Disusun Oleh:
Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
2007
Panduan Penilaian
AMDAL atau UKL/UPL untuk Kegiatan
Pembangunan Pelabuhan
Disusun Oleh:
Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
2007
PENGARAH
Hermien Roosita
Plh. Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
EDITOR
Sri Wahyuni Herly
Kabid Pengembangan
Asdep Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
Ary Sudijanto
Kabid Penyelenggaraan
Asdep Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
TIM PENYUSUN
Farid Mohammad
Amanda Widyadwiana
Rachma Venita
Wahyu Puspita Sari
Sena Pradipta
Jan Weber
Idris Maxdoni Kamil
APRESIASI
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak
yang telah membantu penerbitan buku ini, khususnya
kepada Deutsche Gesellschaft fr Technische
Zusammenarbeit (GTZ), Dr. Subandono Diposaptono,
MSc., Dr. Andojo Wurjanto, Dr. Agung Suryanto, Rio
Irawan (DepHub), Weka Mahardi (Staf DKP), Harni
Sulistyowati, Widhi Handoyo, Esther Simon, Endah Sri
Sudewi, Muhammad Askary, Estamina Silalahi, Rachma
Venita, Mawan Wicaksono, Tarmidi, Tanuwijaya, Pemi
Suthiathirtarani, Istiqomah, Ira Haryani, Ahmad Djunaedi,
Darno, Sopiyan, Khamim Huda, Suryatini Verias, dan
seluruh pihak yang turut membantu terselesaikannya
buku panduan ini.
PENERBIT
ASISTEN DEPUTI URUSAN PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN
DEPUTI MENLH BIDANG TATA LINGKUNGAN
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
Gedung A Lantai 6 Otorita Batam
Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur
Telp/Faks: 021 85904925/021 85906168
Email: amdal@menlh.go.id
Website: www.menlh.go.id
1
2
2
2
2
2
3
4
4
4
5
5
5
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
10
10
11
11
11
11
12
13
14
Dalam
setiap
pembangunan
pelabuhan,
Nama
desa,
kecamatan,
kabupaten,
1. IDENTITAS PEMRAKARSA
Terdapat
alamat
penjelasan
tentang
pemrakarsa,
Luas
nama
struktur
dan
organisasi,
area
yang
Wilayah
(sesuai
bertanggungjawab
Provinsi,
dan
pengelolaan
lingkungan.
mencakup
dibutuhkan
dengan
RTRW
Nasional,
Kabupaten/Kota),
harus
2. PELAKSANAAN PROYEK
setiap
proyek
atau
seperti
kegiatan
tahapan
pertambangan,
sebagai
pengurugan,
datar
atau
berbukit
masyarakat
umum,
direncanakan
terbatas.
pelabuhan
untuk
Meskipun
jangka
begitu,
biasanya
waktu
kajian
tak
pasca
khusus
pelabuhan
tidak
yang
bisa
mengakibatkan
beroperasi
kembali.
proyek,
semenanjung,
apakah
apakah
teluk
lokasi
atau
tersebut
pembuangan
material
keruk
(dumping area)
disebutkan
kegiatan
yang
4. DESKRIPSI PERENCANAAN
PELABUHAN
akan
3. LOKASI KEGIATAN
darat, atau
penumpang
dan
barang
dapat
berjalan
perpindahan
penumpang dari
adalah
melakukan
muat-bongkar
barang
dan
dan
gelombang
pelabuhan,
(breakwater),
alur
pelayaran,
kolam
terminal
(reception
facilities/garbage
and
tanggap
darurat,
serta
fasilitas
fasilitas
laut.
Ukuran
berdasarkan
bersandar
pelabuhan
dermaga
ukuran
ke
yang
kapal
dermaga
secara
ditetapkan
yang
akan
tersebut.
Karena
paling
keselamatan
berpengaruh
pengguna
terhadap
pelabuhan,
maka
dermaga
pelabuhan
harus
Gambar
disertai
dengan
narasi
perlu
jaringan
jalan,
jaringan
listrik,
jaringan
berbagai
perlengkapan
muat-
sudut
terhadap
Menteri
Perikanan
terhadap
dan
ketentuan
garis
pantai;
menunjukkan
dengan
jelas
elevasi
dermaga;
Kepatuhan
terhadap
Potongan
Keputusan
persepsi
memberikan
untuk
Potongan
melintang
memanjang
tipikal
struktur
tipikal
struktur
fender,
bollard,
dermaga;
Kelengkapan
cair).
5. DESKRIPSI DERMAGA
dermaga:
disusun
dalam
satu
sistem
Jarak
dalam
koordinat
Elevasi
yang
konsisten.
dinyatakan
dalam
meter
atau
Keseluruhan
gambar
di atas
dilengkapi
setiap
difasilitasi
dibangun.
dilengkapi
yang
dengan
elevasi
bagian-bagian
terminal
berbeda-beda,
dan
status
Dokumen
akan
tergantung
pelabuhan
AMDAL
dibangun
yang
harus
beserta
dapat
fasilitas-
fasilitasnya.
Dokumen
perhitungan
kekuatan
telah
dirancang
menggunakan
kaidah
teknik
yang
8. DESKRIPSI
PEMECAH/PENAHAN
GELOMBANG (BREAK WATER)
lagi
Lebih
meyakinkan
pelabuhan,
sehingga
bangunan
ini
tidak
yang
berada
pada
suatu
adalah
alur
tersebut
pelayaran.
harus
Dokumen
AMDAL
menunjukkan
biasanya
tidak
memerlukan
alur
gelombang
adalah
pelayaran
harus
alur
gelombang
laut
pelayaran
tersebut
dari
dulu
berlabuh
dengan
alami,
atau
bongkar
muat
(eksisting),
dapat
teluk,
dijelaskan,
telah
terbentuk
apakah
ada
secara
tenang
ketelitian
dapat
melakukan
Penentuan
pemecah
memerlukan
tinggi
kapal
dan
barang.
perancangan
7. DESKRIPSI TERMINAL
BESERTA FASILITASNYA
memperkecil
sehingga
dan
gelombang
khusus.
Apabila
pemecah
gelombang,
perlu
adalah
titik
transportasi
transportasi
fasilitas
darat.
antarmuka
pertemuan
laut
dan
Terminal
yang
antara
sistem
merupakan
menghubungkan
pelabuhan,
memiliki
beberapa
dapat
jenis
dimungkinkan
terminal.
Jenis
terminal
kendaraan
bermotor,
dan
akan
dapat
pembangunan
lingkungan
menunjukkan
break
sekitar.
water
dampak
tersebut
Contoh
di
simulasi
9. DESKRIPSI KOLAM
PELABUHAN
Pengerukan
dilakukan
dalam
untuk
kegiatan
pelabuhan
menambah
kedalaman
perairan
keluar
yang
masuknya
kapal
ke
pelabuhan
agar
kapal
cukup
tidak
dalam
kandas.
tidak
Pada
diperlukan
pengerukan.
biasanya
dibangun
dilakukan
membangun
pelayaran,
pengerukan
kolam
dan
untuk
pelabuhan,
perataan
dasar
alur
Pengerukan
tersebut
pengerukan,
dapat
dilakukan
terdapat
perlu
kegiatan
diperhatikan
jenis
pemecah
Selain
itu
klasifikasi
perlu
penjelasan
peruntukan
perairan
pelabuhan
bahan/barang
pelaksanaan
berbahaya,
perairan
untuk
merupakan
Konvensi
bagian
Internasional
dari
tahun
intra
kapal-kapal,
telah
Pelabuhan
ditetapkan
(Adpel)
oleh
Administrator
setempat.
Lokasi
wilayah
perlindungan/konservasi
aturan
ini
telah
dimodifikasi
fasilitas
pelabuhan
yang
penampung
memadai
di
tanpa
dan
ukuran
fasilitas
penampung
yang
sandar
di
pelabuhan.
yang
facilities,
tetapi
menjadi
target
wajib
memiliki
pelabuhan
dalam
reception
khusus
aturan
juga
tersebut.
sebaiknya
tetapi
penanggulangan
dapat
pula
memiliki
fasilitas
penyediaan
diperhatikan.
tumpahan
Peralatan
peralatan
minyak
minimum
perlu
untuk
dengan
pelabuhan.
kapal.
Secara
umum,
bahaya
yang
minyak
ke
perairan.
Untuk
itu,
kondisi
perairan
dan
lokasi
A.
Lokasi
kegiatan
peruntukan
setempat,
Ruang
harus
rencana
harus
dengan
ruang
wilayah
tata
dilampirkan
Kabupaten
atau
Kota
Perda
Tata
(jika
tidak
tersebut
termasuk
daerah
Marine
Transportasi
lokal,
sistem
prasarana
regional
transportasi
lokal
dan
dan
diperhatikan
karang,
mangrove
(abrasi),
perlu
pantai
secara
abrasi
historis
telah
adanya
SEBELUM
dapat
Pemrakarsa
B.
keberadaan
lindung
membantu
dari
menghindarkan
masalah
sosial
dengan
masyarakat sekitar.
Perlu
terjadinya
dan sedimentasi
mengalami
transportasi
potensi
gelombang
Meliputi
pula
Penggunaan Lahan
C.
diperhatikan
dan
padang lamun)
Iklim
suhu
rata-rata,
tekanan
udara
maksimum,
rata-rata,
2. KOMPONEN FISIK
A.
C.
Fisiografi
D.
Hidrooceanografi
H.
Geohidrologi
erosi.
3. KOMPONEN BIOLOGI
A.
Biota terestrial
dan kerapatannya)
yang akurat.
E.
B.
Biota Akuatik
dan
perairan
tapak
proyek.
Untuk
Kualitas
air
(air
permukaan,
air
tanah)
Geologi
plankton,
4. KOMPONEN SOSIAL,
EKONOMI, DAN BUDAYA
Meliputi
tingkat
pendapatan
masyarakat
masyarakat,
khususnya
kualitas
F.
kerapatannya,
nilai
dan
norma
2. PENURUNAN KUALITAS
UDARA DAN PENINGKATAN
KEBISINGAN
oleh
offloading
perubahan
kebisingan
fungsi
tersebut
yang
bentang
alam.
dan
tata
guna
mengakibatkan
Pada
lahan
peningkatan
di
debu
akibat
pelabuhan.
pada
kegiatan
Peningkatan
kegiatan
pelabuhan
perubahan
kawasan
awalnya,
seperti
kegiatan
pembukaan
tahap
konstruksi,
serta
pemadatan
adanya
kualitas
pola genangan.
pembangunan
Dampak-dampak
turunan
dari
perubahan
peningkatan
berusaha,
persepsi
negatif
terhadap
aktivitas
kepadatan
kesempatan
timbulnya
keresahan
masyarakat,
nelayan,
lalulintas
kerja
peningkatan
air
kekeruhan
Kegiatan
konstruksi
pelabuhan
akan
dan
pada
berpotensi
operasional
akan
mempengaruhi
dan
gangguan
peningkatan
pelayaran,
serta
air
limbah
domestik
dan
non
yang
digunakan
untuk
perawatan
kapal),
kegiatan
operasional
loading-
kapal.
Kegiatan
pembangunan
Pelabuhan
akan
pelabuhan.
pemancangan
pembangunan
Kegiatan
tiang
struktur
pembukaan
pondasi,
fisik
dan
fasilitas
perubahan
dan
simultan
gelombang
batimetri,
dan
pola
arus
laut
secara
pola
sedimentasi
yang
dapat
sediment
sejajar
pantai
yang
pesisir,
sehingga
dalam
rencana
10
padang lamun.
Gangguan
terjadi
terhadap
secara
biota
langsung
perairan
dapat
maupun
tidak
pembangunan
kegiatan
perumahan
serta
Rencana Pengelolaan
secara teratur.
Memasang alat peredam suara pada mesinmesin dan kendaraan;
Rencana Pemantauan
Pemantauan tata guna lahan secara berkala
untuk memastikan tidak ada perubahan tata
guna lahan.
Operasional
penggunaan
alat-alat
berat
2. PENURUNAN KUALITAS
UDARA DAN PENINGKATAN
KEBISINGAN
Metode
pengelolaan
kualitas
udara
dampak
(peningkatan
penurunan
kadar
yaitu
dengan
cara
Rencana Pengelolaan
Metode
pemantauan
debu)
adalah:
Pemeliharaan mesin peralatan mobilisasi
Rencana Pengelolaan
Untuk
Menghindari
terjadinya
ceceran
tanah
terhadap
ruang
peningkatan
kekeruhan,
sejenis;
melakukan
mencegah
berkapasitas
gangguan
pada
pengangkutan
alat
besar
pengeruk
sehingga
lokasi
dari
materia
yang
memperkecil
lalu
keruk
lintas
dan
11
Menggunakan
pencegah
kekeruhan
seperti
bucket
(environmental
bucket),
tanggul
pump
untuk
penyebaran
penutup
sementara,
peralatan
pneymatic
pemantauan
tembok
merencanakan
laut
tersebut.
tembok
memperhatikan
Dalam
laut
pendekatan
harus
sedmen
sel
(coastal cell).
Rencana Pemantauan
Metode
dibelakang
yaitu
dengan
cara
Pembangunan groin
pantaui
untuk
mengamankan
pantai
dari
sejajar
pantai
Bangunan
(longshore
ini
angkutan
berfungsi
sedimen
transport).
menahan
sejajar
laju
pantai
dan
Rencana Pengelolaan
lokasi
maupun
dari
laut
karena
adanya
Untuk
menanggulangi
abrasi
pantai tersebut maka perlu dilakukan upayaupaya perlindungan pantai dengan membuat
gelombang
(melampaui
pecah)
zona
atau
panjang
gelombang
pecah).
tergantung
pada
keperluannya.
bronjong,
kayu,
sheet
pile
beton
pantai
revetment,
dan/atau
detached
membuat
breakwater,
perlindungan
groin
pantai
karang
buatan,
peremajaan
di
tempat
lain.
Upaya
pelindungan
Pemecah
memiliki
gelombang
struktur
yang
sejajar
berupa
pantai
bangunan
pantai
pantai.
dan
dibangun
Bangunan
menahan
ini
energi
menghempas
sejajar
dimaksudkan
gelombang
pantai.
Daerah
garis
untuk
yang
dibelakang
sekitarnya,
sedimen
sejajar
sehingga
pantai
akan
angkutan
terhenti
di
belakangnya.
Karena
pembangunan
menimbulkan
dampak
akresi
breakwater
dan
abrasi
pantai,
maka
perlu
adanya
pengelolaan
12
harus
mempertimbangkan
sedimen
sel
(coastal cell).
Rencana Pemantauan
Pemantauan
terhadap
dilakukan
perubahan
secara
garis
terhadap
biota
periodik
dengan
pantai
cara
kemudian
mangrove
digunakan
gangguan
sebagai
dasar
atau
penanaman
transplatasi
pelatihan
kembali
jenis-jenis
atau
melakukan
karang.
Memberikan
lokal/asli
terumbu
konservasi
terhadap
pekerja-
Rencana Pengelolaan
Gangguan
terhadap
memerlukan
rencana
Rencana Pemantauan
biota
perairan
pengelolaan
yang
terkena
dampak.
Pada
umumnya,
Metode
pemantauan
yaitu
dengan
cara
13
kondisi
umum
terhadap
hal-hal
dan
kemungkinan
cukup
fleksibel
perubahan
terhadap
setempat,
untuk
kondisi di lapangan.
berwawasan
terwujudnya
sehingga
pembangunan
lingkungan,
pembangunan pelabuhan.
Kegiatan pembangunan pelabuhan memiliki
beberapa aspek yang sangat tergantung pada
14
diharapkan
khususnya
yang
pada
Lampiran
Daftar Proses Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (AMDAL, UKL/UPL)
DAFTAR PROSES
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
(AMDAL, UKL/UPL)
Jenis Proyek:
PELABUHAN
KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL
DAFTAR PROSES
Jenis Proyek:
PELABUHAN LAUT
REHABILITASI DAN PENGEMBANGAN
0.1
Permohonan:
[ ] AMDAL
[ ] UKL/UPL
[ ] Pemantauan/Inspeksi
0.2
Nama Proyek:
____________________________________________
__________________________________________________________
0.3
Lokasi: ___________________________________________________
__________________________________________________________
0.4
0.5
Tanggal :__________________________________________
0.5
Date: ______________________
DOKUMEN TERLAMPIR / DOKUMEN YANG AKAN DILAMPIRKAN
0.6
Dokumen Resmi
(Pembenaran, pemberitahuan, kesepakatan)
______________________________________________________
0.7
Dokumen Korespondensi/Komunikasi
(Catatan, anotasi, rekomendasi)
______________________________________________________
0.8
Catatan
1.1
Peta Topografi,
Memperlihatkan lokasi proyek dan significant landmarks, badanbadan air serta daerah-daerah relevan lain yang akan mengalami
dampak yang penting dalam evaluasi proyek.
skala 1:50,000
skala 1:10,000
1.2
Peta lokasi (skala 1:200 sampai 1:2000) menunjukan komponen
proyek tunggal (dermaga, fasilitas darat, konstruksi di pinggir badan
air, pemeliharaan daerah kegiatan, jalan akses, dsb) dan juga
ukuran / luasnya.
1.3
Inventarisasi daerah-daerah lindung dan daerah banjir di lokasi
proyek dan sekitarnya.
pada kedua sisi dalam jarak 1 km
pada kedua sisi dalam jarak 5 km
1.4
Sertifikat zona.
1.5
Catatan konsep sebagai diserahkan kepada BRR.
1.6
Grafik yang menunjukan arus proses kegiatan
1.7
Perkiraan jadwal konstruksi.
1.8
Lain-lain (uraikan)
2.2
Lokasi Projek
Jalan: ___________________________________________________________
Desa: ___________________________________________________________
Kecamatan: ______________________________________________________
Kapubaten/kota: __________________________________________________
Koordinat Geografis (Ditentukan dgn GPS): _____________________________
2.3
Pemrakarsa
____________________________________________________
Petugas Penghubung: _____________________________________________
Alamat: ____________________________________________________
Tlp/Fax #:
______________________________________
Hp #:
______________________________________
E-mail:
______________________________________
2.4
Kepemilikan Proyek
Jenis Kepemilikan:
[ ] Kepemilikan Tunggal
[ ] Kemitraan atau Kerjasama
[ ] Perusahaan
[ ] Koperasi
[ ] Lain-lain ___________________________________________
2.5
Biaya Proyek
Total Biaya Projek: ____________________
Cara Pendanaan Proyek:
[ ] Dana Sendiri
[ ] Pinjaman Bank
[ ] Dana Pemerintah
[ ] Lain-lain _______________________
2.6
Kontraktor
___________________________________________
Petugas Penghubung: ___________________________________
Alamat:
___________________________________________
Tlp/Fax #: _____________________________________________
Hp #:
________________________________________________
E-mail: _______________________________________________
2.7
Pihak-pihak Terkait
Kelompok masyarakat yang berpotensi mengalami dampak proyek.
______________________________________________________
2.8
Informasi Umum
Pemberian informasi pada masyarakat dilakukan
[ ] Ya
Dimana?
___________________________________________
Kapan? ___________________________________________
Oleh siapa?
Nama: _____________________________________
Tlp.-no: ____________________________________
[ ] Tidak
Tanggapan masyarakat/pemangku kepentingan yang perlu diserahkan sampai dengan tanggal
pertemuan
Komisi
AMDAL
guna
menentukan
KA-ANDAL
Tanggal: ___________________________________________
3.2
3.2.1
3.2.2
Kapasitas / Skala
2
Luas yang tercakup dalam proyek : ____________ ha / m
Kapasitas Penumpang: _______ per hari; _______ per tahun (maksimum)
Kapasitas of muatan: ________ per hari; ________ per tahun (maksimum)
Kapasitas of kapal: _______ per hari; ______ per tahun (maksimum)
3.3
Fasilitas Proyek
Daftarkan fasilitas yang tercakup dalam proyek ini.
Lampirkan sketsa/gambar, foto, dan perencanaan, termasuk proposal bangunan dan kapasitas
Fasilitas
Area (m2) / Kapasitas / Nomor
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
Daerah Dampak
Struktur penggunaan lahan yang berdampingan dengan proyek, didalam daerah dampak
utama.
[ ]
Daerah pemukiman
[
[
[
[
[
[
[
]
]
]
]
]
]
]
3.9
3.10
Gambar 1
Gambar 2
Foto dengan pemandangan luas
3.11
___________________________________________
3.12
3.13
[
3.14
Emisi udara
Apakah jenis bahan pencemar dan perkiraan kadar konsentrasinya akibat emisi udara?
[ ] Oksida belerang ________
[ ] Oksida nitrogen _________
[ ] TSP __________________
[ ] Lain-lain, jelaskan ________
3.15
3.16
Jarak (km)
Volume penggunaan
(m3/day)
1. Kali
2. Mata air
3. Sungai kecil
4. Sungai
5. Lain-lain,
jelaskan
[
Sumber air
Sumur Dalam
Jumlah Sumur/ Pompa
tangan/ Tangki
Lokasi
Kedalama
n
Jumlah
penggunaan
(l/detik)
Kapasitas
1. Pengumpulan di tangki
penyimpanan
2. Pengumpulan di kolam air
3.17
Pengolahan Air
Bila sumber persediaan air didapatkan dari air permukaan, air hujan, sumur dalam, atau air
hujan, apakah akan dilakukan pengolahan air?
[ ] Ada
[ ] Tidak
Bila ada, jenis pengolahan apakah?
[ ] Khlorinasi
[ ] Saringan Filter
3.18
Debit air-buangan:___________
Debit harian:________m3/hari,
Kualitas limbah masuk (influen); kualitas ditargetkan limbah keluar (efluen) / air laut :
Influen Efluen
[ ]
Warna
_____
_____
[ ]
BOD
_____
_____
[ ]
COD
_____
_____
[ ]
TDS
_____
_____ (padatan terlarut total)
[ ]
TSS
_____
_____ (padatan tersuspensi
[ ]
Minyak dan lemak
_____
_____
Total)
[
[
[
[
[
[
[
[
]
]
]
]
]
]
]
]
Koliform total
Timah hitam, Pb
Arsen, As
Kadmium, Cd
Khrom, Cr
Selenium
Air raksa
Lain-lain, jelaskan
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
_____
[
[
3.19 .
3.20
]
]
Sistim Pembuangan Limbah Domestik (untuk kasus-kasus dimana tidak terdapat suatu instalasi
pengolahan limbah domestik)
[ ]
Lampirkan, denah saluran air limbah domestik!
Sistim pengolahan limbah domestik
[ ]
Septik tank perorangan
[ ] Septik tank kelompok
[ ]
Septik tank terpusat
Pembuangan limbah domestik
[ ]
Dibuang kedalam sistim pengolahan limbah umum
[ ]
Diolah dalam suatu instalasi pembuangan kelompok atau septik tank kelompok
[ ]
Diolah dalam septik tank pribadi dengan pengaliran ke bidang resapan
[ ]
Lain-lain, jelaskan: ____________________________
Sistim Drainase
[ ]
Lampirkan denah rencana drainase!
Jenis drainase yang tersedia
a. Jalan utama:
[ ] Saluran terbuka
[ ] Drainase tertutup/bawah tanah
[ ] Tidak ada
b. Jalan lain:
[ ] Saluran terbuka
[ ] Drainase tertutup/bawah tanah
[ ] Tidak ada
Kemana sistim drainase melepaskan limbahnya?
[ ]
Sistim drainase umum
[ ]
Tempat pelepasan alami / badan air, jelaskan:
Nama badan air: _____________________________
Lokasi: _____________________________________________
3.21
Kapasitas
Tenaga
Konsumsi / hari
] Ya
Perkiraan volume dari limbah padat yang dihasilkan oleh setiap bagian dari fasilitas pelabuhan
[ ] Kantor _________________
[ ] Terminal penumpang ___________
[ ] Kapal berlabuh __________
[ ] Lapangan terminal serba guna ____
[ ] Pompa bensin ___________
[ ] Fasilitas komersial ______________
[ ] Operasi pengerukan ______
[ ] Rumah-makan / Kantin __________
[ ] Lain-lain, jelaskan _________________________________
Apakah akan ada penyortiran/pemisahan limbah pra pembuangan?
[ ] Ada [ ] Tidak
Sistem pemilahan
[ ]
Tempat simpanan sementara untuk limbah hasil pemilahan diluar lokasi proyek.
[ ]
Tempat simpanan sementara untuk limbah hasil pemilahan didalam lokasi
proyek.
Bahan/material yang dapat didaur ulang
[ ]
Limbah yang dapat di biodegradasi dijual kepada pembeli
[ ]
Limbah yang dapat di biodegradasi akan dijadikan kompos oleh yang
mengusulkan ide ini.
[ ]
Limbah lain yang dapat didaur ulang dijual kepada pembeli
Sistem pengumpulan
[ ]
Sistem pengumpulan sampah yang dilakukan oleh proyek / bangunan
[ ]
Sistem pengumpulan sampah yang dikelola oleh badan perkotaan
[ ]
Sistem pengumpulan sampah yang dikelola oleh badan tersendiri/komersial
Sistem pembuangan sampah untuk limbah yang tidak dapat didaur ulang
[ ]
Lokasi tempat pembuangan sampah terbuka diluar lokasi proyek
[ ]
Lokasi pembuangan sampah dari kotamadya/perkotaan
[ ]
Lain-lain, jelaskan: ___________________________
Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang diusulkan: _________________
3.24
3.25
Jadwal Konstruksi
Berapa lama perioda pra-konstruksi/konstruksi akan berlangsung? ____________
Mulai: ______________
Berakhir: ______________
[
] Lampirkan jadwal terinci mengenai tahapan dan bagian pembangunan
Peralatan Konstruksi
Jenis mesin/truk yang akan digunakan, tujuan penggunaan dan nomornya.
Jenis mesin/truk
Tujuan penggunaan
proyek.
Jumlah unit
Lingkungan Fisik
4.1.1
Area
Perkiraan estimasi %
kemiringan
Kearah Timur
Kearah Barat
Kearah Selatan
Kearah Utara
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.1.5
4.1.6
4.1.7
4.1.8
Erosi tanah:
Apakah di daerah lokasi proyek terdapat indikasi terjadinya erosi?
[ ] Ada
[ ] Tidak
Bila ada, estimasi intensitasnya:
[ ] Rendah
[ ] Sedang
[ ] Berat
Sebab-sebab terjadinya erosi:
[ ] Hujan lebat
[ ] Lereng tidak stabil
[ ] Tsunami
[ ] Pasang laut besar, banjir
[ ] Gerak tanah
[ ] Lain-lain (jelaskan): _____________________________
Terjadinya longsor di lokasi proyek:
[ ] Ada
[ ] Tidak
Bila ya, estimasi potensi terjadinya longsor
[ ] Rendah
[ ] Sedang
[ ] Tinggi
Adakah bahaya gempa di sekitar daerah dalam radius 1.000m (a.l. keretakan pada lapisan
permukaan bumi)
[ ] Ada
[ ] Tidak
Apakah daerah tersebut mengalami banjir selama musim hujan atau pada pasang laut besar?
[ ] Ya
[ ] Tidak
Tanggal banjir terakhir: ___________________________________
Apakah wilayah proyek (atau sebagiannya) mengalami dampak tsunami 12/2004?
[ ] Ya
[ ] Tidak
Bila ya, apakah daerah itu (atau sebagiannya) diliputi air laut:
[ ] Air laut
[ ] Puing-puing
[ ] Substansi berminyak
[ ] Logam berat
[ ] Substansi lainnya yang diakibatkan tsunami (jelaskan):____
___________________________________________________
Pemakaian badan air didalam atau disekitar lokasi proyek, sekarang ini:
[ ] Mandi/Cuci
[ ] Memancing
[ ] Sumber air minum
[ ] Rekreasi (seperti. berenang, berlayar)
[ Lain-lain (sebutkan) _________________________________
Iklim setempat (data dasar):
Musim hujan: dari _____________ sampai _______________
Musim kemarau: dari _____________ sampai _______________
Suhu rata-rata: ______C; maksimum _____ C; minimum _______ C
3
Curah hujan rata-rata: _______ m /tahun
10
4.1.9
4.1.10
4.2
4.2.1
No.
Lingkungan Biologis
Pepohonan yang ada serta vegetasi lain di lokasi proyek:
Berikan beberapa contoh pada kotak dibawah!
Spesies
Pohon:
] Tinggi
Terancam?
Spesies lainnya:
[
4.2.2
No.
4.2.3
4.2.4
No.
4.2.5
4.2.6
No.
] Lampirkan daftar habitat dan spesies penunjuk sesuai persyaratan Bapedalda (UKL/UPL) /
Komisi AMDAL (KA-ANDAL)!
[ ] Lampirkan evaluasi mengenai kondisi sekarang!
Apakah proyek berlokasi disalah satu daerah berikut?
[ ] Ya
[ ] Tidak
Jenis daerah yang ada:
[ ] Daerah hutan bakau asli
[ ] Bekas daerah hutan bakau (sekarang rusak)
[ ] Daerah bakau direncanakan (berpotensi).
[ ] Hutan lindung
Daerah lindung di lokasi proyek dan sekitarnya (radius < 5 km):
Nama dan jenis daerah lindung
Tujuan utama dari perlindungan
Jarak
dalam km
Apakah lokasi memperlihatkan struktur vegetasi yang mengalami dampak tsunami 12/2004?
[ ] Ya
[ ] Tidak
Kehidupan/mahluk laut, burung dan bentuk kehidupan liar di lokasi proyek:
Berikan beberapa contoh dalam kotak dibawah!
Spesies
Terancam?
Mahluk laut:
Burung:
Jenis Lain:
[
11
4.2.7
No.
4.3
4.3.1
No.
4.3.2
4.3.3
No.
4.3.4
4.4
4.4.1a
4.4.1b
4.4.2
12
4.4.3
4.4.4
4.4.5
4.4.6
4.4.7
4.4.8
4.4.9
4.4.10
4.4.11
[ ] Ya
[ ] Tidak
Bila ya, Jumlah rumah tangga atau keluarga: ________________
Jumlah penduduk total:
13
5.1.2
5.1.3
5.1.4a
Lingkungan Fisik
Kehilangan lapisan penutup tanah dan/atau kehilangan fungsi tanah akibat kegiatan pemindahan
tanah, transportasi aspal, daerah pembuangan dan penyimpanan, bangunan dan jalan akses.
[ ] Ya
[ ] Tidak
Karena:
[ ] Pekerjaan pemindahan tanah (penggalian, pemotongan lereng, dsb.)
[ ] Penutupan permanen (pengaspalan, fasilitas dan bangunan tambahan)
[ ] Penutupan sementara (peralatan, bangunan, daerah pembuangan, konstruksi, jalan,
dsb.)
Luas yang tercakup: ___________m2
( KSE: A.1.a)
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
Perubahan pada morfologi bentang darat dan bentang laut dengan beberapa dampak (sekunder),
disebabkan oleh pemindahan tanah (batu besar) dalam skala besar untuk konstruksi dermaga,
antara lain:
[ ] perubahan pada morfologi lansekap laut
[ ] Alteration of former (natural?) water current regime
[ ] Kehilangan lapisan penutup tanah dan/atau kehilangan fungsi tanah pada daerah
akses dermaga
[ ] Perubahan morfologi pada penggalian (lokasi sumber bahan) with Potensi dampak
besar lainnya (Lihat Daftar Proses untuk Proyek Penggalian dan Penambangan Pasir dan
Kerikil) (Lihat butir -5.1.3)
[ ] Lain-lain, sebutkan: _________________________________
Volume total: _____________ m3
( KSE: A.1.a)
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!!
Risiko berbagai dampak (sekunder) dari lubang galian dan galian bahan untuk konstruksi:
[ ] Ada
[ ] Tidak
[ ] Tandai lubang galian dan lokasi galian pada peta terlampir!
[ ] Lampirkan daftar rincian bahan konstruksi dan asalnya (kualitas dan kuantitas)
(berkaitan dengan bagian 1.6)
[ ] Dalam hal teridentifikasi risiko signifikan (Ada), perlu diprakarsai kegiatan
evaluasi/pemantauan lingkungan yang sesuai untuk daerah dampak yang terkait
(misalnya, lokasi tambang, pabrik bahan bangunan, dsb.) dengan menerapkan Daftar
Proses (misalnya UKL/UPL, AMDAL dan/atau pemantauan yang diprakarsai badan
bersangkutan)!
Meningkatnya risiko erosi dan longsoran akibat lereng yang terjal dan tidak dilapisi tumbuhan serta
kemiringan pinggiran lahan akibat pemotongan untuk pembuatan komponen lahan (daerah
penyimpanan, perparkiran, daerah transportasi, bangunan, dsb.).
[ ] Ada
[ ] Tidak
Disebabkan:
14
5.1.4b
5.1.5
5.1.6
5.1.7
5.1.8
15
[
5.1.9
5.1.10
5.1.11
5.1.12
5.1.13
5.2
Lingkungan Biologis
5.2.1
16
5.2.2
5.2.3
5.2.4
5.2.5
17
5.2.6
5.2.7
5.3
5.3.1
5.3.2
5.3.3
5.4
Lingkungan Sosio-Ekonomi
5.4.1
Risiko adanya pengaruh pembangunan regional yang merugikan, akibat ketidak sesuaian dengan
tata-ruang tertentu/ rencana tata ruang
[ ] Ada
[ ] Tidak
( KSE: D.1.a)
[ ] Lampirkan rencana tata ruang / rencana tata guna tanah yang baru
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
Risiko adanya sengketa penggunaan tanah; risiko perubahan infrastruktur sosial:
[ ] Ada
[ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( KSE: D.1.a dan D.2.a)
Pemindahan / Pemukiman kembali masyarakat atau komunitas; pembebasan lahan; sengketa hak
jalan:
[ ] Ada
[ ] Tidak
( KSE: D.2.a)
[ ] Lampirkan dokumentasi lengkap kepemilikan tanah yang mengalami dampak
dan/atau kesepakatan (mengenai penggunaan lahan, pelanggaran) program pemukiman
kembali.
Peningkatan kegiatan ekonomi didaerah tersebut karena peningkatan kesempatan kerja dan
peningkatan keperluan rumah dan layanan umum untuk pekerja sementara pada tahap (para-)
konstruksi
[ ] Ada
[ ] Tidak
Jumlah pekerja sementara asal luar: _______________________
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( KSE: D.1.a)
Permasalahan akibat peningkatan kegiatan ekonomi di daerah tersebut dan peningkatan
permintaan perumahan dan layanan umum dalam tahap operasional
[ ] Ada
[ ] Tidak
( KSE: D.1.a dan D.2.a)
5.4.2
5.4.3
5.4.4b
5.4.4b
18
5.4.5
5.4.6a
5.4.6b
5.4.7
5.4.8
5.4.9
19
BAGIAN 6:
RENCANA / UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL/UKL)
dan
RENCANA / UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL/UPL)
Catatan: Daftar isi berikut bertujuan mendukung identifikasi kemungkinan tindakan-tindakan memperkecil
serta kegiatan-kegiatan pemantauan. Isi daftar ini diatur analog dengan bagian 5. (Sekali lagi dampak yang
berpotensi disebutkan dalam kolom pertama.) Dengan memberi tanda pada kegiatan yang sesuai untuk
diusulkan, maka daftar isian bagian 6 memenuhi persyaratan dari suatu rencana pengelolaan lingkungan
dan rencana pemantauan.
Rincian tambahan dari rencana pemantauan - seperti lokasi dan frekwensi dapat diatur pada kolom 4.
Guna menentukan frekwensi*, gunakanlah kependekan-kependekan berikut:
S = sekali sebelum pembukaan tanah
M = setiap minggu
K = setelah kejadian khusus (a.l. hujan berat) atau bila di-identifikasi ada masalah
B = setiap bulan
P = sekali setelah penyelesaian konstruksi, kemudian setiap ____ bulan.
20
6.1
Physical Environment
Dampak
6.1.1
Kehilangan
tanah dan
fungsi tanah
6.1.2
Perubahan
pada bentang
darat dan
morfologi
bentang laut.
(pergerakan
tanah dan batu
secara besar)
6.1.3
Risiko adanya
dampak
sekunder pada
sumber bahan
baku
bangunan.
Tindakan Mitigasi
Metoda Pemantauan
Pengendalian pembersihan
lahan dengan dalam batasbatas yang di-izinkan.
Simpan lapisan tanah bagian
atas pada tempat aman dan
gunakan sebagai bahan
pemerata akhir atau lapisan
akhir; setelah kegiatan
penambangan selesai,
dengan:
Modulasi permukaan
Pengolahan tanah
Reboisasi.
Pengendalian pembersihan
lahan dengan dalam batasbatas yang di-izinkan.
Lakukan studi jangka panjang
pada dampak berikutnya,
seperti pergantian rezim arus
laut, banjir, erosi dsb pada
lokasi proyek dan sekitarnya
Observasi visual
Pembuatan foto
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah.
Parameter /
Indikator
-
6.1.4
Meningkatnya
risiko erosi dan
tanah longsor
pada daratan
dan sisi air.
Observasi visual
Pembuatan foto
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah.
Periksa rambu-rambu
yang ada dan tandatanda batas daerah
pembersihan lahan.
Frekwensi*
dan Lokasi
Pemeriksaan /
Observasi visual
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah.
Bila ada indikasi
dampak signifikan dan
tidak adanya
UKL/UPL/AMDAL:
Prakarsai tindakan
kajian/pemantauan
(dengan menggunakan
Daftar Proses yang
terkait)mengenai
daerah bermasalah.
Observasi visual
Pembuatan foto.
Identifikasi daerah yang
mempunyai potensi
tidak stabil, erosi,
perubahan arus air, dan
genangan air.
Pengukuran arus air
sebagaimana
Daerah kena
dampak dalam
m2
Prosentase
lahan yang
dibersihkan.
Jumlah debu.
Kekeruhan air.
Daerah kena
dampak dalam
m2
Kekeruhan air
Arus air (pada
kecepatan
berbeda)
Tampaknya
erosi dan
banjir
(perbedaan)
Pengaduan
Daerah kena
dampak dalam
2
m
Volume bahan
mentah dalam
m3
Kritik yang
diungkapkan
dalam media
cetak.
Parameter
baku mutu
AMDAL
(308/05,
Lampiran 1)
Daerah kena
dampak dalam
m2
Kekeruhan air.
Arus air
Penyumbatan
parit.
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
21
06.10.2006/20.02.2007
6.1.5
Risiko
sedimentasi /
gangguan
pada pola
drainase atau
aliran air di
daratan.
6.1.6
Risiko
sedimentasi
akibat kegiatan
pengerukan.
6.1.7
Polusi air dan
kontaminasi
tanah pada
bagian darat.
Pembuangan sisa-sisa
pengerukan pada daerah
terminal pelabuhan yang telah
ditentukan dan benar..
Pembuangan sisa-sisa
pengerukan pada daerah lain
yang telah ditentukan dan
benar..
Penggunaan sisa brangkal dan
puing-puing untuk reklamasi
tanah
Sediakan saringan lumpur
Observasi visual
Pembuatan foto.
Identifikasi daerah
dengan genangan air
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah.
Lakukan analisa
kekeruhan air sebagai
diarahkan oleh
ahli/badan lingkungan.
Observasi visual.
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah
Identifikasi daerah yang
berpotensi kerusakan.
Lakukan analisa
kekeruhan air sebagai
diarahkan oleh
ahli/badan lingkungan.
Laksanakan sampling
dan analisa air
Observasi visual
Pembuatan foto
Identifikasi daerah yang
berpotensi kerusakan.
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah
Periksa laporan
mengenai pemasangan
dan pemeliharaan
fasilitas.
Kekeruhan air.
Penyumbatan
parit
permukaan air
Volume dari
bahan
kerukan.
Kekeruhan air.
Perubahan,
kerusakan
kimia dan
biologi air.
Baku-mutu
untuk bahan
beracun dan
berbahaya
(B3).
Prosentase
lahan yang
dibersihkan.
Kekeruhan air.
Pergantian,
kerusakan
kimia dan
biologi dalam
air.
Pengaduan.
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
22
06.10.2006/20.02.2007
6.1.8
Risiko Polusi
air pada pesisir
pantai
6.1.9
Peningkatan
terjadinya
debu.
Investigasi laporan
kebocoran
Pelaksanaan
pengawasan bila
pengelolaan dalam
kecelakaan berjalan
dengan baik
Sampling dan analisa
air
Observasi visual
Pembuatan foto
Identifikasi daerah yang
berpotensi kerusakan.
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah
Observasi visual
Pembuatan foto
Identifikasi daerah yang
berpotensi kerusakan.
Laksanakan
pengukuran lapangan
dan pengambilan
sampel untuk analisa
kualitas udara.
Periksa laporan
pengaduan dan
Baku-mutu
untuk bahan
beracun dan
berbahaya
(B3).
Pengaduan
Kejadian /
penemuan
ikan mati
Untuk emisi
gas buangan:
terapkan bakumutu kualitas
udara.
Kuantitas debu
di dalam dan di
luar lokasi
proyek
(perbandingan)
.
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
23
06.10.2006/20.02.2007
6.1.10
Polusi udara
6.1.11
Risiko dampak
negative pada
iklim mikro
6.1.12
Peningkatan
tingkat
kebisingan
6.1.13
Lain-lain
6.2 Lingkungan Biologis
pemantauan.
Kuantitas debu
pada rute
transportasi,
lokasi
konstruksi dan
operasional
Pengaduan.
Pengukuran kualitas
udara
Periksa laporan
pengaduan dan
pemantauan.
Pelaksanaan
pengawasan bila
pengelolaan dalam
kecelakaan berjalan
dengan baik
Laksanakan
pengukuran kualitas
udara.
Observasi visual
Periksa laporan
pengaduan dan
pemantauan.
Periksa laporan
mengenai daerahdaerah berpotensi
masalah ataupun yang
sedang bermasalah
Laksanakan
pengukuran lapangan
dan pengambilan
sampel analisa
kebisingan dekat
daerah yang sensitif
(KepMen 11/1996)
Data iklim
(suhu,
kelembaban).
Tingkat
kebisingan
dalam dB
Baku-mutu
emisi
kebisingan
dengan
mempertimgan
gkan
penggunaan
lahan
disekitarnya.
Pengaduan
Untuk emisi
gas buangan:
terapkan bakumutu kualitas
udara.
Kepadatan lalu
lintas
Pengaduan
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
24
06.10.2006/20.02.2007
Dampak
6.2.1
Kehilangan
vegetasi.
Tindakan Mitigasi
Metoda Pemantauan
Frekwensi*
dan Lokasi
Parameter /
Indikator
6.2.2
Kehilangan
hutan bakau
6.2.3.
Pengurangan
padang rumput
laut disekitar
pelabuhan
diakibatkan
oleh
pengerukan.
Pembuangan sisa-sisa
pengerukan di daratan
Pembuangan / pembilasan
sisa pengerukan pada tempat
yang telah disediakan atau
tempat lain yang telah
ditentukan dan dirancang
dengan benar.
Laksanakan penyaringan
Lumpur
Laksanakan studi jangka
panjang
Daerah kena
dampak dalam
2
m
Jumlah
tanaman/poho
n yang terkena
dampak
(musnah).
Spesies
terlindung
yang terkena
dampak
Pengaduan.
Kritik yang
ditulis dalam
media.
Daerah
terkena
dampak dalam
2
km .
Jumlah
spesies
terkena
dampak
(musnah)
Pengaduan.
Kritik yang
diterbitkan di
media.
Volume bahan
kerukan
Daerah
terkena
dampak dalam
2
km .
Kekeruhan air
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
25
06.10.2006/20.02.2007
6.2.4 Risiko
perubahan
pada habitat
laut lainnya
(vegetasi laut,
struktur karang
dsb)
6.2.5
Gangguan
atau
kehilangan
satwa lindung
dan habitat
sensitif
Periksa laporan
mengenai daerahdaerah berpotensi
masalah ataupun yang
sedang bermasalah.
(berdasar studi
sebelumnya)
Sampling dan analisa
air
pada
lokasi
penyedotan dan hilir
Observasi visual dan
pemeriksaan lapangan
Pembuatan foto
Periksa laporan
mengenai adanya
potensi atau daerah
bermasalah. (mengikuti
hasil studi sebelumnya)
Observasi visual dan
pemeriksaan lapangan
Studi lapangan jangka
panjang
Laksanakan
pengukuran dan
sampling lapangan
untuk Polusi di air dan
tanah dan kebisingan di
daerah-daerah sensitif
Periksa daftar
pengaduan, surat kabar
d.s.b.
Spesies
terlindung
yang terkena
dampak
Kekeruhan air
Arus air
Pengaduan
Kritik
yang
diterbitkan di
media
Daerah
terkena
dampak dalam
2
km .
Jumlah
dampak pada
specie satwa
lindung
Pengaduan
dan keluhan
dari
masyarakat
dan LSM
Kecaman yang
terbit pada
media.
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
26
06.10.2006/20.02.2007
6.2.6
Gangguan
disekitar
daerah suaka
alam /
gangguan
pada rute
migrasi
6.2.7
Lain-lain
6.3
Jumlah
dan
nama hewan
yang
teridentifikasi.
Jarak
dalam
km
Pengaduan
dan keluhan
dari
masyarakat
dan LSM
Kecaman yang
terbit pada
media
6.3.1
Pergantian
visual, risiko
gangguan
pada ciri-ciri
lansekap
Tindakan Mitigasi
6.3.2
Devaluasi
terhadap
daerah
rekreasi /
wisata dan
daerah cagar
budaya.
Metoda Pemantauan
Frekwensi*
dan Lokasi
Parameter /
Indikator
-
Daerah kena
dampak dalam
km2
Pengaduan
dan keluhan
dari
masyarakat
dan LSM
Kecaman yang
ditulis dalam
media massa.
Daerah kena
dampak dalam
2
km
Kebisingan
dalam dB
Jumlah
pengunjung
Pengaduan
dan keluhan
dari
masyarakat
dan LSM
Kecaman yang
terbit pada
media.
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
27
06.10.2006/20.02.2007
6.3.3 Yang
Lain
6.4
6.4.1 Risiko
dampak buruk
pada
pembangunan
daerah /
regional
Tindakan Mitigasi
6.4.2
Risiko
sengketa
penggunaan
tanah
Koordinasi dengan
masyarakat, LSM dan badan
donor lainnya mengenai
rencana dan tempo / masa
kegiatan konstruksi; dan
rencana untuk pemeliharaan di
masa depan
Hindari pengerukan pada
kampung yang sudah berdiri
dan tanah pribadi.
Laksanakan sinkronisasi
jangka panjang dengan
rencana dan kebijakan tataruang pembangunan.
Sediakan prasarana yang
memadai untuk menghindari
beban berlebih pada daerah
disekitar proyek.
Menyelengarakan proyek
pembangunan social kepada
masyarakat
Batasi pembebasan tanah
sedapat mungkin.
Hindari pembangunan
pelabuhan pada tanah
perorangan dan tanah desa
Kerjasama erat dengan
berbagai badan guna
menangani keperdulian
masyarakat dalam
menentukan lokasi akhir.
Hindari gangguan terhadap
mata pencaharian para
nelayan (a.l. penjadwalan
kapal berlabuh)
Mendukung masyarakat dalam
membuat program mata
pencaharian.
Metoda Pemantauan
Periksa kesesuaian
dengan rencana
pembangunan (yang
ada).
Teliti laporan mengenai
daerah bermasalah.
Lakukan diskusi dengan
wakil-wakil masyarakat
setempat.
Teliti daftar keluhan
guna mengidentifikasi
permasalahan yang
belum diselesaikan.
Frekwensi*
dan Lokasi
Parameter /
Indikator
-
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah.
Lakukan diskusi dengan
wakil-wakil masyarakat
setempat.
Meninjau daftar keluhan
untuk mengidentifikasi
masalah yang belum
diselesaikan.
Pengaduan
dari
masyarakat
disekitar /
testing
Pengaduan
dan keluhan
dari
masyarakat
lokal.
Kecaman yang
terbit pada
media
Meningkatnya
perusakan dan
gangguan
keamanan.
Daerah kena
dampak dalam
km2
Pengaduan
dan keluhan
dari
masyarakat
lokal.
Kecaman yang
terbit pada
media
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
28
06.10.2006/20.02.2007
6.4.3
Perpindahan /
pemukiman
kembali
masyarakat;
pembebasan
lahan;
sengketa hak
jalan.
6.4.4
(Masalah
akibat dari)
Peningkatan
dalam
kegiatankegiatan
ekonomi.
6.4.5
Dampak pada
jaringan
transportasi
(darat dan sisi
laut)
6.4.6a
Peningkatan
risiko terhadap
masalah
kesehatan
akibat
pembuangan
bahan hasil
kerukan.
Periksa daftar
berhubungan dengan
rencana pembangunan
Periksa laporan
mengenai daerah
bermasalah.
Diskusi dengan
representatif
masyarakat lokal.
Pemeriksaan lapangan
terhadap situasi lalu
lintas (pemeriksaan
langsung)
Jumlah
keluarga yang
terkena
dampak
Pengaduan
dari
masyarakat
setempat
Jumlah usaha
kecil (baru)
Persepsi
masyarakat
tentang proyek
ditinjau dari
efektivitas
pemanfaatan
tenaga lokal.
Kritik yang
ditulis dalam
media
Peningkatan
kejadian
kejahatan
Jumlah
kendaraan dan
kapal
Pengaduan
dari
masyarakat.
Kecaman yang
terbit pada
media.
Baku-mutu
untuk bahan
beracun dan
berbahaya
(B3)
Kuantitas debu
di dalam dan di
luar lokasi
proyek
(perbandingan)
.
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
29
06.10.2006/20.02.2007
air.
6.4.6b
Peningkatan
risiko terhadap
masalah
kesehatan
akibat limbah
sanitasi, dan
limbah air
6.4.7
Risiko dampak
negatif pada
nilai-nilai
budaya, adat
dan pola
perilaku
6.4.8
Gangguan
pada lokasi
sensitif, tradisi,
menyediakan instalasi
pengolahan air-buangan yang
memadai
Memasang WC kimia atau WC
sebanding yang efektif dengan
sistem pembuangan /
pembersihan yang memadai.
Menyediakan mekanisme
pembuangan sementara
didalam lokasi proyek dan
pengelolaan pembuangan
limbah jangka panjang
(pengambilan, pemilahan, daur
ulang, pembuangan)
Dengan tegas mensyaratkan
kontraktor dan pekerja untuk
mematuhi pembuangan limbah
dan sanitasi
Sediakan peralatan
keselamatan dan ramburambu peringatan yang sesuai.
Laksanakan pelatihan
karyawan dalam penanganan
dan penyimpanan bahan
makanan
Memenuhi keperluan air pada
tahap konstruksi dengan
menggunakan tangki air
(mempertimbangkan pola
sosial tradisional sewaktu
merencanakan tata ruang
proyek dan kelompok sasaran)
Melaksanakan studi jangka
panjang pada struktur sosial
Memberikan pendidikan
kepada pekerja
Kerjasama erat bersama
institusi / lembaga untuk
memperhatikan keluhan
masyarakat.
Memberikan prasarana yang
memadai untuk mengindari
beban yang terlalu banyak
pada daerah disekitar proyek.
(Lihat tindakan pada bagian
6.1.9, 6.1.10, 6.1.12 dan 6.3.2
)
Teliti rencana
pelaksanaan dan
pelatihan
Periksa daftar
kesehatan
Laksanakan
pemeriksaan kesehatan
pada pekerja
Sampling dan analisa
air
Periksa laporan pada
daerah bermasalah
Teliti daftar pengaduan
guna mengidentifikasi
masalah yang belum
terselesaikan.
Timbulnya
penyakit baik
menular
maupun tidak,
dengan
berlangsungny
a waktu.
Jumlah
permintaan air
dan limbah
3
dalam m
Baku-mutu
untuk bahan
beracun dan
berbahaya
(B3).
Timbulnya
penyakit
menular dan
tidak menular
dengan
berlangsungny
a waktu.
Pengaduan,
keluhan dari
masyarakat
lokal
Kecaman yang
terbit pada
media.
Peningkatan
pada
perusakan dan
gangguan
keamanan.
(Lihat tindakan
pada bagian
6.1.9, 6.1.10,
6.1.12 dan
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
30
06.10.2006/20.02.2007
kebudayaan
dan
keagamaan
6.4.9
Yang Lain
6.3.2)
_______________________________________________________________________________________________________
(GTZ-SLGSR)
31
06.10.2006/20.02.2007
LAMPIRAN
PELABUHAN LAUT
REHABILITASI DAN PENGEMBANGAN
Karena konstruksi dermaga dan pelabuhan menyebabkan dampak besar baik disisi laut maupun disisi darat, maka evaluasi konstruksi demikian merupakan
suatu hal yang sangat rumit. Daftar proyek rekonstruksi di Aceh sekarang ini berpusat pada konstruksi atau rehabilitasi komponen pelabuhan (dermaga)
tertentu, yang berikut ini terutama diarahkan pada rehabilitasi dan rekonstruksi.. Tetapi beberapa modifikasi atau bahkan perluasan besar infrastruktur dan
operasional dermaga juga akan dilaksanakan.. Hal ini akan dipertimbangkan dengan dalam daftar berikut.
Pada umumnya dampak lingkungan dari pelabuhan laut adalah luas di salah satu sisi disebabkan oleh konstruksi, perubahan, atau pengembangan instalasi
pelabuhan (infrastruktur maupun superstruktur), dan juga sebagian besar disebabkan dari operasi seluruh instalasi pelabuhan dan dari instalasi industri,
komersil dan sistim transportasi (baik di air maupun diatas daratan). Perhatian khusus harus diberikan terhadap aktivitas pengerukan yang dapat memberikan
dampak multi dimensi.
Dampak terhadap lingkungan akan mempengaruhi air, tanah, udara, semua jenis flora dan fauna (baik air maupun darat) dan manusia. Dampak khusus
disebabkan oleh benda berbahaya, seperti didefinisikan dalam Peraturan Bahan-bahan Berbahaya Maritim Internasional (IMDG Code), walaupun dalam jumlah
kecil.
Dampak lingkungan dapat dibagi menjadi dua pengaruh dalam sektor infrastruktur dan super-struktur:
- dampak utama disebabkan oleh instalasi pelabuhan sebagai jumlah total dari seluruh struktur di perairan dan di daratan yang digunakan oleh perkapalan
(shipping) dan pemindahan muatan, serta
- dampak sekunder yang disebabkan oleh instalasi industri yang erat berkaitan dengan pelabuhan laut, sebagai fasilitas infrastruktur untuk pengolahan atau
penyulingan bahan mentah; membangun fasilitas tersebut akan menyebabkan perubahan dalam kondisi permukaan alam disekitarnya dan karenanya harus
dianggap sebagai sebuah gangguan terhadap lingkungan alami dan bentang darat.
Dalam sektor operasional:
- terutama disebabkan oleh kegiatan seperti perkapalan, bongkar-muat, penyimpanan, transportasi, perbekalan and pembuangan, pemeliharaan serta reparasi,
dan
- kedua disebabkan seluruh kegiatan pengolahan dan penyulingan di dalam instalasi industri yang mungkin berkaitan dengan pelabuhan.
Evaluasi dan kajian terhadap risiko/bahaya terhadap lingkungan pada sektor ini tergantung pada tersedianya dokumen perencanaan yang akurat mengenai jenis
dan jumlah barang yang akan ditangani dan prakiraan pembangunan masa depan yang dapat diandalkan. Juga perlu ditentukan kemampuan untuk pengolahan
dan transportasi barang lebih lanjut, dan melakukan kajian yang cermat terhadap kondisi setempat (daerah, tanah, iklim, air tanah, insfrastruktur yang ada, dll.
Dianjurkan agar dibuat suatu rencana operasional dan konstruksi yangi terpadu dan agar standar baku mutu Internasional atau standard baku mutu Jerman yang
setaraf digunakan dalam penilaian instalasi dan operasionalnya, guna menghindari dampak lingkungan yang merugikan akibat digunakannya suatu pengkajian
yang tidak memuaskan.:
- Standar internasional dibawah konvensi MARPOL;
- Kriteria kekuatan, stabilitas dan masa-pemakaian, a.l. menurut standar Jerman DIN atau rekomendasi dari Komisi Kerja Jerman tentang penahan gelombang
(bank revetments) EAU;
- Cara pembuangan (kotoran/air buangan/limbah) menurut standar internasional dan besaran pembuangan yang setara, tergantung pada jenis air buangan.;
- Cara menjaga kemurnian udara, a.l. menurut Pedoman Teknik Jerman mengenai Pengendalian Kualitas Udara (TA-Luft)
Kriteria
Keterangan Lingkungan
- UU 12/1992
- SNI 03-7049-2004
- SNI 03-7046-2004
- SNI 03-7047-2004
- SNI 13-6182-1999
- SNI 13-4719-1998
- SNI 13-4720-1998
- SNI 13-4721-1998
- SNI 13-4722-1998
Panduan Nasional
KepMen LH 17/2001:
Daerah terpakai/ditempati
tanah/lapisan
2
Dampak lingkungan yang tidak dapat terhindarkan harus dibatasi
dlm.
m
bawah tanah
3
melalui perencanaan yang tepat. Hal-hal yang berikut ini sangat
;
Volume
tanah/batu
dalam
m
karena penutupan
penting:
(a.l. pengaspalan)
- optimisasi jalur transportasi,
Kualitatif:
untuk aktivitas
- pemanfaatan sumber-daya alam regional (a.l. tanah dan batu dari
Nilai/fungsi tanah dan batuan - menggunakan bahan konstruksi yang tersedia atau buatan daerah
konstruksi (2)
setempat (lokal),
yang digunakan/ditempati,
Potensi Dampak
Pelabuhan
d) Erosi
c) Pengerukan
b) Tanah
kontaminasi oleh
bahan bakar,
minyak alam,
bahan pembersih
kimia, bahan
pelarut dan
kecelakaan
Kualitatif:
Jenis tanah/geologi
(bagian daratan) dan
struktur serta mekanika
dasar laut (bagian air);
Kuantitatif:
Daerah dampak (m2)
Kualitatif:
Situasi geologi dan
morfologi pada saat ini di
lokasi (proyek),
Kondisi daerah tujuan
untuk bahan kerukan
Kualitas bahan kerukan
(bahan berbahaya).
Kuantitatif:
Jumlah bahan kerukan
dalam m3,
Daerah dampak dalam m2;
Kualitatif:
Nilai dan kerentanan dari
potensi tanah dan lapisan
bawah tanah yang terkena
dampak.
Kuantitatif:
Daerah dampak dalam m2
Baku mutu untuk bahan
berbahaya (B3);
- SNI 13-6790-2002
- SNI 03-6795-2002
- SNI 03-6870-2002
- SNI 03-6871-2002
- SNI 03-6872-2002
- SNI 03-6873-2002
- KepPres 61/1993
- Pres. Instruction
5/2001*
- SNI 06-0012-1987
- PP 18/1999 + 85/1999
- PP 74/2001
a) Efek pada
keseimbangan air
Kualitatif:
Sumber polusi dan
perkiraan komponen
pencemar ,
Kuantitatif:
Daerah yang diliputi oleh
fasilitas bagian darat (m2)
Daerah yang mungkin
kena dampak komponen
bagian air (dermaga) (m2)
Kualitatif:
Fungsi air tanah,
Fungsi pada saat ini dari
tatanan air laut.
Kuantitatif:
Daerah dampak dalam m2
Perkiraan kwantitas emisi,
Baku-mutu bahan beracun
berbahaya (B3)
kerentanan.
- UU 07/2004*
- PP 82/2001
- PP 19/99
- PerMen Kes
528/XII/1982
- PerMen Kes
416/IX/1990
- KepMen LH 51/2004*
- KepMen LH 110/2003
- KepMen LH 115/2003
- KepMen PU 45/1990
Nilai, fungsi dan kegunaan
air laut dan air tanah;
kerentanan.
- PP70/1996*
- KepMen PU 49/1990
a) Kehilangan
vegetasi (dengan
B) Lingkungan
Biologi
B.1) Tumbuh
tumbuhan/Flora
b) Kebisingan
a) Polusi udara
dan debu
Kuantitatif:
Daerah dampak dalam m2.
Kuantitatif:
Daerah dampak dalam
km2
Perkiraan tingkat
kebisingan dalam dB
(diperlukan studi
kebisingan),
Standar baku mutu polusi
kebisingan dengan
membertimbangkan
kegunaan tanah
disekitarnya;
Kualitatif:
Jarak ke daerah sensitif
(a.l. daerah pemukiman)
dan kelemahannya
Kualitatif:
Kualitas dan fungsi
kualitas udara sekarang,
kedekatan pada daerah
perumahan; kerentanan,
Komponen polusi.
Kuantitatif:
Perkiraan kuantitas emisi,
Baku-mutu udara;
- UU 5/1990
- UU 5/1994
- KepPres 4/1993
- KepMen LH 48/1996
- KepMen LH 49/1996
- SNI 04-3901-1995
- SNI 19-6878-2002
- UU No. 14/1992
- PP 41/1999
- KepMen LH 252/2004
- KepMen LH 45/1997
- Bapedal Decree 205/1996
- KepMen LH 13/1995
- KepMen LH 35/1993
- KepBapedal 205/1996
- SNI 19-1429-1989
- SNI 19-1430-1989
- SNI 19-1431-1989
- SNI 19-1432-1989
- SNI 19-1433-1989
- SNI 19-1666-1989
- SNI 09-2765-1992
- SNI 09-2766-1992
- SNI 19-2880-1992
- SNI 19-2965-1992
- SNI 09-3678-1995
Kuantitatif:
Daerah dampak dalam
km2.
Kualitatif:
Adanya (inventarisasi)
jenis populasi yang
bernilai, rentan, dan/atau
terancam, dan habitatnya
pada saat ini.
Kondisi dan kualitas
populasi serta habitat
(juga dari spesies yang
tidak terancam) pada saat
ini.
Kualitatif:
Fungsi dan kualitas/nilai
flora,
Species terancam dan
habitat.
a) Fragmentasi/
potongan pada
ekosistem yang
ada
b) Kehilangan
c) Gangguan
d) Gangguan pada
daerah disamping
/disekitar cagar
alam
Kuantitatif:
Daerah dampak dalam
km2.
Kualitatif:
Nilai/pentingnya/peringkat
keadaan alami dari
ekosistem yang kena
dampak serta kerentanan nya,
Pentingnya dan fungsi
Dampak sekunder dan tambahan pada bagian darat (a.l. pada tahap
konstruksi) harus dipertimbangkan, karena terjadi:
- hilangnya struktur vegetasi sebelumnya pada dan disekitar daerah
konstruksi,
a) Kehilangan
dan/atau
gangguan
terhadap habitat
B.2) Fauna
perhatian khusus
pada hutan bakau)
- UU 5/1990
- UU 5/1994
- KepPres 4/1993*
- KepPres 2/1997
- KepPres 48/1991
- PP 28/1985
- PP 45/2004
- PP 27/1991
- KepMen LH 39/1996
- KepMen LH 04/2001*
- KepMen LH 47/2001*
- KepMen LH 200/?*
- KepMen LH 201/?*
- SNI 13-4719-1998
- SNI 13-4720-1998
- SNI 13-4721-1998
- SNI 13-4722-1998
- KepBapedal 299/96*
a) Dampak
merugikan pada
pembangunan tata
ruang
Kualitatif:
Data demografis: Analisis
dan kajian struktur sosioekonomi yang sekarang,
Rencana dan kebijakan
pembangunan yang ada.
- UU 24/1992
a) Perubahan fisik
dan visual dari
karakter bentang
darat
Kuantitatif:
Daerah dampak dalam
km2,
Dimensi badan konstruksi
dalam m;
Kualitatif:
Kerentanan unit bentang
darat yang kena dampak
(khas, rusak)
Tampak badan konstruksi
baru.
D) Aspek sosial, ekonomi dan budaya
D.1) Perencanaan tata ruang dan tata-guna tanah
C) Bentang Alam
C.1) pandangan bentangan, bentuk lahan, ciri-ciri fisik yang khas
Kuantitatif:
Data demografis:
perkiraan penduduk,
struktur, pembangunan
yang berpotensi dampak;
Pemukiman terkena
dampak dlm. km2
Kualitatif:
Struktur dan kualitas
daerah terkena dampak
(a.l. daerah pemukiman)
Kualitatif:
Standar penyehatan
masyarakat,
Data status sanitasi dan
kesehatan masyarakat
pada saat ini.
Kuantitatif:
Data kepadatan lalu-lintas
yang sekarang dan yang
direncanakan;
a) Dampak pada
penduduk yang
bermukim di kota
dan pedesaan
b) Sanitasi dan
kesehatan
c) Perubahan pada
jaringan
transportasi
- UU 23/1993
- KepBapedal 124/97*
- UU 4/1992
- KepPres 36 (?)*
Kualitatif:
Standar kesehatan dan
keselamatan kerja
a) Dampak pada
lokasi sensitif/
tatanan (sekolah,
mesjid, d.l.l.)
Kuantitatif:
Jarak ke daerah sensitif
dalam m,
Nilai baku mutu emisi;
Kualitatif:
Pentingnya dan
kerentanan dari lokasi dan
tatanan yang terganggu,
Norma-norma tradisi
(perilaku)*,
Jenis dari dampak / polusi.
d) Risiko
kesehatan dan
keselamatan di
pelabuhan sebagai
tempat bekerja.
Kualitatif:
Sistim transportasi lokal
dan regional (jalan)
sekarang.
10
- UU 23/1993
- UU 5/1992 + PP
10/1993
- PP 19/1995