Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi


morfologi floral vegetatif dan generatif anggota subsuku Lotoideae.
Metode yang digunakan adalah mencari bunga tanaman anggota
subsuku Lotoideae di Yogjakarta, kemudian dilakukan pengamatan struktur
morfologi floralnya secara vegetatif dan generatif, selain itu juga dilakukan
pengamatan serbuk sari yang telah dibuat preparat dengan menggunakan
metode asetosis. Data berupa hasil pengukuran parameter bunga seeprti
petala, sepala, benang sari, serbuk sari, androecium, gynaecium, dan data hasil
pengukuran
serbuk
sari
dianalisis.
Hasil dari penelitian ini secara vegetatif yaitu memiliki perbedaan
pada ukuran kelopak sedangkan persamaannya berjumlah 5, aestivationya
berlekatan. Mahkotanya memiliki perbedaan pada warna dan ukurannya
sedangkan persamaannya terdiri atas 5 petala. Secara generatif memiliki
perbedaan pada jumlah berkas dan persamaannya pada benang sari yang
berjumlah 10, tersusun atas berkas. Gynaecium perbedaannya pada warna dan
ukuran sedangkan persamaannya pada posisi ovarium menumpang, jumlah
carpel 1. Serbuk sari perbedaannya pada ukuran, aperture, dan ornamentasi
eksin, sedangkan persamaannya pada unit, simetri, dan bentuknya.
PENDAHULUAN
Pada tumbuhan berbunga, keanekaragaman floral telah berkembang
sedemikian rupa. Suku Leguminosae merupakan salah satu golongan
tumbuhan berbunga yang memiliki anggota sangat luas yang yang bervariasi
strukturnya. Secara umum suku ini didirikan karena memiliki struktur buah
bertipe Polongan (leguminosae). Dalam sistem klasifikasi Wettstein 1934,
suku Leguminosae dibagi menjadi tiga subsuku berdasarkan pada morfologi
floralnya. Ketiga suku tersebut adalah Caesalpinoldeas, mimosoideae,dan
Lotoideae.
Subsuku Lotoideae memiliki struktur aestivasi petal embrikata turun
dan cenderung berbentuk papilion atau seperti kupu-kupu sehingga pada
beberapa sistem klasifikasi dibuatkan suku tersendiri, yaitu: Papilioneae.
Satu hal yang menarik pada subsuku Lotoideae adalah
keanekaragaman morfologi floralnya, yang terdiri atas floral vegetatif dan
floral generatif. Floral vegetatif terdiri atas kelopak yang memiliki beberapa
daun kelopak (sepala) serta mahkota atau corola yang terdiri dari atas
beberapa daun mahkota (petala). Floral generatif merupakan bagian bunga
yang berhubungan dengan kelaminnya, meliputi benang sari, serbuk sari, dan
putik. Walaupun secara umum pada subsuku ini memiliki susunan petal
seperti kupu-kupu, tetapi ada variasi-variasi khas untuk tiap-tiap spesiesnya.
Oleh karena itu sangat menarik untuk mengkaji variasi struktur floral
vegetatif dan generatif pada subsuku Lotoideae ini untuk diketahui sampai
seberapa jauh keanekaragaman variasi pada beberapa spesies yang sudah
akrab di kehidupan kita, antara lain : Crotalaria sp, Glirsida sopium, Vigna

sirenvis, Canavala sp, Sesbania grandiflora Erytrina cristagali, dan Clitoria


ternatea.
Tujuan penelitian ini untuk, mengetahui mengetahui variasi morfologi
floral vegetatif anggota subsuku Lotoideae dan mengetahui variasi morfologi
floral generatif anggota subsuku Lotoideae. Manfaat dari penelitian ini antara
lain dapat memberi wawasan keilmuan dan informasi bagi berbagai pihak
untuk meneliti lebih lanjut, kemudian sebagai upaya pengembangan sumber
belajar tentang tumbuhan yang dapat digunakan di jenjang pendidikan dan
sebagai eksplorasi positif terhadap kekayaan sumber daya alam hayati di
Indonesia.
METODE PENELITIAN
Alat :

Cawan petri
Seperangkat mikroskop
Optilab
Loup
Lampu
Kamera
Botol flakon
Tabung reaksi
Tabung sentrifus
Vortex
Waterbath
Gelas benda dan gelas penutup (desk glasser) untuk mikrometer
(mikrometer okuler dan obyek mikrometer)
Batang gelas atau pengaduk
Petridish
Erlenmeyer
Lampu spiritus
Penjepit kayu
Pisau cutter
Gunting
Pipet tetes
Korek api

Bahan :

Bunga dari tujuh jenis subsuku Lotoidae yang ada di Yogyakarta,


Bantul, dan sekitarnya

Asam asetat glasial


Asam sulfat pekat dengan perbandingan 9:1
Aquades
Safranin 0,01% untuk pewarnaan
Gliserin jeli
Lilin
Tisu
Kertas aluminium foil

7 macam spesies tanaman :

Crotalaria sp
Glirisidia sepium
Vigna sinensis
Canavalia sp
Sesbania grandiflora
Erytrina cristagali
Clitoria ternatea

Pengumpulan dan penyiapan bahan


Pengumpulan tujuh jenis tanaman subsuk Lotoidae dengan
melakukan eksplorasi ke Yogyakarta, Bantul, dan sekitarnya.
Pengamatan terhadap bunga
Yang diamati pada bunga dari tanaman subsuku Lotoidae adalah
sifat dan ciri pada bagian floral vegetatif yaitu jumlah, ukuran, warna dan
aestivasi dari kelopak. Untuk bagian mahkota, yang diamati yaitu jumlah,
ukuran, warna, aestivasi dan bentuk-bentuk daun mahkotanya.
Sedangkan untuk morfologi floral generatif, sifat dan ciri yang diamati, yaitu
pada benang sari: jumlah benang sari dalam satu bunga, panjang tangkai sari,
jumlah berkas dan jumlah benang sari dalam masing-masing berkas. Untuk
putik, yang diamati yaitu gynaecium, posisi ovarium, jumlah carpel, aestivasi,
dan plesentasi. Selain data floral vegetatif dan generatif, dibuat juga rumus
bunga, yang mana jumlah bunga yang diamati lebih kurang 20 buah.
Pembuatan preparat serbuk sari dan pengamatannya
Pembuatan preparat serbuk sari dengan menggunakan metode
asetolisis. Untuk pengamatan morfologinya menggunakan mikroskop,
optilab, dan untuk pengukurannya menggunakan mikrometer.
Analisis data

Berdasarkan penelitian ini, hasil pengamatan morfologis yang


berupa foto-foto kajian morfologi floral vegetatif maupun generatif dianalisi
dengan cara deskriptif agar dapat mencari perbedaan dan persamaannya.
Untuk data morfologi serbuk sari dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan Morfologi Floral
Dalam peelitian ini diamati ada 7 spesies anggota subsuku
Lotoidea yang dapat anda jumpai di yogjakarta dan sekitarnya. Ketujuh
spesies tsb adalah crotalia sp, glirsidia spium, vigna sinesis, canavalia,
sasbina grandifilia,erytrina cristagali,glitora tematea.
Berikut hasil morfologi dari bunga meliputi floral vegetatif yaitu: kelopak dan
mahkotanya serta floral generatif yang meliputi benangsari, serbuk sari, dan
putiknya.
1. Ciri morfologi dari penelitian Clotalaria sp.
Ciri klotara sp. Kelopaknya yang berjumlah 5 dengan panjang
(0,6 0,02)cm, dengan warna nya hijau muda dan aestivationnya yang saling
melekat. Dimahkotanya terdiri atas perala yang berjumlah 5, diantaranya:
bendera, sayap, lunas, warnanya kuning yang berkombinasi dengan garisgaris vertikal warna ungu.
Androecium Crotalaria berjumlah 10 dengan panjang (1,56 0,02)cm,
jumlah berkasnya I ,aestavationya bebas, dan plesetasi marginal.
2. Ciri morfologi dari penelitian Glicidiria sepium
Kelopaknya terdiri atas sepalanya yang berjumlah 5, warnanya
merah muda keunguan sampai ungu tua, aestavationya saling berlekatan.
Mahkotanya berwarna merahmuda sampai putih keunguan, tetapi warna
bendera nya merah muda dengan campuran warna kuning ditengahnya.
Androecium jumlahnya 10 dengan ukuran panjangnya (1,75 0,04)cm. Dan
Gynaecium p (1,95 0,02)cm.
3. Ciri morfologi dari penelitian Vigna senesis
Terdapat 5 sepala dikelopaknya p (0,83 0,03)cm warnanya
hijau muda, aestivationya berlekatan. Mahkotanya terdiri atas 5 petala:
bendera, sayap, lunas. Benderanya berwarna ungu, sayapnya ungu tua dan
lunas putih. Petalanya dibagi menjadi 3 bagian ,yaitu:benderanya dibagian
palingluar, ciri dari sayapnya memiliki ujung yang runcing dan lunas yang
berlekatan.
Androecium jumlahnya10. Gynaecium (3,29 0,06)cm dengan posisi
ovarium yang menumpang, untuk ciri pangkal dari ovariumya yaitu berbulu.
4. Ciri morfologi dari penelitian Ganavalia sp.

Terdiri atas 5 sepala pada kelopak p( 0,67 0,01)cm dengan


warna hijau muda, aestivationnya yang berlekatan. Mahkotanya terdiri dari 5
jumlah petala yaitu: bendera, sayap,lunas. Warna mahkotanya putih.
Androecium dengan jumlah 10 (1,81 0,04)cm.
Gynaecium (2,12 0,03)cm, posisi ovariumnya pun menumpang dengan
jumlah carpel 1 dan aetivationnya bebas.
5. Ciri morfologi dari penelitian Sesbania grandiflora
Memiliki kelopak yang terdiri dari 5 sepala dengan ukuran p/1
(0,70 0,03) cm, berwarna hijau muda, aestivation berlekatan, kemudian
memiliki mahkota dengan petala yang jumlahnya 5 dengan ukuran p/1
bendera(1,62 0,03) cm, sayap (4,65 0,11) cm, dan Lunas (2,52 0,02)
cm.
Androecium dengan jumlah 10 (10,01 0,33) cm.
Gynaecium (10,87 0,47) cm, posisi ovariumnya pun menumpang dengan
jumlah carpel 1 dan plasentasi marginal serta aestivatio bebas.
6. Ciri morfologi dari penelitian Erythrina cristagali
Memiliki kelopak yang terdiri dari 5 sepala dengan ukuran p/1
(0,63 0,01) cm, berwarna merah, aestivation berlekatan, kemudian memiliki
mahkota dengan petala yang jumlahnya 5 dengan ukuran p/1 bendera (1,33
0,01) cm, sayap (2,22 0,06) cm, dan Lunas (1,45 0,02) cm yang berwarna
merah marun.
Androecium dengan jumlah 10 (4,60 0,02) cm.
Gynaecium (4,47 0,03) cm, posisi ovariumnya pun menumpang dengan
jumlah carpel 1 dan plasentasi marginal serta aestivatio bebas.
7. Ciri morfologi dari penelitian Clitoria ternatia
Memiliki kelopak yang terdiri dari 5 sepala dengan ukuran p/1
(1,21 0,03) cm, berwarna hijau, aestivation berlekatan, memiliki 2 brachtea
di kanan dan kiri dengan panjang 1cm kali lebar 1 cm, kemudian memiliki
mahkota dengan petala yang jumlahnya 5 dengan ukuran p/1 bendera (1,29
0,03) cm, sayap (2,63 0,09) cm, dan Lunas (2,13 0,06) cm
Androecium dengan jumlah 10 (1,88 0,03) cm.
Gynaecium (2,30 0,06) cm, posisi ovariumnya pun menumpang dengan
jumlah carpel 1 dan plasentasi marginal serta aestivatio bebas.
Dari ketujuh hasil pengamatan yang ada, terdapat adanya perbedaan dan
persamaan pada spesies anggota Lotoidea tersebut, perbedaan yang ada hanya
terdapat pada ukuran, dan warna Erythrina cristagali yang berwarna merah,
sedangkan yang lain berwarna hijau, kemudian semuanya memiliki kelopak
yang terdiri dari 5 sepala, aestivationya berlekatan dan memiliki mahkota
dengan petala yang jumlahnya 5
Hasil Pengamatan Serbuk Sari
Berdasrkan hasil pengamatan dan pengukuran dari ketujuh
anggota Litodeae yang diamati ternyata menunjukkan bahwa adanya

perbedaan dalam ukuran, aperture, dan ornamentasi eksin serbuk sarinya.


Indeks P/E dan Sumbu terpanjang serbuk sari dalam m juga menunjukkan
adanya variasi. Panjang P dan E pada serbuk sari diukur dengan
menggunakan mikrimetri, sehingga diperoleh indeks polar/equatorial. Hasil
rata-rata menunjukkan bahwa Clitoria memiliki ukuran terbesar bila
dibandingkan dengan serbuk sari lainnya. Dapat dikatakan bahwa jenis satu
tumbuhan dengan tumbuhan lain dapat terletak pada ukuran butir pollen.
Terdapat persamaan diantara ketujuh tumbuhan Litodeae yang diamati bahwa
ketuhuh spesies tersebut adalah monad dimana unit serbuk sari ditentukan
dengan menghitung jumlah butir serbuk sari dalam serbuk sari.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa variasi
morfologi floral vegetatif anggota sub-suku Lotoideae yaitu memiliki kelopak
yang berbeda pada ukurannya sedangkan persamaannya berjumlah 5,
aestivationya berlekatan. Perbedaan mahkotanya adalah pada warna dan ukuran
dari masingmasing bagian bunga, sedangkan persamaan mahkotanya terdiri atas 5
petala, yang bentuknya menyerupai kupukupu, Bentuk mahkotanya terbagi 3
yaitu, bendera di bagian teruar merupakan bagian yang terlebar, sayap dengan
ujung runcing dan lunas yang saling berlekatan berbentuk seperti sekoci. Variasi
morfologi floral generatif anggota subsuku Lotoideae yaitu memiliki perbedaan
pada jumlah berkas. Persamaan benangsarinya berjumlah 10, dan tersusun dalam
berkas. Gynaecium perbedaannya adalah pada ukuran dan warna, sedangkan
persamaannya adalah posisi ovarium menumpang, jumlah carpel 1, plasentasi
marginal, Aestivatio bebas. Ciri pada serbuksarinya berbeda dalam ukuran,
aperture dan ornamentasi eksin sedangkan persamaannya adalah pada unit serbuk
sari, simetri dan bentuknya.
DAFTAR PUSTAKA
Salamah, Z. 2014. Variasi Morfologi Floral Anggota Suku Leguminosae
Subsuku Lotideae. Jurnal Bioedukatika. 2(1): 19-24.

Anda mungkin juga menyukai