Dokumen - Tips - Makalah k3 55cd89b2cc426
Dokumen - Tips - Makalah k3 55cd89b2cc426
Laporan
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dengan dosen pengampu Mustika NH., S.TP., M.Pd.
Oleh:
Asri Najmi Fathillah
NIM 1000664
Julaeha Nopiyani
NIM 1003097
Siti Solihat
NIM 1002394
Tedy Tarudin
NIM 1000684
NIM 1000822
Kata Pengantar
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
segala rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan hasil obsrvasi
ini tepat pada waktunya. Dan tak lupa shalawat serta salam kita tunjukan kepada
nabi kita Muhammad SAW berserta keluarga sahabat dan para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Mustika NH., S.TP.,
M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, serta kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan masukan serta memberikan dukungan
kepada kami.
Penyusunan laporan hasil observasi pada industri susu tahu lembang ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Dalam proses penyusunan laporan ini, penyusun menyadari masih banyak
kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan
maupun pihak lainnya, khususnya bagi penyusun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI......................................................................3
2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja.............................................3
2.2. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Industri.........6
2.3. Standar Kesehataan dan Keselamatan Kerja..............................10
BAB 3 HASIL OBSERVASI.......................................................................13
3.1. Profil Industri.............................................................................13
3.2. Resiko Bahaya yang Mungkin Terjaadi.....................................15
3.3. Kecelakaan Kerja yang Pernah Terjadi......................................16
3.4. Penanggulangan.........................................................................16
BAB 4 PEMBAHASAN..............................................................................17
4.1. Analisis Bahaya pada Industri Tahu Susu Lembang..................17
4.2. Tinjauan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada TSL.............18
BAB 5 KESIMPULAN...............................................................................15
5.1. Kesimpulan................................................................................20
5.2. Saran .........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
bagi
sebagai tindakan
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
ada.
Mengetahui profil industri Tahu Susu Lembang.
Mengetshui resiko bahaya yang mungkin terjadi di lokasi produksi.
Mengetahui kecelakaan yang pernah terjadi di lokasi produksi.
Mengetahui cara menanggulangi kecelakaan yang terjadi.
Mengetahui analisis bahaya di industri Tahu Susu Lembang.
Mengetahui tinjauan K3 di Industri Tahu Susu Lembang.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
K3 secara praktis diartikan sebagai upaya perlindungan agar tenaga kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat
kerja termasuk orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produk
dapat secara aman dan efisien dalam produksinya
Menurut Mangkunegara (2002, p.163)Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari
resiko kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil
dibawah nilai tertentu (Simanjuntak, 1994). Sedangkan kesehatan kerja dapat
diartikan sebagai kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja
(Simanjuntak, 1994).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit,
kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007
mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor
yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja.
Dari
definisi
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
di
atas
serta
definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan
kerja adalah suatu program yangmenjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di
tempat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat
populer. Bahkandidalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan
singkatan K3L yang artinya keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Aspek
lingkungan dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan juga merupakan
hal yang penting, namun dalam pembahasan berikut yang akan menjadi fokus
utamanya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
5
pekerjaannya
(work-related
disease)
juga
berupaya
untuk
pengertian.
Pengertian
yang
pertama
mengandung
arti
sebagai
Kerja
dapat
dipandang
sebagai
ilmu
terapan
yang
akan improvisasi dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul
dalam kegiatan industri yang lebih luas.
Meninjau kembali literatur literatur yang telah dikenal dan diterapkan
mengenai studi kasus dalam masalah K3 dimana kesempurnaan metoda dan
penerapan yang penuh komitmen dan konsistensi penuh dari semua pihak masih
banyak diharapkan. Kendala kendala makro seperti costibility dan
understanding sering kali banyak ditemui dilapangan akan tetapi tidak berarti pula
bahwa program K3 tidak berjalan, ini menuntut komitmen dan kesadaran pada
masing masing pihak.
Sebagai
logika
dasar
tentang
pentingnya
pemahaman
K3
dapat
setidaknya
dengan
program
K3
membantu
dalam
menjamin
2.
Sebelum tahun 1911, tentang keselamatan kerja dalam industri hampir tidak
diperhatikan. Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan
kecelakaan bagi pekerja. Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa
kecelakaan itu :
1.
2.
3.
4.
pekerja.
Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan.
Pada tahun 1908 di New York, dilakukan kompensasi pertama bagi pekerja
Akibat
Kerja
(PAK).
Bila
disebabkan
terkena
diantaranya: faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, faktor fisiologi, dan faktor
psikologi.
Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga
kemungkinan dari akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber sumber
resiko adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perubahan
Produk
Kekayaan dan bahan baku
Prosedur dan aktivitas proses
Teknologi dan peralatan
Personel
Tempat kerja dan lingkungan
Lingkungan alam, keadaan iklim
9.
a.
b.
perlindungan
keselamatan
dalam
melakukan
2.
3.
Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
b.
c.
13
BAB 3
HASIL OBSERVASI
Usaha ini didirikan pada awal Desember 2008 oleh Bapak Perry Tristianto.
Sebelum merambah bisnis di dunia kuliner, beliau bergerak di dunia fashion dan
telah membuka 6 Factory Outlet di Bandung. Sukses berbisnis dengan FO-nya,
kemudian beliau membuka bisnis di bidang kuliner. Selain Tahu susu lembang,
tempat kuliner lain yang juga milik Bapak Perry yaitu Rumah strawberi, Rumah
Sosis, dan Kampung Bakso.
Awalnya, ide pembuatan tahu susu lembang ini bermula dari sebuah
pemikiran Bpk. Perry tentang tahu. Tahu merupakan makanan yang banyak
disukai orang, akan tetapi tahu yang dijual memiliki rasa dan bentuk yang sama
dan seperti itu-itu saja. Selain itu, seperti yang kita tahu juga bahwa lembang
merupakan tempat penghasil susu murni di daerah Bandung. Hal inilah yang
kemudian menjadi inspirasi tahu susu lembang untuk membuat suatu inovasi baru
untuk tahu. Dengan mencapurkan susu murni dalam pembuatan tahu , maka
jadilah tahu susu yang memiliki tekstur lebih lembut dan memiliki nilai gizi
tinggi. Meski dicampur susu, bahan dasar tahu ini tetaplah kacang kedelai,
keduanya diolah bersama mentega, sehingga bisa menghasilkan susu dengan
tekstur yang lebih halus dan lembut, serta mengandung protein yang sangat tinggi.
3.1.2. Lokasi
Lokasi tahu susu lembang sangatlah luas. Tempat ini di design dengan
konsep wisata. Sesuai dengan namanya, disini juga terdapat lokasi produksi
pembuatan tahu susu lembangyan berlokasi di Jl. Raya Lembang No.177,
Bandung.
3.1.3. Produksi Dan Operasional
Pada umumnya tahu hanya terbuat dari bahan dasar kedelai, TSL
menambahkan campuran susu sapi murni dalam proses pembuatan tahu. Kedua
bahan tersebut lalu diolah bersama mentega. Penambahan susu sapi murni dan
mentega ternyata menciptakan tahu yang lebih lembut serta mengandung protein
yang lebih tinggi.
15
Bahan baku yang digunakan merupakan susu murni dan margarine tanpa
menggunakan bahan pengawet. Sehingga kesehatannya dapat terjamin. Untuk
supply bahan baku, TSL bekerja sama dengan KPSBU (Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara) yang berada di lembang.
Produksi Tahu Susu Lembang
Peralatan yang digunakan dalam produksi, yaitu tong pencucian kedelai;
mesin giling; tunku perebusan kedelai; tong kayu; saringan besar dan kecil; serok
cetak; cetakan; kayu pengaduk; tangok; kain saringan; kain cetakan, dan tampir.
Bahan-bahan yang digunakan, yaitu kacang kedelai; susu sapi; mentega;
garam; bawang putih; kunyit; air dan bumbu lain.
Tahapan Proses Produksi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
diaduk-aduk.
Kacang kedelai disaring, dipisahkan antara ampas dan sari kedelai.
Sari kedelai dicampur susu murni, mentega, garam, serta biang.
Setelah mengental sari kedelai dimasukkan ke dalam cetakan kayu lalu di
h.
i.
pres.
Setelah di cetak tahu susu dipotong-potong sesuai ukuran.
Tahu yang sudah di potong-potong lalu di ebus kembali sambil diberi bumbu.
j.
Setelah dingin tahu dibungkus, dan siap diolah untuk konsumsi langsung.
Operasional
Seperti yang kita tahu, dalam suatu proses produksi pasti akan
meninggalkan limbah produksi. Begitu pula dengan TSL. Dalam proses
pembuatan tahu susu ini, ada 2 jenis limbah yaitu limbah kering dan limbah cair.
untuk limbah kering yang merupakan ampas kedelai ini TSL bekerja sama dengan
peternak sapi, ampas ini diberikan kepada peternak untuk dijadikan pakan sapi
agar sapi tersebut dapat terus menghasilkan susu murni yang merupakan salah
satu bahan baku dalam pembuatan tahu susu. Sedangkan untuk limbah cairnya,
TSL membuat sumur resapan agar limbah ini tidak mencemari lingkungan sekitar.
16
Selain cara penanggulangan seperti itu, TSL juga menjalin kerjasama dengan ITB
untuk mengolah limbah tersebut menjadi makanan seperti abon dan nata de coco.
Dengan demikian TSL tidak mengalami kesulitan dalam penanganan limbah
produksinya.
3.2. Resiko Bahaya yang Mungkin Terjadi
Pada produksi tahu susu di Pabrik Tahu Susu Lembang, bahaya yang paling
mungkin terjadi adalah bahaya fisik. Bahaya fisik yang ada di pabrik ini adalah
karena banyaknya genangan air yang ada di lokasi proses produksi, serta bahaya
lainnya. Para pekerja di pabrik ini diwajibkan untuk memakai sepatu boot agar
tidak mudah terpeleset dan terjatuh ketika sedang bekerja. Pembersihan tempat
secara berkala yakni pada sebelum dan setelah dipakai untuk produksi
memperkecil risiko pegawai terjatuh.
Selain karena ditempat produksi banyak terdapat genangan air, tempat
perebusan yang memiliki air bersuhu tinggi dapat menjadi bahaya fisik yang
selanjutnya dengan akibat cipratan air panas. Pegawai yang telah bekerja lama dan
telah terbiasa hanya memakai celemek plastik ketika produksi. Ketika proses
perebusan dimulai pegawai tidak memakai sarung tangan karena mengganggu
ketika sedang memproduksi.
3.3. Kecelakaan Kerja yang Pernah Terjadi
Di pabrik Tahu Susu Lembang kecelakaan yang beberapa kali terjadi adalah
tergelincir dan terjatuh, yang diakibatkan oleh bahaya fisik yang berada di tempat
produksi. kecelakaan yang terjadi biasanya bukan dari pegawai tetapi dari
pengunjung yang sengaja melihat proses produksi tahu susu ini. Pabrik yang
menggunakan sistem open kitchen ini mengakibatkan pengunjung yang ingin
melihat secara langsung proses pengolahan tahu memiliki resiko yang sama
dengan pegawai pabrik. Pengunjung yang tidak menggunakan sepatu boot lebih
mudah mengalami bahaya fisik yang berada di tempat pengolahan.
Pegawai yang belum ahli pun sempat mengalami kecelakaan kerja ketika
sedang berada pada proses perebusan, hal ini diakibatkan oleh pegawai belum
17
mahir dalam memproduksi dan belum terbiasa dengan suhu tinggi dari air
perebusan.
3.4. Penanggulangan
Pabrik Tahu Susu Lembang ini memiliki 10 orang pegawai laki-laki yang
dibagi menjadi 2 sift. Pegawai di pabrik ini disediakan mesh khusus pegawai
shingga ketika permintaan meningkat pegawai akan memproduksi lebih pagi.
Mesh di tunjukan untuk pegawai dan juga menejer produksi.
Lokasi pabrik juga tidak jauh dari klinik dan Unit Gawat Darurat (UGD)
yang berada di kota Lembang. Selain itu terdapat kotak PPPK (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan) yang berada di pabrik sehingga ketika terjadi
kecelakaan yang berat maupun ringan dapat segera diatasi.
Pegawai yang sedang tidak dapat bekerja karena sakit biasanya digantikan
oleh pegawai yang saat itu memiliki sift yang berbeda. Perlengkapan yang biasa
digunakan pegawai ketika akan mulai memproduksi tahu adalah sepatu boot, dan
celemek plastik, pegawai juga diarahkan untuk memakai celana panjang.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Bahaya pada Industri Tahu Susu Lembang
Lokasi produksi dan proses produksi merupakan tempat yang menjadi
potensi besar terjadinya kecelakaan kerja di suatu industri. Begitu juga pada
industri tahu susu lembang. Adapun analisis bahaya dan penanggulangan yang
mungkin terjadi di lokasi dan proses produksi, dijabarkan sebagai berikut:
Bahan disimpan menggunakan teknologi penyimpanan suhu rendah. Pada
tahap ini difokuskan pada penyimpanan susu yang akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan tahu. Susu yang diterima dari KPSBU Lembang disimpan di
18
dalam refrigerator dengan ukuran yang cukup besar karena susu yang diperlukan
dalam jumlah banyak. Resiko yang mungkin terjadi pada tahap ini yaitu bahaya
fisik. Bahaya fisik yang terjadi pada pekerja yaitu cold stress. Cold sterss
disebabkan oleh proses pendinginan susu yang dapat menyebabkan stress pada
pekerja. Akan tetapi, pada proses ini tidak ada kontak dengan pekerja secara terus
menerus sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus.
Tahap selanjutnya yaitu tahap perendaman dan pencucuian kedelai. Bahaya
yang mungkin terjadi yaitu bahaya fisik dan bahaya biologi. Bahaya fisiknya yaitu
memungkinkan pekerja tergelincir di tempat pencucian. Serta bahaya biologi yang
mungkin terjadi yaitu tercemarnya lingkungan pencucuian sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan pekerja. Selain itu bahaya fisik akibat tergelincir
mendominasi pada potensi bahaya yang mungkin terjadi di lokasi produksi TSL,
sebab lokasinya yang basah, licin, dan terkadang tergenang air. Penanggulangan
yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat saluran air yang baik sehingga air
yang ada dapat selalu mengalir dan tidak menggenang, serta dengan cara menjaga
kebersihaan lokasi produksi.
Tahap penggilingan merupakan salah satu tahap yang rentan terjadi
kecelakaan. Pada saat penggilingan dibutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian dari
para pekerja. Kelengahan pekerja dapat menimbulakan bahaya fisik, yaitu terluka
tangan pekerja akibat alat penggiling. Pada saat penggilingan juga mengakibatkan
kebisingan karena suara yang ditimbulakan oleh mesin penggiling kedelai.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu menggunakan pelindung telinga untuk
mengurangi kebisisngan.
Pada tahap perebusan memungkinkan terjadinya kecelakaan fisik berupa
terkenaa air panas, serta dehidrasi pada pekerja karena ruangan produksi akan
menjadi sangat panas, sementara adonan tahu harus diaduk-aduk secara terus
menerus. Penanggulangannya yaitu dengan memakai pelindung tahangan serta
pemberian jendela dengan ventilasi yang baik.
4.2. Tinjauan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Tahu Susu Lembang
19
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Pabrik tahu adalah salah satu sektor informal yang kesehatan dan
keselamatan kerja bagi para pekerjanya kurang mendapatkan perhatian secara
serius padahan apabila hal tersebut masih dibiarkan, akan membawa dampak yang
kurang baik bagi para pekerja maupun bagi lingkungan sekitar. Dampak tersebut
dapat berakibat pada bahaya fisik, biologis, dan kimia. Pada industri TSL belum
memenuhi standar K3 yang berlaku di Indonesia maupun Internasional. Di
Industri TSL masih terjadinya kecelakaan kerja, hal itu menandakan belum
optimalnya penerapan K3 di lokasi produksi.
5.2. Saran
Dalam jangka panjang, diharapkan industri di Indonesia pada khususnya
Tahu Susu Lembang menjadikan K3 sebagai budaya dalam setiap kegiatannya.
Sebab, salah satu ciri budaya K3 adalah menerapkan ketentuan dan standard K3
secara konsisten sehingga potensi teknologi dapat dimanfaatkan secara aman dan
efisien.
21
22
Daftar Pustaka
Anonim.
Standar
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja.
Tersedia:
Tersedia
2009.
Kesehatan
Keselamatan
Kerja.
[online].
Tersedia:
http://mily.wordpress.com/2009/03/27/k3-kesehatan-kelamatan-kerja/
(19 Maret 2012)
Simolol,
D.
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja.
[online].
Tersedia:
LAMPIRAN