Makalah Soft Dan Hard Material Taman Dan Bantaran Sungai
Makalah Soft Dan Hard Material Taman Dan Bantaran Sungai
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Arsitektur lansekap adalah ilmu dan seni perancangan (planing) dan
perencanaan (design) serta pengaturan dari pada lahan, penyusunan elemen elemen
alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya dengan
memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya,
hingga pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis.
Prospek taman di Indonesia sangat lah bagus karena saat ini masyarakat Kota Palu
semakin sadar akan pentingnya menciptakan ruang hijau untuk kota maupun
disekitran rumah. Ruang hijau memiliki banyak manfaat sebagai penghasil oksigen
dan mengurangi efek rumah kaca. Taman di rumah juga bermanfaat memperlancar
sirkulasi udara dan memperindah rumah.
Hal itu dikarenakan semakin meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat
kota Palu dan juga semakin tinggi tingkat pendapatan manyarakat Indonesia sehingga
kebutuhan taman dan ruang hijau di kota Palu sangatlah tinggi.Tanaman tanaman
tropis asli di Indonesia juga banyak sehingga dapat dijadikan sebagai ajang untuk
memperkenalkan tanaman tanaman asli Indonesia karena taman di Indonesia
prospeknya sangat bagus maka dari itu kita harus tahu bagaimana cara cara
membuat taman, bagaiman pemilihan soft material dan hard material. Tujuan
Untuk mengidentifikasi material keras (Hard Materials) dan material lunak
(Soft Materials) serta sirkulasi yang digunakan pada lanskap taman Gor kota
Palu.
Untuk mengidentifikasi material keras (Hard Materials) dan material lunak
(Soft Materials) serta sirkulasi yang digunakan pada derah bantaran sungai
kota Palu.
Untuk mengidentifikasi penerapan sirkulasi yang baik pada daerah Bantaran
BAB 2
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Bahan material landskape
Arsitektur landskape pada dasarnya berkaitan erat dengan pembentukan atau
penciptaan ruang terbuka. Pembentukan ruang tersebut sangat tergantung dengan
komponen pembentuk ruang. Komponen pembentuk ruang terdiri dari bidang alas,
bidang dinding, dan bidang atas. Kualitas nilai ruang tergantung dari fungsi ruang
yang diinginkan dan komposisi komponen pembentuk ruang. Gubahan ruang
terhadap fungsi yang ingin dihasilkan dapat tergubah melalui bidang -bidang sebagai
komponen pembentuk ruang bidang yang dimaksud terbentuk karena adanya material
yang direkayasa sesuai bentuk, tekstur, warna dan ukuran dimensi yang diciptakan.
Dalam arsitektur landskape dikenal 2 bagian besar, yakni material lunak (soft
materials) dan material keras (hard materials).
A. Material lunak (soft materials)
Kelebihan arsitektur landskape dalan mengubah ruang adalah dapat mengubah
ruang dengan komponen material lunak (soft materials) yaitu tanaman aatu
pepohonan dan air. Tanaman merupakan material landskape yang terus hidup dan
terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran tinggi tanaman,
bentuk tanaman, tekstur dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian
kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai
dengan pertumbuhan tanaman. Jadi dalam perancangan landskape, tanaman sangat
erat hubungannya dengan waktu dan perubahab karakteristik tanaman.
Tanaman khususnya pada iklim tropis dikenal 2 yaitu :
1. Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous Plants)
Tanaman yang menggugurkan daun adalah jenis-jenis tanaman yang berubah
bentuk ataupun warna daunnya sesuai dengan musimnya. Setelah musim panas,daun
berguguran sedangkan menjelang musim hujan daun tumbuh lebat atau sebaliknya.
Contohnya flamboyan dan angsana.
2. Tanaman yang hijau sepanjang tahun (Evergreen Plants)
Tanaman yang berdaun sepanjang tahun yaitu jenis tanaman yang berdaun lebat dan
berbunga sepanjang musim serta tidak menggugurkan daun. Contohnya cemara.
Karakteristik tanaman terdiri dari :
d. Kolam ikan
e. Pagar taman
f. Pergola (perambat tanaman)
dari
pergerakan
itu
dapat
bervariasi
mulai
dari
4. Mematahkan /baffling
5. Logis/logical
6. Bertahap-tahap/sequantiel
7. Bersifat maju/progressive
8. Bertingkat-tingkat/hieratic
9. Linear
10. Bergelombang/wayelike
11. Mengalir/flowing
12. Bercabang/branching
13. Menyebar/diverging
14. Mengumpul/diverging
15. Malu-malu, tagu-ragu/timorous
16. Malu/forceful
17. Meluas/exspanding
18. Berkerut/contracti
z.
untuk bergerak :
Dalam urutan-urutan kemajuan yang logis
Sepanjang tingkatan yang lebih mudah
Menuju sesuatu yang menyenangkan
Dalam lajur yang dibimbingoleh bentuk-bentuk, tanda-tanda atau
c.
d.
3.
a.
Adanya rintangan
Ada sesuatu yang tidak menyenangkan
Ada sesuatu diluar perhatian
Ada sesuatu gesekan
Ada sesuatu kekerasan
Ada permukaan yang curam
Ada sesuatu yang monoton
Kebosanan
Sesuatu yang tidak diinginkan
Sesuatu yang melarang
Ada bahaya
Ada sesuatu yang tidak serasi
Faktor yang membimbing ,manusia dalam pengarahan gerakan yaitu ;
Gubahan dari bentuk alam
Adayan pembagi ruang-ruang
Adanya tanda-tanda atau simbol-simbol
Adanya dinding pengarah atau penahan
Adanya pola sirkulasi
Tersediannya lajur-lajur
Bentuk-bentuk ruang
Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk berisirahat yaitu :
Kondisi kenikmatan, kesenangan.
Kesempatan untuk menangkap view, objek atau detail yang jelas.
Halangan untuk bergerak
Terlibat dalam keadaan tanpa tujuan
Kesempatan untuk sesuatu yang bersifat pribadi
Kesmpatan untuk berkonsentrasi
Ketidakmampuan untuk maju
Adanya gubahan yang menyenangkan untuk bnetuk dan ruang
Jenis pergerakan dan pengaruhnya terhadap manusia
Pergerakan horizontal
Pergerakan lebih mudah, lebih bebas, dan lebih efisien pada bidang
b.
horizontal.
Perubahan arah lebih mudah.
Pergerakan lebih aman.
Penilihan alternatif arah lebih banyak.
Pergerakan lebih mudah dikontrol
Pergerakan lebih stabil karena keseimbangan gaya tarik bumi.
Pandangan terhadap objek yang bergerak lebih mudah dikontrol.
Mudah melihat objek-objek yang vertikal.
Pergerakan menurun atau kebawah
c.
4.
harus dipertimbangakan.
Adanya perasaan untuk bersembunyi
Perlindungan bawah tanah
Seakan akan kembali ke alam primitif.
Adanya konsep penyimpangan bawah tanah.
Pergerakan mendaki atau ke atas
Bersifat menggembirakan
Membutuhkan tenaga tambahan
Merasa berpisahan dengan benda-benda ditanah
Mengambang dekat dengan matahari
Menambah rasa memiliki bidang lantai
Mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa
Usaha mencapai menara
Berkesan kuat
Menakjupkan dan dramatis
Pengaruh jarak pada sirkulasi
aa.
by.
bz.
ca.
cb.
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
cn.
co.
fungsi estetika
Berfungsi sebagai
untuk pejalan kaki
pengarah
cp.
cq.
cr.
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
cx.
Fungsi esettika terlihat dari banyak dan beragamnya tanaman yang ada
di Taman Gor yaitu palem, bunga pucuk merah, dan lainnya yang
menambah kesan dan nilai estetik/ keindahan pada taman tersebut.
cy.
cz.
da.
db.
dc.
dd.
de.
df.
dg.
dh.
di.
dj.
1. Material Keras (Hard Materials)
a. Material keras alami
dk.
dl.
dm.
dn.
do.
b. Material keras alami dari potensi geologi
dp.
dq.
dr.
ds.
dt.
du.
11
dw.
dx.
dy.
dz.
ea.
12
es.
et.
eu.
ev.
ew.
2. Pola Sirkulasi pada Taman Gor kota Palu
ex.
ey.
ez.
fa.
fb.
fc.
fd.
fe.
ff.
fg.
fh.
fi.
fj.
fk.
fl.
fm.
13
fn.
fo.
fp.
fq.
fr.
fs. Penerapan Hard Materials dan Soft Materials pada Bantaran Sungai
di kota Palu.
ft.
fu.
fv.
fw.
fx.
1. Soft Materials (material lunak)
Fungsi estetika
fy.
fz.
ga.
gb.
gc.
gd. Pada pinggiran bantaran sungai terdapat semak bunga Geranium yang
berfungsi sebagai elemen estetik/keindahan.
Fungsi lingkungan
ge.
gf.
14
gg.
gh.
gi.
gj.
gk.
gl.
gm.
gn.
go.
gp.
gq.
Selain sebagai pelindung dapat juga berfungsi
pengarah,menontrol pergerakan angin, iklim, dan pohon-pohon yang
rindang dapat mencegah longsor dan erosi seperti banbu.Bambu tidak
hanya mempunyai fungsi ekologis, tetapi juga ekonomis dan estetika.
Perakaran bambu bisa menguatkan tanah di lereng gunung dan daerah
aliran sungai sehingga tidak terjadi longsor dan erosi.
gr.
Bambu bisa menyimpan air rata-rata 1 liter per hari
sehingga bisa mempertahankan mata air pegunungan dan debit air sungai
serta mencegah banjir. Bambu juga dapat menciptakan iklim mikro yang
memungkinkan berkembangnya dan tempat mikroorganisme lain.
gs. pada sungai.
2. Material Keras ( hard materials )
Material keras alami dan material keras buatan bahan metal
gt.
gu.
gv.
gw.
15
Penggunaan material
keras alami pada
bantaran sungai dapat
dilihat dari tempat
pondok pemancingan
yang terdiri dari
material kayu serta
penggunaan material
keras buatan bahan
metal dapat dilihat pada
atap yang digunakan
gx.
gy.
gz.
Material keras buatan sentetis atau tiruan
ha. Material sintesis dapat dilihat dari tempat sampah dengan bahan plastik.
hb.
hc.
hd.
he.
hf.
hg.
hh.
hi.
Material keras buatan kombinasi
hj. Material keras buatan kombinasi terdapat pada jalan dipinggiran bantaran
sungai pada pot yang berbentuk persegi dan kubus yang berderer
membentuk garis horizontal dan tempat duduk persegi /kubus pada
bagian depan berfungsisebagai elemen estetik.
hk.
hl.
hm.
hn.
ho.
hp.
16
hq.
hr.
hs.
ht.
hu.
hv.
3. Pola Sirkulasi
hw.
hx.
ia.
ib.
ic.
id.
ie.
if.
ig.
ih.
ii. Pola sirkulasi lanssung atau linear.
ij. Pada area sirkulasi diletakan tempat duduk atau tempat untuk istirahat.
Kelelahan mendorong seseorang untuk beristirahatsetra mendapatkan
view yang baik.
ik.
17
il.
im.
in.
io.
ip.
iq.
4. Permasalahan landsekap pada Bantaran Sungai dan Taman Gor
1. Daerah bantaran sungai kota Palu
ir.
18
iu.
Pembuangan limbah padat maupun cair ke badan air dan bantaran sungai
di berbagai ruas sungai mencemari air dan menghambat aliran air sungai.
19
iw.
ix.
iy.
iz.
ja.
jb.
jc.
jd.
20
jq.
jr.
js.
jt. BAB III
ju. PENUTUP
a. Kesimpulan
jv. Berdasarkan uraian dan pemaparan diatas dapar disimpulkan
Desain lanskap taman Gor merupakan bentuk implementasi dari suatu
institusi yang mencirikan konsep dengan penataan yang alamiterlihat dari
elemen-elemen lanskap
21
ki.
kj.
kk.
kl.
km.
DAFTAR PUSTAKA
kn.
ko. Hakim, Rustam. 2012. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Bumi
Aksara.Jakarta
kp. Hakim, R. 1993. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara.
Jakarta
kq. Sulistyantara, B. 1992. Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya. Jakarta.
kr.
22