Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Lego Group merupakan salah satu produsen mainan terbesar di dunia, dengan produk
utama berbentuk balok dan karakter tokoh. Berbasis di Denmark, perusahaan ini telah
mengalami peningkatan sejak didirikan pada tahun 1932. Sebagai jawaban atas ketatnya
persaingan dari para imitator dan mainan elektronik, pada tahun 2003 Lego menjalankan
proses restrukturisasi secara bertahap hingga saat ini. Pada tahun 2006, Lego memutuskan
untuk melakukan outsourcing produksinya pada perusahaan Flextronics, yang memiliki
pabrik di Mexico, Hungaria, dan Republik Ceko. Program outsourcing ini merupakan hasil
analisis yang dilakukan atas supply chain perusahaan secara menyeluruh. Hasil dari
restrukturisasi, seperti pengurangan jumlah pegawai, membawa Lego menjadi perusahaan
berorientasi pasar yang mampu mengikuti permintaan pasar dengan cepat.
Proses restrukturisasi yang dikombinasi dengan pesatnya pertumbuhan penjualan
membuat Lego melakukan ekspansi ke luar negeri dan menjadikan tenaga kerjanya lebih
variatif, yang menghasilkan tantangan baru pada supply chain dan sektor kepegawaian.
Supply chain harus dimodifikasi sedemikian rupa agar semakin sederhana tanpa
mengurangi kualitasnya, serta perencanaan logistik yang memungkinkan perusahaan
bekerja lebih dekat dengan penjual retail, pemasok bahan, dan perusahaan outsourcing
baru. Di sisi lain, bidang kepegawaian lebih berperan sebagai pembuat strategi di internal
perusahaan, dimana tugasnya adalah menentukan pegawai mana yang akan dipertahankan
dan perlu direkrut dari berbagai latar belakang budaya.
Perubahan atas aktivitas membuat perusahaan perlu beradaptasi, dimana infrastruktur
TI yang kuat dan fleksibel, lengkap dengan kemampuan intelejensi bisnis yang mampu
meningkatkan kemampuan prediksi dan perencanaan manajemen, diperlukan. Salah satu
solusi yang dibuat adalah dengan menggunakan aplikasi bisnis bernama SAP AG, buatan
Jerman. Lego membeli tiga modul aplikasi, yakni Supply Chain Management (SCM) yang
dapat

melakukan

monitoring,

analisis,

prediksi

perencanaan,

optimalisasi

persediaan;Product Lifecycle Management (PLM) yang memungkinkan manajer untuk


mengoptimalkan pengembangan proses dan sistem; dan Enterprise Resources Planning
(ERP), dimana di dalamnya terdapat aplikasi Human Capital Management (HCM) yang
mampu mengelola dan memprediksi para pegawai, termasuk potensi kepemimpinan serta
calon pegawai yang dibutuhkan.

Aplikasi SAP menggunakan tiga lapis arsitektur sistem yang fleksibel sehingga
mampu beradaptasi dengan perubahan orientasi jasa. Lapisan pertama berupa antarmuka
pengguna, yang berjenis antarmuka grafis (graphical user interface), berguna untuk
mengirimkan permintaan pengguna pada server aplikasi. Lapisan kedua berupa server
aplikasi, yang bertugas memproses permintaan pengguna serta mengirimkannya pada
database system, yang merupakan lapisan ketiga. Database system terdiri atas satu atau
lebih database yang saling berkaitan, dimana aplikasi ini mendukung berbagai jenis
database dari berbagai vendor. Manajer dapat menggunakan alat pencari (query tool) guna
memperoleh data yang diinginkan, dari berbagai cabang perusahaan antar negara.
Investasi pada sistem informasi dan perubahan desain bisnis yang dilakukan oleh
Lego berbuah manis. Total penjualan dan laba yang diterima pada tahun 2013 dan 2014
meningkat di wilayah Eropa, Amerika, maupun Asia meski dunia sedang dilanda Global
Great Recession (2008-2013). Di regional Asia, terutama di Cina, pertumbuhan penjuala
mencapai lebih dari 50%. Hal ini yang mendukung ambisi Lego Groups untuk melakukan
ekspansi global dan membuat Asia sebagai salah satu pusat pertumbuhan di masa yang
akan datang.
Sebagai tindak lanjutnya, Lego mendirikan sebuah pabrik dan kantor di Cina dan
Shanghai. Bersama dengan kantor yang sudah dulu didirikan di Singapura, diharapkan
ketiga fasilitas di regional Asia ini dapat mendekatkan perusahaan dengan pelanggannya,
sejalan dengan strategi perusahaan. Pendirian pabrik yang dekat dengan pelanggan juga
dilakukan di Republik Ceko dan Hungaria untuk mendukung pelanggan Eropa, serta di
Meksiko untuk regional Amerika. Para eksekutif percaya pendekatan global melalui sistem
informasi fasilitas produksi memungkinkan perusahaan mendistribusikan produknya
kepada toko ritel, hingga akhirnya sampai pada anak-anak, dengan sangat cepat. Respon
positif atas rilisnya film The LEGO Movie semakin menguatkan merek Lego di mata
pelanggan, sekaligus menciptakan sebuah produk baru berbasis film tersebut.
The Lego Group dapat melanjutkan pertumbuhan selama tahun 2015 dan tahun-tahun
berikutnya menggunakan fleksibilitas organisasi dan konsep yang telah diujiselama
bertahun-tahun.Perusahaan merespon permintaan pasar dengan merilis produk terbaiknya.
Perusahaan juga membuka kantor baru lengkap dengan nuansa kantor yang inovatif,
dimana setiap orang tidak dibatasi dengan meja kerja mereka dan kegiatan rutin yang
sifatnya rigid. Seperti ekspansi usaha yang dilakukan ke regional Asia, kantor yang baru
merepresentasikan sebuah usaha untuk menjangkau dunia dengan mendekatkan diri
melalui pembangunan kantor serta mempekerjakan karyawan dari seluruh dunia demi

menjangkau sebanyak mungkin keluarga dan anak-anak. Sejauh ini, Lego telah berhasil
menghadirkan dirinya kepada keluarga di dunia, sedikit demi sedikit.
Pertanyaan Kasus
1. Jelaskan peran database dalam sistem tiga lapis dari SAP!
Aplikasi SAP menggunakan tiga lapis arsitektur sistem yang fleksibel sehingga
mampu beradaptasi dengan perubahan orientasi jasa. Lapisan pertama berupa
antarmuka pengguna, yang berjenis antarmuka grafis (graphical user interface),
berguna untuk mengirimkan permintaan pengguna pada server aplikasi. Lapisan kedua
berupa server aplikasi, yang bertugas memproses permintaan pengguna serta
mengirimkannya pada database system, yang merupakan lapisan ketiga. Database
system terdiri atas satu atau lebih database yang saling berkaitan, dimana aplikasi ini
mendukung berbagai jenis database dari berbagai vendor. Manajer dapat
menggunakan alat pencari (query tool) guna memperoleh data yang diinginkan, dari
berbagai cabang perusahaan antar negara.
2. Jelaskan mengapa arsitektur yang terdistribusi disebut lentur/fleksibel!
Distribute architectures itu fleksibel karena mereka bisa beradaptasi dengan
operasional perusahaan terhadap perubahan ini membutuhkan sebuah IT infrasuktur
yang fleksibel dan kuat dengan kemampuan intelejensi bisnis yang bisa membantu
manajemen perusahaan berjalan baik dalam hal wacana dan rencana. Sebagai bagian
dalam solusinya, LEGO memilih beralih ke SAP suite software. SAP AG, sebuah
perusahaan Jerman yang berspesialisasi di bidang software solution untuk perusahaan,
salah satu perusahaan software yang mempunyai peranan penting di dunia. Produksi
dari SAP software meliputi berbagai aplikasi yang dirancang untuk secara efisien
mendukung semua fungsi penting perusahaan dan operasi. LEGO memilih untuk
menerapkan SAPs Supply Chain Management (SCM), Product Lifecycle Management
(PLM), and Enterprise Resources Planning (ERP) modules.

3. Sebutkan fitur bisnis intelijen yang ada dalam paket program bisnis SAP!
SAPs Supply Chain Management (manajemen rantai suplai - SAP) termasuk fitur
seperti monitoring dan analisis rantai suplai seperti perkiraan akan masa depan,
perencanaan dan optimalisasi persediaan.

Di dalam modul SAP Product Life-cycle Management (manajemen siklus hidup


produk - SAP) yang memungkinkan manajer untuk mengoptimalkan perkembangan
proses dan sistem.
Di dalam modul SAP Enterprise Resources Planning (perencanaan sumber daya
perusahaan SAP) termasuk antara lain beberapa aplikasi, yaitu Human Capital
Management untuk pegawai di bidang administrasi dan pengembangan.
SAPs business suite berdasarkan server tiga tingkatan pengguna (three tier clientserver) yang sifatnya fleksibel dan dapat dengan mudah diadaptasikan dengan ServiceOriented Architecture (SOA) yang baru. Fitur SOA ini terdapat di versi terbaru dari
SAP. Lapisan yang pertama adalah client interface (antarmuka pengguna) dimana
sebuah browser dijalankan di computer. Lapisan kedua adalah server aplikasi yang
menerima dan memproses permintaan pengguna. Dan lapisan ketiga adalah terdiri dari
satu atau banyak database yang saling berhubungan.
Database di dalam SAP saling berkaitan, berisi tabel yang menyimpan data di produkproduk Lego, kegiatan operasional harian, Supply Chain Management (manajemen
rantai suplai), dan ribuan pegawai. SAP ini merupakan aplikasi yang komplit untuk
konsolidasi, analisis, dan menyediakan akses untuk data dalam jumlah besar yang
membantu pengguna membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
4. Apa keunggulan dan kekurangan utama dari beberapa database dalam arsitektur yang
terdistribusi? Jelaskan.
Kelebihan
-

Mencerminkan Struktur Organisasi, hal ini menunjukkan bahwa cabang-cabang


perusahaan terdistribusi ke beberapa tempat yang berbeda sesuai dengan jumlah

database yang ada.


Meningkatkan Otonomi Cabang pada Wilayahnya, ini membuat data yang

dibagikan untuk pengguna lebih sesuai dengan keadaan cabang terdekat.


Meningkatkan Ketersediaan, informasi ketersediaan dalam satu cabang terhubung

dengan cabang yang lain sehingga dapat saling melengkapi jika dibutuhkan.
Kehandalan penyimpanan informasi, data dan informasi cabang tereplikasi ke situs
lain sehingga mengurangi kemungkinan gagalnya akses atas data dan informasi

tersebut.
Peningkatan kinerja, pelanggan dihubungkan ke cabang yang lebih dekat posisinya
sehingga meningkatkan kecepatan akses terhadap informasi yang ada.

Pengeluaran Biaya yang Efektif, biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan


beberapa sistem kecil pada cabang perusahaan lebih efektif daripada pengembangan

sistem besar pada pusat perusahaan.


Pengembangan perusahaan menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan penambahan
cabang baru tidak mengganggu operasi dari cabang lain atau pusat secara signifikan.

Kekurangan
-

Arus Database Kompleks, database menjadi lebih kompleks daripada database yang

terpusat karena database akan menyembunyikan arus proses data dari pelanggannya.
Biaya Lebih mahal, semakin kompleks suatu sistem akan menambah biaya pada

maintenance sistem-sistem tersebut.


Keamanan yang kurang terkendali, pengendalian terhadap satu sistem besar lebih
mudah daripada pengendalian terhadap beberapa sistem kecil yang juga
memerlukan pengawasan terhadap jaringan yang menghubungkan sistem-sistem

tersebut.
Kendali mutu yang sulit, pengendalian mutu dari database membutuhkan
pengawasan yang mendalam terhadap konsistensi dan kebenaran dari data yang

tersimpan.
Kurangnya ragam komunikasi, akses database bergantung pada efektivitas

komunikasi sehingga diperlukan indikator atas akses data yang efektif juga.
Dibutuhkan pengalaman dalam penggunaan sistem, dikarenakan kompleksnya
pengoperasian sistem, diperlukan pengalaman dalam pengoperasiaannya meskipun

perusahaan sudah memahami standar dan hambatan dalam sistem tersebut.


Desain database lebih kompleks, pembuatan database harus memperhitungkan
fragmentasi data beserta alokasinya pada beberapa situs dan replikasi dari data-data
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai