Anda di halaman 1dari 377

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S


DENGAN MASALAH GANGGUAN SEKSUAL

KELOMPOK 788
ENDAH MURNI
REZKY FAHRUDINUR RAMADHAN
TRI NURWAHYUNI

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim
maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S DENGAN
MASALAH GANGGUAN SEKSUAL. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh
karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca

untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................

BAB II

1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................

1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................

1.4 METODE PENULISAN...............................................................................

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN........................................................................

PEMBAHASAN

2.1.. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN


SEKSUAL
A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia.................
B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual menurut Kaplan..........................
C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi dan
potensi seksual pada lanjut usia........
D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial
E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia............
F. ............................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN...........................................................................
H. MASALAH KEPERAWATAN..................................................................
I.

DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................

J. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN SEKSUAL
PENGKAJIAN............................................................................................

15

ANALISA DATA.........................................................................................

18

RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................
BAB III

19

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................


3.2 SARAN .....................................................................................................

22
22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan
seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual yang
dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik
fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode dimana
seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah seksual masih mendatangkan
pandangan bias terutama pada wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada
pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih
didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua.
Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian Kinsey yang
mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48 pria yang berusia diatas 65
tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga terutama mengambil sampel mereka yang berusia antara 50-70
tahun, sedang penelitian Hite dengan 1066 sampel hanya memasukkan 6 orang wanita berusia di atas 70
tahun(Alexander and Allison,1995).
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:

Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup lanjut, dan aktifitas
tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan.

Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman
seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.

Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria, seorang wanita lansia
yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup.
Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) diatas 45 tahun
lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap dapat melakukan hubungan seksual

secara normal. Karena faktor usia, hubungan seksual pada lansia umumnya memiliki frekwensi yang
relatif rendah, sehingga diperlukan suatu penelaahan tentang masalah seksual pada lansia.
Fenomena sekarang, tidak semua lansia dapat merasakan kehidupan seksual yang harmonis.
Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksual tidak harmonis. Pertama, komunikasi seksual diantara
pasangan tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual tidak benar. Ketiga karena gangguan fungsi seksual
pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena perubahan fisiologis maupun patologis.
Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual, maka setiap
disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu diperhatikan dalam
penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus menentukan jenis disfungsi seksual dengan tepat,
mencari penyebabnya, memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi seksual
seperti dijelaskan dalam makalah ini.

B.
1.

Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

2.

Tujuan Khusus

a.

Mengetahui karakteristik masa usia lanjut

b.

Mengetahui perubahan-perubahan pada masa usia lanjut

c.

Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

d.

Mengetahui perubahan seksual pada pria lansia

e.

Mengetahui perubahan seksual pada wanita lansia

f.

Mengetahui cara mengatasi permasalah seksual pada masa usia lanjut

C.
1.

Manfaat
Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan seksual pada masa
usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada saat praktik lapangan.

2.

Bagi institusi dan civitas akademika


Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah dengan
mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan tambahan di
perpustakaan

D.

Rumusan Masalah

1.

Apa perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia?

2.

Apa perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual?

3.

Apa di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi
dan potensi seksual pada lanjut usia?

4.

Apa beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan social?

5.

Apa upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia?

E.

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan
menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu dengan
menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber
lainnya yang berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang
terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika
Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia

1.

Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan eksterna berangsurangsur mengalami atrofi.

Vagina

Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan. Fornises menjadi
dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke dalam vagina. Sejak klimakterium, vagina berangsurangsur mengalami atropi, meskipun pada wanita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan
berhenti berfungsi. Mukosa genitalia menipis begitu pula jaringan sub-mukosa tidak lagi
mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan koitus, artinya makin
lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan genitalia eksterna.

Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya menipis,
miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Serviks menyusut tidak menonjol, bahkan
lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.

Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi keriput sebagai
akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya, permukaan ovarium
menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel. Secara umum, perubahan fisik genetalia
interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi ovarium. Bila ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya
terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.

Payudara (Glandula Mamae)


Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana payudara
tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya mempengaruhi kelenjar
payudara saja. Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula
kelenjar tiroid dan adrenal menjadi keras dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa akromegali ringan.
Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang timbul pertumbuhan rambut pada wajah.
Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan
bukan kelenjar ovarium. Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa
klimakterik.

2.

Pria
Prostat
Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia, gejala yang timbul
merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius yang kemudian seolah-olah bertindak sebagai
katup yang berbentuk bola (Ball Valve Effect). Disamping itu terdapat efek dinamik dari otot polos yang
merupakan 40% dari komponen kelenjar, kapsul dan leher kantong kemih, otot polos ini dibawah
pengaruh sistem alfa adrenergik. Timbulnya nodul mikroskopik sudah terlihat pada usia 25-30 tahun dan
terdapat pada 60% pria berusia 60 tahun, 90% pada pria berusia 85 tahun, tetapi hanya 50% yang
menjadi BPH Makroskopik dan dari itu hanya 50% berkembang menjadi BPH klinik yang menimbulkan
problem medik.

Kadar dehidrosteron pada orang tua meningkat karena meningkatnya enzim 5 alfa reduktase
yang mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini yang dianggap menjadi pendorong hiperplasi
kelenjar, otot dan stroma prostat. Sebenarnya selain proses menua rangsangan androgen ikut berperan
timbulnya BPH ini dapat dibuktikan pada pria yang di kastrasi menjelang pubertas tidak akan menderita
BPH pada usia lanjut.

Testis
Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat testis tetapi sel yang
memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma berkurang jumlah dan aktifitasnya sehingga
sperma berkurang sampai 50% dan testoteron juga menurun. Hal ini menyebabkan penuruna libido dan
kegiatan sex yang jelas menurun adalah multipel ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter. Tetapi
banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas sexsual sampai umur lanjut.

B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :

1.

Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan kultural, kecemasan
akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi
bias bervariasi.Interval untuk meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria meningkat serta testoteron
menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido.

2.

Fase arousal
Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing, elastisitas dinding vagina,
lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra dan kandung kemih.

Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat; penurunan produksi
sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan testoteron; elevasi testis ke perineum lebih lambat.

3.

Lase orgasmik
Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksil kemampuan
mendapatkan orgasme multipel berkurang.

Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah konstraksi otot
berkurang; volume ejakulat menurun.

4.

Fase pasca orgasmik


Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai timbulnya fase orgasme
berikutnya lebih sukar terjadi. Disfungsi seksual pada lansia tidak hanya disebabkan oleh perubahan
fisiologik saja, terdapat banyak penyebab lainnya seperti:

Penyebab iatrogenik

Tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan orang lain yang mungkin membuat
inadekuat konseling tentang efek prosedur operasi terhadap fungsi seksual.

Penyebab biologik dan kasus medis


Hampir semua kondisi kronis melemahkan baik itu berhubungan langsung atau tidak dengan
seks dan system reproduksi mungkin memacu disfungsi seksual psikogenik.

C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi dan
potensi seksual pada lanjut usia seperti :

1.

Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.

2.

Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.

3.

Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

4.

Pasangan hidup telah meninggal.

5.

Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas,
depresi, pikun dsb.

D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial antara lain :

1.

Infark miokard
Mungkin mempunyai efek yang kecil pada fungsi seksual. Banyak pasien segan untuk terlibat
dalam hubungan seksual karena takut menyebabkan infark.

2.

Pasca stroke
Masalah seksual mungkin timbul setelah perawatan di rumah sakit karena pasien mengalami
anxietas akibat perubahan gambaran diri, hilangnya kapasitas, takut akan kehilangan cinta atau
dukungan relasi serta pekerjaan atau rasa bersalah dan malu atas situasi. Pola seksual termasuk
kuantitas dan kualitas aktivitas seksual sebelum stroke sangat penting untuk diketahui sebelum nasehat
spesifik tentang aktivitas seksual ditawarkan. Karena sistem saraf otonomik jarang mengalami kerusakan
pada stroke, maka respon seksual mungkin tidak terpengaruh.
Libido biasanya tidak terpengaruh secara langsung. Jika terjadi hemiplegi permanent maka
diperlukan penyesuaian pada aktivitas seksual. Perubahan penglihatan mungkin membatasi pengenalan
orang atau benda-benda, dalam beberapa kasus, pasien dan pasangannya mungkin perlu belajar untuk
menggunakan area yang tidak mengalami kerusakan. Kelemahan motorik dapat menimbulkan kesulitan
mekanik, namun dapat diatasi dengan bantuan fisik atau tehnik bercinta alternatif. Kehilangan
kemampuan berbicara mungkin memerlukan sistem non-verbal untuk berkomunikasi.

3.

Kanker
Masalah seksual tidak terbatas pada kanker yang mengenai organ-organ seksual. Baik operasi
maupun pengobatan mengubah citra diri dan dapat menyebabkan disfungsi seksual (kekuatan dan libido)
untuk sementara waktu saja, walaupun tidak ada kerusakan saraf.

4.

Diabetes mellitus
Diabetes menyebabkan arteriosklerosis dan pada banyak kasus menyebabkan neuropati
autonomik. Hal ini mungkin menyebabkan disfungsi ereksi dan disfungsi vasokonstriksi yang memberikan
kontribusi untuk terjadinya disfungsi seksual.

5.

Arthritis
Beberapa posisi bersenggama adalah menyakitkan dan kelemahan atau kontraktur fleksi
mungkin mengganggu apabila distimulasi secara memadai. Nyeri dan kaku mungkin berkurang dengan
pemanasan, latihan, analgetik sebelum aktivitas seksual.

6.

Rokok dan alcohol


Pengkonsumsian alkohol dan rokok tembakau mengurangi fungsi seksual, khususnya bila terjadi
kerusakan hepar yang akan mempengaruhi metabolisme testoteron. Merokok juga mungkin mengurangi
vasokongesti respon seksual dan mempengaruhi kemampuan untuk mengalami kenikmatan.

7.

Penyakit paru obstruktif kronik


Ada penyakit paru obstruktif kronik, libido mungkin terpengaruh karena adanya kelelahan umum,
kebutuhan pernafasan selama aktivitas seksual mungkin dapat menyebabkan dispnoe, yang mungkin
dapat membahayakan jiwa.

8.

Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, antara lain beberapa
obat anti hipertensi, estrogen, anti psikotik, sedatif, dan lain-lain.

E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia


Untuk mengatasi beberapa gangguan baik fisik maupun psikis termasuk masalah seksual
diperlukan penanganan yang serius dan terpadu. Proses penanganan ini memerlukan waktu yang cukup
lama tergantung dari keluhan dan kerjasama antara pasien dengan konselor. Dari ketiga gangguan
tersebut, masalah seksual merupakan masalah yang penanganannya memerlukan kesabaran dan kehatihatian, karena pada beberapa masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan membicarakan
masalah seksual adalah masalah yang tabu.

Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan seksual pada lansia
adalah sebagai berikut :

1.

Anamnesa Riwayat Seks

Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan memuaskan

Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan teutup

Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya salah

Uraikan dengan panjang lebar permasaIahanya

Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap tentang obat-obatan yang dikonsumsi oieh
pasien.

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya. Anamnese harus rinci, meliputi


awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang dirasakan. Juga anamnese tentang ganguan sistemik
maupun organik yang dirasakan. Penelaahan tentang gangguan psikologik, kognitif harus dilakukan.
Juga anamneses tentang obat-obatan. Pemeriksaan fisik meliputi head to toe.
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan jantung, haati, ginjal dan paru-paru.
Status endokrin dan metaboliuk meliputi keadaan gula darah, status gizi dan status hormonal tertentu.
Apabila keluhan mengenai disfungsi ereks pada pria, pemeriksaan khas juga meliputi a.l pemeriksaan
dengan snap gauge atau nocturnal penile tumescence testing. (Hadi-Martono, 1996)

2.

Pengobatan yang diberikan mencakup

Konseling Psikoseksual

Therapi Hormon

Penyembuhan dengan obat-obatan

Peralatan Mekanis

Bedah Pembuluh

3.

Bimbingan Psikososial
Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen gangguan seks dan
dikombinasikan dengan penyembuhan pharmakologi.

4.

Penyembuhan Hormon
Pada pria lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk menyembuhkan viropause/andropause
pada pria (pemanasan dan ejakulasi).

5.

Pada wanita lansia : Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian estrogen pada klimakterium.
Penyembuhan dengan Obat

Yohimbine, Pemakaian Krim vasoaktif

Oral phentholamin

Tablet apomorphine sublingual

Sildenafil, suntik intra-carporal obat vasoaktif

Penempatan intra-uretral prostaglandin

1 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai dengan perubahan
dalam mencapai kepuasan seksual
2. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
3.

Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut dan kronis

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan

Intervensi

Pasien dapat menerima 1.

Bantu

Rasional

pasien

untuk
1.

perubahan struktur tubuh

mengekspresikan perubahan

terutama pada fungsi

fungsi tubuh termasuk organ

seksual yang dialaminya

seksual

Kriteria hasil:

bertambahnya usia.

Mengekspresikan
2.
kenyamanan

seiring

kesehatan

Mengekspresikan

pasien

lebih

bisa

menerima perubahan tersebut

dengan
2.
pendidikan

Berikan

Agar

tentang

penurunan fungsi seksual.

Menambah pemahaman klien


tentang
yang

semua
di

alami

perubahan
nya

agar

penurunan fungsi seksuel tidak

kepercayaan diri

menjadi beban pikiran


3.

Makanan bergizi dianjurkan


untuk menjaga daya tahan

3.

Motivasi

untuk

tubuh karena biasanya pada

makanan

lansia daya tahan tubuhnya

klien

mengkonsumsi

yang rendah lemak, rendah menurun


4. Untuk mengurangi kekeringan
kolestrol, dan berupa diet
dan rasa gatal pada vagina,

vegetarian
4.

Anjurkan

klien

untuk

menggunakan krim vagina


2.

perasaan/persepsi
1.

perubahan bentuk salah

pasien

satu angota tubuhnya

gambaran diri berhubungan

secara positif

dengan

Kriteria hasil:

tubuhnya

dan beradaptasi dengan


2.
lingkungan

tanpa

rasa

malu dan rendah diri


Pasien

yakin

tentang

perubahan

keadaan
yang

Untuk mengetahui seberapa


jauh klien bisa menerima
keadaan nya

angota
kurang

berfungsi secara normal


Lakukan pendekatan dan
2.
bina
hubungan
saling
percaya dengan pasien

akan
3.

sakit pada saat berhubungan


seksual

dan gel
Pasien dapat menerima 1.
Kaji

Pasien mau berinteraksi

serta untuk megurangi rasa

Tunjukkan

rasa

3.
empati,

Agar

klien

mau

mengungkapkan masalah nya


Rasa menerima pada pasien
akan membuat pasien lebih

kemampuan yang dimiliki

perhatian dan penerimaan


pada pasien

4.

Bantu

4.
pasien

mengadakan

tidak

terlalu

hubungan

orang lain karena perubahan


nya

kesempatan

pasien
mengekspresikan

pasien

canggung atau malu dengnan

5.
Beri

Agar

untuk

dengan orang lain

5.

percaya diri

Untuk mengetahui apakah

pada

klien depresi terhadap

untuk

perubahan

perasaan

kehilangan
3.

Pasien dapat menerima 1.


perubahan pola

Kaji factor-faktor penyebab


1.
dan penunjang, yang meliputi

seksualitas yang

Kelelahan

disebabkan masalah

Nyeri

kesehatannya.

Nafas pendek

Kriteria Hasil :

Keterbatasan suplai oksigen

Mengidentifikasi
pada

Kerusakan inervasi saraf

aktivitas

yang

Perubahan hormone

disebabkan

masalah

kesehatan

Depresi
Kurangnya informasi yang

Mengidentifikasi
modifikasi
seksual

dalam intervensi selanjutnya

Imobilisasi

keterbatasannya
seksual

Penting untuk membantu

yang

tepat

kegiatan
2.

Ajarkan pentingnya mentaati

pantas

aturan medis yang dibuat

dalam respon terhadap

untuk

keterbatasannya

penyakit

mengurangi

Berikan informasi yang tepat

penyebab

3.

mengontrol

pada

pasien

gejala
2.

Untuk menghilangkan atau


factor-faktor

dan

pasangannya

tentang
3. Agar klien lebih mengerti dan
keterbatasan fungsi seksual bisa menerima bahkan tidak
yang
disebabkan
oleh memaksakan diri karena
keadaan sakit
4.

Ajarkan
mungkin
seksual

keterbatasan yang di

modifikasi
dalam
untuk

penyesuaian

yang

sebabkan oleh penyakit


kegiatan
4. Meminimalkan rasa sakit tau
membantu rasa tidak nyaman saat
dengan berhubungan karena penyakit

keterbatasan

akibat

sakit

(saran khusus)

No.
1.
1.

Dx. Kep.
1
1.

2.

IMPLEMENTASI
Implementasi
melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit mengerti

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk melakukan

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan

hubungan suami istri berkurang

merasa percaya

DO : - umur klien 69 tahun

membantu

pasien

untuk

mengekspresikan - TD : 130 / 90 mmHg

perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual - Nadi : 88 x/menit


seiring dengan bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka - RR : 18 x/menit


saat di bombing untuk mengekspresikan masalah - Klien sudah menoupose
nya
3.

memberikan

pendidikan

kesehatan

tentang

penurunan fungsi seksual.


Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya
4.

memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan


yang rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa
diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan,
sayur

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada usia lanjut, hambatan untuk aktivitas seksual yang dapat dibagi menjadi hambatan
eksternal yang datang dari lingkungan dan hambatan internal,yang terutama berasal dari subjek
lansianya sendiri. Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan sosial, yang menganggap bahwa
aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan lagi oleh lansia.Hambatan eksternal bilamana seorang janda
atau duda akan menikah lagi sering kali juga berupa sikap menentang dari anak-anak, dengan berbagai
alasan.

Hambatan internal psikologik seringkali sulit dipisahkan secara jelas dengan hambatan
eksternal. Seringkali seorang lansia sudah merasa tidak baisa dan tidaak pantas berpenampilan untuk
menarik lawan jenisnya. Pandangan sosial dan keagamaan tentang seksualitas diusia lanjut
menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan sedemikian sehingga memberikan dampak pada
ketidakmampuan fisik, yang dikenal sebagai impotensia. Obat-obatan yang sering diberikan, pada
penderita usia lanjut dengan patologi multipel jika sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi
seksual pada usia lanjut.
Masa tua merupakan masa yang sangat ditakuti dengan alasan terjadinya kemunduran fisik
terutama pada penampilan. Rasa khawatir akan kehilangan perhatian dari pasangan membawa akibat
terhadap frekwensi maupun kualitas hubungan seks, baik secara langsung maupun tidak.
Melalui konseling, peran konselor dan tenaga kesehatan dapat menjelaskan kondisi umum
dan masalah yang timbul pada masa usia lanjut serta pengaruhnya terhadap emosi, pola pikir dan
hubungan seksual sangat berpengaruh. Melalui beberapa tahapan konseling secara terbuka dan
kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, bisa diperoleh suatu pemecahan masalah
seksual pada lansia, dengan pemakaian krem vasoaktif, melakukan olah raga ringan dan konsumsi
makan seimbang, dan solusi-solusi lain secara bertahap masalah pada lansia akan terselesaikan.

B. SARAN
Permasalahan pada masa lansia sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga lansia sendiri,
tetapi juga di lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. Lansia sebagaimana pria dan
wanita mulai dari kanak-kanak hingga dewasa lainnya mempunya hak-hak untuk diperlakukan adil dan
sama, mendapat informasi dan pelayanan kesehatan yang sempurna dan optimal, serta diperlakukan dan
dihargai masa akhir usia mereka, merasakan kehidupan yang harmonis serta merasakan kenikmatan
seksual yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, pengetahuan tentang permasalahan seksual pada
lansia baik pria maupun wanita perlu sebarluaskan sejak dini, dan perlunya kerjasama yang optimal
disetiap instansi pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar para lansia mendapatkan
kehidupan yang nayak, dan harmonis sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://abhique.blogspot.com/2009/10/konsep-keperawatan pada lnjut usia (lansia).html


http://abhique.blogspot.com/2009/10/rencana asuhan keperawatan pada lansia.html
Carpenito,Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta
Aspiani Reny Yuli,S.Kep.Ns.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik.2008
Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2000.Geriatri ( ilmu kesehatan usia lanjut ). Jakarta : FKUI
Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya
Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian : 28 maret 2012


A. DATA BIOGRAFI

Nama

: Ny. S

TTL

: 7 juli 1943

Jenis kelamin

: perempuan

Pendidikan

: SD

Agama

: islam

Status perkawinan

: menikah

TB / BB

: 150 cm/45 kg

Penampilan

: bersih, rapi,

Alamat

:jl desa camba

Orang yang dekat

: klien dekat dengan anak tertua klien

Hubungan
Alamat / telepon

Golongan darah : O

ciri-ciri tubuh : kurus, kecil

: anak
:-

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.

Genogram

Laki-laki

Garis keturunan

Perempuan

Tinggal serumah

Garis Hubungan

Meninggal

2.

Riwayat keluarga
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM ataupun penyakit menular
seperti TB paru

C. RIWAYAT PEKERJAAN
: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri
dirumah
Alamat pekerjaaan
: tidak ada
Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

Pekerjaan sebelumnya

: klien sebagai ibu rumah tangga

Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

& kecukupan terhadap kebutuhan : dari anak tertua dan dari menantu klien

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Type tempat tinggal

: permanen (milik suami)

Jenis lantai rumah

: kayu

Keadaan lantai

: kering

Tangga rumah

: tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: aman ( tidak terlalu tinggi)

Alat dapur

: tertata rapi

WC

: jamban

Kebersihan lingkungan

: bersih

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 5 orang


Derajat privasi

: kurang di perhatikan oleh menantunya

: klien bertetangga dengan cucu-cucu klien yang sudah berkeluarga


Alamat dan telepon

: jl. Desa camba

E.

RIWAYAT REKREASI
Hobby / minat

: klien senang memancing

Keanggotaan organsasi

: klien tidak mengikuti organiasi apapun

: klien hanya berdiam diri dirumah karena jarang berekreasi

F.

SISTEM PENDUKUNG
Klien di dukung oleh seorang perawat
Jarak dari rumah

: 1000 km

Rumah sakit

: tidak ada rumah sakit

: di kampung klien hanya terdapat puskesmas pembantu


Pelayanan kesehatan dirumah

: tidak ada

Makanan yang di hantarkan

: tidak ada makanan yang di hantarkan

di lakukan keluarga : keluarga klien tidak melakukan perawatan khusus kepada klien di rumah

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
: semenjak klien tua, klien jarang melakukan sholat lima waktu

H. STATUS KESEHATAN

elama setahun yang lalu : setahun terakhir, klienmenderita maag dan asam urat

lama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan tidak prnah menderita penyakit yang parah, hsnya penyakit biasa seperti pilek,
demam

Keluhan utama
1.

Provocative / palliative

: maag

2.

Quality / quantity

: seperti di tusuk-tusuk

3.

Region

: di uluhati

4.

Severity scale

: 4 (0-10)

5.

Timing

: kadang-kadang

Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : klien mengerti kalau sakit harus ke puskesmas
untuk berobat. .
Obat obatan :

NO
1
2
3
4
5
6
7

NAMA OBAT
ANTASIDA
Cimetidine
Paracetamol
Vit B.komplek
Allopurinol
Piroxicam
Vit B.1

DOSIS
2 X sehari
3 x sehari
1 x sehari
2 x sehari
3 x sehari
3 x sehari
2 x sehari

KETERANGAN
Sebelum makan
Sesudah makan
Bila nyeri
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan

Alergi (catatan agent dan reaksi spesifik)

I.

Obat obatan

: klien tidak ada alergi pada obat-obatan

Makanan

: klien tidak ada alergi pada makanan

Factor lingkungan

: klien tidak ada alergi pada lingkungan

Penyakit yang pernah di derita

: klien menderita maag dan asam urat

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


IndeksKATZ: A
: frekuensi nafas 18x/menit, klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, bernafas melalui hidung
: klien minum air putih 1000ml/hari, klien minum kopi setiap pagi
: klien makan 3x sehari dengan nasi, ikan sayur dan kadang di tambah dengan buah
Eliminasi

: BAB 1x/hari dengan konsisten silembek, BAK >5x/hari

Aktivitas

: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri di rumah

: klien tidur cukup, tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam dalam sehari, klien merasa puas saat
bangun
: untuk kebersihan klien mengerti dan membersihkan diri setiap mandi baik itu oral hygiene maupun
vulva hygiene
: saat ditanya klien mengatakan bahwa klien masih berhubungan seksual dengan suaminya tapi
sekarang sudah mulai jarang karena keinginan untuk berhubungan itu mulai menurun sementara suami
klien masih mempunyai keinginan yang kuat.
: klien jarang berekreasi ketempat yang jauh mengingat kondisi klien, klien hanya main kerumah
tetangga yang berada di dekat rumah

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL

Konsep diri

: klien menyadari bahwa klien sudah lansia

Emos

: emosi klien labil

: klien mulai sulit untuk beradabtasi terhadap lingkungan maupun orang baru
Mekanisme pertahanan diri

: tidak terkaji

Status mental
Tingkat kesadaran

: kompos mentis

Afasia

:-

: klien mengalami dimensia sejak beberapa tahun yang lalu


: klien kadang bingung terhadap orang, waktu dan tempat terutama yang baru dilihat oleh klien
Bicara

: klien berbicara normal tapi sedikit lebih pelan

: klien menggunakan bahasa banjar dan dayak dalam kehidupan sehari-hari


Kemampuan membaca

: klien tidak bias membaca

Kemampuan interaksi

: klien mampu berinteraksi tapi secara perlahan

Vertigo

: klien tidak mengalami vertigo

Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) = 2 (fungsi mental utuh)


Mini Mental State Exam (MMSE) = 2 (baik)
Geriatric Depresion Scale

= 5 (kemungkinan depresi)

APGAR

= score 5 (menengah / sedang)

K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum

: baik

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Tanda-tanda vital

: TD : 130/90 mmHg

nadi : 88x/menit

RR : 18x/menit

suhu : 36 C

TB : 150 cm

BB : 50 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk dada

: simetris

2. Sekresi dan batuk

: batuk dan sekresi tidak ada

Nyeriwaktubernafas

: tidak nyeri saat bernafas

3. Polanafas
a.

Frekuensi nafas

4. Bunyinafas

: 18x/menit

a.

Normal
Vasikuler di

: semua lapang paru

Bronchial di

: atas manubrium sternum

Bronchovesikuler di

: ICS 2 percabangan bronkus

5. Pergerakan dada
6. Tractilfremitis / fremitus vocal
7. Alat bantu pernafasan

: intercostal
: tidak meningkat dan tidak menurun
: tidak memakai alat bantu pernafasan

CARDIVASKULAR (B2 : BLEEDING)


1. Nadi
Frekuensi

: 88 x/menit ,kuat

2. Bunyi jantung

: normal

3. Letak jantung

: ictus cordis teraba pada ICS 5

4. Pembesaran jantung

: tidak ada pembesaran jantung

5. Nyeri dada

: tidak ada nyeri dada

6. Edema

: tidak ada edema

7. Clubbing finger

: tidak ada

PERSARAFAN (B3 : BRAIN)


Tingkat kesadaran
1. GCS
Total GCS

: kompos mentis
: E4 M6 V5
: 15

2. Reflex

: normal

3. Koordinasi gerak

: ya

4. Kejang

: tidak

PENGINDERAAN (persepsisensori)
1. Mata (penglihatan)
a. Bentuk

: normal

b. Visus

:-

c. Pupil

: isokor

d. Gerak bola mata

: normal, tidak menyempit

e. Medan penglihatan

: normal

f.

: klien tidak mengalami buta warna

Butawarna

g. Tekanan intra okuler

: tidak

2. Hidung (penciuman)
a.

Bentuk

: normal

b.

Gangguan penciuman

: tidak ada

3. Telinga (pendengaran)
a.

Aurikel

: normal dan simetris

b.

Membrab tympani

: agak keruh

c.

Otorrhoea

: tidak ada

d.

Gangguan pendengaran

: ya

e.

Tinnitus

: tidak

4. Perasa

: menurun

5. Peraba

: menurun

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)


Masalah kandung kemih

: tidak ada masalah

Produksi urine

: 500 ml/hari

Frekuensi

: >3 x/hari

Warna

: kuning

Bau

: khas amoniak

PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)


1. Mulut dan tenggorokan
a) Selaput lendir mulut

: lembab, tidak ada stomatitis

b) Lidah

: agak kotor

c) Kebersihan rongga mulut

: tidak berbau dan gigi bersih

d) Tenggorokan

: tidak sakit saat menelan

e) Abdomen

: kenyal

f) Pembesaran hepar

: tidak ada pembesaran hepar

g) Pembesaran lien

: tidak ada pembesaran lien

h) Asites

: tidak ada asites

2. Masalah usus besar dan rectum / anus


Bab

: 1 x/hari tidak ada masalah

Obat pencahar

: tidak mengkonsumsi obat pencahar

OTOT, TULANG DAN INTEGUMENT (B6 : BONE)


1. Otot dan tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM) : bebas
Kemampuan kekuatan otot
Fraktur

: tidak ada fraktur

Dislokasi

: tidak ada dislokasi

Hematom

: tidak ada hematom

2. Integument
Warna kulit

: kuning langsat

Akral

: hangat

Turgor

: tidak elastis

Tulang belakang

: kiposis

REPRODUKSI

Perempuan :
Payudara
Bentuk

: normal

Benjolan

: tidakada

Kelamin
Bentuk

: normal

Keputihan

: tidak ada keputihan

Siklus haid

: sudah menoupose

ENDOKRIN
1. Factor alergi

: tidak ada alergi

2. Kelainan endokrin

: tidak ada kelainan endokrin

PENGETAHUAN

n dirinya : klien kurang peka terhadap masalah kesehatan

ANALISA DATA
NO
1

DATA
DS : klien mengatakan keinginan untuk

ETIOLOGI
Perubahan struktur

melakukan hubungan suami istri sudah

tubuh / fungsi

PROBLEM
Disfungsi seksual

mulai berkurang sejak klien merasa


memasuki usia senja dan klien
mengatakan dalam 1 minggu klien dan
suaminya sangat jarang melakukan
hubungan suami istri.
DO : - umur klien 69 tahun
- TD : 130 / 90 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36C
- RR : 18 x/menit
- Klien sudah menoupose

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1

Dx.
Kep.
1

Tujuan
Pasien dapat menerima 1.
perubahan struktur tubuh

Intervensi

Rasional

Lakukan pendekatan dan


1.
bina

hubungan

saling

Agar

klien

mau

mengungkapkan masalah nya

terutama pada fungsi

percaya dengan pasien

seksual yang dialaminya 2.


Kriteria hasil:
Mengekspresikan
kenyamanan

Bantu

kepercayaan diri

untuk

mengekspresikan perubahan
2.
fungsi tubuh termasuk organ
seksual

Mengekspresikan

pasien

seiring

dengan

Agar

pasien

lebih

bisa

menerima perubahan tersebut

bertambahnya usia.

3.

Berikan

pendidikan

kesehatan

tentang

penurunan fungsi seksual.

3.

Menambah pemahaman klien


tentang
yang

semua
di

alami

perubahan
nya

agar

penurunan fungsi seksual tidak


4.

Motivasi

klien

mengkonsumsi

untuk
4.
makanan

yang rendah lemak, rendah


kolestrol, dan berupa diet
vegetarian

No.
1

IMPLEMENTASI
Dx. Kep.
Implementasi
1
1. melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

menjadi beban pikiran


Makanan bergizi dianjurkan
untuk menjaga daya tahan
tubuh karena biasanya pada
lansia daya tahan tubuhnya
menurun

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit mengerti

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk melakukan

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan

hubungan suami istri berkurang

merasa percaya

DO : - umur klien 69 tahun

2.

membantu

pasien

untuk

mengekspresikan - TD : 130 / 90 mmHg

perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual - Nadi : 88 x/menit


seiring dengan bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka - RR : 18 x/menit


saat di bombing untuk mengekspresikan masalah - Klien sudah menoupose
nya
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang
penurunan fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya

4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan


yang rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa
diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan,
sayur

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)


PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA

Nama klien : Ny. S

tanggal : 28 maret 2012

Jenis kelamin : perempuan

umur : 69 tahun

Agama : islam

suku : dayak

Alamat : islam
Pewwancara : mahasiswa akper pemkab kotim

SKOR
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah kesalahan total

PERYANYAAN
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ini ?
Apa nama tempat ini ?
Dimana alamat anda ?
Kapan anda lahir ?
Berapa umur anda ?
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
Siapa presiden sebelumnya?
Siapa nama kecil ibu anda ?
15 - 6

Keterangan :

Kesalahan : 0-2 fungsi mental utuh


Kesalahan : 3-4 kerusakan intelektual ringan
Kesalahan : 5-7 kerusakan intelektual sedang
Kesalahan : 8-10 kerusakan intelektual berat

JAWABAN
28
Rabu
Rumah saya
camba
Tahun 43 an
lupa
SBY
Megawati
Tidak tahu
9
2

MINI MENTAL SKORE

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini ? (dd/mm/hh)
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapa no. Telp, bila tidak ada, no rumah / jalan ?
Berapakah usia anda ?
Kapan anda lahir ?
Siapa nama presiden sekarang ?
Siapa nama presiden sebelumnya ?
Siapa nama ibu mu sebelum menikah ?
15 6

JUMLAH KESALAHAN :
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 kesalahan : gangguan intelektual ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelektual sedang
8-10 kesalahan : gangguan intelektual berat

HASIL : 2 kesalahan, baik

BENAR

SALAH

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar

My World and My Life


Tempat berbagi,mengadu,dan "pamer"

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.
Mar
31

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN


GERONTIK PADA Ny. R DENGAN
MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2
(kelompok 5)
LAPORANPENDAHULUAN
ASUHANKEPERAWATANGERONTIKPADANy.R

DENGANMASALAHGANGGUANO2DANCO2

KELOMPOK5:

ADITYATAGAF

DESINOVIANTY

RYANNOORPRATAMA

SUMIANTI

WANTOANDREANTO

AKADEMIKEPERAWATAN
PEMERINTAHKABUPATENKOTAWARINGINTIMUR
JL.BATUBERLIANNO.IITELP.(0531)22960
2012

KATAPENGANTAR

PujisyukurkepadaTuhanYangMahaEsakarenaberkattaufikdanhidayahNya,
makalahinidapatdiselesaikan.Makalahinimerupakanmakalahpengetahuanbagi
mahasiswa/iakperpemkabkotimmaupunparapembacauntukbidangIlmuPengetahuan.
Makalahinisendiridibuatgunamemenuhisalahsatutugaskuliahdari
dosenmatakuliahKeperawatanAnakIdenganjudulASUHANKEPERAWATAN
GERONTIKPADANY.RDENGANMASALAHGANGGUANO2DANCO2.
Dalampenulisanmakalahinipenulisberusahamenyajikanbahasayangsederhanadan
mudahdimengertiolehparapembaca.
Penulismenyadaribahwamakalahinijauhdarisempurnadanmasihbanyak
kekurangan.Olehkarenanya,penulismenerimakritikdansaranyangpositifdan
membangundarirekanrekanpembacauntukpenyempurnaanmakalahini.Penulisjuga
mengucapkanbanyakterimakasihkepadarekanrekanyangtelahmembantudalam
penyelesaianmakalahini.
Akhirkata,semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadakitasemua.
Amin.

Sampit, Maret2012

Penulis

DAFTARISI

HALAMANJUDUL

KATAPENGANTAR

ii

DAFTARISI
BAB

iii

PENDAHULUAN

1.1

LATARBELAKANG

1.2

TUJUANPENULISAN

1.3

RUMUSANMASALAH

BAB

1.4

METODEPENULISAN

1.5

SISTEMATIKAPENULISAN

II

PEMBAHASAN

2.1 LAPORANPENDAHULUANASUHANKEPERAWATANGERONTIKPADANY
RDENGANGANGGUANO2DANCO2
A.Pengertianoksigenasi

B.Tujuanpemberianoksigenasi
C.Anatomifisiologisistempernafasan
D.Factoryangmempengaruhisistempernafasan
E.PENATALAKSANAAN
F.MASALAHKEPERAWATAN
G.DIAGNOSAKEPERAWATAN
H.RENCANAKEPERAWATAN
DAFTARKEPUSTAKAAN
2.2 LAPORANKASUSASUHANKEPERAWATANGERONTIKPADANYDENGAN
GANGGUANo2danco2
PENGKAJIAN

15

ANALISADATA

18

RENCANAKEPERAWATAN
BAB

III

PENUTUP
3.1KESIMPULAN

22

19

3.2SARAN

22

DAFTARPUSTAKA

BABI
PENDAHULUAN

A.LatarBelakang
O2danCO2merupakanbagiandarikehidupanmanusia,sehinggakualitasoksigenasi
ikutmenentukankualitashidup.Oksigenasiadalahmemberikanalirangasoksigen(O2)
lebihdari21%padatekanan1atmosfirsehinggakonsentrasioksigenmeningkatdalam
tubuh.memberikanpengobatansesuaipenyebabdanuntukmemperbaikifungsi
oksigenasisepertidijelaskandalammakalahini.
B.Tujuan
TujuanInstruksionalUmum
Setelahmempelajarimateriini,pesertadidikdiharapkanmampumemberikanasuhan
keperawatanpadapasiendengangangguanpemenuhankebutuhanoksigenasi.

TujuanInstruksionalKhusus
Setelahmenyelesaikanbabini,pesertadidikakanmampuuntuk:
1.Menjelaskanpengertianoksigenasi
2.Menjelaskantujuanpemberianoksigen
3.Menguraikanstukturanatomisistempernapasansertafungsinya
4.Menguraikanfisiologisistempernapasan(ventilasi,difusidantransportasi)
5.Menjelaskanfaktorfaktoryangmempengaruhipernapasan
6.Menjelaskanmasalahmasalahyangtimbuldalampemenuhankebutuhanoksigen
7.Mengidentifikasitindakankeperawatanuntukmempertahankandanmemenuhi
kebutuhanpertukaranO2danCO2:
a.Pengaturanposisi
b.Latihannafasdalam
c.Batukefektif
d.Hidrasi
e.Inhalasi
f.PemberianO2
g.Fisioterapidada(vibrasidanperkusi)
h.Posturaldrainage
i.Massagepunggung
j.Pengumpulandahak
8.Menjelaskanpengkajianfungsipernapasan
9.Menjelaskankemungkinandiagnosakeperawatanyangtimbul
10.Menjelaskanperencanaan,tujuanyangakandicapaisecaraumum
11.Menjelaskanintervensikeperawatansertaevaluasi

C.Manfaat
1.Bagimahasiswa

Merupakansumbertambahaninformasidanpengetahuantentangpermasalahan
oksigenasipadamasausialanjutsebagaiacuandalammemberikanpelayanan
keperawatanpadasaatpraktiklapangan.
2.Bagiinstitusidancivitasakademika
Mengukurpengetahuandanpengalamanmahasiswadalammenyusunsuatumakalah
denganmengambildariberbagaisumberliteraturesertadijadikansebagaisumberbacaan
tambahandiperpustakaan
D.RumusanMasalah
1.Apapengertianoksigenasi?
2.Apatujuanpemberianoksigenasi?
3.Apasajaanatomisistempernafasan?
4.Apafisiologisistempernafasan?
5.Apasajafactorfactoryangmempengaruhipernafasan?

E.MetodePenulisan
Metodeyangdigunakandalampenulisanmakalahiniyaitumetodedeskriptif
denganmenggunakanstudimelaluipendekatanproseskeperawatandenganlangkah
langkahpengkajian,perumusandiagnosa,perencanaan,pelaksanaandanevaluasi.
Tehnikpengumpulandatayaitudenganmenggunakanstudikepustakaanyaitu
mempelajariDokumentasiKeperawatansertasumbersumberlainnyayang
berhubungandenganjudulmakalahdanmasalahyangdibahas

F.SistematikaPenulisan
SistematikapenulisanmakalahiniyaituKataPengantar,DaftarIsi,BabI
PendahuluanyangterdiridariLatarBelakang,RumusanMasalah,TujuanPenulisan,
MetodePenulisan,danSistematikaPenulisan.BabIIPembahasan.BabIIIPenutup
yangterdiridariKesimpulandanSaran.DaftarPustaka.

BABII
PEMBAHASAN

I.PENGERTIANOKSIGENASI
Oksigenasiadalahmemberikanalirangasoksigen(O2)lebihdari21%pada
tekanan1atmosfirsehinggakonsentrasioksigenmeningkatdalamtubuh.

II.TUJUANPEMBERIANOKSIGENASI
1.Untukmempertahankanoksigenyangadekuatpadajaringan
2.Untukmenurunkankerjaparuparu
3.Untukmenurunkankerjajantung

III.ANATOMISISTEMPERNAPASAN
A.SaluranNafasAtas

1.Hidung
Terdiriatasbagianeksternaldaninternal
Bagianeksternalmenonjoldariwajahdandisanggaolehtulanghidungdan
kartilago
Bagianinternalhidungadalahronggaberlorongyangdipisahkanmenjadi
ronggahidungkanandankiriolehpembagivertikalyangsempit,yangdisebut
septum
Ronggahidungdilapisidenganmembranmukosayangsangatbanyak
mengandungvaskularyangdisebutmukosahidung
Permukaanmukosahidungdilapisiolehselselgobletyangmensekresi
lendirsecaraterusmenerusdanbergerakkebelakangkenasofaringoleh
gerakansilia
Hidungberfungsisebagaisaluranuntukudaramengalirkedandariparu
paru
Hidungjugaberfungsisebagaipenyaringkotorandanmelembabkanserta
menghangatkanudarayangdihirupkedalamparuparu
Hidungjugabertanggungjawabterhadapolfaktori(penghidu)karena
reseptorolfaktoriterletakdalammukosahidung,danfungsiiniberkurang
sejalandenganpertambahanusia
2.Faring
Faringatautenggorokmerupakanstruktursepertitubayangmenghubungkan
hidung
danronggamulutkelaring
Faringdibagimenjaditigaregion:nasal(nasofaring),oral(orofaring),danlaring
(laringofaring)
Fungsifaringadalahuntukmenyediakansaluranpadatraktusrespiratoriusdan
digestif
3.Laring
Laringatauorgansuaramerupakanstrukturepitelkartilagoyangmenghubungkan
faringdantrakea
Laringseringdisebutsebagaikotaksuaradanterdiriatas:
Epiglotis:daunkatupkartilagoyangmenutupiostiumkearahlaringselama
menelan

Glotis:ostiumantarapitasuaradalamlaring
Kartilagotiroid:kartilagoterbesarpadatrakea,sebagiandarikartilagoini
membentuk
jakun(Adamsapple)
Kartilagokrikoid:satusatunyacincinkartilagoyangkomplitdalamlaring(terletak
dibawahkartilagotiroid)
Kartilagoaritenoid:digunakandalamgerakanpitasuaradengankartilagotiroid
Pitasuara:ligamenyangdikontrololehgerakanototyangmenghasilkanbunyi
suara(pitasuaramelekatpadalumenlaring)
Fungsiutamalaringadalahuntukmemungkinkanterjadinyavokalisasi
Laringjugaberfungsimelindungijalannafasbawahdariobstruksibendaasing
danmemudahkanbatu
4.Trakea
Disebutjugabatangtenggorok
Ujungtrakeabercabangmenjadiduabronkusyangdisebutkarina

B.SaluranNafasBawah
1.Bronkus
Terbagimenjadibronkuskanandankiri
Disebutbronkuslobariskanan(3lobus)danbronkuslobariskiri(2bronkus)
Bronkuslobariskananterbagimenjadi10bronkussegmentaldanbronkuslobaris
kiri terbagimenjadi9bronkussegmental
Bronkussegmentalisinikemudianterbagilagimenjadibronkussubsegmentalyang
dikelilingiolehjaringanikatyangmemiliki:arteri,limfatikdansaraf

2.Bronkiolus
Bronkussegmentalbercabangcabangmenjadibronkiolus
Bronkiolusmengadungkelenjarsubmukosayangmemproduksilendiryang
membentuk selimuttidakterputusuntukmelapisibagiandalamjalannapas

3.BronkiolusTerminalis
Bronkiolusmembentukpercabanganmenjadibronkiolusterminalis(yangtidak
mempunyaikelenjarlendirdansilia)

4.Bronkiolusrespiratori
Bronkiolusterminaliskemudianmenjadibronkiolusrespiratori
Bronkiolusrespiratoridianggapsebagaisalurantransisionalantarajalannapaskonduksi
dan
jalanudarapertukarangas

5.DuktusalveolardanSakusalveolar
Bronkiolusrespiratorikemudianmengarahkedalamduktusalveolardansakusalveolar
Dankemudianmenjadialveoli

6.Alveoli
MerupakantempatpertukaranO2danCO2
Terdapatsekitar300jutayangjikabersatumembentuksatulembarakanseluas70m2
Terdiriatas3tipe:
SelselalveolartipeI:adalahselepitelyangmembentukdindingalveoli
SelselalveolartipeII:adalahselyangaktifsecarametabolikdanmensekresisurfaktan
(suatufosfolipidyangmelapisipermukaandalamdanmencegahalveolaragartidak
kolaps)
SelselalveolartipeIII:adalahmakrofagyangmerupakanselselfagotosisdanbekerja
sebagaimekanismepertahanan

PARU
Merupakanorganyangelastisberbentukkerucut
Terletakdalamronggadadaatautoraks
Keduaparudipisahkanolehmediastinumsentralyangberisijantungdanbeberapa
pembuluhdarahbesar
Setiapparumempunyaiapeksdanbasis
Parukananlebihbesardanterbagimenjadi3lobusolehfisurainterlobaris
Parukirilebihkecildanterbagimenjadi2lobus
Loboslobustersebutterbagilagimenjadibeberapasegmensesuaidengansegmen
bronkusnya

PLEURA
Merupakanlapisantipisyangmengandungkolagendanjaringanelastis
Terbagimejadi2:
Pleuraparietalisyaituyangmelapisironggadada

Pleuraviseralisyaituyangmenyelubingisetiapparuparu
Diantarapleuraterdapatronggapleurayangberisicairantipispleurayangberfungsi
untukmemudahkankeduapermukaanitubergerakselamapernapasan,jugauntuk
mencegahpemisahantoraksdenganparuparu
Tekanandalamronggapleuralebihrendahdaritekananatmosfir,haliniuntuk
mencegahkolapparuparu

IV.FISIOLOGISISTEMPERNAPASAN
Bernafas/pernafasanmerupkanprosespertukaranudaradiantaraindividudan
lingkungannyadimanaO2yangdihirup(inspirasi)danCO2yangdibuang
(ekspirasi).
Prosesbernafasterdiridari3bagian,yaitu:
1.Ventilasiyaitumasukdankeluarnyaudaraatmosfirdarialveoluskeparuparu
atausebaliknya.Proseskeluarmasuknyaudaraparuparutergantungpadaperbedaan
tekananantaraudaraatmosfirdenganalveoli.Padainspirasi,dada,mengembang,
diafragmaturundanvolumeparubertambah.Sedangkanekspirasimerupakan
gerakanpasif.
Faktorfaktoryangmempengaruhiventilasi:
a.Tekananudaraatmosfir
b.Jalannafasyangbersih
c.Pengembanganparuyangadekuat

2.Difusiyaitupertukarangasgas(oksigendankarbondioksida)antaraalveolusdan
kapilerparuparu.Proseskeluarmasuknyaudarayaitudaridarahyang
bertekanan/konsentrasilebihbesarkedarahdengantekanan/konsentrasiyanglebih
rendah.Karenadindingalveolisangattipisdandikelilingiolehjaringanpembuluh
darahkapileryangsangatrapat,membraninikadangdisebutmembranrespirasi.
Perbedaantekananpadagasgasyangterdapatpadamasingmasingsisimembran
respirasisangatmempengaruhiprosesdifusi.Secaranormalgradientekananoksigen
antaraalveolidandarahyangmemasukikapilerpulmonalsekitar40mmHg.
Faktorfaktoryangmempengaruhidifusi:
a.Luaspermukaanparu
b.Tebalmembranrespirasi
c.Jumlahdarah
d.Keadaan/jumlahkapilerdarah
e.Afinitas
f.Waktuadanyaudaradialveoli
3.Transporyaitupengangkutanoksigenmelaluidarahkeselseljaringantubuhdan

sebaliknyakarbondioksidadarijaringantubuhkekapiler.
Oksigenperluditransportasikandariparuparukejaringandankarbondioksidaharus
ditransportasikandarijaringankembalikeparuparu.Secaranormal97%oksigen
akanberikatandenganhemoglobindidalamseldarahmerahdandibawakejaringan
sebagaioksihemoglobin.Sisanya3%ditransportasikankedalamcairanplasmadan
selsel.
Faktorfaktoryangmempengaruhilajutransportasi:
a.Curahjantung(cardiacOutput/CO)
b.Jumlahseldarahmerah
c.Hematokritdarah
d.Latihan(exercise)

V.FAKTORFAKTORYANGMEMPENGARUHIPERNAPASAN
Faktorfaktoryangmempengaruhioksigenasiadalah:
1.TahapPerkembangan
Saatlahirterjadiperubahanrespirasiyangbesaryaituparuparuyangsebelumnya
berisicairanmenjadiberisiudara.Bayimemilikidadayangkecildanjalannafasyang
pendek.Bentukdadabulatpadawaktubayidanmasakanakkanak,diameterdari
depankebelakangberkurangdenganproporsiterhadapdiametertransversal.Pada
orangdewasathorakdiasumsikanberbentukoval.Padalanjutusiajugaterjadi
perubahanpadabentukthorakdanpolanapas.
2.Lingkungan
Ketinggian,panas,dingindanpolusimempengaruhioksigenasi.Makintinggidaratan,
makinrendahPaO2,sehinggamakinsedikitO2yangdapatdihirupindividu.Sebagai
akibatnyaindividupadadaerahketinggianmemilikilajupernapasandanjantungyang
meningkat,jugakedalamanpernapasanyangmeningkat.
Sebagairesponterhadappanas,pembuluhdarahperiferakanberdilatasi,sehingga
darahakanmengalirkekulit.Meningkatnyajumlahpanasyanghilangdaripermukaan
tubuhakanmengakibatkancurahjantungmeningkatsehinggakebutuhanoksigenjuga
akanmeningkat.Padalingkunganyangdinginsebaliknyaterjadikontriksipembuluh
darahperifer,akibatnyameningkatkantekanandarahyangakanmenurunkan
kegiatankegiatanjantungsehinggamengurangikebutuhanakanoksigen.
3.GayaHidup
Aktifitasdanlatihanfisikmeningkatkanlajudankedalamanpernapasandandenyut
jantung,demikianjugasuplayoksigendalamtubuh.Merokokdanpekerjaantertentu
padatempatyangberdebudapatmenjadipredisposisipenyakitparu.
4.StatusKesehatan
Padaorangyangsehatsistemkardiovaskulerdanpernapasandapatmenyediakan
oksigenyangcukupuntukmemenuhikebutuhantubuh.Akantetapipenyakitpada

sistemkardiovaskulerkadangberakibatpadaterganggunyapengirimanoksigenkesel
seltubuh.Selainitupenyakitpenyakitpadasistempernapasandapatmempunyaiefek
sebaliknyaterhadapoksigendarah.Salahsatucontohkondisikardiovaskuleryang
mempengaruhioksigenadalahanemia,karenahemoglobinberfungsimembawa
oksigendankarbondioksidamakaanemiadapatmempengaruhitransportasigasgas
tersebutkedandarisel.
5.Narkotika
Narkotikasepertimorfindandapatmenurunkanlajudankedalampernapasanketika
depresipusatpernapasandimedula.Olehkarenaitubilamemberikanobatobat
narkotikanalgetik,perawatharusmemantaulajudankedalamanpernapasan.
6.Perubahan/gangguanpadafungsipernapasan
Fungsipernapasandapattergangguolehkondisikondisiyangdapatmempengarhi
pernapasanyaitu:
a.Pergerakanudarakedalamataukeluarparu
b.Difusioksigendankarbondioksidaantaraalveolidankapilerparu
c.Transporoksigendantranspordioksidamelaluidarahkedandariseljaringan.
Gangguanpadarespirasiyaituhipoksia,perubahanpolanapasdanobstruksisebagian
jalannapas.
Hipoksiayaitusuatukondisiketikaketidakcukupanoksigendidalamtubuhyang
diinspirasisampaijaringan.Halinidapatberhubungandenganventilasi,difusigas
atautransporgasolehdarahyangdapatdisebabkanolehkondisiyangdapatmerubah
satuataulebihbagianbagiandariprosesrespirasi.Penyebablainhipoksiaadalah
hipoventilasialveolaryangtidakadekuatsehubungandenganmenurunnyatidal
volume,sehinggakarbondioksidakadangberakumulasididalamdarah.
Sianosisdapatditandaidenganwarnakebiruanpadakulit,dasarkukudanmembran
mukosayangdisebabkanolehkekurangankadaroksigendalamhemoglobin.
Oksigenasiyangadekuatsangatpentinguntukfungsiserebral.Korteksserebraldapat
mentoleransihipoksiahanyaselama35menitsebelumterjadikerusakanpermanen.
Wajahoranghipoksiaakutbiasanyaterlihatcemas,lelahdanpucat.
7.Perubahanpolanafas
Pernapasanyangnormaldilakukantanpausahadanpernapasaninisamajaraknyadan
sedikitperbedaankedalamannya.Bernapasyangsulitdisebutdyspnoe(sesak).
Kadangkadangterdapatnapascupinghidungkarenausahainspirasiyangmeningkat,
denyutjantungmeningkat.Orthopneoyaituketidakmampuanuntukbernapaskecuali
padaposisidudukdanberdirisepertipadapenderitaasma.
8.Obstruksijalannapas
Obstruksijalannapaslengkapatausebagaiandapatterjadidisepanjangsaluran
pernapasandisebelahatasataubawah.Obstruksijalannapasbagianatasmeliputi:
hidung,pharing,laringatautrakhea,dapatterjadikarenaadanyabendaasingseperti
makanan,karenalidahyangjatuhkebelakang(otrhopharing)bilaindividutidaksadar

ataubilasekresimenumpukdisalurannapas.
Obstruksijalannapasdibagianbawahmelibatkanoklusisebagianataulengkapdari
salurannapaskebronkhusdanparuparu.Mempertahankanjalannapasyangterbuka
merupakanintervensikeperawatanyangkadangkadangmembutuhkantindakanyang
tepat.Onbstruksisebagianjalannapasditandaidenganadanyasuaramengorokselama
inhalasi(inspirasi).

VI.PENGKAJIANKEPERAWATAN
Secaraumumpengkajiandimulaidenganmengumpulkandatatentang:
1.Biodatapasien(umur,sex,pekerjaan,pendidikan)
Umurpasienbisamenunjukkantahapperkembanganpasienbaiksecarafisikmaupun
psikologis,jeniskelamindanpekerjaanperludikajiuntukmengetahuihubungandan
pengaruhnyaterhadapterjadinyamasalah/penyakit,dantingkatpendidikandapat
berpengaruhterhadappengetahuankliententangmasalahnya/penyakitnya.
2.Keluhanutamadanriwayatkeluhanutama(PQRST)
Keluhanutamaadalahkeluhanyangpalingdirasakanmenggangguolehklienpada
saatperawatmengkaji,danpengkajiantentangriwayatkeluhanutamaseharusnya
mengandungunsurPQRST(Paliatif/Provokatif,Quality,Regio,Skala,danTime)
3.Riwayatperkembangan
a.Neonatus:3060x/mnt
b.Bayi:44x/mnt
c.Anak:2025x/mnt
d.Dewasa:1520x/mnt
e.Dewasatua:volumeresidumeningkat,kapasitasvitalmenurun
4.Riwayatkesehatankeluarga
Dalamhaliniperludikajiapakahadaanggotakeluargayangmengalamimasalah/
penyakityangsama.
5.Riwayatsosial
Perludikajikebiasaankebiasaankliendankeluarganya,misalnya:merokok,
pekerjaan,rekreasi,keadaanlingkungan,faktorfaktoralergendll.
6.Riwayatpsikologis
Disiniperawatperlumengetahuitentang:
a.Perilaku/tanggapanklienterhadapmasalahnya/penyakitnya
b.Pengaruhsakitterhadapcarahidup
c.Perasaanklienterhadapsakitdantherapi
d.Perilaku/tanggapankeluargaterhadapmasalah/penyakitdantherapi

7.Riwayatspiritual
8.Pemeriksaanfisik
a.Hidungdansinus
Inspeksi:cupinghidung,deviasiseptum,perforasi,mukosa(warna,bengkak,eksudat,
darah),kesimetrisanhidung.
Palpasi:sinusfrontalis,sinusmaksilaris
b.Faring
Inspeksi:warna,simetris,eksudatulserasi,bengkak
c.Trakhea
Palpasi:dengancaraberdiridisampingkananpasien,letakkanjaritengahpadabagian
bawahtrakheadanrabatrakheakeatas,kebawahdankesampingsehingga
kedudukantrakheadapatdiketahui.

d.Thoraks
Inspeksi:
Postur,bervariasimisalnyapasiendenganmasalahpernapasankronisklavikulanya
menjadielevasikeatas.
Bentukdada,padabayiberbedadenganorangdewasa.Dadabayiberbentuk
bulat/melingkardengandiameteranteroposteriorsamadengandiametertranversal
(1:1).Padaorangdewasaperbandingandiameteranteroposteriordantranversal
adalah1:2
Beberapakelainanbentukdadadiantaranya:Pigeonchestyaitubentukdadayang
ditandaidengandiametertranversalsempit,diameteranteroposteriormembesardan
sternumsangatmenonjolkedepan.Funnelchestmerupakankelainanbawaandengan
ciriciriberlawanandenganpigeonchest,yaitusternummenyempitkedalamdan
diameteranteroposteriormengecil.Barrelchestditandaidengandiameterantero
posteriordantranversalsamaatauperbandingannya1:1.
Kelainantulangbelakangdiantaranya:Kiposisataubungkukdimanapunggung
melengkung/cembungkebelakang.Lordosisyaitudadamembusungkedepanatau
punggungberbentukcekung.Skoliosisyaitutergeliatnyatulangbelakangkesalahsatu
sisi.
Polanapas,dalamhaliniperludikajikecepatan/frekuensipernapasanapakah
pernapasanklieneupneayaitupernapasannormaldimanakecepatan1624x/mnt,
klientenang,diamdantidakbutuhtenagauntukmelakukannya,atautachipneayaitu
pernapasanyangcepat,frekuensinyalebihdari24x/mnt,ataubradipneayaitu
pernapasanyanglambat,frekuensinyakurangdari16x/mnt,ataukahapneayaitu
keadaanterhentinyapernapasan.
Perlujugadikajivolumepernapasanapakahhiperventilasiyaitubertambahnyajumlah

udaradalamparuparuyangditandaidenganpernapasanyangdalamdanpanjang
ataukahhipoventilasiyaituberkurangnyaudaradalamparuparuyangditandaidengan
pernapasanyanglambat.
Perlujugadikajisifatpernapasanapakahklienmenggunakanpernapasandadayaitu
pernapasanyangditandaidenganpengembangandada,ataukahpernapasanperutyaitu
pernapasanyangditandaidenganpengembanganperut.
Perlujugadikajiritme/iramapernapasanyangsecaranormaladalahreguleratau
irreguler,ataukahklienmengalamipernapasancheynestokesyaitupernapasanyang
cepatkemudianmenjadilambatdankadangdiselingiapnea,ataupernapasankusmaul
yaitupernapasanyangcepatdandalam,ataupernapasanbiotyaitupernapasanyang
ritmemaupunamplitodunyatidakteraturdandiselingiperiodeapnea.
Perlujugadikajikesulitanbernapasklien,apakahdispneayaitusesaknapasyang
menetapdankebutuhanoksigentidakterpenuhi,ataukahortopneayaitukemampuan
bernapashanyabiladalamposisidudukatauberdiri.
Perlujugadikajibunyinapas,dalamhaliniperludikajiadanyastertor/mendengkur
yangterjadikarenaadanyaobstruksijalannapasbagianatas,ataustidoryaitubunyi
yangkeringdannyaringdandidengarsaatinspirasi,atauwheezingyaitubunyinapas
sepertiorangbersiul,atauralesyaitubunyiyangmendesakataubergelembungdan
didengarsaatinspirasi,ataukahronchiyaitubunyinapasyangkasardankeringserta
didengarsaatekspirasi.
Perlujugadikajibatukdansekresinya,apakahklienmengalamibatukproduktifyaitu
batukyangdiikutiolehsekresi,ataubatuknonproduktifyaitubatukkeringdankeras
tanpasekresi,ataukahhemoptueyaitubatukyangmengeluarkandarah

Statussirkulasi,dalamhaliniperludikajiheartrate/denyutnadiapakahtakhikardi
yaitudenyutnadilebihdari100x/mnt,ataukahbradikhardiyaitudenyutnadikurang
dari60x/mnt.
Jugaperludikajitekanandarahapakahhipertensiyaitutekanandaraharteriyang
tinggi,ataukahhipotensiyaitutekanandaraharteriyangrendah.
Jugaperludikajitentangoksigenasipasienapakahterjadianoxiayaitusuatukeadaan
denganjumlahoksigendalamjaringankurang,atauhipoxemiayaitusuatukeadaan
denganjumlahoksigendalamdarahkurang,atauhipoxiayaituberkurangnya
persediaanoksigendalamjaringanakibatkelainaninternalataueksternal,atau
cianosisyaituwarnakebirubiruanpadamukosamembran,kukuataukulitakibat
deoksigenasiyangberlebihandariHb,ataukahclubbingfingeryaitumembesarnya
jarijaritanganakibatkekuranganoksigendalamwaktuyanglama.
Palpasi:
Untukmengkajikeadaankulitpadadindingdada,nyeritekan,massa,peradangan,
kesimetrisanekspansidantaktilvremitus.

Taktilvremitusadalahvibrasiyangdapatdihantarkanmelaluisistem
bronkhopulmonalselamaseseorangberbicara.Normalnyagetaranlebihterasapada
apeksparudandindingdadakanankarenabronkhuskananlebihbesar.Padaprialebih
mudahterasakarenasuarapriabesar

VII.DIAGNOSAKEPERAWATAN
Diagnosakeperawatanyanglazimterjadipadapasiendengangangguanpemenuhan
kebutuhanoksigenasidiantaranyaadalah:
1.Bersihanjalannafastidakefektif
2.Polanapastidakefektif
3.Gangguanpertukarangas
4.Penurunankardiakoutput
5.Rasaberduka
6.Kopingtidakefektif
7.Perubahanrasanyaman
8.Potensial/resikoinfeksi
9.Interaksisosialterganggu
10.Intoleransiaktifitas,dllsesuairesponklien
1.Bersihanjalannapastidakefektif
Yaitutertumpuknyasekresiatauadanyaobstruksipadasalurannapas.
Tandatandanya:
Bunyinapasyangabnormal
Batukproduktifataunonproduktif
Cianosis
Dispnea
Perubahankecepatandankedalamanpernapasan
Kemungkinanfaktorpenyebab:
Sekresiyangkentalataubendaasingyangmenyebabkanobstruksi
Kecelakaanatautrauma(trakheostomi)
Nyeriabdomenataunyeridadayangmengurangipergerakandada
Obatobatyangmenekanrefleksbatukdanpusatpernapasan
Hilangnyakesadaranakibatanasthesi
Hidrasiyangtidakadekuat,pembentukansekresiyangkentaldansulituntukdi
expektoran
Immobilisasi
Penyakitparumenahunyangmemudahkanpenumpukansekresi

2.Polanapastidakefektif
YaituresponpasienterhadaprespirasidenganjumlahsuplayO2kejaringantidakadekuat
Tandatandanya:

Dispnea
Peningkatankecepatanpernapasan
Napasdangkalataulambat
Retraksidada
Pembesaranjari(clubbingfinger)
Pernapasanmelaluimulut
Penambahandiameteranteroposterior
Cianosis,flailchest,ortopnea
Vomitus
Ekspansiparutidaksimetris
Kemungkinanfaktorpenyebab:
Tidakadekuatnyapengembanganparuakibatimmobilisasi,obesitas,nyeri
Gangguanneuromuskulerseperti:tetraplegia,traumakepala,keracunanobatanasthesi
Gangguanmuskuloskeletalseperti:frakturdada,traumayangmenyebabkankolaps
paru
CPPOseperti:empisema,obstruksibronchial,distensialveoli
Hipoventilasiakibatkecemasanyangtinggi
Obstruksijalannapasseperti:infeksiakutataualergiyangmenyebabkanspasme
bronchialatauoedema
PenimbunanCO2akibatpenyakitparu

3.Gangguanpertukarangas
Yaituperubahanasambasadarahsehinggaterjadiasidosisrespiratoridanalkalosis
respiratori.

4.Penurunankardiakoutput
Tandatandanya:
Kardiakaritmia
Tekanandarahbervariasi
Takikhardiaataubradikhardia
Cianosisataupucat
Kelemahan,vatigue
Distensivenajugularis
Outputurineberkurang
Oedema
Masalahpernapasan(ortopnea,dispnea,napaspendek,ralesdanbatuk)
Kemungkinanpenyebab:
Disfungsikardiakoutputakibatpenyakitarterikoroner,penyakitjantung
Berkurangnyavolumedarahakibatperdarahan,dehidrasi,reaksialergidanreaksi

kegagalanjantung
Cardiakarrestakibatgangguanelektrolit
Ketidakseimbanganelektrolitsepertikelebihanpotassiomdalamdarah

VIII.RENCANAKEPERAWATAN
1.Mempertahankanterbukanyajalannapas
A.Pemasanganjalannapasbuatan
Jalannapasbuatan(artificialairway)adalahsuatualatpipa(tube)yangdimasukkanke
dalammulutatauhidungsampaipadatingkatke2danke3darilingkarantrakheauntuk
memfasilitasiventilasidanataupembuangansekresi
Rutepemasangan:
Orotrakheal:mulutdantrakhea
Nasotrakheal:hidungdantrakhea
Trakheostomi:tubedimasukkankedalamtrakheamelaluisuatuinsisiyangdiciptakan
padalingkarankartilagoke2atauke3
Intubasiendotrakheal

B.Latihannapasdalamdanbatukefektif
Biasanyadilakukanpadapasienyangbedrestataupostoperasi
Carakerja:
Pasiendalamposisidudukataubaring
Letakkantangandiatasdada
Tariknapasperlahanmelaluihidungsampaidadamengembang
Tahannapasuntukbeberapadetik
Keluarkannapassecaraperlahanmelaluimulutdampaidadaberkontraksi
Ulangilangkahke3sampaike5sebanyak23kali
Tariknapasdalammelaluihidungkemudiantahanuntukbeberapadetiklalukeluarkan
secaracepatdisertaibatukyangbersuara
Ulangisesuaikemampuanpasien
Padapasienpotop.Perawatmeletakkantelapaktanganataubantalpadadaerahbekas
operasidanmenekannyasecaraperlahanketikapasienbatuk,untukmenghindari
terbukanyalukainsisidanmenguranginyeri

C.Posisiyangbaik
Posisisemifowleratauhighfowlermemungkinkanpengembanganparumaksimal
karenaisiabdomentidakmenekandiafragma

Normalnyaventilasiyangadekuatdapatdipertahankanmelaluiperubahanposisi,
ambulasidanlatihan

D.Pengisapanlendir(suctioning)
Adalahsuatumetodeuntukmelepaskansekresiyangberlebihanpadajalannapas,suction
dapatdilakukanpadaoral,nasopharingeal,trakheal,endotrakhealatautrakheostomitube.

E.Pemberianobatbronkhodilator
Adalahobatuntukmelebarkanjalannapasdenganmelawanoedemamukosabronkhus
danspasmeototdanmengurangiobstruksidanmeningkatkanpertukaranudara.
Obatinidapatdiberikanperoral,subkutan,intravena,rektaldannebulisasiatau
menghisapataumenyemprotkanobatkedalamsalurannapas.

2.Mobilisasisekresiparu
A.Hidrasi
Cairandiberikansecaraoraldengancaramenganjurkanpasien22,5literperhari,tetapi
dalammengkonsumsicairanyangbanyakbataskemampuan/cadanganjantung.
B.Humidifikasi
Pengisapanuappanasuntukmembantumengencerkanataumelarutkanlendir.

C.Posturaldrainage
Adalahposisikhuusyangdigunakanagarkekuatangravitasidapatmembantudidalam
pelepasansekresibronkhialdaribronkhiolusyangbersarangdidalambronkhusdan
trakhea,denganmaksudsupayadapatmembatukkanataudihisapsekresinya.
Biasanyadilakukan24kalisebelummakandansebelumtidur/istirahat.
Tekniknya:
Sebelumposturaldrainage,lakukan:
Nebulisasiuntukmengalirkansekret
Perkusisekitar12menit
Vibrasi45kalidalamsatuperiode
Lakukanposturaldrainage,tergantungletaksekretdalamparu.

3.Mempertahankandanmeningkatkanpengembanganparu
A.Latihannapas

Adalahteknikyangdigunakanuntukmenggantikandefisitpernapasanmelalui
peningkatanefisiensipernapasanyangbertujuanpenghematanenergimelalui
pengontrolanpernapasan
Jenislatihannapas:
Pernapasandiafragma
Pursedlipsbreathing
Pernapasansisiigabawah
Pernapasanigadanlowerback
Pernapasansegmental

B.Pemasanganventilasimekanik
Adalahalatyangberfungsisebagaipenggantitindakanpengaliran/penghembusan
udarakeruangthoraksdandiafragma.Alatinidapatmempertahankanventilasisecara
otomatisdalamperiodeyanglama.
Adaduatipeyaituventilasitekanannegatifdanventilasitekananpositif.

C.Pemasanganchesttubedanchestdrainage
Chesttubedrainage/intrapleuraldrainagedigunakansetelahprosedurthorakik,
satuataulebihchestkateterdibuatdironggapleuramelaluipembedahandindingdada
dandihubungkankesistemdrainage.
Indikasinyapadatraumaparuseperti:hemothoraks,pneumothoraks,open
pneumothoraks,flailchest.
Tujuannya:
Untukmelepaskanlarutan,bendapadat,udaradarironggapleuraatauronggathoraks
danronggamediastinum
Untukmengembalikanekspansiparudanmenatakembalifungsinormalkardiorespirasi
padapasienpascaoperasi,traumadankondisimedisdenganmembuattekanannegatif
dalamronggapleura.
Tipenya:
a.Thesinglebottlewatersealsystem
b.Thetwobottlewater
c.Thethreebottlewater
4.Mengurangi/mengoreksihipoksiadankompensasitubuhakibathipoksia
DenganpemberianO2dapatmelalui:
Nasalcanule
Bronkhopharingealkhateter
Simplemask

Aerosolmask/trakheostomycollars
ETT(endotrakhealtube)

5.MeningkatkantransportasigasdanCardiakOutput
Denganresusitasijantungparu(RJP),yangmencakuptindakanABC,yaitu:
A:Airwayadalahmempertahankankebersihanataumembebaskanjalannapas
B:Breathingadalahpemberiannapasbuatanmelaluimulutkemulutataumulutke
hidung
C:Circulationadalahmemulaikompresijantungataumemberikansirkulasibuatan
Jadisecaraumumintervensikeperawatanmencakupdidalamnya:
a.Healthpromotion
Ventilasiyangmemadai
Hindarirokok
Pelindung/maskersaatbekerja
Hindariinhaler,teteshidung,spray(yangdapatmenekannervus1)
Pakaianyangnyaman
b.Healthrestorationandmaintenance
Mempertahankanjalannapasdenganupayamengencerkansekret
Teknikbatukdanposturaldrainage
Suctioning
Menghilangkanrasatakutdenganpenjelasan,posisifowler/semifowler,significant
other
MengaturistirahatdanaktifitasdenganmemberikanHEyangbermanfaat,fasilitasi
lingkungan,tingkatkanrasanyaman,terapiyangsesuai,ROM
Mengurangiusahabernapasdenganventilasiyangmemeadai,pakaiantipisdanhangat,
hindarimakanberlebihdanbanyakmengandunggas,aturposisi
Mempertahankannutrisidanhidrasijugadenganoralhygienedanmakananyang
mudahdikunyahdandicerna
Mempertahankaneliminasidenganmemberikanmakananberseratdanajarkanlatihan
Mencegahdanmengawasipotensialinfeksidenganmenekankanprinsipmedikal
asepsis
TerapiO2
Terapiventilasi
Drainagedada

IX.IMPLEMENTASIKEPERAWATANDANEVALUASI
Implementasikeperawatansesuaidenganintervensidanevaluasidilakukansesuaitujuan
dankriteriatermasukdidalamnyaevaluasiproses.

FORMATPENGKAJIANINDIVIDU
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK

TanggalPengkajian:25Maret
2012

A.DATABIOGRAFI
Nama :NyR
TTL

:26November1939

JenisKelamin

:perempuan

Pendidikan

:SD

Agama

:Islam

Gol.Darah:O

StatusPerkawinan:Janda
TB/BB

:160cm,44kg

Penampilan

:Rapi,berjilbabCiriciritubuh:Kurus,kulitsawomatang

Alamat

:Kel.KotaBesiHuluRT02/RW05
Kec.KotaBesiTelp/HP08125086514
Kab.Kotamadya

OrangYangDekat

:Anak

Hubungan

:Ibudananak

Alamat/Telpon

:Kel.KotaBesiHuluRT02/RW05

B.RIWAYATKEPERAWATAN
1.

Genogram

Keterangan: :Lakilaki

:Perempuan

:GarisKeturunan

.......:TinggalSerumah

:GarisHubungan

:Meninggal

2.RiwayatKeluarga
Dalamkeluargaklientidakadayangmnderitapenyakitmenurunseperti
DM,hipertensi,asma,dll.Tidakadapulayangmnderitapenyakitmenularseperti
TBC.

C.RIWAYATPEKERJAAN
Pekerjaansaatini

:saatiniklienbekerjasebagaipetani

Alamatpekerjaan

Jarakdarirumah

:1km

Alattransportasi

:jalankaki

Pekerjaansebelumnya

:sebelumnyaklienbekerjasebagaipetanijuga

Jarakdarirumah

:1km

Alattransportasi

:jalankaki

Sumbersumberpendapatan&kecukupanterhadapkebutuhan:pendapatankliendi
dapatdarihasilpanen,danjugabiasanyadidapatdarianakanaknyayangsudah
bekerja.

D.RIWAYATLINGKUNGANHIDUP
Jenislantairumah

:Kayu

Kondisilantai

:Kering

Tanggarumah

:Ada :aman(adapegangan)

Penerangan

:cukup

Tempattidur

:aman(pagarpembatas,tidakterlalutinggi)

Alatdapur

:tertatarapi

WC

:Ada

Kebersihanlingkungan

:bersih(tidakadabarangmembahayakan)

:aman(posisiduduk,adapegangan)

Jumlahorangyangtinggaldalamsaturumah:5orang
TetanggaTerdekat:Ada

E.RIWAYATREKREASI
HobbyatauMinat:berkebun,bertani,menjahit,memasak

Keanggotaanorganisasi:ketuaarisankampong,anggotaarisankeluarga
LiburanatauPerjalanan:pernahmemunaikanibadahHaji

F.SISTEMPENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi*
Jarakdarirumah

:perawat

:500meter

RumahSakit

:tidakada

Klinik

:ada,jarak1km

PelayananKesehatanDirumah

:tidakada

Makananyangdihantarkan

:tidakada

Perawatanseharihariyangdilakukankeluarga:tidakada

G.DESKRIPSIKEKHUSUSAN
KebiasaanRitual :klienbiasanyatiapmalamjumatmenyiapkansesajianuntuk
leluhur
Yanglainnya

H.STATUSKESEHATAN
StatusKesehatanumumSelamasetahunyanglalu:asma,rematik,vertigo
Statuskesehatanumumselama5tahunyanglalu:asma,batukbatuk
KeluhanUtama:asma
1.Provocative/Paliative

:sesaknafas

2.Quality/Quantity

:sepertitertusuktusuk

3.Region

:uluhati

4.SeverityScale

:5(skalasedang)

5.Timing

:hilangtimbul

Pemahaman&PenatalaksanaanMasalahKesehatan:biasanyabilatimbulklien
minumobatyangtelahdianjurkandanseringminumairhangat.

Obatobatan:
NO
1.
2.
3.

NAMAOBAT
Salbutamol2mg
dexametason
Vit.C

DOSIS
3x1
3x1
3X1

Alergi(CatatanAgentdanReaksiSpesifik)
Obatobatan
Makanan

KETERANGAN

:tidakada
:tidakada

FaktorLingkungan :cuacadingin,debu,polusi

Penyakityangdiderita:asma,rematik,vertigo

I.AKTIVITASHIDUPSEHARIHARI(ADL)
IndeksKATZ

:A

Oksigenasi

CairandanElektrolit
dampingitehdankopi

:klienminumairputih1500mlperhari,di

Nutrisi

:klienmakannasi,lauk,dansayur3kalisehari

Eliminasi

:BAK3kaliperhari,BAB1kaliperhari

Aktivitas

:tiaphariklienpergikesawahuntukbertani

IstirahatdanTidur

:istirahatkliencukup,tidurseharikira210jam

PersonalHygiene

:klienmampumandi,BAB,BAKsendiritanpabantuan

Seksual

:kebutuhanseksualtidakterpenuhikarenasuamiklien
sudahlamameninggal

J.PSIKOLOGI,KOGNITIFDANPERSEPTUAL
KonsepDiri
lansia

:klienmampumenerimabahwadirinyaseorang

Emosi

:stabil

Adaptasi

:klienmampuberadaptasidenganlingkungansekitar

Statusmental

:baik

TingkatKesadaran

:composmentis

Dimensia

:tidak

Orientasi

:normal

Bicara

:normal

Bahasayangdigunakan

:jawa,indonesia

Kemampuanmembaca

:bisa

Kemampuaninteraksi

:sesuai

Vertigo

:ya

ShortPortebleMentalStatusQuestionaire(SPMSQ)=
MiniMentalStateExam(MMSE)=

GeriatrikDepresionScale
APGAR

=
=

K.TINJAUANSISTEM
KeadaanUmum

:Baik

TingkatKesadaran

:Composmentis

TandatandaVital

:TD130/90mmHgNadi:88x/menit
RR26X/menitSuhu:36,20c
TB:160cm BB:44Kg

PENGKAJIANPERSISTEM
PERNAFASAN(B1:BREATHING)
1.Bentukdada:Simetris
2.SekresidanBatuk
Batuk

:ya

Sputum:tidak

ada

Nyeriwaktubernafas:ya
3.Polanafas
a.FrekwensiNafas:28x/menit
Irguler

HiperVentilasi

4.Bunyinafas
a.Normal
vesikulerdi.........................................
Bronchialdi..............................................
Bronchovesikulerdi.....................................
b.Abnormal
Stridorlokasi............................

Strerorlokasi...............................

Wheezinglokasi..........................

Raleslokasi...............

Ronchilokasi....................

Krepitasilokasi.................................

FrictionRaplokasi.......................

c.ResonenLokal
Pectoreloguy

Bronchofoni

Egofoni

5.Pergerakandada
Intercostal
TrachealTag

SupraClavicula

Lainlain
Substernal

Suprasternal

FlailChest

BagandMask

Tracheostomi

6.TractilFremitis/FremitusVokal
Meningkat

lokasi

Menurunlokasi

Lainlain

7.AlatBantuPernafasan
Nasal

Masker

Respirator

CARDIOVASKULER(B2:BLEEDING)
1.Nadi
Frekuensi88x/menit
Reguler

Kuat

2.BunyiJantung
Normal

3.LetakJantung
Ictuscordisterabapada.................
4.PembesaranJantung
tidak

5.NyeriDada
Ya

6.Edema:TidakAda
7.ClubbingFinger
Tidak

PERSYARAFAN(B3:BRAIN)
TingkatKesadaran:
ComposMentis

1.GCS:
Eye:4Verbal:5Motorik:6
TotalGCS:15
2.Refleks

Normal

3.KoordinasiGerak:

Ya

4.Kejang

Tidak

5.Lainlain..........................................

PENGINDERAAN(PERSEPSISENSORI)
1.Mata(Penglihatan)
a.Bentuk
Normal

b.Visus.....................
Pupil:
Isokor

c.GerakbolaMata:
Normal

d.MedanPenglihatan:
Normal

e.ButaWarna
Tidak

f.

Tekananintraokuler

Meningkat

2.Hidung(Penciuman)
a.

Bentuk

Normal

b.

GangguanPenciuman

Tidak

3.Telinga(Pendengaran)
a.

Aurikel

Normal

b.Membrantympani
Terang

c.Otorrhoea:
Ya,jenis.......................

d.

GangguanPendengaran: Tidak

e.

Tinitus:

4.Perasa
Normal

Tidak

Tidak

5.Peraba
Normal

PERKEMIHANELIMINASIURI(B4:BLADDER)
MasalahKandungKemih
Tidakadamasalah

ProduksiUrine250ml/hari Frekuensi5.x/hari
Warnakuningpekat,BauamoniakLainlain....................................

PENCERNAANELIMINASIALVI(B5:BOWEL)
1.MulutdanTenggorokan
a.Mulut
SelaputLendirMulut
Lembab

b.Lidah
bersih

c.

KebersihanRonggaMulut

TidakBerbau

GigiBersih

d.Tenggorokan:
tidakadasakitmenelan

e.Abdomen
Kenyal

Nyeritekan,tidakada

Benjolan,tidakada

f.

Pembesaranhepar

tidak

g.

PembesaranLien

tidak

h.

Asites

tidak

i.Lainlain.............................

2.Masalahususbesardanrektum/anus
BAB1X/hari
Tidakadamasalah

OTOT,TULANGDANINTEGUMENT(B6:BONE)
1.OtotdanTulang
Kemampuanpergerakansendilengandantungkai(ROM)
Terbatas

Kemampuankekuatanotot
Fraktur
Tidak

Dislokasi
Tidak

Haemotom
Tidak

2.Integumen
WarnaKulit:sawomatang

Turgor: TidakElastic

REPRODUKSI

Akral:hangat

Perempuan:
Payudara
Bentuk

Simetris

Benjolan tidak

Kelamin
Bentuk

normal

Keputihan

tidak

ENDOKRIN
1.FaktorAlergi
Tidak

Manifestasi:tidakada
CaraMengatasi:tidakada
2.Kelainanendokrin:tidakada

PENGETAHUAN:
Pengetahuankliententangkesehatandirinya:klienmengetahuijikadirinyamempunyai
penyakitasmabiasanyaminumobatyangdianjurkandanjugaminumairhangatsaat
terasanyeri

Sampit,25Maret2012
Mahasiswayangmengkaji,

.........................................
NIM.

ANALISADATA

NO
DATA
1.DS:Klienmengatakansayasesak
nafasbilacuacadingindanada
debu
DO:KlienNampaksesaknafas
disertaibatukkering
tidakadasputum

ETIOLOGI
kerusakan
membranealveoli

PROBLEM
Gangguanpertukarangas
O2danCO2

frekuensinafas28x/mnt
typepernafasankusmaul
terdengarbunyironchipada
apexparukiri/kanan

RENCANAKEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kep.
1
GangguanpertukaranO2 1.Kajidanmonitor
1.Sebagaiindicatoradanya
danCO2teratasi
frekuensinafas
gangguannafasdan
dengancriteria:
indicatordalamtindakan
Kilenmengatakan
selanjutnya
sesaknafasberkurang
atauhilang
2.Berkurangnyatekanan
Klientidakbatuklagi 2.Beriposisiyang
diafragmakeatassehingga
Frekuensinafasdalam
menyenangkansesuai
ekspresiparumaksimal
batasnormal(1618
dengankeinginanklien.
sehinggakliendapat
x/mnt)
(posisisemifowler)
bernafasdenganleluasa
3.Batukyangefektif
3.Ajarkanklienuntukbatuk merupakansalahsatucara
efektif
yangbaikdanefektifuntuk
mengeluarkansecret.
4.Menurunkanjumlah
konsumsiataukebutuhan
4.klkienuntukmembatasi
selamaperiodepenurunan
aktifitas
pernafasansehinggadapat
menurunkangejala
gangguanpertukarangasO2
danCO2.
5.Untukmempertahankan
sirkulasiO2danCO2

5.PertahankansirkulasiO2
dalamruangan

No
.
1.
1.

Dx.
Kep.
1

Implementasi
1.Mengkajidanmonitorfrekuensinafas

Evaluasi
S:Klienmengatakansayamasih
seringsesaknafas

2.memberiposisiyangmenyenangkansesuai
dengankeinginanklien.(posisisemifowler)O:KlienNampaksesaknafasdisertai
3.mengajarkanklienuntukbatukefektif
batukkering
4.menganjurkanklienuntukmembatasi
aktifitas
5.mempertahankansirkulasiO2dalam
ruangan

BABIII
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

tidakadasputum
frekuensinafas28x/mnt
typepernafasankusmaul
terdengarbunyironchipadaapex
parukiri/kanan

LansiamengalamipersoalankhusustentanggangguanO2danCO2,itutidak
jauh dari penyebab penurunan fungsi tubuh dan factor usia. Kita tentunya
mengetahuifungsitubuhsangatmemerlukanO2danCO2yangdisurveymelalui
system Kardiovaskuler, apabila dalam sytem kardiovaskuler tergganggu tentu
akanmengganggudalampertukarangasO2danCO2keberbagaijaringantubuh.
Akhirakhirinibanyakmasalahyangterjadidikotakotabesardalammasalah
kesehatan udara, terutama polusi yang semakin hari semakin mengkhawtirkan
karenamerusakkesehatanterutamaterhadapmanula.

3.2

SARAN
PerludiingatdalammasalahkesehatanpernapasandalamhalO2danCO2
sangatpentingdijagakarena2halinisangatpentingdandiperlukandalamsystem
hidup.MakadariituKitaharusmenjagasejakdini.Banyakcaraagarkitahidup
selalu sehat baik itu dengan gaya hidup yang tidak sehat perlu ditinggalkan,
konsumsimakanandengangiziyangseimbang,danolahragateratur.Semuayang
kitaakukanpadamasamudaakankitapetiksaattua.

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
2.
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL
(kelompok6)
OLEH :
HENDRYANTO
IDA KUSUMADINATA
SYARIFAH NUR HASANAH. A

KATAPENGANTAR

PujisyukurkehadiratTuhanYangMAhaEsa,atasberkat,rahmaddanhidayahNya,
sehinggakamidapatmenyelesaikanmakalahdenganjudulPsikologiPadaLansia

Dalampenyusunanmakalahinikamibanyakmengalamiberbagaimasalah,
atasbantuandandukungandariberbagaipihak,makalahinidapatselesai.

Dalamkesempataninikamibanyakmengucapkanterimakasihkepadarekan
rekanmahasiswasertadosenAkperyangbanyakmembantudalampenyelesaianmakalahini.

Kamimenyadaridalampenulisanmakalahinimasihjauhdarisempurna,olehkarenaitu
sarandankritikyangsifatnyamembangunsangatkami
harapkanuntukpenyempurnaanmakalahinidansemogabermanfaatbagikitasemua.

Sampit,maret2012

TimPenulis

DAFTARISI

KATAPENGANTAR
DAFTARISI
BAB I

i
ii

PENDAHULUAN

1.1

LATARBELAKANG

1.2

TUJUANPENULISAN

1.3

METODEPENULISAN

1.4

SISTEMATIKAPENULISAN

BAB II

PEMBAHASAN
2.1DEFINISI
2.2ETIOLOGI
2.3ASUHANKEPERAWATAN

BAB III

PENUTUP
3.1KESIMPULAN

DAFTARPUSTAKA

BABI
PENDAHULUAN
1.1.LATARBELAKANG
Penuaanadalahkonsekuensiyangtidakdapatdihindari.Walaupunproses
penuaanbenaradanyadanmerupakansesuatuyangnormal,tetapipadakenyataannya
prosesinimenjadibebanbagioranglaindibadingkandenganproseslainyangterjadi.
Perawatyangakanmerawatlansiaharusmengertisesuatutentangaspekpenuaanyang
normaldantidaknormalsertamengetahuikonsepgangguanpsikologipadalansia.

1.2.TUJUANPENULISAN
Penulisanmakalahbertujuanagarpembacamengetahuidanmemahamikonsep
psikologipadalansia.Untukparaperawatagardapatmengaplikasikanpengetahuanyang
didapatkedalamprakteklapangan.

1.3.METODEPENULISAN
Dalampenulisanmakalahinikamimenggunakanmetodekepustakaan.

1.4.SISTEMATIKAPENULISAN

Sistematika penulisan yaitu : BAB I PENDAHULUAN, BAB II


PEMBAHASAN,BABIIIPENUTUP.

BABII
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
Prosesmenua(lansia)adalahprosesalamiyangdisertaiadanyapenurunan
kondisifisik,psikologismaupunsosialyangsalingberinteraksisatusamalain.Keadaan
itucenderungberpotensimenimbulkanmasalahkesehatansecaraumummaupun
kesehatanjiwasecarakhususpadalansia.
Masalahkesehatanjiwalansiatermasukjugadalammasalahkesehatanyang
dibahaspadapasienpasienGeriatridanPsikogeriatriyangmerupakanbagiandari
Gerontologi,yaituilmuyangmempelajarisegalaaspekdanmasalahlansia,meliputi
aspekfisiologis,psikologis,sosial,kultural,ekonomidanlainlain(Depkes.RI,1992:6)
SementaraPsikogeriatriadalahcabangilmukedokteranjiwayangmempelajari
masalahkesehatanjiwapadalansiayangmenyangkutaspekpromotof,preventif,kuratif
danrehabilitatifsertapsikososialyangmenyertaikehidupanlansia.
PsikologiLansia
Ada4ciriyangdapatdikategorikansebagaipasienGeriatridanPsikogeriatri,yaitu:
1.Keterbatasanfungsitubuhyangberhubungandenganmakinmeningkatnyausia.

2.Adanyaakumulasidaripenyakitpenyakitdegeneratif
3.Lanjutusiasecarapsikososialyangdinyatakankrisisbila:a)Ketergantunganpada
oranglain(sangatmemerlukanpelayananoranglain),b)Mengisolasidiriataumenarik
diridarikegiatankemasyarakatankarenaberbagaisebab,diantaranyasetelahmenajalani
masapensiun,setelahsakitcukupberatdanlama,setelahkematianpasanganhidupdan
lainlain.
4.Halhalyangdapatmenimbulkangangguankeseimbangan(homeostasis)sehingga
membawalansiakearahkerusakan/kemerosotan(deteriorisasi)yangprogresifterutama
aspekpsikologisyangmendadak,misalnyabingung,panik,depresif,apatisdsb.Halitu
biasanyabersumberdarimunculnyastressorpsikososialyangpalingberat,misalnya
kematianpasanganhidup,kematiansanakkeluargadekat,terpaksaberurusandengan
penegakhukum,atautraumapsikis.
ASPEKASPEKPSIKOLOGISPADAPENUAAN
Aspekpsikologispadalansiatidakdapatlangsungtampak.Pengertianyangsalahtentang
lansiaadalahbahwamerekamempunyaikemampuanmemorydankecerdasanmental
yangkurang.Berikutaspekpsikologispadapenuaan:

A.Kepribadian,intelegensidansikap
Tesintelegensidenganjelasmemperlihatkanadanyapenurunankecerdasanpada
lansia.Lansiaseringkalimempertahankansikapyangkuat,sehinggasikapnyalebihstabil
dansedikitsulituntukdiubah.
B.Teoriaktivitasdanpelepasan
Teoripelepasan:Lansiasecaraberangsurangsurmengurangiaktivitasnyadanbersama
menarikdiridarimasyarakat.
Teoriaktivitas:Sebagaiorangyangtelahberumur,merekameninggalkanbentuk
aktivitasyangpasti,danmengkompensasidenganmelakukanbanyakaktivitasyangbaru.
PERUBAHANASPEKPSIKOSOSIAL
Padaumumnyasetelahorangmemasukilansiamakaiamengalamipenurunan
fungsikognitifdanpsikomotor.Fungsikognitifmeliputiprosesbelajar,persepsi,
pemahaman,pengertian,perhatiandanlainlainsehinggamenyebabkanreaksidan
perilakulansiamenjadimakinlambat.Sementarafungsipsikomotorik(konatif)meliputi
halhalyangberhubungandengandorongankehendaksepertigerakan,tindakan,
koordinasi,yangberakibatbahwalansiamenjadikurangcekatan.

Denganadanyapenurunankeduafungsitersebut,lansiajugamengalami
perubahanaspekpsikososialyangberkaitandengankeadaankepribadianlansia.
Beberapaperubahantersebutdapatdibedakanberdasarkan5tipekepribadianlansia
sebagaiberikut:
1.TipeKepribadianKonstruktif(Constructionpersonalitiy),biasanyatipeinitidak
banyakmengalamigejolak,tenangdanmantapsampaisangattua.
2.TipeKepribadianMandiri(Independentpersonality),padatipeiniadakecenderungan
mengalamipostpowersindrome,apalagijikapadamasalansiatidakdiisidengan
kegiatanyangdapatmemberikanotonomipadadirinya.
3.TipeKepribadianTergantung(Dependentpersonalitiy),padatipeinibiasanyasangat
dipengaruhikehidupankeluarga,apabilakehidupankeluargaselaluharmonismakapada
masalansiatidakbergejolak,tetapijikapasanganhidupmeninggalmakapasanganyang
ditinggalkanakanmenjadimerana,apalagijikatidaksegerabangkitdarikedukaannya.
4.TipeKepribadianBermusuhan(Hostilitypersonality),padatipeinisetelahmemasuki
lansiatetapmerasatidakpuasdengankehidupannya,banyakkeinginanyangkadang
kadangtidakdiperhitungkansecaraseksamasehinggamenyebabkankondisiekonominya
menjadimoratmarit.
5.TipeKepribadianKritikDiri(SelfHatepersonalitiy),padalansiatipeiniumumnya
terlihatsengsara,karenaperilakunyasendirisulitdibantuoranglainataucenderung
membuatsusahdirinya.
PERUBAHANDALAMPERANSOSIALDIMASYARAKAT
Akibatberkurangnyafungsiinderapendengaran,penglihatan,gerakfisikdan
sebagainyamakamunculgangguanfungsionalataubahkankecacatanpada
lansia.Misalnyabadannyamenjadibungkuk,pendengaransangatberkurang,penglihatan
kaburdansebagainyasehinggaseringmenimbulkanketerasingan.Halitusebaiknya
dicegahdenganselalumengajakmerekamelakukanaktivitas,selamayangbersangkutan
masihsanggup,agartidakmerasaterasingataudiasingkan.Karenajikaketerasingan
terjadiakansemakinmenolakuntukberkomunikasidenganoranglaindankdangkadang
terusmunculperilakuregresisepertimudahmenangis,mengurungdiri,mengumpulkan
barangbarangtakbergunasertamerengekrengekdanmenangisbilaketemuoranglain
sehinggaperilakunyasepertianakkecil.
Dalammenghadapiberbagaipermasalahandiataspadaumumnyalansiayang
memilikikeluargabagiorangorangkita(budayaketimuran)masihsangatberuntung
karenaanggotakeluargasepertianak,cucu,cicit,sanaksaudarabahkankerabat
umumnyaikutmembantumemelihara(care)denganpenuhkesabarandan
pengorbanan.Namunbagimerekayangtidakpunyakeluargaatausanaksaudarakarena

hidupmembujang,ataupunyapasanganhidupnamuntidakpunyaanakdanpasangannya
sudahmeninggal,apalagihidupdalamperantauansendiri,seringkalimenjaditerlantar.
KEPERAWATANGERONTIKGERIATRINURSING
Geriatrinursingadalahspesialiskeperawatanlanjutusiayangdapatmenjalankan
perannyapadatiapperananpelayanandenganmenggunakanpengetahuan,keahlian,dan
keterampilanmerawatuntukmeningkatkanfungsioptimallanjutusiasecara
komprehensif.Karenaitu,perawatanlansiayangmenderitapenyakitdandirawatdiRS
merupakanbagiandarigeronticnursing.
PENDEKATANPERAWATANLANJUTUSIA
A.Pendekatanfisik
Perawatanfisiksecaraumumbagiklienlanjutusiaada2bagianyaitu:
Klienlanjutusiayangmasihaktif,yangmasihmampubergeraktanpabantuanorang
lain.
Klienlanjutusiayangpasifatautidakdapatbangunyangmengalamikelumpuhanatau
sakit.

B.Pendekatanpsikis
Perawatanmempunyaiperananyangpanjanguntukmengadakanpendekatanedukatif
padaklienlanjutusia,perawatdapatberperansebagaisupporter,interpreterterhadap
segalasesuatuyangasing,sebagaipenampungrahasiapribadidansebagaisahabatyang
akrab.
C.Pendekatansosial
Mengadakandiskusi,tukarpikiran,danberceritamerupakanupayaperawatandalam
pendekatansosial.Memberikesempatanberkumpulbersamadengansesamaklienlanjut
usiauntukmenciptakansosialisasimereka.
D.Pendekatanspiritual
Perawatharusbisamemberikanketenangandankepuasanbatindalamhubungannya
dengantuhanatauagamayangdianutnya,terutamajikakliendalamkeadaansakitatau
mendekatikematian.

MASALAHKEPERAWATANPSIKOSOIALPADALANSIA:
Berdukadisfungsional,
Ketidakberdayaan,
Gangguanpolatidur,
Resikoterhadapcedera,
Perubahannutrisi,
Defisitperawatandiri,
Ansietas.
TUJUAN&TINDAKAN
Tujuan:mengajarkanklienuntukberseponsemosionalyangadaptif.
Tindakan:
Lingkunganaman,
Cegahterjadinyakecelakaan,
Hubungansalingpercayaperawatklien,
Doronguntukmengekspresikanpengalamanyangmenyakitkanuntukmengurangi
intensitasmasalah,
Ubahpikirannegatifdanidentifikasiaspekpositif(kemampuan,keberhasilan),
Bantumengubahpersepsiyangsalah/negatifmenjadipositif,
Beripujian,
Libatkandalamkegiatandaninteraksisosial,
Meningkatkanstatuskesehatan:perawatandiri,istirahat,makan,minum.

BABIII
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling ber interaksi satu sama lain.
Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum
maupunkesehatanjiwasecarakhususpadalansia.
Aspekpsikologispadalansiatidakdapatlangsungtampak.Pengertianyangsalah
tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memory dan
kecerdasan mental yang kurang.Oleh karena itu Untuk para perawat agar dapat
mengaplikasikanpengetahuanyangdidapatkedalamprakteklapangan.

DAFTARPUSTAKA
Carpenito,L.DiagnosaKeperawatanAplikasiPadaPraktekKlinis,Edisike6,EGC,
Jakarta,2000.
Nugroho,Wahjudi.KeperawatanGerontik,Edisike2,EGC,Jakarta2000.
Leeckenotte,AnneteGlesler.PengkajianGerontologi,Edisike2,EGC,Jakarta,1997.
Watson,Roger.PerawatanLansia,Edisike3,EGC,Jakarta2003

CONTOH ASKEP PSIKOSOSIAL PADA LANSIA


I. PENGKAJIAN
A. DATA BIOGRAFI
Nama

: Ny.R

Jenis Kelamin

: Perempuan

Golongan Darah

:-

Tempat Tanggal Lahir

: Pembuang,

Pendidikan Terakhir

: SD

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Janda

TB/BB

: 130 cm

Penampilan

: Rapi, berjalan agak lambat sudah ada tanda kifosis

Alamat

: Baamang, RT 2, RW 1

Orang yang mudah Dihub.

: Juai

Alamat & telepon

: 085752752487

A. Riwayat Keluarga
Genogram :

B. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini

: Tidak ada

Alamat pekerjaan

:-

Berapa Jarak Dari Rumah : Alat Transportasi

:-

Pekerjaan Sebelumnya

: Memantat

Berapa jarak dari rumah

: 100 meter

Alat Transportasi

: Tidak ada (jalan kaki)

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:cukup untuk


kebutuhan sehari-hari.
C. Riwayat Lingkungan Hidup
Type tempat tinggal : Permanen
Jenis Lantai : tanah, x tegel,
porselin,
lainya. Sebutkan !papan
Kondisi lantai : licin, x lembab,
kering,
lainnya. Sebutkan !.............................
Tangga Rumah :
Tidak ada

Ada : aman (ada pegangan),

tidak aman

Penerangan : x cukup,
kurang
Tempat Tidur : x aman, (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi),
Alat dapur : x berserakan,
tertata rapi,
WC :

tidak aman

Tidak ada
x Ada :

x aman (posisi duduk, ada pegangan),

tidak aman (lantai licin, tidak ada

pegangan)
Kebersihan lingkungan :x bersih (tidak ada yang membahayakan),
tidak aman (pecahan kaca, gelas, paku,dll.)
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :5 orang
Derajat Privasi
:Baik
Tetangga Terdekat :Suriansyah
Alamat dan Telpon :-

tidak bersih dan

D. Riwayat Rekreasi
Hobbi/Minat
Keanggotaan dalam organisasi
Liburan/perjalanan

: Memasak
:PKK
:-

E. System Pendukung
Perawat/Bidan/dokter/fisiotherapi :Perawat dan bidan
Jarak dari rumah
:2 KM
Rumah Sakit
: RSUD Dr. MURJANI Jaraknya 15 KM
Klinik
:
Pelayanan kesehatan di rumah
:Tidak ada
Makanan yang dihantarkan
:Nasi, Sayur, dan Lauk.
Perawat sehari-hari yang dilakukan keluarga
:Menyediakan Makanan.
Lain-lain
:F. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual
Yang lainnya

:Klien sudah tidak sholat lagi, karena sudah tua.


: Sering memberi sesajen di air.

G. Status Kesehatan
Riwayat Penyakit dahulu

:Klien tidak pernah sakit yan serius yang harus


diopname

dirumah sakit, namun klien sering

merasa pusing, dan nyeri-nyeri di kakinya.

Keluhan Utama

:P : Destruksi sendi, Q : menusuk-nusuk, R ; Kaki, S :


3 (Sedang) T : kadang-kadang.

Obat-obatan :
NO

NAMA OBAT

DOSIS

KET

Alergi :
-

Obat-obatan
:Tidak Ada
Makanan
:Tidak Ada
Faktor Lingkungan
:Tidak Ada
Penyakit yang diderita : Reumatik

H. Aktifitas Hidup Sehari-hari


Indeks Katz:A
Oksigenasi, Cairan dan elektrolit :RR = 18x/menit, dada simetris, tidak ada sianosis,
minum air kopi dan air putih 600 cc/hari.
Nutrisi:Klien makan 3x/hari, sekali makan 1 sendok nasi.
Eliminasi:BAK 2x/hari, BAB 1x/hari
Aktifitas:klien dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan, namun secara postur
klien semestinya memakai tongkat karena sudah ada tanda kifosis.
Istirahat dan Tidur: Klien tidur malam selama 7 jam, tidur siang selama 1 jam.
Personal hygiene: Klien mandi 2x/hari.
Seksual: merasa sudah tidak ada lagi kepikiran masalah seksual karena merasa
dirinya sudah tua dan sudah tidak memilliki pasangan lagi.
I. Psikologis, Kognitif dan perceptual
Konsep Diri : Klien merasa kurang percaya diri apabila tidak ada keluarganya
disampingnya.
Emosi
: Klien Tidak pernah menunjukan emosi yang berlebihan.
Adaptasi
: Klien sangat akrab dengan penghuni rumah dan
tetangganya, namun agak
malu-malu dengan penulis.

Mekanisme pertahanan diri : Bila ada masalah klien selalu mengutarakan


masalahnya kepada
anak dan cucunya.
Status Mental:
Tingkat Kesadaran:kompos mentis
Afasia: Tidak ada, klien dapat dengan jelas berbicara

Dimentia
:xya,
tidak
Orientasi
: x normal,
bingung,
tidak ada respon
Bicara
: x normal,
gagap,
afasia,
Blocking
Bahasa yang digunakan : Banjar
Kemampuan membaca : x bisa,
tidak
Kemampuan interaksi : x sesuai,
tidak. Sebutkan!
Pendengaran
: x normal,
terganggu kanan/kiri,
pendengaran

Penglihatan
kanan/kiri,

: xnormal,
buta kanan/kiri,

kacamata,
lensa kontak,
terganggu
kabur kanan/kiri, lainnya. Sebutkan!

Vertigo
:
ya,
tidak
Short Portable Mental Status Quenstionare
Mini-Mental State Exam
(MMSE)
Ringgan
Inventaris Depresi Beck
J. Pengkajian Fisik
1. Data Klinik
:
Keadaan umum
Tingkat Kesadaran
GCS
Tinggi Badan
Kg.
Temperatur
Tekanan Darah

alat bantu

:
:Gangguan

:Kemungkinan Defresi

: Baik,
:CM
:M = 4, V = 5, P = 6, (15)
:130cm
6
6 cNadi
:36
:120/90mmHg

Intelektual

Berat badan : 36

: 80x/menit.

2. Pernapasan dan sirkulasi :


Frekuensi napas
:18x/menit
Kualitas
: : normal,
dangkal,
cepat
Batuk
:
ya,
tidak, Jelaskan, kadang-kadang
Auskultasi
:
Lobus kanan atas :
normal,
pucat,
menurun,
tidak ada,
suara tidak normal
Lobus kiri atas
:
normal,
pucat,
menurun,
tidak ada,
suara tidak normal
Lobus kanan bawah
:
normal,
pucat,
menurun,
tidak
ada,
suara tidak normal
Lobus kiri bawah :
normal,
pucat,
menurun,
tidak ada,
suara tidak normal

3. Metabolik Integumen
Kulit :

Mulut

Warna :
normal,
pucat,
cianosis,
bintik hitam
Turgor :
norma,
menurun
Lecet: tidak,
ya !sebutkan.................
Bengkak: tidak,
ya !sebutkan.............
Bercak: tidak,
ya !sebutkan................

kunin,

lainnya! Bintik-

Gusi : normal,
putih,
lecet,
lainnya................
Gigi :
normal, lainya! Sebutkan beberapa ada.
Skore Norton : jelas, 19 (kecil sekali/tidak terjadi)
4. Persarafan Sensori
Pupil : sama,
tidak sama, sebutkan, disebelah kanan ada selaput putih
Reaksi terhadap cahaya
Kiri : ya,
tidak
Kanan : ya
tidak
Mata :
jelas,
berair, kabur,
lainnya. Sebutkan.....................

5. Muskuloskeletal
Range of motion
: penuh,
tidak.sebutkan..............
Keseimbangan
: Stabil,
tidak stabil.sebutkan..............
Menggenggam
Kanan
: Kuat,
Lemah
Kiri
:
Kuat,
Lemah
Kekuatan otot kaki
:
Kanan : Kuat,
lemah
Kiri :
Kuat,
lemah
K. Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
Klien mengatakan jarang sakit. Hanya sewaktu-waktu nyeri di kaki dan pusing

ANALISA DATA
NO. DATA

ETIOLOGI

PROBLEM

1.

DS : saya cemas dg anak-anak


saya yang masih belum kerja dan
berkeluarga
DO : - anak ke- 3 dan ke-4 belum
bekerja dan berkeluarga
Klien sering termenung
Susah tidur krg lbih sehari Cuma 5
jam
Nafsu makan menurun
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
dg cukup

Social ekonomi

ansietas

Diagnosakeperawatan:
Ansietas berhubungan dengan social ekonomi
Ditandai dengan:
DS : saya cemas dg anak-anak saya yang masih belum kerja dan berkeluarga

DO : - anak ke- 3 dan ke-4 belum bekerja dan berkeluarga


-

Klien sering termenung


Susah tidur krg lbih sehari Cuma 5 jam
Nafsu makan menurun

Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dg cukup


RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Kep.
1

Tujuan

Intervensi

Selama dilakukan
1.
tindakan keperawatan 2.
diharapkan cemas klien
teratasi dengan kriteria3.
hasil:
Menunjukan ekspresi 4.
tenang
Waktu tidur trpenuhi
5.
Nafsu makan
meningkat

Rasional

Kaji tingkat cemas klien 1.respon ndividu dapat


Catat pembatasan focus
bervariasi tergantung pada
pikiran
pola kultural yang
Observasi pola bicara klien dipelajari.Persepsi yang
apakah cepat atau lambat
menyimpang dari situasi
Diskusikan dengan klien
mungkin dapat
tentang apa yang
memperbesar perasaan.
dicemaskan oleh klien
2.Penyempitan focus
Tanyakan mekanisme
umumnya merefleksikan
koping yang digunakan
rasa takut
oleh klien jika sedang
3.Menyediakan petunjuk
cemas
lengenai factor-faktor
6. Pertahankan kontak sering seperti tingkat
dengan klien untuk
ansietas,kemampuan untuk
mendengarkan klien
memahami tingkat
bercerita
kerusakan otak ataupun
perbedaan bahasa
4.pasien mungkin perlu
menolak realitas sampai
siap untuk menghadapinya
5.Mungkin dapat menghadapi
situasi dg baik pada waktu
itu

6.Untuk memantapkan
hubungan & meningkatkan
ekspresi perasaan

IMPLEMENTASI
No
.
1.
1.

Dx.
Kep.
1

Implementasi

Evaluasi

1. Mengaji tingkat cemas klien


2. Mencatat pembatasan focus pikiran
3. Mengobservasi pola bicara klien apakah cepat
atau lambat
4. Mendiskusikan dengan klien tentang apa yang
dicemaskan oleh klien
5. Menanyakan mekanisme koping yang
digunakan oleh klien jika sedang cemas
6. Mempertahankan kontak sering dengan klien
untuk mendengarkan klien bercerita

S : Makasih sudah mau


mendengarkan cerita saya
O: - klien tampak senang bercerita
masalahnya
Klien tersenyum
Klien mempunyai teman cerita
yaitu Cucunya
A: masalah teratasi sebagian
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar

P: lanjutkan intervensi
Kaji tingkat cemas klien
Catat pembatasan focus pikiran
Observasi pola bicara klien apakah
cepat atau lambat
Diskusikan dengan klien tentang
apa yang dicemaskan oleh klien
Tanyakan mekanisme koping yang
digunakan oleh klien jika sedang
cemas
Pertahankan kontak sering dengan
klien untuk mendengarkan klien
bercerita

3.
Mar
31

MAKALAH KEPERAWATAN
GERONTIK PERSONAL HYGIENE
PADA LANSIA (kelompok 10)
MAKALAH
KEPERAWATAN GERONTIK

PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA

KELOMPOK 10:

Eny Novianti

Harianto

Melinda Lestari

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012

BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE


Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.

Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam
meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perawatan kulit kepala dan rambut


Perawatan mata
Perawatan hidung
Perawatan telinga
Perawatan kuku kaki dan tangan
Perawatan genetalia
Perawatan kulit seruruh tubuh
Perawatan tubuh secara keseluruhan

Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:


1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit

Tujuan

1
2
3
4

Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


Memelihara kebersihan diri seseorang
Memperbaiki personal hyiene yang kurang
Mencagah penyakit

5
6

Meningkatkan rasa percaya diri


Menciptakan keindahan

Faktor factor yang dapat mempengaruhi

Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

2.

Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan
pola Personal Hygiene.

3.

Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4.

Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5.

Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6.

Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7.

Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.

Dampank yang sering timbul

Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2.

Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.

B. PERSONAL HYGIENE Pada lansia


Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari hari
yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan
(Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:


1. Mereka yang masih aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari
hari dapat terenuhi.
2. Mereka yang pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.

Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang
mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi
baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat
gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan
dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang
telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10 menit, setelah itu bilas sampai
bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di
bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.

3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut
sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut
orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah
selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu pendek
dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus
mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para
lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan
pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak
normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:

Penglihatan menjadi ganda

Bintik hitam atau ada daerah yang gelap

Sakit pada mata

Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek

Mata yang kemerahan

Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas

7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau
ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba tiba
harus dihindarkan.

Bagi mereka yang pasif


Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap diperhatikan,
yaitu:
1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek

2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan menghindarkan
pegal pegal serta atrofi otot
3. Letak tidur diatur antara lain:

Letak guling dibawah lutut

Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong

Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri

Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran atau
papah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan
yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain).
Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication),
analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan
dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat
meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia
di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity
of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun
tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga akan
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar
belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang
didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry,
2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter
dan Ferry, 2005).

6. Faktor Citra Tubuh


Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene
yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999
dalam Setiadi 2005).
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan
dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk
mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat,
anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan
keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan motorik,
keleamahan otot
Intervensi :

Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai klien.

Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu

Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)

Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan
untuk makan sendiri

Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan

Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata

Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan fisiknya
(terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)

Berikan kontak sosial selama makan

Untuk kekurang-kurangan yang nampak


- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel
(misal baki merah, piring putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai
dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam);
catat pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang
jam 9, sayur - sayur jam 12)

- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging,
buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian

Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang
diperlukan
- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring
- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang
- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
- Cangkir minuman khusus
- Pisau atau alat pemotong

Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat
pemotong daging, roti, mentega

Untuk klien dengan kekurangan kognitif


- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah
mengalihkan perhatian dari tugas
- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk
makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien
dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan,
frustasi, atau agitasi

Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan


- Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
- Makan satu potong roti dulu
- Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga

Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan seluruh
intervensi

2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan
motorik, kelemahan otot
Intervensi :

Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran

Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien

Berikan privasi selama mandi rutin

Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai

Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)

Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung
pada fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)

Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan


- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau
pancuran
- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
- Papan mandi untuk pindah kekursi
- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
- Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
- Sikat gigi yang sudah teradaptasi
- Alat pencukur
- Pemegang semprotan pancuran

Untuk individu dengan kemunduran kognitif:


- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur
untuk membantu menurukan ansietas

- Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya


perlengkapan mandi
- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien
memandikan satu bagian tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan
balik positif terhadap keberhasilan
- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas
yang tidak dibantu
- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat
meningkatkan ansietas

Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada berbagai
kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk membantu dalam
mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan

3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan kemampuan
visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :

Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran

Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan tidak
dibantu

Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan
bagian depan

Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak
tugas dapat melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan

Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas
sebelum berkembang lebih lanjut

Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya

Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa bantuan
yang digunakan termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok sepatu yang
panjang, pengikat sepatu yang elastis

Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada pakaian
malam

Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin

Untuk individual dengan kemunduran kognitif


- Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk
memberikan suatau program terstruktr untuk menurunkan ansietas
- Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari
pengalihan
- Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
- Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat
meningkatkan ansietas

Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional
diatas

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Tanggal pengkajian : 28 Maret 2012
Jam 08.00 WIB
A. DATA BIOGRAFI
Nama
: Ny. H
TTL
: Sampit, 10 November 1942
Jenis kelamin :
Perempuan
Golongan darah
:
O
Pendidikan : Agama
: Islam
Status perkawinan
:
Kawin / Janda
TB / BB
: 151 cm / 51 kg
Penampilan : Tampak tidak rapi dan tidak terawat
Ciri ciri tubuh
:
Rambut beruban, kulit keriput, badan agak bungkuk.
Alamat
: Kel. Baamang
RT / RW : 07 / 03
Kec. Baamang Tengah
Telp / Hp : Kabupaten / Kotamadya : Kotawaringin Timur
Orang yang dekat
:
Ny. E
Hubungan : Anak kandung
Alamat / Telpon
:
Baamang Tengah
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

Keterangan :

Garis keturunan

Laki laki

Pasien
Perempuan

Tinggal serumah
Garis hubungan

Meninggal
2. Riwayat Keluarga
Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara
Klien seorang janda dan mempunyai 6 orang anak
Klien tinggal bersama 1 orang anaknya
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Alamat pekerjaan : Jarak dari rumah : Alat transportasi : Pekerjaan sebelumnya :
Jarak dari rumah : Alat transportasi : Sumber sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan
bulanan dari anak - anaknya
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe tempat tinggal
:
Permanen (rumah pribadi)
Jenis lantai rumah : Papan
Kondisi lantai : Kering
Tangga rumah : Tidak ada
Penerangan
: Cukup
Tempat tidur
: Aman, tidak tinggi
Alat dapur
: Rapi
WC
: Aman, lantai tidak licin
Kebersihan lingkungan:
Cukup baik
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah
:
2 orang
Derajat privasi : Cukup terjaga
Tetangga terdekat : Ny. M
Alamat / Telpon : Baamang Tengah
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Berkebun
Keanggotaan organisasi
Liburan / Perjalanan :

:
Keluar kota (mengunjungi anak)

Klien mendapat uang

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi
: L (perawat)
Jarak dari rumah
: 1 km
Rumah Sakit
: RSUD DR. MURJANI / 3 km
Klinik
: PKM BMG I / 1,5 km
Pelayanan kesehatan di rumah
: Makanan yang dihantarkan
: Perawatan sehari hari yang dilakukan keluarga :
Lain lain
: G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.
Yang lainnya
: H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Klien sering merasa lemah dan cepat lelah
jika
beraktifitas banyak.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
Klien tidak ada menderita penyakit berat.
Paling hanya
sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.
Keluhan Utama
1.
Provocative / Paliative
:
2.
Quality / Quantity
:
3.
Region :
4.
Severity Scale :
5.
Timing :
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan
:
Jika sakit klien biasa membeli obat
di warung
Obat obatan
Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)
Obat obatan : Makanan
: Faktor lingkungan : Penyakit yang diderita
I.

AKTIVTAS HIDUP SEHARI HARI (ADL)


Indeks KATZ
: A
Oksigenasi
: Baik, tidak ada alat bantu
Cairan & Elektrolit: Minum 6 gelas / hari, 250 ml / gelas
Nutrisi
: Nafsu makan baik, makan 3x/hari
Eliminasi
: Lancar, tidak ada gangguan
Aktivitas
: Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelah
Istirahat & Tidur : Tidur siang 1 jam, tidur malam 7 jam
Personal Hygiene : Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawat
Seksual
: Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah tua
Rekreasi
: Mengunjungi anak di luar kota

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUAL


Konsep diri
: Baik
Emosi
: Stabil
Adaptasi
: Baik

Mekanisme pertahanan diri


:
Baik
Status mental
: Baik
Tingkat kesadaran
: Composmentis
Afasia
: Tidak ada
Dimensia
: Tidak ada
Orientasi
: Normal
Bicara
: Normal
Bahasa yang digunakan
:
Banjar
Kemampuan membaca : Kurang / terbatas
Kemampuan interaksi : Baik
Vertigo
: Tidak ada
Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)

6 (Kerusakan Intelektual Sedang)

Mini-Mental State Exam (MMSE)

: 6 (Gangguan Intelektual Sedang)

Geriatrik Depression Scale

: Skor 4

APGAR

: 6 (Sedang)

K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum :
Baik
Tingkat kesadaran
:
Tanda tanda vital
N 72 x/m
RR 20 x/m
S 36,4

Composmentis
: TD 130 / 80 mmHg
BB 51 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1. Bentuk Dada
: Simetris
2. Sekresi dan Batuk
: Tidak Ada
3. Pola Nafas
a. Frekuensi nafas
: 20x/m dan teratur
4. Bunyi Nafas
b. Normal
: Vesikuler di semua lapang paru
c. Abnormal
: d. Resonen lokal
: 5. Pergerakan dada
: Simetris
6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal :
7. Alat Bantu Pernafasan
: CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
1. Nadi
Frekuensi
: 72x/m dan reguler
2. Bunyi jantung
: Normal
3. Letak jantung
: Normal
4. Pembesaran jantung
: Tidak

TB 151 kg

5.
6.
7.

Nyeri dada
Edema
Clubbing finger

PERSARAFAN (B3: BRAIN)


Tingkat Kesadaran: Composmentis
1. GCS
Eye: 4 Verbal: 5
Total GCS: 14
2. Refleks
3. Koordinasi gerak
4. Kejang
5. Lain-lain

:
:
:

Tidak
Tidak
Tidak

Motorik: 6
:
:
:
:

Normal
Ya
Tidak
-

PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)


1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk
: Normal
b. Visus
: c. Pupil
: Isokor
d. Gerak bola mata
: Normal
e. Medan penglihatan
: Menyempit
f.
Buta warna
: Tidak
g. Tekanan Intra Okuler
: Tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk
: Normal
b. Gangguan Penciuman
: Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel
: Normal
b. Membran tympani
: Keruh
c. Otorrhae
: Tidak
d. Gangguan Pendengaran : Ya
e. Tinitus
: Ya
4. Perasa
: Normal
5. Peraba
: Normal
PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Masalah kandung kemih
: Sering
Produksi urine
: 1000 ml/hari
Frekuensi
: 4 5 x/hari
Warna
: Kuning Jernih
Bau
: Amoniak
PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Mulut
: Selaput lendir mulut lembab
b. Lidah
: Hiperemik
c. Kebersihan Rongga Mulut :
Berbau
d. Tenggorokan
: Tidak ada sakit menelan
e. Abdomen
: Kenyal
f.
Pembesaran Hepar
: Tidak
g. Pembesaran Lien
: Tidak
h. Asites
: Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus
BAB
: 1 x/hari, Tidak ada masalah
Obat pencahar
: Tidak

Lavemen

Tidak

OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN (B6: BONE)


1. Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): Bebas
Kemampuan kekuatan otot:
- Tidak ada fraktur
- Tidak ada dislokasi
- Tidak ada haematom
2. Integumen
Warna kulit
: Hiperpigmentasi
Akral
: Hangat
Turgor
: Tidak Elastik
Tulang belakang
: Kiposis

REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara
Kelamin

:
:

Bentuk simetris, tidak ada benjolan


Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause

ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin

PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa lemah dan
sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.

ANALISA DATA

No.
1.

Data
DS : Saya merasa lemah dan sering cepat
lelah bila beraktivitas jadi untuk perawatan
diri ya seadanya saja
DO : - K/U Baik
- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak terawat
- Rambut putih, kulit keriput

Etiologi

Problem

KelemahAn otot

Kurang perawatan diri

I.

PRIORITAS MASALAH
1. Kurang perawatan diri

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang perawatan diri b/d penurunan kelemahan otot

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Kep.
1

Tujuan

Intervensi

Rasional

Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien mandi 2x sehari 1.


keperawatan selama 1 x 24
dan ajarkan klien memakai baby
jam, klien mampu
oil setiap habis mandi
2.
melakukan perawatan diri 2. Anjurkan klien menyikat gigi
dengan kriteria hasil :
minimal setiap mandi
3.
1. Klien tampak bersih, rapi, 3. Anjurkan klien mencuci rambut
dan terawat
rutin 3x seminggu, memakai 4.
2. Klien tampak sehat
conditioner dan anjurkan untuk 5.
minta bantuan orang terdekat /
anak
4. Anjurkan klien menyisir
6.
rambutnya tiap hari dan ditata
rapi
5. Anjurkan klien minta bantuan 7.
pada orang terdekat / anak untuk
memotong kuku bila panjang,
bila bisa mandiri ingatkan untuk
hati hati dan jangan terlalu
pendek atau sampai
menimbulkan luka
6. Anjurkan klien untuk memakai
pakaian yang tidak berbahan
kasar, tidak tebal, mudah dan
nyaman dipakai
7. Berikan penkes tentang
pentingnya melakukan
perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia

Menjaga kebersihan dan


kelembaban kulit
Menjaga kebersihan dan
kesegaran mulut
Menjaga kebersihan rambut dan
kelembaban kulit kepala
Menjaga kerapianrambut
Menjaga kebersihan kuku,
menghindari terjadi luka karena
akan sulit sembuh
Menjaga kenyamanan dan
menjaga agar selalu rapi dan tidak
terjadi iritasi
Meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran klien akan pentingnya
tetap melakukan perawatan diri /
menjaga kebersihan diri meskipun
sudah lansia

IMPLEMENTASI
No
.
1.
1.

Dx.
Kep.
1

Implementasi
1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan mengajarkan
klien memakai baby oil setiap habis mandi
2. Menganjurkan klien menyikat gigi minimal setiap
mandi
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x seminggu,
memakai conditioner dan menganjurkan untuk minta
bantuan orang terdekat / anak
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap hari dan
ditata rapi
5. Menganjurkan klien minta bantuan pada orang terdekat /
anak untuk memotong kuku bila panjang, bila bisa

Evaluasi
Tanggal 28 Maret 2012
Jam 17.00 WIB
S : Saya sudah mulai mencoba
menjalankan anjuran anjuran untuk
perawatan diri saya dan saya meminta
bimbingan dari anak saya karena saya
sudah tua begini tidak bisa melakukannya
sendiri

mandiri ingatkan untuk hati hati dan jangan terlalu


O:
pendek atau sampai menimbulkan luka
- Klien tampak bersih, rapi, dan terawat
6. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang tidak - Klien tampak sehat
berbahan kasar, tidak tebal, mudah dan nyaman dipakai
7. Memberikan penkes tentang pentingnya melakukan
A : Masalah teratasi
perawatan diri / menjaga kebersihan diri bagi lansia
P : Lanjutkan intervensi

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan
perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan
badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.

3.2

SARAN
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan
diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi keluarga baik bagi
lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan
diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat memberikan ide atau pendapat kepada
lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Perawat memberikan asuhan
dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J, 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran
Setiabudhi, T & Hardiwinoto, 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai
Aspek Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama

Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi
4. Jakarta : EGC

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
2
Mar
31

Asuhan Keperawatan GErontik dengan


Masalah Cairan dan Elektrolit
(kelompok9)
KELOMPOK 8 :

GILANG RAMADAN
ISTIQOMAH
NOVITA SARI
RETNO WULANDARI RIPHA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Air (H 0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di
dalam tubuhmanusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri
dari air. Namun bergantung kepadakandungan lemak & otot yang terdapat di
dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasiantara 50-70% dari total
beratbadan orang dewasa.Oleh karenaitu maka tubuh yang terlatih &terbiasa
berolahraga sepertitubuh seorang atlet biasanyaakan mengandung lebih
banyakair jika dibandingkan tubuh nonatlet.
Di dalam tubuh, sel-selyang mempunyai konsentrasi airpaling tinggi
antara lain adalahsel-sel otot dan organ-organ padarongga badan, seperti paruparuatau jantung, sedangkan sel-selyang mempunyai konsentrasi airpaling
rendah adalah sel-seljaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairanyang ideal
untuk memenuhi kebutuhan harian bagitubuh manusiaadalahmengkonsumsi1 ml
air

untuksetiap

kkalkonsumsi

energy

tubuhataudapat

juga

diketahui

berdasarkan estimasi totaljumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara
rataratatubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 Lcairan per harinya. Sekitar 1.5
L cairan tubuh keluarmelalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400ml
keluar dalam bentuk uap air melalui prosesrespirasi (pernafasan) dan 100
mlkeluar bersama dengan feces(tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini,
konsumsi antara 8-10gelas (1 gelas 240 ml) biasanyadijadikan sebagai
pedomandalam pemenuhan kebutuhancairan per- harinya.

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana anatomi cairan tubuh?
2. Apa pengertian dari cairan tubuh
3. Apapenyebab terjadinya ketidakseimbangan volume cairan?
4. Bagaimana patofisiologinya?
5. Apasaja tanda dan gejalanya?
6. Sebutkan klasifikasinya?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostic?
8. Bagaimana penatalaksanaanna?
9. Apa saja diagnosa keperawatannya?
10. Bagaiamana asuhan keperawatannya?

1.3

Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang
cairan dan elektrolit. Selain itu, makalah ini juga untuk memenuhi salah satu
tugas dari dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik.

1.4

Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini berupa
tinjauan pustaka dari berbagai macam sumber data yang memiliki kaitan dengan
asuhan keperawatan gerontik baik melalui buku kepustakaan ataupun melalui
kepustakaan dari media elektronik/dunia maya (internet).

1.5

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata Pengantar,
Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab
II Pembahasan, Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

ANATOMI CAIRAN TUBUH


Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas
seseorang. Pada bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85%
berat badan dan pada bayi usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 7075 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentasejumlah cairan
terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki

dewasa50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat


badan.Hal ini terlihatpada tabel berikut :
Tabel.1 Perubahan cairan tubuh total sesuai usia
Usia

Kilogram Berat (%)

Bayi premature

80

3 bulan

70

6 bulan

60

1-2 tahun

59

11-16 tahun

58

Dewasa

58-60

Dewasa dengan obesitas

40-50

Dewasa kurus

70-75
Dikutip dari : Garner MW: Physiology and pathophysiology of the

body fluid, St.Louis,1981, Mosby.

Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi


padaperdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa
preoperatif maupun perioperatif, dapat menyebabkan gangguan fisiologis
yang berat.Jika gangguan tersebut tidak dikoreksi secara adekuat
sebelum tindakan anestesi dan bedah, maka resikopenderita menjadi
lebih besar.Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen
intraselular dankompartemen ekstraselular.Lebih jauh

kompartemen

ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.


a. Cairan intraselular
Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada
orangdewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di
intraselular(sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan

sekitar 70kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya
merupakancairan intraselular.
b. Cairan ekstraselular
Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif
cairanekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar
setengahdari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun,
jumlahcairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total.
Inisebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata
70kg.
Cairan ekstraselular dibagi menjadi:

Cairan Interstitial
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar
11-12

liter pada

orang

dewasa.Cairan limfe

termasuk dalam

volumeinterstitial.Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah

sekitar 2 kalilipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.


Cairan Intravaskular
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah
(contohnyavolume plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa
sekitar 5-6Ldimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari

sel darah merah,sel darah putih dan platelet.


Cairan Transeluler
Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu
sepertiserebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan
sekresisaluran pencernaan.Pada keadaan sewaktu, volume cairan
transeluleradalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak
dapat masuk dankeluar dari ruang transeluler.

Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit
dan non elektrolit.

Elektrolit

Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah
kationdan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
o Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na +), sedangkankation
utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K +).Suatusistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodiumdan potassium ini.
o Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl -) danbikarbonat
(HCO3 ), sedangkan anion utama dalam cairan intraselularadalah ion fosfat
-

(PO4 ).Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada
3-

intinyasama maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan


ekstraselulertetapi tidak mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
a) Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan
didalam

mengatur

keseimbangan

cairan.

Kadar

natrium

plasma:

135-

145mEq/liter. Kadarnatrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:


- Left atrial stretch reseptor
- Central baroreseptor
- Renal afferent baroreseptor
- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
- Atrial natriuretic factor
- Sistem renin angiotensin
-Sekresi ADH
-Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau
40,5mEq/kgBB dapatberubah-ubah.Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter,
faeces 35mEq/liter dankeringat 58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (615 gram NaCl).
Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial
maupunke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium
(muntah,diare)sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan
dehidrasi disertai kekurangannatrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma
akan diganti dengan air dan natriumdari cairan interstitial. Apabila kehilangan

cairan terus berlangsung, air akan ditarik daridalam sel dan apabila volume
plasma tetap tidak dapat dipertahankan terjadilahkegagalan sirkulasi.
b) Kalium
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler
berperanpenting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
Jumlah kalium dalamtubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubahubah sedangkan yang tidak dapatberpindah adalah kalium yang terikat dengan
protein didalam sel.Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari
1-3 mEq/kgBB.Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi
H+ ekstraseluler. Ekskresikalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter
dan keringat 10 mEq/liter.
c) Kalsium
Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90%
dikeluarkanlewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini
tergantung pada intake,besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme
kalsium sangat dipengaruhi olehkelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis,
ovarium, dan hipofisis. Sebagian besar (99%)ditemukan didalam gigi dan + 1%
dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalamsel.
d) Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan.Kebutuhan unruk pertumbuhan
+10 mg/hari.Dikeluarkan lewat urine dan faeces.
e) Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu
hasilakhir daripada metabolisme.Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit
sekalibikarbonat yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh
paru-paru dansangat penting peranannya dalam keseimbangan asam basa.

Non elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat
lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.

2.1

PENGERTIAN CAIRAN TUBUH

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air
tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal.
Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume
cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi
oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel.
Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan
ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.

2.2

PENYEBAB TERJADINYA CAIRAN TUBUH


Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan
tubuh yangpaling umum terjadi pada pasien bedah. Penyebab paling
umum adalah kehilangan cairandi gastrointestinal akibat muntah,
penyedot nasogastrik, diare dan drainase fistula.

Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera


jaringan lunak, infeksi,inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan
luka bakar. Keadaan akut, kehilangancairan yang cepat akan
menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat danjantung.
Pada kehilangan cairan yang lambat lebih sdapat ditoleransi sampai defisi
volumecairan ekstraselular yang berat terjadi.

2.3

PATOFISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh
melibatkan
mekanisme transpor pasif dan aktif. Mekanisme transpor pasif tidak
membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor aktif membutuhkan
energi.Difusi dan osmosis adalahmekanisme transpor pasif.Sedangkan
mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang
memerlukan ATP.
Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung
secara:

a) Osmosis
Osmosis adalah

bergeraknya

molekul

(zat terlarut)

melalui

membrane

semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju


larutanberkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan
kapiler permeable terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh seluruh
kompartemen sama.Membran semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui
air (pelarut), namun tidakdapat dilalui zat terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 285+ 5 mOsm/L. Larutan dengan
tekananosmotik kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%,

Ringer laktat).Larutan dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik


(akuades), sedangkanlebih tinggi disebut hipertonik.
b) Difusi
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak
darikonsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik
pembuluhdarah juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-pori
tersebut.Jadi difusitergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik.
c) Pompa Natrium Kalium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa
ionnatrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion
kalium dariluar ke dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk
mencegah keadaanhiperosmolar di dalam sel.

2.4

TANDA DAN GEJALA KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
Perubahan cairan tubuh
Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu :

1. Perubahan volume

Tabel.3 Tanda-tanda klinis dehidrasi

Symptom/Sign

Dehydration

Moderate

Dehydration

Mild

Severe

Level of

Alert

Lethargic

Dehydration
Obtunded

consciousness*
Capillary refill*

2 Seconds

2-4 Seconds

Greater than 4
seconds, cool limbs

Membranes*

Normal

Dry

Mucous
Parched, cracked

Tears*

Normal

Decreased

Absent

Heart rate

Slight increase

Increased

Very increased

Respiratory rate

Normal

Increased

Increased and

Blood pressure

Normal

Normal, but

hyperpnea
Decreased

Pulse

Normal

orthostasis
Thready

Faint or impalpable

Skin turgor

Normal

Slow

Tenting

Fontanel

Normal

Depressed

Sunken

Eyes

Normal

Sunken

Very sunken

Urine output

Decreased

Oliguria

Oliguria/anuria

* Best indicators of hydration statuss


Tabel. 4 Derajat dehidrasis
Dehidrasi

Dewasa

Anak

Ringan

4%

4%-5%

Sedang

6%

5 % - 10 %

Berat

8%

10 % - 15 %

Shock

15-20%

15 % - 20%

asi Dewasa
Terapi untuk dehidrasi (rehidrasi) dilakukan dengan mempertimbangkan
kebutuhan
cairan untuk rumatan, defisit cairan dan kehilangan cairan yang sedang
berlangsung.
Beberapa pendekatan terangkum dalam tabel 5.

Tabel.5 Pendekatan pada masalah cairan dan elektrolit


Tabel.6 Rumatan cairan menurut rumus Holliday-Segar
Strategi untuk rehidrasi adalah dengan memperhitungkan defisit
cairan, cairan rumatanyang diperlukan dan kehilangan cairan yang
sedang berlangsung disesuaikan.

Cararehidrasi:
1) Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan yang
2)

diberikan (D) =derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc


Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40

cc/kgBB/24 jamatau rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak)


3) Pemberian cairan :
o 6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M (menurut Guillot)
o 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M (menurut Guillot)

Kelebihan volume

Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat iatrogenic


(pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan
NaClataupun pemberian cairan intravena glukosayang menyebabkan kelebihan
air) ataupundapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR),
sirosis, ataupun gagaljantung kongestif.Kelebihan cairan intaseluler dapat terjadi
jika terjadi kelebihancairan tetapi jumlah NaCl tetap atau berkurang.

2. Perubahan konsentrasi
- Hiponatremia
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental,
letargi,iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L
makaakan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan
oleheuvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli
ginjal,diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis,
nefrosis).
Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ 125 mg/L) atau
NaCl3% ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.
Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara
perlahanlahan,sedangkan

untuk

hiponatremia

akut

lebih

agresif.

menghitung Naserum yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus:


Na= Na1 Na0 x TBW
keterangan :
Na = Jumlah Na yang diperlukan untuk koreksi (mEq)
Na1 = 125 mEq/L atau Na serum yang diinginkan
Na0 = Na serum yang actual
TBW = total body water = 0,6 x BB (kg)
Hipernatremia
Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala

Untuk

berupa

perubahanmental, letargi, kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan


olehkehilangan

cairan

(diare,

muntah,

diuresis,

diabetes

insipidus,

keringatberlebihan), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan. Terapi


keadaan iniadalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose dalam air sebanyak
-

{(X-140) xBB x 0,6}: 140.


Hipokalemia
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kaliumdari
cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar
totalkalium tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik
jantung,perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi
postural,kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia
dapatberupa koreksi faktor presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-obatan),
infuspotasium klorida sampai 10 mEq/jam (untuk mild hipokalemia ;>2 mEq/L)
atauinfus potasium klorida sampai 40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG
(untukhipokalemia berat;<2mEq/L disertai perubahan EKG, kelemahan otot

yanghebat).Rumus untuk menghitung defisit kalium:


K = K1 K0 x 0,25 x BB
Keterangan :
K = kalium yang dibutuhkan
K1 = serum kalium yang diinginkan
K0 = serum kalium yang terukur
BB = berat badan (kg)
Hiperkalemia
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal
atauobat

yang

membatasi

ekskresi

kalium

(NSAIDs,

ACE-inhibitor,

siklosporin,diuretik). Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf


pusat(parestesia,

kelemahan

otot)

dan

sistem

kardiovaskular

(disritmik,

perubahanEKG). Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa intravena kalsium


klorida 10%dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-100 mEq dalam 5-10 menit,
atau diuretik,hemodialisis.
1) Perubahan komposisi
- Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO 2 secara

sekunder

untuk

menurunkanventilasi alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut merupakan


akibat dariventilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi jalan nafas,
atelektasis,pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi
abdomen danpenggunaan narkose yang berlebihan. Manajemennya melibatkan

koreksi yangadekuat dari defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi


mekanis bilaperlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat
-

post operatif adalah sangat penting.


Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO 2 < 35 mmHg)
Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi
yangdibantu.Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan
alkalosisterjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO 2 yang cepat. Terapi ditujukan
untukmengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai,
analgesia,penggunaan yang tepat dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit

potasium yangterjadi.
Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan

asam

atau

kehilanganbikarbonat.Penyebab yang paling umum termasuk gagal ginjal, diare,


fistula ususkecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat.Kompensasi awal
yang terjadiadalah peningkatan ventilasi dan depresi PaCO2.Penyebab paling
umum adalahsyok, diabetik ketoasidosis, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan
keracunanmetanol.Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang
mendasari.
Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan
-

hanyasetelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan.


Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan
bikarbonatdan diperburuk oleh hipokalemia.Masalah yang umum terjadi pada
pasien

bedahadalah

ekstraselular.Terapiyang

hipokloremik,
digunakan

hipokalemik
adalah

sodium

akibat
klorida

defisit

volume

isotonik

dan

penggantian kekuranganpotasium. Koreksi alkalosis harus gradual selama


perode 24 jam denganpengukuran pH, PaCO 2 dan serum elektrolit yang sering.

2.5

KLASIFIKASI CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum
darinatrium menjadi isonatremik (130-150 mEq/L), hiponatremik (<139
mEq/L) atauhipernatremik (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik

merupakan yang paling seringterjadi (80%), sedangkan dehidrasi


hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-10% darikasus.
1) Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
hampir

samadengan

konsentrasi

natrium

terhadap

darah.

Kehilangan cairan dan natrium besarnyarelatif sama dalam


kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.
2) Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengankandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan
cairan hipertonis). Secara garisbesar terjadi kehilangan natrium
yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karenakadar
natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah
kekompartemen

ekstravaskular,

sehingga

menyebabkan

penurunan volume intravaskular.


3) Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengankandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan
cairan hipotonis). Secara garisbesar terjadi kehilangan air yang
lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karenakadar
natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah ke
kompartemenintravaskular, sehingga meminimalkan penurunan
volume intravaskular.

2.6

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah
dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi
dengan pemeriksaan gas darah menurut ASTRUP (bila
memungkinkan)
2. Pemeriksaan eletrolit terutama kadar Natrium, Kalium, dan Fofor dalam
serum.

2.7

PENATALAKSANAAN
Asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit pada keadaan normal
Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat
berubah olehstres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau
pun oleh adanya cedera padaparu-paru, kulit atau traktus gastrointestinal.
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata
sebanyak 2000-2500ml per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan
padat dengan kehilangan cairan rata-rata 250 ml dari feses, 800-1500 ml
dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan cairan yangtidak disadari
(insensible water loss) dari kulit dan paru-paru.
Kepustakaan lain menyebutkan asupan cairan didapat dari
metabolisme oksidatifdari karbohidrat, protein dan lemak yaitu sekitar 250300 ml per hari, cairan yang diminum setiap hari sekitar 1100-1400 ml tiap
hari, cairan dari makanan padat sekitar800-1000 ml tiap hari, sedangkan
kehilangan cairan terjadi dari ekskresi urin (rata-rata1500 ml tiap hari, 4080 ml per jam untuk orang dewasa dan 0,5 ml/kg untuk pediatrik),kulit
(insensible loss sebanyak rata-rata 6 ml/kg/24 jam pada rata-rata orang
dewasa yang mana volume kehilangan bertambah pada keadaan demam
yaitu 100-150 ml tiapkenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius pada suhu
tubuh di atas 37 derajat celcius dansensible loss yang banyaknya
tergantung dari tingkatan dan jenis aktivitas yang dilakukan), paru-paru
(sekitar 400 ml tiap hari dari insensible loss), traktus gastrointestinal (100200 ml tiap hari yang dapat meningkat sampai 3-6 L tiap hari jika terdapat
penyakitdi traktus gastrointestinal), third-space loses.

Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang


dewasaID GAINS FLUID LOSES

FLUID GAINS

FLUID LOSES

Oxidative 300 ml

Kidneys 1200-1500 ml

Metabolism

Skin 500-600 ml

Oral fluids 1100-1400 ml

Lungs 400 ml

Solid foods 800-1000 ml

GI tract 100-200 ml

TOTAL 2200-2700 ml

TOTAL 2200-2700 ml

2.8

DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA

No.

Keluhan / Data
Data objektif :
1. Klien merasa lemah
2. Klien merasa haus
berlebihan
Data subjektif :

Etiologi
Problem
Diare;
kehilangan Ketidakseimbangan
cairan
lambung; volume cairan kurang
secara diaphoresis;
dari kebutuhan tubuh
polyuria.

1. Kelemahan
2. Haus
3.
Penurunan turgor kulit /
penurunan intensitas tidur
4. Membrane mukosa / kulit kering
5.
Peningkatan
denyut
nadi,
penurunan
tekanan
darah,
penurunan volume / tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine meningkat
9. Temperature tubuh meningkat
10. Hemtokrit tinggi
11. Kehilangan berat badan seketika

2.1

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. DATA BIOGRAPI
Nama
: Ny. R
TTL
: 6 agustus -1942
Jenis Kelamin : perempuan
Pendidikan
: SD
Agama
: islam
TB/BB
: 153 Cm,
42 kg
Penampilan
: rapi,bersih
beruban
Alamat

GOL.darah: O

ciri-ciri

: kel: basirih hulu


RT/RW: 5 / 3
kec: mentaya hilir selatan
kabupaten: kotawaringin timur
Orang Terdekat : anak
Hubungan
: keluarga
Alamat/telp
: JL. Mujahidin / 085752xxxx

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

tubuh:

rambut

1. Genogram
xxxx

keterangan :

: laki-laki
: perempuan
: garis hubungan

-----x

: garis keturunan
: garis serumah
: meninggal

: klien
2. Riwayat Keluarga
Aklien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara.klien berasal dari
keluarga yang tidak berada.orang tua klien sudah meninggal,dan
suami klien sudah meninggal 5 tahun yang lalu.klien tinggal
bersama ke-2 anaknya. orang tua laki-laki klien meninggal karena
hipertensi dan ibu klien meniggal karena sakit.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini

Alamat pekerjaan

Jarak dari rumah

Alat transportasi

Jarak dari rumah

: 4000 km

Alat transportasi

: jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan


: untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh anak klien
dan klien tinggal bersama anaknya.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Type tempat tinggal
Jenis lantai rumah
Kondisi lantai
Tangga rumah
Penerangan
Tempat tidur
Alat dapur
WC
pegangan)
Kebersihan

: kayu
: kayu
: kering
: tidak ada
: cukup
: tidak aman
: tertata rapi
: ada (tidak aman, lantai licin tidak ada

lingkungan

bersih

(tidak

ada

barang

yang

membahayakan)
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 7 orang
Derajat privasi
: klien merasa cukup dihargai dirumah
Tetangga terdekat
: ny S hubungan : keluarga
Alamat/tlfn
: jl. Mujahidin / 085349xxxx
E.RIWAYAT REKREASI
Hobby/minat
: klien suka memasak dan membuat kue
Keanggotaan Organisasi
: Tidak Ada
Liburan/perjalanan
: klien lebih sering berdiam diri dirumah
dan jarang melakukan refresing
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat : disekitar rumah klien tnggal salah seorang tenaga kesehatan
puskesmas
Jarak dari rumah : 1000 km
Klinik : 5000 km
Pelayanan kesehatan dirumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan
: tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : tidak ada
Lainnya : klien masih mampu melakukan aktivitas sehari hari secara
mandiri
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN

Kebiasaan ritual : klien shalat 5 waktu dan menjalankan puasa


ramadhan
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : klien mengatakan
sering mengeluh pusing dan kurang nafsu makan
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan
pernah mengalami diare.
Keluhan utama : diare
1. Provocative :
2. Quality/quantity:
3. Region
:
4. Severity scale :
5. Timing
:
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Obat obatan :
No.
1.

Nama obat
NEO ENTROSTOP

Dosis
2X1

Keterangan
Obat anti diare

Alergi (catatan agent dan reaksi spesifik)


Obat-obatan
: tidak ada
Makanan : tidak ada
Factor lingkungan : tidak ada
Penyakit yang diderita
Hipetensi, lainnya : batuk,pilek,demam ,panas sakit kepala
I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
Indeks KATZ : A / B / C / D / E / F / G
Oksigenasi
: klien tidak menggunakan O2
Cairan & elektrolit
: air putih 1800 ml
Nutrisi
: klien makan 3x sehari
Eliminasi
: klien BAB 5x/ hari, BAK 3X
Aktivitas
: klien dapat beraktivitas dengan baik
Istirahat & tidur
: klien tidur 6 7 jam
Seksual
: klien tidak berkeinginan lagi untuk melakukan
hubungan suamiIstri

Rekreasi

: klien jarang rekreasi dan sering dirumah

J. PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUAL


Konsep diri
Emosi
Adaptasi

: baik
: stabil
: klien dapat beradaptasi dengan keluarga dan

tetangga
Mekanisme pertahanan diri: klien dapat mempertahankan diri dengan
baik
Status mental
Tingkat kesadaran
: compos mentis
Afasia
: tidak
Dimensia
: tidak
Orientasi
: normal
Bicara
: normal
Bahasa yang digunakan:bahasa banjar
Kemampuan membaca : bisa
Kemampuan interaksi : sesuai
Vertigo
: tidak
Short portable mental status quetionaire (SPMSQ)

: 0 2

fungsi menta utuh


Mini mental state exam (MMSQ)

:0 2 kesalahan :

Geriatrik depresion scale

:skor 5 9

=kemungkinan depresi
Apgar

: rendah

baik

K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
Tanda- tanda vital

: baik
: compos mentis
: TD : 110/80 mmHg

NADI

RR :

SUHU : 36,5

88

x/m
0

20 x/m

TB :

153 cm

BB

: 42 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. bentuk dada

Simetris

funne chestl

asimetris
barrel chest

pigeons chest

2. sekresi dan batuk


batuk:

ya

tidak

sputum:

ya

tidak

warna :
nyeri waktu bernafas : tidak
3. pola nafas
a. frekwensi nafas : 20 x/ menit
4. bunyi nafas
a. normal
vasikuer disemua lapangan dada

: regular

bronchial di manubrium sternum


broncho vesikuler di intracosta 2 dipercabanga bronchus
5. pergerakan dada : intercostal
6. tractil fremitis / fremitus vocal : tidak meningkat dan tidak menurun
7. alat bantu pernafasan : tidak ada
CARDIOVASCULAR (B2 : BLEEDING)
1. Nadi


frekuensi : 88 x/menit
regular

kuat

irregular

lemah

2. Bunyi jantung
Normal
Tambahan
3.Letak jantung

Ada

Tidak,jelaskan

ictus cordis teraba pada


4. Pembesaran jantung

Ya

Tidak
5.Nyeri Dada

Ya

Tidak
6.Edema
Palpebra

anasarka

ekstremitasatas

asites

tidak ada

ekstremitas bawah

7. Clubbing Finger

Ya

Tidak
PERSARAFAN (B3: Brain)


Tingkat Kesadaran:
compos mentis apatis samnolen
koma
1. GCS:
Eye: 4
Verbal: 5
Total GCS: 15
2. Refleks

sopor
Motorik: 6

Normal
Babinsky

parese

hemi parese

paraplegi

tetraplegia

ya

tidak

3.koodinasi gerak :

4. kejang
: ya
tidak
5.lain-lain :
PENGINDERAAN (persepsi sensori)
1. Mata (penglihatan)

a. Bentuk
Normal
enoftalmus
eksoptalmus
lain
b. visus
c. pupil
iskor
unisokor
miosis
midriasis
d. Gerak bola mata :

normal

menyempit
e. Medan penglihatan:
f. Buta warna :

positif

refleks cahaya
negative

Ya,jenis

tidak
g. Tekanan Intra Okuler :

meningkat

tidak

2. Hidung (Penciuman)
a. bentuk

: normal

denasi

b. gangguanpenciuman

ya

tidak

anomaly

keterangan

3. Telinga (Pendengaran)

a. aurikel :

normal

b. membrane tympani
terang
keruh
intake
perforasi
c. otorrhoea
ya,jenis

kemerahan

d. gang guan pendengaran :

ya

tidak

e. tinnitus :

ya

tidak

4. perasa

normal

tremor

parese

lain-lain,sebutkan

5. peraba

normal

kelainan,sebutkan

PERKEMIHAN ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)


masalah kandung kemih

tidak ada masalah

menetes

incosntinensia

oliguria
nyeri
retensi
polyuria
panas
hematuria
dysuria
sering
nokturia
pasang kateter
sistostomi
nokturia
produksi urine: 1800 ml/hari
frekuensi : 5x/hari
warna
: kuning
bau : amoniak
PENCERNAAN ELIMINASI ALVI( B5: BOWEL)
1. Mulut dan tengorokan
a.mulut
selaput lendir mulut

lembab

merah

stomatitis

b. lidah
hiperemik
kotor
lain lain
c. kebersihan rongga mulut
tidak berbau
berbau
gigi bersih
gigi kotor
d. tenggorokan
sakit menelan/ nyeri menelan
sulit menelan
lain-lain
e. abdomen
kenyal
tegang
kembung
nyeri tekan, lokasi

benjolan, lokasi
f. pembasaran hepar
g. pembesaran lien

: ya

tidak
: ya

tidak


h. asites

ya

tidak

i. lain-lain
2.masalah usus besar dan rectum / anus
BAB :5X/hari

tidak ada masalah

diare

menelan

konstipasi

faeses berdarah

inkontinensia

feses berlendir

colostomy
wasir lain-lain

obat pencahar

ya

tidak

lavamen

ya

tidak

OTOT, TULANG DAN INTEGUMEN (B6: BONE)


1. otot dan tulang
kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM)

bebas

terbatas
kemampuan kekuatan otot

tidak

ya
dislokasi

lokasi


tidak

ya

lokasi

ya

lokasi

haematom

tidak

2. integument
warna kulit :

akral:

ikterik

hangat
seasonik
pucat
kemerahan

panas
dingin kering
dingin basah

hyperpigmentasi
turgor : elastic
tidak elastic
tulang belakang
lordosi:
kiposis:
scoliosis:
REPRODUKSI
laki-laki :
kelamin bentuk
:
kebersihan alat kelamin
perempuan
payudara
bentuk :
simetris
benjolan :
ya
kelamin
bentuk :
normal
keputihan :
ada
siklus haid 28 hari
ENDOKRIN

1. factor alergi

lain-lain ,sebutkan

normal
tidak normal,keterangan
:
bersih
kotor keterangan
asimetris
tidak
tidak
tidak

keterangan

ya
tidak
manifestasi
:
cara mengatasi :
2.kelainan endokrin
tidak ada kelainan pada endokrin

PENGETAHUAN
pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
klien saat merasa sakit langsung kepuskesmas diantar keluarganya

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)


PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA
Nama klien : Ny.R

Tanggal

: 29 maret - 2012

Jenis Kelamin

: perempuan

Umur

: 70 tahun

Agama

: islam

Suku

: banjar

Alamat

: kel: basirih hulu

Pewawancara

SKOR
+

NO

Pertanyaan

Jawaban

1.
2.

Tanggal berapa hari ini ?


Hari apa sekarang ini?

29 maret 2012
Kamis

3.
4.
5.
6.
7.

Apa nama tempat ini?


Dimana alamat anda?
Berapa umur anda?
Kapan anda lahir?
Siapa
nama
presiden

Rumah
Jl. sarigading
72 tahun
?
Indonesia SBY

8.
9.
10.

sekarang?
Siapa presiden sebelumnya?
Mega wati
Siapa nama kecil ibu anda?
Siti halimah
Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 15 5= 10
3 dari setiap angka baru,semua secara 25 - 5 =10
menurun!

21 - 5 = 16

Nama klien : Ny.R


No.Reg

Ruang

MINI MENTAL SKORE


NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini? (dd/mm/hh)
Hari apa hari ini?
Apakah nama tempat ini?
Berapa no.telp,bila tidak ada,no. rumah /jalan
Berapakah usia anda?
Kapan anda lahir? (tanggal/bulan/tahun)
Siapa nama presiden Indonesia sekarang?
Siapa nama presiden sebelumnya?
Siapa nama ibumu sebelum menikah?
20 dikurang 3 dan seterunya?

BENAR

JUMLAH KESALAHAN
0-2 Kesalahan

: Baik

3-4 kesalahan

:Gangguan Intelektual Ringan

5-7 kesalahan

: Gangguan Intelektual Sedang

8-10 kesalahan

: Gangguan Intelektual Berat

HASIL :0 2 kesalahan : baik

SALAH

Nama klien :Ny.R


No. Reg

Ruang

INDEKS KATZ ( AKS)


Katz A

Mandiri dalam :
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Ke Toilet,
4. Berpindah
5. Kontinen BAK/BAB

Katz B

6. Makan
Mandiri, untuk 5 fungsi diatas

Katz C
Katz D
Katz E

Mandiri,kecuali mandi
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,& 1 fungsi diatas
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet & 1 fungsi

Katz F

diatas
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet, Berpindah&

Katz G

1 fungsi diatas
Ketergantungan untuk semua 6 fungsi diatas

Nama Klien : Ny.R


No. Reg

Ruang

GERIATRIC DEPRESSION SCALE (SKALA


DEPRESI)
NO
1.

PERTANYAAN
APAKAH ANDA SEBENARNYA PUAS DENGAN

JAWABAN
TIDAK

2.

KEHIDUPAN ANDA?
APAKAH ANDA TELAH MENINGGALKAN BANYAK

YA

3.

KEGIATAN DAN MINAT / KESENANGAN ANDA?


APAKAH ANDA MERASA KEHIDUPAN ANDA

YA

4.
5.

KOSONG?
APAKAH ANDA MERASA SERING BOSAN?
APAKAH ANDA MEMPUNYAI SEMANGAT YANG

YA

TIDAK

6.

BAIK SETIAP SAAT?


APAKAH ANDA MERASA TAKUT SESUATU YANG

YA

7.

BURUK AKAN TERJADI PADA ANDA?


APAKAH ANDA MERASA BAHAGIA UNTUK

TIDAK

8.

SEBAGIAN BESAR HIDUP ANDA?


APAKAH ANDA MERASA SERING TIDAK

YA

9.

BERDAYA?
APAKAH ANDA LEBIH SERING DIRUMAH DARI

YA

PADA PERGI KELUAR DAN MENGERJAKAN


10.

SESUATU HAL YANG BARU?


APAKAH ANDA MERASA MEMPUNYAI BANYAK

YA

MASALAH DENGAN DAYA INGAT ANDA


11.

DIBANDINGKAN KEBANYAKAN ORANG?


APAKAH ANDA PIKIR BAHWA HIDUP ANDA

TIDAK

12.

SEKARANG MENYENANGKAN?
APAKAH ANDA ME RASA TIDAK BERHARGA

13.
14.

SEPERTI PERASAAN ANDA SAAT INI?


APAKAH ANDA MERASA PENUH SEMANGAT?
APAKAH ANDA MERASA BAHWA KEADAAN

15.

ANDA TIDAK ADA HARAPAN?


APAKAH ANDA PIKIR BAHWA ORANG LAIN

TIDAK

YA

YA

LEBIH BAIK KEADAANNYA DARI PADA ANDA?


*) SETIAP JAWABAN YANG SESUAI MERUPAKAN SKOR 1
( SATU)KETERANGAN :
SKOR 5-9

: KEMUNGKINANA DEPRESI

SKOR 10 ATAU LEBIH

: DEPRESI

YA

HASIL : skor 5 9 = kemungkinan depresi


Nama klien :Ny.R
No.Reg
Ruang

:
:

SKORE NORTON
NO

KEADAAN PASIEN

1.

KONDISI FISIK UMUM


Baik
Lumayan
Buruk
Sangat Buruk
KESADARAN
Komposmentis
Apatis
Konfus/spoor
Stupor/koma
AKTIVITAS
Ambualan
Ambualan dengan bantuan
Hanya bisa duduk
Tiduran
MOBILITAS
Bergerak bebas
Sedikit terbatas
Sangat terbatas
Tiduran
INKONTINENSIA
Tida ada
Kadang-kadang
Sering inkontinensia urine
Inkontinensia alvi dan urine

2.

3.

4.

5.

SKOR
4
3
2
1

4
3
2
1

4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1

KATEORI SKOR
16-20 : kecil sekali /tidak terjadi
12-15 :kemungkinan terjadi kecil
< 12

:kemungkinan besar terjadi

HASIL : 19, kecil sekali / tidak terjadi

Nama klien :Ny.R


No. Reg
Ruang

:
:

APGAR
NO
URAIAN
1
Saya puas bahwa saya dapat kembali kepada

FUNGSI
Adaptation

SKORE
2

Partnership

Growth

Affection

keluarga (teman-teman) saya untuk membantu


2

pada waktu sesuatu menyusahkan saya


Saya puas dengan cara keluarga saya (temanteman) saya membicarakan sesuatu dengan saya

3.

dan mengungkapkan masalah dengan saya


Saya puas bahwa keluarga (temen-temen) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk

4.

melakukan aktivitas atau arah baru


Saya puas dengan cara keluarga (temen-temen)
saya mengekspresikan afek dan berespons
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih

atau mencintai
Saya puas dengan cara temen-temen saya dan

5.

Resolve

Total

saya menyediakan waktu bersama-sama


Penilaian
Peryataan-peryataan yang dijawab :

selalu
: skore 2
kadang-kadang
:skore 1
hampir tidak pernah :skore 0
>3 = tinggi
4-6= menengah / sedang
7-10= rendah

ANALISA DATA
No.

Keluhan / Data

Etiologi

Problem

1.

DO : Klien mengatakan, Saya berak cair


terus menerus kurang lebih 5x hari ini.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

DS :
k/u lemah
Klien nampak haus
Membrane mukosa kering
TTV :
TD = 110/80 mmHg RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m
BB sebelum sakit = 45 kg
BB sesudah sakit = 42 kg
TB = 153 cm
Minum = 1800 ml/hari
BAB = 5x/hari

Diare

Ketidakseimbangan
volume
cairan
kurang
dar
kebutuhan tubuh

I.

PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare.

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Kep.
1

Tujuan

Intervensi

Rasional

Setelah
dilakukan Mandiri :
tindakan
1. Pantau masukan dan
1.
Dengan pemantauan
keperawatan selama haluaran
tersebut dapat dievaluasi
1
x
24
jam
keaktifan terapi.
diharapkan
cairan
dalam tubuh klien
terpenuhi
dengan
criteria hasil :
1.
Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan

berat badan, berat


2. Perubahan tekanan darah
jenis urine normal,
2. Pantau tanda vital
dan
nadi
dapat
hematokrit normal.
digunakan
perkiraan
2. Tanda tanda vital
kasar
darah
atau
dalam batas normal
menunjukkan perubahan
3. Tidak ada tanda
pada klien.
tanda
dehidrasi,
elastisitas turgor kulit
baik,
membrane
mukosa
lembab,
3. Untuk mengetahui sedini
tidak ada rasa haus
3. Monitor adanya tanda mungkin
seandainya
yang berlebihan.
tanda dehidrasi.
terjadi dehidrasi.
4. Menyeimbangkan output
4. Anjurkan untuk minum yang berlebihan.
1500 2500 ml / hari.
5. Agar klien menjadi lebih
5. Dorong keluarga untuk nyaman dengan adanya
membantu klien makan. keluarga
yang
memperhatikan
nutrisinya.
6. Tawarkan snack (jus 6.
/
buah buahan segar)
atau
makanan
kesukaannya.

7.

Agar klien merasa tertarik


dan
memakannya
maupun
meminumnya
dengan harapan dapat
membantu
kebutuhan
nutrisinya.

Kolaborasi :
Pertahankan cairan
7.
Mengetahui
apakah
parenteral dan elektrolit. cairan tersebut masuk ke
dalam
tubuh
secara
periodic agar tidak terjadi
diare misalnya.

IMPLEMENTASI
No
.
1.
1.

Dx.
Kep.

Implementasi

1
1. Memantau masukan dan haluaran

Evaluasi
S = Klien mengatakan, Saya
berak cair terus menerus

Hasil :
Intake :
Minum = 1800 ml/hari
Output :
BAB = 800 ml/hari

kurang lebih 5x hari ini.

IWL
630 ml/hari +
= 1430 ml/hr
BC : I O = 1800 1430
= + 270 ml/hari
2. Memantau tanda vital
Hasil :
TTV :
TD = 110/80 mmHg
RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m

O=
1. k/u lemah
2. Klien nampak haus
= 3.
Membrane mukosa kering
4. TTV :
TD = 110/80 mmHg
RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m
5. BB sebelum sakit = 45 kg
6. BB sesudah sakit = 42 kg
7. TB = 153 cm
8. Minum = 1800 ml/hari
9. BAB = 5x/hari
10. IWL = 630 ml/hari

A = Masalah keperawatan
ketidakseimbangan
volume
cairan
kurang
dari
kebutuhan
3. Monitor adanya tanda tanda dehidrasi.
Hasil : klien nampak haus, membrane tubuh belum teratasi.
mukosa kering.
4. Menganjurkan untuk minum 1500
P = Lanjutkan intervensi :
2500 ml / hari.
Mandiri :
Hasil : minum = 1800 ml/hari
1. Monitor masukan dan haluaran
2. Monitor tanda vital
5. Mendorong keluarga untuk membantu
3. Observasi
adanya tanda
klien makan.
Hasil : keluarga klien tidak ada yang tanda dehidrasi.
4. Evaluasi jumlah minum klien
membantu klien makan.
antara 1500 2500 ml / hari.
6. Tawarkan snack (jus / buah buahan Kolaborasi :
5. Evaluasi cairan parenteral dan
segar) atau makanan kesukaannya.
Hasil : klien makan makanan yang telah elektrolit.
disediakan anaknya.

7. Mempertahankan cairan parenteral dan


elektrolit.
Hasil : klien sering minum air putih atau air
teh.

BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang.
Pada bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan
pada bayi usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan
pertumbuhan seseorang persentasejumlah cairan terhadap berat badan
berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa50-60% berat badan,
sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh.
2003;47(5):380-387.
2. Kaswiyan U. Terapi cairan perioperatif. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi.
Fakultas KEdokteran Unpad/ RS. Hasan Sadikin. 2000.
3. Holte K, Kehlet H. Compensatory fluid administration for preoperative
dehydrationdoes
it improve outcome? Acta Anaesthesiol Scand. 2002; 46: 1089-93
4. Keane PW, Murray PF. Intravenous fluids in minor surgery. Their effect on
recovery
from anaesthesia. 1986; 41: 635-7.
5. Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5 th ed. Missouri:
Elsevier-mosby; 2005.p3-227
6. Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9 th ed. Pennsylvania: W.B.
saunders company; 1997: 375-393
7. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan.
Ed.
Kedua. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002

8. Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2 nd ed.
Pennsylvania:
Springhouse; 2002:3-189.
9. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7 th ed. New york:
McGraw-Hill; 1999:53-70.
10. Silbernagl F, Lang F. Color atlas of pathophysiology. Stuttgart: Thieme; 2000:
122-3.
11. Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University - Center
for
Veterinary Health. 2006. (Diakses tanggal 29 September2007). Tersedia dari:
http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
12. Leksana E. Terapi cairan dan elektrolit. Smf/bagian anestesi dan terapi
intensif FK
Undip: Semarang; 2004: 1-60.
13. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Handbook of clinical anesthesia. 5th ed.
Philadelphia: Lippincot williams and wilkins; 2006: 74-97.
14. Sunatrio S. Resusitasi cairan. Jakarta: Media aesculapius;2000:1-58.
15. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [serial online] 2006 Mar
[dikutip 6
Okt 2007]. Tersedia dari: URL: http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm.
16. Fakultas Kedokteran Unpad. Protokol Tindakan Bedah. Bandung. 2003

17. Grsaber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. Ed.2. Farmedia; 2003:
17-40.

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
3
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
PADA LANSIA (kelompok9)
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA LANSIA

DI SUSUN OLEH :
AHMAD RIZKI FAUJI
RISTI WULANDARI
SITI ROHANA

YOGA ADI SAPUTRA


MOHAMAD ARIFIN

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Tahun 2012
SAMPIT

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmad dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/I Akper Pemkab Kotim maupun para pembaca
untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah keperawatan Gerontik dengan judul Asuhan Keperawatan
Kebutuhan Istirahat dan Tidur . Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif
dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada


kita semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ..................................................................................
.....................
i
DAFTAR
ISI ..............................................................................................
....................... ii
BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar
Belakang.......................................................................................
..
1
1.2 Tujuan
Penulisan .....................................................................................
1
1.3 Rumusan
Masalah....................................................................................
1
1.4 Metode
Penulisan.....................................................................................
2
1.5 Sistematika
Penulisan...............................................................................
BAB

II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Istirahat dan
Tidur ...................................................................

2.2 Mekanisme
Tidur..............................................................................
........
3
2.3 Tahap Tahap
Tidur..............................................................................
...
3
2.4 Kegunaan
Tidur..............................................................................
.......... 4
2.5 Kebutuhan Tidur Rata Rata
Perhari........................................................

2.6 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tidur ............................


................
6
2.7 Masalah masalah Yang Terjadi Saat
Tidur..............................................

2.8 askep
pengkajian.......................................................................
.......... 8

BAB III PENUTUP


3.1
KESIMPULAN .................................................................
..................... 11
3.2
SARAN ........................................................................
........................... 11
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks


tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti

tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau
berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai
pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit
mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian
merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat
dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang
nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang
relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan

yang tinggi

terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti
dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan
istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran
membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur
sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai
perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan
Kebutuhan Istirahat dan Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah ini.

1.2 Tujuan Penulisan


Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen mata
kuliah Keperawatan Gerontik serta memberikan

informasi dan ilmu

pengetahuan tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.


1.3 Rumusan Masalah
1.

Apa yang dimaksud istirahat?

2.

Apa yang dimaksud tidur ?

3.

Bagaimana mekanisme tidur ?

4.

Apa saja tahap-tahap dalam tidur ?

5.

Apa kegunaan tidur ?

6.

Bagaimana kebutuhan rata-rata tidur perhari ?

7.

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tidur ?

8.

Apa saja masalah yang terjadi pada saat tidur ?

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode
kepustakaan dan mengutip dari sumber-sumber yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi,
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II
Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar
Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
2.1. Pengertian
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan
aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas
tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding,
klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat
begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan
istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini

berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk


beristirahat bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat
beristirahat : Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ;
Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan
dan ketidak nyamanan ; Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas
yang berguna ; Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila
membutuhkannya.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang
disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus
dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan
terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga
menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi
dalam

suatu

memperbaiki

waktu
sistem

tertentu,

berkurangnya

tubuh/memulihkan

energi.

kesadaran
Juga

membantu

tidur

sebagai

fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik
psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
2.2. Mekanisme Tidur
Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa
ngantuk
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
Instink/Naluri
2.3. Tahap Tahap Tidur

Tanda-tanda menjelang tidur :

Suhu badan (SB) menurun

Pernapasan melambat

Otot2 rileks

Menguap.(tanda tubuh beradaptasi akibat pernapasan melambat)

Basic Rest Activity Cycle (BRAC):


NREM (Non Rapid Eye Movement)
Slow wave sleep, yang terdiri dari 4 tahap :
Tahap I :
o Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag
yang sedang terjaga.
o Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan
voltase rendah.
o Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah dibangunkan.
o Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa
detik beberapa menit.
Tahap II :
o Merupakan tidur yang tidak dalam.
o

Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih


tinggi, runcing2 (Gel K)

o Berlangsung 5-10 menit.


Tahap III :
o Merupakan tidur yang dalam.
o

Muncul gel Deltha, yang lambat dengan amplitudo besar, tinggi


dan dalam.

o Biasanya sulit dibangunkan.


o Berlangsung 10 menit
Tahap IV :
o Tidur yang paling dalam.
o Pada EEG dipenuhi Gel Deltha.
o Sangat sulit dibangunkan.
o Terjadi mimpi sehubungan dengan kejadian sehari sebelumnya.
o Lamanya 5-15 menit
o Terjadi perubahan fisik :
o Nadi & pernapasan melambat
o TD turun
o Otot-otot sangat rileks
o Basal metabolisme dan SB menurun
REM (Rapid Eye Movement)
Paradoksical sleep- sebagai puncak Tidur :
Sangat sulit dibangunkan.
Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang
terbangun pada tahap ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.
Biasanya terjadi 80-100 menit setelah orang tertidur.
Semakin lelah seseorang makin cepat mengalami tahap ini .
Karakteristik Tahap REM :
Terjadi pada tahap II NREM dan berlangsung selama 5-10 menit.
Kembali ke tahap II NREM lagi.

Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak yang
tidak disadari.
TD menngkat.
Sekresi getah/asam lambung meningkat
Basal metabolisme dan SB meningkat
Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibuk.
Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas
dengan tidurnya.
Orang biasanya mengalami 4-5x masa REM

2.4. Kegunaan Tidur (Delment & Wolman )


Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan.
Memperbaiki ingatan.
Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalahmasalah yang sulit.
Relaksasi
2.5. Kebutuhan Tidur Rata Rata Perhari
Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus
tidur rata-rata 45-60 menit
Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM
dan tidur sepanjang malam
Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan
sepanjang malam + tidur siang
Pra sekolah : 11 jam/hari dengan 20% REM
Usia sekolah : 10 jam/hari dengan 18,5% REM
Usia sekolah : 10 jam/hari dengan 18,5% REM

25% REM dan

Tidur

Adolescent : 8,5 jam/hari dengan 20% REM


Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
Dewasa menengah : 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
Dewasa tua : 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur
2.6. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
1.Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu
kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari
sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam
proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada
lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi
fungsi dan mekanisme tidur.
2.Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea.
Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu
dengan klien gangguan hipertiroid.
3.Motivasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton,
main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu
anda untuk tidur.
4.Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak
bisa tidur atau mempertahankan tidur.
5.Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalanjalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
6.Obat obatan
penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu
seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.

7.Makanan dan minuman


Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak,
pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8.Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru
akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
2.7. Masalah Masalah Yang Terjadi Pada Saat Tidur
-

Insomnia, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk


memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya.

Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit


mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering
mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba.

Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.

Enuresa atau ngompol

Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun


pada malam hari untuk buang air kecil/BAK.

Apnea/tidak bernapas dan Mendengkur.

Delirium/Mengigau.

Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan


dispneu.

Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk)

Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse)

DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB KOTIM
Jalan Batu Berlian Nomor 11 Telp.(0531)22960/ Fax (0531)22940 Sampit
pos : 74322

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Kode

25 Maret 2012

Tanggal Pengkajian :

A. DATA BIOGRAFI
Nama

: Tn. M

TTL

: Bandung, 14 maret 1925

Jenis Kelamin

: Laki laki ,Gol.Darah :O

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Status Perkawinan : Kawin


TB/BB

: 165 cm,. 60 kg
Penampilan
: Bersih dan rapi, Ciri-ciri tubuh : berambut pendek,
berwarna putih, bentuk tubuh bungkuk,berjanggut

Alamat

: Kel.Kota Besi Hulu RT/RW 05 /02


Kec.Kota Besi ....Telp/HP 085753394881
Kabupaten Kotawaringin Timur

Orang Yang Dekat

:Ny. T

Hubungan

: istri

Alamat/ Telpon

: kota besi /082154560570

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.

Genogram

Keterangan :
: Garis Keturunan

: Laki laki

: Perempuan

.......

Tinggal Serumah
: Garis Hubungan
: Meninggal

2.

Riwayat Keluarga
..Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi, Asma Dan menular seperti Hepatitis, TBC dan lain
lain.

C.RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini

: tidak ada

Alamat pekerjaan

: -

Jarak dari rumah

: - ......................km/meter*

Alat transportasi

: -

Pekerjaan sebelumnya

: PERUN TNI AD

Jarak dari rumah

: 20 km/meter*

Alat transportasi

: Tidak ada

Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: sumber


sumber pendapatan d dapat dari anak dan sudah dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

D.RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Type tembat tinggal

: Rumah

Jenis lantai rumah

: Keramik

Kondisi lantai

: Kering

Tangga rumah

: Tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: aman (pagar pembatas,tidak terlalu tinggi)

Alat dapur

: tertata rapi

WC
Ada
Kebersihan lingkungan

: aman (posisi duduk ,ada pegangan )


: bersih (tidak ada barang membahayakan)

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 6 orang


Derajat privasi : klien, 1 istri, 1 anak, 1 menantu, 2 cucu.
Tetangga Terdekat : ada
Alamat dan Telepon :.kota besi (0851546505670)

E.RIWAYAT REKREASI
Hobby atau Minat : memancing dan memelihara ayam dan bunga
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Liburan atau Perjalanan :jalan jalan ke pantai dan ketempat anak
F.SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : ada
Jarak dari rumah
Rumah Sakit

: 20 km/meter*
: Ada ,Jarak 5 km

Klinik

: tidak ada

Pelayanan Kesehatan Di rumah

: tidak ada

Makanan yang dihantarkan

: tidak ada

jarak

km

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada


Lain-lain

G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual

: sholat 5 waktu

Yang lainnya

: Tidak ada

H.STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: klien pernah menderita
demam,sakit kepala, flu,batuk, maag, dan hernia. Yang sering kambuh yaitu
maag.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien menderita hernia.
Keluhan Utama: nyeri ulu hati
1.Provocative / Paliative

: imflamasi mukosa lambung

2.Quality/ Quantity

: tertusuk tusuk jarum

3.Region

: Epigastrium

4.Severity Scale

: skala nyeri 3(0-10)

5.Timing

: kalau telat makan( kadang-kadang)

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Apabila kambuh klien


minum obat promaag.

Obat-obatan :
NO
1.
2.

NAMA OBAT
Paracetamol
Promaag

DOSIS
500mg
250mg

Alergi (Catatan Agent dan Reaksi Spesifik)


Obat-obatan
Makanan

KETERANGAN
Sesudah makan
Sebelum makan

: Tidak ada
: tidak ada

Faktor Lingkungan : tidak ada

Penyakit yang diderita :


Hipertensi
Asthma

Rheumatoid

Dimensia

Lain-lainnya sebutkan: hernia

I.AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks KATZ
Oksigenasi
Cairan dan Elektrolit
Nutrisi
sayur, dan lauk pauknya.

: A
: kebutuhan oksigenasi klien terpenuhi
: klien minum air 1500ml/hari
: klien makan 3x sehari lengkap dengan nasi,

Eliminasi

: klien BAB 1x sehari dan BAK >3x sehari

Aktivitas
bunga

: klien hanya dirumah memelihara ayam dan

Istirahat dan Tidur


: klien siang tidur dari jam 12.00 13.00 dan
malam dari jam 20.00 04.00. Kwantitas : klien sering terbangun, setiap jam
klien terbangun dan susah untuk memulai tidur lagi.
Personal Hygiene

: 2x sehari

Seksual

: 1bulan sekali

Rekreasi

: kepantai dan memancing

J. PSIKOLOGI,KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Konsep Diri

: Klien puas dengan keadaan dirinya

Emosi

: terkontrol

Adaptasi

: klien mampu beradaptasi dengan baik.

Mekanisme Pertahanan diri : Baik


Status mental

Tingkat Kesadaran

: komposmentis

Afasia

:-

Dimensia

: tidak

Orientasi

: normal

Bicara

: normal

Bahasa yang digunakan

: bahasa indonesia, banjar dan sunda

Kemampuan membaca

: bisa

Kemampuan interaksi

: sesuai

Vertigo

tidak

Short Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) = Fungsi mental utuh


Mini Mental State Exam (MMSE)= baik nilai kesalahan : 1
Geriatrik Depresion Scale
nilai: 4

= Tidak depresi

APGAR

K.TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum

: Baik

Tingkat Kesadaran

:Composmentis

Tanda tanda Vital


x/menit

: TD 140
RR

/ 90 mmHg

Nadi: 80

20 X/menit

TB : 165 cm

Suhu : 36
BB:

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1.Bentuk dada

: simetris

2.Sekresi dan Batuk

: Tidak ada

3.Pola nafas
Frekwensi Nafas :

20 x/menit

4.Bunyi nafas : Normal


5.Pergerakan dada
Intercostal
Clavicula

Tracheal Tag

Supra
Lain lain

60 Kg

Substernal

Suprasternal

Flail Chest

6.Tractil Fremitis/Fremitus Vokal


Meningkat

lokasi

Menurun

lokasi

Lain-lain

7.Alat Bantu Pernafasan


Nasal

Masker

Bag and Mask

Respirator

CARDIOVASKULER ( B2 : BLEEDING )
1.Nadi
Frekuensi.........80.........................x/menit
Reguler

Irreguler

2.Bunyi Jantung
Normal

Kuat

Lemah

Tracheostomi

Tambahan

Ada

Tidak,Jenis..............

3.Letak Jantung
Ictus cordis teraba pada.................
4.Pembesaran Jantung
5.Nyeri Dada

: Tidak
: Tidak

6.Edema :
Palpebra

Anasarka

Ekstrimitas atas

Asites

Tidak Ada

Ekstrimitas bawah

Lainnya.........................

7.Clubbing Finger

: Tidak

PERSYARAFAN (B3 : BRAIN )


Tingkat Kesadaran : Kompos mentis
1.GCS :
Eye :......4........ Verbal :.....6........ Motorik :.5.................
Total GCS : 15
2.Refleks
3.Koordinasi Gerak
4.Kejang

: normal
: Tidak
:Tidak

5.Lain-lain..........................................

PENGINDERAAN ( PERSEPSI SENSORI )


1.

Mata ( Penglihatan )
a.

Bentuk

: Normal

b.

Visus.....................
Pupil : isokor

2.

3.

c.

Gerak bola Mata

: normal

d.

Medan Penglihatan : normal

e.

Buta Warna

f.

Tekanan intra okuler : tidak

: tidak

Hidung (Penciuman )
a.

Bentuk

b.

Gangguan Penciuman

:
:

Normal
Ya

Telinga ( Pendengaran )
a.

Aurikel

: Normal

b.

Membran tympani

c.

Otorrhoea

d.

Gangguan Pendengaran

e.

Tinitus

: Terang
: Tidak ada
: Tidak
: Tidak

4.

Perasa

: normal

5.

Peraba

: normal

PERKEMIHAN ELIMINASI URI ( B4 : BLADDER )

Masalah Kandung Kemih

: tidak ada masalah

Produksi Urine 700 ml/hari

Frekuensi > 3x /hari

Warna kuning kecoklatan ,Bau khas amoniak

PENCERNAAN ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)


1.

Mulut dan Tenggorokan


a.

Mulut
Selaput Lendir Mulut : lembab

b.

Lidah : bersih

c.

Kebersihan Rongga Mulut : Tidak berbau

d.

Tenggorokan

e.

Abdomen

: Nyeri tekan,lokasi epigastrium

f.

Pembesaran hepar

tidak ada

g.

Pembesaran Lien

tidak ada

h.

Asites

tidak ada

i.

2.

: tidak ada masalah

Lain lain : tidak ada

Masalah usus besar dan rektum/anus


BAB 1 X/hari
Tidak ada masalah
OTOT,TULANG DAN INTEGUMENT ( B6 : BONE )
1.

Otot dan Tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai ( ROM )


Kemampuan kekuatan otot

: Bebas

Fraktur

2.

: Tidak ada

Dislokasi

: Tidak ada

Haematom

: Tidak ada

Integumen
Warna Kulit : cokelat
Turgor :Elastik
Tulang Belakang

: kiposis

Akral

: hangat

REPRODUKSI
Laki laki :
Kelamin bentuk
pembesaran pada alat kelamin.
Kebersihan Alat Kelamin

: tidak normal,keterangan terjadi

: Bersih

ENDOKRIN
1.

Faktor Alergi : tidak ada


Manifestasi : tidak ada
Cara Mengatasi : tidak ada

2.

Kelainan endokrin: tidak ada masalah.

PENGETAHUAN :
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
.klien menganggap bahwa kesehatan dirinya itu sangatlah penting.sehingga
klien rutin melakukan control.

Sampit, Maret 2012


Mahasiswa yang mengkaji,

...................................
......
NIM.

ANALISA DATA
NO
1.

DATA
S: saya sering terbangun
apabila tidur malam
O : - ku baik
- konjungtiva anemis

ETIOLOGI
Ketidak normalan
status fisiologi

PROBLEM
Gangguan rasa
nyaman(istirahat
tidur)

- klien setiap 1 jam


bangun
apabila
tidur
malam
-klien tampak lelah
-klien menguap
- TD 140/90 mmHg
N 80 x/ menit
RR 20x/ menit
S 36 C
Kuantitas tidur malam dari
jam 20.00 04.00
Kuantitas tidur siang dari
jam 12.00 13.00

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1

Dx.
Kep.
1

Tujuan
Setelah dilakukan 1.
tindakan
keperawatan
diharapkan gangguan
istirahat tidur tidak
terjadi,dengan 2.
criteria hasil:
1.
Klien tampak
rileks dan lebih segar
2.
Ttv dalam batas

Intervensi

Rasional

Lakukan pengkajian 1.
Memberikan informasi
masalah gangguan
dasar dalam menentukan
tidur klien,
rencana keperawatan.
karakteristik dan
2.
Mengatur pola tidur.
penyebab kurang tidur.3.
Meningkatkan tidur.
Lakukan persiapan 4.
Meningkatkan tidur.
untuk tidur malam
5.
Meningkatkan tidur.
seperti pada jam 9
6.
Meningkatkan tidur.
malam sesuaidengan 7.
Mengurangi gangguan
pola tidur klien.
tidur.

3.

normal
3.
Lakukan mandi air 8.
Mengurangi gangguan
Klien dapat tidur
hangat.
tidur.
6-8 jam setiap
4.
Anjurkan makan yang9.
Mengurangi gangguan
malam.
cukup satu jam sebelum tidur.
tidur.
10. Mengurangi tidur.
5.
Berikan susu hangat 11.
Meningkatkan
pola
sebelum tidur.
tidur.
6.
Keadaan tempat
tidur yang nyaman,
bersih dan bantal yang
nyaman.
7.
Bunyi telepon dan
alarm hp di kecilkan.
8.

Berikan pengobatan
seperti analgetik dan
sedative,setengah jam
sebelum tidur.

9.

Lakukan masase pada


daerah belakang, tutup
jendela/pintu jika
perlu.
10. Tingkatkan aktivitas
sehari hari dan
kurangi aktivitas
sebellum tidur.
11. Pengetahuan
kesehatan : jadwal
tidur mengurangi
stress , cemas , dan
latihan relaksasi.

IMPLEMENTASI
No
.
1.
1.

Dx.
Kep.
1

Implementasi
1.

melakukan pengkajian masalah


gangguan tidur klien, karakteristik dan
penyebab kurang tidur.
Hasil : klien sering terbangun pada
malam hari

Evaluasi
S : klien mengatakan saya
masih sering terbangun pada
malam hari
O : - : - ku baik
- konjungtiva anemis

2.

menganjurkan klien untuk tidur malam


- klien setiap 1 jam
seperti pada jam 9 malam sesuaidengan
bangun
apabila tidur
pola tidur klien.
malam
Hasil : klien tidur jam 20.00 04.00 wib
-klien tampak lelah
3.
anjurkan keluarga klien untuk
-klien menguap
memberikan Keadaan tempat tidur yang
- TD : 140/90 mmHg
nyaman, bersih dan bantal yang nyaman.
N : 80 x/ menit
Hasil : keluarga klien menuruti anjuran
RR : 20x/ menit
ersebut..
S : 36 C
4.
meningkatkan aktivitas sehari hari
Kuantitas tidur malam
dan kurangi aktivitas sebellum tidur.
dari jam 20.00 04.00
Hasil : klien tidak melakukan kegiatan
Kuantitas tidur siang dari
sebelum tidur
jam 12.00 13.00
.
A ; masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada tress
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak
melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau
berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat.
Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi
mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan
jalan-jalan

B.

SARAN

Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam


menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien.

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
4
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA Ny. S DENGAN MASALAH
GANGGUAN SEKSUAL (kelompok7)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S
DENGAN MASALAH GANGGUAN SEKSUAL

KELOMPOK 7:

ENDAH MURNI

REZKY FAHRUDINUR RAMADHAN

TRI NURWAHYUNI

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR


JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S
DENGAN MASALAH GANGGUAN SEKSUAL. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................

BAB II

1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................

1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................

1.4 METODE PENULISAN...............................................................................

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN........................................................................

PEMBAHASAN
2.1.. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY
DENGAN GANGGUAN SEKSUAL
A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia.................
B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau
dari pembagian tahapan seksual menurut Kaplan..........................

C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali


menyebabkan penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia........

D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial


E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia............
F. ............................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN...........................................................................
H. MASALAH KEPERAWATAN..................................................................
I.

DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................

J. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN
GANGGUAN SEKSUAL
PENGKAJIAN............................................................................................

15

ANALISA DATA.........................................................................................

18

RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................
BAB III

19

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................
3.2 SARAN .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

22
22

A.

Latar Belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas

kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah
hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan
tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode
dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah seksual
masih mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang menikah, termasuk
didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan
jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa
tua.
Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian Kinsey
yang mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48 pria yang
berusia diatas 65 tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga terutama mengambil sampel mereka
yang berusia antara 50-70 tahun, sedang penelitian Hite dengan 1066 sampel hanya
memasukkan 6 orang wanita berusia di atas 70 tahun(Alexander and Allison,1995).
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:

Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup
lanjut, dan aktifitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan
pasangan.

Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan
pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.

Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria, seorang
wanita lansia yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan
hidup.
Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) diatas 45

tahun lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap dapat melakukan
hubungan seksual secara normal. Karena faktor usia, hubungan seksual pada lansia umumnya

memiliki frekwensi yang relatif rendah, sehingga diperlukan suatu penelaahan tentang masalah
seksual pada lansia.
Fenomena sekarang, tidak semua lansia dapat merasakan kehidupan seksual yang
harmonis. Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksual tidak harmonis. Pertama, komunikasi
seksual diantara pasangan tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual tidak benar. Ketiga karena
gangguan fungsi seksual pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena perubahan fisiologis
maupun patologis.
Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual, maka setiap
disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu
diperhatikan dalam penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus menentukan jenis
disfungsi seksual dengan tepat, mencari penyebabnya, memberikan pengobatan sesuai
penyebab dan untuk memperbaiki fungsi seksual seperti dijelaskan dalam makalah ini.

B.
1.

Tujuan

Tujuan Umum
Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

2.

Tujuan Khusus

C.

a.

Mengetahui karakteristik masa usia lanjut

b.

Mengetahui perubahan-perubahan pada masa usia lanjut

c.

Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

d.

Mengetahui perubahan seksual pada pria lansia

e.

Mengetahui perubahan seksual pada wanita lansia

f.

Mengetahui cara mengatasi permasalah seksual pada masa usia lanjut

Manfaat

1.

Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan seksual pada
masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada saat praktik
lapangan.

2.

Bagi institusi dan civitas akademika


Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah dengan
mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan tambahan di
perpustakaan

D.

Rumusan Masalah

1.

Apa perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia?

2.

Apa perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian
tahapan seksual?

3.

Apa di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan
fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia?

4.

Apa beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan social?

5.

Apa upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia?

E.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan
menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah
pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari
Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan judul
makalah dan masalah yang dibahas

F.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari
Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia

1.

Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan
eksterna berangsur-angsur mengalami atrofi.

Vagina
Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami
pengecilan. Fornises menjadi dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke
dalam vagina. Sejak klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami atropi,
meskipun pada wanita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan
berhenti berfungsi. Mukosa genitalia menipis begitu pula jaringan sub-mukosa tidak
lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan
koitus, artinya makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan
atau pengecilan genitalia eksterna.

Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan
dindingnya menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik.
Serviks menyusut tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding
jaringan.

Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi
keriput sebagai akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang
sebelumnya, permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak
terdapat folikel. Secara umum, perubahan fisik genetalia interna dan eksterna
dipengaruhi oleh fungsi ovarium. Bila ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya
terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon
estrogen dan progesteron.

Payudara (Glandula Mamae)


Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang
gemuk, dimana payudara tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan

oleh karena atrofi hanya mempengaruhi kelenjar payudara saja. Kelenjar pituari
anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula kelenjar
tiroid dan adrenal menjadi keras dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa
akromegali ringan. Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang
timbul pertumbuhan rambut pada wajah. Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh
karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar
ovarium. Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada
masa klimakterik.

2.

Pria

Prostat
Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia,
gejala yang timbul merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius yang
kemudian seolah-olah bertindak sebagai katup yang berbentuk bola (Ball Valve
Effect). Disamping itu terdapat efek dinamik dari otot polos yang merupakan 40%
dari komponen kelenjar, kapsul dan leher kantong kemih, otot polos ini dibawah
pengaruh sistem alfa adrenergik. Timbulnya nodul mikroskopik sudah terlihat pada
usia 25-30 tahun dan terdapat pada 60% pria berusia 60 tahun, 90% pada pria
berusia 85 tahun, tetapi hanya 50% yang menjadi BPH Makroskopik dan dari itu
hanya 50% berkembang menjadi BPH klinik yang menimbulkan problem medik.
Kadar dehidrosteron pada orang tua meningkat karena meningkatnya enzim
5 alfa reduktase yang mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini yang
dianggap menjadi pendorong hiperplasi kelenjar, otot dan stroma prostat.
Sebenarnya selain proses menua rangsangan androgen ikut berperan timbulnya
BPH ini dapat dibuktikan pada pria yang di kastrasi menjelang pubertas tidak akan
menderita BPH pada usia lanjut.

Testis
Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat
testis tetapi sel yang memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma
berkurang jumlah dan aktifitasnya sehingga sperma berkurang sampai 50% dan
testoteron juga menurun. Hal ini menyebabkan penuruna libido dan kegiatan sex
yang jelas menurun adalah multipel ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter.

Tetapi banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas sexsual sampai umur
lanjut.

B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian
tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :

1.

Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan
kultural, kecemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin
menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi bias bervariasi.Interval untuk meningkatkan
hasrat seksual pada lansia pria meningkat serta testoteron menurun secara bertahap
sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido.

2.

Fase arousal

Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing,


elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra dan
kandung kemih.

Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat;
penurunan produksi sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan testoteron; elevasi
testis ke perineum lebih lambat.

3.

Lase orgasmik

Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksil
kemampuan mendapatkan orgasme multipel berkurang.

Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah


konstraksi otot berkurang; volume ejakulat menurun.

4.

Fase pasca orgasmik

Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai


timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi. Disfungsi seksual pada lansia
tidak hanya disebabkan oleh perubahan fisiologik saja, terdapat banyak penyebab
lainnya seperti:

Penyebab iatrogenik
Tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan orang lain yang
mungkin membuat inadekuat konseling tentang efek prosedur operasi terhadap
fungsi seksual.

Penyebab biologik dan kasus medis


Hampir semua kondisi kronis melemahkan baik itu berhubungan langsung
atau tidak dengan seks dan system reproduksi mungkin memacu disfungsi seksual
psikogenik.

C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan
fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia seperti :

1.

Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.

2.

Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.

3.

Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

4.

Pasangan hidup telah meninggal.

5.

Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya
cemas, depresi, pikun dsb.

D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial antara lain :

1.

Infark miokard
Mungkin mempunyai efek yang kecil pada fungsi seksual. Banyak pasien segan
untuk terlibat dalam hubungan seksual karena takut menyebabkan infark.

2.

Pasca stroke
Masalah seksual mungkin timbul setelah perawatan di rumah sakit karena pasien
mengalami anxietas akibat perubahan gambaran diri, hilangnya kapasitas, takut akan
kehilangan cinta atau dukungan relasi serta pekerjaan atau rasa bersalah dan malu atas
situasi. Pola seksual termasuk kuantitas dan kualitas aktivitas seksual sebelum stroke
sangat penting untuk diketahui sebelum nasehat spesifik tentang aktivitas seksual
ditawarkan. Karena sistem saraf otonomik jarang mengalami kerusakan pada stroke,
maka respon seksual mungkin tidak terpengaruh.
Libido biasanya tidak terpengaruh secara langsung. Jika terjadi hemiplegi
permanent maka diperlukan penyesuaian pada aktivitas seksual. Perubahan penglihatan
mungkin membatasi pengenalan orang atau benda-benda, dalam beberapa kasus,
pasien dan pasangannya mungkin perlu belajar untuk menggunakan area yang tidak
mengalami kerusakan. Kelemahan motorik dapat menimbulkan kesulitan mekanik,
namun dapat diatasi dengan bantuan fisik atau tehnik bercinta alternatif. Kehilangan
kemampuan berbicara mungkin memerlukan sistem non-verbal untuk berkomunikasi.

3.

Kanker
Masalah seksual tidak terbatas pada kanker yang mengenai organ-organ
seksual. Baik operasi maupun pengobatan mengubah citra diri dan dapat menyebabkan
disfungsi seksual (kekuatan dan libido) untuk sementara waktu saja, walaupun tidak ada
kerusakan saraf.

4.

Diabetes mellitus

Diabetes menyebabkan arteriosklerosis dan pada banyak kasus menyebabkan


neuropati autonomik. Hal ini mungkin menyebabkan disfungsi ereksi dan disfungsi
vasokonstriksi yang memberikan kontribusi untuk terjadinya disfungsi seksual.
5.

Arthritis
Beberapa posisi bersenggama adalah menyakitkan dan kelemahan atau
kontraktur fleksi mungkin mengganggu apabila distimulasi secara memadai. Nyeri dan
kaku mungkin berkurang dengan pemanasan, latihan, analgetik sebelum aktivitas
seksual.

6.

Rokok dan alcohol


Pengkonsumsian alkohol dan rokok tembakau mengurangi fungsi seksual,
khususnya bila terjadi kerusakan hepar yang akan mempengaruhi metabolisme
testoteron. Merokok juga mungkin mengurangi vasokongesti respon seksual dan
mempengaruhi kemampuan untuk mengalami kenikmatan.

7.

Penyakit paru obstruktif kronik


Ada penyakit paru obstruktif kronik, libido mungkin terpengaruh karena adanya
kelelahan umum, kebutuhan pernafasan selama aktivitas seksual mungkin dapat
menyebabkan dispnoe, yang mungkin dapat membahayakan jiwa.

8.

Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, antara
lain beberapa obat anti hipertensi, estrogen, anti psikotik, sedatif, dan lain-lain.

E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia


Untuk mengatasi beberapa gangguan baik fisik maupun psikis termasuk masalah
seksual diperlukan penanganan yang serius dan terpadu. Proses penanganan ini memerlukan
waktu yang cukup lama tergantung dari keluhan dan kerjasama antara pasien dengan konselor.
Dari ketiga gangguan tersebut, masalah seksual merupakan masalah yang penanganannya

memerlukan kesabaran dan kehati-hatian, karena pada beberapa masyarakat Indonesia


terutama masyarakat pedesaan membicarakan masalah seksual adalah masalah yang tabu.

Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan seksual pada
lansia adalah sebagai berikut :

1.

Anamnesa Riwayat Seks

Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan memuaskan

Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan teutup

Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya salah

Uraikan dengan panjang lebar permasaIahanya

Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap tentang obat-obatan


yang dikonsumsi oieh pasien.

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya. Anamnese harus rinci,


meliputi awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang dirasakan. Juga anamnese tentang
ganguan sistemik maupun organik yang dirasakan. Penelaahan tentang gangguan psikologik,
kognitif harus dilakukan. Juga anamneses tentang obat-obatan. Pemeriksaan fisik meliputi head
to toe.
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan jantung, haati, ginjal dan paruparu. Status endokrin dan metaboliuk meliputi keadaan gula darah, status gizi dan status
hormonal tertentu. Apabila keluhan mengenai disfungsi ereks pada pria, pemeriksaan khas juga
meliputi a.l pemeriksaan dengan snap gauge atau nocturnal penile tumescence testing. (HadiMartono, 1996)

2.

3.

Pengobatan yang diberikan mencakup

Konseling Psikoseksual

Therapi Hormon

Penyembuhan dengan obat-obatan

Peralatan Mekanis

Bedah Pembuluh

Bimbingan Psikososial
Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen
gangguan seks dan dikombinasikan dengan penyembuhan pharmakologi.

4.

Penyembuhan Hormon

Pada pria lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk


menyembuhkan viropause/andropause pada pria (pemanasan dan ejakulasi).

Pada wanita lansia : Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian estrogen
pada klimakterium.

5.

Penyembuhan dengan Obat

Yohimbine, Pemakaian Krim vasoaktif

Oral phentholamin

Tablet apomorphine sublingual

Sildenafil, suntik intra-carporal obat vasoaktif

Penempatan intra-uretral prostaglandin

1 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai dengan
perubahan dalam mencapai kepuasan seksual
2.

Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
3.

Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut dan kronis

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan

Intervensi

Pasien dapat menerima 1.

Bantu

Rasional

pasien

untuk
1.

perubahan struktur tubuh

mengekspresikan perubahan

terutama pada fungsi

fungsi tubuh termasuk organ

seksual yang dialaminya

seksual

Kriteria hasil:

bertambahnya usia.

Mengekspresikan
2.
kenyamanan

seiring

kesehatan

Mengekspresikan

pasien

lebih

bisa

menerima perubahan tersebut

dengan
2.
pendidikan

Berikan

Agar

tentang

penurunan fungsi seksual.

Menambah pemahaman klien


tentang
yang

semua
di

alami

perubahan
nya

agar

penurunan fungsi seksuel tidak

kepercayaan diri

menjadi beban pikiran


3.

Makanan bergizi dianjurkan


untuk menjaga daya tahan

3.

Motivasi

untuk

tubuh karena biasanya pada

makanan

lansia daya tahan tubuhnya

klien

mengkonsumsi

yang rendah lemak, rendah menurun


4. Untuk mengurangi kekeringan
kolestrol, dan berupa diet
dan rasa gatal pada vagina,

vegetarian
4.

Anjurkan

klien

untuk

menggunakan krim vagina


2.

serta untuk megurangi rasa


sakit pada saat berhubungan
seksual

dan gel
Pasien dapat menerima 1.
Kaji

perasaan/persepsi
1.

perubahan bentuk salah

pasien

tentang

perubahan

satu angota tubuhnya

gambaran diri berhubungan

secara positif

dengan

Kriteria hasil:

tubuhnya

keadaan
yang

angota
kurang

Untuk mengetahui seberapa


jauh klien bisa menerima
keadaan nya

Pasien mau berinteraksi


dan beradaptasi dengan
2.
lingkungan

tanpa

rasa

malu dan rendah diri


Pasien

yakin

berfungsi secara normal


Lakukan pendekatan dan
bina

hubungan

percaya dengan pasien


akan
3.

kemampuan yang dimiliki

Tunjukkan

saling
2.

rasa

empati,
3.
perhatian dan penerimaan
pada pasien

4.

Bantu

pasien

mengadakan

untuk
4.
hubungan

dengan orang lain

5.

Beri

Agar

klien

mau

mengungkapkan masalah nya


Rasa menerima pada pasien
akan membuat pasien lebih
percaya diri
Agar

pasien

tidak

terlalu

canggung atau malu dengnan


orang lain karena perubahan

nya
pada
5. Untuk mengetahui apakah
untuk klien depresi terhadap
perasaan perubahan

kesempatan

pasien
mengekspresikan
kehilangan
3.

Pasien dapat menerima 1.


perubahan pola

Kaji factor-faktor penyebab


1.
dan penunjang, yang meliputi

seksualitas yang

Kelelahan

disebabkan masalah

Nyeri

kesehatannya.

Nafas pendek

Kriteria Hasil :

Keterbatasan suplai oksigen

Mengidentifikasi
pada

Kerusakan inervasi saraf

aktivitas

yang

Perubahan hormone

disebabkan

masalah

kesehatan

Depresi
Kurangnya informasi yang

Mengidentifikasi
modifikasi
seksual

dalam intervensi selanjutnya

Imobilisasi

keterbatasannya
seksual

Penting untuk membantu

yang

tepat

kegiatan
2.

Ajarkan pentingnya mentaati

pantas

aturan medis yang dibuat

dalam respon terhadap

untuk

keterbatasannya

penyakit

mengurangi

Berikan informasi yang tepat

penyebab

3.

pada

mengontrol

pasien

pasangannya

gejala
2.

Untuk menghilangkan atau


factor-faktor

dan

tentang
3. Agar klien lebih mengerti dan
keterbatasan fungsi seksual bisa menerima bahkan tidak
yang
disebabkan
oleh memaksakan diri karena

keadaan sakit
4.

Ajarkan
mungkin
seksual

keterbatasan yang di

modifikasi
dalam
untuk

kegiatan
4.
membantu

penyesuaian
keterbatasan

yang

dengan
akibat

sebabkan oleh penyakit


Meminimalkan rasa sakit tau
rasa

tidak

nyaman

saat

berhubungan karena penyakit

sakit

(saran khusus)

IMPLEMENTASI
No.
1.
1.

Dx. Kep.
1
1.

2.

Implementasi
melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit mengerti

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk melakukan

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan

hubungan suami istri berkurang

merasa percaya

DO : - umur klien 69 tahun

membantu

pasien

untuk

mengekspresikan - TD : 130 / 90 mmHg

perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual - Nadi : 88 x/menit


seiring dengan bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka - RR : 18 x/menit


saat di bombing untuk mengekspresikan masalah - Klien sudah menoupose
nya
3.

memberikan

pendidikan

kesehatan

tentang

penurunan fungsi seksual.


Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya
4.

memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan


yang rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa
diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan,
sayur

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada usia lanjut, hambatan untuk aktivitas seksual yang dapat dibagi menjadi
hambatan eksternal yang datang dari lingkungan dan hambatan internal,yang terutama
berasal dari subjek lansianya sendiri. Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan
sosial, yang menganggap bahwa aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan lagi oleh
lansia.Hambatan eksternal bilamana seorang janda atau duda akan menikah lagi sering kali
juga berupa sikap menentang dari anak-anak, dengan berbagai alasan.
Hambatan internal psikologik seringkali sulit dipisahkan secara jelas dengan
hambatan eksternal. Seringkali seorang lansia sudah merasa tidak baisa dan tidaak pantas
berpenampilan untuk menarik lawan jenisnya. Pandangan sosial dan keagamaan tentang
seksualitas diusia lanjut menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan sedemikian
sehingga memberikan dampak pada ketidakmampuan fisik, yang dikenal sebagai
impotensia. Obat-obatan yang sering diberikan, pada penderita usia lanjut dengan patologi
multipel jika sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi seksual pada usia lanjut.
Masa tua merupakan masa yang sangat ditakuti dengan alasan terjadinya
kemunduran fisik terutama pada penampilan. Rasa khawatir akan kehilangan perhatian dari
pasangan membawa akibat terhadap frekwensi maupun kualitas hubungan seks, baik secara
langsung maupun tidak.
Melalui konseling, peran konselor dan tenaga kesehatan dapat menjelaskan
kondisi umum dan masalah yang timbul pada masa usia lanjut serta pengaruhnya terhadap
emosi, pola pikir dan hubungan seksual sangat berpengaruh. Melalui beberapa tahapan
konseling secara terbuka dan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
bisa diperoleh suatu pemecahan masalah seksual pada lansia, dengan pemakaian krem
vasoaktif, melakukan olah raga ringan dan konsumsi makan seimbang, dan solusi-solusi lain
secara bertahap masalah pada lansia akan terselesaikan.

B. SARAN
Permasalahan pada masa lansia sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga lansia
sendiri, tetapi juga di lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. Lansia
sebagaimana pria dan wanita mulai dari kanak-kanak hingga dewasa lainnya mempunya hak-hak
untuk diperlakukan adil dan sama, mendapat informasi dan pelayanan kesehatan yang sempurna
dan optimal, serta diperlakukan dan dihargai masa akhir usia mereka, merasakan kehidupan
yang harmonis serta merasakan kenikmatan seksual yang aman dan nyaman. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang permasalahan seksual pada lansia baik pria maupun wanita perlu
sebarluaskan sejak dini, dan perlunya kerjasama yang optimal disetiap instansi pemerintah dan
masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar para lansia mendapatkan kehidupan yang nayak,
dan harmonis sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://abhique.blogspot.com/2009/10/konsep-keperawatan pada lnjut usia (lansia).html


http://abhique.blogspot.com/2009/10/rencana asuhan keperawatan pada lansia.html
Carpenito,Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta
Aspiani Reny Yuli,S.Kep.Ns.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik.2008
Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2000.Geriatri ( ilmu kesehatan usia lanjut ). Jakarta :
FKUI
Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta.
Fitramaya
Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian : 28 maret 2012


A. DATA BIOGRAFI
Nama

: Ny. S

TTL

: 7 juli 1943

Jenis kelamin

: perempuan

Pendidikan

: SD

Agama

: islam

Status perkawinan

: menikah

TB / BB

: 150 cm/45 kg

Penampilan

: bersih, rapi,

Alamat

:jl desa camba

Orang yang dekat

: klien dekat dengan anak tertua klien

Hubungan
Alamat / telepon

: anak
:-

Golongan darah : O

ciri-ciri tubuh : kurus, kecil

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.

Genogram

Laki-laki

Garis keturunan

Perempuan

Tinggal serumah

Garis Hubungan

Meninggal

2.

Riwayat keluarga
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM ataupun penyakit
menular seperti TB paru

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini

: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri


dirumah

Alamat pekerjaaan

: tidak ada

Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

Pekerjaan sebelumnya

: klien sebagai ibu rumah tangga

Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : dari anak tertua dan dari
menantu klien

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP

Type tempat tinggal

: permanen (milik suami)

Jenis lantai rumah

: kayu

Keadaan lantai

: kering

Tangga rumah

: tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: aman ( tidak terlalu tinggi)

Alat dapur

: tertata rapi

WC

: jamban

Kebersihan lingkungan

: bersih

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 5 orang


Derajat privasi
Tetangga terdekat

: kurang di perhatikan oleh menantunya


: klien bertetangga dengan cucu-cucu klien yang
sudah berkeluarga

Alamat dan telepon

E.

: jl. Desa camba

RIWAYAT REKREASI
Hobby / minat

: klien senang memancing

Keanggotaan organsasi

: klien tidak mengikuti organiasi apapun

Liburan / perjalanan

: klien hanya berdiam diri dirumah karena jarang


berekreasi

F.

SISTEM PENDUKUNG

Klien di dukung oleh seorang perawat


Jarak dari rumah

: 1000 km

Rumah sakit

: tidak ada rumah sakit

Klinik

: di kampung klien hanya terdapat puskesmas


pembantu

Pelayanan kesehatan dirumah

: tidak ada

Makanan yang di hantarkan

: tidak ada makanan yang di hantarkan

Perawatan sehari-hari yang di lakukan keluarga : keluarga klien tidak melakukan perawatan
khusus kepada klien di rumah

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual

: semenjak klien tua, klien jarang melakukan sholat


lima waktu

H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : setahun terakhir, klienmenderita maag
dan asam urat
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan tidak prnah menderita
penyakit yang parah, hsnya penyakit biasa
seperti pilek, demam

Keluhan utama
1.

Provocative / palliative

: maag

2.

Quality / quantity

: seperti di tusuk-tusuk

3.

Region

: di uluhati

4.

Severity scale

: 4 (0-10)

5.

Timing

: kadang-kadang

Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : klien mengerti kalau sakit harus ke
puskesmas untuk berobat. .
Obat obatan :
NO
1
2
3
4
5
6
7

NAMA OBAT
ANTASIDA
Cimetidine
Paracetamol
Vit B.komplek
Allopurinol
Piroxicam
Vit B.1

DOSIS
2 X sehari
3 x sehari
1 x sehari
2 x sehari
3 x sehari
3 x sehari
2 x sehari

KETERANGAN
Sebelum makan
Sesudah makan
Bila nyeri
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan

Alergi (catatan agent dan reaksi spesifik)

I.

Obat obatan

: klien tidak ada alergi pada obat-obatan

Makanan

: klien tidak ada alergi pada makanan

Factor lingkungan

: klien tidak ada alergi pada lingkungan

Penyakit yang pernah di derita

: klien menderita maag dan asam urat

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)

IndeksKATZ: A
Oksigenasi

: frekuensi nafas 18x/menit, klien tidak


menggunakan alat bantu pernafasan, bernafas melalui
hidung

Cairan & elektrolit

: klien minum air putih 1000ml/hari, klien minum


kopi setiap pagi

Nutrisi

: klien makan 3x sehari dengan nasi, ikan sayur


dan kadang di tambah dengan buah

Eliminasi

: BAB 1x/hari dengan konsisten silembek, BAK >5x/hari

Aktivitas

: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri di rumah

Istirahat & tidur

: klien tidur cukup, tidur malam 7 jam dan tidur


siang 1 jam dalam sehari, klien merasa puas saat
bangun

Personal hygiene

: untuk kebersihan klien mengerti dan


membersihkan diri setiap mandi baik itu oral hygiene
maupun vulva hygiene

Seksual

: saat ditanya klien mengatakan bahwa klien masih


berhubungan seksual dengan suaminya tapi sekarang
sudah mulai jarang karena keinginan untuk
berhubungan itu mulai menurun sementara suami klien
masih mempunyai keinginan yang kuat.

Rekreasi

: klien jarang berekreasi ketempat yang jauh


mengingat kondisi klien, klien hanya main kerumah
tetangga yang berada di dekat rumah

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Konsep diri

: klien menyadari bahwa klien sudah lansia

Emos

: emosi klien labil

Adaptasi

: klien mulai sulit untuk beradabtasi terhadap lingkungan


maupun orang baru

Mekanisme pertahanan diri

: tidak terkaji

Status mental
Tingkat kesadaran

: kompos mentis

Afasia

:-

Dimensia

: klien mengalami dimensia sejak beberapa tahun yang lalu

Orientasi

: klien kadang bingung terhadap orang, waktu dan tempat


terutama yang baru dilihat oleh klien

Bicara
Bahasa yang digunakan

: klien berbicara normal tapi sedikit lebih pelan


: klien menggunakan bahasa banjar dan dayak dalam
kehidupan sehari-hari

Kemampuan membaca

: klien tidak bias membaca

Kemampuan interaksi

: klien mampu berinteraksi tapi secara perlahan

Vertigo

: klien tidak mengalami vertigo

Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) = 2 (fungsi mental utuh)


Mini Mental State Exam (MMSE) = 2 (baik)
Geriatric Depresion Scale

= 5 (kemungkinan depresi)

APGAR

= score 5 (menengah / sedang)

K. TINJAUAN SISTEM

Keadaan umum

: baik

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Tanda-tanda vital

: TD : 130/90 mmHg

nadi : 88x/menit

RR : 18x/menit

suhu : 36 C

TB : 150 cm

BB : 50 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk dada

: simetris

2. Sekresi dan batuk

: batuk dan sekresi tidak ada

Nyeriwaktubernafas

: tidak nyeri saat bernafas

3. Polanafas
a.

Frekuensi nafas

: 18x/menit

4. Bunyinafas
a.

Normal
Vasikuler di

: semua lapang paru

Bronchial di

: atas manubrium sternum

Bronchovesikuler di

: ICS 2 percabangan bronkus

5. Pergerakan dada
6. Tractilfremitis / fremitus vocal

: intercostal
: tidak meningkat dan tidak menurun

7. Alat bantu pernafasan

: tidak memakai alat bantu pernafasan

CARDIVASKULAR (B2 : BLEEDING)


1. Nadi
Frekuensi

: 88 x/menit ,kuat

2. Bunyi jantung

: normal

3. Letak jantung

: ictus cordis teraba pada ICS 5

4. Pembesaran jantung

: tidak ada pembesaran jantung

5. Nyeri dada

: tidak ada nyeri dada

6. Edema

: tidak ada edema

7. Clubbing finger

: tidak ada

PERSARAFAN (B3 : BRAIN)


Tingkat kesadaran
1. GCS
Total GCS

: kompos mentis
: E4 M6 V5
: 15

2. Reflex

: normal

3. Koordinasi gerak

: ya

4. Kejang

: tidak

PENGINDERAAN (persepsisensori)
1. Mata (penglihatan)
a. Bentuk

: normal

b. Visus

:-

c. Pupil

: isokor

d. Gerak bola mata

: normal, tidak menyempit

e. Medan penglihatan

: normal

f.

: klien tidak mengalami buta warna

Butawarna

g. Tekanan intra okuler

: tidak

2. Hidung (penciuman)
a.

Bentuk

: normal

b.

Gangguan penciuman

: tidak ada

3. Telinga (pendengaran)
a.

Aurikel

: normal dan simetris

b.

Membrab tympani

: agak keruh

c.

Otorrhoea

: tidak ada

d.

Gangguan pendengaran

: ya

e.

Tinnitus

: tidak

4. Perasa

: menurun

5. Peraba

: menurun

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)


Masalah kandung kemih

: tidak ada masalah

Produksi urine

: 500 ml/hari

Frekuensi

: >3 x/hari

Warna

: kuning

Bau

: khas amoniak

PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)


1. Mulut dan tenggorokan
a) Selaput lendir mulut

: lembab, tidak ada stomatitis

b) Lidah

: agak kotor

c) Kebersihan rongga mulut

: tidak berbau dan gigi bersih

d) Tenggorokan

: tidak sakit saat menelan

e) Abdomen

: kenyal

f) Pembesaran hepar

: tidak ada pembesaran hepar

g) Pembesaran lien

: tidak ada pembesaran lien

h) Asites

: tidak ada asites

2. Masalah usus besar dan rectum / anus


Bab

: 1 x/hari tidak ada masalah

Obat pencahar

: tidak mengkonsumsi obat pencahar

OTOT, TULANG DAN INTEGUMENT (B6 : BONE)


1. Otot dan tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM) : bebas
Kemampuan kekuatan otot
Fraktur

: tidak ada fraktur

Dislokasi

: tidak ada dislokasi

Hematom

: tidak ada hematom

2. Integument
Warna kulit

: kuning langsat

Akral

: hangat

Turgor

: tidak elastis

Tulang belakang

: kiposis

REPRODUKSI
Perempuan :
Payudara
Bentuk

: normal

Benjolan

: tidakada

Kelamin

Bentuk

: normal

Keputihan

: tidak ada keputihan

Siklus haid

: sudah menoupose

ENDOKRIN
1. Factor alergi

: tidak ada alergi

2. Kelainan endokrin

: tidak ada kelainan endokrin

PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya : klien kurang peka terhadap masalah
kesehatan

ANALISA DATA
NO
1

DATA
DS : klien mengatakan keinginan untuk

ETIOLOGI
Perubahan struktur

melakukan hubungan suami istri sudah

tubuh / fungsi

mulai berkurang sejak klien merasa


memasuki usia senja dan klien
mengatakan dalam 1 minggu klien dan
suaminya sangat jarang melakukan
hubungan suami istri.
DO : - umur klien 69 tahun
- TD : 130 / 90 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36C
- RR : 18 x/menit
- Klien sudah menoupose

PROBLEM
Disfungsi seksual

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1

Dx.
Kep.
1

Tujuan

Intervensi

Pasien dapat menerima 1.

Rasional

Lakukan pendekatan dan


1.

perubahan struktur tubuh

bina

terutama pada fungsi

percaya dengan pasien

seksual yang dialaminya 2.


Kriteria hasil:
Mengekspresikan
kenyamanan

hubungan

Bantu

kepercayaan diri

pasien

seiring

klien

mau

mengungkapkan masalah nya

untuk

mengekspresikan perubahan
2.
fungsi tubuh termasuk organ
seksual

Mengekspresikan

saling

Agar

dengan

Agar

pasien

lebih

bisa

menerima perubahan tersebut

bertambahnya usia.

3.

Berikan

pendidikan

kesehatan

tentang

penurunan fungsi seksual.

3.

Menambah pemahaman klien


tentang
yang

semua
di

alami

perubahan
nya

agar

penurunan fungsi seksual tidak


4.

Motivasi

klien

mengkonsumsi

untuk
4.
makanan

yang rendah lemak, rendah


kolestrol, dan berupa diet
vegetarian

menjadi beban pikiran


Makanan bergizi dianjurkan
untuk menjaga daya tahan
tubuh karena biasanya pada
lansia daya tahan tubuhnya
menurun

IMPLEMENTASI
No.
1

Dx. Kep.
Implementasi
1
1. melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit mengerti

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk melakukan

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan

hubungan suami istri berkurang

merasa percaya

DO : - umur klien 69 tahun

2.

membantu

pasien

untuk

mengekspresikan - TD : 130 / 90 mmHg

perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual - Nadi : 88 x/menit

seiring dengan bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka - RR : 18 x/menit


saat di bombing untuk mengekspresikan masalah - Klien sudah menoupose
nya
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang
penurunan fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya
4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan
yang rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa
diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan,
sayur

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)


PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA

Nama klien : Ny. S

tanggal : 28 maret 2012

Jenis kelamin : perempuan

umur : 69 tahun

Agama : islam

suku : dayak

Alamat : islam
Pewwancara : mahasiswa akper pemkab kotim

SKOR

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah kesalahan total

PERYANYAAN
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ini ?
Apa nama tempat ini ?
Dimana alamat anda ?
Kapan anda lahir ?
Berapa umur anda ?
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
Siapa presiden sebelumnya?
Siapa nama kecil ibu anda ?
15 - 6

Keterangan :

Kesalahan : 0-2 fungsi mental utuh


Kesalahan : 3-4 kerusakan intelektual ringan
Kesalahan : 5-7 kerusakan intelektual sedang
Kesalahan : 8-10 kerusakan intelektual berat

JAWABAN
28
Rabu
Rumah saya
camba
Tahun 43 an
lupa
SBY
Megawati
Tidak tahu
9
2

MINI MENTAL SKORE

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini ? (dd/mm/hh)
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapa no. Telp, bila tidak ada, no rumah / jalan ?
Berapakah usia anda ?
Kapan anda lahir ?
Siapa nama presiden sekarang ?
Siapa nama presiden sebelumnya ?
Siapa nama ibu mu sebelum menikah ?
15 6

JUMLAH KESALAHAN :
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 kesalahan : gangguan intelektual ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelektual sedang
8-10 kesalahan : gangguan intelektual berat

HASIL : 2 kesalahan, baik

BENAR

SALAH

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
5
Mar
31

Asuhan keperawatan pada Ny. A dengan


GANGGUAN AKTIVITAS (kelompok 4)
Tugas keperawatan gerontik
Asuhan keperawatan pada Ny. A dengan GANGGUAN
AKTIVITAS

Disusun oleh:
Dwi kirnawati
Juliansyah
Fauzi herawan
Sari dwi ratman

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR


Jalan batu berlian No.11, telp (0531) 22960/22940
SAMPIT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca
untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah
dari dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH GANGGUAN
AKTIVITAS. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang
positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.

Sampit, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BABI
PEMBAHASAN
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY
DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS
1.2

KONSEP DASAR PENYAKIT......................................................

DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................
2.2 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN
GANGGUAN AKTIVITAS
PENGKAJIAN......................................................................................
ANALISA DATA...................................................................................
RENCANA KEPERAWATAN...............................................................

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep dasar penyakit

a. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
b. Epidemologi/insiden kasus
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang
kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri.
Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko
tinggi terjadi gangguan mobilisasi adalah orang yang lanjut usia, post cedera dan post
trauma.
c.

Etiologi/penyebab
- Kelainan postur
- Gangguan perkembangan otot
- Kerusakan system saraf pusat
- Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
- Kekakuan otot

d. Factor predisposisi
- Pengobatan
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
- IMT diatas 75% sesuai dengan usia
- Kerusakan sensori persepsi
- Nyeri, tidak nyaman
- Intoleransi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood dan cemas
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup menetap, tidak fit
- Malnutrisi umum dan spesifik
- Kehilangan integrasi struktur tulang
- Keterbatasan lingkungan fisik dan social
- Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
- Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat
disesuaikan dengan umur
e.

Patofisiologi terjadinya penyakit


- Kaki tidak mampu menopang berat badan
- Perlu bantuan kursi roda untuk berpindah tempat
- Tangan belum mampu untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri

f.

- Tidak mampu melakukan kegiatan secara mandiri


Gejala klinis
tidak mampu bergerak secara mandiri

g. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur/bentuk tubuh
o Skoliosis
o Kiposis
o Lordosis
o Cara berjalan
c. Ekstremitas
o Kelemahan
o Gangguan sensorik
o Tonus otot
o Atropi
o Tremor
o Gerakan tak terkendali
o Kekuatan otot
o Kemampuan jalan
o Kemampuan duduk
o Kemampuan berdiri
o Nyeri sendi
o Kekakuan sendi
h. Pemeriksaan diagnostic
pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
i.

Prognosis
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh beresiko terjadi
gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan
kondisi kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya,
perkembangan pengaruh mobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan
dengan klien yang lebih muda.

j.

Therapy (tindakan penanganan)


- Fisiotheraphy
- Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan-miring kiri

2. Konsep dasar keperawatan

a. Pengkajian
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik
2. Tingkat kelelahan
a. Aktivitas yang membuat lelah
b. Riwayat sesak nafas
3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan
b. Tanda dan gejala
c. Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur bentuk tubuh
b. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul
1. Intoleransi aktivitas
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy
fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelemahan umum
b. Bedres yang lama (imobilisasi)
c. Motivasi yang kurang
d. Pembatasan pergerakan
e. Nyeri
2. Keletihan
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang
berlebihan secara terus-menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan mental
yang tidak dapat hilang dengan istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Menurunnya produksi metabolism
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
3. Gangguan mobilitas fisik
Definisi: kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan
secara mandiri.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Gangguan persepsi kognitif

b.
c.
d.
e.

Imobilisasi
Gangguan neuro muskuler
Kelemahan
Pasien dengan traksi

4. Deficit perawatan diri


Definisi: kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau
seluruh aktivitas sehari-hari seperti; makan, berpakaian dan mandi, dan lainlain.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Gangguan neuromuskuler
b. Menurunnya kekuatan otot
c. Menurunnya control otot dan koordinasi
d. Kerusakan persepsi kognitif
e. Depresi
f. Gangguan fisik

c.

Rencana keperawatan
1. Untuk diagnose keperawatan intoleransi aktivitas
Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital
o Kolaborasi dengan dokter
o Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional:
o
o
o
o
o
2.

Merencanakan intervensi dengan tepat


Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
Mempercepat proses penyembuhan
Untuk mengoptimalkan pergerakan

Untuk diagnose keperawatan keletihan


Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
o Kolaborasi dengan dokter dalam latihan aktivitas
o Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet

o Berikan pendidikan kesehatan


Rasional:
o
o
o
o
o
o
3.

Merencanakan intervensi dengan tepat


Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
Mempercepat proses penyembuhan
Diet adekuat dapat menambah energy untuk mencegah keletihan
Menambah pengetahuan pasien

Untuk diagnose keperawatan gangguan mobilitas fisik


Intervensi:
o Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
o Cegah pasien jatuh
o Lakukan latihan aktif maupun pasif
o Lakukan fisiotheraphy dada dan postural
o Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi
Rasional:
o
o
o
o
o

4.

Mencegah iritasi dan komplikasi


Mempertahankan keamanan pasien
Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur
Meningkatkan fungsi paru
Memaksimalkan mobilisasi

Untuk diagnose keperawatan deficit perawatan diri


Intervensi:
o Lakukan kajian kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama ADL
o Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL
o Jaga privasi dan keamanan pasien
o Lakukan latihan aktif dan pasif
o Monitor tanda vital, tekanan darah, sebelum dan sesudah ADL

Rasional:
o
o
o
o
o
d. Evaluasi

Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan


Perencanaan yang matang dalammelakukan kegiatan sehari-hari
Memberikan keamanan
Meningkatkan sirkulasi darah
Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas

Evaluasi asuhan keperawatan pada klien terganggu kesejajaran tubuh dan


mobilisasi berdasarkan criteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu:
- Klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstremitas atas
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan
perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi

LAPORAN KASUS

Tanggal Pengkajian: 28 Maret 2012

A. DATA BIOGRAFI
Nama
TTL
Jenis kelamin
Gol. Darah
Agama
Pendidikan
Status perkawinan
TB/BB
Penampilan
Ciri-ciri

: Ny. A
: Sampit, 13 juli 1949
: perempuan
:B
: islam
:: janda
: 145 cm, 43 kg
: rapi
: rambut kelabu, kulit keriput, gigi bersih, warna kulit pucat, agak
bungkuk
Alamat
: kelurahan ketapang, kecamatan mentawa baru ketapang, RT 04,
RW 05, kabupaten kotawaringin timur
Orang yang dekat
: Ny. K
Hubungan
: anak klien
Alamat/telpon : 0852459734xx

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Garis keturunan
: Perempuan

Tinggal serumah
: Garis hubungan

Meninggal
2. Riwayat keluarga
Klien adalah anak kedua dari sepuluh bersaudara. Suami klien meninggal
sepuluh tahun yang lalu. Dikeluarga klien tidak ada riwayat penyakit
menurun maupun menular berbahaya lainnya. Saat muda klien bekerja
sebagai petani dan suami klien bekerja sebagai tukang kayu. Kedua orang
tua klien bekerja sebagai petani. Sejak kecil hingga menikah klien hidup
serba kekurangan, tapi klien masih bisa membiayai anaknya sekolah. Saat
semua anak klien sudah bekerja dan menikah hidup klien mulai
berkecukupan, tetapi klien sering mengeluhkan nyeri sendi dan postur
tulang punggung klien mulai bungkuk dan klien agak susah saat berjalan.

Tapi klien masih bisa memenuhi kebutuhannya (makan) sendiri namun


saat berjalan ataupun mandi, klien selalu dibantu keluarganya karena klien
tidak kuat berdiri lama.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Saat ini klien sudah tidak bekerja, sebelumnya klien adalah seorang petani, dan jarak
tempat kerjanya dari rumah adalah 1km dan biasa ditempuh klien dengan jalan kaki. Saat
ini pendapatan klien bersumber dari uang yang diberikan anak-anaknya tiap bulan dan
semua kebutuhan klien terpenuhi.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Rumah klien terbuat dari kayu, jenis lantai rumah klien terbuat dari kayu dan kondisi
lantainya kering. Tidak terdapat tangga dirumah klien, penerangan yang tersedia cukup,
tempat tidur klien aman karena berada dibawah dan tidak terlalu tinggi. Alat dapur tertata
rapi. Terdapat sebuah WC dirumah klien namun tidak ada pegangan dan lantainya licin.
Lingkungan disekutar klien bersi dan tidak ada barang yang membahayakan. Klien
tinggal dengan satu orang anak, satu orang menantu, dan kedua cucunya (5 orang dalam
satu rumah), klien mendapatkan privasinya dirumah tersebut. Tetangga terdekat klien
adalah Tn. A yang tinggal disebelah rumah klien.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby/ minat klien adalah membuat kue kering. Klien tidak mengikuti kegiatan apapun
dank lien jarang melakukan liburan atau perjalanan kecuali perjalanan pulang kampong
tiap lebaran.
F. SISTEM PENDUKUNG
Rumah klien dekat dengan puskesmas, kurang lebih 500m. jarak antara rumah sakit
dengan rumah klien adalah 2km. Klien jarang mendapatkan pelayanan kesehatan dirumah
dan perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga adalah membantunya berjalan dan
mandi.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Klien selalu melaksanakan kebiasaan ritual sholat 5 waktu dirumah setiap harinya.
H. STATUS KESEHATAN
Sejak 5 tahun lalu hingga sekarang klien hanya sering mengeluh nyeri sendi dan
pinggang setiap sebelum tidur, klien juga merasa sering lemah bila terlalu lama berdiri
sehingga agak susah berjalan. Klien tidak memiliki keluhan lain selain hal tersebut.
1. Provocative/palliative
: nyeri sendi dan nyeri punggung
2. Quality/Quantity
: nyut-nyutan seperti membawa batu
3. Region
: di punggung dan seluruh persendian
4. Severity scale
:4
5. Timing
: setiap sebelum tidur
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : bila nyeri muncul klien hanya
menggosok bagian tubuh yang sakit dengan minyak urut dan klien tidak pernah

memeriksakan penyakit yang dideritanya ke dokter ataupun memeriksakan diri ketempat


pelayanan kesehatan lainnya.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, maupun factor
lingkungan.
Penyakit yang diderita klien adalah reumatik.
I.

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks kats klien adalah C, karena setiap klien mandi dan berpindah selalu di bantu
keluarga. Oksigenasi, cairan & elektrolit, nutrisi, istirahat & tidur, dan personal hygine
klien tercukupi. Tetapi aktivitas klien mengalami penurunan. Sejak 10 tahun semenjak
kematian suaminya pun kebutuhan seksual klien tidak pernah terpenuhi. Klien juga
jarang melakukan rekreasi karena agak susah berjalan.

J. PSIKOLOGI
Klien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara yang berusia 62 tahun, klien
menyukai semua bagian tubuhnya, klien ingin hidupnya tenang sampai akhir
hayatnya, klien merasa dirinya berharga karena seluruh keluarganya
menyayanginya. Emosi klien labil, klien gampang tersinggung. Klien dapat
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya. Mekanisme pertahanan diri
minimal.
Status mental
:
Tingkat kesadaran klien compos mentis, klien tidak mengalami dimensia,
orientasi dan bicara klien normal. Bahasa yang digunakan bahasa banjar. Klien
mampu membaca dan mampu berinteraksi dengan lawan bicaranya. Klien tidak
memiliki vertigo.
Short portable mental status questionnaire (SPMSQ) : 3
Mini mental state exam (MMSE)
:3
Geriatric depression scale
:4
APGAR
:7
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum klien baik, tingkat kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital ; TD:
140/100 mmHg, RR: 20x/menit, Nadi: 82x/menit, suhu: 35,4C, TB: 145cm, BB: 43kg.
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
Bentuk dada simetris, klien tidak ada batuk dan tidak mengeluarkan sputum, pola nafas
regular dengan frekuensi 20x/menit, bunyi nafas normal.
CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
Nadi regular dengan frekuensi 82x/menit, bunyi jantung normal, tidak ada pembersaran
jantung, tidak ada edema dan clubbing finger.
PERSARAFAN (B3: BRAIN)

Tingkat kesadaran klien composmentis, GCS 15 (e4v5m6), reflex normal, klien


mempunyai koordinasi gerak yang baik, tidak ada kejang.
PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)
Bentuk Mata klien normal, pupil isokor, gerak bola mata normal, medan penglihatan
menyempit, klien tidak mengalami buta warna dan peningkatan tekanan intra okuler.
Bentuk hidung klien normal dan tidak ada gangguan penciuman.
Bentuk telinga klien normal, aurikel normal, membrane tympani terang, tidak ada
otorrhoea, tidak ada tinnitus dan tidak ada gangguan pendengaran.
Indera perasa dan peraba klien normal.
PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Tidak ada masalah pada kandung kemih klien, produksi urine 700ml/hari, freuensi 56x/hari, warna kuning terang, bau khas amoniak.
PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
Selaput lendir mulut lembab, lidah klien hiperemik, rongga mulut klien tidak berbau,
tidak ada kesulitan maupun nyeri saat menelan, abdomen kenyal dan tidak ada benjolan,
tidak ada pemesaran hepar, lien, dan asites.
BAB 1x/hari, tidak ada masalah pada BAB, klien tidak menggunakan obat pencahar dan
lavemen.
OTOT, TULANG DAN INTEGUMEN (B6: BONE)
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas, tidak ada fraktur, tidak ada
dislokasi, dan tidak ada hematom.
Warna kulit pucat, akral dingin, turgor tidak elastic, tulang belakang klien kiposis.
REPRODUKSI
Bentuk payudara klien simetris, tidak ada benjolan, bentuk kelamin normal, tidak ada
keputihan, siklus haid 7hari.
ENDOKRIN
Tidak ada factor alergi dan kelainan endokrin pada klien.
PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui apa penyebab persendian dan punggungnya yang sering sakit,
klien tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya. Klien hanya tahu cara
menguranginya yaitu dengan menggunakan minyak urut.

ANALISA DATA
NO
1.

DATA
DS: saya sering merasa

ETIOLOGI
Kelemahan

PROBLEM
Gangguan mobilitas

nyeri punggung dan nyeri


sendi

fisik

DO:
-k/u lemah
-kesadaran compos mentis
-P: nyeri sendi dan punggung
-Q:
nyut-nyut
seperti
membawa batu
-R: di persendian dan
punggung
-S: 4
-T: setiap mau tidur
-klien tidak bisa berdiri lama
-berjalan ataupun mandi
dibantu keluarga
-TD: 140/100mmHg
-RR: 20x/menit
-N: 82x/menit
-S: 35,4C

PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik
DIAGNOSA MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Kep.
1

Tujuan
Setelah
dilakukan
1.
tindakan keperawatan,
diharapkan gangguan
mobilitas
fisik
2.
berkurang atau teratasi,
dengan criteria hasil:
- klien dapat melakukan
3.
aktivitas secara adekuat
- k/u baik
- tidak terjadi cidera
- klien meningkatkan
4.

Intervensi

Rasional

Pertahanan body aligment


1.
Mencegah
dan posisi yang nyaman
komplikasi

iritasi

dan

Cegah pasien jatuh


2. Mempertahankan keamanan
pasien
Lakukan latihan aktif
maupun pasif
3. Meningkatkan sirkulasi dan
mencegah kontraktur
Lakukan

fisiotheraphy
4. Meningkatkan fungsi paru

aktivitas sesuai batas dada dan postural


toleransi
5. Memaksimalkan mobilisasi
5.
Tingkatkan
aktivitas
sesuai batas toleransi
IMPLEMENTASI
No
.
1.

Dx.
Kep.
1

Implementasi

Evaluasi

1. mempertahanan body aligment dan posisi S: saya masih merasa lemah saat
yang nyaman
terlalu lama berdiri
Hasil: klien mempertahankan body aligment.
O:
2. mencegah pasien jatuh
-k/u lemah
Hasil: klien dibantu saat berpindah dan mandi -aktivitas klien meningkat
sehingga mencegah terjadinya jatuh
-tidak terjadi cidera
3. melakukan latihan aktif maupun pasif
A: masalah belum teratasi
Hasil: klien melakukan latihan aktif dengan
berjalan ditempat selama 1 menit
P: lanjutkan intervensi
4. meningkatkan aktivitas sesuai batas
toleransi
Hasil: klien mencoba mandi sendiri tetapi
masih dalam pengawasan

DAFTAR PUSTAKA
Stockslager Jaime L. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta. EGC

Tamher S, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba
Medika

Stanley Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
6
Mar
31

AKALAH ASUHAN KEPERAWATAN


PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
ELIMINASI (kelompok 3)
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI

DI SUSUN OLEH:

INKA FEBRYRIA PERTIWI


KARTA ADI WIBOWO
IRWANSYAH
ALFIANEDI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN


KOTAWARINGIN TIMUR
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Makalah
Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi Pada Lansia
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Gerontik. Selain itu
diharapkan makalah ini dapat membantu teman-teman yang lain dalam memahami
konsep eliminasi pada lansia khususnya.
Harapan

kami

mudah-mudahan

makalah

kami

ini

bermanfaat.

Kami

menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik pembaca sangat kami harapkan sebagai masukan perbaikan makalah kami
berikutnya.

Sampit, Maret 2012

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

I.

LATAR BELAKANG
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan
fungsi

normalnya

sehingga

tidak

dapat

bertahan

terhadap

infeksi

dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang


terus menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya
dialami pada semua makhluk hidup.
Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan
bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan
dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu
fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam
satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada
tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit, proses
tersebut tidak tertandingi.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung
sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan
jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit
demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem pencernaan.
Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik
maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan
yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses
penuaan

yang

normal,

seperti

berkurangnya

ketajaman

panca

menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi

indera,

merupakan

ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka masih harus
berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan
dengan orang-orang yang dicintai.

II.

TUJUAN PENULISAN
Setelah menyelesaikan tugas keperawatan gerontik diharapkan:
1.

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia.

2.

Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada lansia


dengan ganguan eliminasi.

3.

Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa tentang penanganan


pada lansia dengan gangguan eliminasi.

III.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia)
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi.

IV.

METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode

kepustakaan

dan

dikutip

dari

sumber-sumber

yang

dapat

dibuktikan

kebenarannya.

V.

SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini yaitu kata pengantar, daftar isi, bab I
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka. Bab
III penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar pustaka.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.

KOSEP DASAR ELIMINASI


Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolism tubuh baik
yang berupa urine maupun fekal (Tarwoto dan wartonah, 2010).
Eliminasi Urine
Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi
dari plasma darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk keginjal untuk
difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine, sebagian besar hasil filtrasi
akan diserap kembali ditubulus ginjal untuk dimanfaatkan tubuh.

Karakteristik urine normal:


a.

Volume berkisar 250-400ml yang dikeluarkan setiap kali berkemih.

b.

Warna normal kekungin-kunginan jernih. Pada dehidrasi warna


kuning gelap atau kuning coklat, sedangkan karena obat urine dapat
berwarna merah atau orange gelap.

c.

Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang aromatic yang


menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung amonik.

d.

pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0. Namun


demikian, pH dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin pada
vegetarian menjadi sedikit basa.

e.

Berat jenis 1.003-1.030.

f.

Komposiss air 93-97%.

g.

Osmolaritas (konsentrasi osmotic) 855-1.335 mOsm/liter

h.

Bakteri tidak ada.

Komposisi Urine
a.

Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam urat


serta urobilin.

b.

Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak, dan


asam amino.

c.

Ion-ion seperti natrium, klorida, kaliun dan magnesium

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi urine


1.

Diet dan intake


Jumlah dan tipe makanana mempengaruhi output urine, seperti protein
dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.

2.

Respon keinginan awal untuk berkemih


Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan yang mengabaikan respon
awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi
lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan dalam kandung kemih.
Masyarakat ini mempunyai kapasitas kamdung kemih yang lebih dari
normal.

3.

Gaya hidup

Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi


urine.

Tersedianya

fasilitas

toilet

atau

kamar

mandi

dapat

mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat


mempengaruhi tingkah laku.
4.

Stress psikologi
Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan
berkemih.

Hal

ini

karena

meningkatnya

sensitif

untuk

keinginan

berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.


5.

Tingkat aktivitas
Aktifitas

sangat

dibutuhkan

untuk

mempertahankan

tonus

otot.

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik


untuk tonus spingter internal dan eksternal.
6.

Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola
berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun
karena adanya tekanan dari fetus atau adanya

7.

Kondisi patologis
Saat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal ini
disebabkan oleh keinginan untuk minum sedikit.

Masalah-masalah eliminasi urine:


1.

Retensio urine. Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih


dan ketidakmampuan pada kandung kemih untuk mengosongkan
kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih adalah urine yang
terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml normalnya 250-400 ml.

2.

Inkontinensia

urine.

Ketidakmampuan

otot

sfingter

eksternal

sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua


jenis inkontinensia urina, yaitu, Inkontinensia stres adalah strea yang
terjadi pada saat tekanan intraabdomen meningkat. Inkontinensia
urgensi adalah inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin
berkemih, terjadi akibat ISK bagian bawah atau spasme kandung kemih.
3.

Enuresis. Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang


diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter eksterna .

Perubahan pola berkemih:


1.

Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan


yang meningkat, biasanya terjadi pada sistitis, stres, wanita hamil

2.

Urgensi. Perasaan segera ingin berkemih yang biasanya terjadi pada


anak karena kemampuan sfingter untuk mengontrol berkurang.

3.

Disuria: rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misal, ISK.

4.

Poliuri (diuresis): produksi urine melebihi normal tanpa peningkatan


intake cairan, misal pada pasien DM.

5.

Urinari suppression: keadaan ginjal tidak memproduksi urine secara


tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan oliguria (urine
berkisar 100-500ml/24jam).

Eliminasi fekal
Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran
pencernaan

merupakan

mempersiapkannya

saluran

untuk

yang

diserap

oleh

menerima
tubuh

makanan
dengan

dari

proses

luar

dan

penernaan

(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari
mulut sampai anus. Organ utama yang berperan dalam eliminasi fekal adla usus

besar. Usus besar memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan dan
elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan mukus yang akan
melindungi

dinding

usus

dari

trauma

oleh

feses

dan

aktivitas

bakteri,

mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan berkontraksi.


Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat
refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena
adanya feses dalam rectum.
Proses Eliminasi
1.

Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga menyebabkan sekresi


cairan

digestif

dan

peristaltik

lamban

sehingga

terjadi

penurunan

kemampuan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.


2.

Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan kadangkadang tak
cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul konstipasi.. konstipasi dapat
juga terjadi karena tidak mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang
melakukan latihan fisik.

3.

Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari penurunan


respon terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar dan haus, perubahan
pada gigi (karena sakit/trauma) sehingga sulit untuk mengunyah.

4.

Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan kesulitan untuk


mengunyah/menelan.

5.
6.

Kadang lupa dalam konsumsi makanan.


Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan penyerapan
vitamin-vitamin tertentu yang larut dalam lemak (A, D, E, K).

7.

Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak biasanya


akibat makanan yang kurang bisa dicernakan akibat :

a)
b)

Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.


Menurunnya toleransi terhadap makanan berlemak.

8.

Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya


nafsu makan akibat gigi sudah lepas.

Masalah-masalah umum pada eliminasi Fekal


1.

Konstipasi: gangguan eliminasi yang mengakibatkan adanya feses yang


keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh po\la defekasi yang
tidak teratur, penggunaan laksatif dalam jangka waku yang lama, stress
fsikologis, obat-obatan, kuang aktifitas dan usia.

2.

Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang diakibatkan
oleh retensi dan akumulasi material yang berkepanjangan. Biasanya
disebabkan oleh konstipasi.

3.

Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air besar akibat
cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai
waktu cukup untuk menyerap air. Diare disebabkan oleh stress fisik, obatobatan,alergi dan lain-lain.

4.

Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol


pengeluaaran feses dan gas yang melalui spingter anus akibat kerusakan
fungsi spingter / persarafan didaerah anus. Penyebabnya karena penyakit
neoromuskular, atau tumor spingter anus eksternal.

5.

Kembung : platus yang berlebihan didaerah intestinal, sehingga


menyebabkan

distensi intestinal, dapat

disebakan

karena konstipasi,

mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek


anestesi.
6.

Hemoroit : kelebran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan


tekanan

darah

tersebut.

Penyebabnya

adalah,

konstipasi

peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas.

kronis,

II.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

1.

Gerontologi
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu

gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik. Gerontologi berasal dari kata


Geros : lanjut usia dan Logos : ilmu. Jadi Gerontologi adalah ilmu yang
mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkut lanjut usia.
Gerontologi Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987) Cabang
ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada
lanjut usia (Miller, 1990).

2.

Geriatri
Geriatri

berasal

dari

kata

Geros

Lanjut

usia

dan

Eatrie

kesehatan/medikal.

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut


usia

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif


maupun terapeutis bagi klien lanjut usia.

Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat
akibatnya pada tubuh manusia. Dengan demikian jelaslah bahwa objek dari
geriatri adalah manusia lanjut usia.

Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan


penyakit dan kekurangan-kekurangannya pada lanjut usia.

Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada masalah


kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black & Matassari
Jacob, 1997).

3.

Geriatric Nursing :
a.

Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua


(Kozier, 1987).

b.

Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan peranya pada


tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia/lansia
secara komprehensif. Oleh karena itu, perawatan lansia yang menderita
penyakit (geriatric nursing) dan dirawat di rumah sakit merupakan bagian
dari Gerontic nursing.

4.

Proses Menua
Menua

(menjadi

tua)

adalah

suatu

proses

menghilangnya

secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan


mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994).
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara
alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya,
adakalanya

orang

belum

tergolong

lanjut

usia

(masih

muda)

tetapi

kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi).


Menurut

undang-undang

no.

tahun

1960

tentang

pokok-pokok

kesehatan pasdal 8 ayat 2, berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat,


kelemahan dan lanjut usia. Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia
dianggap

sebagai

semacam

penyakit.

Hal

ini

tidak

benar. Gerontologi

berpendapat lain, sebab lanjut usia bukan suatu penyakit melainkan suatu
masa/tahap hidup manusia, yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut
usia.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam tubuh maupun
dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai

penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah
mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sampai saat ini banyak sekali teori
yang menerangkan proses menua, mulai dari teori degeneratif yang didasari
oleh habisnya daya cadangan vital, teori terjadinya atrofi, yaitu : teori yang
mengatakan bahwa proses menua adalah proses evolusi dan teori imunologik,
yaitu : teori adanya produk sampah/waste products dari tubuh sendiri yang
makin

bertumpuk.

Tetapi

seperti

diketahui

lanjut

usia

akan

selalu

bergendengan dengan perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang penting


untuk diketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghambat/memperlambat
kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.

5.

Teori-Teori Proses Menua


a.

b.

Secara individual
1.

Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.

2.

Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.

3.

Tidak ada satu factor pun ditemukan untuk mencegah proses menua.

Teori-teori biologi
1.

Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory)


Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk spesiesspesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari
sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).

2.

Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan selsel tubuh lelah (terpakai).

3.

Pengumpulan dari pigmen/lemak dalam tubuh yang disebut teori


akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine
di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia
yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendiri.

4.

Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

5.

Tidak ada perlindungan terhadap : radiasi, penyakit dan kekurangan


gizi.

6.

Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory) Didalam proses


metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar
timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah
kelainan autoimun. (Menurut Goldteris & Brocklehurst, 1989).

c.

Teori immunologik slow virus (Immunology slow virus theory)


Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

d.

Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.

e.

Teori radikal bebas


Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini meyebabkan selsel tidak dapat
regenerasi.

f.

Teori rantai silang

Sel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,


khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.
g.

Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapakan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.

6.

Teori Kejiwaan Sosial


a)

Aktivitas atau kegiatan (Activity Taheory)

Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan


secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia.

Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar


tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.

b)

Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)


Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan

yang

terjadi

pada

seseorang

yang

lanjut

usia

sangat

dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.


c)

Teori Pembebasan (Disengagement Theory)


Putusnya

pergaulan/hubungan

dengan

masyarakat

dan

kemunduran

individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh
Cumming

and

Henry

1961.

teori

ini

menyatakan

bahwa

dengan

bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan

diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda
(Triple loos), yakni:
1.

Kerhilangan peran (Loss of Role)

2.

Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation


Ships)

3.

Berkurangnya komitmen (Redused commitmen to social Mores and


Values).

7.

8.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan


a.

Hereditas : Keturunan/genetik

b.

Nutrisi : Makanan

c.

Status kesehatan

d.

Pengalaman hidup

e.

Lingkungan

f.

Stress

Batasan-Batasan Lanjut Usia


Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara
memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan
umur.
Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :

a)

Usia pertenggahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.

b)

Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 70 tahun

c)

Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.

d)

Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

Menurut Dra. Ny. Jos masdani (Psikolog UI)


Mengatakan : lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan
dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a)

Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahun

b)

Fase verilitas, antara 40 dan 50 tahun

c)

Fase praesenium, antara 55 dan 65 tahun

d)

Fase senium, antara 65 hingga tutup usia.

9.

Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia


Perubahan-perubahan fisik
Sel
1.

Lebih sedikit jumlahnya

2.

Lebih besar ukurannya.

3.

Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.

4.

Menurunnya proporsi protein diotak, otot, ginjal, darah dan hati.

5.

Jumlah sel otak menurun.

6.

Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

7.

Otak menjadi atrofis beratny berkurang 5-10 %.

Sistem persyarafan
1.

Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).

2.
3.

Cepatnya menurun hubungan persarafan.


Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress.

4.
5.

Mengecilnya saraf panca indera.


Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf
pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.

6.

Kurang sensitif terhadap sentuhan.

Sistem pendengaran
1.

Presbiakus (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya)


pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara/nada-nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi
pada usia di atas umur 65 tahun.

2.

Membran tympany menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

3.

Terjadinya penggumpalan serumen dapat mengeras karena meningkatnya


keratin. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.

Sistem penglihatan
1.

Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

2.

Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

3.

Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas


menyebabkan gangguan penglihatan.

4.

Meningkatnya

ambang

pengamatan

sinar, daya

adaptasi

terhadap

kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.


5.

Hilangnya daya akomodasi.

6.

Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya.

7.

Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

Sistem kardiovaskuler
1.

Elastisitas, dinding aorta menurun.

2.

Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

3.

Kemempuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah


berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.

4.

Kehilangan elastisitas pembuluh darah; kurangnya efektivitas pembuluh


darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk
ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
(mengakibatkan pusing mendadak).

5.

Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari


pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg. Diastolis normal 90
mmHg.

Sistem pengaturan temperatur tubuh


Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat,
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain :
1.

Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35C ini akibat


metabolisme yang menurun.

2.

Keterbatasan refleks menggigl dan tidak dapat memproduksi panas yang


banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

Sistem respirasi
1.

Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

2.

Menurunnya aktivitas dari silia.

3.

Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik


nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun.

4.

Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.

5.

O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg

6.

CO2 pada arteri tidak berganti

7.

Kemampuan untuk batuk berkurang.

8.

Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan


menurun seiring dengan pertambahan usia.

Sistem gastrointestinal
1.

Kehilangan gigi, penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa


terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.

2.

Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap
di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.

3.

Esofagus melebar.

4.

Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung


menurun, waktu mengosongkan menurun.

5.

Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

6.

Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu)

7.

Liver (hati), makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,


berkurangnya aliran darah.

Sistem reproduksi
1.

Menciutnya ovari dan uterus.

2.

Atrofi payudara.

3.

Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun


adanya penurunan secara berangsur-angsur.

4.

Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi


kesehatan baik), yaitu :
1.

Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.

2.

Hubungan

seksual

secara

teratur

membantu

mempertahankan

kemampuan seksual.
3.
4.

Tidak perlucemas karena merupakan perubahan alami.


Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
berkurang,

reaksi

sifatnya

menjadi

alkali

dan

terjadi

perubahan-

perubahan warna.

Sistem genitourinaria
1.

Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin
darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan
nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, fungsi
tubulus berkurang akibatnya: kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin,
berat jenis urin menurun, proteinuria (biasanya + 1); BUN (blood urea
nitrogen) meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat.

2.

Vesika urinaria (kandung kemih) : otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya


menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni
meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

3.

Pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun.

4.

Atrofi vulva

5.

Vagina

Orang-orang

yang

makin

menua,

sexual

intercourse

masih

juga

membutuhkannya. Tidak ada batasan umur tertentu untuk fungsi sexual


seseorang berhenti. Frekuensi sexual intercourse cenderung menurun secara

bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan
terus sampai tua.

Sistem endokrin
1.

Produksi dari hampir semua hormon menurun

2.

Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

3.

Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di


dalam pembuluh darah: berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan
LH.

4.

Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (basal metababolic rate)


dan menurunnya daya pertukaran zat.

5.

Menurunnya produksi aldosteron.

6.

Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen


dan testeron.

Sistem kulit (integumentary system)


1.

Kulit mengerut/keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2.

Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi


serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).

3.

Menurunnya respon terhadap trauma.

4.

Mekanisme proteksi kulit menurun :


a.

Produksi serum menurun

b.

Penurunan produksi VTD.

c.

Gangguan pigmentasi kulit

5.

Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

6.

Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

7.

Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.

8.

Pertumbuhan kuku lebih lambar

9.

Kuku jari lebih menjadi keras dan rapuh.

10.

Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

11.

Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.

12.

Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

Sistem muskuloskeletal (musculosceletal system)


1.

Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.

2.

Kifosis

3.

Pinggang, lutu dan jari-jari pergelangan terbatas.

4.

Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).

5.

Persendian membesar dan menjadi kaku.

6.

Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.

7.

Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot


mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan
menjadi tremor.

8.

Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

III.

ASUHAN KEPERAWATAN\
Asuhan keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang

mengarahkan

perawat

dalam

memberikan

asuhan.

Pengkajian

merupakan

langkah pertama dalam proses ini yaitu meliputi pengumpulan dan analisa data
dan

menghasilkan diagnosa keperawatan. Pengkajian yang berfokus pada

keperawatan sangat penting untuk menetukan diagnosa keperawatan yang dapat


menentukan intervensi dan implementasi keperawatan.

1.

Pengkajian
a.

Eliminasi urine
1.

Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik amonia.


Pada

overhidrasi

hampir

tidak

berwarna.

Pada

dehidrasi

orange-

kecoklatan.
2.

Jumlah urine bervariasi tergantung intake. Normal 1 x BAK 250-400 ml.

3.

Distensi kandung kemih inkontinensia (tidak dapat menahan BAK)

4.

Frekuensi BAK, tekanan dan desakan.

5.

Kondisi-kondisi tertentu misalnya :


a)

Disuria, keadaan nyeri waktu BAK.

b)

Nokturia, keadaan BAK sering pada malam hari.

c)

Enurisis, keadaan sadar BAK (umumnya pada anakanak).

d)

Polyurie, peningkatan jumlah BAK baik frekuensi maupun volume.

e)

Oliguri, penurunan jumlah BAK frekuensi/jumlahnya.

f)

Anuri, produksi urine <100 /hari.

g)

Retensio, ketidakmampuan mengosongkan bladder, misalnya :


karena obstruksi saluran urethra.

b.

2.

Eliminasi bowel
1.

Status gizi

2.

Pemasukan diit

3.

Anorexia, tidak dicerna, mual dan muntah.

4.

Mengunyah dan menelan.

5.

Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut

6.

Auskultasi bising usus.

7.

Palpasi apakah perut kembung, fecal.

8.

Konstipasi, sudah berapa hari tidak BAB.

9.

Keadaan diare.

Intervensi
a.

Eliminasi Urine
1.

Cukupkan cairan masuk 2000-3000 ml/hari.

2.

Cegah terjadinya inkontinensia :


a)

Jelaskan dan dorong klien untuk BAK tiap 2 jam.

b.

3.

b)

Pertahankan penerangan dikamar mandi untuk mencegah jatuh.

c)

Observasi jumlah urin

d)

Batasi cairan terutama waktu menjelang tidur.

Eliminasi Bowel
1.

Berikan sikap fowler waktu makan

2.

Pertahankan keasaman lambung.

3.

Berikan makanan yang tidak membentuk gas

4.

Cukup cairan

Untuk mencegah sembelit/konstipasi.


a.

Awasi kecukupan cairan dalam diit.

b.

Dorong untuk melakukan aktivitas

c.

Fasilitasi gerak usus dalam mencerna.

d.

Berikan kebebasan dan gerak posisi tubuh normal

e.

Berikan kecukupan konsumsi serat.

f.

Ajarkan latihan kegel.

g.

Ajarkan latihan perut.

h.

Atur waktu makan dan minum.

i.

Atur jumlah makan dan minum.

j.

Berikan laxatif jika perlu.

BAB III
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

I.

Data Biografi
Nama

: Ny. S

Umur

: 74 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Status perkawinan

: Janda

TB/BB

: 149 cm / 37 kg

Penampilan

:
rambut

Rapi,bersih,wangi,berpakaian

beruban, menggunakan jilbab, sedikit

bungkuk.
Alamat
Orang yang dekat

II.

: Jl. SukaBumi Barat No. 007


: Ny. Ati

Hubungan

: Anak klien

Alamat

: Sda

RIWAYAT KEPERAWATAN

sesuai,

1.

GENOGRAM

Keterangan:

perempuan

garis

perkawinan
: laki-laki

satu rumah

------

: tinggal dalam

: garis keturunan

2.

: meninggal dunia

Riwayat Keluarga
Klien adalah anak ke-4 dari lima bersaudara, klien dulunya berasal dari
keluarga petani. Ayah dan ibu klien sudah meninggal. Suami klien sudah
meninggal sejak klien berumur 51 tahun. Sekarang klien tinggal ikut anaknya.
Dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit stroke yaitu kakak
pertamanya dan sudah meninggal. Dalam lingkungan keluarga klien tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti TBparu.

III. RIWAYAT PEKERJAAN


Pekerjaan saat ini

: tidak bekerja

Alamat pekerjaan

:-

Jarak dari rumah

:-

Transportasi

:-

Pekerjaan sebelumnya

: Pedagang sayur yang digendong di bahu

Jarak dari rumah

: 10 km

Transportasi

: Jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : kebutuhan


klien dipenuhi oleh anak-anaknya.

IV. RIWAYAT LINGKUNGAN


Jenis lantai rumah
Kondisi lantai

: porselen
: kering

Tangga rumah

: tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: tanpa ranjang

Alat dapur

: tertata rapi

WC

: ada dikamar, 3 meter dari tempat tidur

Kebersihan lingkungan
mebahayakan klien

: lingkungan bersih, tidak ada barang yang dapat

Jumlah yang tinggal dalam satu rumah


Derajat privasi

: baik

Tetangga terdekat

:Mbah Saras

Alamat

V.

: 5 (lima) orang

: Jl. Suka- Bumi Barat No. 008

RIWAYAT REKREASI
Hobi/minat
Keanggotaan organisasi
Liburan/perjalanan

: Klien hobby menyulam, bernyanyi


: anggota posyandu lansia Kamboja
: Klien sering diajak anaknya jalan-jalan ke
taman kota.

VI. SISTEM PENDUKUNG


Perawat/Bidan/Dokter

: Mantri Sri

Jarak dari rumah

: 1 km

RS

: RSU DR. Murjani Sampit, 4 km dari rumah


klien

Klinik

: Puskesmas Baamang 1, 1 km dari rumah


klien

Makanan yang dihantarkan

:-

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada karena klien


masihdapat melakukan aktivitas madiri.

VII.

DESKRIPSI KEKHUSUSAN

Kebiasaan ritual

VIII.

: Klien selalu melaksanakan sholat lima waktu


berjamaah di mushola Al-Anshor dekat rumah
klien, dan sering mendengarkan ceraham dari TV.

STATUS KESEHATAN

Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :sering pegal-pegal dan
kesemutan pada ektremitas, dan hipertensi
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : Klien pernah mederita
sakit stroke dan di opname di RSUD Sragen, Jawa tengah selama 2 minggu
Keluhan utama

: 3 hari sekali baru BAB, perut terasa penuh

:-

:-

:-

:-

:-

Obat-obatan

: Ottopan (paracetamol) 500 mg 3x1

Alergi

: klien tidak ada alergi

Obat-obatan

:-

Makanan

:-

Faktor lingkungan

:-

Penyakit yang diderita

: Hipertensi dan rematik

IX. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks katz

: Katz A

Oksigenasi

: Klien bernapas dengan hidung, RR : 20x/m

Cairan/elektrolit

Nutrisi

: Klien makan 2x sehari, klien makan nasi dan


lauk, klien tidak suka makan sayur, klien minum
air putih 3 gelas sehari ( 750 ml),

Eliminasi

: 3 hari sekali baru BAB, perut dintesi, bising


usus 3x/m, BAK

Aktivitas

: semua aktivitas klien sehari-hari dapat


dikerjakan secara mandiri

Istirahat&tidur

: Klien tidak terbiasa tidur siang. Jika malam


hari klien mulai tidur pukul 22.00 sampai 04.00
pagi. Pada saat tidur klien sering terbangun.

Personal hygiene

: Klien mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali,


berganti pakaian setiap hari

Seksual

: Klien sudah menopause sejak berumum 51

tahun, dan sudah tidak memiliki pasangan, sejak menopause klien sudah tidak
ada keinginan untuk berhubungan dengan dengan lawan jenis.

X.

PSIKOLOGI KOGNITIF PERSEPTUAL


Konsep diri

: baik

Emosi

: stabil

Adaptasi mekanisme pertahan diri : baik


Status mental :

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Afasia

: tidak ada

Dimensia

: ada

Orientasi

: baik

Bicara

: normal dan lancar

Bahasa yang digunakan

: bahasa banjar dan bahasa indonesia

Kemampuan membaca

: klien bisa membaca

Kemampuan interaksi

: klien mampu berinteraksi dengan baik dan

sesuai

Vertigo

: ada

SPSMQ

: skor 2 = fungsi mental utuh

MMSE

: skor 2 = baik

GDS

: skor 4 = tidak ada depresi

APGAR

: skor 10 = rendah

XI. TINJAUAN SISTEM


Keadaan umum

: baik

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Tanda-tanda vital

: TD: 190/100 mmHg, Nadi: 74x/m, RR:

20x/m,
Suhu : 36,5 C, TB : 149 cm, BB, 37 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
B1/pernapasan

Bentuk dada

: simetris

Sekeresi dan batuk

: tidak ada batuk

Pola napas

: RR: 20x/m, reguler

Bunyi napas

: vesikuler

Pergerakan dada

: normal

Tractil fremitis

: tidak ada

Alat bantu pernapasan

: klien tidak menggunakan alat bantu

pernapasan

B2/Kardiovaskuler

Nadi

: 74x/m, reguler dan kuat

Bunyi janting

: normal

Letak jantung

: ictus cordis teraba pada interkosta ke-lima

kira-kira
satu jari medial dari garis midclviucla

Pembesaran jantung

: ada

Nyeri dada

: tidak ada

Oedeme

: tidak ada

Clubbing finger

: tidak ada

B3/ persarafan
Tingkat kesadaran

: compos mentis

GCS

: 15, eye: 4, verbal:5, motorik: 6

Reflek

: normal

Koordinasi gerak

: Klien mampu mengkoordinasikan gerak

Kejang

: tidak ada

Penginderaan (persepsi sensori)

1.

Mata

Bentuk

: normal

Visus

:-

Pupil

: isokor

Gerak bola mata

: menyempit

Medan penglihatan

: menyempit

Buta warna

Tekanan Intra Okuler : tidak

2.

: tidak ada

Hidung

Bentuk

: normal

Gagguan penciuman

: tidak ada

3.

Telinga

Aurikel

: normal

Membaran timpani

: keruh

Ottorhochea

: tidak ada

Gangguan pendengaran: ada

Tinitus

: ada

4.

Perasa

: normal

5.

Peraba

: normal

B4/perkemihan

Masalah kandung kemih : Tidak terjadi nyeri saat BAK, tidak ada distensi
suprapubik , BAK lancar , tidak terjadi infeksi, tidak terjadi terjadi
inkontinensia urine.

Produksi urin

: volume BAK 400 ml / hari

Frekuensi BAK

Warna

: kuning

Bau

:amoniak

: 3 4 x/hari

B5/eliminasi alvi
1.

2.

Mulut dan tenggorokan

Mulut

: mukosa lembab

Lidah

: normal

Kebersihan rongga muluat : tidak berbau, gigi bersih, tidak ompong,

Tengorokan

: tidak ada keluhan

Abdomen

: dintensi

Pembesaran hepar

: tidak ada

Pembesaran lien

: tidak ada

Asites
Masalah usus dan rektum

: tidak ada

BAB

: 3 hari sekali baru BAB, perut terasa penuh

Obat pencahar

Lavamen

B6/Otot/tulang/integumen
1.

Otot-tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai : bebas


Kemampuan kekuatan otot :

2.

Fraktur

: tidak ada

Dislokasi

: tidak ada

Hematoma

: tidak ada

Integumen

Warna kulit

Turgor

Tulang belakang

: sawo matang
: tidak elastis
: kiposis

REPRODUKSI
Payudara

Bentuk

: simetris

Benjolan

: tidak ada

Kelamin

Bentuk

: normal

Keputihan

: tidak ada

Siklus haid

: klien sudah menopause

ENDOKRIN

Faktor alergi

: tidak ada

Manifestasi

:-

Cara mengatasi

:-

Kelainan endokrin

: tidak ada

PENGETAHUAN KLIEN TENTANG KESEHATAN DIRINYA


Klien tahu bahwa dirinya sakit hipertensi dan rematik, tapi klien menganggap
sakitnya itu adalah sakit orang sudah tua.

ANALISA DATA
No

Data

Penyebab

Masalah

DS :
1.

Klien mengatakan 2 hari ini tidak


bias BAB.

2.

Klien

Pemenuhan

Gangguan Bowel

kebutuhan gizi

Eliminasi ( BAB )

tidak seimbang.
mengatakan

tidak

suka

makan sayur dan hanya minum air


putih sebanyak 3 gelas.

DO :
1.

Klien

hanya

makan

nasi

dan

sedikit sayur mayur.


2.

Bising usus 3 x /menit

3.

Perkusi abdomen hypertimpani.

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx. Kep.
Gangguan

Tujuan
Setelah dilakukan

Intervensi
1. Kaji pengetahuan klien1.

Bowel

Intervensi

mengenai pemahaman

tingkat pengetahuan

Eliminasi

keperawatan dalam

tentang nutrisi.

klien tentang nutrisinya.

( BAB ) b.d

waktu 2 X 24 jam

Pemenuhan

klien dapat BAB

kebutuhan

secara normal.

gizi tidak

Kriteria hasil :

2.

Anjurkan klien makan 2.


sayur dan buah.

Rasional
Untuk mengetahui

Sayur dan buah


merupakan makanan
yang yang tinggi serat

seimbang. 1. Klien mendapatkan

sehingga dapat

nutrisi yang cukup

membantu melancarnak

dengan gizi yang

n pencernaan.

seimbang.
2. Klien dapat BAB

3.

3. klien untuk

dengan lancer
maksimal dalam

meningkatkan intake

waktu 2 X 24 jam .

cairan 1500 cc yang

Untuk membantu
melunakan feses.

dipenuhi secara
bertahap.

4. Anjurkan klien untuk 4.


makan makanan yang

Untuk mengurasi
kembung/ distensi.

tidak bergas.

5. Lakukan auskultasi
bising usus.

5.

Untuk mengetahui
keefektifan rencana
sebelumnya.

IMPLEMENTASI
No
.
1.
1.

Dx.
Kep.
1

Implementasi
1. Mengkaji pengetahuan klien mengenai

Evaluasi
S: Saya sudah dapat BAB dengan

pemahaman tentang nutrisi. Hasil: yang saya

lancar, minum sebanyak 5 gelas /

tahu saya harus makan makanan yang sedikit

hari, mau mencoba mengkonsumsi

garam agar tensi saya tidak naik.

sayuran dan buah- buahan.

2. Menganjurkan klien makan sayur dan buah.


Hasil: saya akan mencoba makan sayur
3. Menganjurkan klien untuk meningkatkan

O:
Bising usus 10x / menit.
Makan dengan lauk pauk dan

sayuran.
intake cairan 1500 cc yang dipenuhi secara Perkusi abdomen tympani.
bertahap. Hasil: nanti saya akan mencoba
minum yang banyak.

A:Masalah teratasi

4. Menganjurkan klien untuk makan makanan

P: Hentikan intervensi

yang tidak bergas. Hasil: saya akan


mengurangi makan singkong
5. Melakukan auskultasi bising usus. Hasil:
bising usus 5x/m

BAB III
PENUTUP

I.

KESIMPULAN
Pada

lansia

sistem

gastrointestinal

mengalami

perubahan

seperti

kehilangan gigi, indra pengecap yang mengalami penurunan fungsi, rasa lapar
yang menurun, peristaltic yang menurun dan lain-lain. Sehingga pada lansia pola
eliminasi urine dan fekal mengalami perubahan dimana perawat harus mampu
membantu lansia dalam menghadapi perubahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Asfawan. M, Dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Lanjut Usia).
Jakarta : PT Mediyatama Sarana Prakarsa
Lueckenofte, 1998. Pedoman Praktis Pengkajian Gerontologi Edisi 2. Jakarta:
EGC
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC

Watson, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC


Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
7
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA PASIEN LANSIA DENGAN
MASALAH PEMENUHAN
KEBUTUHAN KESELAMATAN DAN
KEAMANAN (kelompok 2)
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK
PADAPASIENLANSIADENGAN
MASALAHPEMENUHANKEBUTUHAN
KESELAMATANDANKEAMANAN

DisusunOleh:
KELOMPOK2
1.DediDarmaPutra
2.EdiTaufikurahman
3.KikiApriliyanti
4.NoviaYesiana

AKADEMIKEPERAWATAN
PEMERINTAHKABUPATENKOTAWARINGINTIMUR
Jl.BatuBerlianNo.11Telp(0531)22960
2012

KATAPENGANTAR

PujisyukurkepadaTuhanYangMahaEsakarenaberkattaufikdanhidayah
Nya,makalahinidapatdiselesaikan.Makalahinimerupakanmakalahpengetahuanbagi
mahasiswa/IakperpemkabkotimmaupunparapembacauntukbidangIlmuPengetahuan.
Makalahinisendiridibuatgunamemenuhisalahsatutugaskuliah daridosen
matakuliahKeperawatanGerontikdenganjudulStandarASUHANKEPERAWATAN
GERONTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN MASALAH PEMENUHAN
KEBUTUHANKESELAMATANDANKEAMANAN.Dalampenulisanmakalahini
penulisberusahamenyajikanbahasayangsederhanadanmudahdimengertiolehpara
pembaca.Penulismenyadaribahwamakalahinijauhdarisempurnadanmasihbanyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangundarirekanrekanpembacauntukpenyempurnaanmakalahini.
Penulisjugamengucapkanbanyakterimakasihkepadarekanrekanyangtelah
membantudalampenyelesaianmakalahini.
Akhirkata,semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadakitasemua.
Amin.

Sampit,Maret2012

DAFTARISI

KATA
PENGANTAR .................................................................................................................
i

DAFTAR
ISI...............................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................
PENDAHULUAN
A.

LATAR
BELAKANG...............................................................................................1

B.
TUJUAN
PENULISAN............................................................................................2
C.
RUMUSAN
MASALAH...........................................................................................2
D.

METODE
PENULISAN............................................................................................2

E.
SISTEMATIKA
PENULISAN..................................................................................2
BABIIPEMBAHASAN
A. PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
KEAMANAN....3
B.
KESELAMATAN

KEAMANAN...................................................................4

DAN

BAB III.............................................................................................................................
PENUTUP
A.

KESIMPULAN...................................................................................................
......39

B.
SARAN...............................................................................................................
.......39
DAFTARPUSTAKA

BABI
PENDAHULUAN

A.LATARBELAKANG
Seiringdenganmeningkatnyakualitaspelayanankesehatandinegaramajudan
negara berkembang, maka bertambahlah usia harapan hidup penduduk negara
tersebut.Haliniberarti,akanbertambahnyapopulasipenduduklanjutusia(lansia).
DiIndonesiadanbeberapanegaraberkembanglainnyaseseorangdikelompokkanke
dalamgolonganlansiajikaumurkronologisnyasudah60tahun(Kane,1994).
Penyakitpadausialanjutdengangejalakhasyaitumultipatologi(lebihdarisatu
penyakit),kemampuanfisiologistubuhyangsudahmenurun,tampilangejalayang
tidakkhas/menyimpang,danpenurunanstatusfungsional(kemampuankreraktivitas).
Penyakitpenyakit yang ditemukan pada pasien geriatri umumnya adalah penyakit
degeneratifkronik(Kane,1994).
Setiaporangpastiinginmemilikimasatuayangbahagiatetapikeinginantidaklah
selaludapatmenjadinyata.Padakehidupannyata,banyaksekalilansialansiayang
menjadidepresi,stress,danberpenyakitan.Banyakkitatemukanlansiayangdikirim
ke panti jompo dan tidak terurus oleh keluarga, ada lansia yang diasingkan dari
kehidupananakcucunyameskipunhidupdalamlingkunganyangsama,adalansia
yang masih harus bekerja keras meskipun sudah tua, dan masih banyak halhal
lainnyayangmenjadipenyebab(Lueckenotte,2000;Hall&Hassett,2002).
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan
palingbesaruntukmemberikanpelayanan/asuhankeperawatanyangkomprehensif
dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya
dalampemenuhankebutuhankeselamatandankeamanan.

B.TUJUANPENULISAN

Untuk mengidentifikasi pemahaman perawat terhadap pemenuhan kebutuhan


keselamatandankeamananklienpadapasienlansia.

C.RUMUSANMASALAH
Berdasarkanlatarbelakangdiatas,makarumusanmasalahdalammakalahini
adalahbagaimanaasuhankeperawatanpadalansia(LanjutUsia)denganpemenuhan
kebutuhankeselamatandankeamanan.

D.METODEPENULISAN
Metodeyangdigunakandalampenulisanmakalahiniyaitumetodekepustakaan
dandikutipdarisumbersumberyangdapatdibuktikankebenarannya.

E.SISTEMATIKAPENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
PendahuluanyangterdiridariLatarBelakang,RumusanMasalah,TujuanPenulisan,
MetodePenulisan,danSistematikaPenulisan.BabIIPembahasan.BabIIIPenutup
yangterdiridariKesimpulandanSaran.DaftarPustaka.

BABII
PEMBAHASAN

A.PERANPERAWATDALAMPEMENUHANKEBUTUHANKEAMANAN
Peranperawatdalampemenuhankebutuhankeamanandapatberperansecara
langsungmaupuntidaklangsung.Secaralangsungperawatdapatmelakukanasuhan
keperawatanpadaklienyangmengalamimasalahterkaitdenganketidakterpenuhinya
kebutuhankeamanan.Adapunperanperawatdalampemenuhankebutuhankeamanan
adalahsebagaiberikut:

1. Pemberi perawatan langsung (care giver); perawat memberikan bantuan


secara langsungpada klien dankeluarga yangmengalamimasalahterkait dengan
kebutuhankeamanan.
2.Pendidik,perawatperlumemberikanpendidikankesehatankepadakliendan
keluarga agar klien dan keluarga melakukan program asuhan kesehatan keluarga
terkaitdengankebutuhankeamanansecaramandiri,danbertanggungjawabterhadap
masalahkeamanankeluarga.
3.Pengawaskesehatan,perawatharusmelakukanhomevisitataukunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kebutuhankeamanankliendankeluarga.
4. Konsultan, perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalahkeamanankeluarga.Agarkeluargamaumemintanasehatkepadaperawat
makahubunganperawatkeluargaharusdibinadenganbaik,perawatharusbersikap
terbukadandapatdipercaya.
5.Kolaborasi,perawatjugaharusbekerjasamadenganlintasprogrammaupun
secara lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan keamanan keluarga untuk
mencapaikesehatandankeamanankeluargayangoptimal.
6. Fasilitator, perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap
pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keuarga sehingga faktor risiko dalam
ketidakpemenuhankebutuhankeamanandapatdiatasi.
7.Penemukasus/masalah,perawatmengidentifikasimasalahkeamanansecara
dini, sehingga tidak terjadi injuri atau risiko jatuh pada klien yang tidak mampu
memenuhikebutuhankeamanannya.
8.Modifikasilingkungan,perawatharusdapatmemodifikasilingkunganbaik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang
sehatdalammenunjangpemenuhankebutuhankeamanan.

B.KESELAMATANDANKEAMANAN
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari
ancamanbahayaataukecelakaan.Kecelakaanmerupakankejadianyangtidakdapat
didugadantidakdiharapkanyangdapatmenimbulkankerugian,sedangkankeamanan
adalahkeadaanamandantentram.

KONSEPDASAR
1.Faktorfaktoryangmempengaruhikebutuhankeselamatandankeamanan
a.Usia
Padaanakanaktidakterkontroldantidakmengetahuiakibatdariapayangdilakukan.
Padaorangtuaataulansiaakanmudahsekaliterjatuhataukerapuhantulang.
b.Tingkatkesadaran
Padapasienkoma,menurunnyaresponsterhadaprangsang,paralisis,disorientasi,dan
kurangtidur.
c.Emosi
Emosi seperti kecemasan, depresi, dan marah akan mudah sekali terjadi dan
berpengaruhterhadapmasalahkeselamatandankeamanan.
d.Statusmobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkanterjadinyarisikoinjuriataugangguanintegritaskulit.
e.Gangguanpersepsisensori
Kerusakansensoriakanmemengaruhiadaptasiterhadaprangsanganyangberbahaya
sepertigangguanpenciumandanpenglihatan.
f.Informasi/komunikasi
Gangguan komunikasi seperti afasia atau tidak dapat membaca menimbulkan
kecelakaan.
g.Penggunaanantibiotikyangtidakrasional
Antibiotikdapatmenimbulkanresistendansyokanafilaktik
h.Keadaanimunitas
Gangguan imunitas akan menimbulkan daya tahan tubuh yang kurang sehingga
mudahterserangpenyakit.
i.Ketidakmampuantubuhdalammemproduksiseldarahputih

Seldarahputihberfungsisebagaipertahanantubuhterhadapsuatupenyakit.
j.Statusnutrisi
Keadaannutrisiyangkurangdapatmenimbulkankelemahandanmudahterserang
penyakit,demikiansebaliknya,kelebihannutrisiberisikoterhadappenyakittertentu.
k.Tingkatpengetahuan
Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.

2.Macammacambahayaataukecelakaan
a.Dirumah
Tersedak.
Jatuh.
Tertelanalatalatrumahtangga.
Tersiramairpanas.
Jatuhdarijendelaatautangga.
Terpotong.
Lukatusukataulukagores.
Lukabakar.
Tenggelam.
Terkenapecahankaca.
Jatuhdarisepeda.
Keracunan.

b.Dirumahsakit

Mikroorganisme.
Cahaya.
Kebisingan.
Temperatur.
Kelembapan.
Cederaataujatuh.
Kesalahanprosedur.
Peralatanmedik.
Radiasi.
Keracunaninhalasi,injeksi.
Syokelektrik.
Asfiksiadankebakaran.

3.Pencegahankecelakaandirumahsakit
a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri sendiri dari
kecelakaan.
b.Menjagakeselamatanpasienyanggelisahselamaberadaditempattidur.
c. Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik
aseptik,menggunakanalatkesehatansesuaitujuan.
d.Menjagakeselamatanklienyangdibawadengankursiroda.
e.Menghindarikecelakaan:
Menguncirodakeretadorongsaatberhenti.
Tempattidurdalamkeadaanrendahdanadapenghalangpadapasien
yanggelisah.

Belberadapadatempatyangmudahdijangkau.
Mejayangmudahdijangkau.
Keretadorongadapenghalangnya.
f.Mencegahkecelakaanpadapasienyangmenggunakanalatlistrikmisalnya
suction,kipasangin,danlainlain.
g. Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan alat yang mudah
meledaksepertitabungoksigendantermos.
h.Memasanglabelpadaobat,botol,danobatobatanyangmudahterbakar.
i. Melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial seperti
penempatanklienterpisahantarainfeksidannoninfeksi.
j.Mempertahankanventilasidancahayayangadekuat.
k.Mencegahterjadinyakebakaranakibatpemasanganalatbantupenerangan.
l.Mempertahankankebersihanlantairuangandankamarmandi.
m.Menyiapkanalatpemadamkebakarandalamkeadaansiappakaidanmampu
menggunakannya.
n.Mencegahkesalahanprosedur;identitasklienharusjelas.

KESELAMATANDANKEAMANANPADALANSIA
PENYEBABKECELAKAANPADALANSIA:
1.Fleksibilitasekstremitasyangberkurang
2.Fungsipenginderaandanpendengaranmenurun
3.Pencahayaanyangkurang
4.Lantailicindantidakrata
5.Tanggatidakadapengaman
6.Kursiatautempattiduryangmudahbergerak

7.Kehilangankesadarantibatiba(syncope)
TINDAKANPENGAMANANPADALANSIA:
1.Berikanalatbantuyangsesuai
2.Latihlansiauntukmobilisasi
3.Usahakanadayangmenemanijikabepergian
4.Letakkanperalatanterjangkaulansia
5.Gunakantempattidurtidakterlalutinggi
6.Penataanruanganharusbebaslalulalang
7.Upayakanlantaibersih,tidaklicin,rata,dantidakbasah
8.Hindarilampuredup/menyilaukan

PENGKAJIANDANPENCEGAHANJATUHPADALANSIA

A.DEFINISI
Jatuhadalahsuatukejadianyangdilaporkanpenderitaatausaksimata,yang
melibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai /tempat yang lebih
rendahatautanpakehilangankesadaranatauluka(Reuben)Jatuhseringterjadiatau
dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya ,kelemahan otot
ekstremitasbawahkekakuansendi,sinkopedandizzines,sertafaktorekstrinsiksertai
lantaiyanglicindantidakratatersandungbendabenda,pengelihatankurangterang
dan sebagainya. Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang
mempercepat patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang {Bone
MineralDensity(BMD)}rendah.
Jatuhdapatdicegahsehinggaakanmengurangirisikopatahtulang.Jatuhadalah
penyebabterbesaruntukpatahtulangpingguldanberkaitandenganmeningkatnya
risikoyangberartiterhadapberbagaipatahtulangmeliputipunggung,pergelangan
tangan,pinggul,lenganbagianatas.
Jatuhdapatdisebabkanolehbanyakfaktor,sehinggastrategipencegahanharus
meliputiberbagaikomponenagarsukses.Aktivitasfisikmeliputipolagerakanyang

beragamsepertilatihankekuatanataukelasaerobikdapatmeningkatkanmassatulang
sehinggatulanglebihpadatdandapatmenurunkanrisikojatuh.
MengurangiRisikoJatuh
Banyakhalyangdapatdilakukanuntukmengurangirisikojatuhdanmeminimalisir
dampakdarijatuhyangterjadi.PedomanyangdikeluarkanolehAmericanGeriatrics
Society,BritishGeriatricsSociety,danAmericanAcademyofOrthopediSurgeons
pada pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk orang tua(AGS et
al.2001).

Faktorfaktor lingkungan yang sering dihubungan dengan kecelakaan pada


lansia
Faktorpenyebabjatuhpadalansiadapatdibagidalam2golonganbesar,yaitu:
1.FaktorIntrinsik
Faktorinstrinsikdapatdisebabkanolehprosespenuaandanberbagaipenyakit
sepertiStrokedanTIAyangmengakibatkankelemahantubuhsesisi,Parkinson
yangmengakibatkankekakuanalatgerak,maupunDepresiyangmenyebabkan
lansiatidakterlaluperhatiansaatberjalan.
Gangguanpenglihatanpunsepertimisalnyakatarakmeningkatkanrisikojatuh
pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope,
syncope lah yang sering menyebabkan jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga
disebabkanolehdehidrasi.Dehidrasibisadisebabkanolehdiare,demam,asupan
cairanyangkurangataupenggunaandiuretikyangberlebihan.
2.FaktorEkstrinsik
Alatalatatauperlengkapanrumahtanggayangsudahtuaatautergeletakdi
bawah, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat
berpeganganyangtidakkuatatautidakmudahdipegang,lantaitidakdatar,licin
ataumenurun,karpetyangtidakdilemdenganbaik,kesetyangtebal/menekuk
pinggirnya,danbendabendaalaslantaiyanglicinataumudahtergeser,lantai
licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat
bantujalanyangtidaktepatukuran,berat,maupuncarapenggunaannya.

B.PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat
menyebabkanjatuhsepertifaktorneuromuskular,muskuloskeletal,penyakityang
sedangdiderita,pengobatanyangsedangdijalani,gangguankeseimbangandan
gayaberjalan,gangguanvisual,ataupunfaktorlingkungan.dibawahiniakandi
uraikanbeberapametodepencegahanjatuhpadaorangtua:

1.Latihanfisik
Latihanfisikdiharapkanmengurangiresikojatuhdenganmeningkatkankekuatantungkai
dantangan,memperbaikikeseimbangan,koordinasi,danmeningkatkanreaksiterhadap
bahaya lingkungan,latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obatobatan sedatif.
Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan
semampunya,salahsatunyaadalahberjalankaki.(1,4,5,6)

2.Managemenobatobatan
Gunakandosisterkecilyangefektifdanspesifikdiantara:
Perhatikanterhadapefeksampingdaninteraksiobat
Gunakanalatbantuberjalanjikamemangdiperlukanselamapengobatan
Kurangi pemberian obatobatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama
sedatifdantranquilisers
Hindaripemberianobatmultiple(lebihdariempatmacam)kecualiatasindikasi
kliniskuat
Menghentikanobatyangtidakterlaludiperlukan

3.Modifikasilingkungan
Atursuhuruangansupayatidakterlalupanasataudinginuntukmenghindaripusingakibat
suhudiantara:

Taruhlah barangbarang yang memang seringkali diperlukan berada dalam


jangkauantanpaharusberjalandulu
Gunakankarpetantislipdikamarmandi.
Perhatikankualitaspenerangandirumah.
Jangansampaiadakabellistrikpadalantaiyangbiasauntukmelintas.
Pasangpegangantanganpadatangga,bilaperlupasanglamputambahanuntuk
daerahtangga.
Singkirkanbarangbarangyangbisamembuatterpelesetdarijalanyangbiasa
untukmelintas.
Gunakanlantaiyangtidaklicin.
Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
Pasangpegangantanganditempatyangdiperlukansepertimisalnyadikamar
mandi.

4.Memperbaikikebiasaanpasienlansiamisalnya:
Berdiridariposisidudukataujangkokjanganterlalucepat.
Janganmengangkatbarangyangberatsekaligus.
MengambilbarangdengancarayangbenardariLantai.
Hindariolahragaberlebihan.

5.Alaskaki
Perhatikanpadasaatorangtuamemakaialaskaki:
Hindarisepatuberhaktinggi,pakaisepatuberhaklebar
Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan

Pakaisepatuyangantislip

6.Alatbantujalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk
mengatasiataumengeliminasipenyebabnyaataufaktoryangmendasarinya.
Penggunaannya alat bantu jalan memang membantu meningkatkan
keseimbangan,namundisisilainmenyebabkanlangkahyangterputusdan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak
menggunakan roda. Karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah
direkomendasikansecaraindividual.
Apabilapadalansiayangkasusgangguanberjalannyatidakdapatditangani
dengan obatobatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya
adalahdenganalatbantujalanseperticane(tongkat),crutch(tongkatketiak)
danwalker.(Jikahanya1ekstremitasatasyangdigunakan,pasiendianjurkan
pakai cane). Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh
kebutuhandanfrekuensimenunjangberatbadan.Jikake2ekstremitasatas
diperlukanuntukmempertahankankeseimbangandantidakperlumenunjang
beratbadan,alatyangpalingcocokadalahfourwheeledwalker.Jikakedua
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan
menunjangberatbadan,makapemilihanalatditentukanolehfrekuensiyang
diperlukandalammenunjangberatbadan.

7.Periksafungsipenglihatandanpendengaran

8.Hipprotektor:terbuktimengurangiresikofrakturpelvis.

9.Memeliharakekuatantulang
Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan
densitastulangdanmengurangiresikofrakturakibatterjatuhpadaorangtua
Berhentimerokok

Hindarikonsumsialkohol
Latihanfisik
Antiresorbsisepertibiophosphonatesdanmodulatorreseptorestrogen
Suplementasihormonestrogen/terapihormonpengganti.

ASUHANKEPERAWATAN

Pengkajian
1. Faktorfaktor yang berhubungan dengan sistem sensori komunikasi pasien seperti
adanyaperubahanperilakupasienkarenagangguansensorikomunikasi:
a.Halusinasi;
b.Gangguanprosespikir;
c.Kelesuan;
d.Ilusi;
e.Kebosanandantidakbergairah;
f.Perasaanterasing;
g.Kurangnyakonsentrasi;
h.Kurangnyakoordinasidankeseimbangan.

2.Faktorrisikoyangberhubungandengankeadaanlain:
a.Kesadaranmenurun;

b.Kelemahanfisik;
c.Imobilisasi;
d.Penggunaanalatbantu.

Pengkajiankliendenganresikoinjurimeliputi:
Pengkajian resiko (Risk assessment tools) dan adanya bahaya dilingkungan klien
(homehazardsappraisal).
a.ResikoJatuh
Usiaklienlebihdari65tahun
RiwayatjatuhdirumahatauRS
Mengalamigangguanpenglihatanataupendengaran
Kesulitanberjalanataugangguanmobilitas
Menggunakanalatbantu(tongkat,kursiroda,dll)
Penurunanstatusmental(disorientasi,penurunandayaingat)
Mendapatkan obat tertentu (sedatif, hypnotik, tranquilizers, analgesics,
diuretics,orlaxatives)
b.Riwayatkecelakaan
Beberapa orang memiliki kecenderungan mengalami kecelakaan berulang, oleh
karena itu riwayat sebelumnya perlu dikaji untuk memprediksi kemungkinan
kecelakaanituterulangkembali
c.Keracunan
Beberapaanakdanorangtuasangatberesikotinggiterhadapkeracunan.Pengkajian
meliputiseluruhaspekpengetahuankeluargatentangresikobahayakeracunandan
upayapencegahannya.
d.Kebakaran

Beberapapenyebabkebakarandirumahperluditanyakantentangsejauhmanaklien
mengantisipasiresikoterjadikebakaran,termasukpengetahuankliendankeluarga
tentangupayaproteksidaribahayakecelakaanakibatapi.
e.PengkajianBahaya
Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar mandi, dapur,
kamar tidur, pelindung kebakaran, zatzat berbahaya, listrik, dll apakah dalam
keadaanamanataudapatmengakibatkankecelakaan.
f.Keamanan(spesifikpadalansiadirumah)
Gangguan keamanan berupa jatuh di rumah pada lansia memiliki insidensi yang
cukup tinggi, banyak diantara lansia tersebut yang akhirnya cedera berat bahkan
meninggal. Bahaya yang menyebabkan jatuh cenderung mudah dilihat tetapi sulit
untukdiperbaiki,olehkarenaitudiperlukanpengkajianyangspesifiktentangkeadaan
rumahyangterstuktur.
Contoh pengkajian checklist pencegahan jatuh pada lansia yang dikeluarkan oleh
DepartemenkesehatandanpelayananmasyarakatAmerika.

DiagnosaKeperawatandanIntervensi(TarwotodanWartonah)

1.Risikoinjuri
Definisi:kondisidimanapasienberisikomengalamiinjuriakibathubungannyadengan
kondisilingkungan,adaptasi,dansumbersumberyangmengancam.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Kurangnyainformasitentangkeamanan;
b.Kelemahan;
c.Gangguankesadaran;

d.Kurangnyakoordinasiotot;
e.Epilepsi;
f.Episodekejang;
g.Vertigo;
h.Gangguanpersepsi.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Perlukaandaninjuri.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:
a.AIDS;
b.Demensia;
c.Pengobatanbarbiturat,halosinogen,danbenzodiazepin;
d.Epilepsi;
e.Penyakitperdarahan.
YTujuanyangdiharapkan:
a.Injuritidakterjadi.
YIntervensi:
a. Cekkeadaanpasiensetiapjamdanberikanpenghalangpadatempat
tidurnya
b.Cektandavitalsetiap4jamdankepatenansaluranpernapasan
c.Jangantinggalkanobatyangdekatdengantempattidurnya
d.Siagakanalatalatemergensisepertisuctiondanintubasipadatempatnya
e.Kuncirodatempattidur
f.Posisikepalalebihditinggikan

g.Berikanpeneranganyangcukuppadamalamhari
h.Kolaborasidengandokterdalammenanganimasalahgangguanpersepsi
pasien
i.Bantupasiendalampergerakan/aktivitasketoilet
j.Lakukankajiankeadaankulitpasiendangunakantempattidurkhusus
untukmencegahdekubitus
k.Berikanpendidikankesehatantentang:
Perubahangayahidupsepertimerokokdanminumalkohol
Pencegahaninjuridirumah
YRasional:
a.Pencegahanprimer
b.Monitorfaktorrisiko
c.Mencegahterjadinyakecelakaan
d.Dibutuhkanpadasaatemergensi
e.Mempertahankankeamanan
f.Mencegahaspirasi
g.Mencegahjatuh
h.Mencegahkecelakaanakibatgangguansensori
i.Mencegahkecelakaan
j.Mencegahkomplikasiakibatinjuri
k.Mencegahinjuri

2.Perubahanproteksi

Definisi:kondisidimanapasienmengalamipenurunankemampuanuntukmelindunginya
dirinyasendiridaripenyakit,baikdariluarmaupundaridalamtubuh.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Defisitimunologi;
b.Malnutrisi;
c.Kemoterapiatauefekpengobatan;
d.Penglihatanyangkurang;
e.Kuranginformasitentangkeselamatan.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Riwayatkecelakaan;
b.Lingkunganyangberesiko.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:
a.Usia:kematangan,sangattua;
b.Nutrisikurang;
c.Gangguandarah;
d.Pembedahan;
e.Radiasiataukemoterapi;
f.Penyakitimunitas;
g.AIDS.
YTujuanyangdiharapkan:
Pasientidakmengalamiinfeksinosokomial
YIntervensi:
a.Luangkanwaktuuntukmenjelaskantentangproteksi/metodeisolasi

b.Kolaborasidengandokterdalampemberianpengobatan
c.Jagapasiendariinjuridaninfeksi
d. Monitor tanda vital, integritas kulit, efek obat, dan pendarahan dari
bekassuntikan
e.Tekantempatpenyutikansetelahmenyuntik
f.Berikandietadekuat
g.Lakukanpendidikankesehatantentang:
Pemberianpengobatan
Mempertahankankeamanan
Teknikisolasi
Penggunaanalatalatproteksi
YRasional:
a.Mengurangirisikopenularanpenyakit
b.Mengatasifaktorpenyebab
c.Mengurangirisikoinfeksi
d.Datadasaruntukmembandingkanadanyagangguanproteksi
e.Menghindaripendarahan
f.Meningkatkandayatahantubuh
g.Memberikanpengetahuandasartentangmenjagakeamanandiri

3.Risikotinggiinfeksi
Definisi:kondisidimanapasienmempunyairisikoyangtinggiterhadapmasuknyavirus
penyakit.
YKemungkinanberhubungandengan:

a.Tidakadekuatnyapertahananprimer;
b.Kerusakanjaringan;
c.Terpaparnyalingkunganyangterkontaminasipenyakit;
d.Prosedurinvasif;
e.Malnutrisi;
f.Penyakitkronis.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Kondisikulit;
b.Nilailaboratorium;
c.Pemakaianalatalatinvasif.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:
a.AIDS;
b.Infeksibakteridanvirus;
c.Kondisisetelahoperasi.
YTujuanyangdiharapkan:
a.Pasiendapatmenunjukkanpenurunaninfeksi.
b.Tidakadatandatandainfeksi.
YIntervensi:
a.Monitortandavitalsetiap4jam
b.Gunakanmetodepengontroladanyainfeksi
c.Pertahankandietadekuat,vitaminC,dantabletFe
d.Catathasillaboratorium
e.Monitorpemberianantibiotikdankajiefeksampingnya

f.Informasikantentangefekpengobatan
g.Lakukantekniksteril
h.Lakukanpendidikankesehatantentang:
Pencegahandanpenularanpenyakit
Tandadangejalainfeksi
Hidupsehat
YRasional:
a.Datadasaruntukmengetahuikeadaannormal
b.Melindungipasiendariinfeksi
c.Meningkatkandayatahantubuh
d.Mengidentifikasiadanyainfeksi
e.Mencegahkomplikasi
f.Mencegahinfeksisilang
g.Mencegahterjadinyainfeksi
h.Memberikanpengetahuandasarbagaimanacaramemproteksidiri

DiagnosaKeperawatandanIntervensi(NANDA)

1. Diagnosa umum sering muncul pada kasus keamanan fisik menurut NANDA
adalah:
Resikotinggiterjadinyacedera(Highriskforinjury).

Seorang klien mengalami masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya cidera bila
kondisi lingkungan dan adaptasi atau pertahanan seseorang beresiko menimbulkan
cedera.
Resikoterjadinyakeracunan:adanyaresikoterjadinyakecelakaanakibatterpapar,atau
tertelannyaobatatauzatberbahayadalamdosisyangdapatmenyebabkankeracunan.
Resikoterjadinyasufokasi:adanyaresikokecelakaanyangmenyebabkantidakadekuatnya
udarauntukprosesbernafas.
Resikoterjadinyatrauma:adanyaresikoyangmenyebabkancederapadajaringan(ms.
Luka,lukabakar,ataufraktur).
Responalergilateks:responalergiterhadapprodukyangterbuatdarilateks.
Resikoresponalergilateks:kondisiberesikoterhadapresponalergiterhadapprodukyang
terbuatdarilateks.
Resikoterjadinyaaspirasi:klienberesikoakanmasuknyasekresigastrointestinal,sekresi
orofaringeal,bendapadatataucairankedalamsaluranpernafasan.
Resikoterjadinyasindromdisuse(gejalayangtidakdiinginkan):klienberesikoterhadap
kerusakansistemtubuhakibatinaktifitassistemmusculoskeletalyangdirencanakanatau
tidakdapatdihindari.

2.Perencanaan
Secaraumumrencanaasuhankeperawatanharusmencakupduaaspekyaitu:
Pendidikankesehatantentangtindakanpencegahandanmemodifikasilingkunganagar
lebihaman.
1.Contohrencanaasuhankeperawatan:
Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan
sensori(tidakmampumelihat)
Tujuan: Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera (jatuh)
tidakterjadi
Kriteriahasil:Setelahdilakukantindakankeperawatanberupamodifikasilingkungan
danpendidikankesehatandalam1harikunjungandiharapkanKlienmampu:

a. Mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan


kemungkinancidera
b.Mengidentifikasitindakanpreventifatasbahayatertentu,
c.Melaporkanpenggunaancarayangtepatdalammelindungidiridaricidera.

3.Intervensi
a.Kajiulangadanyafaktorfaktorresikojatuhpadaklien.
b.Tulisdanlaporkanadanyafaktorfaktorresiko
c. Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran
tempattidur,dll)sesuaihasilpengkajianbahayajatuhpadapoin1
d.Monitorkliensecaraberkalaterutama3haripertamakunjunganrumah
e. Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan
pencahayaanyangbaik,memasangpenghalangtempattidur,menempatkan
bendaberbahayaditempatyangaman)
f. Kolaborasidengandokteruntukpenatalaksanaanglaukomadangangguan
penglihatannya,sertapekerjasosialuntukpemantauansecaraberkala.
Secaraumumkriteriahasilpalingpentingpadakasusresikotinggicideraadalah
membantuklienuntukmengidentifikasibahaya,danmampumelakukantindakan
menjagakeamanan.Kriteriahasilyanglebihspesifikdiantaranya,Klienmampu:
mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan
cidera, mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu, melaporkan
penggunaancarayangtepatdalammelindungidiridaricidera.

FORMATPENGKAJIANINDIVIDU
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK

TanggalPengkajian:22Maret2012

A.DATABIOGRAFI
Nama:Ny.M
TTL:KualaKapuas,15September1939
JenisKelamin:Perempuan
Pendidikan:SD
Agama:Islam
StatusPerkawinan:Janda
TB/BB:151cm/45kg
Penampilan:Bersih,kurangrapi,gigiompong
CiriciriTubuh : Kulitkeriput,adabekaslukagoresdilututkiri,
kifosis
Alamat:Jl.BatuManyarNo.21
OrangYangDekat:Ny.S
Hubungan:Anakkandung
Alamat/Telepon:Jl.BatuManyarNo.21

B.RIWAYATKEPERAWATAN

1.

Genogram

Keterangan::Lakilaki:GarisKeturunan

: Perempuan : Tinggal
Serumah
:GarisHubungan:Meninggal

2.RiwayatKeluarga
Klienadalahanakketigadari3orangbersaudara.Merupakananakdaripasanganpetani.
Ayah klien meninggal dunia saat klien duduk di kelas 4 SD. Sedangkan ibu klien
meninggal saat klien kelas 6 SD. Klien sendiri tidak tahu penyakit apa yang pernah
dideritaolehmendiangorangtuanya.Setelahorangtuaklienmeninggaldunia,awalnya
klien tinggal bertiga dengan saudarasaudara klien saja sebelum akhirnya kakak
pertamanya menikah. Klien akhirnya tinggal berdua dengan kakak keduanya sampai
akhirnya kakak klien juga menikah. Klien lupa kapan tepatnya klien menikah. Klien
menikahdenganseoranggurudanmemiliki4oranganak.Setelahsuamiklienmeninggal
duniatahun2003karenastroke,klientinggaldengananakbungsunyadirumah.

C.RIWAYATPEKERJAAN
Pekerjaansaatini:
AlamatPekerjaan:
JarakDariRumah:
AlatTransportasi:
PekerjaanSebelumnya:
JarakDariRumah:
AlatTransportasi:
SumbersumberPendapatan&KecukupanTerhadapKebutuhan:
Sumberpendapatandidapatdarihasilpensiunansuamikliendandaripenghasilan
anakanakklienterutamaanakbungsuklien.

D.RIWAYATLINGKUNGANHIDUP
Tipetempattinggal
Jenislantairumah:KayuUlin
Kondisilantai:Kering
Tanggarumah:
Penerangan:Cukup
Tempattidur:Aman
Alatdapur:Berserakan
WC:Cukupbaik,lumayanbersih,tapiagaklicin
Kebersihanlingkungan:Kurangbersih
Jumlahorangyangtinggaldalamsaturumah:3orang
Derajatprivasi:
Tetanggaterdekat:Ny.K
Alamatdantelepon:Jl.BatuberlianNo.11

E.RIWAYATREKREASI
Hobbi/Minat:BerkebundanMenyulam
KeanggotaanOrganisasi;OrganisasiWanitaWredatama
Liburan/Perjalanan : Terakhir kali pada tahun 2011, klien pergi
mengunjungianaktertuanyadibanjarmasin

F.SISTEMPENDUKUNG

Perawat:Ny.N
Jarakdarirumah:2Km
RumahSakit:RSUDDr.MurjaniJarak3,5km
Klinik:Jarak
PelayananKes.Dirumah:
Makananygdihantarkan:
Perawatanseharihariyangdilakukandirumah:
Lainlain:

G.DISKRIPSIKEKHUSUSAN
KebiasaanRitual:Shalatwajib5waktu,shalatsunat
YangLainnya:mengajisetiapshalatmagribberakhir

H.STATUSKESEHATAN
StatusKesehatanUmumSelamaSetahunYangLalu:
SetahunyanglalukliensempatdirawatdiRSkarenamengalamikecelakaanlalulintas
dengananakklien.Klienmengalamilukalecetdipergelangantangandankakiklien.
StatusKesehatanUmumSelama5TahunYanglalu:
Klien sering mengeluh sakit di punggung, dan lutut klien terasa ngilu. Keluhan itu
berlangsungsampaisekarang.Klienjugapunyariwayatpenyakitgastritis.
KeluhanUtama:lututterasangilu
1.Provocative/Paliative:penumpukanKristalasamurat
2.Quality/Quantity:ngilungilu

3.Region : didaerahlututpalingterasasakit,selainitujuga
terasasakitdipunggungsampaidaerahpinggang
4.SeverityScale:6(dariskala010)
5. Timing : sangat terasa saat malam hari. Sifatnya hilang
timbuldanterkadangterasasakitberkisarantara10
15menit
Pemahaman&PenatalaksanaanMasalahKesehatan:
klienmenyadaridirinyasudahlansiadanseringsakitsakitan.Klientergolongorangyang
peduli terhadap kesehatannya, kalau sakit klien akan segera berobat. Klien juga tahu
kalaudiamenderitaarthritisgoutatauumumnyadikenalolehorangawam(termasuk
klien)denganasamurat.Tapikliensendiritidaktahudenganjelasapasebenarnyaasam
uratitusendiridanobatobatapayangdiminumklienselamaini.

Obatobatan:
Menurutklienobatyangdiminumnyaadalahparacetamoldanvitamin(karenasampel
sudahtidakada)

Alergi(CatatanAgentdanReaksiSpesifik)
Obatobatan:
Makanan:
FaktorLingkungan:

PenyakitYangDiderita
ArthritisGout(AsamUrat)

I.AKTIVITASHIDUPSEHARIHARI(ADL)
IndeksKATZ:A

Oksigenisasi:Baik,tanpaalatbantu
Cairan&Elektrolit : Klienminum46gelas/hari,kliensukaminum
kopi
Nutrisi : Baik, klien terkadang makan nasi lunak. Sayur
sayuranterutamakangkung,danikan
Eliminasi : BAB kadang lancar kadang tidak, BAK dalam
sehari35kali
Aktivitas : Terbatas, klien sering merasa lelah terutama
menahanrasacenatcenutdilututnya.Klienjarang
melakukanaktivitasyangberlebihandanberat.
Istirahat&Tidur:Tidursiangkadangkadang,tidurmalamdaripukul
21.00WIBdanterbangunpukul03.00WIB
PersonalHygiene:Dapatdilakukansecaramandiri
Seksual : Sudahtidakmemilikikeinginanuntukmelakukan
hubunganseksuallagi
Rekreasi : Klien tidak pernah rekreasi selain mengunjungi
anaktertuanyadiBanjarmasintahun2011lalu
J.PSIKOLOGI,KOGNITIFDANPERSEPTUAL
KonsepDiri:Baik,positif,klienmenyadaridirinyasudahlansia
Emosi:Labil,klienmudahtersinggung
Adaptasi : Baik, klien mudah membaur dengan masyarakat
sekitarnya
Mekanismepertahanandiri:Baik
Statusmental
Tingkatkesadaran:Composmentis
Afasia:
Demensia:Tidak

Orientasi:Normal
Bicara:Normal
Bahasayangdigunakan:Dayak
Kemampuanmembaca:Bisa
Kemampuaninteraksi:Sesuai
Vertigo:Tidak
ShortPortableMentalStatusQuistionaire(SPMSQ) : 6(KerusakanIntelektual
Sedang)
MiniMental State Exam (MMSE) : 6(Gangguan Intelektual
Sedang)
GeriatrikDepressionScale:Skor4
APGAR:6(Sedang)

K.TINJAUANSISTEM
Keadaanumum:Baik
Tingkatkesadaran:Composmentis
Tandatandavital:TD:130/70mmHgN:68x/m
RR:20x/mT:36,3oC
TB:152cmBB:48Kg

L.PENGKAJIANPERSISTEM
PERNAFASAN(B1:BREATHING)

1.BentukDada:Simetris
2.SekresidanBatuk:TidakAda
3.PolaNafas
a.Frekuensinafas:20x/mdanteratur
4.BunyiNafas
b.Normal:Vesikulerdisemualapangparu
c.Abnormal:
d.Resonenlokal:
5.Pergerakandada:
6.TractilFremitus/FremitusLokal:
7.AlatBantuPernafasan:

CARDIOVASCULAR(B2:BLEEDING)
1.Nadi
Frekuensi:68x/mdanreguler
2.Bunyijantung:Normal
3.Letakjantung:IctuscordisterabapadaICS5kirakira
satujarimedialdarigarismidclavicula
4.Pembesaranjantung:Tidak
5.Nyeridada:Tidak
6.Edema:Tidak
7.Clubbingfinger:Tidak

PERSARAFAN(B3:BRAIN)
TingkatKesadaran:Composmentis
1.GCS
TotalGCS:14
2.Refleks:Normal
3.Koordinasigerak:Ya
4.Kejang:Tidak
5.Lainlain:

PENGINDERAAN(PERSEPSISENSORI)
1.Mata(Penglihatan)
a.Bentuk:Normal
b.Visus:
c.Pupil:Isokor
d.Gerakbolamata:Normal
e.Medanpenglihatan:Menyempit
f.Butawarna:Tidak
g.TekananIntraOkuler:Tidak
2.Hidung(Penciuman)
a.Bentuk:Normal
b.GangguanPenciuman:Tidak
3.Telinga(Pendengaran)
a.Aurikel:Normal

b.Membrantympani:Keruh
c.Otorrhae:Tidak
d.GangguanPendengaran:Ya
e.Tinitus:Ya
4.Perasa:Normal
5.Peraba:Normal

PERKEMIHANELIMINASIURI(B4:BLADDER)
Masalahkandungkemih:Sering
Produksiurine:250ml/hari
Frekuensi:26x/hari
Warna:KuningJernih
Bau:Amoniak
PENCERNAANELIMINASIALVI(B5:BOWEL)
1.MulutdanTenggorokan
a.Mulut:Selaputlendirmulutlembab
b.Lidah:Hiperemik
c.KebersihanRonggaMulut:Tidakberbau
d.Tenggorokan:SakitMenelan
e.Abdomen:Kenyal
f.PembesaranHepar:Tidak
g.PembesaranLien:Tidak
h.Asites:Tidak

2.MasalahUsusBesardanRectum/Anus
BAB:2X/hari,Tidakadamasalah
Obatpencahar:Tidak
Lavemen:Tidak

OTOT,TULANG,DANINTEGUMEN(B6:BONE)
1.OtotdanTulang
Kemampuanpergerakansendilengandantungkai(ROM):Bebas
Kemampuankekuatanotot:
Tidakadafraktur
Tidakadadislokasi
Tidakadahaematom
2.Integumen
Warnakulit:Hiperpigmentasi
Akral:Hangat
Turgor:TidakElastik
Tulangbelakang:Kiposis

M.REPRODUKSI
Perempuan:

Payudara:Bentuksimetris,Tidakadabenjolan
Kelamin:Bentuknormal,tidakadakeputihan,klienmenopause

N.ENDOKRIN
Klientidakmemilikikelainanendokrin

O.PENGETAHUAN
Pengetahuankliententangkesehatandirinya:klienmenyadaridirinyasudahlansia
danakanrentanterhadapsakit.Klienmemangselaluberobattiapkalidiasakit.Tapi
klientidakmengertimanfaatobatobatanyangdidapatnyasecaraspesifik.

ANALISADATA

NO
1.

KELUHAN
DS: Aduh, kaki saya ini ngilu. Rasanya
cenat-cenut kalau jalan
DO:
klien tampak memijat kedua kakinya
klien tampak hati-hati saat merubah posisi
dari duduk jadi berdiri
- klien kifosis
P : penumpukan Kristal asam urat
Q : ngilu, cenat-cenut
R ; di daerah lutut paling terasa sakit, selain
itu juga terasa sakit di punggung sampai
daerah pinggang
S : 6 (dari 0-10)
T : di daerah lutut paling terasa sakit, selain
itu juga terasa sakit di punggung sampai
daerah pinggang
-

ETIOLOGI
Penumpukan
Kristal asam urat

PROBLEM
Nyeri akut

DS: Aduh, kaki saya ini ngilu. Rasanya


cenat-cenut kalau jalan
DS: mata saya kadang terasa kabur kadang
tidak
2 -

DO:
Fokus penglihatan mulai berkurang
Lapang pandang menyempit
Aktivitas terbatas karena sakit pada
ekstrimitas dan punggung, gerak agak pelan
dan hati-hati
Lingkungan kurang aman. WC agak licin. Di
halaman belakang terdapat beberapa pecahan
kaca, duri salak (di halaman belakang rumah
klien tumbuh 2 pohon salak), dan tanah agak
licin karena ditumbuhi lumut

Penurunan sensori,
lingkungan kurang
kondusif,
fleksibelitas
ekstremitas
menurun

Resiko injuri

RENCANAKEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Kep.
1

Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.

Intervensi

Setelah dilakukan
1.
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan nyeri hilang
atau terkontrol dengan
kriteria hasil:
2.
Klien tidak
mengungkapkan
perasaan nyeri
Gerak tidak terbatas
Aktivitas bisa sedikit
meningkat
3.
Skala nyeri 0 (dari 010)
Menunjukkan
ekspresi rileks
4.

Rasional

Kaji karakteristik nyeri 1.

Nyeri merupakan respon


subjektif yang dapat dikaji
dengan menggunakan skala
nyeri.

Bantu klien dalam


2.
Nyeri mungkin
mengidentifikasi faktor
dipengaruhi oleh kecemasan
pencetus
atau peradangan pada sendi
3.
Ajarkan relaksasi: teknik
terkait ketegangan otot
rangka yang dapat
mengurangi intensitas
nyeri
4.
Tingkatkan pengetahuan
tentang penyebab nyeri
dan hubungan dengan

Akan melancarkan
peredaran darah sehingga
kebutuhan oksigen pada
jaringan terpenuhi dan
mengurangi nyeri
Pengetahuan tersebut
membantu mengurangi
nyeri dan dapat membantu
meningkatkan kepatuhan
klien terhadap rencana
terapeutik

berapa lama nyeri akan


berlangsung

5.

2.

No
.
1.
1.

Setelah
dilakukan
1.
tindakan
perawatan
selama
2x24
jam
diharapkan cidera tidak
terjadi dengan kriteria
2.
hasil:
1.
Mengidentifikasi
bahaya apa saja yang
dapat
meningkatkan
kemungkinan
cidera
terutama
bahaya3.
lingkungan
2.
Mengidentifikasi
tindakan preventif atas
bahaya tertentu
3.
Melaporkan
4.
penggunaan cara yang
tepat dalam melindungi
diri dari cidera.

Dx.
Kep.
1

Anjurkan klien untuk


tidak meminum minuman
seperti alkohol, kafein atau
mengonsumsi obat-obatan
diuretik, tapi perbanyak
minum air putih

Pemakaian alkohol,
kafein, dan oba-obatan
diuretik akan menambah
peningkatan kadar asam urat
dalam serum.

Kaji adanya faktor1.


Mengidentifikasi adanya
faktor resiko injuri pada faktor-faktor resiko yang
klien.
mungkin akan timbul
Lakukan modifikasi2.
Mengurangi risiko injuri
lingkungan agar lebih akibat lingkungan yang
aman
sesuai
hasil tidak aman
pengkajian terhadap resiko
injuri
Monitor klien secara
3.
Mencegah kecelakaan
berkala terutama 2 hari akibat faktor-faktor resiko
pertama kunjungan rumah yang mungkin terjadi dan
dialami oleh klien
Ajarkan klien dan
4.
Mencegah komplikasi
keluarga tentang upaya akibat
injuri
dan
pencegahan cidera
mempertahankan keamanan

Implementasi
1.

5.

Evaluasi

Mengkaji karakteristik nyeri (22/3/2012)


S: kaki saya masih terasa ngilu
Hasil: nyeri dirasakan dominan dilutut, selain
itu nyeri juga dirasakan pada punggung O:
sampai kedaerah pinggang dengan skala nyeriklien menunjukkan bagian

2.

3.

4.

5.

2.
2.

1.

6 (dari 0-10)
Membantu klien dalam mengidentifikasi
factor pencetus (22/3/2012)
Hasil: nyeri karena terjadinya penumpukankristal asam urat pada sendi
Mengajarkan relaksasi: anjurkan klien untukmenggunakan air hangat untuk mandi(22/3/2012)
Hasil: klien memahami anjuran yang diberikan
dan akan mulai melakukan apa yang
dianjurkan
Meningkatkan
pengetahuan
tentang
penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung (22/3/2012)
Hasil: klien masih belum sepenuhnya
memahami HE yang diberikan. Klien hanya tahu kalau dirinya mengalami asam urat begitu
saja.
Menganjurkan klien untuk tidak meminum minuman seperti alkohol, kafein atau
mengonsumsi obat-obatan diuretik, tapi
perbanyak minum air putih (22/3/12)
Hasil: Karena klien suka kopi, klien
mengatakan kalau klien akan mencoba
mengurangi minum kopi secara bertahap
setelah mendengar anjuran yang diberikan dan
akan minum air putih lebih sering
dibandingkan dengan kopi.
Mengkaji adanya faktor-faktor resiko injuri

kakinya yang sakit, tepatnya


dilutut.
Klien kifosis
Tampak hati-hati dan pelan saat
berjalan
Ekspresi wajah sedikit meringis
Saat merubah posisi dari duduk
jadi berdiri, tampak hati-hati
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
Kaji karakteristik nyeri
Bantu
klien
dalam
mengidentifikasi faktor pencetus
Ajarkan relaksasi: teknik terkait
ketegangan otot rangka yang dapat
mengurangi intensitas nyeri
Tingkatkan pengetahuan tentang
penyebab nyeri dan hubungan
dengan berapa lama nyeri akan
berlangsung
Anjurkan klien untuk tidak
meminum minuman seperti
alcohol, kafein atau obat-obatan
diuretik, tapi perbanyak minum air
putih
S: -

pada klien (22/3/2012)


2.
a.

Hasil: faktor resiko yang ditemukan yaitu:

O:

adanya nyeri pada ekstremitas yang akan-

Fokus

penglihatan

mulai

mengurangi fleksibelitas dalam bergerak, klien berkurang


b.
c.

rentan terjatuh

Penurunan sensori penglihatan

Melakukan modifikasi lingkungan agar lebihaman sesuai hasil pengkajian (22/3/2012)

4.

Aktivitas terbatas karena sakit

Lingkungan yang kurang kondusif/ tidak pada ekstrimitas dan punggung,


adekuat

3.

Lapang pandang menyempit

Hasil: bersama keluarga klien membersihkan-

gerak agak pelan dan hati-hati


Lingkungan sudah dibersihkan
dari faktor-faktor resiko
WC

masih

berpotensi

lingkungan rumah klien, termasuk halaman menimbulkan injuri bagi klien


belakang yang beresiko tinggi menyebabkan karena lantainya yang agak licin
injuri atau trauma dengan membuang pecahanpecahan kaca, duri ataupun lumut yang bisa A: Masalah teratasi sebagian
menyebabkan klien jatuh
P: Lanjutkan Intervensi
5.

Memonitor klien secara berkala terutama 2


hari pertama kunjungan rumah (22/3/2012)

6.

Hasil: masih terdapat faktor resiko injuri di


sekitar klien

7.

Kaji adanya faktor-faktor resiko


injuri pada klien
Lakukan modifikasi lingkungan
agar

lebih

aman

sesuai

hasil

Mengajarkan klien dan keluarga tentang pengkajian terhadap resiko injuri


upaya pencegahan cidera (22/3/2012)

Monitor klien secara berkala

Hasil: klien dan keluarga memahami apa yang terutama 2 hari pertama kunjungan
diajarkan seperti mengatur pencahayaan di
rumah
rumah (karena klien mengalami penurunan
sensori), menjaga lingkungan agar tetap bersih
Ajarkan klien dan keluarga
dan tidak menimbulkan resiko cidera dan
tentang upaya pencegahan cidera
komplikasi cidera bagi klien

BABIII
PENUTUP

A.KESIMPULAN
KebutuhanKeselamatandanKeamananjugamerupakankebutuhandasarbagilansia.
Di sini perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dapat berperan secara
langsungmaupuntidaklangsungyaitusebagaiPemberiPerawatanLangsung(care
giver), Pendidik, Pengawas Kesehatan, Konsultan, dan Kolaborasi. Keselamatan

adalahsuatukeadaanseseorangataulebihyangterhindardariancamanbahayaatau
kecelakaan,sedangkankeamananadalahkeadaanamandantentram.

B.SARAN
Perawatsebagaitenagakesehatanyangprofesionalmempunyaikesempatanpaling
besaruntukmemberikanpelayanan/asuhankeperawatanyangkomprehensifdengan
membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya dalam
pemenuhankebutuhankeselamatandankeamanan.

DAFTARPUSTAKA

Tarwoto,Wartonah.2010.KebutuhanDasarManusia.Jakarta:SalembaMedika
http://www.stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/19/pengkajiandanpencegahan
jatuhpadalansia/
http://www.cita09060144.student.umm.ac.id/2010/02/05/peranperawatdalam
pemenuhankebutuhankeamanandankeselamatan/

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
8
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


LANSIA DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
(kelompok 1)

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DI SUSUN OLEH :
BAMBANG SURYADINOR
NITA RAHMADANI
NOVA ZAHROTUL HAYYA
SUMIRLAN TRISNO

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jl. Batu Berlian No.11 Sampit
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan
makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para
pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas
kuliah dari dosen mata kuliah Keperawtan Gerontik dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI.

Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha menyajikan bahasa


yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang
positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekanrekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR .....................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI ....................................................................................................................
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR
BELAKANG ............................................................................

1.2 TUJUAN
PENULISAN ........................................................................

1.3 RUMUSAN
MASALAH.......................................................................

1.4 METODE
PENULISAN.........................................................................

1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN................................................................
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN.................................................................................
.......

2.2 PROSES
MENUA...................................................................................
4
2.3 KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA...........................................
7
2.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA
LANSIA

2.5. GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA............................................


9
2.6. STATUS GIZI PADA
LANSIA.............................................................

11

2.7.
ASKEP...........................................................................................
......... 12
BAB III

PENUTUP
A.
KESIMPULAN ................................................................................
....... 13
B.
SARAN ..........................................................................................
......... 13

DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Manusia Lanjut

Usia

(MANULA)

dimasukkan

ke

dalam

kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan


pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi
dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan

terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis


maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak
bahkan

copot,

sehingga

memberikan

kesulitan

dalam

mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga


makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan
yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat
membantu para MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah
menurun, sehingga makanan harus yang mudah dicerna dan
tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang
tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah
dicerna,

tetapi

harus

cukup

mengandung

protein

dan

karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu


banyak,

tetapi

harus

cukup

tersedia

untuk

melancarkan

peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defaecatie,


dan menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan

enersi

MANULA

sudah

menurun, jadi jangan di sediakan seperti masih belum berusia


lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai
kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi
obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang
umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk
mendapat penyakit kanker.
1.2.

Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa mampu
melakukan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada
Lansia

1.3.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nutrisi

2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia


3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada
lansia
4. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia
5. Factor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia
1.4.

Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ini adalah
metode kepustakaan.

1.5.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar
Belakang,

Rumusan

Masalah,

Tujuan

Penulisan,

Metode

Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab II Pembahasan, Bab III


Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam
tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zatzat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial
pada

kesehatan

lansia. Faktor-faktor

fisiologis

yang dapat

dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah


menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa
dan

peningkatan

kolesistokinin

yang

dapat

memengaruhi

keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses


penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses

penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun,


laporan-laporan

terakhir

mengindikasikan

bahwa

lansia

mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat.


Perubahan-perubahan

dan

kebutuhan

mineral

meliputi

rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada


wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral
esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk
wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari
tingkat kebutuhan yang disarankan. Suplemen kalsium tidak
akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat
keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium
sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan
bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria. Pada
proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose
secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan
cairan tubuh total.
2.2

Proses Menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan
yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan
fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini
dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :

Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang


bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang
berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering,
wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena
itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia
sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin
C

dan

asam

folat.

Sedangkan

gangguan

pada

indera

pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang


juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan

indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi


sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan
gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada
kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada
saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang
menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi
lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga
dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang
menyebabkan

penurunan

daya

ingat

jangka

pendek,

melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan


mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang
mempunyai

tujuan

(apraksia)

dan

gangguan

dalam

menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya


abstraksi,

yang

dapat

mengakibatkan

kesulitan

dalam

emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau


pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian,
penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan
perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi
paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air
dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi
pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang
menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar
kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,

sehingga

usia

lanjut

yang

mengalami

IU

seringkali

mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.


Secara
psikologis
pada
usia
lanjut
juga
terjadi
ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap
situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan

yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.


Penyakit Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari
mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zatzat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan
terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan
juga

meliputi

organ-organ

yang

terletak

diluar

saluran

pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.


Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan
penurunan metabolism di sel lainnya.Proses ini menyebabkan
penurunan

fungsi

tubuh

dan

perubahan komposisi

tubuh.

Perubahan pada system pencernaan :


Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal desease
yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun.Penyebab lain meliputi
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun.Adanya iritasi yang kronis dari
selaput

lendir.atropi

sensitivitas

dari

indera

syaraf

pengecap

pengecap

di

(80%),hilangnya

lidah

teritama

rasa

manis,asin,asam,pahit.Selain itu sekresi air ludah berkurang


sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut
menjadi kering dan bisa menurunkan cita rasa.
Usofagus
melebar.Penuaan
usofagus
pengerasansfringfar

bagian

bawah

sehingga

berupa
menjadi

mengendur(relaksasi) dan mengakibatkan usofagus melebar

(presbyusofagus).Keadaan
usofagus

dan

ini

tidak

memperlambat

jarang

pengosongan

berlanjut

sebagaiher

nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah


presofagus

tepatnta

di

daerah

osofaring

penyebabnya

tersembunyi dalam system saraf sentral atau akibat gangguan


neuromuskuler

seperti

jumlah

ganglion

yang

menyusut

sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan


tampak tanda perlambatan pengosongan usofagus.
Lambung,rasa
lapar
menurun
(sensitivitas

lapar

menurun).Lapisan lambung menipis diatas 60 tahun,sekresi HCL


dan

pepsin

berkurang,asam

lambung

menurun,waktu

pengosongan lambung menurun dampaknya vitamin B12 dan zat


besi menurun.
Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi
Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat
total usus halus berkurang diatas usia 40 tahun meskipun
penyerapan

zat

gizi

pada

umumnya

masih

dalam

batas

normal,kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan zat besi.


Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi
dan

reduksi,yang

menyebabkan

metabolisme

obat

dan

detoksifikasi zat kurang efisien.


Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses
perubahan kompleks

krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi

ludah sebagai pelican makanan berkurang sehingga proses


menelan menjadi sukar.
Keluahn-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di
perut dan sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang
kurang dicernaakibat berkurangnya fungsi kelenjar pencernaan.
Juga dapat disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap
makanan terutama yang mengandung lemak.
Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang
disebabkan karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu
makan bisa disebabkan karenanya banyaknya gigi yang sudah

lepas. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilits otot


polos esophagus, bisa juga terjadi refluks disease (terjadi akibat
refluks isi lambung ke esophagus), insiden ini mencapai puncak
pada usia 60 70 tahun.

2.3

Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia


o Kalori
Hasil-hasil
penelitian
menunjukan

bahwa

kecepatan

metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun


sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan
aktivitas.

Kalori

(energi)

diperoleh

dari

lemak

9,4

kal,

karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia


komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20%
dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori
untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk
lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa
lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu
sedikit,

maka

cadangan

energi

tubuh

akan

digunakan,

sehingga tubuh akan menjadi kurus.


o Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi
orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan.
Pada

lansia,

masa

ototnya

berkurang.

Tetapi

ternyata

kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan


harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh
telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya
kurang

efisien).

Beberapa

penelitian

merekomendasikan,

untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan


sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber

protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan


kacang-kacangan.
o Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari
total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang
terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan

penyakit

atherosclerosis

(penyumbatan

pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari


konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh
(PUFA

poly

unsaturated

faty

acid).

Minyak

nabati

merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,


sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.
o Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya
benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti
dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang
baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan bijibijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen
serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan
konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan
mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak
dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan
dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan
sumber serat.
o Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa

umumnya

lansia

kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam

folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama


disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buahbuahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita

lansia

adalah

kurang

mineral

kalsium

yang

menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi


menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat
gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi
secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
o Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk
keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan
membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada
lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
2.4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada


Lansia
a.
Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak
memperdulikan tugas memasak untuk menyediakan makanan
b.
Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja atau memasak,
mereka
c.

tidak

mampu

merencanakan

dan

menyediakan

makanannya sendiri.
.Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak
pernah memasak untuk mereka sendiri, mereka biasanya

d.

tidak memahami nilai suatu makananyang gizinya seimbang..


Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka
tidak

e.

mau

bersusah

payah

berbelanja,

memasak

atau

memakan makanannya.
Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli
makanan yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian
makanan yang bergizi.

f.

Penyakit

saluran

cerna:

termasuk

sakit

gigi

dan

ulkus.Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat


kerusakan

gigi

atau

ompong,

Esophagus/kerongkongan

mengalami pelebaran Rasa lapar menurun, asam lambung


menurun,Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.,
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan

konstipasi,Penyerapan

menurun
g.
penyalahgunaan

alcohol:

makanan

penyalah

di

gunaan

usus
alcohol

mengurangi asupan kalori atau nonkalori seperti asupan


energy dengan sedikit factor nutrisi lain.
h.
Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat
dibandingkan

kelompok

usia

lain

yang

lebih

muda

ini

berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan


mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
2.5

Gangguan Nutrisi Pada Lansia


1. Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi
karena tidak cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang
membahyakan

status

kesehatan

(Watson,

Roger.

2003.

Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC).


2. Obesitas
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan
lemak yang berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh
melebihi dari 20% dari jumlah yang di anjurkan untuk tinggi
dan usia seseorang. Pola konsumsi yang berlebihan terutama
yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pencetus berbagai seperti
Hipertensi, Penyakit jantung koroner, Strok, seta Diabetes
Melitus.
3. Osteoporosis

Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan


oleh penurunan densitas tulang akibat kurangnya konsumsi
kalsium dalam jangka waktu yang lama. Mencapai maksimum
pada usia 35 tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria.
4. Anemia
Kondisi
dimana
sel-sel
darah
mengandung
tingkat
haemoglobil

yang

tidak

normal,

kimia

yang

bertugas

membawa oksigen di seluruh tubuh yang disebabkan kurang


Fe, asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan cepat lelah,
lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan, sering pusing, mata
berkunang-kunang, mengantuk, HB <8 gr/dL.
5. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan
di tambah dengan kekurangan protein dalam makanan
akibatnya nafsu makn berkurang, penglihatan menurun, kulit
kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
6. Kekurangan anti oksidan
(Banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran) mampu
menangkal efek merusak radikal bebas terhadap tubuh,
sehingga konsumsi yang kurang dapat meningkatkan resiko
berbagai penyakit akibat radikal bebas, seperti serangan
jantung dan stroke, katarak, persendian hingga menurunnya
penampilan fisik seperti kulit menjadi keriput.
7. Sulit buang air besar Karena pergerakan usus besar semakin
lambat, makanan lambat diolah dalam tubuh. Akibatnya,
buang air besar jadi jarang.
8. Kelebihan gula dan garam
o Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah,
terutama pada orangtua
o Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk,
meningkatkan kolesterol dan gula darah
o Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam
2.6

Status Gizi Pada Usia Lanjut

Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun,


status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas
Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit,
akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan,
akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi
tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia
menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis
Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan
yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan
yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia
cenderung kegemukan/obesitas
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna
makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan
mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air
besar,

sehingga

lansia

menderita

wasir

yang

bisa

menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia


Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat
menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan
hepatitis atau kanker hati
Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan
untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis),
akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi
Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi
menurun akibatnya menjadi kurang gizi
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi
lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun
kurang gizi.

2.7

ASKEP
a.PENGKAJIAN

o Berat badan berhubungan dengan tinggi badan, contoh IMT


(indeks massa tubuh) atau catatan yang tepat
o Perubahan berat badanDifokuskan pada kehilangan atau
pertambahan berat badan saat ini
o Pertumbuhan gigi, Apakah lansia memakai gigi palsu atau apakah
mereka memerlukan gigipalsu? Apakah gigi palsu yang ada hilang
o

atau rusak?
Kebiasaan makan,

Aspek

pribadi,

budaya,

dan

agama

mengenal asupan nutrisi


o Kemampuan untuk makan, Dapatkah lansia memindahkan
makanan dari piring ke mult dan menelannya dengan baik
o Farmakologi, Apakah klien banyak meminum obat-obatan
(termasuk medikasi yang dilakukan sendiri) yang dapat
berakibat buruk terhadap nutrisi.

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN
Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi. Mereka
beresiko tinggi menderita malnutrisi dan lebih rentan terkena
dampak malnutrisi. Salah satu indikator yang sangat penting
pada status nutrisi adalah berat badan. Perawat berperan sangat
penting dalam pemenuhan nutrisi lansia terutama di Rumah
Sakit. Setiap orang harus makan. Makanan merupakan bagian
yang paling pentingdalam kehidupan sebagian lansia dan saatsaat bersantap menjadi bagian pentingyang dialami manula
setiap harinya. Makanan juga harus menjadi sumber kesehatan
serta kegembiraan bagi orang-orang yang berusia lanjut ini.

3.2

SARAN
Patut

diingat

bahwa

keperluan

enersi

MANULA

sudah

menurun, jadi jangan di sediakan seperti masih belum berusia


lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai
kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi
obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.

DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC


Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI. 2000. Pedoman Pengelolan Kesehatan
Pasien Geriatri Untuk Dokter dan Perawat. Jakarta
Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan
Penyakit-penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta : Yayasan
Essentia Medico
Tarwoto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA
Medika

2005-2006.

Prima

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian : 25
Maret 2012
A. DATA BIOGRAFI
Nama
TTL
Jenis Kelamin
Pendidikan
Agama
Status Perkawinan
TB / BB
Penampilan
Alamat

:Tn S
:Sampit, 20 Oktober 1945
:laki-laki
: SMA
: Islam
:Duda
: 162 cm, 50 Kg
:Rapih danbersih
Ciri ciri tubuh :Kurus
: Jl. Merdeka, Kel. Ketapang
RT 3

RW V
Orang Yang Dekat
Hubungan
Alamat / Telepon

Kec.Mentawa Baru Hilir


Kabupaten. Kotawaringin Timur
:Ny E
:Anak
: Jl. Merdeka No.45

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

Telp/ Hp : -

Keterangan

: Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal dunia

: Tinggal serumah

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Klien

2. RiwayatKeluarga
Klien seorang duda, mempunyai anak satu. Klien hidup
bersama anak laki-lakinya. Di keluarga klien tidak ada yang
menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi, asma, TB,
atau hepatitis.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini
Alamat pekerjaan
Jarak dari rumah

: Berkebun
: Jl. MajuMundur
: 1km

Alat transportasi
: Jalan kaki
Pekerjaan sebelumnya
: Swasta
Jarak darirumah
: 3 Km
Alat transportasi
: Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan:
Pendapatan berasal dari hasil berkebun dan dibiayai oleh anak.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Type tempa tinggal
:Rumah
Jenis lantai rumah
:Kayu
Kondisi lantai
:Kering
Tangga rumah
:Tidakada
Penerangan
:Cukup
Tempat tidur
:Aman
Alatd apur
:Rapi
WC
:Aman
Kebersihan lingkungan
:bersih
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :Sendiri
Derajat privasi
:Terjaga
Tetangga terdekat
: Ada
Alamat dan telepon
: Jl. Merdeka No. 46
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat
KeanggotaanOrganisasi
Liburan / Perjalanan

: Memancing
: Pengajian
: Jalan jalan, berkunjung ketempat Anak

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi
: Perawat
Jarak Dari Rumah
: 1 Km
RumahSakit
: Ada Jarak 5 Km
Klinik
: Ada Jarak 4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah
: Tidakada
Makanan Yang dihantarkan
: Tidakada
Perawatan Sehari-hari Yang Dilakukan Keluarga : Check Up
kePuskesmas
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual
: klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan
shalat tahajud.
Yang Lainnya

: Tidakada

H. STATUS KESEHATAN

Status Kesehatan Umum Selama SetahunYangLalu

: klien pernah

menderita Anemia
Status KesehatanSelama 5 Tahun Yang Lalu

: Tidak ada

masalah
KeluhanUtama
Klien mengatakan tidak nafsu makan

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan

: Klien sering

berobat ke puskesmas

Alergi :
Obat-Obatan

:Tidakada

Makanan

:Tidakada

FaktorLingkungan

I.

: Tidakada

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


IndeksKATZ
:B
Oksigenisasi
: Baik, RR 16 x/m
Cairan&Elektrolit
: Cukup, KlienMinum6gelas /hr
Nutrisi

: Nafsu makan kurang, PolaMakan : 2x/hr,


hanya
makanan,

mampu

menghabiskan

konjugtiva

anemis,

porsi
BB

sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg, klien


kurang makan sayur dan jarang makan buahbuahan, klien hidup sendiri.
Eliminasi

: Baik, BAK 2x/hr BAB 1x/hr

Aktivitas

: Saat pagi klien berkebun, di rumah klien

tidak ada kegiatan

Istirahat & Tidur

: Baik, klien tidur 8 jam/hr

Personal Hygiene

: Baik, Klien Mandi 2x/hr

Seksual

Klien

tidak

ada

niat

lagi

untuk

berhubungan, klien tidak ada keinginan untuk


menikah lagi
Rekreasi

:klien 6 bulan sekali melakukan perjalanan


(berkunjung ke rumaha naknya).

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Konsep diri
: Klien merasa kehidupannya cukupt
erpenuhi
Emosi
: Stabil
Adaptasi
: Baik
Mekanisme Pertahanan Diri : Baik
Status Mental
: Stabil
Tingkat Keasadaran
: Compos Mentis
Afasia
: Tidak
Dimensia
: Tidak
Orientasi
: Normal
Bicara
: Normal
Bahasa Yang Digunakan
:BahasaBanjar
Kemampuan Membaca
:Bisa
Kemampuan Interaksi
:Sesuai
Vertigo
:
Shirt Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Mental Utuh
Mini Mental State Exam (MMSE)
Geriatrik Depresion Scale
APGAR

K. TINJAUAN SISTEM
KeadaanUmum

:Baik

Tingkat Kesadaran

: Compos mentis

: 2 Fungsi

: 2 Baik
: 4 Baik
: 6 Menengah

Tanda-Tanda Vital
80 x/m

: TD

130/90 mmhg
RR

16 x/m

TB

168 cm

Nadi
Suhu 36,5oC
BB

50kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
1) PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk Dada
: Simetris
2. SekresidanBatuk
: Tidakada
Nyeriwaktubernapas
: Tidakada
3. PolaNapas
: RR 16 x/m, Reguler
4. BunyiNapas
: Normal
(tidakadaRonchi)
5. Pergerakan Dada
: Intercostal
6. TractilFremitis/Fremitus Vokal
:Tidakada
7. Alat Bantu Pernapasan
: Tidakada
2) CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
1. Nadi
: Frekuensi
80 x/m
nt ,
Reguler
2. Bunyi Jantung
: Normal
3. LetakJantung
: Ictus Cordis teraba pada
intercostal V, kira-kira 1 jari medial darigaris midklavikular
4. Pembesaran Jantung : Tidakada
5. NyeriDada
: Tidakada
6. Edema
: Tidakada
7. Clubbing Finger
: Tidak
3) PERSARAFAN (B3: BRAIN)
Tingkat kesadaran :
Compos Mentis
1. GCS :
Eye : 4
Verbal : 5
Motorik : 6
Total GCS
: 15
2. Refleks
: Normal
3. Koordinasi Gerak
: Ya
4. Kejang
: Tidak
4) PENGINDERAAN
1. Mata (Penglihatan)

2.
3.

4.
5.

a. Bentuk
b. Pupil
c. Gerak Bola Mata
d. Medan Penglihatan
e. ButaWarna
f. TekananInraOkuler
Hidung (Penciuman)
Bentuk
GangguanPenciuman
Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel
b. Membran Tympani
c. Otorrchea
d. GangguanPendengaran
e. Tinitus
Perasa
Peraba

: Normal
: Ishokor
: Normal
: Normal
: Tidak
: Tidak
: Normal
: Tidak
: Normal
: Terang
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Normal
: Normal

5) PERKEMIHAN - ELIMINASI URI (B4: BLADDER)


Tidak ada nyeri saat berkemih, tidak sering berkemih, tidak
ada urin yang tertahan saat berkemih
MasalahKandungKemih : Tidakadamasalah
Produksi Urine
: 600 ml/hr
Frekuensi : 2x/hr
Warna:Kekuningan
Bau
:
Amoniak
6) PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
1. MulutdanTenggorokan
a. Mulut
: Rongga mulut bersih, tidak
ada bau mulut
b. Gigi
: Gigi tidak lengkap, tidak
ada lubang gigi,
Selaput Lendir Mulut
: Lembab
c. Lidah
: Bersih, ada sariawan
d. Kebersihan Rongga Mulut
: Tidak Berbau
e. Tenggorokan
: Tidak terlihat sulit menelan
f. Abdomen
: Kenyal
g. Pembesaran Hepar
: Tidak
h. Pembesaran Lien
: Tidak
i. Asites
: Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum / Anus
BAB 1 x/hr

Tidak ada masalah


Obat Pencahar
: Tidak
Lavemen
: Tidak

7) OTOT, YULANG DAN INTEGUMENT (B6: BONE)


1. OtotdanTulang

Kemampuan Pergerakan Sendi lengan dan Tungkai


(ROM)
Bebas
Kemampuan kekuatan otot :
4
4

Fraktur
: Tidak
Dislokasi
:Tidak
Haemotom : Tidak
2. Integumen
Warna Kulit
: Kuning langsat
Akral
: Hangat
Turgor
: Tidakelastis
Tulang Belakang
: Normal
8) REPRODUKSI
Laki-laki :
Kelamin Bentuk
: Normal
Kebersihan Alat Kelamin
: Bersih
9) ENDOKRIN
1. Faktor Alergi
Manifestasi
Cara Mengatasi
2. Kelainan Endokrin

: Tidak
: Tidakada
: Tidakada
: Tidakada

10) PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan klien
sering cek up untuk kesehatannya

ANALISA DATA
NO
1.

KELUHAN

ETIOLOGI

PROBLEM

DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan


DO :
Gigi tidak lengkap
Lidah ada sariawan
PolaMakan : 2x/hr,
hanyamampumenghabiskan porsimakanan
Konjugtiva anemis
BB sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg
Klien kurang makan sayur dan jarang makan
buah-buahan
klienhidupsendiri

Intake yang
tidakadekuat

Ketidak
seimbangan
nutrisi : nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Kep.
1

Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.

Intervensi

Setelah dilakukan
1.
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan
ketidakseimbangan 2.
nutrisi : nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
teratasi dengan
Kriteria hasil :
Nafsu makan
3.
meningkat
Berat badan meningkat
Adanya perubahan pola
makan
Konjungtiva normal 4.
Klien tampak tidak
lemah

Timbang berat badan


setiap hari

Rasional
1. R/mengetahui perubahan
keadaan umum nutrisi pada
klien

Anjurkan makan sedikit 2. R/Dilatasi gaster dapat


tapi sering
terjadi bila pemberian
makan terlalu cepat setelah
periode puasa
Anjurkan makan-makanan3. R/membantu meningkatkan
yang lunak dan mudah
intake makanan
dicerna.
Anjurkan keluarga untuk
menyediakan makanan
kesukaan klien.

4. Membantu meningkatkan
nafsu makan

5. R/ Mencegah terjadinya
5. Anjurkan makan makanan mual dan membantu
yang disajikan dalam
meningkatkan nafsu makan

kondisi hangat

No
.
1.
1.

Dx.
Kep.
1

Implementasi

Evaluasi

Tgl 25 Maret 2012 (09.00 wib)


1. Menimbang berat badan setiap hari
Hasil : BB = 50 kg
2. Menganjurkan makan sedikit tapi
sering
Hasil :
Anjuran telah di berikan , klien akan
melakukan anjuran.

DO :
K/u baik
Nafsumakanklienmeningkat
Konjungtiva normal
TD : 100 / 70 mmhg
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,6 oC
BB 50 kg

3. Menganjurkan makan makanan


yang lunak dan mudah dicerna
Hasil :
Klien setuju untuk makan makanan
yang lunak dan mudah dicerna
4. Menganjurkan keluarga untuk
menyediakan makanan kesukaan
klien
Hasil :
Anjuran telah diberikan, keluarga
mengungkapkan akan melakukan
apa yang di anjurkan.

26 Maret 2012 (09.00 wib)


DS : Saya sudah
menghabiskan setengah
porsi makanan

1.
2.
3.
4.

5. Menganjurkan makan makanan


yang disajikan dalamkondisi hangat
Hasil :
Klien setuju untuk makan makanan
yang disajikan dalam kondisi hangat

A : Masalah nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
Nafsu makan meningkat
Adanya perubahan pola
makan
Konjungtiva normal
Klien tampak tidak lemah
P: Lanjutkan intervensi

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


1

Lihat komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai