Nama/Nim
Tanggal Praktikum
Judul
: PELARUT-PELARUT ORGANIK
I.
TUJUAN
1. Menentukan titik didih dari pelarut organik dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Menentukan pelarut polar dan non polar dilihat dari kelarutannya terhadap
air.
3. Menentukan dan membedakan senyawa polar dan senyawa non polar.
II.
DATA FISIK
NO
BAHAN
n-Heksana;
DATA
MW
BP (oC)
MP (oC)
86,17
69
0,66
C6H14
Aseton;
58,08
56,5
-94
CH3COCH3
SIFAT - SIFAT
Mudah menguap
0,788
kloroform, eter
Mudah terbakar
Mudah menguap
Dapat bercampur
dengan air, alkohol,
dimethylformamide,
Etanol;
46,07
78,5
-130
0,798
C2H5OH
kloroform, eter
Pada suhu kamar berupa
zat cair bening
Mudah menguap
Mudah terbakar
Sangat reaktif
Berbau khas
Dapat bercampur
dengan air dan dengan
Formaldehida
30,03
96
-92
(formalin);
1,081
1,085
HCHO
alkohol, aseton
Sikloheksana;
84,16
80,7
6,47
C6H12
Diklormetan;
84,94
39,75
-95
CH2Cl2
0,7781
Berbau menyengat
Tidak berwarna
Mudah terbakar
1,3255
hidrokarbon berklor
Mudah menguap
Agak toksik
Dapat bercampur
dengan alkohol, eter,
Kloroform;
119,39
61,5
-63,5
CHCl3
1,484
dimethylformamide
Kereaktifan tinggi
Mudah menguap
Berbau khas
Etil Asetat;
CH3COOC2H5
Naftalena;
88,1
128,16
77
217,9
-83
0,898
80,2
1,162
Menyerap air
Zat padat kristal putih
C10H8
10
Gula; Sukrosa;
342,30
146
1,587
C12H22O11
Mudah menguap
Dapat difermentasi
Diperoleh dari tebu dan
bit
Higroskopis
11
Asam Benzoat;
122,12
249,2
122,4
1,321
C6H5COOH
butanol
Zat padat berbentuk
kristal
III.
pH-nya 2,8
Tabung Reaksi
Termometer
Kaki Tiga
Pembakar Bunsen
5.
6.
7.
8.
Spatula
Pipet Tetes
Waterbath
Korek Gas
B. Bahan
1. Heksana
2. Aseton
3. Etanol
4. Formaldehida
5. Sikloheksana
6. Diklormetana
7. Kloroform
8. Etil Asetat
9. Naftalen
10. Gula
IV.
METODE
A. Menentukan BP
Dipilih 2 pelarut dari 8 pelarut yang tersedia, yaitu : kloroform dan etil asetat.
Diambil masing masing 2 pipet tetes pelarut kolroform dan etil asetat.
Dimasukkan masing masing pelarut ke dalam tabung reaksi.
Masing masing pelarut dipanaskan.
Boiling point masing masing pelarut diukur menggunakan thermometer dan
dicatat.
B. Pencampuran Air dan Pelarut
Diambil masing masing pelarut dan air dengan perbandingan 1:1 yang akan
V.
HASIL PENGAMATAN
A. Menentukan BP
13.
Nama Pelarut
16.
18.
Kloroform
21.
Etik Asetat
24.
B. Pencampuran Air dan Pelarut
25.
Pelarut
30.
33.
36.
Heksana
Aseton
Etanol
14.
BP(oC)
Hasil Praktikum
17.
Teoritis
19.
57
20.
61,5
22.
58
23.
77
26.
Kemampuan Bercampur
28.
Suhu Kamar
29.
Dipanaskan
31.
Tidak Larut
32.
Tidak Larut
34.
Larut
35.
37. Larut
38.
-
39.
Formaldehida
42.
Sikloheksana
45.
Diklormetana
48.
Kloroform
51.
Etil Asetat
52.
40. Larut
43. Tidak
Larut
46. Tidak
Larut
49. Tidak
Larut
Larut
41.
44. Tidak
Larut
47. Tidak
Larut
50. Tidak
Larut
-
53.
54.
C. Kelarutan Senyawa Organik
55.
Sampel
56.
Pelarut
63.
60.
Kamar
64.
Tidak
68.
Larut
Tidak
67.
Heksana
71.
Aseton
72.
La
Etanol
76.
Ti
75.
62.
Air
57.
Daya Larut
Suhu
61.
Suhu
79.
Formaldeh
83.
ida
Sikloheksa
Naftalen
Larut
80.
Tidak
95.
98.
Gula
69.
Larut
73.
77.
Larut
Sebagian
81.
Tidak
Larut
84.
Ti
85.
Larut
88.
La
89.
Kloroform
92.
La
93.
Etil Asetat
96.
Ti
Diklormeta
na
91.
Sebagian
Larut
na
87.
Tinggi
65.
Larut
99.
Heksana
103.
Aseton
107.
Etanol
100.
Larut
97.
Larut
101.
Larut
Sebagian
104. Larut
Sebagian
105. Larut
Sebagian
108. Tidak
Sebagian
109. Tidak
Larut
111.
Formaldeh
112.
Larut
115.
ida
Sikloheksa
116.
Tidak
119.
na
Diklormeta
Larut
120. Tidak
Sebagian
121. Tidak
Larut
124. Larut
Larut
125. Larut
Sebagian
128. Tidak
Sebagian
129. Tidak
Larut
132. Larut
136. Larut
Larut
133.
na
134.
Asam
Benzoat
123.
Kloroform
127.
Etil Asetat
131.
Air
135.
Air
139.
Formaldeh
143.
147.
ida
Kloroform
Diklormeta
na
151. Aseto
155. Etanol
159. Etil Asetat
163. Sikloheksa
na
167.
VI.
Larut
Heksana
Sebagian
140. Larut
113.
117.
Larut
137.
Larut
141.
Larut
Sebagian
144. Larut
148.
La
Sebagian
145. -
152.
156.
160.
164.
153.
157.
161.
Larut
Larut
Larut
Tidak
Larut
168. Tidak
Larut
149.
La
-
165.
Larut
169.
Larut
Sebagian
170.
PEMBAHASAN
171.
dan Etil asetat, nilai titik didih yang dihasilkan dari masing-masing pelarut adalah
sebagai berikut:
173.
174.
175.
larutan lebih rendah dari literatur, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Praktikan kurang teliti dalam membaca skala pada termometer, posisi mata
tidak tegak lurus dengan termometer sehingga terjadi ralat paralaks.
176.
VII.
VIII.
KESIMPULAN
JAWAB PERTANYAAN
177.
1. Jelaskan pelarut polar dan tidak polar dan contohnya dari yg dipraktikumkan.?
178.
179. Jawab.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201. Secara teori
202.
Pada umumnya pelarut bersifat polar karena memiliki
gugus karbonil. Sedangkan pelarut bersifat non-polar karena tidak
memiliki gugus karbonil.
203.
Berikut adalah sifat pelarut berdasarkan teori, antara lain :
204. N
am
a
Pel
aru
t
1. Hexan
2. Aseton
3. Etanol
4. Formaldehida
5. Sikloheksana
205.
Sifat
206.
Non
p
o
l
a
r
207.
Pola
r
208.
Pola
r
209.
Pola
r
210.
Non
p
o
l
a
6. Diklormetan
7. Kloroform
8. Etil asetat
9. Air
r
211.
Non
p
o
l
a
r
212.
Non
p
o
l
a
r
213.
Pola
r
214.
Pola
r
215.
216. Sedangkan pada senyawa, senyawa polar adalah senyawa yang
terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur unsurnya. Hal ini
terjadi karena unsur yang berkaitan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas
yang berbeda.
217. Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yan membentuknya. Hal
ini terjadi karena unsur yang berkaitan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
218.
Beikut adalah Senyawa yang dipakai dalam praktikum
menurut sifatnya, antara lain :
219.
N
220. S
ifat
221.
223. P
olar
222.
C
224.
226. P
olar
A
225.
C
227.
229. N
on
pola
r
N
228.
C
230. Senyawa organik polar hanya bisa larut dalam pelarut polar.
Sedangkan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar.
231.
232.
233. Data yang didapat praktikum
234.
238. A
237. G
235.
ula
Sa
sa
239. N
apht
Be
alen
nz
oat
236.
241.
Pe
245.
242.
243.
Pe
1. n-heksana
248.
249.
250.
244.
246.
Pe
Pe
251.
252.
253.
247.
2. Aseton
255.
256.
257.
258.
259.
260.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
254.
261.3. Etanol
268.
4.
275.
5.
282.
6.
289.
7.
296.
8.
307.
303.
304.
305.
306.
Senyawa diamati kelarutan pada pelarut-pelarut yang dipakai. Ketika ada
senyawa yang tidak larut dalam suhu ruang maka dilakukan pemanasan. Tujuan
dilakukan pemanasan dalam uji kelarutan pelarut organik dalam air maupun uji
kelarutan senyawa organik adalah sebagai berikut:
-
gula. Gula bersifat polar karena memiliki gugus karbonil. Sesuai dengan teori like
dissolve like, gula tidak larut di dalam pelarut non polar yaitu heksana,
sikloheksan, diklormetana, dan kloroform. Juga larut di dalam pelarut polar yaitu
aseton, etanol, formaldehida, etil asetat dan air. Namun pada hasil pengamatan,
terjadi ketidaksesuaian dengan teori, antara lain :
larut.
Gula Cuma larut sebagian pada aceton meskipun sudah
tidak larut.
Gula tidak larut dalam etil asetat yang bersifat polar, seharusnya
larut.
309.
310.
311.
bersifat polar karena memiliki gugus asam karboksilat. Sesuai dengan teori like
dissolve like, asam benzoate tidak larut di dalam pelarut non polar yaitu heksana,
sikloheksan, diklormetana, dan kloroform. Juga, asam benzoate larut di dalam
pelarut polar yaitu aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat. Namun pada hasil
pengamatan, terjadi ketidaksesuaian dengan teori, antara lain :
Asam benzoat saat dipanaskan larut dalam hexan yang bersifat non polar.
Asam benzoat saat dipanaskan larut dalam sikloheksana yang bersifat non
polar.
Asam benzoat larut dalam diklorometan yang bersifat non polar,
seharusnya.
Asam benzoat larut dalam diklorometan dan kloroform yang bersifat non
polar, seharusnya tidak.
312.
313. Adapun ketidaksamaan teori degan hasil praktikum adalah bebagi berikut :
Sempel yang digunakan berupa kristal dan bukan serbuk (untuk sempel
gula) sehingga jika dilarutkan pada pelarut akan sulit bercampur jika