Anda di halaman 1dari 38

PEMANFAATAN SERAT BATANG PISANG SEBAGAI SERAT

ALAMI SERTA RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBUATAN


KOMPOSIT, PULP DAN KERTAS
Hilda Afiani
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang

Abstrak:
Pisang (Musa sp) merupakan tanaman herba berserat yang berasal dari kawasan
Asia Tenggara. Musa textillisdimanfaatkan menjadi filler dalam komposit, tekstil, pulp
dan kertas dengan campuran bahan lain. Cara pembuatan komposit adalah mencampur
serat batang pisang dengan komposisi lain (CaCO, DOP, Epoksi, Ba Cd Zn, Asam
stearat). Cara pembuatan kertas adalah dengan mencampur serat batang pisang yang
sudah dikeringkan dengan asam asetat 80%, dimasak dalam suhu 150 0C selama 4 jam,
menyaring, mengeringkan dan membuat lembaran-lembaran dengan memotong filtrat.
Cara lain adalah dengan menambahkan sekam untuk membuat tekstur kertas yang
khas. Upaya promotif yang telah dilakukan adalah dengan mempromokasikan via web
serta yang bisa kita lakukan adalah mengembangkan produk dari pisang abaca sesuai
minat pasar sedangkan upaya preventif yang telah dilakukan adalah dengan
mengusahakan budidaya pisang abaca dan yang bisa kita lakukan adalah dengan
pembudidayaan secara mandiri.
Kata kunci: Musa, Musa textillis, Serat alam, komposit, kertas.
PENDAHULUAN
Pisang (Musa sp) merupakan tanaman herba berserat yang berasal dari kawasan di
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah.
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae


Kelas

: Monocotyledonae

Keluarga : Musaceae
Genus

: Musa

Spesies

: Musa sp.

Diantara banyaknya jenis pisang, ada jenis pisang yang tidak dimanfaatkan
sebagai

bahan

makanan

seperti

pada

umumnya,

seperti

spesies Musa

textilis yang dapat dimanfaatkan seratnya sebagai bahan tekstil, produksi pulp dan
kertas, serta penelitian tahun 2011 hingga 2012 di Filipina mengembangkan serat

dari Musa

textilis bagian

batang

pisang,

khususnya

tempat

tandan

pisang

bergantung, menjadi papan serat komposit. Papan jenis ini bisa digunakan dalam
pembangunan rumah.
Musa textilis atau yang lebih dikenal dengan nama abaca, merupakan tanaman
asli Filipina. Filipina memanfaatkan serat pisang sebagai bahan baku pembuatan
pakaian. Oleh karena itu pisang ini dinamakan Musa textilis. Pisang ini disebut pisang
manila karena diduga berasal dari manila. Selain di manila, pengembangan pisang ini
juga ditemukan di daerah lain seperti india, Guatemala dan Honduras.
Batang pisang serat merupakan batang semu yang terbentuk dari upih-upih daun
yang saling menutupi. Tingginya bisa mencapai 7meter dengan daun berwarna hijau
berbentuk lancet. Bunganya menyerupai bunga pisang pada umumnya, yakni berbentuk
buah jorong, berkulit tebal, tidak untuk dikonsumsi. Biji berwarna hitam, bulat, kecil dan
tampak seperti biji randu.
Tergolong tanaman tropika, tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m
dpl. Tanah yang cocok untuk tempat hidupnya adalah tanah lempung, agak gembur,
serta kaya akan humus (Suyanti, 2008)
GAMBARAN KHUSUS
Pemanfaatan tumbuhan pisang Musa textilis sebagai bahan pembuat pakaian,
bahan alternative pembuat kertas, serta komposit sudah lama ditemukan. Abaca sudah
menjadi bahan eksport yang bagus selama Sembilan abad. Namun telah menurun
dengan hadirnya bahan sintetis.
Meski sudah kalah dengan hadirnya bahan sintesis. hingga kini bahan serat
abaca masih terhitung sebagai bahan kelas tinggi. Pisang serat merupakan pilihan yang
bagus yang juga digunakan sebagai komposit di industri otomotif. Contohnya pada
Mercedes A- dan B- class, yang pasti prestisius (Manilla Bulletin ditulis kembali oleh jorg
mussig, 2010).
Di Indonesia, penggunaan serat dari pisang ini diakali oleh mahasiswa dan
beberapa peneliti lainya menjadi komposit dengan tambahan bahan lain yang juga
alami. Pisang yang digunakan dalam pelenlitian tersebut tidak hanya pisang abaca
melainkan pisang jenis apapun dengan memanfaatkan bagian batangnya. Batang
pisang merupakan limbah dari tanaman pisang yang telah ditebang untuk diambil
buahnya

dan

merupakan

limbah

pertanian

potensil

yang

belum

banyak

pemanfaatannya.
Ketersediaan bahan baku kayu di alam mulai berkurang, maka tidak menutup
kemungkinan dikembangkan
(agrobased-

produk

papan

komposit

dari limbah

pertanian

composite) dengan kualitas yang sama dengan bahan baku kayu

(Supraptiningsih,2012)
Penelitian

pemanfaatan

batang

pisang

sebagai

komposit

antara

lain

Pemanfaatan Serbuk Serat Batang Pisang Sebagai Filler Terhadap Komposit Pvc

Caco3 yang dilakukan oleh Supraptiningsih (2012). Hasil dari penelitian tersebut adalah
bahwa Komposit PVC-CaCO3 dengan filler serbuk serat batang pisang jika
dibandingkan dengan SNI 15-0233-1989 Mutu dan Cara Uji Lembaran Serat Semen,
menunjukkan semua komposit PVC-CaCO3 dengan filler serbuk serat batang pisang
memenuhi persyaratan seperti yang ditetapkan oleh SNI tersebut. Kerapatan air baik
(tidak terjadi tetesan) dan kemampuan digergaji dan dipaku pun baik (tidak cacat/retak).
Penelitian lain berkenaan dengan pemanfaatan batang pisang sebagai bahan
campuran komposit dilakukan oleh Bodja Suwanto (2010) yang meneliti Pengaruh
Temperatur Post-Curing Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Epoksi Resin Yang
Diperkuat Woven Serat Pisang. Hasil dari penelitian tersebut adalah Kekuatan tarik
maksimum yang terjadi pada komposit yang mengalami proses post-curing pada
temperatur 1000 C sebesar

42.82 MPa, sehingga terjadi peningkatan kekuatan

tarik sebesar 40.26% apabila dibandingkan dengan komposit tanpa pemanasan.


Kekuatan tarik yang terjadi pada komposit terlihat lebih kecil

bila dibandingkan

dengan kekuatan tarik dua material penyusunnya, Dengan kata lain, penambahan
serat dari batang pisang sebagai salah satu material penyusun mampu memperkuat
komposit.
Pengujian yang dilakukan oleh Institute of Molecular Biology and Biotechnology
di University of the Philippines menunjukkan papan serat dari batang pisang memiliki
sifat tahan lama, elastis, serta mampu menyerap air dengan baik. (Chavez,2014).
Selain menjadi filler atau materi campuran dalam pembuatan komposit ataupun
papan, serat dari batang pisang, baik pisang abaca maupun pisang jenis lain, juga
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pulp dan kertas.
Kerusakan kertas pada bahan pustaka dan arsip pbanyak sekali terjadi dan
merugikan. Kerusakan dapat dimulai dari hal terkecil, seperti hilangnya sebagian
kandungan informasi, sampai kerusakan besar yang menyebabkan hilangnya
keseluruhan kandungan informasi pada bahan pustaka atau arsip. Kertas permanen
dapat digunakan untuk mencegahnya hal tersebut. (Lukman, 2009). Kertas permanen
dapat dibuat melalui metode terbaru menggunakan serat alami dari batang pisang.
Zulferiyenni, dkk (2009) berhasil menemukan cara pembuatan pulp dan kertas
dari serat batang pisang dengan mutu yang baik dan sesuai dengan standar SNI dalam
penelitian Proses Pembuatan Pulp Berbasis Ampas Tebu: Batang Pisang Dengan
Metode Acetosolve. Selain itu Prabawati dan Wijaya (2009) juga berhasil membuat
karton hias dengan corak yang khas dari perpaduan bahan baku sekam dan pelepah
pisang.
Sayangnya, hasil-hasil yang menggembirakan tersebut masih sebatas hasil
penelitian saja. Pemanfaatanya masih sangat kurang, belum banyak yang memproduksi
secara kontinu temuan-temuan tersebut.

Berbicara laba yang dapat dihasilkan dari usaha pemanfaatan tumbuhan pisang,
sudah ada yang berhasil mendapat keuntungan ekonomis besar dari usaha budidaya
pisang abaca di Indonesia, contohnya adalah Istikhah di Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia mulai bisnis budidaya pisang sejak 2010 di lahan seluas 4.000 m 2. Dalam
sebulan, dapat dihasilkan sekitar 4 ton serat abaca. Harganya dibanderol Rp 6.000 per kg.
Jadi, dari budidaya pisang abaca, omzet yang didapat sekitar Rp 20 juta per bulan. Laba
bersihnya adalah 40% - 50%.
Yudi Apriyadi juga berhasil menjalankan bisnis yang sama di Pondok Jaya Bintaro,
Tangerang yang membudidayakan tanaman abaca di lahan seluas 3.000 m 2 sejak 1998. Ia
memasok serat abaca ke industri-industri pembuatan kertas. Ia mengklaim, dalam
setahun, lahannya bisa menghasilkan 200 ton pohon pisang abaca siap olah. Selain
menjual batang pisang, ia juga menjual bibit pohon pisang abaca yang dibanderol Rp
50.000 per bibit. Dari bisnis ini, ia bisa meraup omzet Rp 11 juta sebulan.

Membuat Serbuk Serat Batang Pisang Sebagai Filler Terhadap Komposit Pvc
Caco3
Serat batang pisang merupakan jenis serat yang berkualitas baik, dan
merupakan salah satu bahan potensial alternatif yang dapat digunakan

sebagai

filler pada pembuatan komposit polivinil klorida atau biasa disingkat PVC.
Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
1.

Serbuk serat batang pisang dibuat dari pelepah pisang yang dihaluskan direndam
dalam NaOH 15% selama 24 jam untuk menghilangkan lignin yang ada. Sesudah itu
dikeringkan, dan diayak dengan ayakan 200 mesh.

2.

Membuat komposit PVC-CaCO3 dari PVC jenis suspension dan Kalsium karbonat
(CaCO )

berbentuk tepung, Dioctyl Phtalat (DOP) sebagai plastisizer, Epoksi sebagai

co plastisizer, Ba Cd Zn sebagai bahan stabilizer, Asam stearat sebagai pelumas


(lubricant), tambahkan serbuk serat batang pisang yang sudah jadi, dicampur di dalam
mixer sampai rata (15 menit)
3.

Selanjutnya untuk menjadikan campuran lebih homogen digunakan mesin Two Roll
Mill pada suhu 50 C dengan kecepatan perputaran roll 50 rpm.

4.

Dilakukan pencetakan dan pengeringan agar diperoleh bentuk komposit yang


diinginkan.
Membuat pulp dan kertas dari campuran ampas tebu dan batang pisang:

Bahan baku dari pembuatan pulp dan kertas antara lain:

Ampas tebu

Batang pisang

Asam asetat 80%

Sedangkan alat yang digunakan antara lain:

Oven

Alat penggiling atau pisau

Rotary digester

Saringan

Bak plastik atau cetakan

Cara membuatnya adalah sebagai berikut:


1.

Menyiapkan bahan baku berupa ampas tebu dan batang pisang

sebanyak Sebanyak 1000 gr, mengeringkanya secara manual dengan dijemur maupun
di oven, dipotong kecil-kecil, kemudian memasukkanya ke dalam rotary digester (alat
pemasak) beserta asam asetat 80%. Rasio larutan pemasak dengan bahan baku adalah
15:1
2.

Suhu pemasakan maksimum 1500C pada tekanan yang terjadi pada

suhu 1500C selama 4 jam.


3.

Mencuci dengan air hingga bersih lalu menyaringnya untuk mendapatkan

4.

Filtrat dikeringkan pada suhu kamar

5.

Membuat lembaran lembaran dengan memotong filtrat yang sudah kering

filtrat

sesuai ukuran kertas yang diinginkan


Lignin mengganggu ikatan serat sehingga pulp yang dihasilkan

memiliki

kekuatan rendah, begitu juga kecerahan yang rendah dan warna yang tidak baik.
Sehingga dilakukan pemasakan pada suhu tertentu dengan bantuan asam asetat
konsentrasi 80% untuk menghilangkan lignin yang dimiliki oleh bahan baku (ampas tebu
dan batang pisang). selama proses pemasakan pulp, lignoselulosa melepaskan
asam organik sehingga acepat menurunkan nilai pH sistem pelarut sehingga
terjadi proses delignifikasi.
Cara Membuat Kertas Hias Dari Sekam Dan Pelepah Pohon Pisang
Bahan yang digunakan antara lain:
Merang

pelepah pohon pisang

air

Natrium hidroksida (pro analisis)

lem kayu

Sedangkan alat yang digunakan antara lain:


Blender

Baskom

Screen

Ember

Kasa

Busa

Setrika
Cara membuatnya:

1.

Pembuatan Pulp:

1)

Pelepah pohon pisang dan merang yang telah dipotong kecil lalu dimasak dengan
larutan NaOH 7% b/b.

2)

Setelah dingin, potongan tersebut dihaluskan dengan blender sampai menjadi seperti
bubur.

3)

selanjutnya bubur kertas dituang ke dalam baskom yang telah berisi air.

2.

Pembuatan Kertas dari Pulp:

1)

Bubur kertas yang telah terbentuk kemudian dijadikan lembaran-lembaran kertas yaitu
dengan cara screen tanpa kasa diletakkan di atas screen dengan kasa, sehingga
seakan-akan kasa terletak atau terjepit di antara dua bingkai atau screen.

2)

Screen tersebut dimasukkan kedalam wadah penampungan (ember) yang berisi


campuran air dan bubur kertas, sehingga seluruh screen tenggelam kedalam adonan,
dan dengan cepat screen diangkat.

3)

Air dibiarkan menetes beberapa saat dari screen kemudian screen tanpa kasa dilepas
sedangkan screen dengan kasa dibalik dengan cepat dan hati-hati, dan diletakkan di
atas meja yang telah dialasi kain sehingga kasa berscreen berada di posisi atas dan
adonan kertas berada di posisi bawah kertas.

4)

Setelah itu, air pada screen diserap dengan menggunakan potongan busa yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Penyerapan dilakukan dengan menekankan busa tersebut
pada kasa, dan bila busa telah banyak menyerap air, kemudian diperas. Langkah ini
diulangi hingga screen tidak lagi mengandung banyak air kemudian secara perlahan
screen diangkat dari meja.

5)

Pengangkatan screen dimulai dari ujung screen bagian atas terus ke bawah.

6)

Setelah itu kertas yang masih basah bersama dengan alasnya, dijemur langsung di
bawah sinar matahari hingga setengah kering, kertas tersebut lalu dilepas dari alasnya,
dan segera distrika hingga benar-benar kering dan permukaan menjadi rata.
Merang dan pelepah pohon pisang yang dimanfaatkan sebagai bahan alternatif
pembuatan kertas memiliki sifar ramah lingkungan serta kertas yang dihasilkan dari
kedua bahan tersebut mempunyai keungulan yang terletak pada corak dan warnanya
yang khas.
Upaya Promotif
Upaya promosi yang telah dilakukan adalah dengan promosi melalui web untuk
menjaring investor demi pengembangan budidaya dan pengolahan tumbuhan pisang
abaca ini. Contoh web yang dimaksud adalah Citra yang bisa diakses di

www.citracenter.com.Sebenarnya, Jika

dikembangkan

dengan

baik,

Indonesia

berpeluang besar merebut pangsa pasar dunia untuk komoditas serat pisang abaca. Saat
ini, kebutuhan total serat abaca dunia mencapai 200.000 ton per tahun. Tapi, baru bisa
dipenuhi sekitar 50% dari Philipina dan Ekuador.
Peluang pasar Abaca sebetulnya masih terbuka,. Permintaan dari negara
maju seperti Jerman, Belanda, Perancis, Jepang, Spanyol, Denmark, Amerika, Inggris,
dan Kanada terus meningkat. Kondisi ini menunjukkan adanya peluang bagi
Indonesia untuk meningkatkan areal dan produksi Abaca sebagai komoditas ekspor
non-migas (Harun, 2013)

Selain pengembangan berupa pembudidayaan pisang abaca, perlu juga adanya


upaya promosi dari produk-produk yang sudah ditemukan cara pembuatanya dari
berbagai penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya agar tidak hanya menjadi
sekedar temuan belaka. Temuan-temuan tersebut dapat dikembangkan untuk masa
depan yang lebih baik untuk lingkungan dan kemajuan ekonomi indonesia mengingat
rendahnya harga pelepah atau batang pisang yang notabene adalah limbah dan produk
yang dihasilkan dari batang pisang tersebut bersifat ramah lingkungan.
Contoh yang produk dari olahan batang pisang yang memiliki prospek yang
bagus adalah kerajinan berbahan baku kertas yang dibuat dari batang atau pelepah
pisang. Kerajinan yang dibuat dapat berupa undangan, sampul buku, tempat pensil, dan
lain-lain. Tidak lupa untuk mendesain kerajinan tersebut sesuai dengan dinamika fashion
yang sedang trend di masyarakat.
tidak hanya membuat kotak pensil, figura, dan lain sebagainya yang desainya
sudah terlalu umum dan mulai ditinggal masyarakat, hendaknya produk yang didesain
mengikuti kekinian minat pasar. Misalnya, kini, ketika paper ini ditulis, april 2014,
smartphone dan aksesorisnya sedang ramai diminati pasar khususnya anak muda
dengan tingkat konsumtif tinggi. Kita dapat melihat fenomena ini sebagai peluang untuk
membuat serta memasarkan kerajinan dari pelepah pisang dengan dijadikan aksesoris
smartphone. Contohnya dengan mengaplikasikan komposit dari serat pisang tadi
menjadi

case

smartphone.

Desainya

kira-kira

adalah

sebagai

berikut:

Gambar

Case smartphone
Gambar tersebut merupakan gambar case atau bungkus smartphone yang
sedang banyak diminati di pasaran pada bulan april 2014. Gambar tersebut diambil dari
instagram dan terbuat dari kayu sehingga disebut wooden case. Alangkah baiknya jika
bahan dasar kayu dapat kita ganti dengan komposit atau papan dari serat batang
pisang. Selain lebih kuat, case dari bahan dasar serat batang pisang tentunya
menguntungkan lingkungan karena bisa mengurangi penggunaan bahan dasar kayu
sehingga sekaligus mengurangi penebangan pohon.
Inovasi untuk masa yang akan datang ketika case smartphone sudah tidak
begitu diminati adalah kita dapat membuat case atau aksesoris lain untuk gadget yang
tentunya juga sudah berkembang dengan desain yang juga mengikuti minat
masyarakat.
Kekuatan dari komposit dengan filler serat batang pisang

yang memiliki

kerapatan air baik (tidak terjadi tetesan) dan kemampuan digergaji dan dipaku pun baik
(tidak cacat/retak) dapat juga dimanfaatkan untuk pembuatan helm.
Indonesia memiliki penduduk dengan kebiasaan berkendara dengan sepeda
motor sebanyak 77,7 juta unit pada tahun 2012 (Kurniawan,2013). Tentunya setiap
pengendara menggunakan helm ketika berkendara. Data Kementerian Perindustrian
pada tahun 2008 impor helm mencapai US$ 8 juta, dengan jumlah sebanyak 4 juta unit

helm (Suhendra, 2010). Akan sangat bagus jika Indonesia mampu membuat helm
sendiri apalagi dengan komposisi serat pisang yang ramah lingkungan. Selain
berkontribusi untuk lingkungan, juga menguntungkan Indonesia secara ekonomi.
Selain dengan mendesain produk sedemikian rupa agar tetap diminati
masyarakat, tindakan promotif lain yang dapat dilakukan adalah dengan beriklan di
media sosial nyata dan maya, menggunakan sendiri produk-produk tersebut sehingga
diri kita sendiri dapat menjadi seperti iklan berjalan.
Upaya Preventif
Upaya prefentif yang telah dilakukan di filipina adalah mempergunakan serat
pisang abaka untuk campuran kertas uang agar dapat diproduksi dan dipakai secara
kontinu sehingga tidak ditinggalkan masyarakat.
Pada tahun 2000, Bank Central Filipina menggunakan campuran 20/80%
abaka/kapas untuk kertas uang. Serat tanaman ini menjadi terkenal setelah dicampur
dengan serat dari bahan sutra dan nanas (Ananas comosus (L.) Merr.). Di Indonesia,
secara tradisional Abaka digunakan di pulau utara Sulawesi (Sangihe, Talaud) untuk
tenun dan jaring ikan, tetapi tidak pernah berkembang menjadi sesuatu yang sangat
penting. (Prohati, 2012)
Tiap tahun Indonesia mengimpor

kertas uangsebanyak

1,7 reem senilai

US $ 50 juta. Serat alam yang ada di dalam negeri memiliki potensi yang besar
untuk dimanfaatkan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan bahan kertas uang
dalam negeri. Hal ini sudah dilakukan penelitian bahan kertas uang oleh Balai
Besar Pulp dan Kertas.
dan

Kemen-terian

Bank Indonesia bekerjasama dengan LIPI, Balittas, ITS,

Perindustrian

dan

Perdagangan

(Kemperindag),

dengan

pertimbangan bahwa bahan genetik tanaman sudah

ada, sumberdaya lahan

sangat memenuhi syarat, dan sumberdaya manusia

sangat mendukung untuk

melakukan usaha pertanaman serat alam.


Apabila usaha pengembangan tanaman serat alam di dalam negeri dapat
diberdayakan

secara

maksimal maka

Indonesia

akan

dapat

meningkatkan

kesejah-teraan petani melalui pembangunan agribisnis komo-ditas serat alam,


yang

pada

gilirannya

akan mengurangi

impor

kertas

uang

sehingga

akan

menghemat devisa negara (Sudjindro,2011).


Tahun 2011 telah dibuka lahan baru pilot project perkebunan pisang abaca
varitas unggul seluas 24 hektar di Desa Cirende, Purwakarta. Bibit yang dikembangkan
pihak perusahaan tersebut bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Selulosa Deperindag, secara kultur jaringan memeliki keseragaman
kualitas tinggi dan berkesinambungan.
Upaya tersebut dimasa datang akan dikembangkan dengan sistem inti plasma
dengan lahan seluas 120 hektar. Investasi bagi pengembangan pilot project tersebut

diperkirakan mencapai Rp 11 juta per hektar. Sementara harga serat abaca di pasara
dunia mencapai 850 dolar AS per ton (Haryono, 2011)
Upaya prefentif yang dapat kita lakukan adalah dengan membudidayakan
tumbuhan pisang agar jika nantinya terjadi ekploitasi besar-besaran, tumbuhan pisang
ini tetap lestari. Berdasarkan asas tanggung jawab negara, negara akan menjamin
pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi
masa depan sebagai tujuan dilaksanakannya pembangunan yang berkelanjutan (Fahmi,
2011)
Dengan skala yang lebih canggih, kita dapat melakukan pembudidayaan dengan
mengaplikasikan teknik kultur jaringan.
Teknik perbanyakan tanaman melalui kultur in vitro telah banyak diterapkan
pada tanaman pangan industri salah satunya pada tanaman pisang (Musa paradisiaca
L.) karena Abaca secara morfologi tidak jauh berbeda dengan pisang lainnya, maka
teknik kultur in vitro dimungkinkan dapat menghasilkan bibit-bibit Abaca yang seragam
dan berproduksi tinggi. Para petani penanam pisang Abaca sangat menyukai bibit
pisang hasil kultur jaringan karena bila dibandingkan dengan bibit asal biji atau anakan
biasa, bibit pisang hasil kultur jaringan pertumbuhannya lebih pesat, seragam, dapat
disediakan dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, dan bebas patogen
berbahaya.
Eksplan dikulturkan pada media MS yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh
antara lain: BAP 5 ppm, kinetin 7 ppm dan NAA 1 ppm (Avivi dan Ikrarwati, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Avivi, Sholeh dan Ikrarwati. 2004. Mikropropagasi Pisang Abaca (Musa Textillis Nee) Melalui
Teknik Kultur Jaringan. J Ilmu Pertanian 2:27-34.
Chavez, Chito A. 2014. Banana Peduncle raising farming income seen. Manila buletin
Online.http://www.mb.com.ph/banana-peduncle-raising-farming-income-seen/. 5
April
2014 (13.42).
Fahmi, Sudi. 2011. Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jurnal Hukum. No. 2 Vol. 18 : 212 228.
Harun, Syekhfani Mohamad. 2013. Budi Daya Tanaman Abaca (Musa Textilis
Nee).http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2013/05/Budidaya-Pisang-Abaca.pdf. 20
Maret 2014 (16.37).
Haryono, 2011. Serat Pisang Abaca Peluang Indonesiadimuat dalam Majalah Gemari. 3
februari. Jakarta.
Kurniawan, Agung. 2013. 94,2 juta Mobil dan Sepeda Motor Berseliweran di Jalanan
Indonesia.http://otomotif.kompas.com/read/2013/02/26/6819/94.2.juta.Mobil.dan.Sepeda
.Motor.Berseliweran.di.Jalanan.Indonesia. 28 maret 2014 (19.02).
Lukman. 2009. Penggunaan Kertas Permanen Sebagai Pencegahan Kerusakan Kertas. J
BACA. 30:01-72.

Mussig, jorg. 2010. Industrial application of natural fiber: structure, properties, and techniccal
application. Wiley. United kingdom.
Prabawati, Susy Y., dan Wijaya, A. G. 2009. Pemanfaatan Sekam Padi Dan Pelepah Pohon
Pisang Sebagai Bahan Alternatif Pembuat Kertas Berkualitas. Aplikasia, J Aplikasi llmuilmu Agama. 9:44-56.
Prohati. 2012. Musa textilis Nee. http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=411. 1
april 2014 (17.15)
Sudjindro. 2011. Prospek Serat Alam Untuk Bahan Baku Kertas Uang. J Perspektif . 10:92
104
Suhendra, Syubhan Akib. 2010. Helm Wajib SNI, Peredaran Helm Impor
Berkurang.http://oto.detik.com/read/2010/02/23/145613/1305129/648/peredaran-helmimpor-berkurang. 28 maret 2014 (19.54)
Supraptiningsih. 2012. Pengaruh Serbuk Serat Batang Pisang Sebagai Filler Terhadap Sifat
Mekanis Komposit Pvc Caco3. dalam Majalah Kulit, Karet Dan Plastik. Vol.28 No.2
Desember
Suwanto, Bodja . 2010. Pengaruh Temperatur Post-Curing Terhadap Kekuatan Tarik Komposit
Epoksi Resin Yang Diperkuat Woven Serat Pisang. E-journal Wahana.
Suyanti,. Ahmad s. 2009. Pisang, budi daya, Pengolahan, dan Prospek Pasar. Penebar
Swadaya. Depok.
Zulferiyenni, Otik N. dan Sri H. 2009. Proses Pembuatan Pulp Berbasis Ampas Tebu: Batang
Pisang Dengan Metode Acetosolve. J Tek Industri dan Hasil Pertanian. 14:90-96.

MANILAPeneliti Filipina menyatakan beberapa bagian pohon pisang bisa


digunakan untuk membangun rumah korban bencana, termasuk Topan Haiyan.
Temuan didapatkan peneliti dari Institute of Molecular Biology and Biotechnology di
University of the Philippines. Mereka meneliti kegunaan penting pohon pisang antara
Februari 2011 hingga Juni 2012. Menurut penelitian, bagian batang pisang, yang
menjadi tempat tandan pisang bergantung, mampu menghasilkan papan serat
komposit. Papan jenis ini bisa digunakan dalam pembangunan rumah.

Philippine Bureau of Agricultural Research

Serat pisang yang sudah dikeringkan.

Selain itu, batang dan pelepah pisang juga kaya serat, yang bisa digunakan dalam
produksi pulp dan kertas. Serat ini bisa diekstrak menjadi jus untuk bahan aditif
makanan.
Manfaat pohon pisang ini bisa mengurangi biaya produksi manufaktur, sekaligus
memperkuat pendapatan petani perkebunan pisang di Filipina, sebut peneliti. Kami
berharap [manfaat] produk ini bisa diadopsi industri, sahut Dr. Mary Ann Tavanlar,
ketua penelitian.

More In asia

Pantau Banjir dengan Selancar di Internet

Jelang Valentine, MUI Tolak Penjualan Kondom

PetaJakarta Kebanjiran Laporan Banjir

Insiden Kacang Korean Air: Vonis Penjara Satu Tahun

Mobil Nasional, Perlu atau Tidak?

Dari beberapa produk yang dikembangkan lewat penelitian, Tavanlar mengaku paling
optimistis soal kelangsungan hidup komersial dari papan serat pelepah pisang. Serat
pisangnya diikat dengan bantuan bahan resin dan semen.

Philippine Bureau of Agricultural Research

Papan dari serat pisang.

Menurut Tavanlar, pengujian menunjukkan papan serat ini tahan lama, elastis, serta
menyerap air dengan baik. Papan serat dapat dimanfaatkan sebagai dinding dan
panel langit-langit bangunan.
Investasi awal untuk produksi papan dari pisang ini tak menghabiskan banyak uang.
Terlebih lagi, kata Tavanlar, harganya lebih murah ketimbang bahan bangunan lain.
Kami hanya menggunakan meja biasa untuk menekan serat menjadi papan dalam
eksperimen, tukas Tavanlar.
Meski pebisnis belum mengadopsi gagasan ini, sebut Tavanlar, beberapa koperasi
petani mulai memperlihatkan minat dalam pemanfaatan pelepah. Temuan ini secara
resmi diumumkan tahun lalu oleh Biro Penelitian Pertanian Filipina.

Temuan mendapat sambutan dari berbagai kalangan. Anggota Kongres Filipina, Art
Yap, mengaku tertarik akan inovasi papan serat pelepah. Sebagai wakil rakyat dari
Provinsi Bohol, daerah bencana gempa bumi Oktober 2013, ia tertarik akan peluang
papan serat sebagai pengganti bahan pembangun rumah bambu bersemen.
Pemerintah dan beberapa lembaga membangun rumah bambu untuk korban gempa
bumi.
Sekitar 80 ribu rumah rusak kala gempa bumi menerjang Filipina bulan Oktober lalu.
Paling tidak 10 ribu hunian benar-benar hancur, demikian data Badan Manajemen dan
Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina.

Wow, Batang Pohon Pisang Bisa Dijadikan Papan Serat Komposit


REDAKSI SABTU, 01-02-2014 | 07:39 WIB

FOTO: ARCHELLO.COM

BATAMTODAY.COM, Manila - Peneliti Filipina menyatakan beberapa bagian pohon pisang bisa
digunakan untuk membangun rumah korban bencana, termasuk Topan Haiyan.

Temuan didapatkan peneliti dari Institute of Molecular Biology and Biotechnology di University
of the Philippines. Mereka meneliti manfaat besar pohon pisang antara Februari 2011 hingga
Juni 2012.

Menurut penelitian, bagian batang pisang, yang menjadi tempat tandan pisang bergantung,
mampu menghasilkan papan serat komposit. Papan jenis ini bisa digunakan dalam
pembangunan rumah.

Selain itu, batang dan pelepah pisang juga kaya serat, yang bisa digunakan dalam produksi pulp
dan kertas. Serat ini bisa diekstrak menjadi jus untuk bahan aditif makanan.

Manfaat pohon pisang ini bisa mengurangi biaya produksi manufaktur, sekaligus memperkuat
pendapatan petani perkebunan pisang di Filipina, sebut peneliti. "Kami berharap (manfaat)
produk ini bisa diadopsi industri," kata Dr Mary Ann Tavanlar, ketua penelitian.

Dari beberapa produk yang dikembangkan lewat penelitian, Tavanlar mengaku paling optimis
soal kelangsungan hidup komersial dari papan serat pelepah pisang. Serat pisangnya diikat
dengan bantuan bahan resin dan semen.

Menurut Tavanlar, pengujian menunjukkan papan serat ini tahan lama, elastis, serta menyerap
air dengan baik. Papan serat dapat dimanfaatkan sebagai dinding dan panel langit-langit
bangunan.

Investasi awal untuk produksi papan dari pisang ini tak menghabiskan banyak uang. Terlebih
lagi, kata Tavanlar, harganya lebih murah ketimbang bahan bangunan lain.

"Kami hanya menggunakan meja biasa untuk menekan serat menjadi papan dalam eksperimen,"
tukas Tavanlar.

Meski pebisnis belum mengadopsi gagasan ini, sebut Tavanlar, beberapa koperasi petani mulai
memperlihatkan minat dalam pemanfaatan pelepah. Temuan ini secara resmi diumumkan
tahun lalu oleh Biro Penelitian Pertanian Filipina.

Temuan ini mendapat sambutan dari berbagai kalangan. Anggota Kongres Filipina, Art Yap,
mengaku tertarik akan inovasi papan serat pelepah.

Sebagai wakil rakyat dari Provinsi Bohol, daerah bencana gempa bumi Oktober 2013, ia tertarik
akan peluang papan serat sebagai pengganti bahan pembangun rumah bambu bersemen.
Pemerintah dan beberapa lembaga membangun rumah bambu untuk korban gempa bumi.

Sekitar 80 ribu rumah rusak kala gempa bumi menerjang Filipina bulan Oktober lalu. Paling tidak
10 ribu hunian benar-benar hancur, demikian data Badan Manajemen dan Pengurangan Risiko
Bencana Nasional Filipina. (*)

Sumber: The Wall Street Journal

Tahukah anda bahawa serat batang pisang boleh menghasilkan kertas dan beg pembungkus yang mesra alam? Selalunya
batang pokok pisang tidak digunakan selepas diambil buah dan daunnya dan sering kali batang pisang tersebut dibakar atau
dibiarkan begitu sahaja sehingga mencemarkan alam. Kegunaan pokok pisang bukan sahaja terletak pada buah dan daunnya
sahaja bahkan batangnya juga boleh digunakan.
Kini, sudah ada penemuan baru berkenaan pokok pisang yang telah diberikan nafas baru dengan menghasilkan bahan yang
berguna seperti kertas dan beg pembungkus untuk kegunaan komuniti umum.
Batang pisang sesuai dijadikan bahan komposit kerana mempunyai sifat kimia yang diperlukan iaitu selulosa, hemiselulosa,
lignin, dan bahan-bahan lain. Setiap sifat-sifat kimia ini mempunyai peratusan berbeza. Oleh itu bahan yang dihasilkan boleh
diklasifikasikan sebagai bahan komposit.
Penggunaan untuk menghasilkan bahan komposit daripada batang pisang ini adalah rentetan daripada penghasilan mi yang
dibuat dari tepung pisang pada tahun 2010 yang dikenali going banana, mi yang dihasilkan ini mengandungi kanji yang
tinggi (RS), serat makanan yang larut dan tidak larut serta anti-oksidan dan sangat sesuai kepada individu yang ingin
menjaga kesihatan. Penyelidikan ini dikendalikan oleh Dr Nor Aziah Abdul Aziz dari Teknologi Industri Universiti Sains
Malaysia (USM).
Pengeluaran pembungkusan bahan komposit berasaskan serat batang pisang telah dicipta oleh Dr Baharin Azahari dan Dr
Mazlan Ibrahim dari Pusat Pengajian Teknologi Industri dalam pengkhususan biosumber, kertas dan penglitup.
Penghasilan bahan komposit ini juga mendapat kerjasama Encik Adnan Mat dari Pusat Pengajian Seni. USM merupakan
universiti pertama di Malaysia yang menghasilkan produk berasaskan pokok pisang.
Dalam penghasilan bahan komposit ini, kedua-dua pusat pengajian bekerjasama untuk menghasilkan produk yang terbaik.
Pusat Pengajian Teknologi Industri menjalankan penyelidikan manakala Pusat Pengajian Seni pula menghasilkan produk
serta memperhalusi produk. Kumpulan penyelidik ini merupakan kumpulan pertama yang cuba membentuk bahan komposit
dari batang pisang.
Mengulas dengan lebih lanjut tentang bagaimana tercetusnya idea sejarah tentang penggunaan pokok pisang Adnan
mengatakan ia bermula ketika beliau bertugas sebagai pengajar seni cetak pada tahun 1997 dan mendapati kertas pada masa
itu sangat mahal.
Kita terputus pembekal yang membekalkan kertas kerana pokok yang digunakan dalam penghasilan kertas semakin
berkurangan. Oleh itu, saya terfikir untuk menggunakan batang pisang untuk membuat kertas buatan sendiri.
Masa terus berkembang dan saya terfikir kenapa kita tidak mencari satu alternatif lain untuk mengembangkan produk
berasaskan batang pisang. Oleh itu, kami cuba mencipta bahan berasaskan batang pisang walaupun terpaksa mengulangnya
banyak kali, kata Adnan.
Menurut Adnan Mat penghasilan bahan komposit ini memakan masa 10 hingga 20 minit. Masa yang singkat ini mampu
menghasilkan sekeping bahan komposit.
Proses yang dijalankan sangat mudah. Pertama, batang pisang yang telah dipotong direndam dalam air untuk
melembutkannya kemudian kepingan batang pisang yang dipotong disusun atas pemidang secara berselang seli dalam
beberapa lapisan bergantung pada ketebalan yang dikehendaki.
Kedua, serat batang pisang yang telah disusun dimasukkan ke dalam mesin yang dikhaskan untuk dimampatkan kepingan
batang pisang tersebut bagi mengeluarkan air-air yang terdapat dalam serat batang pisang tersebut. Proses ini diulang
beberapa kali sehinggalah air yang terdapat dalam batang pisang kering. Kepingan batang pisang ini boleh disusun beberapa
lapis. Semakin banyak lapisan yang digunakan maka semakin tinggi tekanan yang akan dikenakan untuk mengeringkan
kepingan batang pisang tersebut.

Proses yang dilakukan hanya mengambil masa yang sekejap sahaja. Bahan komposit yang dihasilkan adalah keras dan kasar
namun ia boleh dilembutkan. Jika menggunakan batang pisang yang sudah tua maka ia mengambil masa untuk
melembutkannya. Jika dilihat selepas penghasilannya, terdapat corak yang dihasilkan hasil dari mampatan namun begitu ia
dapat dilunturkan dan juga dapat diwarnakan bagi menghasilkan bahan yang bermutu.
Penghasilannya juga tidak mengandungi sebarang bahan kimia. Bermula daripada kepingan batang pisang sehingga proses
untuk mengeringkannya menjadi bahan komposit tidak memerlukan sebarang penambahan bahan kimia malah mesin yang
digunakannya juga green technology selaras dengan kelestarian yang diamalkan di USM.
Pada masa akan datang, siswa-siswi dari reka bentuk produk akan menggunakan bahan komposit daripada serat batang
pisang ini untuk menghasilkan produk.
Menurut Dr Baharin Azahari, bahan yang telah dihasilkan daripada serat batang pisang ini mempunyai kualiti yang tinggi
kerana ia kalis air, tidak mudah koyak walaupun diregang beberapa kali dan jika hendak dibandingkan dengan kertas biasa
yang mudah koyak ia lebih kuat serta mengambil masa yang lama untuk terurai dan apabila reput ia akan terus menjadi baja
dan tidak memerlukan kos yang tinggi dalam pembuatannya malah penggunaannya mesra alam serta terbiodegradasi.
Disebabkan ia kalis air, oleh itu ia lebih sesuai untuk pembungkusan bahan contohnya dijadikan pembungkusan bagi anak
pokok untuk menggantikan plastik yang sedia ada dan apabila hujan, air hujan tidak mudah masuk.
Bagi pembungkusan untuk anak pokok, jika menggunakan plastik hitam contohnya, plastik tersebut akan dibuang semasa
ditanam namun begitu bahan komposit ini boleh ditanam bersama-sama anak pokok tersebut kerana ia mudah terurai kerana
bahan komposit daripada batang pisang ini merupakan bahan semula jadi, ujar beliau.
Bahan komposit yang dihasilkan ini adalah untuk kegunaan komuniti bagi menghasilkan produk yang berasaskan serat
batang pisang ini. Buat masa sekarang penggunaannya lebih tertumpu dalam pemprosesan kraf tangan. Akhirnya bahan
komposit daripada serat batang pisang boleh digunakan bagi tujuan pembungkusan seperti beg kertas dan juga sebagai bahan
mentah untuk menghasilkan produk yang baik. Selain itu, ia boleh dinaiktaraf untuk menjadi bahan mentah bagi bahan
kejuruteraan.
Sisa kelapa sawit iaitu tandan kosong juga digunakan sebagai alternatif bagi penghasilan barangan berasaskan kertas. Namun
begitu, sekarang ini timbul beberapa negara cuba menyekat kemasukan produk daripada kelapa sawit kerana dikatakan
mengakibatkan pemanasan global serta menyebabkan penghapusan penempatan orang asli serta habitat orang utan akan
terancam di Kalimantan, Indonesia. Justeru itu, Amerika Syarikat telah mengambil tindakan dengan menyekat kemasukan
produk berasaskan kelapa sawit ke negara tersebut dan berkemungkinan pada masa depan negara-negara Eropah akan turut
mengikut langkah yang sama. Dengan keadaan ini menyebabkan produk yang dihasilkan oleh kelapa sawit akan
berkurangan dalam pasaran.
Oleh itu, penggunaan pokok pisang mempunyai masa depan yang cerah untuk mengambil alih pokok kelapa sawit dalam
penghasilan produk berasaskan kertas kerana penanaman pokok kelapa sawit mengambil masa selama dua puluh lima tahun
untuk ditanam namun bagi pokok pisang ia hanya memerlukan masa selama enam bulan sahaja.
Projek penghasilan bahan komposit berasaskan batang pisang ini akan dipamerkan di Kuala Lumpur pada bulan Mei dan jika
sambutannya menggalakkan maka ia berpotensi untuk dipasarkan dan seterusnya akan memohon geran bagi memperhalusi
penyelidikan berkenaan batang pisang.
Penghasilan bahan komposit ini dijangka mendatangkan keuntungan kepada komuniti khususnya dan menjana ekonomi
negara bahkan penghasilannya dapat mendidik komuniti tentang produk yang boleh dihasilkan dengan menggunakan batang
pisang berdasarkan kepada hasrat USM yang ingin mencapai bottom billion iaitu untuk berjasa kepada komuniti.

PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER........(Supraptiningsih) 79


PENGARUH SERBUK SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER TERHADAP SIFAT
MEKANIS KOMPOSIT PVC CaCO3 Supraptiningsih Balai Besar Kulit, Karet dan
Plastik, Yogyakarta Email: ningsih1957@yahoo.com Diterima: 23 Mei 2012
Direvisi: 14 Agustus 2012 Disetujui: 14 September 2012 ABSTRACT The aim of
research was to study the effect to the mechanical properties of banana fiber as
a filler of PVC-calcium carbonate composite. Banana stem powder was made
from banana stem which was grounded and soaked in 15 % NaOH for 24 hours to
remove the lignin, dried and screened to 200 mesh, PVC-calcium carbonate
composite was made using a Two Roll Mill at o temperature of 50 C, for 10
minutes and 50 rpm. The composition of PVC and additiveswere not varied, while
the variations made on banana fiber, ie 0, 10; 20, 30, and 40 phr (per hundred
resin). The observation showed the mechanical properties of PVC- calcium

carbonate 2 composite has value of weight per unit area between 4.55 to 5.90
kg/m , bulk densities from 1.503 3 2 to 1.999 g/cm , tensile strength from 67.56
to 79.03 kg/cm , hardness 55.00 to 66.66 shore D, 2 water absorption from 0.960
to 3.322 %, flexibility test from 118.99 to 165.09 kg/cm , flash point 0.032 0.075
inc / sec, water density was good (not drop happened) and the ability of sawed
and nailed was good (no defected/cracked). When the test results of PVC-calcium
carbonate composite with banana fiber compared with SNI 15-0233-1989 Mutu
dan Cara Uji Lembaran Serat Semen, indicates that all PVC-calcium carbonate
composite with banana fiber as filler fulfilled SNI requirements. Keywords: PVC,
CaCO3, banana stems powder, mechanical properties ABSTRAK Penelitian
bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan serbuk serat batang pisang
sebagai filler terhadap sifat mekanis komposit PVC-CaCO3. Serbuk serat batang
pisang dibuat dari pelepah pisang yang dihaluskan, dan direndam dalam NaOH
15% selama 24 jam untuk menghilangkan lignin yang ada. Sesudah itu
dikeringkan, dan diayak dengan ayakan 200 mesh. o Komposit PVC-CaCO3
dibuat dengan alat Two Roll Mill pada suhu 50 C, selama 10 menit dan kecepatan
perputaran rol 50 rpm. Komposisi PVC dan bahan aditif dibuat tetap, sedangkan
jumlah serbuk serat batang pisang divariasi berturut-turut 10 ; 20 ; 30; dan 40
phr (per hundred resin) dan dibuat kontrol atau tanpa ditambah serbuk serat
batang pisang. Sifat mekanis komposit 2 PVC-CaCO3 mempunyai berat
persatuan luas antara 4,55 5,90 kg/m , bobot isi 1,50 1,99 3 2 g/cm ,
kekuatan tarik 67,56 79,03 kg/cm , kekerasan 55,00 - 66,66 shore D,
penyerapan air 0,96 2 3,32 %, kuat lentur 118,99 165,09 kg/cm , titik nyala
0,03 - 0,08 inc/detik, kerapatan air baik (tidak terjadi tetesan) dan kemampuan
digergaji dan dipaku baik (tidak cacat/retak). Komposit PVC-CaCO3 dengan filler
serbuk serat batang pisang jika dibandingkan dengan SNI 15-0233- 1989 Mutu
dan Cara Uji Lembaran Serat Semen, menunjukkan bahwa semua komposit
PVCCaCO3 dengan variasi jumlah filler serbuk serat batang pisang memenuhi
persyaratan seperti yang ditetapkan oleh SNI tersebut diatas. Kata kunci: PVC,
CaCO3, serbuk serat batang pisang, sifat mekanis (EFFECT OF BANANA STEMS
FIBER POWDER AS FILLER TO THE MECHANICAL PROPERTIES OF PVC-CaCO3
COMPOSITE)PENDAHULUAN Batang pisang merupakan limbah dari tanaman
pisang yang telah ditebang untuk diambil buahnya dan merupakan limbah
pertanian potensil yang belum banyak pemanfaatannya. Beberapa penelitian
telah mencoba untuk memanfaatkannya antara lain untuk papan partikel dan
papan serat (Rahman, 2006). Serat batang pisang merupakan jenis serat yang
berkualitas baik, dan merupakan salah satu bahan potensial alternatif yang
dapat digunakan sebagai filler pada pembuatan komposit polivinil klorida atau
biasa disingkat PVC. Batang pisang sebagai limbah dapat dimanfaatkan menjadi
sumber serat agar mempunyai nilai ekonomis. Rahman (2006) menyatakan
bahwa perbandingan bobot segar antara batang, daun, dan buah pisang
berturut-turut 63, 14, dan 23%. Batang pisang memiliki bobot jenis 0,29 3 g/cm
dengan ukuran panjang serat 4,20 5,46 mm dan kandungan lignin 33,51%
(Syafrudin, 2004). Pada pemanfaatan serat batang pisang perlu ada perlakuan
sebelum serat batang pisang dicampur dengan bahan lain. Perlakuan dengan
alkali (NaOH) diharapkan dapat berpengaruh terhadap komposit yang dihasilkan,
karena fungsi alkali dapat menghilangkan lignin yang ada (Muiz, 2005).

Ketersediaan bahan baku kayu di alam mulai berkurang, maka tidak menutup
kemungkinan dikembangkan produk papan komposit dari limbah pertanian
(agrobased- composite) dengan kualitas yang sama dengan bahan baku kayu.
Limbah batang pisang merupakan salah satu alternatif bahan baku yang murah
dan mudah diperoleh. Pemberian perlakuan alkali pada bahan berlignin selulosa
mampu mengubah struktur kimia dan fisik permukaan serat. PVC lazim
digunakan secara luas karena plastik jenis itu selain murah, juga tahan lama, dan
fleksibel. Penambahan serat alami pada pembuatan PVC merupakan alternatif
yang menarik. Tantangan utama dalam penelitian tentang serat alami dengan
komposit plastik adalah kurangnya kompatibilitas antara sifat serat dan matriks
yang dapat mempengaruhi kekuatan ikatan antara keduanya. Penambahan serat
alami 80 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012
: 79-87 pada plastik PVC, dapat berfungsi sebagai penguat bahan, sementara
beberapa serat alami hanya berperan sebagai pengisi, sehingga kontribusi yang
diberikan oleh serat alami lebih sedikit terhadap peningkatan kekuatan mekanik
campurannya. Serat alami umumnya memberikan dampak positif terhadap
kekakuan komposit plastik sekaligus mengurangi kepadatan (Wirawan, dkk,
2009). Komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan yang berbeda, dan hal
ini dibuat untuk memperoleh sifat-sifat yang lebih baik yang tidak diperoleh dari
masing-masing penyusun kompositnya (Fajriyanto dan Firdaus, 2007). Komposit
terdiri atas matriks sebagai fase tetap dan fase terdespersi (pengisi) dan kedua
fase tersebut dipisahkan oleh kondisi antar muka (interfase). Komposit yang
dihasilkan tergantung pada bahan matriks dan bahan pengisi matrik yang
digunakan. Setiap komposit yang dibuat dengan bahan berbeda, maka sifat yang
terbentuk akan berbeda dan tergantung dari bahan pengisi matrik, jenis pengisi
dan bahan penguat yang digunakan (Hanafi, 2004). Penambahan serat alami
sebagai filler (pengisi) pada komposit diharapkan dapat meningkatkan sifat
mekanis komposit plastik tersebut. Penelitian Zhong Xin, et al., (2009) tentang
wood fiber dalam pembuatan komposit PVC menunjukkan bahwa wood fiber
mampu menaikkan nilai kuat tarik komposit. Xiwen (2010) menggunakan reed
fiber dengan matriks PVC, diperoleh hasil bahwa reed fiber mampu menaikkan
sifat mekanik komposit tersebut. Selanjutnya, Maulida (2006) memperoleh hasil
bahwa kuat tarik komposit polipropilen yang ditambah filler serat pandan lebih
tinggi daripada komposit polipropilene serat batang pisang dengan kepekatan
polipropilene 30% berat/berat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh serat batang pisang sebagai fillerterhadap sifat mekanis komposit PVCCaCO3. BAHAN DAN METODA PENELITIAN Bahan penelitian Bahan penelitian
terdiri atas serbuk serat batang pisang dan bahan plastik jenis polyvinyl chloride
(PVC). Serbuk serat batang pisang dibuat dari pelepah pisang yang dihaluskan,
dan direndam dalam NaOH 15% selama 24 jam untuk menghilangkan lignin yang
ada. Sesudah itu dikeringkan, dan diayak dengan ayakan 200 mesh. PVC yang
digunakan adalah PVC jenis suspension (EH 1000), produksi dalam negeri
(PT.Eastern Polymer, Cilincing, Jakarta Utara). Kalsium karbonat (CaCO )
berbentuk tepung, warna 3 putih, dan tidak berbau (bobot molekul 100,09;
spesifik gravitasi 2,6-2,75; titik leleh o 133,9 C). Dioctyl Phtalat (DOP) sebagai
plastisizer berbentuk cairan agak kental, warna bening, dan tidak berbau. Epoksi
sebagai co plastisizer berupa cairan agak kental dengan warna kekuning-

kuningan. BaCdZn berupa cairan encer, warna coklat agak kuning, dengan bau
spesifik digunakan sebagai bahan stabilizer. Asam stearat digunakan sebagai
pelumas (lubricant) dengan spesifikasi bentuk butiran halus, warna putih, tidak
berbau (bobot molekul o 284,47 dan titik leleh 69,4 C). Alat penelitian Peralatan
untuk penyiapan serbuk serat batang pisang terdiri atas: timbangan analit merk
Sartorius tipe 2442, mesin penggiling, ayakan 200 mesh, dan pisau. Sedangkan
peralatan untuk pembuatan komposit PVCCaCO yang ditambah serbuk serat
batang 3 pisang terdiri atas: timbangan analit merk Sartorius tipe 2442, mesin
penggiling Two Roll Mill ( merk Toyo Seiki tipe 560, ukuran roll D 75 mm, L 152
mm) : hydraulic press (merk Toyo Seiki tipe 297). Peralatan untuk uji sifat fisis
komposit PVC-CaCO terdiri atas pemotong spesimen 3 (pisau pond). Hardness
Tester (Toyo Seiki tipe 297) digunakan untuk uji kekerasan (hardness). Tensile
Strength Tester (Troning Albert, tipe QC-II-M-18 no seri 2987) digunakan untuk uji
kuat tarik/ tegangan putus. Flexing Tester (Satra STN 141) d i g u n a k a n u n t u
k u ji k u a t l e n t u r. Tempat pelaksanaan penelitian dan pengujian di Balai
Besar Kulit, Karet, dan Plastik, Jl. Sokonandi 9 Yogyakarta. 81 Metode penelitian
Pembuatan komposit PVC-CaCO3 Komposit PVC-CaCO dibuat sebanyak 3 15
kompon. Variasi jumlah penambahan serbuk serat batang pisang adalah 5
variasi. Masing-masing variasi serbuk serat batang pisang dibuat 3 kompon
untuk keperluan pengujian ulangan. PVC dan bahan aditif (CaCO ) dibuat tetap,
sedangkan serbuk serat 3 batang pisang yang ditambahkan berturutturut 10;
20 ; 30; dan 40 phr, dan dibuat kontrol yaitu tanpa ditambah serbuk serat batang
pisang. Bahan komposit yang terdiri atas PVC, serbuk serat batang pisang, DOP,
epoksi, Ba Cd Zn, dan asam stearat dicampur di dalam mixer sampai rata (15
menit), selanjutnya untuk menjadikan campuran lebih homogen digunakan
mesin Two Roll Mill o pada suhu 50 C (5 ulangan). dengan kecepatan perputaran
roll 50 rpm. Pengujian komposit PVC-CaCO dengan 3 filler serbuk serat batang
pisang Kualitas komposit PVC-CaCO , diuji 3 sifat mekanisnya yang meliputi:
berat persatuan luas, bobot isi, kekuatan tarik, kekerasan, penyerapan air, kuat
lentur, titik nyala, kerapatan air, dan kemampuan digergaji dan dipaku.
Pengujian sifat mekanis menggunakan metode SNI 15-0233-1989 tentang
Lembaran Serat Semen, yaitu uji bobot isi, uji kekuatan tarik (tensile strength),
uji kekerasan, uji kuat lentur, uji titik nyala (dengan nyala api butena), uji sifat
penyerapan air, uji kerapatan air, dan uji kemampuan dipaku. HASILDAN
PEMBAHASAN Sifat mekanis, untuk semua komposit PVC-CaCO hasil variasi
serbuk serat batang 3 pisang disajikan pada Gambar 1 sampai dengan Gambar
7. Berat per satuan luas komposit PVCCaCO3 Berat per satuan luas komposit
PVC-CaCO3 dengan variasi jumlah penambahan serbuk serat batang pisang
disajikan pada Gambar 1. PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI
FILLER........(Supraptiningsih)PENDAHULUAN Batang pisang merupakan limbah
dari tanaman pisang yang telah ditebang untuk diambil buahnya dan merupakan
limbah pertanian potensil yang belum banyak pemanfaatannya. Beberapa
penelitian telah mencoba untuk memanfaatkannya antara lain untuk papan
partikel dan papan serat (Rahman, 2006). Serat batang pisang merupakan jenis
serat yang berkualitas baik, dan merupakan salah satu bahan potensial alternatif
yang dapat digunakan sebagai filler pada pembuatan komposit polivinil klorida
atau biasa disingkat PVC. Batang pisang sebagai limbah dapat dimanfaatkan

menjadi sumber serat agar mempunyai nilai ekonomis. Rahman (2006)


menyatakan bahwa perbandingan bobot segar antara batang, daun, dan buah
pisang berturut-turut 63, 14, dan 23%. Batang pisang memiliki bobot jenis 0,29 3
g/cm dengan ukuran panjang serat 4,20 5,46 mm dan kandungan lignin
33,51% (Syafrudin, 2004). Pada pemanfaatan serat batang pisang perlu ada
perlakuan sebelum serat batang pisang dicampur dengan bahan lain. Perlakuan
dengan alkali (NaOH) diharapkan dapat berpengaruh terhadap komposit yang
dihasilkan, karena fungsi alkali dapat menghilangkan lignin yang ada (Muiz,
2005). Ketersediaan bahan baku kayu di alam mulai berkurang, maka tidak
menutup kemungkinan dikembangkan produk papan komposit dari limbah
pertanian (agrobased- composite) dengan kualitas yang sama dengan bahan
baku kayu. Limbah batang pisang merupakan salah satu alternatif bahan baku
yang murah dan mudah diperoleh. Pemberian perlakuan alkali pada bahan
berlignin selulosa mampu mengubah struktur kimia dan fisik permukaan serat.
PVC lazim digunakan secara luas karena plastik jenis itu selain murah, juga tahan
lama, dan fleksibel. Penambahan serat alami pada pembuatan PVC merupakan
alternatif yang menarik. Tantangan utama dalam penelitian tentang serat alami
dengan komposit plastik adalah kurangnya kompatibilitas antara sifat serat dan
matriks yang dapat mempengaruhi kekuatan ikatan antara keduanya.
Penambahan serat alami 80 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2
Desember Tahun 2012 : 79-87 pada plastik PVC, dapat berfungsi sebagai
penguat bahan, sementara beberapa serat alami hanya berperan sebagai
pengisi, sehingga kontribusi yang diberikan oleh serat alami lebih sedikit
terhadap peningkatan kekuatan mekanik campurannya. Serat alami umumnya
memberikan dampak positif terhadap kekakuan komposit plastik sekaligus
mengurangi kepadatan (Wirawan, dkk, 2009). Komposit adalah gabungan dua
atau lebih bahan yang berbeda, dan hal ini dibuat untuk memperoleh sifat-sifat
yang lebih baik yang tidak diperoleh dari masing-masing penyusun kompositnya
(Fajriyanto dan Firdaus, 2007). Komposit terdiri atas matriks sebagai fase tetap
dan fase terdespersi (pengisi) dan kedua fase tersebut dipisahkan oleh kondisi
antar muka (interfase). Komposit yang dihasilkan tergantung pada bahan matriks
dan bahan pengisi matrik yang digunakan. Setiap komposit yang dibuat dengan
bahan berbeda, maka sifat yang terbentuk akan berbeda dan tergantung dari
bahan pengisi matrik, jenis pengisi dan bahan penguat yang digunakan (Hanafi,
2004). Penambahan serat alami sebagai filler (pengisi) pada komposit
diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanis komposit plastik tersebut.
Penelitian Zhong Xin, et al., (2009) tentang wood fiber dalam pembuatan
komposit PVC menunjukkan bahwa wood fiber mampu menaikkan nilai kuat tarik
komposit. Xiwen (2010) menggunakan reed fiber dengan matriks PVC, diperoleh
hasil bahwa reed fiber mampu menaikkan sifat mekanik komposit tersebut.
Selanjutnya, Maulida (2006) memperoleh hasil bahwa kuat tarik komposit
polipropilen yang ditambah filler serat pandan lebih tinggi daripada komposit
polipropilene serat batang pisang dengan kepekatan polipropilene 30%
berat/berat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh serat batang
pisang sebagai fillerterhadap sifat mekanis komposit PVC-CaCO3. BAHAN DAN
METODA PENELITIAN Bahan penelitian Bahan penelitian terdiri atas serbuk serat
batang pisang dan bahan plastik jenis polyvinyl chloride (PVC). Serbuk serat

batang pisang dibuat dari pelepah pisang yang dihaluskan, dan direndam dalam
NaOH 15% selama 24 jam untuk menghilangkan lignin yang ada. Sesudah itu
dikeringkan, dan diayak dengan ayakan 200 mesh. PVC yang digunakan adalah
PVC jenis suspension (EH 1000), produksi dalam negeri (PT.Eastern Polymer,
Cilincing, Jakarta Utara). Kalsium karbonat (CaCO ) berbentuk tepung, warna 3
putih, dan tidak berbau (bobot molekul 100,09; spesifik gravitasi 2,6-2,75; titik
leleh o 133,9 C). Dioctyl Phtalat (DOP) sebagai plastisizer berbentuk cairan agak
kental, warna bening, dan tidak berbau. Epoksi sebagai co plastisizer berupa
cairan agak kental dengan warna kekuning-kuningan. BaCdZn berupa cairan
encer, warna coklat agak kuning, dengan bau spesifik digunakan sebagai bahan
stabilizer. Asam stearat digunakan sebagai pelumas (lubricant) dengan
spesifikasi bentuk butiran halus, warna putih, tidak berbau (bobot molekul o
284,47 dan titik leleh 69,4 C). Alat penelitian Peralatan untuk penyiapan serbuk
serat batang pisang terdiri atas: timbangan analit merk Sartorius tipe 2442,
mesin penggiling, ayakan 200 mesh, dan pisau. Sedangkan peralatan untuk
pembuatan komposit PVCCaCO yang ditambah serbuk serat batang 3 pisang
terdiri atas: timbangan analit merk Sartorius tipe 2442, mesin penggiling Two
Roll Mill ( merk Toyo Seiki tipe 560, ukuran roll D 75 mm, L 152 mm) : hydraulic
press (merk Toyo Seiki tipe 297). Peralatan untuk uji sifat fisis komposit PVCCaCO terdiri atas pemotong spesimen 3 (pisau pond). Hardness Tester (Toyo Seiki
tipe 297) digunakan untuk uji kekerasan (hardness). Tensile Strength Tester
(Troning Albert, tipe QC-II-M-18 no seri 2987) digunakan untuk uji kuat tarik/
tegangan putus. Flexing Tester (Satra STN 141) d i g u n a k a n u n t u k u ji k u a
t l e n t u r. Tempat pelaksanaan penelitian dan pengujian di Balai Besar Kulit,
Karet, dan Plastik, Jl. Sokonandi 9 Yogyakarta. 81 Metode penelitian Pembuatan
komposit PVC-CaCO3 Komposit PVC-CaCO dibuat sebanyak 3 15 kompon. Variasi
jumlah penambahan serbuk serat batang pisang adalah 5 variasi. Masing-masing
variasi serbuk serat batang pisang dibuat 3 kompon untuk keperluan pengujian
ulangan. PVC dan bahan aditif (CaCO ) dibuat tetap, sedangkan serbuk serat 3
batang pisang yang ditambahkan berturutturut 10; 20 ; 30; dan 40 phr, dan
dibuat kontrol yaitu tanpa ditambah serbuk serat batang pisang. Bahan komposit
yang terdiri atas PVC, serbuk serat batang pisang, DOP, epoksi, Ba Cd Zn, dan
asam stearat dicampur di dalam mixer sampai rata (15 menit), selanjutnya untuk
menjadikan campuran lebih homogen digunakan mesin Two Roll Mill o pada suhu
50 C (5 ulangan). dengan kecepatan perputaran roll 50 rpm. Pengujian komposit
PVC-CaCO dengan 3 filler serbuk serat batang pisang Kualitas komposit PVCCaCO , diuji 3 sifat mekanisnya yang meliputi: berat persatuan luas, bobot isi,
kekuatan tarik, kekerasan, penyerapan air, kuat lentur, titik nyala, kerapatan air,
dan kemampuan digergaji dan dipaku. Pengujian sifat mekanis menggunakan
metode SNI 15-0233-1989 tentang Lembaran Serat Semen, yaitu uji bobot isi, uji
kekuatan tarik (tensile strength), uji kekerasan, uji kuat lentur, uji titik nyala
(dengan nyala api butena), uji sifat penyerapan air, uji kerapatan air, dan uji
kemampuan dipaku. HASILDAN PEMBAHASAN Sifat mekanis, untuk semua
komposit PVC-CaCO hasil variasi serbuk serat batang 3 pisang disajikan pada
Gambar 1 sampai dengan Gambar 7. Berat per satuan luas komposit PVCCaCO3
Berat per satuan luas komposit PVC-CaCO3 dengan variasi jumlah penambahan
serbuk serat batang pisang disajikan pada Gambar 1. PENGARUH SERAT BATANG

PISANG SEBAGAI FILLER........(Supraptiningsih)Gambar 1. Berat per satuan luas


komposit PVC-CaCO3 dengan variasi penambahan jumlah serbuk serat batang
pisang Berat per satuan luas komposit turun dengan bertambahnya jumlah filler
serbuk serat batang pisang. Turunnya berat per satuan luas komposit
dikarenakan bobot jenis filler serbuk serat batang pisang lebih rendah (ringan)
daripada bobot jenis PVC. Dengan demikian, makin banyak serbuk serat batang
pisang ditambahkan, maka komposit makin ringan, atau berat per satuan luas
massa komposit makin kecil. Menurut Syafrudin (2004) bahwa serat batang
pisang memiliki 3 bobot jenis 0,29 g/cm dengan ukuran panjang serat 4,20
5,46 mm dan kandungan lignin 33,51%. Ramzah, dkk, (2008) menyatakan
bahwa sifat mekanis komposit PE dan serbuk serat batang pisang, makin tinggi
serbuk serat batang pisang yang ditambahkan komposit menjadi lebih padat dan
kaku. Nilai berat per satuan luas terendah diperoleh pada penambahan jumlah
serbuk serat batang 2 pisang 40 phr yaitu sebesar 4,55 kg/m dan sebaliknya
tertinggi pada komposit tanpa ditambah serbuk serat batang pisang (kontrol), 2
yaitu sebesar 5,81 kg/m . Nilai berat per satuan luas berfungsi untuk mengukur
berat/ringan suatu massa, dan tergantung pada tujuan penggunaan massa
tersebut. Pada SNI 15- 0233-1989 tentang Lembaran Serat Semen menghendaki
massa yang ringan untuk pembuatan lembaran serat semen. Bobot isi komposit
PVC-CaCO3 Bobot isi menunjukkan bahwa penambahan jumlah serbuk serat
batang pisang dengan variasi (10-40 phr) menyebabkan nilai bobot isi turun.
Makin banyak serbuk serat batang pisang ditambahkan ke dalam komposit PVCCaCO , 3 maka bobot isi makin kecil. Hal ini senada dengan sifat berat per
satuan luas, walaupun bobot isi adalah berat per satuan volume 3 (kg/cm ). Hasil
analisa sidik ragam perlakuan penggunaan filler serbuk serat batang pisang
terhadap bobot isi komposit PVC-CaCO3 menunjukkan ada perbedaan nyata
(p>0,05), sedangkan uji Tukey HSD 5% terdapat perbedaan nyata antara
komposit tanpa ditambah serbuk serat batang pisang dan yang ditambah serbuk
serat batang pisang sebanyak 40 phr. Sebaliknya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara komposit PVC-CaCO3 tanpa ditambah filler serbuk serat batang
pisang dengan komposit PVC-CaCO yang 3 ditambah serbuk serat batang pisang
berturutturut : 10, 20,dan 30 phr. Gambar 2. Bobot isi komposit PVC-CaCO3
dengan variasi penambahan jumlah serbuk serat batang pisang Hal ini
disebabkan karena serbuk serat batang pisang mempunyai bobot jenis relatif
kecil 3 yaitu 0,29 g/cm (Syafrudin, 2004), sehingga pada volume yang sama
komposit akan lebih ringan atau bobot isinya rendah. Bobot isi tertinggi dijumpai
pada komposit PVC-CaCO3 tanpa ditambah serbuk serat batang pisang 3 yaitu
sebesar 1,99 g/cm , sedangkan bobot isi terrendah dijumpai pada komposit
dengan 82 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun
2012 : 79-87 83 penambahan jumlah serbuk serat batang 3 pisang sebesar 40
phr, yaitu 1,50 g/cm . Kekuatan tarik komposit PVC-CaCO3 Hasil uji kekuatan
tarik komposit PVCCaCO dengan penambahan filler serbuk serat 3 batang pisang
disajikan pada Gambar 3. Komposit PVC-CaCO3 dengan ditambah filler serbuk
serat batang pisang, maka makin banyak serbuk serat batang pisang yang
ditambahkan nilai kuat tariknya makin tinggi. Kenaikan kekuatan tarik komposit
tersebut sejalan dengan tujuan pembentukan komposit plastik serat, yaitu untuk
mendapatkan kekuatan tarik yang tinggi seperti yang disyaratkan pada SNI 15-

0233-1989 Lembaran Serat Semen. Gambar 3. Kekuatan tarik komposit


PVCCaCO dengan variasi penambahan jumlah 3 serbuk serat batang pisang
Penambahan serat alami sebagai filler dalam pembuatan komposit plastik
terbukti dapat meningkatkan sifat mekanis komposit seperti yang dilakukan oleh
Shen et. al. (2010). Beberapa penelitian yang membuktikan hal tersebut antara
lain dilakukan oleh Xin, et. al. (2009) tentang penggunaan wood fiber dalam
pembuatan komposit PVC. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa wood
fiber mampu menaikkan kuat tarik komposit yang dihasilkan. Penelitian lain oleh
Xiwen (2010) menggunakan reed fiber dengan matriks PVC, diperoleh hasil
bahwa reed fiber mampu menaikkan sifat mekanik komposit tersebut seperti
kuat tarik komposit. Kekuatan tarik tertinggi dicapai pada komposit PVC-CaCO
dengan filler serat 3 batang pisang 40 phr yaitu sebesar 79,03kg/cm2 dan
berbeda nyata dengan komposit tanpa penambahan serat batang 2. pisang
sebesar 67,56 kg/cm . Kekerasan komposit PVC-CaCO3 Kekerasan komposit PVCCaCO3 dengan variasi penambahan jumlah filler serbuk serat batang pisang
disajikan pada Gambar 4. Kekerasan komposit makin naik selaras dengan
bertambahnya jumlah bahan pengisi serbuk serat batang pisang. Hal ini
kemungkinan dikarenakan oleh serbuk serat batang pisang yang merupakan
filler rigid. Dengan demikian makin banyak serat yang mengisi rongga matrik
polimer plastik otomatis kekerasan komposit naik. Gambar 4. Kekerasan
komposit PVC-CaCO3 dengan variasi penambahan jumlah serbuk serat batang
pisang Henry (2009) menyatakan bahwa kekerasan komposit plastik dipengaruhi
oleh jenis dan jumlah filler yang digunakan. Oleh sebab itu makin banyak serat
batang pisang yang digunakan sebagai filler, maka komposit plastik makin keras
dan rigid. Kekerasan tertinggi dicapai pada penambahan filler serbuk serat
batang pisang sebesar 40 phr yaitu 66,66 shore D dan terendah dicapai
PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER........(Supraptiningsih)Gambar
1. Berat per satuan luas komposit PVC-CaCO3 dengan variasi penambahan
jumlah serbuk serat batang pisang Berat per satuan luas komposit turun dengan
bertambahnya jumlah filler serbuk serat batang pisang. Turunnya berat per
satuan luas komposit dikarenakan bobot jenis filler serbuk serat batang pisang
lebih rendah (ringan) daripada bobot jenis PVC. Dengan demikian, makin banyak
serbuk serat batang pisang ditambahkan, maka komposit makin ringan, atau
berat per satuan luas massa komposit makin kecil. Menurut Syafrudin (2004)
bahwa serat batang pisang memiliki 3 bobot jenis 0,29 g/cm dengan ukuran
panjang serat 4,20 5,46 mm dan kandungan lignin 33,51%. Ramzah, dkk,
(2008) menyatakan bahwa sifat mekanis komposit PE dan serbuk serat batang
pisang, makin tinggi serbuk serat batang pisang yang ditambahkan komposit
menjadi lebih padat dan kaku. Nilai berat per satuan luas terendah diperoleh
pada penambahan jumlah serbuk serat batang 2 pisang 40 phr yaitu sebesar
4,55 kg/m dan sebaliknya tertinggi pada komposit tanpa ditambah serbuk serat
batang pisang (kontrol), 2 yaitu sebesar 5,81 kg/m . Nilai berat per satuan luas
berfungsi untuk mengukur berat/ringan suatu massa, dan tergantung pada
tujuan penggunaan massa tersebut. Pada SNI 15- 0233-1989 tentang Lembaran
Serat Semen menghendaki massa yang ringan untuk pembuatan lembaran serat
semen. Bobot isi komposit PVC-CaCO3 Bobot isi menunjukkan bahwa
penambahan jumlah serbuk serat batang pisang dengan variasi (10-40 phr)

menyebabkan nilai bobot isi turun. Makin banyak serbuk serat batang pisang
ditambahkan ke dalam komposit PVC-CaCO , 3 maka bobot isi makin kecil. Hal ini
senada dengan sifat berat per satuan luas, walaupun bobot isi adalah berat per
satuan volume 3 (kg/cm ). Hasil analisa sidik ragam perlakuan penggunaan filler
serbuk serat batang pisang terhadap bobot isi komposit PVC-CaCO3
menunjukkan ada perbedaan nyata (p>0,05), sedangkan uji Tukey HSD 5%
terdapat perbedaan nyata antara komposit tanpa ditambah serbuk serat batang
pisang dan yang ditambah serbuk serat batang pisang sebanyak 40 phr.
Sebaliknya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara komposit PVCCaCO3 tanpa ditambah filler serbuk serat batang pisang dengan komposit PVCCaCO yang 3 ditambah serbuk serat batang pisang berturutturut : 10, 20,dan 30
phr. Gambar 2. Bobot isi komposit PVC-CaCO3 dengan variasi penambahan
jumlah serbuk serat batang pisang Hal ini disebabkan karena serbuk serat
batang pisang mempunyai bobot jenis relatif kecil 3 yaitu 0,29 g/cm (Syafrudin,
2004), sehingga pada volume yang sama komposit akan lebih ringan atau bobot
isinya rendah. Bobot isi tertinggi dijumpai pada komposit PVC-CaCO3 tanpa
ditambah serbuk serat batang pisang 3 yaitu sebesar 1,99 g/cm , sedangkan
bobot isi terrendah dijumpai pada komposit dengan 82 MAJALAH KULIT, KARET
DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 79-87 83 penambahan jumlah
serbuk serat batang 3 pisang sebesar 40 phr, yaitu 1,50 g/cm . Kekuatan tarik
komposit PVC-CaCO3 Hasil uji kekuatan tarik komposit PVCCaCO dengan
penambahan filler serbuk serat 3 batang pisang disajikan pada Gambar 3.
Komposit PVC-CaCO3 dengan ditambah filler serbuk serat batang pisang, maka
makin banyak serbuk serat batang pisang yang ditambahkan nilai kuat tariknya
makin tinggi. Kenaikan kekuatan tarik komposit tersebut sejalan dengan tujuan
pembentukan komposit plastik serat, yaitu untuk mendapatkan kekuatan tarik
yang tinggi seperti yang disyaratkan pada SNI 15-0233-1989 Lembaran Serat
Semen. Gambar 3. Kekuatan tarik komposit PVCCaCO dengan variasi
penambahan jumlah 3 serbuk serat batang pisang Penambahan serat alami
sebagai filler dalam pembuatan komposit plastik terbukti dapat meningkatkan
sifat mekanis komposit seperti yang dilakukan oleh Shen et. al. (2010). Beberapa
penelitian yang membuktikan hal tersebut antara lain dilakukan oleh Xin, et. al.
(2009) tentang penggunaan wood fiber dalam pembuatan komposit PVC. Hasil
penelitian tersebut membuktikan bahwa wood fiber mampu menaikkan kuat tarik
komposit yang dihasilkan. Penelitian lain oleh Xiwen (2010) menggunakan reed
fiber dengan matriks PVC, diperoleh hasil bahwa reed fiber mampu menaikkan
sifat mekanik komposit tersebut seperti kuat tarik komposit. Kekuatan tarik
tertinggi dicapai pada komposit PVC-CaCO dengan filler serat 3 batang pisang 40
phr yaitu sebesar 79,03kg/cm2 dan berbeda nyata dengan komposit tanpa
penambahan serat batang 2. pisang sebesar 67,56 kg/cm . Kekerasan komposit
PVC-CaCO3 Kekerasan komposit PVC-CaCO3 dengan variasi penambahan jumlah
filler serbuk serat batang pisang disajikan pada Gambar 4. Kekerasan komposit
makin naik selaras dengan bertambahnya jumlah bahan pengisi serbuk serat
batang pisang. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh serbuk serat batang pisang
yang merupakan filler rigid. Dengan demikian makin banyak serat yang mengisi
rongga matrik polimer plastik otomatis kekerasan komposit naik. Gambar 4.
Kekerasan komposit PVC-CaCO3 dengan variasi penambahan jumlah serbuk

serat batang pisang Henry (2009) menyatakan bahwa kekerasan komposit


plastik dipengaruhi oleh jenis dan jumlah filler yang digunakan. Oleh sebab itu
makin banyak serat batang pisang yang digunakan sebagai filler, maka komposit
plastik makin keras dan rigid. Kekerasan tertinggi dicapai pada penambahan
filler serbuk serat batang pisang sebesar 40 phr yaitu 66,66 shore D dan
terendah dicapai PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER........
(Supraptiningsih)Febrianto (2005) yaitu rata-rata 52,57% pada perendaman air
selama 2 jam. Gambar 5. Penyerapan air komposit PVCCaCO dengan variasi
penambahan jumlah 3 serbuk serat batang pisang Shen et.al.(2010),
menyatakan bahwa partikel serbuk serat batang pisang bereaksi dengan alkali
membentuk selulosa alkali, sehingga menyebabkan sifat higroskopis komposit
serat menurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya penyerapan air
komposit plastik adalah sifat dasar serat itu sendiri, dimana sifat serbuk serat
batang pisang relatif higroskopis dan menyebabkan daya penyerapan air
komposit sangat tinggi. Daya penyerapan air berpengaruh terhadap stabilitas
bentuk komposit, dan berpengaruh pada penggunaan komposit, karena sangat
dipengaruhi oleh kondisi udara dan kelembaban lingkungan.. Apabila daya
penyerapan air sangat tinggi, maka komposit plastik serbuk serat batang pisang
dapat dimanfaatkan untuk di dalam ruangan seperti keperluan interior. Hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan jumlah serbuk
serat batang pisang memberikan pengaruh berbeda nyata (p>>0,05) terhadap
daya penyerapan air komposit PVC-CaCO . Muiz 3 (2005) menyatakan bahwa
perbedaan penyerapan air komposit plastik diduga ada hubungannya dengan
fraksi yang menarik air p a d a k omp o si t P V C-CaC O 3 t a n p a penambahan
filler yaitu sebesar 55 shore D. Jenis dan jumlah filler mempengaruhi kekerasan
komposit PVC-CaCO karena 3 menentukan jumlah ikatan silang yang terbentuk
antara gugus fungsional pada rantai atom karbon dengan molekul komposit
(Hong, et. Al., 2009 ; Henry, 2009). Penyerapan air komposit PVC-CaCO3 Gambar
5 menunjukkan penyerapan air komposit PVC-CaCO hasil berbagai variasi 3
penambahan jumlah serbuk serat batang pisang. Terlihat bahwa makin banyak
serat batang pisang yang ditambahkan, maka penyerapan air komposit makin
tinggi. Hal ini disebabkan karena serbuk serat batang pisang bersifat sangat
higroskopis. Pada suhu tinggi, beberapa komponen penyusun serat seperti
hemiselulosa atau senyawa karbohidrat lainnya, struktur mengalami degradasi
sehingga larut dalam air. Oleh karena itu penggunaan suhu tinggi saat
pembuatan komposit dapat menurunkan higroskopisitas komposit yang
menyebabkan penyerapan airnya turun. Suhu yang diberikan pada material
sampel mengakibatkan adanya pemutusan ikatan hidrogen (OH). Shen et. al.
(2010), menyatakan bahwa pemutusan ikatan OH pada komposit dimulai pada
rentang suhu 60-80C. Kadar air bahan baku material seperti PVC-CaCO3 dan
serat organik yang digunakan sangat mempengaruhi penyerapan air komposit
serat. Makin tinggi kadar air bahan baku, makin tinggi pula penyerapan air
komposit serat yang dihasilkan, sebab tidak semua uap air dalam komposit
dapat dikeluarkan dari dalam komposit. Penyerapan air komposit yang ditambah
serbuk serat batang pisang pada semua variasi jumlah penambahan serat
berkisar 0,96 - 3,33%, dan hal ini memenuhi persyaratan standar SNI 15-02331989 Mutu dan Cara Uji Lembaran Serat Semen, yang menetapkan penyerapan

air maksimum 35%. Sifat penyerapan air tersebut relatif kecil bila d i b a n d i n g
k a n d e n g a n k emamp u a n penyerapan air komposit plastik dengan serbuk
serat batang pisang dengan perlakuan alkali yang dilakukan oleh Hakim dan 84
MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 79-87
85 Titik nyala komposit PVC-CaCO3 Gambar 7 menunjukkan bahwa titik nyala
komposit sangat dipengaruhi oleh jumlah penambahan serbuk serat batang
pisang. Makin banyak jumlah serbuk serat batang pisang yang ditambahkan,
maka titik nyala komposit makin besar. Hal ini disebabkan karena serat batang
pisang yang ditambahkan adalah serat yang kering sehingga mudah terbakar
oleh api. Nilai terendah titik nyala dijumpai pada komposit tanpa penambahan
serbuk serat batang pisang, yaitu sebesar 0,03 inc/detik. Nilai tertinggi dijumpai
pada komposit plastik dengan penambahan serbuk serat batang pisang 40 phr,
sebesar 0,075 inc/ detik. Gambar 7. Titik nyala komposit PVC-CaCO3 dengan
variasi penambahan jumlah serbuk serat batang pisang Perhitungan statistik
analisis sidik ragam menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antara komposit
tanpa serat dengan komposit berserat mulai penambahan 20 phr. Kerapatan
airkomposit PVC-CaCO3 Hasil uji kerapatan air menunjukkan baik (tidak terjadi
tetesan), pada semua variasi jumlah penambahan serbuk serat batang pisang
pada komposit PVC-CaCO . Komposit 3 plastik dengan penambahan serbuk serat
batang pisang sampai 40 phr masih menunjukkan sifat kerapatan air yang baik.
Kemampuan dipaku dan digergaji komposit PVC-CaCO3 Hasil uji kemampuan
digergaji dan seperti selulosa, hemiselulosa, dan karbohidrat nonselulosa, serta
fraksi yang menolak air seperti lignin, lemak, dan resin. Kuat lenturkomposit PVCCaCO3 Gambar 6 menunjukkan hasil uji kuat lentur komposit PVC-CaCO pada
berbagai 3 variasi penambahan jumlah filler serbuk serat batang pisang. Gambar
6. Kuat lentur komposit PVCCaCO dengan variasi penambahan jumlah 3 serbuk
serat batang pisang Makin banyak serbuk serat batang pisang yang
ditambahkan, maka kuat lentur komposit turun. Sifat kuat lentur berbanding
terbalik dengan sifat kekerasan komposit. Serbuk serat batang pisang sebagai
filler, menjadikan komposit plastik makin keras dan kuat lenturnya turun secara
nyata (p>0,05). Serbuk serat batang pisang merupakan filler rigid. Hal ini sesuai
dengan fungsi filler yaitu menambah kekerasan dan mengurangi kuat lentur
(Hong, et al, 2009). Kuat lentur tertinggi dicapai oleh komposit tanpa
penambahan serbuk serat 2 batang pisang, yaitu sebesar 165,09 kg/cm ,
sedangkan kuat lentur terendah pada komposit dengan jumlah penambahan
serbuk serat batang pisang 40 phr, yaitu sebesar 118.9 2 kg/cm . Hasil
perhitungan analisa sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
pada setiap penambahan 10 phr serbuk serat batang pisang (p>0.05).
PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER........
(Supraptiningsih)Febrianto (2005) yaitu rata-rata 52,57% pada perendaman air
selama 2 jam. Gambar 5. Penyerapan air komposit PVCCaCO dengan variasi
penambahan jumlah 3 serbuk serat batang pisang Shen et.al.(2010),
menyatakan bahwa partikel serbuk serat batang pisang bereaksi dengan alkali
membentuk selulosa alkali, sehingga menyebabkan sifat higroskopis komposit
serat menurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya penyerapan air
komposit plastik adalah sifat dasar serat itu sendiri, dimana sifat serbuk serat
batang pisang relatif higroskopis dan menyebabkan daya penyerapan air

komposit sangat tinggi. Daya penyerapan air berpengaruh terhadap stabilitas


bentuk komposit, dan berpengaruh pada penggunaan komposit, karena sangat
dipengaruhi oleh kondisi udara dan kelembaban lingkungan.. Apabila daya
penyerapan air sangat tinggi, maka komposit plastik serbuk serat batang pisang
dapat dimanfaatkan untuk di dalam ruangan seperti keperluan interior. Hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan jumlah serbuk
serat batang pisang memberikan pengaruh berbeda nyata (p>>0,05) terhadap
daya penyerapan air komposit PVC-CaCO . Muiz 3 (2005) menyatakan bahwa
perbedaan penyerapan air komposit plastik diduga ada hubungannya dengan
fraksi yang menarik air p a d a k omp o si t P V C-CaC O 3 t a n p a penambahan
filler yaitu sebesar 55 shore D. Jenis dan jumlah filler mempengaruhi kekerasan
komposit PVC-CaCO karena 3 menentukan jumlah ikatan silang yang terbentuk
antara gugus fungsional pada rantai atom karbon dengan molekul komposit
(Hong, et. Al., 2009 ; Henry, 2009). Penyerapan air komposit PVC-CaCO3 Gambar
5 menunjukkan penyerapan air komposit PVC-CaCO hasil berbagai variasi 3
penambahan jumlah serbuk serat batang pisang. Terlihat bahwa makin banyak
serat batang pisang yang ditambahkan, maka penyerapan air komposit makin
tinggi. Hal ini disebabkan karena serbuk serat batang pisang bersifat sangat
higroskopis. Pada suhu tinggi, beberapa komponen penyusun serat seperti
hemiselulosa atau senyawa karbohidrat lainnya, struktur mengalami degradasi
sehingga larut dalam air. Oleh karena itu penggunaan suhu tinggi saat
pembuatan komposit dapat menurunkan higroskopisitas komposit yang
menyebabkan penyerapan airnya turun. Suhu yang diberikan pada material
sampel mengakibatkan adanya pemutusan ikatan hidrogen (OH). Shen et. al.
(2010), menyatakan bahwa pemutusan ikatan OH pada komposit dimulai pada
rentang suhu 60-80C. Kadar air bahan baku material seperti PVC-CaCO3 dan
serat organik yang digunakan sangat mempengaruhi penyerapan air komposit
serat. Makin tinggi kadar air bahan baku, makin tinggi pula penyerapan air
komposit serat yang dihasilkan, sebab tidak semua uap air dalam komposit
dapat dikeluarkan dari dalam komposit. Penyerapan air komposit yang ditambah
serbuk serat batang pisang pada semua variasi jumlah penambahan serat
berkisar 0,96 - 3,33%, dan hal ini memenuhi persyaratan standar SNI 15-02331989 Mutu dan Cara Uji Lembaran Serat Semen, yang menetapkan penyerapan
air maksimum 35%. Sifat penyerapan air tersebut relatif kecil bila d i b a n d i n g
k a n d e n g a n k emamp u a n penyerapan air komposit plastik dengan serbuk
serat batang pisang dengan perlakuan alkali yang dilakukan oleh Hakim dan 84
MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 79-87
85 Titik nyala komposit PVC-CaCO3 Gambar 7 menunjukkan bahwa titik nyala
komposit sangat dipengaruhi oleh jumlah penambahan serbuk serat batang
pisang. Makin banyak jumlah serbuk serat batang pisang yang ditambahkan,
maka titik nyala komposit makin besar. Hal ini disebabkan karena serat batang
pisang yang ditambahkan adalah serat yang kering sehingga mudah terbakar
oleh api. Nilai terendah titik nyala dijumpai pada komposit tanpa penambahan
serbuk serat batang pisang, yaitu sebesar 0,03 inc/detik. Nilai tertinggi dijumpai
pada komposit plastik dengan penambahan serbuk serat batang pisang 40 phr,
sebesar 0,075 inc/ detik. Gambar 7. Titik nyala komposit PVC-CaCO3 dengan
variasi penambahan jumlah serbuk serat batang pisang Perhitungan statistik

analisis sidik ragam menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antara komposit
tanpa serat dengan komposit berserat mulai penambahan 20 phr. Kerapatan
airkomposit PVC-CaCO3 Hasil uji kerapatan air menunjukkan baik (tidak terjadi
tetesan), pada semua variasi jumlah penambahan serbuk serat batang pisang
pada komposit PVC-CaCO . Komposit 3 plastik dengan penambahan serbuk serat
batang pisang sampai 40 phr masih menunjukkan sifat kerapatan air yang baik.
Kemampuan dipaku dan digergaji komposit PVC-CaCO3 Hasil uji kemampuan
digergaji dan seperti selulosa, hemiselulosa, dan karbohidrat nonselulosa, serta
fraksi yang menolak air seperti lignin, lemak, dan resin. Kuat lenturkomposit PVCCaCO3 Gambar 6 menunjukkan hasil uji kuat lentur komposit PVC-CaCO pada
berbagai 3 variasi penambahan jumlah filler serbuk serat batang pisang. Gambar
6. Kuat lentur komposit PVCCaCO dengan variasi penambahan jumlah 3 serbuk
serat batang pisang Makin banyak serbuk serat batang pisang yang
ditambahkan, maka kuat lentur komposit turun. Sifat kuat lentur berbanding
terbalik dengan sifat kekerasan komposit. Serbuk serat batang pisang sebagai
filler, menjadikan komposit plastik makin keras dan kuat lenturnya turun secara
nyata (p>0,05). Serbuk serat batang pisang merupakan filler rigid. Hal ini sesuai
dengan fungsi filler yaitu menambah kekerasan dan mengurangi kuat lentur
(Hong, et al, 2009). Kuat lentur tertinggi dicapai oleh komposit tanpa
penambahan serbuk serat 2 batang pisang, yaitu sebesar 165,09 kg/cm ,
sedangkan kuat lentur terendah pada komposit dengan jumlah penambahan
serbuk serat batang pisang 40 phr, yaitu sebesar 118.9 2 kg/cm . Hasil
perhitungan analisa sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
pada setiap penambahan 10 phr serbuk serat batang pisang (p>0.05).
PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER........
(Supraptiningsih)dibandingkan dengan eternit semen. Mengingat sifat mekanis
dan fisis yang lebih baik, maka pada pemasarannya dapat untuk decorative
eternit atau untuk keperluan khusus. KESIMPULAN Pada pembuatan komposit
PVC- CaCO3 dengan serbuk serat batang pisang sebagai filler dapat memenuhi
persyaratan SNI 15- 0233-1989 Mutu dan Cara Uji Lembaran Serat Semen.
Pengaruh serbuk serat batang pisang sebagai filler komposit PVC-CaCO , terbukti
3 dapat menaikkan kuat tarik, kekerasan, penyerapan air, dan titik nyala.
Pengaruh yang lain adalah menurunkan beberapa sifat mekanis, yaitu berat per
satuan luas, bobot isi, kuat lentur, kerapatan air, kemampuan dipaku dan
digergaji. Komposit PVC-CaCO dengan filler 3 serbuk serat batang pisang
memiliki berbagai sifat khas seperti: berat persatuan luas 4,55 2 3 5,90 kg/m ,
bobot isi 1,501,99 g/cm , 2 kekuatan tarik 67,5679,03 kg/cm , kekerasan
55,0066,66 shore D, penyerapan air 0,96 2 3,32 %, kuat lentur 118,99165,09
kg/cm , titik nyala 0,03-0,07 inc/detik, kerapatan air baik (tidak terjadi tetesan)
dan kemampuan digergaji dan dipaku baik (tidak cacat/retak). UCAPAN
TERIMAKASIH Atas berhasil dan selesainya penelitian ini, diucapkan terima kasih
yang sebesarbesarnya kepada: Ir. Siti Rochani, Sofyan Karani, B.Sc, Hernadi Surip
BSc, dan Sunarso yang telah, membantu dan memberi masukan dalam
pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Fajriyanto, dan Firdaus, F., 2007.
Karakteristik Mekanik Panel Dinding dari Komposit Sabut Kelapa (Coco F i b e r ) S a m p a h P l a s t i k (Thermoplastics), LOGIKA, Vol. 4, No. 1, Januari 2007,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII Yogyakarta Hakim, L. dan Febrianto, F.,

2005. Karakteristik Fisis Papan Komposit dari dipaku baik, (tanpa cacat/retak}
pada semua variasi jumlah penambahan serbuk serat batang pisang komposit
PVC-CaCO . 3 Pengamatan secara visual dilakukan untuk melihat kondisi
permukaan (morfologi) komposit dan homogenitas distribusi filler serat batang
pisang didalam komposit PVCCaCO3. Bila hasil uji komposit PVC-CaCO3 dengan
penambahan filler serbuk serat batang pisang dibandingkan dengan SNI 150233- 1989 Mutu dan Cara Uji Lembaran Serat Semen, maka semua komposit
PVC-CaCO3 dengan variasi jumlah penambahan serbuk filler serat batang pisang
memenuhi persyaratan SNI tersebut. Prospek industri lembaran serat semen
(eternit) dari komposit PVC-CaCO3 Ditinjau dari beberapa faktor yang
menguntungkan, maka dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membahas
masalah prospek industri eternit dari komposit PVCCaCO . Faktor-faktor tersebut
antara lain: 3 1. Sifat mekanis dan fisis Apabila dibandingkan dengan eternit
semen, maka sifat mekanis dan fisis komposit PVCCaCO hasil penelitian
memberikan nilai 3 spesifikasi bahan yang lebih baik. Sifat-sifat tersebut antara
lain penyerapan air dan kerapatan air yang relatif kecil, sifat plastik yang plastis,
sifat kemampuan digergaji dan dipaku, dapat memecahkan masalah
pengangkutan dan pemasangan eternit. Sifat mudah pecah dan retak tidak
dijumpai pada komposit PVC-CaCO . 3 2. Kesehatan Lingkungan Penggunaan
komposit PVC-CaCO cukup 3 aman ditinjau dari segi kesehatan lingkungan,
karena tidak menimbulkan kelapukan. Vinyl Ch l o ri d e M o n o m e r ( V C M ) y
a n g dikhawatirkan akan membahayakan tubuh manusia telah terikat menjadi
polimer dan berikatan secara kimia dalam komposit. VCM tidak akan bertebaran
diudara karena adanya persyaratan kadar VCM dalam PVC harus seminimal
mungkin. 3. Pemasaran Faktor pemasaran sangat berpengaruh pada prospek
industri eternit dari PVC. Bahan baku PVC menyebabkan harga lebih tinggi bila
86 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 7987 87 Shen, J., Song, Z., Qian, X., and Ni,Y., 2010. A Review on Use of filler in
cellulosic p a p e r f o r f u n g c i o n a l a p p l i c a t i o n s. I n d u stri a l a n d
Engeeneering Chemistry Research ,50 (2), 661-666. SNI 15-0233-1989. Mutu dan
Cara Uji Lembaran Serat Semen, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Syafrudin,
2004. Pengaruh Konsentrasi Larutan dan Waktu Pemasakan Terhadap Rendemen
dan Sifat Fisis Pulp Batang Pisang Kepok (Musa spp) Pascapanen. Skripsi, Fakultas
Kehutanan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Wirawan, R. dan Zainudin,
E.S. dan Sapuan, S.M., 2009. Sifat mekanik dari serat alami diperkuat PVC
komposit:. Review, Sains Malaysiana, 38 (4). hlm 531-535. ISSN 0126-603.
Xiwen,Y.Z.L., 2010. Study on the reed fiber/PVC composites material [J];New
Chemical Materials; Hunan Vocational C o l l e g e o f S c i e n c e &
Technology,Changsha 410118. Xin, Z., Ping, X., and Yun, D., 2009. Properties of
Modifi ed Wood-Fibe r/PVC Composite, Institute of Plastics Machinery and
Engineering, Beijing University of Chemical Technology, Beijing ,China. Serat
Batang Pisang (Musa sp.) dengan Perlakuan Alkali. Peronema : Forestry Science
Journal, Vol.1, No.1, April 2005 : 1 37, ISSN 1829 6343. Hanafi, I.,2004.
Komposit Polimer Diperkuat Pengisi dan Gentian Pendek Semula Jadi, Universiti
Sains, Malaysia. Henry, C.P., 2009. Crude Rubber and Compounding Ingredients:
A Textbook of Rubber Manufacture, BiblioLife, ISBN 1110348665,
9781110348664. Hong, N,.Wah, L.E., & Ching, L.Y., 2009. Focus Ace Spm

Chemistry, ISBN 13: 978-983- 00-3631-1, Penerbitan Pelangi Sdn.Bhd, Bangi,


Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Maulida, 2006. Perbandingan Kekuatan Tarik
Komposit Polipropena dengan Pengisi Serat Pandan dan Serat Batang Pisang,
Jurnal Teknologi Proses 5(2) Juli 2006 :142-147. Muiz, A., 2005. Pemanfaatan
Batang Pisang (Musa sp) Sebagai Bahan Baku Papan Serat. Skripsi, Fakultas
Kehutanan. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Rahman, H., 2006. Pembuatan Pulp
dari Batang Pisang Uter (Musa paradisiaca Linn. var uter) Pascapanen dengan
Proses Soda. Skripsi, Fakultas Kehutanan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Ra m z a h , M o h a m m a d S . , Ba s u k i W.,Nursyamsu B.,2008. Karakteristik
Termoplastik Polietilena Dengan Serat Batang Pisang Sebagai Komposit untuk B a
h a n P a l e t K a y u , http://repository.usu.ac.id. Issue Date: 19-Sep-2008.
PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER........
(Supraptiningsih)dibandingkan dengan eternit semen. Mengingat sifat mekanis
dan fisis yang lebih baik, maka pada pemasarannya dapat untuk decorative
eternit atau untuk keperluan khusus. KESIMPULAN Pada pembuatan komposit
PVC- CaCO3 dengan serbuk serat batang pisang sebagai filler dapat memenuhi
persyaratan SNI 15- 0233-1989 Mutu dan Cara Uji Lembaran Serat Semen.
Pengaruh serbuk serat batang pisang sebagai filler komposit PVC-CaCO , terbukti
3 dapat menaikkan kuat tarik, kekerasan, penyerapan air, dan titik nyala.
Pengaruh yang lain adalah menurunkan beberapa sifat mekanis, yaitu berat per
satuan luas, bobot isi, kuat lentur, kerapatan air, kemampuan dipaku dan
digergaji. Komposit PVC-CaCO dengan filler 3 serbuk serat batang pisang
memiliki berbagai sifat khas seperti: berat persatuan luas 4,55 2 3 5,90 kg/m ,
bobot isi 1,501,99 g/cm , 2 kekuatan tarik 67,5679,03 kg/cm , kekerasan
55,0066,66 shore D, penyerapan air 0,96 2 3,32 %, kuat lentur 118,99165,09
kg/cm , titik nyala 0,03-0,07 inc/detik, kerapatan air baik (tidak terjadi tetesan)
dan kemampuan digergaji dan dipaku baik (tidak cacat/retak). UCAPAN
TERIMAKASIH Atas berhasil dan selesainya penelitian ini, diucapkan terima kasih
yang sebesarbesarnya kepada: Ir. Siti Rochani, Sofyan Karani, B.Sc, Hernadi Surip
BSc, dan Sunarso yang telah, membantu dan memberi masukan dalam
pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Fajriyanto, dan Firdaus, F., 2007.
Karakteristik Mekanik Panel Dinding dari Komposit Sabut Kelapa (Coco F i b e r ) S a m p a h P l a s t i k (Thermoplastics), LOGIKA, Vol. 4, No. 1, Januari 2007,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII Yogyakarta Hakim, L. dan Febrianto, F.,
2005. Karakteristik Fisis Papan Komposit dari dipaku baik, (tanpa cacat/retak}
pada semua variasi jumlah penambahan serbuk serat batang pisang komposit
PVC-CaCO . 3 Pengamatan secara visual dilakukan untuk melihat kondisi
permukaan (morfologi) komposit dan homogenitas distribusi filler serat batang
pisang didalam komposit PVCCaCO3. Bila hasil uji komposit PVC-CaCO3 dengan
penambahan filler serbuk serat batang pisang dibandingkan dengan SNI 150233- 1989 Mutu dan Cara Uji Lembaran Serat Semen, maka semua komposit
PVC-CaCO3 dengan variasi jumlah penambahan serbuk filler serat batang pisang
memenuhi persyaratan SNI tersebut. Prospek industri lembaran serat semen
(eternit) dari komposit PVC-CaCO3 Ditinjau dari beberapa faktor yang
menguntungkan, maka dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membahas
masalah prospek industri eternit dari komposit PVCCaCO . Faktor-faktor tersebut
antara lain: 3 1. Sifat mekanis dan fisis Apabila dibandingkan dengan eternit

semen, maka sifat mekanis dan fisis komposit PVCCaCO hasil penelitian
memberikan nilai 3 spesifikasi bahan yang lebih baik. Sifat-sifat tersebut antara
lain penyerapan air dan kerapatan air yang relatif kecil, sifat plastik yang plastis,
sifat kemampuan digergaji dan dipaku, dapat memecahkan masalah
pengangkutan dan pemasangan eternit. Sifat mudah pecah dan retak tidak
dijumpai pada komposit PVC-CaCO . 3 2. Kesehatan Lingkungan Penggunaan
komposit PVC-CaCO cukup 3 aman ditinjau dari segi kesehatan lingkungan,
karena tidak menimbulkan kelapukan. Vinyl Ch l o ri d e M o n o m e r ( V C M ) y
a n g dikhawatirkan akan membahayakan tubuh manusia telah terikat menjadi
polimer dan berikatan secara kimia dalam komposit. VCM tidak akan bertebaran
diudara karena adanya persyaratan kadar VCM dalam PVC harus seminimal
mungkin. 3. Pemasaran Faktor pemasaran sangat berpengaruh pada prospek
industri eternit dari PVC. Bahan baku PVC menyebabkan harga lebih tinggi bila
86 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 7987 87 Shen, J., Song, Z., Qian, X., and Ni,Y., 2010. A Review on Use of filler in
cellulosic p a p e r f o r f u n g c i o n a l a p p l i c a t i o n s. I n d u stri a l a n d
Engeeneering Chemistry Research ,50 (2), 661-666. SNI 15-0233-1989. Mutu dan
Cara Uji Lembaran Serat Semen, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Syafrudin,
2004. Pengaruh Konsentrasi Larutan dan Waktu Pemasakan Terhadap Rendemen
dan Sifat Fisis Pulp Batang Pisang Kepok (Musa spp) Pascapanen. Skripsi, Fakultas
Kehutanan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Wirawan, R. dan Zainudin,
E.S. dan Sapuan, S.M., 2009. Sifat mekanik dari serat alami diperkuat PVC
komposit:. Review, Sains Malaysiana, 38 (4). hlm 531-535. ISSN 0126-603.
Xiwen,Y.Z.L., 2010. Study on the reed fiber/PVC composites material [J];New
Chemical Materials; Hunan Vocational C o l l e g e o f S c i e n c e &
Technology,Changsha 410118. Xin, Z., Ping, X., and Yun, D., 2009. Properties of
Modifi ed Wood-Fibe r/PVC Composite, Institute of Plastics Machinery and
Engineering, Beijing University of Chemical Technology, Beijing ,China. Serat
Batang Pisang (Musa sp.) dengan Perlakuan Alkali. Peronema : Forestry Science
Journal, Vol.1, No.1, April 2005 : 1 37, ISSN 1829 6343. Hanafi, I.,2004.
Komposit Polimer Diperkuat Pengisi dan Gentian Pendek Semula Jadi, Universiti
Sains, Malaysia. Henry, C.P., 2009. Crude Rubber and Compounding Ingredients:
A Textbook of Rubber Manufacture, BiblioLife, ISBN 1110348665,
9781110348664. Hong, N,.Wah, L.E., & Ching, L.Y., 2009. Focus Ace Spm
Chemistry, ISBN 13: 978-983- 00-3631-1, Penerbitan Pelangi Sdn.Bhd, Bangi,
Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Maulida, 2006. Perbandingan Kekuatan Tarik
Komposit Polipropena dengan Pengisi Serat Pandan dan Serat Batang Pisang,
Jurnal Teknologi Proses 5(2) Juli 2006 :142-147. Muiz, A., 2005. Pemanfaatan
Batang Pisang (Musa sp) Sebagai Bahan Baku Papan Serat. Skripsi, Fakultas
Kehutanan. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Rahman, H., 2006. Pembuatan Pulp
dari Batang Pisang Uter (Musa paradisiaca Linn. var uter) Pascapanen dengan
Proses Soda. Skripsi, Fakultas Kehutanan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Ra m z a h , M o h a m m a d S . , Ba s u k i W.,Nursyamsu B.,2008. Karakteristik
Termoplastik Polietilena Dengan Serat Batang Pisang Sebagai Komposit untuk B a
h a n P a l e t K a y u , http://repository.usu.ac.id. Issue Date: 19-Sep-2008.
PENGARUH SERAT BATANG PISANG SEBAGAI FILLER........(Supraptiningsih

Pohon pisang, seperti kelapa, adalah pohon kehidupan. Hampir semua bagiannya bermanfaat.
Al Quran menyebut pisang sebagai pohon surgawi. Injil menyebutnya sebagai pohon
pengetahuan.

Terentang di khatulistiwa, kepulauan Indonesia tak hanya kaya akan deretan pohon kelapa di
sepanjang 95.000 km garis pantainya. Ini juga negeri pisang. Indonesia salah satu negeri
penghasil pisang terbanyak di dunia, setelah Brazil dan India. Meski jarang ada perkebunan
pisang skala besar di sini, kita bisa melihat banyak pohon pisang tersebar hampir di setiap lahan
pertanian dan pekarangan rumah pedesaan negeri kita.

Tapi, seperti kelapa, pohon pisang baru sebagian saja dimanfaatkan masyarakat Indonesia.
Banyak orang hanya memanfaatkan buahnya saja. Daun kelapa sebagai pembungkus makanan
sudah kian tergusur oleh plastik. Bagian-bagian lain pohon pisang, seperti nasib kelapa, dibuang
begitu saja sebagai limbah.

Di beberapa daerah, pelepah dan gedebog pisang dikeringkan untuk diolah menjadi barangbarang kerajinan: sandal, tas dan anyaman lain. Tapi, masih ada banyak manfaat lain yang
belum banyak dieksplorasi. Salah satunya pemanfaatan serat gedebog pisang.

Serat pisang (atau banana fiber) memiliki banyak kegunaan.

Manfaat Serat Pisang

Seratnya yang halus dipakai untuk bahan benang atau kertas. Benang kemudian dipintal menjadi
kain. Sejak Abad ke-13 kain-kain tradisional kimono Jepang dibuat dengan bahan ini. Dan dalam
beberapa tahun terakhir di Australia dan Afrika, orang memanfaatkan serat pisang untuk bahan
celana dalam dan pembalut perempuan. Kertas kualitas tinggi bisa dihasilkan dari serat pisang.
Mata uang yen (Jepang) dibuat dari serat ini.

Serat pisang yang lebih kasar juga punya banyak kegunaan: dipintal menjadi tali-tali besar yang
kuat untuk menghela kapal-kapal di laut; atau dianyam dalam bentuk jala besar untuk menutupi
tanah (geofiber) yang bisa mencegah erosi tanah dan berguna dalam pembuatan taman atau
lanskap; atau digumpalkan begitu saja untuk menyerap pencemaran minyak di laut; atau
dicampur dengan resin/plastik untuk dijadikan komposit. Pembuatan serat pisang untuk bahan
komposit masih jarang dieksplorasi di Indonesia.

Secara iseng bersama istri, saya mencoba membuat komposit serat pisang ini di Wonosobo,
Jawa Tengah. Seperti banyak wilayah pedesaan lain di Jawa, Wonosobo kaya akan tanaman
pisang, yang limbahnya dibuang begitu saja. Jika pembuatan komposit ini bisa diperluas, kita
akan bisa membantu mengurangi laju kerusakan lingkungan. Dan dengan biaya yang murah,
menggunakan bahan yang selama ini kita anggap limbah tak bernilai.

Hasilnya seperti ini:

Papan Komposit Serat Pisang

Apa itu komposit? Meski istilahnya kedengaran sulit dan modern, komposit sebenarnya bukan
temuan baru. Nenek-moyang kita telah biasa membuat dinding rumah dengan bahan campuran
tanah liat dan jerami padi. Itulah komposit awal yang kita kenal. Tanah liat bertindak sebagai
matriks (pengikat) sementara jerami sebagai serat (pengisi dan penguat).

Komposit modern mengikuti prinsip dasar itu: campuran antara matriks dan serat. Salah satu
komposit yang kita kenal dalam era modern, dan dipakai untuk banyak hal, adalah fiber-glass:
yakni campuran antara resin/plastik dengan serat kaca. Fiber-glass dipakai untuk membuat
kapal, bahan bangunan dan banyak peralatan rumah tangga.

Komposit yang kami buat berbahan campuran serat pisang dan resin/plastik yang saya beli dari
toko besi kecil. Serat pisang bisa diperoleh dari gedebog basah dengan berbagai cara. Cara
paling sederhana adalah cara biologis: dibusukkan dalam air selama satu-dua pekan untuk
menghilangkan klorofil dan menyisakan serat. Cara kedua adalah cara kimiawi: merebus
gedebog pisang dengan soda api (kaustik). Cara ketiga adalah cara fisik: mengepres gedebog
pisang seperti kita membuat sari tebu; klorofil yang lunak dan air akan keluar, menyisakan serat
pisangnya.

Semula kami ingin memakai resin alami untuk menghasilkan komposit yang alami seluruhnya:
baik matriks maupun seratnya. Salah satu serat alami adalah getah damar (amber). Saya
sempat berkeliling Wonosobo tapi hanya menemukan sedikit sekali getah ini. Pohon damar pun
sudah sangat jarang di Jawa. Kami memutuskan memakai resin sintetis (plastik). Jadi komposit
yang kami buat tidak sepenuhnya alamiah, tapi hanya semi-natural.

Komposit ini bisa dibentuk sesuai cetakannya. Produk akhir praktis tak terbatas, tergantung dari
bentuk dan desainnya: furniture, dinding, tiang, kitchenware atau peralatan rumah tangga lain.

Untuk apa saja; tergantung cetakannya.

Dengan komposit semi-alami ini kami bertekad beberapa bulan mendatang membuat furniture
dan perlengkapan interior untuk rumah kecil yang sedang kami bangun di lereng Gunung
Sindoro.

Meski masih menggunakan produk plastik sintetis, penggunaan serat pisang sebagai pengisi
sudah dengan sendirinya mengurangi jumlah dan volume plastik yang ada di rumah kami. Dan
dengan itu kami berharap bisa membantu mengurangi laju kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh penggunaan plastik.

Temuan komposit modern yang berbahan plastik (sebagai matriks) pada umumnya dipandang
sebagai berkah. Banyak hal bisa dengan mudah dibuat dalam skala massal: furniture, peralatan

dapur, kitchenware, peratalan elektronik dari televisi hingga telpon genggam, kemasan makanan
dan minuman, keranjang, dashboard mobil, pipa-pipa air, bahkan kain dan karpet (dari nylon).

Konstruksi ringan, seperti tiang, jendela dan kios rokok pinggir jalan pun, kini dibuat dari
komposit plastik. Produk-produk plastik ini menggusur produk-produk tradisional seperti tas dan
keranjang dari anyaman (bambu), bungkus makanan (daun pisang), gayung (tempurung kelapa).

Kehidupan kita sepertinya tak bisa berkelit dari komposit modern, dan karenanya dari plastik.
Tapi, ini juga membawa bencana. Berapa banyak komposit plastik yang kita pakai dan yang kita
buang ke tempat sampah? Berapa ongkos lingkungan yang harus dibayar untuk semua
kemudahan itu?

Plastik bersifat petroleum-based, merupakan hasil samping tak langsung dari penyulingan
minyak bumi. Untuk membuatnya kita memerlukan energi besar, yang antara lain bersumber
pada minyak juga. Panas tinggi juga dibutuhkan untuk membuat komposit, ikut menyumbang apa
yang kita kenal sebagai pemanasan global dengan konsekuensi lingkungan tak terkira, dari
punahnya burung dan ikan sampai hancurnya terumbu karang--salah satu sumber keindahan
Indonesia, Zamrud Khatulistiwa kita yang tercinta.

Bencana lain ditimbulkan oleh sampah komposit plastik itu sendiri: lihatlah sungai-sungai, muara,
teluk dan danau. Plastik yang tak terurai itu ada di mana-mana. Polusi benda padat ini
menggusur ruang hidup banyak floara dan fauna, hingga ke tengah hutan dan tengah laut.

Menemukan kembali bahan-bahan alamiah sebagai komposit karenanya bisa membantu


mengatasi masalah-masalah lingkungan tadi.***

Anda mungkin juga menyukai