oleh :
DANANG ANGGA DWI TAMTOMI
H 3112020
PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Magang merupakan bagian dari kurikulum yang dilakukan oleh
program studi D III Teknologi Hasil Pertanian sebagai syarat untuk meraih
gelar Ahli Madya. Kegiatan magang dilaksanakan dengan cara melakukan
praktek kerja pada lembaga-lembaga yang relevan dalam bidang industri
pengolahan hasil pertanian. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah praktek
kerja dengan mengikuti semua kegiatan di lokasi magang.
Di masa modern ini roti merupakan salah satu makanan alternatif
pengganti nasi yang nilai gizinya tidak kalah dengan nasi. Salah satu alasan
masyarakat Indonesia memilih roti sebagai makanan pengganti nasi adalah
dikarenakan roti merupakan makanan yang praktis, mudah disajikan, higienis,
memiliki banyak variasi pilihan rasa, mudah didapat, dan harga yang relatif
murah.
Salah satu pabrik roti yang terkenal di Surakarta adalah Perusahaan
Roti Ganeps Traditional Snack, Surakarta dengan alamat Jl. Sutan Syahrir
176, Tambak Segaran, Surakarta. Kami magang di perusahaan ini dikarenakan
perusahaan ini selain memproduksi roti basah, perusahaan ini juga
memproduksi roti tradisional dan makanan khas Surakarta yang menjadi ciri
khas dari perusahaan tersebut. Salah satu contoh adalah roti kecik yang
sekarang ini sudah tidak banyak orang yang membuat roti tersebut. Roti kecik
tersebut banyak diminati masyarakat dari Surakarta maupun wisatawan dari
luar Surakarta, bahkan tidak jarang wisatawan manca negara yang membeli
roti kecik sebagai oleh-oleh khas dari Surakarta.
Melalui kegiatan magang di Perusahaan Ganeps mahasiswa
diharapkan dapat mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang
dimiliki yang menyangkut proses pembuatan Roti Kecik secara umum,
maupun produk yang lainnya.
B. Tujuan Magang
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sus
Roti dibagi menjadi dua macam yaitu roti basah dan roti kering. Roti
basah yaitu roti yang proses pemanggangannya tidak dengan oven tetapi
dengan cara dikukus. Jenis-jenis roti basah antara lain martabak manis, pastel,
roti jajan pasar, dan lain-lain. Roti kering adalah roti yang pemanggangannya
dengan oven atau alat lain dengan hasil roti memiliki kadar air 10 %. Contoh
roti kering adalah cake, pie, puff pastry, dan lainlain. Banyak faktor yang
mempengaruhi usaha roti kering. Di antaranya adalah ketepatan dalam
memilih resep, proses pembuatan, ukuran/timbangan bahan, analisis usaha,
dan kalkulasi harga (Mudjajanto, 2004).
Sus adalah jenis kue adonan ciptaan Bangsa Perancis. Di Negara
tersebut, adonan kue ini sering disebut adonan choux paste. Choux paste
merupakan adonan rebus yang lembut dengan hasil kue yang ringan
mengembang namun kosong bagian tengahnya. Sus memiliki tekstur kulit
luar yang kering renyah dan tekstur dalam yang empuk dan lembut, karena
itulah kue ini sangat cocok dipadu dengan aneka bahan. Dari satu resep dasar
sus kita dapat membuat berbagai variasi bentuk yang menarik, serta ragam
rasa dan isi yang lezat sesuai selera anda (Ismayani, 2007)
B. Bahan
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari proses penggilingan
gandum (T. sativum) yang tersusun oleh 67-70 % karbohidrat, 10-14 %
protein, dan 1-3 % lemak (Riganakos dan Kontominas, 1995). Menurut
Damodaran dan Paraf (1997) pada sebagian besar produk makanan, pati terigu
terdapat dalam bentuk granula kecil (1-40 m) dan dalam suatu sistem,
contohnya adonan, pati terigu terdispersi dan berfungsi sebagai bahan pengisi.
Protein dari tepung terigu membentuk suatu jaringan yang saling berikatan
(continous) pada adonan dan bertanggung jawab sebagai komponen yang
membentuk viscoelastik. Gluten merupakan protein utama dalam tepung
terigu yang terdiri dari gliadin (20-25 %) dan glutenin (35-40%).
Menurut Fennema (1996), sekitar 30% asam amino gluten adalah
hidrofobik dan asam-asam amino tersebut dapat menyebabkan protein
mengumpul melalui interaksi hidrofobik serta mengikat lemak dan substansi
non polar lainnya. Ketika tepung terigu tercampur dengan air, bagian-bagian
protein yang mengembang melakukan interaksi hidrofobik dan reaksi
pertukaran sulfydryl-disulfide yang menghasilkan ikatan seperti polimerpolimer. Polimer-polimer ini berinteraksi dengan polimer lainnya melalui
2
3
4
5
6
Uraian
Keadaan
- Warna
- Bentuk
- Bau
- Rasa
Benda Asing
Serangga dalam bentuj stadia dan
potongan-potongannya
Air
Abu
Protein
Persyaratan
Putih Khas Terigu
Serbuk
Normal, tidak berbau apek
Normal
Tidak boleh ada
Tidak boleh ada
Maks 14,5 % (b/b)
Maks 0,6 % (b/b)
Min 7,0 % (b/b)
7
8
9
10
11
12
13
Keasaman
Besi (Fe)
Zeng (Zn)
Vitamin B1 (Thiamin)
Vitamin B2 (Riboflavin)
Asam Folat
Cemaran Logam
- Timbal
- Raksa
- Tembaga
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1992.
2. Mentega putih
Shortening atau yang dikenal dengan lemak putih atau mentega putih
adalah bahan tambahan makanan dalam pembuatan berbagai produk yang
berasal dari terigu guna menghasilkan tekstur renyah dan rasa gurih.
Shortening berasal dari lemak hewani, lemak nabati, atau campuran dari
keduanya.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan margarin adalah
minyak-minyak hasil pengolahan minyak sawit. Minyak-minyak yang
digunakan antara lain:
1. Crude Coconut Oil
Crude coconut oil merupakan minyak kelapa yang memliki titik lunak
dibawah 100 sehingga dapat digolongkan dalam minyak tak mengering.
2. Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBD Palm oil)
RBD palm oil merupakan minyak kelapa sawit yang telah mengalami
proses refinasi lengkap. RBD mengandung FFA 0,15 % yang berwarna kuning
kejingga-jinggaan dengan titik lunak antara 30-39 C. RBD Palm oil hanya
digolongkan dalam satu jenis mutu.
3. RBD Palm Stearin
RBD Palm Stearin adalah fraksi lemak yang berasal dari CPO yang
telah mengalami refinasi lengkap. RBD palm stearin memiliki kadar FFA
sebesar 0,2 %. Nilai titik lunaknya sama dengan Crude Palm Stearin, hanya
warnanya lebih kuning (Abdillah, 2009).
Mentega putih banyak digunakan dalam bahan pangan, terutama pada
pembuatan kue atau roti yang dipanggang. Di dalam roti dan kue, lemak
triptofane. Garam yang banyak terdapat di dalam kuning telur adalah garam
ferum dan fosfor, akan tetapi garam tersebut sedikit mengandung kalsium,
vitamin yang banyak terdapat dalam telur adalah vitamin B, komplek dalam
jumlah cukup (Moehji, 1971).
Jumlah Kandungan
162 kal
12,8 g
11,5 g
0,7 g
54 mg
180 mg
2,7 mg
900 S.I
1,10 mg
0 mg
dihasilkan bermutu bagus. Untuk proses pembuatan roti sus itu sendiri adalah
sebagai berikut :
1. Pemilihan Bahan Baku
Menurut Kamarijani (1983) bahan baku merupakan faktor yang
menentukan dalam proses produksi atau pembuatan makanan. Jika bahan baku
yang digunakan mutunya baik maka diharapkan produk yang dihasilkan juga
berkualitas baik. Evaluasi mutu dilakukan untuk menjaga agar bahan yang
digunakan dapat sesuai dengan syarat mutu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, sehingga dihasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu
yang ditetapkan.
2. Penakaran Bahan Baku
Penimbangan bahan harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi
kesalahan dalam penggunaan jumlah bahan. Ragi, garam, dan bahan tambahan
lainnya adalah bahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi sangat
penting agar dihasilkan roti dengan kualitas baik, sehingga harus diukur
dengan teliti. Dalam penakaran sebaiknya tidak menggunakan sendok atau
cangkir sebagai takaran (Mujajanto, 2004).
3. Pencampuran Bahan Baku
Kunci pokok dalam pengadukan adalah range waktu yang digunakan
harus tepat karena jika pengadukkan terlalu lama akan menghasilkan adonan
yang keras dan tidak kompak, sedangkan pengadukan yang sangat cepat
mengakibatkan adonan tidak tercampur rata dan lengket (Mudjajanto, 2004).
4. Pengovenan
Adonan roti yang telah dibentuk sesuai dengan kehendak selanjutnya
adonan dipanggang atau dioven. Ada dua cara memanggang roti, yaitu dengan
uap dan tanpa uap, tergantung roti yang dibuat. Untuk beberapa jenis roti,
memanggang dengan uap itu lebih baik, atau memang perlu untuk
memberikan uap di dalam oven. Hal ini akan menghasilkan kelembaban yang
tinggi di dalam oven yang akan menjaga kulit roti tetap basah. Sehingga
pengembangan volume roti bisa tercapai maksimal. Proses pemanggangan
terjadi di kulit, dimana berbagai jenis gula menjadi caramel dan memberi
warna pada kulit (Mujajanto, 2004).
Melalui suatu penghantar panas, suatu massa adonan akan diubah
menjadi produk yang ringan dan mudah dicerna. Aktivitas biologis yang
terjadi dalam adonan dihentikan oleh pemanggangan disertai dengan
hancurnya mikrobia dan enzim yang ada. Pembentukan kulit roti dan
pencoklatan selama pemanggangan rupanya merupakan penyebab utama
dalam pembentukan bau rasa roti. Pencoklatan terutama merupakan reaksi
pencoklatan jenis Maillard bukan karamelisasi. Pemanggangan yang salah
dapat menyebabkan roti menjadi gosong dan mengakibatkan aroma sangit
serta rasa yang pahit pada roti (Murdiati dan Amaliah, 2013).
5. Pengemasan
Wadah yang dibuat dari plastik dapat berbentuk film (lembaran
plastik), kantung, wadah, dan bentuk-bentuk lain seperti botol, kaleng, stoples
dan kotak. Kini penggunaan plastik sangat luas karena relatif murah ongkos
produksinya, mudah dibentuk menjadi aneka model, mudah penanganannya
dalam sistem distribusi dan bahan bakunya mudah diperoleh. Menurut
bentuknya plastik dibedakan atas flexible film dan rigid-container(Syarief
dan Irawati, 1988).
Penggunaan plastik sebagai bahan pembungkus sangat terbatas
tergantung dari macam makanannya terutama karena plastik tidak tahan panas
dan mudah terjadi pengembunan uap air di dalamnya jika suhu diturunkan.
Wadah dari plastik kurang baik karena perlahan-lahan masih terjadi
perembesan udara melalui pori-pori plastik, jadi plastik tidak dapat digunakan
untuk penutupan hermitis (Winarno, 1980).
Brand adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas
untuk suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar,
atau kombinasi keduanya. Sebenarnya maksud suatu perusahaan memberikan
brand pada mulanya adalah sekedar sebagai identitas. Dengan brand tersebut
perusahaan mengharapkan agar konsumen mempunyai kesan positif pada
barang/jasa yang dihasilkan. Pentingnya pemberian merk ini bukan saja untuk
barang tetapi juga untuk usaha jasa, pertokoan dan sebagainya. Meskipun
untuk usaha industri peranan merk lebih besar. Syarat-syarat untuk memilih
merk adalah:
1. Mudah diingat.
2. Menimbulkan kesan positif.
3. Tepat untuk promosi (Nitisemito,1972).
D. Pengendalian Mutu
Standar mutu bahan pangan harus disusun sedemikian rupa
berdasarkan konsensus semua pihak sehingga dapat memenuhi semua tuntutan
pembeli dan dapat diproduksi oleh produsen dengan biaya murah sehingga
produsen dapat menjual barang tersebut dengan harga yang dapat dijangkau
oleh sebagian pembeli atau konsumen. Ada perbedaan yang sangat mendasar
antara jaminan mutu dan pengawasan mutu. Masyarakat pada umumnya sulit
membedakan antara dua hal ini. Jaminan mutu dapat didefinisikan sebagai
sebuah strategi management fungsional yang menentukan batas dalam
pengawasan mutu. Pengawasan mutu merupakan siasat yang fungsional yang
diambil dari program jaminan mutu untuk mencapai keberhasilan dari kualitas
produk yang diterapkan (Jenie, 1993).
Pengawasan mutu pada proses pengemasan roti harus mendapatkan
perhatian khusus. Agar mendapatkan kualitas yang efektif hal yang harus
dilakukan adalah dengan cara tidak memproses produk yang cacat dan tidak
memasarkannya pada konsumen. Prosedur untuk mencapai sasaran mutu
industri diistilahkan dengan kendali mutu, seperti halnya prosedur-prosedur
untuk mencapai sasaran biaya dan produksi masing-masing diistilahkan
sebagai kendali biaya dan kendali produksi. Pada umumnya terdapat empat
langkah dalam kendali yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut yaitu:
1. Menetapkan standar, yaitu dengan menentukan standar mutu-biaya, standar
mutu-prestasi kerja, standar mutu-keamanan dan standar mutu keterandalan
yang diperlukan untuk produksi.
2. Menilai kesesuaian, dengan membandingkan kesesuaian dari produk yang
dibuat atau jasa yang ditawarkan terhadap standart-standart ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan
Roti
Ganeps Tradisional
Snacks
Solo
adalah
perusahaan keluarga yang berdiri sejak tahun 1881 oleh pasangan Tjang
Tiang San dan Auw Like Nio (generasi I). Sampai saat ini sudah lima
generasi yang mewarisi perusahaan ini. Nama Ganep sendiri diberikan
oleh Raja Surakarta Sinuhun Pakubuwono X. Nama Ganeps mempunyai
arti filosofi: sehat, utuh, waras, lengkap. Pada tahun 1911, kepemilikan
perusahaan diberikan kepada Oh Kian Tjwan dan Tjang Ting Mo (generasi
II) yang dikuasakan pada Singgih, S.H. Di massa kepemimpinan Oh Kian
Tjwan dan Tjang Ting Mo, roti kecik mulai dikenal oleh masyarakat luas,
khususnya untuk wilayah Eks karesidenan Surakarta dan sekitarnya.
Generasi kedua berlangsung dari tahun 1911-1941.
Pada tahun 1941, perusahaan Roti Ganeps kemudian diwariskan
pada Oh Toen Lee dan Tjan biauw Nio (generasi III). Pada saat itu
mengalami
kemunduran
dalam
proses
produksi
dan
pemasarannya.
Sekarang ini tanggung jawab kepemilikan dipegang oleh C. Oekek
Oh Lioe Noi atau Cecelia Maria Purnadi ( generasi V). Pada saat dipegang
oleh generasi ke V, sebagai pemilik perusahaan, C. Oekek Oh Lioe Noi
atau Cecelia Maria Purnadi melakukan usaha, tekad dan perjuangan keras
guna mempertahankan kembali citra perusahaan Ganeps. Hal ini
ditempuh guna mendapatkan kembali kepercayaan konsumen atas kualitas
produk yang tetap sama dari generasi ke generasi. Usaha perbaikan ini
mengalami beberapa kendala, antara lain :
1. Pada tahun 1996 terjadi bencana banjir yang surut setelah dua hari satu
malam.
2. Pada tahun 1998, terjadi kebakaran dan penjarahan dengan bagian
depan (toko) terbakar. Perbaikan ini dilakukan secara bertahap dan
diadakan perluasan area produksi roti kecik di lantai 2 dan
pergudangan produk kering di bangunan belakang pabrik.
Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks Solo memiliki produk
utama yang khas, yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain, yaitu roti
kecik. Produk memiliki cirri khas pada saat dimakan akan berbunyi tuck
pada gigitan pertama. Roti kecik dibuat menggunakan bahan dasar tepung
ketan, selian itu, roti kecik juga memiliki 3 variasi bentuk, yaitu panjang,
bulat dan banjar (gelang). Roti kecik sendiri sudah dipatenkan menjadi
produk dari Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks Solo pada tahun
2006. Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks Solo mulai
memproduksi Roti Kecik sejak tahun 1881. Pada perkembangannya
Perusahaan Ganeps tidak saja memproduksi Roti Kecik tetapi juga
memproduksi roti lain seperti: Smer Kering, Soes Kering Aneka Rasa,
Roti Garut, Bolu Kering, Stik Crackers, dan lain-lain. Selain roti kering,
Perusahaan Ganeps juga memproduksi roti basah. Selain memproduksi
roti Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks Solo juga menjual aneka
camilan dan oleh-oleh khas Solo yang merupakan repack dari perusahaan
atau ukm lain yang telah memiliki PIRT. Perusahaan Roti Ganeps
Tradisional Snacks Solo juga menerima pesanan catering.
Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks Solo sering mengikuti
pameran, baik yang diikuti pemerintah maupun swasta, seperti sekaten di
Solo dan Yogyakarta, PRJ di Jakarta, dan lain-lain. Perusahaan Roti
Ganeps Tradisional Snacks juga terbuka untuk masyarakat yang ingin
mengunjungi dan melihat proses produksi yang dinamakan Bakery Visit
(kunjungan dari beberapa sekolah dan perguruan tinggi yang rutin
mengunjungi pabrik untuk bahan studi).
Mulai tahun 2000, Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks
Solo memiliki tiga lantai. Lantai pertama untuk toko roti, proses produksi
roti, pembuatan tepung ketan, pergudangan dan pengemasan roti basah.
Lantai dua digunakan untuk proses penggilingan adonan roti kecik (dapat
berbentuk panjang, bulat dan banjar atau gelang), penataan roti kecik ke
dalam loyang, ruang pertemuan dan ruang catering. Sedangkan lantai tiga
untuk aula (tempat pelatihan yoga), ruang ibadah (shalat) dan juga mess
untuk karyawan.
2. Lokasi Perusahaan
Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks Solo beralamat di Jl.
Sutan Syahrir 176, Tambak segaran, Surakarta. Tepatnya di Desa
Jogobayan, Kelurahan Setabelan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Luas
perusahaan sebesar 243,75 m. Di sekitar lokasi tersebut terdapat
kompleks pertokoan terutama di sepanjang Jl.Sutan Syahrir. Beberapa
industri rumah tangga dan industri menengah berada di sekitar Perusahaan
Ganeps. Keberadaan pasar dan sarana umum lainnya sangat mendukung
pengembangan perusahaan.
B. Manajemen Perusahaan
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan menggambarkan
secara struktural fungsi dan peranan tiap-tiap bagian dalam sebuah
perusahaan mulai dari atasan sampai dengan bawahan. Dalam struktur
organisasi dapat dilihat dengan jelas tugas dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian. jabatan yang disandang setiap karyawan dipilih
sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki dari setiap individu.
Struktur organisasi yang ditetapkan oleh Perusahaan Roti Ganeps
Tradisional Snacks Solo masih sangat sederhana, mengingat bentuk badan
usaha perusahaan yang merupakan perusahaan perseorangan. Pada
perusahaan perseorangan biasanya kendali perusahaan masih berada di
tangan pimpinan dan sekaligus pemilik perusahaan. Struktur organisasi
Perusahaan Roti Ganeps dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Pemilik
General Manager
Kasir
Toko
Grosir
Kelilling
Sales
Produksi Gudang
Pengiriman
Waiters Dapur
Pengemasan Karyawan
Distributor
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Roti Ganeps Tradisional Snacks Solo
Resto
perusahaan.
Memberikan bimbingan dan menjalankan kepengurusan (tugas-
tugas) perusahaan.
b. General Manager (Manajer Umum)
- Membantu direktur dalam menjalankan tugas-tugas di perusahaan.
- Melakukan pengawasan terhadap semua bidang di perusahaan.
- Manajer umum bertanggung jawab langsung kepada direktur atau
pemimpin utama.
c. Accounting (Bidang Keuangan)
- Mengkoordinasi semua kegiatan di bidang keuangan.
- Membuat anggaran.
- Disposisi transaksi keuangan.
- Membuat lapoaran realisasi anggaran.
- Membuat draft gaji.
- Membuat laporan secara berkala di Perusahaan Roti Ganeps
Tradisional Snacks Solo.
Di bawah accounting adalah bagian kasir yang bertugas
membantu bidang keuangan (accounting) dan berhubungan langsung
dengan penerimaan atau pengeluaran uang saat melakukan kegiatan
transaksi pembelian/penjualan. Bagian kasir bertanggung jawab pada
bagian keuangan (accounting).
d. Marketing (Promosi/Pemasaran)
menguntungkan.
Mengkoordinir seluruh
berlangsung.
Menciptakan strategi dan suasana kerja yang baik di lingkungan
kerja.
Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan produksi baik
jawabnya.
Memberikan motivasi, mengevaluasi dan mengkoordinasi dengan
karyawan
yang
menjadi
tanggung
produksi,
sedangkan
bagian
pengemasan
bertugas
melakukan
barang.
Melakukan koordinasi dengan bagian produksi dan bagian
penjualan.
k. Resto
- Mengelola kegiatan di Resto.
- Menganalisa kendala-kendala yang terjadi di Resto.
- Melakukan pengawasan terhadap pelayanan Resto dan dapur.
2. Hak dan Kewajiban Karyawan
a. Kewajiban karyawan
1. Setiap karyawan harus mentaati dan melaksanakan semua perintah
dan kebijaksanaan atasan dengan penuh tanggung jawab.
3. Ketenagakerjaan
a. Jumlah karyawan
Seluruh staf dan karyawan yang berada di Perusahaan Roti
Ganeps Traditional Snacks ada 88 orang. Perincian jumlah karyawan
sesuai dengan bagian kerjanya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Bagian
Lk
Marketing
Pembelian
Penjualan
4
Acconting
Produksi
9
Packing
Akomodasi
2
Ekspedisi
2
Umum
1
Cleaning service
5
Sales
2
Personalia
1
Kasir
Gudang
1
Katering
Total
27
Sumber : (Roti Ganeps, 2015).
b. Jam Kerja
Di perusahaan Roti Ganeps
Pr
4
1
21
1
16
8
1
2
1
6
61
Jumlah
4
1
25
1
25
8
2
2
1
5
3
1
2
2
6
88
Panci adonan
Alat Pengadukan
Loyang
Rak oven (cengkrek)
Oven
Mesin pengemas
Adapun spesifikasi dari mesin dan peralatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Panci adonan
- Jenis : Alumunium
- Fungsi : Sebagai tempat untuk mencampurkan adonan
- Jumlah alat : 2 buah
Spesifikasi :
-
Ukuran : 40cmx40cmx2cm
4.
Model : HS 120 N
Panjang : Mesin 220 cm
Lebar Mesin : 160 cm
Tinggi Mesin : 243 cm
Kapasitas : 26 loyang
Jalan Halmahera
21
22
23
24
20
25
26
27
19
39
18
28
38
37
17
36
16
15
29
35
14
13
31
34
30
12
11
33
32
wc
2
10
9
8
4
5
1
6
wc
merapikan roti
Tempat mencuci alat
Tangga ke lantai 2
Tempat tas karyawan
Pengemasan roti basah
Kantor staff produksi
Gudang
penyimpanan
dingin
9. Tempat cuci tangan
10. Tempat rak Loyang
11. Pengaduk
12. Pengaduk spiral
13. Pengaduk
14. Pencetak
15. Pengaduk
16. Mixer kecil
17. Mixer pengocok
18. Mixer kecil
19. Tempat penggorengan
6
5
8
7
wc
9
10
12
U
11
Keterangan :
1. Tempat diesel
2. Penggilingan kacang hijau
3. Penggilingan roti kecik bentuk panjang
4. Penggikingan roti kecik bentuk panjang
5. Meja
6. Penggilingan roti kecik bentuk bulat
7. Tempat lift
8. Tempat loyang roti kecik
9. Kantor staff pemasaran
10. Gudang catering
11. Catering
12. Kantor staff HRD
sebanyak 2 resep. Jadi jumlah kebutuhan dan penyediaan bahan baku dan
bahan tambahan yang ditetapkan di perusahaan Roti GanepsTraditional
Snacks Solo dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Jumlah Penyediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu/Hari.
Nama Bahan
Tepung terigu
Telur
Mentega putih
Garam
Soda kue
Penyedap rasa
Jumlah kebutuhan/hari
4,4 kg
3 kg
2 liter
1,6 kg
6 ons
60 gr
Persediaan/hari
6 kg
5 kg
3 liter
2,5 kg
10 ons
1,5 kg
pembuatan roti sus itu sendiri dapat dilihat pada Gambar 4.10
Pengadukan manual
Adonan
Pengovenan
Roti sus
G. Produk Akhir
1. Spesifikasi produk akhir
Setelah melalui tahap akhir (pengovenan), Roti Sus sudah menjadi
produk akhir yang siap dikonsumsi. Terdapat beberapa jenis roti sus yang
dihasilkan pada perusahaan ini, akan tetapi produk yang utama yaitu ada roti
sus, tanpa campuran bahan tambahan.
adalah utuh/tidak pecah, warna coklat cerah/tidak gosong, bentuk dan ukuran
seragam, tidak berhimpitan.
Spesifikasi mutu produk roti sus di Perusahaan Roti Ganeps
Tradisional Snack ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Roti sus
Panjang
1,5 cm
Diameter
1,5 cm
Warna
Coklat muda
Rasa
Gurih
Tekstur
Renyah
Kenampakan
Cacat mutu
Kasar
Ukuran tidak seragam
(lebih besar/lebih kecil)
Pecah/rusak
Berhimpitan
Gosong
1. Pengemasan primer
Pengemasan primer adalah pengemas yang langsung membungkus
suatu produk. Peran dari pengemasan ini adalah untuk melindungi
produk dari segala hal yang dapat merusak produk tersebut, misalnya
udara, sinar matahari, debu, air, dan lain-lain. Di perusahaan Roti
Ganeps, kemasan yang digunakan adalah plastik jenis polipropilen.
Kemasan plastik polipropilen diperoleh dari PT Rapigra yang
beralamat di Jl Adi Sucipto, No. 128, Fajar Indah, Solo.
Jenis
Sus ayam
Sus ayam
Sus campur
Sus corned
Sus keju
Sus kering
Sus kering
Sus pedas
Sus seledri
Berat
75 g
150 g
150 g
150 g
150 g
75 g
150 g
150 g
150 g
Harga
Rp. 7.000,00
Rp. 13.000,00
Rp. 14.000,00
Rp. 14.000,00
Rp. 16.000,00
Rp. 7.000,00
Rp. 13.000,00
Rp. 13.000,00
Rp. 14.000,00
H. Pemasaran
1. Sistem Pemasaran
Pada awalnya sistem pemasaran yang dilakukan oleh Perusahaan Roti
Ganeps adalah menjual produk dengan cara keliling. Seiring dengan
lama. Sedangkan untuk roti basah biasanya hanya dipasarkan di Solo dan
sekitarnya.
I. Sanitasi
Sanitasi tidak boleh diabaikan, bahkan harus dijadikan sebagai suatu
kewajiban. Oleh karena itu sanitasi harus dijalankan oleh semua bagian dalam
perusahaan meliputi bahan dasar, bahan pembantu, produk akhir, pekerja,mesin
dan peralatan, bangunan serta lingkungan. Masing-masing dari bagian tersebut
akan dibahas di bawah ini:
1. Sanitasi Bangunan, Peralatan dan Tenaga Kerja
Sanitasi bangunan dalam perusahaan mempunyai fungsi untuk
melindungi karyawan/pekerja serta peralatan yang ada dari faktor lingkungan
seperti panas, hujan, serta untuk pengamanan.
a. Sanitasi Bangunan
Perusahaan Roti Ganeps Traditional Snacks Solo sudah mampu
memberikan perlindungan baik bagi karyawan maupun perlindungan
terhadap sarana dan prasarana dalam perusahaan karena bangunan terbuat
dari bahan yang kuat dan kokoh. Bangunan tersebut baru saja diperbarui
yaitu pada tahun 1998 karena bangunan yang lama sudah mulai
mengalami kerusakan sehingga mengurangi fungsinya dalam memberikan
perlindungan. Bangunan tersebut dibagi menjadi beberapa ruang yang
dibagi menurut fungsinya. Setiap ruang mempunyai luas yang disesuaikan
dengan kebutuhan serta kegiatan yang dijalankan sehingga memberikan
keluasaan dan kenyamanan saat bekerja. Bagian-bagian dari bangunan
perusahaan yang berkaitan dengan sanitasi meliputi:
1. Dinding dan atap
Dinding bangunan terbuat dari batako dengan tinggi 10 m,
keuntungan yang diperoleh dari penggunaan batako adalah sifatnya
yang kuat dan kokoh sehingga mampu memberikan perlindungan yang
maksimal. Selain itu juga mempunyai daya tahan yang lebih lama jika
pekerjaan.
Penerangan
yang
kurang
baik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan roti sus kering adalah 2,2 kg tepung
terigu, 3 liter telur, 80 g garam, 30 g penyedap rasa, 1 kg mentega putih, 3 ons
soda kue, dan 3 liter telur.
2. Proses pembuatan roti sus kering yang pertama adalah merebus sampai
mendidih 3 liter air, 80 gr garam, 30 gr penyedap rasa, 1 kg mentega putih, 3
ons soda kue, kemudian menambahkan 2,2 kg tepung terigu diaduk manual
menggunakan tangan. Kemudian adonan tersebut diaduk menggunakan mixer
dan ditambah 3 liter telur secara perlahan-lahan sampai adonan tersebut
menjadi kalis. Kemudian tahap yang terakhir yaitu adalah penataan dalam
Loyang dan pengovenan.
3. Perusahaan ganep menggunakan dua model pengemasan, yaitu pengemasan
primer dengan plastik polipropilen berbentuk segi empat dan pengemasan
sekunder dengan kardus.
B. Saran
1. Sebaiknya kebersihan dalam perusahaan ini lebih diperhatikan lagi karena
perusahaan ini merupakan perusahaan makanan yang nantinya akan
dikonsumsi oleh manusia.
2. Sebaiknya pemakaian perhiasan dan aksesoris lain dihindari pada saat
melakukan proses produksi, karena kotoran yang menempel pada perhiasan
atau aksesoris itu dapar berpindah dan mengkontaminasi produk.
3. Untuk saluran pembuangan sebaiknya lebih diperhatikan lagi, karena pada saat
tertentu bau tidak sedap muncul dan mengganggu proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, A F. 2009. Sistem Produksi dan statistical Process Control (SPC) Berat
Bersih Margarin pada Mesin G & A di PT.Smart TBK Surabaya. Jurnal
Praktik Kerja Lapangan Statistical Process Control (SPC)
Buckle, K.A.PA Eiwards, GH Fleet, M. Wooton.1985. Ilmu Pangan. UIPress
penerjemah Purnomo, Hari. Jakarta.
Damodaran, S. and A. Paraf. 1997. Food Proteins and Their Applications. Marcel
Dekker. New York.
Haryono.1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius. Yogyakarta.
Igoe, R. S. and Y. H. Hui. 1996. Dictionary of Food Ingredient, third edition.
Chapman & Hall. New York.
Ismayani, Yeni. 2007. Variasi kue sus. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Jenie, Betty Sri Laksmi. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius.
Yogyakarta.
Kamarijani. 1983. Perencanaan Unit Pengolahan. Fakultas Teknologi Pengolahan.
Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Ketaren. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.
Moehji. 1971. Ilmu Gizi. Pranata. Jakarta.
Mudjajanto.E.Setyo. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya, Jakarta.
Muzaifa, Murna, Zalniati Fonna Rozali dan Rasdiansyah. 2012. Produksi Roti Tawar
dari Labu Kuning dengan Persentase Substitusi Tepung Terigu dan
Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda. Jurnal Hasil Penelitian Industri. Vol.
25, No. 2.
Nitisemito, Alex, S., 1972. Marketing. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Raharjo, Sri. 2000. HACCP Generic Model Untuk Proses Sterilisasi Komersial
Pangan .UGM. Yogyakarta
Riganakos, K. A. and M. G. Kontominas. 1995. Effect of Heat Treatment on Moisture
Sorption Behavior of Wheat Flours Using A Hygrometric Tehnique. G.
Charalambous (Ed). Food Flavors : Generation Analysis and Process
Influence. Journal.
SNI, 1994. Syarat Mutu Makanan. Pusat Standarisasi Industri, Departemen
Perindustrian, Jakarta.
SNI. 1995. Roti. Badan Standarisasi Nasioanal.
Soekarto. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. IPB Press.
Bogor.
Soejoeti. 1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Subarna. 2002. Pelatihan Roti. PT Fits Mandiri. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soedarmo dan Sediacerama, 1969. Ilmu Gizi. Dian Rakyat, Jakarta.
Soedarmo, dan Sediaoetama. 1977. Ilmu Gizi. Dian Rakyat, Jakarta.
Syarief, R. dan Irawati, A. 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. PT.
Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Tarwotjo, Soejati. 1998. Dasardasar Gizi Kuliner. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.
Winarno, F.G. Srikandi F, Dedio F.1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia,
Jakarta.
Winarno, F. G dan Surono. 2002. Cara Pengolahan Pangan yang Baik. M Brio Press.
Bogor.
Yamit. 1996. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonosia Kampus Fakultas
Ekonomi UII. Yogyakarta.