Anda di halaman 1dari 3

Tugas Reading Report Politik Internasional

Nama
: Anggun Citra Berlian
NPM
: 1506734986
Bahan Utama : Holsti, The Instruments of Policy: Economic Rewards and
Coercion dalam International Politics (New Delhi: Vikas
Publishing House PVT LTD, 1995), hlm. 215-241

Teknik dalam Economic Coercion dan Economic Reward


1. Tarif. Pajak atas barang-barang impor ditarik dengan tujuan menaikkan revenue dan
melindungi produk-produk domestic. Struktur dari tarif dapat digunakan secara efektif
untuk memengaruhi atau menghukum kebijakan luar negeri negara lain.
2. Kuota. Dalam rangka mengkontrol impor beberapa komoditas, pemerintah dapat
menerapkan sistem kuota daripada tarif. Pemerintah suatu negara dapat mengontrol
hal tersebut untuk memngaruhi negara lain.
3. Boikot. Boikot perdagangan diorganisir oleh pemerintah dengan mengeliminasi impor
spesifik komoditas atau komoditas keseluruhan dari negara yang diserang.
4. Embargo. Pemerintah yang berupaya untuk mencegah produk negara lain bertransaksi
dengan bisnis-bisnis dalam negaranya.
5. Pinjaman, kredit, dan maipulasi mata uang. Rewards dapat berupa tingkat tarif dan
kuota, menjanjikan pinjaman atau memperpanjang tenggang kredit. Manipulasi mata
uang juga dapat digunakan untuk memnciptakan perjanjian perdagangan.
6. Blacklist. Pemerintah dapat mengunakkan blacklist untuk mengidentifikasi bisnisbisnis yang bekerja sama dengan negara yang dimusuhi.
7. Licensing. Lisensi dari ekspor dan impor dapat diberikan atau ditolak. Cara ini efektif
untuk mengontrol tipe barang tertentu tanpa benar-benar mengambil resiko dari
boikot atau embargo.
8. Pembekuan aset. Pada dunia ekonomi yang cenderung terbuka, perusahaanperusahaan, pemerintah, dan indivisu-individu sering kali menjaga aset mereka di luar
negeri dalam bentuk investasi, akun bank, dan real estate. Jika aset dirasa terlalu
banyak, maka aset dapat ditahan.
9. Granting atau suspending bantuan, termasuk penjualan militer atau grants. Negara
donor dapat memanipulasi kuantitas dan tipe dari bantuan luar negeri untuk tujuan
politik dan granting kapabilitas politik atau pembatalan hal tersebut akan memerikan
dampak kritis untuk kemampuan pertahanan negara penerima.
10. Exporopriation. Pemerintah dapat mengakui kepemilikan aset suatu perusahaan atau
negara lain. Umumnya dikarenakan tujuan ekonomi, namun dapat juga sebagai
canman atas kebijakan luar negeri negara lain.
11. Penolakan pemberian sesuatu karena organisasi internasional. Beberapa pemerintahan
berupaya memengaruhi tindakan dan praktik dari organisasi internasional. Negara
dapat menghentikan dukungan finansial dari organisasi intrenasional jika
kepentingannya terancam dalam forum.
Economic Rewards and Punishments in Operation

Praktik-praktik economic rewards and punishments di dunia menunjukkan bahwa


terdapat dua karakteristik: (1) sanksi diberikan oleh negara-negara kuat melawan negara
kecil; (2) sanksi yang dramatis dan terpublikasi kemudian menyebabkan gerakan
patriotism di antara populasi negara target. Selain itu, Richard S. Olson mengemukakan
bentuk tekanan yang umumnya digunakan oleh negara kuat pada negara berkembang,
yakni silent blockade. Bentuk dari silent blockade termasuk (1) penurunan investasi
luar negeri, (2) menahan pengiriman suku cadang, (3) hambatan dalam pemberian lisensi
atau transfer teknologi, (4) penghentian atau pengurangan pinjaman bilateral dan
multilateral dan kredit, dan (5) menolak memberikan pinjaman lagi. Menurut Olson,
dapat mengarah pada penurunan ekonomi dan dapat menyebabkan pergantian rezim dan
penyesuaian dengan keinginan negara yang kuat.
Koersi ekonomi dapat menjadi lebih efektif jika kondisi-kondisi berikut dipenuhi,
beberapa diantara:
1. Hubungan ekonomi antara penekan dan target asimetris kerentanannya;
2. Sumber-sumber alternatif dari penawaran atau pasar tidak tersedia oleh target;
3. Target tidak memiliki teknologi untuk menyubtitusi barang-barang dari pihak
penekan; dan lain-lain.
Warfare Economy
Ekonomi warfare mengarah pada kebijakan ekonomi yang digunakan sebagai pelengkap
operasi militer dalam waktu perang. Tujuannya ialah untuk menahan atau mendapatkan
sumber daya strategis agar militernya dapat mendapatkan tenaga yang maksima atau
mencegah musuh mendapatkan kekuatan dari sumber daya tersebut. Berdasarkan Perang
Dunia II, teknik-teknik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Blokade, yakni penghentian pengiriman barang-barang kebutuhan dasar agar negara
musuh kelaparan.
2. Blacklist, penghentian transaksi dengan perusahaan yang berhubungan dengan negara
musuh.
3. Preemptive buying, pembelian barang-barang dengan harga tinggi agar negara musuh
tidak sanggup membeli.
4. Rewards, hadiah yang diberikan pada negara yang mau bekerja sama untuk memusuhi
negara lawan.
Economic Rewards in Foreign Policy
Berdasarkan Holsti bentuk paling penting dari rewards adalah bantuan luar negeri dan
bantuan militer. Bantuan luar negeritransfer uang, barang, teknologi atau saran teknis dari
donor kepada penerian didefinisikan sebagai sebuah instrument kebijakan yang teah
digunakan dalam hubungan luar negeri selama beratus-ratus tahun. Terdapat berbagai tipe
dari bantuan luar negeri, diantaranya: (1) pemberian saran teknis; (2) grants dan program
impor komoditas; (3) pinjaman untuk pembangunan; (4) bantuan darurat untuk kemanusiaan.
Tujuan-tujuan dari program-program bantuan luar negeri dapat menyangkut banyak hal.
Tujuan umum dan jangka panjang adalah untuk mendampingi pembangunan negara-negara
dan memobilisasi ekonominya untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, untuk
membantu pencegahan kemiskinan, malnutrisi, kurangnya kesempatan sosial atau kerja, serta

sebagai gantinya, kestabilan politik yang berimplikasi pada kurangnya konflik antarpenduduk
dan internasional. Tujuan yang lain ialah untuk menunjukkan simpati negara donor atas
negara lain, sebagai simbol dari hubungan persekutuan, dan mendukung rezim dalam masamasa sulit.
Hal yang perlu diketahui adalah, apapu tujuan dari negara donor, negara penerima
memiliki prioritas dan kepentingannya masing-masing. Oleh karena itu, negara donor tidak
dapat mendikte setiap pilihan-pilihan negara penerima. Selain itu, beberapa rezim sangat
lemah sehingga bergantung pada kontribusi bantuan luar negeri. Sebuah rezim juga dapat
mendapatkan rewards dari penambahan grants jika rezim tersebut berjanji untuk melukakn
reformasi politik atau dapat diancam dengan pengurangan grants jika reformasi tidak
dilakukan.
Penjualan dan Transfer Militer
Sebelum pendampingan teknologi dan bantuan luar negeri menjadi hal yang umum, biasanya
bantuan dilakukan dengan cara bantuan militer, seperti material, fasilitas training, dan
petugas atau dengan subsisdi dan pinjaman untuk memili perlengkapan militer. Tujuan utama
dari pendampingan militer adalah untuk memperkuat militer negara penerima, dan
menangkal ancaman dalam dan luar negeri, mengurangi peluang bagi negara donor untuk
menggunakan kekuatan militernya sendiri untuk melindungi sekutunya. Tujuan kedua adalah
pendampingan militer untuk menyediakan dukungan untuk rezim yang menghadapi ancaman
internal. Dukungan militer juga merupakan bentuk dukungan yang terlihat dan dapat
langsung dirasakan manfaatnya. Namun, dukungan bentuk demikian seringkali memberi
celah negara donor untuk mengontrol negara penerima.
Holsti dalam tulisannya menyimpulkan bahwa ekonomi sebagai teknik persuasi
merupakan suatu cara yang memiliki keuntungan dan kerugian. Teknik ini membutuhkan
biaya yang lebih rendah daripada biaya untuk mengaplikasikan tekanan militer, namun
memang hasilnya tidak cepat dan membutuhkan proses. Pemberian rewards juga berujung
pada hubungan ketergantungan antarnegara yang tidak dapat dihinari. Meskipun bentuk dan
jumlah dari ketergantungan tersebut berkurang dari tahun ke tahun, namun terdapat semakin
banyak pemain yang memasuki permainan bantuan militer dan ekonomi ini. Negara-negara
berkembang kini tidak lagi bergantung pada sumber bantuan luar negeri tunggal namun juga
beberapa bantuan.
Bebagai contoh dari tekanan ekonomi menunjukkan hasil yang bervariasi. Namun
cara-cara tersebut tetap dilakukan karena beberapa alasan, salah satunya adalah karena lebih
baik daripada menyatakan perang dan sebagainya. Keberhasilan dalam menjalankan baik
rewards ataupun tenkanan bergantung pada kombinasi situasi dan kondisi, termasuk
kerentanan target dan kebergantungan atas sanksi, dan apakah sanksi dapat diaplikasikan
secara individu atau secara kelompok, serta ketersediaan penawaran atau supply alternative.

Anda mungkin juga menyukai