Larutan (KF)
Larutan (KF)
Larutan (KF)
Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel
garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel gula yang larut. Namun demikian, ada bebeapa sifat larutan
yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masingmasing berisi 1 L air ditambahkan gula ke wadah yang satu dan garam ke wadah lainnya
jumlah partikel yang sama. Hasil pengukuran dari masing-masing larutan menunjukan bahwa
kedua larutan tersebut ternyata memiliki nilai penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
dan penurunan titik beku yang sama relatif terhadap pelarut air. Pengukuran dengan
osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam dan gula tersebut juga mempunyai
tekanan osmosis yang sama. Sifat larutan yaitu penurunan teknan uap (P), kenaikan titik
didih (Pb), penurunan titik beku (Tf), dan tekanan osmotik () yaang hanya bergantung
pada jumlah partikel zat terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif
larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang
bergantung pada jjumlah partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan dibedakan untuk larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Hal ini
dikarenakan kemampuan elektrolit untuk terionisasi/terdisosiasi membentuk ion-ion di dalam
larutan, menyebabkan jumlah partikel zat terlarutnya menjadi lebih besar. Kemolaran atau
Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau konsentrasi
suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran
alatu Molaritas lambangnya M.
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran
yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang
bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran
larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika
larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak
yang luasZat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarutan atau solvasi. Larutan umumnya berfase cair (liquid = l) dengan
pelarut air, tetapi ada juga larutan yang berfase padat (solid = s) seperti kuningan, stainless
steel, dan lain-lain, ataupun gas (g) seperti udara. Contoh umum yang sringkita jumpai yaitu
garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida
atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas
larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan
mineral tertentu. Larutan bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat
atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut
homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagianbagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Komponen larutan terdiri
dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut adalah medium bagi zat terlarut yang
dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena
pengendapan atau penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini memerlukan komposisi
larutan.dan berdasarkan daya hantarnya larutan dibagi menjadi larutan elektrolit dan non
elektrolit. Ada dua reaksi dalam larutan sebagai berikut : Eksoterm, yaitu proses melepaskan
panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi
potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun. Endoterm, yaitu menyerap panas
dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial
dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik. Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut,
larutan dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut : Larutan pekat yaitu larutan yang
mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. Larutan encer yaitu larutan yang
relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. Dalam suatu larutan, pelarut dapat berupa air
dan tan air. Larutan terdiri dari beberapa macam yaitu Larutan pekat dan larutan encer,
Larutan pekat relatif mempunyai lebih banyak solute daripada solven
sedangkan larutan
encer relative lebih srdikit solute daripada solvennya. Larutan berdasarkan daya hantarnya,
Ada juga larutan yang bersifat elektrolit. Air sebagai pelarut memang bukan konduktor listrik
yang baik tapi jika didalam air ditambahkan senyawa ion yang larut seperti NaCl maka
larutan ini akan menjadi konduktor listrik atau disebut larutan elektrolit. Berdasarkan daya
hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan ini dibedakan atas elektrolit kuat adalah larutan yang
mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya
air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha sama dengan satu). Yang tergolong elektrolit
kuat yaitu Asam-asam kuat, seperti asam klorat, asam sulfat, asam nitrat dan lain-lain. Basabasa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti natrium hidroksida,
oleh solven non polar. Larutan cairan dalam cairan, Pada pembentukkan larutan cairan, dua
macam zat dapat saling bercampur/melarutkan jika keduanya mempunyai gaya tarik antara
molekulnya sama. Proses terbentuknya suatu cairan larut dalam cairan lainnya yaitu
diperlukan tambahan energy untuk memisahkan masing-masing molekul dari solute dan
solvennya. Setelah solute dan solven yang molekul-molekulnya dalam keadaan terpisah
disatukan, energy akan kembali dilepaskan karena adanya gaya tarik antara molekul solute
dan solven.setelah energy dilepaskan maka solute dan solven akan bersatu memebentuk
larutan. Terjadinya larutan yang dapat bercampur juga sangat dipengaruhi oleh suhu dan
ukuran partikel. Disini kita ambil contoh pelarutnya adalah air. Semakin panas pelarut maka
solutnya pun semakin cepat larut. Hal ini karena molekul-molekul pada solven bergerak
lebih cepat maka akan bertumbukan dengan molekul-molekul solute. Sedangkan pada ukuran
partikel, semakain besar dan padat sebuah partikel maka akan sulit untuk larut. Hal ini karena
molekul-molekul pada partikel tersebut sangat kuat sehingga sulit untuk solven untuk
menarik molekul partikel tersebut.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut
di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta
(part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Dalam pekerjaan di
laboratorium,biasanya kita menggunakan larutan yang lebih rendah konsentrasinya dengan
cara menambah pelarutnya, misalnya laboratorium kimia membeli larutan senyawa kimia
dalam air yang konsentrasinya sangat pekat, cara ini adalah cara yang paling ekonomis.
Biasanya larutan yang dibeli adalah larutan pekat, sehingga larutan ini harus diencerkan.
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat(konsentrasi tiggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jadi membuat
konsentrasi larutan tersebut menjadi lebih rendah. Hal yang paling penting untuk
pengamanan pada saat pengenceran, jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilkepaskan, terutama pada pengenceran asam sulfat pekat.
Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman maka asam sulfat yang ditambahkan ke
dalanm air, tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat,
panas yang dilepaskan akan begitu besar dan menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan asam sulfat memercik dan akan merusak kulit. (SISANYA DI MODUL)
Dapusss
http://adityaza.academic.co.id/2015/03/makalah-cairan-kimia.html
https://mandasariyuliani.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatanlarutan/
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung