PEMASARAN
Dasar, Konsep & Strategi
Assauri, Sofjan
Manajemen Pemasaran/Sofjan Assauri -Ed. l,-13.-Jakarta: Rajawali Pers, 2014. x, 450 him., 21
cm Bibliografi: him. 445 ISBN 979-421-115-x
1. Pemasaran
I. Judul
658.8
Hak cipta 1987, pada penulis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh is! buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan
cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerfait
87.0264 RAJ
Prof. Dr. Sofjan Assauri, S.E., M.BA
MANAJEMEN PEMASARAN
KantorPusot:
Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956
rajapers@rajagrafindo.co.id http://www.rajagrafindo.co.id
Perwakilan:
Jakarta-14240 Jl. Pelepah Asri I Blok QJ 2 No. 4, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara, Telp. (021) 4527823.
Bandung-40243 Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurd! Telp. (022) 5206202. Yogyakarta-Pondok Soragan Indah Blok
A-l, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan Bantul, Telp. (0274) 625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan Blok. A No.
9, Telp. (031) 8700819. Palembang-30137, Jl. Kumbang III No. 4459 Rt. 78, Kel. Demang Lebar Daun Telp. (0711)
445062. Pekanbaru-28294, Perum. De'Diandra Land Blok. Cl/01 Jl. Kartama, Marpoyan Damai, Telp. (0761) 65807.
Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3 A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. (061)
7871546. Makassar-90221, Jl. ST. Alauddin Blok A 9/3, Komp. Perum Bumi Permata Hijau, Telp. (0411) 861618.
Banjarmasin-70114, Jl. Ball No. 33 Rt. 9, Telp. (0511) 3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol g. 100/v No. 5b, Denpasar, Bali,
Telp. (0361) 8607995
Kata Pengantar
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB 1 : PENDAHULUAN
1. Pengertian Pemasaran
2
2. Perkembangan Manajemen Pemasaran
3. Ruang Lingkup Manajemen Pemasaran
BAB 2 : PERANAN PEMASARAN DALAM
MASYARAKAT
1. Peranan Pemasaran dalam Memenuhi
Kebutuhan dan Keinginan Manusia 16
2. Peranan Pemasaran dalam Mengalirkan
Produk dari Produsen ke Konsumen 18
3. Keterkaitan antara Pemasaran Dengan
Industrialisasi
38
4. Peranan Pemasaran dalam Kegiatan
Ekonomi
V
1
5
12
15
41
47
47
49
53
59
63
73
73
80
89
97
97
120
143
162
167
167
170
193
197
288
297
297
300
304
315
316
317
322
325
328
331
334
335
336
339
344
353
359
361
361
365
366
372
399
424
428
430
445
449
Bab I
Pendahuluan
Setiap produsen selalu berusaha melalui produk yang
dihasilkannya dapatlah tujuan dan sasaran perusahaannya
tercapai. Produk yang dihasilkannya dapat terjual atau dibeli
oleh konsumen akhir dengan tingkat harga yang memberikan
keunlungan perusahaan jangka panjang. Melalui produk yang
dapat dijualnya, perusahaan dapat menjamin kehidupannya
atau menjaga kestabilan usahanya dan berkembang. Dalam
rangka inilah setiap produsen harus memikirkan kegiatan
pemasaran produknya jauh sebelum produk ini dihasilkan
sampai produk tersebut dlkonsumsikan oleh si konsumen
akhir.
Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan
mengarahkan kegfatan usahanya untuk menghasilkan produk
yang dapat memberikan kepuasan konsumen, sehingga dalam
jangka panjang perusahaan mendapatkan keuntungan yang
diharapkannya. Melalui produk yang dihasilkannya,
perusahaan menciptakan dan membina langganan. Oleh karena
itu, keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh
keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya.
Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan produk yang
dihasilkannya dalam memberikan kepu asan dari sasaran
konsumen yang ditentukannya. Dengan kata lain, usaha-usaha
pemasaran haruslah diarahkan pada konsumen yang ingin dituju
sebagai sasaran pasarnya. Dalam hal ini, maka usaha pemasaran
yang menunjang keberhasilan perusahaan haruslah didasarkan
pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat menentukan
strategi pasar dan strategi pemasaran yang mengarah kepada
(market information). Kesembilan fungsi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga fungsi utama, yaitu fungsi pertukaran
(exchange), fungsi distribusi fisik, dan fungsi penunjang
(facilitating function). Dari pendekatan barang, pemasaran dilihat
dari berbagai kegiatan yang terdapat dalam pemasaran berbagai
jenis barang. Masing-masing jenis barang memerlukan
penanganan dalam pemasaran yang berbeda. Misalnya
penanganan kegiatan pemasaran barang-barang hasil pertanian,
berbeda dengan ba-rang-barang industri atau barang-barang
konsumsi, demikian pula sebaliknya.
Perkembangan terakhir, pemasaran dilihat dari penerapan
ilmu manajemen, yang mencakup proses pengambilan keputusan
yang didasarkan atas konsep pemasaran dan proses manajemen
yang mencakup analisa, perencanaan, pelaksanaan kebijakan,
strategi dan taktik, dan pengendalian. Dengan pendekatan manajerial inilah, mulai dikenalnya Manajemen Pemasaran, yang tidak
terlepas dari pembahasan manajemen secara umum, di mana
terdapat fungsi-fungsi manajemen atau proses manajemen. Dalam
hal inilah mulai dikembangkannya konsep pemasaran dalam
falsafah dan sistem pemasaran dengan intinya adalah Strategi
Pemasaran Terpadu (Marketing Mix Strategy). Pembahasan yang
akan diuraikan dalam bab-bab selanjutnya dari buku ini, terutama didasarkan pada pendekatan manajerial.
3.
Bab 2
Peranan Pemasaran dalam Masyarakat
'
Pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam
masyarakat karena pemasaran menyangkut berbagai aspek
kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan sosial. Karena kegiatan
pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari
produsen ke konsumen, maka pemasaran menciptakan lapangan
kerja yang penting bagi masyarakat. Dengan demikian pemasaran
merupakan sektor yang penting dalam pendapatan masyarakat.
disamping itu, perlu disadari bahwa sebagian besar pengeluaran
uang masyarakat konsumen mengalir ke kegiatan pemasaran.
Beberapa ahli yang telah melakukan penelitian berkesimpulan,
hanpir sekitar 50 persen pengeluaran uang masyarakat konsumen
di Amerika Serikat adalah untuk biaya-biaya pemasaran,
termasuk biaya distribusi, biaya promosi, biaya penelitian pasar,
biaya pelayanan, dan biaya pengembangan produk.
Pentingnya pemasaran dalam masyarakat, tercermin pula
pada setiap kehidupan dalam masyarakat yang tidak terlepas dari
kegiatan pemasaran yang ada. Media advertensi yang digunakan
untuk mempresentasikan produk, toko tempat kita bwbelanja dan
banyak lagi, merupakan kegiatan pemasaran. Selain itu
pemasaran selalu mendorong untuk dilakukannya penelitian dan
inovasi, sehingga menimbulkan terdapatnya pro-duk-produk
baru. Hal ini karena pemasaran selalu berusaha menggugah dan
menarik para konsumen, kegiatan mana mem-butuhkan tenaga
kerja yang cukup banyak.
PERANAN
PEMASARAN
DALAM
MENGALIRKAN
PRODUK DARI PRODUSEN KE KONSUMEN
1.
2.
3.
2.2 Penjualan
Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap
atau suplemen dari pembelian, untuk memungkinkan
terjadinya transaksi. Jadi kegiatan pembelian dan penjualan
merupakan satu kesatuan untuk dapat terlaksananya transfer
hak atau transaksi. Oleh karena itu, kegiatan penjualan seperti
halnya kegiatan pembelian, terdiri dari serangkaian kegiatan
yang meliputi penciptaan permintaan (demand), menemukan si
pembeli, negosiasi harga, dan syarat-syarat pembayaran.
Dalam hal penjualan ini, si penjual harus menentukan
kebijaksanaan dan prosedur yang akan diikuti untuk
memungkinkan dilaksanakannya rencana penjualan yang telah
ditetapkan.
Penciptaan permintaan akan produk merupakan usaha
penjualan yang harus dilakukan pertama-tama, baik melalui
advertensi maupun melalui kegiatan tenaga penjual (personal
salesmanship). Usaha seperti ini dilakukan untuk menciptakan
permintaan dari produk yang ditawarkan. Telah banyak biaya
advertensi yang dikeluarkan untuk suatu barang melalui perusahaan advertensi. Perusahaan itu melakukan advertensi atau
iklan melalui media yang sering digunakan, seperti surat kabar,
majalah, radio, dan papan reklame. Kemungkinan kegiatan
penciptaan permintaan dilakukan melalui sponsor atau para
tenaga penjual yang mencoba menggugah atau merayu para
calon pembeli untuk membeli produknya. Usaha penciptaan
permintaan membutuhkan biaya yang cukup besar pada akhirakhir ini, yang diakibatkan oleh perkembangan taraf hidup
masyarakat dan kebudayaannya. Hal ini karena usaha penciptaan permintaan sangat dibutuhkan untuk pengenalan produkproduk baru dan menstimulasi keinginan konsumen untuk
produk-produk yang telah ada.
dibicarakan agar dapat disetujui oleh kedua belah pihak dan agar
dapat terjadi pelaksanaan penjualan.
Disamping apa yang telah diutarakan di atas, dalam
kegiatan penjualan perlu diperhatikan kebijakan penjualan.
Sebenarnya dalam pembahasannya, kebijakan penjualan
sekaligus menyang-kut kebijakan pembelian. Suatu kebijakan
(policy) merupakan pedoman yang disusun untuk menjamin
tindakan-tindakan yang uniform dalam kondisi dan keadaan yang
sama. Seorang produsen harus memutuskan apakah produk yang
dihasilkannya dijual langsung kepada pengecer dan tidak melalui
pedagang besar; ini merupakan kebijakan penjualan. Demikian
pula pedagang pengecer memutuskan apakah faktur atau rekening
dan barang-barang yang dijual tersebut dapat langsung
dikirimkan ke tempat pembeli, sebagai usaha untuk
meningkatkan pelayanan (service) dan menciptakan permintaan;
ini pun merupakan kebijakan penjualan. Jadi baik pembeli
maupun penjual harus menetapkan berbagai kebijakan yang
merupakan aspek penting di dalam transaksi penjualan. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan adanya kebijakan yang sederhana,
tetapi konsisten, sehingga dapat memudahkan pengambilan
keputusan dalam operasionalnya.
2.3. Pengangkutan
Di dalam transaksi pembelian dan penjualan terdapat kegiatan pemindahan barang. Seperti diketahui, dalam transaksi
terjadi perpindahan hak milik yang menimbulkan perpindahan
lokasi barang, yang merupakan fungsi pengangkutan. Oleh karena itu, dalam seluruh kegiatan atau proses pemasaran terdapat
kegiatan atau fungsi pengangkutan. Sebagai contoh dapat dilihat
kembali ilustrasi yang telah diberikan sebelumnya tentang
2.4. Pergudangan
Jasa pergudangan dibutuhkan untuk menciptakan dayaguna (kegunaan) karena waktu. Kegunaan ini timbul karena
waktu dibutuhkannya suatu produk tidak sama dengan waktu
diproduksinya, atau jumlah yang dibutuhkan pada suatu saat tidak
sama dengan jumlah yang dihasilkan pada saat tersebut. Karena
perbedaan periode waktu tersebut, maka dibutuhkan proses
pemasaran dengan beberapa fungsi terutama pergudangan.
Sebagai contoh barang yang diproduksi secara musiman seperti
hasil pertanian, membutuhkan fungsi pergudangan untuk
menghadapi permintaan yang tetap setiap waktu. Pada musim
panen harga barang hasil pertanian itu sangat rendah, sedangkan
pada musim paceklik jauh lebih tinggi. Dalam hal ini fungsi
pergudangan dapat pula untuk menstabilkan harga, karena pada
saat panen, barang tersebut dapat disimpan untuk kemudian dijual pada musim paceklik.
Bagi beberapa jenis barang, fungsi pergudangan
dibutuhkan bukan untuk menghadapi permintaan yang reguler
atau teratur, dengan produksi musiman, tetapi untuk menghadapi
pengang-kutan musiman. Sebagai contoh adalah kopra dan
barang-barang hasil dari Sulawesi Utara yang akan diangkut dari
Menado dan Bitung, pengangkutannya dipengaruhi oleh musim.
Sedangkan bagi barang-barang hasil produksi pabrik, peranan
fungsi pergudangan sangat penting untuk produk-produk yang
permintaan-nya tidak teratur atau reguler seperti payung, obatobatan, dan sebagainya.
Sejumlah gudang dibutuhkan untuk melindungi kemungkinan terjadinya kelambatan dalam penyerahan barang, untuk
memenuhi perubahan atau lonjakan permintaan, dan untuk
memungkinkan pengangkutan barang dilakukan dalam jumlah
yang ekonomis. Sebagai contoh, salah satu fungsi yang penting
Standar Barang
Untuk barang-barang tertentu yang menyangkut
kepenting-an masyarakat banyak, baik konsumen maupun
produsen dan pedagang, standar barang tersebut ditentukan atau
ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagai contoh, produk hasil
pertanian, seperti karet dengan standard SIR (Standard
Indonesian Rubber), yaitu SIR-5L, SIR-5, SIR-10, SIR-50 dan
SIR-50. Penentuan suatu barang termasuk ke dalam suatu standar
tertentu didasarkan atas pertimbangan syarat-syarat tertentu baik
komposisi yang terkan-dung, prosentase kerusakan, dan
komposisi lain, seperti kandung-an bahan impor. Sebagai
kelanjutan contoh di atas, kelima macam mutu Standard
Indonesian Rubber (SIR) mempunyai spesifikasi teknis secara
rinci, seperti dapat dilihat pada label 2.1.
Seperti halnya karet, barang hasil pertanian lain, hasil
perikan-an dan hasil-hasil perindustrian atau pabrik pengolahan,
seperti tekstil, sepatu dan tepung tapioka, juga mempunyai
standar tertentu. Barang-barang tersebut diklasifikasikan dalam
standarnya,
TABEL2.1.
Skema Standar Indonesian Rubber (SIR) Dengan Spesifikasi Teknisnya
Syarat-syarat
Teknis
0,05
0,05
0,10
0,20
0,50
0,05
0,50
0,75
1,00
1,50
% 1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Kadar zat
maksimal
Plasticity
(PRI):
menguap,
Retention
Index
60
60
50
40
30
70
70
60
50
40
Po minimal
30
30
30
30
30
maksimal
Grading
Baik bahan baku untuk diolah dalam industri pengolahan,
maupun barang yang langsung dapat dikonsumsi oleh konsumen
akhir, dilakukan proses pemilihan nyata atau sortasi yang dikenal
dengan grading. Pelaksanaan fungsi ini terdapat untuk karet,
minyak kelapa sawit, obat-obatan, tekstil, dan sebagainya.
Kegiatan ini dilakukan di toko-toko pengecer untuk barang yang
diperdagangkan seperti telor, roti, jeruk, dan beras yang dapat
dipilih langsung oleh calon pembeli dengan tangan atau peralatan
sederhana. Sedangkan untuk produk tertentu, oleh penyalurpenyalur besar atau pengusaha/produsen besar, pelaksanaan
kegiatan itu dilakukan dengan peralatan masinal yang lebih
penawaran atas produk tertentu. Demikian pula dengan barang
yang mengikuti mode (fashion) terdapat perubahan yang cepat
dari waktu ke waktu, sehingga barang tersebut yang masih
terdapat dalam saluran pemasaran, kemungkinan sebelum dapat
terjual harganya turun, karena modenya telah berubah. Barangbarang segar seperti buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, dan
makanan se-gar lainnya mempunyai risiko akan kerusakan atau
3.
4.
Bab 3
Peranan Pemasaran Bagi Perusahaan
Pemasaran memainkan peranan yang penting dalam dunia
usaha. Seperti telah diutarakan dalam bab sebelumnya,
pemasaran berhubungan dengan kegiatan untuk memperkirakan
atau mengantisipasi kebutuhan dan berkaitan dengan kegiatan
mengalirnya produk berupa barang dan jasa dari produsen ke
konsumen. Dari uraian ini terlihat pemasaran dibatasi dari
pandangan mikro, dengan menekankan sebagai serangkaian
kegiatan usaha yang dijalankan oleh setiap perusahaan.
Umumnya setiap perusahaan dapat berhasil memproduksi
barang atau jasanya apabila perusahaan tersebut melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dalam hal ini penekanan pembahasan adalah pada pemasaran mikro dengan orientasi pada konsumen atau
langganan dan organisasi yang memberikan pelayanan kepada
mereka.
1. PEMASARAN MIKRO
Dengan pemasaran mikro dimaksudkan sebagai rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
dengan memperkirakan atau mengantisipasi kebutuhan konsumen yang dilayani atau langganan dan melaksanakan arus
mengalirnya barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan tersebut
dari produsen ke konsujnen atau langganan. Kegiatan pemasaran,
dalam sudut pandang ini haruslah dimulai dari sudut konsu-men
atau langganan, bukan dari sudut produksi. Dengan bertitik-tolak
pada langganan, yang terdiri dari konsumen perorangan,
perusahaan, pemerintah dan lembaga sosial lainnya, perusahaan
dapat mengarahkan kegiatan produksi yang dilakukannya untuk
keberhasilan pemasaran perusahaannya. Langganan akan bersedia
membayar barang dan jasa yang dia terima, dan akan terus
membeli barang dan jasa tersebut apabila dapat memenuhi
kebutuhan dan memuaskan keinginannya.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bab 4
Konsep Pemasaran
Perkembangan pendekatan dalam manajemen
pemasaran dilandasi oleh konsep yang merupakan
dasar dari pimpinan per-usahaan atau organisasi
lainnya dalam menjalankan kebijakan dan strategi
pemasaran yang akan dilakukannya. Hal ini karena
manajemen pemasaran merupakan usaha-usaha
yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
pada
pasar
yang
dituju
(sasaran).
Dalam
pelaksanaannya sering terjadi pertentangan kepentingan. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran harus
dijalankan atas dasar falsafah pemikiran dari
pemasaran yang bertanggung jawab. Dalam
pembahasan ini, pertama-tama akan diuraikan tentang falsafah manajemen pemasaran. Kemudian akan
dilanjutkan tentang uraian konsep pemasaran dan
diakhiri tentang uraian lingkungan pemasaran.
1. FALSAFAH MANAJEMEN PEMASARAN
Dari perkembangan falsafah pemikiran tentang
pemasaran terdapat lima konsep yang mendasari
pendekatan yang terdapat dalam manajemen
pemasaran. Falsafah pimpinan inilah yang melandasi
dan mengarahkan usaha-usaha pemasaran, yang
akan terkait dengan kepentingan perusahaan atau
organisasi,
konsumen
atau
langganan,
dan
masyarakat. Oleh karena itu, kelima falsafah
manajemen pemasaran inilah yang biasa digunakan
oleh berbagai perusahaan/organisasi. Kelima konsep
yang terdapat dalam falsafah pemikiran manajemen
tersebut adalah, Konsep Produksi, Konsep Produk,
mernerlukanan
perubahan
organisasi/perusahaan.
perspektif
pimpinan
c.
dianggap paling mampu memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka.
tugas organisasi perusahaan adalah melakukan riset dan
menentukan pasar yang menjadi sasarannya serta mengembangkan penawaran dan program pemasaran secara efektif
sebagai kunci untuk menarik pembeli dan mempertahankannya sebagai langganan.
Semua langkah yang dilakukan perusahaan yang berorientasi konsumen di atas harus dilandasi dengan usaha untuk
melakukan penelitian/riset konsumen. Tujuan riset konsumen ini
adalah untuk mengukur, mengevaluasi, menafsirkan kehendak
dan keinginan serta sikap dan tingkah laku kelompok konsumen
yang dituju dan yang akan dilayani. Riset ini sangat dibutuhkan
oleh perusahaan dalam usaha untuk menentukan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang dituju
secara tepat, sehingga perusahaan dapat berhasil dalam memasarkan produk yang dihasilkannya. Di samping itu, dari riset ini
akan diketahui cara-cara pemasaran yang tepat sesuai dengan
sikap dan perilaku kelompok konsumen atau segment pasar.
Konsep pemasaran merupakan alat untuk mencapai tujuan
atau sasaran perusahaan. Oleh karena itu, orientasi perusahaan
dalam usaha untuk memuaskan konsumen dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan seperti tingkat laba/keuntungan, pertumbuhan, dan peningkatan share pasar. Demi
keberhasilan perusahaan, para pimpinan perusahaan (terutama di
Indonesia) hendaknya mulai mengubah orientasi atau pandangannya, yaitu dengan mulai menjalankan konsep pemasaran
dalam perusahaannya. Dengan menjalankan konsep pemasaran
secara tepat dalam menjalankan kegiatan usaha perusahaan, maka
hal ini akan banyak membantu memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi (perusahaan di Indonesia) dewasa ini.
3. KEBUTUHAN
DAN
KEINGINAN
LANGGANAN/KONSUMEN
Kebutuhan dan keinginan langganan/konsumen sangat penting diketahui oleh suatu perusahaan yang menerapkan konsep
pemasaran. Untuk keberhasilan perusahaan, semua kegiatan
pemasaran yang dilakukan harus diarahkan untuk memberikan
kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan langganan/
konsumen, sebagai sasaran pemasaran. Seperti diketahui, kebutuhan dan keinginan langganan/konsumen mempunyai keanekaragaman serta mempunyai banyak tingkatan pula. Oleh karena
itu, di dalam melaksanakan konsep pemasaran, perusahaan yang
2. Informasi yang dipunyai seseorang akan menimbulkan perbedaan atas keinginan yang akan dipenuhinya. Di samping
itu, sumber informasi yang berbeda akan memberikan hasil
informasi yang berbeda. Informasi dari tangan kedua atau
ketiga mungkin menimbulkan perbedaan/penyimpangan atas
informasi dari tangan pertama, sehingga dapat menyebabkan
adanya perbedaan keinginan yang timbul dari si penerima
informasinya.
3. Perbedaan persepsi, menimbulkan perbedaan dalam menginterpretasikan atau menilai informasi yang dipunyainya.
Keadaan ini mengakibatkan keinginan seseorang berbeda
dengan yang lainnya.
4. Pengalaman atas produk yang sama pada masa lalu dapat
memberikan kepuasannya atau tidak. Jika konsumen/langganan merasakan adanya kepuasan atas produk yang dibeli/
dikonsumsi pada masa sebelumnya, maka dapat diperkirakan ia akan mempertahankan keinginannya terhadap produk
tersebut.
Dengan adanya penyebab terjadinya perbedaan keinginan,
maka kepuasan bagi keinginan konsumen/langganan industri atau
organisasi sangat sulit dicapai karena orang-orang yang terdapat
dalam tirn/kelompok pembelian suatu barang berbeda-beda.
Pandangan orang di bidang keuangan berbeda dengan di bidang
teknik produksi/operasi. Di samping itu juga usaha untuk
mempertahankan kepuasan dari keinginan kelompok/tim membutuhkan suatu penelitian atau pertimbangan yang terus-menerus.
Pemasaran barang-barang industri yang dilakukan hams
mempertimbangkan dua hal pokok yang diinginkan oleh konsumen/langganan. Pertama adalah tingkat pelayanan prapenjualan
yaitu penyerahan produk, cara pengoperasian produk, asistensi
dalam pengoperasian dan pelayanan lain sebelum atau pada saat
transaksi penjualan. Kedua atau terakhir adalah tingkat pelayanan
purna (setelah) penjualan, yaitu jasa perbaikan dan perawatan,
jaminan suku cadang, dan pelayanan lain yang dibutuhkan setelah
transaksi penjualan. Karena persaingan yang semakin ketat dalam
Bab 5
Sasaran Pasar
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh setiap perusahaan
didasarkan pada strategi pemasaran yang ditetapkan untuk mencapai sasaran pasar yang dituju. Keberhasilan suatu perusahaan
dalam memasarkan produknya ditentukan oleh ketepatan strategi
pemasaran yang ditetapkan dengan situasi dan kondisi dari sasaran pasar yang dituju. Oleh karena itu, pasar produk perusahaan
perlu dikaji, sehingga dapat ditentukan sasaran yang tepat.
Dalam mempelajari pasar produk perusahaan, perlu ditinjau
jenis pasar produk perusahaan, motif dan perilaku pembeli
produk di pasar, segmen pasar yang terdapat dan penentuan
sasaran pa-sar perusahaan. Pembahasan dalam bab ini akan
mencakup pengertian dan jenis pasar, motif, perilaku dan
kebiasaan pembeli di pasar, cara penentuan segmentasi pasar dan
penetapan sasaran pasar.
1. PASAR DAN JENIS PASAR
Apabila kita berbicara mengenai pasar, maka dalam pengertian ini terkait istilah-istilah konsumen/pembeli atau permintaan
dan produsen/penjualan atau penawaran, serta produk berupa barang atau jasa yang dipasarkan. Dengan keterkaitan ini, ada ahli
yang menyatakan pasar adalah hubungan atau pertemuan
antara konsumen atau pembeli dengan produsen atau penjual
dari suatu produk tertentu. Di samping itu, ada pula yang
menyatakan pasar merupakan pertemuan atau hubungan antara
permintaan dan penawaran. Ada juga yang menyatakan pasar
merupakan seluruh pembeli atau konsumen potensial. Sesuai
dengan pengertian terakhir Philip Kotler, menyatakan bahwa
suatu pasar terdiri dari seluruh konsumen/langganan potensial
yang mempunyai kebu-tuhan dan keinginan tertentu yang
ingin dan mampu dipenuhi dengan pertukaran, sehingga dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. 1
1.1. Pasar
Pada mulanya istilah pasar dikaitkan dengan pengertian
tempat pembeli dan penjual bersama-sama melakukan
pertukaran. Kemudian istilah pasar ini dikaitkan dengan
pengertian ekono-mi yang mewujudkan pertemuan antara
pembeli dan penjual. Pengertian ini berkembang menjadi
pertemuan atau hubungan antara permintaan dan penawaran.
Secara teoretis dalam ekono-mi, pasar menggambarkan semua
pembeli dan penjual yang terlibat dalam transaksi aktual atau
potensial terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Transaksi
potensial ini dapat terlaksana, apabila kondisi berikut ini
terpenuhi, yaitu:
1. Terdapat paling sedikit dua pihak.
2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin
dapat berharga bagi pihak lain.
3. Masing-masing pihak mampu untuk berkomunikasi
dan menyalurkan keinginannya.
4. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau
menolak penawaran dari pihak lain.
Yang perlu diperhatikan dalam pengertian pasar
terkandung penekanan perhatian terhadap individu maupun
kelompok orang atau organisasi yang memiliki dua sifat
penting, yaitu pertama adanya minat atau interest dan kedua
daya beli atau purchasing power untuk produk berupa barang
atau jasa tertentu.
Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa pasar
merupakan arena pertukaran potensial baik dalam bentuk fisik
sebagai tempat berkumpul atau bertemunya para penjual dan
pembeli, maupun yang tidak berbentuk fisik, yang
memungkinkan terlak-sananya pertukaran, karena dipenuhinya
persyaratan pertukaran, yaitu minat dan citra serta daya beli.
Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian pasar, yaitu besarnya pasar (market size) suatu
masyarakat yang tinggi belum dapat digunakan sebagai pegangan, karena apabila jumlah populasinya besar, maka pendapatan
per kapita masyarakat itu rendah. Oleh karena itu, dalam pengukuran besarnya pasar atau permintaan barang konsumsi perlu
diperhatikan tingkat pendapatan per kapita masyarakat itu. Di
samping itu juga di dalam melihat pengaruh tingkat pendapatan
masyarakat terhadap besarnya pasar barang konsumsi perlu pula
diperhatikan distribusi pendapatan masyarakat pada masingmasing daerah provinsi, baik secara total maupun per kapita.
Tingkat pendapatan masyarakat pada suatu daerah provinsi
berbeda dengan tingkat pendapatan masyarakat pada daerah
provinsi lainnya. Dengan demikian, hal ini akan mempengaruhi
besarnya potensi pasar barang konsumsi, yang berbeda antara
satu daerah provinsi dengan daerah provinsi lainnya.
Selain faktor tingkat pendapatan masyarakat secara total
maupun per kapita dan distribusi pendapatan masyarakat pada
masing-masing daerah provinsi, maka dalam memperhitungkan
besarnya potensi pasar barang konsumsi perlu pula diperhatikan
distribusi pendapatan masyarakat menurut bidang pekerjaan atau
profesi, distribusi pendapatan masyarakat menurut sektor,
distribusi pendapatan masyarakat menurut tingkat pendapatan
tinggi, menengah dan rendah, serta besarnya pendapatan masyarakat per rumah tangga.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga: Penentuan
besarnya pasar bagi barang konsumsi tertentu dipengaruhi pula
oleh tingkat pengeluaran konsumsi rumah tangga. Dalam
masyarakat yang berpendapatan tinggi, tingkat pengeluaran
konsumsi rumah tangga dalam persentase terhadap total
pendapatannya relatif rendah, apabila dibandingkan dengan
masyarakat yang berpendapatan rendah. Hal ini disebabkan
karena masyarakat yang berpendapatan tinggi, kebutuhan untuk
pengeluaran konsumsi-nya relatif kecil terhadap total
pendapatannya, sehingga kecen-derungan marginal untuk
konsumsi (Marginal Propensity to Con-sume)-nya rendah,
sebaliknya kecenderungan marginal untuk menyimpan (Marginal
b) Restoran,
c) Bioskop,
d) Perusahaan Binatu.
7) Lembaga Sosial Masyarakat dan Swasta, terdiri dari:
a) Rumah Sakit,
b) Lembaga Pendidikan/Sekolah,
c) Masjid, Gereja, dan Lembaga Peribadatan lainnya,
d) Perkumpulan Olahraga, Sosial, dan lainnya.
8) Lembaga Komersial, terdiri dari:
a) Toko Pengecer,
b) Bank,
c) Gedung Perkantoran,
d) Pergudangan.
9) Lembaga Pemerintah, terdiri dari:
a) Pemerintah Pusat,
b) Lembaga Tinggi dan Lembaga Tertinggi Negara,
c) Pemerintah Daerah Tingkat I dan II,
d) Kantor Kecamatan dan Kelurahan.
Perkembangan pasar barang industri sangat dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat dan pertumbuhan pembangunan
negara, yang akan mempunyai dampak seluruh lingkup di pasar
barang industri.
Motif pembelian yang bersifat motif sosial psikologis dikembangkan oleh Freud, Vebleu, dan Pavlo. Freud menyatakan,
umumnya calon pembeli mempunyai instinct atau keinginan yang
tidak dapat dikeluarkannya, yang biasanya dimasukkan ke dalam
daerah di bawah sadar (unconsiousness level). Dengan dasar ini
biasanya calon pembeli baru akan membeli suatu produk, apabila
kepadanya disodorkan atau dijajakan produk yang akan dijual.
Oleh sebab itu, dalam kegiatan pemasaran dibutuhkan kegiatan
untuk mengubah dan menarik orang-orang di bawah tidak sadar
itu dengan kegiatan yang berupa kegiatan promosi Vebleu menyatakan bahwa dalam proses pembelian terdapat pengaruh lingkungan atau kelompok orang yang terdekat. Pembelian biasanya
baru akan dilakukan apabila ada referensi dari kelompok orang
yang terdekat. Sedangkan Pavlo berpendapat bahwa umumnya
orang selalu berada dalam proses belajar, yaitu proses asosiasi.
Biasanya asosiasi terhadap apa yang dipelajari sangat kuat sekali,
sehingga menimbulkan rangsangan untuk berbuat, yang dalam
hal ini tercermin dalam terjadinya transaksi atau penjualan.
Motif pembelian terhadap produk yang sifatnya rasional (rational product motives) adalah pembelian yang dilakukan dengan
pertimbangan yang rasional, misalnya karena barang tersebut lebih murah, tahan lama, bermutu baik, dan dapat dipercaya. Motif
pembelian terhadap tempat atau penyalur yang menjual produk
yang sifatnya rasional adalah pembelian yang dilakukan pada
suatu tempat atau penyalur, karena tempat atau penyalur tersebut
harganya relatif murah misalnya, atau karena pelayanannya baik
dan lokasinya tepat. Motif pembelian terhadap produk yang sifatnya emosional adalah sesuatu yang mendorong orang untuk
membeli produk tanpa pertimbangan dan alasan rasional. Pembelian dilakukan dengan maksud mengikuti orang lain atau agar ia
1.
2.
4.
5.
6.
Kolak
Rekaman
(Pemikiran) Pembeli
Janggapan
Pembeli
Sifat-sifat/ Proses
Ciri-ciri
Keputusa
n Pembeli
Pilihan
Produk
Pilihan
Merek
Pilihan Penyalur
Waktu Pembelian
Jumlah Pembelian
Pemasaran Lainnya
Produk.
Harga.
Penyaluran.
Promosi.
Ekonomi.
Teknologi
Politik.
Budaya.
Faktor organisasi yang mempengaruhi pembeli barangbarang industri adalah tujuan, kebijakan (policies),
prosedur, dan struktur organisasi serta sistem yang terdapat
dalam organisa-sinya.
Faktor antarpribadi yang mempengaruhi pembeli
barang-barang industri terdiri dari perbedaan status,
kewenangan (authority), pertentangan, dan persesuaian.
Sedangkan faktor perorangan yang mempengaruhi pembeli
barang-barang industri meliputi tingkat umur, pendapatan,
pendidikan, pekerjaan (profesi)-nya, kepribadian, dan
sikapnya terhadap risiko.
Demikian banyaknya faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen atau pembeli, sehingga terdapat
perbedaan antara pembeli yang satu dengan pembeli yang
lainnya. Namun adanya perbedaan perilaku ini tidak berarti
bahwa pembeli atau konsumen itu tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok konsumen dengan
perilaku yang sama. Pengelompokan konsumen dengan
perilaku yang sama atau homogen, disebut segmentasi
pasar, yang sangat dibutuhkan di dalam pencapaian sasaran
pasar.
Evaluasi
Perilaku
Keputusa
n untuk
Membeli
Perasaan
/ Perilaku
Setelah
Pembelia
n
Dilakuka
n
SEGMENTASI PASAR
Para pembeli umumnya berbeda antara satu dengan
lainnya di pasar, baik dalam motif dan perilaku maupun
dalam kebia-saan pembeliannya, yang semuanya
menunjukkan ciri atau sifat pembeli/konsumen tersebut.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa pasar suatu produk tidak
homogen, tetapi heterogen pada ke-nyataannya. Dengan
dasar ini, maka amatlah sulit bagi suatu perusahaan untuk
melayani seluruh pasar yang ada, sehir.gga dapat
memberikan kepuasan konsumen yang berbeda-beda ciri
atau sifatnya.
Dalam rangka memberikan kepuasan konsumen, sesuai
dengan apa yang terdapat dalam konsep pemasaran,
perusahaan perlu melakukan usaha pembinaan langganan,
melalui penga-rahan tindakan strategi pemasaran yang tepat
sesuai dengan ciri atau sifat para pembeli/konsumen
tersebut. Untuk dapat mem-bina langganan atau pasarnya,
maka perusahaan perlu memberikan pelayanan sesuai
dengan kemampuannya, sehingga terarah kepada pasar
sasaran (target market) yang dituju. Dalam rangka ini
b)
2.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
atau produk baru, dan segmen pasar yang lambatlaun dapat dipengaruhi perubahan tersebut dan
segmen pasar yang tidak menyenanginya atau lambat
berubah.
d) Orang-orang
atau masyarakat yang selalu
mengharapkan hasil yang sangat baik (high achiever)
dan yang biasa-biasa saja (low achiever). Dengan
dasar ini dapat ditetapkan segmen pasar masyarakat
yang menyenangi produk yang ber-mutu tinggi dan
segmen pasar yang menyenangi produk yang biasa
saja mutunya.
e) Orang atau kelompok orang yang menentukan dalam
masyarakat deader), sedangkan yang lainnya hanya
pengikut saja (follower). Biasanya yang menentukan
keberhasilan pemasaran dapat mendekati segmen
pasar pemimpin (leader) dalam masyarakat tersebut.
Orang-orang atau masyarakat yang selalu bertindak
secara ekonomis saja dan masyarakat yang senang
melakukan tawar-menawar (bargain), serta anggota
masyarakat yang selalu mengejar prestise. Segmen pasar
yang bertindak ekonomi menekankan harga produk yang
dibelinya murah, dan segmen pasar yang tawar-menawar
(bargain) selalu menawar harga produk yang dipasarkan,
walaupun telah ditetapkan rendah/murah, sedangkan
segmen pasar yang mengejar prestise mencari produkproduk yang eksklusif.
2.
3.
4.
SASARAN PASAR
Seperti telah diutarakan, untuk kebutuhan penetapan sasaran pasar, perusahaan terlebih dahulu perlu melakukan
seg-mentasi pasar, dengan melakukan pengidentifikasian
kelompok-kelompok konsumen berdasarkan sifat atau
cirinya, terutama dikaitkan dengan keinginan dan kebutuhan
dalam pembelian yang mereka lakukan. Segmentasi pasar
dimaksudkan untuk mengkaji dan mencari kesempatan
segmen pasar yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan
mengkaji kesempatan tersebut, perusahaan kemudian
menilai berbagai segmen pasar yang ada, dan memutuskan
berapa banyak dari segmen pasar tersebut yang akan
dilayani. Oleh karena itu, kegiatan berikut yang penting
setelah segmentasi pasar adalah pengambilan keputusan
tentang segmen pasar mana yang akan dilayani, segmen
mana disebut sasaran pasar.
Langkah yang dilakukan dalam penentuan sasaran
pasar adalah pertama-tama menilai laba potensial dari
berbagai segmen pasar Dalam rangka ini perusahaan harus
dapat memperki-rakan besarnya penjualan yang dapat
dicapai dan biaya yang timbul dalam pemasaran produk
tersebut untuk segmen pasar itu. Langkah kedua adalah
menganalisis lebih mendalam tentang kesempatan yang
dapat diperoleh perusahaan di dalam segmen pasar itu, serta
kemampuan perusahaan dalam melayaninya. Langkah
berikutnya adalah mengkaji kemungkinan berhasilnya
perusahaan menguasai dan mencapai sasaran pasar dari segmen-segmen tersebut, melalui penilaian strategi pemasaran
Bab 6
Strategi Pemasaran
Dewasa ini pimpinan dan tenaga pemasaran sangat
mene-kankan pentingnya peranan strategi pemasaran
dalam suatu perusahaan. Selain merincikan strategi dalam
setiap rencananya, mereka mengadakan penalaran yang
lebih mantap dalam mene-tapkan pilihannya terhadap
suatu strategi tertentu. Di dalam menetapkan strategi
pemasaran yang akan dijalankan, suatu perusahaan harus
melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai kedudukan
atau posisi perusahaan di pasar.
STRATEGI PEMASARAN DAN TUJUAN
PERUSAHAAN
Perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap
hidup dan berkembang; tujuan tersebut hanya dapat
dicapai
melalui
usaha
mempertahankan
dan
meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan.
Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila perusahaan
dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya,
melalui usaha menCari dan membina langganan, serta
usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai
apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi
yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau
peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau
kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan
sekaligus diting-katkan.
1.
2.
tujuan
pengembangan
produk,
tujuan
distribusi/penyaluran, tujuan promosi, dan tujuan
penjualan. Tujuan dan sasaran penjualan secara keseluruhan dituangkan dalam tujuan tiap-tiap unit penjualan
perusahaan yang tercermin dalam besarnya target
penjualan
per
daerah,
per
pramuniaga
(salesman/salesgirl), dan per produk.
Untuk mencapai tujuan pemasaran, perlu ditentukan
strategi pemasaran yang akan digunakan. Hal ini berarti
bahwa strategi pemasaran yang disusun harus
mempertimbangkan situasi dan kondisi pasar khususnya
dan lingkungan umumnya, sehingga dapat lebih realistis
dan efektif dalam mencapai sasaran yang diharapkan.
Tahap keenam dari proses pemasaran adalah
menerapkan atau melaksanakan rencana pemasaran yang
telah disusun dan mengendalikannya. Penerapan atau
pelaksanaan rencana harus mempertimbangkan situasi
dan kondisi pada saat itu, sehingga perlu lebih
mempunyai taktik yang dijalankan, dan untuk
keberhasilannya taktik yang dijalankan dapat berbeda
antara satu saat/waktu dengan saat/waktu lainnya, serta
dapat berbeda pula antara satu daerah/wilayah dengan
daerah/wilayah pemasaran lainnya.
b)
sehingga dapat lebih ekonomis. Sebaliknya, kelemahannya adalah apabila banyak perusahaan lain juga
menja-lankan strategi pemasaran yang sama, maka akan
terjadi persaingan yang tajam untuk menguasai pasar
tersebut (hyper competition), dan mengabaikan segmen
pasar yang kecil lainnya. Akibatnya, strategi ini-dapat
menyebabkan kurang menguntungkannya usaha-usaha
pemasaran perusahaan, karena banyak dan makin
tajamnya persaingan.
Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar
(Differentiated Marketing). Dengan strategi ini,
perusahaan hanya melayani kebutuhan beberapa
kelompok konsumen ter-tentu dengan jenis produk
tertentu pula. Jadi, perusahaan atau produsen
menghasilkan dan memasarkan produk yang berbedabeda untuk tiap segmen pasar. Dengan kata lain,
perusahaan atau produsen menawarkan berbagai variasi
produk dan product mix yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen atau pembeli
yang berbeda-beda, dengan program pemasaran yang
ter-sendiri diharapkan dapat dicapai tingkat penjualan
yang tertinggi dalam masing-masing segmen pasar
tersebut. Perusahaan yang menggunakan strategi ini
bertujuan untuk mempertebal kepercayaan kelompok
konsumen tertentu terhadap produk yang dihasilkan dan
dipasarkan, sehingga pembeliannya akan dilakukan
berulang kali. Dengan demi-kian, diharapkan penjualan
perusahaan akan lebih tinggi dan kedudukan produk
c)
Rencana
Strategis
5)
6)
7)
8)
Sinergi:
2.
3.
4.
Konsep Produk
Pembahasan pengertian dan lingkup yang terkandung
dari suatu produk, dimulai dengan konsep tentang produk
tersebut. Dalam konsep produk perlu dipahami tentang
wujud (tangible) dari produk, disamping extended product
dan generic product. Dengan wujud produk dimaksudkan
ciri-ciri atau sifat fisik produk yang dilihat dari konsumen
fungsinya dapat memenuhi kebutuhan atau keinginannya,
dengan memakai atau meng-gunakan produk tersebut.
Wujud produk menunjukkan ciri untuk apa suatu produk
dibeli atau dikonsumsi. Penekanan wujud fisik dari produk
ini adalah fungsi dari produk tersebut, disamping desain,
warna, ukuran, dan pengepakannya. Dari wujud fisik inilah,
konsumen atau pembeli membedakan satu produk dengan
produk lain, sehingga menarik motivasi konsumen atau pola
2.
3.
4.
Kemasan (Packaging)
Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti
yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan
sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan
untuk dapat menyenangkan dan menarik langganan. Oleh
karena itu, kemasan ini termasuk dalam strategi produk,
dengan cara memper-baiki bentuk luar dari produk, seperti
pembungkus, etiket, warna, dan lain-lain agar dapat menarik
perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa
produk tersebut mutu atau kualitasnya baik.
Kemasan mempunyai arti penting untuk mempengaruhi
para konsumen langsung maupun tidak langsung di dalam
menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya.
Maka bentuk luar suatu produk harus dapat dibuat
semenarik mungkin bagi konsumen. Dengan demikian,
kemasan seperti telah diutarakan tidak dapat diabaikan,
karena fungsinya bu-kan hanya sekedar sebagai
pembungkus saja. Pada umumnya kemasan berfungsi untuk
mencegah kerusakan secara fisik, untuk mencegah atau
mempersukar pemalsuan atau peniruan, untuk menjamin
kebersihan dan sebagai wadah container untuk produk yang
berupa barang cair. Di samping itu, kemasan dapat
berfungsi sebagai alat komunikasi dengan memberikan
keterangan pada kemasan itu tentang cara penggunaan, cara
penyimpanan, komposisi isi produk, dan lain sebagainya.
Pelayanan (Services)
Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula
oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu
perusahaan dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang
diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup
pelayanan sewaktu penawaran produk, pelayanan dalam
pembelian/penjualan produk itu, pelayanan sewaktu
penyerahan produk yang dijual, yang mencakup pelayanan
dalam pengangkutan yang ditang-gung oleh penjual,
pemasangan (instalasi) produk itu dan asu-ransi atau
jaminan risiko rusaknya barang dalam perjalanan atau
pengangkutan, dan pelayanan setelah/puraa penjualan, yang
mencakup jaminan atas kerusakan produk dalam jangka
waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk dilakukan oleh suatu perusahaan
sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk,
semen-tara produk lama secara ekonomis masih dapat
dipertahankan. Strategi ini diperlukan juga dalam rangka
memperoleh keuntungan yang lebih besar dari suatu jenis
produk tertentu dengan mengorbankan keuntungan dari
jenis produk yang lain. Dalam hal ini, tujuan utama
diversifikasi produk adalah penyebaran risiko, yaitu
kemungkinan kerugian yang diderita produk tertentu dapat
ditutupi atau dikompensasi dari kemungkinan keuntungan
yang lebih besar pada produk lainnya.
Dalam diversifikasi produk, umumnya perusahaan berusaha untuk menaikkan penjualan dengan cara
mengembangkan produk baru untuk pasar-pasar yang baru,
sehingga terdapat bermacam-macam produk yang
diproduksi perusahaan.
Terdapat beberapa pertimbangan dalam mengadakan diversifikasi produk oleh suatu perusahaan, yaitu:
a. Agar perusahaan tidak tergantung pada satu pasar saja,
sehingga kekhawatiran perusahaan tentang kejenuhan
yang akan terjadi atas product line yang ada untuk
mencapai tujuan pertumbuhan secara efisien, dapat
dihindari atau dihilangkan.
Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan
perubahan produk ke arah yang lebih baik, sehingga dapat
memberikan dayaguna maupun daya pemuas yang lebih
besar. Pengembangan produk ini menyangkut penawaran
produk baru atau produk yang diperbaiki/disempurnakan
untuk pasar yang telah tersedia. Dengan mengadakan
pengembangan produk, perusahaan dapat memahami
kebutuhan dan keinginan pasar, serta melihat kemungkinan
penambahan atau perubahan ciri-ciri khusus/tertentu dari
produk, menciptakan beberapa tingkat kualitas/mutu, atau
sehingga terdapat peningkatan kenaikan laba yang terusmenerus dari waktu ke waktu.
Tahap pematangan (maturity): Pada tahap ini mulai
lambat perkembangannya, karena produk tersebut walaupun
telah cukup dikenal dan diterima oleh hampir semua
pembeli yang potensial, tetapi terdapat produk saingan yang
memasuki pasar, sehingga puncak perolehan laba dilampaui.
Dalam periode ini besarnya laba yang diperoleh cenderung
menurun, karena biaya-biaya yang dikeluarkan bertambah
untuk mempertahankan kedudukan produk tersebut di pasar.
Tahap penurunan (decline): Pada tahap ini penjualan
terus menurun dan laba cenderung tidak diperoleh lagi,
sehingga dihadapi kerugian.
Konsep PLC sangat bermanfaat untuk penerapan
strategi pemasaran yang efektif bagi suatu produk, apabila
diketahui pada tahap mana produk tersebut berada, sehingga
dapat diambil langkah kebijakan pemasaran yang tepat.
Mengingat pentingnya konsep PLC ini terutama dalam
kaitannya dengan penetapan strategi marketing mix, maka
PLC akan dibahas lebih mendalam dalam bagian akhir dari
bab ini.
Pada umumnya harga yang ditetapkan perusahaan disesuaikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan
dalam menghadapi situasi dan kondisi yang selalu berubah,
dan diarah-kan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan untuk tahun atau waktu tersebut. Hal ini
dilakukan perusahaan, karena penetapan harga jual
mempunyai dampak langsung terhadap besarnya laba
perusahaan, volume penjualan, dan share pasar perusahaan.
Di samping itu, untuk dapat berhasilnya usaha perusahaan
mencapai tujuan dan sasarannya, harga yang ditetapkan
harus didasarkan atas pertimbangan faktor yang di luar
jangkauan pengendalian pimpinan perusahaan (uncontrollable factors), seperti kebijakan pemerintah, keadaan
persaingan, perubahan selera atau keinginan dan kebutuhan
konsumen, keadaan sosial, politik dan budaya masyarakat,
serta perkembangan teknologi. Oleh karena itu, tingkat
harga dan syarat-syarat pem-bayaran tidak selalu sama dan
dapat berubah dari waktu ke waktu.
Terdapatnya perubahan situasi dan kondisi pasar,
terutama perubahan yang terjadi pada faktor yang di luar
jangkauan
pengendalian
pimpinan
perusahaan,
mempengaruhi tingkat harga jual yang ditetapkan
perusahaan. Hal ini tercermin misalnya pada dampak
devaluasi 12 September 1986, perusahaan umumnya
menetapkan kenaikan tingkat harga jual rata-ratanya sebesar
25 %. Besarnya tingkat harga jual ini ditentukan
berdasarkan pertimbangan besarnya kenaikan harga pokok
atau biaya per satuan, harga jual dari para pesaing dan
kemampuan atau daya beli dari konsumen. Dengan dasar
pertimbangan ini, tingkat perubahan harga jual tidak selalu
sebanding atau proporsional dengan tingkat perubahan
harga pokok penjualan atau biaya per satuan. Umumnya,
tingkat harga jual di samping dipengaruhi oleh faktor
permintaan atau daya beli konsumen, juga dipengaruhi oleh
tingkat persaingan yang terdapat di pasar. Dengan adanya
keadaan pasar yang semakin lesu, yang terutama disebabkan oleh dampak resesi, hal ini menimbulkan tingkat
persaingan semakin tajam, sehingga tingkat harga yang
ditetapkan biasanya adalah tingkat harga bersaing. Dengan
demikian, tingkat harga yang ditetapkan tidak akan jauh
berbeda dengan tingkat harga para pesaing.
Konsumen
2.
Sifat Persaingan
Pola saluran distribusi yang dipakai perusahaan
sering dipe-ngaruhi oleh saluran distribusi yang dipakai
saingannya. Bila perusahaan mengingmkan produknya
diletakkan berdampingan dengan produk saingan, maka
digunakan penyalur yang juga dipakai oleh para pesaing.
Sistem pemasaran langsung digunakan bila perusahaan
tidak ingin produknya ditiru oleh para pesaing. Masingmasing produk yang ada bersaing untuk mendapatkan
tempat pada outlet. Dalam hal ini persaingan bersifat
mempe-rebutkan tempat penyajian/pemajangan yang
paling strategis.
diperhatikan
dalam
1.
2.
3.
4.
5.
sekaligus meningkatkan keuntungan bersama serta menciptakan dan memelihara reputasi yang baik di mata
konsumen akhir. Kerja sama ini mungkin dapat
dipaksakan perusahaan dengan mengadakan promosi
besar-besaran pada konsumen akhir, untuk menciptakan
preferensi konsumen (consumer preference), yang akan
memaksa penyalur menyediakan produk tersebut untuk
memenuhi permintaan konsumen dan menda-patkan
keuntungan. Walaupun demikian akan tetap lebih menguntungkan, apabila perusahaan mengadakan kerja sama
dengan para penyalur, terutama untuk jangka panjang.
Inisiatif kerja sama ini biasanya datang dari perusahaan
produsen. Hal ini karena pada umumnya perusahaan
produsenlah yang paling berkepentingan dalam
pemasaran produknya, terutama jika terdapat persaingan
yang sangat tajam, dan organisasi perusahaan ini
umumnya lebih besar, lebih lengkap dan berpengalaman
untuk merencanakan dan mengatur program kerja sama
ini dibandingkan dengan para penyalurnya.
Perusahaan yang mengadakan kerja sama ini
mempunyai tujuan, antara lain:
1)
2)
3)
4)
2.
3.
a)
Ordering
costs
Total Costs
per tahun
A/N
N/2
C+0
10.000
5.000
Rp625
Rp 25
Rp650
5.000
2.500
313
50
363
3.333
1.666
208
75
283
2.500
1.250
156
100
256
2.000
1.000
125
125
250
1.666
833
104
150
254
1.428
714
85
175
260
1.250
625
78
200
278
1.111
555
69
225
294
10
1.000
500
63
250
313
20
500
250
31
500
531
TABEL 6.2.
Probabilita Permintaan/Penjualan Suatu Produk Tertentu Sdama
Periode Pemesanan (Lead Time)
Penggunaan
Banyaknya
Selama Periode
Penggunaan (dalam
Pemesanan (dalam berapa kali)
unit)
Probabilita
Penggunaan
150
200
250
300
68
350
400
450
100
Saluran
yang
bukan
(nonpersonal), terdiri dari:
perorangan/pribadi
Acuan/Bauran Promosi
Seperti telah diutarakan di atas, kegiatan promosi yang
di-lakukan suatu perusahaan menggunakan acuan/bauran
promosi (promotional mix) yang terdiri dari:
1. Advertensi, merupakan suatu bentuk penyajian dan
promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai
oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat nonpersonal.
Media yang sering digunakan dalam advertensi ini
a.
b.
c.
d.
e.
yang
melaksanakan
hubungan
Oleh karena dalam pemasaran produk pada akhirakhir ini peranan konsep pemasaran semakin penting,
maka setiap produ-sen atau pengusaha akan mencari
strategi pemasaran yang tepat bagi produknya, sehingga
Keterangan:
I. Tahapan pengenalan.
Tahapan
Jumlah
Laba
1.
Pengenalan
Belum
ada
2
dak ada
Usaha
Perusahaan
share pasar
Meningkat Membina
tajam
share pasar
3.
4.
Pematangan Menurun
Penuaan
Berkurang
Menurun
Mempertahank
an
Sedikit
share pasar
Sangat
Memaksimali-
Bab 7
Perencanaan Pemasaran
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas
usahanya selalu menyusu-n rencana kegiatan yang akan
dilakukannya dalam rangka pencapaian tujuan usaha yang
diharapkan. Rencana yang disusun memberi arah terhadap
kegiatan yang akan dijalankan untuk pencapaian tujuan.
Rencana kegiatan perusahaan yang menyeluruh harus
didukung dengan rencana pelaksanaan yang lebih rinci
dalam bidang-bidang kegiatan yang terdapat dalam
perusahaan tersebut. Dalam hal ini, sering ditemui adanya
rencana produksi, rencana keuangan, dan rencana pemasaran. Rencana pemasaran yang disusun suatu
perusahaan tidak lepas dari rencana kegiatan perusahaan
secara menyeluruh, baik untuk jangka pendek maupun
untuk jangka panjang.
1.
suatu
perusahaan
dapat
1.
2.
ini
secara
.1
CO
Lama
Baru
Penetrasi Pasar
Pengembangan
Produk
Pengembangan
Pasar
Diversifikasi
matrik
f.
TABEL 7.1.
Data Pemasaran Historis (1983 & 1984) Atom Tik Portable
"Moderna" PT Imsaco Jakarta
Variabel
Kolom
1983
1984
1.
Market-total units
7.600.000
unit
7.100.000 unit
2.
Share
26,7%
27,8%
3.
140
141
49
56,40
(3-4)
91
84,60
(1x2)
2.029.200
1.973.800
7. Sales dalam Rp
(3x6)
284.088.000
278.305.800
8. Kontribusi Margin
(5x6)
184.657.200
166.983.500
100.000.000
100.000.000
84.657.200
66.983.500
(dalam Rp 000)
4. Variabel cost per unit Rp
5. Kontribusi margin Bruto
(Gross Contribute,
Margin) per unit Rp
Bruto dalam Rp
9.
Overhead dalam Rp
(8-9)
19.035.000
18.750.000
9.944.000
9.750.000
55.678.200
38.483.500
(10-11-12)
dalam Rp
TABEL 7.2.
Penyusunan Rencana dan Anggaran Pemasaran Mesin Tik Listrik
Portable "Moderna" PI Imsaco, Jakarta
1. Market Size (Total industry sales) umuk Mesin Tik Portable
(a) Yangberlaku (1984 = 7.100.000 unit)
(b) perubahan umuk lahun 1985= + 3,5%
2. Market Share dari Modema
(a) Yang berlaku (1984 = 27,8%)
(b) Tren yang diproyeksikan umuk tahun 1985 = -1,3
3. Evaluasi Response umuk Marketing Mix yang direncanakan: Produk: Keuntungan diferensial
versus produk saingan terhadap tahun lalu + 5% Promosi:
Penurunan Pengeluaran Advertensi - 20,0% Response coefficient = 0,2 0,2 Pengaruh atas Market Share
:
- 4,0 Tambahan Pengeluaran Sales
Promotion + 6,0% Response coefficient = 0,15 xO,15 Pengaruh atas Market Share + 0,9 Personal
Selling: tidak ada perubahan Harga:
Harga yang diramalkan pada tahun 1984
Rp 142.000
Rp 150.000
Jadi
-5,3%
-1,25
6,60
x 1,066
Penyaluran
Tidak ada perubahan nyata
4. Kombinasi pengaruh market-response terhadap seluruh mix Modifikasi dari perkiraan Market
Share
Penjualan Moderna dalam-unit yang diramalkan: Penjualan dalam rupiah dengan harga Rp 142.000,Penjualan Moderna dalam rupiah yang diramalkan Estimasi total cost umuk Moderna: Fixed Rp
99.250.000.000,-Variabel
Rp 186.750.000.000.-Rp 285.000.000.000,Perkiraan Net Operating Profit untuk tahun 1985:
1,084
5.
6.
7.
1,084
28,7% x 0,287
2.108.962 unit ____x Rp 142.000-299.473.000.000,-Rp 285.000.000.000-Rp 14.473.000.000-
Perencanaan Pemasaran
309
TABEL 7.3.
Anggaran Penerimaan dan Rugi-Laba Perusahaan PT ABC Tahun 1985
(dalam ribuan Rp)
Uraian
Total
Produk
Perusahaan
A
11.000
1.000
10.000
5.100
5.000
2.500
3.000
1.375
2.000
1.225
4.900
2.500
1.625
775
1.600 450
770 225
630 135
200 90
100 1.000
50 670
25 200
25 130
3.150
1.715
990
445
1.750 150
785
635
330
1.600
Biaya Administrasi Umum
300
Laba sebelum Bunga dan Pajak
1.300
Bab 8
Organisasi Pemasaran
Dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya, maka
penulis mencoba memberi sumbangan pandangan
mengenai peranan organisasi pemasaran dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Pemikiran penulis dalam
hal ini dilandasi pada usaha-usaha yang dapat dilakukan
untuk
meningkatkan
penyempurnaan
organisasi
pemasaran sehingga dapat dicapai organisasi perusahaan
yang sehat sebagai dasar yang penting bagi keberhasilan
perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Untuk
pembahasan ini, pertama-tama kita perlu melihat apa
organisasi pemasaran itu, dan dilanjutkan dengan
pertanyaan: alasan apa yang menyebabkan organisasi
pemasaran itu diperlukan dalam perusahaan. Kemudian
akan ditinjau mengenai peranan organisasi perusahaan
dalam pencapaian tujuan perusahaan dan proses
penyusunan organisasi pemasaran. Akhirnya penulis akan
menguraikan faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
organisasi pemasaran menjadi organisasi yang sehat atau
baik.
1.
2.
Tujuan
Pemasar
an
Strategi
Pemasar
an
Organisa
si
Pemasar
an
Implementas
i Strategi
Pemasaran
Bila organisasi
Belakangan ini, di dalam dunia usaha terdapat perkembangan keadaan dan penyempurnaan organisasi pemasaran
sebagai akibat diterimanya konsep pemasaran oleh banyak
perusahaan. Seperti kita ketahui, konsep pemasaran menekankan pada kepentingan konsumen untuk mencapai tujuan
3.
di
bidang
GAMBAR 8.3.
Marketing
Information
and Decision
Program
Plans:
Organization
objectives
Marketing
objectives
Marketing
strategy
<
Mart eting
Organ
ization
lp
'
iplementatio
n
ommunicati
on
Co
Feec
Comp
with
Corr
ac
itrol
back
arisen
Goal
Plan
jctive
ion
DARISUDUT PEMASARAN
Manajemen Pemasaran
Rencana
Operas!
LPerencana 2.
Pa
an
Supervisi & *- ri
Pelaksana
an
3.
Output
Pengawasan
sar
(Senri &
Sangan)
Umpan Balik
'
jL
(t-eeuuacK)
Alasan
kedua
adalah
untuk
memungkinkan
dilakukannya koordinasi atas usaha-usaha/tugas-tugas dan
tenaga yang ada, sehingga usaha pengembangan pemasaran
dapat efektif karena koordinasinya berada pada satu tangan.
Dengan adanya koordinasi kegiatan pemasaran diharapkan
terdapat integrasi usaha di bidang pemasaran.
Advertising
Manager
Sales
Manager
Marketing
Research
Manager
Pricing
Manager
Small
computer
Marketing
Manajer
Large
Computer
Marketing
Manajer
Duplicating
Products
Marketing
Manager
Office
Equipment
Marketing
Manager
GAMBAR 8.7.
Bagan Organisasi Pemasaran yang Berorientasi pada Segmen Pasar
(Geography)
Western
Marketing
Manager
(Sumatera)
Central
Marketing
Manager
(Jawa)
Northern
Marketing
Manager
(Kalimantan)
Estem
Marketing
Manager
(Sulawesi
dan
Indonesia
Timur)
6.
4)
5)
6)
7)
KESIMPULAN
Bab 9
Informasi Pemasaran
Setiap pimpinan perusahaan selalu dihadapkan
kepada masalah pengambilan keputusan dan penentuan
policy dan strategi dari pelaksanaan kegiatan perusahaan,
dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan
yang diharapkan. Salah-satu bentuk pengambilan
keputusan dari penentuan policy dan strategi perusahaan
adalah penyusunan rencana perusahaan. Untuk dapat
mengambil keputusan yang tepat dan menentukan policy
dan strategi yang jitu atau baik, seorang pimpinan perusahaan membutuhkan informasi yang tepat dan lengkap.
Informasi yang tepat adalah informasi yang isinya sesuai
dengan yang dibutuhkan, penyampaiannya tepat pada
waktu atau saat yang dibutuhkan dan disampaikannya
tepat pada tempat atau tujuan-nya, yaitu orang atau
pimpinan yang membutuhkannya. Informasi yang
lengkap adalah informasinya menyeluruh sesuai dengan
apa yang dibutuhkan, tidak ada yang kurang Agar
informasi yang dibutuhkan dapat tepat dan lengkap serta
teratur diterimanya sesuai dengan masalah yang dihadapi
oleh pimpinan perusahaan, maka perlu diatur sistem
pengumpulan,
pengolahan,
penyampaian,
dan
penggunaannya. Sistem inilah yang kita kenal dalam
pemasaran sebagai sistem informasi pemasaran (Marketing
Information System).
1.
2.
3.
GAMBAR 9.1.
Hubungan Informal dan Kegiatan Pengambilan Keputusan di
Bidang Pemasaran
B.
4.
Bab 10
Pengendalian Pemasaran
1.
umpan balik
berikutnya.
bagi
penyusunan
rencana
pemasaran
2.
Produk
Rp 900.000,- dengan penyebab utamanya adalah 89%, nonharga. Apabila varian penjualan terutama disebabkan oleh
kebijakan harga, maka yang perlu ditinjau adalah dasar
pene-tapan harga yang kurang mempertimbangkan adanya
perubahan keadaan lingkungan pemasaran, seperti saingan
dan daya beli konsumen. Jika varian penjualan yang terjadi
karena sebab utamanya kebijakan/kegiatan nonharga, maka
harus diteliti lebih lanjut apakah penyebabnya distribusi
penyaluran atau tenaga penjual ataupun produk yang
dipasarkan. Peninjauan lebih jauh mengenai varian
penjualan yang penyebab utamanya nonharga dilakukan
dengan analisis penjualan mikro.
Analisis Penjualan Mikro mungkin memberikan
jawaban atas penyebab adanya varian penjualan. Analisis
penjualan mikro mencoba menentukan produk tertentu,
wilayah tertentu, dan hal lain yang menyebabkan kurang
berhasilnya target penjualan yang direncanakan. Misalriya
perusahaan tersebut di atas ingin mengevaluasi lebih lanjut
untuk produk sabun mandi merek Andalan, yang varian
penjualan terjadi dengan penyebab utamanya adalah
nonharga. Wilayah penjualan perusahaan ini adalah DKI
Jakarta dan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogya-karta serta
Jawa Timur dan Bali. Dari perkembangan hasil penjualan
dan target terlihat sebagai berikut:
Wilayah/Daerah Targer
(unit)
Realisasi
(unit)
Deviasi
%
Realisasi/
Target
20.000
12.000
8.000
Target
(unit)
Realisasi
(unit)
Dew'as/
%
Realisasi/
Target
Dari uraian ini terlihat bahwa kota Semarang yang menyebabkan varian penjualan terbesar, karena realisasi
penjualan-nya hanya mencapai 35% dari target yang
ditetapkan. Untuk mengetahui penyebab lebih lanjut varian
Target
(unit)
Realisasi
(unit)
Deviasi
%
Realisasi/
Target
Toko Pumama
Toko Mutiara
Toko Santosa
2.000
2.000
1.000
1.000 250
500
1.000
50% 12,5%
1.750 500 50%
5.000
1.750
3.250
Deviasi
%
Realisasi/
Target
150 100
250
1. 750 .
Realisasi
(unit)
Deviasi
% Realisasi
Target
2.000
1.500
1.500
750 600
400
5.000
1.750
3.250
kemungkinan
1.
Aktual/
Realises!
Variance
Penjualan (kg)
200.000
261.000
61.000
Harga (Rp)
600
575
25
Penerimaan
120.000.000
150.075.000
30.075.000
300.000
435.000
135.000
Share Pasar
66,67%
60%
(6,67%)
335
335
Per-Kg (Rp)
265
240
25
Total (Rp)
53.000.000
62.640.000
9.640.000
Penerimaan:
8/aya:
Biaya variabel per
kg
Kontribusi:
Defeomposisi HargaKuantitas
Untuk mengukur varian dalam volume dengan ukuran
stan-dar dari kontribusi yang direncanakan per unit,
kuantitas yang terealisasi (aktual) digunakan untuk
= -Rp 6.525.000,-dan varian dari volume adalah: (QaQp) x Cp = (261.000 - 200.000) x Rp 265,= Rp 16.165.000,Berdasarkan kedua varian di atas, diperoleh varian
dari kontribusi dengan pengerjaan seperti pada bagan
alir dalam Gambar 10.1. dengan jumlah varian yang
tidak diharapkan sebesar Rp 16.165.000, Rp
6.525.000- = Rp 9.640.000,-
Besamya Pasar
Ma (ribuanton)
150
Mp
120
Varian harga/biaya
Kontribusi laba aktual (realisasi)
Rp (16.165.000,-)
Rp (6.525.000,-) Rp 62.540.000-
Pengendalian Pemasaran
389
Interpretasi
Adanya varian dari volume yang positif sebesar Rp
16.184.610,- disebabkan oleh varian dari share pasar dan
varian dari besarnya yang saling meniadakan satu sama lain,
di mana yang satu adalah positif sedangkan yang lainnya
adalah negatif, dan kedua-duanya tidak diharapkan. Dengan
tidak tercapainya share pasar yang direncanakan, maka
pemasaran produk margarine "BETA" kehilangan kontribusi
laba sebesar Rp 7.696.925,-. Kerugian dalam share pasar ini
disebabkan oleh perencanaan yang tidak baik atau
pelaksanaan yang baik, ataupun kedua-duanya. Dalam hal
ini keputusan manajerial merupakan kunci dalam
mendiagnosis perbedaan ini.
Perbedaan dalam share pasar dan besarnya pasar
merupakan tanggung jawab kelompok peramal (forecasting
group), di mana mereka harus dapat meramalkan
kemungkinan perluasan, hasil peramalan mana merupakan
dasar pertimbangan dalam persoalan yang harus ditetapkan
manajer. Yang perlu diperhati-kan bahwa bagaimanapun
besarnya varian, tetap merupakan tanda bahaya. Hal ini
karena varian tersebut menunjukkan telah terjadi estimasi
yang rendah, yang nilainya cukup besar terhadap besarnya
pasar, yaitu sebesar 45%. Dalam persaingan yang cukup
tajam, perusahaan telah kehilangan share pasar di dalam
pertumbuhan pasar yang cukup cepat. Kesalahan ini dapat
Realisasi
134
5.000
13.500
8.500
270
12.000
6.000
6.000
50
6.000
4.500
1.500
75
1.
% Realisasi canakan
Jumlah
200.000 261.000 -
Dari analisis rasio tentang perputaran dana ini dapat diketahui apakah kegiatan pemasaran atau penjualan meningkat
atau makin lamban. Apabila hasil rasio perputaran dana menurun, itu ber arti kegiatan pemasaran kurang efektif atau makin
lamban atau menurun.
Total
pakan
kutan
tain
(RP)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Gaji
40.000
10.000
5.000
4.000
1.000
20.000
Sewa
5.000
1.000
3.000
1.000
5.000
1.000
2.000
1.000
1.000
Perlengkapan/
Administrasi
Langkah Kedua:
Penentuan dasar pembebanan /
penyebaran biaya-biaya pemasaran secara fungsional.
Misalnya didasarkan atas per saluran distributor.
Jenis Saluran
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lain-lain
Kunjunga advertens pengepaka Transporta
n
i
n
si
Distributor Besar 30
10
10
90
(Nasional)
60
Distributor Lokal/
40
50
40
10
Menengah
Pengecer
(Retailer)
Jumlah
10
120
100
100
100
160
160
150
100
Pulau Jawa
Sumatera dan
Kalimantan
Sulawesi dan
Indonesia Timur
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lainadvertens pengepak Transportasi lain
i
an
60 30
20
80 50
30
90 50
20
80 40
30
60 30
10
110
160
160
150
100
Lain-lain
Rp 8.000
160 Rp50
Rp 3.000
150 Rp50
Per Segmen
Pasar Biaya
per unit
Rp 8.000
160 =
Rp50
Rp 3.000
150 = Rp50
Rp 1.000
110 =
Rp100
Total
(Rp)
Distributor
Distributor
Besar (Nasi- Lokal
onal) (Rp)
(Regional)
(Rp)
Pengecer
(Retailer)
(Rp)
Penjualan
Harga Pokok
Penjualan
100.000
40.000
Margin Kotor
Biaya Operasi:
- Tenaga
Penjual Promosi Pengepakan Pengangkutan
- Lain-lain
Laba Sebelum
Pajak
60.000
11.000
8.000
8.000
3.000
20.000
42.000 3.300
500 200
18.000
12.000
6.600 2.000
2.500 800
2.000
6.000
1.100 6.000
5.000 2.000
(50.000)
(22.000)
(13.900)
(14.100)
10.000
20.000
(1.900)
(8.100)
5.1.
1) Biaya yang dikeluarkan dapat menimbulkan fungsifungsi yang ada seperti penjualan, persediaan, dan
pengangkutan, dapat berjalan dengan baik atau tidak.
2) Apakah pelayanan fungsi-fungsi tersebut dapat
mendukung penciptaan keuntungan di dalam segmen
pasar.
Yang sangat penting dalam hal ini adalah
penganalisisan ke-untungan/rentabilitas pemasaran menurut
area yang diutamakan atau ditekankan seperti segmen
langganan atau produk.
Sistem akuntansi yang berlaku hanya mencatat biaya
pemasaran dalam perkiraan biasa secara menyeluruh, yaitu
mencatat berdasarkan keadaan pengeluaran seperti
penjualan, gaji, dan biaya penyerahan. Seperti telah
diutarakan, sistem akuntansi harus mampu merakit atau
merangkum biaya menurut fungsi-fungsi yang tepat
dibutuhkan dan menempatkan atau mem-bebankan biaya
fungsional tersebut kepada segmen penjualan yang relevan
untuk penganalisisan hasil prestasi pemasaran. Dalam hal
ini dibutuhkan data yang mendukung analisis ter-sfebut,
sehingga perlu suatu sistem penyimpanan data pusat yang
berisi informasi hasil penerimaan dan biaya dalam bentuk
siap pakai. Data tersebut bersumber dari dokumen seperti
daftar pengiriman barang atau faktur penjualan dari
transaksi yang di-Ikkukan dari masing-masing segmen
dengan mencantumkan kode segmen pasarnya. Tujuan
utama sistem ini adalah untuk riiengumpulkan, memonitor,
Pengecer Kecil
Full Key Board
Deluxe Ten Key
Bask Ten Key
Nilai
Ketepatan
Nilai Ketepatan
Nilai Harga
Murah
PENGENDALIAN EFISIENSI
Penekanan efisiensi adalah pada pertimbangan biaya,
yaitu cara yang paling efisien untuk mengelola tenaga
penjual, advertensi, promosi penjualan, dan penyaluran.
Pengendalian ini di-dasarkan atas analisis terhadap tingkat
PENGENDALIAN STRATEGIS
Keberhasilan usaha pemasaran suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh kemampuan para manajer menetapkan
strategi yang tepat pada kondisi dan situasi tertentu. Seperti
diketahui, pemasaran merupakan suatu bidang di mana
objektif, kebijakan (policies), strategi dan program harus
selalu ditinjau kembali, karena lingkungan pemasaran ini
cepat sekali berubah. Perubahan dalam lingkungan
pemasaran menyebabkan perusahaan harus selalu
mengevaluasi posisi perusahaan serta kesempatan dan
ancaman yang dihadapi perusahaan.
Ketidakberhasilan usaha pemasaran perusahaan
kemungkin-an disebabkan oleh tidak tepat atau tidak
tangguhnya strategi pemasaran yang ditetapkan pimpinan
perusahaan ataupun kesalahan/tidak baiknya pelaksanaan
strategi atau kegiatan pemasaran. Jadi kekurangberhasilan
tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan pimpinan dalam
menetapkan strategi atau kesalahan para pelaksana dalam
melaksanakan strategi yang telah ditetapkan pimpinan
perusahaan. Dalam rangka ini maka perlu dila-kukan
pengendalian strategi pemasaran.
Salah-satu peralatan pengendalian strategi pemasaran
yang dapat digunakan adalah analisis posisi pemasaran
perusahaan melalui share pasar perusahaan. Apabila share
Penjualan (ton)
Share Pasar
Perusahaa Industri
n
1980 1981
1982 1983
1984
300 400
500 550
600
1.000
1.300
1.400
1.750
2.000
AUDIT PEMASARAN
Setiap pimpinan puncak perusahaan berusaha agar apa
yang telah digariskan dalam kebijaksanaannya dapat
terlaksana sebagaimana yang telah ditetapkan. Dalam
rangka ini pimpinan puncak perusahaan membutuhkan
bantuan staf untuk meme-riksa pelaksanaan kebijakan
tersebut, karena pimpinan tidak cukup waktu untuk
melaksanakan sendiri secara mendalam. Staf yang
melakukan pemeriksaan atau auditor tersebut disebut
sebagai auditor perusahaan. Audit ini berbeda dengan
pengen-dalian, karena pengendalian (control) adalah
kegiatan yang merupakan fungsi dan harus dilakukan oleh
setiap manajer yang merupakan pejabat lini. Sedangkan
audit merupakan kegiatan dari penjabat staf yang membantu
pimpinan puncak dari orga-nisasi dalam mengendalikan
pelaksanaan kebijakan yang telah digariskannya. Bantuan
tersebut dibutuhkan karena terbatasnya waktu yang
dipunyai pimpinan puncak dalam memikirkan pengembangan manajemen dari organisasi yang dipimpinnya.
Yang dimaksudkan dengan audit atau auditing adalah
kegiatan memeriksa dan menilai yang dilakukan secara
kritis, siste-matis dan analitis untuk membandingkan
efektivitas, dan efisiensi hasil pelaksanaan suatu kegiatan
atau objek tertentu. Ada lima jenis audit yaitu: audit
e. Tersedianya bahan.
f. Kemungkinan atau alternatif bahan pengganti.
g. Teknologi baru (new technology),
h. Produk pengganti (replacement products).
i. Produk substitusi.
Dalam audit strategi pemasaran diperiksa dan dianalisis
sa-saran dan strategi pemasaran yang diambil yang tidak
terlepas dengan keadaan (situasi dan kondisi) pemasaran.
Faktor-faktor yang dianalisis dan dinilai dalam audit strategi
pemasaran dapat dikelompokkan dalam keadaan pasar dan
strategi yang telah dijalankan:
1.
4.
dan
1) rasa persatuan
2) norma kelompok.
Dalam audit sistem pemasaran diperiksa dan dianalisis
kele-mahan dan efektivitas sistem pemasaran yang ada. Halhal yang dianalisis dan dinilai dalam audit sistem pemasaran
adalah:
1.
2.
Daftar Pustaka
1. E. Jerome Me. Carthy, Basic Marketing: A Managerial
Approach; edisi ke-6; Richard D. Irwin. Inc,
Homewood Illinois, 1978.
2. Earl W Benyamin, dkk., Marketing Poultry Products,
edisi ke-5; John Wiley and Sons, Inc, 1960.
3. Colin Me. Iver, Marketing; Pan Book Ltd, London;
1968.
4. Charles E Philips dan Delbert J. Duncan, Marketing:
Principles and Methods; edisi ke-4; Richard D.
Irwin, Inc, 1960, Homewood, Illinois.
5. Derek E Abell dan John S. Hommond, Strategic Market
Planning: Problems and Analytical Approaches;
Prentice Hall, Inc; Englewood Cliffs, New Jersey;
07631; 1979.
6. David J. Luck dan O.C. Ferrell, Marketing Strategy and
Plans: Systematic Marketing Management;
Prentice Hall, Inc; Englewood Cliffs, New Jersey;
07632; 1979.
7.
David A. Aaker and George S. Day, Marketing
Research: Private and Public Sector Decisions;
John Wiley and Sons, New York, Chichester,
Brisbane, Toronto, Singapore, 1980.
8. David J. Luck, dkk., Marketing Research; edisi ke-5;
Prentice Hall, Inc; Englewood Cliffs, New Jersey;
1978.
9.
Donald P. Robin, Marketing: Basic Concepts for
Decision Making; Harper and Row, Publishers,
Inc; New York, Hogerstown, San Francisco,
London; 1978.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.