
melampaui batas-batas nasional.
2. Ingin
memiliki
suatu
negara
kesejahteraan
dengan
pemerataan
dengan
tulisannya
Economic
Theory
and
147
b. Dampak Sebar
Mengunjuk pada dampak momentum pembangunan yang menyebar secara
sentrifugal dari pusat pengembangan ekonomi ke wilayah-wilayah lainnya.
Sebab utama ketimpangan regional adalah kuatnya dampak balik dan lemahnya
dampak sebar di negara-negara terbelakang.
c. Ketimpangan Regional
Terjadi lebih banyak karena berakar pada dasar nonekonomi yang berkaitan erat
dengan sistem kapitalis yang dikcndalikan oleh motif laba, di mana terpusat di
wilayah-wilayah (Negara-negara) yang memiliki laba tinggi. Gejala ini disebabkan
oleh peranan kekuatan pasar bebas yang cenderung memperlebar ketimpangan
regional karena produksi, industri, perdagangan, perbankan, asurani, dan
148
perkapalan
cenderung
mendatangkan
keuntungan
bagi
wilayah
maju(Myrdal,1957:26).
d. Dampak Balik dan Dampak Sebar
Dalam laju perkembangannya, kedua dampak tersebut tidak mungkin berjalan
seimbang. Hal itu disebabkan ketimpangan regional jauh lebih besar di negaranegara miskin daripada di Negara-negara kaya. Selain itu, di negara-negara
miskin ketimpangan regional semakin melebar, sedangkan di negara maju
menyempit. Hal itu disebabkan oleh semakin tinggi tingkat pembangunan
ekonomi yang sudah dicapai suatu negara, biasanya semakin kuat pula dampak
sebar yang akan terjadi.
Mengingat
pembangunan
tersebut
disertai
oleh
transportasi
dan
komunikasi, yang makin baik, tingkat pendidikan makin tinggi, dan semakin
dinamis antara ide dan nilai yang semuanya cenderung memperkuat daya sebar
sentrifugal dan hambatan-hambatannya cenderung melunak. Dengan demikian,
suatu negara berhasil mencapai tingkat pembangunan yang tinggi, maka
pembangunan ekonomi akan menjadi suatu proses yang berjalan otomatis.
Sebaliknya, penyebab utama keterbelakangan terletak pada lemahnya dampak
sebar dan kuatnya dampak balik sehingga dalam proses yang semakin
menggumpal, kemiskinan itu adalah penyebab yang berasal dari dirinya sendiri.
e. Peranan Pemerintah
Kebijaksanaan nasional sering memperburuk ketimpangan regional, terutama
oleh peranan kekuatan pasar bebas dan kebijaksanaan liberal sebagai akibat
lemahnya dampak sebar. Faktor lain yang menyebabkan ketimpangan regional
di negara miskin adalah lembaga feodal yang kokoh dan lembaga lainnya yang
tidak egaliter, serta struktur kekuasaan yang membantu si kaya menghisap si
miskin (Myrdal. 1957: 28). Oleh karena itu. pemerintah negara terbelakang,
harus menerapkan kebijaksanaan yang adil dan egaliter.
f. Ketimpangan Internasional
149
1. Jika tenaga kerja adalah satu-satunya penentu nilai, lalu ke mana profit dan
bunganya? Marx menyebut profit dan bunganya itu sebagai nilai surplus.
2. Oleh karena itu, a berkesimpulan bahwa kapitalis dan pemilik tanah adalah
pihak yang mengeksploitasi para pekerja.
3. Jika semua nilai adalah produk dan tenaga kerja maka semua profit yang
diterima adalah oleh kapitalis dan pemilik tanah pastilah merupakan nilai
surplus yang diambil secara tidak adil dari pendapatan kelas pekerja.
4. Adapun rumus matematis untuk teori nilai surplus dapat dikemukakan bahwa
tingkat profit (p) atau eksploitasi adalah sama dengan nilai surplus (s) dibagi
dengan nilai produktif akhir (r). Dengan demikian,
s
P=
r
Misalnya, pabrik pakaian mempekerjakan buruh untuk membuat baju.
Kapitalis menjual bajunya seharga $100/buah, tetapi ongkos tenaga kerjanya
adalah $70/ baju. Karena itu, tingkat profit atau eksploitasinya adalah
$30
P=
5. Marx membagi nilai produk akhir menjadi dua bentuk kapital (modal), yakni
kapital konstan (c) dan kapital variabel (v). Kapital konstan
merepresentasikan pabrik dan peralatan. Kapital adalah biaya tenaga kerja
.Jadi, pcrsamaan untuk tingkat profit menjadi:
P = s(v.c)
151
Rose, mereka menjadi rekan dan bersama-sama menulis beberapa buku, serta
dikaruniai dua anak. Friedman mendapat gelar master tahun 1933.
Kemudian, tahun 1946 Friedman memperoleh gelar Ph.D. dari Columbia
dan ia kembali mengajar di University of Chicago, bahkan melanjutkan tradisinya
memperkuat versi terbaru dan teori kuantitas uang Irving Fisher yang
diterapkannya pada kebijakan moneter. Ia menulis banyak topik yang berkaitan
dengan ekonomi moneter dan berpuncak pada riset dan tulisan empirisnya yang
paling terkenal, yaitu A Monetary History of the United States (1867-1960) yang
dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research dan ditulis bersama
Anna J.Schwartz. Pada intinya, studi monumental ini menunjukkan kekuatan
uang dan kebijakan moneter dalam gejolak perekonomian Amerika Serikat,
termasuk Depresi Besar dan era pascaperang, ketika para ekonom arus utama
percaya bahwa uang tidak penting. Kemudian, ia pun menulis buku Capitalism
and Freedom yang diluncurkan pada ulang tahun perkawinan Friedman dan
Rose ke-25. Inti teorinya sebagai berikut.
a. Metodologi Positivisme, menurut Friedman, validitas suatu teori tidak
tergantung pada unsur generalisasinya maupun kekokohan asumsi-asumsi
dasarnya, melainkan semata-mata pada kesesuaian implikasinya secara
relatif terhadap implikasi teori-teori lain, yang diukur berdasarkan statistuk
primer.
b. Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan berbagai
masalah ekonomi, asalkan di dukung kebebasan politik
intelektual. Para
pandang kuantitas uang jauh lebih unggul, baik itu untuk jangka pendek
maupun jangka panjang, daripada aturan dari sudut pandang stabilisasi
harga (Friedman, 1969: 84).
e. Pengelolaan administratif dan intervensi kebijakan ekonomi yang bersifat ad
hoc hanya akan merusak situasi ekonomi. Dalam soal kebijakan moneter dan
fiskal, ia menekankan pentingnya kesinambungan.
f. Ia menolak standar emas sebagai numeraire moneter dengan dua alasan,
yaitu biaya resources-nya yang tinggi dan implementasinya yang tidak
praktis. Selain itu, produksi emas jarang dapat mengimbangi pertumbuhan
ekonomi dan karena itu bersifat deflasioner. Betapa mustahil menyia-nyiakan
sumber
daya
untuk
menggali
tanah
mencari
emas,
hanya
untuk
153
154
BAB VI
PENGETAHUAN DASAR SOSIOLOGI
Pada hakekatnya, manusia di samping sebagai makhluk individu, ia
adalah makhluk sosial (homo socius) sehingga di dalam kehidupannya ia selalu
membutuhkan orang lain, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
maupun dalam kehidupan masyarakat. Sebagai manusia yang ingin terus maju
dan berkembang dalam kehidupan sosialnya, tentu mereka membutuhkan
interaksi sosial tidak hanya dengan masyarakat disekitarnya tetapi juga dengan
masyarakat yang lebih luas dan kompleks.
Dengan kemajuan teknologi transportasi, komunikasi dan informasi,
kontak sosial yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain tidak harus
tergantung kepada faktor jarak atau tempat. Meski dengan lokasi yang sangat
berjauhan sekalipun, seseorang tetap dapat melakukan kontak sosial dengan
orang lain (siapapun) melalui media komunikasi, misalnya lewat telepon, SMS,
teleconference atau melalui email, dan lain-lain.
Mobilitas seseorang yang begitu tinggi dengan aktivitas ekonomi yang
sangat padat, menjadikan orang tersebut dapat melakukan hubungan sosial
dengan siapa saja, kapan saja bahkan dimana saja, baik dengan kerabat, teman
atau sahabat, relasi bisnis atau kolega politik, tanpa harus terhalang oleh sekatsekat geografis. Sementara ada orang yang memiliki hubungan sosial yang
sangat terbatas, sehingga life space dan mobilitas sosialnya begitu rendah. Hal
155
mi dapat terjadi pada diri seseorang yang berada dalam lingkungan masyarakat
sederhana atau masyarakat pedesaan yang jauh dari pola-pola kehidupan
modern.
Sosiologi sebagai salah satu disiplin ilmu-ilmu sosial yang lahir pada
pertengahan abad 19, sesungguhnya tidak hanya mempelajari hubungan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok maupun kelompok
masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya dalam masyarakat yang
masih sederhana (peasant society), tetapi obyek dan kajian sosiologi telah
berkembang kearah masyarakat modern (urban society) bahkan juga mampu
mengkaji masyarakat postmodern.
Selama ini, kehadiran sosiologi dalam khasanah Ilmu Pengetahuan di
Indonesia telah memberikan sumbangan yang signifikan bagi perkembangan
bahan ajar IPS atau Pengetahuan Sosial. Konsep-konsep dasar dan konsepkonsep sosiologi serta berbagai teori telah mewarnai dan tersebar secara luas
dalam materi pembelajaran IPS, tidak hanya di tingkat SD tetapi juga di SMP dan
SMA.
Oleh sebab itu dengan memahami Pengetahuan Dasar Sosiologi yang
berupa pengertian, obyek, metode, aliran pemikiran dan tokoh-tokoh sosiologi
maupun konsep-konsep dasar sosiologi, setidaknya dapat dijadikan pijakan bagi
para guru IPS dalam mengembangkan materi pembelajaran.
1. Pengertian Sosiologi
Berbicara tentang sosiologi tidak dapat dipisahkan dan nama
Auguste Comte, seorang filosof dari Perancis yang hidup pada tahun 1798 1857 M. Comte adalah orang yang pertama kali melahirkan nama sosiologi
pada tahun 1842, tatkala ia menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang
berjudul: Positive Philosophy. Ia memunculkan nama sosiologi dengan
mcnggabungkan dua kata, yaitu socius berasal dan bahasa Romawi yang
artinya teman atau kawan yang selanjutnya diartikan sebagai masyarakat.
Sedangkan 1ogos berasal dan bahasa Yunani yang berarti ilmu. Jadi
156
Pitirin
Sorokin,
mengatakan
bahwa
sosiologi
suatu
ilmu
yang
tentang
relasi-relasi
sosial,
artinya
bahwa
manusia
2. Obyek Sosiologi
Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari hubungan antar
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Sosiologi sebagai ilmu Pengetahuan yang berdiri sendiri memiliki ciri-ciri yang
membedakan dengan disiplin ilmu yang lain, yaitu:
1. Sosiologi bersifat empirik, artinya sosiologi itu mendasarkan diri pada hasil
pengamatan (observasi) dan penalaran (rasional). Pengamatan berarti
semua yang berhubungan dengan panca indera manusia, yang
dialaminya dalam kehidupan sosial. Sedangkan penalaran berarti semua
yang berhubungan dengan akal sehat manusia atau yang bersifat
rasional. Sering sifat empirik ini dihubungkan dengan sifat ilmu yang dapat
dibuktikan kebenarannya dengan fakta di lapangan.
2. Sosiologi itu bersifat teoritik, artinya sosiologi berusaha untuk menyusun
abstraksi dani hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka dan unsur-
158
159
tersebut
berpedoman
bahwa
unsur-unsur
yang
membentuk
karena
gagasan
politik
dan
162
Tahap metafisis, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejalagejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di
atas manusia. Cara pemikiran pada tahap teologis maupun tahap
metafisis tidak dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan karena ilmu
pengetahuan bertujuan untuk mencari sebab-sebab dan akibat-akibat dan
gejala-gejala tersebut.
163
perhatiannya
terhadap
agama
lebih
bersifat
Durkheim
terhadap
kasus
Dreifus
berasal
dari
165
MaxWeber (1864-1920)
orientasi
perkembangan
intelektual
psikologi
dan
Weber.
166
ia
menghindari
kenikmatan-kenikmatan
duniawi
yang
beberapa
pokok
pikiran
dan
Weber
yang
sangat
digunakan
masyarakat.
sebagai
alat
untuk
Ajaran-ajaran
perkembangan
stsiologi,
Max
menganalisis
gejala-gejala
Weber
amat
misalnya
yang
analisisnya
dalam
menyumbang
tentang
wewenang,
Dan lain-lain.
yang
masuk
agama
Kristen
dan
dalam
pengetahuannya
mengenai
168
gelar
kehormatan
saja
tanpa
kompensasi
gaji
yang
di
Universitas
Chicago
dan
teori
utamanya
adalah
interaksionisme simbolik.
Jika Marx Weber dan Karl Max lebib fokus mengkaji masalahmasalah besar seperti rasionalisasi masyarakat dan ekonom kapitalis,
Simmel sangat terkenal karena karyanya tentang masalah-masalah
berskala lebih kecil (mikro), terutama tindakan dan interaksi individu. Ia
memberikan
sumbangan
dalam
perkembangan
sosiologi
karena
pemikirannya tentang bentuk-bentuk interaksi (misalnya konfiik) dan tipetipe orang-orang yang berinteraksi, karena menurut Simmel bahwa salah
satu tugas utama dari sosiologi adalah memahami interaksi antar individu.
Dalam memahami interaksi antar individu, kita harus mengetahui
kepentingan-kepentingan dan dorongan-dorongan apa yang ingin dicapai
oleh individu tersebut dalam melakukan kontak social.
Diantara karya-karya Simmel dapat disebutkan disini, diantaranya
adalah:
-
169
Konsep-konsep
dasar
sosiologi
yang
menjadi
sumber
materi
diantara
sesama
manusia.selalu
membutuhkan
dan
saling
berada
di
pasar,
plaza
atau
supermall.
Bentuk-bentuk
j.
manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Sedangkan menurut
Peter
171
Salah satu unsur yang penting yang harus dipenuhi oleh suatu
masyarakat adalah adanya sejumlah orang yang hidup bersama, yang
sekurang-kurangnya berjumlah dua orang. Suami dan istri yang hidup
bersama (satu keluarga inti) dapat disebut sebagai masyarakat. Dengan
kata lain keluarga adalah satuan masyarakat yang terkecil.
Jika kita melihat sejarah perkembangan masyarakat dimanapun
saja, bahwa pertumbuhan masyarakat itu melalui beberapa tahap
perkembangan, mulai dari masyarakat sederhana (masyarakat berburu
dan meramu ataupun masyarakat ladang berpindah), masyarakat
pedesaan (masyarakat pertanian), masyarakat perkotaan (masyarakat
industri) sampai masyarakat kompleks (masyarakat post modem).
Keempat bentuk masyarakat tersebut masih dapat kita temui dalam
kehidupan masyarakat Indonesia saat tni, seperti masyarakat berburu dan
meramu dapat kita temukan pada masyarakat suku-suku bangsa terasing
di daerah pedalaman Irian Jaya/Papua maupun pedalaman di Kalimantan.
Masyarakat pedesaan atau masyarakat pertanian dapat kita temukan di
daerah pedesaan di pulau Jawa Sumatera Sulawesi, Kalimantan dan lainlain. Sedangkan masyarakat perkotaan atau masyarakat industri telah
tumbuh subur di Indonesia seiring dengan banyaknya jenis-jenis usaha
diluar sektor pertanian maupun banyaknya pabrik-pabrik yang dibangun di
daerah
perkotaan,
sehingga
kita
dapat
menemukan
masyarakat
172
tentang
proses-proses
sosial
memungkinkan
atau
kelompok-kelompok
sosial
saling
bertemu
dan
politik
dengan
ekonomi,
ekonomi
dengan
kebudayaan,
173
yang saling mempengaruhi diantara dua orang atau lebih, individu dengan
individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu: 1)
Imitasi yaitu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku
orang lain, 2) Identifikasi yaitu upaya yang dilakukan oleh individu untuk
menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya, 3) Sugesti
yaitu stimulasi atau bahkan pengaruh yang diberikan seseorang kepada
pihak lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi sugesti menuruti
atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional, 4) Motivasi yaitu
dorongan atau rangsangan yang diberikan oleh individu kepada individu
lain
sehingga
individu
tersebut
melaksanakan
sesuatu
dengan
perilaku
manusia
dalam
masyarakat
demi
terciptanya
ketentraman sosial.
Norma sosial berfungsi sebagai: 1) memberikan batas-batas bagi
perilaku dan perbuatan masyarakat, 2) pedoman hidup kegiatan seharihari, 3) menjaga solidaritas antar anggota masyarakat.
Ada berbagai macam norma sosial, dilihat dari sumbernya:
a. Norma agama, yaitu norma mutlak yang berasal dan Tuhan Yang
Maha
Esa,
yang
mengharuskan
manusia
untuk
mengerjakan
merupakan
faktor-faktor
yang
menjadi
penentu
status
becak, buruh pabnik, petani, buruh tani dan sebagainya adalah contohcontoh status yang dimiliki seseorang dalam masyarakat dan sekaligus
menunjukkan tinggi-rendahnya status sosial seseorang.
Semakin kompleks. suatu masyarakat, semakin kompleks pula
pelapisan sosialnya dan semakin sederhana masyarakat semakin
sederhana pula stratifikasi sosialnya.
Menurut Pifirin A. Sorokin, bahwa stratifikasi sosial merupakan ciri
yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lebih lanjut dia
menyatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk
atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat.
Sedangkan Robert MZ Lawang, menyatakan bahwa stratifikasi
sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu
sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hirarkis berdasarkan
dimensi kekuasaan, privelese dan prestise.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi
sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan dalam masyarakat,
dari yang paling atas, menengah dan paling rendah. Stratifikasi sosial
akan selalu ditemukan dalam masyarakat manapun, selama ada sesuatu
yang dihargai.
176
177
yang memiliki peralatan paling efisien dan lengkap akan memiliki kesanggupan
untuk bertahan hidup lebih baik. Setelah mampu bertahan hidup, selanjutnya
mereka akan memperoleh kemajuan secara bertahap dan berkesinambungan.
Menurut Darwin terdapat kesamaan antara alam flora dan fauna dengan
manusia. Kesamaannya adalah bahwa dunia manusia juga berkembang dari
keadaan yang lebih sederhana atau primitif ke arah keadaan yang modern yang
serba rumit dan kompleks, bahkan perkembangan berikutnya sampai pada era
global yang ditandai oleh era komunikasi dan informasi yang lebih kompleks lagi.
Kenyataan seperti ini menurut Darwin terdapat juga ditengah-tengah
kehidupan sosial, kelompok yang lemah selalu dikalahkan atau disingkirkan oleh
kelompok yang lebih kuat tanpa belas kasihan, bahkan ada kecenderungan
untuk menghancurkan atau meniadakan kelompok lain.
Para ahli mengetengahkan bahwa teori Charles Darwin ini ada
kelemahannya, yaitu karena menyamakan sosilogi atau ilmu sosial pada
umumnya dengan ilmu biologi. Namun demikian, teori Darwin tetap dianggap
memberi
warna
tersendiri
dalam
memberikan
sumbangan
terhadap
(1820-1903), Lewis
Contoh kecil dari tendensi kosmologis yang melekat pada sifat alam
semesta ini adalah evolusi masyarakat manusia. Begitu pula tentang kehidupan
sosial ke alam materi, bahwa sesungguhnya materi itu dikekang oleh hukum
penggabungan dari penggandaan. Karena kondisi demikian, maka keadaan
yang semula homogen (serba sama, seragam) menjadi hiterogen (serba
berbeda). Penggabungan antara anasir-anasir tersebut memunculkan alam
tetumbuhan dan badan manusia. Kemudian penggabungan penginderaanpenginderaan menghasilkan pikiran. Akhirnya, penggabungan pikiran akan
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan dan filsafat. Hukum seperti ini juga
berperan dalam kehidupan masyarakat. Bias yang kita lihat, apabila individuindividu bergabung maka akan menjadi keluarga, jika keluarga-keluarga
bergabung akan menjadi kelompok, jika kelompok-kelompok bergabung akan
menjadi desa, jika desa-desa bergabung akan menjadi kota, jika kota-kota
bergabung akan menjadi Negara, dan jika Negara-negara bergabung akan
menjadi satu kelompok asosiasi. Oleh karena itu prinsip evolusi yang demikian
ini disebut juga sebagai hukum penggabung materi.
2) Lewis Henry Morgan (Stephen K. Sanderson, 1993:15-16), seorang ahli
hukum dan antropolog Amerika Serikat memberi perhatian kepada evolusi
teknologis. Ia membagi sejarah manusia ke dalam tiga tahap besar yaitu tahap
kebuasan, barbarisme dan peradaban.
Tahap kebuasan adalah saat orang menggantungkan hidupnya dengan
berburu binatang liar dan meramu tanaman liar. Transisi ke tahap barabarisme
ditandai dengan domestikasi berbagai binatang dan tanaman tersebut serta
adanya perbaikan tambahan dalam teknologi yang digunakan. Munculnya tahap
peradaban menandai transisi dari masyarakat primitif yang disebut societas
ke masyarakt sipil yang disebut civitas. Morgan memandang perkembangan
alphabet fonetik dan tulisan sebagai karakteristik utama pada tahap ini.
3) Auguste Comte (Karl J. Veeger, 1992:80-81) mengemukakan teori
evolusinya dengan mengambil cirri khas manusia, yaitu akal budi sebagai prinsip
evolusinya. Akal budi menurut Comte dikekang oleh suatu hukum atau daya
gerak evolusioner dari dalam diri manusia yang secara bertahap menyebabkan
umat manusia mula-mula berfikir konkrit dan partikular, lantas berfikir abstrak
179
dan umum dan akhirnya berpikir positif serta empiris. Kehidupan sosial itu
menurut Comte memcerminkan ketiga tahap di atas. Misalnya di zama orang
masih berfikir konkrit, partikular, dan bukan disiplin rasional, maka magic, takhyul
dan agama, memainkan peranan utama dalam masyarakat. Rakyat mengenakan
kesaktian dan daya adi manusia secara mutlak pada pemimpin mereka yang
berkuasa.
Sedangkan
di masa
pemikitan
empiris,
teknologi
dan
ilmu
180
sosial itu kepada roh. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa prinsip teori evolusi
Hegel ini bertentangan dengan prinsip teori evolusi Herbet Spencer (ibid).
Menurut Stephen K. Sanderson (1993:15-16) walaupun gagasan para
evolusionis ini tersa provokatif, namun gagasan-gagasan tersebut memiliki
sejumlah cacat yang serius. Salah satu cacatnya adalah kecenderungan
menggunakan deskripsi transformasi evolusioner semata untuk menjelaskan
transformasi itu sendiri. Kecenderungan ini sangat menonjol dalam karya
Spencer. Ia berpendapat bahwa evolusi sosial adalah sesuatu yang melekat
pada semua masyarakat dan tampak menganggap observasi ini cukup
menjelaskan mengapa evolusi sosial itu terjadi. Cacat lain dalam pemikiran
evolusionis abad XIX adalah etnosentrisme, yakni mereka selalu memandang
masyarakat sendiri (peradaban Barat) lebih unggul dari semua masyarakat
lainnya; dengan menyatakan bahwa masyarakat-masyarakat pada tahap-tahap
evolusioner awal menunjukkan penilaian yang rendah kepada masyarakat
mereka sendiri. Dengan demikian mereka mengklaim bahwa evolusi sosial
merupakan indikasi bagi kemajuan, bagi perbaikan secara umum dalam
rasionalisasi kebahagiaan dan moralitas manusia.
Mereka cenderung melihat peradaban Barat sebagai titik akhir evolusi
sosial sebagai puncak milennium kemajuan manusia. Inilah pandangan yang
secara tegas di tolak oleh banyak para sosiolog dan antropolog modern
sekarang ini. Pemikiran evolusionis menghadapi berbagai kritik tajam yang
muncul pada akhir abad XIX. Ketika kritik terhadapnya memuncak, maka
evolusionisme akhirnya diabaikan oleh
beberapa dekade awal abad XX, para ilmuwan sosial mengalihkan perhatian
mereka kepada pertanyaan dan problem selain yang menyangkut perubahan
sosial jangka panjang. Tetapi evolusionisme ini tidaklah mati sama sekali, ia
hanya tertidur pada awal tahun 1940-an, dan bangkit kembali secara signifikan.
Tak pelak lagi , seluruh problem yang menyangkut perubahan evolusioner
jangka
panjang
kembali
menyibukkan
pikiran
banyak
ilmuwan
sosial.
181
Teori
evolusi
ini
mengalami
perkembangan
yang
berbeda-beda.
Kebanyakan diantaranya dapat ditempatkan dalam salah satu dari dua teori
evolusioner yang berbeda yaitu teori evolusioner fungsional dan teori evolusioner
materialistis. Kedua teori evolusi ini lebih banyak perbedaannya daripada
persamaannya.
mulai
tahun
1960-an
dominasi
teori
fungsionalisme
struktural
berpengaruh
di
Amerika.
Sebagai
intelektual
muda,
Parsons
Masyarakat merupakan sistem yang kompleks yang terdiri dari bagianbagian yang saling berhubungan dan saling tergantung, dan setiap bagian
saling berpengaruh secara signifikan terhadap bagian-bagian lainnya.
182
2)
fungsinya
bagi
masyarakat
sebagai
keseluruhan
dapat
diidentifikasi.
3)
4)
5)
Perubahan
sosial
merupakan
kejadian
yang
tidak
biasa
dalam
masyarakat. Tetapi bila itu terjadi juga, maka perubahan itu pada
umumnya akan membawa kepada konsekuensi-konsekuensi yang
menguntungkan masyarakat secara keseluruhan.
Emile
Durkheim
sebagai
tokoh
fungsionalisme
struktural
selalu
merasa
tidak
berdaya.
Agama
dengan
upacara-upacara
yang
menegaskan bahwa terdapat enam arti fungsi di atas (Karl J. Veeger, 1992:8390) yaitu sebagai berikut:
1) Sosiologi mengartikan fungsi sebagai akibat atau konsekuensi logis,
obyektif (nyata, lepas dari maksud atau motivasi seseorang) terbuka untuk setiap
pengamatan empiris dan dari suatu unsur sosio-budaya bagi kesatuan sosial
yang lebih besar.
Contoh, dapat dipertanyakan apakah yang menjadi fungsi dari sekolah
bagi masyarakat luas? Suatu inventarisasi menghasilkan bahwa sekolah
menyampaikan
pengetahuan
dan
keterampilan
kepada
generasi
muda,
merepotkan
orang
tua
atau
membahayakan
lalu
lintas,
saling
186
turunnya hujan. Namun demikian upacara itu masih terus dipertahankan dalam
suatu masyarakat tertentu. Kenapa demikian? Tidak bijak jika dijawab bahwa
masyarakat tersebut masih bodoh. Lantas karena apa? Pada awal abad ini,
Emile Durkheim telah mencoba memaparkan bahwa praktek-praktek semacam
itu memiliki fungsi sembunyi, yakni guna memperkuat identitas diri kelompok
masyarakat yang bersangkutan. Saat upacara berlangsung, tumbuh perasaan
bersatu dalam masyarakat tersebut yang sangat erat.
(b) Kenyataan sosial dan keadaan yang sebenarnya bisa dikenali lebih
baik, bila fungsi-fungsi sembunyi dari suatu fenomena sosial dipelajari. Misalnya,
apa yang langsung dikenal sebagai pengabdian pada bangsa, Negara atau
agama sebagai fungsi nyata? Karena sering tampak bahwa aplikasinya tidak
lebih dari fungsi pelayanan kepada kepentingannya sendiri (fungsi sembunyi),
sekali pun tidak pernah dikatakan atau disadari. Apa yang langsung tampak
sebagai kenyataan, sering tidak begitu penting. Justru dibalik hal-hal yang nyata
itulah tersembunyi sebenarnya realitas hidup.
(c)
Menemukan
fungsi-fungsi
sembunyi
atau
selalu
menambah
pungutan siluman disebut korupsi atau kejahatan, atau begitu juga dengan
pelacuran yang merupakan pergaulan seksual di luar perkawinan demi imbalan
uang dikatakan sebagai kejahatan.
Penganut teori fungsionalisme struktural sering dituduh mengabaikan
variable konflik dan perubahan sosial dalam teori-teori mereka. Teori mereka
menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan
perubahan dalam masyarakat. Konsep utama mereka adalah fungsi, disfungsi,
fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan (aquilibrium). Masyarakat
dipandang sebagai suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau
elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
Menurut Geoge Ritzer (1985:25), asumsi dasar teori Fungsional Struktural
adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, juga berlaku fungsional
terhadap yang lainnya. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak
akan ada atau akan hilang dengan sendirinya. Teori ini cenderung melihat
sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem yang lain dan karena itu
mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dalam
beroperasi menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara
ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua
struktural adalah fungsional bagi suatu masyarakat.
Dengan demikian pada kondisi tertentu, misalnya peperangan, ketidak
samaan sosial, perbedaan ras bahkan kemiskinan diperlukan oleh suatu
masyarakat. Perubahan dapat terjadi secara perlahan-lahan dalam masyarakat.
Kalau terjadi konflik, maka penganut teori fungsionalisme struktural memutuskan
perhatiannya kepada masalah bagaimana cara menyelesaikannya sehingga
masyarakat tetap dalam keseimbangan.
Dalam memahami Teori Fungsionalisme Struktural, ada nama yang
sangat terkenal yang selalu melekat pada pengembang teori ini, yakni Talcott
Parsons yang akan dikaji secara khusus berikut ini.
189
190
merupakan
persyaratan
yang
berhubungan
dengan
integrasi antara para anggota dalam sistem sosial itu. Supaya sistem
sosial itu berfungsi secara efektif sebagai satu satuan, harus ada paling
kurang suatu tingkat solidaritas di antara individu yang termasuk di
dalamnya. Masalah integrasi menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin
bahwa ikatan emosional yang cukup yang menghasilkan solidaritas dan
kerelaan untuk bekerja Sama dikembangkan dan dipertahankan. Ikatanikatan emosional ini tidak boleh tergantung pada keuntungan yang
diterima atau sumbangan yang diberikan untuk tercapainya tujuan individu
atau kolektif. Kalau tidak solidaritas sosial dan kesediaan untuk kerjasama
akan jauh lebih goyah sifatnya karena hanya didasarkan pada
kepentingan diri pribadi semata-mata. Jadi suatu masyarakat harus
mampu mengatur hubungan diantara komponennya agar dapat berfungsi
secara maksimal.
L-Latent Pattern Maintenance. Konsep Latency menunjukkar pada
berhentinya interaksi. Para anggota pada sistem sosial apa saja bisa letih
dan jenuh serta tunduk pada sistem sosial lainnya di mana mungkin
mereka terlibat. Karena itu semua sistem sosial harus berjaga-jaga sistem
itu suatu waktu kocar-kacir dan para anggotanya tidiak lagi bertindak atau
berinteraksi
sebagai
anggota
sistem.
Setiap
masyarakat
harus
mempertahankan, memperbaiki dan memperbaharui motivasi atau polapola budaya untuk menciptakan suasana yang tetap kondusif.
Keempat persyaratan fungsional yang fundamental yang digambarkan
dalam skema A-G-I-L Parsons di atas menunjukkan bahwa setiap sistem sosial
harus memiliki adaptasi dalam menghadapi lingkungannya dan harus memiliki
191
tujuan, sehingga setiap tindakan bersama para anggota dalam sistem sosial itu
diarahkan ada tujuan-tujuannya.
Pada setiap sistem sosial harus memiliki persyaratan integrasi karena
berkait dengan integrasi antara para anggota dalam sistem sosial itu agar sistem
sosial dapat berfungsi secara efektif sebagai satu- satuan. Karena itu dalam
sistem seperangkat solidaritas di antara individu merupakan satu keharusan dan
integrasi menjadi kebutuhan untuk menjamin adanya ikatan emosional yang
cukup dalam sistem sosial itu guna menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk
bekerja sama yang bahkan harus dikembangkan dan dipertahankan.
Mengenai Latent Pattern Maintenance atau strategi memertahankan pola
merupakan suatu keharusan bagi sistem sosial agar interaksi yang dibangun
dalam sistem sosial itu tetap masih dapat dipertahankan.
Menurut Johnson (1986:131) gerakan tahap dalam A-G-l-L itu antara lain
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Suatu ketegangan dalam sistem sosial dapat dilihat sebagai suatu
ketidaksesuaian antara suatu sistem sekarang ini dengan suatu keadaan yang
diinginkan sebagai atau kurangnya suatu pemuasan yang rnenyenangkan atau
keseimbangan
yang
semakin
berkurang.
Ketegangan
ini
merangsang
Pada gilirannya tahap ini diikuti oleh tahap mempertahankan pola tanpa interaksi
atau bersifat laten (latent Pattern Maintenance).
Penjelasan Johnson di atas menggarnbarkan bagaimana keempat
masalah fungsional yang mendasar dalam satu sistem sosial dapat dilihat tahaptahap gerakannya melalui skema A-G-l-L tersebut.
D. TEORI KONFLIK
Teori konflik sebenarnya dibangun untuk menentang secara langsung
teori fungsionalisme struktural, karena teori ini dianggap kurang memperhatikan
fenomena konflik dalam kehidupan masyarakat, padahal sesungguhnya konflik
selalu hadir dalam setiap relasi sosial. Tidak mengherankan apabila proposisi
yang dikemukakan oleh penganut teori konflik selalu bertentangan dengan
proposisi dalam teori fungsionalisme struktural.
Teori konflik adalah suatu perspektif dalam sosiologi yang melihat
masyarakat sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian yang
masing-masing komponennya memiliki kepentingan yang berbeda, dan masingmasing berusaha untuk menaklukkan guna memenuhi hasratnya. Teori ini
memiliki akar yang kuat dalam karya Karl Marx dalam teori sosiologi klasik.
Dasar ajaran Marx adalah penguasaan alat-alat produksi (mode of
production) dan barang-barang material dapat menyebabkan konflik sosial.
Menurut Marx, dalam proses produksi barang-barang material tersebut, ada dua
kelompok yang terlibat. Pertama adalah pemilik modal dan pemilik alat produksi
(kaum borjouis), kedua adalah kelompok pekerja (kaum proletariat) yang
jumlahnya jauh lebih banyak dari yang pertama. Dalam pola hubungan yang
demikian ini, kaum proletariat dianggap memiliki posisi yang lemah (subordinat),
sehingga mereka mengalami alienasi (keterasingan) dalam bidang, : 1. alienasi
dari pekerjaannya, 2. alienasi dari hasil pekerjaannya, 3. alienasi dari pekerja
lainnya, dan, 4. alienasi dari kemampuan mereka (Raho, 2007).
Dalam kondisi seperti inilah kaum kapitalis (borjouis) sering terlibat konflik
yang tak terelakkan dengan kaum proletar, karena masing-masing memiliki
kepentingan yang saling berlawanan. Di satu pihak, ingin mendapatkan
193
upah
yang
selayak-layaknya.
Menurut
Marx,
konflik
ini
Kehidupan
pertentangan
diantaradan
merupakan
didalam
arena
konflik atau
kelompok-kelompok
yang
kekuasaan-kekuasaan
politik
bertentangan.
2)
Sumber-sumber
daya
merupakan
penting,
hal
ekonomi
dan
sehingga
berbagai
kelompok
berusaha
merebutnya.
3)
195
4)
5)
Konflik
dan
masyarakat
pertentangan
melahirkan
sosial
didalam
kekuatan-kekuatan
dan
diantara
yang
berbagai
menggerakkan
perubahan sosial.
6)
196
organisasi politik formal, tetapi juga terjadi di dalam setiap tipe kelompok seperti
organisasi keagamaan dan pendidikan.
Kedua, adalah tipe konflik dalam hal gagasan dan cita-cita. Ia
berpendapat bahwa orang seringkali tertantang untuk memperoleh dominasi
dalam hal pandangan dunia mereka. Baik itu berupa doktrin keagamaan, filsafat
sosial ataupun konsepsi tentang bentuk gaya hidup kultural yang terbaik. Lebih
dari itu, gagasan cita-cita tersebut bukan hanya dipertentangkan, tetapi dijadikan
senjata atau alat dalam pertentangan lainnya, misalnya pertentangan politik. Jadi
orang dapat berkelahi untuk memperoleh kekuasaan dan pada saat yang sama,
berusaha saling meyakinkan satu sama lain bahwa bukan kekuasaan itu yang
mereka tuju tetapi kemenangan prinsip-prinsip yang secara etis dan filosofis
benar.
Dengan demikian jelaslah bahwa Weber bukan seorang materialis
ataupun idealis. Ia biasa disebut para sosiolog modern sebagai contoh seorang
pemikir yang mengkombinasikan pola penjelasan materialis dan idealis dalam
pendekatan sosiologis yang bersifat menyeluruh. Lebih jauh, Weber berpendapat
bahwa gagasan bukanlah semata-mata hasil dari kondisi-kondisi material yang
ada, tetapi keduanya seringkali signifikansi kausalnya sendiri-sendiri.
Jikalau kita urut perbedaan antara Marx Weber dan Karl Marx dalam hal
menyangkut kemungkinan untuk memecahkan konflik dasar dalam masyarakat
masa depan, dengan teori mereka di atas, maka terlihat seperti berikut:
1) Marx berpendapat bahwa karena konflik pada dasarnya muncul dalam
upaya memperoleh akses terhadap kekuatan-kekuatan produksi. Karenanya,
begitu kekuatan-kekuatan ini dikembangkan kepada seluruh masyarakat, maka
konflik dasar tersebut akan dapat dihapuskan. Jadi begitu kapitalis digantikan
dengan sosialisme, maka kelas-kelas akan terhapuskan dan pertentangan kelas
akan berhenti.
2) Weber memiliki pandangan yang jauh pesimistik. Ia percaya bahwa
pertentangan merupakan salah satu prinsip kehidupan sosial yang sangat kukuh
dan tak dapat dihilangkan. Dalam suatu tipe masyarakat masa depan, baik
kapitalis, sosialis atau tipe lainnya orang-orang akan tetap selalu bertarung
memperebutkan berbagai sumber daya. Karena itu Weber menduga bahwa
197
Tokoh utama teori konflik ini setelah era Karl Marx dan Marx Weber yang
ternama adalah Ralp Dahredorf dan Lewis A. Coser.
Berbeda dari beberapa ahli sosiologi yang menegaskan eksistensi dua
perspektif yang berbeda yaitu teori kaum fungsional struktural versus teori
konflik,
maka
Coser
mengemukakan
komitmennya
pada
kemungkinan
satu
pihak.
Contoh
lain
dalam
hubungan
antar
kelompok,
198
ketegangan
yang
terjadi
dalam
suatu
kelompok
dangan
fungsional
positif
bilamana
tidak
mempertanyakan
dasar-dasar
hubungan, dan sebaliknya fungsional negatif jika menyerang suatu nilai inti. Bila
199
Bila ditilik teori konflik dari Coser di atas, maka terlihat bahwa teori yang ia
kemukakan berbeda dengan analisis banyak kaum fungsionalis. Teoritis
fungsionalis memandang bahwa konflik itu merupakan disfungsional bagi suatu
kelompok. Sementara Coser memandang positif yaitu bahwa konflik membantu
mempertahankan struktur sosial. Konflik sebagai proses sosial dapat merupakan
mekanisme
atau
filter
untuk
bentuk
kelompok
dan
batas-batasnya
nilai inti dengan masalah dan lebih bersifat pinggiran, antara konflik yang
menghasilkan perubahan struktural lawan konflik yang disalurkan lewat lembagalembaga savety value yang salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai
untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial. Begitu pula
antara konflik pada struktur jaringan longgar dan struktur berjaringan ketat; dan
antara realistis dengan non realistis.
Faktor-faktor di atas secara keseluruhan akan menentukan fungsi konflik
sebagai suatu proses sosial. Teori Coser dalam hal ini lebih menggambarkan
fungsionalisme
konflik;
persfektif
integrasi
dan
persfektif
konflik
bukan
struktur.
Lembaga-lembaga
yang
201
berbentuk
sebagai
hasil
dari
Dahrendorf
mengemukakan
teori
konfliknya
melalui
dominasi.
Tugas
utama
menganalisis
konflik
adalah
terjadi
dalam
dalam
situasi
golongan
yang
berkuasa
berusaha
individu yang termasuk ke dalam golongan itu. Seorang individu akan bersikap
dan bertindak sesuai dengan cara-cara yang berlaku dan diharapkan oleh
golongannya. Dalam situasi konflik seorang individu akan menyesuaikan diri
dengan peranan yang diharapkan oleh golongan itu yang oleh Dahrendorf
disebut sebagai peranan laten. Selanjutnya, ia membedakan golongan yang
terlibat konflik itu atas dua tipe, yaitu kelompok semu (quasi group) dan
kelompok kepentingan (interest group). Kelompok semu merupakan kumpulan
dari para pemegang kekuasaan atau jabatan yang disertai kepentingan tertentu
yang lama terbentuk karena munculnya kelompok kepentingan. Sedangkan
kelompok kedua yakni kelompok kepentingan terbentuk dari kelompok banyak
yang lebih luas.
Kelompok kepentingan ini memiliki struktur, organisasi, program, tujuan
serta anggota yang jelas. Kelompok kepentingan ini yang menjadi sumber nyata
timbulnya konflik dalam masyarakat; kemudian terdapat mata rantai antara
konflik dan perubahan sosial, konflik ini memimpin kearah perubahan dan
pembangunan. Dalam situasi konflik, golongan ini akan terlihat melakukan
tindakan-tindakan untuk mengadakan perubahan dalam struktur sosial. Kalau
konflik itu terjadi secara hebat maka perubah yang timbul akan bersifat radikal.
Begitu juga jika konflik itu disertai oleh penggunaan kekerasan maka perubahan
struktural akan lebih efektif
Pandangan Dahrendorf (Magaret M. Poloma, 1992:134) tentang alasan
teoritis utama mengapa revolusi ala Marx tidak terjadi, ini disebabkan karena
pertentangan yang ada cenderung diatur melalui institusionalisasi. Pengaturan
atau institusionalisasi terbukti dari timbulnya serikat-serikat buruh yang telah
memperlancar mobilitas sosial serta mengatur konflik antara buruh dan
manajemen. Melalui institusionalisasi pertentangan tersebut, setiap masyarakat
mampu mengatasi masalah-masalah baru yang timbul. Dahrendorf menyatakan
bahwa institusionalisasi pertentangan kelas bermula dari pengakuan bahwa
buruh dan manajemen merupakan kelompok-kelompok kepentingan yang sah.
Organisasi
mengisyaratkan
keabsahan
kelompok-kelompok
kepentingan,
sama
hal
ini
membuat
pengaturan
pertentangan
secara
sistematis
konsepsi
pemilikan
sarana
produksi
yang
dijadikan
alasan
teori
fungsionalisme
struktural
dengan
teori
konflik.
Jika
teori
a)
K
ondisi-kondisi
yang
menyangkut
keorganisasian, seperti:
k
omunikasi
efektif,
pengerahan
esempatan
berasosiasi.
207
dan
kebebasan
ersedianya
perintis
(pendiri),
pemimpin.
b)
K
ondisi-kondisi yang menyangkut konflik
sendiri seperti:
a
dan
memperjuangkan
perubahan
sosial.
e
A
khirnya
ada
kondisi-kondisi
menentukan
bentuk
dan
yang
besarnya
sampai
sejauh
mana
kuasanya
serta
dari
atau
berapa
besar
kelompok
yang
mendominir?
F. TEORI KRITIS
Teori kritis ini adalah bagian sekaligus perkembangan dari teori konflik
yang sering disebut sebagai variasi teori Neo-Marxis. Teori kritis dikemukakan
oleh sekelompok ilmuwan dari Sekolah Frankfurt ( Frankfurt School), seperti
Marx Horkheimer, Theodor Adorno, Erich Fromm, Herbert Marcuse dan Jurgen
208
sosial.
209
pada represi budaya atau tekanan yang disebabkan oleh budaya terhadap
individu (aktor).
Dipengaruhi
oleh
pikiran
Weber,
mereka
berpendapat
bahwa
bahwa televisi saat ini sebagai media yang sangat mendominasi kehidupan
masyarakat modern.
Sedangkan Erich Fromm melakukan kritik terhadap masyarakat
modern, karena teknologi dan sistem kapitalis telah menciptakan alienasi
didalam individu-individu namun sekaligus menciptakan kepribadian yang
otoriter. Studi Fromm terhadap prejudise dan anti semit menyimpulkan adanya
hubungan antara kepribadian dan struktur sosial.
Dalam kajian tentang kebudayaan, para ilmuwan Sekolah Franfurt
sangat pesimis dengan kebudayaan kontemporer yang disebutnya sebagai
kebudayaan massa. Kebudayaan massa adalah kebudayaan yang merupakan
210
istilah
ini
digunakan
pertama
kali
oleh
Blumer,
namun
kenyataannya teori ini justru berkembang ditangan dua orang tokoh besarnya
yaitu
John
Dewey
dan
Charles
Horton
Cooley.
Kedua
tokoh
ini
211
212
perubahannya.
Dalarn
peneIitian
empiris,
hakikat
prosedural
dan
pandangan
paradigma
fakta
sosial
menurut
teori
George
Hebert
dalam
membahas
teorinya
tentang
apabila mereka menduga Ia dalam kesendiriannya. Bersama waktu pula mind ini
selalu berkaitan dengan orang-orang lain, mind ini tidak pernah merupakan suatu
kegiatan atau produk seseorang yang terkucilkan yang terjadi lepas, bebas dan
kontrak sosial. Karena merupakan proses interaksi dan bagian dan interaksi
dengan orang lain. Sama dengan Charles Horton Cooley, Mead menyatakan,
bahwa mind memiliki corak sosial. Sebenarnya harus dikatakan bahwa
percakapan dalam bathin adalah pencakapan antara aku dengan yang lain di
dalam aku. Dalam pikiran saya memberi tanggapan kepada diri saya bahwa atas
cara merekalah akan memberi tanggapan kepada saya.
Menurut Mead (Karl J. Veeger, 1992:97), isyarat merupakan simbol yang
mengandung arti tertentu. oleh Karena itu interaksi antara manusia berlangsung
bukan melalui isyarat-isyarat melainkan symbol-sirribol, khususnya adalah
bahasa. Manusia tidak beraksi secara pasif dan mekanis terhadap factor-faktor
sosial seperti struktur-struktur sosial, sistem, kaidah-kaidah dan perananperanan tertentu dalam masyarakat dan secara psikologis (kenafsuan,
keinginan, sikap dan motivasi), tetapi dari merancang perilakunya secara aktif
yaitu:
1) Ia mengarahkan atau menghadirkan diri pada hal-hal yang
didengar, dilihat atau diperitahkan.
2) Ia rnenafsirkan semua (suatu kejadian kreatif).
3) Selalu memperhitungkan situasi konkrit dan spesifik dimana 1) dan 2)
terjadi.
Jadi
kebudayaan,
menentukan
tidak
disangkal
stratifikasi
perilaku
bahwa
ada
peranan-peranan
dan
hanya
unsur-unsur
sosial,
merupakan
struktural,
tetapi
mereka
kondisi-kondisinya.
seperti
tidak
Waktu
Konsep diri atas identitas seseorang timbul atas cara yang sama.
Lingkungan
sosial
mnyampaikan
kepada
seseorang
bahwa
ia
adalah
mahasiswa, generasi muda, orang jawa, orang Katolik dan sebagainya. Lalu
rnenyampaikan itu senantiasa merangsang tanggapan individual seseorang.
Identitas diri (self) merupakan hasil dari proses-proses interaksional yang
bertahap-tahap. Mead hendak menghindari determinasi dengan menganalisis
kompisisi berganda dari diri. Menurut Mead, diri adalah terbentuk dari dua
unsur, yaitu daku (me) dan aku (I). Me boleh dikatakan merupakan unsur
sosial dalam diri orang dan terdiri dari generalized other dari semua sikap,
makna dan simbol yang telah dibatinkan dan dikerahkan oleh individu pada saat
dan dalam situasi tertentu Me adalah pemantulan orang lain atau lingkungan
sosial: I rnerupakan unsur individual dan bagian diri orang yang kreatif, merasa
bebas, dan mampu rnengungkapan diri. Idan Me bersama-sama sambil saling
menembusi dan merembes-rembes rnenentukan dan rnelahirkar perilaku
manusia.
Walaupun Herbert Blumer berusaha membuat pernyataan-pernyataan
metodologis sebagai tokoh terkemuka interaksionisme simbolis modern, yang
berlandaskan pada teorinya ini, akan tetapi dalam penelitian empiris, konsep
seperti ini menurut Margaret M, Poloma ( 1992:277) tetap saja masih kabur dan
sulit dijabarkan.
Sebagai anggota disiplin yang menentukan pentingnya pengujian dan
verifikasi teori, banyak para sosiolog termasuk anggota interaksionisme simbolis
aliran jawa menganggap rumusan teori dan metoda interaksionisme simbolis
Blumer ini Mustahil diterapkan dalam penelitian. Masa depan interaksionisme
simbolis sebagai perspektif sosiologis tetap kabur.
Beberapa ahli teori interaksionisme yang terdahulu sudah beralih ke
perspektif otnometodologis suatu teori yang banyak memiliki prmis-premis
interaksionisme simbolis, tetapi tetap mencoba menggabungkan teori ini dengan
penelitian empiris.
Akhirnya usaha-usaha untuk menganalisis teori-teori sosiologi dan
strukturnya dalam bab ini memerlukan telah yang seksama terhadap perspektifperspektif umum yang akan dapat menjelaskan berbagai proses terjadinya
215
oleh
motif-motif
untuk
memenuhi
kepentingan
dirinya.
Dalam
lembaga
dan
sebenarnya.
Usaha-usaha
untuk
mempelajari
masyarakat dan unit-unit sosial yang lebih kecil telah mengungkapkan berbagai
data mengenai pola-pola kehidupan organisasi serta proses-proses internal yang
terjadi. Pada saat itulah timbul teori-teori sosiologis yang merupakan kegiatan
yang
mencoba
menjelaskan
proses-proses
pelembagaan
dan
perkembangannya. Ruang lingkup dan masalahnya adalah melalui prosesproses bagaimanakah terbentuk berbagai tipe struktur sosial, dan bagaimanakah
struktur sosial itu berkembang, berubah atau bahkan hapus. Walaupun penelitian
dilakukan terhadap kelompok-kelompok kecil yang teratur maupun yang tidak
teratur, atau bahkan terhadap masyarakat luas, akan tetapi teori sosiologi
memusatkan perhatiannya pada kondisi-kondisi yang terjadi dalam proses dan
pola struktur sosial.
Kenyataan inilah yang dibahas oleh keempat teori sosiologi di atas atau
dalam bab ini. Biar bagaimanapun teori itu adalah merupakan suatu kegiatan
intelektual paling tidak atau sedikit mengandung tiga tujuan pokok seperti yang
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (1984: 10) sebagai berikut:
1) Menyusun suatu klasifikasi dan mengorganisasi berbagai gejala agar
dapat digolongkan ke dalam suatu perspektif tertentu.
2) Manjelaskan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala
dimasa lalu dan mencoba membuat prediksi bilamana, dimana dan
bagaimana gejaIa-gejala yang akan diambil di masa mendatang.
3) Menyajikan suatu pemahaman mengenai mengapa dan bagaimana
gejala-gejala tertentu itu terjadi.
217
Seorang aktor hendaknya mampu menyembunyikan keburukankeburukan atau tindakan-tindakan yang negatif, karena
dianggap tidak kompatibel dengan pertunjukan yang
dilakoninya.
Misalnya
seorang
dokter
harus
218
daripada
Seorang
aktor
kenyataan
harus
yang
memperkuat
sesungguhnya.
kesan
bahwa
menjaga
jarak
dengan
penonton
untuk
219
Dalam dunia sosial, back stage ini adalah tempat atau arena dimana
seorang individu tidak perlu bertingkah laku sesuai dengan harapan-harapan
orang dari statusnya itu. Panggung belakang merupakan wilayah yang bersifat
privat (pribadi), sehingga orang luar tidak perlu menyaksikan aktivitas-aktivitas
yang bersifat privat.
Panggung politik di Indonesia pada akhir-akhir ini (setelah era otonomi
daerah dan pemilihan kepala daerah secara langsung) sangat cocok bila
dianalisis dengan teori dramaturginya Erving Goffman. Apa yang ditampilkan
oleh para kandidat kepala daerah ketika mereka menggandeng calon lain dari
partai yang berbeda untuk menjadi wakil bupati, wakil walikota bahkan wakil
gubernur ataupun wakil presiden adalah panggung depan yang terlihat oleh
masyarakat . Masyarakat tidak mengetahui bagaimana proses rekruitmen para
kandidat tersebut ketika mereka diusung oleh partai-partai potik yang berbedabeda, bahkan dengan latar belakang ideologis dan platform yang berbeda pula.
Ada deal-deal tertentu ataupun negosiasi-negosiasi khusus yang bagaimanakah
yang telah dimainkan oleh para aktor politik
penonton (masyarakat) tidak perlu tahu pembicaraan yang terjadi di arena back
stage.
Ada perbedaan yang nyata antara panggung depan dengan panggung
belakang, terutama agenda-agenda yang tidak terlihat di panggung belakang.
Bagaimana mungkin partai yang secara ideologi dan pendukung dengan latar
belakang yang berbeda terkadang dapat dipertemukan dalam ajang pilkada atau
pilgub, kalau tidak ada drama di panggung belakang yang penuh dengan tekateki yang tidak terlihat di panggung depan. Masyarakat penonton hanya mampu
menebak atau mengira-ngira skenario apa yang sedang dimainkan oleh para
aktor di back stage, apakah ada permainan uang ataupun ada agenda khusus
yang tersembunyi yang berkaitan dengan strategi pilpres mendatang. Semua
hanyalah permainan sandiwara yang terjadi dalam drama kehidupan politik di
Indonesia saat ini.
220
221
BAB VII
PENGETAHUAN DASAR ANTROPOLOGI
1. Pengertian Dan Latar Belakang Antropologi
Sebelum memasuki ruang lingkup dan kajian antropologi, ada
baiknya terlebih dahulu kita berkenalan dengan antropologi itu sendiri.
222
generalisasi
yang
bermanfaat
223
tentang
manusia
dan
manusia, baik manusia ditinjau dari fisik atau biologisnya (bentuk fisik, ciriciri tubuh dan perkembangannya, maupun manusia ditinjau dari sosiobudayanya (sistem sosial dan perkembangan kebudayaannya).
Yang harus diingat, antropologi bukanlah satu-satunya ilmu yang
mempelajari manusia, karena manusia sebagai makhluk hidup dengan
segala perilakunya juga dikaji dalam berbagai disiplin ilmu, seperti
sosiologi,
sejarah,
psikologi,
politik,
hukum,
biologi,
filsafat
dan
mempunyai
kemampuan
khusus
dalam
memperoleh
Seorang
informan
bukanlah
sembarang
orang,
tetapi
225
sekitar
tahun
1930-1940
telah
berkembang
studi
Yucatan-Mexico,
sehingga
dia
dianggap
sebagai
pelopor
dalam
antropologi perkotaan.
Gambaran tersebut di atas sekaligus dapat menepis anggapan
bahwa antropologi bukanlah ilmu yang hanya mengkaji dan mempelajari
masyarakat primitif atau kebudayaan suku bangsa terasing, tetapi ruang
lingkup dan kajian antropologi telah berkembang pesat menjadi disiplin
ilmu yang mampu mengkaji sistem kemasyarakatan dan kebudayaan
pada masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan.
227
ada
hubungan
antara
bentuk
fisik
dengan
alam
sekelilingnya.
Satu cabang baru dalam antropologi fisik adalah penyelidikan
terhadap proses perubahan yang berhubungan dengan keturunan. Ilmu
yang menyelidiki masalah ini ialah ilmu genetika. Antropologi fisik tidak
semata-mata merupakan studi yang sifatnya teoritis saja, sebab diantara
ahlinya terdapat mereka yang menggunakan ilmu itu untuk keperluan
praktis. Mereka disebut kaum applide physical anthropologist, yang
memusatkan perhatiannya pada pengukuran manusia secara anatomis
fisiologis untuk menentukan misalnya standar tentang pakaian, alat
senjata untuk angkatan bersenjata, tempat duduk kendaraan umum, kursi
roda untuk penyandang cacat tertentu dan lain-lain.
Penyelidikan antropologi fisik empiris belum terlalu tua usianya,
diperkirakan baru dimulai pada abad 17. Hal tersebut disebabkan oleh
228
229
budaya
manusia
dan
mempelajari
mencoba
segala
memberikan
keanekaragaman
jawaban
atas
dengan orang Sunda di pulau Jawa, orang Bugis dan orang Makasar di
pulau sulawesi dan lain sebagainya.
Lebih luas daripada itu mengapa kebudayaan Jepang berbeda
dengan kebudayaan Arab, kebudayaan orang-orang Eropa berbeda
dengan kebudayaan orang Indonesia dan sebagainya.
Tetapi antropologi budaya ternyata tidak hanya mempelajari aneka
ragam kebudayaan, tetapi juga membicarakan tentang asal-usul, sejarah
perkembangan
suatu
kebudayaan
sampai
kepada
bagaimana
232
EB
Tylor,
seorang
ahli
antropologi
bertujuan
unsur
pokok
kebudayaan,
seperti
sistem
religie,
234
dirinya yang pergi ke tempat lain. Bagian lain itulah yang disebut
jiwa.
Sifat abstrak dari jiwa itu menimbulkan keyakinan pada
manusia, bahwa jiwa dapat hidup langsung, lepas dari tubuh
jasmaninya. Pada waktu hidup, jiwa itu masih tersangkut kepada tubuh
jasmani dan hanya dapat meninggalkan tubuh waktu manusia tidur
atau pingsan. Karena pada saat-saat serupa itu kekuatan hidup pergi
melayang, maka tubuh berada dalam keadaan lemah. Tetapi Tylor
berpendirian bahwa walaupun sedang melayang, hubungan jiwa
dengan jasmani pada saat tidur atau pingsan, masih tetap ada. Hanya
apabila manusia mati, jiwanya melayang terlepas, dan terputuslah
hubungan dengan tubuh jasmani untuk selama-lamanya.
2. Branislaw Malinowski (1884-1942).
Malinowski dilahirkan di Cracow, Polandia pada
tahun 1884, sebagai putra keluarga bangsawan
yang
sangat
terpandang.
Ayahnya
adalah
tidak
mengherankan
apabila
Malinowski
adalah
tokoh
utama
dari
aliran
239
240
biologis
(makan,
minum,
istirahat,
kesehatan,
sos,
dll.),
kebutuhan
psikologis
(cinta
dan
kasih
sayang,
seiring dengan
semakin
berkembangnya
242
internalisasi,
sosialisasi
maupun
proses
enkultusasi.
penyesuaian
diri
seorang
individu
kedalam
kehidupan
itu
memang
tidak
semuanya
salah,
tetapi
emosi
keagamaan,
keyakinan
kepada
Tuhan,
ritual
didalamnya
adalah
sistem
kekerabatan,
sistem
alat-alat
produksi
mulai
yang
sederhana
sampai
masing ahli memakai salah satu ciri fisik sebagai dasar penggolongannya.
Salah satu ahli yang pendapatnya seringkali dipakai dalam penggolongan
ras adalah AL Kroebar. Ia mengklasifikasikan ras di dunia ini menjadi:
1. Ras Kaukasoid, yang terbagi atas:
-
244
3. Weddoid.
245
4. Melayu Mongoloid:
Golongan ini diduga datang ke Indonesia pada jaman batu
(neolitichum) atau pada jaman perunggu. Dan golongan ini
merupakan golongan terbesar yang ada di Indonesia dan dianggap
sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Ciri-cirinya rambut ikal
atau lurus dan muka agak bulat, kulit sawo matang. Golongan ini
dibagi atas:
-
Merauke
dan
terdiri
dan
kurang
lebih
13.680
pulau,
pada angka
angka
pertumbuhan
terbesar
kedua
setelah
angka
pada th. 1930 menjadi 5.0 10 juta jiwa pada th. 2000 dengan rata-rata
angka pertumbuhan penduduk 1,69% per tahun. Propinsi Sulawesi
Selatan merupakan asal etnis Bugis dengan 65,19% dari semua etnis
Bugis yang tinggal di propinsi tersebut.
Etnis Bugis, juga banyak yang tinggal di propinsi yang berdekatan,
seperti propinsi Sulawesi Tenggara (6,82%) dan Sulawesi Tengah (5,7%).
Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah etnis Bugis yang
menyeberang ke Kalimantan Timur (18,26%) atau sekitar 446 ribu jiwa,
tetapi di Kalimantan Barat hanya terdapat 120 ribu jiwa.
Etnis Banten merupakan etnis besar kesembilan di Indonesia,
dengan jumlah penduduk 4,1 juta jiwa pada th. 2000 atau 2,05% dari
semua warga negara Indonesia. Tetapi pada th. 1930 tidak ada data
tentang etnis Banten, karena jumlahnya terlalu kecil sehingga dinyatakan
sebagai suku bangsa lainnya. Atau kernungkinan lain, etnis Banten
dikiasifikasikan sebagai etnis Sunda.
Sebagian besar (92,04) etnis Banten tinggal di propinsi Banten,
sedangkan tiga besar selanjutnya terdapat di Lampung (4,04%), Jawa
Barat (1,5%) dan Sumatera Utara (1,18%).
Etnis terbesar kesepuluh adalah etnis Banjar, yang memiliki jumlah
warganya pada th. 2000 adalab 3,496 juta jiwa (1,74%) dengan angka
pertumbuhan penduduk 1,94 lebih tinggi dari angka pertumbuhan etnis
Jawa dan etnis Bugis. Etnis Banjar tinggal hampir disetiap propinsi, sesuai
dengan pola kebiasaannya yang suka bermigrasi. Sebagian besar tinggal
di tiga propinsi Kalimantan, yaitu: Kalimantan Selatan, sebagai tempat
asal etnis Banjar yakni sebesar 2,975 juta jiwa (64,97%), kalimantan
Tengah ada 1,800 juta jiwa (12,46%) dan Kalimantan Timur sekitar 1,441
juta jiwa (9,74%)
Etnis terbesar kesebelas di Indonesia adalah etnis Bali yang
konsentrasinya hanya ada lima propinsi saja, yaitu di propinsi Bali sendiri
(88,85%), Nusa Tenggara Barat (3,28%), Sulawesi Tengah (2,92%),
Sulawesi Tenggara (1,38%) dan di Yogyakarta (0,10%).
250
membicarakan
sistem
kekerabatan,
faktor
keluarga
2. Sistem Unilateral.
Sistem ini berdasarkan susunan keluarga yang menarik garis
keturunannya hanya dari satu pihak ayah atau ibu saja. Apabila
menarik dari pihak ayah maka keluarga tersebut menganut sistem
patrilineal, dan apabila menarik garis keturunan dari pihak ibu
dinamakan sistem matrilineal.
Dalam sistem kekerabatan terdapat kesatuan yang lebih jelas hubungan
darahnya yang disebut Clan (klen), sehingga susunan keluarga
seperti di atas disebut Klen Patrilineal dan Klen Matrilineal. Dalam
hubungan perkawinan, klen biasanya bersifat exogami, artinya
anggota-anggota dari satu klen harus mencari jodohnya diluar klennya.
H. TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL : Bronislaw K . Malinowski
Berbeda dari teori fungsional struktural sebelumnya yang lebih beraroma
sosiologis, dalam teori struktural fungsional yang dikembangkan Malinowski
dan Radcliffe Brown ini merupakan teori-teori sosial yang berbasis antropologi.
252
Objek kajiannyapun lebih banyak pada folklore, dongeng rakyat, dan bendabenda budaya yang dijadikan aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang masih
sederhana.
seorang
guru
besar
dalam
Ilmu
sastra
Slavik,
sehingga
tidak
sosial
lainnya.
Tentang hal ini banyak para ahli memberi tanggapannya, seperti Kaberry yang
menyebutkan bahwa Malinowski dalam mengemukakan pokok pikirannya
253
tentang fungsi sosial dari adat, tingkah laku manusia dan pranata-pranata sosial
melalui tiga tingkat abstraksi sangatlah tepat adanya, ini dapat terlihat dari ketiga
abstraksi yang dikemukakan Kaberry (1957:71-72) yaitu sebagai berikut:
a. The social function of a custom, a social Institution or essential culture
elements in its initial stage could simply be abstracted from their
influences, or effects on custom, human behavior, as well as a social
institution which is already existing in the society itself.
b. The social function of a. custom, a social institution, or essential culture
elements in its second stage could also be epitomized by their influences
or effects on the needs and wants of a custom as well as other institution,
to pursue and achieve their ends, as has been defined by the members of
the society concerned.
c. The social function of a custom or a social institution in its third stage one
way or another could be stripped away from their influences, or effects
pertaining to the absolute needs and warms, in order to proceed steadily
into a lully integrated social system already foxed in a given society.
Ketiga abstraksi yang dikemukakan Kaberry di atas memberi gambaran
bahwa fungsi sosial dan suatu adat, pranata sosial atau unsur-unsur kebudayaan
pada tingkat pertama, dapat diabstraksikan melalui pengaruh atau efeknya
terhadap adat, tingkah laku manusia dan pranata sosial yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri. Berikutnya bahwa fungsi sosial dan suatu adat, pranata
sosial, atau unsur-unsur kebudayaan pada tingkat kedua, dapat diabstraksikan
rnelalui pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata lain
untuk mencapai maksudnya, seperti yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat
yang bersangkutan. Begitu pula bahwa fungsi sosial dan suatu adat atau pranata
sosial pada tingkat abstraksi ketiga, dapat diabstraksikan melalui pengaruh atau
efeknya terhadap kebutuhan mutlak, untuk berlangsungnya secara terintegrasi
dari suatu sistem sosial yang ada di dalam suatu masyarakat.
Ketiga fungsi sosial dan adat-istiadat dan pranata-pranata sosial manusia
dalam masyarakat itu, ia kembangkan ke dalam tingkat abstraksi berikutnya
melalui teori fungsional tentang kebudayaan dan teori tentang perubahan
254
ia
menjelaskan:
bingkisan
antara
kelompok-kelompok
pada
upacara-upacara
255
Ada yang berkata bahwa prinsip timbal balik yang kemudian menjadi
penting sekali dalam pemikiran Malinowski ini merupakan suatu perluasan dan
suatu pendirian yang sepintas lalu pernah disebut oleh seorang sarjana lain,
yaitu Richard Thurwald.
Suatu pendirian penting lagi dan pemikiran Malinowski adalah tentang
teorinya untuk menganalisa fungsi dari kebudayaan, yang disebutnya sebagai
teori fungsional tentang kebudayaan atau a functionaI theory of culture.
Inti dari teori ini adalah niengenai pendirian Malinowski bahwa segala
aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian
dan sejumlah kebutuhan naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan
seluruh kehidupannya. Sebagai contoh adalah kesenian, yang merupakan salah
satu unsur kebudayaan ini terjadi mula-mula karena manusia ingin memuaskan
kebutuhan nalurinya akan keindahan. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan
yang timbul dari adanya kebutuhan naluri manusia untuk tahu, namun banyak
juga aktivitas kebudayaan terjadi karena adnya kombinasi dari berbagai macam
Human needs.
Malinowski, dengan paham ini, mengatakan bahwa seorang peneliti dapat
menganalisa dan menerangkan banyak masalah dalam kehidupan masyarakat
dan kebudayaan manusia (Koentjaraningrat 1990:238).
Menurut Honigman (1976:I8) istilah fungsionalisme yang digunakan oleh
Malinowski dalam bukunya Argonauts of the Western Pacific (I922) dan Sexual
Life of the Savage (1929), pada hakikatnya adalah merupakan usahanya untuk:
To describe cultural conceptions as integral part of a system which
components are highly interconnected, each depends on the other. After that he
makes use to define his attitudes towards culture as a tool to satisfy his basic
need, as well as his cultural responses.
Penjelasan
di
atas
terlihat
bahwa
usaha
Malinowski
untuk
Sebaliknya,
Malinowski
memandang
bahwa
setiap
aspek
dalam
kehidupan masyarakat itu, satu sama lainnya saling berhubungan dan menjadi
penggerak bagi perkembangan rnasyarakat dan kebudayaannya, dalam rangka
pemenuhan berbagai kebutuhan kelompok dan individu yang terdapat di dalam
masyarakat. Jalinan hubungan antara aspek-aspek ekonomi, sosial, politik,
agama, serta berbagai aspek lainnya yang terdapat di dalam masyarakat ini
merupakan bentuk dinamika dari masyarakat itu sendiri.
Selain itu bila ditilik pendekatan struktural-fungsional dari Malinowski ini,
disamping berorientasi biologikal yang berintikan kebutuhan, pendekatan ini juga
menggunakan pendekatan psikologikal, yang kenudian telah melahirkan satu
konsep kebudayaan personality. Pendekatan psikologikal ini terlihat ketika
Malinowski membuat kajiannya tentang organisasi sosal masyarakat di Trobiand.
Sebab itu Malinowski memandang bahwa keluarga merupakan satu lembaga
yang membentuk personality, dan tempat dimana ikatan emosi seseorang serta
emosi sosial yang penting terwujud. Dalam hal ini Malinowski mengkaitkan
sedemikian itu, karena ia beranggapan bahwa keluarga merupakan lembaga
yang membentuk dan mendidik, serta menjaga anak-anak sejak dari lahir hingga
nenjadi dewasa.
Oleh sebab itu, Malinowski mencoba mengutarakan satu hubungan antara
personality dengan kebudayaan dalam suatu pendekatan strukural-fungsional. Ia
melihat emosi serta kesetiaan dalam keluarga lahir dari sifat individu untuk
kepentingan dirinya sendiri dan keluarganya. Personaliti ini menurut Malinowski
amat penting untuk melanjutkan sistem kekeluargaan. Sementara itu keperluan
emosi yang Iebih luas dalam masyarakat sering menimbulkan konflik atau
bertentangan sebagai akibat beragamnya tuntutan yang terjadi di dalam
masyarakat.
Demikianlah bahwa kajian tentang struktur sosial dan masyarakat melalui
pendekatan struktural-fngsional yang dikemukakan oleh Malinowski ini telah
memuncuIkan suatu bentuk pemikiran kajian yang kemudian berkembang di
Amerika Serikat, sejak ia mengembangkannya pada tahun 1940-an. Pendekatan
Kemudian membawa pengaruh kepada terwujudnya pendekatan antropologi
personality.
257
258
Strauss. Hal ini terjadi terutama sekali pada pada tulisan Radcliffe-Brown yang
berjudul The Mother Brother in South Africa.
Apa yang dikemukakan oleh Radclife -Brown ini kemudian diperkuat pula
oleh suatu pemahaman melalui visi dalam tahun yang sama oleh keterangan
Bronislaw K. Malinowski berdasarkan hasil temuan penelitian lapangannya yang
dilakukan di Trobiand, dimana dalam masyarakatnya yang matrilineal, saudara
laki-laki pihak ibu (mohr) juga merupakan penguasa sedangkan seorang ayah
adalah merupakan seorang sahabat yang akrab. Melalui contoh-contoh ini
disimpulkan beberapa hal pokok yang pada 25 tahun kemudian memainkan
peranan dalam karya Levi-Strauss tentang strukturalisme. Dari kenyataan ini
menunjukkan bahwa Radcliffe-Brown memiliki pandangan yang jelas tentang arti
relasi sosial dalam relasi antara saudara laki-laki dan saudara perempuan dalam
kehidupan suatu masyarakat.
Contoh lain yang dikemukakan oleh Radcliffe-Brown adalah tentang
analisanya yang tajam mengenai joking relationship yang di Afrika dianggap
begitu penting adanya. Menurut. Radcliffe-Brown, joking relationship ini di Afrika
adalah hal yang dipunyai beberapa orang untuk bersikap sangat bebas terhadap
saudara tertentu (suatu kali dapat juga terjadi terhadap kelompok orang asing
tertentu). Sering hal itu terjadi dalam bentuk gangguan-gangguan kecil atau
dengan menggunakan bahasa cabul. Yang sering digunakan Radcliffe-Brown
tentang joking relationship ini ketika ia mengamati sekelompok masyarakat di
Afrika, dan diantara orang-orang indian Amerika Utara. Biasanya Hal itu terjadi
dalam relasi antara saudara laki-laki pihak ibu dan laki-laki saudara perempuan,
serta antara ipar lelaki, dan juga antara kakek-nenek dan cucu-cucunya.
Biasanya relasi antara kakek-nenek dan cucunya tersebut berlangsung sangat
baik. Mengenai relasi antara saudara laki-laki pihak ibu dan anak lelaki saudara
perempuan bisa mengambil bentuk yang lebih tajam, seperti meminjam atau
mengambil seekor binatang dan ternak saudara laki-laki pihak ibu, yang
kemudian saudara laki-laki pihak ibu ini paling banyak boleh mengambil binatang
yang kurang berharga dan ternak kepunyaan anak lelaki dari saudara
perempuannya.
259
Kalau diteliti rnengenai relasi-relasi ini lebih teliti lagi menurut RadcliffeBrown, maka hal itu selalu terjadi dalam relasi antara pribadi-pribadi yang karena
perbedaan kelompok, posisi dan atau umur dapat terjadi suatu ketegangan
tertentu, sedangkan yang diinginkan sebenamya adalah agar hubungan itu tetap
selalu baik. Dalam hal seperti ini menurut Radclife-Brown dapat terjadi karena
ada dua kemungkinannya. Yang pertama ialah adanya usaha untuk menghindari
Avoidance taboo yang telah ditulis oleh Edward B.Taylor (1832-1917). Dan
kemungkinan yang lain ialah joking relationship dimana hak yang ditunjukkan
seseorang untuk mengganggu adalah dengan rnenggunakan bahasa yang kasar
kepada orang lain, .sedangkan pihak yang lain dilarang untuk menjadi marah.
Mengenai hal itu terjadi karena adanya tradisi untuk menentukan bahwa ini
adalah merupakan cara pergaulan yang baik diantara mereka.
Jika terjadi ketegangan yang memuncak, seperti misalnya pertikaian
antara mertua perempuan dengan menantu laki-lakinya, maka pilihan yang
terbaik yang diambil ialah menghindar. Dalam Hal ini menurut Radclife-Brown,
jika terjadi penghindaran maka itu bukan berarti karena adanya pertikaian atau
permusuhan. Tetapi ini dilakukan untuk memberikan rasa hormat kepada pihak
yang disengketa. Motif yang demikian ini menurut Radclife-Brown merupakan
suatu gambar tentang wujud adanya rasa hormat di dalam masyarakat tersebut,
Namun dalam beberapa hal joking itu dapat merupakan jalan ke arah
pemecahan untuk menjembatani jarak sosial yang terjadi dalam masyarakat itu.
Bila ditilik tentang hal ini yang menarik dan pernyataan di atas yang
kemudian dijelaskan Radclife-Brown (1980: 220) di dalam tulisannya On Social
Structure aalah bahwa:
Pangkal dari hal yang bersangkutan mengenai posisi mereka di dalam
sistem relasi kekerabatan yang jelas rnenggambarkan adanya ciri-ciri yang
sedikit banyaknya adalah bersifat universal dan khas bagi kalangan masyarakat
yang sederhana atau primitif. Sebagaimana terlihat di dalam uraian di atas yang
dapat dijadikan sebagai argumentasi untuk memperkuat pemikiran bahwa yang
dikemukakan oleh Radcliffe-Brown adalah mempersoalkan mengenai struktur
dalam pemahaman relasi dengan inti adanya keteraturan yang hakiki.
260
261
b.
c.
d.
e.
f.
yang
dilahirkan
olel
Herbert
Spencer
sebagaimana
disebutkan di atas memperlihatkan bahwa masyarakat ialah satu sistem dan satu
keseluruhannya yang bersatu dibentuk oleh bagian-bagiannya. Sistem ini hanya
dapat dipahami dan segi perjalanan struktur yang khusus dan mempunyai fungsi
untuk mengekalkan keseluruhan kehidupan sosial. Ia mempunyai keperluan
yang harus dipenuhi, jika Ia ingin terus hidup. Fungsi suatu struktur adalah
ditentukan dengan mengkaji keperluan yang dipenuhinya.
262
Pada
dasarnya
pokok
kajian
yang
terdapat
dalam
struktural-
263
Berikutnya Radcliffe-Brown (1980:228) dalam menjelaskan tentang aspekaspek struktur sosial menyebutkan ada dua aspek struktur sosial:
Pertama, ia beranggapan bahwa semua hubungan sosial yang terjadi di
antara individu sebagai bagian dan struktur sosial, misalnya dalam struktur
keluarga terdapat hubungan antara anak dan ibu-bapak. Dalam satu suku
bangsa Australia seluruh struktur sosial didasarkan pada jalinan hubungan
antara individu melalui perikatan perselisihan. Kedua, dalam struktur sosial itu
terdapat perbedaan antara individu dan kelas sosial karena mengikuti peranan
sosial yang dimainkan oleh masing-masing mereka. Contohnya seperti
perbedaan dan segi peranan dan kedudukan sosiaal antara lelaki dan
perempuan, pemimpin dengan rakyatnya dan majikan dengan para pekerjanya.
Mengenai konsep struktur sosial dihubungkan dengan konsep personaliti
sosial, Radclif1e-Brown (1980:229) menjelaskan hahwa:
Konsep struktur sosial ini berhubungan erat dengan konsep personaliti
sosial yaitu tentang kedudukan seseorang dalam struktur sosial yang kompleks.
Setiap manusia mempunyai dua ciri, yaitu ciri individu dan ciri manusia. Sebagai
individu, ia adalah suatu organisme biologi, yaitu kumpulan dari sejumlah besar
molekul yang tersusun dan yang di dalamnya berlaku suatu proses saling
berinteraksi serta adanya perubahan yang bersifat fisiologikal dan psikologikal.
Manusia sebagai orang, merupakan suatu yang kompleks dalam hubungan
sosialnya dengan berbagai peranan yang tidak sama. Di sini terlihat bahwa
pembagian kerja sosial adalah satu dari struktur sosial yang penting. Aktivitas ini
dijalankan karena ia memberi satu kepuasan dan yang menjadi ciri dasar
kehidupan sosial itu ialah aktivitas seseorang dapat memberi kepuasan pada
orang lain. Terdapat satu mekanisme sosial yang mudah atau kadangkala
kompleks yang membolehkan sistem itu bergerak. Misalnya sistem ekonomi
dengan aktivitas penghasilan, pelayanan dan pertukaran barang menjadi
mekanisme di mana hubungan antara individu serta kelompok dikekalkan.
Disini
Radcliffe-Brown
membuat
suatu
kesimpulan
bahwa
dalam
kehidupan organik.
Ia menyebutkan
bahwa
organisme
adalah
266
kita tidak berhenti pada pencatatan atas kenyataan tersebut dalam wujud atau
bentuk bagian per bagian dan yang bersifat unik. Untuk kepentingan ilmu
pengetahuan kita hanya perhubungan dengan gejala yang bersifat umum,
dengan bentuk yang teratur melalui proses kejadian-kejadian yang selalu
berulang kembali.
Melalui fenomena-fenomena nyata yang nampak dalam kehidupan seharihari tersebut, kita harus dapat menangkap dan memformulasikan gejala umum
yang tenjaring keteraturan hubungan atau relasi-relasi sosial antara anggota
masyarakat yang secara nyata memiliki peranan sentral dalam mengintegrasikan
dan bahwa mengendalikan setiap tingkah laku dan aktivitas yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi jelas bahwa usaha perumusan struktur sosial
sebagai gejala umum itu merupakan sasaran studi yang tidak dapat diabaikan.
Atau dengan kata lain keterangan-keterangan tenteng bentuk struktur sosial jelas
merupakan hal yang sangat diperlukan dan penting dalam rangka studi tentang
masyarakat.
Sebagaimana halnya dengan struktur organisme yang selama hidupnya
selalu berubah, maka struktur sosial pada dasarnya pun juga bersifat dinamis
dan selalu mengalami perubahan-perubahan mengikuti perkembangan waktu.
Gerakan atau aktivitas nyata berdasarkan hubungan atau reaksi sosial antara
pribadi individu dan antar kelompok ataupun antara individu dengan kelompok
selalu tidak pernah sama dari tahun ke tahun atau bahkan dari hari ke hari.
Tetapi walaupun banyak aktivitas dan peristiwa-peristiwa nyata yang
selalu berubah, bentuk struktur yang bersifat umum, biasanya relatif tetap dalam
jangka waktu yang lama atau pendek. Struktur sosial memang bersifat supraindividual artinya tidak terikat sepenuhnya pada individu-individu pendukungnya,
meskipun berarti bahwa sama sekali tidak akan berpengaruh. Berbagai gerakan
dan aktivitas nyata dapat saja telah berubah banyak dalam kurun waktu yang
berbeda tetapi bentuk umum struktur sosial atau pola jaringan hubungan antar
anggota masyarakat yang bersangkutan tidak otomatis ikut berubah dalam
tingkat kuantitas dan kualitas yang sama. Walaupun misalnya terjadi revolusi
atau penyerbuan musuh dari luar sehingra timbul perubahan sosial besar-
268
struktur
organisme
yang
dianggapnya
masih
tetap
dapat
-----------Selesai disini----------
270
271
masyarakat. Ilmu harus benar-benar ilmiah mengumpulkan konsep-konsep dan hukumhukum umum, mengembangkan ruang lingkup pengetahuan. Di dalamnya dikemhangkan
saling hubungan antar konsep, membentuk generalisasi dan teori-teori yang
dikembangkan melalui observasi dan eksperimen yang tekun dan terus-menerus diuji
melalui observasi dan eksperimen kembali (riset).
Setiap disiplin ilmu memiliki struktur. Menurut Jarome S. Bruner. struktur ilmu
menyangkut saling berhubungan antara ide-ide dasar dan disiplin ilmu yang
bersangkutan. Ia memiliki dua dimensi, yaitu:
1. Dimensi konsepsional, meliputi konsep-konsep tertentu, prinsip-prinsip, generalisasi,
pengertian dan ide-ide yang mendasari disiplin ilmu yang bersangkutan.
2. Dimensi inetodologis, meliputi pengorganisasian, metode perielitian, pendekatan
yang ditentukan oleh disiplin ilmu yang bersangkutan.
Setiap disiplin ilmu memiliki strukturnya masing-masing, ia memberikan batas
atau ruang lingkup bagi suatu disiplin ilmu dan membedakannya dari cabang ilmu lain.
Struktur merupakan konsep pedagogis dan perlu diajarkan melalui IPS, agar murid
secepatnya dapat menghayati ide-ide dan ilmu yang dimaksud. Objek setiap kegiatan
belajar menurut Bruner ialah melayani atau memenuhi keperluan anak didik untuk hari
depannya. Adapun dua cara untuk itu yaitu (1) pemindahan/transfer keterampilan melalui
kurikulum sekolah sebagai dasar untuk dipakai kelak di dalam masyarakat, (2)
pemindahan/transfer prinsip-prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, bukan sekadar
untuk memperoleh keterampilan. tetapi untuk mendapatkan ide-ide dasar dan ide-ide
umum yang dapat dipergunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat. Tipe
transfer yang kedua ini merupakan inti ciri proses pendidikan masa kini melalui IPS,
syarat untuk itu antara lain penguasaan struktur ilmu/ilmu-ilmu yang hendak dihayati
(Kosasih Djahiri, 1982/1983: 8).
Hal tersebut diperlukan agar anak didik menerapkan ide-ide yang telah
dihayatinya kepada situasi baru yang dihadapi. Makin mendasar ide-ide yang dimiliki itu,
makin besar kemungkinan penerapannya kepada masalah yang lebih luas.
Ide kepada penguasaan struktur itu berdasarkan proporsi berikut:
1. Apa saja dapat diajarkan kepada siapa saja tingkat (umur) mana saja.
2. Sebagian besar dan belajar dengan efektif berupa belajar menentukan
(Discoveri learning). Sebab dengan itu akan dapat: (I) meningkat lebih baik,
273
(2) mentransfer hasil belajar kepada masalah dan subjek lain, (3)
mengembangkan kepercayaan kepada din sendiri (self confident) melalui
kekuatan sendiri.
3. Proses belajar adalah sama pada setiap tingkat umur.
4. Kurikulum harus berdasarkan struktur disiplin ilmu (Jerome S. Bruner).
Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu
social (social sciences) sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup
bahasannya, objek yang dipelajari, metode dan pendekatan dan tiap-tiap disiplin ilmuilmu sosial tersebut. Dengan mengetahui dan menguasai pengetahuan ilmu-ilmu sosial,
bahasan/topiktopik IPS baik berupa konsep, prinsip, generalisasi, teori maupun faktafakta yang bersumber dan masyarakat dapat dibahas lebih mendalam.
Untuk selanjutnya Anda diajak untuk melihat kemampuan-kemampuan dasar dan
setiap disiplin ilmu sosial dalam melaksanakan tugas sebagai guru, khusus guru IPS di
Sekolah Dasar.
A.
Pada bahasan ini Hartshorne menekankan kepada karakter variabel dan suatu
tempat ke tempat lainnya sebagai dunia tempat kehidupan manusia. Dalam hal ini
geografi sebagai bidang ilmu mencari penjelasan dan interpretasi tentang karakter tadi
sebagai hasil interaksi faktor-faktor geografi yang mencarikan tempat-tempat di
permukaan bumi sebagai dunia kehidupan manusia. Ke dalam interaksi itu termasuk
pemanfaatan sumber daya lingkungan oleh manusia bagi kepentingan hidupnya.
274
kehidupannya. Dengan demikian studi geografi tidak terlepas dari kenyataan kehidupan
manusia di permukaan bumi sebagai hasil hubungan manusia dengan faktor-faktor
geografi tadi, memberikan cirri-ciri khas kepada tempat-tempat sebagai dunia kehidupan
manusia.
Pakar-pakar geografi Indonesia pada seminar dan lokakarya penelitian kualitas
pengajaran geografi di Semarang tahun 1988, telah merumuskan konsep geografi sebagai
berikut.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
Konsep geografi yang diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang
menjadi objek studi geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya
merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas Atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan
batuan, kulit bumi) hidrosfer (lapisan air, perairan) dan biosfer (lapisan kehidupan).
Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dari sudut pandang
kewilayahan atau kelingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan.
Persamaan dan perbedaan tadi tidak terlepas dari adanya relasi keruangan dari unsurunsur geografi yang membentuknya. Di sini geografi melihat dan mempelajari wilayahwilayah di permukaan bumi yang tersebar yang membentuk lingkungan-lingkungan
geografi tertentu yang menunjukkan sistem kewilayahan (regional sistem) dan sistem
lingkungan (ekosistem) tertentu. Dari sekian sistem kewilayahan dan sistem lingkungan
tadi sudah pasti terdapat persamaan dan perbedaan gejala, bahkan keunikan di wilayhwilayah atau eksostem tadi (Nursid Sumaatmadja, 1990: 19).
Dari konsep geografi yang terakhir ini, dimanakah kedudukan manusia? dan
bagaimanakah kegiatan studi geografi dengan kepentingan manusia yang memanfaatkan
275
geosfer sebagai dunia kehidupannya? Jawabnya adalah bahwa manusia sebagai salah satu
unsur geografi yang juga menjadi objek studi geografi, ada dalam konteks biosfer. Hanya
dalam.hal ini sebagai unsur pokok dalam geografi, merupakan faktor yang paling
dominan terhadap faktor atau unsur geografi lainnya (man ecological dominant). Dengan
demikian. apa pun yang menjadi objek studi (udara, batuan, air, makhluk hidup dan
sebagainya) selalu dihubungkan dengan kedudukan dan kepentingan hidup manusia.
Dengan demikian dapat diketengahkan bahwa pengajaran geografi hakikatnya
adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan
keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.
Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan hakikat geografi yang diajarkan
di sekolah yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang
pendidikan masing-masing.
Sebagai ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup ilmu
geografi itu sendiri, yaitu meliputi:
1. alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia.
2. penyebaran umat manusia dengan variabel kehidupannya.
3. interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan
variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi.
4. kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan dan udara di
atasnya.
Dari hakikatnya dan ruang lingkup pengajaran geografi yang telah dikemukakan
di atas. menjadi jelas di mana materi geografi adalah kehidupan nanusia di masyarakat,
alam lingkungan dengan segala sumber dayanya, rgion-region di perrnukaan bumi,
menjadi sumber pengajaran geografi. Selain gejala-gejala kehidupan yang langsung
terjadi di permukaan bumi, buku-buku dan kepustakaan lain yang juga berkenaan dengan
gejala tadi, menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran geografi. Dalam
hal penggalian dan pemanfaatan alam lingkungan, kehidupan manusia dan hasil interaksi
faktor-faktor geografi sebagai sumber materi geografi, dari guru dituntut kemampuan dan
keterampilan melakukan seleksi terhadap materi tadi, sehingga apa yang diproses dalam
belajar- mengajar menjadi efektif dan efisien sesuai dengan tingkat perkembangan anak
didik. Di sini ternyata bahwa kemampuan dasar guru geografi berkenaan dengan
276
penguasaan materi, tujuan pengajaran geografi dan tingkat perkembangan mental anak
sangat dituntut.
Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan
pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sampai kepada
tujuan yang operasional. Tujuan instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada
pelaksanaan pengajaran. Dengan demikian tujuan instruksional pengajaran geografi
adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada pelaksanaan pengajaran geografi.
Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai keterampilan yang mengandung
keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran maka pencapaian tujuan pembelajaran itu akan lebih diresapi oleh
siswa sehingga kesannya akan tahan lama.
Kembali kepada tujuan pengajaran/tujuan instruksional khusus berisi perilaku
yang harus dicapai melalui proses belajar-mengajar dengan pendekatan keterampilan
proses dapat mengacu kepada teori Bloom dan kawan-kawan tentang tujuan pendidikan.
Hierarki tujuan pendidikan dikelompokkan ke dalam tiga dominan/matra, yaitu (1) matra
kognitif, (2) matra efektif (3) matra psikomotor. Hierarki Bloom ini diterapkan pada
tujuan instruksional, dalam hal ini tujuan instruksional geografi. Sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yang harus kita realisasikan, melalui pendidikan termasuk
pendidikan geografi, menciptakan manusia Indonesia yang seimbang tingkat kognisi,
efeksi dan psikomotornya maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran haruslah
berlangsung secara seimbang pula.
Sebagai guru yang profesional, selain mampu menguasai materi yang akan
diajarkan kepada para siswanya, ia juga harus mampu mentransfernya sehingga hasil
belajar siswa dapat optimal. Di sinilah diperlukan keterampilan guru untuk memilih
metode yang tepat, dapat menggunakan sumber belajar, dapat membuat dan
menggunakan alat bantu/media dan alat peraga, mampu menciptakan suasana belajar
yang kondusif dan lain sebagainya.
Baiklah, secara singkat akan dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru
geografi berkenaan dengan kegiatan belajar-mengajar topik/bahasan geografi.
1. Metode Pembelajaran
277
Sesuai dengan hakikat dan ruang lingkup bahasan geografi, maka pengajaran
geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Banyak metode
pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, seperti metode ceramah-ceramah
bervariasi, tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok dan
sebagainya. Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, seperti
metode tugas belajar dan metode karyawisata. Pada dasarnya tidak ada metode
pembelajaran yang paling baik. Tiap metode mempunyai kelebihan/kebaikan dan ada
kekurangannya. Pada pelaksanaannya, semua metode tadi diterapkan secara kombinasi
terpadu sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan instruksional/pembelajaran yang harus
dicapai. Di sini lah kemampuan/ keterampilan guru untuk memilih metode pembelajaran
mana yang paling tepat/efektif.
Gejala/fenomena yang ada di sekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejalal
fenomena kehidupan mausia, selain sebagai sumber belajar, dapat juga dijadikan media
pembelajaran geografi tidak dapat hanya diceramahkan, didiskusikan atau tanya jawab
saja, melainkan harus ditunjukkan dan diragakan.
B.
atas, ini akan kita bicarakan secara singkat mengenai disiplin ilmu sejarah dan
kemampuan mentransferkan ilmu tersebut kepada para siswa.
Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan ebagai riwayat tentang masa lampau
atau bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau
sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat dipercaya (Fairchild, H.P. 1964:141).
Sejarah berarti menceritakan atau kisah. kejadian atau peristiwa dan studi atau ilmu
pengetahuan tentang cerita yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung pada waktu
yang lalu (H. Ismaun. 1992 : 22). Pada hakikatnya sejarah itu adalah suatu konsep
tentang waktu yang lalu selaras dengan rangkaian sebab akibatnya. Akan tetapi inti
sejarah adalah perubahan.
Apakah yang menjadi objek atau bidang kajian serta ruang lingkup sejarah?
Menurut H. Ismaun (1992:30-31), sebagai berikut: Dalam arti luas objek studi sejarah
adalah sejarah sebagal kenyataan dalam arti luas yang meliputi segala sesuatu yang
pernah terjadi dalam kehidupan umat manusia, dan semua gejala alamiah. Sedangkan
sejarah dalam arti terbatas ialah sejarah umat manusia, dimulai dan saat adanya dan
kehadiran makhluk manusia di dunia. Kehadiran manusia itu ialah dalam masyarakat.
279
Ilmu menjadikan masa lampau masyarakat manusia sebagai objek penelitiannya secara
sistematis dan kritis dengan tujuan untuk memelihara hasil penelitian itu sebagai
pengetahuan yang bermakna dan berguna.
Dan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah gambaran masa
lampau tentang manusia sebagai makhluk sosial dan lingkungan hidupnya, yang disusun
secara sistematis dan logis yang meliputi urutan fakta-fakta pada masa lampau, dengan
tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian dan kepahaman tentang apa yang
telah berlaku.
Berikut ini tentang apa yang dimaksud dengan fungsi dan peran sejarah? Sesuai
dengan ruang lingkup bidang studinya tugas ilmu sejarah adalah menyelidiki dan
mengkaji segala peristiwa dan proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat manusia
dengan segala aspeknya, rangkaian sebab dan akibatnya, fungsi dan peran serta arti atau
makna dalam kehidupan manusia.
Selain mengumpulkan fakta-fakta mengenai peristiwa-peristiwa dan fenomenafenomena dalam masyarakat manusia pada masa yang lalu, juga dapat memperhitungkan
kemungkinan-kemungkinan, kecenderungan-kecenderungan pada masa yang akan
datang. Sedangkan tujuan ilmu sejarah adalah untuk memahami masa lampau dan
memelihara pengetahuan tentang masa lampau tersebut. Dengan memahami masa lampau
kita dapat memahami masa kini dan perspektif kecenderungan atau perkembangan di
masa yang akan datang.
Berikutnya sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya selain dapat
menguasai disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumskan tujuan instruksional/
pembelajaran, ia harus mempunyai keterampilan untuk mentransferkan materi/topik
bahasan kepada siswa-siswanya. Khusus untuk mentransferkan materi/topik bahasan
bukan lah pekerjaan yang mudah. Karena untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal diperlukan herbagai kemampuan/keterampilan guru itu sendiri, seperti rnemilih
dan menentukan metode pembelajaran yang tepat/efisien, memilih sumber, memilih dan
menggunakan media/alat pembelajaran, menceritakan kondisi ituasi, suasana belajar yang
mendukung siswa aktif dan sebagainya. Tentunya keterampilan-keterampilan yang perlu
dimiliki guru antara satu iengan yang lain harus saling menunjang/mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
280
Untuk
memilih
metode
pembelajaran
mana
yang
paling
aktif
perlu
dipertimbangkan berbagai segi antara lain: Bahan/topik yang akan diajarkan, tujuan yang
ingin dicapai, kondisi siswa, sarana prasarana yang ada, bahkan kemampuan guru itu
sendiri, dan sebagainya. Satu hal yang mendapatkan perhatian guru, termasuk guru yang
mengajar sejarah adalah anak/siswa Japat terlibat langsung secara aktif dalam kegiatan
belajar-mengajar. Agar upaya kegiatan belajar-mengajar dapat mengarah kepada cara
penerapan CBSA, diperlukan keterlibatan secara terpadu, berkesinambungan dan
berkeseimbangan hal-hal sebagai berikut (1) mengarah pada jenis interaksi belajarmengajar yang optimal, (2) menuntut berbagai jenis aktivitas peserta didik, (3) strategi
belajar-mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, (4) menggunakan multi
metode, (5) menggunakan media yang bervariasi, (6) mengarah kepada multi sumber
belajar, (7) menutup perubahan kebiasaan cara guru mengajar.
Metode yang digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain: metode
ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran dan sebagainya. Karena
sumber belajar sejarah selain sumber tertulis (buku-buku literatur, brosur, dokumentasi),
juga berupa peninggalan-peninggalan (prasati, candi, istana-istana, dan sebagainya) maka
metode karyawisata sangat membantu dalam mempelajari sejarah. Hanya masalahnya
dalam melaksanakan karyawisata harus benar-benar dipersiapkan dan direncanakan
dengan matang. Sebab kalau tidak, tujuan pembelajaran tidak tercapai karena kegiatan
semacam ini hanyalah piknik belaka. Dalam melaksanakan karyawisata, dahulukan
tempat-tempat peninggalan sejarah atau benda-benda bersejarah yang ada di sekitar kita,
baru berjarak lebih jauh, jangan dibalik. Yang jauh dapat dikunjungi, sedangkan yang ada
di sekitar kita anak/siswa tidak mengetahuinya.
C.
ia
mengemukakan
bahwa
ekonomi
281
adalah
ilmu
pengetahuan
yang
adalah
sama
yaitu
di
satu
pihak
mengemukakan
tentang
adanya
282
Apa tujuan dan ilmu ekonomi? Sebagai tujuan ilmu ekonomi adalah (1) untuk
mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi baik hubungan yang bersifat
kausal maupun hubungan yang bersifat fungsional, (2) untuk menguasai peristiwaperistiwa tersebut dan untuk dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi yang kita
hadapi.
Sudah menjadi asumsi kita. bahwa sumber daya alam di permukaan bumi tersebar
tidak merata. bahkan di wilayah-wilayah tertentu. sumber daya tertentu dapat dikatakan
langka atau sama sekali tidak ada. Melalui pranata-pranata yang diciptakan manusia
dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya diusahakan dapat memenuhi
kebutuhan. Dalam kenyataannya pemenuhan kebutuhan ini berbentuk pertanian,
peternakan, perindustrian, perdagangan serta jasa-jasa lainnya.
Setelah kita mengetahui dan memahami tentang disiplin ilmu ekonomi. tentunya
bagi seorang guru ekonomi atau guru yang mengajar ekonomi dituntut juga untuk dapat
mentransfer konsep-konsep. Teori-teori yang merupakan topik bahasan ekonomi kepada
anak didik/siswanya. Untuk dapat mencapai tujuan instruksional/pembelajaran secara
optimal dibutuhkan beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh guru tersebut. Guru
harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/mendorong siswa
untuk belajar, mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil belajar siswa
akan lebih melekat dan tahan lama.
Dalam mempehijari konsep-konsep ekonomi yang merupakan topik bahasannya
selain bersumber dan buku-buku literatur yang sesuai dengan kurikulum, banyak konsepkonsepnya yang bisa dikembangkan dan gejala-gejala ekonomi yang ada di sekitar lokasi
sekolah atau di sekitar tempat tinggal siswa itu sendiri. Oleh karena itu, sumber
pembelajaran ekonomi juga dapat diambil dan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat
yang ada di sekitar lingkungannya, misalnya kegiatan pertanian, perkebunan, kerajinan,
perikanan, industri, pertukangan serta jasa-jasa lainnya. Hal ini penting, karena kebiasaan
guru dalam mengajar lebih terfokus kepada konsep-konsep yang hanya bersumber dan
buku-buku literatur. Lebih-lebih bagi anak usia sekolah dasar (SD), dengan mengambil
sumber pembelajaran dan kegiatan ekonomi yang ada di sekitar lingkungannya,
pembelajaran
lebih
bersifat
konkret.
Oleh
karena
itu,
diperlukan
283
D.
Prof. Mr. Moh. Jamin ...ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah kekuasaan
dan bagaimana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan negara. Ilmu
politik dengan sendirinya membahas dan mempersoalkan pembinaan negara dan
masyarakat atau kekuasaan. Dr. Deliar Noer, menyatakan ilmu politik pada umumnya
berkenaan dengan dua hal, yaitu kekuasaan dan susunan masyarakat. Dengan demikian
ilmu politik meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kedua masalah itu.
Pengertian lain yang dikemukakan oleh Brown. GD., ilmu politik adalah studi
tentang sistem politik. Sedangkan sistem politik yaitu semua pranata dan proses yang
mengatur atau memerintahkan masyarakat. Politik itu sendiri sebagai proses pelaksanaan
kekuasaan untuk mencapai tujuan tertentu. Atau dapatjuga diartikan sebagai teori, seni
dan praktik memerintahkan (Fairchid. 1964: 224). Dan batasan-batasan yang telah
dikemukakan di atas, jelas bahwa objek studi ilmu politik yaitu pemerintahan,
kenegaraan, termasuk di dalamnya pelaksanaan kebijaksanaan untuk memelihara
kesejahteraan, keamanan dan ketenteraman masyarakat. Dengan demikian pengertian
ilmu politik tidak hanya dapat diterapkan kepada pelaksanaan pemerintahan negara
secara formal, di dalam keluarga pun dapat diterapkan. Keluarga dengan proses
kehidupan dan pranata-pranatanya juga merupakan suatu bentuk pemerintahan.
Adanya pranata politik dalam kehidupan manusia, menunjukkan bahwa manusia
merupakan makhluk yang dapat mengatur kesej ahteraannya, mengatur ketenteraman dan
keamanan hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang berpolitik inilah yang membedakan
diri dengan makhluk lainnya. yang dapat melestarikan dan meningkatkan kesejahteraan
jasmani dan rohani. manusia memiliki kemampuan mengatur kehidupan kelompok, mulai
dan kelompok yang kecil (keluarga) sampai kepada kelompok yang besar (bangsa atau
negara) dan sampai pula kepada kelompok yang menembus batas-batas kebangsaan
(antarbangsa).
284
Karena ruang lingkup, ilmu politik yang sedemikian luas, yang menembus
berbagai aspek kehidupan sosial manusia, dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan
diri dan bantuan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu negara, ilmu hukum,
administrasi negara, psikologi dan sebagainya. Selanjutnya setelah kita mengetahui dan
memahami ilmu politik, ruang lingkup bahasan, objek studinya, guru yang mengajarkan
konsep-konsep
yang
berhubungan
dengan
ilmu
tersebut
diharapkan
dapat
menstransfernya kepada para siswanya. Untuk mentransfer konsep-konsep, prinsipprinsip, teori-teori yang berhubungan dengan topik bahasan yang akan diajarkan,
diperlukan keterampilan-keterampilan tertentu. Sama halnya dengan mengajarkan materi
yang termasuk pokok bahasan/topik bahasan geografi, sejarah, ekonomi yang
dikumpulkan di atas. Guru yang mengajarkan pokok bahasan/topik bahasan politik pun
harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber belajar, media/alat bantu
pelajaran dan sebagainya. Namun karena objek studi, ruang lingkup bahasan serta tujuan
pembelajaran yang berbeda maka dalam pembelajaran selain bersumber dan buku-buku
literatur yang digunakan, dapat juga dengan melihat sistem politik yang berlaku.
Lembaga-lembaga pemerintahan baik dan tingkat pusat sampai tingkat yang paling
rendah (pemerintahan desa) dapat dijadikan sumber pembelajaran. Bahkan dalam
kehidupan rumah tangga dapat dijadikan sumber pembelajaran. Bagaimana keluarga
dapat mengatur serta memelihara kesejahteraannya, keamanan, ketenteraman semua
anggota keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai fungsi masing-masing dan
sekaligus mempunyai hak serta kewajibannya. Contohnya, Seorang Ayah berfungsi
sebagai kepala keluarga. Sedang kepala keluarga si Ayah mempunyai hak untuk
dihormati oleh seluruh anggota keluarga, ditaati nasihat-nasihatnya dan sebagainya.
Selain ia memiliki hak juga mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah dalam rangka
menjamin kesejahteraan keluarga, dan sebagainya. Begitu juga seorang ibu, anak-anak
mempunyai hak dan kewaj iban masing-masing.
Jadi, dalam pengajaran politik, diharapkan para siswa selain mengetahui, juga
menyadari hak dan kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga
negara. Selain itu juga siswa harus menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram
sejahtera penuh dengan aturan-aturan yang perlu ditaati dan dilaksanakan.
Untuk itu diperlukan keterampilan guru untuk dapat mencapai tujuan/sasaran yang
diharapkan.
285
E.
studinya, ruang lingkup dan tujuan serta peran sosiologi. Hal ini perlu diketahui oleh guru
yang mengajar konsep-konsep/teori-teori sebagai pokok/topik bahasan.
Pengertian sosiologi dapat diartikan sebagai berikut: Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari masyarakat. Kemudian Brown, GD. (1975:35) mengartikan sosiologi adalah
interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok/masyarakat, dan
masyarakat dengan masyarakat.
Apa yang dimaksud. dengan masyarakat? Masyarakat meliputi sejurnlah manusia
yang hidup berkelompok-kelompok atau bergolong-golongan yang dengan sendirinya
satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Keadaan saling
berhubungan dan golongan dengan golongan lain, atau antarperorangan dengan suatu
golongan. Dengan terlepas dan tidak berhubungan serta tidak pengaruh mempengaruhi
satu sama lain, tidak dapat dipandang sebagai suatu masyarakat. Sebaiknya meskipun
jumlahnya tidak herapa banyak tetapi satu sama lain saling berhubungan dan saling
mempengaruhi maka kelompok itu memenuhi syarat untuk disebut masyarakat.
Aspek masyarakat yang manakah yang dipelajari oleh sosiologi? Kita mengetahui
bahwa semua ilmu sosial mempelajari masyarakat, tetapi apa-apa yang dipelajari dalam
sejarah berlainan dengan yang dipelajari dalam geografi, berlainan pula dengan yang
dipelajari dalam ekonomi, antropologi, politik dan sebagainya. Setiap ilmu sosial
mempelajari aspek segi yang khusus. Sosiologi mempelajari masyarakat secara umum
sehingga ada yang menamakannya ilmu masyarakat umum. Meskipun demikian ada yang
merupakan bahwa sosiologi menekankan studinya kepada empat hal berikut: (1) bentuk
masyarakat, (2) hubungan masyarakat, (3) tenaga sosial, (4) proses sosial (Sudardja
Adiwikarta, 1979/1980 : 4).
Interaksi sosial baik secara sempit, maupun secara luas terus dilakukan oleh
manusia. Interaksi ini berlangsung mulai dan lingkungan keluarga sampai kepada
lingkungan bangsa dan antarbangsa. Pada sosiologi dijelaskan mengapa manusia
mengadakan interelasi dan interaksi sosial. Dijelaskan pula mengapa intereiasi dan
286
interaksi di suatu kelompok masyarakat sangat erat, sedangkan pada kelompok Iainnya
renggang. Pokoknya segala gejala dan masaah yang berhubungan dengan relasi sosial,
menjadi pembahasan dan pengkajian sosiologi. Baik pada penelaahan, maupun pada
penelitiannya, sosiologi memiliki metode analisis sendiri.
Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, sosiologi mempunyai tujuan, yaitu (1) semakin
berkembang dan semakin kayanya ilmu itu sendiri sebagai ilmu dengan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip atau teori-teori yang diperoleh dari hasil pemikiran, pengalaman dan
penelitian. ini adalah aspek teoretis dari sosiologi yang dapat dinamakan sosiologi
teoretis, (2) semakin luas dan semakin tinggi taraf ketepatan penerapan prinsip dari teoriteori tersebut dalam kehidupan masyarakat untuk menibantu memecahkan masalah
rnanfaat yang lebih besar dapat dinamakan sosiologi terpakai (applied sociology).
Pertanyaan berikutnya yang berhubungan dengan tugas guru yang akan
mengajarkan konsep-konsep atau teori-teori sosiologi yang berupa pokok/topik bahasan
adalah bagaimana guru tersebut mengajarkannya kepada siswa-siswanya? Untuk
menjawab pertanyaan itu, tentunya guru harus memiliki keterampilan-keterampilan
mengajar. Bagaimana guru memilih metode penibelajaran yang tepat, sumber
pembelajaran, medialalat bantu pembelajaran yang dipergunakan. dan sebagainya.
Agar mampu/terampil untuk menciptakan suasana belajar-mengajar yang
mendorong/merangsang siswa ikut terlibat di dalamnya. Sama halnya dengan
mengajarkan konsep-konsep atau teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosiologinya, dalam
pembelajaran dengan mengenal contoh gejala yang ada di sekitar lingkungan anak/siswa.
Hal ini sekali lagi agar terhindar dan pembelajaran yang bersifat verbalisme (lebih-lebih
para siswa kelas rendahan), dan hasil belajar siswa akan lebih mantap dan tahan lama.
F.
antropologi, yaitu yang berhubungan dengan pengertian, objek studi, ruang lingkup
bahasan ilmu antropologi.
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Fairchild,
H.P. 1964:12). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau
hasil akal-budinya (kebudayaan).
287
umum pengertian ilmu antropologi, objek studi dan ruang lingkupnya. Selanjutnya
sebagai seorang guru yang mengajarkan konsep-konsep atau teori-teori antropologi harus
mampu dan memiliki keterampilan khusus yang berhubungan dengan pembelajaran agar
tujuan instruksional/pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
Untuk itu Anda harus memiliki keterampilan dalam rnemilih/menentukan metode
mengajar yang tepat, media yang diperlukan, serta kemampuan untuk mencari sumber
pembelajaran. Dan harus selalu di ingat, untuk menciptakan suasana belajar yang
mendukung siswa aktif, serta contoh-contoh yang digunakan dapat dilihat, dirasakan atau
dihayati oleh para siswa.
G.
sciences). Psikologi sosial adalah suatu studi tentang proses mental manusia sebagai
makhluk sosial (Fairchild, H.P., 1964:290).
Objek studi psikologi sosial adalah tingkah laku manusia di masyarakat sebagai
ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional,
kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepribadiannya. Sikap mental
seseorang, reaksi emosional, kemauan dan perhatiannya merupakan dorongan dan gejala
kejiwaannya, tetapi semua itu tidak hanya semata-mata merupakan ungkapan proses
mentalnya, melainkan juga dipengaruhi oleh lingkungan alam, lingkungan sosial dan
lingkungan budaya. Motivasi seseorang untuk bertindak dipengaruhi oleh dorongan dan
proses kejiwaannya. Motif tersebut tidak saja karena adanya rangsangan dan Iingkungan
saja. Segala gejala dan masalah yang digambarkan di atas, merupakan objek studi
psikologi sosial.
Jadi kalau sosiologi lebih memperhatikan peran seseorang dalam kehidupannya di
masyarakat sebagal hasil adanya interelasi sosial dan interaksi sosial, perhatian psikologi
sosial lebih terarah kepada tingkah Iakunya yang merupakan perpaduan proses kejiwaan
dengan rangsangan dan lingkungannya sebagai makhluk sosial. Atau dengan perkataan
lain tertuju kepada keseluruhan atau sebagian kepribadian individu yang merupakan hasil
kerja sama faktor kejiwaan dengan faktor lingkungannya.
289
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, tiap bidang keahlian yang
langsung berhubungan dengan kehidupan masyarakat (pemerintah, kedokteran,
pendidikan, keagamaan, kesenian dan seterusnya) ataupun yang tidak begitu erat
hubungannya dengan masyarakat perlu dilengkapi oleh pengetahuan dan kemampuan
psikologi sosial ini. Dengan dimilikinya pengetahuan ini seseorang akan lebih mengerti
dasar dan sebab-sebab seseorang bertindak, bertingkah laku dan bereaksi terhadap
sesuatu gejala yang berasal dari luar dirinya. Kita akan dapat memahami tingkah laku
eseorang di berbagai tempat pada berbagai suasana dan situasi.
Itulah gambaran tentang ilmu psikologi sosial yang perlu Anda ketahui sebagai
salah satu disiplin ilmu-ilmu sosial untuk memperkaya pemahaman Anda sebagai guru
IPS, khususnya guru IPS di Sekolah Dasar (SD). Dan ambaran tersebut akan membantu
Anda dalam mengajarkan konsep-konsep, teori-teori psikologi sosial dalam kegiatan
belajar-mengajar/membelajarkan IPS.
Sudah barang tentu pencapaian tujuan instruksional/pembelajaran banyak
tergantung kepada kemampuan/keterampilan Anda untuk memilih metode mengajar,
keterampilan Anda dalam memilih serta rnenggunakan media/alat pembelajaran,
keterampilan dalam memilih sumber belajar sehingga tercipta suasana belajar yang dapat
merangsang/mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar/proses
pembelajaran.
Perlu Anda ingat, bahwa pengajaran IPS di Sekolah Dasar (SD) diajarkan secara
terpadu, Anda tidak mengajarkan disiplin ilmu sosial secara sendiri-sendiri.
Pertanyaannya: mengapa Anda perlu mengetahui dan memahami disiplin ilmu-ilmu
sosial (Geografi, Sejarah, Ekonomi, Politik, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial)?
Lihat Modul 2 yang telah Anda pelajari!
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas. kerjakanlah
latihan berikut!
1) Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, hukan hanya makhluk biologis semata.
tetapi juga merupakan makhluk sosial, budaya. ekonomi, politik, hukum, psikologik
dan seterusnya. Sebagai keterampilan dasar IPS Anda melihat manusia dengan
kehidupannya merupakan satu kesatuan yang utuh/bulat. Coba Anda jelaskan!
290
2) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berkaitan erat dengan ilmu-ilmu sosial (Social
Sciences). Coba Anda jelaskan letak keterkaitannya itu!
3) Ilmu-ilmu Sosial dapat diartikan sebagai bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari
dan mengkaji aspek-aspek kehidupan manusia di masyarakat. Coba Anda kemukakan
perbedaan objek kajian dan masingmasing ilmu sosial (Social Sciences) tersebut!
4) Sebagai guru IPS di Sekolah Dasar (SD), Anda harus mengajarkan konsep-konsep
dasar IPS sebagal pokok/topik bahasannya. Agar tujuan instruksional/pembelajaran
itu dapat dicapai dengan optimal, kemampuan/keterampilan apa saja yang perlu Anda
miliki dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar/pembelajaran! Jelaskan!
5) Coba Anda adakan simulasi mengajar konsep-konsep geografi, Sejarah, Ekonomi,
Politik, Antropologi. Sosiologi dan Psikologi Sosial bersama teman-teman Anda baik
secara kelompok maupun klasikal, sehingga Anda tidak merasa canggung/ragu-ragu
dalam mengajarkannya di hadapan siswa-siswa Anda kelak!
RANGKUMAN
291
3. Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial
(Social Sciences) sangat diperlukan, karena sumber bahan pembelajaran IPS yang
berupa konsep, konsep-prinsipprinsip, teori-teori (merupakan struktur ilmu)
bersumber dari ilmu-ilmu sosial yang merupakan ciri/karakter keterampilan dasar
IPS.
4. Perbedaan yang nampak dari setiap disiplin ilmu sosiologi (psikologi sosial) terletak
pada objek studinya/ruang lingkup bahasannya.
5. Bagi seorang guru, termasuk guru IPS, selain harus rnenguasai materi/bahan yang
akan diajarkan baik berupa konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus mampu
mentransfer/mengajarkannya
instruksional/pembelajaran
kepada
dapat
dicapai
siswa-siswanya.
dengan
Agar
baik/optimal,
tujuan
diperlukan
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Ruang lingkup Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences) adalah
A. manusia dengan lingkungan alamnya
B. manusia dengan lingkungan sosialnya
C. manusia dengan lingkungan budayanya
D. manusia dengan berbagai aspek kehidupannya di masyarakat
2) Metode pendekatan dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah
Dasar (SD) adalah
A. konsep-konsep ilmu-ilmu sosial yang dipadukan
B. konsep-konsep digabungkan menjadi generalisasi
C. topik bahasan dibahas/dilihat dari berbagai ilmu-ilmu sosial
D. topik bahasan dikembangkan dari salah satu disiplin ilmu sosial
292
=cukup
<70%
=kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
Kegiatan Belajar I, terutama bagian yang belum dikuasai.
294
KEGIATAN BELAJAR 1
295
manusia.
pertumbuhan
Pertumbuhan
aspek-aspek
penduduk
kehidupan
yang
yang
cepat,
menyangkut
menjadi
pendorong
kebutuhan
penduduk.
296
A.
KETERAMPILAN MENTAL
Sebelum kita bicara keterampilan mental, terlebih dahulu, kita pertanyakan:
298
terhadap anjuran untuk bertransmigrasi, misalnya. Selanjutnya sikap ini akan merupakan
dasar bagi suatu perbuatan atau tindakan, Dalam contoh di atas, orang tersebut misalnya
akan menyatakan tidak bersedia bertransmigrasi, ketika petugas menanyakan kepadanya
tentang kesediaannya untuk bertransmigrasi. Jadi, orang yang punya sistem nilai
menunjang pembaharuan/pembangunan akan mempunyai sikap menunjang pembaruan/
pembangunan dan demikian pula tindakannya. Mengenai wujud nilai dan sikap yang
menunjang itu meskipun terdapat rumusan yang berlainan, tetapi tidak ada perbedaan
yang fundamental.
Bagi kita/orang yang mengetahui dan memahami apalagi sebagai guru Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) seperti halnya Anda akan keberadaan sistem nilai dan sikap
masyarakat yang berlaku di setiap wilayah, lebih-lebih sistem nilai dan sikap masyarakat
di mana Anda tinggal. Dengan rnengetahui itu kita/Anda dapat menilai apakah sistem
nilai dan sikap tersebut baik atau buruk, menghambat upaya pembaruan/pembangunan
atau mendukungnya, dan sebagainya.
Dalam kehidupan di masyarakat kita masih banyak menemukan sikap mental
yang tidak cocok atau menghambat pembangunan. Seperti yang dikemukakan oleh
Kuncaraningrat (Antropolog) terdapat beberapa sikap mental yang menghambat
pembangunan, di antaranya sikap mental penerobosan (mengambil jalan pintas), sikap
mental priyayi, sikap mental yang mengagung-agungkan masa lalu, sikap mental yang
cepat puas dan lain sebagainya.
Sikap mental penerobos yang dimiliki oleh orang-orang yang ingin rnencapai citacita/target dengan menempuh jalan pintas dan biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak
sesuai prosedur/aturan yang ada, sedangkan kemampuannya sendiri sebenarnya tidak
mendukungnya. Barangkali kita sering mendengar perkataan seperti yang penting
sekarang, terserahlah untuk masa mendatang atau nanti .... ya , bagaimana nanti saja, atau
bisa juga: yang penting kaya, terserah jalannya dari mana saja (rnenghalalkan segala
cara), dan lain sebagainya.
Sikap mental priyayi, orang yang memiliki mental yang demikian apabila ia
menghadapi atasan, terlalu mengagungkan/menyembah-nyembah (menjilat), tetapi kalau
dengan bawahan, memeras, kalau perlu menginjaknya.
Sikap mental mengagungkan masa lalu, orang yang demikian biasanya
menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang. Hidup sekarang banyak masalah/susah,
299
dulu saya hidup senang serba kecukupan, dulu saya dihormati/dipuja-puja orang sekarang
saya diacuh kanorang, dan sebagainya.
Sikap mental yang cepat puas, orang yang demikian merasa cepat puas dengan
apa yang ada/dimiliki, tidak ingin berusaha untuk meningkatkannya, mereka cepat
pasrah, bagaimana nasib saja. Orang yang mempunyai mental seperti ini jelas tidak
kreatif/kurang kreatif.
Itu hanya sekadar beberapa contoh sikap mental yang ada pada kehidupan
bermasyarakat di sekitar kita, tentunya masih banyak lagi contoh-contoh semacam itu.
Silakan Anda mencari contoh lain yang terdapat di sekitar tempat kediaman Anda!
Selanjutnya, kita ingin melihat sikap mental (mentalitas) yang bagaimana yang
mendorong pembangunan yang juga merupakan kemampuan/keterampilan IPS yang
dapat Anda terapkan, sebagai berikut.
ini
menggunakan
waktunya
secara
efisien,
tidak
menyia-
nyiakan/membuang waktu dengan berpangku tangan/melamun atau pekerjaan yang siasia/tidak berguna. Perhatiannya akan hari esok menyebabkan ia hidup secara hemat dan
membuat rencana mengenai hari yang akan datang.
300
B.
KETERAMPILAN PERSONAL
Manusia lahir ke permukaan bumi sebagai satu kesatuan biologik atau sebagai
301
sosial, dan yang menjelmakan semua pengaturan motif, keinginan dan tujuan individu
terhadap kebutuhan dan kemungkinan lingkungan sosial dan subsosialnya.
Dan kedua batasan di atas dapat kita ungkapkan bahwa kepribadian merupakan
organisasi dinamik dan proses-proses kejiwaan yang diwariskan secara biologik
berkenaan dengan sikap, keinginan, pikiran dan tingkah Jaku sesuai dengan kondisi dan
situasi lingkungannya. Dari ungkapan dinamikanya ternyata kepribadian seseorang itu
luwes dan cenderung mengalami perubahan. Tetapi meskipun demikian, kepribadian itu
memiliki sifat dasar yang stabil yang mencirikan kepribadian itu secara normal.
Karakteristik sebagai ciri dari kepribadian merupakan perpaduan faktor individu sebagai
hasil kesatuan psiko-fisik warisan biologik dengan faktor lingkungan, yang diterima
individu dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Jadi kepribadian terbentuk sejak lahir, dan dari pengaruh lingkungan tempat ia
tinggal. Kepribadian seseorang merupakan perpaduan antarwarisan biologik dengan
kondisi kehidupannya. Karena baik biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki
dan dijalani tiap orang tidak sama maka dapat dikatakan tidak ada dua orang yang
memiliki kepribadian yang sama. Tiap orang memiliki keprihadian masing-masing yang
tidak sama dengan kepribadian orang lain, walaupun dalam satu keluarga. Namun
demikian kita sebagai kelompok/masyarakat, bahkan sebagai bangsa memiliki
kepribadian tertentu, yang memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang dapat dibedakan
dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya. Orang Sunda memiliki kepribadian
sendiri yang berbeda dengan kepribadian orang Batak. Orang/bangsa Indonesia memiliki
kepribadian sendiri yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lainnya.
Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu, baik
luas maupun sempit. Selanjutnya kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan,
melainkan kepribadian itu pun dapat mempengaruhi lingkungan. Tokoh-tokoh
masyarakat dan pemimpin-pemimpin besar pada zamannya, yang kepribadiannya kuat
dan agung, malah bukan hanya mempengaruhi lingkungan di sekitarnya, bahkan dapat
mengendalikan lingkungan ke arah tertentu. Contohnya para nabi/rasul. tokoh-tokoh
lainnya seperti kepala-kepala negara apakah raja-raja/presiden, tokoh-tokoh dalam
berbagai bidang kehidupan, dan lain sebagainya merupakan orang-orang yang memiliki
kepribadian yang kuat.
Nah, sekarang bagaimana dengan kita/Anda sebagai orang yang telah
302
C.
KETERAMPILAN SOSIAL
Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah
tertentu yang diikat oleh norma/sistem nilai yang dimilikinya selalu mengalami
perubahan. Perubahan yang terjadi pada setiap masyarakat tidak sama. Ada masyarakat
yang berubahnya sangat lambat, tetapi ada juga masyarakat yang berubah dengan cepat.
Perubahan sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertumbuhan demografi, akan
mendorong pertumbuhan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya.
Pertumbuhan dan pertambahan penduduk, akan mendorong pertumbuhan kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan
ekonominya. Cara manusia memenuhi kebutuhan ini dari waktu ke waktu telah
mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber daya atau
lingkungan, manusia telah melakukan perubahan cara mulai dari cara meramu kepada
bercocok tanam sampai cara bertani yang modern, peternakan dan sampai pula pada
industri modern. Perubahan cara pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih sempit lagi
perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya, seperti
perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai dan norma, dan lain
sebagainya.
Kalau perubahan dalam kelompok telah meliputi berbagai aspek (organisasi,
struktur, nilai dan norma, kelembagaan), dan telah didukung dan diakui oleh sebagian
besar anggota kelompok maka pada kelompok itu sudah terjadi perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat,
dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan
kehidupan dalam mencari kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980: 88). Interelasi dan
interaksi sosial manusia di masyarakat, mendorong perkembangan berpikir dan reaksi
emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai
perubahan sesuai dengan suasana tadi. Perkembangan kualitas anggota masyarakat, juga
menjadi pendorong terjadinya perubahan sosial. Dengan demikian perubahan sosial itu
karena adanya dorongan dari dalam dan dari luar kelompok.
303
Sedangkan yang berasal dari luar yang berpengaruh terhadap perubahan sosial
nampaknya lebih dominan. Hal ini disebabkan karena globalisasi yang semakin terbuka,
lebih-lebih pada saat sekarang ini di mana teknologi semakin canggih. Masuknya unsurunsur kebudayaan asing ke dalam suatu kebudayaan yang kemudian terjadi perubahan
sosial pada masyarakat itu. Masuknya unsur-unsur kebudayaan tadi dapat melalui
akulturasi (kontak kebudayaan), dapat juga berupa asimilasi (pembauran unsur
kebudayaan) atau juga melalui difusi (penyebaran unsur kebudayaan). Contoh unsurunsur kebudayaan asing (yang berasal dari luar) banyak sekali yang kita.jumpai di
tengah-tengah kehidupan kita, yang kadang-kadang kita sendiri tidak merasakan bahwa
hal tersebut berasal dari luar dan kita merasakan sebagai kebudayaan kita sendiri. Dan ini
terjadi di berbagai bidang kehidupan kita, mulai dari sistem pendidikan (sistem
persekolahan), proses produksi (pertanian, kerajinan, pertemuan, industri dan
sebagainya), bentuk bangunan, corak pakaian, ilmu pengetahuan dan teknologi, sarnpai
304
kepada berbagai hasil produksi, bahkan juga yang berhubungan dengan sikap hidup, cara
hidup, cara bertingkah-laku dan sebagainya.
Tentu saja unsur-unsu kebudayaan asing yang masuk ke dalam masyarakat kita
banyak bermanfaat dalam rangka kita membangun bangsa dan negara ini. Tanpa
pengaruh luar, jelas kita akan tertinggal dengan Negara-negara lain yang sudah lebih
dahulu bahkan kita akan tertinggal lebih jauh lagi.
Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita miliki sekarang yang tentunya
berasal dari kebudayaan luar, kita bisa membangun seperti kita rasakan saat ini. Dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang kita
miliki. Kita bisa rneningkatkan produksi pertanian, kita bisa mengolahnya sehingga nilai
ekonominya bertambah. Begitu juga dalam bidang produksi lainnya sehingga kehidupan
bangsa kita dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun demikian tidak semua unsurunsur kebudayaan asing (luar), membawa dampak positif, yang membawa dampak
negatif bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara pun, banyak. Banyak unsur-unsur
kebudayaan asing tidak cocok dengan kebudayaan kita, yang dapat menjadi
permasalahan bagi masyarakat kita, misalnya pergaulan. Sikap hidup, cara hidup ke
Barat-baratan dan sebagainya.
Lebih-lebih sarana komunikasi yang semakin canggih unsur-unsur kebudayaan
yang tidak cocok dengan kebudayaan bangsa kita, cepat dapat dilihat, ditangkap bahkan
ditiru. Minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, pergaulan bebas, sadisme,
perkosaan serta pelanggaran hukum lainnya yang banyak dilakukan terutama oleh para
pemuda terutama yang terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya,
Medan dan kota-kota lainnya di Indonesia, bahkan juga sudah merambat dan menyebar
ke desa-desa bukan mustahil akibat pengaruh asing (luar), yang merupakan masalah
sosial yang dapat kita lihat dan rasakan pada saat ini. Yang jelas unsur-unsur kebudayaan
asing sulit untuk dibendungnya dan memang mustahil untuk menutupnya karena kondisi
globalisasi yang sudah melanda dunia ini. Yang penting dalam menghadapi kondisi
semacam ini, kita harus membekali para pemuda atau masyarakat dengan penanaman
norma-norma/nilai-nilai yang cocok dengan kebudayaan kita, terutarna Normanorma/nilai-nilai
305
yang ada
Masalah sosial yang ada di masyarakat kita, memang sangat beragam dan
kompleks, oleh karena itu untuk mengatasi/mengurangi masalah tersebut tidaklah mudah.
Hal ini disebabkan oleh faktor penyebabnya pun berasal dari berbagai faktor.
Untuk mengatasi/mengurangi masalah-rnasalah sosial yang terjadi di masyarakat
perlu kerja sama dari berbagai departemen secara lintas sektoral dengan berbagai
keahlian secara terpadu. Pemecahan masalah sosial yang dilakukan departemen atau oleh
salah satu bidang keahlian melalui satu disiplin ilmu tidak akan dapat menyelesaikannya
secara tuntas.
Bagaimana dengan peran Anda yang berbekal pengetahuan IPS dalam .hidupan
bermasyarakat? Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang bagaimana yang dapat
diterapkan dalam kehidupan yang penuh gejolak, tantangan, dan masalah?
Sebagai guru IPS, tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau harus
berperan dan peka terhadap berbagai kejadian dari masalah yang terjadi di Masyarakat
Anda tidak boleh bersifat masa bodoh atas kejadian-kejadian atau masalah-masalah
dalam kehidupan di masyarakat Anda harus aktif dan melibatkan diri dan bersatu dengan
anggota masyarakat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan membantu mencarikan
jalan pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat, antara lain berikut ini.
1. Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota
masyarakat, ia harus melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan bersama
anggota masyarakat lainnya. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki ia
harus kreatif dan bertindak sebagai inovator dan dinamisator gerak pembangunan. Di
sini diperlukan ide-ide dan gagasan-gagasan terhadap pembaruan/pembangunan yang
diperlukan masyarakat.
2. Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, ia harus dapat
menyadarkan kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara
norma-norma luhur yang terkandung dalam Pancasila maupun agama sebagai
pegangan hidupnya. Untuk menanamkan kesadaran akan hal tersebut, pengetahuan
anggota masyarakat perlu terus ditingkatkan sehingga ia tahu mana yang baik mana
yang buruk dan tidak cocok bagi kebudayaan kita. Hal itu bisa dilakukan dengan
berbagai cara seperti. melalui ceramah-ceramah, penyuluhan, pengajian (agama),
306
pesantren kilat dan lain sebagainya. Dengan demikian anggota masyarakat dapat
memilih unsur-unsur kebudayaan-kebudayaan asing mana yang dapat ia terima dan
mana yang ditolak.
3. Dalam rangka upaya mengatasi/mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, misalnya masalah kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila,
kekerasan dan sadisme, dan lain sebagainya serta masalah lingkungan seperti
pencemaran, banjir, kekeringan, erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan
untuk mencarikan jalan pemecahannya. Dalam mengambil langkah-langkah
mengatasi/mengurangi masalah permasalahan tersebut.
Seperti contoh yang. dikemukakan di atas, bahwa suatu masalah terjadi akibat berbagai
faktor, oleh karena itu pendekatan dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu sosial.
Di sinilah keterampilan-keterampilan dasar IPS membantu untuk melihat faktor-faktor
penyebab dari timbulnya suatu permasalahan sosial secara interdisipliner/multidisipliner.
Dengan mengetahui berbagai faktor-faktor terjadinya masalah sosial yang ada di
masyarakat maka upaya mengatasi permasalahan tersebut akan lebih tepat pada
sasarannya.
I. TEORI-TEORI SEJARAH
Teori merupakan unsur yang sangat esensial dalam kajian tentang suatu fenomena, baik
pada masa lalu maupun sekarang. Namun, untuk ilmu sejarah, kedudukan teori
menimbulkan perdebatan sengit, terutama antara aliran empirisme dan idealisme,
khususnya mengenai penerapan hukum umum (general law) dan teori generalisasi
(generalizing theory). Menurut go1onan idealis, terutama Neo-Kantian, seperti Wilhelm
Dilthey, Henrich Rickert, Windelband, dan Max Weber serta Neo-Hegelian, seperti
Benedetto Croce dan RG. Collingwood, bahwa ilmu-ilmu alam (natural sciences) dan
kajian-kajian manusia (human studies) termasuk humaniora merupakan jenis-jenis olahan
307
intelektual yang sama sekali berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Dikatakan berbeda
karena jika ilmu-ilmu alam bertujuan untuk menemukan hukum-hukum umum (generals
laws) dan bersifat nomotetik, sedangkan sejarah bertujuan untuk menegakkan dan
mendeskripsikan individu dan fakta-fakta unik serta peristiwa-peristiwa yang bersifat
ideografik. Ilmu-ilmu alam itu bersifat objektif yang dapat dilakukan dengan berbagai
metode observasi langsung maupun eksperimen-eksperimennya. Sedangkan dalam
kajian-kajian kemanusiaan, termasuk sejarah bersifat subjektif yang hanya dilakukan atas
metode interpretasi dan pemahaman, Verstehen menurut Dilthey dan Weber, serta
berpikir ulang (rethinking) menurut Collingwood (Sjamsuddin, 1996: 35).
Menurut kelompok yang antiteori, sejarah teoretis adalah sejarah yang spekulatif
dan itu harus diserahkan kepada para ahli filsafat (Barzun, 1974). Selain itu, menurut
kelompok antiteori tersebut bahwa kebudayaan manusia begitu kaya dan beragam
sehingga memiliki keunikan masing-masing dari setiap tempat dan zamannya. Oleh
karena itu, model-model sejarah dan tingkah laku manusia yang dijelaskan secara umum
adalah penipuan belaka. Adapun tugas sejarawan adalah merekonstruksi peristiwa
peristiwa serta situasi-situasi menurut keunikan individual dan interpretasi-interpretasi
mereka hanya berlaku untuk serangkaian kondisi-kondisi tertentu saja. Tidak ada
manfaatnya membuat komparasi situasi-situasi sejarah yang dipisahkan oleh waktu dan
tempat (Tosh, 1984: 131).
Lebih keras lagi sikap antiteori itu pun dikemukakan oleh David Thomson
maupun G.R. Elton. Bagi Thomson (Tosh, 1984: 132) bahwa sikap sejarah menurut
definisinya adalah bermusuhan dengan pembuatan system (system making). Thomson
berpandangan seperti ini karena ia adalah pengikut yang tidak menyukai filsafat sejarah
spekulatif yang tidak menghargai keunikan gerak sejarah. Pendapat serupa pun
dikemukakan oleh Elton bahwa menempatkan sejarah dalam upaya membuat teori-teori
adalah sama halnya dengan menempatkan sejarah dalam hubungan yang tergantung pada
ilmu-ilmu sosial. Atau para sejarawan teoretisi adalah perongrong atau pengganggu
otonomi disiplin sejarah. Sebab menurutnya, dalam bentuk yang tidak lemah, sejarah
memberikan obat penawar yang paling ampuh terhadap pembentuk-pembentuk system
(system builders) di antara ahli-ahli ilmu sosial yang menawarkan penyelesaian
penyelesaian yang segera serta tidak ragu-ragu dalam permasalahan kehidupan manusia
yang sangat kompleks (Elton, 1969).
308
itu
hanyalah
atas
dasar
prasangka
belaka.
Bahkan,
kecenderungan
kecenderungan negatif yang dimiliki oleh kaum tradisionalis jika dibiarkan dan tidak
terkendali hanya akan menimbulkan akibat yang lebih buruk serta terjadinya pemiskinan
pemahaman sejarah (Tosh, 1984: 133). Selain itu, mereka pun berpendapat bahwa dalam
penulisan sejarah itu tidak sepenuhnya dan semuanya menekankan keunikan semata
mata, di mana para sejarawan pun membuat keumuman-keumuman, seperti membuat
kategori, konsep, serta generalisasi dan peristiwa sejarah.
Para teoretisi pun beranggapan bahwa tidak ada salahnya studi komparasi itu
dilakukan jika memang bermanfaat, seperti penyusunan model-model masyarakat
industri, agraris ataupun feodal, teknologis, dan sebagainya. Dengan demikian, tidak
benar pula jika sejarah diorientasikan pada kajian keunikan individual semata-mata
melainkan pada kajian kelompok (kolektif), seperti nasionalitas, budaya, agama, dan
komunitas. Sebab dengan memberikan identitas-identitas yang lebih besar akan dapat
memberikan arti pada mereka sebagai makluk sosial. Selain itu, dengan pembentukan
teori tidak berarti akan menghapuskan kemerdekaan dan peranan individu, justru dengan
pengembangan teori akan mencari solusi untuk menjelaskan kendala-kendala yang
membatasi kemerdekaan individu. Sebaliknya, jika sejarawan mempertahankan suatu
fokus eksklusif pada pikiran-pikiran dan perbuatan para individu, seperti yang sering
dikaji oleh sejarawan naratif politik atau diplomasi. Hal itu hanya akan menemukan suatu
yang hanya berisikan suatu deskripsi kronologis maupun peristiwa-peristiwa yang tidak
terduga (Berkhofer, 1969: 271-272; Tosh, 1984: 135). Selanjutnya, menurut sejarawan
Indonesia Sartono Kartodirdjo ( 1992: 120-156) bahwa justru dengan penggunaan teori
teori sosial melalui fenomena rapprochement, merupakan titik tolok (point of departure),
di mana karya sejarah akan dapat memodifikasi teori-teori itu, membentuk teori-teori
baru, serta menempatkan ilmu sejarah sejajar dengan ilmu-ilmu sosial daripada sebagai
subordinasi sejarah pada ilmu-ilmu sosial.
Reaksi keras dari teoretisi lainnya pun dikemukakan oleh Carl G.Hempel dalam
tulisannya Explanation and Laws (1959) dan Cristopher Lioyd dalam Explanation in
309
Social History (1988) yang mengemukakan bahwa setiap penjelasan dalam sejarah harus
dapat diterangkan oleh hukum umum (general law) sebab secara metodologis,
menurutnya tidak ada perbedaan mendasar antara sejarah dengan ilmu-ilmu lainnya.
Dalam sejarah pun bertujuan untuk hubungan-hubungan kausatif (causative connections),
yaitu penjelasan itu diperoleh dengan menempatkan peristiwa-peristiwa itu di bawah
hipotesis, teori, atau hukum umum. Dengan kata lain, penjelasan itu diperoleh dengan
mendeduksikannya dari pernyataan-pernyataan hukum umum. Terlepas dari pro dan
kontra terhadap pernytaan tersebut, adanya kontroversi mendasar antara dua aliran itu
berimplikasi pada sedikitnya jumlah teori-teori sejarah yang dihasikannya.
fase
kemunduran,
kerajaan
dan
pemerintahan
melalaikan
urusan
311
e. Sejarah berputar dalam gerakan spiral yang mendaki dan selalu memperbaharui diri,
seperti gerakan pendaki gunung yang mendaki melalui jalan melingkarke atas, setiap
lingkaran selanjutnya lebih tinggi dari lingkaran sebelumnya sehingga ufuknya pun
semakin luas dan jauh.
f. Masyarakat manusia bergerak melalui fase-fase perkembangan tertentu dan terjalin
erat dengan kemanusiaan yang dicirikan oleh gerak kemajuan dalam tiga fase, yaitu
fase teologis, fase herois, dan fase humanistis. J. Ide kemajuan adalah substansial,
mesti tidak melalui satu penjalanan lurus ke depan, tetapi bergerak dalam lingkaranlingkaran historis yang satu sama lain saling berpengaruh. Dalam setiap lingkaran
pola-pola budaya yang berkembang dalam masyarakat, baik agama, politik, seni,
sastra, hukum, maupun filsafat saling terjalin secara organis dan internal sehingga
masing-masing lingkaran itu memiliki corak kultural, khususnya yang merembes ke
dalam berbagai ruang lingkup kulturalnya (Collingwood, 1956: 67).
Toynbee
yang
cemerlang
itu
dituangkan
dalam
karya
monumentalnya yang terbit sebanyak 12 jilid dan ringkasan dari karyanya itu adalah A
Study of History. Pokok-pokok pikiran dari teori tantangan dan tanggapan (challenge and
response) tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
i. Menunut Toynbee, tendapat 21 pusat peradaban di dunia, misalnya peradaban Mesir
kuno, India, Sumeria, Babilonia, dan peradaban Barat atau Kristen. Enam peradahan
muncul serentak dari masyarakat primitive yang berasal dan Mesir, Sumeria, Cina
Maya, Minoa (di P. Kreta), dan India. Masing-masing muncul secara terpisah dari
yang lain dan terlihat di kawasan luas yang terpisah. Semua peradaban lain berasal
dari enam peradahan asli itu. Sebagai tambahan, sudah ada tiga peradaban gagal,
yaitu peradaban Kristen Barat Jauh, Kristen Timur Jauh, dan Skandinavia, dan lima
312
terperosok ke dalam cara-cara hidup lama. Oleh karena itu, tugas minoritas kreatif
bukanlah semata-mata menciptakan bentuk-bentuk proses sosial baru, tetapi juga
menciptakan cara-cara barisan belakang yang mandek itu bersama-sama dengan
mereka untuk mencapai kemajuan (Toynbee, 1961: 215).
suatu
perombakanmenyeluruh
terhadap
lembaga-lembaga
atau
Teori-teorinya tentang gerak sejarah dan masyarakat, tertuang dalam Die Deutch
Ideologie (Ideologi Jerman) tahun 1845-1846, secara ringkas dapat dikemukakan sebagai
berikut.
g. Struktur ekonomi masyarakat yang ditopang oleh relasi-relasinya dengan produksi,
merupakan fondasi riil masyarakat. Struktur tersebut sebagai dasar munculnya
suprastruktur hukum dan politik, berkaitan dengan bentuk tertentu dari kesadaran
sosial. Di sisi lain, relasi-relasi produksi masyarakat itu sendiri berkaitan dengan
tahap perkembangan tenaga-tenaga produktif materiil (masyarakat). Dalam kerangka
ini, model produksi dari kehidupan materiil akan mempersiapkan proses kehidupan
sosial, politik, dan intelektual pada umumnya.
h. Seiring dengan tenaga produktif masyarakat berkembang, tenaga-tenaga produktif ini
mengalami pertentangan dengan berbagai relasi produksi yang ada sehingga
membelenggu pertumbuhannya. Kemudian, mulailah suatu era revolusi sosial, seiring
dengan terpecahnya masyarakat akibat konflik.
i. Konflik-konflik itu terselesaikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan tenagatenaga produktif, lalu muncul relasi-relasi produksi yang baru dan lebih tinggi yang
316
Vindication of the Rights of Woman (1792), menyusul 2 tahun setelah memperoleh citra
buruk atas karya sebelumnya.
Isi pokok pemikiran (teori) Wollstonecraft adalah sebagai berikut.
h. Salah satu ciri yang paling universal sekaligus mencolok adalah subordinasi wanita
atas pria. Seka1ipun saat ini banyak kemajuan-kemajuan politik dan budaya yang
diperolehnya, masyarakat tetap menempatkan wanita sebagagai subordinate posisi
pria.
i. Dalam beberapa segi, hal itu disebabkan oleh kaum wanita itu sendiri yang
berprasangka buruk terhadap kapabilitas bakat-bakat dan kapasitas-kapasitas mereka
sendiri sebuah pandangan yang diajukan oleh banyak penulis dan pemikir pembenci
wanita.
j. Padahal pria dan wanita sama-sama mampu bernalar dan memperbaiki diri. Meskipun
demikian, kapasitas wanita bagi tindakan rasional dan bagi keseluruhan sejati, telah
dikurangi oleh beragamnya intitusi social dan tuntutan-tuntutan budaya.
k. Masyarakat dan kaum pria telah membatasi kesempatan-kesempatan yang dimiliki
wanita untuk menggunakan kemampuan alaminya bagi kebaikan masyarakat.
l. Keluhuran-keluhuran jinak dan kesenangan-kesenangan hampa telah mendorong
kaum wanita berfokus pada penyanjungan dan penyenangan pria yang dapat
menjauhkan wanita untuk benkontribusi pada kehidupan moral, budaya, dan politik.
m. Wanita tidak boleh memiliki status inferior, sekalipun penyebabnya oleh kaum wanita
itu sendiri yang begitu pasrah menerima citra mereka yang tidak menguntungkan diri.
n. Semakin baik pendidikan mereka, semakin baik wanita menjadi warga negara, istri,
dan ibu. Wanita terdidik adalah orang-orang yang lebih rasional dan lebih leluhur.
G. TEORI TEORI EKONOMI
Teori ekonomi makro adalah teori ekonomi yang membahas masalah-masalah ekonomi
secara keseluruhan, secara besar-besaran, menyangkut keseluruhan system dan organisasi
ekonomi. Dalam ekonomi makro, dibahas teori-teori yang bersifat umum dari gejalagejala ekonomi keseluruhan. Hal itu terutama menyangkut peristiwa-peristiwa ekonomi
yang berhubungan dengan tingkat harga umum; keseluruhan permintaan dan penawaran
yang berkaitan dengan jumlah penduduk dan jumlah produksi masyarakat keseluruhan;
jumlah kesempatan kerja, lapangan kerja, serta penempatan kerja dari seluruh tenaga
318
yang ada dalam masyarakat. Jadi, teori ekonomi makro membahas keseluruhan gejala
dan peristiwa dalam kehidupan ekonomi serta hubungannya satu sama lain, baik yang
bersifat hubungan kausal maupun hubungan fungsional.
Berbeda dengan teori mikro yang merupakan suatu teori yang membahas
peristiwa atau hubungan kausal dan fungsional antara beberapa peristiwa ekonomi yang
bersifat khusus. Pengertian khusus di sini adalah pada kajian-kajian yang lebih terbatas
(spesifik), seperti pada orang tertentu, keluarga tertentu, perusahaan tertentu, dan
sebagainya. Dengan demikian, pokok kajian utama pada teori mikro terbatas pada
kebutuhan barang dan jasa, harga, upah, dan pendapatan dari suatu organisme ekonomi
dalam lingkup rumah tangga, keluarga, atau perusahaan (Choumain dan Prihatin, 1994:
19).
Sementara upah dan sewa naik karena naiknya harga-harga pangan. Hal itu mendapat
pembenaran dari Ricardo.
h. Keadaan Stationer
Pars ahli ekonomi klasik meramalkan akan timbulnya keadaan stationer pada akhir
proses pemupukan modal. Sekali keuntungan mulai menurun, proses ini akan
berlangsung terus sampai keuntungan menjadi nol, pertumbuhan penduduk dan
pemupukan modal terhenti, dan tingkat upah mencapai tingkat kebutuhan hidup
minimal.
320
struktur sosial masyarakat seperti itu berjenjang, hubungan dan keluarga memainkan
peranan yang menentukan (Jhingan, 1994: 180).
g. Tahap prakondisi tinggal landas
Tahap ini merupakan masa transisi di mana prasyarat-prasyarat pertumbuhan
swadaya dibangun atau diciptakan. Di Eropa Barat. Sejak akhir abad ke-15 dan awal
abad ke-16 menempatkan kekuatan penalaran (reasoning) dan ketidakpercayaan
(skepticism) yang merupakan pengaruh empat kekuatan, yaitu Renaissance, Kerajaan
Baru, Dunia Baru, dan Agama Baru atau Protestan, sebagai pengganti kepercayaan
(faith) dan kewenangan (authority). mengakhiri feodalisme, membawa ke
kebangkitan negara kebangsaan, menanamkan semangat pengembaraan yang
menghasilkan berbagai penemuan, dan dominannya kaum borjuis dalam dunia usaha.
Manusia-manusia baru yang mau bekerja keras muncul memasuki sektor ekonomi
swasta, pemerintah, atau keduanya, manusia baru yang bersemangat menggalakkan
tabungan dan berani mengambil risiko dalam mengejar keuntungan. Bank dan
lembaga lain bermunculan untuk mengerahkan modal sehingga investasi meningkat
di berbagai bidang, yaitu pengangkutan, perhubungan, dan bahan mentah yang
memiliki daya tarik ekonomis bagi bangsa lain. Jangkauan perdagangan dari dalam
dan luar negeri menjadi makin luas. Di mana-mana muncul perusahaan manufaktur
yang menggunakan metode baru (Rostow, 1960: 6-7).
h. Tahap Tinggal Landas
Merupakan masa awal yang menentukan di dalam suatu kehidupan masyarakat.
Ketika pertumbuhan mencapai kondisi normalnya... kekuatan modernisasi
berhadapan dengan adat istiadat dan lembaga-lembaga. Nilai-nilai dan
kepentingan masyarakat tradisional membuat terobosan yang menentukan dan
kepentingan bersama membentuk
321
Rostow mendefinisikan tahap ini merupakan tahapan ketika masyarakat telah dengan
efektif menerapkan serangkaian teknologi modern terhadap keseluruhan sumber daya
mereka. Masa ini pun merupakan suatu tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang
yang merentang melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi baru
menggantikan teknik yang lama. Berbagai sektor penting baru tercipta. Tingkat
investasi neto lebih dari 10% dari pendapatan nasional. Perekonomian mampu
menahan segala guncangan yang tidak terduga. Dalam hal ini Rostow memberikan
bukti-bukti simbolis kematangan teknologi pada negara-negara industri, seperti
Inggris (1850), Amerika Serikat (1900), Jerman (1910), Prancis (1910), Swedia
(1930), Jepang (1940), Rusia (1950), dan Kanada (1950) (Jhingan, 1994: 187).
j. Tahap Konsumsi Massa Tinggi atau Besar-besaran
Merupakan suatu masa yang ditandai dengan pencapaian banyak sektor penting
(leading sector) dalam perekonomian berubah menuju produksi barang dan jasa
konsumsi. Abad konsumsi besar-besaran pun ditandai dengan migrasi ke pinggiran
kota, pemakaian mobil secara luas, serta barang-barang konsumen dan peralatan
rumah tangga yang tahan lama. Pada tahap ini, keseimbangan perhatian masyarakat
beralih dari penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi ke persoalan
konsumsi, dan kesejahteraan dalam arti luas. Ada tiga kekuatan yang tampak dalam
tahap purna dewasa ini, yaitu sebagai berikut.
1. Penerapan kebijaksanaan untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh
melampaui batas-batas nasional.
2. Ingin memiliki suatu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan
nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial, dan
fasilitas hiburan bagi para pekerja.
3. Keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sektor penting seperti
mobil, rumah murah, berbagai peralatan rumah tangga yang Menggunakan listrik,
dan sebagainya (Jhingan, 1994: 114).
(1957) dan Asian Drama: An Inquiry into Poverty of Nations (1968), berpendapat bahwa
322
h. Dampak Balik
Semua perubahan yang bersifat merugikan dari ekspansi ekonomi suatu tempat karena
sebab-sebab di luar tempat itu, atau dapat disebut juga dampak migrasi. Dampak ini
merupakan perpindahan modal dan perdagangan serta keseluruhan dampak yang timbul
dari proses sebab musabab sirkuler antara faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi.
i. Dampak Sebar
Mengunjuk pada dampak momentum pembangunan yang menyebar secara sentrifugal
dari pusat pengembangan ekonomi ke wilayah-wilayah lainnya. Sebab utama
ketimpangan regional adalah kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar di
negara-negara terbelakang.
j. Ketimpangan Regional
Terjadi lebih banyak karena berakar pada dasar nonekonomi yang berkaitan erat dengan
sistem kapitalis yang dikcndalikan oleh motif laba, di mana terpusat di wilayah-wilayah
323
(Negara-negara) yang memiliki laba tinggi. Gejala ini disebabkan oleh peranan kekuatan
pasar bebas yang cenderung memperlebar ketimpangan
regional semakin melebar, sedangkan di negara maju menyempit. Hal itu disebabkan oleh
semakin tinggi tingkat pembangunan ekonomi yang sudah dicapai suatu negara, biasanya
semakin kuat pula dampak sebar yang akan terjadi.
Mengingat pembangunan tersebut disertai oleh transportasi dan komunikasi, yang
makin baik, tingkat pendidikan makin tinggi, dan semakin dinamis antara ide dan nilai
yang semuanya cenderung memperkuat daya sebar sentrifugal dan
hambatan-
l. Peranan Pemerintah
Kebijaksanaan nasional sering memperburuk ketimpangan regional, terutama oleh
peranan kekuatan pasar bebas dan kebijaksanaan liberal sebagai akibat lemahnya dampak
sebar. Faktor lain yang menyebabkan ketimpangan regional di negara miskin adalah
lembaga feodal yang kokoh dan lembaga lainnya yang tidak egaliter, serta struktur
kekuasaan yang membantu si kaya menghisap si miskin (Myrdal. 1957: 28). Oleh
karena itu. pemerintah negara terbelakang, harus menerapkan kebijaksanaan yang adil
dan egaliter.
m. Ketimpangan Internasional
324
Pada
umumnya
perdagangan
internasional
menguntungkan
negara
kaya
dan
n. Perpindahan Modal
Hal ini pun gagal menghapuskan ketimpangan internasional, karena negara lebih maju
lebih menjanjikan keuntungan dan jaminan bagi para investor maka modal akan semakin
menjauhkan diri dari negara terbelakang. Modal yang mengalir ke negara terbelakang
diarahkan sebagian besar pada produksi barang primer untuk ekspor, hal ini akan
meragukan mereka karena dampak balik yang kuat. Apa pun yang diinvestasikan pihak
asing, akan meningkatkan dampak balik yang domain serta tidak menjadi pemecah
masalah dalam ketimpangan internasional (Jhingan, 1994: 274).
325
6. Oleh karena itu, a berkesimpulan bahwa kapitalis dan pemilik tanah adalah pihak
yang mengeksploitasi para pekerja.
7. Jika semua nilai adalah produk dan tenaga kerja maka semua profit yang diterima
adalah oleh kapitalis dan pemilik tanah pastilah merupakan nilai surplus yang diambil
secara tidak adil dari pendapatan kelas pekerja.
8. Adapun rumus matematis untuk teori nilai surplus dapat dikemukakan bahwa tingkat
profit (p) atau eksploitasi adalah sama dengan nilai surplus (s) dibagi dengan nilai
produktif akhir (r). Dengan demikian,
s
P=
r
Misalnya, pabrik pakaian mempekerjakan buruh untuk membuat baju. Kapitalis
menjual bajunya seharga $100/buah, tetapi ongkos tenaga kerjanya adalah $70/ baju.
Karena itu, tingkat profit atau eksploitasinya adalah
$30
P=
6. Marx membagi nilai produk akhir menjadi dua bentuk kapital (modal), yakni kapital
konstan (c) dan kapital variabel (v). Kapital konstan merepresentasikan pabrik dan
peralatan. Kapital adalah biaya tenaga kerja .Jadi, pcrsamaan untuk tingkat profit
menjadi:
P = s(v.c)
326
Kemudian, tahun 1946 Friedman memperoleh gelar Ph.D. dari Columbia dan ia
kembali mengajar di University of Chicago, bahkan melanjutkan tradisinya memperkuat
versi terbaru dan teori kuantitas uang Irving Fisher yang diterapkannya pada kebijakan
moneter. Ia menulis banyak topik yang berkaitan dengan ekonomi moneter dan
berpuncak pada riset dan tulisan empirisnya yang paling terkenal, yaitu A Monetary
History of the United States (1867-1960) yang dipublikasikan oleh National Bureau of
Economic Research dan ditulis bersama Anna J.Schwartz. Pada intinya, studi
monumental ini menunjukkan kekuatan uang dan kebijakan moneter dalam gejolak
perekonomian Amerika Serikat, termasuk Depresi Besar dan era pascaperang, ketika para
ekonom arus utama percaya bahwa uang tidak penting. Kemudian, ia pun menulis buku
Capitalism and Freedom yang diluncurkan pada ulang tahun perkawinan Friedman dan
Rose ke-25. Inti teorinya sebagai berikut.
j. Metodologi Positivisme, menurut Friedman, validitas suatu teori tidak tergantung
pada unsur generalisasinya maupun kekokohan asumsi-asumsi dasarnya, melainkan
semata-mata pada kesesuaian implikasinya secara relatif terhadap implikasi teori-teori
lain, yang diukur berdasarkan statistuk primer.
k. Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan berbagai masalah
ekonomi, asalkan di dukung kebebasan politik
Chicago melihat perekonomian sebagai
327
329
mereka tersusun dari pelaku-pelaku dalam berbagai peran politik (politisi. birokrat.
pemilih. dan lain-lain). Salah satu hasil yang sangat terkenal mengenai investigasi ini
adalah Teori Arrow (1963). Menurut teori tersebut, tidak ada aturan keputusan yang
secara simultan dapat memenuhi sejumlah kondisi yang sangat masuk akal. Pada bagian
lain, para ahli teori, lagi-lagi mengasumsikan satu populasi dengan preferensi politik
tertentu, dan melihat bagaimana partai-partai politik berperilaku dalam sistem pemilihan
yang demokratis, dengan asumsi bahwa setiap tujuan partai adalah memenangkan
pemilihan dan masing-masing tujuan pemilih adalah untuk mengamankan kebijakan yang
sesuai, mungkin dengan preferensinya sendiri. Penerangan ini pada mulanya di
kembangkan oleh Antony Down (1957) dan sejak itu telah dielaborasi secara meluas.
330
serta partisipan memengaruhi atau membujuk satu sama lain secara argumentatif
(Miller, 2002: 798).
331
1) Sebuah kemampuan untuk menjadi baik sekaligus buruk, baik dicintai maupun
ditakuti.
2) Watak-watak, seperti ketegasan, kekejaman, kemandirian, disiplin, dan kontrol
diri.
3) Sebuah reputasi menyangkut kemurahan hati, pengampunan, dapat dipercaya, dan
tulus.
c. Seorang pangeran harus berani untuk melakukan apa pun yang diperlukan, betapa pun
tampak tercela karena rakyat pada akhirnya hanya peduli dengan hasilnya, yaitu
kebaikan negara.
332
perintah ayah adalah penting bagi kesejahteraan keluarga, demikian pula patuh pada
penguasa adalah penting bagi stabilitas negara.
i. Ayah yang memiliki kekuasaan penuh dalam keluarga maka dalam penguasa
commonwealth harus memiliki yurisdiksi penuh terhadap warga negaranya. Karena
berkeluarga itu seperti bernegara; hanya ada satu penguasa, satu pemimpin, dan satu
tuan. Jika beberapa orang memiliki otoritas, mereka akan merusak tatanan dan
menimbulkan bencana yang terus berlanjut.
j. Elemen yang membedakan negara dan semua hentuk asosiasi manusia lainnya adalah
kedaulatan. Tidak boleh ada commonwealth yang sejati tanpa kekuasaan yang
berdaulat menyatukan semua anggota-anggotanya. Suatu otoritas yang mutlak dan
tertinggi yang tidak tunduk pada kekuasaan manusia lainnya harus ada dalam
lembaga politik.
333
334
maka distribusi yang adil secara sederhana adalah distribusi yang dihasilkan dari
pertukaran bebas (free exchanges) di antara orang-orang. Semua distribusi yang timbul
oleh pemerintah secara bebas (free exchanges) dari sebuah situasi yang adil dengan
sendirinya adalah adil. Namun, jika pemerintah berusaha memajaki pertukaran tersebut
dengan melawan kemauan orang itu, berarti itu tidak adil, bahkan seandainya pajak tetap
dipergunakan untuk memberikan kompensasi bagi seseorang yang harus menanggung
biaya ekstra karena rintangan alamiah yang tidak semestinya. Dengan demikian, satusatunya perpajakan yang sah adalah mengumpulkan penghasilan demi memelihara latar
belakang institusi-institusi yang diperlukan untuk melindungi sistem pertukaran bebas,
misalnya polisi beserta jajaran penegak hukum lainnya dalam menegakkan pertukaran
bebas.
Nozick mengklaim bahwa dengan meningkatnya kekayaan sosial akan erjadi
proefisiensi secara maksimal. Secara lebih rinci, menurut Nozick dalam karyanya yang
berjudul Anarchy, State, and Utopia (1974) terdapat tiga prinsip utama dalam entitlement
theory (teori hak pemilikan legal) sebagai berikut.
d. Prinsip transfer (principle of transfer) apa pun yang diperoleh secara adil dapat
ditransfer secara bebas.
e. Prinsip perolehan awal yang adil (principle of just initial acquisition) penilaian
tentang bagaimana orang pada awalnya sampai memiliki sesuatu yang dapat
ditransfer menurut prinsip pertama.
f. Prinsip pembenaran ketidakadilan (principle of rectification of injustice) bagaimana
berhubungan dengan pemilikan (holdings) jika hal itu diperoleh atau ditransfer
melalui cara yang tidak adil.
Dengan demikian, secara bersama ketiga prinsip tersebut mengimplikasikan
bahwa jika apa yang sekarang ada pada orang diperoleh dengan cara yang adil, maka
rumus distribusi yang adil adalah Setiap orang memberikan sesuai dengan pilihannya,
dan setiap orang menerima sesuai dengan apa yang dipilihnya atau from each as they
choose, to each as they are choose (Nozick, 1974: 160)
E. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Pemikiran dan perhatian intelektual terhadap masalah-masalah serta isu-isu yang
berhubungan dengan sosiologi sudah lama berkembang sebelum sosiologi itu lahir
menjadi suatu disiplin ilmu. Para ahli filsafat Pencerahan (Enlightenment) pada abad ke336
18 sudah menekankan peranan akal budi budi yang potensial dalam memahami perilaku
manusia dan dalam memberikan landasan untuk hukum-hukum dan organisasi negara
(Becker, 1932: Berlin, 1956; Capaldi, 1967). Pemikiran mereka lebih ditekankan pada
dobrakan utama terhadap pemikiran Abad Pertengahan yang bergaya skolastik atau
dogmatis, di mana perilaku manusia dan onganisasi masyarakat itu sudah dijelaskan
dalam hubungannya dengan kepercayaan-kepercayaan agama (Johnson, 1986: 14).
Sejarawan dan filsuf sosial Islam Tunisia, Ibnu Khaldun (1332-1406), sudah
merumuskan suatu model tentang suku bangsa nomaden yang keras dan masyarakatmasyarakat halus bentipe menetap dalam suatu hubungan yang kontras (Chambliss, 1954:
285-312). Karya Ibnu Khaldun tersebut dituangkan dalam bukunya yang benjudul AlMuqaddimah tentang sejarah dunia dan sosial budaya yang dipandang sebagai karya
besar di bidang tersebut (Sharqawi, 1986:144). Dari kajiannya tentang watak masyarakat
manusia, Khaldun menyimpulkan bahwa kehidupan nomaden lebih dahulu ada dibanding
kehidupan kota dan masing-masing kehidupan ini memiliki karakteristik tersendiri.
Menurut pengamatannya, politik tidak akan timbul kecuali dengan penaklukan, dan
penaklukan tidak akan terealisasi kecuali dengan solidaritas. Lebih jauh lagi, ia
mengemukakan bahwa kelompok yang terkalahkan selalu senang mengekor ke kelompok
yang menang, baik dalam slogan, pakaian, kendaraan, dan tradisinya. Selain itu, salah
satu watak seorang raja adalah sikapnya yang menggemari kemewahan, kesenangan, dan
kedamaian. Dan apabila hal- hal ini semuanya mewarnai sebuah negara maka negara itu
akan masuk dalam masa senja. Dengan demikian, kebudayaan itu adalah tujuan
masyarakat manusia dan akhir usia senja (Al-Muqaddimah, 1284 H: 168).
337
deskripsi
historis
mengcnai
masyarakat-masyarakat
Arab,
tetapi
untuk
usaha-usaha
pemikiran
mengenai
masyarakat.
Lama-kelamaan,
dengan
mulanya merupakan bagian dari filsafat yang bernama kosmologi, sedangkan alamiah
menjadi fisika, filsafat kejiwaan menjadi psikologi, dan filsafat sosial menjadi sosiologi
(Soekanto. 1986: 3).
338
dapat
dipisahkan dari ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti ekonomi, sejarah, politik, dan lain
sebagainya. Lahirnya sosiologi sebagai ilmu sosial tidak lepas peranannya dari seorang
tokoh brilian tetapi kesepian. Ia adalah Auguste Comte (1798-1857), yang tidak hanya
menemukan nama untuk bidang studi yang belum dipraktikkan pada saat itu, tetapi juga
mengklaim status masa depan ilmu pengetahuan tentang hukum yang mengatur
perkembangan progresif, namun teratur dari masyarakat terutama dari hukum dinamika
sosial dan hukum statis sosial (Bauman, 2000: 1032). Pengetahuan yang akan diperoleh
dengan menyebarkan metode ilmiah dan observasi dan eksperimen yang dapat diterapkan
secara universal.
Auguste Comte menulis buku berjudul Course of Positive Philosophy yang
diterbitkan pada tahun antara 1830-1842, yang mencerminkan suatu komitmen yang kuat
terhadap metode ilmiah (Johnson, 1986: 13). Buku tersebut merupakan ensiklopedia
mengenai evolusi filosofis dari semua ilmu dan merupakan suatu pernyataan yang
sistematis tentang filsafat positif, yang semua ini terwujud dalam tahap akhir
perkembangan (Johnson. 1986: 84-85). Singkatnya, dalam hukum itu menyatakan bahwa
masyarakat berkembang melalui tiga tahap utama. Tahap-tahap ini ditentukan menurut
cara berpikir yang dominan, terbagi dalam tiga stadium, yaitu (1) tahap teologis, ditandai
oleh kekuatan zat adikodrati Yang Mahakuasa (2) tahap metafisik, ditandai oleh kekuatan
pikiran dan ide-ide abstrak yang absolut; (3) tahap positif yang ditandai dengan kemajuan
ilmu-ilmu positivistik untuk kemajuan dan keteraturan hidup manusia, di mana sosiologi
akan menjadi pendeta agama baru (Lauer, 2003: 73-74).
339
Sosiologi yang lahir tahun 1839, berasal dari kata latin socius yang berarti kawan,
dan logos yang berasal dari bahasa yunani yang berarti kata atau berbicara. Dengan
demikian sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Bagi Comte sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan kamasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari
perkembangan ilmu pengetahuan.
Tokoh ahli kemasyarakatan lainnya dari Inggris, yaitu Herbert Spencer (18201830), merupakan tokoh yang pertama-tama menulis tentang masyarakat atas dasar data
empiris yang konkret dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul Principles of
Sociology. Ia mengemukakan bahwa kunci memahami gejala sosial atau gejala alamiah
itu adalah hukum evolusi universal (Spencer, 1967). Gejala fisik, Biologis, dan sosial itu
semuanya tunduk pada hukum dasar tersebut. Kemudian prinsip-prinsip evolusi tersebut
juga diperluas dari tingkat gilogis ke sosial sehingga semboyan survival of the fittest
dalam Darwinisme sosial itu pun sebenarnya dari Herbert Spencer.
Emile Durkheim (1858-1917) banyak yang mengakui sebagai salah satu bapak
ilmu sosiologi dalam pengembangan disiplin sosiologi sebagai disiplin akademik,
mengikuti tradisi positivistik Prancis dan mengemukakan dalil keberadaan fakta sosial
yang spesifik, yang telah ditinggalkan oleh bentuk studi lainnya. khususnya psikologi
yang merupakan pesaing dari sosiologi yang paling nyata dalam tugas menjelaskan
keteraturan di dalam tindakan manusia yang dapat di amati. Dalam bukunya yang
berjudul The Rules of Sosiological Method, Durkheim mengajukan dalil bahwa fakta
340
sosial itu tidak dapat direduksikan ke fakta individu, melainkan memiliki eksistensi yang
indipenden pada tingkat sosial. Inilah awal yang menegakkan sosiologi sebagai satu
disiplin ilmu tersendiri terlepas dari psikologi, walaupun pendapat tersebut ditentang oleh
tokoh-tokoh lainnya, seperti Max Weber dan George C. Homans dalam karyanya Social
Behavior: Its Elementary Forms, kelompok reduksionis yang mengemukakan bahwa
setiap usaha untuk menjelaskan gejala sosial akhirnya harus didasarkan pada proposisiproposisi mengenai perilaku individu (Homans,1961).
Apa yang membedakan fakta sosial itu dapat dibedakan dengan gejala individual?
Bagi Durkheim, fakta sosial itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan gejala
individual.
1. Fakta sosial itu bersifat eksternal terhadap individu yang merupakan cara bertindak,
berpikir, dan berperasaan yang memperlihatkan keberadaannya di luar kesadaran
individu.
2. Fakta sosial itu memaksa kepada individu, walaupun tidak dalam pengertian kepada
hal-hal negatif. Melalui fakta sosial, individu tersebut dipaksa, dibimbing,
diyakinkan, didorong, atau dipengaruhi dalam lingkungan sosialnya.
3. Fakta sosial itu bersifat universal, oleh karenanya tersebar secara luas dalam arti milik
bersama, bukan sifat individu perorangan ataupun hasil penjumlahan individual,
tetapi kolektif.
Dalam buku yang lain, Division of Labour in Society, Durkheim memusatkan
konsep solidaritas sosial sebagai sebuah karya yang menaungi semua karya utamanya.
Singkatnya, solidaritas sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu
dengan kelompok yang didasarkan pada perasaan moral serta kepercayaan yang dianut
bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Dalam hal ini, Durkheim
menganalisis pengaruh atau fungsi kompleksitas dan spesialisasi pembagian kerja dalam
struktut sosial dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya dalam bentuk-bentuk
pokok solidaritas sosial. Dalam arti bahwa pertumbuhan dalam pembagian kerja
meningkatkan suatu peruhahan dalam struktur sosial dari solidaritas sosial mekanik ke
solidaritas sosial organik (Durkheim, 1964a: 79).
Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu kesadaran kolektif (collective
consciousness/conscience) yang mengacu pada totalitas kepercayaandan sentiment
bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang samatersebut. Sedangkan dalam
341
solidaritas organik, terdapat saling ketergantungan yang tinggi dan hal itu muncul karena
pembagian kerja yang bertambah besar sehingga terbentuk spesialisasi dalam pembagian
pekerjaan.Karakteristik dalam timbulnya solidaritas organik tersebut ditandai oleh
pentingnya hokum yang bersifat memulihkan (restrictive) daripada bersifat represif
(Johnson, 1986: 183-184).
Pada saat yang hampir sama, Max Weber (1864-1920) tokoh pendiri akademik
lainnya yang terinspirasi oleh tradisi Geisteswissenchaven dan Kulturlehre dari Jerman,
berusaha membentuk disiplin baru.Sosiologi dibedakan oleh pendekatan dan pandangan
interpretatifnya daripada oleh pernyataan bahwa seperangkat fakta terpisah merupakan
wilayah ekslusif untuk studynya. Bagi Weber, sosiologi dibedakan oleh usahanya untuk
Verstehen (memahami) tingkah laku manusia. Untuk focus kajiannya itu, ia berbeda
dengan Durkheim yang menekankan fakta sosial tersebut. Bagi Weber kenyataan sosial
itu sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan sosial yang
berarti. Dalam arti bahwa tinjauan Weber tersebut berhubungan dengan posisi nominalis
yang berpendirian bahwa hanya individulah yang riil secara obyektif. Sebaliknya,
masyarakat hanyalah satu nama yang mengunjuk pada sekumpulan individu-individu.
Akan tetapi, analisis substantit Weber tidak mencerminkan suatu posisi yang
individualistik
dengan
ekstremnya.
Dia
pun
mengikuti
pentingnya
dinamika
342
Max Weber
(http://cache.eb.com)
Dunia ilmu budaya tidaklah dapat di pandang sebagai sesuatu yang sesuai
menurut hokum-hukum ilmu alam saja yang menyatakan hubungan itu bersifat
kausal.Sebaliknya, dunia budaya harus dilihat sebagai dunia kebebasan dalam
hubungannya dengan pengalaman dan pernahaman internal, dimana arti-arti subyektif itu
dapat ditangkap. Sebab pengetahuan yang selalu obyektif mengenai tipe yang dicari
dalam ilmu-ilmu alam tidaklah memadai. Pandangan semacam itu dikembangkan oleh
guru Weber, yakni seorang sejarawan Jerman bernama Wilhelm Dilthey (1883-1911)
yang menekankan tradisi idealis dan ilmu budaya yang menekankan verstehen
(pemahaman subjektif) bertentangan dengan paradigma positivisme dari Prancis atau
Durkheim tersebut (Bauman, 2000:1025).
Namun sebaliknya, Weber pun berpendirian bahwa sosiologi haruslah merupakan
suatu ilmu empirik, harus menganalisis perilaku aktual manusia secara individual
menurut orientasi subjektif mereka sendiri. Hal itu pun yang membedakan secara tajam
dengan kaum idealistik lainnya yang menurut anggapannya hanya menginterpretasikan
perilaku individu ataupun perkembangan sejarah suatu masyarakat sesuai dengan asumsiasumsi apriori yang luas. Di sini pula tinjauan Weber sesuai dengan positivisme karena
menekankan arti pentingnya empirisme, tetapi bedanya Weber tetap tidak menghilangkan
arti penting tentang subjektivisme.
Dalam hal ini, Weber dapat dikatakan selangkah lebih jauh dalam memisahkan
nilai-nilai analisis ilmiahnya. Selain ia terkenal dengan metode verstehen-nya, Weber pun
mempertahankan bahwa pengetahuan ilmiah tidak pernah membenarkan suatu dasar
untuk mcmberikan pertimbangan nilai (value judgment). Ilmu pengetahuan harus bersifat
netral dalam huhungannya dengan menilai posisi-posisi moral yang bertentangan. Inilah
keunggulan Weber, kendatipun pendapat yang terakhir ini banyak mendapat kritik dari
Mazhab frankfurt berikutnya. Selain itu, salah satu sumbangan Weher yang penting
lainnya dalam bidang metodologi adalah ia mengembangkan tipe ideal sebagai suatu cara
untuk memungkinkan perbandingan dan generalisasi-generalisasi empirik (Parson dan
Neil, 1956). Tipe ideal dikonstruksikan,dan digunakan sebagai tonggak pengukur untuk
menilai seberapa jauh gejala itu sesuai dengan tipe ideal sebagai konsep teoretis dalam
343
ada lagi yang lain dalam kenyataan sosial, kecuali definisi-definisi subjektif mereka.
Setidaknya, untuk berkomunikasi dengan orang lain, di mana individu harus mempelajari
suatu hahasa yang tidak mereka ciptakan secara individual. Disinilah karya Weher
memberikan contoh kuat adanya peralihan dari paradigma definisi sosial ke paradigma
fakta sosial (Johnson. 1986: 58).
Keteraturan sosial lama sudah hancur berantakan dan sedang menghilang dengan
cepat, dan tidak jelas apa yang menggantikannya. Sistem kepercayaan tradisional yang
dahulunya memberikan arti pada hidup, ikut mengarahkan dan mengontrol perilaku,
menjadi rusak oleh munculnya pendekatan ilmiah dan oleh sejumlah ideologi baru.
Berbagai kelompok kepentingan dalam bidang ekonomi, politik, dan nasional mulai
mengejar tujuannya masing-masing, yang tidak terlalu banyak dibatasi oleh tradisi atau
komitmen moral bersama, seperti oleh tekanan-tekanan yang datang dari kelompokkelompok oposisi. Meskipun konteks sosial tertentu bervariasi antara satu negara dengan
lainnya, semua pelopor ahli sosiologi melihat masyarakanya yang sedang mengalami
perubahan pesat, sering tanpa arah yang jelas. Tentu saja gambaran mereka tentang masa
lampau terlalu menekankan stabilitas dan kedamaian. Walaupun demikian, hal itu
memberikan suatu dasar perbandingan dengan masa sekarang (Nisbet, 1966).
Banyak para ahli sosial modern yang menaruh minat serta perhatiannya pada
berbagai perubahan sosial yang terjadi belakangan ini. Beberapa ahli di antaranya
berusaha untuk menunjukkan kecenderungan yang memungkinkan dapat dibuatnya
proyeksi-proyeksi tentang masa depan. Dan, kebangkitan yang paling berkembang serta
mengakibatkan munculnya kritik yang luas dan penolakkan terhadap apa yang disebut
Anthony Giddens sebagai konsensus ortodoks pada tahun 1970-an, yaitu revolusi
fenomenologis. Diawali oleh Berger dan Luckman (1966), revolusi tersebut di topang
oleh melimpahnya reformulasi radikal dari subjek persoalan dan strategi yang tepat dari
karya-karya sosiologi. Karya Alfred Schutz, Life Forms and Meaning Structure
merupakan insprirasi dan otoritas teoretis yang utama. Karya itu telah membuka jalan
bagi pengaruh filsafat kontinental Edmund Huseerl dan Martin Hidegger, dan aplikasi
hermeneutiknya di dalam tulisan-tulisan Paul Ricouer serta Hans GeorgGadamer. Efek
dari pengungkapan fenomenologi adalah pergeseran minat dan batasan struktural
eksternal dan ekstrasubjektif menuju ke interpretasi pengalaman subjektif dari pelaku.
Dan, dari determinasi ke arbitrase antara kebenaran objektif dan opini prasangka,
346
suatu transformasi besar dalam masyarakat dunia umumnya. Jika suatu masyarakat
industri didasarkan pada harta benda sebagai indikatornya maka pengetahuan teoretis
akan menjadi suatu teori nilai kerja sampai kepada suatu teori nilai pengetahuan.
Menurutnya, perubahan dalam dasar kehidupan sosial ini pun ditandai oleh adanya suatu
perubahan dalam struktur kelas. Kelas sosial baru yang dominan bukan lagi suatu kelas
borjuis pemilik harta henda. tetapi suatu inteligensia sosial, yaitu suatu kelas maupun
individu yang mendominasi bentuk-bentuk pengetahuan teoretis, seperti para guru,
dokter. Konsultan, pengacara, ilmuwan, insinyur, dan profesi keilmuan lainnya.
Di Indonesia, walaupun secara formal sebelum kemerdekaan belum berkembang
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, namun menurut Selo Soemardjan banyak diantara
para pujangga dan pemimpin-pemimpin kita yang telah memasukkan unsur-unsur
sosiologi dalam ajaran-ajarannya (1965).
Sebagai contoh, ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Mangkunegara IV dari
Surakarta, penuh dengan tata hubungan golongan yang berbeda-beda pada masyarakat
Jawa, terutama menyangkut Intergroup Relations. Kemudian ajaran-ajaran Ki Hajar
Dewantara banyak membahas tentang kepemimpinan dan kekeluargaan yang diterapkan
pada pendidikan Taman Siswa (Soemardjan, 1965; Soekanto, 1986:42).
Penjelasan di atas jelas menunjukkan bahwa unsur-unsur sosiologi tidak
digunakan dalam teori murni sosiologis, tetapi sebagai landasan untuk tujuan tertentu,
terutama sebagai tata hubungan antarmanusia dan pendidikan. Begitu pun dalam karyakarya peneliti yang secara khusus meneliti masyarakat Indonesia, seperti Snouck
Hurgronje, C. Van Vollenhoven, ter Haar, Duyvendak, dan lain-lain, begitu tampak
unsur-unsur sosiologis, namun belum meningkat ke sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
yang berdiri sendiri.
Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum yang berkedudukan di Jakarta
merupakan lembaga perguruan tinggi di Indonesia yang pertama kali memberikan kuliahkuliah sosiologi sebelum meletusnya Perang Dunia II. Substansi sosiologi di sini pun
hanyalah sebagai bagian perlengkapan dalam kajian ilmu hukum. Begitupun yang
mengajar bukan sarjana-sarjana sosiologi, tetapi lebih bersifat filsafat sosial dan teoretis
berdasarkan buku-buku karya Alfred Vierkandt, Lepold von Wise Steinmetz, dan Bierens
de Haan (Soemardjan, 1965; Soekanto, 1986: 43).
348
349
DAFTAR PUSTAKA
-
Budiardjo, Miriam, 2002, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
Daldjoeni, N, 1987, Pokok-pokok Geografi Manusia, Bandung : Alumni
Djasni Salim & Syafril, 2000, IPS: Ekonomi I, Jakarta : Bumi Aksara
Gazalba, Sidi, 1981, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta : Bharata Karya Aksara
Goodman J. Douglas, Ritzer George, 2004, Teori Sosiologi Modern, (Terj.
Alimandan), Jakarta: Kencana.
Hasan, Hamid, 1985, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan - Universitas Terbuka.
Hoselitz, F Bert (ed.) 1988, PanduanDasar Ilmu-ilmu Sosial . Pemerkaya Pendekatan
Santar Disiplin dan Bacaan Awal Sebelum Memilih Spesialisasi, Jakarta :
Rajawali Pers.
Isaak, A Robert, 1995, Ekonomi Politiklnternasional (Pengantar Mohtar Masoed),
Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Isjwara F, 1999,Pengantar Ilmu Politik, Bandung : Putra Bardin
Johnson, Doyle Paul, 1981, Sociological Theory: Classical Founders and
Contemporary, John Wiley & Sons, Inc.
Kasdi, Aminudin, 1997, Pengantarllmu Sejarah, Surabaya, University Press IKIP
Surabaya
Koentjaraningrat, 1980, Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : UI Press.
350
351