Anda di halaman 1dari 114

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

adi,mengevaluasi kinerja reatif terhadap ekspektasi tren


historis,saingan
,serta membentuk
ekspektasi tentang
ANALISIS DAN PENGGUNAAN
LAPORAN
KEUANGAN
kinerja perusahaan di masa yang akan datang

CHAPTER 1
Financial Statement Analysis : An Introduction

Pelaporan keuangan VS Analisis Laporan Keuangan

Financial Statements (Laporan keuangan)


Terdiri dari :
1. Statement of Financial position (laporan posisi keuangan
/neraca)
2. Statement of Comprehensive Income (Laporan aba rugi
komprehensif)
3. Statement of Changes in Equity (Laporan perubahan
ekuitas)
4. Statement of cashfows (Laporan arus kas)
5. Notes (Catatan atas laporan keuangan)
1. Statement of Financial Position (the Balance Sheet)
Assets = Liabilities + Owners equity
Assets Liabilities = Owners equity

Contoh Kutipan Laporan keuangan


Perusahaan biasanya melakukan press release atas
pelaporan atas pendapatannya ,baik secara interim maupun
tahunan. Earning Announcement adalah salah satu contoh
laporan finansial selain laporan keuangan. Untuk yang
beerupa periode kuartalan sering bersifat unaudited

Neraca disiapkan dalam satu waktu tertentu. (Point in time)


Misalnya sebuah perusahaan dengan tahun fiskal sama
dengan tahun kalender mencatat aset,liabilitas,dan
ekuitasnya pada tanggal 31 Desember
2. Statement of comprehensive income (Laporan laba-rugi
komprehensif)
Laporan ini dikenal juga dengan sebutan income statement
/ statement of earnings / profit and loss statement . Laba
rugi komprehensif merupakan seluruh item yang
mempengaruhi ekuitas pemilik tetapi bukan berasal dari
transaksi terhadap pemegang saham
Net Income = Revenue + other income expenses = income
expenses
Comprehensive income = Net income + other
comprehensive income

Contoh respon analis atas kutipan laporan keuangan

Contoh pendapatan yang termasuk Other Comprehensive


Income (OCI) :
- gain/loss saat menjual sekuritas tersedia untuk dijual
(available for sale securities)
- Sekuritas tersedia untuk dijual dicatat pada nilai wajar (fair
value) di neraca,namun perubahannya di tunjukkan sebagai
OCI
Bentuk penyajiannya bisa digabung jadi satu laporan laba
rugi komprehensif atau dipisah dua menjadi Income
statement dan comprehensive income. Aporan laba rugi
menunjukkan Net income yaitu revenue dikurang expenses
dalam satu periode waktu. Berdasarkan US GAAP , OCI
dilaporkan Statement of changes in equity,s edangkan IFRS
mengharuskan
OCI dilaporkan di Statement of
comprehensive income.

Respon dari analis biasanya membandingkan hasil terhadap


ekspektasi berupa estimasi dari komunitas analis. Fokus
diarahkan pada Revenue dan EPS,serta profitabilitas .Analis
tidak hanya menjelaskan apa yang terjadi di laporan kinerja
perusahaan tapi menjelaskan alasan kenapa itu

3. Statement of Changes in Equity


Dikenal juga dengan sebutan Statemnt of changes in
owners equity / statement of shareholders equity. Laporan
ini melaporkan perubahan investasi pemilik di perusahaan
sepanjang waktu. Komponen dasarnya adalah Paid-in
Capital dan Retained Earnings. Retained earnings (laba
ditahan) merupakan jumlah kumulatif aba yang diterima
perusahaan
Ending Equity = Beginning Equity + Changes in Equity

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

420

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Ending Common stock = Beginning common stock +
issuances repurchases
Ending retained earnings = Beginning retained earnings +
Net income - dividends
AOCI : Accumulated Other Comprehensive income
OCI : Other comprehensive income

- prediksi ke depan-tujuan dan objekif serta strategi untuk mencapainya


-hasil operasi dan prospeknya
-sumber daya-relasi-resiko paling signifikan di perusahaan
-perhitungan performa kritis dan indikator yang dipakai
perusahaan untuk mengevaluasi kinerja terhadap objektif

4. Statements of cash flows


Meskipun laporan laba rugi dan neraca memberikan
perhitungan keberhasilan perusahaan dalam performa
keuangan, arus kas juga sangat vital bagi kesuksesan jangka
panjang perusahaan. Menngungkapkan sumber dan
penggunaan kas membantu kreditor,investor ,dan
pengguna lain untuk mengevaluasi ikuidtias, sovency,dan
financial flexibility (kemampuan perusahaan beraksi dan
beradaptasi pada prediksi kerugian atau peluang finansial)

Nama lain komentar manajemen adalah Management


reporting, operating and financial review (OFR) ,
managements discussion and analysis (MD&A)
Diskusi oleh piha manajemen dipertimbangkan sebagai
salah satu bagian paling penting disamping laporan
keuangan itu sendiri, tetapi selain kuitpannya, bagian ini
baisanya belum di audit (Unaudited). Saat menggunakan
informasi dari laporan manajemen ,seorang analis harus
paham apakah informasi itu di audit atau belum.

Aporan arus kas diklasifikasikan atas tiga :


1.) Arus kas dari aktivitas operasi, yaitu aliran kas ang tidak
tergoong sebagai investasi dan financing dan secara umum
melibatkan efek kas dari transaksi operasi harian
perusahaan, yang menentukan besaran net income pada
akhirnya
2.) Arus kas dari aktivitas financing ,merupakan arus kas
yang berasal dari aktivitas terkait mendapatkan atau
membayar modal/capita yang digunakan dalam bisnis
3.) Arus kas dari aktivitas investing, adalah arus kas yang
berasal dari pengambilaihan atau disposa atas aset jangka
panjang,seperti properti dan peraatan

Beberapa yuridksi mengaruskan adanya practice statement


yang memberikan gudance terhadap konten dalam
komentar manajemen. Komentar manajemen adalah titik
awal yang paling mudah untuk memahami informasi seperti
capital planned expenditures, new store openings,
divestitures yang bisa dijadikan indikator untuk proyeksi
kinerja perusahaan di masa yang akan datang.. Tetapi analis
biasanya sangat mengedepankan perspektif independennya
saat melihat prospek dan kinerja keuangan perusahaan
Contoh Management Discussion and Analysis (MD&A)

IFRS membolehkan fleksibilitas dalam mengklasifikasi


dividen, penerimaan bunga ,dan pembayaran di kategori ini
dibanding US GAAP
4.Catatan atas Laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan penting untuk memahami
informasi di laporankeuangan utama. Sebuah catatan atas
laporan keuangan biasanya memuat :
1.
Pilihan
kebijakan
akuntansi
spesifik
(ploicies,method,estimates)
2. Rincian pemaparan mengenai item-item di laporan
keuangan seperti :
-Instrumen keuangan dan resikonya
-Legal Proceedings
-Transaksi pihak berelasi
-Subsequent event (Kejadian yg terjadi setelah tanggal
neraca)
-Akuisis bisnis dan disposal
-Performa segemn operasi
3. Pengungkapan lain seperti komitmen dan kontinjensi
Analis harus memahami kebijakan yang dibuat sebuah
perusahaan dan menentukan apakah hal tersebut relevan
untuk dibandingkan dengan perusahaan lain sebagai
Benchmark. Jika berbeda, maka analis yang aham akuntansi
dan pelaporan keuangan akan membuat beberapa
penyesuaian agar data dapat dperbandingkan
Komentar Manajemen
Merupakan sebuah laporan naratif ang memberikan
interprestasi atas posisi keuangan,performa keuangan,dan
arus kas sebuah entitas, Perusahaan publik memasukkan
bagian di laporan tahunan berupa diskusi pihak manajemen
terhadap beberapa isu seperti
-sifat bisnis
-hasil tahun lalu

Laporan Auditor
Laporan keuangan yang disajikan perusahaan harus diaudit
seorang Kantor auntan publik yang independen
berdasarkan standar audit tertentu. Laporan audit adalah
opini tertulis di laporan keuangan yang dipersiapkan
seorang auditor independen. Tujuan auditor independen
melakukan audit berdasarkan International Standards for
Auditing (ISA) :
1. Mendapatkan assurance yang wajar atas laporan
keuangan secara keseluruhan yang bebas dari material
mistatement (baik fraud maupun error)
2. Melaporkan laporan keuangan
Audit laporan keuangan bisanya diharuskan oleh perjanjian
kontrak,hukum ,atau regulasi (pemerintah ataupun pasar
modal). Standar Audit Internasional dibentuk oleh
International Auditing and Assurance Standard Board (IASB)
. Proses audit memberikan basis bagi auditor independen
untuk menjelaskan opini audit apakah informasi di laporan
keuangan menyajikan secara wajar atas posisi

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

421

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


keuangannya,performanya,dan arus kas sesuai standar
akuntansi

-infirmasi tambahan terkait


dicantumkan di website

Karena audit dirancang dan dilakukan dengan teknik


sampling dan item laporan keuangan bisa bersal dari
estimasi dan asumsi, auditor independen tidak bisa
memberi opini berupa assurance mutlak mengenai akurasi
dan presisinya. Auditor lebih kepada memberikan
reasonable assurance atas laporan keuangan adalah fairly
presented

4. Presentasi ke analis

Jenis-jenis Laporan audit


1. Wajar tanpa pengecualian (Unqualified)
Menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar sesuai standar akuntansi
2. Wajar dengan pengecualian (Qualified)
Adanya jangkauan batasan atau pengecualian berdasarkan
standar akuntansi. Eksepsi dijelaskan di laporan audit
dengan paragraf penjelasan tambahan ,jadi analis bisa
menentukan pentingnya eksepsi tersebut
3. Tidak Wajar (Adverse)
Kondisi dimana laporan keuangan menyajikan secara
material jauh dari standar akuntansi dan tidak disajikan
secara wajar. Seorang analis tidak akan mau menganalisis
laporan semacam ini
4. zTidak lengkap (Disclaimer)
Kondisi dimana auditor tidak bisa memberikan opini karena
terbatasnya data

Dalam beberapa kasus, informasi yang jauh kaitannya


dengan perusahaan digunakan analis untuk memastikan
efektivitas kerjanya seperti melakukan direct experience
pada produk perusahaan tersebut, memeplajari regulasi
industri, meminta pendapat ahli teknisi industri. Intinya,
riset yang dilakukan analis lebih ari sekedar laporan
keuangan

Sistem Kendali Internal


Merupakan sistem internal perusahaan yang dirancang
diantara hal lain ,untuk memastikan proses perusahaan
membuat laporan keuangan adalah dapat diamati.
Beberapa negara mengharuskan tambahan opini audit
berupa sistem kendali internal. Contoh situasi yang bisa
menimbulkan pertanayaan terkait sistem pengendalian
internal
:
-restatement untuk mengkoreksi error di laporan keuangan
yang salah sebelumnya
-pertumbuhan cepat atau beberapa akuisisi
Sumber informasi selain Laporan keuangan tahunan
1. Laporan tahunan (Annual report/ proxy statement)
Pernyataan yang dibagikan ke shareholders saat pertemuan
para pemegang saham, didalamnya terdapat infromasi
kompensasi terhadap direktur dan manajemen, kinerja
saham perusahaan,dan konflik potensial yang mungkin
timbul antara manajemen, komisaris,dan pemegang saham
2. Laporan interim (Interim reports)
Merupakan laporan keuangan yang belum di audit engan
informasi update terkait performa dan posisi keuangan
sejak periode tahunan terkahir. Dibuat oleh perusahaan
dalam bentuk semiannual, atau kwartalan,tergantung
regulasi
3. Press releases
Perusahaan juga memberikan informasi relevan saat ini di
websitenya,dalam press release dan conference call dengan
analis dan investor. Contoh:
-press release tentang Periodic earning announcement
(sebelum publikasi laporan keuangan)
-konferensi call dimana bagian manajemen eksekutif
menjelaskan performa perusahaan dan menjawan
pertanyaan yang diberikan oleh partisipan

call

conference

5. Sumber data eksternal


Contohnya informasi ekonomi,industri,dan perusahaan lain
di industri (peer company) serupa untuk menentukan
kinerja keuangan dan perspektif perusahaan untuk menilai
perusahaan di masa yang akan datang

Langkah-langkah dalam analisis Laporan Keuangan


1. Tujuan analisis
Sebelum melakukan analisis, penting untuk memahami
tujuannya untuk memahami teknik dan data yang akan
dipelajari. Beberapa tugas analisis sudah jelas, yang mana
membutuhkan sedikit saja pengambilan keputusannya oleh
analis seperti :Portofolio credit review dari portofolio utang
yang tergolong investment-grade. Perusahaan bisanya
memebrikan guidance berupa norma institusional seperti
tujuan melakukan analisis
Untuk tugas analitis, dibutuhkan tujuan analisis yang
mengaruskan analis membuat keputusan secara signifikan .
Misalnya : pendekatan (approach) ,tools,sumber data,dan
format penyajian yang akan digunakan ,dan dan
kepentingan relatif terhadap aspek berbeda dari analisis
Saat melihat data dengan jumlah yang besar,analis yang
kurang berpengalaman bisa membuat kalkulasi dan
membuat rasio keuangan tanpa mempertimbangkan
relevansinya; Hal ini harus dihindari agar tidak membuat
usaha yang sia-sia
Analis harus menjelaskan konteks pada tahap ini,yaitu :
-siapa audiens yang ditujukan?
-apa produk akhir yang akan dihasilkan ? (misal final report
yang menjelaskan konklusi dan rekomendasi)
-Frame waktu ? (kapan tenggat waktunya)
Setelah membuat tujuan dan konteks,maka analis
harusmenggabungkan pertanyaan spesifik yang akan
dijawab .Contoh, jika tujuan analisis laporan keangan untuk
membandingkan kinerja historis ketiga perusahaan di
industri tertentu maka pertanyaannya :
- apa tingkat perumbuhan relatif dan apa profitabilitas
relatif perusahaan ?
2. Mengumpulkan,memproses,dan menganalisa data
Kunci dari langkah ini adalah mendapat pemahaman atas
kinerja bisnis, keuangan,dan posisi keuangannya (termasuk
tren sepanjang waktu dan perbandingan dengan peer
companies. Untuk data historis ,laporan keuangan sudah
cukup. Tapi untuk menjawab pertanyaan mendalam,seperti
mengapa satu perusahaan lebih perform, maka informasi
tambahan dibutuhkan
Informasi pada ekonomi dan industri dibutuhkan untuk
memahami lingkungan dimana perusahaan beroperasi .

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

yang

422

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Analis biasanya melakukan pendekatan top-down,yaitu:
memahami lingkungan makroekonominya (prospek
pertumbuhan ekonomi dan inflasinya), menganalisa dan
menentukan Prospek industri berdasarkan lingkungan
makroekonominya (misalnya analis melakukan forecast
pertumbuhan pendapatan perusahaan di masa yang akan
datang)
Proses data dapat dilakukan dengan analytical tools yang
tepat seperti :
-menghitung rasio atau tingkat pertumbuhan
-membuat laporan keuangan common-size
-membuat chart/bagan
-membuat analisis statistik (misal : regresi,simulasi monte
carlo)
-membuat valuasi ekuitas
-membuat analisis sensitivitas
Pada tahap ini,analis keuangan komprehensif akan
melakukan evaluasi laporan keuangan, membuat
adjustment sesuai standar akuntansi, accounting
choices/policy, keputusan operasi. Kemudian analis akan
mengumpulkan data laporan keuangan common-siza dan
rasio keuangan. Dengan kedua data tersebut analis bisa
mengevaluasi
perusahaan
aitu
profitailitas
relatifnya,likuiditas,leverage, efisiensi,dan valuasi terkait
hasil masa lalu (trend analysis) atau perbandingan dengan
peer company
Prosesn analisa/interprestasi data :
-gunakan rasio finandial untuk assesmen
-sintesis semua data yang tersedia untuk mebuat ekspektasi
kinerja perusahaan di masa yang akan datan-buat forecast
dan gunakan itu sebagai input terhadap valuasi
3. Membentuk dan mengkomunikasikan
konkulusi/rekomendasi
Hal yang dilakukan di tahap ini adalah mengkomunikasikan
konklusi atau rekomendasi dalam format yang tepat.
Format
ini
bervariasi
tergantung
tugas
analisisnya,institusi,dan audiens, Laporan analis ekuitas
biasanya termasuk komponen berikut :
-summary dan investment conclusion
-earning projection
-valuation
-business summary
-analisis resiko,industri,dan kompetitif
-kinerja historis
-forecast
4. Tindaklanjut (Follow-up)
Jika sebuah investasi ekuitas diberikan,tinjauan periodik
harus menentukan konklusi asli dan rekomendasinya adalah
valid, Follow-up bisa saja mengulangi langkah sebelumnya
dalam proses di basis periodik. Dalam kasus irejected
investment, follow-up dibutuhkan untuk menentukan
apakah proses analisis cukup dan harus diperbaiki (contoh,
jika rejected investment ternyata malah berhasil di
pasar,berarti penolakan itu karena ketidakcukupan analisis
yang dilakukan)

CHAPTER 2
Financial Reporting Mechanics

Aktivitas bisnis dan elemen dari laporan keuangan


Aktivitas bisnis :
1. Operasi ,menjual produk/jasa untuk menghasilkan
revenue atau melakukan expenses saat membuat revenue.
Contoh : menjual jasa oleh perusahaan consulting,
membuat produksi pada perusahaan manufaktur
2.Investasi, menggunakan aset jangka panjang untuk
mengoprasikan
bisnis.
Contoh
:Membeli
peralatan,mesin,gedung,dll
3. Financing, meminjam dari kreditor,membuat liabilitas .
Contoh :Menjual kepemilikan /ekuitas ke pemegang saham,
mengambil pinjaman bank,menerbitkan obligasi
Elemen Laporan keuangan
1. aset : sumberdaya ekonomi sebuah perusahaan
2. liabilitas : klaim kreditor terhadap sumber daya yang
dimiliki perusahaan
3. ekuitas pemilik : klaim residual terhadap sumber daya
perusahan
4. revenue : aliran masuksumber daya ekonomi perusahaan
5. beban : aliran keluar sumber daya perusahaan
Akun memberi catatan individual atas peningkatan dan
penurunan elemen laporan keuangan secara spesifik. Akun
yang digunakan dalam sistem akuntansi perusahaan
dijabarkan dalam daftar akun (chart of accounts), yang
biasanya lebih rinci dari yang dijabarkan di laporan
keuangan
Akun-akunaset
-cash dan cash equivalet
-account receivable,trade receivable
-prepaid expenses
-inventory
-property,plant,and equioment
-investment propery
-intangible
asset
(patent,trademarks,licenses,copyright,goodwill)
-financial assets,trading securities,investment securities
Akun-akun liabilitas
-account payable,trade payable
-debt payable
-bonds payable
Saat Bank meminjamkan uang ke peminjamnya,ini akan
menciptakan aset ke bank (loan receivable) dan liabilitas ke
peminjamnya (loan payable). Secara serupa, saat sebuah
vendor menjual ke konsumen secara kredit,dia akan
membuat aset ke vendor (account receivable) dan liabilitas
ke konsumen (account payable)
Akun-akun ekuitas pemilik
-capital (common stock)
-additional paid-in capital
-retained earnings
-accumulated other comprehensive income
Akun-akun revenue
-revenue, sales
-gains

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

423

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


-investment income (interest,dividemd)
Akun-akun expense
-cost of goods sold
-selling,general,and
administrative
(rent,utilities,salaries,advertising)
-depreciation and amortization
-interest expense
-tax expense
-losses

expenses

Kalsifikasi
diatas
berasarkan
IFRS.
US
GAAP
mengklasifikasikan elemen laporan keuangan menjadi :
aset,liabilitas,ekuitas pemilik, revenue, expenses ,gains, dan
losses
Persamaan Akuntansi dasar
Asset = Liabilities + Owners equity
Asset = Liabilites + (Contributed capital + Ending Retained
Earnings)
Asset = Liabilities + Contributed Capital + (Beginning RE+Net
Income-Dividen)
Asset = Liabilitas + Contributed capital + Beginning Retained
Earnings +
( revenue expenses) - dividend
Persamaan ini yang menjadi dasar dari neraca. Aset
merupakan klaim utama oleh liabilitas dan klaim residual
oleh ekuitas pemilik.
Persamaan yang diekspansi memberikan gabungan
representasi balance sheet dan income statement. Setiap
transaksi yang dicatat melibatkan minimal dua akun agar
enjaga persamaan tersebut tetap balance ,istilah ini disebut
double-entry accounting
Ekuitas pemilik di tanggal tertentu bisa diglongkan
berdasarkan asalnya :
1. kontribusi modal dari pemilik
2. pendapatan yang ditahan

Akrual
Dalam contoh di atas ,perusahaan ABC menerima kas untuk
pendapatan saat menerimanya,dan membayar kas saat
beban telah terjadi, pada prakteknya perusahaan bisa juga
mencatat revenue sebelum menerima kas tetapi sudah
melakukan jasa/perpindahan kepemilikan barang dan
mencatat expense saat itu telah terjadi sebelum
pembayaran dilakuakan. Sistem ini disebut Akrual
.Akuntansi akrual mengahruskan revenue dicatat dalam
periode dimana mereka diterima dan beban dicatat di
periode dimana merkea terjadi,tidak memandang kapan
perpindahan kas terkait terjadi. Jurnal akrual terjadi karena
adanya perbedaan waktu antara peprindahan kas dan
pengakuan akuntansi atas revenue dan expense

Istilah lain untuk ekuitas pemilik : shareholders equity,


stockholders equity, net assets, equity,net worth,net book
value, partners capital.
Bagian ekuitas pemilik biasanya teridir dari item seperti:
-treasury stock (akun kontra ekuitas saat perusahaan
membeli kembali sahamnya sendiri)
-comprehensive income (pendapatan komprehensif yang
tidak dilaporkan di income statement) misalnya perubahan
nilai aset dan liabilitas
-retained earnings merupakan komponen dimana
pendapatan ditahan perusahaan dan tidak dibagikan
sebagai dividen ke pemilik
Contoh Sistem akuntansi tabular
-ABC mendapatkan revenue $250 berupa kas.
-ABC mengalami beban $50 berupa kas
-setelah mencatat transaksi persamaan akuntansi tetap
balance,subtotalnya dipakai untuk mempersiapkan balance
sheet

-Unearned revenue/ deferred revenue


terjadi saat
perusahaan mendapat kas sebelum dinyatakan sah
mendapatkan revenue (melakukan jasa-perpindahan
kepemilikan barang)
Contoh : pembayaran langganan majalah
-Unbiller revenue / accrued revenue terjadi saat
perusahaan mendapatkan revenue sebelum mendapatkan
kas tapi belum diakui karena berakhirnya periode akuntansi
Contoh : deferred receipt of cash, sales on account

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

424

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Mengacu pada bagian estimasi/kebijakan akuntansi dari
komentar manajemen (management discussion and analysis
MD&A) dan catatan kaki kebijakan akuntnasi yang
signifikan,keduanya itemukan di laporan tahunan (annual
report) .
Contoh pengungkapan (mengacu pada IFRS)
Excerpt from 2011 annual report of Barry Callebaut AG.
The preparation of financial statements requires
management to make judgments, estimates and
assumptions that affect the application of accounting
policies and the reported amounts of assets, liabilities,
income and expenses. Actual results may differ from these
estimates. . . . In particular, information about significant
areas of estimation uncertainty and critical judgments in
applying accounting policies that have the most significant
effect on the amount recognized in the financial statements
are described in the following table:
-prepaid expense muncul saat perusahaan membuat
pembayaran kas sebelum mengakui beban.
Contoh : prepaid rent,prepaid insurance
-accrued expense muncul saat perusahaan mengalami
expenses tapi belum pibayarkan karena berakhirnya
periode akuntansi
Contoh :
Contoh
:
Wages
expense.
Bagan alir sistem informasi dalam sistem akuntansi
Contoh pengungkapan (mengacu pada US GAAP)

Jurnal : Ayat jurnal dicatat berdasarkan tanggal dan akun


yang dipengaruhi beserta jumlahnya
Ledger : General ledger merupakan inti sistem akuntansi
,mengandung seluruh jurnal yang sama dengan jurnal
umum,perbedaannya data diurut berdasarkan tanggal di
jurnal dan berdasarkan akun di ledger
Trial balances : Dipersiapkan diakhir periode akuntansi
sebagai langkah akhir mempersiapkan laporan keuangan
Financial statement : produk akhir sistem akuntansi
,dipersiapkan berdasarkan total akun-akun dari adjusted
trial balance
Menggunakan hasil proses akuntansi dalam analisis
sekuritas
Laporan keuangan bertindak sebagai dasa analisa kredit dan
ekuitas,termasuk valuasi sekuritas. Proses akuntansi
membutuhkan judgment dan estimates
Contoh :
-depreciation expense ,mengestimasi useful life dan salvage
value dari property,palnt,dan equipment
-revenue recognition, judgment kapan revenue diterima
-valuasi investasi, emngestimasi arus kas masa akan datang
dan tingkat diskonto yang tepat

Our consolidated financial statements are prepared in


accordance with GAAP. In various instances, GAAP requires
management to make estimates, judgments and
assumptions that affect the amounts reported in the
consolidated financial statements and accompanying notes.
We believe that our most critical accounting policies and
estimates relate to the following:
Accounts ReceivableTrade
Accrued Liabilities
Pension and Other Post-Retirement Benefits Plans
Goodwill and Other Intangible Assets
Commodities Futures Contracts
. . . . While we base estimates and assumptions on our
knowledge of current events and actions we may undertake
in the future, actual results may ultimately differ from these
estimates and assumptions. We discuss our significant
accounting policies in Note 1, Summary of Significant
Accounting Policies.
CHAPTER 3
Reporting Standards

Tujuan dari pelaporan keuangan


Untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas
pelapor yang berguna untuk investor yang ada maupun
,investor potensial yang kana datang, peminjam,dan
kreditor lain dalam membuat keputusan tentang
memberikan sumber daya kepaa entitas. Keputusan ini
mencakup membeli,menjual atau memegang ekuitas dan
instrumen utang sera memberi pinjaman (loans)

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

425

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Investor = Beli,jual,tahan
Kreditor = meminjamkan/tidak meminjamkan.
Penggunaan laporan keuangan dalam analisis dan valuasi
sekuritas
Keputusan oleh investor untuk membeli,menjual,atau
menahan sekuritas tergantung return yang diteriman
(dividend yield dan apresiasi harga)
Ekspektasi terhadap return tergantung pada prospek arus
kas entitas,dan meilai prospek itu membutuhkan informasi
entitas terkait :
-sumber daya
-klaim terhadap sumber daya
-penggunaan sumber aya oleh manajemen dan komisaris
direksi
Laporan keuangan tidak dirancang untuk menunjukkan nilai
entitas pelapor,tetapi memebrik inomrasi untuk membantu
pengguna mengestimasi nilai entitas pelapor. Laporan
keuangan tidak bsia dan tidak menyediakan seluruh
infromasi yang dibutuhkan investor dan kreditor. Informasi
lain bisa saja didapatkan dari sumber lain
Pentingnya standar pelaporan keuangan dalam analisa
dan valuasi sekuritas
Kerumitan saat menetapkan standar,merefleksikan sulutnya
raelitas ekonomi terkait. Kompleksitas dan ketidakpastian
membentuk kebutuhan judgment oleh pembuatan laporan
keuangan. Judgemnt bisa beragam,maka dari itu standar
harus mampu mencapai konsistensi. Meskipun standar
membatasi jangkauan pendekatan (approach) yang bisa
diterima,pembuat laoan keuangan tetap harus membuat
judgment dan membuat estimasi. Dengan memahami
bagaimana
standar membutuhkan judgment
an
mengestimasi angka yang dilaporkan ,seorang analis bisa
mengguanakan informasi lebih baik lagi
Contoh :
During an accounting period, Incook Inc., a hypothetical
company that imports gourmet cookware sets, had the
following transactions:
Acquired office equipment for $9,000 in cash
Paid rent and other miscellaneous business
expenses of $10,000
Purchased 100 sets of cookware at a cost of $700
each and paid 100% on delivery
Sold 60 sets to customers for $1,200 each ($72,000
total). In order to make the sales, Incook had to
offer credit terms to many customers. At year-end,
customers owed Incook $15,000 for cookware that
had been delivered (i.e., $57,000 cash was collected
from customers and, therefore, $15,000 remained
outstanding from customers).
Incooks two owners plan to split the profits 50/50. If no
accounting standards existed, what alternatives might be
proposed as reasonable ways to compute the profits?
Solusi :
Alternatif yang mungkin : expense 100% office equipment
atau beberapa bagian (depresiasi), expense 100% peralatan
memasak yang dibeli ($70000) karena kas hanya terpakai
sejumlah itu atau hanya 60 set yang terjual (60 x $700 =
$42000), akui total penjualan $72000 atau hanya $57000
sejumlah kas dikumpulkan
Maksimum income adalah $20000 jika diakui $72000
penjualan, COGS $42000,tidak ada dari office
equipment,dan $10000 untuk sewa dan expense lainnya

Minimal income adalah loss sebesar $32000 jika mengakui


$57000 di penjualan, COGS $70000 ,$9000 untuk office
equipment,dan $10000 untuk sewa dan expense lainnya.
Tetapi karena stanar akuntansi ada, penjualan akan
berjumlah $72000, karena dikurangi allowance for
uncollectibe account . COGS $42000 dan office equipment
harus
didperesiasi.
Intinya disini adalah standar membatasi cakupan
pendekatan yang diperbolehkan
Badan pembentuk standar dan otoritas regulasi
Secara umum, badan pembentuk standar (IASB/FASB)
membentuk standar. Sedangkan ,otoritas regulasi
(SEC/FSA)mengakui dan memaksa penerapan standar
tersebut, Tetapi pembuat regulasi sering menjadi otoritas
legal untuk menetapkan standar pelaporan keuangan di
yurisdiksi mereka dan bisa melampaui kewenangan baan
pembentuk standar sektor swasta.
Contoh badan pembentuk standar adalah International
Accounting Standard Boards (IASB) yang menghasilkan IFRS
dan US Financial Accounting standard boards (FASB) yang
membentuk US GAAP (generally accepted accounting
principles). Contoh otoritas regulasi adakah Securites and
Exchange Commission (SEC) di Amerika serikat dan Badan
pengawas penanaman (Bapepam) di Indonesia.
International Organizations of Securities Commisions
(IOSCO)
Dibentuk
tahun
1983
dengan
115
negara
anggota,merupakan asosiasi otoritas regulasi yang
bertujuan:
-membentuk standar internasional atas regulasi pasar untuk
melindungi investor dan mengawasi resiko sistemik
-bertukar informasi dan bekerjasama menerapkan
peraturan untuk meningkatkan perlindungan konsumen dan
meningkatkan kepercayaan investor
-bertukar informasi untuk membantu pembentukan
pasar,infrastruktur,dan regulasinya
Kelanjutan perkembangan standar pelaporan keuangan
Standar Laporan keuangan,baik IFRS ataupun GAAP terus
berevolusi karena beberapa alasan :
-perubahan aktivitas ekonomi
-peningkatan standar yanga da
-konvergensi antara standar nasional dan internasional
Seorang analis harus pagam perbedaan standar
mempengaruhi komparabilitas analisis lintas sektor
Perbedaan
antara
standar
akuntansi
Perbedaan antara US GAAP dan IFRS :
-IFRS tidak membolehkan penggunaan LIFO untuk
menghitung inventory,US GAAP memperbolehkan,di
Amerika serikat, Internal revenue services (IRS) menjadikan
LIFO sebagai conformity privision,dimana diizinkan dipakai
untuk tujuan pajak penghasilan jika metode itu juga dipakai
untuk tujuan pelaporan keuangan,jika ada perubahan
aturan IRS,penghapusan LIFO dari US GAAP,juga akan
menghilangkan penggunaannya untuk tujuan pajak
-Dalam
IFRS
perhitungan
kelas
aset
tertentu
diperbolehkan,misalnya kapitalisasi intangible yang diakui
pada biaya historis tetapi diberi pilihan untuk tetap
menggunakan cost model atau merevaluasi setiap kelas
aset terhadap nilai pasar dan amortisasi/depresiasi, US
GAAP tidak memperbolehkan hal ini.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

426

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


-IFRS mengizinkan impairment atas PPE,Inventory,dan
Intangible dan memperbolehkan reversal jika impairment
loss berkurang, US Gaap tidak memperbolehan hal ini,arena
SEC berpendapat bahwa perbedaan itu mengakibatkan
perbedaan waktu dan kesten dari impairment loss yang
diakui.

2. Faithful representation informasi yang dapat dipercaya


mewakili fenomena ekonomi yang sebenarnya,secara ideal
itu terjadi jika :
-complete (utuh)
-neutral (tidak berpihak)
-free from error (bebas dari kesalahan)

-IFRS dan US GAAP membedakan defenisi nonfinancial


liabilites (contingencies ,environmental liabilities) dari segi
probabilitasnya. IFRS mengartikan probable adalah lebih
mungkin
daripada tidak terjadi,sedangkan US GAAP
mendefeinisikan probable sebagai lebih mungkin terjadi
daripada tidak. US GAAP menerapkan threshold probable
lebih tinggi daripada IFRS

Untuk meningkatkan karakteristik kualitatif yang membuat


informasi keuangan berguna :
-Comparability Perusahaan mencatat dan melaporkan
infromasi dalam cara yang sama
-verifiability orang yang independen menggunakan metode
yang sama akan sampai pada konklusi yang sama
-understadability pengguna yang diinformasikan mampu
memhamai informasi
-timeliness informasi tersedia sebelum hilang relevansinya

Kerangka konseptual IFRS

Reporting Elements
Qualitative Characteristics
Objective

Performance
o
o
o
o

Income
Expenses
Capital Maintenance Adjustments
Past Cash Flows

Comparability, Verifiability,
Timeliness,
Understandability

Financial Position
o
o
o

Unsur-unsur
performa :
-income
-expense

yang

erkait langsung

pada

Assets
Liabilities
Equity

Undelying assumptions
Basis akrual : merefleksikan transaksi saat terjadi,bukan saat
perpindahan kas
Going concern : asumsi bahwa perusahaan akan
melanjutkan bisnis dalam masa yang lama
Laporan keuangan :
-Balance sheet
-Statement of cashflow
-Statement of comprehensive income
-catatan atas laporan keuangan

Constraint
Reporting Ele

Fitur utama dari laporan keuangan :


Fair presentation, going concern, accrual basis,materiality
and
aggregation,no
offsetting,frequency
of
reporting,comparative information,consistency

Underlying Assumption

Framework pelaporan keuangan yang koheren


Karakteristik : Transparan,komprehensif,konsisten
Halangan :
-valuasi > pendekatan penghitungan alternatif
-standard > setting approach : keseimbangan antara prinsip
dan peratusan
-measurement > penekanan alternatif pada neraca VS
laporan laba rugi

Cost (cost/benefit considerations)

Accrual Basis
Going Concern
*Materiality is an aspect of relevance.

Inti dari conceptual framework,adalah tujuan untuk


menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi
pemberi an penyedia sumber aya dalam membuat
keputusannya. Seluruh aspek lain mengalir dari pusat tujuan
tersebut
Dua karakteristik fundamental kualitatif yang membuat
informasi berguna :
1. Relevance Informasi yang mungkin sacara potensial
membuat pernedaan keputusan terhadpa pengguna

Pengungkapan
kebijakan
akuntansi
signifikan
Perusahaan wajib mengungkapkan kebijakan akuntansi dan
estimasinya di catatan atas laporan keuangan
-perusahaan juga mendiskusikan komentar manajemen
(MD&A) dimana kebijakan itu dianggap paling
penting,beberapa kebijakan itu ditulis di kedua tempat :
management commentary dan catatan tas laporan
keuangan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

penentuan

Costraint : batasan dalam framework ini adalah benefit dari


infroamsi yang harus melebihi biaya dalam menyediakanna

To Provide Financial Information


Useful in Making Decisions about
Providing Resources to the Entity

Relevance*
Faithful Representation

Unsur-unsur yang terkait langsung pada penenetuan posisi


keuangan :
-aset
-liabilitas
-ekuitas

427

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


-perusahaan harus emngungkapkan informasi terkait
perubahan
Contoh pengungkapan MD&A atas kebijakan akuntansi
yangs signifikan

Contoh catatan kaki kebijakan akuntansi yang signifikan


Shipping and Handling Costs
Shipping and handling costs are classified as Selling,
general and administrative expenses and were $1,250,
$1,142 and $1,116 for the years ended December 31, 2011,
2010 and 2009, respectively.
Use of Estimates
The preparation of financial statements in accordance with
accounting principles generally accepted in the United
States of America requires management to use judgment
and make estimates that affect the reported amounts of
assets and liabilities and disclosure of contingent gains and
losses at the date of the financial statements and the
reported amounts of revenues and expenses during the
reporting period. The level of uncertainty in estimates and
assumptions increases with the length of time until the
underlying transactions are completed. As such, the most
significant uncertainty in the Companys assumptions and
estimates involved in preparing the financial statements
includes pension and other retiree benefit cost
assumptions, stock-based compensation, asset impairment,
uncertain tax positions, tax valuation allowances and legal
and other contingency reserves. Actual results could
ultimately differ from those estimates.
Excerpt from footnotes in Colgate Palmolive Companys
2011 Annual Report
Contoh catatan kaki pengungkapan metode dan prinsip
akuntansi
General Information. The consolidated financial
statements of Henkel AG & Co. KGaA as of December 31,
2011 have been prepared in accordance with International
Financial Reporting Standards (IFRS) as adopted by the
European Union and in compliance with Section 315a of the
German Commercial Code *HGB+.
Scope of consolidation. In addition to Henkel AG & Co.
KGaA as the ultimate parent company, the consolidated
financial statements at December 31, 2011 include seven
German and 170 non-German companies in which Henkel

AG & Co. KGaA has a dominating influence over financial


and operating policy, based on the concept of control.....
Compared to December 31, 2010, four new companies have
been included in the scope of consolidation and eleven
companies have left the scope of consolidation. Seven
mergers also took place. The changes in the scope of
consolidation have not had any material effect on the main
items of the consolidated financial statements.
Accounting estimates, assumptions and discretionary
judgments
Preparation of the consolidated financial statements is
based on a number of accounting estimates and
assumptions. These have an impact on the reported
amounts of assets, liabilities and contingent liabilities at the
reporting date and the disclosure of income and expenses
for the reporting period. The actual amounts may differ
from these estimates.
The accounting estimates and their underlying
assumptions are continually reviewed....The judgments of
the Management Board regarding the application of those
IFRSs which have a significant impact on the consolidated
financial statements are presented in the explanatory notes
on taxes on income
intangible assets..., pension obligations, financial
instruments and share-based payment plans...
Excerpt from footnotes of Henkel 2011 Annual Report
CHAPTER 4
Understanding Income Statements

Komponen income statement


Revenue expenses = net income
Revenue + Other income + Gains Expenses Losses = Net
income
Format Income statement
Subtotal
Gross profit (revenue less cost of sales)
-Multistep format : Income statement menunjukkan
subtotal laba kotor
-Singlestep format : Income statement mengecualikan
subtotal laba kotor
Operating profit (revenue less all operating expenses)
-Laba sebelum dikurangi pajak dan beban bunga serta
sebelum item-item nonoperasi lain
-Operating profit dan EBIT (earning before interest and
taxes) tidak sama
Prinsip umum dari pengakuan revenu dan akuntansi akrual
Pengakuan revenue bisa terjadi terpisah dari perpindahan
kas (penjualan barang secara kredit, penerima kas didepan
atas jasa yang belum diberikan). Prinsip fundamental dari
akuntansi akrual adalah revenue diakui di periode dimana ia
sah didapat
IFRS menjelaskan revenue dari penjualan barang diakui jika
kondisi berikut terpenuhi :
-entitas telah memindahkan resiko signifikan dan memberi
kepemilikan barang

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

428

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


-entitas tidak lagi memeiliki tanggung jawab manajerial dan
kontrol atas barang yang dijual
-jumlah revenue bisa diukur pasti
-kemungkinan benefit ekonomis terkait transaksi yang
mengalir ke entitas
-biaya yang terjadi tekait transaksi bisa dihitung pasti
US GAAP mengatakan revenu bisa diakui jika :
-ada bukti perjanjian antara pemebli dan penjual
-produk telah diantar,jasa telah dilakukan
-harga dapat ditentukan
-penjual yakin akan mendapatkan uang
Aplikasi pengakuan revenue : Kontrak jangka panjang
Kontrak jangka panjang : kontrak yang menjakau lebih dari
satu periode akuntansi
US GAAP mengizinkan metode ini,IFRS juga mengizikan
pengakuan revenue sebanyak cost yang telah terjadi.
1, Metode percentage-of-completion
Dalams setiap periode akuntansi, perusahaan mengestimasi
persentase kapan kontrak selesai dan melaporkan
persentase di income statement
Contoh :
a. Network Construction project: bid was $5,000,000 and
estimated costs to complete were $4,000,000
Year 1: Costs incurred of $3,000,000 (assume this mirrors
the percentage complete)
-Revenue?
-Cost of revenue?
Year 2: Job is completed with costs of $1,000,000
Revenue?
Cost of revenue?
In Year 1, 75% of the estimated costs have been incurred.
Therefore, the company will recognize 75% of the
revenue, or $3,750,000. Gross profit on the contract for
the year is $750,000.
Revenue = $3,000,000/$4,000,000 = .75 $5,000,000 =
$3,750,000
Costs = $3,000,000
Gross profit = $750,000
In Year 2, $1,250,000 of costs are incurred. The company
will recognize the remaining amount of the revenue, or
$1,250,000. However, gross profit on the contract for the
year is $0.
Revenue = $5,000,000 $3,750,000 = $1,250,000
Costs = $1,250,000
Gross profit = $0
This example illustrates the importance of the estimates.
The estimates affect when the revenue and profit will be
recognized.
Because the company underestimated the total cost of the
project, all profits from the contract were reported in
Year 1.
A company might underestimate the total cost of the
project if it mistakenly thought the project would cost less
(i.e., did not expect a cost overrun).
b. Assume the following:
Kolenda company has a contract to build a network for a
customer for a total sales price of $10 million.
Network will take an estimated three years to build.
Considerable uncertainty surrounds total building costs
because new technologies are involved.

The outcome cannot be reliably measured, but it is


probable that the costs up to the agreed-upon price will be
recovered.
Expenditures total $3 million, $5.4 million, and $6 million as
of the end of Year 1,2, and 3, respectively.
Question: How much revenue, expense (cost of
construction), and income would the company recognize
each year under IFRS and, using the completed contract
method, under U.S. GAAP?
Under IFRS, recognize revenue to the extent of contract
costs incurred. Company would recognize
Year 1, $3 million construction cost, $3 million
revenue, and thus, $0 income
Year 2, $2.4 million construction cost, $2.4
million revenue, and thus, $0 income
Year 3, $0.6 million construction cost, remaining
$4.6 million revenue (because the contract has
been completed and the outcome is now
measurable), and thus, $4 million income.
Answer: With the completed contract method under
U.S. GAAP, no revenue will be recognized until the
contract is complete.
Year 1, $0 million construction cost, $0 million
revenue, and thus, $0 income
Year 2, $0 million construction cost, $0 million
revenue, and thus, $0 income
Year 3, $6 million construction cost, $10 million
revenue (because the contract has been
completed), and thus, $4 million income
.
Aplikasi pengakuan revenue : Penjualan bertahap
(Installment sales)
Penjualan dimana proceed yang akan dibayar dicicil dalam
suatu periode panjang. IFRS memisahkannya menjadi dua :
installment atas harga penjualan an komponen bunga
Contoh :
1.) Assume the following:
Sales price and cost of a property are $2,000,000 and
$1,100,000, respectively, so that the total profit to be
recognized is $900,000.
Seller received a down payment of $300,000 cash, with the
remainder of the sales price to be received over a 10-year
period.
There is significant doubt about the ability and commitment
of the buyer to complete all payments.
-How much profit will be recognized attributable to the
down payment if
the installment method is used?
-if the cost recovery method is used?
Installment method apportions the cash receipt between
cost recovered and profit using the ratio of profit to sales
value.
Here, the ratio of profit to sales value equals
$900,000/$2,000,000 = 45%.
Seller will recognize the following profit attributable to the
down payment: 45% of $300,000 = $135,000.
Under the cost recovery method, do not recognize any
profit until cash received from buyer exceeds all costs.
Here, $300,000 cash paid by the buyer is less than the
sellers cost of $1,100,000.
Seller will recognize $0 profit attributable to the down
payment.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

429

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Aplikasi pengakuan revenue : Gross VS Net Reporting
Beberapa perusahaan dagang berbasis internet menjual
barang tanpa memegangnya di inventory,bagaimana cara
pencatatannya ?
Contoh :
Company OLR, an online retailer, buys tickets (airline,
concert, etc.), resells them for $100, and earns a 10% fee.
What is the correct accounting?
Alternative A: Gross
Revenue
$100
Cost of goods sold
$90
Gross Profit
$10
Alternative B: Net
Revenue
$10
Prinsip umum dalam pengakuan expense
Prinsip dasar : sebuah perusahaan mengakui beban di
periode tersebut dimana dia mengkonsumsinya dan benefit
ekonominya diasosiasikan dengan expenditure
Matching principle : biaya ditandingkan dengan pendapatan
Sebagaimana pengakuan revenue, pengakuan expense bisa
terjadi meskipun tidak ada perpindahan kas (contoh :
Inventory-COGS , PPE-Depreciation)
Aplikasi pengakuan expense : Inventory

1.) Inventory Purchases


First quarter 2,000 units at $40 per unit
Second quarter 1,500 units at $41 per unit
Third quarter 2,200 units at $43 per unit
Fourth quarter 1,900 units at $45 per unit
Total
7,600 units at a total cost of $321,600
Inventory sales during the year: 5,600 units at $50 per unit
What are the revenue and expense for these transactions
during the year?
a. Assume the company specifically identifies that
- the 5,600 units sold were those purchased in the 1st
and 2nd quarter plus 2,100 of the units purchased
in the 3rd quarter and
- the 2,000 remaining units were 100 of those
purchased in the 3rd quarter plus the 1,900
purchased in the 4th quarter.
Revenue = $280,000
(5,600 units times $50 per unit)
Cost of Goods Sold
The 5,600 units that were sold were specifically identified
as follows:
From 1st quarter: 2,000 units at $40 per unit
$80,000
From 2nd quarter: 1,500 units at $41 per unit
$61,500
From 3rd quarter: 2,100 units at $43 per unit $90,300
Total cost of goods sold
$231,800
Ending inventory
From the 3rd quarter: 100 units at $43 per unit $4,300
From the 4th quarter: 1,900 units at $45 per unit
$85,500
Total remaining (or ending) inventory cost
$89,800

b. Assume the company does not specifically identify the


units, but instead uses the weighted average cost method
of inventory costing.
Revenue = $280,000
(5,600 units times $50 per unit)
Average cost per unit = Total cost of goods available
divided by total units available = $321,600/7,600 units =
$42.3158 per unit
Cost of goods sold = 5,600 units at $42.3158 per unit
$236,968
Ending inventory = 2,000 units at $42.3158 per unit
$84,632
c. Assume the company does not specifically identify the
units, but instead uses the FIFO (first in, first out) method
of inventory costing
FIFO to determine COGS: 2,000 from 1st quarter at $40 per
unit + 1,500 from 2nd quarter at $41 per unit + 2,100 from
3rd quarter at $43 per unit
COGS = $231,800
d.Assume the company reports under U.S. GAAP and uses
the LIFO (last in, first out) method of inventory costing.
LIFO to determine COGS: 1,900 from 4th quarter at $45 per
unit + 2,200 units at $43 per unit + 1,500 units at $41 per
unit.
COGS =
$241,600
Ringkasan metode costing dari inventory

Contoh pengungkapan (disclosure) metode inventory :


Inventories valued under LIFO amounted to $271 and $263
at December 31, 2011 and 2010, respectively. The excess of
current cost over LIFO cost at the end of each year was $30
and $52, respectively. The liquidations of LIFO inventory
quantities had no material effect on income in 2011, 2010
and 2009.
Colgate-Palmolive (2011), Annual Report (Note 16)
Aplikasi penerapan pengakuan expense : Depresiasi
-Depresiasi merupakan proses alokasi biaya secara
sistematis terhadap aset berumur panjang selama aset
diharapkan memiliki benefit ekonomi. Judgment dan
estimasi yang dibutuhkan adalah : estimasi nilai
sisa,estimasi
masa
manfaat
Metode depresiasi : Garis lurus (straight line), Dipercepat
(double declining), Unit produksi.
- Amortiasasi merupakan isitilah proses alokasi biaya
sistematis terhadap aset intangible tak berwujud) yang
memiliki umur tertentu
Contoh :

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

430

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


given a purchase price of $10,000, what is the annual
straight-line depreciation expense
if estimated salvage value = $5,000 and useful life = 10
years?
Annual depreciation expense would be ($10,000
$5,000)/10 years = $500 per year.
if estimated salvage value = $0 and useful life = 2 years?
Annual depreciation expense would be ($10,000 $0)/2
years = $5,000 per year.
.Double declining method / diminishing balance
depreciation
Determine straight-line rate (100%/Useful life)
Determine acceleration factor (e.g., 1.5 or 2)
Depreciation rate = (Straight-line rate x acceleration factor)
Depreciation expense = Net book value (NBV) x
Depreciation rate
Discontinue depreciation when net book value = Salvage
value
Example: What is the annual depreciation expense each
year?
Asset cost: $11,000
Estimated salvage value: $1,000
Estimated useful life: 5 years
Acceleration factor: 2

Assume the following:


Company had net income of $2,500,000 for the year and
paid $200,000 of preferred dividends.
1,000,000
Shares outstanding on 1 January 20XX
200,000
Shares issued on 1 April 20XX
(100,000)
Shares repurchased on 1 October 20XX
1,100,000
Shares outstanding on 31 December 20XX
Weighted average number of shares outstanding
1,000,000 (3 months/12 months) Jan, Feb, Mar
+ 1,200,000 (6 months/12 months) AprilOct
+1,100,000 x (3 months/12 months) Oct, Nov, Dec
= 1,125,000
Weighted average number of shares
outstanding
Basic EPS = (Net income Preferred dividends)/Weighted
average number of shares outstanding = ($2,500,000
$200,000)/1,125,000 = $2.04
2.) Contoh diluted EPS (Convertible preferred stock)
Assume a company has the following:
- net income of $1,750,000
- an average of 500,000 shares of common stock
outstanding
- 20,000 shares of convertible preferred outstanding
- no other potentially dilutive securities
Each share of preferred pays a dividend of $10 per share,
and each is convertible into five shares of the companys
common stock.
Calculate the companys basic and diluted EPS.
Diluted EPS = Net income/(Weighted average number of
shares
outstanding
+ New shares issued at conversion)

Item tidak berulang (Nonrecurring items) dan


perubahannya di standar akuntansi
Memisahkan item tidak berulang(nonrecurring) dari item
berulang (recurring)an expensenya bisa membantu analis
mengasess future earning dari sebuah perusahaan
Contoh nonrecurring items : discontinued operations (Eg:
divestiture of SBU), extraordinary items (unpermittable by
IFRS), unusual/infrequent items (Eg:cost to close plants).
Perubahan atas standar akuntansi ditangani secara
prospektif, yang hanya mempengaruhi laporan keuangan
saat ini dan yang akan datang, perubahan signifikan harus
diungkapkan di catatan atas laporan keuangan
Earning Per Share
EPS merupakan pendapatan bersih yang diterma pemegang
saham untuk periode tersebut dibagi dengan rata-rata
tertimbang dari jumlah saham beredar. Jika perusahaan
memiliki struktur capital yang kompeks makan akan
digunakan Diluted EPS. EPS digunakan secara ekstensif oleh
analis unuk mengevaluasi sebuah perusahaan
1.) Contoh Basic EPS
Basic EPS =
(Net income Preferred dividends)
outstanding

Weighted average

number

of shares

3.) Contoh diluted EPS (Convertible debt)


Assume a company has the following:
- net income of $750,000
- an average of 690,000 shares of common stock
outstanding
- $50,000 of 6% convertible bonds outstanding that
are convertible into a total of 10,000 shares
- no other potentially dilutive securities
- An effective tax rate is 30%
Calculate the companys basic and diluted EPS.
Diluted EPS = (Net income + After-tax interest on
convertible debt Preferred dividends)/(Weighted average

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

431

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


number of shares outstanding + Additional common shares
that would have been issued at conversion)

Sekuritas anti-dilutive : sekuritas yang saat dimasukkan ke


kalkulasi dilutive memperbesar EPS dari basic EPS awalnya.
Sekuritas anti-dilutive lazimnya tidak dimasukkan dalam
penghitungan diluted EPS
Common-size income statements

4.) Contoh diluted EPS (Treasury stcok options)


Assume a company reported net income of $2.3 million for
the year ended 30 June 2005 and has the following:
- an average of 800,000 common shares outstanding
- 30,000 options with an exercise price of $35
outstanding
- no other potentially dilutive securities
Over the year, its market price averaged $55 per share.
Calculate the companys basic and diluted EPS.
Diluted EPS
= (Net Income Preferred dividends)/(Weighted average
number of shares outstanding + New shares issued at
option exercise Shares that could have been purchased
with
cash
received
upon
exercise)

Common-size income statement menunjukkan tiap item di


I/S sebagai eprsentase, ini meudahkan perbandingan
analisis periodis dan analisis cross-sectional karena
standarisasi tiap lini item menghiloangkan efek ukurannya
Rasio Income statement
Rasio profitabilitas yang umum ditemukan di common-size
income statement
Gross profit margin = gross profit/revenue
Operating profit margin = operating profit/revenue
Pretax profit margin = Pretax profit/revenue
Net profit margin = Net income/revenue

Sekuritas dilutive VS Sekuritas anti-dilutive


Sekuritas dilutive : sekuritas yang memperkecil EPS dari
basic EPS awalnya

Net profit margin menghitung jumlah income yang mampu


dihasilkan perusahaan untuk setiap dollar revenue,semakin
besar net profit margin semakin besar tingkat profitabilitas.
Net profit margin juga bisa ditemukan di common-size
income statement , umum juga disebut return on sales
Comprehensive income

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

432

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Konsep dasar
Balance sheet (neraca) dikenal juga dengan istilah
statement of financial position. Disajikan dalam satu titik
waktu spesifik. Persamaan yang mendasarinya
Asset Liabilities + Owners equity
Jumlah ekuitas dalam neraca (aset, liabilitas bersih)
seharusnya tidak dipandang sebagai penghitungan nilai
pasar dair ekuitas perusahaan karena neraca adalah model
campuran perhitungan (kombinasi nilai historis dan current
value). Bahkan curent value tidak selama merefleksikan nilai
saat periode pelaporan keuangan. Arus kas yang akan
datang,yang mempengaruhi nilai,berasaldari item yang
dikecualikan dari neraca (contoh reputasi,skill manajemen)B

contoh :
1. Foreign currency translation adjustments
2. Unrealized gains or losses on hedging derivative contracts
3.Unrealized holding gains or losses on invesment securities
(avalable for sale secuirites)
4. Biaya tertentu yang tidak diakui di periode berjalan
(contoh : post-retirement plans)
Contoh soal comprehensive income :
Assume the following about a company:
- beginning shareholders equity is 200 million
- net income for the year is 20 million
- cash dividends for the year are 3 million
- no issuance or repurchase of common stock.
- actual ending shareholders equity is 227 million.
a. What amount has bypassed the net income
calculation by being classified as other comprehensive
income?
Answer: 10 million.
The total change in equity was 27 million.
The change in common stock was 0 million because we
are told that there was no issuance or repurchase of
common stock.
The change in retained earnings was 17 million
(calculated as net income of 20 million minus
dividends of 3 million).
Thus, the change in accumulated other comprehensive
incomethat is, the amount of other comprehensive
income for the yearwas 10 million (calculated as 27
million total change minus change in retained earnings
of 17 million).
b. What is the companys comprehensive income?
Total comprehensive income = Net income + Other
comprehensive income
Net income is given as 20 million, and the first part of
the question computes other comprehensive income of
10 million.
CHAPTER 5
Understanding Balance Sheets

Format neraca
-Likuiditas
Secara keseluruhan menunjukkan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek. US GAAP mengurut
item di neraca dari yang paling lancar hingga tidak lancar,
IFRS mengurut item di neraca dari yang paling tidak lancar
ke yang paling lancar

Classfied balance sheet : merupakan enraca yang


memisahkan aset dan liabilitas berdasarkan lancar dan
tidaklancarnya (current or noncurrent)
1. Current asset : aset yang diperkirakan akan
dijual,digunakan,atau direalisasikan dalam bentuk kas
dalam periode satu tahun atau kurang .
2. Noncurren asset : aset yang tidak diklasifikasikan
lancar,memiliki umur manfaat lebih dari satu tahun
3. Current liabilities = liablitas yang diperkirakan akan
settled dalam waktu satu tahun atau kurang
4. Noncurrent liabilities : semua liabilitas yang tidak
diklasifikasikan sebagai lancar,memiliki umur lebih dari satu
tahun
5. Working capital : selisih antara current asset terhadap
current liabilities
Penghitungan aset lancar : Kas dan setara kas
Cash equivalents (setara kas) : Investasi liquid jangka
pendek yang maturitasnya sangat cepat dan resiko
perubahan nilai akibat tingkat suku bunganya minimal. Kas
Contoh : demand deposits, US treasury bills, commercial
paper,oney market funds.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

433

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Contoh pengungapan kas dan setara kas


Cash Equivalents. Highly liquid investments with remaining
stated maturities of three months or less when purchased
are considered cash equivalents and recorded at cost.
Procter & Gamble (2011), annual report
Penghitungan aset lancar : trade receivables
Trade receivable/ account receivables adalah jumlah
dimana perusahaan memiliki piutang atas jasa/barang yang
telah dilakukan /dijualnya. Biasanya dicatat pada Net
realizable value (NRV) , perkiraan nilai wajar,atau estimasi
penagihannya
Aspek-aspek dari account receivable yang relevan vagi
analis :
-tingkat A/R terhadap sales
-jumlah allowance for doubtful account (AFDA)
-kandungan resiko kredit

Perhitungan aset tidak lancar : Intangible assets


Merupakan aset nonmeneter tanpa wujud fisik (contoh :
Patent ,license ,trademark). Goodwill yang muncul pada
kombinasi bisnis dan bukan merupakan separately
identifiable asset di cover secara terpisah di dalam IFRS,
IFRS membolehkan cost model dan revaluasi untuk aset
intangible,sedangkan US GAAP hanya membolehkan cost
model,
Untuk intangible asset yang memiliki masa pakai ,amortisasi
seperti layaknya depresiasi dan lakukan impairmen jika
perlu. Sedangkan aset intangible yang tidak memiliki masa
pakai tidak di amortisasi ,tapi harus di impair jika ada
perubahan nilai

Penghitungan aset tidak lancar : Propety plant and


equipment
Merupakan aset angible yang digunakan dalam operasi
perusahaan lebihdari satu tahun fiskal.Pada cost model,PPE
dicatat
pada historical cost dikurangi accumulated
depreciation. Pada revaluation model,PPE dicatat pada nilai
wajar di tanggal revaluasi dikurangi accumulated
depreciation sesudahnya. Impairment losses merefklesikan
penurunan nilai yang tidak diantisipasi
Pada US GAAP hanya membolehkan cost model dan tidak
diizinkan membalik impairment loss, sedangkan IFRS
membolehkan kedua model tersebut dan menizinkan
membalik impairment loss

Perhitungan aset tidak lancar : Goodwill


Muncul saat perusahaan mengakuisisi perusahaan lain
diatas nilai pasar dari Net identifiable asset. Nilainya adalah
harga pembeli dikurangi fair market value dari net asset.
Hanya dicatat saat ada transaksi yang melibatkan pembelian
bisnis keseluruhan. Goodwil tidak di amortiasi ,tetapi harus
disesuaikan dengan impairment.
Dasar penghitungan untuk Financial Assets

Contoh pengungkapan penghitungan PPE


During 2008, Portugal Telecom changed the accounting
policy regarding the measurement of real estate properties
and the ducts infra-structure from the cost model to the
revaluation model. . . . [Revaluation amounts totaled] Euro
1,075,033,022 that was recognized in the Consolidated
Statement of Comprehensive Income
Portugal Telecom (2011), Form 20-F, note 37.4
Penghitungan aset lancar : Inventory
Jenis-jenis liabilitas lancar
1.Trade payable/account payable
Nilai dimana perusahaan berhutang terhadap vendor saat
membeli barang /jasa. Dalam kata lain berarti, jumlah yang
belum dibayar atas kredit di neraca
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

434

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


2.Notes payable
Kewajiban finasial perusahaan kepada kreditor, termasuk
trade creditor ataupun bank ,melalui loan agreement
3.Accrued expenses
Dikenal juga sebagai Accrued expense payable/accrued
liabilites/non financial liabilities, merupakan expenses yang
sudah diakui di income statement namu belum dibayar
hingga tanggal neraca
4.Deferred income
Dikenal juga sebahai deferred revenue/unearned revenue,
muncul jika perusahaan menerima pembayaran dimuka atas
barang/jasa yang belum diberikan/dilakukan
5.Long-term financial liabilities
Termasuk Loans (pinjaman dari bank) , notes/bonds payable
(misalnya fixed-income securities yang diterbitkan ke
investor). Biasanya dicatat di nilai yang diamortisasi,tapi
dalam beberapa kasus dicatat dalam ahrga wajar
6.Deferred tax liabilites
Jumlah hutang pajak [enghasilan (income taxes payable) di
periode mendatang ,muncul akibat pernedaan temporer
antara taxable income dan reported income
Kompenen dari shareholders equity
-Capital contributed by owners (or common stock or share
capital)
-Preferred shares
-Treasury shares (or treasury stock)
-Retained earnings
-Accumulated other comprehensive income (or other
reserves, items recognized directly in equity)
-Noncontrolling interest (or minority interest)
Analisis Neraca
1. Liquidity
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen
jangka pendeknya.Fokus penilaian adalah kemampuan
perusahaan untuk mengkonversi aset ke kas dan membayar
kebutuhan operasi
2.Solvency
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjang Tujuannya menujukkan resiko
finansial dan financial leverage. Fokus penilaiannya adalah
kemampuan membayar long-term financing obligations
3.Analytical tools
-common-size analysis
-balance sheet ratios

Rasio Likuiditas

Rasio Solvency

CHAPTER 6
Understanding The Statement of Cashflow

Common size Balance Sheets


Klasifikasi aktivitas di laporan arus kas
1. Aktivitas operasi (Operating)
Mendistribusikan atau memproduksi barang untuk dijual
atau memebrikan jasa .Contoh : mendapat kas dari
konsumen,membayar as ke suppier, membayar kas untuk
beban operasi
2. Aktivitas investasi (Investing)
Membeli atau menjual aset jangka panjang dan ivenstasi
lainnya , Contoh : membeli equipment, membeli sekuritas
(tidak setara kas)
3. Aktivitas financial (Financing)
Mendapatkan atau membayar kembai capital, contoh :
meminjam dari kreditr an mebayar pokok hutangnya,
menerbitkan atau membeli kembali saham,membayar
dividen

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

435

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Common-size statement of cashflow

Ringkasan atas arus kas :


Overall, $323 million net increase in cash over three years,
from $555 million at the beginning of 2009 to $878 million
at the end of 2011. Colgate consistently obtains its cash
inflow from operating activities and uses cash in investing
and financing activitiesa typical profile for a mature
company.
Colgates operating cash flow exceeded net income in every
yeara desirable profile for a mature company. In every
year, Colgates cash from operations was more than enough
to cover its capital expenditures.
The amount of dividends paid has steadily increased over
the past three years. Amount of operating cash after paying
for capital expenditures was more than enough to cover the
dividend payments.In summary, Colgates cash flows
represent a positive profile.
Metode langsung (Direct) dan tidak langsung (Indirect) dari
Arus Kas operasi
Ada dua format yang dapat diterima untuk melaporkan arus
kas dari aktivitas operasi ,yaitu mentode deirect dan
indirect. Kedua metode akan menghasilkan hasil yang
identik
1. Metode tidak langsung (Indirect method)
Dimulai dengan net income dan disesuaikan terhadap arus
kas operasi. Metode ini menunjukkan hasil arus kas operasi
dari serangkaian adjustment atas net incomeKelebihannya
,metode ini menunjukkan segcara jelas perbedaan antara
net income dan arus kas operasi, serta merupakan
[endekatan yang menunjukkan sebuah alur forecast,dimulai
dari income hingga menurunkan arus kas. Metode ini
dibolehkan baik di IFRS dan US GAAP
2.Metode langsung (direct method)
Menunjukkan setiap arus kas masuk terkait penerimaan dan
pembayaran yang menggunakan kas. Kelebihannya,metode
ini memberikan informasi pada sumber spesifik atas
penerimaan dan pembayaran di kas operasi

Investasi Nonkas dan aktivitas financing


Transaksi nonkas adalah setiap transaksi yang tidak
melibatkan aliran masuk atau aliran keluar dari kas (contoh :
Barter aset non moneter). Tidak boleh masuk didalam
cashflow statement. Keterangannya dijadikan disclosure di
note of financial statement.
Langkah-langkah mempersiapkan Laporan arus kas
Langkah 1 : Tentukan perubahan kas
Langkah 2 : tentukan net cash flow dari aktivitas operasi
Gunakan income statement periode berjalan dan informasi
di aset dan laibilitas lancar dari neraca.
Langkah 3 : Tentukan net cash flow dari aktivitas investing
dan financing. Jelaskan seluruh perubahan dari akun-akun
yang ada di neraca
Langkah 4 : Masukkan ringkasan net increase atau decrease
pada cash, cash at beginning,dan cash at end
Langkah 5 : Disclose setiap transaksi nonkas yang signifikan
di bagian bawah laporan
Contoh:
new company has the following transactions:
Sells stock for $100.
Buys a building for $50. Its primary line of business
is selling a service, so it has no COGS (cost of goods
sold) and no inventory.
Makes credit sales of $100, and subsequently
collects $90.
Accrues SG&A (selling, general, and administrative)
expense of $40, and subsequently pays cash of $25.
Records depreciation expense of $10.
Langkah 1 : Tentukan perubahan Kas
Langkah ini bersifat straightforward. Informasi ada di neraca
komparatif perubahannya adalah sebesar $115

Langkah 2 : Tentukan net cash flow dari aktivitas


operasi,dimulai dari net income untuk indirect method

Klasifikasi arus kas berdasarkan IFRS VS US GAAP

Langkah 3 : Tentukan net cash flows dari aktivitas


financing dan investing
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

436

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Periksa semua perubahan di akun neraca
Dari tabel di langkah 1 ,dapat dilihat bahwa arus kas dari
aktivitas investasi adalah perubahan pada akun building
sebesar $50 ,diasumsikan bahwa ada $50 kas yang dipakai
untuk membeli building
Beginning PPE + Purchases Dispositions = Ending PPE
Dari tabel langkah 1 juga dapat dilihat,ada peningkatan
akun common stock sebesar $100. Maka diasumsikan
bahwa ada $100 diterima atas penerbitan saham tersebut
Beginning stock + Issuances Repurchases = Ending stock
Langkah 4 : Masukkan ringkasan net increase atau
decrease pada cash, cash at beginning,dan cash at end

Free Cashflow
Adalah selisih arus kas operasi terhadap capital
expenditure.
Untuk
menilai
sebuah
equity
securities,seorang
analis
akan
menentukan
dan
menggunakan cash flow measures seperti :
1. Free cash flow to firm (FCFF)
Merupakan kas yang tersedia untuk pemasok modal ke
perusahaan (Debt dan equity) setelah semua operating
expenses (termasuk pajak penghasilan/income tax) telah
dibayar dan investasi yang dibutuhkan di working capital
dan fixed capital telah dilakukan

Langkah 5 tidak perlu dilakukan karena tidak ada transaksi


nonkas yang signifikan
Alternatif Langkah 2 : Menentukan net cashflow dari
aktivitas operasi,dimulai dari tiap lini item untuk metode
langsung (ditrect method)

FCFF = Net income + Nocash charges Working capital


investment + Interest expense x(1-tax rate) fixed capital
investment
FCFF = Cash from operating activities + Interest expensex(1tax rate) fixed capital investment
Interest ditambahkan karena telah dikurangi saat
menghitung net income,maka harus ditambahkan kembali
2. Free cash flow to Equity (FCFE)
Merupakan arus kas yang tersedia untuk pemegang saham
perusahaan, setelah operating expense (termasuk tax
income) dibayar, setelah borrowing cost (principal dan
interest) telah dibayar,dan setelah seluruh operating
investment telah dibuat untuk fixed capital dan working
capital
FCFE = Net income + Noncash charges Working capital
investment Fixed capital investment + Net new borrowing
(or minus net debt repayments)
FCFE yang positif berarti perusahaan memiliki kelebihan
operating cash flow yang dibutuhkan capital expenditures
atau repayment of debt

Alternatif Langkah 4 :

Cashflow performance ratio

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

437

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


2. Common-size analysis
Memaparkan data finansial termasuk keseluruhan dari
laporan keuangan,dalam hubungannya terhadap satu item
atau satu basis

Cashflow coverage ratio

-Vertical Common Size


Balance sheet : Setiap item sebagai persentase dari total
aset
Income statement : Setiap item sebagai persenase total net
revenue
Cash Flow : Setiap baris sebagai persentase sales, asset,atau
total in/out
-Horizontal common size
Kenaikan atau penurunan item dari tahun sebelumnya dan
dikaitkan secara relatif dengan tahun dasar, item akan
dilihat apakah ada yang berubah tak terduga atau tidak
berubah secara tak terduga
Perusahaan yang sama ,periode yang berbeda :

Kedua jenis rasio diatas untuk mengukur tingkat


profitabilitas ,performa,dan kekuatan finansial dari sebuah
perusahaan

Perusahaan yang berbeda,periode yang sama

CHAPTER 7
Financial Analysis Techniques

Jenis-jenis analysis tools


1.Grafik dan regresi
Grafik memfasilitasi perbandingan dan mengkomunikasikan
data kuantitatif. Regresi mengkuantifikasi hubungan
statistik,pada gambar dibawah dipaparkan analisis regresi
yang digabungkan dengan pertumbuhan GDP sebagai input
untuk melakukan forecast atas sales growth dan earnings

Contoh penggunaan comparative growth


In July 1996, Sunbeam, a U.S. company, brought in new
management to turn the company around. In the following
year, 1997, using 1996 as the base, the following was
observed based on reported numbers:
Revenue
+19%
Inventory
+58%
Receivables +38%
Why are receivables growing so much faster than revenue?
Why is inventory growing so much faster than revenue?
-It is generally more desirable to observe inventory and
receivables growing at a slower (or similar) rate compared
with revenue growth.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

438

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


-Receivables growing so much faster than revenue could
indicate operational issues, such as lower credit standards,
or aggressive accounting policies for revenue recognition.
-Similarly, inventory growing faster than revenue can
indicate an operational problem with obsolescence, or
Aggressive accounting policies, such as an improper
overstatement of inventory to increase profits.(An
alternative, innocuous explanation could have been that the
company was building inventory in anticipation of demand.)
Financial ratio analysis
Merupakan rasio yang menunjukkan hubungan satu angka
dengan yang lainnya yang menstandarisasi data finansial
dalam
bentuk
hubungan
matematis
seperti
persentase,waktu,hari. Financial ratio analysis memfasilitasi
perbandingan tren antarperusahaan dimana tiap ratio
adalah interrelated
Contoh Interrelated ratio :
Perusahaan dengan low asset turnover,low receivables
turnover,low inventory turnover akan memiliki profitabilitas
yang buruk (low return on saleslow return on assets,low
return on assets,low return on equity) mengakibatkan
rendahnya market valuation (low price earning ratio,etc)
,yang juga membuat kesulitan dalam menjual equity yang
berakibat tingginya leverage (high debt-to-equity) ,yang
akan berakibat pada high cost dan risky funding (high
funding costin terms of higher interest expense dan
kebijakan kredit yang ketat dari kreditor) pada akhirnya juga
akan berakibat pada profitabilitas yang bruk dan seterusnya

RASIO PROFITABILITAS
1. Return on Asset
Apa tingkat return perusahaan dapatkan pada aset yang
tersedia untuk digunakan selama tahun ini ?

Company x was more profitable than company y as


evidenced by its net profit margin. Company xs margin of
15.3% was higher than company Ys margin of 12.0%.
Sebuah rasio merupakan indikator untuk aktivitas relatif
seperti prifitabilitas, solvency,dan liquidity. Inteprestasinya
melibatkan perbandingan.
Menggunakan Financial analysis tools
Analisa tidak sama dengan komputasi,analisa mencakup
lebihdari sekedar mengumpulkandata dan menghitung
angka karena melibatkan interprestasi yang abstrak hasil
dari analisis integrasi data secara kohesif dan keseluruhan.
Prakteknya sangat berkaitan dengan pengalaman terhadap
bisnis perusahaan.
Contoh analisis performa masa lalu :
What aspects of performance are critical to successfully
competing in the industry? How well did the company
perform (relative to own history and relative to
competitors)? Why? What caused the performance?
Does the performance reflect the companys strategy ?

ROA = Net income/revenue x revenue/average assets


= profit margin x turnover (efficiency)
Sebuah perusahaan dapat meningkatkan ROA dengan dua
cara,yaitu meningkatkan profitabilitas operasi (operating
profit margin) dan meningkatkan perputaran aset (asset
turnover)
2.Return on Eqity (ROE)
Apa tingkat return perusahaan atas shareholder equity
selama tahun ini?

tidak setiap rasio relvan i segala situasi,beberapa rasio tidak


relevan untuk perusahaan tertentu (pleonastis). Rasio
spesifik industri tertentu penting sebagai rasio finansial
secara umum, setiap pengguna laporan keuangan yang
berbeda seperti kreditor dan investor ,fokus pada rasio yang
berbeda. Perbedaan standar akuntansi bisa membatasi
komparabilitas,maka dari itu perlu disesuaikan sebelum
membuat rasionya
Kategori financial ratio

DuPOnt Analysis (Decompose ROE) mencakup rasio basic


(net income.average shareholder equity) sebagai hasil dari
rasio komponen

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

439

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


ROE = Net income/Average
assets/Average equity
= ROA x Leverage

assets

Average

Rumus di atas dapat diinterprestasi sebagai berikut :


ROE = Tax burden Interest burden EBIT margin Total
asset turnover Leverage
Sebuah perusahaan dapat meningkatkan ROEnya dengan
strategi bisnis untuk emningkatkan ROA atau dengan
strategi financsial dengan meningkatkan penggunaan
leverage yang efektif yaitu menjaga retun on the
incremental lnvestment melebihi cost of borrowing.
Penggabungan ROE menunjukkan fungsi gabungan dari net
profit margin, efisiensi dan leverage sebuah perusahaan
Apa saja sumber dari ROE sebuah perusahaan
ROE didapatkan kan dari penjualan high margin product
atau menjaga expenses low,yang akan meningkatkan profit
lebih banyak untuk setiap sales bernilai $1 (Return on
Slaes,net profit margin)
-ROE didapatkan dengan mengasilkan higher sales dari
lower investment in asset (efficent use of assets/
turnover/efficieny)
-ROE didapatkandengan berinvestasi pada lower amount of
equity dan menggunakan lebih banyak debt di capital
structure (financial leverage)
Minicase : Decomposing ROE dalam bentuk analisis
komparatif

Tax burden menghitung efek pajak terhadap ROE, Interest


burden menangkap efek bunga pada ROE. Seoang analis
dapat menggunakan decomposition of ROE untuk
melakukan forecast berdasarkan ekspektasi atas
efisiensi,profitabilitas,financing activities dan tax rates
Profitability : Return on Sales (dari common-size income
statement)
-Gross profit margin = Gross profit/Revenue
Menghitung kemampuan translasi sales kedalam profit
setelah mempertimbangkan COGS.
-Operating profit margin = Operating profit/Revenue
Menghitung kemampuan untuk translasi menjadi profit
setelah mempertimbangkan operating expenses
-Net profit margin = Net profit/Revenue
Menghitung kemampuan untuk translasi sales ke dalam
profit setelah empertimbangkan expense dan revenue,
termasuk interest,taxes,dan nonoperating items
RASIO AKTIVITAS
Dikenal juga sebagai utilisasi aset auatu rasio efisiensi
operasi .Secara luas rasio ini menjawab pertanyaanpertanyaan seperti :
-seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya?
-berapa banyak dolar dari penjualan yang mampu dihasilkan
perusahaan dari tiap dollar aset?
Asset turnover = Revenue/Average total assets
Jika rasio aktivitas menurun,ini menunjukkan beberapa
indikasi : penjualan yang buruk,investasi yang terlalu besar
pada aset tetap (modernisasi pabrik,pergantian strategi
operasi), dan adanya perubahan bauran aset.
Fixed asset turnover = Revenue/Average net fixed assets

Komparasi ROE antar perusahaan dalam industri yang


sama

Analisis DuPont : Further decomposition

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

440

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Ratio ativitas dan siklus kas
Siklus kas bisa dijelaskan dengan pertanyaan ini seberapa
lama waktu yang dubutuhkan perusahaan dari
mengeluarkan hingga mendapatkan kas?
-perusahaan jasa : menjual jasa > mendapat kas
-perusahaan dagang : membeli inventory > menjual
inventory > mendapatkan kas dan membayar inventory
-Perusahaan manufaktur :membeli bahan mentah >
membuat produk > menjual produk > mendapakan kas dan
membayar material dan biaya tenaga kerja.
Cash conversion cycle (net operating cycle) = Days sales
outstanding + Days inventory held Number of days of
payables
Rumus diatas menunjukkan hubungan yang erat antara
aktivitas dan likuiditas,semakin singkat siklus konversi
kas,semakin sedikit kebutuhan sumber eksternal dari
likuiditas.
Working capital (aset lancar dikurangi liabilitas lancar)
menunjukkan investasi yang dibutuhkan untuk mendukung
siklus ini
RASIO AKTIVITAS
Rasio ini bisa dijelaskan dengan pertanyaan berikut
seberapa baik posisi perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya ?
Current ratio = Current assets/Current liabilities
Quick ratio = (Cash + Short-term marketable investments +
Account receivables)/Current liabilities
Cash ratio = (Cash + Short-term marketable investments)/
Current liabilities
Rasio likuiditas berbeda antar satu industri dengan
lainnya,maka dari itu melakukan judge atas kecukupan
likuiditas membutuhkan analisis kebutuhan pendanaannya
secara histortis, posisi likuiditasnya saat ini,antisipasi
kebutuhan pendanaan di masa yang akan datang dan
pilihan antara mengurangi sumber pendanaan atau menarik
pendanaan baru. Rasio likuiditas menunjukkan posisi
perusahaan di satu waktu,maka dari itu menggunakan data
dari neraca bukan rata-rata.
RASIO SOLVENCY
Secara umum ada dua jenis dari rasio solvency yaitu :
1. Debt ratio ,menghitung seberapa besar hutang yang
dimiliki perusahaan dalam struktur modalnya . Semakin
kecil rasio maka akan semakin ama,karena semakin besar
bantalan erhadap resiko kehilangan investor
Debt to total assets
Debt to equity
Debt to total capital
2. Coverage ratio ,menghitung seberapa besar earning
menutupi biaya beban bunga .
EBIT interest coverage = (EBT + Interest
payments)/Interest payments
Fixed charge coverage = (EBIT + Lease
payments)/(Interest payments + Lease payments)

RASIO VALUASI : PRICE-TO-EARNINGS RATIO


P/E ratio menunjukkan hubungan antara harga per
lembar saham terhadap earning per share (EPS) .

Secara general,rasio P/E yang tinggi mengindikasikan


bahwa pasar menaruh harga tinggi atas earning sebuah
perusahaan . Saham dengan rasio P/E yang tinggi
disebut glalour stocks,sedangkan saham dengan rasio
P?E ang rendah disebut Value stocks. Rasio P/E yang
tinggi merefleksikan ekspektasi yang tinggi atau bisa
juga rendahnya besaran EPS.

P/CF Price to cashflow, P/S Price to sales, P/BV price to


book value
-Dividend payout ratio merupakan persentase earning
sebuah perusahaanbayar sebagai dividen terhadap
shareholders. Rasio ini menunjukkan policy atas dividen
pada perusahaan.

-Retention rate ( 1-payout ratio) adalah persentase earnings


yang ditahan oleh perusahaan
-Dividend Yield menunjukkan dividen sebagai persentase
dari harga saham

Beberapa rasio kredit yang dipakai Standard&Poors untuk


melaukan analisis kredit

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

441

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Analis sering melakukan forecas atas performa keuangan di


masa yang akan datang, Analis yang melakukan forecast
sangat umum dijumpai di Bursa wall street. Analis
menggunakan data ekonomi,industri,dan perusahaan untuk
menaksir forecast perusahaan.
Seringkali, sebuah forecast dimulai dari revenue forcesat
yang tentunya berdasarkan beberapa faktor salah satunya
sales forecast yang menunjukkan perubahan persen dari
tahun sebelumnya yang ditunjukkan pada sisi horisontal
pada common size-income statement.
Analis bisa menggunakan rasio hubungan antara revenue
dan berbagai item di Income statement :
-Historical common size data > develop specific item
expectation
-Gross profit margin > forecast gross profit or forecast COGS
-Operating profit margin > forecast operating profit

Contoh analisis segment : LOREAL

Forecast terhadap neraca dan laporan arus kas bisa


diturunkan dari data rasio. Misalnya :
-untuk melakukan forecast atas jumlah receivable ,seorang
analis bisa menggunakan days receivable dari analisis rasio
periode sebelumnya
-untuk melakukan forecast atas jumlah inventory ,analis
bisa menggunakan days inventory dari analisis rasio periode
sebelumnya
-untuk melakukan forecast PPE,analis bisa menggunakan
PPE turnover dari analisis rasio periode sebelumny
-untuk menetukan kebutuhan financing dengan melakukan
proyeksi atas cash flow dari operasi dikurangi kas untuk
working capital dan fixed ca[ital (PPE)
-untuk menentukan besara kebutuhan financing juga,analis
bisa menggunakan data historis rasio leverage ratio n untuk
melihat incremental financing dari debt atau equity
Cash flow merupakan output penting untuk model
valuasi,karena tingkat operating cash bisa menjadi input
untuk forecast dan perubahan kas adalah outputnya.
Cashflow bisa menjadi output yang interim dalam kasus
sirkularitas karena jumlah borrowing ditentukan jumlah
cashflow sebelum incremental borrowing.

Model Building : Contoh penggnunaan rasio

Forecast biasanya melibatkan iterasi (sirkularitasO karena


jumlah borrowing adalah dfungsi dari kebutuhan arus
kas,yang mana juga fungsi earning dan taxes yang
tergantung pada income net of interes expense, Interest
expense adalah fungsi jumlah borrowing.Cara untuk
melakukan forecast atas borrowing expense merupakan
solusi untuk menentukan jumlah pembayaran bunga di
periode tersebut
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

442

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


CHAPTER 11
Financial Reporting Quality

Kualitas pelaporan keuangan menyinggung kualitas


informasi
dalam
laporan
keuangan,termasuk
pengungkapannya di catatan atas laporan keuangan.
Pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi :
-informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan
(decision-useful)
-faithful representation atas realitas ekonomi
-compliant terhadap standar
.
Quality of reported results (Earnings quality) adalah sebuah
atribut terpisah namun terkait satu sama lain terhadap
earning dan kas yang dihasilkan aktivitas aktual dan kondisi
keuangan yang dihasilkan sebuah perusahaan. Earning
quality terpenuhi jika memenuhi beberapa aspek :
-aktivitas yang berkesinambungan (sustainable activity)
-adequate return
-meningkatkan nilai perusahaan
Konsep earning quality dan financial reporting quality saling
terkait karena koreksi asesmen terhadap earning quality iitu
bisa terjadi hanya jika ada tingkatan dasar (basic level) dari
financial reporting quality

1. GAAP,decision useful,but sustainable? Low earning


quality
Pelaporan keuangan bisa dianggap memiliki kualitas tinggi
bahkan jika realitas ekonomi yang ditampilkan tidak
menampakkan suatu kualitas yang tinggi (yaitu earning
quality yang rendah). Earning bisa tidak sustainable jika
terdapat non-recurring items ,dan insufficient return on
vestment to susatin the company
Contoh :
Excerpt from Toyota Motor Corporations Consolidated
Financial Results
Consolidated vehicle unit sales in Japan and overseas
decreased by 37 thousand units, or 1.6%, to 2,232 thousand
units in FY2014 first quarter compared with FY2013 first
quarter operating income increased by 310.2 billion, or
87.9%, to 663.3 billion in FY2014 first quarter compared
with FY2013 first quarter. The factors contributing to an
increase in operating income were the effects of changes in
exchange rates of 260.0 billion...
Dalam kutipan diatas toyota menjual lebih sedikit mobil
tetap melaporkan 88% peningkatan laba operasi karena
adanya perubahan nilai tukar, yen yang lemah
menguntungkan toyota karena perusahaan bisa menjual
lebih banyak mobil ,tetapi nilai tukar merupakan sumber
laba yang tidak sustainable dalam sebuah industri
manufaktur
2.Within GAAP bt biased choices
Hasil yang bias menghasilkan laporan keuangan yang tidak
faitfhful represent terhadap fenomena ekonomi.

Spektrum kualitas dari laporan keuangan


Spektrum ini meyakinkan bahwa kualitas bukanlah kondisi
hitam
dan
putih,tetapi
mencakup
serangkaian
kemungkinan.

Ini bisa terjadi bila ada pilihan akuntansi:


-Pilihan yang Agresif yaitu meningkatkan performa dan
lapoiran keuangannya .Misalnya,:estimasi bad debt expense
yang rendah meningkatkan reported earnings
-Pilihan yang Konservatif yaitu merendahkan performa tapi
bisa berefek meningkatkannya di periode yang akan datang.
Misalnya perusahaan melakukan impairment yang rendah
atas inventory,membuat current earning menjadi rendah
saat ini,tapi jika nantinya inventory naik harganya,maka
reported earning di masa akan datang akan naik lebih tinggi
Ini bisa terjadi bila ada pilihan penyajian :
-mengaburkan informasi yang unfavorable
- penekanan tertentu pada informasi favorable
Contoh :
TRUMP HOTELS & CASINO RESORTS THIRD QUARTER
RESULTS
October 25, 1999
EBITDA INCREASED TO $106.7 MILLION VS. $90.6 MILLION
IN 1998 NET PROFIT INCREASED TO 63 CENTS PER SHARE
VS. 24 CENTS PER SHARE IN 1998Net income increased to
$14.0 million or $0.63 per share, before a one-time Trump
Worlds Fair charge, compared to $5.3 million or $0.24 per
share in 1998.
Dalam
contoh,EBITDA
meningkat
sginfikan,tetapi
didalamnya tidak measukkan didalamnya one-time charge
$81,4 juta tapi memasukkan one-time gain $17,2 juta, Dari
sudut pandang GAAP sebenarnya yang terjadi bukan laba
$5,3juta tetapi kerugian $67,5 juta.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

443

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


3. Within GAAP but : Earnings Management (EM), Real EM
vs Accounting EM
Earning management adalah tindakan yang secara sadar
mempengaruhi reported earnings, perbedaannya dengan
pilihan yang bias adalah masalah intensinya,karena intensi
susah untuk ditentukan.Earning bisa dikelola agar naik
dengan tindakan riil seperti menn=unda R&D expenses ke
periode pelaporan selanjutnya,tapi hal ini bisa juga dibat
dengan mengubah estimasi akuntansi seperti product
returns, Bad debt expense atau penurunan impairmen
terhadap aset
4. Non-compliant accounting
Pencatatan yang tidak mematuhi GAAP atau standar
dianggap meiliki kualitas yang rendah
Contoh :
-Enron (2001) used special purpose entities to understate
debt and overstate profits and cash flow
-WorldCom (2002) capitalized certain expenditures to
understate expenses and thus overstate earnings and
operating cash flow
-New Century Financial (2007) reserved minimal amounts
for loan repurchase losses for subprime mortgages.
5. Fictitious transactions
Laporan yang difabrikasi menunjukkan kejadian yang fiktif
,apakah fraud untuk mendapakan investasi dengan
merekayasa performa perusahaan atau mengaburkan
apropiasi yang salah atas aset perusahaan
Contoh :
-Equity Funding Corp. (1970s) created fictitious revenues
and even fictitious policy holders.
-Crazy Eddies (1980s) reported fictitious inventory as well
as fictitious revenues supported by fake invoices.
-Parmalat (2004) reported fictitious bank balances.
Motivasi yang secara potensial mempengaruhi pelaporan
keuangan berkualitas rendah
Manajer termotivasi untuk membuat laporan keuangan
berkualitas rendah untuk menutupi kinerja yang buruk
(mask poor performance) ,seperti turunnya market share
atau profitabilitas yang rendah dibanding kompetitor.
Bahkan pada saat kinerja yang tidak burukpun manajer
memiliki insentif untuk mengalahkan ekspektasi pasat yang
tercermin dalam forecast para analis. Alasan itu adalah
untuk:
-meningkatkan harga saham
-meningkatkan kompensasi bagi manajemen
-memebentuk kredibilitas di mata pelaku pasar
- meningkatkan reputasi di mata supplier dan konsumen
-menghindari perjanjian utang
Kondisi yang membuat pelaporan keuangan berkualitas
rendah menjadi kondusif
1. Opportunity : kendali internal yang rendah,komisaris
direktur yang tidak efektif ,kondisi eksternal (standar
akuntansi yang memiliki pilihan divergensi dan konsekuensi
minimal atas pilihan yang tidak tepat)
2. Motivation : tekanan untuk memenuhi kriteria personal
(bonus), alasan korporasi (pendanaan atau perjanjian
hutang)
3. Rationalization ; membuat seolah perlakuannya rasional
karena asumsi pribadi yang sbjektif
Mekanisme yang mendisiplinkan pelaporan keuangan dan
membatasi mekanisme terjadinya

1,
Regulatory
authority
:
Registration
requirement,disclosure
requirement,auditing
requrements,management
commentaries
(fair
review,pricipal
risk,and
uncertainties),responsibility
statements,regulatory review of fillings, enforcement
mechanism (fining,suspending,criminal persecution),
2. Auditors : perusahaan terbuka harus melaporkan laporan
keuangan yang sudah diaudit oleh auditor independen dan
diberi opini yang wajar .Opini yang wajar didapat dengan
asesmen yang rinci atas resiko dengan tes substantif..
Auditor sering melakukan penghitungan inventory
fisik,konfirmasi ke Bank ataupun ke konsumen. Namun ada
beberapa keterbatasan atas opini audit ,karena :
-batasan informasi yang diberikan perusahaan
-opini berdasarkan sampling
-expecatation gap
-perusahaan membayar biaya jasa audit
3. Private contracting : kontrak didalamnya mencakup
perjanjian pinjaman ataupun investasi, ini membuat
investor dan kreditor memonitor laporan keuangan
perusahaan tersebut untuk memastikan kualitasnya
Pilihan penyajian oleh perusahaan
Keputusan atas informasi yang akan disaikan perlu
memerhatikan operating metrics (click,users,etc) dan
proforma
measures
(non-GAAP/non-IFRS
measures).Karena metriks membantu analis untuk
memahami underlying value sebuah perusahaan. DI sisi
lain,Proforma measures bisa melakukan penyesuaian untuk
tidak memasukkan item oleh standar akuntasi
Contoh :

Pada laporan keuangan dari operasi dari groupon ada


perubahan setelah tinjauan GAAP, yaitu nonrecurreing item
tidak boleh dihilangkan jika suatu saat mungkin bisa muncul
lagi. Dalam hal ini ada adjustment online-marketing yang
membuat metriks adjusted CSOI positif $60.553.000 namun
setelah direview oleh SEC ternyata negatif sebesar
$180.993.000
Accounting choices
Pilihan bisa muncul diantara metode dan estimasi akuntansi
yaitu :
-Revenue recognition : Timing,amounts
-Expense recognition : Inventory cost flow, capitalizing vs
expensing, depreciation method and estimates,allowances
for realization of assets
Seorang analis perlu pemahaman untuk mengetahui piliha
yang diambil manjemen bisa menghasilkan hasil tertentu

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

444

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Accounting choices : Inventory cost flow assumptions


1.Asumsi FIFO (first-in-first-out)
-lebih banyak current cost di ending inventory di neraca
-older cost termasuk di cost of sales di laporan laba rugi
-saat periode inflasi,nilai inventory akan understated
2.Asumsi Weigthed-average
-campuran dari old cost dan new cost di inventory di neraca
-campuran old cost dan new cost di cost of sales di laporan
laba rugi
Contoh :

-FIFO : First costs in are first costs out to cost of goods sold:
$3,150 (sum of purchase 1-purchase 4). Last in are in
ending inventory $1,200
-Weighted averge : Average cost per unit = $4,350/25 units
= $174
Ending inventory = 5 $174 = $870
Cost of goods sold = 20 $174 = $3,480

Accounting choices : Capitalizing vs Expensing an


expenditure
Setiap jumlah yang dikapitalisasi di neraca sebagai
bangunan,inventory,ata aset lain yang tidak diakui sebagai
beban di periode tersebut.
Contoh :
Assume a company incurs total interest cost of $30,000,
composed of $3,000 discount amortization and $27,000
interest payments. Of the total, $20,000 is expensed and
the remaining $10,000 is capitalized as plant assets. The
following cash flow classification alternatives for the
$27,000 exist :

Accounting choices : Cashflow classification


IAS 7 membolehkan klasifikasi item tertentu di laporan arus,
fleksibilitas ini bisa secara drastis mengubah hasil arus kas di
bagian operasi.Fleksibilitas tersebut adalah :

-IAS 7, Paragraphs 33: Interest paid and interest and


dividends received are usually classified as operating cash
flows for a financial institution.Alternatively, interest paid
and interest and dividends received may be classified as
financing cash flows and investing cash flows respectively,
because they are costs of obtaining financial resources or
returns on investments
-IAS 7, Paragraph 34: Dividends paid may be classified as a
financing cash flow because they are a cost of obtaining
financial resources. Alternatively, dividends paid may be
classified as a component of cash flows from operating
activities in order to assist users to determine the ability of
an entity to pay dividends out of operating cash flows
Hal-hal yang menjadi pertimbangan analis terhadap
revenue recognition
-How is revenue recognized: upon shipment or upon
delivery of goods?(Timing)
-Does the company separate its revenue arrangements into
multiple deliverables of goods or services? (Multipledeliverables)
-Is there unusual activity in the allowance for sales returns
relative to past history? (Allowances for sales returns)
-Does the companys days sales outstanding indicate any
collection issues that might indicate shipment of unneeded
or unwanted goods to customers? (Days sales outstanding)
-Does the company engage in bill-and-hold transactions?
In such transactions, a customer purchases goods but
requests that the goods remain with the seller until a later
date. (Rebate)
Analytical procedures to detect warning sign : Revenue
Periksa kebijakan akuntansi untuk revenue recongition nya :
1.Apakah kebijakan itu membuat pengakuan revenue secara
prematur (mengakui saat shipment of goods atau bill-holdarrangements/rebate)
2.Apakah estimasi dan judgment diharuskan oleh kebijakan
tersebut :
-adanya transaksi barter yag sulit dinilai secara jelas
-adanya program rebate yang membutuhkan banyak
estimasi
-kejelasan atas multiple-deliverable arrangements
3. Bandingkan pertumbuhan revenue perusahaan dengan
kompetitor utamanya
-superior management product and services ?
-revenue quality?
4. Bandingan account receivable dengan revenue
-cek tren receivable dalam persentase total revenue
-cek tren receivable turnover untuk perubahan yang tak
lazin dan cari penjelasannya jika ada
-bandingkan days sales outstanding perusahaan dengan
kompetitor
5. Periksa asset turnover
Hal-hal yang menjadi pertimbangan analis terhadap
metode inventory
1.Apakah costing method menghasilkan pelaporan yang
wajar dibandingkan dengan kompetitornya?
2.apakah perusahaan menggunakan pencadangan untuk
keusangan valuasi atas inventory ?
3.Bagaimana penggunaan metode LIFO (comply with us
GAAP), apakah likuidasi LIFO itu ada indikasi pengurangan
layers untuk memproduksi earning benefits yang spesifik ?
Analytical procedures to detect warning sign : Inventory

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

445

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Lihat hubungan inventory nya, Bandingkan pertumbuhan
inventory perusahaan relatif terhadap pertumbuhan
penjualan dengan kompetitor utamanya untuk melihat
perbedaannya. Jika peruaah menggunakan LIFO(allowed in
US GAAP) ,catat apakah ada likuidasi yang terjadi. Selain
itu,periksalah tren dalam inventory turnover :
-apakah manajemen inventory buruk?
-Keusangan? Ada Kemungkinan write-off?
-Apakah ada overstatement atas gross profit dan net profit
?
Hal-hal yang menjadi pertimbangan analis : Long-lived
assets
-Estimasi masa pakai aset tetap dengan perusahaan lain di
industri yang sama
-lihat perubahan dalam masa yang bisa didepresiasi
-cek aset-aset yang di wrie-down,apakah kebijakannya itu
wajar
-bandingkan kebijakan akuntansi atas fixed asset dengan
kompetitornya
-periksa sistem kapitalisasi aset intangible (misal R&D)
-lihat kewajaran kebijakan amortisasi atas intangible asset.
-Asesmen atas goodwill balances
Analytical procedures to detect warning sign : Revenue
1.Periksa kebijakan perusahaan atas kapitalisasi aset jangka
panjangnya,termasuk interest cost dan penangannya
terhadap deferred cost
2. Bandingkan kebijakan perusahaan dengan prakteknya di
industri
3. Jika perusahaan tersebut outlier,lakukan cross-check
terhadap asset turnover dan profitability margin dengan
perusahaan lain di industri yang sama
Analytical procedures to detect warning sign : Operating
cashflow VS Net Income
1. Perhatikan hubungan antara cashflow dan net income
2. Jika net income lebih tinggi dari operating cashflow
secara terus menerus,ini menujukkan kebijakan akuntansi
akrual yang mengubah revenue atau expense dari periode
sekarang ke periode berikutnya
3. Buatlah time series atas kas yang dihasilkan dari operasi
dibagi dengan net income, Jika rasio selalu dibawah 1,0 atau
menurun secara berulang,berarti ada masalah di akun
akrual perusahaan
Contoh : Allowances for Bad Debt
. . . In FY 1999 and continuing through FY 2000, UAP had
substantial bad debt problems. In FY 2000, certain former
UAP senior executives were informed that UAP needed to
record an additional $50 million of bad debt expense. . .
.just prior to the end of UAPs FY 2000, the former UAP COO
(chief operating officer), in the presence of other UAP
employees, ordered that UAPs bad debt reserve be
reduced by $7 million in order to assist the Company in
meeting its PBT target for the fiscal year. . . At the end of FY
2000, former UAP senior executives reported financial
results to ConAgra which they knew, or were reckless in not
knowing, overstated UAPs income before income taxes
because UAP had failed to record sufficient bad debt
expense. (SEC Accounting and Auditing Enforcement
Release)
Diatas terlihat bahwa perusahaan memanipulasi Allowances
for bad debt untuk mengelola earnings. Uncollectible

account expense dibuat understatement agar earning


terlihat lebih tinggi
Contoh : Valuation reserve for deferred tax assets
PowerLinx improperly recorded on its fiscal year 2000
balance sheet a deferred tax asset of $1,439,322 without
any valuation allowance. The tax asset was material,
representing almost forty percent of PowerLinxs total
assets of $3,841,944. PowerLinx also recorded deferred tax
assets of $180,613, $72,907, and $44,921, respectively, in
its financial statements for the first three quarters of 2000.
PowerLinx did not have a proper basis for recording the
deferred tax assets. The company had accumulated
significant losses in 2000 and had no historical operating
basis from which to conclude that it would be profitable in
future years. (SEC Accounting and Auditing Enforcement
Release )
Contoh diatas menunjukkan bagaimana PowerLinx Inc,
bersifat over optimis terhadap realisasi deferred tax asset
yang berujung pada kesalahan pencatatan laporan
keuangan,selain itu perusahaan juga melakukan fraud atas
90% revenue di tahun fiskalnya. Deferred tax asset munvcl
saat perusahaan melaporkan net operating loss mengacu
pada peraturan perpajakan,perusahaan bisa mencatat
deferred tax asset atas ini dan akan mengurangi income tax
liability di masa yang akan datang,hal yang
melatarbelakangi ini bisa saja karena ketatnya perjanjian
pembayaran kontrak utang dan butuh kas besar di masa
yang akan datang dengan cara menghindari pembayaran
pajak
Analytical procedures to detect warning sign : Allowances
1. Periksa allowance yang estimasinya berdampak pada
earning
-periksa perubahan allowances dalam bentuk persentase
terhadap total aset
-bandingkan penagihannya secara historis
2. Nilai kewajaran tingkat akun tax asset valuation
-periksa perubahan di akun valuasi
-bandingkan tingkat allowance dengan informasi di
management commentary
-bandingkan tingkat allowance dengan informasi di catatan
pajak
Other potential warning signs : Area that moght suggest
further analysis
-Metode depresiasi dan masa pakai dibandingkan dengan
peer industri
-terjadinya perubahan mencolok selama empat kwartalan
-adanya transaksi pihak berelasi
- icome dari nonoperasi atau penjualan insidental masuk ke
dalam revenue
-klasifikasi expense sebagai non-recurring
- Gross/operating margin jauh berbeda dengan kompetitor
di industri
Importance of Context in Judging warning signs
-Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan bagus (tanpa
catat) biasanya pada perusahaan baru
-pendekatan yang minimal pada pengungkapan, contoh :
highly agregated segment reporting
-pengaturan atas reported earnings, sebagai contoh
penggunaan metrik yang tidak mengacu pada US GAAP atau
iem khusus yang berulang

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

446

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


-aktivitas merger dan akuisisi,termasuk alokasi harga
pembelian di akuisisi
CHAPTER 17
EVALUATING QUALITY OF FINANCIAL REPORTS

Masalah-masalah yang mempengaruhi kualitas laporan


keuangan :
-jumlah yang dilaporkan dan waktu pengakuannya
-klasifikasi
Pilihan yang bias
-fraud
Masalah-masalah terkait jumlah dan waktu pengakuan
atas revenue
-pengakuan revenue yang agresif,prematur,dan fiktif ini bisa
membuat income overstated dan pada akhirnya membuat
equity dan net asset juga overstated
-pengakuan revenue yang konservatif akan membuat
income pada akhirnya membuat equity dan net asset
understated
Masalah-masalah terkait jumlah dan waktu pengakuan
atas expense
-understatement atas bad debt expense mengakibatkan
overstatemtn terhadap income,pada akhirnya membuat
equity dan net receivables menjadi overstated
-understatement depresiasi atau amortiasi membuat
income overstated dan pada akhirnya berdampak pada
equity dan net PPE overstated
-Understatement interest dan pajak bisa membuat income
understated,pada akhirnya equity akan overstated dan
liability akan understated

-bandingkan
laporan
saat
ini
dengan
yang
sebelumnya,kebijakannya
dengan
kompetitornya,dan
rasionya dibandingkan dengan kompetitornya
-periksa warning sign
-tinjau ulang hasil dari segmen operasi
-gunakan alat prediksi kuantitatif atas kesalahan pelaporan
(misreporting),seperti dalam model beneish di bawah ini :

M-score = Score indicating probability of earnings


manipulation
DSR
(days
sales
receivable)
=
(Receivablest/Salest)/(Receivablest1/Salest1).
Changes in relationship between receivables and sales could
indicate inappropriate revenue recognition.
GMI (gross margin index) = Gross margint1/Gross margint.
Deterioration in margins could predispose a company to
manipulate earnings.
AQI (asset quality index)= [1 (PPEt+ CAt)/TAt]/[1 (PPEt1
+ CAt1)/TAt1], where PPE is property, plant, and
equipment, CA is current assets, and TA is total assets.
Change in percentage of assets other than PP&E and current
assets could indicate excessive expenditure capitalization.
SGI (sales growth index) =Salest/Salest1
Managing the perception of continuing growth and capital
needs from actual growth could predispose a company to
manipulate sales and earnings.
DEPI (depreciation index) = Depreciation ratet
ratet, where Depreciation rate =
1/Depreciation
Depreciation/(Depreciation + PPE).

Masalah-masalah terkait jumlah dan waktu pengukuran :


Cashflow
-penundaan pembayaran payables akan meningkatkan
operating cash flow di periode tersebut
-meningkatkan payment dari konsumen akan membuat
operating cash flow naik
-menunda pembelian inventory akan meningkatkan
operating cashflow di periode tersebut

Declining depreciation rates could indicate understated


depreciation as a means of manipulating earnings.

Klasifikasi
-Klasifikasi atas piutang atau inventory dari lancar menjadi
tidak lancar mengubah metrik tertentu seperti turnover
rasio.
-Klasifikasi atas revenue berdasarkan operasi yang kontinyu
akan mempengaruhi kesinambungannya
-Klasifikasi
expense
seperti
non-operating
akan
mempengaruhi operating income
-Klasifikasi expense dan kerugian sebagai item nonrecurring mempengaruhi sustainabilitas profit
-klasifikasi yang menghasilkan item dilaporkan di other
comprehensive income bisa mengubah komparabilitas
-pilihan klasifikasi di laporan arus kas bisa mendsitorsi
operating cash flow

Accruals = (Income before extraordinary items Cash from


operations)/Total assets.

Mengevaluasi kualitas laporan keuangan


-Pahami perusahaan dan industrinya
-pelajari manajemennya
-Identifikasi area akuntansi yang penting

SGAI (sales, general, and administrative expenses index) =


(SGAt/Salest)/ (SGAt1/Salest1)
An increase in fixed SGA expenses suggests decreasing
administrative and marketing efficiency, which could
predispose a company to manipulate earnings.

Higher accruals can indicate earnings manipulation.


LEVI (leverage index) = Leveraget/Leveraget1, where
Leverage is calculated as debt to assets.
Increasing leverage could predispose a company to
manipulate earnings.
Earning Quality
Merupakan bukti bahwa earning itu sustainable dan
merepresentasi return sama dengan lebihnya terhadap cost
of capital.,High quality earnings meningkatkan nilai
perusahaan lebih besar dari low-quality earning,karena
menunjukkan bahwa kualitas pelaporanadalah tinggi
Kebalikannya, low-quality earnings tidak cukup menutupi
cost of capital perusahaan karena berasal dari aktivitas nonrecurring. Low-quality earning menunjukkan bahwa

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

447

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


informasi yang dilaporkan tidak memberikan indikasi yang
berguna bagi kinerja perusahaan.

expenses and thus an overstatement of core earnings by


$1.5 billion and $1.7 billion in 2001 and 2000, respectively.

Indikator earning quality


Beberapa macam alternatif bisa menajdi indikator atas
earning quality,yaitu :
1. Recurring earnings
2. Earning persistence dan keterkaitannya dalam
penghitungan akrual
-Beating benchmarks
-after the fact confirmation of poor-quality-earnings
(misalnya tindakan yang dipaksakan dan restatement)

Earnings persistence and teralted measures of accruals

Contoh Non-Recurring earnings

Earnings persistence
Earningst+1 = a + b1Earningst + e
Persistence can be expressed as the coefficient on current
earnings in a simple model (shown on slide). A higher
coefficient (1) represents more persistent earnings.
Relative persistence of cash flows and accruals
Earningst+1 = a + b1Cash flowt + b2Accrualst + e
the coefficient on cash flow (1) has been shown to be
higher than the coefficient on accruals (2), indicating that
the cash flow component of earnings is more persistent
Contoh Earning Quality yang dipertanyakan : Allou Health
and Beauty care
Dibawah ini adalah contoh dimana perusahaan melpaorkan
net income yang positif tetapi operating cashflownya
rendah

Enron, an energy distribution company and a company


famous for misreporting, presented non-recurring items,
among other reporting issues, in such a way that they
created an illusion of a solidly performing company.
, earnings from subsidiaries that have been selected for
disposal, which must be separately identified as
discontinued operations, are typically excluded from
forecasting models. A wide range of other types of items
may be non-recurringfor example, one-off asset sales,
one-off litigation settlements, or one-off tax settlements.
Reported earnings that contain a high proportion of nonrecurring items are less likely to be sustainable and are thus
considered lower quality.
Contoh : keputusan atas klasifikasi
1.) Borden, a food and chemicals company, misleadingly
classified $146 million of operating expenses as part of a
special item (restructuring charges).
2.) AmeriServe Food Distribution Inc., which declared
bankruptcy only four months after completing a $200
million junk bond issuance, classified substantial operating
expense as restructuring charges, which masked the
companys serious financial underperformance.
3.) Waste Management, which, in 1998, issued the thenlargest restatement in SEC history. It improperly inflated
operating income by netting non-operating gains from the
sale of investments and discontinued operations against
unrelated operating expenses.
4.) IBM classified intellectual property income as an offset
to selling, general, and administrative expenses. This
classification resulted in an understatement of operating

Revenues grew each year, albeit more slowly in the latest


year shown.
Gross and operating margins declined
somewhat, but have been fairly stable. Income from
continuing operations was sharply lower in 2001.
Net income was positive in each year.

Compare Allous income from continuing operations with


operating cash flows. Interpret the amounts shown as
adjustments to reconcile income from continuing
operations to net cash used in operating activities. The

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

448

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


excerpt from Allous Statement of Cash Flows shows that
accounts receivable and inventories increased each year.
This increase can account for most of the difference
between the companys income from continuing operations
and net cash used in operating activities. The company
seems to be accumulating inventory and not collecting on
its receivables.
Mean Reversing in Earnings
Merupakan tingkat ekstrim dari earning ,baik tinggi maupun
rendah,yang cenderung kembali ke tingkat normal
sepanjang waktuJika earning memiliki komponen akrual
signifikan,makan mean reversion in earnings akan
dipercepat
Contoh :
. A company experiencing poor earnings performance will
shut down or minimize its losing operations and replace
inferior managers with those more capable of executing an
improved strategy, resulting in improved earnings. At the
other extreme, a company experiencing abnormally high
profits will attract competition unless the barriers to entry
are insurmountable.
Contoh kasus pengakuan revenue : Sunbeam sales
transaction that inflated revenues
Information on Sunbeams Sales and Receivables, 1995
1997

2.) At the end of the first quarter of 1997, Sunbeam booked


revenue and income from a sale of barbecue grills to a
wholesaler. The wholesaler held the merchandise over the
quarters end without accepting ownership risks. The
wholesaler could return the goods if it desired, and
Sunbeam would pick up the cost of shipment both ways. All
of the grills were returned to Sunbeam in the third quarter
of 1997.
3.) Sunbeam induced customers to order more goods than
they normally would through offers of discounts and other
incentives. Often, the customers also had return rights on
their purchases. This induced ordering had the effect of
inflating current results by pulling future sales into the
present. This practice is sometimes referred to as channel
stuffing. This policy was not disclosed by Sunbeam, which
routinely made use of channel-stuffing practices at the end
of 1997 and the beginning of 1998.
4.) Sunbeam engaged in bill-and-hold revenue practices. In
a bill-and-hold transaction, revenue is recognized when the
invoice is issued while the goods remain on the premises of
the seller. These are unusual transactions, and the
accounting requirements for them are very strict: The buyer
must request such treatment, have a genuine business
purpose for the request, and must accept ownership risks.
Other criteria for justifying the use of this revenue
recognition practice include the sellers past experience
with bill-and-hold transactions, in which buyers took
possession of the goods and the transactions were not
reversed.
Revenue recognition case : Microstrategy,Inc.
MicroStrategys Revenue Mix by Quarters, 1Q19984Q1999

Comparison of Sunbeam and Industry Median, 19951997


Revenue from product licensing arrangements is generally
recognized after execution of a licensing agreement and
shipment of the product, provided that no significant
Company obligations remain and the resulting receivable is
deemed collectible by management. . . . Services revenue,
which includes training and consulting, is recognized at the
time the service is performed. The Company defers and
recognizes maintenance revenue ratably over the terms of
the contract period, ranging from 12 to 36 months. (p. 49)

Sunbeam engaged in numerous sales transactions that


inflated revenues. Among them were the following:
1. ) Sunbeam included one-time disposals of product lines in
sales for the first quarter of 1997 without indicating that
such non-recurring sales were included in revenues.

MicroStrategy took advantage of the ambiguity present in


multiple-deliverable arrangements to mischaracterize
service revenues and recognize them earlier than they
should have as part of the software sale.
Looking at the quarterly mix of revenues might have
aroused analyst suspicions. The support services revenue
climbed in the first three quarters of 1998 and dropped
sharply in the fourth quarterthe one in which the
company characterized the $4.5 million of revenues that
should have been deferred as software license revenue.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

449

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Subsequently, the proportion rose again and then
continued a downward trend, most sharply in the fourth
quarter of 1999 when the company again mischaracterized
$14.1 million of revenue as software license revenue. There
is no logical reason that the proportion of revenues from
licensing and support services should vary significantly from
quarter to quarter. The changes should arouse suspicions
and generate questions for management. Managements
answers, and the soundness of the logic embedded in them,
might have made investors more comfortable or more
skeptical
Cost capitalization case : World.com Corp
Common-Size Asset Portion of Balance Sheet for WorldCom,
19972001

WorldCom was a major global communications company,


providing phone and internet services to both the business
and consumer markets. It became a major player in the
1990, largely through acquisitions. To keep delivering the
earnings expected by analysts, the company engaged in the
improper capitalization of operating expenses known as
line costs. These costs were fees paid by WorldCom to
third-party telecommunications network providers for the
right to use their networks, and the proper accounting
treatment for them is to classify them as an operating
expense. This improper treatment began in 1999, and
continued through the first quarter of 2002. The company
declared bankruptcy in July 2002; restatements of financial
reports ensued.
Cashflow quality
Siklus hidup perusahaan dan profil industri yang
mempengaruhi cashflow harus dipertimbangkan saat
menganailsa laporan arus kas.Sebuah perusahaan start-up
bisa diduga memiliki cashflow operating dan investing yang
negatif,karena pendanaanya bersalah dari borrowing atau
equity issuance (financing cashflow).Kebalikannya, untuk
perusahaan yang telah lama beridiri, cashflow berkualitas
tinggi biasanya memenuhi karakter berikut ini :
1. Positif Operating cashflow
2. Operating cashflowd berasal dari sumber yang
sustainable

3. Operating cashflow cukup untuk menutup capital


expenditure,dividend,dan debt repayment
4. Operating cashflow dengan volatilitas yang rendahh
(relatif dibandingkan dengan perusahaan lain di industrinya)
Perubahan klasifikasi (Classification shifting)
Merupakan perubahan item cashflow positif dari aktivitas
investing atau financing untuk meningkatkan operating
cashflow. Hal ini tidak mengubah total jumlah cashflow tapi
bisa mempengaruhi ekspektasi investor atas future
cashflow
Contoh : Nautica Enterprise

-The $21,116 thousand (i.e., the difference between the


amounts of operating cash flow reported in the two
excerpts) that appears in the originally reported results as
investing cash flows from the sale of short-term
investments for the year ended 4 March 2000 has been
reclassified. In the 2001 report, this amount appears under
changes in operating assets and liabilities (i.e., as a
component of operating cash flow).
-If Nautica had not changed the classification of its shortterm investing activities, the companys operating cash
flows for fiscal year 2001 would have been $49,573
thousand (= 78,018 28,445), and would have shown a
decline of 21% from fiscal year 2000 to fiscal year 2001 (=
49,573/62,685 1 = 21%).
-An analyst could have identified Nauticas classification
shift by comparing the statement of cash flows in the fiscal
year 2000 annual report with the statement in the fiscal
year 2001 annual report. In general, comparisons of periodto-period reports issued by a company can be useful in
assessing financial reporting quality.
Indikator kualitas neraca
-Laporan keuangan berkualitas tinggi harus memenuhi
unsur berikut :
Completeness,Unbiased measurement,Clear presentation
-Neraca berkualitas tinggi harus memenuhi unsur berikut :
Optimal
amount
of
leverage,Adequate
liquidity,Economically successful asset allocation
Unbiased measurement
-Understatement atas impairment (goodwill ,inventory )
akan membuat laba overstated di laporan laba rugi dan
membuat asset overstated di neraca.begitupun depresiasi
pada aset tetap seperti PPE.
-Understatement atas akun kontra aset (allowance for bad
debt, deferred tax asset valuation allowance) bisa membuat

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

450

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


laba overstated di laporan labarugi dan membuat aset
overstated di neraca
-aset dan liabilitas yang nilai wajarnya sangat bergantung
pada estimasi pihak manajemen harus dijamin bebas
ketelitiannya (scrutiny).Contohnya, pension liabilites yang
ditentukan tingkat suku bunga diskonto dimana future
obligations di present value-kan
Contoh Overstated goodwill : Sealed air corporation (SEE)
Excerpt from Sealed Air Corporation Balance Sheets ($
millions) :

-Catatan atas resiko kredit,resiko likuiditas, dan resiko pasar


yang muncul dari instrumen keuangan yang dimiliki
perusahaan
2.) Opini audit
3.) perubahan diskresioner pada auditor
4.) management commentary
- pengungkapan (disclosure) even spesifik (contoh : capital
raising,non-timely filing of financial reports,management
changes,merger and acquisition)
5.) Berita binis dan keuangan
Contoh sumber informasi atas resiko : Groupon
It is absolutely ludicrous to think that Groupon is anywhere
close to having an effective set of internal controls over
financial reporting having done 17 acquisitions in a little
over a year. When a company expands to 45 countries,
grows merchants from 212 to 78,466, and expands its
employee base from 37 to 9,625 in only two years, there is
little doubt that internal controls are not working
somewhere.August 2011 accounting blog (Catanach and
Ketz)
Groupon provides an example of the untimely availability of
information about risk in external auditors reports. .
Groupons reported revenues for 2009 were more than 300
times the amount of 2008 reported revenues, and 2010
reported revenues were 23 times larger than 2009
revenues. This slide presents an excerpt from a financial
website clearly highlighting the likelihood of internal control
weakness

CHAPTER 12
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS :
APPLICATIONS
EVALUASI ATAS PERFORMA PERUSAHAAN DIMASA LALU :
KASUS APPLE
Evaluasi atas performa keuangan dimasa lalu tidak hanya
menunjukkan apa yang telah terjadi tapi juga bagaimana itu
terjadi,yaitu penyebab yang menyebabkan performa
tersebut dan bagaimana performa itu merefleksikan strategi
perusahaan
- SEEs total market cap was about $3,457 million in
December 2011 and around $2,689 million when the Wall
Street Journal article was written in August 2012. The
amount of goodwill on SEEs balance sheet as of 31
December 2011 was $4,209.6 million. The amount of
goodwill exceeded the companys market value. (Also note
that goodwill and other intangible assets represented about
55% of SEEs total assets as of 31 December 2011.)
-As anticipated in the Wall Street Journal article, in the fiscal
year ending 31 December 2012, SEE recorded impairment
of goodwill and other intangible assets of $1,892.3 million.
Sumber informasi atas resiko
1.) Laporan keuangan (termasuk catatan atas laporan
keuangan) :
-Rasio laporan keuangan
-Model
prediksi
(Altman
z-score
untuk
bankruptcy,misreporting
-Catatan atas kontinjensi dan litigasi
-Catatan atas resiko aktuarial terkait pensiun dan postemployment beneft

Apple Inc. (NASDAQ: AAPL) is a company that has evolved


and adapted over time. In its 1994 Prospectus (Form 424B5)
filed with the U.S. SEC, Apple identified itself as one of the
worlds leading personal computer technology companies.
At that time, most of its revenue was generated by
computer sales. In the prospectus, however, Apple stated,

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

451

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


The Companys strategy is to expand its market share in
the personal computing industry while developing and
expanding into new related business such as Personal
Interactive Electronics and Apple Business Systems.
Over time, products other than computers became
significant generators of revenue and profit.In June 2007,
Apple entered the mobile phone market with the launch of
the original iPhone, followed in June 2008 by the secondgeneration iPhone 3G (a handheld device combining the
features of a mobile phone, an iPod, and an internet
connection device). Soon after, the company launched the
iTunes App Store, which allows users to download thirdparty applications onto their iPhones. Product innovations
continued, as evidenced by the introduction of the iPad in
January 2010.

Apple Inc. is an example of a successful differentiation


strategy.
Typically, products that are differentiated either through
recognizable brand names, proprietary technology, unique
styling, or some combination of these features can be sold
at a higher price than commodity products.
What is the impact on profit margins?
Sales of differentiated products at premium prices would
generally be reflected in the gross profit margin; such sales
would have a higher gross profit margin, all else being
equal. Based on Apples financial data, the company
appears to have successfully implemented a differentiation
strategy, with gross margin increasing from 33% of sales to
40% of sales.
The effect of premium pricing generally would also be
reflected in a higher operating margin. Expenditures on
advertising and/or research are required to support
differentiation, however, which means that the effect of
premium pricing on operating profit margins is often
weaker than the effect on gross profit margins.

Apples increasing liquidity reflects organic growth (no


major acquisition) and historical retention of cash (no
dividends prior to 2012). Apple was very liquid at the end
of fiscal 2009 and 2010, with current ratios of,respectively,
2.7 ($31,555/$11,506) and 2.0 ($41,678/$20,722). In
addition, the company had 71.6% and 67.8%, respectively,
of total assets invested in cash and marketable securities
at the end of 2009 and 2010. In general, some of the
considerations that a company makes in managing its
liquidity include the following:
(1) maintaining enough cash and other liquid assets to
ensure that it can meet near-term operating expenditures
and unexpected needs,
(2) avoiding excessive amounts of cash because the return
on cash assets is almost always less than the companys
costs of capital to finance its assets, (3) accumulating cash
that will be used for acquisitions (sometimes referred to as
a war chest).
On 19 March 2012, Apple announced plans to initiate a
dividend and share repurchase program

Based on the product segment data disclosed, Apples


primary source of revenue for 2007 was sales of computers
($10,336 million in sales of Mac computers represented
42% of total net sales) and its secondary source of revenue
was iPods. The companys product mix has changed
substantially since 2007.For an analyst examining Apple
relative to its competitors, the relevant comparable
companies clearly changed from 2007 to 2010.
Recently, the company may be more appropriately
compared not only with other computer manufacturers but
also with mobile phone manufacturers and companies
developing competing software and systems for mobile
internet devices.
FORECASTING : KASUS APPLE
Sales forecast
Often, a forecast begins with a revenue forecast, using
variety of inputs, including trend relative to prior years.
Top-down approach:
Industry sales projected on the basis of their historical
relationship with some macroeconomic indicator, such as
growth in real gross domestic product (GDP). Regression
analysis can be used to establish the parameters of such
relationships. Company-level market share is projected on
the basis of historical market share and a forward-looking
assessment of the companys competitive position.The
companys sales are then estimated as the projected market
share multiplied by projected total industry sales.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

452

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Bottom-up approach:
For each of a companys major products or segments,
project changes in volume and changes in price.Individual
companys projections can be aggregated to produce total
industry projections, if needed.
Expenses > Gross profit > Operating profit
After developing a revenue forecast, an analyst can use
ratios expressing the relationship between revenues and
various items on the income statement to forecast income.
An analyst may use historical common-size data as an input
to developing expectations about specific expense line
items.
The gross profit margin could be used to forecast gross
profit directly and/or to forecast cost of goods sold. (Recall
that gross profit equals sales less the cost of goods sold.)
The operating profit margin could be used to forecast
operating profit directly .For relatively mature companies
operating in nonvolatile product markets, historical
information on operating profit margins can provide a
useful starting point for forecasting future operating profits
(at least over short forecasting horizons). Historical
operating profit margins are typically less reliable for
projecting future margins for a new or relatively volatile
business or one with significant fixed costs (which can
magnify the volatility of operating margins).
Asset > Liabilites
Forecasts of the balance sheet can be based on
relationships of given items with sales from specific
forecasts and/or from ratios. For example,
-To forecast the amount of receivables, an analyst can use
the days receivable data from prior periods ratio analysis;
-To forecast the amount of inventory, an analyst can use the
days inventory data from prior periods ratio analysis;
-To forecast the amount of property, plant and equipment
(PPE), an analyst can use PPE turnover data from prior
periods ratio analysis and/orSpecific forecasts for capital
expenditures.
Cashflow
The amount of forecast liabilities would typically be a result
of cash flow requirements. After projecting cash flow from
operations minus cash needed for working capital and fixed
capital (PPE), an analyst can determine financing needs.It is
then a modeling choice regarding the extent to which
incremental financing is obtained from debt or equity. An
analyst can use information from historical and targeted
leverage ratios in making that choice.
CYCLES IN FORECASTING

Forecasts often involve iterations (circularity) because the


amount of borrowing is a function of cash flow
requirements, which are a function of earnings and taxes,
which depend on income net of interest expense, and
interest expense is a function of the amount of borrowing.
One common solution is to forecast interest expense based
on the balance of borrowings at the beginning of the period.
This solution is generally acceptable in situations where
decisions are not overly sensitive to the exact level of
interest payments in each period. In other situations where
decisions are sensitive to the exact level of interest
payments and to the amount of cash available to repay
different tranches of debt, a model needs to incorporate
additional detail on debt levels.
FORECASTING OPERATING PROFIT BASED ON HISTORICAL
MARGINS
Johnson & Johnson (NYSE: JNJ)
U.S. health care conglomerate, founded in 1887.
2009 sales of around $61.9 billion from its three main
businesses: pharmaceuticals, medical devices and
diagnostics, and consumer products.
For the four years prior to 2009, average operating profit
margin was approximately 25.0%. 2009 sales were $61.9
billion. For the four years prior to 2009, average operating
profit margin was approximately 25.0%.Actual operating
profit for 2009 was $15.6 billion. Actual operating profit
margin for 2009 was 25.2%.
Baidu (NASDAQ: BIDU)
Chinese language internet search engine, established in
2000 and went public on NASDAQ in 2005. Revenues for
2009 were 4.4 billion renminbi (RMB), an increase of 40%
from 2008 and more than 14 times greater than revenues in
2005. For the four years prior to 2009, average operating
profit margin was approximately 27.1%. 2009 revenues
were 4.4 billion renminbi (RMB).For the four years prior to
2009, average operating profit margin was Approximately
27.1%. Actual operating profit for 2009 was RMB1.6
billion.Actual operating profit margin for 2009 was 36.4%.
JNJ: Because JNJ is an established company with diversified
operations in relatively stable businesses, the suggested
approach to projecting the companys operating profit
would arguably be a reasonable starting point.
JNJs actual operating profit margin for 2009 was 25.2%
($15.6 billion divided by sales of $61.9 billion), which is very
close to the companys three-year average operating profit
margin of approximately 25.0%. If the average operating
profit margin had been applied to perfectly forecasted 2009
sales to obtain forecasted operating profit, the forecasting
error would have been minimal.
BIDU: A relatively new company, such as Baidu, has limited
operating history on which to judge stability of margins. The
company appears to have been in a period of rapid growth
and is in an industry that has been changing rapidly in
recent years. This important aspect of the company
suggests that the broad approach to projecting operating
profit would not be a useful starting point. Baidus actual
operating profit margin for 2009 was 36.4% (RMB1.6 billion
divided by sales of RMB4.4 billion). If the average profit
margin of 27.1% had been applied to perfectly forecasted
sales, the forecasted operating profit would have been
approximately RMB1.2 billion, or around 25% below Baidus
actual operating profit.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

453

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

ASSESSING CREDIT QUALITY


Credit risk is the risk of loss caused by a counterpartys or
debtors failure to make a promised payment. For example,
credit risk with respect to a bond is the risk that the obligor
(the issuer of the bond) will not be able to pay interest
and/or principal according to the terms of the bond
indenture (contract).
Credit analysis is the evaluation of credit risk. Credit
analysis may relate to the credit risk of an obligor in a
particular transaction or to an obligors overall
creditworthiness.
TECHNIQUES FOR ASSESSING CREDIT QUALITY
1.Credit scoringstatistical techniques
For Example ,Altman Zscore is effective model for predicting
bankruptcy. Altmans initial work involved the creation of a
Z-score that was able to correctly predict financial distress.
The Z-score is computed as
Z = 1.2 (Current assets Current liabilities)/Total assets +
1.4 (Retained earnings/Total assets) + 3.3 (EBIT/Total
assets)
+ 0.6 (Market value of stock/Book value of liabilities) +
1.0 (Sales/Total assets)
2.Period-by-period cash flow projections
Credit analysis for specific types of debt (e.g., acquisition
financing, project finance, and other highly leveraged
financing) typically involves projections of period-by-period
cash flows.
3.Analysis of business and financial risk factors
Standard & Poors emphasizes the importance of business
risk and financial risk. A company with less business risk has
greater ability to take on more financial risk.
Similarly, Moodys quantifiable rating factors for specific
industries include business profile (e.g., revenue
protection is assessed based on competitive factors,
barriers to entry) and financial factors (size, financial ratios).

operating cash flow before working capital changes less


dividends. For example, under the assumption of no capital
expenditures, a ratio of RCF to total debt of 0.5 indicates
that the company may be able to pay off debt from cash
flow retained in the business in approximately 1/0.5 = 2
years (at current levels of RCF and debt). It is a measure of a
companys ability to pay off its debt.These ratios are
relevant to the overall credit quality of the company. An
analysis of specific debt investments would involve
assessing the terms of that debt investment (e.g., maturity,
collateral, financial covenants, call or put provisions).
STOCK SCREENING

Screening is the application of a set of criteria to reduce a


set of potential investments to a smaller set having certain
desired characteristics.
Criteria involving financial ratios generally involve
comparing one or more ratios with some prespecified target
or cutoff values.Fundamental to this type of analysis are
decisions about which metrics to use as screens,
Example of stock screens

Whatever the techniques adopted, the analytical focus of


credit analysis is on debt-paying ability. Leverage and
coverage ratios
ASSESSING CREDIT QUALITY : EXAMPLE

The ratio comparisons are all in favor of BAE Systems plc.


BAE has a higher level of EBITDA in relation to average
assets, higher retained cash flow to debt, and higher free
cash flow to net debt. BAE also has a lower level of debt
relative to EBITDA. Based on the data given, therefore, BAE
is likely to be assigned a higher credit rating. Retained cash
flow (RCF) is defined by Moodys Investors Service as

Stock-screening tools are widely available from providers of


financial data. Google Finance is the screening tool. It is a
hypothetical example.
Note 1: the first criterion selects stocks that appear
relatively cheaply valued. The stocks might be cheap for a
good reason, however, such as poor profitability or
excessive financial leverage. So, the requirement for net
income to be positive serves as a check on profitability, and
the limitation on financial leverage serves as a check on
financial risk.
Note 2: Criteria are often not independent, so more
securities pass the screening than if criteria were
independent. In this example, 101 (or 1.95%) of the
securities pass all four screens simultaneously. For an
example of the lack of independence, note that dividend-

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

454

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


paying status is probably positively correlated with the
ability to generate positive earnings and the value of the
third criterion. If stocks that pass one test tend to also pass
another, few are eliminated after the application of the
second test.
Note 3: The results of screens can sometimes be relatively
concentrated in a subset of the sectors represented in the
benchmark; for example, the financial leverage criterion in
this exhibit would exclude banking stocks. What constitutes
a high or low value of a measure of a financial characteristic
can be sensitive to the industry in which a company
operates.
SCREEN AND BACK TESTING
Many studies have assessed the most effective items of
accounting information for screening equity investments.
To evaluate how a portfolio based on a particular screen
would have performed historically, an analyst can use :
Back-testing, which applies the portfolio selection rules to
historical data and calculates what returns would have been
earned if a particular strategy had been used. The relevance
of back-testing to investment success in practice, however,
may be limited.
Limitations are described by Haugen and Baker (1996) as
the following:
Survivorship bias: If the database used in back-testing
eliminates companies that cease to exist because of a
bankruptcy or merger, then the remaining companies
collectively will appear to have performed better.
Look-ahead bias: If a database includes financial data
updated for restatements, then there is a mismatch
between what investors would have actually known at the
time of the investment decision and the information used in
the back-testing.
Data-snooping bias: If researchers build a model on the
basis of previous researchers findings and then use the
same database to test that model, they are not actually
testing the models predictive ability. Predictive ability of
the models rules can validly be tested only by using future
data.
TWO HYPOTHETICAL SCREENING STRATEGIES
Strategy A
Invest in stocks that are components of a global equity
index, have an ROE above the median ROE of all stocks in
the index, and have a P/E less than the median P/E
What if Net income was < 0 and Equity < 0?
Strategy B
Invest in stocks that are components of a broad-based U.S.
equity index, have a ratio of price to operating cash flow in
the lowest quartile of companies in the index, and have
shown increases in sales for at least the past three years.
What if operating cash flow was < 0?
Strategy A appears to aim for global diversification and
combines a requirement for high relative profitability with a
traditional measure of value (low P/E). Strategy B focuses
on both large and small companies in a single market and
apparently aims to identify companies that are growing and
have a lower price multiple based on cash flow from
operations
In screening, however, many questions arise.

Unintentional selections can be made if criteria are not


specified carefully. For example, Strategy A might
unintentionally select a loss-making company with negative
shareholders equity because negative net income divided
by negative shareholders equity arithmetically results in a
positive ROE. Strategy B might unintentionally select a
company with negative operating cash flow because price
to operating cash flow will be negative and thus very low in
the ranking. In both cases, additional screening criteria can
be added to avoid unintentional selections; these additional
criteria could include requiring positive shareholders equity
in Strategy A and requiring positive operating cash flow in
Strategy B.
Other considerations:
Differences in financial standards, accounting method(s),
and/or the estimates.Implementation decisions can
dramatically affect returns (e.g., decisions about frequency
and timing of portfolio reevaluation and changes affect
transaction costs and taxes paid out of the portfolio).
ANALYST ADJUSTMENT
Importance (materiality). Is an adjustment to this item
likely to affect the conclusions? In other words, does it
matter? In an industry where companies require minimal
inventory, does it matter that two companies use different
inventory accounting methods?
Body of standards. Is there a difference in the body of
standards being used (U.S. GAAP versus IFRS)? If so, in
which areas is the difference likely to affect a comparison?
Methods. Is there a difference in accounting methods used
by the companies being compared?
Estimates. Is there a difference in important estimates used
by the companies being compared?
INVESTMENT
-When securities are classified as financial assets measured
at fair value through profit or loss (similar to trading
securities in U.S. GAAP), unrealized gains and losses are
reported on the income statement.
-When securities are classified as financial assets measured
at fair value through other comprehensive income (similar
to available-for-sale securities in U.S. GAAP), unrealized
gains and losses are not reported on the income statement
and, instead, are recognized in equity.
If two otherwise comparable companies have significant
differences in the classification of investments, analyst
adjustments may be useful to facilitate comparison.
EXAMPLE OF ADJUSTMENT : INVENTORY

Companies that use the LIFO method must also disclose the
value of their inventories under the FIFO method. To recast

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

455

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


inventory values for a company using LIFO reporting on a
FIFO basis, the analyst adds the ending balance of the LIFO
reserve to the ending value of inventory under LIFO
accounting.
Based on the data, compare the liquidity of the two
companies as measured by the current ratio.

Based solely on MV/BV, AMTD appears to be a better value.


However, note that AMTD has significant amounts of
goodwill and acquired intangible assets. What would the
relative value be if the MV/BV were computed after
adjusting book value, first, to remove goodwill, and second,
to remove all intangible assets?
After adjusting for goodwill, SCHW appears to be selling for
a lower price relative to book value than does AMTD (4.8
versus 10.7).
AMTD has a negative tangible book value, and therefore, its
price/tangible book value is not meaningful.
Based on the assumption that the adjusted financial
information provides comparability and based solely on this
information, AMTD is relatively more expensive than SCHW.

Company As current ratio is 2.0. Based on unadjusted


balance sheet data, Company Bs current ratio is 1.78.
Company As higher current ratio indicates that Company A
appears to be more liquid than Company B; however, the
use of unadjusted data for Company B is not appropriate for
making comparisons with Company A.
After adjusting Company Bs inventory to a comparable
basis (i.e., to a FIFO basis), the conclusion changes. The
tablesummarizes the results when Company Bs inventory is
left on a LIFO basis and when it is placed on a FIFO basis for
comparability with Company A.
When both companies inventories are stated on a FIFO
basis, Company B appears to be the more liquid, as
indicated by its current ratio of 2.22 versus Company As
ratio of 2.00.The adjustment to place Company Bs
inventory on a FIFO basis was significant because Company
B was assumed to use LIFO for its entire inventory and its
inventory reserve was $20,000/$80,000 = 0.25, or 25% of its
reported inventory.
As mentioned, an analyst can also adjust the cost of goods
sold for a company using LIFO to a FIFO basis by subtracting
the change in the amount of the LIFO reserve from the cost
of goods sold. Such an adjustment would be appropriate for
making profitability comparisons with a company reporting
on a FIFO basis and is important to make when the impact
of the adjustment would be material
EXAMPLE OF ADJUSTMENT : GOODWILL AND INTANGIBLE
ASSETS

OFF-BALANCE-SHEET FINANCING
Use disclosures to assess a companys financial position as if
off-balance-sheet obligations (e.g., operating leases) were
included in its total liabilities.
Steps:
1.) Determine present value of future operating lease
payments.
2.) Add present value of future operating lease payments to
total debt and to total assets.
3.) Adjust expenses to : Include depreciation expense,
interest expense,and
Exclude rent expense.
The adjustments for operating leases essentially treat the
transaction as if the asset subject to the operating lease had
been purchased rather than leased.

CHAPTER 8
ANALYSIS OF ASSETS : INVENTORIES

Biaya-biaya yang termasuk di dalam Inventory


Beberapa biaya masuk ke dalam inventory dan diakui
sebagai expense saat barang dijual,yaitu :
1. Cost of purchase (Biaya pembelian)
Contoh : harga pembelian (net diskon), biaya impor dan
pajak, biaya transportasi, biaya asuransi ,
2. Biaya konversi
Contoh : Direct labor, Fixed and Variable overhead cost
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

456

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


3. Biaya lain yang terjadi saat membawa persedian ke
tempat dan konsdisi saat ini
Untuk memasukan biaya terkait produk di dalam inventory
(sebagai aset) maka biaya ini tidak diakui sebagai expense
(sebagai ncost of sales) di Income statement sampai
inventory terjual
Diskon dagang,rabat, dan item serupa mengurangi harga
yang dibayarkan dan biaya pembelian.
Biaya-biaya yang tidak termasuk ke dalam Inventory
Beberapa biaya dikecualikan dari inventory dan diakui
sebagai beban saat periode telah terjadi ,yaitu :
1. Biaya abnormal yang terjadi hasil dari limbah bahan baku,
tenaga kerja, ataupun input produksi konversi lainnya
2. Biaya penyimpanan (kecuali diharuskan sebagai bagian
dari proses produksi)
3. Semua biaya administrative (overhead) dan biaya
penjualan

Memasukkan biaya-biaya ke dalam inventroy akan


menunda pengakuan mereka sebagai expense di income
statement sampai inventory terjual. Memasukkan biayabiaya yang seharusnya langsung di expense akan membuat
profitabilitas overstated pada income statement (karena
penundaan yang tidak tepat pada pengakuan biaya) dan
membuat nilai inventory overstated di balance sheet
Inventory cost flow

Kedua penjabaran di atas adalah serupa penerapannya di


IFRS dan US GAAP
Contoh Biaya-biaya yang termasuk di dalam Inventory :
Assume that during a year, a table manufacturing company
:
Produced 900,000 finished tables incurring
-raw material costs of 9 million,
-direct labour conversion costs of 18 million, and
-production overhead costs of 1.8 million.
scrapped 1,000 tables (attributable to abnormal waste)
incurring
-raw material costs of 10,000 and
-labor and overhead conversion costs of 20,000spent
-1 million for freight delivery charges on raw materials
and
-500,000 for storing the finished goods as inventory.

Gambar di atas mengilustrasikan aliran biaya dari sebuah


inventory pada perusahaan yang membeli inventory untuk
dijual kembali (wholesaler atau retailer). Saat perusahaa
membeli barang ,maka itu akan menambah beginning
inventory. Beginning inventory ditambah purchase akan
menjadi Good Availabe for sale. Karena barang terjual dan
revenue diakui, COGS akan dihilangkan dari inventory dan
diakui sebagai expense. Semua item ang tidak terjual
selama periode tersebut tetap tinggal di ending inventory.
Pemilihan metode valuasi inventory (FIFO,Average,LIFO)
mempengaruhi alokasi COGS terhadap ending inventory
dan Cost of sales.
Ringkasan Metode Valuasi Inventory

The company does not have any work-in-progress inventory


at year end.
What costs should be expensed in the period incurred?
What costs should be included in inventory and expensed
when the goods are sold?
Answer :
Total costs that should be expensed
30,000
Raw material + Labor and Overhead
(abnormal waste)
500,000 Storing the finished goods as inventory
530,000
Total inventory costs
9,000,000 Raw material
18,000,000 Direct Labour Conversion cost
1,800,000
Production overhead cost
1,000,000
Freight delivery charges on raw materials
29,800,000

Pada metode identifikasi spesifik, cost of sales dan cost of


ending inventory merefleksikan actual cost yang terjadi saat
purchase/manufacturing secara spesifik diidentifikasikan
sebagai terjual (sold) dan yang secara spesifik
diidentifikasikan sebagai sisa tidak terjual sebagain
inventory
Contoh Metode Valuasi Inventory (Identifikasi Spesifik :

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

457

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Weighted average cost = [(100,000 110) + (200,000
100) + (300,000 90)]/600,000 = 96.667 /kg
Note that the sales amount is not affected by the choice of
inventory valuation method. 520,000 240 = 124,800,000
.
Note that COGS and inventory equal the total of goods
available. Because the example is for the first year of
operation, the total cost of goods available for sale is the
same under all four methods. Subsequently, the cost of
goods available for sale will typically differ because
beginning inventories will differ

Hypothetical distributor of consumer products, including


bars of soap sold by the kilogram, began operations in 2009.
The distributor purchased and received initially 100,000 kg
of soap at 110 /kg, then 200,000 kg of soap at 100 /kg,
and finally 300,000 kg of soap at 90 /kg. sold 520,000 kg of
soap at 240 /kg. stored the soap in its warehouse so that
soap from each shipment received is readily identifiable.
During the year, the entire 100,000 kg from the first
shipment received, 180,000 kg of the second shipment
received, and 240,000 kg of the final shipment received was
sent to customers.
Under the specific identification method, the physical flow
of the specific inventory items sold is matched to their
actual cost.Note that regardless of the segregation of
inventory within the warehouse, it would be inappropriate
to use specific identification for this inventory of
interchangeable items. Note that the sales amount is not
affected by the choice of inventory valuation method as
520,000 240 = 124,800,000.
Note that COGS and inventory equal the total of goods
available. Because the example is for the first year of
operation, the total cost of goods available for sale is the
same under all four methods. Subsequently, the cost of
goods available for sale will typically differ because
beginning inventories will differ.
Contoh Metode Valuasi : Weighted Average cost
Under the weighted average cost method, costs are
allocated to cost of sales and ending inventory by using a
weighted average mix of the actual costs incurred for all
inventory items. The weighted average cost per unit is
determined by dividing the total cost of goods available for
sale by the number of units available for sale.

Contoh Metode Valuasi : FIFO

Under the FIFO method, the earliest inventory units


acquired are assumed to be the first units sold. Ending
inventory, therefore, is assumed to consist of those
inventory units most recently acquired.
Cost of sales = (100,000 110) + (200,000 100) +
(220,000 90) = 50,800,000. This includes all of the first
two purchases and 220,000 from the third purchase.
Note that COGS and inventory equal the total of goods
available. Because the example is for the first year of

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

458

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


operation, the total cost of goods available for sale is the
same under all four methods. Subsequently, the cost of
goods available for sale will typically differ because
beginning inventories will differ.
Ending inventory = 80,000 90 = 7,200,000 (all from the
third purchase).
Note that the sales amount is not affected by the choice of
inventory valuation method. 520,000 240 =
124,800,000.
Note that COGS and inventory equal the total of goods
available. Because the example is for the first year of
operation, the total cost of goods available for sale is the
same under all four methods. Subsequently, the cost of
goods available for sale will typically differ because
beginning inventories will differ.
Contoh metode valuasi Inventory : LIFO

Perbandingan atas keempat metode Valuasi


Specific
ID
Cost of
sales
Ending
inventory
Goods
Available
for sale
Gross
Profit

LIFO

50600

Weighted FIFO
average
cost
50267
50800

7400

7733

7200

8800

58000

58000

58000

58000

74200

74533

74000

75600

49200

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Goods available for


sale pada keempat metode adalah sama ,karena contoh
diatas terjadi pada operasi di tahun pertma. Untuk tahun
selanjutnya Goods Vailable for sale akan berbeda karena
beginning inventories berbeda pada keempat metode.
Karena biaya per kilogram sabun turun selama periode
tersebut, maka LIFO memiliki jumlah ending inventory
terbesar,serta memiliki Cost of sales terkecil dan gross
profit paling besar. Sebaliknya,pada metode FIFO, ending
inventory paling kecil, cost of sales paling tinggi,dan gross
profit paling rendah.
Sistem inventory periodik dan perpetual
Sistem inventory periodik adalah sistem dimana nilai
inventory dan cost of sales ditentukan di akhir periode
akuntansi, Pembelian dicatat pada akun purchase , total
pembelian dan beginning inventory adalah jumlah good
available for sale di periode tersebut. Jumlah ending
inventory didapat dari pengurangan goods available for sale
dengan cost of sales. Jumlah barang di ending inventory
biasanya didapat melalui penghitungan fisik atas inventory
Sistem inventory perpetual adalah sistem dimana nilai
inventory dan cost of sales diperbarui terus menerus untuk
merefleksikan pembelian dan penjualan yang sebenarnya.

Under the LIFO method, the most recently-acquired


inventory units are assumed to be the first units sold.
Ending inventory, therefore, is assumed to consist of the
earliest inventory units.
Cost of sales = (20,000 110) + (200,000 100) +
(300,000 90) = 49,200,000. This includes all of the
last two purchases and 20,000 kg from the first inventory
purchased.
Ending inventory = 80,000 110 = 8,800,000,all from
the first inventory purchased.Note that the sales amount
is not affected by the choice of inventory valuation
method. 520,000 240 = 124,800,000 .
Note that COGS and inventory equal the total of goods
available. Because the example is for the first year of
operation, the total cost of goods available for sale is the
same under all four methods. Subsequently, the cost of
goods available for sale will typically differ because
beginning inventories will differ.

Pada kedua sistem periodeik dan perpetual ,alokasi goods


available for sale,cost of sales,dan ending inventory sama
nilainya baik pada metode FIFO ataupun metode spesific
,tapi nilai keduanya berbeda pada metode average cost dan
LIFO
Contoh sistem inventory periodik dan perpetual

Tabel pertama diatas menunjukkan sistem perpetual pada


metode LIFO , 80 unit pertama yang terjual memiliki cost
per unit sebesar $110 (dari pembelian terakhir di bulan
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

459

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


januari). 100 unit selanjutnya yang terjual memiliki cost per
unit $100 (dari pemebelian terakhir di bulan Juli)

Tabel kedua ini menunjukkan sistem periodik pada LIFO.


Dimana unit yang terjual selama periode berjalan,tidak ada
COGS yang dicatat (ditulis sebagai NA). Di periode terakhir,
ending inventory ditentukan dan dikurangkan dari goods
available (beginning inventory $0 ditambah pembelian).
Pada LIFO, unit terakhir di inventory adalah unit pertama
yang keluar dari COGS< jadi unit tersisa di inventory adalag
yang paling terkahir dibeli. Dalam conoth ini, barang tersisa
di ending inventory yaitu 100 unit adalah yang dibeli di
bulan Januari sebesar $110 per unit ditambah 20 unit yang
dibeli $100 per unit di bulan juli
Efek inflasi pada biaya inventory pada Laporan keuangan
Dalam kondisi dimana biaya inventory per unit kerap
meningkat ,biaya terendah saat awal-awal akan menjadi
COGS, dan biaya tinggi saat akhir-akhir akan menjadi
inventory pada metode FIFO. Dalam kata lain,total goods
available for sale FIFO akan mengalokasikan cost of sales
lebih rendah pada laporan laba rugi.,dan akan mencatat
lebih tinggi pada gross profit, operating profit,dan income
taxes. Selain itu, jumlah ending inventory yang lebih tinggi
akan menunjukkan current ratio yang lebih tinggi pula

Perusahaan yang menggunakan LIFO harus mengungkapkan


LIFO reserve di laporan keuangannya. Analis bisa
menggunakan disclosure untuk menyesuaikan COGS dan
Inventory dari LIFO ke FIFO
Contoh Disclosure atas LIFO Reserve
Inventories
Inventories are stated at the lower of cost or market. Cost is
principally determined using the last-in, first-out (LIFO)
method. The value of inventories on the LIFO basis
represented about 70% of total inventories at December 31,
2008 and about 75% of total inventories at December 31,
2007 and 2006.If the FIFO (first-in, first-out) method had
been in use, inventories would have been $3,183 million,
$2,617 million and $2,403 million higher than reported at
December 31, 2008, 2007 and 2006, respectively.
Caterpillar Inc. 2008 Annual Report
Note 1. D.

Contoh penyesuaian Inventory menggunakan LIFO reserve


Caterpillar disclosed: If the FIFO (first-in, first-out)
method had been in use, inventories would have been
$3,183 million, $2,617 million and $2,403 million
higher than reported on December 31, 2008, 2007 and
2006, respectively.
Caterpillars balance sheet shows inventories of $8,781
million, $7,204 million, and $6,351 million, at
December 31, 2008, 2007, and 2006, respectively.
Adjust inventory from LIFO to FIFO by adding the
amount of the LIFO reserve to the reported inventory.

Contoh penyesuaian COGS menggunakan LIFO reserve


Caterpillars income statement shows Cost of Goods Sold of
$38,415 million and $32,626 million for the years ending
December 31, 2008 and 2007, respectively.Adjust Cost of
Goods Sold from LIFO to FIFO by deducting the amount of
change in LIFO reserve.

Pada metode LIFO, biaya pada periode awal-awal yang


rendah akan menjadi inventory,dan biaya pada periode
akhir-akhir yang tinggi akan menjadi COS> Dalam periode
harga yang kerap meningkat (periode inflasi) ,LIFO akan
menghasilkan cost of sale syang lebih tinggi dibanding FIFO,
dan akan membuat gross profit dan operating profit serta
income taxes yang lebih rendah

Contoh penyesuaian Net Income menggunakan LIFO


Reserve

Selisih LIFO (LIFO reserve)


Merupakan selisih antara jumlah inventory yang dicatat
menggunakan LIFO dengan jumlah inventory yang dicatat
menggunakan FIFO.
LIFO Reserve = FIFO Inventory value LIFO inventoy value
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

460

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Caterpillars income statement shows net Income of
$3,557 million and $32,626 million for the years ending
December 31, 2008 and 2007, respectively.Caterpillars
effective tax rates were approximately 20% for 2008
and 30% for 2007 and earlier.
Adjust net income from LIFO to FIFO by incorporating
the adjustment in Cost of Goods Sold (COGS), on an
after-tax basis.

Rasio seperti current ratio akan lebih rendah pada metode


FIFO karena carrying amount pada metode LIFO lebih
rendah. Perusahaan akan terlihat less liquid paada metode
LIFO. Sebaliknya,rasio total liabilites-to-equity akan lebih
tinggi pada metode LIFO karena penambahan pada retained
earning di FOFI mengurangi rasio ini.Perusahaan akan
terlihat lebih highly leveraged pada metode LIFO.

Contoh penyesuaian Liabilitas dan Ekuitas menggunakan


LIFO Reserve
Caterpillars December 31, 2008 balance sheet shows total
liabilities of $61,171 million, and total equity of $6,087
million.
Caterpillars effective tax rates were approximately 20% for
2008 and 30% for 2007 and earlier.
Adjust liabilities from LIFO to FIFO by incorporating a tax
liability for the amount of accumulated tax savings over the
years. Adjust equity by including the cumulative after-tax
gross profits.

Rasio perbandingan
Penyesuaian metode valuasi LIFO ke FIFO dengan
menggunakan LIFO reserve akan mengubah rasio-rasio
seperti Inventory turnover, Gross profit margin,dan net
profit marhin. Pada Kasus Caterpillar ,revenue adalah
$48044 juta dari pejualan mesin dan $3280 juta dari produk
finansial, Perusahaan akanterlihat lebih kurang profitabel
pada metode LIFO.

Ringkasnya,perusahaan terlihat kurang profitabel,kurang


likuid,dan lebih higly leveraged pada metode LIFO,karena
nilainya berdasarkan Present value atas future cashflos,
LIFO akan meningkatkan nilai perusahaan karena cashflow
lebih tinggi di tahun-tahun awal karena pajak yang rendah.
LIFO biasanya digunakan untuk tujuan benefit perpajakan
Likuidasi LIFO (LIFO Liqudiation)
Saat jumlah invenotry yang diproduksi atau dibeli dalam
periode berjalan melebihi jumlah yang dijual,LIFO reserve
akan meningkat dan peningkatan itu akan membentuk
LIFO Layer. Sebaliknya jika jumlah barang yang dijual
melebihi jumlah barang yang diproduksi atau dibeli,maka
biaya dari LIFO layer yang lama akan mengalir ke COGS
(barang lama dianggap telah terjual) inilah yang disebut
LIFO Liquidation

Jika unit cost inventory meningkat dari waktu ke waktu,


LIFO liquidation akan menyebabkan inventroy-related
increase pada ross porfit karena, carrying amount inventory
yang lama digunakan sebagai cost of sales semntara
penjualan menggunakan harga sekarang. Laba yan berasal
dari LIFO liquidation dianggap kejadian yang tidak berulang
dan tidak sustainable,
Beberapa penyebab LIFO Liquidation :
-Pemogokan buruh
-Resesi ekonomi
Selain kedua faktor tersebut,penyebab lainnya adalah
penurunan permintaan oleh konsumen (menyebabkan
perusahaan mengurangi level inventory saat ini). Sebagai
alternatif, pihak manajelemn bisa me-mark up reported
profit denggan mengurangi jumlah inventory dan
melikuidasi layer yang lama dari Inventory LIFO (menjual
beberapa unit dari beginning inventory)
Contoh LIFO layers dan LIFO liquidation

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

461

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Assume a three year scenario during which a companys
cost of goods increased by $1 per unit each year from $5
to $6 to $7.priced its goods to achieve a 50% gross profit
per unit (i.e. 100% markup).In years 1 and 2, the company
buys 10,000 units but sells only 9,000 units. In year 3, the
company buys 8,000 units, sells 10,000

-Reversal diharuskan pada saat adanya penignkatan pada


nilai inventory yang tadinya sudah di write-down. Reversal
diakui sebagai penurunan pada cost of sales (sebagai
expense) dengan menggunakan metode akun inventory
valuation allowance (net terhadap akun inventory untuk
menghasilkan nilai di balance sheet)

whena company bought more units than it sold in years 1


and 2, so we see LIFO layers created. Then in year 3, the
company sold more units than it bought, causing a
liquidation of the LIFO layers.

US GAAP
US GAAP melarang reversal atas write-downs. Nilai pasar
didefinisikan sebagai current replacement cost yang dipatok
pada batas atas dan batas bawah. Setiap write-down
mengurangi nilai inventory . Loss pada value (beban) akan
terefleksi pada COGS
-Batas atas adalah NRV
-Batas bawah adalah NRV dikurangi normal profit margin

In this example, the company bought more units than it


sold in years 1 and 2, so we see LIFO layers created. The
ending inventory has one layer of 1,000 from the units
purchased in year 1 for $5 and another layer of 1,000
from the units purchased in year 2 for $6.The inventory
at the beginning of Year 3 has one layer of 1,000 from
the units purchased in Year 1 for $5 and another layer of
1,000 from the units purchased in Year 2 for $6.In Year
3, the company sells all the units in its inventory, 8,000
of which are at $7 and the other 2,000 from the earlier
years.
Note that this does not assume that the actual units are
still in inventory, only the costs associated with the
units.

The company prices its goods to achieve a 50% gross


profit per unit (i.e. 100% markup).The gross margin in
Year 3 is higher because the COGS has the lower perunit costs from the purchases in earlier years.
Penyesuaian atas Inventory
IFRS
Pada IFRS, inventory dihitung pada lower cost or ner
realizable value (LCNRV) dan diperbolehkan adanya reversal
setelahnya.
-Net realizable value adalah harga jual diestimasi dikurangi
estimasi biaya untuk melakukan penjulan dan estimasi biaya
untuk mempersiapkan inventory agar bisa dijual .
Assesment pada NRV dilakukan berdasarkan per item atau
per kelompok atau item terkait. Writes-down dan loss pada
NRV diakui sebagai expense pada income statement
(sebagai bagian dari cost of sales ataupun terpisah

Pertimbangan analitis atas Inventory disclosures


Periksa perubahan pada rasio inventory dibandingkan
secara relatif dengan pertumbuhan penjualan
- Turnover yang tinggi dan Pertumbuhan penjualan yang
lebih rendah dibandingkan perusahaan lain di industri .
Apakah tingkat inventory perusahaan memadai ?
-Turnover yang tinggi dan Pertumbuhan penjualan yang
sama dengan perusahaan lain di industri ,mungkin ini
mengindikasikan pengelolaan inventory yanjg efisien
Periksa perubahan pada komponen inventory dibandingkan
secara relatif ke kompenen lain dan pertumbuhan
penjualan
-Peningkatan signifikan pada inventory (finished goods)
dimana raw materials dan work-in-progress menurun
mengindikasikan kemungkinan penurunan pada demand, Ini
bisa membuat sales dan proft di masa yang akan menjadi
lebih rendah
-Pertumbuhan inventory (finished goods) lebih tinggi dari
pertumbuhan penjualan bisa juga mengindikasikan adanya
penurunan pada demand. DI masa yang akan datang
perusahaan bisa saja memperendah harga jual produknya
untuk menjaga keseimbangan pada invenotry atau
melakukan write-down atas nilai inventory karena faktor
keusangan, keduanya akan mempengaruhi laba secara
negatif
Contoh penyesuaian atas inventory
The Volvo Group reported:
Total inventories (net of allowance) at year end 2008 and 2007,
respectively, as reported on Balance Sheet: SEK 55,045 million
and SEK 43,645 million.Cost of sales for 2008, as reported on
Income Statement: SEK 237,578. Allowance for inventory
obsolescence at year end 2008 and 2007, respectively, as
disclosed in footnote: SEK 3,522 million and SEK 2,837 million
Compare inventory turnover :
-Using numbers reported
-Assuming all past inventory write downs were reversed in
2008.
Inventory Turnover = Cost of Goods Sold/Average Inventory
With allowance (as reported) = 4.81 = 237,578 [(55,045 +
43,645) 2]
Without allowance (adjusted) = 4.51 = 236,893 [(58,567 +
46,482) 2]
Explanation: Cost of Sales is adjusted for the increase in
allowance for obsolescence; for 2008, Cost of Sales is reduced
by 685 (3,522 2,837), giving an adjusted cost of sales of
236,893.
Inventory in each of the two years is increased by the amount
of the allowance.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

462

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Inventory turnover lebih tinggi berdaswarkan jumlah yang
dicatat karena cost of sale akan lebih tinggi (diasumsikan
inventory write0dwons dicatat sebagai bagian dari cost of
sales) dan carrying maount pada inventory akan lebih
rendah dengan sebuah allowance karena adanya keusangan
atas inventory.
Inventory write-down membuat perusahaan terlihat
mengelola inventorynya secara efisien, tetapi Inventory
write-down itu sendiri merfleksikan adanya pengelolaan
yang buruk atas inventory

CHAPTER 9
ANALYSIS OF ASSETS : LONG-LIVED ASSETS

Biaya yang dikapitalisasi dan Biaya yang dibebankan saat


terjadi
Long-lived assets (aset tidak lancar atau aset jangka
panjang) merupakan aset yang diperkirakan memberikan
economic benefit dimasa yang akan datang, lebih dari satu
tahun. Bisa berbentuk tangible (misalnya PPE) , berbentuk
intangibel,maupun berbentuk aset keuangan
Saat akuisisi maka yang akan dikapitalisasi adalah :
-harga pembelian (purchase price)
-pengeluaran agar aset bisa dipergunakan
Subsequent expenditure adalah :
- kapitalisasi jika memberikan benefit pada aset tetap itu
melebih waktu satu tahun
-jika benefit kurang dari setahun maka akan dibebankan
Contoh akuisisi PPE
Related to purchase of towel and tissue roll machine:
10,900 purchase price including taxes
200 for delivery of the machine
300 for installation and testing of the machine
100 to train staff on maintaining the machine
350 paid to a construction team to reinforce the factory
floor and ceiling joists to accommodate the machines
weight
Maintenance:
1,500 for roof repair; expected to extend useful life of
the factory by 5 years.
1,000 for repainting exterior of the factory and
adjoining offices; repainting neither extends the life of
factory and offices nor improves their usability.
The company will capitalize, as part of the cost of the
machine, all costs that are necessary to get the new
machine ready for its intended use: 10,900 purchase
price, 200 for delivery, 300 for installation and testing,
and 350 to reinforce the factory floor and ceiling joists
to accommodate the machines weight (which was
necessary to use the machine and does not increase the
value of the factory).
The 100 to train staff is not necessary to get the asset
ready for its intended use and will be expensed.
The company will capitalize the expenditure of 1,500 to
repair the factory roof because the repair is expected to
extend the useful life of the factory.
The company will expense the 1,000 to have the
exterior of the factory and adjoining offices repainted
because the painting does not extend the life or alter the
productive capacity of the buildings.

Akuisisi pada Intangible assets


Ciri-ciri dari intangible assets :
-tidak memiliki wujud fisik
-termasuk item yang memiliki hak ekslusif (patent, hak
cipta,merek dagang,franchise)
Pencatatan pada aset intangible tergantung pada
bagaiamana ia didapatkan. Ada tiga pertimbangan caranya
yaitu :
1. Dibeli pada situasi selain kombinasi bisnis
Dicatat pada nilai wajar,disamusikan setara dengan harga
pembeliannya (sama dengan aset tangible jangka panjang)
2. Dibentuk atau dibuat secara internal
DI bebankan saat terjadi,tapi ada juga yang dikapitalisasi
3. Didapat saat kombinasi bisnis
Aset yang bisa diidentifikasi dicatat pada nilai wajar,jika
harga akusisi melebihi jumlah total yang bisa dialokasikan
ke aset individual dan liabilitas individual maka
kelebihannya dicatat sebagai goodwill
Aset intengible yang bentuk secara internal
Pada IFRS :
-Pengeluaran pada riset harus dibebankan
-Pengeluaran
pada
development
(pengembangan)
dikapitalisasi
Pada US GAAP :
-Pengeluaran riset dan develpoment keduanya dibebankan
-Untuk biaya terkait software development :
1. Porduk software untuk dijual : pengeluaran untuk R&D
dibebankan, sampai teknologi secara layak bisa diterapkan
baru bisa dikapitalisasi
2. Software untuk digunakan secara internal : pengeluaran
R&D dibebabkan ,sampai penyempurnaannya bisa
didemonstrasikan baru bisa dikapitalisasi
Contoh intangible asset yang dibentuk secara internal
Assume REH AG, a hypothetical company, incurs
expenditures of 1,000 per month during the fiscal
year ended 31 December 2009 to develop software
for internal use.
Question: What is the accounting impact of the
company being able to demonstrate that the
software met the criteria for recognition as an
intangible asset on 1 February versus 1 December?

If the company is able to demonstrate that the


software met the criteria for recognition as an
intangible asset on 1 February, the company would
recognize 1,000 of expense (on the income
statement) during the fiscal year ended 31 December
2009. The other 11,000 of expenditures would be
recognized as an intangible asset (on the balance
sheet). Alternatively, if the company is not able to
demonstrate that the software met the criteria for
recognition as an intangible asset until 1 December,
the company would recognize 11,000 of expense
during the fiscal year ended 31 December 2009, with
the other 1,000 of expenditures recognized as an
intangible asset.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

463

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Kapitalisasi VS Pembebanan (Efek pada laporan keuangan)
Tabel dibawah menunjukkan perbandingan dampak
kapitalisasi
dan
pembebanan.
Kapitallisasi
akan
menunjukkan rasio profitabilitas lebih tinggi (ROE dan Net
profit margin lebih tinggi) di tahun pertama dan rasio
profitabilitas lebih rendah di tahun selanjutnya.
Pembebanan akan menunjukkan pertumbuhan profit lebih
besar pada tahun-tahun yang akan datang

original cost to purchase the asset. In subsequent years, the


beginning book value is simply the ending book value from
the prior year.
The accumulated depreciation equals the amount of
accumulated depreciation from the prior year plus the
depreciation expense for the current year.The ending net
book value equals the original cost minus the accumulated
depreciation. Equivalently, the ending book value equals
the ending book value from the prior year minus the
depreciation expense for the current year. The net book
value at the end of Year 4 is the estimated residual value of
$100.
Double-declining balance method

Metode depresiasi

Metode Garis lurus : Biaya dibebankan secara merata pada


usia masa pakainya
Metode akselerasi : alokasi pembebananan lebih besar di
tahun-tahun awal
Metode unit produksi : Alokasi biaya mengacu pada
penggunaan aset yang sebenarnya pada periode tertentu
Contoh penghitungan beban depresiasi
At the beginning of Year 1, the company buys box
manufacturing equipment for $2,300.
Estimated residual value: $100.
Estimated useful life: 4 years.
For each year, what are the beginning and ending net book
value (carrying amount), end-of-year accumulated
depreciation, and annual depreciation expenses?
Straight line method

For the double-declining balance method, the depreciation


rate is double the depreciation rate for the straight-line
method. Depreciation expense = Beginning net book value
Depreciation rate (until the time period in which calculated
depreciation expense would reduce book value below the
residual value).
The depreciation rate under the straight-line method is 25%
(100% divided by 4 years). Thus, the depreciation rate for
the double-declining balance method is 50% (2 times 25%).
The depreciation expense for the first year is $1,150 (50% of
$2,300). Note that under this method, the depreciation rate
of 50% is applied to the carrying amount (net book value) of
the asset, without adjustment for expected residual value.
Because the carrying amount of the asset is not depreciated
below its estimated residual value, however, the
depreciation expense in the final year of depreciation
decreases the ending net book value (carrying amount) to
the estimated residual value.Beginning net book value: In
the first year, this is the original cost to purchase the asset.
In subsequent years, the beginning book value is simply the
ending book value from the prior year.
The accumulated depreciation equals the amount of
accumulated depreciation from the prior year plus the
depreciation expense for the current year.
The ending net book value equals the original cost minus
the accumulated depreciation. Equivalently, the ending
book value equals the ending book value from the prior
year minus the depreciation expense for the current year.
The net book value at the end of Year 4 is the estimated
residual value of $100.

For the straight-line method, the depreciation expense in


each year equals $550, which is calculated as ($2,300
original cost $100 residual value)/4 years.
Beginning net book value: In the first year, this is the
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

464

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Unit of production method

Under the units-of-production method, depreciation


expense = actual units produced times per unit cost.
Dividing the equipments total depreciable cost by its total
productive capacity gives a cost per unit of $2.75,
calculated as ($2,300 original cost $100 residual
value)/800.
The depreciation expense recognized each year is the
number of units produced times $2.75. For Year 1, the
amount of depreciation expense is $550 (200 units times
$2.75). For Year 2, the amount is $825 (300 units times
$2.75). For Year 3, the amount is $550. For Year 4, the
amount is $275.
Beginning net book value: In the first year, this is the
original cost to purchase the asset. In subsequent years,
the beginning book value is simply the ending book value
from the prior year.
The accumulated depreciation equals the amount of
accumulated depreciation from the prior year plus the
depreciation expense for the current year.
The ending net book value equals the original cost minus
the accumulated depreciation. Equivalently, the ending
book value equals the ending book value from the prior
year minus the depreciation expense for the current year.
The net book value at the end of Year 4 is the estimated
residual value of $100.

Dampak perbedaan metode depresiasi pada rasio


Perbedaan penggunaan metode depresiasi akselerasi
dengan metode garis lurus akan menghasilkan :
1. Beban depreasi yang lebih tinggi di periode awal, jadi
operating profit margin dan ROA akan rendah di periode
awal dan kemudia akan tinggi di periode selanjutnya
2. Total aset rata-rata akan rendah di periode awal dan rasio
turnover aset akan lebih tinggi
Asumsi yang mendasari perbedaan hasil tersebut :
1. Masa pakai lebih lama akan menyebabkan depresiasi
tahunan lebih rendah
2. Nilai residu lebih tinggi akan membuat beban depresiasi
tahunan lebih tinggi
Amortisasi
Merupakan alokasi biaya aset intangible selama masa
pakainya. Aset intangible dengan masa pakai tak terbatas
tidak di amortisasi. Aset intangible dengan masa pakai
terbatas di amortiasasikan menggunakan metode mirip
seperti depresiasi. Dalam menghitung amortisasi
dibutuhkan data :
-jumlah asli saat aset intangible diakui
-estimasi masa pakai
-estimasi nilai sisia di akhir masa pakai

Model revaluasi (Revaluation model)


Model revaluasi merupakan model alternatif dari model
biaya historis (historical cost) untuk valuasi periodik dan
pencatatan aset jangka panjang. Model ini diperbolehkan
digunakan di IFRS. Metode penghitungannya mengunakan
fair value (jika bisia dinilai secara reliabel). Tidak seperti
biaya historis, model ini bisa menyebabkan adanya
penurunan dan kenaikan nilai pada aset jangka panjang.
Model ini bisa digunakan untuk beberapa kelas dimana
biaya historis digunakan di kelas yang lain (penggunaan
model secara parsial pada kelas tertentu), tetapi untuk kelas
yang sama harus menggunakan model yang sama. Model ini
juga boleh dipakai jika ada pasar aktif untuk aset tersebut.
Dalam prakteknya, penggunaan model revaluasi jarang
dipakai untuk tangible aset dan sangat jarang dipakai untu
intangible asset.
Contoh model revaluasi :
1. ) Assume a company has elected to use the revaluation
model for an item of machinery (the companys only longlived asset). The machine was purchased on the first day of
the fiscal period, and measurement date occurs
simultaneously with the companys fiscal period-end.
Cost to purchase machine: 10,000.
a. At the end of the first fiscal period after acquisition,
assume the fair value of the machine is determined to be
11,000. How will the companys financial statements
reflect the revaluation?
b.At the end of the second fiscal period after acquisition,
assume the fair value of the machine is determined to be
7,500. How will the companys financial statements reflect
the revaluation (total decrease in the carrying amount of
the asset is 3,500 (11,000 7,500)?
Answer
a. The balance sheet shows
The asset at a value of 11,000.
A revaluation surplus (an equity component) of 1,000.
Other comprehensive income: 1,000 increase in the value
of the asset.
No impact on profit and loss.
b. Balance sheet
Asset at a value of 7,500.
Revaluation
surplus (an equity component) of 0. Other comprehensive
loss of 1,000, reversing previous increase in the value of
the asset.In profit and loss (i.e., income statement), loss of
2,500
2. ) Assume a company has elected to use the revaluation
model for an item of machinery (the companys only longlived asset). The machine was purchased on the first day of
the fiscal period, and the measurement date occurs
simultaneously with the companys fiscal period-end.Cost to
purchase machine: 10,000.
a.At the end of the first fiscal period after acquisition,
assume the fair value of the machine is determined to be
7,500. How will the companys financial statements reflect
the revaluation?
b.At

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

465

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


the end of the second fiscal period after acquisition, assume
the fair value of the machine is determined to be 11,000.
How will the companys financial statements reflect the
revaluation (total increase in the carrying amount of the
asset is 3,500 (11,000 7,500)?
Answer a. Balance sheet shows the asset at a value of
7,500.
Profit and loss (i.e., income statement) shows a 2,500 loss.
b. Balance sheet shows
The asset at a value of 11,000.
A revaluation surplus (an equity component) of 1,000.
Profit and loss (i.e., income statement): Profit of 2,500
reversing previous loss.
Other comprehensive income of 1,000
Impairment
Impairment merupakan sebuah metode pengalokasian
biaya pada penurunan biaya tak diantisipasi pada sebuah
aset. Secara umum, saat carrying amount pada sebuah saat
tidak dapat dipulihkan (not recoverable) maka carrying
amount tia akan di-write down dan akan diakui impairment
loss. Pembalikan impairment dibolehkan pada IFRS,namun
tidak pada US GAAP
Pada aset tetap seperi PPE,impairmen dilakukan dengan
assesment pada setiap akhir periode pelaporan ,apakah ada
indikasi sehingga perlu melakukan impairment ( bukti
keusangan aset, penurunan demand terhadap produk, atau
adanya kemajuan teknologi). Jika tidak ada indikasi untuk
impairment maka tidak perlu ada pengujian impaitment.
Jika ada maka perlu dilakukan pengujian atas impairment.
Pada IFRS ,impairment loss dihitung sebagai nilai lebih dari
carrying amount terhadap recoverable amount sebuah aset.
Recoverabe amount adalah nilai yang lebih tinggi antara fair
value dikurang cost to sell dan value in use. Value in use
merupakan ekspektasi arus kas masa depan yang
didiskontokan. Pada US GAAP ,menilai recoverability
dilakukan terpisah dari impairment loss. Jika carrying
amount melebihi ekspektasi arus kas masa depan (tak
didiskontokan)
maka aset tidak recoverable ,maka
hitunglah impairment loss yaitu dengan cara melihat nilai
lebih dari carrying amount terhadap fair value pada aset
tersebut.
Contoh impairment pada PPE
A company has a machine used to produce a single
product. The demand for the product has declined
substantially since the introduction of a competing
product. The following information pertains to the
machine:
Carrying amount
18,000
Undiscounted expected future cash flows
19,000
Present value of expected future cash flows
16,000
Fair value if sold
17,000
Costs to sell
2,000
What would the company report for the machine under

IFRS versus U.S. GAAP?


Under IFRS
Recoverable amount: 16,000 (higher of 16,000 vs
(17,000-2000)
Carrying amount:
18,000
Impairment loss:
2,000
Under US GAAP
Yes, it is recoverable because the amount of undiscounted
expected future cash flows (19,000) exceeds the carrying
amount (18,000)
No impairment loss is recognized.
Derecognition
Sebuah perusahaan melakukan derecognition pada aset
(penghapusan aset dar laporan keuangan) , ini dilakukan
saat aset di-disposed atau didigua tidak memiliki benefit lagi
dimasa yang akan datang ,baik untuk digunakan maupun didisposal
Cara melakukan disposal atas aset jangka panjang :
1. Penjualan
Gain /loss = sales proceed carrying amount of asset
Menghasilkan nonoperating Gain /loss
2. Barter atau pertukaran
Perlakuan akuntansinya : menghilangkan carrying amount
aset lamadan menambahkan fair value aset baru,selisihnya
dicatat sebagai Gain /loss
3. Pembuangan
Perlakuan akuntansinya : aset dikurangi sesuai carrying
amount dandcatat loss sebesar carrying amount
Pengungkapan (disclosure) pada aset jangka panjang
Dilakukan di seluruh laporan keuangan (Neraca, laporan
laba rugi,laporan arus kas dan catatan). Neraca melaporan
nilai carrying value dari aset. Laporan laba rugi
menunjukkan beban depresiasi sebagai lini item
terpisah,Laporan arus kas merlaporkan akuisisi dan disposal
aset tetap di bagian investing ,serta melaporkan depresiasi
dan amortisasi di bagian operating. Catatan atas laporan
keuangan mengungkapkan metode akuntansi, jumlah beban
depresiasi tahunan, perkiraan estimasi masa pakai pada
kategori utama aset tetap, biaya historis pada kategori
utama aset tetap,dan akumulasi depresiasi pada kategori
utama aset tetap.
Rasio yang digunakan untuk menganalisa aset tetap
Rasio turnover aset tetap :
-dihitung sebagai total revenue dibagi aset tetap rata-rata
-menunjukkan hubungan antara total revenue dan investasi
pada PPE
-semakin tinggi rasio,semakin tinggi jumlah penjualan yang
mampu dilakukan perusahaan dengan jimlah tertentu
investasi pada aset tetap
-rasio turnover aset yang lebih tinggi sering diinterprestasi
sebagai indikator efisiesi yang lebih besar
Rasio umur aset merupakan indikator ebutuhan reinvestasi
pada kapasitas produktif sebuah perusahaan :
-umur rata-rata aset berdasarkan estimasi akumulasi
depresiasi dibagi dengan beban depresiasi
-rata-rata umur sisa aset diestimasikan sebagai net PPE
dibagi dengan beban depresiasi
-Total masa pakai dari PPE di estimasikan sebagai total biaya
histors PPE dibagi dengan beban depresiasi tahunan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

466

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Rasio umur aset

CHAPTER 10
ANALYSIS OF LIABILITIES

Konten dalam sebuah obligasi


1. Nilai utang berdasarkan perkiraan present value atas
pembayaran di masa yang datang
2. Bagiamana cara menerbitkan utang :
-diterbitkan pada nilai par
-diterbitkan pada harga selain nilai par
-tanggal
penerbitan,
pembayaran
bunga
periodik,repayment
3. Peran perjanjian utang untuk melindungi kreditur
Arus kas obligasi pada peminjam

Grafik diatas menunjukkan ilustrasi depresasi aset,


asumsikan sebuah aset memiliki initial cost $100 dan masa
pakai 10 tahun serta nilai residu $0. Setip tahun
,perusahaan mencatat beban depresiasi $10, jadi akumulasi
depresiasi akan sama dengan $10 dikali jumlah tahun sejak
aset didapat (saat aset berumur 7 tahun,akumlasi depresiasi
adalah $70).
Investasi properti
Investasi properti pada IFRS :
Properti investasi didefinisikan sebagai properti yang
dimiliki untuk tujuan Investasi properti bisa dinilai
menggunakan cost model atau fair value model
Cost model : sama dengan PPE
Fair value model : peubahan fait value aset mempengaruhi
net income
Investasi properti pada US GAAP
Tidak ada defenisi spesifik pada investasi properti.
Kebanyakan persahaan real estate yang memegang
pinvestasi properti menggunakan model baya historis
Leases
Merupakan kontrak antara pemilik aset yaitu pemberi sewa
(lessor) kepada pihak lain yaitu penyewa(Lesse). Pemberi
sewa memberikan has untuk menggunakan aset kepada
penyewa. Dalam pertukaran hak pakai itu, penyewa
membaya sewa secara periodik kepada pemberi sewa.
Kelebihan menyewakan aset daripada membelinya :
1. Leases bisa membuat biaya financing lebih rendah,
karena hanya membayar DP dan bunga tetap yang rendah
2. Negosiasi leases bisa membuat privisi lebih tidak ketat
daripada bentuk peminjaman lain
3. Leasing bisa mengurangi resiko keusangan,nilai sisa,dan
disposi aset penyewa
Beberapa jenis leases memiliki keuntungan dalam
pelaporan keuangan dan perpajakan,karena tidak dicatat
sebagai debt di neraca, dan item leases ini juga tidak dicatat
sebagai aset maka tidak akan ada pencatatn beban bunga
dan beban depresiasi di laporan laba rugi
Akuntansi pada leases saat ini merupakan proyek gabungan
dari IASB dan FASB

Gambar di atas menunjukkan waktu terkait arus kas terkait


obligasi pada peminjamm . Pada saat penerbitan
obligasi,debitur mendapat kas sebagai ganti menerbitkan
obligasi. Selanjutnya, debitur akan membayar bunga
periodik sesuai tingkat suku bunga kupon. Pada saat
maturity, debitur membayar nilai pokok hutang.
Obligasi merupakan perjanjian kontrak (indenture) oleh
sebuah perusahaan untuk membayar kas di masa yang akan
datang kepada krediturnya (pemegang obligasi) untuk
mendapatkan kas saat ini.
Harga saat penerbitan
ditentukan sebagai present value dari pembayaran di masa
yang datang yang dijanjikan didalam perjanjian obligasi.
Umumnya obligasi memiliki dua jenis pembayaran kas :
1. Nilai pokok obligasi (principal ,par value, stated
value,maturity value)
2. Pembayaran bunga periodik (coupon rate, nominal
rate,stated rate)
Contoh penentuan nilai sebuah obligasi
Assumptions about the debt instrument (the bond):

Principal = $1,000; Coupon interest rate = 10%; Maturity = 5


years
Future cash flows for a five-year, 10% bond, $1,000
principal.
Payments include periodic interest payments and principal
payment.
The market value of a bond is equal to the present value of
its future cash flows.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

467

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Assumption about the debt market on the day of valuing:


Market rate (yield or effective rate): Return the market
demands on that bond on day we are valuing it = 10%.
For simplicity, assume a flat interest rate yield curve.
Bond will be issued at par (i.e., 100% of face value).
Present Value of total payment : PV = FV/[(1+i)n]
The sum of the present value of the total payments is
$1,000.
Calculating the value of the bonds at issuance and thus the
sales proceeds involves three steps:
(1) identifying key features of the bonds and the market
interest rate,
(2) determining future cash outflows, and
(3) discounting the future cash flows to the present (sum of
the present value of the future payments of interest and
principal).
As shown, because the market rate is equal to the coupon
interest rate, the bonds will be issued at par (i.e. at 100% of
face value). Ignoring issuance costs, the issuing company
will receive sales proceeds (cash) equal to the face value of
the bonds

It is Recorded in the long-term liability section of the


balance sheet because maturity date is > one year away
Issuers balance sheet: Increase cash for $1,000 and
increase bond payable for $1,000.
Issuers journal entry: Debit cash and credit bonds payable

Issuers balance sheet when principal repaid: Decrease cash


and decrease bonds payable.
Issuers journal entry: Debit bonds payable and credit cash.

The year-by-year effect on the issuers balance sheet.


In the first year, cash (an asset) increases and bonds (a
liability) increase.
In the following years, at each interest payment, cash (an
asset) decreases and an interest expense is recorded. (An
interest expense appears as a negative in this spreadsheet
because it reduces owners equity; expenses reduce net
income, which, in turn, reduce retained earnings.)

Diskonto dan premium pada pbligasi


Seringkali tingkat bunga kontrak dan tingkat bunga pasar
berbeda, Maka dari itu obligasi dijual pada nilai dibawah
atau diatas face value

Contoh pencatatan akuntansi


diterbitkan pada diskonto
For simplification, assume each interest payment occurs on
the last day of the fiscal year.
Issuers balance sheet when interest paid: Decrease cash
and increase interest expense (which reduces owners
equity).
Issuers journal entry: Debit interest expense, credit cash.

pada

obligasi

Principal = $1,000; Coupon interest rate = 10%, paid


annually; Maturity = 5 years.
Return the market demands on the bond on the day we are
valuing it = 12%. Issued at 92.8 (i.e., 92.8% of face value).
At issuance, cash increases by $928 and bonds payable

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

yang

468

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


increases by $1,000. What do we do with the difference?
We show it as a discount to bonds payable

Issuers Balance Sheet Presentation (Book value or carrying


value of Long term liabilities

The market rate at the time of issuance is the effective


interest rate or borrowing rate that the company incurs on
the debt.
Each year:
Cash interest payment = Principal x Coupon rate x Time
= $1,000 10% 1 year = $100
Interest expense = Carrying value Effective rate Time
Amortization of discount = Interest expense Cash interest
payment
Net Inc.
Bonds Discou C/ to Ret.
Payable nt
S Earnings

Transaction Year Cash


Initial
Begin
borrowing 1
928
1,000
Pay
interest
1
100
Pay
interest
2
100
Pay
interest
3
100
Pay
interest
4
100
Pay
interest
5
100
Pay
principal
5
1,000 1,000
-111 = $928 x 12% x 1

72
11

111

Interest exp.

13

113

Interest exp

14

114

Interest exp

16

116

Interest exp

18

118

Interest exp

-113 = ($928 + $11)x12% + 1

The table shows cash, discount, and interest expense over


all five years.
By maturity, the amount of discount amortized = $72, so
the carrying amount of the discount is zero and the carrying
value of the bonds equals the principal amount in bonds
payable.
Contoh pencatatan akuntansi
diterbitkan pada Premium

We show it as a premium to bonds payable


The present value of the future cash flows discounted at 8%
are $1,080 (rounded).
On financial calculator, FV = $1,000, PMT = $100, i = 8%, n =
5 years. Solve for PV, which equals $1079.8542.
Or FV = $100, n = 5 years, i = 8%, PMT = $10. Solve for PV,
which equals $107.9854. Multiply face value by
107.9854%.
The sales proceeds of the bonds when issued are $1,080.
The bonds sell at a premium of $80 because the market rate
when the bonds are issued (8%) is less than the bonds
coupon rate (10%).
At issuance, reflected on the balance sheet as an increase of
cash and an increase in a long-term liability, bonds payable
of $1,080. The bonds payable is composed of the face value
of $1,000 plus a premium of $80.
The bond premium account is an adjunct account. It
increases the carrying value of the bonds payable.
Issuers journal entry: Debit cash ($1080), credit bonds
payable ($1,000), and credit premium on bonds payable
($80).

pada

obligasi

yang

Principal = $1,000; Coupon interest rate = 10%, paid


annually; Maturity = 5 years.
Return the market demands on the bond on the day we are
valuing it = 8%. Issued at 108 (i.e., 108% of face value).
At issuance, cash increases by $1080 and bonds payable
increases by $1,000. What do we do with the difference?

The table shows cash, discount, and interest expense over


all five years.
The bond premium is an adjunct account.Each year, the
cash interest payment is calculated as Principal Coupon
rate Time.For every year, the calculation is $1,000 10%
1 year = $100. Each year, the interest expense is calculated
as the Carrying value Effective rate Time.
For the first year, the calculation is $1,080 times 8% 1 year
= $86.
Each year, the amortization of the premium is calculated as
Cash interest payment Interest expense.For the first year,
the amount of premium amortized is $100 $86 = $14.By
end of five years, the balance in the premium account is $0,
so the carrying value of the bonds payable equals the face
value
Assets
Owners
=
Liabilities +
Equity
Net Inc.
Bonds
to Ret.
Transaction Year Cash Payable Premium CS Earnings
Initial
Begin
borrowing 1
1,080 1,000 80
Pay
interest
1
100
14
86
Interest e
Pay
interest
2
100
15
85
Interest e
Pay
interest
3
100
16
84
Interest e
Pay
interest
4
100
17
83
Interest e

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

469

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Pay
interest
Pay
principal

5
5

100
19

1,000 1,000

81

-memanggil untuk membayar utang secepatnya


Interest expense
Contoh penyajian utang (Debt) di laporan keuangan :
Excerpt from 2011 and 2010 balance sheets of ColgatePalmolive Inc.

Harga obligasi setelah penerbitan


Obligasi bisa diterbitkan pada :
-Face value
-Dibawah face value (diskonto)
-di atas face value (premim)
Setelah penerbitan, obligasi bisa diperualbelikan pada face
value, pada diskonto,atau pada premium tergantung tingkat
suku bunga saat itu Perubahan nilai setelah penerbitan ini
tidak mempengaruhi nilai obligasi pada laporan keuangan
debitur kecuali debitur memilih opsi fair value (cukup jarang
ditemui)
Pembayaran obligasi
Bisa ditebus pada saat maturity atau sebelum maturity,
Sebuah perusahaan bisa saja menebus obligasinya lebih
awal utnuk mengurangi beban bunga atau menghilangkan
debt dari neraca
Perlakuan untuk menebus obligasi lebih awal :
-eliminasi carrying value obligasi saat tanggal penebusan
-catat kas yang dibayarkan
-akui gain or loss saat penebusan

Contoh pengungkapan pada catatan atas laporan


keuangan terkait utang (Debt)
Brief excerpt from Note 5 of Colgate Palmolives 2011
financial statements.

Gain or loss on bond repurchase = Net Bonds payable repurchase payment


Jumlah repurchase payment akan bergantung pada tingat
suku bunga pasar saat itu. Pada IFRS biaya penerbitan
utang dimasukan pada penghitungan liabilitas (termasuk di
dalam carrying amount), sedangkan pada US GAAP ,biaya
penebutaan utang dipisah dan dianortisasi sepanjang umur
obligasi,jika tidak diamortiasi maka harus di wirte off saat
penebusan dan dimasukan kepdala gain or loss on debt
repurchase
Perjanjian utang
Perjanjian melindungi kreditur dengan membatasi aktivitas
debitur. Ada dua jenis perjanjian yaitu :
1. Perjanjian afirmatif
Membatasi aktivitas debitur,seperti mengharuskan debitur
menjaga rasio finansialnya ata melakukan maintencae
teratur pada aset riil yang dijadikan jaminan
2. Perjanjian negatif
Mengharuskan
debitur
agar
tidak
melakukan
seusatu,misalnya membatasi investasi, pembayaran
deviden,atau mengambil keputusan strategis dan operasi
yang bisa mempengaruhi kemampuan perusahaan
membayar pokok hutang dan bunganya
3. Perjanjian biasa
Membatas bagaimana penggunaan uang yang dipinjamkan,
melakukan maintantence ata jaminan sekuritas, membatasi
penambahan
peminjaman,pembatasan
dividen,dan
keharusan memenuhi syarat working capital secara spesifik
Jika debitur melanggar perjnajian utang, maka kreditur bisa
:
-menghapus kontrak
-mengenakan denda atau mengenakan bunga lebih tinggi
-negoisasi ulang

Pengungkapan akan menyediakan informasi pada jenis dan


sifat dari utang sebuah perusahaan. Catatan ini
menunjukkan tingkat suku bunga tercantum dan
efektif,tanggal maturitas, aturan yang diberikan pada
perjanjian utang,dan jaminan (jika ada),serta jumlah
penjadwalan pembayaran utang selama lima tahun
mendatang
Pada contoh diatas Colgate,mengungkapkan bahwa
commercial paper dikalsifikasikan sebagai utang jangka
panjang sebagaimana kemampuan refinancing kewajiban
tersebut pada basis jangka panjang
Leases
Merupakan kontrak antara pemilik aset yaitu pemberi sewa
(lessor) kepada pihak lain yaitu penyewa(Lesse). Pemberi
sewa memberikan has untuk menggunakan aset kepada
penyewa. Dalam pertukaran hak pakai itu, penyewa
membaya sewa secara periodik kepada pemberi sewa.
Kelebihan menyewakan aset daripada membelinya :
1. Leases bisa membuat biaya financing lebih rendah,
karena hanya membayar DP dan bunga tetap yang rendah

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

470

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


2. Negosiasi leases bisa membuat privisi lebih tidak ketat
daripada bentuk peminjaman lain
3. Leasing bisa mengurangi resiko keusangan,nilai sisa,dan
disposi aset penyewa

Leases pada perspektif penyewa

Beberapa jenis leases memiliki keuntungan dalam


pelaporan keuangan dan perpajakan,karena tidak dicatat
sebagai debt di neraca, dan item leases ini juga tidak dicatat
sebagai aset maka tidak akan ada pencatatn beban bunga
dan beban depresiasi di laporan laba rugi
Ada dua jenis klasifikasi utama dari leases yaitu :
1.Finance lease (capital leases)
Pembelian sejumlah aset (menyewa untuk dibeli nantinya)
oleh penyewa yang langsung dibiayai oleh penyewa sendiri
2.Operating leases.
Perjanjain yang memperbolehkan penyea menggunakan
aset untuk periode tertentu (rental atas aset)
Finance leases adalah terminologi IFRS dan Capital lease
adalah
terminologi
US
GAAP.Seorang
penyewa
memperlakukan finance leases sebagai kewajiban pada
neraca.Penyewa tidak menampilkan operating leases di
neraca

Contoh pengungkapan Leases :

Leases dari perspektif pemberi sewa

We have subleases related to certain of our operating


leases. During fiscal 2011, 2010, and 2009, we recognized
sublease income of $13.7 million, $10.9 million, and $7.1
million, respectively.
We had capital lease obligations of $1.4 million and $2.6
million as of October 2, 2011, and October 3, 2010,
respectively. Capital lease obligations expire at various
dates, with the latest maturity in 2014. The current portion
of the total obligation is included in other accrued liabilities
and the remaining long-term portion is included in other
long-term liabilities on the consolidated balance sheets.
Assets held under capital leases are included in net property,
plant, and equipment on the consolidated balance sheets.
Pengungkaapan diatas menyatakan beban rental dam
komitmen masa depan pada operating leases yang tidak
bisa dibatalkan. Alais biasanya kempertimbangkan kewajian
operating lease yang tidak bisa dibatalkan setara dengan
kewajiban pada neraca dan menggunakan disclosre pada
catatan kaki untuk melakukan adjustment
Jenis-jenis benefit pasca-masa purna : rencana pensiun

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

471

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Contoh evaluasi atas rasio solvency

Penyajian dan pengungkapan pada rencana pensiun

Rasio leverage dan coverage


Solvency merupakan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
Ada dua jenis rasio solvency yang umum digunakan :
1. Leverage ratio
Fokus pada neraca,menghitung jumlah relatif utang pada
struktur kapital perusahaan
2. Coverage ratio
Fokus pada laporan laba rugi dan laporan arus as,
menghitung
kemampuan
perusahaan
menutupi
pembiayaan terkait utangnya.
Rasio leverage dan coverage

For Nokia
Debt to assets for 2008: 11.2% = (3,578+13+861)/39,582.
Debt to assets for 2007: 2.9% = (714+173+203)/37,599.
For Ericsson
Debt to assets for 2008: 10.7% =
(1,639+3,903+24,939)/(285,684).
Debt to assets for 2007: 11.1% =
(2,831+3,068+21,320)/(245,117).
Nokias leverage ratios all increased from 2007 to 2008,
suggesting weakening solvency. Comparing debt year to
year, we observe that leverage ratios increased because of a
significant increase in short-term borrowings and an
increase in long-term interest bearing debt without a similar
increase in shareholders equity. In fact, shareholders
equity declined.
On the other hand, Ericssons leverage ratios appear fairly
similar for 2007 and 2008. During 2008, it appears as
though Ericsson shifted away from short-term borrowings
to long-term debt.
In 2007, all three of Nokias leverage ratios (not shown on
slide) were lower than Ericssons. In 2008, the opposite was
true. Ericssons capital structure seems fairly constant over
the two years, whereas Nokias capital structure has shifted
toward more debt.
For Nokia
Interest coverage ratio for 2008: 32.0 = (4,966/155).
Interest coverage ratio for 2007: 135.3 = (7,985/59).
For Ericsson
Interest coverage ratio for 2008: 9.6 = (16,252/1,689).
Interest coverage ratio for 2007: 20.3 = (30,646/1,513).
Nokias interest coverage ratio decreased from 2007 to
2008 because of a decrease in EBIT and an increase in
interest payments. Even with the decrease, Nokia appears
to have sufficient operating earnings to cover interest
payments. Similarly, Ericssons interest coverage ratio
decreased from 2007 to 2008, primarily because of a
decrease in EBIT. Ericsson also appears to have sufficient

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

472

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


operating earnings to cover interest payments.
Nokias ability to cover interest payments is greater than
Ericssons, although both companies appear to have
sufficient operating earnings to cover interest payments.

CHAPTER 13
ANALYSIS OF INCOME TAXES

Laba akuntansi (accounting profit) dan taxable income


Laba akuntansi merupakan jumlah yang dilaporkan sesuai
standar akuntansi (pendapatan sebelum pajak,tidak
termasuk provisi beban pajak penghasilan). Taxable income
merupakan sasaran dari pajak penghasilann dibawah
yurisdiksi perpajakan. Karena adanya guideline berbeda
bagaimana income dilaporan di laporan keuangan dan
bagaiaman dihitung untuk tujuan pajak peghasilan,maka
laba akuntansi dan taxable income bisa berbeda.
-Saat taxable income lebih besar dari laba akuntansi maka
utang pajak pendapatan aktual akan melebihi beban pajak
penghasilan dan akan meningkatkan defered tax asset.
- Saat laba akuntansi lebih besar dari taxable income makan
beban pajak penghasilan akuntansi akan melelbihi utang
pajak penhgasilan ,maka akan meningkatkan deferred tax
liabilites.
Tax base : jumlah dimana set atau liabilitas dinilai untuk
tujuan perpajakan
Carrying amount : jumlah dimana aset atau liabilitas dinilai
sesuai prinsip akuntansi
Perbedaan laba akuntansi dan taxable income bisa terjadi
dalam beberapa bentuk :
-revenue dan expenses diakui pada satu periode untuk
tujuan akuntansi dan periode berbeda untuk tujuan
perpajakan
-revenue dan expense spesifik diakui untuk tujuan akuntansi
dan bukan untuk tujuan perpajakan ,atau tidak diakui untuk
tujuan akuntansi tapi diakui untuk tujuan perpajakan
-Carrying amout dan tax base dari sebuah aset dan liablitas
berbeda
-deductibilty dari gain or losses berbeda untuk tujuan
akuntansid an tujuan income tax
- kerugian pajak dibawa pada beberapa periode ke depan
-penyesuaian data finasialyang dilaporkan pada tahun
sebelumnya tidak diakui setara pada tujuan akuntansi dan
tujuan perpajakan atau dikakui pada periode berbeda
Contoh laba akuntansi dan taxable income

Assume a company owns equipment purchased at the


beginning of the 2004 fiscal year for 20,000. For simplicity,
assume a salvage value of 0 at the end of the equipments
useful life. Assume a tax rate of 30%. For accounting, annual
depreciation is 2,000 (20,000 10). For taxes, annual
depreciation is 2,857 (20,000 7). Each fiscal year, the
depreciation expense related to the use of the equipment
will, therefore, differ for tax and accounting purposes (tax
base versus carrying amount), resulting in a difference
between accounting profit and taxable income.
In this example, the depreciation expense is the only
difference between accounting profit and taxable profit.
The amount of the difference each year is 257, which is the
30% tax impact of the accounting depreciation (2,000)
minus tax depreciation (2,857) = 857 30% = 257. In
each year shown, the deferred tax liability increases by
257.
As shown, the tax expense based on accounting profit
before tax is an aggregate of income tax payable and
changes in deferred tax liabilities.

Top table: Income tax based on financial accounting is the


aggregate of the income taxes payable and the change in
the deferred tax liability.
Bottom table: At each year, the balance of the deferred tax
liability is equivalent to the carrying value for accounting
purposes minus the tax base times the tax rate.
In each fiscal year, the carrying amount of the equipment
exceeds its tax base. For tax purposes, therefore, the asset
tax base is less than its carrying value under financial
accounting principles. The difference results in a deferred
tax liability.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

473

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Assume a company owns equipment purchased at the
beginning of the 2004 fiscal year for 20,000. For simplicity,
assume a salvage value of 0 at the end of the equipments
useful life. Assume a tax rate of 30%. For accounting, annual
The comparison of the tax base and carrying amount of
equipment shows what the deferred tax liability should be
on a particular balance sheet date.
2004: (18,000 17,143) 30% = 257
2005: (16,000 14,286) 30% = 514
2006: (14,000 11,429) 30% = 771
In each fiscal year, only the change in the deferred tax
liability is included in the calculation of the income tax
expense reported on the income statement prepared for
accounting purposes.
Tax base of asset
Basis pajak dari aset adalah jumlah yang akan dikurangkan
untuk tujuan pajak pada periode mendatang sebagai benefit
ekonomis yang akan direalisasi dan perusahaan akan
memilihkan carrying amount dari aset tersebut
Contoh :
1. Company ABC capitalized development costs of 3
million and amortized 500,000 of this amount during the
year. For tax purposes, amortization of 25% per year is
allowed.
Carrying amount is (3,000,000 500,000) = 2,500,000.
Tax base is *3,000,000 (25% 3,000,000)+ =
2,250,000.
2. Company ABC incurred 500,000 in research costs, all
of which were expensed in the current fiscal year for
financial reporting purposes. Assume that applicable tax
legislation requires research costs to be expensed over a
four-year period rather than all in one year.
Carrying amount is 0.
Tax base is (500,000 500,000/4) = 375,000.

purposes but taxed on a cash basis.


Carrying amount of the liability is 10 million.
Tax base is 0.
3. Donations
Company ABC made donations of 100,000 in the current
fiscal year. The donations were expensed for financial
reporting purposes but are not tax deductible based on
applicable tax legislation.
No liability, tax base is 0, difference is permanent.

Perubahan tarif pajak


Perhitungan deferred tax asset dan deferred tax liabilities
berdasarkan hukum pajak yang berlaku. Jika ada perubahan
pada hukum pajak (tingkat pajak penghasilan, maka
deferred tax and liabilites saat ini harus disesuaikan untuk
merefleksikan efek atas perubahan tersebut. Efek yang
dihasilkan atas perubahan ini termasuk ke dalam penentuan
laba akuntansi di peridoe tersebut.Penurunann pada tingkat
pajak mengurangi deferred tax liability yang akan
mengurangi pembayaran pajak di masa depan, dan akan
mengurangi deferred tax asset yang tentunya akan
mengurangi nilainya terhadap offset dari pembayaran pajak
di masa depan
Contoh
Assume a company owns equipment purchased at the
beginning of the 2004 fiscal year for 20,000. For simplicity,
assume a salvage value of 0 at the end of the equipments
useful life. Assume a tax rate of 30%.

Tax base of liability


Merupakan carrying amount dari liability dikurangi jumlah
yang akan dikurangi untuk tujuan pajak di masa yang akan
datang. Karena akan mendapat pembayaran dari konsumen
didepan untuk menyediakan barang atau jasa, tax base
untuk liability tersebut adalah carrying amount dikurangi
sejumlah revenue yang tidak dipajaki di masa yang akan
datang
Contoh :
1. Interest received in advance
Company ABC received in advance interest of 300,000. The
applicable tax legislation requires that interest be
recognized as part of taxable income on the date of receipt
of payment.
Carrying amount of the liability is 300,000.
Tax base is 0.
2. Rent received in advance
Company ABC recognized 10 million for rent received in
advance from a lessee for an unused warehouse building.
Rent received in advance is deferred for accounting

At each year, the balance of the deferred tax liability is


equivalent to the carrying value for accounting purposes
minus the tax base times the tax rate.In each fiscal year, the
carrying amount of the equipment exceeds its tax base. For
tax purposes, therefore, the asset tax base is less than its
carrying value under financial accounting principles. The
difference results in a deferred tax liability.
The comparison of the tax base and carrying amount of
equipment shows what the deferred tax liability should be
on a particular balance sheet date.
After the tax rate change in 2006, the amount of the
deferred tax liability is (14,000 11,429) 25% = 643.
The amount of the reduction is 128, rounded (771

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

474

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


643).
The companys provision for income tax expense is also
affected by the change in tax rates. Taxable income for 2006
will now be taxed at a rate of 25%. The benefit of the 2006
accelerated depreciation tax shield is now only 214 (857
25%) instead of the previous 257 (a reduction of 43). In
addition, the reduction in the beginning carrying value of
the deferred tax liability for 2006 (the year of change)
further reduces the income tax expense for 2006. The
reduction in income tax expense attributable to the change
in tax rate is 85: (30% 25%) 1,714 = 85. Note that
these two components together account for the reduction
in the deferred tax liability (43 + 85 = 128).
Perbedaan temporer dan perbedaan permanen
Sebuah deferred tax asset or liabilty terjadi jika ada
perbedaan akuntansi dan perpajakan yang bersifat
temporer (jika akan membalik sendirinya di tanggal
mendatang) dan terjadi dika item di neraca akan
menimbulkan benefit ekonomi atau biaya di masa
mendatang. Perbedaan permanen antara akuntansi dan
perpajakan pada revenue atau expense adalah perbedaan
yang tidak akan dibalik pada tanggal mendatang,karenatidak akan menaikkan deferred tax,menghasilkan
perbedaan antara tingkat pajak efektif dan tingkat pajak
statutory,-perbedaannya mencakup income atau expense
yang tidak diperbolehlan oleh hukum perpajakan dan kredit
pajak untuk pengeluaran yang mengurangi pajak Contoh :

Contoh atas klasifikasi pada tabel :


1. Dividen dari anak perusahaan tidak dikenakan pajak
2. Pengurangan pajak atas bad debt expense yang
diperbolehkan lebih kecil daripada yang diakui di laporan
keuangan, donasi diakui sebagai expense di laporan
keuangan tidak bileh mendapat pengurangan pajak
3. Biaya development diamortisasi lebih lambat daripada
yang dilaporkan
4. Biaya riset yang dibebakan untuk laporan keuangan
tetapi diakui pada periode waktu perpajakn
5. Revenue dikenakan paak saat kas diterima tetapi diakui
dilaporan saat didapat
Perlakuan atas perbedaan temporer
Dibawah ini dijabarkan bagaiaman perbedaan antara basis
pajak dan carrying amount dari aset dan liabilities
menaikkan deferred tax asset atau deferred liabilites

Cadnagan valuasi (Valuation allowance)


Merupakan sebuah kontra akun terhadap deferred tax asset
berdasarkan kecenderungan realisasi benefeit dari deferred
tax aset di periode mendatang. Ini akan meralisasikan
benefit dari posisi pembayaran pajak
Deferred tax asset harus diniali apada setiap tanggal neraca
. Jikaq ada keraguan relaisasi benefit maka carrying amount
dikurangi
terhadap
recoverable
amount
yang
diekspektasikan (mengurangi deferred tax asset dan
income). Jika ada perubahan sesudahnya dan akan
memulihkan deferral maka pengurangan itu akan dibalik,
Pembalikan meningkatkan deferred tax asset and income
Contoh disclosure atas valuation allowance (deferred tax
asset)

The Company has a valuation allowance against


substantially all of its U.S. net deferred tax assets. As of
August 31, 2006, the Company had aggregate U.S. tax net
operating loss carryforwards of $1.7 billion and unused U.S.
tax credit carryforwards of $164 million. The Company also
has unused state tax net operating loss carryforwards of
$1.4 billion and unused state tax credits of $163 million.
During 2006, the Company utilized approximately $1.1
billion of its U.S. tax net operating loss carryforwards as a
result of IMFT, MP Mask and related transactions.
Substantially all of the net operating loss carryforwards

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

475

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


expire in 2022 to 2025 and substantially all of the tax credit
carryforwards expire in 2013 to 2026.
Excerpt from notes to financial statements
Micron Technology (2006), 10-K
Perusahaan mengungkapkan cadangan valuasi sebesar $915
juta terhadap total deferred tax asset senilai $1547 juta di
tahun 2006. Telrihat bahwa perusahaan tidak mampu
menghasilkan taxable profit untuk menggunakan deferred
tax asset,meskipun perusahaan profitabel dibeberapa tahu
terakhir, Catatan mengungkap adanya 1,1 milyar dolar
kerugian operasi bersih yang diasumsikan carrying forward
Deferred tax asset akan kadaluarsa tahun 2022-2025 untuk
net operating loss carryong-forwards dan tahun 2013-2026
untuk tax credit carrying-forward
Karena perusahaan masih mudah maka sangat mungkin
kadaluarsa terjadi di kahir periode tahun-tahun tersebut.
Karena net operating loss carrying forward kumlatifnya
adalah $1,7 milyar makan cadangan baluasi menyiratkan
bahwa perusahaan tidak akan mendapatkan $1,7 milyar
selama 20 tahun mendatang

Provisi pajak penghasillan yang rendah menyebabkan net


income yang lebih tinggi. Taxable income dan pajak
penghasilan yang sebenarnya tidak dipengaruhi atas
cadangan valuasi, karena hanya dibuat untuk laporan
keuangan. Pengurangan potensial bisa juga mengurangi
pajak penghasilan yang dicatat pada tahun-tahun
mendatang
Contoh disclosure pada deferred tax asset

Contoh disclosure atas valuation allowance (Rekonsiliasi


antara statutory tax rate dan jumlah provisi pajak
penghasilan pada Laporan laba rugi)

Kutipan di atas menunjukkan catatan kaki atas laporan


keuangan yang menunjukkan tingkat pajak statutory dan
jumlah provisi pajak penghasilan pada laporan laba rugi.
Ditunjukkan bahwa pada tahun 2006, engurangan pada
cadangan valuasi mengurangi provisi pajak penghasilan
sebagaimana dicatat pada laporan laba rugi sebesar $103
juta

Pada kutipan diatas terlihat bahwa net deferred tax asset


adalah $47 juta di akhir tahun 2006,dan ditunjukkan pula
dimana mereka dilaporkan (contohnya $26 juta dicatat
sebagai deferred tax asset dsb.)
Contoh dicslosure deferred income taxes pada neraca

Contoh disclosure atas provisi pajak penghasilan

Pada kutipan ditas ditunjukkan bahwa ada $26 juta deferred


tax aset lancar dan $49 juta deferred income tax asset and
liabilites

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

476

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Rencana pensiun bisa didefinisikan sebagai defined
contribution (DC) atau defined benefit (DB)

Kutipan di atas menunjukkan adanya $28 juta deferred


income tax liabilites yang tidak lancar. Analis harus
mengklasifikasi deferred tax liability sebagai debt jika
liabilitas diekspektasikan akan dibalik setelah pembayaran
pajak. Jika tidak ada pembalikan, maka tidak ada ekspektasi
arus keluar dari kas dan liabilitas harus dianggap sebagai
ekuitas, misalnya kerugiam di masa mendatang bisa saja
sudah termasuk pembayaran pajak penghasilan atau
perubahan pada hukum perpajakan membuat paja itu tidak
pernah dibayarkan. Deferred tax liability harus dikecualikan
dari debt maupun equity saat jumlah dan waktu
pembayaran pajak ,hasil dari pembalikan atas perbedaan
temporer adalh tidak jelas.
Perbandingan perlakuan perpajakan pada IFRS dan US
GAAP

-Pada rencana pensiun defined contribution (DC), kontribusi


spesifik dibuat kepada rencana kerja pekerja oleh pemberi
kerja. Biasanya akun individual dibuat untuk tiap pekerja
dan akun-akun itu diinvestasikan melalui perantara finansial
seperti perusahaan manajemen investasi atau perusahaan
investasi
- Pada rencana pensiun defined benefit (DB) ,jumlah
pension benefit sudah ditentukan,biasanya berdasarkan
umur, masa bekerja, kompensasi,dsb. Misalnya, sebuah
rencana pensiun DB dibayarkan kepada pensiunan setiap
tahun sampai yang bersangkutan meninggal dunia,
jumlahnya setara dengan x persen dari gaji di tahun terakhir
dikali masa bekerja
Kewajiban pemberi kerja
Pada rencana pensiun DC , setelah pemberi kerja membuat
perjanjian kontribusi pensiun pada seluruh karyawan,
umumnya di periode yang sama dimana pekerja bekerja ,
maka pemberi kerja tidak berkewajiban membayar melibihi
jumlah tersebut. Pemberi kerja tidak memiliki kewajiban
lagi di masa depan, tidak menanggung resiko kalau
perencanaan aset tidak memenuhi kebutuhan pekerja di
masa mendatang, dan dampaknya pada laporan keuangan
perusahaan mudah dinilai karena perusahaan tidak memiliki
kewajiban di luar kontribusi yang sudah ditetapkan

Pada rencana pensiun DB, pembayaran gaji pensiun dimasa


mendatang merepresentasikan sebuah liability atau
kewajiban perusahaan yang dihitung berdasarkan berbagai
asumsi dan perhitungan aktuarial ,yaitu :
1. employee turnover
2. average retirement age
3. life expectancy after retirements

CHAPTER 14
EMPLOYEE COMPENSATION : POSTEMPLOMENT AND SHARE BASED

Other postemployment benefits


Selain rencana pensiun,perusahaan juga menawarkan
beenfit lain kepada pekerjanya seperti rencana jaminan
kesehatan dan asuransi jiwa. Serupa dengan rencana
pensiun DB, other postemployment benefits (OPB) adalah
komitmen yang dibuat perusahaan untuk memberi benefit
ke pegawainya seperti asuransi jiwa atau jaminan kesehatan

Jenis-jenis benefit pasca masa purna (Rencana pensiun)


M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

477

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Perlakuan asuransi untuk OPB sama dengan rencana


pensiun DB , tetapi perusahaan tidak diharuskan oleh
regulasi untuk mendanai OPB di muka,karena OPB
merepresentasikan kewajiban finansial lebih kecil karena
biaya ini mudah dieliminasi jika memberatkan.
Menghitung kewajiban pensiun Defined benefit (DB)
Kewajiban pensiun dihitung sebagai present value dari
estimasi pembayaran benefit ke pekerja dimasa mendatang
. Kewajiban pensiun disebut Present value of the defined
benefit obligation (PVDBO) pada IFRS dan disebut Projected
benefit obligation (PBO) pada US GAAP.
Dalam menetukan kewajiban pensiun, perusahaan
mengestimasukan future benefit dengan asumsi yang
menghitung future payments berdasarka tingkat diskonto
tertentu.,dan ini juga akan bergantng pada :
1. Kenaikan kompensasi di masa mendatang, jika
fromulanya berdasarkan kompensasi
2. Vesting rate,jika pensiun itu bersyarat masa kerja
minimal, beebrapa pekerja bisa saja keluar dan masuk ke
perusahaan selama vesting period tersebut
3. Tingkat diskonto yang berdasarkan tingkat rate of return
dari obligasi perusahaan yang berkualitas tinggi (bisa juga
obligasi pemerintah) dengan mata uang dan durasi yang
tentunya konsisten dengan mata uang dan durasi benefit
tersebut
Menghitung Net Pension liability( Assets) untuk kewajiban
pensiun DB
Kewajiban pensiun mengacu kepada kewajiban pemberi
kerja pada rencana pensiun, kewajiban ini dilakukan tanpa
mengurangi plan assets. Defisit atau surplus dari net
pension akan mengurangi (underfunded( atau menambahi
(overfunded) nilai wajar dari plan assets tersebut.
Persamaan dari status overfunded atau underfunded
ditunjukkan sbb :
Present value of the DB obligation Fair value of the plan
assets
= Funded status
Jika kewajiban pensiun melebihi plan assets ,maka liability
sama dengan net pension obligation atau terjadi
underfunded
Jika plan assets melebihi kewajiban pensiun,maka aset
akan setara dengan net pension obligation atau terjadi
overfunded
Komponen dari beban pensiun defined benefits

Beban pensiun biasanya terdiri dari lima item yaitu :


1. Current service cost
2. Interest expense accrued on the pension obligation
3. Return on plan assets
4. Past service costs
5. Actuarial ganis or losses
Komponen Current/past service cost , interest expense
accrued on the pension obligation, dan actuarial losses akan
meningkatkan beban pensiun
Komponen return on plan assets dan actuarial gains akan
mengurangi beban pensiun
Current service costs dan interest expense pada kewajiban
pensiun secara penuh terefleksi sebagai komponen pada
benan pensiun Defined benefits ,sedangka expected return
pada plan asset akan menjadi offset untuk biaya-biaya tadi.
Menggunakan expected return akan mengurangi
kerentanan pada beban pensiun, (smoothing earnings)
,yang dibenarkan oleh pembuat standard karena aset
pensiun biasanya merupakan investasi jangka panjang yang
dicocokan dengan masa pensiun pegawai. Dalam tahun
tertentu, actual returns bisa saja kurang ada expected rate
if return dalam jangka panjang
IFRS mengatakan bahwa biaya pensiun periodik memliki tiga
komponen :
1. Service cost
2. Net interest cost (Interest return on plan assets)
3. Remeasurement (actuarial gains or losses + (return on
estimated rate plan assets return on actual rate of plan
assets)
Dua komponen pertama diakui di laporan laba rugi dan
remeasurement di akui di laporan laba rugi kompehensif
(OCI)
Asumsi pada defined benefeit plan
Perubahan pada asumsi akan meningkatkan atau
menurunkan kewajiban pensiun. Peningkatan pada
kewajiban pensiun berasal dari perubahan asumsi aktuaria
yang dianggap sebagai actuarial loss , dan penurunannya
disebut sebagai actuarial gain. Asumsi tersebut adalah :
1. Tingkat dan kenaikan kompensasi di masa mendatang
2. Masa kerja
3. Vesting rate dan employee turnover
4. Usia harapan hidup pasca pensiun
5. Tingkat suku bunga yang mendiskontokan future
payments dan untuk mengkalkulasi net interest
Contoh :

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

478

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Assume for a company establishing a DB pension plan,
the discount rate is 6%.
Assume for an employee covered by a DB pension plan:
Salary in the coming year of 50,000.
Expected to work 5 more years before retiring.
Annual compensation increase is 4.75%.
Will receive benefit for 20 years.
Benefit based on (Estimated final salary 1.5%) Years
of service.
Employees estimated final year salary = 50,000 *(1 +
4.75%)4+ = 60,198.56.

Perhitungan dalam contoh menggunakan asumsi


penyederhana dalam proses valuasinya,yaitu :
1. tidak ada perubahan asumsi aktuaria
2. Peningkatan kompensasi diberikan di hari pertama kerja
3. Tidak ada penyesuaian tambahan dibuat untuk
menunjukkan kemungkinan pekerja keluar dari perusahaan
lebih cepat
4. valuasi akturaia menggunakan mortality rates (bukan
asumsi usia harapan hidup)
5. Anualisasi dari present value dari ordinary annuity bisa
saja understates dilakukan dari liabilty karena pembayaran
benefit yang sebenarnya dilakukan perbulan atau
dwimingguan,bukan tahunan.
Benefit yang sebenarnya dikalkulasikan dalam formula
berikut :
Annual benefit = (Estimated final salary x benefit formula) x
years of service
Value at retirement date of estimated future benefits =
Present valu of annual benefit durung retirement period
Annual unit credit = Value at retirement date or years of
service

Annual credit merupakan jumlah benefit yang diapatkan


tiap tahun. Kewajiban pentutu[ dari rpension plan akan
meningkat sejumlah present value dari annual credit yang
didapatkan di tahun tersebut (dan juga meningkat akibat
bunga pada kewajiban tahun sebelumnya)
Contoh :
Annual benefit = (Estimated final salary Benefit formula)
Years service = 60,198.56 1.5% 5 = 4,514.89
Value at retirement date of estimated future benefits =
Present value of annual benefit during retirement period =
Present value of annuity of 4,514.89 for 20 years, discounted
at 6% = 51,785.46
Annual unit credit = Value at retirement date/Years of service
= 51,785.46/5 years = 10,357.09 per year
Pension obligation increases by an amount equal to the
present value of the annual credit earned in the year

Perubahan pada asumsi akan mengubah estimasi


kewajiban. Berikut ini adalah perubahan-perubahan asumsi
yang akan meingkatkan kewajiban rencana penisun defined
benefit
1. Menurunkan tingkat bunga diskonto
2. Memperpanjang estimasi periode bekerja sebelum
pensiun
3. Mempertinggi asumsi kenaikan kompensasi tahunan
4. Memperpanjang estimasi periode pensiun (
memperpanjang usia harapan hidup )
Kebalikan atas asumsi diatas akan menrunkan kewajiban
rencana pensiun definet benefit .
Akuntansi pada Other Postemployment Benefit (OPB) juga
mengharuskan adanya asumsi dan estimasi. Misalnya
asumsi tren biaya pelayanan kesehatan yang penting
sebagai komponen untuk mengestimasi biaya jaminan
kesehatan pekerja, Semakin tinggi tingkat inflasi biaya
pelayanan kesehatan maka kewajiban OPB pada jaminan
kesehatan juga akan lebih tinggi.
Pengungkapan (dislcosure) pada Pension plans dan Other
postemployment benefits
Beberapa askpek akuntansi untuk rencana pensiundan
other postemployment benefits bisa mempengaruhi analisis
komparasi finansial menggunakan rasio pada laporan
keuangan. Perbedaan pada asumsi yang mempengaruhi
komparasi diantara perusahaan. Maka dari itu perusahaan
harus mengungkapakna asumsinya pada catatan atas
laporan keuangan yaitu :
1. Tingkat diskonto
2. Ekspektasi peningkatan kompensasi
3. Ekspektasi return pada plan asset
Analis bisa membandingkan asumsi yang tertulis didisclosure pada beberapa waktu dan beberapa perusahaan
untuk menilai adanyan bias konservatif atau agresif. Dala
kasus tertentu,ada juga analis yang menyesuaikan itemitem tersebut untuk membuat data agar mudah
dikomparasi
Dalam menilai adanya potensi bias agresif atau konservatif,
harus juga mempertimbangkan penjelasan fundamental
atas perbedaan yang terjadi,yaitu :
1. perbedaan tingkat diskonto karena perbedaan wilayah
atau negara dan perbedaan waktu (misalnya perbedaan
persentase pekerja yang termasuk pada rencana pensiun DB
didekat masa pensiunnya)
2. Perbedaan penggunaan tingkat diskonto :
-berdasarkan tingkat suku bunga pasar pada high-quality
corporate fixed-income investments
-berdarkan pada invenstasi yang memiliki profil maturitas
yang sama dengan future pension payment perusahaan
Pertimbangan lainnya adalah apakah asumsi itu konsisten
secara internal ,yaitu apakah perusahaan mengasumsikan
tingkat diskonto dan asumsi kenaikan kompensasi
merefleksikan inflasi
Contoh disclosure yang mengasumsikan tingkat diskonto
yang dipakai untuk mengestimasikan kewajiban pensiun di
Amerika serikat (dalam persen)

Dampak perubahan asumsi pada defined benefit plan


M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

479

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Tren pada perusahaan diatas terlihat sama, tinkgat diskonto


meningkat dari tahun 2005 sampai tahun 2007 dan steady
atau menurun pada tahun 2008. Tahun 2009, tingkat
diskonto Fiat dan Ford meningkat dimana tingkat diskonto
Volvo dan GM menurun.
Perusahaan dengan Other postemployment benefits (OPB)
akan memberi disclosure untuk mengestimasikan kewajiban
dan bebannya.
Misalnya
,
rencana
jaminan
kesehatan
akan
mengungkapkan asumsi kenaikan biaya pelayanan
kesehatan pada jangka panjang. Asumsi berikut ini akan
menghasilkan kewajiban benefit lebih tinggi dan beban
periodik yang lebih tinggi :
1. higher assumed near-term increase in health care costs,
2. higher assumed ultimate health care trend rate
3. later year in which ultimate health care trend rate is
assumed to be reached.
Kebalikan dari asumsi diatas akan menurunkan kewajiban
benefit menurunkan beban periodik.
Contoh disclosure yang mengasumsikan kenaikan biaya
pelayanan kesehatan terkait postemployment healthcare
plans :

Disclosure diatas bisa menjawab pertanyaan sebagaimana


berikut :
1. Jika kedua perusahaan memiliki perbedaan asumsi
(tingkat inflasi CNH 9% vs tingkat inflasi caterpillar 7%) ,apa
kira-kira dampak dari penyesuaian kewajiban dan beban
untuk membuat keduanya setara ?
2. Apa dampak kenaikan 1% pada biaya pelayanan
kesehatan pada rasio debt-to-equity perusahaan ?
Contoh memeriksa
adjustment

sesitifitas

dengan

The table shows an excerpt from Footnote 21, Registration


Document (Loral 2011).The amount appearing on the
companys balance sheet for the funded status is the net
provision of 1128.9 million. As shown, it excludes
unrecognized plan amendments. The amount of the pension
plan deficit is 1145.0 million.The difference between the
amount appearing on the companys balance sheet (1128.9
million) and the amount of the deficit (1145.0 million) is the
unrecognized plan amendments (16.1 million).An analyst
can compare the gross benefit obligation (i.e., the benefit
obligation without deducting related plan assets) with the
sponsoring companys total assets to assess the potential
impact of pension liabilities. In other words, if the gross
benefit obligation is large relative to these items, a small
change in the pension liability can have a significant financial
impact on the sponsoring company. For Loral, the amount
of total assets, 26,857.6 million (from the balance sheet), is
more than 8 times larger than the gross benefit obligation of
3252.7 million. Adjust items as reported to examine
sensitivities.

pengungkapan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

480

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


For caterpillar, the impact of a 1% increase in the health care
cost trend rate is a $220 million increased in obligation. The
1% increase in the health care cost trend rate would also
increase Caterpillars debt-to-equity ratio from 5.75 to 5.92.
Informasi arus kas pada defined benefit plans
Perbedaan antara kontribusi periodik pada rencana pensiun
dan total biaya pensiun bisa dilihat sebagai aktivitas
financing.Untuk perusahaan terkait, dampak arus kas pada
pensiun dan OPB adalah jumlah kontribusi yang diberikan
perusahaan untuk mendanai rencana pensiun tersebut
(jumlah benefit yang dibayarkan).
-jika kontribusi periodik pada rencana pensiun melebihi
total biaya pensiun di periode tersebut,makam kelebihan
itu sama layaknya membayar pokok utang lebih cepat dari
waktu yang dijadwalkan
-jika kontribusi peridik pada rencana pensiun tersebut lebih
sedikit dari total biaya pensiun di periode tersebut, maka ini
bisa dilihat sebagai sumber financing
Jika jumlah kewajiban benefit itu material ,maka seorang
analis bisa saja menyesuaikan arus kas tersebut.
Contoh :
Assume a company reported ( millions):
-Total pension cost for period: 437
-Contribution to pension for period: 504
-Cash inflow from operating activities: 6,161
-Cash outflow from financing activities: 1,741
Using an effective tax rate of 28.7%, adjust cash flow
from operations and financing to reflect excess
contribution as similar to a repayment of borrowing.

Shared-based compensation (stock, stock option)


dimaksudkan untuk menyelaraskan keinginan pekerja
dengan para pemegang saham dan biasanya juga
merupakan kompensasi yang ditundakan (deferred
compensation) . Kelebihannya utamanya adalah tidak
dibutuhkannya outlay kas pada periode saat ini,sedangkan
Kekurangannya:
1. Penerimanya memiliki pengaruh terbatas pada market
value perusahaan (misalnya ada market decline yang
sistemik)
2. Penghindaran resiko mungkin saja terjadi, misalnya
karena keatkutan penurunan market value (dan kerugian
pada individual wealth) maka manajek akan menghindari
proyek yang beresiko dan kurang menguntungkan
3. Terjadinya efek berlawanan seperti excessive risk taking .
Karena ,kecondongan opsi high risk high returns,maka
manajer akan mencari prye yang lebih beresiko
Shared-based compensations bisa berpotensi melakukan
dilusi pada EPS
dan kepemilikan pemegang saham
tergantung hubungan antara strike price dan average
market price (jika diasumksikan opsi tersebut di exercised)
Stock grants
Saham bisa diberikan kepada karyawan denganrestriksi atau
keharusan peningkatan kinerja. Restriksi pada pemberian
saham mengharuskan karyawan mengembalikan saham
tersebut jika syaratnya tak dipenuhi. Restriksinya biasanya
terkait masa bakti karyawan itu di perusahaan tersebut atau
bisa juga berdasarkan target kinerja tertentu.
Jenis-jenis stock grant :
1. Outright
2. Restricted stock grant
3. Contingent stock grant (performance shares)

After-tax excess contribution= (504 437) (1


0.2870) = 48
Increase companys cash outflow from financing
activities from 1,741 to 1,789
Increase companys cash inflow from operations from
6,161 to 6,209

Beban kompensasinya sama dengan nillai wajar (biasanya


market value) dari saham yang dtierbitkan di tanggal
pemberian saham tersebut. Beban kompensasi dialokasikan
selama periode pemebrian benefit atas kerja karyawan
tersebut (service period),yang dianggarp periode lancar
kecuali ada persyaratan spesifik agar karaywan tersebut
bisa menerima kompensasi tersebut

The companys contribution to the pension plan in


2009 was 67 (48 after tax) greater than the 2009
total pension cost. Interpreting the excess contribution
as similar to a repayment of borrowing (financing use
of funds) rather than as an operating cash flow would
increase the companys cash outflow from financing
activities by 48, from 1,741 to 1,789, and increase
the cash inflow from operations by 48, from 6,161 to
6,209.

Stock options
Beban kompensasi pada option grants dicatat pada nilai
wajar (berdasarkan estimasi). Penilaian berdasarkan market
value tidak bisa dilakukan fitur stock options berbeda
dengan option yang bsia dperjualbelikan . Untuk
menghitung nilai wajarnya maka perusahaan bisa
menggunakan model valuasi (Black-schloles option pricing
model or binomial model)

Shared-based compensation
Paket kompensasi dibuat untuk memenuhi beberapa tujuan
:
1. Memuaskan kebutuhan likuditas karyawan
2. Retaining employees
3. Memotivasi karyawan
Komponen yang umum dari paket kompensasi jangka
pendek adalah Gaji, bonus , dan benefit non-meneter.
Sedangkan komponen jangka panjangnya adalah sharedbased compensation.

Standar akuntansi tidak mengharuskan model tertentu,tapi


secara umum model valuasi harus :
1. Konsisten dengan penghitungan nilai wajar
2. Berdasarkan prinsip yang diterapkan pada teori ekonomi
keuangan
3. Merefleksikan seluruh karakteristik substansi
Perusahaan harus menetukan input pada model valuasi
tersebut yaitu :
-exercise price (known at the time of the grant)
-stock price volatility
-estimated life of each award (incorporate assumption
about employee turnover)
-estimated number of options that will be forfeited

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

481

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


-dividen yield
-risk-free rate of interest
Peningkatan volatilitas akan memperpanjang masa estimasi,
dan peningkatan risk-free interest rate akan meningkatkan
estimasi nilai wajar.

1. Mendapat profitabilitas tambahan


2. Memasuki sebuah perusahaan melalui peruahaan yang
sudah established di wilayah tersebut
3. Melakukan diversifikasi bisnis
4. Mendapat keuntungan kompetitif (competitive
advantages)
Klasifikasi investasi antarperusahaan biasanya berdasarkan
tingkat pengaruh atau kendali yang bisa dilakuka investor
pada pihak nyang diinvestasikan
Klasifikasi Intercorporate investment
Investasi
diklasifikasikan menjadi
empat
ketogri
berdasarkan tingkat pengaruh atau pengendaliannya :
1. Investasi pada aset keuangan ( kepemilikan <20%)
Investor tidak memiliki kendali signifikan dapa investee
2. Investasi pada associates (kepemilihan antara 20%-50%)
Investasi dimana investor memiliki pengaruh signifikan
namun tidak bsia mengendalikan investee
3. Kombinasi bisnis (kepemilikan > 50%)
Investasi dimana investor memiliki kendali atas investee

Tanggal untuk menghitung jumlah expense biasanya buka


tanggal saa pengakuannya.

Grant date = hari saat opsi diberikan ke karyawan


Service period = periode antara grant date dan
vesting date
Vesting date = tanggal dimana karyawan bisa mengexercise stock options yang didapatnya
Exercise date = tanggal dimana karyawan
melakukan
exercise
pada
opsi
dan
mengkonversinya ke dalam betuk saham
Expiration date = tanggal kadaluarsa opsi jika tidak
di-exercise (misalnya 5 atau 10 tahun sejak grant
date)

Vesting date bisa terjadi pada satu titik waktu atau pada
periode mendatang. Jika terjadi pada satu titik waktu
makan beban itu diakui pada saat grant date. Jika opsi itu
tidak diberikan sampai service period spesifik terpenuhi,
maka beban kompensasi diakui dan dialokasikan selama
service period. Jika pemebrian share-based compensation
bersyarat terkait performa peruahaan atau perfirma saham
perusahaan di pasar,makan beban kompensasi di akui
selama estimasi service period.

CHAPTER 15
INTERCORPORATE INVESTMENTS

Intercorporate investment
Merupakan investasi antarperusahaan,yaitu investasi pada
debt securites atau equity securities pada perusahaan lain.
Contoh :
- IBM mengakuisisi sebagian dari saham intel untuk
menjamin kertersediaan komponen tertentu
- Coca cola mengakuisisi perusahaan pembuat botol untuk
mendapatkan cost advantage
Alasan untuk berinvestasi di perusahaan lain :

Joint venture merupakan operasi yang dilakukan dua


perusahaan atau lebih dengan kesepakatan pembagian
kendali atas operasi tersebut.
Akuntansi untuk investasi pada aset keuangan
Investasi pada aset keuangan bisa dikategorikan
berdasarkan tujuannya.,yaitu seperti pada tabel berikut :

Impairment bisa terjadi pada carrying value dari aset


keuangan diduga akan secara permanen melebihi
recoverable amount. Apapun klasifikasinya, loss akan
dicatat pada laporan laba rugi jika impairment dilakukan.
Pada sekuritas availabe-for-sales (AFS) yang telah di-impair
,maka cumulative loss yang sudah diakui di other
comprehensive income (OCI) akan di reklasifikasi dari equity
ke profit or loss. Impairment losses pada AFS tidak boleh
dibalik ,kecuali jika ada kenaikan fair value yang secara
objektif terkait pada kejadian setelah impariment loss diakui
di laporan laba rugi
Contoh :
On 1 January 2008, Baxter Inc. invested 300,000 in Cartel
Co. debt securities (with a 6% stated rate on par value,
payable each 31 December). The par value of the securities
was 275,000. On 31 December 2008, the fair value of
Baxters investment in Cartel is 350,000.
Assume the market interest rate when the bonds were
purchased was 4.5%. If the investment is designated as held

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

482

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


to maturity, the investment is reported at amortized cost
using the effective interest method. A portion of the
amortization table is as follows:

*6% Par value (275,000) = 16,500; 4.5% Carrying value


(300,000) = 13,500
1. ) How would this investment be reported on the financial
statements at 31 December 2008 under either IFRS or U.S.
GAAP (accounting is essentially the same in this case) if
Baxter designated the investment as (1) held-to-maturity,
(2) held for trading, (3) available-for-sale, or (4) designated
at fair value?

(kepemilikan 20% - 50%),tetapi pengecualian bisa dibuat


berdasarkan indikator lain yang menunjukkan pengaruh
seperti :
1. Perwakilan pada Board of directors
2. partisipasi pada pembuatan kebijakan
3. Transaksi material diantara kedua perusahaan
4. Pertukuran manajemen
5. Ketergantungan teknologi
Karena pengaru ini, dianggap bawa pendapatan investee
setidaknya sebagian melekat pada pengaruh investor. Maka
dari itu, investor mengaui jumlah proporsional pada income
yang dihasilkan investee
Investee method
Metode dimana bagian dari income investee dan
divindennya diakui pada laporan laba rugi investor. Investasi
diklasifikasi sebagai investasi tidaklancar pada neraca dan
dicatat pada biaya ditambah bagian investor pada postacquisition income dikurangi dividen yang dibayarkan.
Contoh :
Branch Inc. purchases a 20% interest in Williams Inc. for
200,000 on 1 January 2008. Williams reports income
and dividends as follows:

Calculate the investment in Williams that appears on


Branchs balance sheet as of the end of 2010:

2.) How would the gain be recognized if the debt securities


were sold on 1 January 2009 for 352,000?

3.) How would this investment appear on the balance sheet


at 31 Decemebr 2009

Investment in Williams as of the end of 2010 = Initial


cost + Share of post acquisition income Dividends
received =200,000 + 20% (900,000 350,000) =
310,000

Investasi npada asosiasi dimana biaya investasi > Nilai


buku investee
Saat biaya investasi melebihi bagian proporsional pada net
identifiable asset milik investee ,maka perbedaannya
dilalokasikan kepada :
1. Sebuah aset spesifik dimana nilai wajar melebihi nilai
buku. Jumlah ini kemudian diamortiasi sepanjang masa
pakai aset tersebut
2. Goodwill. Tidak diamortiasi namun diperiksa
imparimentnya setiap tahun.
Contoh :
Assume that Blake Co. acquires 30% of the outstanding
shares of Brown Co. At the acquisition date, information on
Browns recorded assets and liabilities

Akuntansi untuk investasi pada pihak berelasi (associates)


Metode ekuitas digunakan untuk menghitung investasi pada
pihak berelasi. Agar memenuhi syarat ,maka perusahaan
harus memiliki pengaruh signifikan pada investee
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

483

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


beresiko. Ventura bersama didefinisikan berbeda pada IFRS
dan US GAAP

Blake Co. believes the value of Brown Co. is higher than the
fair value of its identifiable net assets. They offer 100,000
for a 30% interest in Brown Co. Calculate goodwill.

Pada IFRS
-Ada tiga jenis ventura bersama : Operasi pengendalian
bersama
(jointly
controlled
operations),
Entitas
pengendalian bersama (jointly controlled entities),dan Aset
pengendalian bersama (Jointly controlled assets)
- Konsolidasi proporsional (proportionate consolidation)
adalah perlakuan akuntansi yang mengharuskan
perusahaan ventura berbagi aset liabilitas, income,dan
expense dari ventura bersama untuk dikombinasikan pada
line-by-line basis
Pada US GAAP
-Ventura bersama hanya mengacu pada Entitas
pengendalian bersama terpisah (Jointly controlled
separated entities)
- Diharuskan menggunakan equity methid untuk perlakukan
akuntansinya

Using the example above, assuming a 10-year useful life for


plant and equipment, and using straight-line method for
depreciation, the annual amortization for plant and
equipment is 900 (= 9,000/10). Land and goodwill have
indefinite useful life and thus are not amortized.
Fair value option dan impairment
Fair value option merupakan opsi pada saat pengakuan
awal untuk mencatat investasi equity method pada nilai
wajar. Pada IFRS,hanya venture capital firms,yang
menggunakan fair value untuk investasi equity method,
sedangkan US GAAP menerapkan fair value option pada
seluruh jenis entitas
Investasi equity method perlu peninjauan secara periodik
untuk dilakukan impairment. Pada IFRS, sebuah impairment
dicatat hanya jika ada bukti objektif bahwa satu atau lebih
kejadian terjadi sejak intitial recognition dan kejadian itu
berdampak pada arus kas masa mendatang,yang mana
harus diestimasi secara tepat. Pada US GAAP, impairment
harus diakui jika nilai wajar investasi jatuh dibawah carrying
value dan jikan penurunan itu dianggap permanen

Akuntansi untuk Ventura bersama


Karena adanya satu lini item pada laporan laba rugi di
equity method yang merefleksikan efek bersih dari sales
dan expense terkait ventura bersama, maka total income
yang diakui identik baik menggunakan equity method
atapun konsolidasi proporsional
Secara serupa, karena satu lini item di neraca (investasi
pada ventura bersama) pada equity method mencerminkan
bagian investor atas net asset dari ventura bersama, maka
total net asset dari investor akan identik pada kedua
metode tersebut, tetapi perbedaan bisa timbul saat
dilakukannya analisis rasio pada kedua metode tadi, ini
dikarenakan efek perbedaan nilai pada total aset, liabilitas,
sales,expense, dsb.
Contoh :
On the balance sheet, the line item investment in joint
venture observed under the equity method is replaced by
the proportionate share of each balance sheet account in
the proportionate consolidation method. The single line
item is replaced with a line-by-line consolidation. In other
words, because the venturer has a 50% interest in the
joint venture, 50% of joint venture assets and liabilities are
included in the proportionate balance sheet.

Transaksi dengan pihak berelasi (associates)


Sebuah perusahaan investor bisa mempengaruhi
persyaratan dan waktu transaksi dengan pihak berelasinya.
Maka,bagian laba perusahaan investor yang berasa; dari
pihak berelasi harus ditunda sampai transaksi itu dilakukan
ke pihak ketiga
- disebut penjualan upstream ,jika penjualan terjadi dari
investee ke investor
-disebut penjualan downstream,jika penjualan terjadi dari
investor ke investee
Pada kdua transaksi diatas, IFRS dan US GAAP
mengharuskan eliminasi laba
Karena adanya kepemilikan investor terhadap investee
Ventura bersama (Joint venture)
Ventura bersama adalah alternatif yang baik untuk
memasuki pasar di negara lain, atau pun untuk melakukan
aktivitas terspesialisasi,maupun aktivitas bisnis yang
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

484

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Notice that net income is 320,000 using either the equity
method or proportionate consolidation. But sales, cost of
sales, and expenses are different because under the equity
method, the net effect of sales, cost of sales, and expenses
is reflected in the 60,000 equity in joint venture income

Analysts will observe differences in performance ratios


based on the accounting method used for joint ventures.
IFRS prefer proportional consolidation because it more
effectively conveys the economic scope of an entitys
operation when those operations include interests in one or
more jointly controlled entities.

Merger
: Company A + Company B = Company A
Acquisition
: Company A + Company B = (Company A +
Company B)
Consolidation : Company A + Company B = Company C
Akuntansi untuk kombinasi bisnis
Kombinasi bisnis biasanya diperhitungkan layaknya
transaksi pembelian atau pooling of interest. IFRS dan US
GAAP sekarang mengharuskan bahwa semua kombinasi
bisnis harus diperhitungkan menggunakan metode akuisisi
(Acquisition method),yaitu :
-Aset dan liabilitas pada perusahaan yang diakuisisi diukur
pada nilai wajarnya pada tanggal akuisisi
-Aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh
acquiree harus diakui oleh acquirer
-Pada tanggal akuisisi, acquirer bisa melakukan reklasifikasi
aset keuangan dan liabilitas acquiree (misalnya dari
sekuritas trading ke sekuritas AFS)
- Goodwill diakui sebagai :
a. Goodwill parsial atau Partial Goodwill (pada IFRS) , yaitu
selisih antara harga pembelian dan bagian acquirer pada
set dan liabilitas acquiree
b. Goodwill penuh atau Full-goodwill (pada US GAAP)
,yaitu selisih antara nilai wajar dari acquiree dan nilai wajar
net identifiable asset milik acquiree
IFRS juga memperbolehkan Goodwill penuh pada basis
transaksi demi transaksi (transaction-by-transaction basis)
Noncontrolling interest
Noncontrolling interest (NCI) menunjukkan komponen
terpisah dari ekuitas di neraca dan lini item terpisah pada
laporan laba rugi.IFRS dan US GAAP berbeda dalam
menentukan NCI :
- pada IFRS, nilai NCI adalah nilai wajar (metode goodwill
penuh) atau bagian proporsional NCI pada identifiasble net
assets milik acquiree (metode goodwill parsial).
- Pada US GAAP, induk perusahaan harus menggunakan
metode goodwill penuh dan mengukur NCI pada nilai wajar
Contoh (Akuisisi 100%)

Kombinasi bisnis (Business Combinations)


Kombinasi bisnis melibatkan gabungan dua atau lebih
entitas menjadi entitas ekonomi yang lebih besar (larger
economic entities) , ini dikarenakan adanya motivasi untuk
mendapatkan nilai tambah melalui sinergi
Jenis Kombinasi Bisnis
IFRS : tidak ada perbedaan diantara kombinasi bisnis
berdasarkan restrukturisasi menjadi entitas ekonomi yang
lebih besar.
US GAAP : kombinasi bisnis digolongkan mejadi merger,
akuisisi,atau konsolidasi berdasarkan struktur setelah
kombinasi

Franklin Co. acquired 100% of Jefferson, Inc. by issuing


1,000,000 shares of its 1 par common stock (15 market
value). Immediately before the transaction, the two
companies had the following information:
Franklin Book Jefferson Book Jefferson Fair
Value (000)
Value (000)
Value (000)
Cash and receivables
10000
300
300
Inventory
12,000
1,700
3,000
PP&E (net)
27,000
2,500
4,500
49000
4500
7800
Current payables
8,000
600
600
Long-term debt
16,000
2,000
1,800
24,000
2,600
2,400
Net assets
25000
1900
5400
Shareholders equity:
Capital stock (1 par)
5000
400
Additional paid in capital
6,000
700
Retained earnings
14000
800

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

485

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Subsidiary

Show the postcombination balance sheet using the


acquisition method !
The postacquisition balance sheet of the combined entity:
Franklin Consolidated Balance Sheet ( thousands)

Cash and receivables


Inventory
PP&E (net)
Payables
Long-term debt
Net assets
Shareholders equity:
Capital stock (no par)
Retained earnings

Purchase price (fair value of stock issued):15,000,000


Less the fair value of identifiable net assets
5,400,000
Equal to goodwill
9,600,000
Assets and liabilities are combined using book values of
Franklin plus fair values for the assets and liabilities
acquired from Jefferson. For example, the book value of
Franklins inventory (12,000,000) is added to the fair value
of inventory acquired from Jefferson (3,000,000) for a
combined inventory of 15,000,000.
Prior to the transaction, Franklin had 5,000,000 shares of 1
par stock outstanding (5,000,000). The combined entity
reflects the Franklin capital stock outstanding of 6,000,000
(5,000,000 plus the additional 1,000,000 shares of 1 par
stock issued to effect the transaction).
Franklins additional paid-in capital of 6,000,000 is
increased by the 14,000,000 additional paid-in capital from
the issuance of the 1,000,000 shares (15,000,000 less par
value of 1,000,000) for a total of 20,000,000.
At the acquisition date, only the acquirers retained
earnings are carried to the combined entity. Earnings of the
target are included on the consolidated income statement
and retained earnings only in postacquisition periods.
Contoh (Akuisisi < 100%)
On 1 January 2009, Parent Co. acquired 90% of Subsidiary
Co. in exchange for shares of Parent Co.s no par common
stock with a fair value of 180,000. The fair market value of
the subsidiarys shares on the date of transaction was
200,000. Below is selected financial information from the
two companies immediately before the parent recorded the
acquisition:

Parent Book
Book Value
Value
40,000
15,000
125,000
80,000
235,000
95,000
400,000
190,000
55,000
20,000
120,000
70,000
175,000
90,000
225,000
100,000
87,000
138,000

34,000
66,000

1.) Calculate the value of PP&E (property, plant, and


equipment) on the consolidated balance sheet under both
IFRS and U.S. GAAP !
Under the acquisition method, as long as the parent has
control over the subsidiary, it would include 100% of the
subsidiarys assets and liabilities at fair value on the
consolidated financial statements.
235,000 + 155,000 = 390,000
2.) Calculate the value of goodwill and the value of the
noncontrolling interest at the acquisition date under the
full goodwill method !
Under the full goodwill method, goodwill on the
consolidated balance sheet would be the difference
between the fair value of the subsidiary and the fair value of
the subsidiarys identifiable net assets.
The value of the noncontrolling interest is equal to the
noncontrolling interests proportionate share of the
subsidiarys fair value.

The value of noncontrolling interest = 10% 200,000 =


20,000
3.) Calculate the value of goodwill and the value of the
noncontrolling interest at the acquisition date under the
partial goodwill method !
Under the partial goodwill method (IFRS only), goodwill on
the parents consolidated balance sheet is the difference
between the purchase price and the parents proportionate
share of the subsidiarys identifiable assets.
The value of the noncontrolling interest is equal to the
noncontrolling interests proportionate share of the fair
value of the subsidiarys identifiable net assets. The
noncontrolling interests proportionate share is 10%, and

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

Fair Value
15,000
80,000
155,000
250,000
20,000
70,000
90,000
160,000

486

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


the fair value of the subsidiarys identifiable net assets on
the acquisition date is 160,000.

Value of noncontrolling interest = 10% 160,000 =


16,000
Pengujian Impairment pada Goodwill
Karena metode goodwill penuh dan metode goodwill parsial
menghasilkan perbedaan pada total asset dan stockholders
equity, maka dampak metode ini pada rasio keuangan juga
akan berbeda. Goodwill tidak diamortisasi tapi dilakukan
impairment secara periodik
-Pada IFRS, goodwill di impair saat recoverable value dari
sebuah unit bisnis dibawah carrying value nya (one-step
approach)
-Pada US GAAP, goodwill di impair pada carrying value dari
sebuah unit bisnis melebihi nilai wajarnya. Jumlah
impairment loss adalah selisih antara nilai wajar goodwill
pada unit bisnis itu dan carrying amount nya (two-step
approach)
Variable Interest Entity (VIE) dan Special Purpose Entities
(SPE)
VIE atau SPE merupakan sebuah perusahaan yang dibuat
untuk mengakomodir tujuan spesifik oleh entitas
pensponsor. Bisa bertujuan untuk mensekuritisasi piutang,
lease,aset,dsb. Di masa lalu,perusahaan pensponsor bisa
menghindari konsolidasi SPE di laporan keuangannya
karena mereka tidak memiliki kendali (kepemilikan
mayoritas atau voting interest) dari SPE.
Dengan menghindari konsolidasi, maka perusahaan sponsor
tiak harus melaporkan aset dan liabilitas dari SPE, kinerja
keuangan dihitung berdasarkan laporan keuangan yang
tidak dikonsolidasi yang kira-kira berpotensi utnuk
menimbulkan misleading , Manfaat bagi perusahaan
sponsor adalah meningkatnya asset turnover, menurunnya
operating dan financial leverage, serta meningkatkan
profitabvilitas
Enron misalnya menggunakan SPE untuk mendapatkan
pendanaan di luar neraca dan secara artifisial meningkatkan
kinerja keauangannya, kebangrutan yang terjadi
sesuadahnya sebagaian melekat pada jaminan hutang dari
SPE yang dibentuknya.
Pada IFRS, SPE harus dikonsolidasi jika sunstansi
hubungannya mengindikasikan adanya kendali. Pada US
GAAP,penerima manfaat utama dari VIE (yaitu perusahaan
sponsor) harus mengkonsolidasi anak perusahaaannnya
berapapun besarnya equity investment yang dimilikiknya di
dalam VIE. VIE adalah istilah yang lebih umum dari SPE, VIE
mengacu pada entitas yang secara finansial dikendalikan
oleh satu atau lebih pihak yang tidak memiliki voting
interest mayoritas
Contoh :

Odena wants to raise 55 million in capital by borrowing


against its financial receivables. To accomplish this
objective, Odena can choose between the following:
Alternative 1: Borrow directly against the receivables
Alternative 2: Create a SPE, invest 5 million in the SPE,
have the SPE borrow 55 million, and then use the funds
to purchase 60 million of receivables from Odena.
Using the financial information provided, describe the
effect of each alternative on Odena, assuming Odena will
not have to consolidate the SPE.
Odena Balance Sheet
Cash
Accounts receivable
Investment in SPE
Other assets
Total assets
Current liabilities
Non-current liabilities
Total liabilities
Shareholder equity
Total liabilities and equity
Current ratio
Long-term debt to equity
Equity to total assets

Alternative 1
30000000
85000000
60,000,000 60,000,000
40,000,000
130000000
27000000
20,000,000
47000000
83000000
130000000
3.33
0.24
0.64

40,000,000
185000000
27000000
75,000,000
102000000
83000000
185000000
5.37
0.9
0.44

Column 2 contains financial statement information


provided by the example. Columns 3 and 4 contain
financial statement information if Odena chooses
Alternative 1 and Alternative 2, respectively.
Alternative 1:
Odenas cash will increase by 55 million (to 85 million)
and its debt will increase by 55 million (to 75 million). Its
sales and net income will not change.
From a ratio perspective, Odenas equity-to-total-assets
ratios would be lower, but its debt-to-equity and current
ratios would be higher. However, profitability ratios, such
as return on assets and return on total capital, would be
lower.
Alternative 2: Odenas accounts receivable will decrease
by 60 million and its cash will increase by 55 million (it
invests 5 million in cash in the SPE). However, if Odena is
able to sell the receivables to the SPE for more than their
carrying value (for example, 65 million), it would also
report a gain on the sale in its profit and loss.
From a ratio perspective, Odenas debt-to-equity and
equity-to-total-assets ratios would be unaffected by the
sale; however, its accounts receivable turnover ratio
would improve. In addition, if the receivables are
transferred (sold) at a gain, Odenas profitability ratios
(net profit margin, return on total capital, return on
equity, and return on assets) would be higher.

Ringkasan perlakuan akuntansi untuk Intercorporate


Investments

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

Alternative 2
85000000
0
5,000,000
40,000,000
130000000
27000000
20,000,000
47000000
83000000
130000000
3.15
0.24
0.64

487

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Functional currency subsidiary functional currency &
presentation currency parent
Transaksi dengan mata uang asing

CHAPTER 16
MULTINATIONAL OPERATIONS

Saat sebuah perusahaan dari negara berbeda melakukan


bisnis satu sama lain,mereka harus menetukan mata uang
yang akan digunakan. Foreign currency transactions adalah
transaksi yang menggunakan denominasi selain dari
functional currency perusahaan itu sendiri. Perusahaan
yang menghadapi resiko perusahaan adalah perusahaan
yang bertransaksi dengan selain functional currency nya.
Ilustrasi kasus :

Mata uang pelaporan (Presentation currency) dan mata


uang fungsional (functional currency)
Presentation Currency adalah mata uang yang dipakai
perusahaan
untuk menyajikan laporan keuangannya.
Dalam banyak kasus, Presentation currency sebuah
perusahaan adalah mata uang dimana perusahaan itu
berlokasi. (Misalnya perusahaan Finlandia harus menyajikan
laporan keuangannya dalam Euro, Perusahaan AS dalam
Dolar As,dsb)
Functional currency adalah mata uang dimana perusahaan
melakukan aktivitas primernya. Biasanya ,functional
currency adalah mata uang dimana sebuag entitas
menghasilkan dan mengeluarkan kasnya. Dalam beebrapa
kasus ,functional currencu bisa saja sama dengan
presentation currency
Local Currency adalah mata uang yang digunakan didalam
negara dimana perusahaan beroperasi. Karena Local
currency
umumnya
merupakan
mata
uang
fungsional,sebuah perusahaan multinasional dengan anak
perusahaan di berbagai negara bisa memiliki berbagai
functional currency
Contoh :
- Sebuah perusahaan anak yang berinduk di Jepang
menggunakan Baht Thailand sebagai functional currency
dimana
functional
currency
perusahaan
induk
menggunakan Yen Jepang
- Intel Corporation mengakuisisi McAfee dan menentukan
Functional Currency perusahaan anak sama dengan
perusahaan induk yaitu Dolar AS.
Kemungkinan yang umum terjadi :
Presentation currency = functional currency = local
currency

Sebuah eksportir dari Meksiko melakukan penjualan


komponen elektronik secara kredit kepada perushaaan
finlandia.
1.Jika perusahaan setuju menggunakan euro untuk
transaksinya, maka eksportir meksiko memiliki transaksi
dengan mata uang asing tetapi perusahaan finlandia tadi
tidak. Resiko bagi eksportir meksiko itu adalah jika nilai Peso
relatif meningkat terhadap euro di periode antara tanggal
penjualan dan penerimaan pembayaran,maka euro yang
diterimanya hanya dapat ditukarkan dengan peso yang lebih
sedikit. Perusahaan meksiko itu harus melakukan translasi
jumlah euor tersebut ke dalam Euro.
2. Jika perusahaan setuju menggunakan peso untuk
transaksinya,maka perusahaan finlandia yang menggunakan
mata uang asiing pada transaksi ini, Resiko bagi perusahaan
finladia itu adalah jika nilai peso relatif meningkat terhadap
euro d periode antara tanggal pembelian dan tanggal
pembayaran, perusahaan finlandia tersebut harus membeli

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

488

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


lebih banyak euro untuk membayar hutangnya yang dalam
bentuk peso ini disebut sebagai Exposure to foreign
exchange risk . Perusahaan Finlandiaitu juga harus
melakukan translasi jumlah peso tersebut ke dalam euro
dengan nilai tukar tertentu. Sebaliknya,perusahaan dari
meksiko tadi tidak perlu melakukan translasi dan tidak
terpapar akibat valuasi nilai tukar .
Prinsip dasarnya adalah semua transaksi dicatat pada nilai
tukar pada tanggal transaksi (spot rate). Resiko nilai tukar
pada transaksi, terjadi jika tanggal transaksi dan tanggal
pembayaran berbeda
Contoh (Dampak nilai tukar pada sales) :
FinnCo sells goods to a customer in the United Kingdom for
10,000 with payment to be received in British pounds.
Credit terms allow 45 days for receipt of payment. FinnCos
functional and presentation currency is the euro.
Exchange rate on the date of the transaction: 1 = 1.460
Exchange rate on the date of payment: 1 = 1.475
1.) What is FinnCos foreign exchange gain or loss?

(14,800) minus value of receivable on transaction date


(14,600) is shown as a foreign currency transaction gain in
Year 1 (even though it is an unrealized gain).
The 50 loss ,value of receivable on payment receipt date of
(14,750) minus value of receivable at balance sheet date
(14,800) is shown as a foreign currency loss in Year 2.
As we saw in the first part of the example, from the
transaction date to the settlement date, the British pound
increased in value by 0.015 (1.475 1.460), which
generates an overall realized foreign currency transaction
gain of 150.
Given the intervening balance sheet date, a gain of 200
was recognized in Year 1 and a loss of 50 is recognized in
Year 2.
Over the entire period from transaction date to payment
date, the net gain recognized in the financial statements is
equal to the actual realized gain on the foreign currency
transaction
3.) Where will FinnCo report foreign currency transaction
gain in Year 1 ?

It is shows that the euro value of FinnCos receivable on the


day it received payment was 14,750, which is 150 more
than the euro value of FinnCos receivable on the date of
the transaction.
Thus, FinnCos foreign exchange gain was 150.
2.) Assume that the transaction date was in November Year
1, the payment date was in January Year 2, and the
company has a 31 December year-end.
Exchange rate on 31 December, Year 1:
1 = 1.480
What is FinnCos foreign exchange gain or loss for Year 1?
And for Year 2?

Dampak nilai tukar terhadap Sales dan Purchases


Perubahan nilai tukar berdampak pada gain atau loss pada
transaksi tergantung atas dua hal :
1. Sifat paparan resiko nilai tukar (aset atau liabilitas)
2, Arah perubahan nilai tukar (melemah atau menguat)

Piutang valuta asing yang muncul akibat penjualan ekspor


menimbulkan paparan resiko nilai tukar pada aset.
-Jika nilai tukar valuta asing menguat,maka piutang akan
meningkat dalam functional currency perusahaan dan akan
dicatat gain pada transaksi valuta asing. Perusahaan akan
mengkonversi valuta asing yang diterima ke dalam
functional currency lebih banyak karena valuta asing
menguat.
- Jika nilai tukar valuta asing melemah,maka akan muncul
penurunan nilai piutang dalam functional currency dan akan
dicatat loss
. The 200 gain , value of receivable at balance sheet date
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

489

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Utang valuta asing yang muncul akibat pembelian impor
menimbulkan paparan resiko nilai tukar pada liabilitas

1,1% pada pendapatan sebelum pajak perusahaan yaitu


$827,5 juta di tahun tersebut.

- Jika nilai tukar menguat, utang akan meningkat dalam


functional currency perusahaan dan akan dicatat loss pada
transaksi valuta asing. Perusahaan akan mengkonvesi
functional currency ke dalam valuta asing lebih banyak
untuk membayar utang karena nilai tukar valuta asing
menguat
- Jika valuta asing melemah, maka akan muncul penurunan
nilai utang dalam functional currency dan akan dicatat gain

Translasi sales pada perusahaan anak ke Presentation


currency perusahaan induk
Dalam beberapa kasus, perusahaan anak di luar negeri akan
beroperasi pada mata uang dimana ia berasa, yang
tentunya akan berbeda dengan mata uang dimana
perusahaan induk menyajikan laporan keuangannya. Untuk
mempersiapkan konsolidasinya, perusahaan induk harus
mentranslasi laporan keuangan perusahaan anak yang
dicatat dalam valuta asing ke presentation currency
perusahaan induk

Pencatatan Foreign currency transaction gain and loss


Baik IFRS maupun US GAAP mengharuskan pencatatan gain
dan loss pada foreign currency transaction di net income
(meskipun gain dan loss itu belum direalisasi), tapi baik IFRS
maupun US GAAP tidak menunkukkan dibagian laporan laba
rugi mana gain dan loss ini harus diletakkan. Umumnya ada
dua perlakukan :
1. Sebagai komponen pada operating income atau
operating expense
2. Sebagai komponen pada nonoperating income atau
nonoperating expense,dan dalam beberapa kasus sebagai
bagian dari Net financing cost
Perhitungan operating profit dipengaruhi oleh letak gain
dan loss pada foreign currency transaction tapitidak
mempengaruhi gross profit dan net profit ,meskipun
operating profit berbeda pada kedua alternatif diatas.
Karena standar akuntansi tidak memberikan arahan untuk
meletakkan gain dan loss pada foreign currency transaction
maka salah satu dari alternatif diatas, dua perusahaan
dalam industri yang sama bisa memilih alternatif yang
berbeda, yang mana akan mendistorsi perbandingan
operating profit dan opertaing porfit margin diantara tiap
perusahaan
Pemilihan alternatif di atas harus diungkapkan pada catatan
atas laporan keuangan. IFRS mengharuskan pengungkapan
jumlah perbedaan nilai tukar yang diakui ,apakah profit atau
loss US GAAP mengharuskan pengungkapan gain atau
loss pada transaksi agregat yang dipakai ndalam
menentukan net income di periode tersebut.
Contoh pengungkapan dampak perubahan nilai tukar
Our exposure to foreign currency transaction gains and
losses is the result of assets and liabilities, (including intercompany transactions) that are denominated in currencies
other than the relevant entitys functional currency....
Transaction gains and losses on these foreign exchange
contracts are recognized each period in other income, net
included on the consolidated statements of income. During
the years ended December 31, 2011, 2010, and 2009, we
recorded net realized and unrealized foreign currency
transaction gains of $9 million and $13 million, and a
transaction loss of $1 million, respectively.
Yahoo! Inc., Annual Report (2011)
Pada pengungkapan di atas, diilustrasikan mengenai gain
dan loss pada Yahoo! Di tahun 2011. Dijelaskan bahwa
foreign transaction gains and losses yang sudah direalisasi
dan yang belm direalisasi yang tercermin di dalam income.
Ditunjukkan pada item other income,net: yang mana
merupakan nonoperating activities. Net foreign currency
transaction gain di tahun 2011 adalah $9 juta yang mewakili

Contoh :
Assume the US subsidiary of a German company keeps
its books in US dollars, and the South African subsidiary
of the German company keeps its books in South African
rands. The German parent company must prepare
consolidated financial statements in euros.
Revenues are translated at the exchange rate that
existed when the transactions took place. For practical
reasons, a rate that approximates the exchange rates at
the dates of the transactions, such as an average
exchange rate, may be used.
If the US dollar and South African rand appreciate
against the euro over the course of a given year, the
amount of sales translated into euro will be greater than
if the subsidiaries currencies weaken against the euro.

Translasi laporan keuangan yang dicatat pada Valuta asing


ke dalam Presentation currency perusahaan induk
Dalam laporan keuangan konsolidasi, aset-liabilitasrevenue-expenses dari perusahaan anak domestik dan di
luar negeri akan ditambahkan ke laporan keuangan
perusahaan induk. Maka akan muncul dua pertanyaan :
1. Apa nilai tukar yang akan digunakan untuk setiap lini item
?
2. Dimana translation adjustment dilaporkan dalam laporan
keuangan konsolidasi dan Bagaimana mempertahankan
neraca agar tetap balance ?
Apa nilai tukar yang akan digunakan untuk setiap lini item ?
Ada dua pendekatan berbeda untuk melakukan translasi
pada aset dan liabilitas perusahaan anak :
1. ) Current rate method : Menggunakan nilai tukar spot
pada tanggal neraca untuk seluruh aset dan liabilitas
2.) Temporal method :
- Menggunakan nilai tukar spot pada tanggal neraca untuk
seluruh aset dan liabilitas moneter (dan seluruh aset dan
liabilitas nonmoneter yang diukur pada current value)
- Menggunakan nilai tukar historis untuk aset dan liabilitas
nonmenter yang diukur pada historical cost
Prosedur yang diharuskan IFRS dan US GAAP dalam translasi
laporan keuangan yang menggunakan valuta asing adalah
penggunaan kedua alternatif (current rate method atau
temporal method). Metode mana yang akan dipakai
tergantung pada functional currency perusahaan.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

490

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


functional currency. Tapi,dalam kasus ini dua indikator
diatas harus menjadi prioritas dibanding indikator lainnya.

Dimana translation adjustment dilaporkan dalam laporan


keuangan konsolidasi dan Bagaimana mempertahankan
neraca agar tetap balance ?

Faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan


Functional Currency
Functional currency (menurut IAS 21) adalah :
1. mata uang tang mempengaruhi harga penjualan barang
dan jasa
2. mata uang negara dimana tekanan kompetisi dan egulasi
menentukan harga jual barang dan jasa
3. mata uang yang mempengaruhi biaya tenaga kerja
mbahan baku dan biaya lain yang dikeluarkan untuk
menghasilkan barang dan jasa
4. mata uang dimana pendanaan (funds) dari financing
activites didapatkan
5. mata uang dimana penerimaan (receipt) dari operating
activites ditahan
Pertimbangan tambahan :
-apakah aktivitas operasi di luar negeri adalah perpanjangan
tangan dari perusahaan induk atau diberikan otonomi yang
signifikan
-apakah transaksi perusahaan induk dengan aktivitas entitas
di laur negeri itu memiliki proporsi besar atau kecil
-apakah arus kas yang dihasilkan dari operasi di luar negeri
mempengaruhi langsung arus dari perusahaan induk dan
tersedia untuk diremitansi kepada perusahaan induk
-apakah arus kas operasi yang dihasilkan dari operasi di luar
negeri cukup membayar utang atau apakah entitas di luar
negeri akan membtuhkan pendanaan dari perusahaan induk
untuk membayar utangnya

Contoh :
Assume Spanco (a hypothetical Spain-based company that
uses the euro as its presentation currency) establishes a
wholly owned subsidiary, Amerco, in the United States on
31 December 20X1 by investing 10,000.At that time, the
exchange rate between the euro and the US dollar is 1 =
US$1. The equity investment of 10,000 is physically
converted into $10,000 to begin operations. In addition,
Amerco borrows $5,000 from local banks on 31 December
20X1. Amerco purchases inventory that costs $12,000 on
31 December 20X1 and retains $3,000 in cash.
To prepare a consolidated balance sheet in euros at 31
December 20X1, Spanco must translate all of the US dollar
balances on Amercos balance sheet at the 1 = $1
exchange rate. The translation worksheet at 31 December
20X1 is shown on this slide.By translating each US dollar
balance at the same exchange rate (1.00), Amercos
translated balance sheet in euros reflects an equal amount
of total assets and total liabilities plus equity and remains
in balance.

Assume that during the first quarter of 20X2, Amerco


engages in no transactions. However, during that period,
the US dollar weakens against the euro such that the
exchange rate at 31 March 20X2 is 0.80 = US$1.00.To
prepare a consolidated balance sheet in euros at the end
of the first quarter 20X2, Spanco now must choose
between the current exchange rate of 0.80 and the
historical exchange rate of 1.00 to translate Amercos
balance sheet amounts into euros.
The original investment made by Spanco of 10,000 is a
historical fact, so the company wants to translate Amercos
common stock in such a way that it continues to reflect this
amount.
This goal is achieved by translating common stock of
$10,000 into euros using the historical exchange rate of 1 =
US$1.
Current rate method

Jika indikatior functional currency berdasarkan IAS 21 di


atas bercampur ,maka pihak manajemen harus
menggunakan judgment terbaiknya dalam menentukan
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

491

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


C = Current exchange rate , H = Historical exchange rate
By translating all assets at the lower current exchange rate,
total assets are written down from 31 December 20X1 to 31
March 20X2 in terms of their euro value by 3,000.
liabilities are written down by 1,000.
To keep the euro translated balance sheet in balance, a
negative translation adjustment of 2,000 is created and
included in stockholders equity on the consolidated
balance sheet.
The negative translation adjustment (net translation loss)
does not result in a cash outflow of 2,000 for the parent
Spanco and thus is unrealized. The loss could be realized,
however, if Spanco were to sell Amerco at its book value of
$10,000. The proceeds from the sale would be converted
into euros at 0.80 per $1, resulting in a cash inflow of
8,000. Because Spanco originally invested 10,000 in its US
operation, a realized loss of 2,000 would result.
Temporal method

On this translation worksheet at 31 March 20X2,only


monetary assets and liabilities are translated at the current
exchange rate (0.80),.Using this approach, cash is written
down by 600.
inventory continues to be carried at its euro historical cost
of 12,000. notes payable is written down by 1,000.
The translation adjustment that maintain balance sheet in
balance,reflects the net translation gain or loss related to
monetary items only: here, a 400 net translation gain
made up of a 600 loss on cash and a 1,000 gain on notes
payable.
The positive translation adjustment (net translation gain)
also is unrealized. However, the gain could be realized if:
The subsidiary uses its cash (US$3,000) to pay as much of its
liabilities as possible, andThe parent sends enough euros to
the subsidiary to pay its remaining liabilities ($5,000
$3,000 = $2,000). At 31 December 20X1, at the 1.00 per
$1.00 exchange rate, Spanco would have sent 2,000 to
Amerco to pay liabilities of $2,000. At 31 March 20X2, given
the 0.80 per $1 exchange rate, the parent needs to send

only 1,600 to pay $2,000 of liabilities. As a result, Spanco


would enjoy a foreign exchange gain of 400.

Dampak perubahan
adjustment

nilai

tukar

pada

Operasi di luar negeri dikatakan mendapat net asset


balance sheet exposurejika aset yang ditranslasikan pada
nilai tuka saat ini jumlahnya lebih besar daripada liabilitas
yang ditranslasikan pada nilai tukar saat ini. Sebaliknya, net
asset balance sheet exposure terjadi jika liabilitas
ditranslasikan pada nilai tukar saat ini lebih besar dari aset
yang ditranslasikan pada nilai tukar saat ini. Tanda dari
transaltion adjustment di periode berjalan (apakah positif
atau negatif) adalah fungsi dari dua faktor berikut :
1. Sifat dari paparannya terhadap neraca (apakah aset atau
liabilitas)
2. Arah dari perubahan nilai tukar (apakah menguat atau
melemah)
Efek metode translasi pada rasio keuangan
Hampir seluruh rasio akan berbedajika menggunakan salah
satu dari dua metode (current method vs temporal
method). Jika mata uang perusahaan anak menguat relatif
dibanding perusahaan induk, maka current ratio akan lebih
tinggi pada current method dibanding temporal
method,dan jika mata uang perusahaan anak terdepresiasi
dbanding perusahaan induk,maka current ratio akan lebih
rendah pada current method
Dari seluruh rasio keuangan,hanya receivables turnover
yang akan sama pada kedua metode translasi. Ini
disebabkan karena :
1. Sales ditranslasikan pada nilai tukar rata-rata (average
exchange rate) pada kedua metode translasi
2. Receivables ditranslasikan pada nilai tukar saat ini
(current exchange rate) pada kedua metode translasi
Untuk setiap rasio keuangan ,setidaknya satu item ,pakah
numerator atau denominator ditranslasikan pada nilai tukar
berbeda (current,average, historical rate) pada temporal
method dibanding current rate method.
Misalnya, current ratio memiliki nilai berbeda pada kedua
metode translasi karena inventory ditranslasikan pada nilai
tukar saat ini pada current method dan pada nilai tukar
historis pada temporal method. Jika nilai tukar saat ini lebih
tinggi daripada nilai tukar historis saat inventory
diakui,maka current ratio akan lebih tinggi pada translasi
yang menggunakan current method.
Rasio Local currency VS Rasio Translated Currency (pada
current method)

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

Translation

492

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Hubungan antara laporan keuangan perusahaan anak yang
menggunakan local currency terjaga,yaitu rasio itu akan
dientik dengan rasio pada laporan keuangan yang telah
ditranslasikan jika menggunakan metode translasi current
rate method dan jika rasio dikalkulasikan menggunakan
informasi dari salah satu dari neraca atau laporan laba rugi
(bukan keduanya).
Contoh :
-Current ratio dan leverage ratio (hanya menggunakan
informasi neraca)
-interest coverage ratio dan profit margin (hanya
menggunakan informasi laporan laba rugi)
Hubungan terhadap local currency akan terdistorsi jika
ditranslasikan menggunakan current rate method karena
jumlah di neraca di trnaslasikan menggunakan nilai tukar
saat ini ,padahal revenue dan expense ditranslasikan
menggunakan nilai tukar rata-rata (average exchange rate)
Rasio Local currency VS Rasio Translated Currency (pada
temporal method)
Hubungan pada laporan keuangan perushaan anak yang
menggunakan local currency akan tetqap terjaga jika pada
saat penghitungan rasio ,baik denominator maupun
numerator menggunakan nilai tukar historis. Sebaliknya,
hubungan itu akan terdistorsi jika :
1.aset dan liabilitas moneter ditranslasikan menggunakan
nilai tukar saat ini
2. aset dan laibilitas moneter :
-biaya historis ditranslasikan menggunakan nilai tukar
historis
-current value ditranslasikanmenggunakan nilai tukar di
tanggal valuasi
3. Revenue dan expense:
-tidak terkait pada aset nonmoneter, ditranslasikan pada
nilai tukar rata-rata
-terkait pada aset nonmoneter,ditranslasikan pada nilai
tukar historis
4. Akun ekuitas ditranslasikan menggunakan nilai tukar
historis
Perusahaan anak yang beroperasi di ekonomi hiperinflasi
(Inflasi > 100%)
Untuk perusahaan anak yang beoperasi di negara dengan
ekonomi hiperinflasi, saat translasi local currency ke
presetantion currency perusahaan induk ,diharuskan :
Pada IFRS (IAS 21)
-Nyatakan laporan keuangan menggunakakan local currency
untuk menyesuaikan terhadap inflasi lokal
- Translasi laporan keuangan tadi kedalam presentation
currency perusahaan induk menggunakan nilai tukar saat ini
Pada US GAAP
-Gunakan temporal method untuk mentranslasi laporan
keuangan yang dinyatakan dalam valuta asing ke dalam
laporan keuangan yang menggunakan local currency
- termasuk hasil trnaslation adjument (gain atau loss saat
menentukan net income)
Contoh :

(TL542,700/US$ US$1,000 = TL542,700,000).


Assuming no other assets or liabilities, what are the annual
and cumulative translation gains or losses given the
following data?

1.) Under IFRS, the historical cost of the land is restated for
inflation and then the inflation-adjusted historical cost is
translated using the current exchange rate.
This approach is required by IAS 21. It is the approach that
best represents economic reality in the sense that it reflects
both the likely change in the local currency value of the land
as well as the actual change in the exchange rate.

Under this approach, land is reported on the parents 31


December 2002 consolidated balance sheet at $1,100 with a
cumulative, unrealized gain of $100. Although the
cumulative translation gain on 31 December 2002 is
unrealized, it could have been realized if
-the land had appreciated in TL value by the rate of local
inflation,
-the Turkish subsidiary sold the land for TL1,835,243,163,
and
-the sale proceeds were converted into $1,100 at the
current exchange rate on 31 December 2002.
2.) Under US GAAP, the historical cost of land is translated
using the historical exchange rate, which results in the same
translated amount at each balance sheet date.
This approach is required by US GAAP and ensures that nonmonetary assets do not disappear from the translated
balance sheet

Assume a US company established a subsidiary in Turkey on


1 January 2000 (at which time Turkey was highly
inflationary).
The US parent sent the subsidiary US$1,000 on 1 January
2000 to purchase a piece of land at a cost of TL542,700,000
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

493

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Under this approach, land continues to be reported on
the parents consolidated balance sheet at its original
cost of $1,000 each year.
Because this example assumes that the company has
only one assetland, a non-monetary assetthere is no
translation gain or loss.
No translation gains or losses arise from balance sheet
items translated at historical exchange rates.
Operasi multinasional dan tingkat pajak efektif (effective
tax rate)
Secara umum,perusahaan multinasional dikenakan income
taxes dinegara dimana profit dihasilkan. Perusahaan bis
ajuga harus membayar income taxes di negara asalnya
tergantung regulasi perpajakan spesifik.

Excerpt from General Mills 2011 Annual Report (MD&A )

Excerpt from General Mills 2011 Annual Report


(Supplementary Schedule )

Effective tax rate : beban pajak dibagi laba akuntansi


sebelum pajak
Statutory tax rate : income tax rate di yurisdiksi pajak
negara asal
Saat perusahaan dikenai pajak yang bereda dengan pajak di
negara asalnya (statutory tax rate) , maka tingkat pajak
efektif akan terpengaruh. Seorang analis bisa mendapatkan
informasi tentang efek tingkat poajak efektif pada operasi
multinasional
pada disclosure . Standar akuntansi
mengharuskan perusahaan menjelaskan perbedaan antara
beban pajak dan laba kauntansi. Penjelasan itu disajikan
sebagai rekonsiliasi antara tingkat pajak efektif rata-rata
(beban pajak dibagi laba akuntansi sebelum pajak) dan
statutory tax rate yang relevan.
Tujuan pembuatan disclosure dimaksudkan agar penguna
laporan keuangan memahami apakah ada perbedaan
antara beban pajak dan laba akuntansi pada periode fiskal
tertentu dikatakan tidak biasa dan untuk memahami faktor
signifikan termasuk efek dari foreign taxes yang bisa
mempengaruhi hubungan tersebut di masa yang akan
datang. Perubahan pada tingkat pajak efektif sebagai
dampak dari foreign taxes bisa disebabkan karena
perubahan tax rate yang bisa diterapkan atau perubahan
gabungan laba yang didapat dari yurisdiksi pajak yang
berbeda
Dampak perubahan pada sales terhadap keberlangsungan
pendapatan (earning sustainability)
Pada perusahaan multinasional,pertumbuhan sales tidak
hanya diakibatkan oleh perubahan pada volume penjualan
dan harga,tapi juga perubahan nilai tukar antara reporting
currency dan mata uang dimana sales dibuat. Pertumbuhan
sales yang diakbitkan perubahan pada volume penjualan
dan harga lebih sustainable daripada yang diakibatkan
perubahan nilai tukar. Terlebih lagi,pihak manajelemn
memiliki kendali lebih besar pada pertumbuhan sales yang
diakibatkan kenaikan volume penjualan dan harga
dibanding yang diakibatkan perubahan nilai tukar. Maka
dari itu,analis akan mempertimbangkan efek nilai tukar
terhadap pertumbuhan sales untuk :
1. Memproyeksikan kinerja di masa mendatang
2. Mengevaluasi kinerja historis dari tim manajemen
Contoh

Hypothetical Companies Components of International


Sales Growth (%)

Companies often include disclosures about the effect of


exchange rates on sales growth in the MD&A. Above is
presents four hypothetical companies with comparisons
simplified. Each company reported sales growth of 10% for
the year; however, the components of that growth vary.
Discussion point about sustainability: How likely is it that
the company will be able to continue growing its sales
from the same component?
1.) Company A increased the volume of its sales with price
increases having a very small impact. Is A trying to gain
market share by keeping prices low? What impact is seen
on profitability (e.g., downward pressure on gross
margins?)
2.) Company Bs sales growth came mainly from price
increases. Are Bs prices inelastic? Or are sales volumes
being affected by price increases?
3.) Company Cs sales growth came mainly from foreign
currency.
Potensi
dampak fluktuasi nilai tukar pada Financial results
Sebuah perusahaan multinasional yang memiliki
denominasi mata uang selain functional currency
perusahaan akan terpapar pada resiko nilai tukar. Pada
jangka menengah hingga jangka panjang, sebuah perushaan
bisa membuat natural hedge dengan mencocokkan mata
uang expense dengan mata uang sales ,misalnya :

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

494

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


1. Membuat lebih banyak pembelian (purchase) dalam mata
uang yang sama dengan sales
2. Merelokasi fasilitas pabriknya di negara tempat sales
dibuat
Pada jangka pendek, perusahaan bisa melakukan hedging di
pasar keuangan untuk meminimalisir resiko nilai tukar
Contoh kasus (BMW 2011 annual report)
The sale of vehicles outside the euro zone gives rise to
exchange risks. Three currencies (the Chinese renminbi,
the US dollar and the British pound) accounted for
approximately two-thirds of the BMW Groups foreign
currency exposures in 2011. We employ cash-flow-atrisk models and scenario analyses to measure exchange
rate risks. These tools provide information which serves
as the basis for decision-making in the area of currency
management.
We manage currency risks both at a strategic (medium
and long term) and at an operating level (short and
medium term). In the medium and long term, foreign
exchange risks are managed by natural hedging, in
other words by increasing the volume of purchases
denominated in foreign currency or increasing the
volume of local production. In this context, the
expansion of the plant in Spartanburg, USA, and the
new plant under construction in Tiexi* at the Shenyang
site in China are helping to reduce foreign exchange
risks in two major sales markets. For operating
purposes (short and medium term), currency risks are
hedged on the financial markets.
The BMW Group measures currency risk using a cashflow-at-risk model. The starting point for analysing
currency risk with this model is the identification of
forecast foreign currency transactions or exposures.
In the next stage, these exposures are compared to all
hedges that are in place. The net cash flow surplus
represents an uncovered risk position. The cash-flowat-risk approach involves allocating the impact of
potential exchange rate fluctuations to operating cash
flows on the basis of probability distributions.
Volatilities and correlations serve as input factors to
assess the relevant probability distributions..
The potential negative impact on earnings for the
current period is computed on the basis of current
market prices and exposures to a confidence level of
95% and a holding period of up to one year for each
currency. Aggregation of these results creates a risk
reduction effect due to correlations between the
various portfolios.
The company presents a table showing the potential
negative impact for the BMW Groupmeasured on
the basis of the cash-flow-at-risk approach
attributable at the balance sheet date to
unfavourable changes in exchange rates for the
principal currencies.

CHAPTER 18
INTEGRATION OF FINANCIAL STATEMENT
ANALYSIS TECHNIQUES
Kerangka kerja
Alasan utama untuk melakukan analisis laporan keuangan
adalah untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan
ekonomi. Kerangka kerja dari analisis memiliki enam fase :
1. Tentukan tujuan dilakukannya analisis
2. Kumpulkan data input
3 . Proses data
4. Analsia atau interprestasi data yang diproses
5. Bentuk dan komunikasi kesimpulan
6. Lakukan tindak lanjut (follow-up)
Studi kasus : Evaluasi Equity Investment jangka panjang
pada Nestle
1. Tentukan tujuan dilakukannya analisis
-pisahkan faktor yang menetukan keberhasilan keuangan
nestle dan nilai keberlangsungannya
-pahami resiko yang bisa mengubah keberlangsungan
hasilnya
2. Kumpulkan data input
3 . Proses data
- lakukan DuPont analysis
-analisis komposisi basis aset nestle
-pelajari komponen segmen dan alokasi capital didalamnya
-periksa arus kas perusahaan dan ketercukupannya untuk
kesinambungan operasi dan strategi perusahaan
-uraikan valuasi perusahaan
4. Analsia atau interprestasi data yang diproses
5. Bentuk dan komunikasi kesimpulan
6. Lakukan tindak lanjut (follow-up)
Dupont analysis
ROE = Net income x
Sales
x Assets
Sales
assets
equity
= net profit margin x asset turnover x leverage

ROE adalah rasio net income terhadap sahreholders equity,


ROE mengukur seberapa banyak profit dihasilkan per unit
campital yang dimiliki pemegang saham. ROE juga
merupakan produk dari ROA dan financial leverage ratio.
Keputusan financing tercermin pada financial leverage ratio.
Jika rasio tersebut tinggi, maka ada sebagian kecilo
persentase aset itu dimiliki oleh pemegang saham,karena
sebagian besar aset didapat dari utang.
Pilihan pada pelaporan keuangan dan bias yang mungkin
terjadi
Memasukkan net investment dan return dari pihak berelasi
(perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan tapi tidak
memiliki kendali) dengan jumlah penuh saat pelaporan aset

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

495

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


dan income perusahaan akan menimbulkan noise pada
analisis yang dilakukan.
Sebagian income Nestle terkait pada kepemilikan saham
30% di LOreal. Mengurangi investasi dan bagi hasil dari
pihak berelasiyaitu dari hasil total aset akan menghasilkan
basis aset yang akurat pada Nestle.

Membandingkan laporan keuangan yang disajikan dengan


perlakuan akuntansi berbeda di tahun berbeda bisa
membuat bias pada analisis. Penyesuaian diperlukan agar
analisis itu konsisten pada beberapa periode yang menjadi
perhatian.
Sebagai contoh, agar tingkat perbandingannya relevan
,Nestle menyajikan ulang neraca tahun 2004,termasuk
perubahan pada akuntansi empolyee benefit plan ,klasifikasi
lease, klasifikasi ulang pada warrants premium,dan efek
kumulatif dari invesatisnya di LOreal saat adposi IFRS
pertama kalinya

Earning quality
Earning quality merupakan persistensi dan keberlanjutan
dari pendapatan yang diterima sebuah perusahaan. Cara
melakukan evaluasi pada earning quality adalah :
1.) Menganalisa fluktuasi rasio akrual ang mengindikasikan
akrualitas dari waktu didapatnya earning, ketidak
konsistennan antara dua set rasio akrual mengindikasikan
adanya manipulasi pada earning

Analisis struktur permodalan (Capital structure)


Menggunakan analisis common-size, contohnya dibawah ini
merupakan struktur permodalan jangka panjang pada
nestle

Analisa earning quality pada nestle :

Saat terjadi deleveraging,maka ada perubahan offseting


pada working capital perusahaan (misalnya leverage
meningkat, tapi likuiditas menyusut). Peningkatan
pengelolaan piutang, inventory dan utang bisa memitigasi
hal0hal terkait penurunan pada working capital yang
sebenarnya
Analisis segmen (Segment analysis)
Segmen bisnis merupakan bagian besar perusahaan yang
mencatatkan lebih dari 10% aset dan revenue perusahaan
dah hal lain yang dipisahkan dari perusahaan selain lini
bisnis dalam hal resiko dan karakteristik returnnya.
Melakukan analisis segmen memudahkan analis untuk
memahami resiko investasi dari segi geopolitik. Rasio dari
proporsi capital expenditure terhadap proporsi total aset
diurutkan berdasarkan EBIT margin :
Rasio < 1 : segmen dialokasikan dengan proporsi lebih kecil
pada capital expenditure nya dibanding proporsi total
asetnya
Rasio > 1 : perusahaan sedang mengembangkan
pertumbuhan segmennya
Membandingkan rasio dengan EBIT margin memberikan ide
bagi analis apakah perusahaan menginvestasikan capital
alam segmen yang paling profitable

2.) melakukan studi pada arus kas dan hubungannya pada


net income. Apakah operation earning dilandasi arus
kas,atau apakah operating earning lebih besar dari hasil
akuntansi
Penyesuaian yang tepat dibutuhkan untuk menjaga
komprasi antara arus kas dan earning tetap simetris :
-tambahkan kas yang dibayarkan untuk bunga dan pajak ke
operating cash flow. Hasil operating cash flow sebelum
bunga dan pajak adalah operating cash flow yang relevan
untuk perbandingan dengan operating income

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

496

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


- tambahkan amortisasi goodwill ke periode sebelum 31
maret 2004 (pada laporan keuangan Nestle) , IFRS 3 tentang
Business Combinations , menangguhkan amortisasi
goodwill setelah 31 maret 2004. Untuk menamortisasi
goodwill pada beberapa tahu selain tahun-tahun operating
earning akan menghasilkan tren rasio yang keliru
3.) periksa hubungan antara operating cashflow dan total
aset. Total aset mencerminkan gabungan alokasi sumber
daya yang dimiliki manajemen.
-bandingkan arus kas dengan reinvestment , debt,da debtservicing capacity
- hasilnya akan mengindikasikan apakah perusahaan
memiliki sumber daya yang cukup untuk program
reinvestment dan apakah tambahan pinjaman bisa diatur
saat peluang investasi meningkat.
Rasio yang tinggi pada arus kas ke reinvestment,debt,dan
debt-servicing capacity mengindikasikan kekuatan finansial
yang memuaskan
Contoh valuasi pada kasus Nestle :

- memeriksa leverage ratio dan interest coverage ratio


untuk perusahaan-perusahaan yang menjadi perhatian di
fase sebelumnya
5. Bentuk dan komunikasi kesimpulan
6. Lakukan tindak lanjut (follow-up)
*Present Value factor pada pembayaran konstan selama
10 tahun yang didiskontokan pada 6% adalah 7,4.
Meskipun sulit mengetahu data sebeanrnya pada seluruh
leases yang dimiliki perusahaan-perusahaan, ada
semacam rule-of-thumb yang mengasumsikan lease
selama 10 tahun didiskontokan pada 6% sebagai
perwakilan pada persyaratan lease.
**ambang batas understatement sebesar 5% ditetapkan
untuk investigasi portofolio perusahaan karena analisis
kuantitatif hanya memerhatikan understatement aset
dan liabilitas utama yang disebabkan oleh perlakukan
operating lease pada neraca
Off-balance sheet leverage mengacu pada operating leases.
Capital lease dilaporkan sebagai aset oleh lessor dan
liablitas pada neraca lessee. Hasilnya adalah beban bunga
dan beban depresiasi (bukan beban sewa) pada laporan
laba rugi lessee. Saat menngkapitalisasi sebuah operating
lease ,maka financial leverage dan interest coverage ratio
lessee akan meningkat.
Asumikan present value dari pembayaran operating lease di
masa depan adalah $1,075 juta, Tabel dibawah
menunjukkan rasio leverage setelah mengkapitalisasi
operating leases (jumlah dalam juta )

Untuk menetukan nilai pasar dengan hanya melihat operasi


perusahaan, analis harus menghilangkan nilai kepemilikan
saham perusahaan lain oleh Nestle dari market valuenya
nestle.
Studi kasus : Mengevaluasi off-balance sheet leverage
1. Tentukan tujuan dilakukannya analisis
-Lihat funds holding perusahaan apakah ada isu off-balance
sheet financing (misalnya adanya capital lease yang belum
tercatat)
-analisa dampak dari leveragenya jika ada
2. Kumpulkan data input
- kalikan beban operating lease lancar yang dicatat
perusahaan didalam funds holding dengan 7,4 untuk
mengestimasi aset dan debt yang belum dicatat*
-jika rasio dari aset yang tersembuny terhadap total aset
melebihi 5 % pada setiap perusahaan didalan funds holding
maka informasi perusahaan itu harus dilakukan analsisi
lebih mendalam**
3 . Proses data
4. Analisa atau interprestasi data yang diproses

Studi kasus 3 : Mengevaluasi efek perubahan pada standar


akuntansi
1. Tentukan tujuan dilakukannya analisis
Tentukan apakah Discover financial servces beresiko
(misalnya menikgatnya leverage) pada perubahan yang
mungkin pada akuntansi untuk sekuritisasi
2. Kumpulkan data input
Kumpulkan dokumen 10-Q dab 10-K
3 . Proses data

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

497

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


4. Analisa atau interprestasi data yang diproses
Analisa pengukuran leverage perusahaan, asumsikan
liabilitas berhunungan dengan sekuritisasi aset yang harus
ditunjukkan pada neraca paerusahaan
5. Bentuk dan komunikasi kesimpulan
Tulis laporannya
6. Lakukan tindak lanjut (follow-up)
Saat ini (menurut statement 140) ,perusahaan bisa
menghilangan aset keuangannya dari neraca dengan
meletakkannya pada Qualified Special Purpose Entity
(QSPE)
- kombinasi dari penghilangan aset dan tidak mengakui
liabilitas akan menimbulkan efek pada financial leverage
pada neraca
- jika konsep QSPE dieliminasi dari akuntansi
sekuritiasi,maka aset yang disekuritisasi dan laibilitas yang
muncul terkait sekuritisasi akan muncul di neraca
Contoh :
Software Services menjual $267,5 juta dari piutangnya
kepada Special Purpose Entity (SPE). Perusahaan
menyingkat neraca seperti dibawah ini:

transaksi didalam perusahaan yang disederhanakan dengan


cara dirangkum kedalam berbagai pos yang sesuai dalam
laporan keuangan.
Contoh: Perusahaan melakukan penjualan setiap hari,
dimana ada hari tertentu penjualan meningkat, dan ada hari
tertentu lainnya penjualan menurun. Analisis kinerja
penjualan perusahaan akan dipermudah jika penjualan
selama 1 periode waktu tertentu, misalnya 3 bulanan, atau
1 tahunan, dirangkum menjadi pos penjualan.
Pemahaman kondisi perusahaan melalui laporan keuangan
mengharuskan pembaca memiliki kompetensi untuk
memahami laporan keuangan, mulai dari transaksi yang
terjadi, pencatatan, dan penyesuaian yang dilakukan, dan
waktu yang cukup lama untuk membacanya. Mengacu pada
keterbatasan kompetensi dan waktu, hasil analisis laporan
keuangan dari analis keuangan menjadi sangat penting.
Analis laporan keuangan membantu menjadikan laporan
keuangan menjadi suatu cerita mengenai kondisi
keuangan perusahaan sehingga menarik untuk dibaca,
mudah diingat, mudah dipahami dalam waktu singkat, dan
membantu pembaca untuk mengetahui trend bisnis
perusahaan di masa depan.
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN FOKUS
ANALISISNYA
Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan dan perubahannya
untuk berbagai pihak yang berkepentingan untuk membuat
keputusan yang bersifat ekonomis.

Apa financial leverage jika perusahaan :


1. mengakuinya sebagai dijual
3,610,000 + 267,500)/976,500 = 3.97
2. menahan piutang yang disekutirisasi pada neraca
3,610,600/976,500 = 3.70
MATERI TAMBAHAN
ANALISIS DAN PENGGUNAAN LAPORAN
KEUANGAN
LINGKUP ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan dapat dibagi menjadi laporan keuangan
utama dan laporan pendukung lainnya.
Contoh laporan keuangan utama adalah Balance Sheet atau
Neraca, Income Statement atau Laporan Laba Rugi,
Comprehensive Income Statement atau Laporan Laba
Komprehensif, Statement of Changes in Equity atau Laporan
Perubahan Modal Saham, dan Statement of Cash Flows atau
Laporan Arus Kas. Contoh laporan pendukung lainnya
adalah Management Discussion and Analysis atau Diskusi
dan Pembahasan oleh Manajemen, Audit Report atau
Laporan Audit dari Auditor, Corporate Governance Report
atau Laporan Tata Kelola Perusahaan.
Laporan keuangan dapat dipahami sebagai media untuk
berkomunikasi antara perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan,
seperti
manajemen
perusahaan,
pemegang saham perusahaan, perbankan, dan pemerintah.
Didalam laporan keuangan, berbagai peristiwa atau

Pihak yang berkepentingan meliputi:


Manajer Perusahaan.
Laporan keuangan memberikan informasi mengenai
keberhasilan
manajemen
dalam
mengelola
dan
meningkatkan kekuatan perusahaan dan mencari ruang
peningkatan kinerja. Laporan keuangan juga membantu
manajer perusahaan untuk membuat keputusan strategis
perusahaan. Fokus analisis manajer perusahaan adalah
maksimalisasi nilai investasi pemegang saham melalui
keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka pendek
sampai dengan jangka panjang. Bobot bidang yang dianalisis
terutama kinerja perusahaan, dan jika memungkinkan,
perbandingan kinerja dengan perusahaan pesaing.
Pemegang Saham Perusahaan
Pemegang saham, termasuk calon pemegang saham,
berinvestasi pada perusahaan karena mengharapkan untuk
mendapatkan keuntungan, baik dalam bentuk dividen dan
kenaikan harga saham (capital gain).
Fokus analisis
pemegang saham perusahaan adalah kemampuan dan
prestasi manajer perusahaan dalam mengelola perusahaan
dan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
Bobot bidang yang dianalisis dipengaruhi oleh kondisi
perusahaan.
Tahap hidup perusahaan (firm life cycle)
Jika perusahaan berada pada tahap pertumbuhan (growth),
maka fokus analisis adalah pertumbuhan bisnis dan
likuiditas.Jika perusahaan berada pada tahap stabil
(maturity), maka fokus analisis adalah besaran dividen yang
dapat dibagikan kepada pemegang saham.
Kondisi keuangan perusahaan (financial condition)

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

498

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Jika perusahaan berada pada tahap kesulitan keuangan
(financial distress), maka fokus analisis adalah potensi
perusahaan untuk diselamatkan atau ditutup.
Jika perusahaan berada pada tahap kondisi struktur
keuangan yang belum optimal, misalnya terlalu banyak
modal saham atau terlalu banyak pinjaman, maka fokus
analisis adalah potensi peningkatan nilai perusahaan
melalui penyesuaian struktur modal.
Perbankan
Perbankan, termasuk perusahaan multifinance, hanya
tertarik untuk memberikan pendanaan kredit pada
perusahaan dengan kemampuan untuk melunasi cicilan
bunga dan pokok pinjaman yang baik. Fokus analisis
perbankan terutama pada likuiditas perusahaan dan
kelayakan jaminan (collateral) pinjaman.
Perusahaan Rating
Perusahaan Rating membantu investor produk investasi
pendapatan tetap untuk menilai tingkat risiko dari kredit
yang diberikan pada perusahaan. Fokus analisis perusahaan
rating terutama pada likuiditas perusahaan dan kelayakan
jaminan (collateral) pinjaman.
Perusahaan Sekuritas
Bisnis utama perusahaan sekuritas ada 2 yaitu perantara
pedagang efek (brokerage) dan penjaminan emisi efek
(underwriter
atau
investment
banking).
Untuk
penyederhanaan, efek bisa berbentuk saham atau obligasi
Fokus analisis laporan keuangan dari divisi perantara
pedagang efek adalah kelayakan investasi mulai dari
prospek investasi dan kemampuan perusahaan membayar
cicilan pokok dan pinjaman. Fokus analisis laporan
keuangan dari divisi penjamin emisi efek adalah potensi
perusahaan untuk melakukan restrukturisasi keuangan
melalui penawaran saham perdana (IPO), merger dan
akuisisi.
Pemasok Perusahaan
Kebutuhan pemasok perusahaan mirip dengan perbankan
yaitu mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi
pembayaran produk yang telah dibeli dari pemasok. Fokus
analisis laporan keuangan adalah likuiditas perusahaan.
Pesaing Perusahaan
Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber
informasi yang dapat dijadikan tolok ukur (benchmark) oleh
perusahaan pesaing. Melalui laporan keuangan, perusahaan
pesaing dapat mengatur strategi persaingan yang lebih baik.
Fokus analisis laporan keuangan relatif merata yang
meliputi pertumbuhan penjualan, likuiditas, solvabilitas,
utilisasi aset, dan profitabilitas.
Pelanggan
Jika perusahaan menawarkan produk yang bersifat sangat
spesifik dan membutuhkan suku cadang yang spesifik,
misalnya perusahaan mobil, maka keberlangsungan hidup
perusahaan dapat mempengaruhi keputusan untuk
membeli produk perusahaan.
Contohnya: Jika perusahaan mobil dengan merk Ford
berpotensi untuk dilikuidasi, maka kita terpaksa harus
membatalkan pembelian mobil Ford tersebut karena tidak
adanya jaminan ketersediaan suku cadang dimasa depan.
Fokus analisis laporan keuangan adalah
keberlangsungan perusahaan dimasa depan.

potensi

Karyawan
Karyawan membutuhkan analisis laporan keuangan karena
dapat memberikan informasi mengenai keamanan bekerja
(job security), i.e. risiko PHK., potensi kenaikan gaji, dan
potensi untuk mendapatkan bonus.
Fokus analisis adalah pertumbuhan dan besarnya
keuntungan perusahaan.
Publik
Publik, yang umumnya diwakili oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) tertarik untuk mengetahui pengaruh
perusahaan terhadap lingkungan. Misalnya perusahaan
pertambangan mendapatkan keuntungan yang sangat besar
tetapi lingkungan disekitarnya mengalami kerusakan dan
masyarakat disekitarnya tidak sejahtera. Fokus analisis
keuangan adalah tindakan yang telah dilakukan perusahaan
dalam menjaga kondisi lingkungan sekitarnya dan
mensejahterakan masyarakat disekitarnya. Hasil analisis
keuangan digunakan untuk menekan perusahaan agar
berbuat lebih baik lagi bagi lingkungan dan masyarakat.
Pemerintah
Pemerintah membutuhkan analisis laporan keuangan untuk
2 motif yaitu memberikan subsidi dan menilai kondisi
perusahaan dari wajib pajak. Contoh analisis laporan
keuangan untuk motif subsidi adalah analisis laporan
keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Fokus
analisisnya adalah efisiensi operasional PLN dan besaran
subsidi yang harus diberikan agar PLN dapat meningkatkan
pelayanannya pada masyarakat. Pemerintah melakukan
analisis laporan keuangan perusahaan dari wajib pajak
untuk 2 tujuan yaitu menilai kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak dan menilai kondisi perusahaan wajib
pajak sehingga dapat dibuat kebijakan yang lebih baik untuk
meningkatkan daya saing perusahaan.
HUBUNGAN ANTAR LAPORAN KEUANGAN UTAMA
4 laporan keuangan utama adalah Balance Sheet atau
Neraca, Income Statement atau Laporan Laba Rugi,
Statement of Changes in Equity atau Laporan Perubahan
Modal Saham, dan Statement of Cash Flows atau Laporan
Arus Kas.
Balance Sheet Atau Neraca
Neraca memberikan informasi mengenai kondisi keuangan
perusahaan pada 1 titik waktu, umumnya 31 Maret, 30 Juni,
30 September, dan 31 Desember.
Hubungan antara Asset, Liabilities, dan Equity dapat
dijelaskan dengan rumus sederhana dibawah ini:
Asset = Liabilities + Equity
Asset adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan
seperti uang tunai, piutang dagang, tanah dan bangunan.
Liabilities adalah kewajiban keuangan perusahaan pada
perbankan, pemasok, dan lainnya.
Equity adalah sumber pendanaan perusahaan yang berasal
dari pemegang saham.
Income Statement Atau Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi melaporkan kegiatan bisnis yang merinci
penerimaan, misalnya penjualan, bunga deposito, dan
pengeluaran, misalnya biaya bahan baku, gaji karyawan,
dalam suatu periode waktu tertentu, umumnya periode
waktu 01 Januari sampai dengan 31 Maret, 01 April sampai

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

499

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


dengan 30 Juni, 01 Juli sampai dengan 30 September, dan
01 Oktober sampai dengan 31 Desember.
Statement of Changes in Equity Atau Laporan Perubahan
Modal Saham
Laporan perubahan modal saham memberikan informasi
mengenai sumber perubahan nilai modal saham, misalnya
perolehan keuntungan, penerbitan saham baru, dalam
suatu periode waktu tertentu, umumnya periode waktu 01
Januari sampai dengan 31 Maret, 01 April sampai dengan 30
Juni, 01 Juli sampai dengan 30 September, dan 01 Oktober
sampai dengan 31 Desember.
Seiring dengan semakin meluasnya aktivitas investasi pada
anak perusahaan dan perusahaan lain, perusahaan
membuat 1 laporan tambahan yaitu other comprehensive
income statement atau laporan laba komprehensif lain.
Dalam laporan tambahan ini, perusahaan melaporkan
keuntungan atau kerugian investasi pada anak perusahaan
atau perusahaan lain. Keberadaan laporan ini memberikan
informasi yang spesifik mengenai perubahan modal saham
yang dihasilkan dari aktivitas bisnis utama dan perubahan
modal saham yang dihasilkan dari investasi pada anak
perusahaan atau perusahaan lain.
Cash Flow Statement Atau Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan perubahan posisi kas
perusahaan akibat a.) aktivitas operasional seperti
perolehan hasil penjualan, pembayaran biaya bahan baku,
b.) aktivitas investasi seperti penambahan mesin, dan c.)
aktivitas pendanaan seperti penambahan hutang baru, pada
suatu periode waktu tertentu, umumnya periode waktu 01
Januari sampai dengan 31 Maret, 01 April sampai dengan 30
Juni, 01 Juli sampai dengan 30 September, dan 01 Oktober
sampai dengan 31 Desember.
Hubungan antara 4 laporan
digambarkan sebagai berikut:

keuangan

ini

dapat

Neraca dan Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi memberikan informasi mengenai
perubahan modal saham dari keuntungan atau kerugian
aktivitas bisnis diantara 2 waktu pelaporan neraca.
Misal:
1. Pada tanggal 31 Desember 2013, nilai asset
perusahaan adalah Rp. 100,
2. Pada periode waktu tahun 2014, perusahaan
memperoleh keuntungan sebesar Rp. 20
3. Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai asset
perusahaan adalah Rp. 120.
Neraca dan Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal memberikan informasi mengenai
perubahan nilai modal saham melalui keuntungan atau
kerugian dari aktivitas bisnis utama dan investasi pada
perusahaan lain, pembagian dividen, atau penerbitan
saham baru.
Misal:
Pada tanggal 31 Desember 2013, nilai asset perusahaan
adalah Rp. 100, nilai liabilities Rp. 40 dan nilai equity Rp. 60.

Pada periode waktu tahun 2014, perusahaan memperoleh


keuntungan sebesar Rp. 20 sehingga nilai equity naik dari
Rp. 60 menjadi Rp. 80, nilai asset bertambah menjadi Rp.
120 yang terdiri dari liabilities Rp. 40 ditambah nilai equity
Rp. 80.
Pada 31 Desember 2014, perusahaan membagikan dividen
sebesar Rp. 10, sehingga nilai equity turun dari Rp. 80
menjadi Rp. 70.
Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai asset perusahaan
berkurang dari Rp. 120 (sebelum pembagian dividen Rp. 10)
menjadi Rp. 110 (setelah pembagian dividen Rp. 10).
Neraca dan Perubahan Arus Kas
Arus kas dapat dibagi menjadi 3 aktivitas utama yaitu
aktivitas operasional, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan. Hubungan neraca dengan aktivitas operasional
adalah
a.) perubahan modal kerja, yaitu aset lancar, seperti piutang
dagang, persediaan, dan kewajiban lancar, seperti hutang
dagang, dan
b.)perubahan modal saham dari keuntungan atau kerugian
bisnis. Hubungan neraca dengan aktivitas investasi adalah
perubahan aset tetap perusahaan, seperti tanah, bangunan,
dan mesin, melalui transaksi pembelian atau penjualan.
Hubungan neraca dengan aktivitas pendanaan adalah
a.) perubahan liabilities seperti perubahan hutang bank,
b.) perubahan modal saham karena penambahan modal
saham.
Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal saham mencatat penambahan
atau pengurangan nilai modal saham berdasarkan
keuntungan dan kerugian pada laporan laba rugi.
Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas
Penerimaan dan pengeluaran yang dicatat pada laporan
laba rugi tidak identik dengan uang tunai yang diterima dan
dikeluarkan.
Misal:
Pada 31 Desember 2013, penjualan perusahaan adalah Rp.
100 yang akan dibayar 1 bulan kemudian.
Pencatatan yang dilakukan adalah penjualan Rp. 100, dan
piutang dagang bertambah Rp. 100.
Pada tanggal 31 Januari 2014, piutang dagang dibayar Rp.
100 sehingga piutang dagang berubah menjadi Rp. 0, dan
kas perusahaan bertambah Rp. 100.
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan umumnya dipahami sebagai laporan
yang objektif. Realitasnya, laporan keuangan dapat
menyimpang karena a.) manipulasi (ilegal), b.)
memanfaatkan loopholes dari kebijakan akuntansi (legal),
dan c.) akuntansi secara accrual (legal).
Manipulasi Laporan Keuangan
Manipulasi laporan keuangan merupakan aktivitas ilegal.
Manipulasi laporan keuangan dilakukan dengan mencatat
penerimaan fiktif dan menyembunyikan biaya atau kerugian
yang muncul.
Memanfaatkan Loopholes Kebijakan Akuntansi

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

500

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Proses
pengalokasikan
aktivitas
dan
transaksi
membutuhkan penilaian dan keputusan dari manajemen.
Contoh:
Manajemen diijinkan untuk mengkapitalisasi kerugian
menjadi asset, misalnya kerugian akibat kebakaran gudang
dapat dicatat sebagai asset. Akibatnya biaya yang muncul
menurun dan asset perusahaan meningkat. Selanjutnya,
asset yang muncul dari kapitalisasi biaya diamortisasi.
Manajemen mengestimasi nilai wajar dari goodwill, i.e.
selisih lebih nilai akuisisi asset daripada nilai wajarnya. Jika
manajemen ingin mencapai target keuntungan tertentu,
manajemen dapat mempertahankan nilai dari goodwill
walaupun seharusnya nilai goodwill ini sudah dicatat lebih
rendah atau impairment.
Perusahaan dapat memilih untuk menggunakan financial
lease atau operating lease.
Pada financial lease, kepemilikan asset berada pada
perusahaan (lessee). Pada financial lease, perusahaan
(lessee) mencatat peningkatan asset, liabilities, dan
depresiasi asset. Pada operating lease, kepemilikan asset
berada pada perusahaan yang membiayai pembelian
(lessor). Pada operating lease, asset dan liabilities
perusahaan (lessee) tidak berubah dan perusahaan dapat
mencatat biaya leasing.

ii.Marketable Securities atau investasi jangka pendek.


Marketable Securities muncul karena perusahaan
melakukan investasi jangka pendek, misalnya investasi
dipasar uang, dengan tujuan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar tetapi dengan risiko yang kecil dari dana
kas yang belum ada rencana penggunaan.
iii.Account Receivable atau piutang dagang. Account
Receivable menunjukkan perusahaan memberikan fasilitas
kredit kepada pelanggannya. Atau, pelanggan yang membeli
produk, barang atau jasa, dari perusahaan mendapatkan
keleluasaan untuk tidak segera melunasi pembelian
produknya.
Account Receivable umumnya dibedakan berdasarkan pihak
dan produk yang dijual. Account Receivable untuk penjualan
produk perusahaan untuk pelanggan umum disebut piutang
usaha kepada pihak ketiga. Account Receivable untuk
penjualan produk perusahaan untuk pihak yang terafiliasi
disebut piutang kepada pihak terafiliasi. Account Receivable
untuk penjualan bukan produk utama kepada pelanggan
umum disebut piutang lain-lain.
i Inventory atau persediaan. Laporan persediaan ini
menggabungkan antara persediaan produk jadi yang siap
dijual, produk yang sedang diproses, dan produk berupa
bahan baku.

Akuntansi secara akrual


Kebijakan akuntansi ditujukan untuk meningkatkan akurasi
dari sistem pencatatan akuntansi dengan sistem akrual
(accrual ). Akuntansi akrual merupakan bagian penting dari
proses akuntansi karena didesain untuk mengalokasikan
aktivitas atau transaksi pada periode yang sesuai untuk
kepentingan pelaporan keuangan. Kebijakan akuntansi
dengan sistem akrual mempunyai masalah perbedaan
waktu antara transaksi yang terjadi dengan pembayaran
transaksi tersebut.

Inventory dicatat berdasarkan lower of cost and net


realisable value berdasarkan IFRS (International Financial
Reporting Standard). Perhitungannya estimasi harga jual
dikurangi biaya penjualan. Jika net realisable value bernilai
lebih rendah daripada nilai inventory perusahaan, maka
perusahaan harus menurunkan nilai inventory atau write
down nilai inventory. Kerugian dari penurunan nilai
inventory ini selanjutnya dilaporkan pada laporan income
statement. Jika setelah write down, nilai net realisable
inventory kembali meningkat, perusahaan diijinkan untuk
membatalkan atau reversed original write down.

Contoh:
Manajemen berupaya untuk mencapai target keuntungan
dengan cara menurunkan estimasi piutang dagang tidak
tertagih atau allowance for bad debt. Akibatnya marjin laba
kotor meningkat, dan pada akhirnya marjin laba bersih juga
meningkat.

Inventory dicatat berdasarkan the lower of cost or market


berdasarkan US GAAP (United States Generalized Accepted
Accounting Practice). Nilai pasar produk sejenis dengan
batas bawah dan batas atas (lower and upper limit).
Perlakuan terhadap penurunan nilai inventory sama dengan
perlakuan IFRS diatas, tetapi US GAAP tidak mengijinkan
inventory yang telah di write down untuk di reversed.

METODE PENYAJIAN BALANCE SHEET


Metode untuk menampilkan Neraca atau Balance Sheet
secara umum ada 2 yaitu:
1. Metode current dan non current asset umumnya
digunakan oleh perusahaan selain perbankan.
2.Metode asset liquidity umumnya digunakan oleh
perbankan.
Daftar Asset meliputi:
a. Current Asset atau Aset Jangka Pendek atau Aset Lancar.
Aset dikategorikan sebagai current asset jika aset tersebut
dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka waktu
kurang atau sama dengan 1 siklus bisnis, umumnya 1 tahun.
Current asset utama terdiri dari:
i. Cash atau kas atau setara kas.

Biaya inventory meliputi biaya pembelian, biaya konversi,


dan berbagai biaya lain yang muncul sehingga inventory ini
berada pada gudang. Biaya-biaya yang dikeluarkan dari
perhitungan biaya inventory adalah biaya abnormal yang
muncul baik dari aspek inventory yang rusak, tenaga kerja
lembur, dan biaya overhead yang meningkat. Biaya
administrasi dan biaya penjualan juga tidak dimasukkan
pada perhitungan inventory. Inventory yang telah dijual
dicatat sebagai Cost of Good Sold.
IFRS mengijinkan metode perhitungan inventory FIFO (First
In First Out) atau produk yang pertama kali diperoleh adalah
produk yang pertama kali dijual; metode weighted average
cost atau biaya rata-rata inventory, dan specific
identification method atau biaya inventory dihitung
berdasarkan sisa produk yang dapat diidentifikasi dengan
spesifik baik waktu, tempat, dan harga pembeliannya.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

501

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


US GAAP mengijinkan semua metode perhitungan diatas
ditambah LIFO (Last In First Out)
v.Other Current Asset atau Aset Lancar Lainnya. Akun yang
umumnya muncul pada other current asset adalah prepaid
expenses atau biaya dibayar dimuka. Contohnya
perusahaan telah melunasi sewa tempat misalnya untuk 1
tahun kedepan, tetapi perusahaan belum menggunakan
tempat tersebut selama 1 tahun.
b.Non-Current Asset atau Fixed Asset atau Aset Jangka
Panjang atau Aset Tidak Lancar. Aset dikategorikan sebagai
fixed asset jika aset tersebut mempunyai manfaat ekonomi
melebihi 1 siklus bisnis, umumnya lebih dari 1 tahun. Fixed
asset utama terdiri dari:
i. Property, Plant, and Equipment. Laporan aset tetap ini
terdiri dari aset berupa bangunan, pabrik, peralatan, dan
total penyusutan dari bangunan, pabrik, peralatan.
ii. Intangible Asset seperti Good will. Laporan ini muncul
karena perusahaan berupaya menyebar biaya pembelian
aset diatas nilai wajarnya pada beberapa siklus bisnis dalam
bentuk amortisasi. Lamanya penyebaran amortisasi ini
dipengaruhi oleh ekspektasi perusahaan mengenai lamanya
manfaat ekonomi dari aset yang dibeli melebihi nilai
wajarnya tersebut. Jika manfaat ekonomi mengalami
penurunan, maka perusahaan mencatat kerugian ini sebagai
impairment loss.
Daftar Liabilities meliputi:
a.
Current Liabilities atau hutang jangka pendek. Hutang
perusahaan dikategorikan sebagai hutang jangka pendek
jika hutang tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu
kurang atau sama dengan 1 siklus bisnis. Current liabilities
utama terdiri dari:
i.Trade Payables atau Hutang Dagang. Trade Payables
menunjukkan
perusahaan
mendapatkan
bantuan
pendanaan dari supplier atau pemasok. Atau, perusahaan
yang membeli produk, barang atau jasa, dari supplier
mendapatkan keleluasaan untuk tidak segera melunasi
pembelian produknya. Trade Payables untuk pembelian
produk rutin disebut hutang dagang kepada pihak ketiga.
Trade Payables untuk pembelian produk kepada pihak
terafiliasi disebut hutang dagang kepada pihak terafiliasi.
ii. Short Term Loan atau hutang jangka pendek. Hutang
perusahaan pada bank dapat dibagi menjadi 2 yaitu hutang
bank jangka pendek dan hutang bank jangka panjang yang
akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun (current
maturities of long term bank loan).
iii Other Current Liabilities. Akun yang sering muncul adalah
income taxes payable. Income taxes payable muncul karena
perusahaan telah mengakui keuntungan perusahaan tetapi
perusahaan belum membayar pajak atas keuntungan
tersebut.
b. Non-Current Liabilities. Hutang perusahaan dikategorikan
sebagai hutang jangka panjang jika hutang tersebut akan
jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. NonCurrent Liabilities utama terdiri dari:

i Long Term Loan atau hutang jangka panjang. Bentuk


hutang jangka panjang meliputi hutang bank yang jatuh
tempo lebih dari 1 tahun, hutang obligasi (Bonds).
ii.Hutang obligasi konversi (Convertible Bonds). Bentuk
hutang jangka panjang yang memberi pemegang surat
hutang hak untuk mengkonversi hutang perusahaan
menjadi saham perusahaan. Contoh rasio konversi adalah 1
surat hutang setara dengan 1.000.000 lembar saham pada
harga Rp. 100 per lembar. Dengan demikian, jika 1 surat
hutang senilai Rp. 100.000.000, maka surat hutang tersebut
dapat dikonversi menjadi 1.000.000 lembar saham biasa.
Obligasi konversi akan dikonversi menjadi saham jika harga
saham lebih besar daripada Rp. 100 per lembar.
Daftar Equity meliputi:
a. Modal Saham (Capital Stock). Modal saham terdiri
informasi modal dasar (Authorized Capital) dan modal
ditempatkan dan disetor penuh (Issued and Fully Paid).
Modal dasar adalah investasi modal maksimum yang boleh
dilakukan perusahaan. Jika perusahaan berencana
menambah modal dasar, maka perusahaan harus
mengubah
AD/ART
(Anggaran
Dasar/Anggaran
RumahTangga) ke notaris. Modal ditempatkan dan modal
disetor memberikan informasi seberapa besar modal yang
benar-benar telah disetor.
B Tambahan Modal Saham (Additional Paid in Capital).
Tambahan modal saham dihitung dari selisih antara harga
saham yang dijual kepada investor baru relatif terhadap
nilai nominal saham. Misalnya: harga saham dijual kepada
investor baru sebanyak 1000 lembar pada harga Rp. 250 per
lembar; nilai nominal saham adalah Rp. 100 per lembar.
Tambahan modal saham adalah (Rp. 250 Rp. 100) X 1000
lembar = Rp. 15.000.
c. Saldo Laba Ditahan (Retained Earning). Saldo laba ditahan
terdiri dari saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya
(Retained Earning Appropriated) dan saldo laba yang belum
ditentukan
penggunaannya
(Retained
Earning
Unappropriated).
d.Saham Yang Diperoleh Kembali (Treasury Stock).
Pembelian treasury stock akan mengurangi jumlah
shareholders equity senilai total biaya pembelian saham
dan mengurangi jumlah saham beredar sejumlah lembar
saham yang telah dibeli kembali. Treasury stock tidak
memiliki hak suara (voting right) dan tidak memiliki hak
dividen (cash flow right).
e Accumulated Other Comprehensive Income. Akun ini
mencatat berbagai keuntungan yang tidak tercermin pada
laporan Income Statement. Contohnya: keuntungan atau
kerugian dari aktivitas hedging mata uang asing.
Kas dan Setara kas
Kas (cash) adalah posisi kas yang berada didalam
perusahaan. Setara kas (near cash) adalah posisi kas
perusahaan di bank, seperti rekening koran, deposito
rupiah, deposito dollar dan instrumen lain yang mempunyai
ciri periode waktu investasi jangka pendek, dapat segera
dikonversi menjadi kas dengan biaya yang murah, dan
bebas risiko.
INVESTASI JANGKA PENDEK

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

502

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Sifat investasi jangka pendek atau short term investment
atau marketable securities adalah:

pelanggan terhadap perusahaan disebut piutang dagang


atau account receivable.

1. Jumlahnya kecil jika dibandingkan dengan kas dan setara


kas.
2. Memberikan hasil dan risiko investasi yang sedikit lebih
besar daripada hasil investasi tertinggi pada bank, yaitu
deposito.
3. Instrument yang dipilih umumnya likuid atau mudah dan
murah untuk dikonversi kembali menjadi kas
4. Investasi jangka pendek tidak membutuhkan keputusan
rutin untuk mengelolanya. Hanya keputusan untuk beli
ketika kelebihan dana dan jual ketika kekurangan dana.

Penjualan secara kredit bermanfaat untuk meningkatkan


penjualan. Penjualan secara kredit juga mempunyai
masalah yaitu risiko piutang dagang tidak dapat ditagih dan
asset perusahaan berada pada pelanggan sehingga
kebutuhan modal untuk operasional lebih besar.

Instrumen investasi jangka pendek yang umum digunakan


perusahaan adalah:
1. nvestasi pada surat hutang, seperti Surat Hutang Negara,
Obligasi Ritel Indonesia, Obligasi Korporasi, Commercial
Paper.
2. Investasi pada reksadana, umumnya reksadana pasar
uang (money market mutual fund) dan reksadana
pendapatan tetap (fixed income mutual fund).

Perusahaan mengelola piutang dagangnya dengan cara:


1.Memilih pelanggan yang mempunyai track record
pembayaran piutang dagang yang baik.
2.Memilih banyak distributor yang tersebar secara geografis
dan mempunyai track record pembayaran piutang dagang
yang baik.
3. Membuat analisis umur piutang dagang. Tujuan analisis
umur piutang adalah perusahaan mengetahui saldo piutang
dagang yang belum jatuh tempo dan saldo piutang dagang
yang telah lewat jatuh tempo berdasarkan keterlambatan
pembayaran.

PIUTANG DAGANG
Perusahaan umumnya lebih suka untuk menjual produknya
secara tunai, tetapi tekanan kompetisi seringkali memaksa
perusahaan untuk menjual produknya secara kredit. Ketika
perusahaan menjual produknya kepada pelanggan secara
kredit, pelanggan mempunyai kewajiban kepada
perusahaan untuk melunasi hutangnya. Kewajiban

Perubahan Saldo Piutang Dagang


Saldo piutang dagang atau account receivable dapat
berubah karena:
1. Berubahnya tingkat penjualan kredit perusahaan karena
perubahan jumlah pelanggan atau distributor perusahaan
dan perubahan tingkat pembelian pelanggan atau
distributor.
Misal:
Asumsi 1 tahun adalah 300 hari. Waktu pembayaran
piutang dagang adalah 30 hari.
Pada tahun 2013, penjualan perusahaan (100% kredit)
adalah US$ 300 juta.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

503

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Pada tahun 2014, penjualan perusahaan (100% kredit)


adalah US$ 360 juta.
Berapakah posisi piutang dagang tahun 2013 dan 2014 dan
berapakah tambahan modal kerja perusahaan?
Penjualan tahun 2013 adalah US$ 300 juta dibagi 300 hari
maka diperoleh penjualan per hari US$ 1 juta.
Waktu pembayaran piutang dagang 30 hari maka posisi
piutang dagang adalah 30 hari X US$ 1 juta = US$ 30 juta.
Penjualan tahun 2014 adalah US$ 360 juta dibagi 300 hari
maka diperoleh penjualan per hari US$ 1,2 juta.
Waktu pembayaran piutang dagang 30 hari maka posisi
piutang dagang adalah 30 hari X US$ 1,2 juta = US$ 36 juta.
Posisi piutang dagang tahun 2013 adalah US$ 30 juta dan
posisi piutang dagang tahun 2014 adalah US$ 36 juta,
berarti posisi piutang dagang meningkat sebesar US$ 6 juta.
Peningkatan posisi piutang dagang juga berarti perusahaan
harus meningkatkan modal kerja sebesar US$ 6 juta juga.
2.Perubahan syarat pemberian kredit i.e. menurunkan
standar kualifikasi pelanggan yang boleh membeli secara
kredit, atau memperlama waktu piutang dagang, i.e.
meningkatkan periode waktu pembayaran kredit dari
misalnya 30 hari menjadi 40 hari.
Misal:
Asumsi 1 tahun adalah 300 hari.
Waktu pembayaran piutang dagang adalah 30 hari.
Pada tahun 2013, penjualan perusahaan (100% kredit)
adalah US$ 300 juta.
Waktu pembayaran piutang dagang adalah 40 hari.
Pada tahun 2014, penjualan perusahaan (100% kredit)
adalah US$ 360 juta.
Berapakah posisi piutang dagang tahun 2013 dan 2014 dan
buatlah perincian tambahan modal kerja perusahaan?
Penjualan tahun 2013 adalah US$ 300 juta dibagi 300 hari
maka diperoleh penjualan per hari US$ 1 juta.
Waktu pembayaran piutang dagang 30 hari maka posisi
piutang dagang adalah 30 hari X US$ 1 juta = US$ 30 juta.
Penjualan tahun 2014 adalah US$ 360 juta dibagi 300 hari
maka diperoleh penjualan per hari US$ 1,2 juta.
Waktu pembayaran piutang dagang 30 hari maka posisi
piutang dagang adalah 30 hari X US$ 1,2 juta = US$ 36 juta.
Tetapi,Waktu pembayaran piutang dagang diperlonggar
atau diperlama dari 30 hari menjadi 40 hari maka:

penjualan dan perubahan syarat pembayaran piutang


dagang adalah US$ 12 juta.Total perubahan piutang dagang
sebesar US$ 18 juta.
Anggaran piutang tidak tertagih
Risiko piutang tidak tertagih dapat bersumber dari
pelanggan baru atau pelanggan lama yang kemampuan
pembayaran piutang dagangnya melemah. Analisis piutang
tidak tertagih umumnya menggunakan analisa umur
piutang. Semakin banyak umur piutang yang terlambat,
semakin tinggi juga risiko piutang tidak tertagih.
Besarnya anggaran piutang dagang tidak tertagih
ditentukan berdasarkan estimasi dan pengalaman dari
manajemen. Semakin besar anggaran piutang dagang tidak
tertagih,
semakin
rendah
marjin
keuntungan
perusahaan.Oleh karena itu, manajemen seringkali
mempermainkan besarnya anggaran piutang dagang tidak
tertagih untuk mencapai target keuntungan perusahaan.
Jika target keuntungan perusahaan tidak tercapai,
manajemen dapat mengurangi estimasi piutang tidak
tertagih.Jika target keuntungan perusahaan melebihi target,
manajemen dapat meningkatkan estimasi piutang dagang
tidak tertagih. Peningkatan estimasi piutang dagang tidak
tertagih ini dapat digunakan manajemen dimasa depan
ketika target keuntungan tidak tercapai.
Kedua tindakan diatas merupakan strategi untuk
memperhalus kinerja perusahaan atau smoothing financial
performance.
PERSEDIAAN
Persediaan atau inventories dipengaruhi oleh jenis usaha
perusahaan tersebut:
1.Pada perusahaan jasa, umumnya tidak mempunyai
persediaan atau inventories, kecuali persediaan peralatan
kantor.
2.Pada perusahaan dagang, umumnya hanya memiliki
persediaan barang jadi (finished goods) atau barang siap
untuk dijual (goods available for sale) dan persediaan suku
cadang dan lainnya (spare parts and others).
3.
Pada perusahaan manufaktur, umumnya memiliki 4
jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses (work in process), persediaan barang
jadi (finished goods) atau barang siap untuk dijual (goods
available for sale), dan persediaan suku cadang dan lainnya
(spare parts and others).

Waktu pembayaran piutang dagang 40 hari maka posisi


piutang dagang adalah 30 hari X US$ 1,2 juta = US$ 48 juta.
Posisi piutang dagang tahun 2013 adalah US$ 30 juta dan
posisi piutang dagang tahun 2014 adalah US$ 48 juta,
berarti posisi piutang dagang meningkat sebesar US$ 18
juta. Peningkatan posisi piutang dagang juga berarti
perusahaan harus meningkatkan modal kerja sebesar US$
18 juta juga.
Perincian tambahan modal kerja akibat perubahan syarat
pembayaran piutang dagang dari 30 hari menjadi 40
hari.Perubahan piutang dagang jika tidak ada perubahan
syarat pembayaran piutang dagang adalah US$ 6
juta.Perubahan piutang dagang setelah peningkatan
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

504

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Metode pencatatan persediaan adalah:
1.
2.
3.
4.

Specific Identification Method


FIFO (First In First Out) Method
LIFO (Last In First Out) Method
Weighted Average Method

2.500 unit yang dibeli pada $ 55 = $137.500;


2.000 unit yang dibeli pada harga $50 = $100.000;
1.500 unit yang dibeli pada harga $ 45 = $67.500;
Total cost = $137.500 + $100.000 + $67.500 = $ 305.000.

Penjelasan mengenai berbagai metode pencatatan


persediaan akan menggunakan contoh soal dibawah ini.

Setelah penjualan 6.000 unit dari total 7.000 unit, nilai


persediaan akhir adalah 1.000 unit yang dibeli tanggal 02
Januari 2013 pada harga $40 = $40.000

Q-Corp membeli barang untuk dijual kembali dengan


perincian sebagai berikut:

Penjualan
Biaya penjualan
Keuntungan

$ 360.000 ($60 X 6.000 unit)


$ 305.000
$ 55.000

Weighted Average Cost Method


Weighted average cost method menyatakan biaya
penjualan dihitung rata-ratanya secara terus menerus
setiap ada produk yang masuk. Dengan demikian, biaya
penjualan rata-rata adalah $345.000 sebanyak 7.000 unit
setara dengan $49.29 per unit.
Setelah penjualan 6.000 unit dari total 7.000 unit, sisa
persediaan adalah 1.000 unit. Sisa persediaan adalah 1000
unit dengan harga rata-rata $49.29 adalah $ 49.290

Tanggal 06 Januari 2013, Q Corp menjual 6000 unit barang


untuk dijual kembali pada harga $ 60. Hitung biaya
penjualan, keuntungan yang diperoleh, dan nilai persediaan
akhir.

Penjualan
Biaya penjualan
Keuntungan

$ 360.000 ($60 X 6.000 unit)


$ 295.714 ($49,29 X 6.000 unit)
$ 64.286

Kompilasi berbagai metode pencatatan persediaan

Specific Identification Method


Setelah penjualan 6.000 unit, Q-Corp dapat mengidentifikasi
persediaan akhir terdiri dari 500 unit @ $50 dan 500 unit @
$55. Nilai persediaan akhir adalah $52.500
Penjualan
Biaya penjualan
Keuntungan

$360.000 ($60 X 6.000 unit)


$292.500 (Total Cost $345.000
Persediaan Akhir $52.500)
$67.500

FIFO Method
FIFO (First In First Out) menyatakan unit produk yang
pertama kali dibeli adalah unit produk yang pertama kali
dijual. Dengan demikian, penjualan 6.000 unit terdiri dari
1.000 unit yang dibeli pada $40 = $40.000;
1.500 unit yang dibeli pada harga $45 = $67.500;
2.000 unit yang dibeli pada harga $50 = $100.000; dan
1.500 unit yang dibeli pada harga $55 = $ 82.500,
Total cost = $40.000 + $67.500 + $ 100.000 + $82.500 = $
290.000.
Setelah penjualan 6.000 unit dari total 7.000 unit, nilai
persediaan akhir adalah 1.000 unit yang dibeli tanggal 05
Januari 2013 pada harga $55 =$55.000
Penjualan
Biaya penjualan
KeUntungan

$360.000 ($60 X 6.000 unit)


$290.000
$70.000

LIFO Method
LIFO (Last In First Out) menyatakan unit produk yang
terakhir kali dibeli adalah unit produk yang pertama kali
dijual. Dengan demikian, penjualan 6.000 unit terdiri dari

Catatan:
Metode LIFO tidak diijinkan pada IFRS (International
Financial Reporting Standard) tetapi diijinkan pada US GAAP
(US General Accepted Accounting Practice).
VALUASI NILAI PERSEDIAAN
Menurut International Financial Reporting Standard (IFRS)
biaya persediaan terdiri dari semua biaya pembelian, biaya
konversi bahan mentah menjadi barang jadi, dan berbagai
biaya yang muncul untuk membawa persediaan pada
kondisi baik ke tempat penyimpanan.
Definisi IFRS mengenai biaya persediaan ditujukan untuk
1. Menghitung biaya perolehan bahan mentah atau biaya
perolehan barang yang dibeli untuk dijual kembali.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

505

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


2. Menghitung biaya untuk mengkonversi bahan mentah
menjadi barang jadi.
Biaya perolehan bahan mentah atau biaya perolehan
barang yang dibeli untuk dijual kembali meliputi biaya
pembelian per unit, potongan harga, pajak, biaya
pengiriman dari produsen ke gudang, biaya asuransi, dan
biaya lain yang mempunyai hubungan yang jelas dengan
perolehan persediaan.
Biaya konversi bahan mentah menjadi barang jadi meliputi
biaya bahan mentah atau bahan baku, biaya tenaga kerja,
biaya factory overhead.
Biaya yang tidak boleh dimasukkan kedalam perhitungan
biaya persediaan adalah
1. Biaya abnormal seperti kerusakan abnormal dari bahan
mentah atau barang jadi, biaya buruh yang melonjak karena
pemogokan, dan lainnya.
2. Biaya administratif dan biaya penjualan persediaan.
Tujuan dari tidak dimasukkannya biaya-biaya diatas adalah
menjamin konsistensi perhitungan nilai persediaan.
Misalnya
Q-Corp membeli barang untuk dijual kembali sebanyak 100
unit @$1 per unit total biaya persediaan adalah $100.
Jika barang untuk dijual tersebut rusak sebanyak 20 unit, QCorp tidak boleh menghitung ulang biaya per unit, misalnya
$100 dibagi 80 unit = $1,25 per unit. Q-Corp harus tetap
mencatat biaya per unit $1 dan kerugian dari kerusakan 20
unit senilai $20 dicatat sebagai biaya.
Contoh perhitungan biaya persediaan
Q-Corp pada tahun 2013 memproduksi 980.000 pensil jadi
dan 20.000 pensil rusak. Kerusakan produksi pensil
dianggap tidak normal. Biaya pensil jadi terdiri dari biaya
bahan baku senilai $90.000 dan biaya konversi menjadi
barang jadi yang dialokasikan senilai $10.000. Pada tahun
2013, Q-Corp mengeluarkan biaya kirim bahan baku dari
produsen ke pabrik senilai $1000 dan biaya penyimpanan
barang jadi senilai $500. Q-Corp tidak mempunyai
persediaan work in progress.
Hitung biaya persediaan bahan baku per unit, biaya pensil
rusak, dan biaya persediaan barang jadi per unit dari QCorp.
Biaya persediaan bahan baku adalah biaya bahan baku +
biaya kirim . Biaya bahan baku terdiri dari bahan baku yang
akan menjadi pensil jadi dan bahan baku yang akan menjadi
pensil rusak, total bahan baku ini cukup untuk membuat
1.000.000 pensil.
Biaya bahan baku per unit pensil jadi adalah 980.000 pensil
jadi dibagi $90.000 berarti $0,09184 per unit
Biaya bahan baku pensil rusak adalah 20.000 unit pensil
dikali $0,09184 per unit = $1.836,8.
Total biaya persediaan bahan baku sebelum diproses
menjadi pensil adalah ($90.000 + $1.836,8) + $1000 =
$92.836,8
Biaya persediaan bahan baku per unit sebelum diproses
menjadi pensil adalah $92.836,8 dibagi 1.000.000 =
$0,09284

Biaya persediaan pensil jadi adalah biaya bahan baku +


biaya konversi menjadi barang jadi
Biaya persediaan pensil jadi adalah $90.000 + $10.000 =
$100.000
Biaya persediaan pensil jadi per unit adalah $1.000.000
dibagi 980.000 unit = $1,02041 per unit.
Biaya penyimpanan tidak termasuk biaya persediaan pensil
jadi karena biaya ini tidak berhubungan langsung dengan
produksi pensil dan biaya ini sifatnya tidak tetap. Semakin
lama penyimpanan, semakin besar biayanya.
Biaya pensil rusak adalah biaya bahan baku + biaya konversi
menjadi barang jadi
Pensil rusak adalah 20.000 unit X $1,02041 = $20.408,16
Biaya ini juga tidak masuk perhitungan biaya persediaan
pensil per unit. Biaya ini langsung masuk kelaporan laba rugi
sebagai biaya kerugian persediaan rusak.
Valuasi persediaan dilakukan pada saat persediaan tersebut
diperoleh dan selanjutnya dilakukan secara periodik.
Pembahasan diatas mengacu pada valuasi persediaan pada
saat persediaan tersebut diperoleh. Saat ini pembahasan
valuasi akan difokuskan pada valuasi persediaan secara
periodik.Tujuan valuasi persediaan secara periodik adalah
mengetahui apakah persediaan itu hilang atau rusak, atau
terjadi penurunan nilai persediaan, i.e. produk fashion yang
sudah ketinggalan jaman. Metode valuasi persediaan secara
periodik adalah
1. Menurut IFRS (International Financial Reporting
Standard), nilai persediaan akhir dilaporkan berdasarkan
the lower cost or net realizable value.
2. Menurut US GAAP (Generalized Accepted Accounting
Practice), nilai persediaan dilaporkan berdasarkan lower
cost or market.
Net realizable value adalah nilai persediaan jika dijual
setelah dikurangi biaya untuk penjualan.
Contoh perhitungan Net Realizable Value
Q-Corp mempunyai persediaan barang jadi senilai $1000,
nilai persediaan sejenis jika dijual bernilai $1.100.
Jika biaya untuk melakukan penjualan adalah $50.
Net Realizable Value adalah $1.100 - $50 = $1.050
bandingkan dengan nilai persediaan barang jadi $1.000.
Nilai persediaan barang jadi lebih rendah.
Pada kondisi ini Q-Corp tetap melaporkan nilai persediaan
akhir $1.000
Jika biaya untuk melakukan penjualan adalah $150.
Net Realizable Value adalah $1.100 - $150 = $950
bandingkan dengan nilai persediaan barang jadi $1.000.
Nilai net realizable value lebih rendah daripada nilai
persediaan.
Pada kondisi ini Q-Corp mengalami kerugian penurunan
nilai persediaan sebesar $50.
Lower Cost or Market adalah nilai persediaan dibandingkan
dengan replacement cost yang terdiri dari upper limit dan
lower limit.Replacement cost upper limit mirip dengan
perhitungan net realizable value.Replacement cost lower

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

506

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


limit adalah net realizable value dikurangi normal profit
margin.
IFRS dan US GAAP mempunyai perlakuan yang berbeda
terhadap penurunan nilai persediaan. IFRS mengijinkan
perusahaan untuk mengembalikan nilai persediaan ke nilai
persediaan sebelumnya yang lebih tinggi atau write down
reversal. US GAAP tidak mengijinkan write down reversal
karena write down dianggap kondisi final. Oleh karena itu,
perusahaan sebelum melakukan write down,, perusahaan
dapat memilih untuk menggunakan alternatif pencatatan
yang lain yaitu dengan membuat akun Allowance to Reduce
To Net Realizable Value.
Khusus untuk komoditas seperti produk agrikultur, seperti
CPO, karet, dan lainnya, dan produk pertambangan, seperti
batu bara, emas, dan lainnya, valuasi nilai persediaan akhir
menggunakan konsep Mark To Market. Nilai persediaan
komoditas yang dimiliki perusahaan dibandingkan langsung
dengan nilai pasar komoditas tersebut.Jika perubahan nilai
Mark To Market adalah positif (yaitu nilai pasar lebih besar
daripada nilai persediaan), perusahaan akan mencatat
keuntungan perubahan nilai persediaan akhir pada laporan
laba rugi periode berjalan.
Jika perubahan nilai Mark To Market adalah negatif (yaitu
nilai pasar lebih kecil daripada nilai persediaan), perusahaan
akan mencatat kerugian perubahan nilai persediaan akhir
pada laporan laba rugi periode berjalan.
ASET LANCAR LAINNYA
Akun aset lancar lainnya (other current asset) umumnya
merupakan rangkuman dari berbagai akun yang jumlahnya
relatif kecil sehingga tidak cukup penting (material) untuk
disajikan secara terpisah. Keterangan terperinci mengenai
akun-akun yang dirangkum dalam akun aset lancar lainnya
disediakan pada catatan laporan keuangan.
Akun aset lancar lainnya adalah:
Biaya dibayar dimuka (prepaid expenses) seperti biaya
sewa. Pada tanggal 01 Januari 2013, perusahaan telah
melunasi biaya sewa kantor senilai $12.000 untuk 1 tahun.
Pada laporan laba rugi bulan Januari 2013, perusahaan
melaporkan biaya sewa kantor sebesar $1.000 ($12.000
dibagi 12 bulan sehingga diperoleh biaya sewa kantor per
bulan $1.000). Pada saat yang sama, neraca akhir Januari
2013 mencatat akun aset lancar yaitu biaya sewa dibayar
dimuka senilai $11.000.
Pajak dibayar dimuka (Deferred Tax Assets) muncul karena
pajak yang telah dibayar perusahaan lebih besar daripada
pajak yang seharusnya dibayar perusahaan. Perbedaan
pembayaran pajak ini sifatnya sementara. Contoh aktivitas
yang mengakibatkan perbedaan pajak yang telah dibayar
dengan pajak yang seharusnya dibayar perusahaan dapat
dilihat dari contoh kasus Astra International dibawah ini:

ASET TETAP (PROPERTY,PLANT AND EQUIPMENT PPE)


Property, Plant, and Equipment (PPE) adalah aset berwujud
yang digunakan perusahaan untuk menunjang kegiatan
operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan selama lebih dari 1 tahun atau
menghasilkan keuntungan selama beberapa tahun.
Contohnya: bangunan pabrik, mesin, furnitur kantor,
sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi, dan
lainnya.
Metode untuk menilai nilai wajar dari PPE ada 2 yaitu:
Cost model.
Pada metode ini nilai wajar dari PPE dihitung berdasarkan
amortised cost yaitu harga beli dari PPE dikurangi biaya
depresiasi dari PPE. Jika PPE berbentuk sumber daya alam
maka nilai wajar PPE dikurangi biaya deplesi (depletion).
Jika PPE mengalami penurunan nilai diluar biaya depresiasi
atau deplesi maka PPE dikurangi impairment losses. Khusus
tanah, dimana PPE berada, tidak dikurangi biaya depresiasi
atau biaya deplesi.
Impairment losses terjadi ketika nilai jual aset setelah
dikurangi biaya, seperti biaya penjualan, dan lainnya, lebih
kecil daripada manfaat ekonomi aset tersebut. Nilai PPE
setelah dikurangi depresiasi (atau deplesi atau impairment
losses) dilaporkan pada neraca. Biaya depresiasi, deplesi,
atau impairment losses dilaporkan pada laporan laba rugi.
Revaluation model.
Pada metode ini PPE dinilai berdasarkan kondisi terkini
setelah dikurangi depresiasi atau deplesi. Penurunan nilai
wajar PPE dilaporkan pada laporan laba rugi atau laporan
neraca pada bagian modal saham, dimana penurunan nilai
PPE mengurangi nilai modal saham.
IFRS (International Financial Reporting Standard)
mengijinkan penggunaan 2 metode penilaian PPE yaitu Cost

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

507

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Model pada kategori aset tertentu dan Revaluation Model
pada kategori aset yang lain. Prinsipnya aset yang termasuk
pada kategori aset yang sama harus menggunakan metode
penilaian yang sama.
US GAAP hanya mengijinkan penggunaan cost model.
Jika pada suatu waktu, aset yang telah mengalami
impairment losses mengalami peningkatan nilai maka IFRS
mengijinkan terjadinya Reversal of Impairment Losses
sedangkan US GAAP tidak mengijinkan Reversal of
Impairment Losses.

Nilai penyusutan ini lebih besar daripada nilai penyusutan


aset yaitu $1.000.000 - $200.000 = $800.000.
Jika penyusutan tahun keempat ditambahkan kepada total
nilai penyusutan maka total nilai penyusutan adalah
$784.000 + $86.400 =870.400.
Dengan demikian, perusahaan mencatat biaya penyusutan
tahun ke 4 sebesar $800.000 - $784.000 = $16.000, bukan
$86.400

Metode depresiasi PPE yang umum digunakan adalah:

Penyusutan tahun kelima adalah $0.

Straight Line Method


Metode penyusutan ini mengalokasikan biaya penyusutan
PPE secara sama rata pada periode waktu penyusutan asset.
Misalnya bangunan bernilai $1.000.000 disusutkan selama 5
tahun dan tidak mempunyai nilai sisa (residual value), maka
penyusutan per tahun adalah $1.000.000 dibagi 5 tahun
menjadi $200.000 per tahun. Misalnya bangunan bernilai
$1.000.000 disusutkan selama 5 tahun dan nilai sisa
(residual value) $400.000, maka penyusutan per tahun
adalah $600.000 dibagi 5 tahun menjadi $120.000 per
tahun.

Masalah dari metode accelerated depreciation muncul


ketika nilai residu yang digunakan adalah nol. Akibatnya
nilai aset tidak dapat terdepresiasi sampai habis. Solusi yang
dapat digunakan adalah perusahaan menggunakan
kombinasi metode accelerated depreciation dengan
metode straight line depreciation.

Unit Production Method


Metode penyusutan ini mengalokasi biaya penyusutan PPE
secara rata berdasarkan unit yang diproduksi.
Misalnya Mesin fotocopy seharga $10.000 mampu
memfotokopi sebanyak 1.000.000 lembar tanpa nilai sisa.
Nilai penyusutan per unit adalah $10.000 dibagi 1.000.000 =
$0,01 per lembar. Jika pada tahun pertama, perusahaan
memfotocopy sebanyak 500.000 lembar maka biaya
penyusutan 500.000 lembar X $0,01 per lembar = $5.000.
Jika pada tahun kedua, perusahaan memfotocopy sebanyak
100.000 lembar maka biaya penyusutan adalah 100.000 X
0,01 per lembar = $1.000
Accelerated Depreciation Method (Diminishing Balance
Method)
Metode penyusutan ini mengalokasikan biaya penyusutan
PPE berdasarkan umur PPE. Semakin baru PPE, semakin
besar biaya penyusutan yang dialokasikan. Konstanta yang
umum digunakan untuk mengakselerasi biaya penyusutan
adalah 150% atau 200%.
Jika umur mesin adalah 5 tahun, maka penyusutan 100%
dibagi 5 tahun adalah 20% per tahun. Hasil 20% ini
selanjutnya dikali konstanta, misalnya, 200%, berarti
penyusutan adalah 40% per tahun.
Misalnya mesin bernilai $1.000.000 disusutkan selama 5
tahun dan mempunyai nilai sisa (residual value) $200.000.
Penyusutan tahun pertama, $1.000.000 dikali 40% =
$400.000
Penyusutan tahun kedua, $600.000 ($1.000.000 - $400.000)
dikali 40% = $240.000
Penyusutan tahun ketiga, $360.000 ($600.000 - $240.000)
dikali 40% = $144.000
Total nilai penyusutan adalah $400.000 + $240.000 +
$144.000 = $784.000
Penyusutan tahun keempat, $216.000 ($360.000 $144.000) dikali 40% = $86.400

ASET TETAP INVESTMENT PROPERTY


Investment property adalah properti perusahaan yang tidak
ditujukan untuk menunjang kegiatan operasional
perusahaan. Investment property merupakan properti yang
dibeli perusahaan sebagai investasi dan untuk mendapatkan
keuntungan dari sewa dan kenaikan nilai properti.
Metode pencatatan investment property ada 2 yaitu
Cost model.
Pada metode ini nilai wajar dari investment property
dihitung berdasarkan amortised cost yaitu harga beli dari
investment property dikurangi biaya depresiasi dari
investment property. Jika investment property mengalami
penurunan nilai diluar biaya depresiasi maka nilai
investment
property
dikurangi
impairment
losses.Impairment losses terjadi ketika nilai jual aset setelah
dikurangi biaya, seperti biaya penjualan, dan lainnya, lebih
kecil daripada manfaat ekonomi aset tersebut.Nilai
investment property setelah dikurangi depresiasi (atau
impairment losses) dilaporkan pada neraca.Penghasilan
sewa dari investment property dilaporkan pada laporan
laba rugi.
Fair Value Model
Pada metode ini investment property dinilai berdasarkan
kondisi terkini setelah dikurangi depresiasi. Penurunan nilai
investment property dilaporkan pada laporan laba rugi.
Nilai investment property umumnya dipengaruhi oleh status
perusahaan, yaitu perusahaan publik atau perusahaan
tertutup.Pada perusahaan tertutup, investment property
umumnya besar dan didanai oleh hutang sehingga Return
on Asset dan Return on Equity terlalu kecil dan Debt Equity
ratio terlalu besar.Pada perusahaan terbuka, kondisi ROA
dan ROE yang kecil dan Debt Equity ratio yang besar akan
mendapatkan hukuman dari investor dalam bentuk nilai
wajar saham yang terlalu rendah.
ASET TETAP (INTANGIBLE ASSET)
Contoh intangible asset atau aset tidak berwujud adalah hak
paten dan merek dagang (trademarks) yang dibeli dari
perusahaan lain. Perusahaan yang memiliki hak paten atau
merek dagang dapat memperoleh keuntungan lebih besar
daripada perusahaan lain yang tidak memilikinya. Dengan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

508

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


demikian, hak paten atau merek dagang merupakan aset
perusahaan yang berharga dan perlu dijaga nilainya.
Perbedaan hak paten dan merek dagang terletak pada
periode waktu manfaat ekonomi yang dapat dinikmati
perusahaan. Hak paten mempunyai umur yang terbatas
(finite) sedangkan merek dagang mempunyai umur yang
tidak terbatas (infinite). Perbedaan periode waktu manfaat
aset tidak berwujud (intangible asset) mempengaruhi
metode untuk menilai nilai wajarnya.
1.Nilai wajar aset tidak berwujud dengan umur yang
terbatas dihitung berdasarkan nilai perolehan aset tidak
berwujud dikurangi biaya amortisasi aset tidak berwujud
tersebut. Periode waktu amortisasi yang umum adalah 10
tahun atau 20 tahun. Penggunaan periode amortisasi yang
panjang ditujukan untuk menekan biaya amortisasi per
tahun sehingga profitabilitas perusahaan tidak terlalu
terpengaruh biaya amortisasi.
2. Nilai wajar aset tidak berwujud dengan umur yang tidak
terbatas tidak dikurangi biaya amortisasi. Nilai wajar aset
tidak berwujud dengan umur yang tidak terbatas secara
rutin dinilai kembali, umumnya 1 tahun 1 kali. Jika terjadi
penurunan nilai, perusahaan akan mencatat impairment
losses.
Amortisasi ini mirip dengan depresiasi. Perbedaan hanya
terletak pada istilahnya saja. Depresiasi untuk aset
berwujud (tangible asset). Amortisasi untuk aset tidak
berwujud (intangible asset).
Selain aset tidak berwujud yang dilaporkan diatas,
perusahaan juga memiliki aset tidak berwujud yang tidak
dilaporkan. Contohnya adalah reputasi perusahaan, merek
dagang yang dibangun perusahaan, sistem pengiriman
barang yang baik, biaya yang dikeluarkan untuk Research
and Development, dan lainnya. Berbagai aset tidak
berwujud ini akan diakui jika perusahaan diakuisisi oleh
perusahaan lain. Perusahaan yang mengakuisisi akan
mencatat nilai aset tidak berwujud ini sebagai bagian dari
aset tetap dengan nama akun goodwill.
Goodwill adalah selisih lebih dari harga akuisisi perusahaan
relatif terhadap aset perusahaan terakuisisi yang dapat
diidentifikasi. Goodwill tidak boleh diamortisasi. Goodwill
harus dinilai dinilai kembali setiap tahun. Jika terjadi
penurunan nilai, perusahaan akan mencatatkan impairment
loss. Perusahaan bersedia untuk membayar harga akuisisi
yang lebih tinggi daripada nilai aset perusahaan yang dapat
diidentifikasi karena perusahaan pengakuisisi melihat
potensi economic goodwill dari perusahaan yang diakuisisi.
Sayangnya potensi economic goodwill ini seringkali tidak
terealisasi.
Contoh Perhitungan Goodwill
Perusahaan Q-Corp mengakuisisi 50% saham perusahaan QAnalytic senilai $80.000. Data laporan keuangan dan
perhitungan Goodwill adalah sebagai berikut:

ASET TETAP FINANCIAL ASET


Selain berinvestasi pada aset tetap, perusahaan juga
berinvestasi pada financial instrument yang diterbitkan oleh
perusahaan lain. Contoh financial instrument ini adalah
surat hutang, berupa notes, medium term notes, bonds,
dan saham perusahaan, berupa saham perusahaan anak
(subsidiary company), saham perusahaan patungan (joint
venture), atau saham perusahaan lain yang tidak terafiliasi.
Motif Investasi pada Financial Asset untuk jangka panjang
dapat diklasifikasi sebagai berikut:
Held to Maturity.
Contoh produk held to maturity adalah obligasi jangka
panjang. Perusahaan berencana untuk memiliki obligasi
jangka panjang ini untuk mendapatkan keuntungan berupa
bunga sampai dengan jatuh tempo (maturity). Perubahan
harga selama obligasi jangka panjang ini dimiliki menjadi
tidak relevan. Perusahaan hanya fokus pada penilaian nilai
asset berdasarkan valuasi teoritis atau istilah lainnya adalah
nilai setelah diamortisasi (amortised cost).
Available for Sale
Produk untuk held to maturity ada 2 macam yaitu obligasi
jangka panjang dan saham perusahaan.
Perusahaan berencana untuk memiliki obligasi ini sampai
dengan jatuh tempo tetapi perusahaan juga terbuka atau
memiliki keleluasaan untuk menjual obligasi ini sebelum
jatuh tempo.
Contoh penyajian investasi pada financial asset dari Astra
International adalah sebagai berikut:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

509

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Perusahaan berencana untuk mendapatkan keuntungan


dalam bentuk dividen. Jika ada penawaran beli dari pihak
lain pada harga yang menarik, perusahaan dapat menjual
saham ini untuk merealisasikan capital gain. Valuasi dari
produk available for sale ini berdasarkan nilai wajar (fair
value) dan unrealized holding gains and losses dicatat pada
other comprehensive income. Untuk kepentingan
perbandingan akuntansi dari financial asset, DIbahas 1 lagi
motif investasi pada financial asset yaitu Held for Trading.
Perusahaan berencana untuk mendapatkan keuntungan
dari trading. Nilai wajar financial asset dengan motif held
for trading dinilai berdasarkan nilai pasar atau mark to
market. Unrealized holding gains or losses dicatat pada
laporan laba rugi.
Perbandingan akuntansi Held to Maturity, Available For
Sale, dan Held for Trading
-- Pada Held to Maturity, perusahaan hanya mengakui
keuntungan dari bunga $10.000 sedangkan unrealized gain
tidak diakui.
-- Pada Available For Sale, perusahaan mengakui
keuntungan dari bunga $10.000 dan dicatat pada income
statement, meningkatkan net profit sebesar $10.000, dan
dicatat pada balance sheet sebagai Retained Earning,
sebesar $10.000 . Unrealized gain diakui pada accumulated
other comprehensive income sebesar $5.000.
-- Pada Held For Trading, perusahaan mengakui keuntungan
dari bunga $10.000 dan unrealized gains $5.000 pada
income statement. Pencatatan pada balance sheet hanya
pada Retained Earning senilai $15.000 yang terdiri dari
keuntungan dari bunga $10.000 dan unrealized gain $5.000.
Misal pada tahun 2012, Q-Corp berinvestasi pada surat
hutang jangka panjang perusahaan Q-Analytic senilai
$100.000 dengan bunga 10% per tahun atau $10.000. Pada
tahun 2013, nilai investasi pada Q-Corp mengalami
peningkatan menjadi $105.000

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

510

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


UTANG USAHA
Utang usaha adalah kewajiban perusahaan terhadap
pemasok berbagai kebutuhan perusahaan seperti bahan
baku, alat tulis kantor, sparepart, service kendaraan, dan
lain-lain. Utang usaha ini muncul karena melunasi seluruh
transaksi operasional dengan uang tunai relatif tidak efisien
dan, yang paling penting, utang usaha merupakan sumber
pendanaan operasional perusahaan.
Pemasok perusahaan terdiri dari pemasok yang terafiliasi
dan pemasok yang tidak terafiliasi.
Dibawah ini disajikan laporan utang usaha dari PT Unilever

Pada laporan utang usaha diatas dapat dilihat analisis umur


utang usaha. Sekilas dapat dilihat Unilever selalu memenuhi
kewajibannya kepada pemasok dalam jangka waktu 30 hari.
Analisis ini mengalami konflik dengan analisis current ratio,
yaitu current asset dibagi current liabilities. Pada tabel
dibawah dapat dilihat current ratio Unilever bernilai kurang
dari 1. Artinya, asset lancar yang dimiliki Unilever relatif
tidak memadai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Konflik ini perlu dianalisis lebih lanjut, apakah Unilever
melakukan manipulasi laporan dengan melakukan
pembayaran tepat waktu, yaitu dibawah 30 hari, khusus
pada tanggal pelaporan Balance Sheet Unilever pada
tanggal 31 Desember 2012.

Atau, Unilever meningkatkan hutang bank secara signifikan


agar laporan utang usaha ini dapat terlihat baik. Dibawah ini
disajikan data financial leverage, asset turn over, dan
current ratio Unilever.

Berdasarkan kasus diatas dapat dipahami mengapa analis


laporan keuangan perusahaan perlu peka terhadap indikasi
perusahaan hanya membayar utang usaha tepat waktu
menjelang tanggal pelaporan Balance Sheet. Tindakan
perusahaan yang selalu terlambat membayar utang usaha
mempunyai konsekuensi negatif sebagai berikut:
1.Pemasok menghentikan pasokannya sehingga kegiatan
operasional perusahaan tersendat atau berhenti total.
Akibatnya pasokan barang dari perusahaan kepasar
terlambat sehingga pangsa pasar dapat diambil oleh
perusahaan saingan.
2. Pemasok menaikan harga jual kepada perusahaan,
sebagai pengganti biaya ekstra menjual produk kepada
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

511

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


perusahaan. Akibatnya marjin keuntungan perusahaan
relatif pesaing terus melemah sehingga profitabilitas
perusahaan ikut menurun.

Contoh larangan adalah mengubah susunan pengurus,


kecuali pengurus baru tersebut berasal dari Grup
Perusahaan.

UTANG BANK
Sumber dana eksternal yang banyak digunakan untuk
kegiatan operasionalnya adalah sumber dana dari
perbankan.

Walaupun persyaratan kredit yang ketat, kredit dari


perbankan umumnya dilihat perusahaan sebagai sumber
pendanaan perusahaan yang lebih tidak berisiko daripada
sumber pendanaan dalam bentuk obligasi (bond).
Alasannya pada saat terjadi default atau gagal bayar cicilan
bunga atau pokok pinjaman, perbankan umumnya bersedia
melakukan negosiasi, sedangkan pemegang obligasi,
umumnya menuntut perusahaan untuk segera dilikuidasi.

Kami menyajikan bentuk laporan hutang bank dari


Summarecon

KEWAJIBAN PAJAK YANG BELUM DIBAYAR


Pajak dibayar dimuka (Deferred Tax Assets) muncul karena
pajak yang telah dibayar perusahaan lebih besar daripada
pajak yang seharusnya dibayar perusahaan. Kewajiban Pajak
Yang Belum Dibayar (Deferred Tax Liabilities) muncul karena
pajak yang telah dibayar perusahaan lebih kecil daripada
pajak yang seharusnya dibayar perusahaan. Contoh aktivitas
yang mengakibatkan pajak yang telah dilunasi lebih kecil
daripada pajak yang seharusnya dibayar perusahaan adalah
perbedaan metode penyusutan perusahaan.

Pada laporan hutang bank diatas dapat dilihat:


1.Perincian bank yang memberikan kredit beserta mata
uangnya, Rupiah atau USD.
2. Hutang jangka panjang jauh lebih besar daripada hutang
jangka pendek karena Summarecon adalah perusahaan
property yang membutuhkan banyak sumber dana jangka
panjang.
3. Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo
dalam waktu 1 tahun.
4. Perincian angsuran hutang bank dari tahun ke tahun.
Selain informasi diatas, umumnya perusahaan juga
mencantumkan tingkat suku bunga kredit dari bank. Pada
kasus Summarecon tingkat suku bunga dilaporkan secara
.Sebenarnya tata cara kredit dari Bank Mandiri kepada
Summarecon dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

Contoh kasus perhitungan terjadinya deferred tax liabilities


akibat perbedaan metode penyusutan
Pada tahun 2013, Q-Corp membeli mesin senilai $10.000
dengan umur ekonomis 4 tahun dan tidak mempunyai nilai
sisa. Pembelian mesin ini akan menghasilkan revenue
sebesar $20.000 per tahun. Q-Corp menggunakan 2 metode
penyusutan yaitu laporan keuangan untuk pajak
menggunakan metode penyusutan double decline dan
laporan keuangan untuk internal menggunakan metode
penyusutan straight line. Tarif pajak perusahaan adalah
50%.
Berapakah deferred tax liabilities Q-Corp pada tahun 2013
dan 2014?
Nilai Mesin $10.000, umur 4 tahun, tidak ada nilai sisa.
Metode penyusutan straight line.
$10.000 dibagi 4 tahun = $2.500 per tahun.
Nilai Mesin $10.000, umur 4 tahun, tidak ada nilai sisa.
Metode penyusutan double decline
Penyusutan tahun pertama (2013) : $10.000 X 50% = $5.000
Penyusutan tahun kedua (2014) : $5.000 X 50% = $2.500

Affirmative covenants
Mengatur kewajiban dari debitur yang meliputi kewajiban
untuk membayar bunga dan pokok pinjaman tepat waktu,
kewajiban untuk merawat jaminan yang diberikan agar
tidak berkurang nilainya, kewajiban untuk menjaga aset
operasional sehingga dapat terus memberikan manfaat
ekonomi, memberikan laporan berkala bahwa debitur telah
mematuhi kewajiban pada kreditur. Affirmative covenants
sedemikian umumnya sehingga tidak dilaporkan pada
laporan tahunan perusahaan.
Negative covenants
Mengatur berbagai batasan (limitation) dan larangan
(restrictions) pada debitur. Contoh batasan adalah Debt
Equity Ratio tidak lebih dari 3:1 pada tahun 2011 dan 2012.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

512

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


sehingga pada saat jatuh tempo mencapai nilai par atau
100%.
Contoh perhitungan amortisasi obligasi yang diterbitkan at
discount. Nilai nominal Rp. 1000 per lembar.

Q-Corp membayar pajak lebih kecil daripada yang


dilaporkan secara internal, oleh karena itu Q-Corp
mempunyai deferred tax liabilities
Deferred Tax Liabilities 2013 = $9.000 - $7.500 = $1.500
Deferred Tax Liabilities 2014 = $9.000 - $8.750 = $250
ditambah deferred tax liabilities tahun 2013 $1.500 =
$1.750
UTANG OBLIGASI
Perusahaan mendapatkan sumber pendanaan utang dari
investor obligasi. Nilai nominal 1 lembar obligasi berbeda
tergantung jenisnya. Obligasi Negara atau dikenal sebagai
Surat Utang Negara dalam mata uang Rupiah mempunyai
nilai nominal Rp. 10 miliar sedangkan dalam mata uang USD
mempunyai nilai nominal USD 1 juta. Obligasi Ritel
Indonesia (ORI) atau Obligasi Sukuk Ritel Indonesia
mempunyai nilai nominal Rp. 1 juta dan dibundle dalam 1
lot yang terdiri dari 5 lembar. Obligasi korporasi dalam mata
uang Rupiah mempunyai nilai nominal Rp. 1 Miliar
sedangkan dalam mata uang USD mempunyai nilai nominal
USD 1 juta.
Penerbitan obligasi dapat dilakukan at par (100%), diatas
par (diatas 100%) atau dibawah par (dibawah 100%).
Misal:
Obligasi Korporasi diterbitkan pada
Harga discount yaitu 97%. Nilai obligasi adalah 97% X Rp. 1
Miliar = Rp. 970 juta
Harga par yaitu 100%. Nilai obligasi adalah 100% X Rp. 1
Miliar = Rp. 1 Miliar.
Harga premium yaitu 103%. Nilai obligasi adalah 103% X Rp.
1 Miliar = Rp. 1,3 Miliar.
Ketika obligasi diterbitkan, perusahaan penerbit umumnya
membiarkan obligasi itu sampai dengan jatuh tempo dan
melunasinya. Pada kasus khusus, perusahaan penerbit
obligasi dapat melunasi obligasi tersebut sebelum waktunya
(callable bond) atau investor obligasi memaksa perusahaan
untuk segera melunasi obligasi sebelum waktunya (putable
bond). Berbagai fitur dari obligasi akan dibahas lebih
mendalam pada sub topik analisis investasi pada instrumen
berpendapatan tetap.
Selama obligasi beredar, pencatatan nilai obligasi (carrying
value) pada balance sheet dipengaruhi oleh nilai obligasi
ketika penerbitan, apakah obligasi diterbitkan at premium,
at par, atau at discount. Obligasi yang diterbitkan pada
harga discount atau premium akan mengalami amortisasi

FINANCIAL LEASES DAN OPERATING LEASES


Selain Bank dan Investor Obligasi, perusahaan juga
mendapatkan sumber pendanaan untuk membeli fixed
asset dari perusahaan pembiayaan dalam bentuk leasing.
Leasing adalah kontrak antara pemilik aset lessor, dengan
pihak lain yang ingin menggunakan asset tersebut lessee.
Lessor memberikan ijin penggunaan asset dengan
mendapatkan imbalan berupa pembayaran dari lessee.
Leasing dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu operating
leases dan financial leases. Pada operating leases, lessee
menyewa asset milik lessor. Pengaruh operating leases
hanya muncul pada laporan laba rugi dimana lessee
mencatatkan biaya sewa. Kepemilikan asset masih berada
pada lessor.Pada financial leases, lessee mendapatkan
pendanaan untuk membeli asset yang dimiliki lessor. Pada
financial leases, kepemilikan asset berpindah dari lessor
menjadi ke lessee. Pengaruh financial leases muncul pada
laporan laba rugi, berupa biaya bunga dan biaya
penyusutan, dan laporan neraca, berupa peningkatan nilai
asset tetap dan peningkatan hutang (liabilities).

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

513

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Agar pemahaman perbedaan operating leases dan financial
leases lebih baik, kami menyajikan contoh kasus dibawah
ini:
Q-Corp berencana untuk membeli notebook senilai Rp.
10.000.000. Pilihan yang sedang dipertimbangkan Q-Corp
adalah:
Alternatif 1. Membeli notebook dengan berhutang kepada
bank.
Alternatif 2. Lease notebook dengan skema operating
leases.
Alternatif 3. Lease notebook dengan skema financial leases.

menggunakan operating leases. Perusahaan yang


mendapatkan pendanaan dengan skema operating leases
seolah-olah mempunyai hutang yang lebih kecil sehingga
risiko gagal bayar yang lebih kecil daripada perusahaan yang
mendapatkan pendanaan dari perbankan atau skema
financial leases. Sampai disini, kita dapat memahami
mengapa perusahaan lebih suka menggunakan metode
pendanaan operating leases daripada pendanaan hutang
bank maupun financial leases.

Umur ekonomis dari notebook adalah 5 tahun. Metode


penyusutan adalah straight line dan notebook tidak
mempunyai nilai sisa. Tingkat suku bunga leasing adalah
15% per tahun. Dengan demikian, pembayaran cicilan
adalah Rp. 2.983.155 per tahun. Dihitung menggunakan
kalkulator keuangan dengan cara PV= Rp. 10.000.000; N=5
tahun; i=15%; hitung PMT.
Pengaruh pemilihan alternatif pendanaan terhadap nilai
asset dan liabilities pada tahun pertama.

Pengaruh pemilihan alternatif pendanaan terhadap nilai


asset dan liabilities pada tahun pertama.

Pengaruh pemilihan alternatif pendanaan terhadap Return


on Asset dan Debt to Total Asset ratio. Asumsi total nilai
asset pada tahun pertama adalah Rp. 50.000.000, total
liabilities adalah Rp. 30.000.000. Laba Operasi adalah Rp.
15.000.000. Tarif pajak 0%.
Pada contoh kasus dapat dilihat bahwa Return on Asset jika
menggunakan hutang bank maupun financial leases lebih
kecil daripada Return on Asset jika menggunakan operating
leases. Perusahaan yang mendapatkan pendanaan dengan
skema operating leases seolah-olah mempunyai kinerja
yang lebih baik daripada perusahaan yang mendapatkan
pendanaan dari perbankan atau skema financial leases.
Debt to Total Asset jika menggunakan hutang bank maupun
financial leases lebih besar daripada Return on Asset jika

Secara keuangan operating leases tidak berbeda dengan


financial leases. Perbedaan operating leases dan financial
leases hanya terletak pada metode pencatatan
akuntansinya saja. Oleh karena itu, analis laporan keuangan
akan melakukan penyesuaian dengan cara menambah nilai
asset dan nilai liabilities yang sebelumnya tidak diakui oleh
skema operating leases agar tidak ada lagi perbedaan nilai
Return on Asset dan Debt to Total Asset dengan skema
financial leases.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

514

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


KEWAJIBAN KERJA JANGKA PANJANG TERHADAP
KARYAWAN
Perusahaan wajib memperhatikan kesejahteraan karyawan
baik pada masa karyawan tersebut bekerja maupun pada
masa karyawan tersebut memasuki masa pensiun. Pada sub
topik ini, kami membahas metode perusahaan memenuhi
kewajiban perusahaan pada karyawan pada masa karyawan
tersebut memasuki masa pensiun.
Secara umum, ada 2 metode yang dapat dipilih perusahaan
untuk memenuhi kewajiban terhadap pensiun karyawan.
Pertama, Defined Contribution Plans (DC). Pada metode ini,
perusahaan bersedia untuk memberikan kontribusi yang
spesifik, baik jumlah maupun waktunya, pada rencana
pensiun karyawan (employee pension plan). Kontribusi
perusahaan selanjutnya dicatat sebagai biaya pensiun
(pension expense). Kontribusi perusahaan ini selanjutnya
diinvestasikan pada berbagai instrumen. Kenaikan atau
kerugian nilai investasi akan dibebankan kepada karyawan.
Kedua, Defined Contribution Plans (DB) pada dasarnya
adalah janji dari perusahaan untuk memberikan uang dalam
jumlah tertentu kepada karyawan pada saat karyawan
tersebut memasuki masa pensiun. Jumlah uang yang
diberikan dipengaruhi oleh umur, periode waktu melayani
perusahaan, jabatan, gaji, dan lainnya.

laba rugi. Net interest expense adalah financing cost dari


penundaan pembayaran kontribusi terhadap rencana
pensiun karyawan. Net interest income adalah financing
income dari pembayaran kontribusi terhadap pensiun
karyawan yang lebih besar daripada seharusnya.
Ketiga, Remeasurement. Dicatat pada pos modal saham
yaitu Other Comprehensive Income (OCI). Remeasurement
mencatat actuarial gain and losses dari hasil investasi dari
asset pensiun, termasuk selisih dari net interest expense
dengan net interest income.
CONTOH LAPORAN KEWAJIBAN KERJA JANGKA PANJANG
TERHADAP KARYAWAN
Laporan kewajiban kerja jangka panjang terhadap karyawan
dari PT Unilever Indonesia

Perusahaan umumnya menggunakan kombinasi antara


Defined Contribution Plan dan Defined Benefi Plan.

Karyawan harus memenuhi serangkaian kriteria, misalnya


masa kerja minimum, agar dapat memperoleh hak pensiun,
baik DC atau DB. Istilah yang digunakan adalah Vesting.
Jika karyawan berhenti bekerja pada perusahaan sebelum
masa pensiun, maka karyawan tersebut, tergantung pada
skema yang diberikan, dapat memperoleh sebagian dari
manfaat pensiun atau tidak mendapatkan apa-apa.
Perbedaan antara DC dan DB
Pertama, pada DC kewajiban perusahaan berakhir ketika
perusahaan memberikan kontribusi terhadap rencana
pensiun karyawan sedangkan pada DB kewajiban
perusahaan berakhir setelah karyawan tersebut
mendapatkan pembayaran pensiun.
Kedua, pada DC risiko investasi dipindahkan dari
perusahaan kepada karyawan sedangkan pada DB risiko
investasi tetap berada pada perusahaan.
Ketiga, pada DC tidak dikenal konsep under funded
sedangkan pada DB dikenal. Rumus funded status adalah
present value of defined benefit plan fair value of the plan
assets.
Jika nilai fair value dari plan asset lebih kecil daripada
present value of defined benefit plan, maka DB tersebut
dinyatakan underfunded. Kondisi underfunded ini
selanjutnya dilaporkan pada neraca sebagai net pension
liability.Jika nilai fair value dari plan asset lebih besar
daripada present value of defined benefit plan, maka DB
tersebut dinyatakan overfunded. Kondisi overfunded ini
selanjutnya dilaporkan pada neraca sebagai net pension
asset.
Metode pencatatan biaya pensiun (pension cost) menurut
IFRS adalah
Pertama, ServIce Cost dicatat pada laporan laba rugi.
Kedua, Net Interest Expense/Income dicatat pada laporan
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

515

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Dibawah ini adalah contoh laporan program pensiun dari PT
Unilever Indonesia.

Pada laporan diatas dapat dilihat bahwa 2 tahun terakhir PT


Unilever Indonesia mengalami underfunded yang semakin
besar.
Laporan Alokasi Investasi atau Diversifikasi Investasi tidak
kami temukan pada laporan PT Semen Indonesia
Pada laporan dibawah dapat dilihat bahwa 2 tahun terakhir
PT Unilever Indonesia mengalami underfunded yang
semakin besar
PERBANDINGAN ASUMSI PROGRAM PENSIUN
Asumsi yang digunakan untuk menghitung kewajiban kerja
jangka panjang terhadap karyawan tidak mempunyai acuan
yang standar. Kami menyajikan asumsi perhitungan
kewajiban kerja jangka panjang terhadap karyawan dari PT
Unilever Indonesia dan PT Semen Indonesia.
PT Unilever Indonesia
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

516

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

MODAL SAHAM
Kami menyajikan contoh laporan modal saham dari PT
Telkom Indonesia.

PT Semen Indonesia

Implikasi dari perbedaan asumsi program pensiun terhadap


Neraca dan Biaya Pensiun Periodik adalah:

Modal Saham (Capital Stock) adalah sumber pendanaan


perusahaan
dari
pemegang
saham
(shareholder/stockholder). Secara hukum, modal saham
dibedakan menjadi 2 yaitu pertama, modal dasar
(Authorized Capital) dan, kedua, modal ditempatkan dan
disetor penuh (Issued and Fully Paid). Modal dasar adalah
investasi modal maksimum yang boleh dilakukan pemegang
saham. Jika pemegang saham ingin berinvestasi melebihi
modal dasar, maka pemegang saham harus mengubah
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

517

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran RumahTangga) ke
notaris. Modal ditempatkan dan modal disetor memberikan
informasi seberapa besar modal yang benar-benar telah
disetor.
Di Indonesia, perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) mempunyai 1 lembar saham istimewa yaitu saham
Seri A Dwiwarna yang mewakili pemerintah Indonesia.
Saham Seri A Dwiwarna mempunyai hak veto. Walaupun
pemegang saham seri B 100% sepakat, jika Saham Seri A
Dwiwarna melalui menteri keuangan menyatakan tidak
maka keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan.
Tambahan Modal Disetor (Additional Paid in Capital).
Tambahan modal saham dihitung dari selisih lebih antara
harga saham yang dijual kepada investor baru relatif
terhadap nilai nominal saham. Misalnya: harga saham dijual
kepada investor baru sebanyak 1000 lembar pada harga Rp.
250 per lembar; nilai nominal saham adalah Rp. 100 per
lembar. Tambahan modal saham adalah (Rp. 250 Rp. 100)
X 1000 lembar = Rp. 15.000.
Selisih lebih tersebut diberikan investor baru kepada
investor lama sebagai goodwill atau sebagai pernyataan
terima kasih dari investor baru kepada investor lama yang
telah bekerja menjadikan perusahaan dapat beroperasi.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa semakin baik
perusahaan beroperasi, paid in capital yang bersedia
diberikan oleh investor baru semakin besar.

Pendapatan komprehensif lainnya (Other Comprehensive


Income OCI) adalah akun yang mencatat perubahan
modal saham dari suatu perusahaan akibat keuntungan
atau kerugian yang belum direalisasi dari aktivitas
sampingan perusahaan. Tujuan dari OCI adalah
mempermudah pengguna laporan keuangan untuk
menganalisa kinerja perusahaan dari aktivitas utama dan
fluktuasi kinerja perusahaan dari aktivitas utama.
Contoh keuntungan dan kerugian dari aktivitas sampingan
adalah:
1.Keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat perubahan
nilai wajar dari investasi surat hutang yang dikategorikan
available for sale dan held to maturity.
2.Keuntungan atau kerugian valuta asing dari konsolidasi
laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak
yang berbeda mata uang pelaporannya.
3.Keuntungan atau kerugian pembelian derivatif yang
ditujukan untuk hedging perubahan mata uang dan
perubahan tingkat suku bunga.
4. Keuntungan atau kerugian nilai asset dari Defined Benefit
Plan.
Dibawah ini kami menyajikan laporan OCI pada laporan laba
rugi dari PT Bumi Resources, Tk. Tahun 2012 dan 2011.

Akun modal saham yang diperoleh kembali muncul ketika


perusahaan melaksanakan program share repurchase untuk
membeli kembali saham yang telah diterbitkan dari investor
publik. Modal saham yang diperoleh kembali tidak
mempunyai hak suara (voting right) dan tidak mempunyai
hak terhadap dividen (cashflow right). Dengan demikian
pembelian kembali saham berpotensi menaikkan Return on
Equity, karena berkurangnya modal saham sebagai pembagi
keuntungan perusahaan, dan Earning Per Share, karena
berkurangnya jumlah lembar saham beredar sebagai
pembagi keuntungan perusahaan.
Modal saham yang diperoleh kembali dapat dijual lagi oleh
perusahaan.
Melalui
penjualan
ini,
perusahaan
mendapatkan tambahan modal.
Saldo Laba Ditahan (Retained Earning). Laba perusahaan
dapat dibagikan seluruhnya kepada pemegang saham, laba
perusahaan ditahan seluruhnya untuk diinvestasikan
kembali kedalam perusahaan, atau sebagian laba
perusahaan dibagikan kepada pemegang saham dan
sebagian lagi laba perusahaan ditahan untuk diinvestasikan
kembali kedalam perusahaan.
Saldo laba ditahan terdiri dari saldo laba yang telah
ditentukan
penggunaannya
(Retained
Earning
Appropriated) dan saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya (Retained Earning Unappropriated).
Selain akun yang kami bahas diatas, terdapat beberapa
akun pada contoh laporan modal saham PT Telkom
Indonesia yang umumnya disatukan laporannya pada Other
Comprehensive Income (OCI).
MODAL SAHAM PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA

Pelaporan pajak perubahan OCI dapat dilakukan secara


mendetail atau disatukan menjadi satu akun OCI tax
expense atau benefit. Jika keuntungan atau kerugian pada
OCI direalisasi, maka keuntungan atau kerugian itu
dipindahkan pencatatannya dari OCI menjadi Other Income
atau Expense pada laporan laba rugi
METODE PENYAJIAN INCOME STATEMENT
Penyajian Income Statement ada 2 macam yaitu Single Step
dan Multiple Step. Perbedaan Single Step dan Multiple Step
adalah keberadaan akun Gross Profit atau Laba Kotor. Pada
Single Step, tidak terdapat akun Gross Profit sedangkan
pada Multiple Step terdapat akun Gross Profit.
Istilah lain dari Income Statement adalah:
1. Statement of Operation.
2. Statement of Earnings.
3. Profit and Loss Statement.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

518

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


4. Laporan Laba Rugi.
Income statement menyediakan informasi keuangan
mengenai kinerja perusahaan pada suatu periode tertentu,
misalnya 3 bulanan, periode 6 bulanan, dan periode 1
tahunan. Income statement menjadi pusat perhatian dari
investor saham dan analis saham karena investor saham
dan analis saham memberikan nilai yang tinggi pada
perusahaan yang mempunyai pertumbuhan keuntungan
yang baik dan memberikan nilai yang rendah pada
perusahaan yang mempunyai pertumbuhan keuntungan
yang biasa-biasa saja atau jelek.
Income statement juga menjadi pusat perhatian investor
obligasi dan analis obligasi karena investor obligasi dan
analis obligasi membutuhkan informasi mengenai
pertumbuhan dan stabilitas kinerja perusahaan untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan
pokok dan bunga obligasi.
PENDAPATAN
Menurut International Accounting Standard Board (IASB)
definisi Pendapatan (Income) adalah:
Increases in economic benefits during the accounting
period in the form of inflows or enhancements of assets or
decreases of liabilities that result in increases in equity,
other than those relating to contributions from equity
participants.

Produk telah diambil tetapi pembayaran menunggu tagihan


kartu kredit muncul.
Jika produk belum diserahkan tetapi pembayaran telah
dilakukan oleh pembeli, maka istilah yang digunakan adalah
Unearned Revenue. Contohnya: Langganan majalah selama
1 tahun, pelanggan telah melunasi pembayaran tetapi
majalah akan dikirimkan kemudian. Kebijakan perusahaan
untuk memilih metode pengakuan Revenue atau Sales
harus disampaikan pada catatan kaki (foot notes) dari
laporan keuangan.
PENDAPATAN KOTOR VS PENDAPATAN BERSIH
Metode pengakuan pendapatan dapat dibagi 2 yaitu
pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pemahaman
perbedaan pendapatan kotor dan pendapatan bersih akan
lebih mudah melalui contoh dibawah ini.
Misal perusahaan e-ticket menjual tiket pesawat senilai Rp.
1.000.000,- dan setiap penjualan 1 tiket pesawat e-ticket
mendapatkan komisi Rp. 50.000. Biaya penjualan Rp.
10.000. Jika perusahaan e-ticket menjual 10 tiket maka
perbandingan pencatatan revenue dan keuntungan dengan
menggunakan gross reporting dan net reporting adalah:

Menurut International Financial Reporting Standard (IFRS),


Pendapatan dibedakan menjadi:
1.Revenue atau Sales adalah manfaat ekonomi yang
diperoleh dari aktivitas penjualan produk primer
perusahaan. Misalnya perusahaan Indofood mempunyai
aktivitas primer menjual produk mie dengan merek
Indomie.
2.Gain adalah manfaat ekonomi yang diperoleh dari
aktivitas sekunder perusahaan. Misalnya perusahaan
Indofood berinvestasi pada surat berharga dan surat
berharga tersebut mengalami kenaikan harga.
Pada prinsipnya Revenue atau Sales baru dapat diakui jika
penjual sudah memindahkan risiko kepemilikan produk
kepada pembeli.
Kriteria untuk mengakui Revenue atau Sales adalah:
1. Terdapat bukti mengenai kesepakatan antara penjual dan
pembeli.
2. Produk, bisa barang dan jasa, telah dikirimkan atau
dilaksanakan.
3. Harga produk telah ditentukan atau dapat ditentukan.
4. penjual mempunyai keyakinan untuk menerima
pembayaran dari pembeli.
Item nomor 4 diatas menyatakan Revenue tidak identik
dengan penerimaan uang. Jika produk telah diserahkan
tetapi pembayaran belum dilakukan oleh pembeli, maka
perusahaan melakukan penjualan secara kredit, istilah yang
digunakan dalam balance sheet adalah Account Receivable
atau Piutang Dagang. Contoh: Pembeli telah membeli
produk elektronik dengan menggunakan kartu kredit.

Pada tabel diatas dapat dilihat perbedaan metode


menghasilkan perbedaan laporan Revenue atau Sales yang
sangat signifikan walaupun profit yang diterima sama saja.
Perusahaan umumnya lebih suka melaporkan Revenue atau
Sales dengan metode gross reporting karena skala
perusahaan terlihat lebih besar sehingga lebih bonafid.
Menurut US GAAP, perusahaan dapat melaporkan dengan
metode Gross Reporting jika:
1.Risiko berada sepenuhnya pada perusahaan misalnya
risiko yang muncul karena persediaan atau risiko gagal
bayar dari konsumen.
2.Perusahaan mempunyai keleluasaan untuk memilih
pemasok.
3. Perusahaan mempunyai keleluasaan untuk menentukan
harga.
Jika berbagai kriteria diatas tidak dipenuhi, perusahaan
harus melaporkan pendapatannya dengan menggunakan
metode Net Reporting
METODE PENGAKUAN PENDAPATAN JANGKA PANJANG
Siklus waktu kegiatan operasional perusahaan ada yang
pendek, seperti minimarket, dan ada juga yang panjang,
seperti perusahaan konstruksi pembangunan jalan tol.
Konsensus periode waktu laporan keuangan perusahaan
adalah 1 tahun. Pada perusahaan dengan siklus waktu
kegiatan operasional yang pendek, konsensus ini tidak
mempunyai masalah. Tetapi, pada perusahaan dengan
siklus waktu kegiatan operasional yang panjang, konsensus

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

519

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


ini menjadi masalah yaitu berapakah pendapatan yang
harus diakui pada rangkaian periode waktu standar.
Misalnya perusahaan membangun jalan tol selama 5 tahun,
berapakah pendapatan yang harus dilaporkan pada tahun
pertama, kedua, sampai dengan tahun kelima.
Siklus waktu kegiatan operasional yang panjang
membuka perusahaan terhadap risiko nilai kontrak
bisa melebihi anggaran, misalnya cost recovery
eksplorasi minyak bumi, dan risiko pembayaran
pelanggan, misalnya cicilan penjualan mobil.

juga
yang
dari
dari

Tabel Metode Pengakuan Pendapatan Pada Berbagai


Periode Akuntansi

Tahun Pertama, Revenue dihitung berdasarkan persentase


biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama relatif terhadap
total biaya. Biaya tahun pertama Rp.20.000.000 dibagi total
biaya Rp. 80.000.000 diperoleh 25%.
Dengan demikian, revenue yang boleh diakui pada tahun
pertama adalah Rp. 100.000.000 dikali 25% = Rp 25.000.000
Keuntungan tahun pertama adalah Revenue Rp. 25.000.000
dikurangi Cost Rp. 20.000.000 = Rp. 5.000.000
Tahun kedua, Revenue dihitung berdasarkan persentase
biaya yang dikeluarkan pada tahun kedua relatif terhadap
total biaya. Biaya tahun kedua Rp. 50.000.000 dibagi total
biaya Rp. 80.000.000 diperoleh 62,5%.
Dengan demikian, revenue yang boleh diakui pada tahun
kedua adalah Rp. 100.000.000 dikali 62,5% = Rp. 62.500.000
Keuntungan tahun kedua adalah Revenue Rp. 62.500.000
dikurangi Cost Rp. 50.000.000 = Rp. 12.500.000
Tahun ketiga, Revenue dihitung berdasarkan persentase
biaya pada tahun ketiga relatif terhadap total biaya. Biaya
tahun ketiga adalah Rp. 10.000.000 dibagi Total Biaya Rp.
80.000.000 diperoleh 12,5%.
Dengan demikian, Revenue yang boleh diakui pada tahun
ketiga adalah Rp. 100.000.000 dikali 12,5% = Rp. 12.500.000
Keuntungan tahun ketiga adalah Revenue Rp. 12.500.000
dikurangi Cost Rp. 10.000.000 = Rp. 2.500.000
Total revenue selama 3 tahun adalah Rp. 25.000.000 (tahun
pertama) + Rp. 62.500.000 (tahun kedua) + Rp. 12.500.000
(tahun ketiga) = Rp. 100.000.000
Total cost selama 3 tahun adalah Rp. 20.000.000 (tahun
pertama) + Rp. 50.000.000 (tahun kedua) + Rp. 10.000.000
(tahun ketiga) = Rp. 80.000.000
Total keuntungan selama 3 tahun adalah Rp. 5.000.000
(tahun pertama) + Rp. 12.500.000 (tahun kedua) + Rp.
2.500.000 (tahun ketiga) = Rp. 20.000.000
PERHITUNGAN COMPLETED CONTRACT METHOD
Completed Contract Method digunakan untuk mencatat
revenue, cost, dan keuntungan dari kontrak yang
mempunyai periode waktu lebih panjang daripada periode
waktu akuntansi normal, yaitu 1 tahun, dan hasil kontrak
tidak dapat diestimasi dengan akurat.

PERHITUNGAN PERCENTAGE OF COMPLETION METHOD


Percentage of Completion Method digunakan untuk
mencatat revenue, cost, dan keuntungan dari kontrak yang
mempunyai periode waktu lebih panjang daripada periode
waktu akuntansi normal, yaitu 1 tahun, dan hasil kontrak
dapat diestimasi dengan akurat.
Misal:
Proyek pembangunan rumah dengan hasil kontrak dapat
diestimasi dengan akurat. Nilai Proyek Rp. 100.00.000,Biaya Proyek Rp. 80.000.000,- Waktu proyek 3 tahun. Biaya
yang keluar tahun pertama adalah Rp. 20.000.000; tahun
kedua Rp. 50.000.000; dan tahun ketiga Rp. 10.000.000.
Hitung revenue dan keuntungan tahun pertama, kedua, dan
ketiga.

Misal: Proyek eksplorasi minyak dengan hasil kontrak tidak


dapat diestimasi dengan akurat. Estimasi nilai proyek Rp.
100.000.000,- Estimasi biaya proyek Rp. 80.000.000,- Waktu
penyelesaian proyek 3 tahun. Biaya yang keluar tahun
pertama adalah Rp. 20.000.000; tahun kedua Rp.
50.000.000; dan tahun ketiga Rp. 10.000.000. Hitung
revenue dan keuntungan tahun pertama, kedua, dan ketiga.
Pada completed contract method, perusahaan tidak
mencatat Revenue dan Keuntungan sampai proyek telah
selesai. Pada completed contract method, perusahaan
hanya mencatat tagihan dan biaya dan asset yang
terakumulasi pada Balance Sheet yaitu exploration in
progress.
Tahun Pertama, tagihan sama dengan biaya yang keluar
yaitu Rp.20.000.000. Pada neraca, cash berkurang Rp.
20.000.000 dan Exploration in Progress bertambah Rp.
20.000.000

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

520

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Tahun kedua, tagihan sama dengan biaya yang keluar yaitu
Rp.50.000.000. Cash berkurang Rp. 50.000.000 dan
Exploration in Progress bertambah Rp. 50.000.000 menjadi
total Rp. 70.000.000
Tahun ketiga, Revenue diakui Rp. 100.000.000 dikurangi
biaya Rp. 80.000.000 maka keuntungan adalah Rp.
20.000.000
Pos Exploration in Progress pada 2 tahun sebelumnya
senilai Rp. 70.000.000 selanjutnya dihapus dengan jurnal
pembalikan ( journal reversal).
Total Revenue selama 3 tahun adalah Rp. 0 (tahun pertama)
+ Rp. 0 (tahun kedua) + Rp. 100.000.000 (tahun ketiga) = Rp.
100.000.000
Total Biaya selama 3 tahun adalah Rp. 20.000.000 (tahun
pertama) + Rp. 50.000.000 (tahun kedua) + Rp. 10.000.000
(tahun ketiga) = Rp. 80.000.000.
Total keuntungan selama 3 tahun adalah Rp. 0 (tahun
pertama) + Rp. 0 (tahun kedua) + Rp. 20.000.000 (tahun
ketiga) = Rp. 20.000.000
PERHITUNGAN INSTALLMENT METHOD
Installment Method digunakan untuk mencatat revenue,
cost, dan keuntungan dari penjualan produk yang
mempunyai periode waktu pelunasan tagihan lebih panjang
daripada periode waktu akuntansi normal, yaitu 1 tahun,
dan hasil kontrak dapat diestimasi dengan akurat. Pada
installment method, produk telah diserahkan penjual
kepada pembeli. Pada 2 metode sebelumnya, produk masih
dibuat penjual dan belum diserahkan kepada pembeli.
Misal: Perusahaan menjual Mobil secara kredit dengan nilai
penjualan Rp. 100.000.000,- Biaya pembelian mobil Rp.
80.000.000,- Waktu cicilan 3 tahun. Cicilan pembayaran
yang diterima tahun pertama adalah Rp. 20.000.000; tahun
kedua Rp. 50.000.000; dan tahun ketiga Rp. 30.000.000.
Hitung revenue dan keuntungan tahun pertama, kedua, dan
ketiga.
Tahun Pertama, Revenue dihitung berdasarkan skedul
pembayaran cicilan. Pada tahun pertama, Revenue = Skedul
Cicilan = Rp. 20.000.000. Biaya tahun pertama dihitung
dengan cara skedul pembayaran tahun pertama
Rp.20.000.000 dibagi total tagihan Rp. 100.000.000
diperoleh 20%. Biaya tahun pertama adalah Rp. 80.000.000
dikali 20% = Rp. 16.000.000.
Keuntungan yang diperoleh pada tahun pertama adalah
Revenue Rp. 20.000.000 dikurangi Cost Rp. 16.000.000 = Rp.
4.000.000
Tahun kedua, Revenue berdasarkan skedul pembayaran
cicilan yaitu Rp. 50.000.000. Biaya tahun kedua dihitung
dengan cara pembayaran skedul pembayaran tahun kedua
Rp. 50.000.000 dibagi total tagihan Rp. 100.000.000
diperoleh 50%. Biaya tahun kedua adalah Rp. 80.000.000
dikali 50% = Rp. 40.000.000.
Keuntungan yang diperoleh pada tahun kedua adalah
Revenue Rp. 50.000.000 dikurangi Cost Rp. 40.000.000 = Rp.
10.000.000.
Tahun ketiga, Revenue berdasarkan skedul cicilan adalah
Rp. 30.000.000. Biaya tahun ketiga dihitung dengan cara
skedul pembayaran tahun ketiga Rp. 30.000.000 dibagi total

tagihan Rp. 100.000.000 diperoleh 30%. Biaya tahun kedua


adalah Rp. 80.000.000 dikali 30% = Rp. 24.000.000.
Keuntungan yang diperoleh pada tahun ketiga adalah
Revenue Rp. 30.000 dikurangi Cost Rp. 24.000.000 = Rp.
6.000.000.
Total Revenue selama 3 tahun adalah tahun pertama Rp.
20.000.000 + tahun kedua Rp. 50.000.000 + tahun ketiga Rp.
30.000.000 = Rp. 100.000.000.
Total Biaya selama 3 tahun adalah tahun pertama Rp.
16.000.000 + tahun kedua Rp. 40.000.000 + tahun ketiga Rp.
24.000.000 = Rp. 80.000.000.
Total keuntungan selama 3 tahun adalah tahun pertama Rp.
4.000.000 + tahun kedua Rp. 10.000.000 + tahun ketiga Rp.
6.000.000 = Rp. 20.000.000.
PERHITUNGAN COST RECOVERY METHOD
Cost Recovery Method digunakan untuk mencatat revenue,
cost, dan keuntungan dari penjualan produk yang
mempunyai periode waktu pelunasan tagihan lebih panjang
daripada periode waktu akuntansi normal, yaitu 1 tahun,
dan hasil kontrak tidak dapat diestimasi dengan akurat atau
perusahaan meragukan kemampuan pembeli untuk
melunasi cicilan hutangnya. Dengan demikian, perusahaan
hanya mengakui adanya keuntungan setelah seluruh biaya
produk yang dijual dilunasi pembeli.
Misal: Perusahaan menjual Mobil secara kredit dengan nilai
penjualan Rp. 100.00.000,- Biaya pembelian mobil Rp.
80.000.000,- Waktu cicilan 3 tahun. Skedul pembayaran
yang akan diterima perusahaan pada tahun pertama adalah
Rp. 20.000.000; tahun kedua Rp. 50.000.000; dan tahun
ketiga Rp. 30.000.000. Hitung revenue dan keuntungan
tahun pertama, kedua, dan ketiga.
Pada cost recovery method, perusahaan tidak mencatat
revenue dan keuntungan sampai cicilan pembayaran sama
dengan biaya penjualan. Pada cost recovery method,
perusahaan hanya mencatat tagihan dan biaya pada
Balance Sheet.
Tahun Pertama, perusahaan mempunyai piutang dagang
atau account receivable senilai Rp. 100.000.000.
Perusahaan melakukan penagihan sebesar Rp. 20.000.000.
Ketika tagihan dibayar, Cash bertambah Rp. 20.000.000 dan
Account Receivable berkurang dari Rp. 100.000.000 menjadi
Rp. 80.000.000. Perusahaan tidak mencatat revenue dan
keuntungan yang dicatat karena akumulasi pembayaran
cicilan sebesar Rp. 20.000.000 lebih kecil daripada biaya
penjualan Rp. 80.000.000.
Tahun kedua, perusahaan melakukan penagihan sebesar
Rp. 50.000.000. Ketika tagihan dibayar Cash bertambah Rp.
50.000.000 dari Rp. 20.000.000 menjadi Rp. 70.000.000 dan
Account Receivable berkurang dari Rp 80.000.000 menjadi
Rp. 30.000.000. Perusahaan tidak mencatat revenue dan
keuntungan yang dicatat karena akumulasi pembayaran
cicilan sebesar Rp. 70.000.000 lebih kecil daripada biaya
penjualan Rp. 80.000.000.
Tahun ketiga, perusahaan melakukan penagihan Rp.
30.000.000. Ketika tagihan dibayar, Cash bertambah Rp.
30.000.000 dari Rp. 70.000.000 menjadi Rp. 100.000.000
dan Account Receivable berkurang dari Rp. 30.000.000

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

521

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


menjadi Rp. 0. Akumulasi pembayaran mencapai nilai Rp.
100.000.000, nilai akumulasi ini telah lebih besar daripada
biaya penjualan Rp. 80.000.000. Dengan demikian,
perusahaan mengakui Revenue sebesar Rp. 100.000.000
dan mengakui keuntungan setelah dikurangi biaya
penjualan Rp. 80.000.000 sebesar Rp. 20.000.000. Account
receivable dilakukan jurnal pembalikan
Total Revenue selama 3 tahun adalah Rp. 0 + Rp. 0 + Rp.
100.000.000 = Rp. 100.000.000
Total keuntungan selama 3 tahun adalah Rp. 0 + Rp. 0 + Rp.
20.000.000 = Rp. 20.000.00
PENGAKUAN PENDAPATAN BARTER
Barter dipercaya sebagai mekanisme perdagangan yang
pertama kali digunakan sebelum penemuan uang.
Walaupun barter dianggap kuno, barter kembali populer
akhir-akhir ini dengan keberadaan barter exchange, i.e.
http://www.bartercard.com.au/ yang telah beroperasi 22
tahun dengan jumlah anggota 55.000 orang. Transaksi
diantara para anggota dilakukan dengan menciptakan uang
baru dalam bentuk poin. Poin ini diperoleh anggota yang
menjual barang atau jasa. Selanjutnya, poin yang diperoleh
disimpan pada barter exchange dalam bentuk bank account.
Jika orang tersebut membeli barang, poin pada bank
account orang tersebut akan didebit senilai barang.
Berdasarkan pertimbangan ini, kami memandang perlu
untuk membahas metode pencatatan akuntansi dari
transaksi barter. Pencatatan transaksi barter relatif
sederhana jika transaksi ini dipecah menjadi 2 transaksi.
Transaksi pertama adalah penjualan barang dan transaksi
kedua adalah pembelian barang. Kedua transaksi ini
umumnya dilakukan secara serentak sehingga dapat
dikategorikan juga sebagai transaksi tunai. Nilai penjualan
yang dicatat sama dengan nilai wajar penjualan produk
normal secara tunai. Biaya pembelian barang yang dicatat
akan sama dengan nilai wajar pembelian produk secara
tunai.

tambah dari transaksi ini dan segmen pasar yang dilayani


sama.
KLASIFIKASI BIAYA
Biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk
mendapatkan manfaat baru. Sumber daya yang
dikorbankan dapat berupa bahan baku, tenaga kerja,
pemikiran, dan waktu. Berdasarkan definisi ini, biaya (cost)
dapat dibedakan dengan hilang (lost). Ketika sumber daya
hilang tidak ada manfaat baru yang dapat diperoleh.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat diklasifikasikan
dengan menggunakan banyak perspektif. Tiap perspektif
biaya dapat digunakan untuk membantu proses analisis,
peramalan trend, pembuatan keputusan, dan pengendalian
biaya.
Adapun perspektif klasifikasi biaya meliputi:
1.Perspektif kemudahan untuk ditelusuri (traceability).
Biaya untuk memproduksi suatu produk dapat dibagi 2 yaitu
biaya yang mudah untuk ditelusuri meliputi biaya bahan
baku, misalnya biaya pembelian kayu untuk membuat meja,
dan biaya tenaga kerja, misalnya gaji tukang kayu untuk
membuat meja, dan biaya yang relatif sulit untuk ditelusuri
yang meliputi biaya overhead, misalnya biaya penyusutan
alat untuk membuat meja, sewa tempat, biaya listrik, dan
lainnya. Pembagian struktur biaya ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Transaksi barter ada 2 macam yaitu pertukaran antara 2


produk yang berbeda dan pertukaran antara 2 produk yang
sama atau identik. Contoh transaksi barter antara 2 produk
yang berbeda adalah barter kapal terbang dengan
menggunakan beras ketan.
Contoh transaksi barter antara produk yang mirip adalah
website A memasang iklan pada website B, dan website B
memasang iklan pada website A; dan perusahaan X menjual
komoditi sawit kepada perusahaan Y, dan perusahaan Y
menjual komoditi sawit yang identik kepada perusahaan X.
Pada 2 transaksi ini dapatkah website A mencatat Revenue
dari pemasangan iklan dari website B dan dapatkah website
B mencatat Revenue dari pemasangan iklan dari website A?
Dapatkah perusahaan X mencatat penjualan sawit ke
perusahaan Y, dan dapatkah perusahaan Y mencatat
penjualan sawit pada perusahaan X?
Pada kasus website, pemasangan iklan dapat dikategorikan
sebagai revenue karena website ini melayani segmen pasar
yang relatif berbeda sehingga tercipta nilai tambah dari
coverage website yang meningkat. Pada kasus sawit,
penjualan sawit dapat dianggap sebagai tindakan
manipulasi laporan keuangan karena tidak tercipta nilai

2. Perspektif tempat biaya dikeluarkan (place).


Produksi suatu produk seringkali melalui serangkaian tahap.
Misalnya perusahaan tekstil terpadu mempunyai divisi
pemintalan sampai dengan divisi pencelupan.
3. Perspektif waktu pengakuan biaya (time).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibagi menjadi
biaya yang dibayar dimuka (prepaid expense), seperti biaya
sewa tempa; biaya yang dibayar langsung, seperti biaya
pembelian alat tulis kantor; dan biaya yang dibayar
dibelakang (deferred expense), seperti deferred tax yang
muncul karena perbedaan perhitungan biaya penyusutan
untuk kepentingan perusahaan dan biaya penyusutan untuk
kepentingan perpajakan.
Perusahaan mempunyai keleluasaan untuk memilih waktu
pengakuan biaya, apakah biaya tersebut akan langsung
diakui atau apakah biaya tersebut akan dikapitalisasi

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

522

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


menjadi aset. Contohnya: Perusahaan membangun pabrik
baru dengan menggunakan sumber dana hutang. Biaya
pembangunan pabrik Rp. 1 miliar dan total biaya bunga Rp.
500 juta. Biaya bunga selama periode awal sampai akhir
pembangunan pabrik dapat dimasukkan kedalam biaya
investasi awal pembangunan pabrik sehingga total biaya
pembangunan pabrik adalah Rp. 1,5 miliar. Dengan
demikian, biaya penyusutan pabrik terdiri dari biaya
penyusutan pabrik baru dan biaya penyusutan biaya bunga
pinjaman yang telah dikapitalisasi.

nilai tertentu. Setelah nilai tertentu tersebut dilewati maka


biaya tetap berubah. Contoh sewa gudang dengan kapasitas
penyimpanan 1000 unit produk jadi senilai Rp. 100 juta per
bulan. Jika perusahaan hanya menyimpan 1 unit produk
jadi, maka biaya penyimpanan per unit adalah Rp. 100 juta
dibagi 1 unit = Rp. 100 juta per unit. Jika perusahaan
menyimpan 1000 unit produk jadi, maka biaya
penyimpanan per unit adalah Rp. 100 ribu per unit. Artinya
semakin banyak produk yang disimpan maka semakin
rendah biaya per unit.

Perhitungan biaya juga dipengaruhi oleh kebijakan


perusahaan untuk menggunakan biaya historis atau biaya
yang telah direvaluasi. Misalnya: perusahaan mempunyai
mesin senilai Rp. 100 juta dengan umur 5 tahun, metode
penyusutan garis lurus (straight line). Setelah 3 tahun, nilai
mesin dengan besarnya penyusutan pertahun Rp. 20 juta
atau akumulasi penyusutan Rp. 60 juta adalah Rp. 40 juta.
Jika perusahaan menilai ulang mesin tersebut dan
menemukan bahwa nilai mesin dipasaran adalah Rp. 50 juta
dan mempunyai sisa umur ekonomis 5 tahun, maka
perusahaan dapat merevaluasi nilai mesin dari Rp. 40 juta
menjadi Rp. 50 juta dan memperpanjang sisa periode waktu
penyusutan dari 2 tahun menjadi 5 tahun. Dengan
demikian, biaya penyusutan turun dari Rp. 20 juta menjadi
Rp. 10 juta.

Selanjutnya, jika perusahaan ingin menyimpan 1500 unit


produk jadi maka perusahaan harus menyewa gudang baru.
Dengan demikian, biaya tetap penyewaan gudang berubah.

4. Perspektif fungsi organisasi (organization function).


Biaya yang dikeluarkan didalam perusahaan dapat dianalisis
berdasarkan fungsi organisasi seperti fungsi produksi, fungsi
pemasaran, fungsi akuntansi dan keuangan, dan fungsi
administrasi.
5.Perspektif kemampuan perusahaan untuk mengendalikan
(controllability).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan ada yang dapat
dikendalikan dan ada juga yang tidak dapat dikendalikan.
Misalnya perusahaan mengirim produk dari Jawa Barat ke
Jawa Timur, biaya sopir dan bahan bakar relatif dapat
dikendalikan tetapi besarnya biaya kerusakan kendaraan
akibat jalan yang rusak tidak dapat dikendalikan.
6. Perspektif normalitas biaya (normality).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikategorikan
sebagai biaya yang normal dan biaya yang tidak normal.
Contohnya: pemotongan kayu untuk membuat meja. Jika
pemotongan dilakukan dengan benar maka biaya yang
muncul adalah biaya normal. Beda halnya jika terjadi
kekeliruan pemotongan kayu, biaya yang muncul adalah
biaya abnormal. Bedakan juga dengan biaya kayu yang
rusak karena dimakan rayap, biaya ini tidak dapat
dikategorikan sebagai biaya abnormal. Kerusakan kayu
akibat rayap dikategorikan sebagai hilang (lost).
Biaya normal seringkali disebut juga recurring cost dan
biaya abnormal disebut non recurring cost. Contoh
recurring cost adalah biaya iklan produk. Contoh
nonrecurring cost adalah biaya penggantian dan biaya
komunikasi perubahan logo perusahaan. Biaya yang muncul
nilainya besar tetapi biaya ini hanya akan muncul lagi jika
perusahaan mengganti logo lagi.
7.Perspektif skala usaha ekonomis (economies of scale).
Perilaku biaya terhadap aktivitas produksi perusahaan
dapat dibagi 2 yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah biaya yang nilainya relatif tetap sampai pada

Biaya tetap ada yang mempunyai komponen biaya variabel


contohnya adalah biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tetap
harus digaji walaupun kegiatan perusahaan dihentikan.
Tetapi biaya tenaga kerja dapat meningkat jika kegiatan
produksi meningkat melebihi standar dimana tenaga kerja
mendapatkan insentif dari perusahaan. Misalnya 1 tenaga
kerja ditargetkan memproduksi 100 unit dalam 1 hari, jika
tenaga kerja tersebut dapat memproduksi 120 unit, maka
tenaga kerja tersebut mendapatkan tambahan penghasilan.
Biaya variabel adalah biaya yang secara linier berubah
seiring dengan perubahan aktivitas perusahaan. Contohnya
pemakaian bahan baku. Semakin banyak produk yang
dihasilkan, semakin banyak penggunaan bahan baku.
8.Perspektif penyedia sumber dana bagi perusahaan
(financier).
Kegiatan perusahaan mendapatkan pendanaan dari 3
macam investor yaitu investor saham, investor surat
hutang, dan kombinasi investor saham dan surat hutang.
Investor saham membutuhkan tingkat pengembalian
minimum yang disebut biaya modal saham (cost of equity).
Irvestor surat hutang membutuhkan tingkat pengembalian,
bisa berupa bunga tetap atau bunga variabel, yang disebut
biaya modal hutang (cost of debt). Investor ada juga yang
menginginkan kombinasi fitur saham dan surat hutang,
investor ini akan berinvestasi pada saham preferen. Investor
saham preferen akan mendapatkan tingkat pengembalian
investasi yang lebih tinggi daripada biaya modal hutang
tetapi lebih rendah daripada biaya modal saham. Investor
saham preferen membutuhkan tingkat pengembalian yang
disebut biaya modal saham preferen (cost of preferred
stock).
9. Perspektif relevansi biaya (relevancy).
Dalam proses pengambilan keputusan, kita dapat membagi
biaya menjadi biaya yang relevan dan biaya yang tidak
relevan (sunk cost). Misalnya dalam proses pemilihan lokasi
untuk investasi pembangunan pabrik baru, perusahaan
melakukan studi kelayakan. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat studi kelayakan proyek tidak relevan untuk
memutuskan investasi pembangunan pabrik baru layak atau
tidak. Biaya yang relevan hanyalah Net Present Value dari
keberadaan pabrik baru.
10.Perspektif kegiatan (activity).
Perusahaan mendapatkan keuntungan dan mengeluarkan
biaya untuk aktivitas utama dan aktivitas sekunder.
Misalnya perusahaan real estate, aktivitas utamanya adalah
membangun real estate, baik berupa perumahan, mall, dan
lain sebagainya. Jika perusahaan mempunyai dana yang

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

523

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


menganggur atau belum digunakan, dana tersebut dapat
diinvestasikan dalam surat berharga. Keuntungan atau
kerugian investasi surat berharga yang diterima perusahaan
dapat dikategorikan sebagai aktivitas sekunder.
Istilah yang digunakan untuk aktivitas utama adalah
penjualan atau pendapatan dan biaya sedangkan istilah
yang digunakan untuk aktivitas sekunder adalah
keuntungan bunga, capital gain/loss, dividen. Laporan
kegiatan aktivitas sekunder dirangkum pada pos other
income/(expense).
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI AKTIVITAS SEKUNDER
Pengakuan keuntungan dan kerugian dari aktivitas sekunder
dipengaruhi oleh metode pencatatan yang dipilih oleh
perusahaan. Investasi perusahaan dapat berbentuk saham
atau surat hutang.
Metode pencatatan surat hutang:
1. Trading Securities Investasi pada surat hutang dengan
tujuan dijual kembali dalam jangka pendek. Ketika surat
hutang dikategorikan sebagai trading securities, keuntungan
atau kerugian baik yang telah direalisasi ataupun yang
belum direalisasi dari penerimaan bunga (coupon) dan/atau
kenaikan atau kerugian dari perubahan harga surat hutang
diakui seluruhnya pada pos keuntungan dan kerugian
lainnya (other income/expense). Pada neraca, trading
securities selalu dicatat berdasarkan nilai wajar pada
tanggal pelaporan.
2. Available for sale Investasi pada surat hutang dengan
tujuan investasi jangka menengah atau panjang tetapi jika
perusahaan membutuhkan likuiditas tambahan, surat
hutang ini akan dijual. Ketika surat hutang dikategorikan
sebagai available for sale, keuntungan atau kerugian yang
diakui pada pos keuntungan dan kerugian lainnya (other
income/expense) hanyalah keuntungan atau kerugian yang
telah direalisasi. Pada neraca, keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi dicatat pada pos modal saham yaitu
gains or losses in comprehensive income.
3. Held to maturity Perusahaan yang berinvestasi pada
surat hutang mempunyai kemampuan dan keinginan untuk
berinvestasi pada surat hutang sampai dengan jatuh tempo.
Ketika surat hutang dikategorikan sebagai held to maturity,
hanya keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi yang
dicatat pada pos keuntungan dan kerugian lainnya (other
income/expense). Pada neraca, surat hutang ini dicatat
berdasarkan nilai perolehan atau historical cost tanpa
memperdulikan perubahan harga surat hutang dipasar.
Khusus jika surat hutang diperoleh tidak pada harga par
yaitu pada harga yang lebih tinggi dari par (at premium)
atau pada harga yang lebih rendah dari par (at discount),
selisih harga akan diamortisasi pada pos keuntungan dan
kerugian lainnya (other income/expense) sampai dengan
surat hutang tersebut jatuh tempo.

kerugian lainnya (other income/expense). Pada neraca,


trading securities selalu dicatat berdasarkan nilai wajar pada
tanggal pelaporan.
2. investasi jangka panjang dipengaruhi oleh tingkat kendali
perusahaan yang meliputi no significant influence
(ownership <20%), significant influence (ownership 20% to
50%), shared control (for 2 firm joint venture ownership
50% control, for 3 firm joint venture 33% control), control
(ownership >50%).
Berdasarkan US GAAP, metode pencatatan ada 2 yaitu
equity method untuk ownership kurang dari 50%, termasuk
joint venture, dan consolidation method untuk ownership
lebih dari 50%. Pada equity method, perusahaan mengakui
keuntungan atau kerugian dari net income perusahaan yang
diinvestasikan berdasarkan persentase kepemilikan pada
pos
keuntungan
dan
kerugian
lainnya
(other
income/expense). Pada consolidation method, perusahaan
menggabungkan nilai penjualan sampai dengan laba bersih
dengan perusahaan yang diinvestasikan. Penyesuaian
dilakukan pada pos kepentingan non pengendali atau non
controlling interests. Dibawah ini, kami menyajikan laporan
kepentingan non pengendali dari perusahaan Aces
Hardware.

Metode pencatatan IFRS sama dengan USGAAP kecuali IFRS


mengenal konsep proportionate consolidation untuk
pencatatan investasi saham pada perusahaan joint venture.
Pada konsep proportionate consolidation, perusahaan
menggabungkan nilai penjualan sampai dengan laba bersih
berdasarkan persentase kepemilikan saham. Dengan
demikian, tidak ada pencatatan pada pos keuntungan dan
kerugian lainnya (other income/expense) maupun pada pos
kepentingan non pengendali atau non controlling interests.
METODE PERHITUNGAN PAJAK UNTUK PEMEGANG
SAHAM
Secara umum, metode pencatatan pajak untuk pemegang
saham ada 3 yaitu:
1. Double Taxation of Dividend. Pajak dikenakan pada
pemegang saham ada 2 yaitu berdasarkan tarif pajak
perusahaan dan tarif pajak pemegang saham. Contoh
perhitungannya adalah:

Metode pencatatan saham:


1.Investasi jangka pendek atau Trading Securities Investasi
pada saham dengan tujuan dijual kembali dalam jangka
pendek. Ketika saham dikategorikan sebagai trading
securities, keuntungan atau kerugian baik yang telah
direalisasi ataupun yang belum direalisasi dari penerimaan
dividen dan/atau kenaikan atau kerugian dari perubahan
harga saham diakui seluruhnya pada pos keuntungan dan
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

524

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Taxation of Dividend Based on Imputation System. Pajak


yang dikenakan pada pemegang saham mengikuti tarif
pajak pemegang saham. Contoh perhitungannya dari
pemegang saham dengan tarif pajak (tax bracket) 10% vs
pemegang saham dengan tarif pajak (tax bracket) 30%
adalah:

PERHITUNGAN LABA PER LEMBAR SAHAM DASAR


Hak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan
mempunyai hirarki pembagian keuntungan. Jika struktur
modal perusahaan terdiri dari modal hutang, modal saham
preferen (preferred stock), dan modal saham biasa
(common stock), maka laba operasi perusahaan pertama
kali dibagikan kepada sumber modal hutang, kedua
dibagikan kepada sumber modal saham preferen, dan
terakhir dibagikan kepada sumber modal saham biasa.
Contoh perhitungannya adalah:

Catatan:
Tax due from shareholder (15) berarti pemegang saham
membayar pajak terlalu besar 15 sehingga berhak atas
pengembalian pajak.
Tax due from shareholder 5 berarti pemegang saham
membayar pajak terlalu kecil 5 sehingga pemegang saham
harus membayar kekurangan pajak tersebut.
3. Split Rate Tax System. Tarif pajak bagi keuntungan yang
ditahan (retained earning) dan tarif pajak bagi keuntungan
yang dibagikan sebagai dividen berbeda. Contoh
perhitungan dari tarif pajak Retained Earning 30% dan tarif
pajak untuk Dividend 20%:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

525

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Berdasarkan tabel diatas, laba per lembar saham dasar
adalah $0.00 per lembar ($0/50.000 lembar), bukan $2.00
(Laba Bersih $100.000/50.000 lembar) dan juga bukan $1.40
(Total Laba Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk
$70.000/50.000).
Dibawah ini DInyajikan berbagai kasus untuk menghitung
rata-rata tertimbang jumlah saham beredar. Kami juga
mengasumsikan bagian laba untuk pemegang saham biasa
sebesar $1.000.000.
Kasus 1. Penerbitan saham baru.
Pada tanggal 01 Januari jumlah saham beredar adalah
1.000.000 lembar.
Pada tanggal 01 Juli perusahaan menerbitkan saham baru
sebanyak 100.000 lembar sehingga jumlah saham beredar
naik dari 1.000.000 lembar menjadi 1.100.000 lembar.
Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar adalah (
tahun X 1.000.000 lembar) + ( tahun X 1.100.000 lembar) =
1.050.000 lembar.
Laba per lembar saham dasar = $1.000.000 / 1.050.000
lembar = $0.95 per lembar.
Kasus 2. Stock Split, termasuk dividen saham, dan Reverse
Stock Split.
Jika Perusahaan melakukan stock split, dividen saham dan
reverse stock split, maka perubahan jumlah saham beredar
diasumsikan telah terjadi pada awal tahun.
Stock split
Pada tanggal 01 Januari jumlah saham beredar adalah
1.000.000 lembar.

Kasus 3. Pembelian kembali saham perusahaan (share


repurchase/share buyback).
Pada tanggal 01 Januari jumlah saham beredar adalah
1.000.000 lembar.
Pada tanggal 01 Juli perusahaan membeli kembali
sahamnya sebanyak 100.000 lembar sehingga jumlah saham
beredar turun dari 1.000.000 lembar menjadi 900.000
lembar.
Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar adalah (
tahun X 1.000.000 lembar) + ( tahun X 900.000 lembar) =
950.000 lembar.
Laba per lembar saham dasar = $1.000.000 / 950.000
lembar = $1.05 per lembar.
PERHITUNGAN LABA PER LEMBAR SAHAM DILUSIAN
Ketika perusahaan menerbitkan instrumen keuangan yang
dapat dikonversi menjadi saham biasa seperti obligasi
konversi (convertible bonds), convertible preferred stock,
dan option yang diterbitkan untuk kompensasi manajemen,
struktur modal perusahaan berubah dari struktur modal
yang sederhana menjadi struktur modal yang kompleks.
Kondisi ini memunculkan kebutuhan untuk menghitung
Laba Per Lembar Saham jika konversi terjadi (if converted)
atau istilahnya Laba Per Lembar Saham Dilusian (Diluted
EPS). Perlu diingat nilai Laba Per Lembar Saham Dilusian
adalah sama atau lebih kecil daripada Laba Per Lembar
Saham Dasar dan instrumen yang dapat dikonversi menjadi
saham biasa selalu diasumsikan untuk dikonversi.
Perhitungan Laba Per Lembar Saham Dilusian Ketika
Obligasi Konversi di Konversi Menjadi Saham Biasa.

Pada tanggal 01 Juli perusahaan melakukan stock split


dimana 1 saham lama dipecah menjadi 2 saham baru
sehingga jumlah saham beredar naik dari 1.000.000 lembar
menjadi 2.000.000 lembar.
Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar adalah
2.000.000 lembar.
Laba per lembar saham dasar = $1.000.000 / 2.000.000
lembar = $0.50 per lembar.
Dividen Saham
Pada tanggal 01 Januari jumlah saham beredar adalah
1.000.000 lembar.
Pada tanggal 01 Juli perusahaan memberikan dividen saham
dimana 1 saham mendapatkan 0.5 dividen saham sehingga
jumlah saham beredar naik dari 1.000.000 lembar menjadi
1.500.000 lembar.
Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar adalah
1.500.000 lembar.
Laba per lembar saham dasar = $1.000.000 / 1.500.000
lembar = $0.67 per lembar.
Reverse Stock split
Pada tanggal 01 Januari jumlah saham beredar adalah
1.000.000 lembar.
Pada tanggal 01 Juli perusahaan melakukan reverse stock
split dimana 2 saham lama digabungkan menjadi 1 saham
baru sehingga jumlah saham beredar turun dari 1.000.000
lembar menjadi 500.000 lembar.
Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar adalah 500.000
lembar.
Laba per lembar saham dasar = $1.000.000 / 500.000
lembar = $2.00 per lembar.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

526

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Jika nilai 1 obligasi konversi = 50 lembar saham biasa, maka
jumlah saham baru yang akan diterbitkan adalah
($50.000/$1.000)X50 lembar = 2.500. Rata-rata tertimbang
jumlah saham beredar adalah 10.000 + 2.500 = 12.500. Laba
Per Lembar Saham Dilusian adalah $5.250/12.500 lembar =
$0.42 per lembar. Nilai Laba Per Lembar Saham Dilusian
lebih besar daripada Nilai Laba Per Lembar Saham Dasar.
Obligasi konversi bersifat Anti Dilutive. Dengan demikian,
Nilai Laba Bersih Dilusian yang dapat dilaporkan adalah
sama dengan Nilai Laba Bersih Saham Dasar yaitu $0.40 per
lembar.
Perhitungan Laba Per Lembar Saham Dilusian Ketika
Convertible Preferred Stock di Konversi Menjadi Saham
Biasa.

Kasus harga saham di pasar lebih besar daripada strike


price.
Q-Analytic Corp telah menerbitkan 5.000 lembar option
untuk membeli saham pada strike price $35 per lembar.
Saat ini harga saham adalah $50 per lembar saham.
Jika option ini dikonversi, maka perusahaan akan menerima
uang sebesar $35 X 5.000 = $175.000. Berdasarkan metode
treasury stock, uang yang diterima selanjutnya digunakan
untuk membeli saham pada harga $50 per lembar dan
perusahaan dapat memperoleh 3.500 lembar saham.
Kekurangan saham sebesar 1.500 lembar (5.000 lembar
3.500 lembar) akan diterbitkan oleh perusahaan.

Kasus harga saham di pasar lebih kecil daripada strike price.

Perhitungan Laba Per Lembar Saham Dilusian Ketika Option


di Konversi Menjadi Saham Biasa.

Q-Analytic Corp telah menerbitkan 5.000 lembar option


untuk membeli saham pada strike price $35 per lembar.
Saat ini harga saham adalah $20 per lembar saham.
Jika option ini dikonversi (walaupun tidak menguntungkan),
maka perusahaan akan menerima uang sebesar $35 X 5.000
= $175.000. Berdasarkan metode treasury stock, uang yang

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

527

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


diterima selanjutnya digunakan untuk membeli kembali
saham (share repurchase) pada harga $20 per lembar di
pasar. Jika seluruh dana digunakan perusahaan dapat
memperoleh 8.750 lembar saham, tetapi perusahaan hanya
membutuhkan 5.000 lembar, maka perusahaan hanya
membeli 5.000 lembar dan perusahaan tidak perlu
menerbitkan saham baru. Sisa uang selanjutnya dicatat
sebagai keuntungan lainnya (other income).

Direct Method
Cashflows from operating activities
Cash receipts from customer
Cash paid to suppliers
Cash paid to employees
Cash generated from operation
Change in Working Capital
= Net Cash from operating activities
Cashflows from investing activities
Purchase of property, plant, and equipment
Proceeds from sale of equipment
= Net Cash from investing activities
Cashflows from financing activities
Proceeds from issuance of common stock
Proceeds from issuance of long term debt
Principal payment from capital lease obligation
Dividends paid
= Net Cash from financing activities
= Net increase in cash and cash equivalents
= Cash and Marketable Securities, beginning period
= ash and Marketable Securities, ending period
Indirect Method
Net Income
Add back non cash iteM
Cash paid to employees
Change in Working Capital
Chg in Account Receivable
Chg in Inventory
Chg in Account Payable
= Net change in Working Capital
Laporan arus kas metode langsung saat ini sudah umum
digunakan di Indonesia sehingga relatif sulit untuk
menemukan laporan arus kas metode tidak langsung.

*Diluted EPS = $5.250/5.000 lembar = $1.05 per lembar,


lebih besar daripada basic EPS jadi yang dilaporkan adalah
sebesar basic EPS $0.525.
METODE PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Secara umum isi laporan arus kas dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu arus kas dari aktivitas operasional (operating
cashflow), arus kas dari aktivitas investasi (investing
cashflow) dan arus kas dari aktivitas pendanaan (financing
cashflow). Selanjutnya, laporan arus kas dari aktivitas
operasional dapat disajikan berdasarkan metode langsung
(direct method) atau metode tidak langsung (indirect
method). Laporan arus kas dari aktivitas investasi dan dari
aktivitas pendanaan dari metode langsung dan metode
tidak langsung adalah sama.
Dibawah ini dapat dilihat perbandingan bentuk laporan
berdasarkan metode langsung dan metode tidak langsung.

TUJUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah menyediakan
informasi mengenai kondisi keuangan dan trend kinerja
keuangan suatu perusahaan agar pengguna dapat membuat
keputusan ekonomi. Pengguna laporan keuangan meliputi
manajer perusahaan, karyawan perusahaan, pemegang
saham dan calon pemegang saham, institusi keuangan
seperti perbankan, perusahaan leasing, dan lainnya.,
pemasok perusahaan, pelanggan, pesaing, otoritas pasar
modal, pemerintah dan masyarakat.
Berdasarkan fokus pengguna analisis laporan keuangan,
tujuan dari tiap pengguna laporan keuangan dapat dibagi
menjadi 3 kategori.
Kategori pertama adalah fokus terhadap keuntungan.
Analisis difokuskan pada keuntungan dan potensi
keuntungan perusahaan di masa depan.
1.Manajer perusahaan, membutuhkan informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan
perusahaan untuk membuat keputusan bisnis.
2 Pemegang saham dan calon pemegang saham,
membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan
perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan untuk

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

528

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


mengetahui potensi keuntungan dan risiko investasi
perusahaan dan untuk mengambil keputusan investasi.
Kategori kedua adalah fokus terhadap resiko. Analisis
difokuskan pada stabilitas usaha dan potensi resiko
kebangkrutan perusahaan di masa depan.
1.Karyawan perusahaan, membutuhkan informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan
perusahaan untuk mengetahui potensi peningkatan gaji dan
bonus dan keamanan kerja mereka (job security) i.e. potensi
perusahaan bangkrut, di masa yang akan datang.
2. Institusi keuangan seperti perbankan, membutuhkan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan
kinerja keuangan perusahaan untuk mengetahui kelayakan
perusahaan untuk diberikan kredit.
3. Pelanggan, khususnya untuk produk yang membutuhkan
layanan after sales service yang lama, seperti perusahaan
otomotif. Pelanggan, membutuhkan informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan
perusahaan untuk mengetahui risiko kebangkrutan
perusahaan. Jika perusahaan bangkrut, pelanggan akan
mengalami kesulitan untuk memperoleh suku cadang
otomotif tersebut.

2.Analisis time series dengan menggunakan metode


common size analysis secara horisontal dan metode
common size analysis secara vertical.
3. Analisis ratio keuangan perusahaan yang meliputi analisis
likuiditas jangka pendek, analisis likuiditas jangka panjang
atau analisis solvabilitas, analisis efisiensi penggunaan asset,
dan analisis kemampulabaan perusahaan atau analisis
profitabilitas.
4. Analisis ratio keuangan yang menghubungkan berbagai
analisis ratio yaitu DuPont Analysis.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE
COMMON SIZE ANALYSIS HORIZONTAL
Common Size Analysis ditujukan untuk menganalisa
perkembangan perusahaan pada beberapa periode,
umumnya antara 3 tahun sampai dengan 5 tahun.
Dibawah ini kami sampaikan contoh common size analysis
secara horisontal pada perusahaan PT Astra Agro Lestari.
Income Statement

4. Otoritas Pasar Modal, membutuhkan informasi mengenai


kepatuhan
perusahaan
dalam
menyusun
dan
menyampaikan laporan keuangan kepada investor.
Kategori ketiga adalah fokus terhadap potensi untuk
mendapatkan keuntungan dari perusahaan.
1. Pemasok perusahaan, membutuhkan informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan
perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
untuk membayar produk yang dibelinya.
2. Pesaing, membutuhkan informasi mengenai kondisi
keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan
untuk mengetahui keberhasilan strategi dan untuk
mengembangkan strategi untuk meningkatkan daya
saingnya terhadap perusahaan pesaing.
3. Pemerintah, membutuhkan informasi mengenai kondisi
keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan
untuk mengetahui kepatuhan perusahaan dalam membayar
pajak atau membuat keputusan untuk memberikan subsidi.
4. Masyarakat, membutuhkan informasi mengenai kondisi
keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan
untuk mengetahui kontribusi perusahaan terhadap
perekonomian, lingkungan hidup, dan masyarakat.
METODE ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Metode analisis laporan keuangan secara umum ada :
1. Analisis tiap akun pada laporan keuangan yang meliputi
analisis besarnya akun, baik akun pada neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas; kebijakan yang digunakan oleh tiap
akun, misalnya kebijakan pengakuan pendapatan;
perubahan kebijakan tiap akun, peristiwa luar biasa yang
mempengaruhi akun keuangan. Analisis ini sudah dijelaskan
pada sub bab sebelumnya.

Tahun paling awal dari data diatas adalah tahun 2011.


Selanjutnya tahun 2011 akan dijadikan tahun dasar atau
index 100,00%. Cara perhitungannya:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

529

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


1 Total revenue tahun 2011 (10.772.582/10.772.582) X
100,00% = 100,00%
2. Total revenue tahun 2012 (11.564.319/10.772.582) X
100,00% = 107,35%
Laporan keuangan setelah dihitung dengan metode diatas
menjadi
Horisontal Common Size Analysis

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 4


tahun, pertumbuhan total revenue lebih lambat daripada
pertumbuhan cost of goods sold. Total revenue naik dari
100,00% tahun 2011 menjadi 140,98% pada tahun 2014
sedangkan cost of goods sold naik dari 100,00% menjadi
147,27 pada periode waktu yang sama. Akibatnya laba
bersih AALI relatif stagnan dari 100,00% menjadi 101,98%.
.
Balance Sheet

Jika kita melihat lebih dalam, ada fenomena menarik pada


periode waktu tahun 2013 2014. Pada tahun 2013, kinerja
AALI berada pada titik terendahnya dimana net income
turun 25,12% dari 100,00% tahun 2011 menjadi 74,88%
tahun 2013. Setelah tahun 2013, kinerja AALI kembali
meningkat dimana pertumbuhan total revenue dan
pertumbuhan cost of goods sold relatif sama. Pada tahun
2014, total revenue adalah 140,98% atau naik sekitar 23%
dari posisi tahun 2013 sebesar 117,66% sedangkan cost of

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

530

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


goods sold tahun 2014 adalah 147,27% atau naik sekitar
23% juga dari posisi tahun 2013 sebesar 125,67%.
Pertanyaan yang muncul dari analisis diatas adalah apakah
yang menyebabkan perbaikan kinerja AALI pada tahun
2014. Jawaban pertanyaan ini dapat diperoleh dengan
menggunakan analisis common size pada neraca AALI.
Metode perhitungan common size analysis horisontal pada
laporan laba rugi akan digunakan pada neraca
Horisontal Common Size Analysis

Pada tabel diatas dapat dilihat sumber perbaikan kinerja


AALI pada tahun 2014 adalah peningkatan account
receivable AALI secara signifikan pada tahun 2014 menjadi

847,85% dari 125,65% pada tahun 2013 dan peningkatan


penjualan kredit ini selaras dengan lonjakan tingkat kredit.
Tingkat hutang (short term borrowing) meningkat dari
186,10% tahun 2013 menjadi 250,61% tahun 2014. Tetapi,
jika perbaikan kinerja ini didukung oleh peningkatan
penjualan kredit (account receivable) mengapa tingkat
inventory tetap melonjak. Seharusnya, peningkatan
penjualan akan mengakibatkan tingkat inventory menurun.
Tingkat inventory meningkat dari 104,30% tahun 2013
menjadi 184,29% tahun 2014.

Pada tabel diatas juga dapat dilihat, total asset AALI


meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan total
revenue. Total asset AALI naik dari 100,00% tahun 2011
menjadi 168,63% tahun 2014. Kebetulan, besarnya

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

531

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


pertumbuhan total asset AALI hampir sama dengan
besarnya pertumbuhan Net Plant Properti and Equipment
yang tumbuh dari 100,00% tahun 2011 menjadi 168,02%
tahun 2014. Mengapa pertumbuhan fixed asset AALI lebih
cepat daripada pertumbuhan total revenue?

UTS SEMESTER GASAL 2015/2016


ANALISA DAN PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN
150 Menit (Open cheating sheet)

SOAL 1 (10 POIN)


1. Mengapa seorang analis perlu melakukan penyesuaian
atas angka yang disajikan dalam laporan keuangan
perusahaan yang sedang dianalisisnya ? (5 poin)
2. Seorang analis sedang melakukan analisis atas 4 industri
yang terkait. Misalnya : Semen, konstruksi, properti,dan
kawasan industri
3. Berdasarkan informasi di butir (1) dan (2) di atas
,berikan contoh 3 (tiga) buah penyesuaian karena
keterkaitan tersebut ! (5 poin)
SOAL II (40 POIN) - PILIHAN
Business risk yang diukur melalui rasio :
1.) standard deviation of operating income/average
operating income
2.) standard deviation of net income/average net income
3.) standard deviation of revenue/average revenue
Informasi di bawah ini mengungkapkan ketiga rasio di atas
dari 3 (tiga) perusahaan dalam industri yang sama dalam 5
(lima) tahun terakhir :
Rasio 1
Rasio 2
Rasio 3

PT X
23/134
38/99
12/176

PT Y
11/87
25/143
40/229

PT Z
40/101
41/111
38/400

Ditanyakan :
1. Perusahaan mana yang berisiko paling tinggi dalam
menghadapi krisis global seperti saat ini yang tidak jelas
kapan pulihnya? Jelaskan alasan saudara (5 poin)
2. Perusahaan mana yang berisiko tinggi dalam
menghadapi krisis global seperti saat ini yang tidak jelas
kapan pulihnya? Jelaskan alasan saudara,bila :
a. Perusahaan tidak memiliki hutang jangka panjang (5
poin)
b. Perusahaan memiliki debt /equity ratio = 4 yang sesuai
dengan PMK 010/2015 (5 poin)
c. Perusahaan sudah menjual sahamnya ke publik melalui
BEI (5 poin)
3. Jelaskan argumentasi saudara dalam menjawab
pertanyaan berikut . Bila diperlukan, sertakan asumsiasumsi yang diperlukan untuk mendukung jawaban
saudara:
a. Perusahaan mana yang merupakan market leader ? (5
poin)
b. perusahaan mana yang profitabilty nya tertinggi ? (5
poin)
c. Bila saudara adalah calon investor obligasi atau
pimpinan bak atau perusahan leasing yang memutuskan
pemberian pinjaman, perusahaan mana yang menurut

saudara layak dibeli obligasinya atau diberikan pinjaman


berdasarkan data diatas ? (5 poin)
d. Bila saudara adalah investor saham,perusahaan mana
yang sahamnya saudara akan beli ? (5 poin)
SOAL III (50 POIN)
Berikut ini adalah kasus yang sebenarnya terjadi di
Indonesia tetapi sudah diubah nama dan angka-angka
yang disajikan dalam laporan keuangan,namun tidak
merubah esensi masalah yang dihadapi.
PT Abricorp International (AI) adalah perusahaan
pengeboran minyak dan gas yang beroperasi di Asia
termasuk Indonesia sehinga penyajiannya dalam US Dolla,
Dibawah disajikan neraca dan laporan laba rugi komparasi
untuk 3 (tiga) tahun terakhir dan beberapa informasi
keuangan. Meskipun kondisik pasar komoditas sedang
tidak baik,tetapi AI berhasil menang dalam beberapa
tender pengerjaan pengeboran baik minyak maupun gas di
2015 dan pekerjaan akan dimulai 5 januari 2016. Hal ini
karena daya saing yang tinggi baik dari sisi operasional
maupun kualitas aset serta efisiensi karena berhasil
menerapkan ero-based budgeting,
Terkait dengan ekspansi tersebut, AI sedang melakukan
negoisasi untuk mendapatkan pendanaan sebesar US$ 10
Milar bagi pengadaan perangkat pengeboran dengan
suatu sindikat perbankan yang terdiri dari 3 Bank dari
Amerika serikat, 4 Bank dari eropa, 3 Bank dari cina,dan 2
Bank dari Jepang. Sindikasi dipimpin bersama oleh 1 Bank
dari Jepang, 1 Bank dari eropa,dan 1 Bank dari Amerika
serikat.
Saudara dimasukkan ke dalam tim sindikasi sebagai analis
.
Ditanyakan :
1. Lakukan analisis berdasarkan rasio yang relevan (10
poin)
2. Mengapa AI bersedia melakukan investasi dengan nilai
yang sangat besar pada core assets nya ? Bagaimana reaksi
pesaing AI atas rencana investasi ini ?
3. Apa rekomendasi saudara atas permohonan AI? (20
poin)
4. Bagaimana peranan laporan keuangan dalam tahap
monitoring atas fasilitas pinjaman yang telah diberikan?
(10 poin)
SOAL IV (20 POIN) PILIHAN
American Express Reports Recor Quarterly Net Income of
$648 Million
Quarter ended september 30th
($ million)
20X9
20X8
Percentage
Increase
Net income
648
574
13%
Net revenues
4879
4342
12,4%
Per share net 1,45
1,27
14,2%
income
Average
446,0
451,6
-1,2%
common share
outstanding
Return
on 25,3%
23,9%
average equity
Nine month ended september 30th
($ million)
20X9
20X8

Percentage
Increase

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

532

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)


Net income
Net revenues
Per share net
income
Average
common share
outstanding
Return
on
average equity

1869
14211
4,18

1611
12662
3,53

16%
12,2%
18,4%

447

456,2

-2%

25,3%

23,9%

Due to change in accounting rules,the company is required


to capitalie software costs rather than expense them as
they occur. For the third quarter of 20X9, this amounted to
a pre-tax benefit of $68 million (net of amortiation). Also,
the securitiation of credit card receivables produced a gain
of $55 million ($36 million after tax) in the current quarter
Required :
Evaluate and comment on both (a) the eranings quality
and (b) the relative performance of american express in
the most recent quartet relative to the same quarter of the
prior fiscal year
SOAL V (20 POIN ) PILIHAN
Mirage Resorts,Inc, recently completed construction of
Bellagio hotel and casino in Las vegas, Total cost of this
project was approximately $1.6 Billion. The strategy of the
investors is to build a gambling environment for High
rollers. As a results, they paid a premium for property in
the high rent district of las vegas strip and bulit a facility
inspired by the drama and elegance of fine art. The
investors are confident that if the facility attracts highvolume and high-stakes gaming,the net revenues will
justify the $1.6 Billion investment several times over If the
facility fails to attract high rollers,this investment will be a
financial catastrophe. Mirage reports depreciates its fixed
assets using the straight-line method over the estimated
useful lives of the assets. Assume construction of Bellagio
is completed and the facility is opened for business on
January 1, year 1, Also assumen annual net income before
depreciation and taxes from Bellagio is $50 million, $70
million, and $75 Million for year 1, year 2 and year 3 ,and
that the tax rate is 25%
Required : Compute the return on assets for the Bellagio
segment for Year 1, year 2,and year 3. Assuming
management estimates the useful life of Bellagio to be :
a. 25 years
b. 15 years
c. 10 years
d. 1 year

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line)

PE1

533

Anda mungkin juga menyukai