Anda di halaman 1dari 5

Kesopanan Berbahasa

Mencerminkan Tingkat Peradaban


Seseorang
Berbahasa seringkali dianggap bisa mencerminkan tingkat kesantunan
seseorang. Orang yang lemah lembut dalam bertutur kata akan terlihat lebih
berwibawa. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dalam berkomunikasi,
kita terbawa bukan oleh penampilan lawan kita dalam berkomunikasi tetapi
lebih sering oleh olah tutur lawan kita dalam berbahasa. Seburuk apapun
penampilan seseorang bila yang bersangkutan sudah berdialog dengan kita
maka secara tidak langsung anggapan kita terhadap orang tersebut akan
berubah begitu kita mendengar cara bertutur katanya.
Dalam bertutur kata baik diksi maupun cara penyampaiannya memang
bisa kita tebak, walaupun tidak mutlak, bagaimana perilaku orang tersebut
bertindak dan berperilaku sehari-hari. Orang yang sering berkata kasar
tentunya akan membawa anggapan pada orang yang mendengarkannya
bahwa orang tersebut sering bertindak kasar dan sering menghalalkan
segala cara. Demikian juga sebaliknya, bahwa orang yang cara bertuturnya
tertata, runtut serta lemah lembut pembawaannya, bisa dipastikan bahwa
orang tersebut adalah orang yang mengerti sopan santun.
Dalam berbahasa Indonesia pun demikian, walaupun tidak seperti di
bahasa daerah kesantunan dalam berbahasa masih bisa kita amati baik itu
melalui cara penyampaian maupun cara pemilihan katanya. Sebagaimana
bahasa daerah, Bahasa Indonesia pun mempunyai kata kata yang
dimaksudkan untuk lebih melembutkan pemaknaan agar tidak terkesan
kasar bagi penerimanya. Misalnya, frase meninggal dunia lebih sering
digunakan untuk menggantikan kata mati atau wafat. Begitu pula kata
diamankan lebih sering digunakan untuk menggantikan kata ditangkap. Itu
adalah dua contoh kecil penggunaan bahasa Indonesia yang sudah sering
kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penggunanya, dua contoh di atas bukan dimaksudkan untuk
memanipulasi arti atau maksud dari pesan yang disampaikan namun
semata-mata untuk lebih melembutkan kesan yang diterima oleh penerima
pesan agar lebih tenang menyikapinya. Bisa kita bayangkan bagaimana
perasaan seseorang yang diberitahu bahwa kerabatnya atau teman
dekatnya telah mati dengan kata kata maaf istrimu telah mati tentu
perasaan orang tersebut akan lebih campur aduk dalam menyikapi pesan
yang disampaikan. Tentu akan lebih menyejukkan apabila pemberitahuan itu

disampaikan dengan cara ibu dari anak anakmu telah meninggal dunia,
kami turut berbela sungkawa.

Sudah banyak contoh yang bisa kita amati baik secara langsung
maupun tidak langsung (melalui media elektronik) bahwa orang orang
yang terkenal santun perilakunya, dalam setiap penampilannya, hampir
dipastikan akan selalu terlihat tenang cara bertutur katanya serta baik
pemilihan katanya.
Dalam berbahasa kita memang dituntuk untuk berbahasa secara benar
dan tepat namun bersopan santun dalam berbahasa pun harus diperhatikan
agar persepsi penerima pesan yang hendak kita sampaikan tidak negatif
terhadap kita. Dengan berbahasa yang sopan, baik, dan benar bisa
memcerminkan siapa kita sesungguhnya apakah kita termasuk orang yang
beradab atau orang tak beradab.

Jangan Anggap Enteng Menyapa


Seseorang!
Seberapa Penting Sapaan Menurut Anda?
Menyapa seseorang dengan ramah dan menyebut nama adalah hal biasa
yang sesungguhnya luar biasa. Di Amerika saya pernah disapa dengan sebutan
hey yo, atau whats up dog, how you doin? Tapi apapun itu saya akan lebih
suka dan senang disapa dengan sapaan menyebut nama. Hi Michael akan lebih
enak didengar daripada Hey yo yang terkesan kasar dan asalan.
Sapaan terhadap seseorang jangan dianggap remeh dan biasa-biasa saja.
Menyapa dengan ramah akan mengundang keramahan-keramahan lain
berdatangan silih berganti. Hukum tabur tuai juga berlaku di sini. Kita menabur
ketidakramahan, akan menuai ketidakramahan pula. Banyak memberi
senyum, akan banyak menerima tawa. Banyak mengobral cemberut, akan
banyak pula memanen kesinisan orang.
Jangan heran juga misalnya kalau kita menemui sebuah call center di
Bangalore India yang karyawannya juga adalah orang-orang India, tapi mereka
mampu menyapa dan menjawab pertanyaan para pelanggan dari seluruh dunia
dengan beragam aksen. Mereka mampu menjawab dengan aksen Amerika, Inggris,
Australia, Eropa Utara, dan masih banyak lainnya. Mereka sungguh-sungguh dilatih
untuk itu. Menyapa seseorang berdasarkan bahasa asal orang tersebut jelas akan
memberi impact yang sangat dalam.
Ketika kita menyapa dengan memakai bahasa lokal orang yang kita temui,
bukan hanya akan membuat ia terkesima, tapi dapat membuat ia jatuh hati untuk
dapat berbicara dengan kita lebih lama lagi. Sapaan dapat memesona begitu
banyak pria dan wanita di muka bumi ini. Sapaan yang manis telah pula
menumbuhkan cinta diantara banyak orang.
Orang bilang jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi saya percaya ada
banyak yang jatuh cinta karena sapaan pertama.
Begitu pula dalam menyapa nama, baik itu lisan dan tulisan usahakan untuk
mengeja nama orang secara tepat dan benar. Bertahun-tahun saya tinggal di
Amerika, rasa-rasanya belum sekalipun saya pernah menerima undangan, kartu
ucapan, pemberitahuan, atau apapun juga yang menyangkut nama saya dan di situ
tertera salah eja nama. Kalau di Indonesia mungkin kita masih belum terlalu

mementingkan betapa pentingnya untuk tidak salah eja dalam menyebut atau
menulis nama orang.
Jadi, betapa pentingnya cara, isi, dan ketepatan kita menyapa seseorang.
Sapaan itu kelihatan hal kecil. Tapi yang kelihatan kecil ini akan sangat bisa
memengaruhi hal-hal besar. Masih ada satu contoh lagi yang ingin saya bagikan.
Ada seorang kawan lama saya, ia sudah hidup puluhan tahun di Amerika, sekitar 20
tahunan, waktu pulang kampung ke Manado ia berbicara dan menyapa
sebagaimana pergaulannya di Amerika. Nah, di Amerika sapaan untuk menyebut
orang kedua selalu hanya cukup dengan menyebut satu kata, you. Siapa pun dan
usia berapa pun orang yang hendak disapa tersebut. Hal itu secara salah kaprah
diberlakukan di kampungnya, ia menyapa seorang adik dari kakeknya yang
mungkin sudah berusia 60-an tahun dengan sebutan ngana (bahasa Manado-nya
untuk menyebut you). Ia langsung saja dikatakan anak tidak tahu sopan. Karena
sapaan ngana sangat kasar jika dipakai menyapa orang yang lebih tua jauh
umurnya di atas kita.
Bahasa Indonesia menyediakan begitu banyak kata-kata manis dan baik
untuk menyapa seseorang. Bila kita mau menggunakannya, niscaya akan
berdampak terhadap keharmonisan hubungan dalam sebuah komunitas,
masyarakat, bahkan negara. Karena kata-kata sapaan tersebut tersedia secara
gratis, kenapa kita masih segan dan ragu menggunakannya? Ayolah
Sapalah dengan penuh cinta, bermurah hatilah untuk tersenyum, dan
balaslah sapaan orang yang menyapa kitaMichael sendow.

Apa yang perlu kamu ketahui tentang sopan santun


Dengan bersopan santun, tiga hal berikut bisa menjadi lebih baik dalam hidupmu:
1. Nama baikmu. Cara kamu berurusan dengan orang akan meninggalkan kesan
baik ataupun buruk. Kalau kamu sopan, kemungkinan besar orang akan
menganggapmu dewasa dan bertanggung jawab; dan mereka juga akan
memperlakukanmu dengan cara yang sama! Tapi, kalau kamu kasar, orang akan
menganggap kamu hanya memikirkan diri sendiri. Akibatnya, kamu bisa
kehilangan banyak kesempatan, seperti mendapat pekerjaan dan yang lainnya.
Seperti kata Alkitab, Orang yang kejam merugikan dirinya.Amsal 11:17,
Bahasa Indonesia Masa Kini.

2. Pergaulanmu. Alkitab mengatakan, Kenakanlah kasih, sebab itu adalah ikatan


pemersatu yang sempurna. (Kolose 3:14) Prinsip ini jelas berlaku dalam
berteman. Orang suka berteman dengan orang yang sopan dan yang
memperlakukan mereka dengan baik. Lagi pula, siapa yang mau berteman
dengan orang yang kasar atau yang menyebalkan?
3. Cara orang memperlakukanmu. Kalau kamu selalu sopan, orang yang selalu
kasar terhadap kamu pun akhirnya mungkin perlahan-lahan akan
memperlakukanmu dengan baik, kata seorang remaja bernama Jennifer.
Tentu, kalau kamu kasar, kamu juga akan diperlakukan dengan buruk. Alkitab
mengatakan, Dengan takaran yang kamu gunakan untuk menakar, mereka akan
menakarkannya kepadamu.Matius 7:2.

Anda mungkin juga menyukai