Anda di halaman 1dari 70

PERCOBAAN

I.
II.
III.

:I

Judul Praktikum
: Aliran Sitoplasma
Tanggal Praktikum : 6 Desember 2014
Tujuan Praktikum : Mengamati Struktur Sel dan Aliran
Sitoplasma

IV.

Dasar Teori

Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma juga


sering disebut dengan plasma sel. Istilah ini untuk memberikan nama dari cairan
sel dan segala sesuatu yang terlarut didalamnya, untuk membedakan cairan yang
berada di dalam inti sel yaitu nukleoplasma. Sitoplasma terletak di dalam sistem
koloid kompleks, yang sebagian besar terdiri dari air yang terlarut oleh molekulmolekul kecil maupun besar, ion-ion, dan bahan hidup atau oeganel-organel sel.
Organel sel yang terdapat dalam sitoplasma adalah retikulum endoplama,
ribosom, mitokondria, badan golgi, lisosom, sentrosom, vakuola, dan kloroplas.1
Sitoplsma digolongkan dalam sel protoplasmik, karena berperan aktif
dalam melakukan segala aktifitas sel. Sitoplsma terbentuk dari substansi hialin
yang jernih dengan plasma dan tonoplasma. Plasmolema merupakan dinding
plasma bagian luar yang bersifat semipermeabel. Polioplasma adalah bagian yang
tampak keruh karena adanya mikrosoma, sedangkan tonoplasma merupakan
membran bagian dalam sitoplasma yang berbatasan dengan vakuola.2
Sitoplasma dari sitosol atau matriks yang bersifat koloid dan organel-organel. Di
dalam sitisol terdapat rangka sel yang disebut sitoskleron yang memberi bentuk
serta mengatur gerakan sel dan mengatur kromosom pada saat pembelahan sel.
Sitoplasma dapat menjadi bagian-bagian yang terpisah saat bertambahnya ukuran
volume vakuola yang diiringi dengan penyatuan vesikula-vesikula yang masing1____________ Sumadi dan Aditya Mariati, Biologi sel, (Yogyakarta, Graha Ilmu,
2007), hal. 5-6.

2____________ Hartanto Nugroho, Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, (Depok,


Penebar Swadaya, 2012), hal. 68.

masing bergabung dengan vakuola yang sangat besar. Karena

itu sitoplama

terdesak menjadi lapisan sitoplsma pariental yang tipis.3


Senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) merupakan salah satu anti
bakteri yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran plasma. Adanya
senyawa fenol ini dapat menyebabkan perusakan pada membran sitoplasma. Ion
H+ dari senyawa fenol dapat menyerang gugus polar, sehingga fosfolipida tidak
mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma, akibatnya membran
sitoplasma akan bocor.4
V.

Alat dan Bahan


a. Alat

:
:

No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter

b. Bahan
No
Bahan
1. Daun Hydrilla
verticilliata
2.
Air
VI.

Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Untuk
menyayat
daun
verticilliata

Hydrilla

:
Fungsi
Untuk mengamati struktur sel dan
aliran sitoplasma pada daun tersebut.
Untuk diteteskan pada kaca benda

Cara Kerja
:
1. Diambil satu helaian daun Hydrilla verticilliata.
2. Diletakkan pada kaca objek yang telah ditetesi air.
3. Diamati dengan mikroskop, lalu digambar dan diberikan keterangan.

3____________ Lusia Sumenda, Analisis Kandungan Klorofil Mangga (Mangifera


indica L) Pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda, Jurnal Bioslogos; (online) Vol. 1 No.
1 (2011), hal. 20-2. www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.

4____________ Ayu Kusuma Rini, dkk., Pengaruh Kombinasi Badan Penstabil CMC Dan GUM
Arab Terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus Carota L) Varietas Selo Dan Varietas Tawangmangu,
Jurnal Teknosains; (online) Vol. 1 No.1 (2012), hal. 88. www.Google.com diakses pada 3
Desember 2014.

VII.

Hasil Pengamatan :

Gambar
: Hydrilla verticillata
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.

VIII. Pembahasan

Dinding sel
Sitoplasma
Aliran sitoplasma
Kloroplas

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum aliran


sitoplasma, diketahui bahwa sitoplasma adalah bagian sel yang berupa cairan sel
yan terbungkus oleh membran sel. Penyusun utama sitoplasma adalah air yang
berupa cairan pekat dengan susunan kimia yang kompleks disertai rganel-organel
sel, seperti mitokondria, plastida, vakuola, ribosom, retikulum endoplasma, badan
golgi dan lisosom. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahanbahan kimia yang penting bagi metabolisme sel seperti enzim, ion, gula, lemak
dan protein. Dalam sitoplasma segala aktivitas atau pekerjaan yang ada di dalam
sel dilakukan dan berlangsungnya kegiatan pembongkaran serta penyusunan zatzat melalui reaksi kimia.
Sifat yang menonjol pada sitoplama yaitu adanya aliran plasma yang
berlangsung dalam satu arah. Aliran sitoplasma dalam tumbuhan akan
menggerakkan plastida melewati beberapa vakuola yang disebut dengan sirkulasi,
aliran ini biasanya terdapat pada tumbuhan yang masih muda, karena dalam

tumbbuhan muda sel-sel masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan,


sehingga masih membutuhkan bahan-bahan organik untuk sintesis komponenkomponen sel.
Pengamatan daun Hydrilla verticilliata menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 10x40 menunjukkan terjadinya aliran sitoplasma yang terdapat di
dalam sel tersebut. Hal

ini terjadi ketika adanya perputaran organel sel

didalamnya yaitu kloroplas yang melakukan perpindahan tempat. Aliran


sitoplasma tersebut berlangsung dalam satu arah yaitu berlawanan dengan arah
jarum jam (rotasi). Hal tersebut terjadi karena organel-organel sel yang terdapat
di dalam daun Hydrilla Verticilliata masih hidup dan aktif dalam melakukan
aktifitas sel, gerakan ini berupa aliran setempat atau sirkulasi umum yang
bertujuan untuk berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berlangsung
dengan baik.
Selain kloroplas yang diamati pada daun Hydrilla verticilliata adalah
bagian dinding sel. Dinding selnya tebal dan berbentuk segi empat yang tersusun
seperti batu bata. Dinding sel terletak dibagian luar membran plasma yang
membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel tersusun dari senyawa
polisakarida yang kompleks, selulosa, protein, lignin, lipid dan air. Dinding sel
berfungsi dalam menentukan bentuk, kekuatan dan dukungan sel, mengontrol
tekanan turgor, serta sebagai pelindung dan penyimpanan karbohidrat pada sel.
IX.

Kesimpulan
:
1.
Sitoplasma adalah bagian sel yang berupa cairan sel yan terbungkus
oleh membran sel yang penyusun utamanya adalah air yang berupa
2.

cairan pekat dengan susunan kimia yang kompleks.


Organel-organel sel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain
mitokondria, plastida, vakuola, ribosom, retikulum endoplasma, badan

3.

golgi dan lisosom.


Aliran sitoplasma pada Hydrilla verticilliata bertujuan untuk

4.

berlangsungnya pertukatan zat.


Bagian yang dapat diamati pada daun Hydrilla verticilliata adalah
sitoplasma, dinding sel, dan kloroplas/plastida.

5.

Aliran sitoplasma ditandai pada saat terjadinya perputaran serta


perpindahan organel sel berupa kloroplas dalam satu arah yang
berlawanan dengan arah jarum jam.

PERCOBAAN
I. Judul Praktikum

: Plastida
5

: II

II. Tanggal Praktikum : 6 Desember 2014


III.Tujuan Praktikum : 1. Mengamati Kloroplas
2. Mengamati Kromoplas
IV. Dasar Teori

Kloroplas merupakan plastida yang paling umum diketahui karena peran


dan fungsinya terhadap terjadinya reaksi fotosintesis. Kromoplas merupakan
plastida yang mengandung karoten bewarna orange kuning keemasan atau merah
scarlet. Karoten pada kromoplas berbentuk zat kristal padat, yang berbentuk
persegi, jarum, dan lain sebagaiya.5
Kloroplas merupakan ciri khusus dari sel tumbuhan da ganggang tertentu
yang dibatasi oleh membran rangkap. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut
stroma, yang didalamnya terdapat struktur membran tilakoid, kumpulan dari
tilakoid tersebut dinamakan dengan granum.6
Kloroplas memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya proses
fotosintesis.pigmen-pigmen yang terdapat pada membran tilakoid akan menyerap
cahaya matahari atau sumber cahaya lainnya.cahaya selanjutnya akan diubah
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP.7
Velva wortel dapat menghasilkan warna orange yang merupakan warna
asli dari warna wortel.Wortel sendiri memiliki warna kulit dan umbi daging
kuning kemerahan yang disebabkan oleh pigmen karoten yang dihasilkan oleh
kromoplas.8

5____________L. Hartanto Nogroho, dkk., Struktur dan Perkembangan Tumbuhan


Cetakan ke-3, (Jakarta, Penebar Swadaya 2012), hal. 69.

6____________Sumadi, Aditya Marianti., Biologi Sel Edisi Pertama Cetakan Pertama,


(Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007), hal. 9.

7____________Lusia Sumenda, Analisis Kandungan Klorofil Mangga (Mangifera


indica L) Pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda, Jurnal Bioslogos; (online)
Vol. 1 No. 1 (2011), hal. 20-2. www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.

V. Alat dan Bahan


a. Alat

No
Alat
1. Mikroskop

Fungsi
Untuk mengamati preparat.

2. Silet atau cutter

Untuk menyayat preparat

b. Bahan
No
Bahan
1. Daun bayam (Amaranthus
spinosus)
2. Umbi wortel (Daucus
carota)

Fungsi
Untuk mengamati kloroplas.
Untuk mengamati kromoplas.

VI. Cara Kerja


:
A. Kloroplas
1. Dibuat sayatan melintang daun bayam (Amaranthus spinosus).
2. Diletakkan pada kaca preparat.
3. Ditetesi dengan aquades.
4. Ditutup dengan cover glass.
5. Diamati di bawah mikroskop.
6. Digambar beberapa jenis sel jaringan tiang dan batang.
7. Ditunjuk bagian-bagian dinding sel, sitoplasma, vakuola dan
kloroplas.
B. Kromoplas
1. Dibuat sayatan melintang umbi wortel (Daucus carota).
2. Diletakkan pada kaca preparat.
3. Ditetesi dengan aquades.
4. Ditutup dengan cover glass.
5. Diamati di bawah mikroskop.
6. Digambar beberapa jenis sel umbi wortel.
7. Ditunjuk bagian-bagian dinding sel, sitoplasma, vakuola dan
kromoplas.
VII.

Hasil Pengamatan

8____________Ayu Kusuma Rini, dkk., Pengaruh Kombinasi Badan Penstabil CMC


Dan GUM Arab Terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus Carota L) Varietas Selo Dan Varietas
Tawangmangu, Jurnal Teknosains; (online) Vol. 1 No.1 (2012), hal. 88. www.Google.com diakses
pada 3 Desember 2014.

Gambar
: Bayam (Amaranthus spinosus)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Sitolasma
3. Kloroplas

Gambar
: Umbi wortel (Daucus carota)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Kromoplas

VIII. Pembahasan
Berdasarkan

:
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum

plastida, dapat diketahui bahwa plastida adalah benda sitoplasma yang


digolongkan atas lima macam berdasarkan kandungan pigmen dan zat organinya
yaitu kloroplas, kromoplas, leokoplas, amiloplas dan elaroplas. Plastida dibentuk
oleh dua jenis membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran
dalam memiliki bentuk khusus yang dibedakan atas beberapa kantung tilakoid,

grana dan stroma. Selain itu, plastida berperan dalam pemberian warna pada
tumbuhan.
Daun bayam( Amaranthus spinosus) mengandung kloroplas yang
mengndung klorofil dan berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas adalah
organel mengandung air dan cairan yang akan protein yang disebut denga stroma.
Stroma mengandung banyak granum kecil yang terdiri dari membran yang
menyerupai umpukan koin di dalam kantung tilakoid, yang terletak di dalam
grana. Pigmen hijau atau zat hijau daun pada kloroplas disebut dengan
klorofil.Klorofil berperan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan bayam
(Amaranthus spinosus) dan menyebabkan daun berwarna hijau. Membran tilakoid
pada kloroplas terdiri dari sistem foto, klorofil dan pigmen aksesori yang mampu
menyerap cahaya yang dihasilkan dalam transfer elektron untuk membentul CO2
(karbon dioksida) yang kompleks seperti NADP dan ATP yang menyediakan
molekul

energi.

Bagian

organel

lain

yang

dapat

dilihat

pada

daun

bayam(Amaranthus spinosus) dengan pembesarn 10 x 40 adalah bagian dinding


sel yang berfungsi sebagai pertahanan sel dan bagian sitoplasma yang berisi cairan
dan organel sel.
Daucus carota atau worel terdiri dari dinding sel, sitoplasma dan
kromoplas. Kromoplas adalah plastida yang mengandung karoten/ karotenoid
yang berwarna orange, kuning keemasan atau merah scarlet.Kromoplas
mengandung karoten yang berupa zat kristal padat bentuk bulat, persgi, jarum dan
lain sebagainya.Kromoplas ditemukan dalam jaringan yang sudah matang dan
berasal dari plastida dewasa.Kromoplas mensintesis dan menyimpan karoten yang
berwarna orange sehingga menyebabkan wortel berwarna orange.
IX. Kesimpulan
:
1. Berdasarkan pigmen dan zat organiknya, plastida digolongkan
menjadi lima macam yaitu kloroplas, kromoplas, leokoplas, amiloplas,
dan elaroplas.
2. Daun bayam (Amaranthus spinosus) mengandung kkloroplas yaiu
plastida yang menngandung klorofil.

3. Klorofil berperan penting dalam pemberian warna hijau pada


tumbuhan.
4. Umbi wortel (Daucus carota) mengandung kromoplas yaitu plastida
yang mengandung senyawa karoten berwarna orange, kuning
keemasan atau merh scarlet.
5. Kromoplas mensintesis dan menyimpan pigmen karoten, sehingga
menyebabkan Umbi wortel (Daucus carota) berwarna orange.

PERCOBAAN

: III

I. Judul Praktikum
II. Tanggal Praktikum
III.Tujuan Praktikum

: Zat Ergastik (Amilum)


: 6 Desember 2014
: 1. Mengamati Struktur Amilum Kentang
2. Mengamati Struktur Amilum Beras
3. Mengamati Struktur Pisang

IV. Dasar Teori

10

Amilum merupakan cadangan makanan yang tersimpan di dalam umbi,


rhizoma, batang, buah dan biji.Berdasarkan letak hilusnya amilum terbgi menjadi
dua yaitu amilum konsentris yang letak hilusnya terdapat ditengah dan amilum
eksentris yang hilusnya terletak ditepi, sedangkan berdasarkan jumlah hilusnya
amilum dibedakan menjadi butir amilum tunggal, butir amilum setengah majemul
dan butir amilum majemuk.9
Tepung cadangan merupakan tepung yang dibentuk oleh amiloplas yang
terdapat di dalam alat-alat penyimpanan makanan meliputi akar, umbi biji dan
lain-lain.Ukuran dari tepung amilum berkisar antara 17-20 mikron.Umumnya
bentuk susunan butir tepung amilum terbagi atas tiga yaitu monoadelph, diadelph
dan poliadelp.10
Amilum merupakan polimer dari glukosa dalam bentuk anhidrat.Amilum
mempunyai ikatan glikosidik yang merupakan gabungan dari dua poli sakarida
yaitu amilosa dan amilopektin.Amilin berfungsi sebagai bahan pengikat, pengisi
dan juga sebagai bahan penghancur.11
Perubahan struktur biji beras selama proses pematangan biji hinggga lewat
matang.Jika panen umur muda, umumnya bijinya mengapur yang berwarna putih
kelan karena antar glanula pati masih longgar dan belum kompak.Sebaliknya pada
biji matang, glanula menjadi lebih padat dan kompak dengn butiran-butiran
protein yang terdapat di sela-sela glanula pati sebagai pengepak.12
V. Alat dan Bahan
a. Alat

9____________Yayan Sutrian., Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan, (Jakarta, PT.


Rineka Cipta, 2000), hal. 49.

10____________L .Hartanto Nugroh, dkk., Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan,


(Jakarta, Penebar Swadaya, 2012), hal. 73.

11____________Arnida, dkk., Kajian Farma Kognostik Simplisia Daun Karamunting


Asal Perairan Kalimantan Selatan, Jurnal Sains Dan Terapan Kimia; (online) Vol. 4 No.
1 (2010), hal. 45. www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.

11

No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter

Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Untuk menyayat preparat

b. Bahan
No
Bahan
1. Umbi kentang (sollanum
tuberosum)
2. Butir beras (Oriza sativa)
3. Air

Fungsi
Untuk melihat butir amilum sederhana.
Untuk melihat butir amilum tunggal.

VI. Cara Kerja :


A. Amilum pada kentang (Solanum toberosum)
1. Dipotong umbi kentang (Solanum tuberosum).
2. Ditusuk-tusuk bagian terpotong tersebut.
3. Diperas air kentang tersebut.
4. Air perasan ditetes pada kaca objek, ditetesi aquades, dan ditutup
dengan kaca penutup.
5. Diamati dengan mikroskop.
6. Ditunjuk hilus dan lapisan amilum.
B. Amilum pada beras (Oriza sativa)
1. Dikerok sebutir beras sampai halus.
2. Diletakkan pada kaca objek, ditetesi aquades, dan ditutup dengan
kaca penutup.
3. Diamati dengan mikroskop.
4. Digambar butir padi tunggal dan majemuk.
5. Digambar satu butir pati tunggal pada pembesaran tinggi.
6. Ditunjuk hilus serta lapisan amilumnya.
C. Amilum pada pisang (Musa sp)
1. Ditusuk-tusuk daging buah pisang.
2. Diperas pati di atas kaca benda.
3. Ditetesi aquades.
4. Ditutup dengan kaca penutup.
5. Diamati dengan mikroskop.
6. Digambar butir amilum.
7. Ditunjuk hilus dan lapisan amilum.
VII.

Hasil Pengamatan

12____________Chatarina wariyah., Optimasi Lama Perendaman Jagung Untuk


Preparasi Pemasakan Dalam Otoklaf Dan Penggorengan, Jurnal Agribisnis; (online) Vol. 2 No.3
(2011), hal 4. www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.

12

Gambar
: Umbi Kentang (Sollanum tuberosum)
Pembesaran : 10 x 40

Keterangan
1. Hillus
2. Lamella

Gambar
: Butir beras (Oriza sativa)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Lamella

VIII. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan zat yang dilakukan pada praktikum zat


ergastik, dapat diketahui bahwa zat ergastik merupakan benda-benda mati yang

13

terdapat dalam sel-sel tumbuhan dan senyawa hasil metabolisme yang disimpan
di dalam sel. Pati merupakan salah satu contoh zat ergastik yang merupakan
senyawa karbohodrat hasil fotosintesis yang tersusun dari molekul glukosa dan
disimpan sebagai cadangan makanan yang disimpan dalam tempat penyimpanan
tertentu seperti umbi, rhizoma, batang, biji dan buah. Amilosa merupakan
polisakarida berantai lirus dan bagian dari butir-burir pati yang terdiri dari
molekul-molekul glukosa. Sedangkan amilosa merupakan bagian dari pati yang
daoat larut dalam air.
Umbi batang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tumbuhan yang
menyimpan pati atau amilum dapat berupa umbi. Pati kentang mengandung
amilosa dan amilopektin dengain perbandingan 1:3. Amilum pada kentang
terdapat dalam amiloplas yaitu tempat penyimpanan amilum. Perkembangan pada
amilum terbentuknya hillus yang kemudian diikuti oleh pembentukan lamella
yang semakin banyak. Hillus adalah tempat pertama terbentuknya lamella.
Lamella adalah lapisan-lapisan yang pembentuk pati yang mengelilingi hillus.
Hillus pada umbi kentang (Solanum toberosum) terletak di bagian pinggir
(ekstrensik) yang kemudian dilapisi oleh lamella-lamella.
Lapisan amilum (lamella) yang terbentuk akibat terjadinya pemadatan
molekul dan perbedaan kadar air pada awal pertumbuhan amilum. Kandungan
amilum umbi kentang (Solanum toberosum) semakin meningkat dari minggu ke13. Kandungan klorofil meningkat maksimal pada usia minggu ke 7, setelah itu
kandungan klorofil mengalami penurunan. Amilum pada umbi kentang (Solanum
toberosum)

merupakan amilum setengah majemuk (diadelp). Amilum setengah

majemuk (diadelp) adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hillus
yang masing-masing dikelilingi oleh lamella dan di luarnya dikelilingi lamella
bersma terbentuk bulat telur.
Butir beras (Oriza sativa) merupakan salah satu cntoh tumbuhan yang
menyimpan pati dalam brntuk biji. Bentuk amilum pada beras berupa serbuk yang
sangat halus dan berwarna putih. Pada pengamatan, pati beras tersusun dalam

14

lingkaran-lingkaran segi enam yang teratur.Hillus terdapatdi bagian tengah tidak


terlihat jelas dan tidak memiliki lamella konsentris.
IX. Kesimpulan
:
1. Pati tersusun dari molekul glukosa (poli alfa-glukosa) senyawa
karbohidrat dari hasil fotosintesis.
2. Pati digunakan sebagai cadangan makanan pada tumbuhan yang
disimpan dalam tempat-tempat penyimpanan tertentu seperti umbi,
rhizoma, batang, biji dan buah.
3. Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilllus yng
kemudian diikuti oleh perkembangan lamella yang semakin banyak
4. Kentang (Solanum toberosum) memiliki hillus di bagian pinggir
(eksentrik) yang kemudian dilapisi dengan lamella-lamella dan amilum
yang bersifat setengah majemuk (diadelp).
5. Beras (Oriza sativa) memiliki pati yang berupa serbuk yang berwarna
putih dan hillus terletak di bagian tengah dan tidan memiliki lamella
kosentris.
PERCOBAAN

:IV

I.
II.
III.

Judul Praktikum
: Aleuron
Tanggal Praktikum : 6 Desember 2014
Tujuan Praktikum : Mengamati Butir-Butir Aleuron

IV.

Dasar Teori

Aleuron merupakan cadangan makanan yang berupa protein. Aleuro


disimpan di dalam vakuola sel. Letak aleuron pada tanama bervariasi. Misalnya
pada biji jarak, aleuronnya tersebar dalam keping biji dan biji jagung yang
merupakan lapisan yang terdapat di bagian terluar endosperm. Aleuron
digolongkan dalam protein pasif yang terbentuk globulin dan butiran-butirannya
yang tergolong sangat besar yang biasanya terdapat pada biji jarak.13
Proses terjadinya butiran-butiran aleuron yaitu melalui protein pasif yang
merupakan larutan dalam cairan sel dari vakuola yang mengalami pengendapan
13____________Hartanto., Struktur Perkembangan Tumbuhan, (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2012), hal. 73.

15

karena selnya kehilangan air sehingga terjadilah butir-butir aleuron. Aleuron yang
merupakan protein antara lain termasuk globulin, butiran-butirannya yang
tergolong sangat besar yang biasanya terdapat pada biji jarak. Yang terdiri dari
protein amorf, protein kristal, dan protein globoid.14
Perkembangan benih bergantung pada proses penyerapan air akibat potensial air
rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan
metabolik

pada

embrio

yang

menyebabkan

biji

tersebut

melanjutkan

pertumbuhan. Setelah benih mengimbibisi air, embrio membebaskan hormon yang


disebut giberelin (GA) sebagai sinyal kepada aleuron, yaitu bagian tipis bagian
luar

endospermal.

Aleuron

merespon

dengan

cara

mensintesis

dan

mensekreksikan enzim pencernaan yang menghidrolisis makanan yang tersimpan


dalam endosperm.15
Jurnal yang meneliti tongkol ke baris jagung ungu (Zea mays varceratina kulesh),
menggunakan seleksi ear to row, yang merupakan seleksi tongkol ke baris.
Berdasarkan analisis data ternyata tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam hal
rata-rata antara diameter tongkol 15 populasi yang diuji. Warna biji yang
merupakan karakter kualitatif yang termasuk ke dalam parameter pengamatan.
Warnanya ungu dengan warna aleuron ada 10 lokus.16
V.

Alat dan Bahan


a. Alat

14____________Yayan Sutrian., Pengantar anotomi Tumbuhan, (Jakarta: Rineka Cipta,


2011), hal. 49.
15____________Seli., Pengaruh Boron dan Perendaman Terhadap Perkeambahan
Benih Cendana (Santalum album linin), Jurnal Silvikultur; (online), Vol. 3 No. 3(2012), hal. 184.
www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.

16____________Arifin, dkk., Seleksi Tongkol Ke Baris (Ear To Row Selection) Jagung


Ungu (Zea mays varceratina kulesh), Jurnal Produksi Tanaman; (online) Vol. 1 No.5
(2013), hal. 408-412. www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.

16

No
Alat
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Kaca penutup

Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Sebagai tempat preparat.
Sebagai penutup kaca benda.

b. Bahan
No
Bahan
1. Jarak (Jatropna curcas)
2. Jagung (Zea mays)

VI.

Fungsi
Sebagai objek pengamtan
Sebagai objek pengamatan

Cara Kerja
:
1. Dibuat sayatan endosperm biji jarak, diletakkan pada kaca objek lalu
ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup lalu diamati di
bawah mikroskop.
2. Dibuat sayatan melintang buah jagung, diletakkan pada kaca objek lalu
ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup lalu diamati di
bawah mikroskop.

VII.

Hasil Pengamatan

Gambar
: Jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Gluboid
3. Aleuron

17

Gambar
: Biji jarak (Jatropna curcas)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Gluboid
3. Aleuron

VIII. Pembahasan
.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan untuk melihat aleuron pada

biji jarak (Jatropna curcas) dan jagung (Zea mays) adalah sebagai berikut: Protein
aktif dan pasif terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Protein aktif adalah pembentuk
protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein makanan cadangan. Protein
pasif adalah benda nonprotoplasmik benda-benda mati yang ditemukan dalam
vakuola-vakuola sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal yang bersamasama akan membentuk butir-butir aleuron yang merupakan benda-benda mati.
Pengamatan pada jarak (Jatropna curcas) dan jagung (zea mays) butirbutir aleuron terlihat jelas melalui mikroskop pada pembesaran 10 x 40. Aleuron
pada kedua preparat tersebut ditemukan pada sel-sel endosperm terluar dari biji
yang merupakan lapisan terluar dari aleuronnya. Pengamatan pada jarak
(Jatropna curcas) dan jagung (zea mays) juga terlihat jelas bagian-bagian dari
aleuronnya.
Pengamatan tersebut terlihat bagian dari aleuron antara lain: protein amorf,
protein kristal, dan globoid. Bentuk protein amorfnya tidak memiliki bentuk atau
tidak berbentuk. Pada protein kristal terlihat bentuk persegi lima atau enam yang
beraturan, sedangkan pada protein globoid, protein bewarna hitam karena

18

mengandung zat ptyalin, yaitu garam-garam yang mengandung Ca dan Mg


dengan suatu asam.
IX.
1.
2.
3.

Kesimpulan
:
Terdapat protein aktif dan pasif pada tumbuh-tumbuhan.
Protein pasif adalah benda nonprotoplasmik yang membentuk aleuron.
Jarak (Jatropna curcas) dan jagung (Zea mays) terletak di bagian luar

4.

endosperm.
Pengamatan pada jarak (Jatropna curcas) dan jagung (Zea mays)

5.

terdapat protein amorf, protein kristal, dan globoid


Protein amorf tidak berbentuk, protein kristal berbentuk persegi
lima/enam beraturan, dan globoid bewarna hitam karena mengandung
zat phytin.

PERCOBAAN

:V

I. Judul Praktikum: Kristal


II. Tanggal Praktikum
: 20 Desember 2014
III.Tujuan Praktikum
: 1. Mengamati Kristal Pasir
1. Mengamati Kristal Pasir
2. Mengamati Kristal Jarum (Rafida)
3. Mengamati Sistolit
4. Mengamati Kristal Rosette
IV. Dasar Teori

Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya
ditentukan dalam jumlah besar. Kristal adalah benda-benda non-protoplasmik
(mati) dalam sel yang bersifat cair, karena yang bersifat padat berbentuk butiran
atau kristal. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum
ditemukan, kalsium karbonat dan kalsium malat sangat langka untuk ditemukan.17
Kristal memiliki banyak bentuk diantaranya kristal berbentuk prisma
teratur. Biasanya terdapat dalam sel-sel dibawah epidermis dari daun jeruk, kristal
dengan bentuk jarum terdapat: dalam sel Mirabilis, kristal dengan bentuk butirbutir kecil: terdapat dalam tangkai daun bayam, kristal dalam bentuk rafida
17____________Hidayat., Anatomi Tumbuhan Berbiji, (Bandung, ITB, 2000), hal. 31.

19

merupakan kristal berbentuk jarum, yang letaknya sejajar satu sama lain. Kristal
dengan bentuk kelenjar.18
Kristal kalsium oksalat yang terkandung dalam porang adalah bentuk
persenyawaan antara kalsium dan asam oksalat yang tersebar di seluruh bagian
tanaman seperti batang, daun, bunga dan buji. Kristal kalsium oksalat secara
umum memiliki lima tipe utama yaitu druse, rafida, prisma, pasir, dan sistolit.
Kristal-kristal tersebut dapat larut apabila terhadapnya dibubuhkan asam cuka dan
sedikit dipanaskan.19
Kristal murni dapat diperoleh dengan cara menaikkan kepolaran
bertingkat. Fraksi yang keluar kolom. Khromatografi ditampung menggunakan
vial serta dimonitor dengan pereaksi meyer yang ditandai dengan munculnya.
Warna putih, selanjutnya digabung diuapkan pelarutnya kemudian fraksi ini
direkristalisasi.20
V. Alat dan Bahan :
a. Alat
No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau Cutter

Fungsi
Alat mengamati preparat.
Untuk menyayat preparat.

b. Bahan
18____________Yayan sutrian., Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, (Jakarta,
Rineka Cipta, 2012), hal. 43-44.

19____________Melisa Dwi Ayu Novita,dkk., Keterapan Dan Bentuk Kristal Kalsium


Oksalat Umbi Porang Pada Fase Pertengahan, Jurnal BIOtropika; (online) Vol. 1 No. 2 (2013),
hal. 2. www.Google.com diakses pada 6 Desember 2014.

20____________Philips H siregar., Isolasi Senyawa Alkoloid Dari Ekstrak Metanol


Daun Tumbuhan Jambu Keling,Jurnal Sains Kimia; (online) Vol. 9 No. 2(2005), hal.2.
www.Google.com diakses pada 6 Desember 2014.

20

No
Bahan
1. Batang terong (Solanum
ningrum)
2. Pepaya (Caricapapaya)
3. Melinjau (Gnetumgnemon)
4. Mirabilisjalava
5. Ficuselastira
6. Nerium sp.
7. Ixora sp
VI.

VII.

Fungsi
Untuk mengetahui bentuk kristal pasir
Untuk mengetahui bentuk kristal drusen.
Untuk mengetahui bentuk kristal drusen.
Untuk mengamati kristal jarum.
Untuk mengamati sistolit.
Untuk mengamati kristal rosette.
Untuk mengamati kristal rosette.

Cara Kerja
:
1. Digambar beberapa sel korteks batang yang mengandung kristal-kristal
putih dan kristal drusen, jarum, sistolit, dan kristal rosette.
2. Ditunjuk dinding sel dan kristal pasir, kristal drusen didalam sel, serta
kristal jarum, sistolit, dan kristal rosette.
3. Ditunjuk pada warna kristal tersebut.
Hasil Pengamatan

Gambar
: Batang terong (Sollanum
ningrum)
Perbesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal pasir

Gambar
: Tangkai daun pepaya
(Carica pepaya)
Perbesaran : 10x40

21

Keterangan

1. Dinding sel
2. Kristal drusen

Gambar
: Mirabilis jalava
Perbesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal
jarum(Rafida)

Gambar
: Ficus elastica
Perbesaran : 10x40

Keterangan

22

1. Dinding sel
2. Sistolit

Gambar
: Ixora sp
Perbesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal Rosette

23

Gambar
: Neriu sp
Perbesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal Rosette

VIII. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum


kristal, dapat diketahui bahwa kristal merupakan zat non-protoplasmik yang
berbentuk padat dan banyak dijumpai pada setiap organ tumbuhan, terutama pada
bagian daun dan batang. Kristal tersebut terdiri dari kalsium oksalat yang
terbentuk akibat kelebihan kalsium di dalam sel, yang kemudian terikat pada hasil
metabolisme di dalam vakuola. Kristal tersebut berupa asam oksalat atau garam
oksalat (Ca) yang apabila kadar tinggi dapat berbahaya bagi sel.

24

Kristal garam oksalat dapat memiliki lima bentuk, yaitu kristal pasir,
kristal drusen, kristal jarum (rafida), kristal sistolit, dan kristal rosette. Kristal
pasir merupakan kristal yang berbentuk butiran-butiran kecil yang terdapat pada
batang terong (Sollanum ningrum). Kristal drusen terdapat pada tangkai daun
pepaya (Carica papaya) dan tangkai daun melinjo (Genetumgenemon). Kristal
tersebut berbentuk bintang yang hanya terdapat dalam sel-sel tertentu dengan
bentuk yang tidak teratur. Pada tangkai daun pepaya dan melinjo, kristal drusen
memenuhi ruangan sel (lumen) yang terdapat pada sel-sel serat.
Kristal drusen berfungsi menghalangi tumbuhan keracunan asam oksalat.
Asam ini terbentuk pada ssat berlangsungnya metabolisme yang berikatan dengan
ion kalsium, sehingga terbnetuk kristal drusen yang tidak menyebabkan racun
pada tumbuhan tersebut. Kristal jarum adalah kristal yang berbentuk jarum, kristal
ini sering juga disebut dengan rafida, karena letkanya yang tidak beraturan,
terkadang berada di pinggir dan terkadang berada di tengah sel.pada ujung kristal
berbentuk panjang ujung ramping, dan kedua ujungnya meruncung. Rafida
biasanya terdapat dalam sel-sel parenkim dan jaringan-jaringan lunak. Sel-sel
tersebut mengandung berkas rafida yang dapat berbentuk sama dengan sel di
sekelilingnya dan dapat membentuk idioblas, yaitu sel yang berada dari sel
sekelilingnya. Contohnya pada daun bunga pukul empat (Mirrabilis jalava).
Ficus elastica merupakan contoh tumbuhan yang memiliku kristal sistolit.
Sistolit dibentuk dari akumulasi garam-garam karbonat pada tangkai selulosa atau
pertumbuhan dinding sel kedalam sel yang mengandung sel sistolit, yang disebut
dengan sel litosit, sehingga kalsium karbonat yang ditempatkan pada bagian
dinding yang menonjol itu berbentuk seperti sekelompok buah anggur.
Neriium sp dan Ixora sp adalah contoh tumbuhan yang memiliki kristal
rosette. Kristal rosette berupa kristal majemuk yang bentuknya seperti bintang
atau roset. Kristal-kristal tersebut terdapat dibagian dalam dinding sel, yaitu pada
vakuola. Kristal tersebut berupa hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi
di dalam sitoplasma.
IX. Kesimpulan

25

1. Kristal garam oksalat tersebar pada setiap organ tumbuhan, terutama


pada daun dan batang yang terdapat dalam vakuola sel.
2. Kristal oksalat dibagi menjadi lima macam, yaitu kristal pasir, kristal
drusen, kristal jarum, kristal sistolit dan kristan rosette.
3. Kristal terbentuk akibat kelebihan kalsium oksalat yang terdapat dalam
sel, yang terikat pada proses metabolisme.
4. Batang terong (Solanum ningrum) memiliki kristal yang berbentuk
butiran-butiran kecil yang disebut kristal pasir. Sedangkan pada tangkai
daun pepaya dan melinjo terdapat kristal drusen yang berbentuk
bintang.
5. Kristal sistolit terdapat pada tumbuhan Ficus elastica, dan kristal
rosette terdapat pada Nerium sp dan Ixora sp.

PERCOBAAN

: VI

I. Judul Praktikum
II. Tanggal Praktikum
III.Tujuan Praktikum

: Antosianin
: 20 Desember 2014
: Mengamati Antosianin

IV. Dasar Teori

Antosianin (anthochan) adalah suatu glukosida, yang dapat memberikan


zat pewarna dn dapat larut dalam air sel dari vakuola, dalam vakuola terdapat pula
zat-zat warna yang dapat terlarut dalam cairan selnya. Pengaruhnya dapat

26

memberikan memberikan bermacam-macam warna, seperti warna merah pada


bunga Canna, warna biru pada Clitoria ternatea bunga ungu pada daun Caleus.21
Antosisanin memberikan warna yang beragam, seperti merah, merah
muda, ungu, dan bir. Aneka warna tersebut timbul karena antosianin memiliki
sifat ionik, maka intensitas dan warnanya tergantung pada Ph derajat kesamaan
cairan vakuola, dalam susunan warna asam. Bermacam-macam dari jaringan
jingga sampai dengan ungu.22
Antosianin merupakan kelompok pigmen yang berupa berwarna merah
sampai biru yang tersebar luas pada tanaman. Antosianin tergolong pigmen yang
disebut falavonoid, senyawa golongan falavonoid termasuk senyawa polar dan
dapat diekstraksi dengan pelarut yang bersifat polar pula. Keadaan yang semakin
asam mendekati Ph 1, akan menyebabkan semakin banyaknya pigmen antosianin,
berbeda dalam bentuk katiori flavium atau oksinum yang berwarna dan berukuran
absorbansi akan menunjukkan jumlah antosianin yang semakin besar.23
Sember antosianin salah satunya yang murah dan banyak terdapat di
indonesia adalah pada ubi jalar ungu, karena pada ubi jalar ungu memiliki
kandungan antosianin yang besar dari pada ubi jalar dengan verietas yang lain.
Antosianin telah meneukan atau memenuhi persyaratn sebagai zat warna/ zat
pewarna makanan tumbuhan.24
21____________ Yayan Sutrian., Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, (Jakarta,
Rineka cipta, 2011), hal. 39.

22____________ Muhibuddin., Anatomi Tumbuhan, (Banda Aceh, Unsiyah, 1996), hal.


21.

23____________Lidya Siman Juntak, dkk., Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit


Buah Naga Merah, Jurnal Tehnik Kimia (USU); (online) Vol. 3 No.2 (2014),
www.Google.com diakses tanggal 10 Desember 2014.
24____________Sri winarti,dkk., Ekstraksi Dan Stabilitas Warna Ubi Jalar Ungu
Sebagai Pewarna Alami, Jurnal Teknik Kimia; (online) Vol. 3 No.1 (2008), hal. 3.
www.Google.com diakses tanggal 10 Desember 2014.

27

V. Alat dan Bahan


a. Alat
No
1.
2.
3.
4.

Alat

Fungsi
Untuk mengamati preparat.
Untuk meletakkan preparat.
Untuk menutup kaca benda.
Untuk menyayat preparat.

Mikroskop
Kaca benda
Penutup kaca benda
Pisau
b. Bahan

No
Bahan
1. Rhoe discolor

Fungsi
Untuk mengetahui bentuk, fungsi dari
antosianin
Untuk diteteskan pada kaca benda mikroskop
Untuk diteteskan pada preparat

2. Air/aquadest
3. KOH dan HCl

VI. Cara Kerja


:
1. Diamati dengan mikroskop.
2. Digambar beberapa sel permukaan daun Rhoe discolor pada preparat
yang menggunakan air, KOH dan HCL.
3. Ditunjukkan dinding sel, sitoplasma dan inti sel.
4. Diterangkan warna antosianin pada ketiga preparat tersebut.

VII.

Hasil Pengamatan

Gambar
: Rhoe discoloe dalam aquadest
Pembesaran : 10x40

28

Keterangan

1. Dinding sel
2. Antosianin (tidak
berwarna dan sedikit
merah muda)

Gambar
: Rhoe discoloer dalam larutan Aquadest
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Antosianin (berwarna
merah muda)

Gambar
: Rhoe discoloe dalam larutan KOH
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Antosianin (berwarna
hijau)

VIII. Pembahasan

29

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, antosianin


merupakan salah satu zat warna (pigmen) yang terdapat dalam sel tumbuhan dan
terlarut dalam cairan sel. Pigmen ini dapat menyebabkan warna merah muda,
merah dan ungu pada sayuran, buah-buahan, dan tanaman bunga.
Antosianin yang larut dalam air dan di dalam sel terdapatpada cairan asam,
warna antosianin berubah menjadi warna merah dalam lingkungan basa berwarna
ungu kebiruan. Seperti pada daun Rhoe discolor yang ditambahkan atau ditetesi
dengan auadest dinding selnya beraturan dan mempunyai warna merah mudah
akan tetapi tidak semua. Daun Rhoe discolor yang ditetesi dengan larutan KOH,
dinding selnya tidak teratur dan tidak adanya pigmen setelah dicampurkan dengan
KOH. Sedangkan pada daun Rhoe discolor yang dilarutkan dengan HCL tetap
mempunyai pigmen yang berwarna merah muda tetapi tidak memenuhi dinding
sel pada daun Rhoe discolor.
Aneka warna tersebut timbul karena antosianin memiliki sifat ionik, maka
dari itu intensitas dan warnanya tergantung pada Ph derajat kesamaan cairan
vakuola. Keadaan yang semakin asam mendekati Ph 1, akan menyebabkan
semakin banyaknya pigmen antosianin.
IX. Kesimpulan
:
1. Antosianin merupakan salah satu zat warna (pigmen) yang terdapat
dalam sel tumbuhan dan terlarut dalam cairan sel.
2. Daun Rhoe discolor yang ditetesi aquadest dinding selnya beraturan,
dan mempunyai pigmen berwarna merah muda.
3. Daun Rhoe discolor yang ditetesi dengan laruta KOH, dinding selnya
berbentuk tidak teratur dan tidak mempunyai pigmen.
4. Daun Rhoe discolor yang ditetesi dengan HCL, dinding selnya teratur
dan mempunyai sedikit pigmen bewarna merah muda tetapi tidak
memenuhi dinding sel.
5. Keadaan yang semakin asam mendekati Ph 1, akan menyebabkan
semakin banyaknya pigmen antosianin.
PERCOBAAN
I.

:VII

Judul Praktikum: Plasmodesmata


30

II. Tanggal Praktikum


III. Tujuan Praktikum

: 20 Desember 2014
:
Mengamati
Benang-Benang

Plasmodesmata
IV. Dasar Teori

Plasmodesmata merupakan benang-benang plasma. Benang-benang


plasma, menghubungkan lumen sel dari sel yang satu dengan lainnya yang
terdapat di dalam noktah. Dalam pembentukan lapisan penebalan primer yang
tidak terbentuk penebalan dan atau daerah-daerah noktah pertama disebut primary
pit fields. Plasmodesmata merupakan susunan mikroskopik dari dinding sel.25
Plasmodesmata berupa saluran sempit antar sel-sel tumbuhan. Plasmodesmata
merupakan karakteristik bagi sel-sel hidup dan dijumpai pada seluruh sel-sel
hidup untuk menjamin kontinuitas protoplasma. Plasmodesmata mempunyai
peranan penting dalam transportasi material dan meneruskan rangsangan dari sel
satu ke sel yang lainnya. Plasmodesmata dapat menyebabkan penyebaran virus
dari satu sel ke sel lainnya melalui jaringan floem dengan jarak panjang.26
Proses penyerapan logam berat oleh tumbuhan air sebagian besar merupakan
proses pasif dimana dalam proses tersebut tidak diperlukan ATP tetapi sebagian
kecil terlibat dalam metabolisme sel timbal (Pb) diserap tanaman dalam bentuk
ion garam oleh akar tumbuhan yang bergerak melewati korteks secara apoplas,
simplas maupun keduanya. Apabila bergerak secara simplas pada endodermis
terjadi pemutusan kesinambungan karena adanya pita-pita suberin yang kedap air,
sehingga air dan bahan terlarut tidak bisa melewati dari satu endodermis ke sisi
yang lain kecuali difusi melalui protoplasma sel endodermis dan melalui
plasmodesmata dengan pergerakan plasma.27

25____________Yayan Sutrian., Pengantar Anotomi Tumbuhan Tentang Sel dan


Jaringan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hal. 54.

26____________Hartanto., Struktur Perkembangan Tumbuhan, (Jakarta, Penebar


Swadaya, 2012), hal. 77.

31

Penelitian yang dilakukan pada tanaman jagung dimana jagung membutuhkan


unsur Kalium lebiih banyak dibandingkan dengan hara dan Pospor. Unsur Kalium
mengatur pergerakan air oleh akar tanaman. Pergerakannya, yaitu air dari sel akan
ke jaringan xilem. Unsur K+ pada mulanya diakumulasikan di dalam sitoplasma
dan vakuola sel-sel parenkim akar tanaman pada jagung dan bergerak ke dalam
pembuluh xilem melalui plasmodesmata.28
V. Alat dan Bahan
a. Alat

No
Alat
1. Nampan Bedah
2. Pisau

Fungsi
Tempat meletakkan preparat
amatan.
Untuk membuat toresan media
pada kulit burung.
Untuk memotong kulit burung.

3. Gunting

b. Bahan
No
Bahan
Fungsi
1. Asam Jawa (Tamarindus indica) Sebagai objek pengamatan

VI. Cara Kerja


:
1. Dibuat sayatan endosperm Asam Jawa (Tamarindus indica).
2. Diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup dengan
kaca penutup.
3. Diamati di bawah mikroskop.
VII. Hasil Pengamatan

27____________Novita, dkk., Penyerapan Logam Timbal (Pb) dan Kadar Klorofil


Eladea canadis Pada Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas, Jurnal Lentera Bio; (online), Vol. 1
No. 1 (2012), hal. 6. www.Google.com diakses pada 6 Desember 2014.

28____________Nurfaida, Syamum, Mollah., Pertumbuhan dan Produksi Berbagai


Genotip Jagung Pulut Pada Berbagai Dosis Pupuk KCl, Jurnal Agrivigor; (online), Vol.
2 No. 2 (2012), hal. 183. www.Google.com diakses pada 6 Desember 2014.

32

Gambar

: Asam jawa (Tamaridu sindica)

Keterangan
1. Dinding sel
2. Plasmodesmata
3. Sitoplasma

VIII. Pembahasan
Berdasarkan

hasil

:
pengamatan

yang

dilakukan

diketahui

bahwa

plasmodesmata merupakan saluran sitoplasma yang menghubungkan dua


protoplasma pada sel yang berdampingan yaitu berfungsi dalam saran transportasi
antar sel. Saluran sitoplasma di bagian dalam juga terdapat saluran yang
dinamakan desmotubul yang merupakan saluran penghubung antara dua retikulum
endosplasma (RE) pada sel yang berdampingan.
Pengamatan pada Asam Jawa (Tamarindus indica) terlihat hubungan
antara dinding sel dengan protoplasma yang dihubungkan antara protoplasma sel
tetangganya oleh benang-benang halus/ lembut sitoplasma. Benang-benang halus
tersebut merupakan plasmodesmata yang fungsi utamanya adalah tranfer dan
konduksi stimulus. Pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop tersebut
dilakukan pada pembesaran 10 x 40.
Plasmodesmata terbentuk ketika bagian dari RE terjebak di lamella tengah
sebagai dinding sel baru yang ditetapkan antara dua sel tanaman baru yang
kemudian di bagi hingga akhirnya menjadi hubungan antar sel (plasmodesmata
primer). Plasmodesmata juga digunakan oleh sel-sel dalam floem, dan transportasi
simplastik yang berguna dalam mengatur sel-sel dengan sel pendamping.
IX. Kesimpulan

33

1. Plasmodesmata merupakan saluran sitoplasma yang menghubungkan


dua protoplasma sel yang berdampingan.
2. Plasmodesmata merupakan benang-benang halus sitoplasma.
3. Plasmodesmata terbentuk ketika bagian RE terjebak di lamella tengah
sebagai dinding sel baru.
4. Plasmodesmata digunakan juga oleh sel-sel dalam floem dan
transportasi simplastik.
5. Plasmodesmata berfungsi sebagai sarana komunikasi dan transportasi
antar sel.

PERCOBAAN
I.

Judul Praktikum

: VIII

: Jaringan Sederhana

34

II.
III.

Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum

: 20 Desember 2014
: 1. Untuk mengamati macam-macam struktur jaringan
parenkim
2. Untuk mengamati Bermacam-macam Struktur
Jaringan Kolenkim
3. Untuk mengamati Bermacam-macam Struktur
Jaringan Sklerenkim

IV.

Dasar Teori

Jaringan parenkim merupakan tipe jaringan yang paling sederhana dalam


organ tumbuhan. Jaringan ini hanya sedikit sekali mengalami perubahan bila
dibandingkan dengan sel embrional (meristematik), jaringan parenkim umumnya
tersusun oleh sel-sel jaringan parenkim yang masih mampu berubah menjadi selsel meristematik, seperti pada proses menutup luka dan regenerasi.29
Jaringan epidermis pada akar di kenal dengan Rhizodermis. Epidermis
pada akar biasanya berbanding tipis dan tidak berkutikula, namun pada akar yang
sudah tua sering terjadi penebalan dinding sel dan mengandung lignin, setelah
epidermis terdapat korteks yang sebagian besar terbentuk dari jaringan
parenkim.30
Kolenkim seperti halnya dengan parenkim dapat berisi kloroplas.
Kolenkim yang khusus terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau
tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim juga dapat berisi tanin.
Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre.31

29____________Hasanuddin., Anatomi Tumbuhan, (Banda Aceh, UIN Press, 2012), hal.


3.

30____________Widi Sulistiono., Analisis Mikropis dan Vitamin Semanggi Air


Marsilea crenata persl.(Marsileaciae), Jurnal Sains; (online) Vol. 3 No. 1 (2009), hal. 1.
www.Google.com diakses tanggal 16 desember 2014.

31____________Sri Mulyani E.S., Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta, Kanisus, 2005),


hal. 115.

35

Ada juga persamaan komponen-komponen penyusun munyak atsiri daun


air tara P. Beaurita dan C.contaminans terletak menyebar pada jaringan
sklerenkim, sedangkan pada daun terletak pada jaringan mesofil yang mempunyai
banyak komponen-komponen penyusun.32
V.

No
1.
2.
3.
4.

Alat dan Bahan


a. Alat
Alat
Mikroskop
Kaca benda
Kaca penutup
Pisau

Fungsi
Untuk mengamati objek
Untuk meletakkan preparat
Untuk menutup kaca benda
Untuk menyayat preparat

b. Bahan
No
Bahan
Fungsi
1. Empelur Ubi kayu (Manihot ultilistima) Untuk mengamati sel jaringan
parenkim
2. Bayam (Amaranthus sp)
Untuk mengamati struktur
jaringan parenkim
3. Pelepah daun padi (Canna sp)
Untuk mengamati struktur
jaringan parenkim
4. Batang cabe (Capsicum sp)
Untuk mengamati macam-macam
struktur jaringan kolenkim
5. Labu/timun/ Cucurbitacacae
Untuk mengamati macam-macam
struktur jaringan kolenkim
6. Tempurung kelapa
Untuk mengamati sel jaringan
sklerenkim
7. Air
Untuk mempermudah melihat
8. Tisu
preparat
Untuk membersihkan kaca benda

32____________Yuyun Marini, dkk., Analisis Minyak Atsiri pada Tumbuhan Paku


(Pterydophyta) dikawasan Air Terjun Pengajaran Kecamatan.Wonosalam, Kabupaten Jombang,
Jurnal BIOFarmasi; (online) Vol. 3 No. 1 (2005), hal. 25. www. Google.com diakses tanggal 16
desember 2014.

36

VI.

Cara Kerja
:
1. Disayat preparat secara melintang dan diletakkan pada kaca objek
yang telah ditetesi air.
2. Diamati dibawah mikroskop.
3. Digambar beberapa sel jaringan parenkim yang diamati pada setiap
preparat.
4. Ditunjukkan dinding sel, ruang antar sel, protoplasma, inti sel noktah
sederhana, sisa protoplasma dan kristal (khusus pada empelur ubi).
5. Digambar beberapa sel jaringan kolenkim dan sklerenkim yang
diamati.
6. Ditunjukkan dinding sel, penebalan sudut, penebalan papan dan
protoplasma sel, dan disebut fungsi jaringan kolenkim.
7. Ditunjukkan dinding sel primer, dinding sel sekunder, lumen sel,
saluran noktah, saluran noktah antar sel, lubang noktah pada dinding
sel, sekunder dan lamella tengah.

VII.Hasil Pengamatan

Gambar
: Ubi kayu (Manihot utilissima)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.

37

Jaringan parenkim
Dinding sel
Sitoplasma
Ruang antar sel

Gambar
: Bayam (Amaranthus spinosus)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Gambar
: Padi (Canna sp)
Pembesaran :10x40

Jaringan parenkim
Dinding sel
Sitoplasma
Ruang antar sel

Keterangan
1. Jaringan
parenkim
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
4. Amilum
5. Ruang antar sel

Gambar
: Batang cabe (Capsicum sp)
Pembesaran : 10x40

38

Keterangan

1. Jaringan
kolenkim
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
4. Amilum
5. Ruang antar sel
6. Penebalan sudut

Gambar
: Batang labu (Cucurbitaceae)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Gambar
: Tempurung kelapa (Cocus
nucifera)
Pembesaran : 10x40

Jaringan kolenkim
Dinding sel
Sitoplasma
Ruang antar sel

Keterangan
Jaringan sklerenkim
Dinding sel sekunder
Sklereid
Noktah/lumen sel

39

Gambar
: Buah pear (Pyrus sp)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Jaringan
sklerenkim
2. Sklereid
3. Dinding sel
4. Noktah

VIII. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, jaringan merupakan


kumpulan sel-sel yang berdekatan satu dengan yang lainnya oleh satu perekat dari
senyawa peptin. Dalam kumpulan sel dapat dibedakan kelompok sel tertentu yang
berlainan strukturnya. Jaringan ini tediri dari jaringan parenkim, jaringan
kolenkim, dan jaringan sklerenkim.
Jaringan parenkim dianggap sebagai jaringan-jaringan pada tumbuhan
yang tersusunnya merupakan pemula, jaringan parenkim juga tersusun dari sel-sel
parenkim yang bentuknya hampir isodiametris dan diantara sel-sel penyusunnya
dijumpai adanya rongga udara. Sel-sel jaringan parenkim merupakan sel hidup
dan memiliki kemampuan untuk membelah, contohnya pada (Manihot ultilistima).
Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang banyak memiliki sifat yang
sama parenkim, dan secara struktur dianggap sebagai jaringan penunjang organ
tumbuhan yang masih muda. Jaringan ini dalam melaksanakan fungsi sebagai
mekanik tumbuhan, memegang peranan utama pada organ yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim di jumpai dibawah
epidermis atau dekat permukaan batang yang masih muda, tangkai daun yang
masih muda, dan pada berkas pembuluh utama daun, serta jarang atau tidak
40

ditemukan pada akar. Contohnya pada (Amaranthus spinosus), (Canna sp), dan
(Capsicum sp).
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mati, berfungsi sebagai jaringan
penunjang organ tumbuhan yang telah dewasa. Sklerenkim memiliki dinding sel
dengan penebalan sekunder yang tebal dan berlignin, sehingga menyebabkan sel
menjadi keras dan kaku. Tetapi kadang-kadang juga di jumpai sklerenkim yang
dinding selnya tidak berlignin. Contohnya pada tumbuhan (Cocus mucifera).

IX.

Kesimpulan
:
1. Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang berdekatan satu dengan
yang lainnya, oleh satu perekat dari senyawa peptin.
Jaringan parenkim dianggap sebagai jaringan-jaringan pada

2.

tumbuhan yang tersusunnya merupakan pemula.


3. Sel-sel jaringan parenkim merupakan sel hidup dan memiliki
kemampuan untuk membelah.
Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang banyak memiliki sifat

4.

yang sama parenkim, dan secara struktur dianggap sebagai jaringan


penunjang organ tumbuhan yang masih muda.
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mati, berfungsi sebagai

5.

jaringan penunjang organ tumbuhan yang telah dewasa.

41

PERCOBAAN
I. Judul Praktikum

: IX

: Epidermis

II. Tanggal Praktikum : 27 Desember 2014


III.Tujuan Praktikum

: 1. Mengamati Bentuk Rambut

2. Mengamati Bentuk Papila


3. Mengamati Tipe Stomata
4. Mengamati Kelenjar Sekreksi
IV. Dasar Teori

Epidermis merupakan sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan


fungsinya, yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat
dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan
dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin, dan kutikula dapat
membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannya kompak dan keras,
sehingga dapat dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel epidermis

42

terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika,
dan gabus.33
Stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang
masing-masing di batasi oleh dua buah guard cell atau sel-sel penutup. Guard cell
adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi.
Guard cell dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata
umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang bewarna hijau yang
terutama sekali pada daun-daun.34
Trikoma adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel. Trikoma
dapat mengadakan penebalan sekunder dan ada yang kehilangan protoplasmanya.
Trikoma dibedakan atas trikoma non glandular (rambut tidak berkelenjar) dan
trikoma glandular (rambut berkelenjar). Trikoma non glandular dapat
dikelompokkan menjadi trikoma sederhana dan terdiri dari satu sel atau multisel
yang uniseriat. Trikoma berbentuk sisik, pipih, dan multisel. Trikoma glandular
terlibat dalam sekresi berbagai senyawa, yaitu larutan garam, madu, dan
polisakarida.35
Peneliti umumnya beranggapan sifat anotomi konservatif dan tidak mudah
dipengaruhi lingkungan. Sifat anatomi yang berguna bagi taksonomi meliputi
ukuran, bentuk, dan susunan, berkas pengangkut, tipe stomata, bulu-bulu, dan
papila, subtansi ergastik, seperti silika, kristal Ca Oksalat, pati, tanin, sel minyak,

33____________ Sri Haryanti., Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Daun Beberapa
Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil, Jurnal Buletin Anotomi dan Fisiolog; (online), Vol. 18
No. 2 (2010), hal. 21. www.Google.com diakses pada 25 Desember 2014.

34____________ Yayan Sutrian., Pengantar Anotomi Tumbuhan Tentang Sel dan


Jaringan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hal. 136.
35____________Hasanuddin., Anotomi Tumbuhan, (Banda Aceh, UIN Press, 2012),
hal.47-48.

43

dan getah asal, ukuran dan bentuk sel parenkim, xilem dan floem, serabut-serabut
berkas pengangkut, dll.36
V. Alat dan Bahan:
a. Alat
No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter

Fungsi
Untuk mengamati preparat
Untuk menyayat preparat

b. Bahan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Bahan
Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
Daun durian (Durio zibethinus)
Daun timun muda (Curcumis sp)
Ketepeng cina (Cassia alata)
Daun alpokat (Persea americana)
Daun cabe (Capsicum sp)
Alamanda(Alamanda catharina)
Gandarussa (Justica gendarussa)
Rhoe discolor
Ficus elastica
Jagung (Zea mays)
Jeruk (Citrus maxima)

Fungsi
Untuk mengamati bentuk rambut.
Untuk mengamati bentuk rambut.
Untuk mengamati bentuk rambut.
Untuk mengamati bentuk papila.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati bentuk stomata.
Untuk mengamati jaringan sekresi.

VI. Cara Kerja


:
A. Mengamati bentuk rambut
1. Dikerok/disayat rambut bintang pada waru, rambut sisik pada durian,
dan disayat secara melintang daun timun muda.
2. Diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup.
3. Diamati di bawah mikroskop.
B. Mengamati bentuk papila
1. Dibuat sayatan melintang ketepeng cina.

36____________Ahmad, dkk., Anotomi Sistematik Pada Anggota Familia


Zingiberaceae, Jurnal Bio Smart: (Online), Vol. 3 No. 2 (2001), hal. 37.
www.Google.com diakses pada 25 Desember 2014.

44

2. diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup.
3. Diamati di bawah mikroskop.
C. Mengamati tipe stomata
1. Dibuat sayatan paradermis permukaan bawah daun alpokat dalam
air, diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
2. Dibuat sayatan paradermal
permukaan bawah daun cabe,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
3. Dibuat sayatan paradermal permukaan bawah daun alamanda,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
4. Dibuat sayatan paradermal permukaan bawah daun gandarussa,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
5. Dibuat sayatan paradermal permukaan bawah daun jagung,
diletakkan pada kaca objek lalu ditetesi sedikit air dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diamati di bawah mikroskop.
D. Mengamati kelenjar/jaringan sekresi
1. Disayat secara melintang kulit jeruk.
2. Diletakkan pada kaca objek.
3. Ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup lalu diamati
di bawah mikroskop.
VII.

Hasil Pengamatan

Gambar
: Daun waru (Hisbiscus
Keterangan
tiliaceus)
Perbesaran : 10x10
1. Dinding sel rambut
2. Pangkal sel rambut
3. Lumen

45

Gambar
: Daun durian (Durio zibethius)
Perbesaran : 10x40

Keterangan
Dinding sel rambut
Pangkal sel rambut
Lumen

Gambar
: Daun timun muda (Curcumis
Keterangan
sp)
Perbesaran : 10x40
1. Rambut kelenjar

46

Gambar
: Ketepeng cina (Cassia alata)
Perbesaran : 10x40

Keterangan
1. Dinding sel
2. Sistolit

Gambar
: Daun alpokat (Persea
americana)
Perbesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Gambar
: Daun Alamanda cathartica
Perbesaran : 10x40

Dinding sel
Stomata
Celah stomata
Stomata
anositik

Keterangan
1. Dinding sel
2. Kristal Rosette

47

Gambar
: Daun Justica gendarussa
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Sel tetangga
2. Sel penutup
3. Celah stomata

Gambar
: Rhoe discolor
Perbesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Gambar
: Ficus elastica
Perbesaran : 10x40

Sel epidermis
Sel tetangga
Sel penutup
Celah stomata

Keterangan

48

1.
2.
3.
4.

Gambar
: Daun jagung (Zea mays)
Perbesaran : 10x40

Sel epidermis
Sel tetangga
Sel penutup
Celah stomata

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Sel epidermis
Sel tetangga
Sel penutup
Celah stomata

Gambar
: Kulit buah jeruk (Citrus
Keterangan
maxima)
Perbesaran : 10x40
1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
3. Ruang lisigen

49

VIII. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum


epidermis dapat diketahui bahwa epidermis merupakan lapisan sel terluar dari
daun, batang, akar, bunga, biji, dan buah pada tumbuhan. Pada jaringan epidermis
terdapat derivat-derivatnya, yaitu rambut (trikoma), papila, stomata, dan lain
sebagainya. Rambut (trikoma) adalah tonjolan-tonjolan atau rambut-rambut yang
tumbuh di bagian epidermis yang bersel banyak dibentuk oleh sel epidermis.
Fungsi rambut ini adalah untuk mencegah penguapan air yang terlalu besar pada
tumbuhan. Contohnya: pada daun waru (Hibiscus tiliaceus), daun durian (Durio
zibethinus), daun timun muda (Curcumis sp).
Daun waru (Hibiscus tiliaceus) memiliki rambut yang berbentuk seperti
bintang, dengan jenis rambut bercabang-cabang, bersel banyak, dan bewarna
hijau tua. Rambut digolongkan dalam trikoma non glandular, yang artinya rambut
tersebut tidak menghasilkan sekres pada epidermis. Hal ini juga sama pada jenis
rambut yang terdapat pada durian (Durio zibethinus). Rambutnya berbentuk sisik,
dan terdapat pangkal sel rambut, dinding sel rambut, dan lumen. Daun timun
muda (Curcumis sp) memiliki trikoma yang berbentuk rambut kelenjar. Rambut
yang terdapat di permukaan daun timun digolongkan dalam trikoma glandular.
Trikoma ini memiliki peran penting dalam sekresi berbagai senyawa, seperti
garam, madu, dan polisakarida. Trikoma tersebut mempunyai lapisan dinding
yang terdiri atas tonjolan dengan berbagai bentuk.
Papila terdapat pada ketepeng cina (Cassia alata). Papila merupakan
modifikasi jaringan epidermis yang berupa tonjolan-tonjolan kelenjar. Papila
berfungsi dalam penyerapan air pada tumbuhan dan menghasilkan sekresi pada
tumbuhan tersebut. Papila tersebut berupa peninggian dinding sel epidermis

50

secara organoleptik. Pada papila terdapat dinding sel kelenjar yang menghasilkan
sekret yang kental atau koleter pada tumbuhan.
Stomata merupakan celah epidermis yang di batasi oleh dua sel epidermis
khusus. Stomata terdapat pada bagian tumbuhan terutama di kedua sisi daun dan
batang. Stomata memiliki struktur khusus yang sesuai dengan fungsinya, yaitu
memiliki celah yang diapit oleh dua sel penutup dan satu sel penutup yang
dikelilingi oleh sel tetangga. Berdasarkan letak sel tetangga terhadap sel penutup,
stomata dibedakan menjadi empat, yaitu stoma diasistik, parasitikel, anomostik,
dan stoma anisositik. Stoma anonisitik terdapat pada bagian bawah daun alpokat
(Persea americana), dimana stomata pada daun tersebut memiliki lebih dari dua
sel tetangga dengan pola sel tidak beraturan.
Stoma parasitikel terdapat pada bagian bawah daun Alamanda (Alamanda
catharina), yang

memiliki sel tetangga sejajar dengan sel penutup. Daun

gandarusa (Justica gandarusa) memiliki stoma diasitik, yaitu sel tetangga tegak
lurus terhadap sel penutup. Pada daun Rhoe discolor, Ficus elastica, dan Zea mays
memiliki stomata fanoropos, yaitu stoma dengan sel penutupnya sama tinggi
dengan sel epidermis. Pada pengamatan jaringan sekresi pada kulit jeruk (Citrus
maxima) terdapat jaringan sekretori yang berupa ruang yang terbentuk secara
lisogen dan sizogen.
IX. Kesimpulan
1. Jaringan

:
epidermis

terdapat

derivat-derivatnya,

yaitu

rambut

(trikoma), papila, stomata, dan lain sebagainya.


2. Daun waru (Hibiscus tiliaceus) memiliki rambut yang seperti bintang,
durian (Durio zibethinus) rambutnya sisik dan memiliki trikoma non
glandular, sedangkan daun timun muda (Curcumis sp) memiliki
trikoma yang berbentuk rambut kelenjar glandular.
3. Papila terdapat pada ketepeng cina (Cassia alata) modifikasi dari
jaringan epidermis yang berupa tonjolan-tonjolan kelenjar berfungsi
dalam penyerapan air pada tumbuhan dan menghasilkan sekresi pada
tumbuhan.

51

4. Stomata memiliki struktur khusus yang sesuai dengan fungsinya, yaitu


memiliki celah yang diapit oleh dua sel penutup dan satu sel penutup
yang dikelilingi oleh sel tetangga.
5. Kulit jeruk (Citrus maxima) terdapat jaringan sekretori yang berupa
ruang yang terbentuk secara lisogen dan sizogen.
PERCOBAAN : X
I. Judul Praktikum: Periderm
II. Tanggal Praktikum
: 10 Januari 2015
III.Tujuan Praktikum
: 1. Mengamati Struktur Periderm
2. Mengamati Struktur Lentisel
IV. Dasar Teori

Kulit gabus itu merupakan suatu jaringan pelindung yang dapat berfungsi
sebagai pengganti epidermis bilamana epidermis ini rusak, mengelupas atau
mengalami kematian. Periderm terdiri atas phellogen atau cork cambium phellem
atau cork, dan phelloderm. Phellogen merupakan kambium gabus yang
merupakan lapisan meristematik, phellem yaitu kambium gabus sebagai produk
dari phellogen yang terbentuk ke arah luar, phelloderm hampir homogen dengan
parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam.37
Secara kasar kulit kayu dapat dibagi menjadi kulit bagian luar dan bagian
dalam. Kmponen-komponen utama kulit dalam adalah unsur-unsur tapisan, sel-sel
parenkim. Unsur-unsur tapisan berfungsi melakukan transfortasi cairan dan
makanan ke seluruh bagian-bagian tanaman. Kulit luar terutama terdiri dari
periderm atau lapisan-lapisan gabus melindungi jaringan-jaringan kayu terhadap
kerusakan mekanik dan menjaganya dari organisme-organisme perusak kayu,
variasi suhu da kelembaban.38
37____________Yayan Sutrian., Anatomi Tumbuh-tumbuhan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004),
hal. 165.

38____________Sri Hartati, dkk., Pemanfaatan Limbah Kayu Kihiyang (Albizzia


procerra) dan Meranti (Shoreg leprosulamila) untuk Pengedalikan Sclerotium rafsi sacc. Penyebab
Penyakit Layu pada Tanaman Kedelai, Jurnal Laporan Penelitian; (online) SPK No. 251.
E/J06.14/LP/PL/2007, hal. 17. www.Google.com diakses pada 1 Januari 2015.

52

Kompoen utama pepagan terdiri dari floem, parenkim, jari-jari, serat,


sklereid dan periderm. Serat dijumpai berderet tangensial dekat kambium pada
pepagan batang belia semua jenis kemudian terdorong keluar oleh aktifitas
kambium dan terpencar sejalan dengan meningkatnya usia pohon.39
Lentisel merupakan periderm (kulit gabus) yang kambium gabusnya
(folagen) lebih dan menghasilkan jaringan yang berbeda dengan felem dan banyak
RAS. Felogen lentisel juga memiliki RAS dan sinambung dengan felogen
periderm di sebelahnya. Karena susunannya terbuka, lentisel dianggap sebagai
struktur yang memungkinkan udara lewat periderm. 40
V. Alat dan Bahan
a. Alat
No
Alat
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter

Fungsi
Untuk mengamati preparat
Untuk menyayat preparat

b. Bahan
No
Bahan
Fungsi
1. Umbi kentang (Sollanum tuberosum) Untuk mengamati struktur periderm.
2. Tangkai Kembang Sepatu
Untuk mengamati struktur lentisel.
(Hisbiscusrossa sinensis)
3.
Untuk diteteskan pada kaca objek.
Air
VI.Cara kerja :

39____________Y.I Mandang., Anatomi Pegagan Pulai dan beberapa Jenis Sekerabat,


Jurnal Penelitian Hasil Hutan; (online) Vol 22. No. 4 (2000), hal 247. www. Google.com diakses
pada 1 Januari 2015.

40____________Hasanuddin., Anatomi Tumbuhan, (Banda Aceh, Ar-raniry Press,


2012), hal. 50.

53

1. Dibuat sayatan melintang pada umbi kentang (Sollanum


tuberosum) dan tangkai kembang sepatu (Hisbiscusrossa sinensis).
2. Ditempelkan pada kaca benda yang telah ditetesi air.
3. Diamati dibawah mikroskop.
4. Digambar serta diberi keterangan bagian-bagian yang diamati.

VII.

Hasil Pengamatan

Gambar
: Umbi Kentang (Sollanum tuberosum)
Pembesaran : 10x40

:
Keterangan
1. Felem
2. Felogen
3. Phloem
fibers/sklerenkima

Gambar

: Tangkai kembang sepatu (Hisbiscus


sinensis)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Lentisel
2. Felem
3. Felogen

54

VIII. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum


periderm, dapat diketahui bahwa periderm merupakan jaringan pelindung
penganti epidermis yang biasanya terdapat pada tumbuhan yang memiliki
pertumbuhan sekunder, umumnya terjadi pada batang dan akar. Periderm
berfungsi melindungi tumbuhan dari gangguan bakteri dan jamur patogen, serta
mencegah hilangnya air pada tumbuhan. Pembentukan periderm ditunjukkan
melalui pembelahan periklinal pada sel-sel parenkim bawah epidermis. Contohnya
periderm yang terdapat pada umbi kentang (Sollanum tuberosum).
Periderm pada umbi kentang (Sollanum tuberosum) tersusun atas sel-sel
yang rapat dan mengandung suberin. Suberin adalah lapisan kedap air dan udara
serta tahan terhadap asam. Periderm tersebut terdiri dari sel-sel gabus (felem),
feloderm, dan felogen. Felem adalah jaringan gabus yang dibentuk ke arah luar
dan berupa sel-sel mati yang berbentuk kotak dengan dinding sel dan mengalami
penebalan suberin. Sedangkan feloderm adalah jaringan gabus yang dibentuk ke
arah dalam jaringan periderm yang berupa sel-sel hidup/sel-sel parenkim,
sehingga juga sering disebut sebagai parenkim, sehingga juga sering disebut
sebagai parenkim gabus.
Jaringan feloderm hampir sama dengan parenkim korteks yang terbentuk
ke arah dalam, sehingga hanya terdapat di lapisan paling dalam. Dengan adanya
jaringan gabus, maka bagian dalam tumbuhan yang hidup terpisah dari udara luar.
Selain itu, jaringan feloderm berfungsi sebagai tempat persediaan makanan bagi
tumbuhan. Felogen merupakan kambium gabus yang terletak di bagian bawah
epidermis. Felogen berupa lapisan sel merismatik. Felogen dapat terbentuk dari
berbagai jaringan hidup, seperti epidermis, parenkim, dan korteks yang sel-sel nya
dapat berubah menjadi meristematik.
Lentisel merupakan periderm (kulit gabus) yang kambium gabusnya
(felogen) lebih aktif daripada periderm lainnya dan menghasilkan jaringan yang
berbeda dengan felem. Lentisel memiliki banyak ruang antar sel yang
menghubungkan dengan felogen periderm yang lainnya. Karena susunannya
55

terbuka, lentisel dianggap sebagai struktur yang memungkinkan udara masuk


lewat periderm. Contohnya pada tangkai kembang sepatu (Hibiscusrosa sinensis).
Lentisel pada tangkai kembang sepatu juga terdiri dari jaringan felem dan felogen.
Periderm yang terdesak oleh sel-sel komplementer lama kelamaan akan
pecah membentuk celah lentisel, kemudian sel-sel komplementer muncul keluar.
Lentisel tersebut berupa lubang-lubang kecil yang terdapat di bagian batang. Pada
batang yang sudah dewasa, stomata menghilang dan digantikan dengan lentisel.
Lentisel berfungsi menghubungkan ruang antar sel dalam batang dengan uara
lingkungan.
IX.Kesimpulan
:
1. Periderm berupa jaringan pelindung pengganti epidermis yang
biasanya terdapat pada tumbuhan yang memiliki pertumbuhan
sekunder.
2. Periderm umbi kentang (Sollanum tuberosum) tersusun atas sel-sel
yang rapat dan mengandung suberin.
3. Periderm terdiri dari sel-sel gabus (felem), feloderm, dan felogen.
4. Feloderm berfungsi sebagai tempat persediaan makanan bagi
tumbuhan.
5. Lentisel pada batang kembang sepatu (Hisbiscusroa sinensis)
berfungsi menghubungkan ruang antar sel dalam batang dengan udara
lingkungan.

56

PERCOBAAN : XI
I.

Judul Praktikum

Organ (Akar, Batang, dan Daun

Tumbuhan
II.
III.

Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum

Dicotyledon)
: 10 Januari 2015
:
1. Mengamati Struktur Akar

Primer
2. Mengamati
Dicotyledon
3. Menagamati

Struktur
Struktur

Batang
Daun

Tumbuhan Dicotyledon
IV.

Dasar Teori

Perobahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel-sel penutup.


Stomata terdapat semua bagian tumbuhan yang terdedah ke udara, tetapi lebih
banyak terdapat pada daun. Sel-sel penutup pada tumbuhan atau tanaman dikotil
merupakan umumnya berbentuk ginjal. Pada dikotil, cara penghitungan stomata
dengan pembagian bidang dalam beberapa sektor kemudian dikalikan
jumlahnya.41
Pada tanaman karet penggunaan zat tumbuh dapat mempengaruhi
kambium, karena tanaman karet merupakan tanaman dikotil yyang mempunyai
berkas pembuluh dengan xilem dan floem. Wilsom (1970) menyatakan bahwa
kegiatan kambium ini juga tergantung pada faktor dalm seperti zat tumbuh.42
41____________ Arie W. Purwanto., Anthurium bunga, (Yogyakarta, Kanisius, 2007), hal 11.

42____________ Sri Haryanti., Jumlah Dan Distribusi Pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil Monokotil, Jurnal Buletin Aanatomi Da Fisiologi; (online) Vol. XVIII
No. 1 (2010), hal. 2. www.Google.com diakses pada 1 Januari 2015.

57

Struktur batang tumbuhan dikotil beranekaragam, tetapi ada kesamaannya


satu sama lain. Epidermis batang terdiri atas selapis sel dan terdapat pada bagian
terluar. Padanya terdapat stomata dan pelbagai macam trikomata. Dinding sel
yang luar sangat tebal dan berkutin.43
Daun tumbuhan dikotil umumnya memiliki banyyak percabangan pada
tulang daun utama. Karena morfologi daun sangat bervariasi di antara spesies
tumbuhan. Meskipun sebagian besar daun dikhususka untuk melakukan
fotosintesis, beberapa tumbuhan memiliki daun yang telah teradaptasi melalui
evolusi untuk memiliki fungsi-fungsi lainnya.44
V.

No
1.
2.
3.
4.

Alat dan Bahan


a. Alat

Alat
Mikroskop
Kata benda
Kaca penutup
Pisau

Fungsi
Untuk mengamati objek
Untuk meletakkan perparat
Untuk menutup kaca benda
Untuk menyayat preparat

b. Bahan
No
Bahan
1. Kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiates)
2. Batang tomat (Solanum
licopersi)
3. Tisu
4. Daun cabe (Capsicum sp)
VI.

Fungsi
Untuk mengamati struktur akar primer
Untuk mengamati struktur batang
Untuk membersihkan kaca benda
Untuk mengamati struktur dau dicotyledon

Cara kerja :

43____________Hasanuddin., Anatomi Tumbuhan, (Banda Aceh, Arraniry Press,


2012), hal. 92-93.

44____________Arie W. Purwanto., Anthurium bunga, (Yogyakarta, Kanisius, 2007),


hal 11.

58

1.

Dibuat sayatan melintang akar kecambah kacang hijau air dan pada
batang tomat yang sudah tua, diletakkan di atas kaca benda lalu
ditetesi air, kemudian tutup dengan kaca penutup, lalu diamati dengan
mikroskop.
Digambar struktur akar, dan digambar bagian-bagian: eksodermis,
korteks, endodermis, perisikel, metaxilam, floem, dan butir amilum
pada korteks.
Digambar bataang tomat dan ditunjuk bagian-bagian epidermis,
kolenkim, parenkim korteks, xylem primer, xylem sekunder, parenkim
jari-jari empelur, cambium pembuluh dan floem sekunder.

2.

3.

VII.

Hasil Pengamatan

Gambar

: Kecambah kacang hijau (Phaseolus


radiates)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.

Gambar
: Batang tomat (Solanum licopersim)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.

59

Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
Metaxilem

Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
xilem

Gambar
: Daun cabe (Capsicum sp)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1. Eksodermis
2. Endodermis
3. Parenkim
4. Xilem
5. Floem

VIII. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum organ


dapat diketahui bahwa, organorgan pokok merupakan organ yang langsung atau
tidak langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan (bertalian
dengan makanan), sehingga disebut juga dengan organ hara (Organum nutrivium).
Seperti akar untuk menyerap air dan unsur hara, daun untuk mengolah makanan,
batang sebagai jalur transpor makanan.
Berdasarkan

pengamatan

pada

akar

tumbuhan

dikotil

dengan

menggunakan preparat akar kecambah kacang hijau (Phaseolus radiates), dapat


diketahui bahwa akar pada tumbuhan dikotil merupakan akar tunggang (radix
primaria), perakaran tunggang terjafdi apabila akar lembaga tumbuh terus menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil.
Akar primer pada percobaan dikotil dengan menggunakan preparat akar
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiates), dapat diketahui bahwa akar akar
primer yaitu akar yang berasal dari lembaga dan tetap sepanjang hidup tumbuhan.
Struktur anatomi akar primer dari luar ke dalam adalah: epidermis, korteks, dan
silindris pusat (stele). Bagian terluar slindris pusat dijumpai perisikel atau

60

perikambium. Perisikel berfungsi untuk pembentukan rambut-rambut atau cabang


akar. Pada tumbuhan dikotil terdapat kambium sehingga xilem berbentuk
melingkar.
Struktur batang dikotil yang diamati pada preparat batang kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiates) dan batang tomat (Solanum licoperseum),
struktur batang nya terdiri dari: epidermis, korteks, dan endodermis. Epidermis
merupakan lapisan terluar dan biasanya terdapat kolenkim. Korteks batang
penyusun utamanya adalah jaringan parenkim. Bagian terdalam korteks adalah
endodermis, juga dikenal sebagai sarung amilum, endodermis terdiri atas selapis
sel yang mengelilingi stele dan selnya penuh amilum.
Pengamatan pada daun cabe (Capsicum sp), dapat diketahi bahwa struktur
daun tumbuhan dicotyledon terdiri dari epidermis dan jaringan mesofil. Epidermis
daun pada berbagai tumbuhan beragam dalam jumlah lapisan, bentuk, struktur,
susunan stomata, munculnya trikoma dan susunannya adanya sel yang khusus.
Sedangkan jaringan mesofil merupakan bagian utama helai daun, terdiri dari
jaringan yang bersifat parenkim di sebelah dalam epidermis. Mesofil daun dapat
bersifat homogen atau terjadi menjadi jaringan tiang (parenkim palisadde) dan
jaringan spons (parenkim bunga karang).
X. Kesimpulan
:
1. Organorgan pokok merupakan organ yang langsung atau tidak
langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan
(bertalian dengan makanan), sehingga disebut juga dengan organ hara
(Organum nutrivium).
2. Akar primer pada akar kecambah kacang hijau (Phaseolus radiates)
yaitu akar yang berasal dari lembaga dan tetap sepanjang hidup
tumbuhan.
3. Struktur anatomi akar primer dari luar ke dalam adalah: epidermis,
korteks, dan silindris pusat (stele).
4. Struktur batang dikotil batang kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiates) dan batang tomat (Solanum licopersim) terdiri dari epidermis,
korteks, dan endodermis.

61

5. Daun cabe (Capsicum sp) memiliki struktur daun tumbuhan


dicotyledon terdiri dari epidermis dan jaringan mesofil.

PERCOBAAN : XII
I.

Judul Praktikum

Organ (Akar, Batang, dan Daun

Tumbuhan
II.
III.

Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum

Monocotyledon)
: 10 Januari 2015
:
1. Mengamati Struktur Akar

Monocotyledon
4. Mengamati
Monocotyledon
5. Menagamati
IV.

Dasar Teori

Struktur

Batang

Struktur

Daun

Tumbuhan Monocotyledon
:

Rumput laut adalah tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas


angiospermae. Tumbuhan ini dapat menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di
dalam laut. Tumbuhan ini memiliki rhizoma, akar, daun, bunga, dan jaringanjaringan yang dilapisi lignin sebagai penyalur bahan makanan, air dan gas.45
45____________Hasanuddin., Anatomi Tumbuhan, (Banda Aceh, Arraniry Press,
2012), hal. 92-93.

62

Daun monokotil memiliki variasi bentuk dan struktur. sebagaimana


tanaman monokotil lainnya bentuk daun anthurium bunga tidak seperti daun
anthurium daun yang sangat bervariasi. Daun ini berbentuk jantung (cordatus)
dengan permukaan licin dan mengkilat, buah anthurium terdapat merata di sekujur
tongkolnya. Warna buah tergantung spesiesnya, ada yang merah tua, orange atau
putih.46
Perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel-sel penutup.
Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah di udara, tetapi
lebih banyak terdapat pada daun. Sel-sel penutup tanaman monokotil mempunyai
bentuk seragam dan strukturnya spesifik yang jika dilihat dari permukaan sel
terlihat sempit di bagian tengah dan membesar pada ujungnya.47
Batang monokotil, seperti hanya batang pada umumnya, tersusun oleh
epidermis, korteks, dan stele. Epidermis umumnya dilengkapi dengan stomata dan
trikomata. Korteks mungkin sangat nyata batasnya dengan stele, atau sangat
sempit dan tidak jelas. Stele terisi oleh berkas-berkas pengangkut yang tersebar
dan bertipe kolateral tetutup dan kosentrik ampivasal.48
V.

No

Alat dan Bahan


a. Alat

Alat

Fungsi

46____________Arie W. Purwanto., Anthurium bunga, (Yogyakarta, Kanisius, 2007), hal 11.

47____________Sri Haryanti., Jumlah Dan Distribusi Pada Daun Beberapa Spesies


Tanaman Dikotil Monokotil, Jurnal Buletin Aanatomi Da Fisiologi; (online) Vol. XVIII
No. 1 (2010), hal. 2. www.Google.com diakses pada 1 Januari 2015.
48____________ Idris baba., Struktur Komunitas dan Biomassa Rumput Laut
(Seagrass) di perairan Desa Tumbak Kecamatan Pusomaen, Jurnal Ilmiah Platax; Vol.1. No. 1
(2012), hal. 19. www.Google.com diakses pada 1 Januari 2015.

63

1.
2.
3.
4.

Mikroskop
Kata benda
Kaca penutup
Pisau

Untuk mengamati objek


Untuk meletakkan perparat
Untuk menutup kaca benda
Untuk menyayat preparat

b. Bahan
No
Bahan
1. Akar Jagung (Zea mays)
2. Batang Jagung (Zea mays)
3. Daun Jagung (Zea mays)

VI.

Fungsi
Untuk mengamati struktur akar monocotyledon
Untuk mengamati batang monocotyledon
Untuk mengamati struktur daun monocotyledon

Cara kerja :
1. Dibuat sayatan melintang pada masing-masing preparat akar jagung
(Zea mays), batang jagung (Zea mays), dan daun jagung (Zea mays).
2. Diletakkan npada kaca objek yang telah ditetesi air, lalu ditutup
dengan kaca penutup.
3. Diamati dibawah mikroskop.
4. Digambar dan diberi keterangan bagian-bagian yang diamati.

IV.

Hasil Pengamatan

Gambar
: Akar jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.

64

Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
Xilem

Gambar
: Batang jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.

Gambar
: Daun jagung (Zea mays)
Pembesaran : 10x40

Eksodermis
Endodermis
Korteks
Floem
Xilem

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

65

Eksodermis
Endodermis
Korteks
Jaringan palisade
Bunga karang
Klorofil

VII.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan untuk mengamati struktur


akar tumbuhan monocotyledon yang menggunakan preparat akar jagung (Zea
mays) dapat diketahui bahwa, tumbuhan monokotil memiliki perakaran serabut.
Perakaran serabut terjadi apabila akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya
mati dan kemudian disusul oleh perkembangan sejumlah akar yang kurang lebih
sama besar dan semuanya berasal dari pangkal akar. Akar itu bukan berasal dari
calon akar asli sehingga disebut akar liar, dan karena akarnya serabut makadisebut
perakaran serabut.
Irisan melintang pada akar jagung (Zea mays) memperlihatkan tiga bagian
utamanya jaringan penyusunnya dari luar ke dalam, yaitu sistem jaringan dermal
(epidermis), sistem jaringan dasar (daerah korteks), dan sistem jaringan pembuluh
(bagian stele). Epidermis merupakan bagian terluar dari akar, pada akar tanaman
anggrek epifit terdapat epidermis berlapis berupa vilamen. Korteks pada
tumbuhan menokotil yang berumur panjang sering membentuk serabut sklerenkim
dan berbagai sel, sedangkan endoderm merupakan bagian terdalam dari kortek.
Batang jagung (Zea mays) merupakan struktur anatomi batang tumbuhan
monokotil yang terdiri dari epidermis, korteks dan stele. Epidermis umumnya
dilengkapi dengan stomata dan trikomata. Korteks mungkin sangat nyata batasnya
dengan stele, atau sangat sempit dan tidak jelas. Stele terisi oleh berkas-berkas
pengangkut yang tersebar karena tidak terdapat kambium.
Struktur daun jagung (Zea mays) memiliki beberapa bagian yang terdiri
dari jaringan palisade, klorofil, epidermis, endodermis, dan bunga karang.
Epidermis terdiri dari banyak sel dan bagian utamanya terdiri dari sel ramping dan
memanjang. Sel epidermis besar dengan dinding antiklinal tipis disebut sel lensa

66

atau sel kipas. Sel ini berfungsi dalam mempengaruhi turgor sel, sehingga dapat
menggulung ke arah dalam.
XI.Kesimpulan
:
1. Akar jagung (Zea mays) memiliki sistem perakaran serabut.
2. Akar serabut terjadi apabila akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh perkembangan sejumlah
akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya berasal dari pangkal
akar.
3. Akar jagung (Zea mays) terdiri tiga bagian utamanya jaringan
penyusunnya dari luar ke dalam, yaitu sistem jaringan dermal
(epidermis), sistem jaringan dasar (daerah korteks), dan sistem jaringan
pembuluh (bagian stele).
4. Batang jagung (Zea mays) merupakan struktur anatomi batang
tumbuhan monokotil yang terdiri dari epidermis, korteks dan stele.
5. Struktur daun jagung (Zea mays) terdiri dari jaringan palisade, klorofil,
epidermis, endodermis, dan bunga karang.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, dkk, Anotomi Sistematk Pada Anggota Familia Zingiberaceae, Jurnal
Bio Smart: (online), Vol. 3 No. 2 (2001), www. Google.com diakses pada
25 Desember 2014.
Arifin, dkk., Seleksi Tongkol Ke Baris (Ear To Row Selection) Jagung Ungu
(Zea mays varceratina kulesh), Jurnal Produksi Tanaman; (online) Vol.
1 No.5 (2013), www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.

67

Arnida, dkk., Kajian Farma Kognostik Simplisia Daun Karamunting Asal


Perairan Kalimantan Selatan, Jurnal Sains Dan Terapan Kimia; (online)
Vol. 4 No. 1 (2010), www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.
Baba, Idris., Struktur Komunitas dan Biomassa Rumput Laut (Seagrass) di
perairan Desa Tumbak Kecamatan Pusomaen, Jurnal Ilmiah Platax;
(online) Vol.1. No. 1 (2012), www.Google.com diakses pada 1 Januari
2015.
Hasanuddin., Anatomi Tumbuhan, Banda Aceh: Ar-raniry Press, 2012.
Hartati, Sri.,dkk Pemanfaatan Limbah Kayu Kihiyang (Albizzia procerra) dan
Meranti (Shoreg leprosulamila) untuk Pengedalikan Sclerotium rafsii sacc.
Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Kedelai, Jurnal Laporan
Penelitian; (online) SPK No. 251. E/J06.14/LP/PL/2007. hal 17. www.
Google.com diakses pada 1 Januari 2015.
Haryanti, Sri., Jumlah Dan Distribusi Pada Daun Beberapa Spesies Tanaman
Dikotil Monokotil, Jurnal Buletin Aanatomi dan Fisiologi; (online) Vol.
XVIII No. 1 (2010), www. Google.com diakses pada 25 Desember 2014.
Hidayat., Anatomi Tumbuhan Berbiji, Bandung: ITB, 2000.
Juntak, Lidya Siman, dkk., Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit Buah Naga
Merah, Jurnal Tehnik Kimia (USU); (online) Vol. 3 No.2 (2014),
www.Google.com diakses tanggal 10 Desember 2014.
Mandang, YI., Anatomi Pegagan Pulai dan beberapa Jenis Sekerabat, Jurnal
Penelitian Hasil Hutan; (online) Vol 22. No. 4 (2000), www.Google.com
diakses pada 1 Januari 2015.
Muhibuddin., Anatomi Tumbuhan, Banda Aceh: Unsiyah, 1996.
Mulyani Sri., Anatomi Tumbuhan, Yogyakarta: Kanisus, 2005.
Nurfaida, Syamum, Mollah., Pertumbuhan dan Produksi Berbagai Genotip
Jagung Pulut Pada Berbagai Dosis Pupuk KCl, Jurnal Agrivigor;
(online), Vol. 2 No. 2 (2012), www.Google.com diakses pada 6 Desember
2014.
Nogroho, Hartanto L, Dkk., Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Cetakan ke-3,
Jakarta: Penebar Swadaya 2012.

68

Novita, dkk., Penyerapan Logam Timbal (Pb) dan Kadar Klorofil Eladea
canadis Pada Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas, Jurnal Lentera Bio;
(online), Vol. 1 No. 1 (2012), www.Google.com diakses pada 6 Desember
2014.
Novita, Melisa dwi ayu., Kerapatan dan bentuk kristal kalsium oksalat umbi
porang pada fase pertengahan, Jurnal Biotropika; (online) Vol.1 No.2
(2013), www.Google.com diakses pada 6 Desember.
Purwanto, Arie W., Anthurium bunga, Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Rini, Ayu Kusuma, dkk., Pengaruh Kombinasi Badan Penstabil CMC Dan GUM
Arab Terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus Carota L) Varietas Selo Dan
Varietas Tawangmangu, Jurnal Teknosains; (online) Vol.1 No. 1 (2012),
www.Google.com diakses 3 Desember 2014.
Siregar, Philips H., Isolasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Metanol Daun
Tumbuhan Jambu Keling, Jurnal Sins Kimia; (online) Vol.9 No.2 (2005)
www.Google.com diakses pada 6 Desember.
Seli, Pengaruh Boron dan Perendaman Terhadap Perkeambahan Benih Cendana
(Santalum album linin), Jurnal Silvikultur: (Online), Vol.3 No.3 (2012),
www.Google.com diakses pada 3 Desember 2014.
Sulistiono, Widi Sulistiono.,Analisis Mikropis dan Vitamin Semanggi Air
Marsilea crenata persl.(Marsileaciae), Jurnal Sains: (online) Vol.3 No.1
(2009). www.Google.com diakses pada 16 Desember 2014.
Sumadi, Aditya Marianti., Biologi Sel, Edisi Pertama Cetakan Pertama
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Sumenda Lusia., Analisis Kandungan Klorofil Mangga (Mangifera indica L)
Pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda, Jurnal Bioslogos;
(online) Vol. 1 No.1 (2011), www. Google.com diakses pada 3 Desember
2014.
Sutrian ,Yayan., Pengantar Anotomi Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan,
Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Yuyun Marini,dkk.,Analisis Minyak Atsiri pada Tumbuhan Paku (Pterydophyta)

69

dikawasan Air Terjun Pengajaran Kecamatan.Wonosalam, Kabupaten


Jombang,

Jurnal

BIOFarmasi:

(online)Vol.

No.1

(2005).

www.Google.com diakses pada 16 Desember 2014.


Wariyah, Chatarina., Optimasi Lama Perendaman Jagung Untuk Preparasi
Pemasakan Dalam Otoklaf Dan Penggorengan, Jurnal Agribisnis;
(online) Vol. 2 No.3 (2011), www.Google.com diakses pada 3 Desember
2014.
Winarti Sri, dkk., Ekstraksi Dan Stabilitas Warna Ubi Jalar Ungu Sebagai
Pewarna Alami, Jurnal Teknik Kimia; (online) Vol. 3 No.1 (2008),.
www.Google.com diakses tanggal 10 Desember 2014.

70

Anda mungkin juga menyukai