Konstruksi Bahan Boiler 123 PDF
Konstruksi Bahan Boiler 123 PDF
Bahan Boiler
Oleh:
Ir. Sugeng Isdwiyanudi, MT.
Pendahuluan
Di dalam pengoperasian ketel uap, terdapat bagianbagian yang harus menahan tekanan yang
ditimbulkan oleh uap yang bertekanan. Bagian-bagian
ini harus diamati secara tepat agar dapat menerima
beban tekanan cukup kuat.
Kekuatan bahan harus diperhitungkan sesuai dengan
kondisi operasi yang akan berlangsung, untuk itu
penilaian bahan yang akan digunakan harus benarbenar diteliti untuk memberikan informasi yang akurat
serta perangkat peralatan pengaman yang menjamin
bahwa ketel uap tersebut bekerja pada kondisi yang
telah diperhitungkan.
Gaya normal
yaitu
gaya
yang
bekerja dengan arah
tegak lurus dengan
penampang batang
Gaya tangensial
yaitu gaya yang bekerja dengan arah
sejajar dengan penampang batang
Gaya Normal
1. Tegangan Tarik
F
F
t
A
Tegangan
yang
terjadi pada batang
adalah
tegangan
tarik; t (N/mm2)
2. Tegangan Tekan
F
F
c
A
Tegangan
yang
terjadi pada batang
adalah
tegangan
tekan; c (N/mm2)
3. Tegangan Bengkok
F
A
RA
C
L1
L2
L3
Mb
b
Wb
d
RB
Mb = momen bengkok; N mm
Wb = momen tahanan bengkok; mm3
3
Wb
d
32
1
Wb b h2
6
Gaya Tangensial
1. Tegangan Geser
Tegangan
yang
terjadi pada batang
adalah
tegangan
geser; s (N/mm2)
F
s
A
F
F = gaya; Newton (N)
A = Luas penampang; mm2
2. Tegangan Puntir
n, F
Mp
Wp
Mp = momen puntir; N mm
Wp = momen tahanan puntir; mm3
3
Wp
d
16
Wp
1
1
b h2 h b2
6
6
Tegangan Kombinasi
1. Antara Gaya Tarik dan Gaya Tarik
eq t,1 t,2
2. Antara Gaya Tarik dan Gaya Bengkok
eq t b
3. Antara Gaya Tarik/Gaya Bengkok dan
Gaya Tekan
eq t c atau eq b c
eq
2
2
2
eq 2
2
Catatan:
diganti dengan t, atau b, atau c
diganti dengan s atau p
eq s p s p cos
bahan
v
bahan 0,5 x bahan
v
v
= kekuatan utama ijin; N/mm2
= kekuatan geser ijin; N/mm2
bahan = kekuatan normal bahan; N/mm2
bahan = kekuatan geser bahan; N/mm2
v = faktor keamanan, tergantung kondisi beban
Setiap
bahan
(material)
mempunyai
kekuatan bahan yang tergantung dari jenis
bahan (diperoleh dari tabel referensi).
dari
bahan
=
l =
2t
4t
v
p r1
p d1
F = 0 t 2 t L p 2 r1 L = 0
bahan
t = t
v
p r1
p d1
2t
< 900 mm
900 < 1.350 mm
1.350 < 1.800 m
> 1.800 m
6 mm
7,5 mm
9 mm
12 mm
Kemampuan
Memiliki sifat yang
istimewa sesuai dengan
penggunaannya
Pemilihan Bahan
Untuk Ketel Uap
Bentuk
Plat lembaran, material cetakan, pipa, batang
Ukuran
Panjang, diameter, ketebalan
Karakteristik material
Komposisi kimiawi
Teknik pembuatan, susunan kimiawi, struktur
mikro, sifat mekanik
Struktur mikro
Plat lembaran, material cetakan, pipa, batang
Baja karbon
Baja Karbon Rendah
Bahan Pipa
Water tube boilers :
- Generating tube
- Super heater tube
- Economizer tube
- Circulator tube
- Furnace wall tubes
Fire tube boiler
- Boiler flues
- Super heater
- Feed water heater
- S35C
- S45C
- SGD B
Baja khrom
- SCr3
90
- SCr4
95
- Scr5
100
414
690
345
Copper Nickel
Tin bronze
Aluminum bronze
1 MPa = 10 N/mm2
372
310
586
Kondisi pembebanan
Statis
4
5
3
3
6
Berulang Berganti
Kejut
10
15
6
5
5
8
9
8
8
12
15
13
15
18
Steady load
Live load
Shock load
5 to 6
4
8 to 12
7
16 to 20
10 to 15
12 to 16
15
15
20
Steel
Soft material and alloy
Leather
6
9
8
9
12
Timber
10 to 15
bahan
l
v
bahan
p d1
4t
bahan
p d1
4t
Contoh:
1. Menentukan tebal plat; t
Tekanan; p =
Diameter dalam; d1 =
Faktor keamanan; v =
Bahan yang digunakan =
2 N/mm2
20 bar
1,500 mm
8 Live load; v = 8 (dari tabel)
Baja karbon JIS G 3108, SGD B
770 N/mm2
Tebal plat; t
7.8 mm
p d1 v
4 bahan
(dari tabel)
Contoh 1:
Diketahui:
- Tekanan kerja; p = 2 N/mm2 20 bar
- Diameter dalam dinding; d1 = 1.500 mm
- Bahan yang digunakan = Baja karbon JIS G 3108, SGD B
- Kondisi pembebanan = Live load
maka,
Jadi, tebal dinding plat yang digunakan adalah 8 mm
Contoh:
2. Menentukan/memilih bahan
N/mm2
20 bar
mm
Live load; v = 8 (dari tabel)
mm
Tekanan; p =
Diameter dalam; d1 =
Faktor keamanan; v =
Tebal; t =
2
1,500
8
9
2
666.7 N/mm
bahan
p d1 v
4t
jadi, bahan yang digunakan adalah Baja Karbon JIS G 3108, SGD B,
kekuatan tarik 460 s.d 770 N/mm2
Contoh 2:
Diketahui:
- Tekanan kerja; p = 2 N/mm2 20 bar
- Diameter dalam dinding; d1 = 1.500 mm
- Kondisi pembebanan = Live load
Ditanya: Bahan dinding plat; bahan = ?
Jawab:
Dari tabel diperoleh:
- Faktor keamanan live load; v = 8
maka,
Contoh:
3. Memeriksa kemampuan bahan
Tekanan; p =
Diameter dalam; d1 =
Tebal; t =
Bahan yang digunakan =
2 N/mm2
20 bar
1,500 mm
9 mm
Baja karbon JIS G 3108, SGD B
bahan
v
p d1
4t
96.25
83.33
Contoh 3:
Diketahui:
- Tekanan kerja; p = 2 N/mm2 20 bar
- Diameter dalam dinding; d1 = 1.500 mm
- Tebal plat; t = 9 mm
- Bahan yang digunakan = Baja karbon JIS G 3108, SGD B
- Kondisi pembebanan = Live load
Ditanya: kemampuan bahan yang digunakan = ?
Jawab:
Dari tabel diperoleh:
- Kekuatan bahan JIS G 3108, SGD B; bahan = 770 N/mm2
- Faktor keamanan live load; v = 8
maka,
Jadi, bahan yang digunakan (Baja karbon JIS G 3108,
SGD B) memenuhi syarat pemakaian.
Latihan:
1. Ketel uap dirancang dengan tekanan kerja 2,5
N/mm2 (25 bar). Diameter dalam dindingnya 2 m.
Hitung tebal plat dinding ketel uap yang
digunakan, bila bahan yang digunakan ASTM
A536 (100-70-03) dengan kondisi beban live load.
Latihan:
3. Ketel uap dirancang dengan tekanan kerja 30 bar.
Diameter dalam dindingnya 2.500 mm dan
tebalnya 12 mm. Bahan dinding ketel uap adalah
DIN St 90 dengan kondisi beban live load. Apakah
kondisi tersebut memenuhi syarat pemakaian.
t
p
Di
=
=
=
=
=
< 480
510
535
565
590
> 620
0,4
0,5
0,7
0,7
0,7
0,7
0,4
0,4
0,4
0,4
0,5
0,7
=
=
=
=
=
Temperatur rekristalisasi
yaitu temperatur pada saat terjadinya inti butir
baru, sekitar 0,4 s.d 0,5 dari temperatur cair dalam
derajat Kelvin.
t
p
R
=
=
=
=
=
t
p
D
=
=
=
=
=
Sifat mekanik
Kekuatan (strength): ukuran besar gaya yang
diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu
bahan
Kekuatan luluh (yield strength): kekuatan bahan
terhadap deformasi awal
Kekuatan tarik (tensile strength): kekuatan
maksimun yang dapat menerima beban.
Keuletan (ductility): berhubungan dengan besar
regangan sebelum patah
Kekerasan (hardness): ketahanan bahan terhadap
penetrasi pada permukaannya
TEGANGAN (STRESS)
Secara umum, gaya yang bekerja pada batang
dibedakan menjadi:
Gaya normal
yaitu
gaya
yang
bekerja dengan arah
tegak lurus dengan
penampang batang
Gaya tangensial
yaitu gaya yang bekerja dengan arah
sejajar dengan penampang batang
REGANGAN (STRAIN)
Apabila logam dengan panjang awal Lo ditarik
menjadi panjang akhir Lt, maka benda tersebut
mengalami tegangan tarik dan regangan.
Regangan teknik; adalah perbandingan antara
pertambahan panjang terhadap panjang awal.
Lo
L = pertambahan panjang; mm
L = Lt Lo
Lt = panjang akhir; mm
Lo = panjang awal; mm
U
E
P
Y1
B
Y2
P = proporsional
E = elastisitas
Y1 = yield (luluh) atas
Y2 = yield (luluh) bawah
U = ultimate (maksimum)
B = break (patah)
Regangan;
Tegangan;
U
E
P
Y1
B
Y2
- Dari titik O ke P
(proporsional)
tegangan sebanding
dengan regangan.
- Dari P sampai E
(elastistas) tegangan
tidak sebanding lagi
Regangan;
dengan regangan,
=E
= tegangan; N/mm2
= modulus elastisitas bahan; N/mm2, diperoleh dari
tabel referensi tergantung dari jenis bahan
= regangan
Tegangan;
U
E
P
Y1
B
Y2
Regangan;
Keuletan (ductility)
Keuletan: derajat deformasi plastis hingga
terjadinya patah
Keuletan dinyatakan dengan
Presentasi elongasi,
x 100%
Lo
Presentasi reduksi area
(A t - A o )
AR
x 100%
Ao
BRINELL
ROCKWELL
VICKERS
Ketangguhan (Toughness)
Tegangan
B
B
Regangan
Logam
Au
Kekuatan luluh
(MPa)
-
Kekuatan
tarik (MPa)
130
Keuletan %
Elongasi
45
Al
28
69
45
Cu
69
200
45
Fe
130
262
45
Ni
138
480
40
Ti
240
330
30
Mo
565
655
35
a)
p-d
F
F
p-d
Syarat perancangan
F
F
F
s
A
F
2
n d
4
Syarat perancangan
F = gaya; N
d = diameter paku keling; mm
n = jumlah paku keling
s ,paku keling
Catatan:
Standar p sambungan paku keling:
Lap joint rivet 1 deret; p = 2,6 d + 8
Lap joint rivet 2 deret; p = 2,6 d + 18
Butt joint 2 deret; p = 3,5 d + 18
Diameter d paku keling:
Lap joint; d = t 4 mm
Butt joint 2 deret; d = t - 6 mm
Sambungan Pengelasan
Butt joint weld
530
530
580
E6011
E6012
E6013
E6020
E6027
E7014 E7028
436
471
471
436
436
492
Faktor keamanan
1,2
1,5
2,7
2,0
Perhitungan kekuatan
Butt Joint Weld
Tegangan yang terjadi
pada
sambungan
las
adalah Tegangan tarik;
t (N/mm2)
F
t
t t
t, elektroda
v
F
F
t
A Lt
F = gaya; N
L = panjang las; mm
t = tebal las efektif; mm
Syarat perancangan
Contoh:
The outside or inside of the tank shell disambung secara
butt joint dengan tebal 5 mm (tebal las efektif), menerima
gaya sebesar 50 kN. Pengelasan SMAW dengan elektroda
JIS D5300. Rencanakan panjang las.
Penyelesaian:
Tegangan yang terjadi
adalah tegangan tarik
F = 50 kN
t = 5 mm
t, elektroda
v
F t, elektroda
Lt
v
Fv
50.000 x 1,2
L
22,6 mm
t t, elektroda
5 x 530
Perhitungan kekuatan
Lap Joint Weld
double
transverse
fillet weld
1
a
2t
2
F
F = gaya; N
L = panjang las; mm
a = tebal las efektif; mm
t = tebal las; mm
t
a
F
F
t
A 1 A 2 2 a L
F
1
2
2 t L
2
Contoh:
In shell manholes and nozzles disambung secara double
transverse fillet weld, menerima gaya sebesar 60 kN.
Pengelasan SMAW dengan elektroda AWS E6012. Panjang
las 80 mm. Rencanakan tebal las.
Penyelesaian:
L = 80 mm
F = 60 kN
double
transverse
fillet weld
Tegangan
yang
terjadi
adalah tegangan tarik
Dari tabel referensi,
diperoleh:
- t, elektroda = 471 N/mm2
- v = 1,5
t, elektroda
v
t, elektroda
F
A1 A 2
A1 A 2
v
F
t, elektroda
v
1
2
2 t L
2
Fv
60.000 x 1,5
t
1,7 mm
2 L t, elektroda
2 x 80 x 471
parallel
fillet weld
F
Tegangan yang terjadi pada sambungan las
adalah Tegangan geser; s (N/mm2)
F
F
s
A 1 A 2 2 a L
F
1
2
2 t L
2
Contoh:
Sambungan plat logam dengan parallel fillet weld,
menerima gaya sebesar 60 kN. Pengelasan SMAW dengan
elektroda AWS E6012. Panjang las 80 mm. Rencanakan
tebal las.
parallel
fillet weld
Penyelesaian:
Tegangan
yang
terjadi
adalah tegangan geser
L = 80
mm
F = 60 kN
s, elektroda
v
s, elektroda
F
A1 A 2
A1 A 2
v
F
s, elektroda
v
1
2
2 t L
2
0,5 t, elektroda
F
v
1
2
2 t L
2
Fv
60.000 x 2,7
t
6,1 mm
1
1
2 L t, elektroda
2 x 80 x 471
2
2
Panas
dari
busur
listrik
mengakibatkan logam induk dan
ujung elektroda mencair, kemudian
membeku bersama terjadi ikatan
metalurgi.
Scattered porosity
Transverse crack
Longitudinal crack
Lack of penetration