Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

KELOMPOK 02
Aldila Kurnia

1106003680

Fitri Suryani

1106003964

Martha Destri Arsari 1106005042


Nastiti Tiasundari

1106003926

Willy Hanugrah Gusti 1106004001


PJ Kelompok

: Martha Destri Arsari

Asisten Modul

: Asrovi Nur Ihsan

Tanggal Praktikum : 10 Oktober 2012


Tanggal Disetujui :
Nilai

Paraf

LABORATORIUM HIDROLOGI, HIDROLIKA DAN SUNGAI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2012

STABILITAS BENDA TERAPUNG


A. TUJUAN
Menentukan tinggi titik Metacentrum.
B. TEORI
M
M

B
B

Titik metacentrum adalah titik perpotongan antara garis vertikal yang melalui
titik berat benda dalam keadaan stabil (G) dengan garis vertikal yang melalui
pusat apung setelah benda digoyangkan (B)

Titik Metacentrum adalah jarak antara titik G dan titik M

Titik apung B adalah titik tangkap dari gaya apung atau titik tangkap dari
resultan tekanan apung

Jarak bagian dasar ponton ke titik apung B adalah setengah jarak bagian
dasar ponton ke permukaan air (setengah jarak bagian ponton yang terendam
atau tenggelam)

Biasanya penyebab posisi (B) pada gambar diatas adalah bergeraknya suatu
benda tertentu (w) sejauh x dari titik G, sehingga untuk mengembalikan ke
posisi semula harus memenuhi persamaan berikut:

Momen guling

= Momen yang mengembalikan ke posisi semula

w.x

= W . GM . Sin , maka

GM

w.x
w.x
=
, <<<
W . sin
W . tan

Secara teoritis GM dapat pula diperoleh dari:

GM

= BM BG

dengan,
BM

Imin
d
p . l3
l2
=
=
dan BG = y 12
.
p
.
l
.
d
V
2
12d

dimana:
W

= berat ponton

= berat pengatur beban transversal

= sudut putar ponton

GM

= tinggi titik metacentrum

BM

= jarak antara titik apung dan titik metacentrum

BG

= jarak antara titik apung dan titik berat ponton

Ix

= momen inersia arah c dari luasan dasar ponton

= volume zat cair yang dipindahkan

= jarak antara titik berat ponton dengan dasar ponton

= kedalaman bagian ponton yang terbenam air

C. ALAT-ALAT
1. Meja Hidrolika
2. Perangkat alat percobaan Stabilitas Benda Terapung

b
400 mm

d
g

200 mm

350 mm

Gambar Ponton

Keterangan gambar:
a. Kotak ponton

e. Skala jarak

b. Tiang vertikal

f. Pengatur beban transversal

c. Skala derajat

g. Unting-unting

d. Pengatur beban geser

Spesifikasi
- Dimensi ponton :

Panjang

: 350 mm

Lebar

: 200 mm

Tinggi

: 75 mm

- Massa Ponton

: 1457 gram

- Massa pengatur beban transversal

: 322 gram

- g = 9,81 m/s2
- air = 1,00 gram/cm3
D. CARA KERJA
1. Menyiapkan meja hidrolika
2. Menyiapkan ponton dan perlengkapannya
3. Mengatur pengatur beban transversal sehingga tepat di tengah ponton
4. Mengatur beban geser pada tiang vertikal sedemikian rupa sehingga titik berat
ponton secara keseluruhan terletak di atas ponton.
Caranya:
a. Meletakkan pengatur beban geser sehingga 200 mm dari dasar ponton.
b. Mencari titik berat ponton dengan cara menggantungkan ponton pada seutas
benang yang diletakkan/dikaitkan pada tiang vertikal di antara pengatur
beban transversal dan pengatur beban geser (memegang unting-unting agar
tidak mempengaruhi berat ponton).
c. Apabila telah terjadi keseimbangan yaitu pada saat posisi benang tegak
lurus dengan tiang vertikal, maka menandai titik tersebut (G).
d. Apabila letak titik G masih di bawah ponton, letak beban dinaikkan lagi lalu
mengulangi langkah b sampai c sampai letak titik G di atas ponton.
e. Mengukur tinggi titik tersebut dari dasar ponton (y).

5. Mengisi tangki pengatur volume pada meja hidrolika dan mengapungkan


ponton di atasnya.
6. Terlebih dahulu mengatur unting-untingnya, dimana dalam keadaan stabil
sudut bacaannya nol derajat.
7. Menghitung kedalaman bagian ponton yang terbenam (d), untuk kemudian
menentukan titik pusat gaya apung dari dasar ponton alam keadaan stabil (B).
8. Menggerakkan beban transversal ke sebelah kanan tiap 15 mm, sampai
kembali ke titik awal (0).
9. Mengulangi langkah ke 8 dan 9, untuk pergeseran beban tranversal ke sebelah
kiri.
10. Mengulangi kembali langkah ke 4, dimulai dari poin b sampai langkah ke 10
dengan menaikkan beban geser tiap 50 mm sampai posisi massa geser di
puncak tiang vertikal.

D. PENGOLAHAN DATA
Data : Dimensi Ponton ( p = 35 cm , l = 20 cm , t = 75 cm )
Massa ponton ( W )
= 1457 gram
Massa Pengatur Beban Transversal ( w ) = 322 gram
g
= 9.81 m/s2
air
= 1 gram/cm3
1)

GMpraktikum
b=
y = b.x
GM =

Sin =

.x

.x

b=

GMpraktikum =

2)

GMteori
W = Fa
m.g = .g.v
m = ( p.l.d )
W w

1779 gr

d = . p.l = . p.l = 1gr / cm 2 .35cm.20cm = 2.541 cm


3

BM =

(35).(20)
p.l 3
=
= 13.118 cm
12. p.l .d
(12).(35).(20).(2,541)

BG = y -

1
d
2

(y = jarak titik berat ke dasar ponton)

GM teori = BM BG

3)

Kesalahan Relatif =

GM teoritis GM praktikum
100 %
GM teoritis

A. Beban geser ( t ) = 20 cm
Titik berat ( y ) = 8.5 cm
1) GM Praktikum

No
1
2
3
4

X kanan/kiri
(cm)
1.5
3
4.5
6

kiri
2
4.5
6.5
9

kanan
2.5
4.5
7
9

ratarata
2.25
4.5
6.75
9
22.5

Y (Sin
rata-rata)
0.039
0.078
0.117
0.156
0.39

XY
0.0585
0.234
0.5265
0.936
1.755

y = 0.026x
GMpraktikum =

= 8.500079 cm

2) GM Teori
BG = y -

1
d
2

= 8,5 -

1
( 2.541) = 7.2295 cm
2

GM teori = BM BG = 13.118 cm - 7.229 = 5.889 cm


GM praktikum : GM teori = 8.500079 cm : 5.889 cm

3) Kesalahan Relatif :

5.889 8.500079
100 %
8.500079

= 30.718 %

X2
2.25
9
20.25
36
67.5

B. Beban geser ( t ) = 25 cm
Titik berat ( y ) = 9.3 cm
1) GM Praktikum
No
1
2
3
4

X kanan/kiri
(cm)
1.5
3
4.5
6

kiri
3
4.5
7.5
9.5

kanan
3
5.5
7.5
10

rata-rata
3
5
7.5
9.75
25.25

Sin ratarata (Y)


0.052
0.087
0.13
0.169
0.438

XY
0.078
0.261
0.585
1.014
1.938

y = 0.0287x
GMpraktikum =

= 7.70042 cm

2) GM Teori
BG = y -

1
d
2

= 9.3 -

1
( 2.541) = 8.0295 cm
2

GM teori = BM BG = 13.118 cm - 8.0295 = 5.0885 cm


GM praktikum : GM teori = 7.70042 cm : 5.0885 cm

3) Kesalahan Relatif :

5.0885 7.70042
100 %
7.70042

= 33.919 %

X^2
2.25
9
20.25
36
67.5

C. Beban geser ( t ) = 30 cm
Titik berat ( y ) = 10 cm
1) GM Praktikum
No
1
2
3
4

X kanan/kiri
(cm)
1.5
3
4.5
6

kiri
3
5.5
8
10.5

kanan
3
6
8.5
11

rata-rata
3
5.75
8.25
10.75
27.75

Sin ratarata (Y)


0.052
0.1
0.143
0.186
0.481

XY
0.078
0.3
0.6435
1.116
2.1375

y = 0.0317x
GMpraktikum =

= 6.97167 cm

2) GM Teori
BG = y = 10 -

1
d
2
1
( 2,541) = 8.7295 cm
2

GM teori = BM BG = 13,118 cm - 8.7295 = 4.3885 cm


GM praktikum : GM teori = 6.97167 cm : 4.3885 cm

3) Kesalahan Relatif :

4.3885 6.97167
100 %
6.97167

= 37.052 %

X^2
2.25
9
20.25
36
67.5

E. ANALISA
1. Analisa Percobaan
Tujuan dari praktikum modul H03 ini adalah menentukan tinggi titik
metacentrum. Praktikum ini diawali dengan mempersiapkan alat alat.
Praktikan pun hanya tinggal menggunakan saja peralatan untuk praktikum
benda terapung ini karena meja hidrolik dan ponton sudah tersedia. Data
yang diambil pada percobaan ini adalah sebanyak tiga kali, yaitu berdasar
beban geser yang berjarak (1) 20 cm, (2) 25 cm dan (3) 30 cm. Dari beban
geser yang diatur pada tiang vertikal ponton sesuai dengan jarak yang telah
ditentukan kemudian kita mendapat titik beratnya. Letak titik berat ini
didapat dengan menggantungkan ponton pada seutas tali kemudian ikatan tali
tersebut diatur dengan cara digeser sampai tali penggantung tegak lurus
dengan tiang vertikal. Setelah ponton dirasa dalam keadaan seimbang,
kemudian letak ikatan tali dari dasar ponton pun diukur maka itulah titik
beratnya. Pada percobaan ini, praktikan mendapat nilai titik berat untuk
beban geser 20 cm adalah 8.5 cm, untuk beban geser 25 cm titik beratnya 9.3
cm dan untuk beban geser 30 cm titik beratnya adalah 10 cm.
Setelah itu ponton diapungkan di dalam tangki meja hidrolika.
Sebelumnya unting-unting sudah dipastikan dalam keadaan stabil (sudut
bacaannya nol derajat). Tercatat bahwa bagian ponton yang tercelup setinggi
2 cm dan ukuran ini sama untuk setiap beban geser yang dipasang. Kemudian
beban transversal yang juga berada pada angka nol digeser kekiri sejauh 15
mm sambil mengatur ponton agar tidak menabrak tepi tangki. Dari
penggeseran beban transversal tersebut dihasilkan sudut. Hasil sudut yng
tercatat saat beban geser 20 cm itu adalah 2.5 o. Untuk beban geser 20 cm dan
beban transversalnya digeser sejauh 30 mm ke kiri dihasilkan 4.5 o.
Pergeseran beban transversal dilakukan hingga jarak 60 mm dengan interval
setiap pergeserannya adalah 15 mm. Setelah itu beban transversal
dikembalikan ke posisi nol dan digeser ke kanan sejauh sama dengan
penggeseran ke kiri kemudian sudut yang terbentuk juga dicatat. Hasil sudut
yng tercatat saat beban geser 20 cm digeser ke kanan sejauh 15 mm adalah
2o. Dan saat beban transversalnya digeser ke kanan sejauh 30 mm sudut yang
dihasilakn sama dengan sudut yang dihasilkan saat beban digeser ke kiri
yaitu 4.5o. Seterusnya dilakukan sesuai beban geser yang telah ditentukan

kemudian dicatat besar sudut yang dihasilkan. Berikut data yang tercatat saat
melakukan percobaan :
X kanan/kiri
(cm)
1.5
3
4.5
6

Beban Geser (cm)

kiri

kanan

2
4.5
6.5
9

2.5
4.5
7
9

25

1.5
3
4.5
6

3
4.5
7.5
9.5

3
5.5
7.5
10

30

1.5
3
4.5
6

3
5.5
8
10.5

3
6
8.5
11

20

2. Analisa Pengolahan Data


Dalam percobaan ini diperoleh data data berupa : jarak beban geser (t),
jarak titk berat ( y ), jarak beban transversal, kanan, dan kiri. Dari data
data tersebut kemudian diolah dan didapat rata-rata, sin rata-rata, titik
Metacentrum

(GM)

serta

nilai

y.

Menghitung

titik

(GM)praktikum adalah dengan menggunakan rumus : GM =


Nilai b didapat dengan rumus Least Square, yaitu: b =

Metacentrum
w
W. b

xy
x
2

Dari rumus di atas maka diperoleh titik metacentrum hasil praktikum


sebagai berikut :
Jarak
(cm)
20
25
30

Titik Berat
(cm)
8.5
9.3
10

GM Praktikum
(cm)
8.500079
7.70042
6.97167

Setelah mendapat nilai GM dari praktikum, nilai ini dibandingkan dengan


perhitungan GM secara teoritis dengan rumus : GM = BM BG,
dengan BM =

Imin
d
p . l3
l2
=
=
dan BG = y - maka dari
W.sin 12 . p . l . d 12d
2

rumus di atas diperoleh titik metacentrum secara teoritis sebagai berikut :


Jarak

Titik

GM

(cm)
20
25
30

Berat
(cm)
8.5
9.3
10

Teori
(cm)
5.889
5.0885
4.3885

Terlihat bahwa hasil GM teori dengan praktikum berbeda, maka inilah yang
akan kita bandingkan.
Dalam pengolahan data ini juga diperoleh grafik yang diambil dari nilai
jarak beban geser sebagai sumbu X dan sin rata rata sebagai sumbu Y. Hasil y
= bx dalam grafik ternyata sama dengan hasil y = bx yang dihitung dengan
metode least square. Dimana b =

xy
x
2

maka untuk setiap percobaan

diperoleh nilai y sebagai berikut :


Jarak
(cm)
20
25
30

Titik
Berat
(cm)
8.5
9.3
10

y = bx
0.026x
0.0287x
0.0316x

Untuk tren dari grafik pada percobaan ini semua trendline dari grafik
tersebut naik.
3. Analisa Kesalahan
Rumus yang digunakan untuk mendefinisikan kesalahan pada praktikum
ini adalah :
KR =

GM teoritis GM praktikum
100
GM teoritis

Kesalahan yang terjadi dala percobaan disebabkan oleh beberapa faktor,


diantaranya yaitu karena :

Faktor manusia
- Ketidaktelitian praktikan dalam mengukur dan membaca titik berat
ponton serta dalam menetukan keseimbangan saat menggantung
dengan tali

- Kemudian ketidaktepatan peletakkan ponton dalam tangki yang


mungkin sempat menabrak tepi tangki meja hidrolik

Faktor alat
Alat juga dapat mempengaruhi kesalahan disini yaitu kemungkinan
ketidakakuratannya alat peraga dalam percobaan ini.
Faktor-faktor kesalahan ini cukup mempengaruhi hasil pengolahan data,

dimana dapat diketahui dari kesalahan literatur yang telah dihitung dan diperoleh
sebagai berikut :
Jarak
(cm)
20
25
30

Titik
Berat
(cm)
8.5
9.3
10

KR
30.71%
33.92%
37.05%

F. KESIMPULAN

Berikut perbandingan hasil penghitungan tinggi titik metacentrum :


Jarak
(cm)
20
25
30

Titik
Berat
(cm)
8.5
9.3
10

GM
Teori
(cm)
5.889
5.0885
4.3885

GM
Percobaan
(cm)
8.500079
7.70042
6.97167

KR
30.71%
33.92%
37.05%

Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik metacentrum dari
suatu benda bergantung pada letak titik berat benda tersebut

Kesalahan relatif tertinggi senilai 37.05% yang dapat disimpulkan bahwa


kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini cukup besar.

G. REFERENSI

Potter, Merle. C and Wiggert, David. C. Mechanics of Fluids Second


Edition. Prentice Hall Englewood Cliffs : NJ 0763

F. LAMPIRAN

Alat Peraga Stabilitas Benda Terapung

Anda mungkin juga menyukai