Anda di halaman 1dari 14

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN

PEMULIHAN (PMT P) BAGI IBU HAMIL


KEK DAN/ATAU ANEMIA
No.
Dokumen

SPO

SPO/MJ/V11/FARMAS1/4

2015

No. Revisi
Tanggal
Terbit
Halaman

: 18 Mei 2015
: I dari 2

PEMERINTAH
KABUPATEN
LAMPUNG
BARAT

Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Referensi

H.M.AMINUDDIN,SKM
.MM
NIP.19630804 198409 1
002
1. Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm
2. Ibu hamil Anemia adalah Ibu hamil dengan kadar Hb < 11,0 g/dl yang diperiksa
pada
saat kunjungan pertama (K1)
3. Ibu Hamil Kek yang menjadi sasaran PMT adalah Ibu hamil dengan Lingkar
Lengan
Atas (LILA) <23,5 cm dan/atau dengan anemia ( kadar hemoglobin <11 gr/dl
Sebagai pedoman petugas dalam pelaksanaan PMT Pemulihan bagi ibu hamil KEK
dan atau anemia
SK Kepala Puskesmas Fajar Bulan Nomor
Tahun 2016 tentang
penyelenggaraan program gizi

. Panduan Penyelengaraan PMT Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil
KEK,Ditjen
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan RI 2012

. Pedoman penanggulangan KEK pada ibu hamil, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak
Kementrian Kesehatan RI 2015

Prosedur

Tahap Persiapan :
1. Petugas melaksanakan Penyuluhan kepada Kader Posyandu dan Ibu Hamil KEK.
2. Petugas gizi bersama dengan kepala puskesmas,kepala TU, bendahara, bidan dan
petugas terkait melakukan koordinasi pelaksanaan PMT untuk menentuka n
waktu, jenis PMT Pemulihan, dan teknis pelaksanaan PMT Pemulihan
3. Petugas menentukan data sasaran dengan melihat data LILA dan Hb ibu Hamil
(LILA < 23,5 cm) berdasarkan buku register ibu hamil atau kohort ibu hamil
4. Petugas merencanakan menu PMT
5. Petugas melakukan pembelian bahan PMT
Tahap Pelaksanaan :
1. PMT diberikan dalam waktu 90 hari, dan didistribusikan kepada sasaran dalam 3
tahap yang dilakukan setiap sebulan sekali
2. Ibu hamil sasaran yang hadir pada hari pertama distribusi PMT, diberi pelaku
sebagai berikut :
a. Ibu hamil diukur berat badannya, tinggi badannya, LILA (ibu hamil) dan cek
hemoglobin Hb) di aboratorium
b. Pemberian PMT diantar kerumah ibu hamil / ibu Hamil mengambil PMT
diruangan yang telah disediakan
3. Petugas melakukan pemantauan/pengukuran berat badan dan LILA setelah 30
hari, 60 hari, dan 90 hari setelah diberikan PMT pada ibu hamil, serta melakukan
pemeriksaan hemoglobin kembali pada hari ke 90 setelah pemberiaan PMT
4. Petugas melakukan evaluasi
5. Petugas melakukan pencatan dan pelaporan

1.
2.
3.
4.

Unit
Terkait

Bagian Tata Usaha


Pekon
Unit Klinik KIA/KB
Laboratorium

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN


PEMULIHAN (PMT P) BAGI
BALITA KURUS
No.
Dokumen

SPO

PEMERINTAH
KABUPATEN
LAMPUNG
BARAT

Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Referensi

SPO/MJ/V11/FARMAS1/4

2015

No. Revisi
Tanggal
Terbit
Halaman

: 18 Mei 2015
: I dari 2

H.M.AMINUDDIN,SKM
.MM
NIP.19630804 198409 1
002
Balita kurus mendapat makanan tambahan adalah anak usia 6 bulan 0 hari sampai
dengan 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD
sampai dengan
<-2 SD) yang mendapat makanan tambahan selama 90 hari berturut-turut
Sebagai pedoman petugas dalam pelaksanaan PMT Pemulihan bagi bayi dan balita

SK Kepala Puskesmas Fajar Bulan Nomor


Tahun 2016 tentang
penyelenggaraan program gizi
Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi,Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015

Alat dan
bahan

1. Formulir register balita


2. Alat ukur panjang badan/tinggi badan
3. Timbangan berat badan

Prosedur

. Tahap Persiapan :
1. Petugas melaksanakan Penyuluhan kepada Kader Posyandu dan Ibu Balita Gizi
Kurang.
2. Petugas gizi bersama dengan kepala puskesmas,kepala TU, bendahara, bidan dan
petugas terkait melakukan koordinasi pelaksanaan PMT untuk menentuka n
waktu, jenis PMT Pemulihan, dan teknis pelaksanaan PMT Pemulihan
3. Petugas menentukan data sasaran berdasarkan rekapitulasi laporan bulanan
posyandu
4. Petugas melakukan konfirmasi dan validasi status gizi calon penerima PMT
5. Petugas merencanakan menu PMT
Tahap Pelaksanaan :
1. PMT diberikan dalam waktu 90 hari, dan didistribusikan kepada sasaran dalam 3
tahap yang dilakukan setiap sebulan sekali
2. Balita yang hadir pada hari pertama distribusi PMT, diberi perlakukan sebagai
berikut :
a. Balita diukur berat badan, tinggi badan
b. Balita diberikan penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan dokter
c. PMT diantar kerumah balita
3. Petugas melakukan pemantauan/pengukuran berat badan dan tinggi badan
setelah 30 hari, 60 hari, dan 90 hari setelah diberikan PMT pada balita
4. Petugas melakukan evaluasi
5. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan

Unit terkait

1. Bagian Tata Usaha


2. Pekon
3. Unit Klinik KIA/KB

Rekaman historis perubahan


No

Isi perubahan

Tgl Mulai
Diberlakukan

PEMBERIAN TABLET BESI ( FE)


PADA IBU HAMIL, DAN REMAJA PUTERI

SPO
PEMERINTAH
KABUPATEN
LAMPUNG BARAT

N O. DOKUMEN
NO. REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN
H.M.AMINUDDIN,SKM.
MM
N NIP.19630804 198409 1
002

Pengertian

1. Tablet tambah darah (TTD) adalah suplemen gizi yang mengandung


senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg
asam folat
2. Ibu hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yang selama kehamilan minimal 90
tablet TTD program maupun TTD mandiri
3. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah remaja puteri mendapat
minimal 13 butir TTD setiap bulan

Tujuan

Sebagai acuan petugas dalam memberikan tablet besi pada ibu hamil dan
remaja puteri
SK Kepala Puskesmas Fajar Bulan Nomor
Tahun
tentang
penyelenggaraan program Gizi
Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi,Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015.
Pedoman penatalaksanaan pemberian tablet tambah darah,kementerian
kesehatan RI 2015
Pada Ibu Hamil
1. Petugas memberikan tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas/Posyandu, dimana tablet besi ini dapat mulai diberikan pada
usia kehamilan 20 minggu
2. Ibu hamil meminum satu tablet besi per hari berturut-turut selama minimal
90 hari masa kehamilannya.
Pada Remaja Puteri
1. Petugas memberikan tablet besi pada masing-masing Remaja Puteri yang
berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan SLTA
2. Tablet besi diberikan kepada remaja puteri minimal 13 butir dan diminum 1
butir setiap minggu dan dilanjutkan sampai remaja puteri menikah
3. Jika tablet besi habis dapat diminta ke penanggung jawab UKS masingmasing sekolah atau datang ke puskesmas
1. BPU
2. KIA
3. PKPR
4. Farmasi

Kebijakan
Referensi

Prosedur

Unit Terkait

Rekaman historis perubahan


No

Isi perubahan

Tgl Mulai
Diberlakukan

PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A


BAYI DAN BALITA

SPO
PEMERINTAH
KABUPATEN
LAMPUNG BARAT

N O. DOKUMEN
NO. REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN
H.M.AMINUDDIN,SKM.
MM
N NIP.19630804 198409 1 002

Pengertian

1. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi (6-11 bulan) /Biru (100.000 IU) setiap
bulan Februari dan Agustus
2. Pemberian kapsul Vitamin A pada anak Balita (12-59 bulan) /merah
(200.000IU) setiap bulan Februari dan Agustus

Tujuan

Mencegah kekurangan Vitamin A pada bayi (6-11 bulan) dan anak balita (12-59
bulan)
SK Kepala Puskesmas Fajar Bulan Nomor
Tahun
tentang
penyelenggaraan program Gizi
Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi,Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015
1. Persiapan
1. menyiapkan data semua sasaran
2. mengecek ketersediaan kapsul Vitamin A biru dan merah
3. menghitung kebutuhan
4. mengajukan kebutuhan kapsul vitamin A biru dan merah
5. membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
1. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat mendistribusikan kapsul
Vitamin A ke bidan desa sesuai dengan kebutuhan pada bulan Februari dan
Agustus
2. Bidan desa mendistribusikan kapsul Vitamin A kepada bayi (6-11 bulan)/biru
dan balita (12-59 bulan)/merah setiap bulan Februari dan Agustus

Kebijakan
Referensi
Prosedur

Unit Terkait

3. Bersama bidan desa dan kader posyandu melaksanakan kegiatan


4. melakukan pemantauan atau sweeping khususnya bayi (6-11 bulan) dan
balita
(12-59 bulan) setelah pemberian kapsul Vitamin A
5. membuat laporan hasil kegiatan Vitamin A bayi (6-11 bulan) dan balita
(12.59 ulan)
6. mengirim hasil laporan kegiatan distribusi vitamin A ke seksi Gizidinas
kesehatan kabupaten lampung barat
1. BPU
2. KIA
3. PKPR
4. Farmasi

Rekaman historis perubahan


No

Isi perubahan

Tgl Mulai
Diberlakukan

PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A


BAYI DAN BALITA

SPO
PEMERINTAH
KABUPATEN
LAMPUNG BARAT

N O. DOKUMEN
NO. REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN
H.M.AMINUDDIN,SKM.
MM
N NIP.19630804 198409 1 002

Pengertian

1. Ibu Nifas adalah ibu baru melahirkan sampai hari ke-42


5. Ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A adalah ibu Nifas mendapat 2 kapsul
vitamin A satu kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kedua diberikan
minimal 24 jam setelah pemberian pertama

Tujuan

Mencegah kekurangan Vitamin A pada bayi (6-11 bulan) dan anak balita (12-59
bulan)
SK Kepala Puskesmas Fajar Bulan Nomor
Tahun
tentang
penyelenggaraan program Gizi
Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi,Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015
1. menyiapkan data semua sasaran
2. mengecek ketersediaan kapsul Vitamin A merah
3. menghitung kebutuhan
4. mengajukan kebutuhan kapsul vitamin A biru dan merah
5. membuat rencana distribusi
1. Persiapan

Kebijakan
Referensi
Alat dan bahan

Prosedur

1. menyiapkan data semua sasaran


2. mengecek ketersediaan kapsul Vitamin A biru dan merah
3. menghitung kebutuhan
4. mengajukan kebutuhan kapsul vitamin A biru dan merah
5. membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
1. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat mendistribusikan kapsul
Vitamin A ke bidan desa sesuai dengan kebutuhan pada bulan Februari dan
Agustus
2. Bidan desa mendistribusikan kapsul Vitamin A kepada bayi (6-11 bulan)/biru
dan balita (12-59 bulan)/merah setiap bulan Februari dan Agustus
3. Bersama bidan desa dan kader posyandu melaksanakan kegiatan
4. melakukan pemantauan atau sweeping khususnya bayi (6-11 bulan) dan
balita
(12-59 bulan) setelah pemberian kapsul Vitamin A
5. membuat laporan hasil kegiatan Vitamin A bayi (6-11 bulan) dan balita
(12.60 ulan)
6. mengirim hasil laporan kegiatan distribusi vitamin A ke seksi Gizidinas
kesehatan kabupaten lampung barat
Hal-hal yang
perlu
diperhatiakan
Unit Terkait

6.
5.
6.
7.

BPU
KIA
PKPR
Farmasi

Rekaman historis perubahan


No

Isi perubahan

Tgl Mulai
Diberlakukan

PEMANTAUAN GARAM BERIODIUM

SPO

PEMERINTAH
KABUPATEN
LAMPUNG
BARAT

N O. DOKUMEN
NO. REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN
H.M.AMINUDDIN,SKM.
MM
N NIP.19630804 198409 1 002

Pengertian

1. Proses kegiatan pemeriksaan garam beriodium yang dikonsumsi oleh


masyarakat dengan menggunakan iodium tes
2. Iodium tes adalah larutan yang digunakan untuk menguji kandungan iodium
dalam garam melalui perubahan warna menjadi ungu

Tujuan

Memperolah gambaran secara berkala tentang cakupan konsumsi garam iodium

Kebijakan
Referensi
Prosedur

Unit Terkait

yang memenuhi syarat dimasyarakat


SK Kepala Puskesmas Fajar Bulan Nomor
Tahun
tentang
penyelenggaraan program Gizi
Buku pedoman pemantauan garam beriodium tingkat rumah tangga, Depkes
RI,2007
1. Persiapan
1. menentukan sempel
2. menyusun jadwal pelaksanaan
3. mengkoordinasi dengan pihak sekolah
4. menyiapkan format
5. menyiapkan alat ( iodium tes )
2. Pelaksanaan
1. semua siswa kelas 5 minimal 30 orang jika tidak mencukupi 30 orang
ditambah
siswa kelas 4 diwajibkan membawa garam dapur yang dikonsumsi dirumah
sebanyak 1 sendok
2. garam yang dibawa ditetes iodium sebanyak 1-2 tetes
3. garam yang berwarna ungu (beriodium )
4. membuat catatan dan merekap hasil
5. membuat laporan hasil kegiatan
6. mengirim hasil laporan kegiatan pemeriksaan kegiatan pemeriksaan garam
beriodium ke seksi Gizidinas kesehatan kabupaten lampung barat
1. Guru kelas SD/MI
2. Petugas UKS

Rekaman historis perubahan

No

Isi perubahan

Tgl Mulai
Diberlakukan

PENYULUHAN

SOP

PEMERINTAH
KABUPATEN

N O. DOKUMEN
NO. REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN
H.M.AMINUDDIN,SKM.
MM

LAMPUNG
BARAT

NIP.19630804 198409 1 002

Pengertian

Merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang diperuntukkan bagi


masyarakat melalui penyebaran pesan atau informasi

Tujuan

Untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi prilaku


masyarakat baik itu secara individu atau pun kelompok dengan menyampaikan
pesan
SK Kepala Puskesmas Fajar Bulan Nomor
Tahun
tentang
penyelenggaraan program Gizi
Heri D.J Maulana.2007.promosi kesehatan.jakarta:Buku Kedokteran EGC.12-13
Effendy,tahun 1998.Langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan
1. Persiapan
1. Leaflet
2. Poster
3. lembar Balik
4. Alat peraga

Kebijakan
Referensi
Prosedur

2. Mengkaji kebutuhan masyarakat


3. menetapkan masalah
4. memperioritaskan masalah terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan
5. menyusun perencanaan penyuluhan
a. menetapkan tujuan
b. penentuan sasaran
c. penyusunan materi/isi penyuluhan
d. memilih metode yang tepat
e. menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
f.penentuan kriteria evaluasi
6. Pelaksanaan penyuluhan
7. Penilaian hasil penyuluhan
8. Tindak lanjut dari penyuluhan
Bagan Alir

Mengkaji
kebutuhan
masyarakat

Penilaian hasil
penyuluhan

Tindak lanjut

Unit Terkait

1. peratin
2. posyandu
3. bidan desa

Rekaman historis perubahan

Menetapkan
masalah

Pelaksanaan
penyuluhan

Memperioritaskan
masalah

Menyusun
perencanaan

No

Isi perubahan

Tgl Mulai
Diberlakukan

DAFTAR TILIK PROGRAM GIZI


PROSEDUR PELAYANAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK

No

2
3

4
5
6

KEGIATAN PENTING TERTULIS DALAM


PROSEDUR
Apakah petugas melakukan identifikasi balita
penderita Gizi Buruk, dengan menanyakan:
nama, umur, nama orang tua, alamat, kondisi
keluarga?
Apakah petugas melakukan pengukuran
antopometri dan menimbang BB balita tersebut?
Apakah petugas menentukan diagnosa Balita
Gizi Buruk dengan menggunaka Standar WHO
NCHS
Apakah dilakukan pemeriksaan kondisi klinis
penderita dan melakukan pengobatan bila ada
kelainan oleh dokter?
Apakah dilakukan konsultasi dan edukasi kepada
orang tua balita oleh petugas?
Apakah petugas memberikan PMT kepada balita
tersebut, dan disesuaikan dengan kondisi balita
dan keluarganya?
Apakah petugas melakukan pemantauan dan
merencanakan penanganan tindak lanjut setelah
balita sembuh?
Apakah petugas merujuk penderita bila memang
diperlukan penanganan lebih lanjut ke Instansi
yang lebih kompeten?

Dilaksanakan
Ya
Tidak

PELAYANAN
GIZI DI PUSKESMAS

No.
1.Tujuan

2.Ruang Lingkup

Tak berlaku

DISYAHKAN OLEH
KEPALA PUSKESMAS
JATISRONO I

PROSEDUR
dr. B.S Budhi R
MENDIAGNOSA KONSELING PADA
NIP. 500 107 117
BUMIL KEK
Terbit ke :
Tanggal :

Mengetahui kasus bumil KEK di Puskesmas


Meningkatkan pengetahuan pada bumil tentang akibat KEK
Meningkatkan kesehatan bumil
Menurunnya resti bumil

Semua bumil Risti di Wilayah Puskesmas

3.Uraian Umum

Bumil KEK adalah bumil yang mempunyai ukuran lingkar lengan kiri atas
kurang 23,5 Cm. Semua Bumil KEK harus mendapatkan pelayanan
PMT
4.Langkah - langkah
a. Semua Bumil memeriksakan kehamilannya ke Puskersmas
b. Bumil diperiksa oleh bidan, perawat wanita, dokter
c. Bila ada bumil KEK bidan memerintahkan bumil KEK tersebut
untuk konseling pada petugas gizi
d. Petugas gizi melakukan konseling sesuai standart yang ada
e. Pemberian PMT bila tersedia dana
f. Bumil KEK dianjurkan untuk kunjungan ulang minimal 1 bulan
sekali
g. Bumil KEK mengambil obat ke loket sesuai dengan resep yang
diberikan oleh bidan
h. Pasien pulang
5. Diagram Makro
Terlampir
6. Dokumen terkait
Poster
Leafelt, KMS
Buku KIA
Pedoman ANC Bumil

7.Rujukan

a. Buku pedoman penanggulangan KEK


b. Buku Pedoman penyuluhan dan konseling

DAFTAR TILIK PROSEDUR PELAYANAN PENANGGULANGAN BUMIL KEK


PUSKESMAS JATISRONO I
NO
I

II

III
IV

KEGIATAN PENTING YANG TERTULIS DALAM


PROSEDUR
Sikap petugas ;
Ramah, Sopan
Penuh pengertian
Petugas mencatat :
1. Ibu hamil yang datang di periksa
2. Mengukur lingkar lengan atas ibu hamil yang
ducurigai KEK dengan pita LILA
3. Memberi PMT pada bumil KEK dari keluarga
miskin
4. Konseling pada Bumil yang dirujuk ke POZI
dengan indikator anemia,KEK Resiko tinggi
Merujuk bila di temukan Bumil risti ( Kompilikasi penyakit
lain )
Monitoring dan evaluasi dan pelaporan
JUMLAH SELURUH JAWABAN
TINGKAT KEPATUHAN

PELAYANAN
POJOK GIZI

No.

PROSEDUR
PELAYANAN KONSELING GIZI
POJOK GIZI
Terbit ke :

YA

TIDAK

TIDAK
BERLAKU

DISYAHKAN OLEH
KEPALA PUSKESMAS
JATISRONO I

dr. B.S Budhi R


NIP. 500 107 117
Tanggal :

1.Tujuan

2.Ruang Lingkup

3.Uraian Umum

4.Langkah - langkah

Terselenggaranya program POZI agar dapat meningkatkan mutu


pelayanan gizi sehingga bisa mencegah / menurunkan case fatility
penyakit yang berkaitan dengan gizi
Puskesmas ,Puskesmas pembantu dan Polindes

Petugas gizi yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan tentang


gizi dengan pendidikan minimum D III gizi
1.
2.

Balita pasien datang ke loket


Klien ke BP, KIA, Gizi, Lapangan atau langsung ke
ruang POZI

3.

Diruang POZI
Petugas bersikap ramah, sopan terbuka tegas dan penuh
pengertian pada klien.
Petugas mencatat identitas pasien : Nama, umur, alamat,
keluhan yang dialamai klien, kebiasaan makan klien.
Melakukan Assesment terhadap klien tentang ( Status gizi,
laborat, dan hasil pemeriksaan yg lain ).
Menganamnesa klien tentang ( Kebiasaan makanan, pola
makanan, pantangan makanan, Asupan makanan)
Memberi penyuluhan dan konseling tentang ( Dietetik yg harus
dilaksanakan untuk klien baik tentang makanan yang harus
dipantang, dihindari, dikurangi, dianjurkan )
Aktifitas klien terutama tentang kegiatan berolah raga, faktor
penyebab terjadinya gizi salah dan akibatnya.
Melakukan rujukan terhadap klien ke Rumah sakit bila klien
tersebut perlu dirujuk dan bila tidak dirujuk cukup memperoleh
hasil penyuluhan dan konseling gizi supaya bisa dipahami oleh
klien
Bila klien sudah jelas dan sudah dapat ditangani klien bisa
langsung pulang dengan membawa lealflet diet dan hasil
konselingnya.
Petugas menetapkan dan menyimpulkan hasil konseling.
Petugas merapikan ruang POZI.

5. Diagram Makro

Terlampir

6. Dokumen terkait

Juklak POZI, standar diet,Kohrot/ SIP dan KMS

7.Rujukan

Buku-buku hasil penataran POZI

DAFTAR TILIK PROSEDUR PELAYANAN KONSELING GIZI


BIDANG KEGIATAN POJOK GIZI ( POZI )
PUSKESMAS WONOGIRI II
Tanggal pengamatan
:
Nama petugas pengamat
:
Nama petugas yang diamati:
Lokasi pengamatan
:
Nomer Audit
:
NO
I

KEGIATAN PENTING YANG HARUS DITULIS


DALAM PROSEDUR
Sikap petugas / Tenaga
1. Ramah

YA

TIDAK

TIDAK
BERLAKU

2. Sopan, terbuka
3. Tegas, penuh pengetian
Petugas menanyakan dan mencatat tentang
1. Nama klien, umur klien
2. Alamat rumah klien
3. Keluhan yg dialami klien
4. Kebiasaan makan klien
Petugas melakukan dan mencatat tentang :
1. Pengukuran Antropometri
2. Hasil pemeriksaan laborat dan lainnya
3. Menganamnesa makanan klien
( Kebiasaan makan, pola makan,
pantangan makan, asupan makan )
4. Untuk ibu hamil ditambah ( riwayat
penyakit yg diderita, status kehamilan dan
persalinan sebelumnya )
Petugas memberikan penyuluhan dan konseling
tentang :
1. Faktor penyebab terjadinya gizi kurang dan
akibatanya
2. Diet untuk klien
Melakukan rujukan pasien
Petugas menetapkan dan menyimpulkan hasil
konseling
Petugas merapikan ruang POZI
JUMLAH SELURUH JAWABAN
TINGKAT KEPATUHAN

II

III

IV

V
VI
VII

PELAYANAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI

DISYAHKAN OLEH
KEPALA PUSKESMAS
JATISRONO I

PROSEDUR
PROSES PENILAIAN STATUS GIZI
No.
1.Tujuan

2.Ruang Lingkup

3.Uraian Umum

Terbit ke :

dr. B.S Budhi R


NIP. 500 107 117
Tanggal :

Pelayanan penilaian status gizi di Puskesmas, Posyandu, agar dapat


meningkatkan dan mengetahui sedini mungkin keadaan status gizi
balita sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal
Puskesmas dan Posyandu

Untuk dapat menilai / mengetahui status gizi balita dipertlukan


pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dari tenaga medis,
paramedis, dan kader Posyandu

4.Langkah - langkah

4.

Balita beserta ibunya datang ke petugas untuk


mendaftar

5.

Petugas / tenaga bersikap ramah, sopan,dan penuh


pengertian

6.

Petugas / tenaga mencatat atau mendaftar balita yg


terdiri dari :

Nama balita
Jenis kelamin
Tanggal lahir, umur, BB
TB,status gizi
Nama orang tua, alamat
4. Melakukan penimbangan BB dengan menggunakan Dacin /
timbangan injak disesuaikan dengan umur anak.
5. Membaca hasil penimbangan BB dengan teliti.
6. Mencatat hasil penimbangan.
7. Mengevaluasi status gizi dengan cara melihat umur,BB dengan
standar tabel status gizi dari WHO - NCHS
8. Bila status gizinya kurang atau buruk perlu diberikan PMT dan bila
status gizi baik diberi penyuluhan.
9. Status gizi kurang / buruk dan ada penyakit penyerta perlu
dilakukan rujukan untuk diberikan pengobatan, bila sehat dan
status gizi baik bisa langsung pulang.
10. Petugas merekap hasil penilaian status gizi.
5. Diagram Mikro Terlampir
dan makro

6. Dokumen terkait

7.Rujukan

Kartu KMS
Tabel standar status gizi dari WHO - NCHS

Buku pedoman PSG

DAFTAR TILIK PROSEDUR PENILAIAN STATUS GIZI


BIDANG KEGIATAN PEMANTAUAN STATUS GIZI ( PSG )
PUSKESMAS JATISRONO I
Tanggal pengamatan
:
Nama petugas pengamat
Nama petugas yang diamati:
Lokasi pengamatan
:
Nomor audit
NO

II

KEGIATAN PENTING YAN YERTULIS DALAM YA


PROSEDUR
Sikap petugas / tenaga
1. Ramah
2. Sopan
3. Penuh pengertian
Petugas menanyakan dan mencatat :
1. Nama Balita
2. Jenis kelamin
3. Tanggal lahir
4. Umur ( dalam bulan dan tahun )

TIDAK

TDK BERLAKU

III

IV
V
VI

5. Nama orang tua


6. BB ( Berat Badan )
7. Status gizi
8. Alamat rumah
Petugas melakukan dan mencatat :
1. Penimbangan berat badan (BB )
2. Membaca hasil penimbangan BB
3. Mencatat hasil penimbangan BB
Menentukan dan mengevaluasi status gizi
anak dengan mengunakan standar table
dari WHO - NCHS
Petugas melakukan penyuluhan sesuai dengan
hasil penilaian status gizi
Melakukan rujukan ,bila ditemukan balita dengan
status gizi buruk dengan penyakit penyerta
Merekap hasil penilaian status gizi
JUMLAH SELURUH JAWABAN
TINGKAT KEPATUHAN

Anda mungkin juga menyukai