3.
Umum
a.
Setiap tindak pidana yang terjadi di berbagai wilayah hukum NKRI harus ditangani secara
konsisten dan konsekuen termasuk tindak pidana ringan guna menjamin adanya kepatuhan
dan ketaatan hukum.
b.
Rasa aman merupakan kebutuhan yang hakiki bagi setiap orang dalam menyelenggarakan
aktifitas sehari-hari dan berinteraksi satu sama lain terlepas dari segala kekhawatiran,
ancaman dan gangguan Kamtibmas termasuk tindak pidana ringan.
Dasar
a.
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2032 tentang Kepolisian Republik Indonesia Pasal 13 dan
14 ayat (1)
b.
Peraturan Kapolri nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang Susunan
Organsiasi dan Tata Cara Kerja pada tingkat Polres danPolsek.
c.
Peraturan Kababinkam Polri Nomor 13 tahun 2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang
Penanganan Tindakan Pidanan Ringan
Maksud
Maksud dibuat SOP ini untuk memberikan petunjuk tentang kegiatan Kepolisian dalam
Penanganan Tindakan Pidanan Ringan bagi seluruh personel Sabhara.
b.
Tujuan
Agar seluruh kegiatan Kepolisian dalam rangka Penanganan Tindakan Pidana Ringan dapat
terlaksana secara efektif, efisien, akuntabel, professional dan manfaat dalam memberikan
rasa aman tertib dan lancar serta bebas dari rasa kekhawatiran masyarakat, sehingga
masyarakat dapat melaksanakan aktifitasnya dan menjamin adanya kepatuhan dan ketaatan
hukum warga masyarakat.
/4. Ruang lingkup .
2
4.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup SOP Sabhara tentang Tipiring ini meliputi Satuan wilayah yang bertanggung
jawab atas penegakan hukum terbatas terhadap penanganan tindak pidana ringan mulai tingkat
Polsek/Polsekta/Polres/Polrestas dan Polda adalah Satuan Sabhara.
5.
6.
Pengertian-pengertian
a.
Tipring adalah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama 3
bulan dan denda sebanyak banyaknya Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah dan penghinaan
ringan kecuali pelanggaran lalu lintas
b.
Acara pemeriksaan tindak pidana ringan adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik
terhadap tersangka dan atas kuasa penuntut umum dalam waktu tiga hari menyerahkan hasil
pemeriksaan, tersangka, barang bukti dan saksi ke sidang pengadiian.
c.
Acara pemeriksaan cepat tindak pidana ringan adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
penyidik terhadap tersngka dan atas kuasa penuntut umum dalam waktu tiga hari
menyerahkan hasil pemeriksaan, tersangka, barang bukti dan saksi ke sidang pengadilan.
Sistematika
I
II
III
IV
V
VI
PENDAHULIJAN
TUGAS POKOK
PELAKSANAAN
KOORDINASI DAN PENGENDALIAN
DUKUNGANANGGARAN
PENUTUP
TUGAS POKOK
Melaksanakan seluruh kegiatan Kepolisian khususnya penanganan tindak pidana ringan dalam
rangka memelihara Kamlibmas dengan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, akuntabel,
professional dan manfaat setiap kegiatan masyarakat, sehingga kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana dan juga dapat memberikan rasa aman, tertib, bebas dari rasa kekhawatiran
masyarakat dalam melaksanakan aktifitasnya dan menjamin adanya kepatuhan dan ketaatan hukum
warga
/III. Pelaksanaan .
3
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
Memberi gambarang yang mungkin akan terjadi di lapangan sehama pelaksanaan penegakan
hukum terbatas.
b.
c.
d.
e.
f.
5.
Pada saat Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Tipiring dalam hal tertangkap tangan:
a.
b.
c.
d.
e.
4
6.
7.
8.
9.
Konsolidasi dilakukan oheh Satuan Sabhara dalam rangka mengakhiri kegiatan penegakan
hukum terbatas dengan melakukan pengecekan kekuatan personel, perlengkapan dan hasil
yang telah dicapai.
b.
Setelah setasai pelaksanaan kegiatan, seluruh satuan kembali ke markas satuan masing-masing.
Ketentuan Lain-lain
Yang berwenang melakukan penyidikan tipiring adaah anggota Sabhara/penyidik pegawal negeri
sipil yang telah memiliki surat keputusan penyidik/penyidik pembantu;
5
DUKUNGAN ANGGARAN
Anggaran dalam kegiatan Penangan Tipiring dibebankan pada anggaran Polri.
PENUTUP
Demikian Standar Operasionah (SOP) Sabhara tentang Penanganan Tipiring dibuat sebagai
bahan untuk dipedomani dan dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas Penanganan Tipiring.
Padangsidimpuan,
Februari 2012