Anda di halaman 1dari 11

Dosen : Ikram Hardi S., S.K.M.,M.

Kes

Tugas : Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

MAKALAH PEDOMAN ILO- OSHMS 2001

OLEH :

KELOMPOK 7

C6

RIEZKY FEBRIANTY DJABRIL (14120180106)

RAHMATUNNAZHIFAH (14120180302)

ERWIN PRATAMA SIDIN (14120180202)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang


telah memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah SISTEM MANAJEMAN K3  tentang PEDOMAN ILO-OSHMS
2001.

Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT
sebagai amal ibadah dan akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda.
Dan penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak


yang memerlukan khususnya untuk teman-teman sekalian.

Makassar, 9 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DATAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Tujuan Penulisan...............................................................................
C. Manfaat Penulisan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. Pedoman ILO tentang Sistem Manajemen K3
(ILO-OSH 2001).................................................................................
B. Standar ILO-OSH 2001......................................................................
C. Penerapan Standar ILO-OSH 2001 di
Tingkat Organisasi............................................................................
D. Penerapan Standar ILO-OSH 2001 di
Tingkat Nasional................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. KESIMPULAN....................................................................................
B. SARAN...............................................................................................
C. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada beberapa kesempatan yang lalu, ISO Center telah mengupas


beberapa standar K3 baik dari tingkat global (OHSAS 18001 dan ISO
45001) maupun nasional (SMK3 PP No.50 Tahun 2012). Kali ini ISO
Center akan mengupas lagi salah satu standar K3 di tingkat internasional
yang mungkin jarang didengar oleh banyak orang. Standar tersebut
adalah Standar ILO-OSH 2001.
Standar ILO-OSH 2001 Occupational Safety and Health Management
Systems adalah standar Internasional yang diterbitkan oleh PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa / United Nations) yang mengatur
penerapan Sistem Manajemen dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
secara Nasional maupun di tingkat Organisasi (Perusahaan).
Standar ILO-OSH 2001 memberikan suatu model yang cukup unik di
tingkat internasional, cocok dengan standar sistem manajemen dan
semua pedoman yang terkait dengannya. Tidak mengikat secara hukum,
dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan hukum nasional, regulasi,
dan standar yang telah diterima oleh umum. Ini menggambarkan bahwa
nilai-nilai pada ILO, seperti persetujuan antara tiga pihak, dan relevan
dengan standar internasional yang termasuk di dalamnya Konvensi
Keselamatan dan Kesehatan tahun 1981 dan Konvensi Pelayanan
Kesehatan Kerja tahun 1985.
Pengaplikasiannya tidak memerlukan sertifikasi, tetapi tidak
mengecualikan sertifikasi sebagai alat pengakuan praktek yang baik jika
ini adalah keinginan negara tersebut dalam melaksanakan pedoman-
pedoman ILO demi mendorong terjadinya integrasi Sistem Manajemen
K3 dengan system manajemen lain, dan menyatakan bahwa K3 harus
menjadi bagian integral dari manajemen bisnis. Sedangkan integrasi yang
diinginkan, diperlukan pengaturan yang fleksibel tergantung pada ukuran
dan jenis operasi. Memastikan kinerja K3 yang baik adalah lebih penting
daripada formalitas integrasi. Standar ILO-OSH 2001 menekankan bahwa
K3 harus menjadi tanggung jawab manajemen lini di organisasi.
Pedoman memberikan panduan untuk implementasi pada dua tingkat :
Organisasi dan Nasional.
Kelebihan dari standar ILO-OSH 2001 ialah terdapat tuntunan untuk
menerapkan Kebijakan K3 dan Standar K3 secara Nasional kemudian
mewajibkan seluruh Organisasi yang berada di wilayah ataupun kendali
Negara menerapkan Kebijakan K3 dan Standar K3 sesuai yang
ditetapkan oleh Negara.
Akan tetapi standar ILO-OSH 2001 tidak secara mutlak
mengharuskan teknis penerapan K3 secara Nasional seperti disebutkan

4
di atas dikarenakan standar ILO-OSH 2001 juga bisa diterapkan secara
individual dalam Organisasi (Perusahaan).

B. Tujuan Penulisan

C. Manfaat Penulisan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pedoman ILO tentang Sistem Manajemen K3 (ILO-OSH 2001)

ILO-OSH 2001 memberikan suatu model yang cukup unik di tingkat


internasional, cocok dengan standar system manajemen dan semua
pedoman yang terkait dengannya. Tidak mengikat secara hukum, dan
tidak dimaksudkan untuk menggantikan hukum nasional, regulasi, dan
standar yang telah diterima oleh umum. Ini menggambarkan bahwa
nilai-nilai pada ILO, seperti persetujuan antara tiga pihak, dan relevan
dengan standar internasional yang termasuk di dalamnya Konvensi
Keselamatan dan Kesehatan tahun 1981 dan Konvensi Pelayanan
Kesehatan Kerja tahun 1985. Pengaplikasiannya tidak memerlukan
sertifikasi, tetapi tidak mengecualikan sertifikasi sebagai alat
pengakuan praktek yang baik jika ini adalah keinginan negara
tersebut dalam melaksanakan pedoman-pedoman ILO demi
mendorong terjadinya integrasi Sistem Manajemen K3 dengan system
manajemen lain, dan menyatakan bahwa K3 harus menjadi bagian
integral dari manajemen bisnis. Sedangkan integrasi yang diinginkan,
diperlukan pengaturan yang fleksibel tergantung pada ukuran dan
jenis operasi. Memastikan kinerja K3 yang baik adalah lebih penting
daripada formalitas integrasi. ILO-K3 2001 menekankan bahwa K3
harus menjadi tanggung jawab manajemen lini di organisasi.
Pedoman memberikan panduan untuk implementasi pada dua
tingkat : organisasi dan nasional.

B. Standar ILO-OSH 2001

Standar ILO-OSH 2001 Occupational Safety and Health Management


Systems adalah standar Internasional yang diterbitkan oleh PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa / United Nations) yang mengatur
penerapan Sistem Manajemen dan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja secara Nasional maupun di tingkat Organisasi (Perusahaan).
Kelebihan dari standar ILO-OSH 2001 ialah terdapat tuntunan untuk
menerapkan Kebijakan K3 dan Standar K3 secara Nasional kemudian
mewajibkan seluruh Organisasi yang berada di wilayah ataupun
kendali Negara menerapkan Kebijakan K3 dan Standar K3 sesuai
yang ditetapkan oleh Negara.

6
Akan tetapi standar ILO-OSH 2001 tidak secara mutlak
mengharuskan teknis penerapan K3 secara Nasional seperti
disebutkan di atas dikarenakan standar ILO-OSH 2001 juga bisa
diterapkan secara individual dalam Organisasi (Perusahaan).
Kelebihan lain standar ILO-OSH 2001 ialah standar ILO-OSH 2001
memiliki elemen-elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang singkat dan praktis untuk diterapkan. Namun
hal tersebut juga menjadi sedikit kekurangan dari standar ILO-OSH
2001 jika dibandingkan dengan standar OHSAS 18001 :
2007Occupational Health and Safety Management Systems
dikarenakan dalam standar OHSAS 18001 : 2007 memiliki elemen-
elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
lebih detail termasuk dalam pengendalian operasional organisasi
(perusahaan) terkait dengan Resiko K3 organisasi (perusahaan)
bersangkutan.

C. Penerapan Standar ILO-OSH 2001 di Tingkat Organisasi


Pedoman menekankan bahwa kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan nasional adalah tanggung jawab majikan. ILO-OSH 2001
mendorong terintegrasinya elemen sistem manajemen K3 ke dalam
kebijakan secara keseluruhan dan pengaturan manajemen, serta
menekankan hal tersebut pada tingkat organisasi, K3 harus menjadi
tanggung jawab lini manajemen, dan tidak harus dilihat sebagai tugas
untuk departemen K3 dan/atau spesialis.

Sistem manajemen K3 dalam organisasi memiliki lima bagian utama


yang mengikuti siklus berstandar internasional, yakni siklus Plan-Do-
Check-Act, dimana dasar dari pendekatan sistem ini diperuntukan
bagi manajemen. Bagian tersebut adalah Kebijakan,
Pengorganisasian, Perencanaan dan Pelaksanaan, Evaluasi, dan
Tindakan Perbaikan.
Kebijakan tersebut mengandung unsur-unsur kebijakan K3 dan
partisipasi kerja. Hal itu adalah dasar dari system manajemen K3,
seperti menentukan arah bagi organisasi untuk mengikutinya.

Pengorganisasian (Organizing) dalam hal ini mengandung unsur


tanggung jawab dan akuntabilitas, kompetensi dan pelatihan,
dokumentasi dan komunikasi. Utamanya daripada hal tersebut untuk
memastikan struktur manajemen di tempat, serta tanggung jawab
yang diperlukan dialokasikan untuk memberikan kebijakan K3.

Perencanaan dan implementasi (Planning and Implementation)


mengandung unsur-unsur dari tinjauan awal, sistem perencanaan,
pengembangan dan implementasi, tujuan K3 dan pencegahan
bahaya. Melalui kajian awal, menunjukkan di mana organisasi

7
tersebut berdiri khususnya tentang K3, dan menggunakan hal ini
sebagai dasar untuk melaksanakan kebijakan K3.

Evaluasi (Evaluation) mengandung unsur-unsur pemantauan dan


pengukuran kinerja, investigasi cedera yang berhubungan dengan
pekerjaan, sakit dan sehat, penyakit dan insiden, serta audit dan
tinjauan manajemen. Hal itu menunjukkan bagaimana fungsi sistem
manajemen K3 dan mengidentifikasi setiap kelemahan yang perlu
diperbaiki. Hal ini termasuk unsur yang sangat penting dari audit,
yang harus dilakukan pada setiap tahap. Pihak independen dari
kegiatan yang akan diaudit haruslah melakukan audit. Hal ini tidak
selalu berarti auditor itu dari pihak ketiga saja.

Sistem manajemen K3 dalam organisasi memiliki lima bagian utama


yang mengikuti siklus berstandar internasional, yakni siklus Plan-Do-
Check-Act, dimana dasar dari pendekatan sistem ini diperuntukan
bagi manajemen. Bagian tersebut adalah Kebijakan,
Pengorganisasian, Perencanaan dan Pelaksanaan, Evaluasi, dan
Tindakan Perbaikan.
1. Kebijakan
Kebijakan tersebut mengandung unsur-unsur kebijakan K3 dan
partisipasi kerja. Hal itu adalah dasar dari system manajemen K3,
seperti menentukan arah bagi organisasi untuk mengikutinya.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian (Organizing) dalam hal ini mengandung unsur
tanggung jawab dan akuntabilitas, kompetensi dan pelatihan,
dokumentasi dan komunikasi. Utamanya daripada hal tersebut
untuk memastikan struktur manajemen di tempat, serta tanggung
jawab yang diperlukan dialokasikan untuk memberikan kebijakan
K3.
3. Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan dan implementasi (Planning and Implementation)
mengandung unsur-unsur dari tinjauan awal, sistem perencanaan,
pengembangan dan implementasi, tujuan K3 dan pencegahan
bahaya. Melalui kajian awal, menunjukkan di mana organisasi
tersebut berdiri khususnya tentang K3, dan menggunakan hal ini
sebagai dasar untuk melaksanakan kebijakan K3.
4. Evaluasi
Evaluasi (Evaluation) mengandung unsur-unsur pemantauan dan
pengukuran kinerja, investigasi cedera yang berhubungan dengan
pekerjaan, sakit dan sehat, penyakit dan insiden, serta audit dan
tinjauan manajemen. Hal itu menunjukkan bagaimana fungsi
sistem manajemen K3 dan mengidentifikasi setiap kelemahan
yang perlu diperbaiki. Hal ini termasuk unsur yang sangat penting
dari audit, yang harus dilakukan pada setiap tahap. Pihak
independen dari kegiatan yang akan diaudit haruslah melakukan
audit. Hal ini tidak selalu berarti auditor itu dari pihak ketiga saja.

8
5. Tindakan Perbaikan
Tindakan Perbaikan mencakup unsur-unsur tindakan pencegahan
dan perbaikan yang ditingkatkan secara terus-menerus. Hal
tersebut menerapkan tindakan preventif dan korektif yang
diperlukan, lalu diidentifikasi, dievaluasi, serta di audit pula. Hal
tersebut juga menekankan perlunya perbaikan secara terus-
menerus terhadap kinerja K3 melalui perkembangan kebijakan
yang konstan, sistem dan teknik untuk mencegah dan
mengendalikan cedera yang berhubungan dengan pekerjaan,
kesakitan, penyakit, dan insiden.

D. Penerapan Standar ILO ditingkat Nasional


Pada tingkat nasional, mereka menyediakan untuk pembentukan
kerangka nasional demi system manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), hal ini sebaiknya didukung oleh UU dan
peraturan nasional. Aksi di tingkat nasional termasuk nominasi dari
lembaga yang kompeten untuk sistem manajemen K3, perumusan
kebijakan nasional yang koheren dan pembentukan kerangka kerja
untuk aplikasi nasional yang efektif dari Standar ILO-OSH 2001, baik
dengan cara langsung melaksanakan dalam organisasi atau yang
adaptasi dengan kondisi nasional dan praktek oleh pedoman nasional
serta kebutuhan spesifik organisasi sesuai dengan ukuran dan sifat
kegiatan (oleh pedoman disesuaikan).
Kebijakan nasional untuk system manajemen K3 harus dirumuskan
oleh lembaga yang kompeten dalam berkonsultasi dengan organisasi
pekerja dan pengusaha, selain itu juga harus mempertimbangkan:
1. Promosi Sistem Manajemen K3 sebagai bagian dari manajemen
keseluruhan
2. Menghindari birokrasi, administrasi, serta biaya yang tidak terlalu
diperlukan,
3. Dukungan oleh Inspektorat tenaga kerja, keselamatan dan
kesehatan, juga layanan lainnya.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
OHSAS – Occupational Health and Safety Assesment Series-18001
merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan & Keselamatan Kerja atau biasa disebut Manajemen K3 .
Tujuan dari OHSAS 18001 ini sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan
Sistem Manajemen K3 Permenaker, yaitu Perlindungan terhadap para
pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan yg timbul dari lingkungan kerja
pekerjaan itu sendiri yang berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan para pekerja DAN tidak menimbulkan kerugian bagi
perusahaan dan pekerja itu sendiri.

B. SARAN

10
DAFTAR PUSTAKA

http://wahedlabstechnologies.blogspot.com/2012/06/pedoman-manajemen-k3-ilo-
osh-2001.html
https://isoindonesiacenter.com/ilo-osh-2001-standar-k3-dari-pbb/
http://dovebernadian.blogspot.com/2017/10/standarisasi-dalam-perusahaan.html

11

Anda mungkin juga menyukai