Anda di halaman 1dari 10

Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNLOGI SERAT, KARET, DAN RESIN
(Resistensi Serat Terhadap Asam)

Oleh :
Nama

: Kamilah Samrotul Fuadah

NPM

: 240310140007

Hari, tanggal praktikum

: Rabu, 11 Mei 2016

Asisten

: 1. Allyza Vianti Putri


2. Andina Natalia
3. Chrispina Ayu W.K
4. Sri Wulan

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJDJARAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serat alam merupakan serat yang digunakan sebagai bahan baku pembuat
tekstil, pakaian, tas, sepatu dan lain sebagainya. Salah satu contoh yang termasuk
serat alam adalah serat kenaf. Serat kenaf ini biasa digunakan pada industri
otomotif. Contohnya seperti produk dashboard. Untuk pembuatan dashboard itu
sendiri, tentu kita harus mengetahui seberapa kuat serat kenaf tersebut untuk
dijadikan dashboard. Hal ini yang menjadi suatu percobaan untuk di uji dengan
berbagai bahan percobaan. Misalnya serat kenaf ini akan di uji dengan merendam
serat kenaf menggunakan sebuah larutan selama waktu yang telah ditentukan
yaitu 30 menit dan 60 menit.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dipertemukan dengan asam,
misalnya asam cuka. Asam cuka tersebut bersifat korosif yang dapat menjadi
bahan uji untuk mengetahui kekuatan serat yang bertujuan untuk mengetahui jenis
serat tersebut cocok digunakan oleh industri apa.
Untuk mengetahui kekuatan serat kenaf ini, maka perlu uji perendaman
dengan larutan. Larutan yang akan digunakan untuk pengujian ini adalah larutan
asam kuat dan asam lemah dengan lama waktu perendaman yang berbeda yaitu
selama 30 menit dan 60 menit.
1.2 Tujuan Praktikum
- Untuk mengetahui daya ketahanan serat terhadap asam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam jurnal penelitian Profesor Sunjindro (2011) dijelaskan bahwa
serat alam merupakan bahan baku yang ramah lingkungan, karena mudah
terdegradasi dan tanaman serat alam memiliki kemampuan menyerap CO 2 yang
cukup besar, terutama pada tanaman kenaf. Serat alam banyak digunakan sebagai
bahan baku untuk produk komposit seperti fiberboard untuk interior mobil dan
setiap serat alam memiliki ciri dan kegunaan yang spesifik, misalnya serat kenaf
yang dapat digunakan untuk kertas mata uang.
Kenaf adalah jenis tanaman yang mudah dibudidayakan di daerah tropis
seperti Indonesia. Kenaf sangat potensial untuk industri secara global karena
kandungan selulosanya tinggi (Hossain, dkk, 2014). Kandungan serat alam
umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa dari serat alam
memiliki struktur yang tersusun dalam micro-fibrils dilingkupi oleh dua
komponen utama, yaitu : hemiselulosa dan lignin (Moran, 2007).
Asam klorida merupakan senyawa anorganik dengan bau tajam dan tak
berwarna. Asam klorida sangat larut dalam pelarut air dengan membentuk larutan
asam kuat. Titik lelehnya -0,41C, titik didih 110C (383 K) pada larutan 20,2%
dan 48C (321 K) pada larutan 48%. HCl adalah asam kuat dan memisah
sepenuhnya dalam air. HCl dibentuk oleh ikatan kovalen antara ion hidrogen dan
klorida. HCl memiliki banyak kegunaan komersial, termasuk penggunaan dalam
produksi baja dan dalam produksi obat-obatan. Selain itu, tubuh manusia
menggunakan HCl untuk pencernaan dengan mengaktifkan enzim yang
diperlukan untuk memecah protein.Asam klorida bersifat korosif, yang berarti
akan merusak dan mengikis jaringan biologis bila tersentuh. Asam Klorida
berwarna jernih, berbau dan memiliki densitas 1,096 g/cm. HCl bersifat korosif
terhadap membran mukosa, esophagus, dan membran perut. HCl akan
memberikan warna kuning pada besi atau senyawa organik lain (Mulyono, 2006).
Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis
tak berwarna, Mempunyai rumus empiris C2H4O2. Mempunyai densitas 1,049
gr/ml dan titik didih 1180 dengan Ka = 1,8 x 10-5 Asam asetat sangat korosif
terhadap jaringan yang dapat menuyebabkan muntah, pusing, pingsan dan lainlain. Berwujud cairan kental jernih atau padatan mengkilat. CH3COOH
mempunyai bau yang tajam khas cuka (Daintith, 1994).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Gelas kaca 2 buah
2. Gelas plastik 2 buah
3.1.2 Bahan
1. Serat kenaf
2. Larutan HCl 10%
3. Larutan CH3COOH
3.2 Prosedur Praktikum
3.2.1 HCl 10%
1. Mengamati bentuk serta kekuatan serat
2. Menuangkan larutan HCl 10% ke dalam dua wadah kaca
3. Merendam serat pada larutan asam, masing-masing selama 30 menit
dan 60 menit
4. Meniriskan serat yang sudah direndam dan mengeringkannya
5. Mengamati bentuk serta daya kekuatan serat yang telah direndam
3.2.2

CH3COOH
1. Mengamati bentuk serta kekuatan serat
2. Menuangkan larutan CH3COOH ke dalam dua wadah plastik
3. Merendam serat pada larutan asam, masing-masing selama 30 menit
dan 60 menit
4. Meniriskan serat yang sudah direndam dan mengeringkannya
5. Mengamati bentuk serta daya kekuatan serat yang telah direndam

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Identifikasi Kekuatan Serat Terhadap Asam Kuat
Sesudah direndam
No
Jenis Serat
Sebelum Direndam
30 menit
60 menit
1
Serat Kelapa
*****
****
*****
2
Serat Pisang
*****
*
*
3
Serat Kenaf
****
****
***
Tabel 2. Identifikasi Kekuatan Serat Terhadap Asam Lemah
Sesudah direndam
No
Jenis Serat
Sebelum Direndam
30 menit
60 menit
1
Serat Kelapa
*****
*****
***
2
Serat Pisang
*****
*****
*
3
Serat Kenaf
****
*****
*****
Keterangan:
***** sangat kuat
**** kuat
***
cukup
**
lemah
*
sangat lemah
Tabel 3. Identifikasi Perubahan Bentuk Pada Serat Terhadap Asam Kuat
Sebelum
Sesudah direndam
No
Jenis Serat
30 menit
60 menit
Direndam
1
Serat Kelapa
Kaku, kuat,
Warna memudar,
Warna
coklat muda
halus, kaku
memudar, halus,
kaku, kuat
2
Serat Pisang
Kuat, halus, Tidak kuat, warna
Warna
kuning
memudar
memudar, halus,
tidak kuat
3
Serat Kenaf
Kaku
Kaku, lembut,
Kaku, lembut,
warna tetap
warna tetap
Tabel 4. Identifikasi Perubahan Bentuk Pada Serat Terhadap Asam Lemah
Sebelum
Sesudah direndam
No
Jenis Serat
30
menit
60 menit
Direndam
1
Serat Kelapa
Kaku, kuat,
Kasar, kuat,
Warna mudar,
coklat muda
coklat muda
kasar, lentur
2
Serat Pisang
Kuat, halus,
Lentur, kuat
Tidak kuat,
kuning
luntur
3
Serat Kenaf
Kaku
Kaku, kuat, lebih
Kuat, kaku,
kasar, tidak ada
tidak berubah
perubahan warna.
warna

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai resistensi serat terhadap asam,
serat yang digunakan pada praktikum ini adalah serat kenaf. Serat kenaf yang
akan di rendam dengan larutan, di lilit hingga menjadi tebal dan kecil. Bertujuan
supaya serat kenaf ini terendam semua dan menguji kelarutan pada ketebalan
kenaf seperti itu. Setelah direndam, serat kenaf tersebut di cuci dengan air bersih,
tujuaannya supaya larutan yang menempel pada serat terbuang dan tidak bereaksi
saat proses pengeringan berlangsung. Serat kenaf memiliki sifat yang kuat dan
kaku. Pada hal ini serat kenaf akan di uji kekuatan dan perubahan bentuk dengan
direndam pada larutan asam yaitu HCl 10% dan CH3COOH yang berupa asam
cuka. Serat kenaf direndam dengan menggunakan HCl 10% selama 30 menit dan
60 menit. Hasil dari perendaman selama 30 menit yaitu serat kenaf tidak
mengalami banyak perubahan tetapi serat kenaf ini menjadi lebih lembut dari
sebelumnya. Hal ini terjadi karena dalam waktu 30 menit yaitu waktu yang cukup
singkat untuk larutan HCl bereaksi dengan serat kenaf sehingga larutan asam kuat
hanya bereaksi pada permukaan luarnya saja dengan hasil serat kenaf ini menjadi
lebih lembut. Serat kenaf dengan perendaman HCl 10% selama 60 menit
mengalami penurunan kualitas, kekuatan serat kenaf menurun. Hal ini terjadi
karena dalam waktu 60 menit tersebut larutan HCl berhasil memasuki bagian
selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat kenaf. Apabila dilakukan
perendaman lebih dari 60 menit, maka larutan HCl tersebut dapat memutuskan
rantai molekul selulosa yang terdapat pada serat kenaf sehingga serat kenaf
menjadi tidak kuat dan rapuh. Selain itu, hal yang mungkin terjadi pada
penurunan kekuatan serat kenaf ini adalah pada proses pengeringan, larutan asam
kuat yang sudah masuk pada bagian selulosa serat kenaf tetap bereaksi sehingga
terjadi penurunan kekuatan. Namun pada hasil uji rendaman dengan larutan HCl
ini, warna dan kelembutan pada serat kenaf tidak berubah.
Serat kenaf direndam dengan larutan asam lemah yaitu CH 3COOH yang
berupa asam cuka selama 30 menit dan 60 menit. Perendaman dengan waktu 30
menit menghasilkan serat yang lebih kuat dan lebih kasar, tetapi warna tidak
berubah. Perendaman dengan waktu 60 menit juga menghasilkan serat yang sama
seperti hasil pada perendaman 30 menit. Hal ini terjadi karena serat kenaf yang

bersifat kuat dan kaku ini tahan terhadap asam lemah sehingga kekuatan serat
kenaf semakin meningkat.
Serat kelapa memiliki sifat yang sangat kuat, kaku dan berwarna coklat
muda. Perendaman serat kelapa dengan menggunakan larutan HCl 10% selama 30
menit menghasilkan serat yang kuat, halus dan warna serat kelapa tersebut
memudar. Sedangkan pada perendaman dengan waktu 60 menit, serat kelapa ini
menghasilkan serat yang sangat kuat, halus, kaku dan warnanya memudar. Serat
kelapa yang direndam dengan menggunakan larutan asam lemah selama 30 menit
menghasilkan serat yang sangat kuat, kaku dan tidak mengalami perubahan
apapun. Sedangkan pada serat kelapa yang direndam selama 60 menit
menghasilkan serat yang cukup kuat, lentur dan warnanya memudar.
Serat pisang dengan sifat yang sangat kuat, halus dan berwara kuning
direndam dengan HCl 10% selama 30 menit dan 60 menit. Perendaman serat
pisang selama 30 menit menghasilkan serat yang tidak kuat, halus dan warnanya
memudar. Sedangkan perendaman dengan waktu 60 menit menghasilkan serat
yang sama seperti hasil perendaman selama 30 menit. Hal ini terjadi karena serat
pisang tidak tahan terhadap asam kuat sehingga sifat kuat dari serat pisang
menurun drastis. Perendaman serat pisang dengan menggunakan larutan asam
lemah selama 30 menit menghasilkan serat yang lentur dan kuat. Sedangkan
perendaman selama 60 menit menghasilkan serat yang lentur dan tidak kuat. Hal
ini terjadi karena serat pisang tidak tahan terhadap asam lemah dengan waktu
yang lama.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Serat kenaf merupakan serat yang tahan terhadap asam lemah
2. Serat kelapa merupakan serat yang tahan terhadap asam kuat
3. Serat pisang merupakan serat yang tidak tahan terhadap asam kuat dan
tidak tahan terhadap asam lemah apabila terlalu lama dalam rendaman
asam lemah
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah:
1. Disaat praktikum sedang berlangsung diharapkan lebih kondusif
2. Penyediaan bahan untuk praktikum diharapkan sudah tersedia disaat
praktikum berlangsung supaya pada praktikum shift selanjutnya tidak
terganggu.

DAFTAR PUSTAKA
J. I. Moran, Extraction of cellulose and preparation of nanocelullose from sisal
fibers. Celullose 15: 149-159. Springer Science+business Media B.V.
(2007)
Sudjindro.2011. Prospek Serat Alam Untuk Bahan Baku Kertas Uang. Perspektif
10 (2) : 92 104
M. D. Hossain, M. M. Hanafi, H. Jol dan A. H. Hazandy, Growth, yield and
fiber morphology of kenaf (Hibiscus cannabinus L. Jurnal Biotropika |
Volume 2 No. 1 | 2014 13) grown on sandy bris soil as influenced by
different levels of carbon. African Journal of Biotech.10 (50) : 10087
10094, 2011.
Mulyono, 2006. Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium. PT Bumi Aksara:
Jakarta
Daintith, J.1994. Kamus Lengkap Kimia. Edisi Baru. Alih Bahasa : Suminar
Achmadi, Ph.D. Erlangga. Jakarta.

LAMPIRAN

Gambar 1. Perendaman serat kenaf

Gambar 2. Pencucian serat kenaf

dengan larutan HCl 10%

Gambar 3. Proses pengeringan serat

Gambar 4. Serat kenaf hasil

kenaf

perendaman

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Anda mungkin juga menyukai