Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK II

Nama/Nim

: 1. Muhamad syaiful ampri (652015011)


2.

Tanggal Praktikum

Judul

: PELARUT-PELARUT ORGANIK

I.

TUJUAN
1. Menentukan titik didih dari pelarut organik dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Menentukan pelarut polar dan non polar dilihat dari kelarutannya terhadap
air.
3. Menentukan dan membedakan senyawa polar dan senyawa non polar.

II.

DATA FISIK

NO

BAHAN

n-Heksana;

DATA
MW

BP (oC)

MP (oC)

86,17

69

-95 sampai -100

0,66

C6H14

Aseton;

58,08

56,5

-94

CH3COCH3

SIFAT - SIFAT

Mudah menguap

Tidak larut dalam air

Larut dalam alkohol,

0,788

kloroform, eter
Mudah terbakar

Mudah menguap

Mempunyai bau dan


rasa yang khas

Dapat bercampur
dengan air, alkohol,
dimethylformamide,

Etanol;

46,07

78,5

-130

0,798

C2H5OH

kloroform, eter
Pada suhu kamar berupa
zat cair bening

Mudah menguap

Mudah terbakar

1|PELARUT PELARUT ORGANIK

Sangat reaktif

Berbau khas

Dapat bercampur
dengan air dan dengan

Formaldehida

30,03

96

-92

(formalin);

1,081

pelarut organik lainnya


pH 2,8 - 4,0

1,085

Dapat larut dalam air,

HCHO

alkohol, aseton

Sikloheksana;

84,16

80,7

6,47

C6H12

Diklormetan;

84,94

39,75

-95

CH2Cl2

0,7781

Berbau menyengat
Tidak berwarna
Mudah terbakar

Tidak larut dalam air

Larut dalam alkohol,

1,3255

hidrokarbon berklor
Mudah menguap

Berbau khas, serupa


dengan kloroform

Agak toksik

Dapat bercampur
dengan alkohol, eter,

Kloroform;

119,39

61,5

-63,5

CHCl3

1,484

dimethylformamide
Kereaktifan tinggi

Tidak mudah terbakar

Mudah menguap

Berbau khas

Dapat larut dalam


alkohol, benzena, eter,

Etil Asetat;

CH3COOC2H5
Naftalena;

88,1
128,16

77
217,9

-83

0,898

petroleum eter, CCl4


Mudah menguap

80,2

1,162

Menyerap air
Zat padat kristal putih

2|PELARUT PELARUT ORGANIK

C10H8

dengan bau menusuk

Tidak larut dalam air

Untuk rezin sintetik dan


antiseptik

10

Gula; Sukrosa;

342,30

146

1,587

C12H22O11

Mudah menguap
Dapat difermentasi
Diperoleh dari tebu dan
bit

Higroskopis

Bahan baku untuk


fermentasi etanol dan

11

Asam Benzoat;

122,12

249,2

122,4

1,321

C6H5COOH

butanol
Zat padat berbentuk
kristal

Beracun dalam bentuk


uap

Mudah menguap jika


dipanaskan

Larut dalam air,


alkohol, benzena,
kloroform

III.

pH-nya 2,8

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1.
2.
3.
4.

Tabung Reaksi
Termometer
Kaki Tiga
Pembakar Bunsen

5.
6.
7.
8.

Spatula
Pipet Tetes
Waterbath
Korek Gas

B. Bahan
1. Heksana
2. Aseton
3. Etanol

4. Formaldehida
5. Sikloheksana
6. Diklormetana

7. Kloroform
8. Etil Asetat
9. Naftalen

3|PELARUT PELARUT ORGANIK

10. Gula

11. Asam benzoat

4|PELARUT PELARUT ORGANIK

IV.

METODE
A. Menentukan BP
Dipilih 2 pelarut dari 8 pelarut yang tersedia, yaitu : kloroform dan etil asetat.
Diambil masing masing 2 pipet tetes pelarut kolroform dan etil asetat.
Dimasukkan masing masing pelarut ke dalam tabung reaksi.
Masing masing pelarut dipanaskan.
Boiling point masing masing pelarut diukur menggunakan thermometer dan
dicatat.
B. Pencampuran Air dan Pelarut
Diambil masing masing pelarut dan air dengan perbandingan 1:1 yang akan

diuji ke dalam tabung reaksi


Tabung reaksi digoyang goyang dan diamati apakah masing masing pelarut

tersebut bercampur dengan air atau tidak


Jika ada pemisah antara larutan dan air, artinya pelarut tersebut tidak
bercampur. Maka tabung reaksi tersebut dipanaskan sebentar dan diamati

apakah tetap tidak larut atau larut.


C. Kelarutan Senyawa Organik
Disiapkan 9 tabung reaksi dan diisi dengan sedikit Naftalen
Ditambahkan 1 pipet pelarut kedalam tabung-tabung reaksi tersebut lalu

dikocok dan diamati apakah Naftalen larut atau tidak


Jika tidak larut, tabung reaksi dipanaskan sebentar dan diamati kembali apakah

larut atau tidak.


Percobaan dilakukan untuk semua larutan dan percobaan diulang dengan
senyawa Gula dan Asam Benzoat.
12.

V.

HASIL PENGAMATAN
A. Menentukan BP
13.

Nama Pelarut

16.
18.
Kloroform
21.
Etik Asetat
24.
B. Pencampuran Air dan Pelarut
25.

Pelarut

30.
33.
36.

Heksana
Aseton
Etanol

14.
BP(oC)
Hasil Praktikum
17.
Teoritis
19.
57
20.
61,5
22.
58
23.
77

26.
Kemampuan Bercampur
28.
Suhu Kamar
29.
Dipanaskan
31.
Tidak Larut
32.
Tidak Larut
34.
Larut
35.
37. Larut
38.
-

39.

Formaldehida

42.

Sikloheksana

45.

Diklormetana

48.

Kloroform

51.

Etil Asetat

52.

40. Larut
43. Tidak
Larut
46. Tidak
Larut
49. Tidak
Larut
Larut

41.

44. Tidak
Larut
47. Tidak
Larut
50. Tidak
Larut
-

53.

54.
C. Kelarutan Senyawa Organik
55.

Sampel

56.

Pelarut

63.

60.

Kamar
64.
Tidak
68.

Larut
Tidak

67.

Heksana

71.

Aseton

72.
La

Etanol

76.
Ti

75.

62.

Air

57.
Daya Larut
Suhu
61.
Suhu

79.

Formaldeh

83.

ida
Sikloheksa

Naftalen

Larut

80.

Tidak

95.
98.

Gula

69.

Larut

73.
77.

Larut

Sebagian
81.
Tidak
Larut

84.
Ti

85.

Larut

88.
La

89.

Kloroform

92.
La

93.

Etil Asetat

96.
Ti

Diklormeta
na

91.

Sebagian

Larut

na
87.

Tinggi
65.
Larut

99.

Heksana

103.

Aseton

107.

Etanol

100.

Larut

97.

Larut

101.

Larut

Sebagian
104. Larut

Sebagian
105. Larut

Sebagian
108. Tidak

Sebagian
109. Tidak

Larut
111.

Formaldeh

112.

Larut

115.

ida
Sikloheksa

116.

Tidak

119.

na
Diklormeta

Larut
120. Tidak

Sebagian
121. Tidak

Larut
124. Larut

Larut
125. Larut

Sebagian
128. Tidak

Sebagian
129. Tidak

Larut
132. Larut
136. Larut

Larut
133.

na

134.

Asam

Benzoat

123.

Kloroform

127.

Etil Asetat

131.

Air

135.

Air

139.

Formaldeh

143.
147.

ida
Kloroform
Diklormeta

na
151. Aseto
155. Etanol
159. Etil Asetat
163. Sikloheksa
na
167.

VI.

Larut

Heksana

Sebagian
140. Larut

113.
117.

Larut

137.

Larut

141.

Larut

Sebagian
144. Larut
148.
La

Sebagian
145. -

152.
156.
160.
164.

153.
157.
161.

Larut
Larut
Larut
Tidak

Larut
168. Tidak
Larut

149.
La
-

165.

Larut

169.

Larut

Sebagian

170.
PEMBAHASAN
171.

A. Pengukuran Titik Didih


172.

Setelah praktikum dilakukan, hasil dari pengukuran titik didih kloroform

dan Etil asetat, nilai titik didih yang dihasilkan dari masing-masing pelarut adalah
sebagai berikut:
173.

- BP dari Kloroform : 57oC (Sedangkan pada literature sebesar 61,5oC)

174.

- BP dari Etil Asetat : 58oC (Sedangkan pada literature sebesar 77oC)

175.

Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan BP (boiling point) dari kedua

larutan lebih rendah dari literatur, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

Praktikan kurang teliti dalam membaca skala pada termometer, posisi mata
tidak tegak lurus dengan termometer sehingga terjadi ralat paralaks.

Pemanasan yang dilakukan pada suhu tinggi menyebabkan tekanan pada


tabung reaksi menjadi besar. Sehingga mempengaruhi percepatan/
mempercepat terjadinya titik didih lebih awal dari titik didih secara teoritis.

Perbedaan tekanan udara di laboratorium dengan tekanan udara pada


literatur. Dengan tekanan yang lebih rendah dari tekanan standart maka BP
akan lebih rendah dari literatur yang menggunakan tekanan standart.

176.
VII.
VIII.

KESIMPULAN
JAWAB PERTANYAAN
177.
1. Jelaskan pelarut polar dan tidak polar dan contohnya dari yg dipraktikumkan.?
178.
179. Jawab.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.

197.
198.
199.
200.
201. Secara teori
202.
Pada umumnya pelarut bersifat polar karena memiliki
gugus karbonil. Sedangkan pelarut bersifat non-polar karena tidak
memiliki gugus karbonil.
203.
Berikut adalah sifat pelarut berdasarkan teori, antara lain :
204. N
am
a
Pel
aru
t
1. Hexan

2. Aseton

3. Etanol

4. Formaldehida

5. Sikloheksana

205.
Sifat

206.
Non
p
o
l
a
r
207.
Pola
r
208.
Pola
r
209.
Pola
r
210.
Non
p
o
l
a

6. Diklormetan

7. Kloroform

8. Etil asetat

9. Air

r
211.
Non
p
o
l
a
r
212.
Non
p
o
l
a
r
213.
Pola
r
214.
Pola
r

215.
216. Sedangkan pada senyawa, senyawa polar adalah senyawa yang
terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur unsurnya. Hal ini
terjadi karena unsur yang berkaitan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas
yang berbeda.
217. Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yan membentuknya. Hal
ini terjadi karena unsur yang berkaitan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
218.
Beikut adalah Senyawa yang dipakai dalam praktikum
menurut sifatnya, antara lain :
219.
N

220. S
ifat

221.

223. P
olar

222.
C
224.

226. P
olar

A
225.
C
227.

229. N
on
pola
r

N
228.
C

230. Senyawa organik polar hanya bisa larut dalam pelarut polar.
Sedangkan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar.
231.
232.
233. Data yang didapat praktikum
234.
238. A
237. G
235.

ula

Sa

sa

239. N

apht

Be

alen

nz

oat
236.

241.

Pe

245.
242.

243.

Pe

1. n-heksana

248.

249.

250.

244.

246.

Pe

Pe

251.

252.

253.

247.
2. Aseton

255.

256.

257.

258.

259.

260.

262.

263.

264.

265.

266.

267.

269.

270.

271.

272.

273.

274.

276.

277.

278.

279.

280.

281.

283.

284.

285.

286.

287.

288.

290.

291.

292.

293.

294.

295.

297.

298.

299.

300.

301.

302.

254.

261.3. Etanol
268.
4.
275.
5.
282.
6.
289.
7.
296.
8.

307.

303.
304.
305.
306.
Senyawa diamati kelarutan pada pelarut-pelarut yang dipakai. Ketika ada

senyawa yang tidak larut dalam suhu ruang maka dilakukan pemanasan. Tujuan
dilakukan pemanasan dalam uji kelarutan pelarut organik dalam air maupun uji
kelarutan senyawa organik adalah sebagai berikut:
-

Untuk mempercepat reaksi sehingga tumbukan antar molekul semakin besar.


Untuk menurunkan energi aktivasi (energi aktivasi adalah energi yang harus
dilampaui untuk terjadinya suatu reaksi).
308.

Senyawa pertama yang yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

gula. Gula bersifat polar karena memiliki gugus karbonil. Sesuai dengan teori like
dissolve like, gula tidak larut di dalam pelarut non polar yaitu heksana,
sikloheksan, diklormetana, dan kloroform. Juga larut di dalam pelarut polar yaitu

aseton, etanol, formaldehida, etil asetat dan air. Namun pada hasil pengamatan,
terjadi ketidaksesuaian dengan teori, antara lain :

Gula larut sebagian pada pelarut hexan padahal seharusnya tidak

larut.
Gula Cuma larut sebagian pada aceton meskipun sudah

dipanaskan, seharusnya larut semua.


Gula tidak larut pada etanol, seharusnya larut.
Gula larut dalam kloroform yang bersifat non polar, seharusnya

tidak larut.
Gula tidak larut dalam etil asetat yang bersifat polar, seharusnya
larut.
309.

310.

Sempel kedua yang digunakan adalah naftalen. Naftalen diamati

kelarutannya di dalam pelarut. Pemanasan dilakukan pada naftalen yang tidak


larut didalam suhu kamar. Naftalen bersifat non polar karena memiliki gugus
fungsional. Sesuai dengan teori like dissolve like, naftelan larut di dalam pelarut
non polar yaitu heksana, sikloheksan, diklormetana, dan kloroform. Juga naftelan
tidak larut di dalam pelarut polar yaitu aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat.
Namun pada hasil pengamatan, terjadi ketidaksesuaian dengan teori, antara lain :

Naftalen larut dalam aseton, seharusnya tidak larut.


Naftalen saat dipanaskan larut sebagian pada etanol yang bersifat polar.
Naftalen saat dipanaskan larut dalam etil asetat yang bersifat polar.

311.

Sempel yang digunakan ketiga yaitu asam benzoat. Asam benzoate

bersifat polar karena memiliki gugus asam karboksilat. Sesuai dengan teori like
dissolve like, asam benzoate tidak larut di dalam pelarut non polar yaitu heksana,
sikloheksan, diklormetana, dan kloroform. Juga, asam benzoate larut di dalam
pelarut polar yaitu aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat. Namun pada hasil
pengamatan, terjadi ketidaksesuaian dengan teori, antara lain :

Asam benzoat saat dipanaskan larut dalam hexan yang bersifat non polar.
Asam benzoat saat dipanaskan larut dalam sikloheksana yang bersifat non

polar.
Asam benzoat larut dalam diklorometan yang bersifat non polar,

seharusnya.
Asam benzoat larut dalam diklorometan dan kloroform yang bersifat non
polar, seharusnya tidak.

312.
313. Adapun ketidaksamaan teori degan hasil praktikum adalah bebagi berikut :

Sempel yang digunakan berupa kristal dan bukan serbuk (untuk sempel
gula) sehingga jika dilarutkan pada pelarut akan sulit bercampur jika

tidak diaduk ataupun terbentuk campuran yang sudah lewat jenuh.


Dalam pencucuan tabung reaksi kurang bersih dan saat pengeringan
masih ada air didalam tabung, yang menyebabkan pelarut ada yang

bereaksi dengan air.


Sempel yang dimasukan terlalu banyak yang penyebabkan larutan
penjadi pekan dan menghambat.
314.

Anda mungkin juga menyukai