KELOMPOK A 11
KETUA
1102012045
1102013134
ANGGOTA
1102012136
1102013030
1102013050
1102013066
CINTYA RISTIMAWARNI
1102013064
1102013077
FARAH FAKHRIYAH
1102013106
1102013139
SKENARIO 3
KATA SULIT
1. Ampulla collaps
2. Current jelly
fesek
: darah segar dan lender yang keluar dari rectum meski tanpa
3. Step ladder
berada dalam
4. Herring bone
dilatasi
5. Donut sign
intususepsi
6. Rectal toucher
menilai prostat
PERTANYAAN
1. Mengapa BAB bayi berbentuk lender bercampur darah tanpa feses?
2. Mengapa muntah berwarna hijau?
3. Apa komplikasi dari kasus ini?
4. Apa tatalaksana untuk pasien ini?
5. Mengapa ampulla collaps?
6. Apa diagnosis kasus ini?
7. Apa penyebab kasus ini?
8. Mengapa bayi sering menangis sambil mengangkat kaki?
9. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus ini?
JAWABAN
1. Obstruksi menyebabkan tanpa feses. Mukosa rusak menyebabkan ada darah.
Lender karena bakteri.
2. Karena obstruksi pada usus bagian proksimal dan warna hijau berasal dari
cairan empedu.
3. Dehidrasi, syok hipovolemik, perforasi usus dan infeksi
4. Infus RL, pemasangan NGT, bedah, antibiotic profilaksis, reduksi hidrostatik
5. keadaan yang diakibatkan karena adanya gerakan peristaltic pada usus yang
kosong
6. karena invaginasi
7. 95% idiopatik pada usia kurang dari 1 tahun, polip, hernia, lipoma, virus,
intususepsi, strangulasi
8. Cara bayi untuk menahan rasa sakit agar rileks dan tidak tegang
9. Barium meal terlihat adanya filling defect, pemeriksaan lab pada darah rutin
terlihat adanya leukositosis, rectal toucher, USG abdomen, BNO 3 posisi
HIPOTESIS
Masalah pada usus bayi seperti polip, hernia, lipoma, virus, intususepsi, strangulasi
dan 95% diantaranya ialah idiopatik akan menunjukkan gejala BAB bercampur lender
dan darah tanpa feses, muntah hijau, bayi menangis serta mengangkat kaki, dan
ampulla collaps. Gejala tersebut dapat terlihat dengan pemeriksaan barium meal,
pemeriksaan darah rutin, rectal toucher, USG abdomen, dan BNO 3 posisi. Dengan
adanya pemeriksaan yang tepat, maka akan didapatkan diagnosis Invaginasi.
Penatalaksanaannya adalah dengan memberikan Infus RL, pemasangan NGT, bedah,
antibiotic profilaksis serta reduksi hidrostatik. Apabila tidak ditatalaksana dengan tepat
dan cepat, maka akan menyebabkan komplikasi dehidrasi, syok hipovolemik, perforasi
usus dan infeksi.
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan obstruksi intestinal
2. Memahami dan menjelaskan invaginasi
2.1. Memahami dan menjelaskan definisi invaginasi
2.2. Memahami dan menjelaskan epidemiologi invaginasi
2.3. Memahami dan menjelaskan etiologi invaginasi
2.4. Memahami dan menjelaskan klasifikasi invaginasi
2.5. Memahami dan menjelaskan patofisiologi invaginasi
2.6. Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis invaginasi
2.7. Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding invaginasi
2.8. Memahami dan menjelaskan tatalaksana invaginasi
2.9. Memahami dan menjelaskan komplikasi invaginasi
2.10. Memahami dan menjelaskan pencegahan invaginasi
2.11. Memahami dan menjelaskan prognosis invaginasi
23
11
15
Suatu
penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik baik
sebahagian maupun total. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata
atau kronis akibat karsinoma yang melingkari.
11,30,31
32
33
34
10
hernia
(inguinal,
femoral,
umbilical),
neoplasma
11
23
27
Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi, maka kemudian timbul muntah
dan mulainya tergantung atas tingkat obstruksi. Ileus obstruktif usus halus
menyebabkan muntahnya lebih dini dengan distensi usus relatif sedikit, disertai
kehilangan air, natrium, klorida dan kalium, kehilangan asam lambung dengan
konsentrasi ion hidrogennya yang tinggi menyebabkan alkalosis metabolik. Berbeda
pada ileus obstruktif usus besar, muntah bisa muncul lebih lambat (jika ada). Bila
timbul, biasanya kehilangan isotonik dengan plasma. Kehilangan cairan ekstrasel
tersebut menyebabkan penurunan volume intravascular, hemokonsentrasi dan oliguria
atau anuria. Jika terapi tidak diberikan dalam perjalanan klinik, maka dapat timbul
azotemia, penurunan curah jantung, hipotensi dan syok.
27
yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi ada juga
gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus. Plasma bisa juga
dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus
yang normalnya bertindak sebagai sawar (penghambat) bagi penyerapan bakteri dan
produk toksiknya, merupakan bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap
perubahan dalam aliran darah. Dengan strangulasi yang memanjang maka timbul
iskemik dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa
masuk melalui dinding usus ke dalam cavitas peritonealis.
27
Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus
cepat menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat
menyebabkan kematian.
27
Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar suatu
gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya dibandingkan ileus
obstruksi yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi dengan cepat sebelum
terbukti tanda klinis dan gejala ileus obstruktif. Penyebab ileus obstruktif gelung
tertutup mencakup pita lekat melintasi suatu gelung usus, volvulus atau distensi
sederhana. Pada keadaan terakhir ini, sekresi ke dalam gelung tertutup dapat
menyebabkan peningkatan cepat tekanan intalumen, yang menyebabkan obstruksi
aliran keluar ke vena.
27
bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling
mendesak karena obstruksi itu karena distensi. Jika valva ileocaecalis inkompeten
maka kolon terdistensi dapat didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini
kompeten, maka kolon terobstruksi membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu
menyebabkan ruptura pada tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal
didasarkan atas hukum Laplace, yang mendefinisikan tegangan di dalam dinding
organ tubular pada tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter
tabung itu. Sehingga karena diameter kolon melebar di dalam sekum, maka area ini
yang biasanya pecah pertama.
27
Ileus Obstruktif
Distensi
Proliferasi bakteri
Tekanan intralumen
yang berlangsung
cepat
Volume ECF
Iskemia dinding usus
Kehilangan cairan
menuju ruang
peritoneum
Peritoni
Syok
Hipovolemik
tis
septike
mia
23
32
32
Penyakit
Bayi/neonates
Anak-anak
Dewasa
Orang tua
Perlengketan/Adhesi
Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi.
12
pita jaringan fibrosa yang sering menyebabkan obstruksi usus halus pasca bedah
setelah operasi abdomen. Risiko terjadinya adhesi menimbulkan gejala obstruksi
pada anak belum diteliti dengan baik, tetapi sering terjadi pada 2-3% penderita
setelah operasi abdomen. Sebagian besar obstruksi disertai oleh adhesi dan dapat
terjadi setiap waktu setelah minggu kedua pasca bedah.
35
perlengketan yang bentuk tunggal maupun multiple (perlengketan yang lebih dari
satu) yang setempat maupun luas. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dalam
bentuk pita. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase
usus pulih kembali.
Adhesi yang kambuhan akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga
kali, risiko kambuh akan menjadi 50%. Pada kasus seperti ini, diadakan pendekatan
konservatif sebab walaupun pembedahan akan menberikan pasase, kemungkinan
besar obstruksi usus akibat adhesi akan kambuh dalam waktu singkat.
12
Hernia Inkarserata
Bila terdapat suatu defek pada dinding rongga perut, maka akibat tekanan
intraabdominal yang meninggi, suatu alat tubuh dapat terdorong keluar melalui
defek itu. Misalnya : sebagian lambung dapat terdesak keluar ke rongga perut
melalui suatu defek pada diafragma masuk ke dalam rongga dada. Hernia yang tidak
tampak dari luar disebut internal hernia. Ditemukan lebih banyak ekterna hernia,
yaitu yang tampak dari luar seperti hernia umbilical, hernia inguinal, dan hernia
femoral.
Jika liang hernia cukup besar maka isi usus dapat didorong masuk lagi dan
disebut reponibel, jika tidak dapat masuk lagi disebut incarcerata. Pada keadaan ini
terjadi bendungan pembuluh-pembuluh darah yang disebut dengan strangulasi.
Akibat gangguan sirkulasi darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang
disebut infark. Hernia yang menunjukkan strangulasi pembuluh darah dan tandatanda incarcerata akan menimbulkan gejala-gejala ileus.
33
Pankreas anulare
Pankreas anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum bagian
duodenum bagian kedua. Gejala dan tanda sama seperti pada atresia atau malrotasi
usus. Pankreas anulare merupakan kelainan kongenital yang jarang ditemukan.
Penyakit ini disebabkan oleh kelainan pada perkembangan bakal pankreas sehingga
tonjolan dorsal dan ventral melingkari duodenum bagian kedua akibat tidak
lengkapnya pergeseran bagian ventral. Keadaan ini menyebabkan obstruksi
duodenum dan kadang disertai atresia juga. Penyakit ini pada awalnya sering tidak
ditemukan gejala dan baru ditemukan pada saat dewasa.
Invaginasi
Disebut juga intussusceptio. Biasanya pada anak, bagian oral (proksimal)
usus menerobos masuk ke dalam rongga bagian anal (distal) seperti suatu teleskop.
Ada beberapa jenis bergantung pada lokasinya :
d.1. enterika
d.2. entero-colics
d.3. colica
Bagian
dalam
disebut
intussusceptium,
sedang
bagian
luar
yang
orang
dewasa
disebabkan
karena
adanya
dinding
tumor
yang
33
Volvulus
Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan. Disebut pula dengan torsi dan
merupakan pemutaran usus dengan mesenterium sebagai poros. Usus melilit/memutar
sampai 180-360 derajat. Volvulus dapat disebabkan oleh mesentrium yang terlalu
panjang, yang merupakan kelainan kongenital pada usus halus, pada obstisipasi yang
menahun, terutama pada sigmoid, pada hernia inkarcerata, usus dalam kantong hernia
menunjukkan tanda-tanda torsi; pada tumor dalam dinding usus atau tumor dalam
mesentrium. Akibat volvulus terjadi gejala-gejala strangulasi pembuluh darah dengan
infark dan gejala-gejala ileus.
Kelainan kongenital
Setiap cacat bawaan pada usus berupa stenosis atau atresia dari sebagian
saluran cerna akan menyebabkan obstruksi setelah bayi mulai menyusui. Kelainankelainan ini disebabkan oleh tidak sempurnanya kanalisasi saluran pencernaan dalam
perkembangan embrional dan keadaan ini dapat terjadi pada usus dimana saja. Atresi
ialah buntu sama sekali dengan tanda-tanda obstruksi total sedangkan stenosis hanya
merupakan penyempitan dengan gejala-gejala obstruksi yang tidak total.
12
Atresia usus
Gangguan pasase usus yang kongenital dapat berbentuk stenosis dan
atresia, yang dapat disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi pada waktu janin
berusia 6-7 minggu. Kelainan bawaan ini dapat juga disebabkan oleh gangguan
aliran darah lokal pada sebahagian dinding usus akibat desakan, invaginasi,
volvulus, jepitan, atau perforasi usus masa janin. Daerah usus yang tersering
mengalaminya adalah usus halus. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan,
misalnya oleh pankreas anulare dan dapat berupa atresia.
27
Radang kronik
Setiap radang kronik, terutama morbus Crohn, dapat menyebabkan
obstruksi karena udem, hipertrofi, dan fibrosis yang biasanya terjadi pada penyakit
kronik.
12
2Askariasis
Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum.
Obstruksi usus oleh cacing askariasis paling sering ditemukan pada anak karena
hygiene kurang sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang dan usus halus
pada anak-anak lebih sempit daripada usus halus orang dewasa sedangkan ukuran
cacing sama besar. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat
yang terdiri dari sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati akibat
pemberian obat cacing.
12
Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia
menimbulkan invaginasi. Kebanyakan tumor jinak di usus halus tidak
menimbulkan gangguan yang berarti selama hidup. Kadang-kadang gejalanya
tidak jelas atau tidak khas, sehingga kelainan tidak terdeteksi kecuali apabila ada
penyulit. Tumor usus
12
12
Divertikulum meckel
Divertikulum meckel adalah sisa dari kantung telur embrional yang juga
disebut ductus omphalo-mesentricus yang dalam kehidupan fetal menghubungkan
pusat (umbilicus) dengan usus. Pada orang dewasa terletak pada ileum lebih kurang
100 cm proksimal perbatasan ileo-cekal, sedangkan pada anak-anak lebih kurang 40
cm. Jika hubungan antara umblikus dan usus (ductus omphalo-mesentricus) tidak
menghilang, dapat terjadi fistula pada pusat yang mengeluarkan isi usus. Bila hanya
sebagian yang menghilang dan ditengah-tengah tetap, maka akan dapat terbentuk
suatu kista. Bila tidak menghilang sempurna, maka sisanya menyerupai tali yang
padat, yang dapat mengakibatkan terbelitnya usus pada tali itu (strangulasi).
35,36
Penyakit Hirschsprung
Penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang
paling sering terjadi pada neonatus. Penyakit Hirschsprung terjadi akibat tidak adanya
sel ganglion pada dinding usus atau terjadinya kelainan inervasi usus, yang dimulai
dari anus dan meluas ke proksimal. Gejala-gejala klinis penyakit Hirschsprung
biasanya mulai pada saat lahir dengan terlambatnya pengeluaran tinja (mekonium).
Kegagalan mengeluarkan tinja menyebabkan dilatasi bagian proksimal usus besar dan
perut menjadi kembung. Karena usus besar melebar, tekanan di dalam lumen
meningkat, mengakibatkan aliran darah menurun dan perintang mukosa terganggu
Statis memungkinkan proliferasi bakteri, sehingga dapat menyebabkan enterokolitis
(Clostridium difficile dan Staphlococcos aureus) dengan disertai sepsis dan tanda35
35,42
kasein atau kalsium yang tinggi. Laktobezoar ditemukan pada bayi-bayi prematur
yang mengkonsumsi susu formula bayi yang kaya kasein/kalsium. Phytobezoar
adalah jenis yang paling umum dari bezoar yang merupakan akumulasi serat sayursayuran dan buah-buahan yang tidak dapat dicerna. Phytobezoar terdiri dari selulosa,
tanin, dan lignin yang di cerna pada saat mengkonsumsi makanan.
42
I. Idiophatic
Menurut kepustakaan 90 95 % invaginasi pada anak dibawah umur satu tahun tidak
dijumpai penyebab yang spesifik sehingga digolongkan sebagai infatile idiphatic
intussusceptions. Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dari dinding ileum
terminal berupa hyperplasia jaringan follikel submukosa yang diduga sebagai akibat
infeksi virus. Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya invaginasi.
II. Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun) adanya kelainan usus
sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted Meckels diverticulum, polip usus,
leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue rubber blep nevi, lymphoma, duplikasi
usus. Gross mendapatkan titik awal invaginasi berupa : divertikulum Meckel,
polip,duplikasi usus dan lymphoma pada 42 kasus dari 702 kasus invaginasi anak.
Eins dan Raffensperger, pada pengamatannya mendapatkan Specific leading points
berupa eosinophilik, granuloma dari ileum, papillary lymphoid hyperplasia dari ileum
hemangioma dan perdarahan submukosa karena hemophilia atau Henochs purpura.
terjadi edema
perlekatan
yang
tidak
Proses selanjutnya adalah proses obstruksi usus strangulasi. Proses strangulasi tersirat
oleh adanya rasa sakit dan perdarahan per rektal. Serangan rasa sakit mula-mula
hilang timbul kemudian menetap dan sering disertai rangsangan muntah. Darah yang
keluar melalui anal merupakan darah segar yang bercampur lendir. Proses obstruksi
usus sebenarnya sudah mulai sejak invaginasi terjadi tetapi penampilan klinik
obstruksi memerlukan waktu. Umumnya setelah 10-12 jam sampai menjelang 24 jam
gejala-gejala seperti abdomen kembung dan muntah hijau atau fekal telah terjadi.
Manifestasi klinis berupa trias, yaitu sakit perut (85%) yang timbul mendadak,
periodik, dan anak menekuk kaki (drawing up the leg).
Muntah (60%) dan feses bercampur darah (currant-jelly stool), baik occult
atau darah segar.
Perut terlihat membuncit, terjadi peningkatan suara usus, teraba massa
berbentuk sosis.
Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya dengan keadaan gizi yang
baik, tiba-tiba menangis kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, penderita
tampak seperti kejang dan pucat menahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini
berlangsung dalam beberapa menit. Di luar serangan, anak/bayi kelihatan seperti
normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses intususepsi. Serangan nyeri
perut datangnya berulang-ulang dengan jarak waktu 15-20 menit dengan lama
serangan 2-3 menit. Pada umumnya selama serangan nyeri perut itu diikuti dengan
muntah berisi cairan dan makanan yang ada di lambung.
Sesudah beberapa kali serangan dan setiap kalinya memerlukan tenaga, maka
di luar serangan si penderita terlihat lelah dan lesu dan tertidur sampai datang
serangan kembali. Proses intususepsi pada mulanya belum terjadi gangguan pasase isi
usus secara total, anak masih dapat defekasi berupa feses biasa, kemudian feses
bercampur darah segar dan lendir, kemudian defekasi hanya berupa darah segar
bercampur lendir tanpa feses. BAB darah dan lendir (red currant jelly stool) baru
dijumpai sesudah 6-8 jam serangan sakit yang pertama kali, kadang-kadang sesudah
12 jam. BAB darah lendir ini bervariasi jumlahnya dari kasus per kasus, ada juga
yang dijumpai hanya pada saat melakukan colok dubur.
Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan tidak tegang, dengan
demikian mudah teraba gumpalan usus yang terlibat intususepsi sebagai suatu massa
tumor berbentuk curved sausage di dalam perut di bagian kanan atas, kanan bawah,
atas tengah atau kiri bawah. Tumor lebih mudah teraba pada waktu terdapat
peristaltik, sedangkan pada perut bagian kanan bawah teraba kosong yang
disebut dances sign. Hal ini akibat caecum dan kolon naik ke atas, ikut proses
intususepsi.
Sesudah 18-24 jam serangan sakit yang pertama, usus yang tadinya tersumbat
partial berubah menjadi sumbatan total, diikuti proses oedem yang semakin
bertambah, sehingga pada pasien dijumpai tanda-tanda obstruksi, seperti perut
kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas, muntah warna hijau dan
dehidrasi.
Oleh karena perut kembung maka massa tumor tidak dapat diraba lagi dan
defekasi hanya berupa darah dan lendir. Apabila keadaan ini berlanjut terus akan
dijumpai muntah feses, dengan demam tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya
aliran pembuluh darah arteri. Pada segmen yang terlibat menyebabkan nekrosis usus,
gangren, perforasi, peritonitis umum, shock dan kematian.
Pada pemeriksaan colok dubur didapati:
Tonus sphincter melemah, mungkin invaginat dapat diraba berupa massa
seperti portio bila jari ditarik, keluar darah bercampur lendir.
Perlu perhatian bahwa untuk penderita malnutrisi, gejala-gejala intususepsi
tidak khas. Tanda-tanda obstruksi usus baru timbul dalam beberapa hari. Pada
penderita ini tidak jelas tanda adanya sakit berat. Pada defekasi tidak ada darah.
Intususepsi dapat mengalami prolaps melewati anus. Hal ini mungkin disebabkan
pada pasien malnutrisi, memiliki tonus yang melemah, sehingga obstruksi tidak cepat
timbul.
Rasa sakit adalah gejala yang paling khas dan hampir selalu ada. Dengan
adanya seranganrasa sakit/kholik yang makin bertambah dan mencapai puncaknya,
dan kemudian menghilang samasekali, diagnosis hampir dapat ditegakkan. Rasa sakit
berhubungan dengan passase dari intususepsi.Diantara satu serangan dengan serangan
berikutnya, bayi atau orang dewasa dapat sama sekali bebasdari gejala.Selain dari
rasa sakit gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah muntah, keluarnya
darahmelalui rektum, dan terdapatnya masa lunak memanjang seperti sosis (sausage
shape mass) dimana biasanya perut kuadran kanan bawah teraba seakan kosong
(dances sign). Beratnya gejala muntahtergantung pada letak usus yang terkena.
Semakin tinggi letak obstruksi, semakin berat gejala muntah.Hemathocezia
disebabkan oleh kembalinya aliran darah dari usus yang mengalami
intususepsi.Terdapatnya sedikit darah adalah khas, sedangkan perdarahan yang
banyak biasanya tidak ditemukan.
Gambaran klinis intususepsi dewasa umumnya sama seperti keadaan obstruksi
usus pada umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah terjadinya
intususepsi berupanyeri perut dan terjadinya distensi setelah lebih 24 jam ke dua
disertai keadaan klinis lainnyayang hampir sama gambarannya seperti intususepsi
pada anak-anak. Pada orang dewasa seringditemukan perjalanan penyakit yang jauh
lebih panjang, dan kegagalan yang berulang-ulangdalam usaha menegakkan
diagnosis dengan pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan- pemeriksaan lain. Adanya
gejala obstruksi usus yang berulang, harus dipikirkan kemungkinanintususepsi.
Kegagalan untuk memperkuat diagnosis dengan pemeriksaan radiologis
seringkalimenyebabkan tidak ditegakkanya diagnosis. Pemeriksaan radiologis sering
tidak berhasilmengkonfirmasikan diagnosis karena tidak terdapat intususepsi pada
saat dilakukan pemeriksaan. Intussusepsi yang terjadi beberapa saat sebelumnya telah
Kriteria Minor
Kriteria Radiologi Air enema atau liquid contrast enema menunjukkan invaginasi
dengan manifestasi spesifik yang bisa dibuktikan dapat direduksi
oleh enema tersebut.
Level 3 Possible
diagnosis
Barium enema
atau
menyingkirkan
intususepsi.
Dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis dikerjakan bila gejalagejala klinik meragukan. Pada barium enema akan tampak gambaran cupping, coiled
spring
appearance(13).
Ultrasonografi Abdomen
pada intususepsi ileocolic dan panjang rata-ratanya berkisar 2,5 cm dan 8,2 cm secara
respektif(2).
CT Scan
Diagnosis Banding
1. Gastroenteritis, bila diikuti dengan intususepsi dapat ditandai jika dijumpai
perubahan rasa sakit, muntah dan perdarahan.
2. Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa nyeri.
3. Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta adanya
obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di perut, tenesmus dan
demam.
penatalaksanaan
invaginasi
ditentukan
oleh
cepatnya
pertolongan diberikan, jika pertolongan sudah diberikan kurang dari 24 jam dari
serangan pertama maka akan memberikan prognosis yang lebih baik.
Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak
dahulu mencakup dua tindakan penanganan yang dinilai berhasil dengan baik :
1. Reduksi dengan barium enema
2. Reduksi dengan operasi
Sebelum dilakukan tindakan reduksi, maka terhadap penderita : dipuasakan,
resusitasi cairan, dekompressi dengan pemasangan pipa lambung. Bila sudah
dijumpai tanda gangguan pasase usus dan hasil pemeriksaan laboratorium
dijumpai peninggian dari jumlah leukosit maka saat ini antibiotika berspektrum
luas dapat diberikan. Narkotik seperti Demerol dapat diberikan (1mg/ kg BB)
untuk menghilangkan rasa sakit.
Reduksi Dengan Barium Enema
Telah disebutkan pada bab terdahulu bahwa barium enema berfungsi dalam
diagnostik dan terapi. Barium enema dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra
indikasi seperti :
Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik secara klinis maupun pada foto
abdomen
membantu.
Kateter yang telah diolesi pelicin dimasukkan ke rektum dan difiksasi dengan
plester, melalui kateter bubur barium dialirkan dari kontainer yang terletak 3 kaki
di atas meja penderita dan aliran bubur barium dideteksi dengan alat floroskopi
sampai meniskus intussusepsi dapat diidentifikasi dan dibuat foto. Meniskus
sering dijumpai pada kolon transversum dan bagian proksimal kolon descendens.
Bila kolom bubur barium bergerak maju menandai proses reduksi sedang
berlanjut, tetapi bila kolom bubur barium berhenti dapat diulangi 2 3 kali
dengan jarak waktu 3 5 menit. Reduksi dinyatakan gagal bila tekanan barium
dipertahankan selama 10 15 menit tetapi tidak dijumpai kemajuan. Antara
percobaan reduksi pertama, kedua dan ketiga, bubur barium dievakuasi terlebih
dahulu.
Reduksi barium enema dinyatakan berhasil apabila :
Rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan disertai
massa feses dan udara.
Pada floroskopi terlihat bubur barium mengisi seluruh kolon dan sebagian
usus halus, jadi adanya refluks ke dalam ileum.
Hilangnya massa tumor di abdomen.
Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur serta
DAFTAR PUSTAKA
International Child Health Review Collaboration.2016. http://www.ichrc.org/943obstruksi-usus-pada-bayi-dan-anak.Diaksespadatanggal 27/09/2016
Medicastore.2016.
http://medicastore.com/penyakit/494/Obstruksi_Sumbatan_Usus.html.Diaksespadata
nggal 27/09/2016
PasaribuN. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter
%20II.pdf. Diaksespadatanggal 27/09/2016