Anda di halaman 1dari 3

Steffi Suryadi ( 2013130109 )

Kelas: F

History of Pocari
Sweat

inuman pengganti ion tubuh pocari sweat pada mulanya berawal dari
ide seorang penanggungjawab pengembangan minuman sekaligus
merupakan ahli rasa dan pengembang minuman oronamin C di pabrik
Otsuka Pharmaceutical ( Tokushima, Jepang ) yang bernama Rokuro
Harima. Harima menemukan ide tersebut ketika dia sedang berada di Mexico untuk
meneliti buah-buahan tropis dalam rangka pengembangan minuman terbaru. Di
Mexico, ia mengalami diare parah dan harus diopname di sebuah rumah sakit kecil
yang fasilitas medisnya sangat terbatas. Karena sanitasi air di mexico kurang baik,
dokter memberikan Harima air soda untuk meminum obatnya. Awalnya Harima
bingung kenapa dokter justru memberikan air soda dan bukan air putih biasa, lalu
sang dokter menjelaskan bahwa sanitasi air di mexico kurang baik dan air putih
disana kurang baik pula untuk diminum, sedangkan air soda memberikan cairan
tubuh sekaligus asupan gizi pada tubuh karena pada saat diare selain cairan tubuh
berkurang, asupan gizi pun berkurang. Padahal jika saja di rumah sakit tersebut
tersedia infus masalah akan teratasi dengan mudah. Pada saat itu Harima kemudian
teringat bahwa dokter pun meminum cairan infus setelah selesai melakukan operasi
berjam-jam. Sesampainya di Jepang ia menyatakan idenya kepada sang kepala
pabrik Akihiko Otsuka yang merupakan anak dari Masahito Otsuka (penemu
minuman Oronamin C) dan cucu dari pendiri Otsuka Group. Namun gagasannya
untuk membuat minuman kesehatan yang komposisinya setara dengan cairan infus
ditolak, Akihiko Otsuka berkata bahwa sekarang belum saatnya.
Tiga tahun kemudian (1976) Akihiko Otsuka menjadi presiden direktur pada
umur yang terbilang muda, yaitu 38 tahun. Saat itu orang-orang sudah mulai peduli
akan kesehatan, dan olahraga jogging pun mulai digemari. Peralatan olahraga lari
pada saat itu laris dipasaran. Akihiko kemudian memanggil Harima yang membawa
serta staff-nya yang merupakan peneliti muda bernama Akihisa Takaichi (33 tahun).
Ia menyatakan keinginannya untuk merealisasikan ide Harima 3 tahun yang lalu. Ia
ingin Harima membuat minuman yang komposisinya sama dengan keringat
sehingga menambah elektrolit dan minuman tersebut haruslah memiliki rasa yang
tidak membosankan dan walaupun diminum setiap hari haruslah terasa enak di
tenggorokan. Harima menyerahkan pengembangan penelitian tersebut kepada
Takaichi yang akan memikul masa depan perusahaan.
Takaichi pun mulai memikirkan bagaimana cara membuat minuman yang
seperti itu. Pertama-tama ia harus memahami apa keringat itu? Ia lalu pergi ke

sauna untuk mengambil sampel dari keringatnya saat berada di sauna. Ia lalu
mamahami bahwa keringatnya saat berasa di sauna terasa asin. Namun, tidak
cukup sampai disitu saja Takichi pun berjalan-jalan di sekitar perusahaan dan
mengambil sampel keringatnya juga. Ia menyadari bahwa ion natrium adalah
penyebab keringat terasa asin. Namun, konsentrasi natrium pada keringat yang
diperoleh saat kita berada di sauna jauh lebih tinggi. Lalu ia pun memulai membuat
percobaan membuat minuman dengan komposisi keringat melalui sampel yang
konsentrasi natriumnya lebih rendah karena ia akan membuat minuman yang
diminum sehari-hari,dan berjalan-jalan merupakan kegiatan sehari-hari.
Namun, setelah memberikan muniman uji coba tersebut pada Harima (yang
merupakan ahli rasa), ia tidak suka dengan minuman tersebut karena terasa pahit
dan sulit ditelan. Takaichi pun berargumen Bukankah meskipun rasanya pahit kalau
baik untuk kesehatan orang mau meminumnya?, namun Harima mengatakan
bahwa minuman yang akan mereka ciptakan adalah minuman ringan. Kemudian
setiap hari Takaichi memikirkan masalah penelitian. Ia pun terpikir menambahkan
zat pemanis alami pada minuman tersebut. Namun tetap saja terasa pahit,
sedangkan minuman yang sehat kadar gulanya harus ditekan serendah mungkin.
Pada saat itu semua minuman yang laris di Jepang kadar gulanya lebih dari 12%.
Jadi, minuman ini harus dibuat dengan kadar gula dibawah 10%.
Tiga tahun kemudian percobaan yang ia lakukan sudah mencapai 1000 jenis
minuman namun tetap belum menemukan rasa yang diinginkan. Hingga akhirnya
saat menunjukkan minuman hasil uji cobanya kepada presiden direktur Akihiko
datang seorang karyawan yang juga akan menunjukkan minuman serbuk instan
yang sedang dikembangkan. Presiden direktur mencicipi kedua minuman tersebut.
Ia berpikir bahwa dua-duanya rasanya masih belum sempurna lalu ia melakukan hal
yang tidak terduga, yaitu mencampurkan keduanya dan hasilnya adalah terasa
enak. Ternyata minuman serbuk instan tersebut dibuat dengan rasa jeruk. Berkat
tindakan tak terduga presiden direktur, penelitian pun maju 1 langkah. Sesampainya
dirumah ia membeli berbagai jenis jeruk dan mencoba mencampurkannya dengan
minumannya tersebut dan ternyata rasa pahit yang khas dari salah satu jenis jeruk
mampu menutupi rasa pahit yang tidak enak. Ternyata salah satu jenis jeruk yang
sampai saat ini menjadi rahasia perusahaan dapat memberikan efek luar biasa
untuk menutupi rasa pahit. Setelah mendalami penelitian untuk membuat kadar gula
turun menjadi dibawah 10%, Takaichi pun akhirnya menyeleksi 2 jenis minuman
untuk penelitian tahap akhir, apakah yang berkadar gula 6,2% atau 7%. Untuk
memperoleh tanggapan yang objektif Harima mengajak peneliti lainnya untuk ikut
mencoba dan ternyata semua peneliti memilih minuman yang berkadar gula 7%.
Namun Harima mempunyai ide lain. Beberapa hari kemudian Harima mengajak
para peneliti tersebut untuk mendaki gunung dalam kota. Awalnya para peneliti itu
bingung kenapa tiba-tiba Harima mengajak mereka untuk mendaki gunung. Setelah
mendaki gunung mereka merasa haus dan Harima pun memberikan 2 jenis
minuman pada mereka yang ternyata adalah minuman yang sama dengan yang

dicoba di laboratorium beberapa waktu lalu. Dan ternyata mereka merasa bahwa
minuman yang berkadar gula 6,2% lebih enak. Hal itu karena mereka meminumnya
setelah berkeringat.
Dalam rapat bersama direktur lainnya Akihiko memperkenalkan minuman
yang mereka kembangkan bertiga pada mereka. Dan setelah mereka mencicipi
minuman tersebut mereka semua merasa minuman itu tidak enak. Lalu Akihiko
berpendapat bahwa hal itu dikarenakan mereka meminumnya di dalam ruangan
rapat dan tidak habis beraktivitas. Akihiko pun memutuskan untuk tetap memasarkan
dan menjual produk tersebut. Produk tersebut dinamai pocari sweat. Pocari sendiri
memiliki kesan menyegarkan dan sweat berarti keringat dalam bahasa inggris.
Pada bulan April 1980 penjualan dimulai. Kepala tim marketing Jiro Tanaka
memasarkannya ke pengecer langganannya, sang pemilik toko yang mencobanya
merasa bahwa minuman itu tidak enak dan rasanya tanggung sehingga ia bingung
memperkenalkannya pada konsumen. Mereka menjual pocari sweat per-kaleng
seharga Rp 10.000,00. Dan bahkan membuka kios di berbagai event. Namun reaksi
konsumen tetaplah buruk. Akhirnya presiden direktur pun memutuskan untuk
memberikannya secara gratis dengan jumlah yang tak terbatas dalam rangka
mensosialisasikan konsep produk secara tepat. Staff tim marketing pun memutuskan
untuk memberikannya pada para pemain baseball di lapangan, orang-orang berjalan
yang berkeringat, dan orang yang sedang beraktivitas lainnya agar keunggulan
produk manfaatnya dirasakan secara efektif. Tidak hanya dibagikan secara gratis
namun staff marketing juga memberikan penjelasan konsep pocari sweat secara
detail.
Akibat pembagian minuman gratis perusahaan merugi hingga 400 miliar.
Namun setelah mengetahui kerugian tersebut presiden direktur tetap memutuskan
untuk membagikannya secara gratis sepanjang tahun. Pada tahun 1981, penjualan
tetap sama saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Hingga pada musim panas tahun
kedua penjualan pocari sweat meningkat drastis yaitu sebesar 3x lipat dari tahun
sebelumnya yaitu 2,6 triliun. Hingga saat ini pocari sweat telah dijual di 16 negara
salah satunya Indonesia. Di Indonesia ada yang dinamakan bulan ramadhan dimana
pada saat itu orang-orang berpuasa dari subuh hingga jam 6 sore. Pada saat itu
pocari sweat dipasarkan secara gratis hingga orang-orang mulai menyukainya dan
produk ini pun laris di pasaran. Hal ini berkat kemampuan dan keyakinan Akihiko
dalam melihat pasar. Ketika pertama kali Harima menawarkan untuk membuat
minuman infus ia menolaknya. Namun tiga tahun kemudian saat orang-orang mulai
peduli akan kesehatan dan olahraga jogging sedang digemari, ia memanggil Harima
untuk merealisasikan idenya 3 tahun yang lalu. Kesuksesan pocari sweat saat ini
juga berkat kepala tim marketingnya yang memasarkannya secara efektif sehingga
orang-orang tersebut dapat merasakan keunggulan produk pocari sweat dengan
rasa yang enak.

Anda mungkin juga menyukai