Antum
Antum
I.
II.
III.
:I
Judul Praktikum
: Aliran Sitoplasma
Tanggal Praktikum : 6 Desember 2014
Tujuan Praktikum : Mengamati Struktur Sel dan Aliran
Sitoplasma
IV.
Dasar Teori
itu sitoplama
:
:
No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter
b. Bahan
No
Bahan
1. Daun Hydrilla
verticilliata
2.
Air
VI.
Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Untuk
menyayat
daun
verticilliata
Hydrilla
:
Fungsi
Untuk mengamati struktur sel dan
aliran sitoplasma pada daun tersebut.
Untuk diteteskan pada kaca benda
Cara Kerja
:
1. Diambil satu helaian daun Hydrilla verticilliata.
2. Diletakkan pada kaca objek yang telah ditetesi air.
3. Diamati dengan mikroskop, lalu digambar dan diberikan keterangan.
4____________ Ayu Kusuma Rini, dkk., Pengaruh Kombinasi Badan Penstabil CMC Dan GUM
Arab Terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus Carota L) Varietas Selo Dan Varietas Tawangmangu,
Jurnal Teknosains; (online) Vol. 1 No.1 (2012), hal. 88. www.Google.com diakses pada 3
Desember 2014.
VII.
Hasil Pengamatan :
Gambar
: Hydrilla verticillata
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
VIII. Pembahasan
Dinding sel
Sitoplasma
Aliran sitoplasma
Kloroplas
Kesimpulan
:
1.
Sitoplasma adalah bagian sel yang berupa cairan sel yan terbungkus
oleh membran sel yang penyusun utamanya adalah air yang berupa
2.
3.
4.
5.
PERCOBAAN
I. Judul Praktikum
: Plastida
5
: II
No
Alat
1. Mikroskop
Fungsi
Untuk mengamati preparat.
b. Bahan
No
Bahan
1. Daun bayam (Amaranthus
spinosus)
2. Umbi wortel (Daucus
carota)
Fungsi
Untuk mengamati kloroplas.
Untuk mengamati kromoplas.
Hasil Pengamatan
Gambar
: Bayam (Amaranthus spinosus)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Sitolasma
3. Kloroplas
Gambar
: Umbi wortel (Daucus carota)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Kromoplas
VIII. Pembahasan
Berdasarkan
:
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum
grana dan stroma. Selain itu, plastida berperan dalam pemberian warna pada
tumbuhan.
Daun bayam( Amaranthus spinosus) mengandung kloroplas yang
mengndung klorofil dan berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas adalah
organel mengandung air dan cairan yang akan protein yang disebut denga stroma.
Stroma mengandung banyak granum kecil yang terdiri dari membran yang
menyerupai umpukan koin di dalam kantung tilakoid, yang terletak di dalam
grana. Pigmen hijau atau zat hijau daun pada kloroplas disebut dengan
klorofil.Klorofil berperan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan bayam
(Amaranthus spinosus) dan menyebabkan daun berwarna hijau. Membran tilakoid
pada kloroplas terdiri dari sistem foto, klorofil dan pigmen aksesori yang mampu
menyerap cahaya yang dihasilkan dalam transfer elektron untuk membentul CO2
(karbon dioksida) yang kompleks seperti NADP dan ATP yang menyediakan
molekul
energi.
Bagian
organel
lain
yang
dapat
dilihat
pada
daun
PERCOBAAN
: III
I. Judul Praktikum
II. Tanggal Praktikum
III.Tujuan Praktikum
10
11
No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter
Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Untuk menyayat preparat
b. Bahan
No
Bahan
1. Umbi kentang (sollanum
tuberosum)
2. Butir beras (Oriza sativa)
3. Air
Fungsi
Untuk melihat butir amilum sederhana.
Untuk melihat butir amilum tunggal.
Hasil Pengamatan
12
Gambar
: Umbi Kentang (Sollanum tuberosum)
Pembesaran : 10 x 40
Keterangan
1. Hillus
2. Lamella
Gambar
: Butir beras (Oriza sativa)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Lamella
VIII. Pembahasan
13
terdapat dalam sel-sel tumbuhan dan senyawa hasil metabolisme yang disimpan
di dalam sel. Pati merupakan salah satu contoh zat ergastik yang merupakan
senyawa karbohodrat hasil fotosintesis yang tersusun dari molekul glukosa dan
disimpan sebagai cadangan makanan yang disimpan dalam tempat penyimpanan
tertentu seperti umbi, rhizoma, batang, biji dan buah. Amilosa merupakan
polisakarida berantai lirus dan bagian dari butir-burir pati yang terdiri dari
molekul-molekul glukosa. Sedangkan amilosa merupakan bagian dari pati yang
daoat larut dalam air.
Umbi batang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tumbuhan yang
menyimpan pati atau amilum dapat berupa umbi. Pati kentang mengandung
amilosa dan amilopektin dengain perbandingan 1:3. Amilum pada kentang
terdapat dalam amiloplas yaitu tempat penyimpanan amilum. Perkembangan pada
amilum terbentuknya hillus yang kemudian diikuti oleh pembentukan lamella
yang semakin banyak. Hillus adalah tempat pertama terbentuknya lamella.
Lamella adalah lapisan-lapisan yang pembentuk pati yang mengelilingi hillus.
Hillus pada umbi kentang (Solanum toberosum) terletak di bagian pinggir
(ekstrensik) yang kemudian dilapisi oleh lamella-lamella.
Lapisan amilum (lamella) yang terbentuk akibat terjadinya pemadatan
molekul dan perbedaan kadar air pada awal pertumbuhan amilum. Kandungan
amilum umbi kentang (Solanum toberosum) semakin meningkat dari minggu ke13. Kandungan klorofil meningkat maksimal pada usia minggu ke 7, setelah itu
kandungan klorofil mengalami penurunan. Amilum pada umbi kentang (Solanum
toberosum)
majemuk (diadelp) adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hillus
yang masing-masing dikelilingi oleh lamella dan di luarnya dikelilingi lamella
bersma terbentuk bulat telur.
Butir beras (Oriza sativa) merupakan salah satu cntoh tumbuhan yang
menyimpan pati dalam brntuk biji. Bentuk amilum pada beras berupa serbuk yang
sangat halus dan berwarna putih. Pada pengamatan, pati beras tersusun dalam
14
:IV
I.
II.
III.
Judul Praktikum
: Aleuron
Tanggal Praktikum : 6 Desember 2014
Tujuan Praktikum : Mengamati Butir-Butir Aleuron
IV.
Dasar Teori
15
karena selnya kehilangan air sehingga terjadilah butir-butir aleuron. Aleuron yang
merupakan protein antara lain termasuk globulin, butiran-butirannya yang
tergolong sangat besar yang biasanya terdapat pada biji jarak. Yang terdiri dari
protein amorf, protein kristal, dan protein globoid.14
Perkembangan benih bergantung pada proses penyerapan air akibat potensial air
rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan
metabolik
pada
embrio
yang
menyebabkan
biji
tersebut
melanjutkan
endospermal.
Aleuron
merespon
dengan
cara
mensintesis
dan
16
No
Alat
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Kaca penutup
Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Sebagai tempat preparat.
Sebagai penutup kaca benda.
b. Bahan
No
Bahan
1. Jarak (Jatropna curcas)
2. Jagung (Zea mays)
VI.
Fungsi
Sebagai objek pengamtan
Sebagai objek pengamatan
Cara Kerja
:
1. Dibuat sayatan endosperm biji jarak, diletakkan pada kaca objek lalu
ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup lalu diamati di
bawah mikroskop.
2. Dibuat sayatan melintang buah jagung, diletakkan pada kaca objek lalu
ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup lalu diamati di
bawah mikroskop.
VII.
Hasil Pengamatan
Gambar
: Jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Gluboid
3. Aleuron
17
Gambar
: Biji jarak (Jatropna curcas)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Gluboid
3. Aleuron
VIII. Pembahasan
.
biji jarak (Jatropna curcas) dan jagung (Zea mays) adalah sebagai berikut: Protein
aktif dan pasif terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Protein aktif adalah pembentuk
protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein makanan cadangan. Protein
pasif adalah benda nonprotoplasmik benda-benda mati yang ditemukan dalam
vakuola-vakuola sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal yang bersamasama akan membentuk butir-butir aleuron yang merupakan benda-benda mati.
Pengamatan pada jarak (Jatropna curcas) dan jagung (zea mays) butirbutir aleuron terlihat jelas melalui mikroskop pada pembesaran 10 x 40. Aleuron
pada kedua preparat tersebut ditemukan pada sel-sel endosperm terluar dari biji
yang merupakan lapisan terluar dari aleuronnya. Pengamatan pada jarak
(Jatropna curcas) dan jagung (zea mays) juga terlihat jelas bagian-bagian dari
aleuronnya.
Pengamatan tersebut terlihat bagian dari aleuron antara lain: protein amorf,
protein kristal, dan globoid. Bentuk protein amorfnya tidak memiliki bentuk atau
tidak berbentuk. Pada protein kristal terlihat bentuk persegi lima atau enam yang
beraturan, sedangkan pada protein globoid, protein bewarna hitam karena
18
Kesimpulan
:
Terdapat protein aktif dan pasif pada tumbuh-tumbuhan.
Protein pasif adalah benda nonprotoplasmik yang membentuk aleuron.
Jarak (Jatropna curcas) dan jagung (Zea mays) terletak di bagian luar
4.
endosperm.
Pengamatan pada jarak (Jatropna curcas) dan jagung (Zea mays)
5.
PERCOBAAN
:V
Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya
ditentukan dalam jumlah besar. Kristal adalah benda-benda non-protoplasmik
(mati) dalam sel yang bersifat cair, karena yang bersifat padat berbentuk butiran
atau kristal. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum
ditemukan, kalsium karbonat dan kalsium malat sangat langka untuk ditemukan.17
Kristal memiliki banyak bentuk diantaranya kristal berbentuk prisma
teratur. Biasanya terdapat dalam sel-sel dibawah epidermis dari daun jeruk, kristal
dengan bentuk jarum terdapat: dalam sel Mirabilis, kristal dengan bentuk butirbutir kecil: terdapat dalam tangkai daun bayam, kristal dalam bentuk rafida
17____________Hidayat., Anatomi Tumbuhan Berbiji, (Bandung, ITB, 2000), hal. 31.
19
merupakan kristal berbentuk jarum, yang letaknya sejajar satu sama lain. Kristal
dengan bentuk kelenjar.18
Kristal kalsium oksalat yang terkandung dalam porang adalah bentuk
persenyawaan antara kalsium dan asam oksalat yang tersebar di seluruh bagian
tanaman seperti batang, daun, bunga dan buji. Kristal kalsium oksalat secara
umum memiliki lima tipe utama yaitu druse, rafida, prisma, pasir, dan sistolit.
Kristal-kristal tersebut dapat larut apabila terhadapnya dibubuhkan asam cuka dan
sedikit dipanaskan.19
Kristal murni dapat diperoleh dengan cara menaikkan kepolaran
bertingkat. Fraksi yang keluar kolom. Khromatografi ditampung menggunakan
vial serta dimonitor dengan pereaksi meyer yang ditandai dengan munculnya.
Warna putih, selanjutnya digabung diuapkan pelarutnya kemudian fraksi ini
direkristalisasi.20
V. Alat dan Bahan :
a. Alat
No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau Cutter
Fungsi
Alat mengamati preparat.
Untuk menyayat preparat.
b. Bahan
18____________Yayan sutrian., Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, (Jakarta,
Rineka Cipta, 2012), hal. 43-44.
20
No
Bahan
1. Batang terong (Solanum
ningrum)
2. Pepaya (Caricapapaya)
3. Melinjau (Gnetumgnemon)
4. Mirabilisjalava
5. Ficuselastira
6. Nerium sp.
7. Ixora sp
VI.
VII.
Fungsi
Untuk mengetahui bentuk kristal pasir
Untuk mengetahui bentuk kristal drusen.
Untuk mengetahui bentuk kristal drusen.
Untuk mengamati kristal jarum.
Untuk mengamati sistolit.
Untuk mengamati kristal rosette.
Untuk mengamati kristal rosette.
Cara Kerja
:
1. Digambar beberapa sel korteks batang yang mengandung kristal-kristal
putih dan kristal drusen, jarum, sistolit, dan kristal rosette.
2. Ditunjuk dinding sel dan kristal pasir, kristal drusen didalam sel, serta
kristal jarum, sistolit, dan kristal rosette.
3. Ditunjuk pada warna kristal tersebut.
Hasil Pengamatan
Gambar
: Batang terong (Sollanum
ningrum)
Perbesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal pasir
Gambar
: Tangkai daun pepaya
(Carica pepaya)
Perbesaran : 10x40
21
Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal drusen
Gambar
: Mirabilis jalava
Perbesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal
jarum(Rafida)
Gambar
: Ficus elastica
Perbesaran : 10x40
Keterangan
22
1. Dinding sel
2. Sistolit
Gambar
: Ixora sp
Perbesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal Rosette
23
Gambar
: Neriu sp
Perbesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal Rosette
VIII. Pembahasan
24
Kristal garam oksalat dapat memiliki lima bentuk, yaitu kristal pasir,
kristal drusen, kristal jarum (rafida), kristal sistolit, dan kristal rosette. Kristal
pasir merupakan kristal yang berbentuk butiran-butiran kecil yang terdapat pada
batang terong (Sollanum ningrum). Kristal drusen terdapat pada tangkai daun
pepaya (Carica papaya) dan tangkai daun melinjo (Genetumgenemon). Kristal
tersebut berbentuk bintang yang hanya terdapat dalam sel-sel tertentu dengan
bentuk yang tidak teratur. Pada tangkai daun pepaya dan melinjo, kristal drusen
memenuhi ruangan sel (lumen) yang terdapat pada sel-sel serat.
Kristal drusen berfungsi menghalangi tumbuhan keracunan asam oksalat.
Asam ini terbentuk pada ssat berlangsungnya metabolisme yang berikatan dengan
ion kalsium, sehingga terbnetuk kristal drusen yang tidak menyebabkan racun
pada tumbuhan tersebut. Kristal jarum adalah kristal yang berbentuk jarum, kristal
ini sering juga disebut dengan rafida, karena letkanya yang tidak beraturan,
terkadang berada di pinggir dan terkadang berada di tengah sel.pada ujung kristal
berbentuk panjang ujung ramping, dan kedua ujungnya meruncung. Rafida
biasanya terdapat dalam sel-sel parenkim dan jaringan-jaringan lunak. Sel-sel
tersebut mengandung berkas rafida yang dapat berbentuk sama dengan sel di
sekelilingnya dan dapat membentuk idioblas, yaitu sel yang berada dari sel
sekelilingnya. Contohnya pada daun bunga pukul empat (Mirrabilis jalava).
Ficus elastica merupakan contoh tumbuhan yang memiliku kristal sistolit.
Sistolit dibentuk dari akumulasi garam-garam karbonat pada tangkai selulosa atau
pertumbuhan dinding sel kedalam sel yang mengandung sel sistolit, yang disebut
dengan sel litosit, sehingga kalsium karbonat yang ditempatkan pada bagian
dinding yang menonjol itu berbentuk seperti sekelompok buah anggur.
Neriium sp dan Ixora sp adalah contoh tumbuhan yang memiliki kristal
rosette. Kristal rosette berupa kristal majemuk yang bentuknya seperti bintang
atau roset. Kristal-kristal tersebut terdapat dibagian dalam dinding sel, yaitu pada
vakuola. Kristal tersebut berupa hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi
di dalam sitoplasma.
IX. Kesimpulan
25
PERCOBAAN
: VI
I. Judul Praktikum
II. Tanggal Praktikum
III.Tujuan Praktikum
: Antosianin
: 20 Desember 2014
: Mengamati Antosianin
26
27
Alat
Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Untuk meletakkan preparat.
Untuk menutup kaca benda.
Untuk menyayat preparat.
Mikroskop
Kaca benda
Penutup kaca benda
Pisau
b. Bahan
No
Bahan
1. Rhoe discolor
Fungsi
Untuk mengetahui bentuk, fungsi dari
antosianin
Untuk diteteskan pada kaca benda mikroskop
Untuk diteteskan pada preparat
2. Air/aquadest
3. KOH dan HCl
VII.
Hasil Pengamatan
Gambar
: Rhoe discoloe dalam aquadest
Pembesaran : 10x40
28
Keterangan
1. Dinding sel
2. Antosianin (tidak
berwarna dan sedikit
merah muda)
Gambar
: Rhoe discoloer dalam larutan Aquadest
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Antosianin (berwarna
merah muda)
Gambar
: Rhoe discoloe dalam larutan KOH
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Antosianin (berwarna
hijau)
VIII. Pembahasan
29
:VII
: 20 Desember 2014
:
Mengamati
Benang-Benang
Plasmodesmata
IV. Dasar Teori
31
No
Alat
1. Nampan Bedah
2. Pisau
Fungsi
Tempat meletakkan preparat
amatan.
Untuk membuat toresan media
pada kulit burung.
Untuk memotong kulit burung.
3. Gunting
b. Bahan
No
Bahan
Fungsi
1. Asam Jawa (Tamarindus indica) Sebagai objek pengamatan
32
Gambar
Keterangan
1. Dinding sel
2. Plasmodesmata
3. Sitoplasma
VIII. Pembahasan
Berdasarkan
hasil
:
pengamatan
yang
dilakukan
diketahui
bahwa
33
PERCOBAAN
I.
Judul Praktikum
: VIII
: Jaringan Sederhana
34
II.
III.
Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum
: 20 Desember 2014
: 1. Untuk mengamati macam-macam struktur jaringan
parenkim
2. Untuk mengamati Bermacam-macam Struktur
Jaringan Kolenkim
3. Untuk mengamati Bermacam-macam Struktur
Jaringan Sklerenkim
IV.
Dasar Teori
35
No
1.
2.
3.
4.
Fungsi
Untuk mengamati objek
Untuk meletakkan preparat
Untuk menutup kaca benda
Untuk menyayat preparat
b. Bahan
No
Bahan
Fungsi
1. Empelur Ubi kayu (Manihot ultilistima) Untuk mengamati sel jaringan
parenkim
2. Bayam (Amaranthus sp)
Untuk mengamati struktur
jaringan parenkim
3. Pelepah daun padi (Canna sp)
Untuk mengamati struktur
jaringan parenkim
4. Batang cabe (Capsicum sp)
Untuk mengamati macam-macam
struktur jaringan kolenkim
5. Labu/timun/ Cucurbitacacae
Untuk mengamati macam-macam
struktur jaringan kolenkim
6. Tempurung kelapa
Untuk mengamati sel jaringan
sklerenkim
7. Air
Untuk mempermudah melihat
8. Tisu
preparat
Untuk membersihkan kaca benda
36
VI.
Cara Kerja
:
1. Disayat preparat secara melintang dan diletakkan pada kaca objek
yang telah ditetesi air.
2. Diamati dibawah mikroskop.
3. Digambar beberapa sel jaringan parenkim yang diamati pada setiap
preparat.
4. Ditunjukkan dinding sel, ruang antar sel, protoplasma, inti sel noktah
sederhana, sisa protoplasma dan kristal (khusus pada empelur ubi).
5. Digambar beberapa sel jaringan kolenkim dan sklerenkim yang
diamati.
6. Ditunjukkan dinding sel, penebalan sudut, penebalan papan dan
protoplasma sel, dan disebut fungsi jaringan kolenkim.
7. Ditunjukkan dinding sel primer, dinding sel sekunder, lumen sel,
saluran noktah, saluran noktah antar sel, lubang noktah pada dinding
sel, sekunder dan lamella tengah.
VII.Hasil Pengamatan
Gambar
: Ubi kayu (Manihot utilissima)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
37
Jaringan parenkim
Dinding sel
Sitoplasma
Ruang antar sel
Gambar
: Bayam (Amaranthus spinosus)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Gambar
: Padi (Canna sp)
Pembesaran :10x40
Jaringan parenkim
Dinding sel
Sitoplasma
Ruang antar sel
Keterangan
1. Jaringan
parenkim
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
4. Amilum
5. Ruang antar sel
Gambar
: Batang cabe (Capsicum sp)
Pembesaran : 10x40
38
Keterangan
1. Jaringan
kolenkim
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
4. Amilum
5. Ruang antar sel
6. Penebalan sudut
Gambar
: Batang labu (Cucurbitaceae)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Gambar
: Tempurung kelapa (Cocus
nucifera)
Pembesaran : 10x40
Jaringan kolenkim
Dinding sel
Sitoplasma
Ruang antar sel
Keterangan
Jaringan sklerenkim
Dinding sel sekunder
Sklereid
Noktah/lumen sel
39
Gambar
: Buah pear (Pyrus sp)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Jaringan
sklerenkim
2. Sklereid
3. Dinding sel
4. Noktah
VIII. Pembahasan
ditemukan pada akar. Contohnya pada (Amaranthus spinosus), (Canna sp), dan
(Capsicum sp).
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mati, berfungsi sebagai jaringan
penunjang organ tumbuhan yang telah dewasa. Sklerenkim memiliki dinding sel
dengan penebalan sekunder yang tebal dan berlignin, sehingga menyebabkan sel
menjadi keras dan kaku. Tetapi kadang-kadang juga di jumpai sklerenkim yang
dinding selnya tidak berlignin. Contohnya pada tumbuhan (Cocus mucifera).
IX.
Kesimpulan
:
1. Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang berdekatan satu dengan
yang lainnya, oleh satu perekat dari senyawa peptin.
Jaringan parenkim dianggap sebagai jaringan-jaringan pada
2.
4.
5.
41
PERCOBAAN
I. Judul Praktikum
: IX
: Epidermis
42
terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika,
dan gabus.33
Stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang
masing-masing di batasi oleh dua buah guard cell atau sel-sel penutup. Guard cell
adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi.
Guard cell dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata
umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang bewarna hijau yang
terutama sekali pada daun-daun.34
Trikoma adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel. Trikoma
dapat mengadakan penebalan sekunder dan ada yang kehilangan protoplasmanya.
Trikoma dibedakan atas trikoma non glandular (rambut tidak berkelenjar) dan
trikoma glandular (rambut berkelenjar). Trikoma non glandular dapat
dikelompokkan menjadi trikoma sederhana dan terdiri dari satu sel atau multisel
yang uniseriat. Trikoma berbentuk sisik, pipih, dan multisel. Trikoma glandular
terlibat dalam sekresi berbagai senyawa, yaitu larutan garam, madu, dan
polisakarida.35
Peneliti umumnya beranggapan sifat anotomi konservatif dan tidak mudah
dipengaruhi lingkungan. Sifat anatomi yang berguna bagi taksonomi meliputi
ukuran, bentuk, dan susunan, berkas pengangkut, tipe stomata, bulu-bulu, dan
papila, subtansi ergastik, seperti silika, kristal Ca Oksalat, pati, tanin, sel minyak,
33____________ Sri Haryanti., Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Daun Beberapa
Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil, Jurnal Buletin Anotomi dan Fisiolog; (online), Vol. 18
No. 2 (2010), hal. 21. www.Google.com diakses pada 25 Desember 2014.
43
dan getah asal, ukuran dan bentuk sel parenkim, xilem dan floem, serabut-serabut
berkas pengangkut, dll.36
V. Alat dan Bahan:
a. Alat
No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter
Fungsi
Untuk mengamati preparat
Untuk menyayat preparat
b. Bahan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bahan
Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
Daun durian (Durio zibethinus)
Daun timun muda (Curcumis sp)
Ketepeng cina (Cassia alata)
Daun alpokat (Persea americana)
Daun cabe (Capsicum sp)
Alamanda(Alamanda catharina)
Gandarussa (Justica gendarussa)
Rhoe discolor
Ficus elastica
Jagung (Zea mays)
Jeruk (Citrus maxima)
Fungsi
Untuk mengamati bentuk rambut.
Untuk mengamati bentuk rambut.
Untuk mengamati bentuk rambut.
Untuk mengamati bentuk papila.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati jaringan sekresi.
44
2. diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup.
3. Diamati di bawah mikroskop.
C. Mengamati tipe stomata
1. Dibuat sayatan paradermis permukaan bawah daun alpokat dalam
air, diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
2. Dibuat sayatan paradermal
permukaan bawah daun cabe,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
3. Dibuat sayatan paradermal permukaan bawah daun alamanda,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
4. Dibuat sayatan paradermal permukaan bawah daun gandarussa,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
5. Dibuat sayatan paradermal permukaan bawah daun jagung,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
D. Mengamati kelenjar/jaringan sekresi
1. Disayat secara melintang kulit jeruk.
2. Diletakkan pada kaca objek.
3. Ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup lalu diamati
di bawah mikroskop.
VII.
Hasil Pengamatan
Gambar
: Daun waru (Hisbiscus
Keterangan
tiliaceus)
Perbesaran : 10x10
1. Dinding sel rambut
2. Pangkal sel rambut
3. Lumen
45
Gambar
: Daun durian (Durio zibethius)
Perbesaran : 10x40
Keterangan
Dinding sel rambut
Pangkal sel rambut
Lumen
Gambar
: Daun timun muda (Curcumis
Keterangan
sp)
Perbesaran : 10x40
1. Rambut kelenjar
46
Gambar
: Ketepeng cina (Cassia alata)
Perbesaran : 10x40
Keterangan
1. Dinding sel
2. Sistolit
Gambar
: Daun alpokat (Persea
americana)
Perbesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Gambar
: Daun Alamanda cathartica
Perbesaran : 10x40
Dinding sel
Stomata
Celah stomata
Stomata
anositik
Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal Rosette
47
Gambar
: Daun Justica gendarussa
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Sel tetangga
2. Sel penutup
3. Celah stomata
Gambar
: Rhoe discolor
Perbesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Gambar
: Ficus elastica
Perbesaran : 10x40
Sel epidermis
Sel tetangga
Sel penutup
Celah stomata
Keterangan
48
1.
2.
3.
4.
Gambar
: Daun jagung (Zea mays)
Perbesaran : 10x40
Sel epidermis
Sel tetangga
Sel penutup
Celah stomata
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Sel epidermis
Sel tetangga
Sel penutup
Celah stomata
Gambar
: Kulit buah jeruk (Citrus
Keterangan
maxima)
Perbesaran : 10x40
1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
3. Ruang lisigen
49
VIII. Pembahasan
50
secara organoleptik. Pada papila terdapat dinding sel kelenjar yang menghasilkan
sekret yang kental atau koleter pada tumbuhan.
Stomata merupakan celah epidermis yang di batasi oleh dua sel epidermis
khusus. Stomata terdapat pada bagian tumbuhan terutama di kedua sisi daun dan
batang. Stomata memiliki struktur khusus yang sesuai dengan fungsinya, yaitu
memiliki celah yang diapit oleh dua sel penutup dan satu sel penutup yang
dikelilingi oleh sel tetangga. Berdasarkan letak sel tetangga terhadap sel penutup,
stomata dibedakan menjadi empat, yaitu stoma diasistik, parasitikel, anomostik,
dan stoma anisositik. Stoma anonisitik terdapat pada bagian bawah daun alpokat
(Persea americana), dimana stomata pada daun tersebut memiliki lebih dari dua
sel tetangga dengan pola sel tidak beraturan.
Stoma parasitikel terdapat pada bagian bawah daun Alamanda (Alamanda
catharina), yang
gandarusa (Justica gandarusa) memiliki stoma diasitik, yaitu sel tetangga tegak
lurus terhadap sel penutup. Pada daun Rhoe discolor, Ficus elastica, dan Zea mays
memiliki stomata fanoropos, yaitu stoma dengan sel penutupnya sama tinggi
dengan sel epidermis. Pada pengamatan jaringan sekresi pada kulit jeruk (Citrus
maxima) terdapat jaringan sekretori yang berupa ruang yang terbentuk secara
lisogen dan sizogen.
IX. Kesimpulan
1. Jaringan
:
epidermis
terdapat
derivat-derivatnya,
yaitu
rambut
51
Kulit gabus itu merupakan suatu jaringan pelindung yang dapat berfungsi
sebagai pengganti epidermis bilamana epidermis ini rusak, mengelupas atau
mengalami kematian. Periderm terdiri atas phellogen atau cork cambium phellem
atau cork, dan phelloderm. Phellogen merupakan kambium gabus yang
merupakan lapisan meristematik, phellem yaitu kambium gabus sebagai produk
dari phellogen yang terbentuk ke arah luar, phelloderm hampir homogen dengan
parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam.37
Secara kasar kulit kayu dapat dibagi menjadi kulit bagian luar dan bagian
dalam. Kmponen-komponen utama kulit dalam adalah unsur-unsur tapisan, sel-sel
parenkim. Unsur-unsur tapisan berfungsi melakukan transfortasi cairan dan
makanan ke seluruh bagian-bagian tanaman. Kulit luar terutama terdiri dari
periderm atau lapisan-lapisan gabus melindungi jaringan-jaringan kayu terhadap
kerusakan mekanik dan menjaganya dari organisme-organisme perusak kayu,
variasi suhu da kelembaban.38
37____________Yayan Sutrian., Anatomi Tumbuh-tumbuhan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004),
hal. 165.
52
Fungsi
Untuk mengamati preparat
Untuk menyayat preparat
b. Bahan
No
Bahan
Fungsi
1. Umbi kentang (Sollanum tuberosum) Untuk mengamati struktur periderm.
2. Tangkai Kembang Sepatu
Untuk mengamati struktur lentisel.
(Hisbiscusrossa sinensis)
3.
Untuk diteteskan pada kaca objek.
Air
VI.Cara kerja :
53
VII.
Hasil Pengamatan
Gambar
: Umbi Kentang (Sollanum tuberosum)
Pembesaran : 10x40
:
Keterangan
1. Felem
2. Felogen
3. Phloem
fibers/sklerenkima
Gambar
Keterangan
1. Lentisel
2. Felem
3. Felogen
54
VIII. Pembahasan
56
PERCOBAAN : XI
I.
Judul Praktikum
Tumbuhan
II.
III.
Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum
Dicotyledon)
: 10 Januari 2015
:
1. Mengamati Struktur Akar
Primer
2. Mengamati
Dicotyledon
3. Menagamati
Struktur
Struktur
Batang
Daun
Tumbuhan Dicotyledon
IV.
Dasar Teori
42____________ Sri Haryanti., Jumlah Dan Distribusi Pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil Monokotil, Jurnal Buletin Aanatomi Da Fisiologi; (online) Vol. XVIII
No. 1 (2010), hal. 2. www.Google.com diakses pada 1 Januari 2015.
57
No
1.
2.
3.
4.
Alat
Mikroskop
Kata benda
Kaca penutup
Pisau
Fungsi
Untuk mengamati objek
Untuk meletakkan perparat
Untuk menutup kaca benda
Untuk menyayat preparat
b. Bahan
No
Bahan
1. Kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiates)
2. Batang tomat (Solanum
licopersi)
3. Tisu
4. Daun cabe (Capsicum sp)
VI.
Fungsi
Untuk mengamati struktur akar primer
Untuk mengamati struktur batang
Untuk membersihkan kaca benda
Untuk mengamati struktur dau dicotyledon
Cara kerja :
58
1.
Dibuat sayatan melintang akar kecambah kacang hijau air dan pada
batang tomat yang sudah tua, diletakkan di atas kaca benda lalu
ditetesi air, kemudian tutup dengan kaca penutup, lalu diamati dengan
mikroskop.
Digambar struktur akar, dan digambar bagian-bagian: eksodermis,
korteks, endodermis, perisikel, metaxilam, floem, dan butir amilum
pada korteks.
Digambar bataang tomat dan ditunjuk bagian-bagian epidermis,
kolenkim, parenkim korteks, xylem primer, xylem sekunder, parenkim
jari-jari empelur, cambium pembuluh dan floem sekunder.
2.
3.
VII.
Hasil Pengamatan
Gambar
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar
: Batang tomat (Solanum licopersim)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
59
Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
Metaxilem
Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
xilem
Gambar
: Daun cabe (Capsicum sp)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1. Eksodermis
2. Endodermis
3. Parenkim
4. Xilem
5. Floem
VIII. Pembahasan
pengamatan
pada
akar
tumbuhan
dikotil
dengan
60
61
PERCOBAAN : XII
I.
Judul Praktikum
Tumbuhan
II.
III.
Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum
Monocotyledon)
: 10 Januari 2015
:
1. Mengamati Struktur Akar
Monocotyledon
4. Mengamati
Monocotyledon
5. Menagamati
IV.
Dasar Teori
Struktur
Batang
Struktur
Daun
Tumbuhan Monocotyledon
:
62
No
Alat
Fungsi
63
1.
2.
3.
4.
Mikroskop
Kata benda
Kaca penutup
Pisau
b. Bahan
No
Bahan
1. Akar Jagung (Zea mays)
2. Batang Jagung (Zea mays)
3. Daun Jagung (Zea mays)
VI.
Fungsi
Untuk mengamati struktur akar monocotyledon
Untuk mengamati batang monocotyledon
Untuk mengamati struktur daun monocotyledon
Cara kerja :
1. Dibuat sayatan melintang pada masing-masing preparat akar jagung
(Zea mays), batang jagung (Zea mays), dan daun jagung (Zea mays).
2. Diletakkan npada kaca objek yang telah ditetesi air, lalu ditutup
dengan kaca penutup.
3. Diamati dibawah mikroskop.
4. Digambar dan diberi keterangan bagian-bagian yang diamati.
IV.
Hasil Pengamatan
Gambar
: Akar jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
64
Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
Xilem
Gambar
: Batang jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar
: Daun jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40
Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
Xilem
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
65
Eksodermis
Endodermis
Korteks
Jaringan palisade
Bunga karang
Klorofil
VII.
Pembahasan
66
atau sel kipas. Sel ini berfungsi dalam mempengaruhi turgor sel, sehingga dapat
menggulung ke arah dalam.
XI.Kesimpulan
:
1. Akar jagung (Zea mays) memiliki sistem perakaran serabut.
2. Akar serabut terjadi apabila akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh perkembangan sejumlah
akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya berasal dari pangkal
akar.
3. Akar jagung (Zea mays) terdiri tiga bagian utamanya jaringan
penyusunnya dari luar ke dalam, yaitu sistem jaringan dermal
(epidermis), sistem jaringan dasar (daerah korteks), dan sistem jaringan
pembuluh (bagian stele).
4. Batang jagung (Zea mays) merupakan struktur anatomi batang
tumbuhan monokotil yang terdiri dari epidermis, korteks dan stele.
5. Struktur daun jagung (Zea mays) terdiri dari jaringan palisade, klorofil,
epidermis, endodermis, dan bunga karang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, dkk, Anotomi Sistematk Pada Anggota Familia Zingiberaceae, Jurnal
Bio Smart: (online), Vol. 3 No. 2 (2001), www. Google.com diakses pada
25 Desember 2014.
Arifin, dkk., Seleksi Tongkol Ke Baris (Ear To Row Selection) Jagung Ungu
(Zea mays varceratina kulesh), Jurnal Produksi Tanaman; (online) Vol.
1 No.5 (2013), www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.
67
68
Novita, dkk., Penyerapan Logam Timbal (Pb) dan Kadar Klorofil Eladea
canadis Pada Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas, Jurnal Lentera Bio;
(online), Vol. 1 No. 1 (2012), www.Google.com diakses pada 6 Desember
2014.
Novita, Melisa dwi ayu., Kerapatan dan bentuk kristal kalsium oksalat umbi
porang pada fase pertengahan, Jurnal Biotropika; (online) Vol.1 No.2
(2013), www.Google.com diakses pada 6 Desember.
Purwanto, Arie W., Anthurium bunga, Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Rini, Ayu Kusuma, dkk., Pengaruh Kombinasi Badan Penstabil CMC Dan GUM
Arab Terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus Carota L) Varietas Selo Dan
Varietas Tawangmangu, Jurnal Teknosains; (online) Vol.1 No. 1 (2012),
www.Google.com diakses 3 Desember 2014.
Siregar, Philips H., Isolasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Metanol Daun
Tumbuhan Jambu Keling, Jurnal Sins Kimia; (online) Vol.9 No.2 (2005)
www.Google.com diakses pada 6 Desember.
Seli, Pengaruh Boron dan Perendaman Terhadap Perkeambahan Benih Cendana
(Santalum album linin), Jurnal Silvikultur: (Online), Vol.3 No.3 (2012),
www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.
Sulistiono, Widi Sulistiono.,Analisis Mikropis dan Vitamin Semanggi Air
Marsilea crenata persl.(Marsileaciae), Jurnal Sains: (online) Vol.3 No.1
(2009). www.Google.com diakses pada 16 Desember 2014.
Sumadi, Aditya Marianti., Biologi Sel, Edisi Pertama Cetakan Pertama
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Sumenda Lusia., Analisis Kandungan Klorofil Mangga (Mangifera indica L)
Pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda, Jurnal Bioslogos;
(online) Vol. 1 No.1 (2011), www. Google.com diakses pada 3 Desember
2014.
Sutrian ,Yayan., Pengantar Anotomi Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan,
Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Yuyun Marini,dkk.,Analisis Minyak Atsiri pada Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
69
Jurnal
BIOFarmasi:
(online)Vol.
No.1
(2005).
70