Anda di halaman 1dari 19

STATISTIKA

Sebagai Tugas Pra Uas Mata Kuliah Statistik II


UJI KLASIK HUBUNGAN UPAH TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA
TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
Dosen Pengampu :
Rifai Afin, S.E, MSc

Disusun Oleh :
A.
B.
C.
D.
E.

DYAH TRI ASTUTI


AMIN NUR RIZKI
MUHAMMAD ADAM
AGUS HANTERA
THOORIQUL ANNAM

(1440231100082)
(1440231100072)
(1440231100081)
(1440231100049)
(1440231100046)

PROGRAM STUDY EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa
Tengah. Salah satu sektor industri di Kabupaten Pati yang dapat menyerap
tenaga kerja adalah industri kecap. Dimana terdapat industri kecap yang
tersebar di 9 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Pati.
Kecamatan Juwana, Pati dan Tayu merupakan 3 kecamatan dengan jumlah
perusahaan industri kecap terbanyak, yaitu masing-masing 6 perusahaan
industri kecap. Dilihat dari jumlah tenaga kerjanya Kecamatan Pati, Tayu dan
Juwono memiliki jumlah tenaga kerja paling banyak. Jumlah tenaga kerja
pada industri kecap di Kecamatan Pati sebanyak 143 orang, sedangkan
Kecamatan Tayu sebanyak 56 orang serta Kecamatan Juwana sebanyak 24
orang tenaga kerja.
Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati tahun
2009 diketahui bahwa Kecamatan Pati memiliki distribusi persentase paling
besar, yaitu sebesar 54%, Kecamatan Tayu 21% dan Kecamatan Juwana
sebesar 9% dari total tenaga kerja pada industri kecap di Kabupaten Pati.
Berdasarkan data tahun 2009 Kecamatan Pati merupakan kecamatan yang
paling banyak terdapat industri kecap dengan 6 industri. Dengan banyaknya
jumlah industri di kecamatan tersebut juga berpengaruh terhadap banyaknya
jumlah tenaga kerja yang digunakan serta banyaknya kapasitas produksi yang
akan dihasilkan.
Dari 6 industri kecap yang tersebar di Kecamatan Pati tahun 2009
pada akhir tahun 2010 diketahui bahwa jumlah industri kecap di Kecamatan
Pati menjadi 2 industri. Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan
diketahui bahwa faktor pemasaran merupakan faktor utama penyebab tidak
mampu berkembangnya industri kecap tersebut yang akhirnya menyebabkan
industri tersebut gulung tikar dan hanya tersisa 2 industri kecap, yaitu industri
kecap Ikan Lele dan Tiga Keong.
Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati tahun
2009 menunjukan bahwa jumlah tenaga tertentu yang seharusnya dapat

menghasilkan produktivitas lebih ternyata tidak demikian. Misalnya dapat


dilihat pada Pabrik Lele dan Kepiting jumlah tenaga kerja 40 orang dapat
menghasilkan kapasitas produksi/tahun (liter) adalah sebesar 36.000
liter/tahun akan tetapi pada Pabrik Ikan Lumba dengan jumlah tenaga kerja 5
orang mengapa dapat menghasilkan produktivitas lebih banyak dibandingkan
dengan pabrik Lele dan Kepiting.
Hal ini menunjukkan bahwa ada permasalahan yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja. Dengan permasalahan tersebut dan melihat faktor
upah, tingkat pendidikan dan usia yang mempengaruhi produktivitas tenaga
kerja pada industri kecap, kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Pengaruh Upah, Tingkat Pendidikan, dan Usia Terhadap Produktivitas
Tenaga Kerja Pada Industri Kecap di Kecamatan Pati Kabupaten Pati.
1.1 Rumusan Masalah
1 Seberapa besarnya pengaruh faktor upah terhadap produktivitas tenaga
2

kerja di industri kecap di kecamatan pati kabupaten Pati, Jawa Tengah?


Seberapa besarnya pengaruh faktor umur terhadap produktivitas tenaga

kerja di industri kecap di kecamatan pati kabupaten Pati, Jawa Tengah?


Seberapa besarnya pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap
produktivitas tenaga kerja di industri kecap di kecamatan pati kabupaten
Pati, Jawa Tengah?

.3 Tujuan
1 Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor upah terhadap produktivitas
tenaga kerja di industri kecap di kecamatan Pati kabupaten Pati Jawa
2

Tengah.
Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor umur terhadap produktivitas
tenaga kerja di industri kecap di kecamatan Pati kabupaten Pati Jawa

Tengah.
Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap
produktivitas tenaga kerja di industri di kecamatan Pati kabupaten Pati
Jawa Tengah.

.4 Manfaat.
Hasil dari karya tulis ini dapat memberikan informasi kepada industri
mengenai produksinya agar dapat dijadikan bahan evaluasi kerja industrinya

serta

dapat

menambah

pengetahuan

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi produksi.
.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. pengaruh upah terhadap produktivitas tenaga kerja
Teori upah efisiensi yang dikembangkan oleh Cafferty (1990) meramalkan
bahwa apabila pekerja dengan mendapatkan upah yang tinggi maka dia dapat
memenuhi kebutuhan fisik minimum hidupnya, sehingga dengan demikian
apabila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi maka pekerja akan berangkat
ketempat pekerjaannya dengan tenang, dan bagi pekerja sendiri dia akan

memberikan konsentrasi yang penuh dan akan mencurahkan pemikiran dan


tenaganya secara maksimal selama dia berada di tempat pekerjaannya.
2.2. pengaruh Tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja
Pendidikan yang minim mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam
memanfaatkan sumber sumber alam yang tersedia. Hal ini berakibatkan pada
setiap usaha usaha penduduk yang hanya mampu menghasilkan pendapatan yang
rendah. Rendahnya mutu SDM (pengetahuan dan keterampilan karyawan
pemanen dan pemupuk) karena kurangnya pendidikan dan pelatihan yang mereka
peroleh. Lemahnya pendidikan karyawan pemanen dan pemupuk dapat
mengakibatkan kemiskinan (Van den ban dan Hakwiks,1999).
2.6 pengaruh Usia terhadap produktivitas tenaga kerja
Robbins (2003) menyatakan bahwa kinerja akan merosot dengan
bertambahnya usia. Pekerja tua dianggap kurang luwes dan menolak teknologi
baru, namun begitu pekerja tua punya pengalaman, etos kerja yang kuat dan
komitmen terhadap mutu. Umur berbanding terbalik terhadap kemangkiran, di
mana pekerja yang tua lebih kecil kemungkinan untuk berhenti bekerja.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Identifikasi Variabel
3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut
independent variable. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah upah,
tingkat pendidikan, dan usia.
3.1.1.1 Upah
Upah disini merupakan hasil atau timbal balik dari pekerjaan
yang dilakukan oleh para pekerja yang diterima setiap minggu

yang terdiri dari upah pokok dan upah lembur.upah memiliki


satuan hitung dalam bentuk rupiah.
3.1.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang
pernah ditempuh oleh para pekerja untuk mengasah dan
mengembangkan kemampuan mereka. Pendidikan memiliki
satuan dalam bentuk angka (pertahun) yang menggambarkan
lama pendidikan pertenaga kerja.
3.1.1.3 Usia
Usia merupakan rentang waktu kehidupan seseorang dari lahir
sampai sekarang dimana dalam hal ini usia memberikan
pengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan oleh para
tenaga kerja. Usia memiliki bentuk satuan angka (pertahun)
yang mengambarkan berapa umur tenaga kerja
3.1.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah produktifitas tenaga kerja pada industri kecap di Kecamatan
Pati Kabupaten Pati, dengan indikatornya adalah output yang dihasilkan
per satuan waktu.
3.2 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang kami gunakan yaitu dengan metode
dokumentasi dimana kami mencari variabel-variabel dari buku, studi
kepustakaan, data sekunder dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian , surat
kabar dan sebagainya.
3.3 Teknik Analisis
3.3.1 Analisis Regresi Berganda
Model regresi berganda adalah sebuah model regresi yang
menggunakan lebih dari dua variabel. Metode ini digunakan untuk
mengetahui tingkat pendidikan, upah, dan usia berpengaruh terhadap
tingkat produktivitas tenaga kerja pada industri kecap di Kecamatan Pati
Kabupaten Pati. Model ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = + 1 x 1+ 2 x 2+ 3 x 3+
Dimana:
Y = produktivitas tenaga kerja
= konstanta
1 , 2, 3

= koefisien regresi

X1 = upah
X2 = tingkat pendidikan
X3 = usia
=

Uji Statistik t
Langkah langkah Uji t adalah sebagai berikut :
a) Menentukan Hipotesis
H0 : 1 = 0 : suatu varibel independen tidak berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Ha : 1 0 : suatu varibel independen berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen.
b) Menghitung nilai thitung
t= 1se
(1)
c) Mencari nilai kritis dari t tabel dengan mengetahui nilai df (degree of freedom)
yaitu (n-k).
d) Menentukan taraf nyata yaitu = 0,05
e) Keputusan menolak atau menerima H0 adalah sebagai berikut :
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3.3.2 Asumsi 2
Pada asumsi ini bertujuan melihat apakah dalam pengumpulan data
primer bisa diterima kebenaranya atau tidak adanya keraguan dari
responden dalam memberikan informasi dan tidak berubah-ubah
informasi setiap kali dilakukan observasi jika terdapat data tersebut maka
data harus dihilangkan tidak bisa digunakan untuk sebuah penelitian.
3.3.3 Uji zero mean of error disturbance
Untuk mengetahui bahwasanya nilai dari

(miu) adalah = 0.

3.3.4 Heteroskedastisitas
Adalah keadaan dimana faktor/variabel gangguan mempunyai variabel
yang tidak konstan. Pengujian gejala heteroskedasitas dapat dilakukan
dengan whitetest, yaitu meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas
dan perkalian variabel bebas. Pedoman dalam model whitetest adalah jika

Chi-square hitung lebih besar dari nilai

kritis dengan derajat

kepercayaan tertentu ( ) maka ada heterokedastisitas dan sebaliknya


(Widarjono, 2007)
3.3.5 Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara observasi
terhadap observasi sebelumnya, jika ada maka terjadi autokorelasi.
3.3.6 Zero covariance
Untuk menguji bahwa tidak adanya hubungan di antara u dengan
variabel bebas. Tes ini di lakukan dengan meregresikan u dengan semua
variabel bebas, dan jika hasil nilai probability 1, maka bisa di katakan
bahwa tidak terjadi hubungan antara u dengan variabel bebas.
3.3.7 Asumsi 7
Untuk mengetahui apakah jumlah observasi lebih besar atau lebih kecil
dari parameter jika lebih kecil maka data tidak bisa di gunakan untuk
pengujian regresi dan sebaliknya.
3.3.8 Asumsi 8
Untuk mengetahui apakah semua nilai dari semua variable bervariasi dan
jika terjadi kesamaan maka data tidak bisa di gunakan untuk regresi.
3.3.9 Asumsi 9
mengetahui apakah model regresinya sudah benar sesuai teori dan
variable penting dalam model tersebut sudah dimasukan dalam penelitian.
3.3.10 Multikoliniearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniearitas yaitu dengan
menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari 0,85

maka tidak terdapat multikolinearitas dan sebaliknya apabila hubungan


variabel diatas 0,85 maka terdapat multikolinearitas (widarjono, 2007)

BAB IV
ANALISIS DATA
1. Analisis Hasil Regresi

Data di atas variable independent (usia) mempunyai hubungan negatif


dengan variable dependent ( produktivitas tenaga kerja ) karena probabilitasnya
lebih dari 0.001,0.05/0.01 maka hubunganya tidak linier dan perlu diuji dengan
menguadratkanya.

Dari tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:


Y = -1417,764 + 7,611493(upah) + 54,35817(tingkat pendidikan)
-1,015362(usia).
2. Asumsi 2

Data yang kami pakai dalam penelitian ini menggunakan data sekunder jadi
tidak memerlukan pengujian asumsi 2 karena asumsi ini hanya digunakan
untuk data primer.
3. Uji Zero mean of error disturbance

Dari tabel zero mean di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata = 0 atau
jika mendekati 0 maka bisa di asumsikan sebagai 0.

4. Heteroskedasticity

Pada tabel diatas probability dari obs*R-squared yaitu 0,0013 maka terkena
hetero. Kemudian dilakukan pengobatan dengan metode HAC.

Berdasarkan tabel diatas Hasil metode HAC menunjukkan variabel upah


mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dengan
nilai signifikan yaitu sebesar 0,0000. Dan variabel tingkat pendidikan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja yaitu sebesar
0,0003. Variabel usia berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja
yaitu sebesar 0,7607.
Berdasarkan test tersebut variabel upah dan tingkat pendidikan memiliki
hubungan positif dengan produktivitas tenaga kerja maka dinyatakan benar, dan
nilai probabilitas keduanya kurang dari 0,1 sehingga diterima . Sedangkan
variabel usia memiliki hubungan negatif dengan produktivitas tenaga kerja akan
tetapi mempunyai nilai prob. yang tidak signifikan atau kurang dari 0.01/0.05/0.1
jadi ditolak akan tetapi bisa dinyatakan benar karena berdasarkan teori usia
mempunyai hubungan negative dengan produktivitas tenaga kerja.

5. Uji Autokorelasi
Pada data yang kami gunakan menggunakan data cross section sehingga tidak
diperlukan adanya uji autokorelasi.
6. Uji Zero Covariance

Dari tabel diatas diketahui bahwa semua probabilitas bernilai 1 pada semua
variabel, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada hubungan antara dengan
variabel bebas.
7. Asumsi 7

Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah observasi sebesar 70 sedangkan


parameter berjumlah 3, yang artinya jumlah observasi lebih besar dari
parameter.
8. Asumsi 8

Diketahui dari data tersebut bahwa semua data dari variable bervariasi atau
tidak ada data dari variable yang sama dengan variable lain.
9. Asumsi 9
Dalam penelitian ini kami mengambil variable dependent yaitu tingkat
produktivitas tenaga kerja dan variable independentnya yaitu upah, tingkat
pendidikan dan usia sudah sesuai berdasarkan teori yang menjelaskan
faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga
kerja.
10. Uji Multikolinearitas

Suatu data dikatakan terindikasi terkena multikol apabila R-squared tinggi dan
probabilitinya tidak signifikan maka diperlukan uji korelasi. Dari hasil di atas
probabilitasnya yang signifikan ada dua variable yaitu upah dan tingkat
pendidikan maka dapat diartikan tidak terjadi multikoliniearitas pada data
tersebut sehingga tidak perlu di tes dengan matriks korelasi

BAB V
KESIMPULAN
1. Upah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas
tenaga kerja. Yang artinya jika tingkat upah mengalami kenaikan maka
produktivitas tenaga kerja juga akan mengalami kenaikan pula. Hal ini telah
sesuai dengan teori hubungan upah dengan produktivitas tenaga kerja yaitu
ketika upah naik maka produktivitas tenaga kerja juga akan naik.
2. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan, dengan
demikian jika tingkat pendidikan semakin tinggi maka produktivitas tenaga
kerja juga akan meningkat, dan hal ini sesuai dengan teori hubungan tingkat
pendidikan dengan

produktivitas tenaga kerja yaitu apabila tingkat

pendidikan semakin tinggi, maka memungkinkan produktivitas yang


dihasilkan meningkat.
3. Usia mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan.

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu. 1999. Organisasi Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas.
Sarwoko. 2005. Dasar-dasar Ekonometrika. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sinungan,
Muchdarsyah. 2008. Produktifitas apa dan bagaimana. Jakarta: PT. Bumi Asksara.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi : teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai