Anda di halaman 1dari 9

Tugas Ke 7

Demokrasi dan Musyawarah Mufakat


Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

DisusunOleh :
Nama
NPM
Fakultas
Kelas

:
:
:
:

Rizky Rizal Chairy


270110130043
Teknik Geologi
C

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah s.w.t. karena atas berkat dan rahmat-Nya serta kemudahan
yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan yang berjudul Demokrasi dan Musyawarah
Mufakat.
Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya penulis mendapat banyak bantuan, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih pada orang tua yang selalu
mendoakan dan saudara-saudara satu himpunan yang selalu mendukung dan
menyemangati sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini juga
merupakan hasil pribadi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menimbulkan
sumbangsih positif bagi semua pihak.

Jatinangor, 3 April 2014

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 1


Daftar Isi ................................................................................................................................................. 2
Bab I : Pendahuluan ................................................................................................................................ 3
1.

Latar Belakang ............................................................................................................................ 3

2.

Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3

3.

Tujuan ......................................................................................................................................... 3

Bab II : Pembahasan ............................................................................................................................... 4


1.

Definisi Pancasila Sebagai Nilai ................................................................................................. 4

2.

Perkembangan Demokrasi .......................................................................................................... 4

3.

Demokrasi Pancasila ................................................................................................................... 5

4.

Musyawarah Mufakat ................................................................................................................. 5

5.

Hubungan Demokrasi dan Musyawarah Mufakat....................................................................... 6

Bab III : Penutup ..................................................................................................................................... 7


Daftar Pustaka ......................................................................................................................................... 8

Bab I : Pendahuluan
1. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Oleh karena itu, Pancasila tidak
hanya menjadi tertib negara namun juga berperan sebagai sumber dasar hukum nasional
yang menhatur ketertiban penyelenggaraan pemerintah atau negara.
Salah satu nilai-nilai dari demokrasi adalah musyawarah mufakat. Musyawarah
mufakat merupakan pengambilan sikap demokrasi di mana kita bisa menyatukan misi
dan visi untuk satu tekad dan tujuan yang baik. Musyawarah untuk mufakat
dicontohkan dalam berbagai hal pergaulan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut
adalah cara pembelajaran demokrasi pancasila yang baik pada generasi bangsa
selanjutnya untuk bermusyawarah dan bermufakat untuk mencapai tujuan.
2. Rumusan Masalah
- Apa makna demokrasi dan musyawarah mufakat ?
- Bagaimana hubungan antara demokrasi dan musyawarah mufakat ?
3. Tujuan
- Memahami arti demokrasi serta musyawarah yang mufakat
- Mengetahui keterkaitan antara demokrasi dan musyawarah mufakat serta penerapan
dalam kehidupan

Bab II : Pembahasan
1. Definisi Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi
sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak
Negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam
bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut
sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya,
sebab dengan demokrasi, hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi
Negara dijamin. Oleh karena itu, istilah demokrasi selalu memberikan posisi penting
bagi rakyat walaupun secara operasional implikasinnya di berbagai Negara tidak selalu
sama.
2. Perkembangan Demokrasi
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara dan
hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam kehidupan bernegara antara abad 4
SM- 6 M. Pada waktu itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktekkan
bersifat langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusankeputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak
berdasarkan prosedur mayoritas. Di Yunani Kuno, demokrasi hanya berlaku untuk
warga negara yang resmi. Sedangkan penduduk yang terdiri dari budak, pedagang
asing, perempuan dan anak-anak tidak dapat menikmati hak demokrasi.
Gagasan demokrasi yunani Kuno lenyap Dunia Barat ketika bangsa Romawi
dikalahkan oleh suku Eropa Barat dan Benua Eropa memasuki abad pertengahan (6001400). Walaupun begitu, ada sesuatu yang penting yang menjadi tonggak baru
berkenaan dengan demokrasi abad pertengahan, yaitu lahirnya Magna Charta. Dari
piagam tersebut, ada dua prinsip dasar: Pertama, kekuasaan Raja harus dibatasi; Kedua,
HAM lebih penting daripada kedaulatan Raja.
Ada dua peristiwa penting yang mendorong timbulnya kembali demokrasi
yang sempat tenggelam pada abad pertengahan, yaitu terjadinya Raissance dan
Reformasi. Raissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan
budaya Yunani Kuno, dasarnya adalah kebebasan berpikir dan nertindak bagi manusia
4

tanpa boleh ada orang lain yang membatasi dengan ikatan-ikatan. Sedangkan
Reformasi yang terjadi adalah revolusi agama yang terjadi di Eropa Barat abad 16.
Dari dua peristiwa penting di atas, Eropa kemudian masuk ke dalam Aufklarung
(Abad Pemikiran) dan Rasionalisme yang mendorong mereka untuk memerdekakan
pikiran dari batas-batas yang ditentukan gereja untuk mendasarkan pada pemikiran atau
akal (rasio) yang pada gilirannya kebebasab berpikir ini menimbulkan lahirnya pikiran
tentang kebebasan politik.
Dua filsuf besar yaitu John Locke (Inggris) dan Montesquieu (Perancis) telah
menyumbangkan gagasan mengenai pemerintahan demokrasi. Menurut John Locke
(1632-1704), hak-hak poitik rakyat mencakup hak hidup, kebebasan dan hak memiliki
(live, liberal, property). Sedangkan Montesquieu (1689-1955) menjamin hak-hak
politik menurut Trias Politika, yaitu suatu system pemisahan kekuasaan dalam
Negara ke dalam kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif yang masing-masing
harus dipegang organisai sendiri yang merdeka. Akibat pemikiran tentang hak-hak
politik rakyat dan pemisahan kekuasaan, muncullah kembali ide demokrasi.

3. Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha
Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip-prinsip yang dianut oleh demokrasi pancasila adalah:


Persamaan bagi seluruh rakyat
Keseimbangan antara hak dan kewajiban
Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral Tuhan yang maha Esa,
diri sendiri, dan orang lain.
Mewujudkan rasa keadilan social
Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

4. Musyawarah Mufakat
Musyawarah adalah suatu sistem pengambilan keputusan yang melibatkan
banyak orang dengan mengakomodasi semua kepentingan sehingga tercipta satu
keputusan yang disepakati bersama dan dapat dijalankan oleh seluruh peserta yang
mengikuti musyawarah. Musyawarah menjadi salah satu budaya Indonesia yang harus
tetap dilaksanakan dan dikembangkan oleh masyarakat. Teknologi dapat menjadi salah
satu sarana positif bagi masyarakat untuk mengembangkan musyawarah. Setiap orang
harus saling menhghargai dan menghormati pendapat orang lain ketika musyawarah
5

dijalankan. Pelaksanaan cara ini memiliki tujuan untuk memperoleh kesepakatan


supaya keputusan dapat diterima dan dijalankan dengan rasa tanggung jawab untuk
semua yang mengikatnya.
Syawara merupakan asal kata musyawarah. Syawara berasal dari bahasa Arab
yang memiliki arti melakukan perundingan atau menyampaikan sesuatu. Sesuatu
yang dimaksud adalah pendapat. Dari asal kata ini kita dapat menyimpulkan bahwa
musyawarah memiliki arti sebagai suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk
mencapai tujuan mufakat dalam memecahkan persoalan (mencari solusi paling baik)
melalui keputusan yang telah disepakati bersama-sama.
Arti kata tersebut menunjukkan bahwa musyawarah juga berkaitan dengan
bagaimana mereka saling berkomunikasi satu sama lain. Cara untuk memecahkan
masalah sehingga menemukan solusi yang paling baik ini akan berjalan lancar dan
sesuai harapan semua orang jika cara berkomunikasi antarorang di dalamnya juga baik.
Jika cara penyampaian pendapat kurang atau bahkan tidak tepat, dimungkinkan timbul
banyak asumsi yang tidak sesuai harapan si penyampai pendapat tersebut.
Yang harus diperhatikan dalam musyawarah adalah usulan atau pendapat dari
seseorang, bukan siapa orangnya. Sehingga semua peserta memiliki peran aktif, hak
dan kewajiban yang sama dalam pelaksanaan musyawarah. Komunikasi yang tidak
sesuai dengan harapan semua peserta di dalam pelaksanaan musyawarh hanya
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan meraih kata sepakat untuk mencari solusi
atas permasalahan yang dihadapi.
Musyawarah yang mufakat adalah musyawarah yang menghasilkan suatu
keputusan dengan kesepakatan bersama, dengan tujuan adar tidak terjadi pemungutan
suara yang hanya memenangkan pihak mayoritas. Dengan musyawarah mufakat
diharapkan dua atau beberapa pihak yang berbeda pendapat tidak terus bertikai dan
mendapat jalan tengah. Karena itu, dalam proses musyawarah mufakat diperlukan
kerendahan hati dan keikhlasan diri.

5. Hubungan Demokrasi dan Musyawarah Mufakat


Demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah Demokrasi Pancasila
dimana dalam pancasila sendiri tepatnya pada sila ke-4 terdapat permusyawarahan.
Dengan demikian jika kita membicarakan tentang demokrasi pancasila maka tidak akan
terlepas dari musyawarah mufakat.
Dilihat dari prinsip-prinsip dasar demokrasi pancasila juga menyebutkan bahwa
keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah mufakat. Dengan demikian
keputusan yang diambil adalah keputusan yang paling bijak, tidak mementingkan
kalangan mayoritas dan tidak memenangkan sebelah pihak.

Bab III : Penutup


Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab
dengan demokrasi, hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara
dijamin.
Demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah demokrasi pancasila, dimana di
dalamnya sangat erat hubungannya dengan musyawarah. Musyawarah yang baik adalah
musyawarah yang mufakat. Oleh karena itu saat mengambil keputusan dalam musyawarah
lebih diutamakan mufakat, bukan voting, karena mufakat akan menghasilkan keputusan yang
bijak dan mencakup seluruh, bukan hanya golongan mayoritas saja.

Daftar Pustaka

http://irfanfauzi10.wordpress.com/2010/04/09/makalah-demokrasi/

http://ratiffany.blogspot.com/2013/03/contoh-makalah-demokrasi.html

http://enjoycofee16.blogspot.com/2012/11/makalah-sila-ke-4-butir-ke-4.html

http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/perbedaan-musyawarah-dengan-demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai