Anda di halaman 1dari 57

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan

STAB Negeri Sriwijaya

BAB V
PENJELASAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1
URAIAN PEGIATAN
1. Kegiatan
: Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
2. Lingkup Pekerjaan. :
- PEKERJAAN PERSIAPAN
- PEKERJAAN 2 (DUA) UNIT GAPURA
- PEKERJAAN POS KEAMANAN
- PEKERJAAN PAGAR
- PEKERJAAN PERKERASAN JALAN MASUK
3. Sarana Pekerjaan
3.1 Tenaga Kerja / Tenaga Ahli
Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan bidang
keahliannya dan jumlahnya sesui dengan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Untuk koordinator dan assisten Koordinator tenaga kerja yang
akan melaksanakan Pekerjaan Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan
harus sesuai dengan bidang keahliannya dan dibuktikan dengan sertifikasi
keahlian di samping ijasah yang di peroleh dari pendidikan pormal, antara lain :
Bidang Arsitektur, Bidang Arsitektur Pertamanan, Bidang Kaahlian Sipil. Serta
Sertificat Keahlian lainnya yang di butuhkan.
3.2 Peralatan Pekerjaan
Alat-alat bantu, seperti Kendaraan Pengangkut Bahan /barang, Beton Molen, ,
Genset, Pompa air, Alat gali, alat-alat pengangkat dan pengangkit serta
peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan untuk kebutuhan pekerjaan antara lain bahan material kontruksi
beton, bahan material arsitektur, bahan mekanikal elektrikal, bahan plumbing
dan sanitair, Batu Alam, dan lainnya harus dalam jumlah yang cukup untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan tepat pada waktunya.
`
4. Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuanketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Gambar kerja yang
diterbitkan. Selain RKS dan gambar sebagi pegangan fihak pelaksana. Juga fihak

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

pelaksana harus merealisasikan Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti


petunjuk dan keputusan Direksi.
Pasal 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dn Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannnya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yan
mengikat/berlaku adalah (RKS) yang setelah mendapat persetujuan Konsultan
pengawas.
3. Ukuran
3.1 Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar pelengkap meliputi : As- as luar dalam, diameter ( d ),ukuran panjang
dengan simbul ( m1 ) ukuran luas dengan simbul ( m2 ) ukuran kubikasi dengan
simbul ( m3 ) dan untuk baja besi yang dinyatakan dalam inch atau mm (
Milimeter ) Ukuran tanamandengan polybeg, ketinggian, diameter batang dan
tajuk.
3.2 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan
menelititerlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar kerja
struktur dangambar kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen
lelang/Dokumen Kontrak; terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan,
luas penampang dan lain-lai
3.3 Kontaktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya
maupun waktu.
3.4 Khusus ukuran-ukuran dalam gambar kerja arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (finised)
4. Perbedaan gambar
4.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
4.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja desain dengan lapangan, maka yang
berlaku/mengikat adalah gambar kerja mengingat pekerjaan telah dilaksanakan.
4.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehinggal dalam
pelaksanaanakan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan
kepada Konsultan pengawas/pengelola proyek dan kontraktor harus mengikuti
keputusan tersebut.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

Pasal 3
STANDARD RUJUKAN
1. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti normalisasi Indonesia
StandardIndustri Konstruksi, peraturan Regional dan Nasional lainnya yang ada
hubungannya denganpekerjaan antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umun Instalasi Listrik.
KEP.LH NO.12/ 1994 : Pedoman umum UKL dan UPL Untuk RTH dan Penataan
Elemen Estetika Perkotaan
2. Jika tidak terdapat dalam peraturan / standart / Normalisasi tersebut diatas, maka
berlaku peraturan / standar / Normalisasi Internasional ataupun negara asal
produsen bahan /material / komponen yang bersangkutan.
Pasal 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran direksi selaku wakil pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur,
ataumemberi nasehat tidak mengurangi tangung jawab penuh tersebut diatas
3. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/
material, barang milik proyek, direksi dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi
kehilangan bahan-bahan bangunan pertamanan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
6. Apabila pekerjaan telah selesai kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor atau
biasadisebut pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimal S1
Sipil /Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimal (4) tahun dalam bidang
Pelaksanaan Proyek atau S1 jurusan Arsitektur Pertamanan dengan pengalaman
minimal (4) tahun dalam bidang Pelaksanaan dan masing-masing bersetifikat ( SKA,
KTP dan Cv ) yang di terbitkan oleh Lembaga resmi Keterampilan khusus.di tambah
dengan Asisten Pelaksana minimal berpendidikan SMK ( SKT, KTP dan Cv )
berpengalaman minimal ( 4 ) tahun dilengkapi dengan SKT tenaga ahli sesuai
dengan bidangnya
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pemimpin kegiatan dan
Direksi, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemimpin Kegiatan dan Direksi, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu tujuh hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk Pelaksana baru atau kontraktor sendiri (Penanggung jawab /
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin perusahaan.
Pasal 6
KETENTUAN & SYARAT-SYARAT BAHAN
1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita acara penjelasan, bahan-bahan yang akan dipergunakan
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI th 1982) Standart Industri Indonesia (SII) untuk bahan
termasuk serta ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat Tentang Taman dalam
Penggunaan Materi Tanaman Hias yang berlaku di Indonesia.
2. Merk Pembuatan Bahan/ Material & Komponen Jadi
2.1 Semua Merk Pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat.
`
2.2 Bahan dan material komponen jadi yang dipasang/ dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar, memenuhi standart spesifikasi bahan tersebut,

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

mengikutiperaturan persyaratan bahan bangunan dan Pertamanan yang


berlaku.
3. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
Pasal 7
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
1. Kontraktor/pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua
bahan-bahan dan bahan tanaman yang diperlukan untuk Pekerjaan Taman tersebut
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai
dengan contoh-contoh yang telah disetujui Direksi.
2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambatlambatnya dalam tempo 2 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan ternyata
masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Direksi berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor
sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 10/00 ( satu
permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Direksi secara tertulis. Segala biaya
pemeriksaan di tanggung oleh Kontraktor.

Pasal 8
KOORDINATOR PELAKSANAAN
1. Jadwal Pelaksanaan
1.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib membuat
rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chat dan
Scurve bahan dan tenaga kerja.
1.2 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor. Rencana kerja yang telah
disetujui oleh Direksi, akan disyahkan oleh pemberi tugas. Pengawas dari Dinas

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

Terkait akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja


tersebut diatas.
`
2. Dasar Penentuan/Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan
2.1 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala bentuk yang tertera
dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan bagi
setiap bagian pekerjaan.
2.2 Kontraktor harus memasang patok-patok pendugaan yang terpenting di tapak
untuk patokan titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
2.3 Perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pemecahannya. Tidak
dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Pengawas.
Pasal 9
PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan permulaan, pekerjaan
penunjang yang saling mendukung satu sama lain untuk melengkapi kegiatan secara
keseluruhan yang terdiri dari :
1. Mobilisasi /Demobilisasi
Termasuk dalam pekerjaan Mobilisasi/demobilisasi disini adalah kewajiban Kontraktor
untuk :
Mendatangkan peralatan untuk sarana bekerja.
Memindahkan peralatn-peralatan sesuai kebutuhan.
2. Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja
2.1 Air untuk bekerja sudah tersedia
Air dapat diambil dari sumber terdekat dilapangan dengan izin dari Direksi atau
Pemimpin Kegiatan. Jika sumber sumber air tidak ada atau ada larangan untuk
memakai sumber air yang ada, maka Kontraktor harus membuat sumur pompa
atau dipasok dari luar dan air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari limbah,
minyak dan bahan-bahan kimia lain yan merusak.
2.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sumber
listrik terdekat
3. Pekerjaan Bangsal Kerja.
a. Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas
tapak pekerjaan. Bangsal Kerja terdiri dari :
Bangsal Kontraktor
Los-los kerja untuk Pekerja

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

b. Luas bangsal Konsultan Pengawas/Direksi adalah 12 meter persegi dengan


spesifikasi :
Rangka bangunan : kayu kelas II
Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II
Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II
Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik
c. Kontraktor harus pula membuat bangsal los kerja (workshop) untuk para pekerja
dan gudang penyimpan bahan material yang dapat dikunci.
d. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya tempat bangsal penyimpanan
bahan/material harus sedemikian rupa sehingga :
Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Setelah selesai pembangunan, semua bangsal kerja dan gudang
penyimpananbahan/material / Bangsal Konsultan/Direksi harus dibongkar dan
disingkirkan ke luar tapak
PASAL 10
PELAKSANAAN PEIL DAN UKURAN
a. Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan, peil-peil
dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong dalam pelaksanan pekerjaan menurut peil yang sudah ditentukan, bila
terjadi kelalaian, Pemborong tidak akan ditolelir kesalahannya dan pekerjaannya
berhak untuk diulang kembali (bongkar) atas beban biaya ditanggung pemborong.
c. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain dalam setiap
pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi, untuk
diberikan keputusan pembetulannya.

Pasal 11
PENGUPASAN PERATAAN LAPISAN TANAH
a. Pemborong harus melakukan pengupasan (stripping) terlebih dahulu pada lokasi
proyek tersebut, sehingga didapatkan permukaan datar / rata / bersih yang bebas
dari sisa-sisa rumput liar dan material lain yang dapat mengganggu.
b. Ketebalan pengolahan tanah minimal 30 cm dari permukaan tanah asli. Tanah
sampah bekas Stripping (kupasan) harus dibuang jauh dari lokasi pekerjaan/sesuai
dengan petunjuk Direksi.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

PASAL 12
PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan Galian
Galian lubang atau menerus pada permukaan Lahan dilaksanakan pada :
Semua bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian bangunan atau
Pagar
Semua jalur untuk pekerjaan drainase
Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman
Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik
Galian lobang tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik lebar,
panjang, dalam, kemiringan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut
gambar,Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai
penyelesaiannya.
b. Pekerjaaan urugan
Pekerjaan pengurugan tanah dilaksanakan pada :
Semua Bekas bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian bangunan
atau Pagar
Semua bekas jalur untuk pekerjaan drainase
Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman
Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik
Semua bagian dari tanah yang akan ditanam Pohon / semak / perdu
Pelaksanaan Pengurugan menurut gambar serta peil-peil yang telah
ditetapkan.
c. Sumber Penggunaan Material
Bahan material bekas galian yang digunakan untuk urugan harus
seijin/disetujui Direksi.
Apabila tanah untuk pengurugan diambil dari luar lokasi, maka tanah yang
diambil harusdari satu sumber dan disetujui Direksi. Pekerjaan pengurugan
dimulai, tanah yang sudah dibersihkan harus dilakukan pemadatan.
Bahan material Pekerjaan adalah bahan produk dalam negeri satandar sii di
upayakan bahan alam yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan.
Apabila bahan material susah di dapat di lapangan kontraktor wajib mencari
alternatip lain dan harus disetujui Direksi.
d. Tanah dasar Yang Kurang Baik
Direksi mempunyai wewenang apabila menghendaki agar tanah yang kurang baik
mutunya digali sampai kedalaman tanah yang dianggap memadai mutunya sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

e. Pekerjaan Penyelesaian Tanah


Permukaan akhir yang dicapai harus sesuai dengan keperluan ketinggian
(peil batas), kemiringan melintang dan sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Pemborong bertanggungjawab atas stabilitas dari timbunan tanah dan harus
mengganti bagian-bagian yang rusak yang akibatnya karena kecerobohan/
keteledoran Pemborong dan akibat dari aliran air yang kurang terkendali.
.
PASAL.13
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak pada hal-hal berikut:
- Pasangan batu bata,
- Adukan,
- Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan, sesuai dengan
petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
`
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2.2. Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.4. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
Contoh bahan batu bata diserahkan sebanyak minimal 10 buah, untuk keperluan
pengujian kuat tekan yang disyaratkan.
Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus
disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 150 cm.
Batu Bata harus dikirim sesuai contoh yang telah di setujui Direksi
Penyimpanan Batu bata harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

4. BAHAN-BAHAN
4.1. Batu-Bata
4.1.1. Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempurna dan merata, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm atau sesuai dengan ukuran lokal
yang dapat diperoleh, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing
dan rata, tanpa cacat dan mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata
yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran
tersebut diatas, harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari
ukuran-ukuran tersebut.
4.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25
kg/cm2, sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-2049-1991 dan SK SNI S04-1989-F.
4.2. Adukan Pasangan Bata
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu-bata harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.11 (Spesifikasi Teknis Adukan dan
Plesteran).
4.3. Bahan Penutup dan Pengisi Celah
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknisseperti pada BAB II.20 (Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian
Celah).
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Adukan
5.2.1. Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang telah
disetujui.
Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras dan
membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.2.2. Adukan yang dipakai seperti berikut:
Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah
permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai (tergambar ataupun
tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan ditempat-tempat lain
sesuai petunjuk Gambar Kerja digunakan adukan 1 semen dan 2
pasir.
Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5 pasir.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan
seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat pekerjaan tersebut
diatas yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus
direndamdalam air menggunakan bak air/drum hingga jenuh. Dinding
harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

dan ketinggian yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar


Kerja.
5.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah dua melebihi 5%
dan yang patah lebih dari dua.
5.2.3. Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6 m2 yang terletak diluar
bangunan yang langsung mendapat beban angin harus diberi kolom
praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan
beugeul seperti diatas.
5.2.4. Pemasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan
pengecoran kolom praktis.
5.2.5. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus/ menerus
dan rata.
5.2.6. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih
sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian
disiram.
5.2.7. Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu sampai jenuh.
5.3. Perawatan dan Perlindungan
5.3.1. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus.
5.3.2. Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok.
5.3.3. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan harus ditutup dengan
bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis seperti
pada BAB II.20 (Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian Celah)
PASAL 14
BETON COR DI TEMPAT
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai dengan
garis mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat
harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan standar terkait.
2. STANDAR/RUJUKAN
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2.2. Peraturan Beton Bertulang (1991)

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

2.2. Standar Industri Indonesia (SII) and/or Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SII.0013-81/SNI. 15-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan Cara Uji
Semen.
- SNI. 03-2847-1992- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
- American Concrete Institute (ACI)
- ACI 318-95 Building Requirements for Reinforced Concrete
- ACI 347-94 Formwork for Concrete
`
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus di sertakan Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui dan harus meliputi:
- Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran,
sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
- Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan dan
alat-alat kerja.
3.2. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian
3.2.1. Pemeriksaan Lapangan
- Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan tersebut
di bawah akan dilakukan oleh Pengawas Lapangan dengan biaya
Kontraktor.
Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran percobaan dan
estimasi yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
- Kontraktor harus membantu Pengawas Lapangan dalam
pelaksanaan pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian
pendahuluan akan meliputi penentuan hal-hal berikut:
- Karakteristik batu pecah.
- Tipe dan kualitas semen.
- Pemilihan dan dosis bahan tambahan.
- Perbandingan kelas batu pecah dan campuran.
- Faktor air semen.
- Pengujian slump.
- Karakteristik campuran beton segar.
Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran
yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
3.2.2. Pengambilan Contoh bahan Agrerat Beton
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Pengawas

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

Lapangan, seperti tersebut di bawah:


- Semen
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang
menunjukkan berat per zak, bahan alkali yang sesuai.
- Aggregate`
Aggregate halus sesuai dan tahan uji menurut ASTM C 33,
Kontraktor harus membuat percobaan campuran untuk pengujian,
bahan-bahan yang akan digunakan, dan metoda yang akan
digunakan untuk pekerjaan ini.
- Bahan Tambahan
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar
ASTMC 260 dan ASTM C 494 sebelum pekerjaan beton dimulai.
Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan.
3.3. Pengujian Campuran / Campuran Percobaan
3.3.1. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe dan
kuat tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
3.3.2. Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air,
kadar bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi agregat,
slump, kadar udara dan kuat tekan.
3.3.3. Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat
dan diuji dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi kuat tekan
yang diperlukan.
Kuat tekan umur 7 hari harus memiliki nilai minimal 65% dari kuat
tekan umur 28 hari.Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3.3.4. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak diijinkan tanpa
hasil pengujian yang memuaskan.
4. BAHAN-BAHAN
4.1. Beton
4.1.1. Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui Pengawas
Lapangan.
- Tanpa air yang berasal dari batu pecah.
4.1.2. Beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda, sesuai ketentuan berikut:
- Beton mutu K-225 (fc = 291 kg/cm2) digunakan untuk Struktur
bangunan.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

- Beton mutu K-175 (fc = 186 kg/cm2) digunakan untuk Saluran`


- Beton mutu B-0 digunakan untuk lantai kerja pondasi dan pengisi.
4.2. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013-81/SNI.15-2041992 atau ASTM C 150-89.
Semen harus berasal dari salah satu merk dagang, seperti Semen Tonasa,
Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen Bosowa, Semen Kujang.
4.3. Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan organik.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di
atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan ASTM dan/atau disetujui Pengawas
Lapangan.
4.4. Agregat Halus
4.4.1. Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan halus disetujui
Pengawas Lapangan.
Agregat halus harus memenuhi ketentuan berikut:
NO.
1.
2.
3.

Gumpalan tanah liat


Batubara dan bahan bakar
Bahan lolos saringan no. 200

METODA UJI
AASHTO
T 112
T 113
T 11

MAX.
BERAT %
0,5 %
0,5 %
3%

4.4.2. Agregat halus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam, alkali
dan bahan lainnya yang merusak.
Agregat halus merata didegradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi
berikut:
SARINGAN
No.
No.
No.
No.

3/8
4
18
50
100

% BERAT YANG LOLOS (AASHTO T 27)


(9,5
(4,75
(1,18
(0,30
(0,15

mm)
mm)
mm)
mm)
mm)

100
95 100
45 80
10 30
1 10

`
4.5. Agregat Kasar
4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah,
kerak dapur tinggi dan bahan lainnya yang disetujui dan memiliki
karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari bahan-bahan yang
tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus
memenuhi ketentuan berikut:

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

METODA UJI
AASHTO
T 112
T 11
-

NO.
1.
2.
3.

Gumpalan tanah liat


Bahan lolos saringan no. 200
Bahan tipis panjang lebih dari 5x
ketebalan maksimal

MAX.
BERAT %
0,25 %
1%
10 %

Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas presentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Pengawas
Lapangan.
4.5.2. Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33 :
UKURAN
MAKS.
BATU
PECAH
(CM)

UKURAN SARINGAN
5,08

2,54

1,905

3,81

95-100

1,905

0,952

PRESENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %

0,952

No.4

No.8

1,2
7
-

10-30

0-5

No.1
6
-

100

90-100

20-55

0-10

0-5

100

85-100

10-30

0-10

0-5

`
4.5.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau volume untuk menghasilkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.
4.6. Bahan Perawatan
Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut :
- Lembaran kain dari sera/goni
- Lapisan cairan untuk perawatan beton
- Lembaran polyethylene putih untuk perawatan beton
4.7. Bahan Tambahan
4.7.1. Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan
beton, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B & D.
4.7.2. Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton bila diperlukan,
harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.
4.8. Pengisi Sambungan (Join Filler) dan (Joint Sealant)
4.8.1 Joint Filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 153 dan US Federal

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

Specification HH-F 341 a type 1 class B, seperti Pavatex atau setara.


4.8.2 Joint sealant harus memenuhi persyaratan ASTM C 920 seperti Elasto-seal
227 atau setara.
4.9. Baja Tulangan
Baja tulangan harus sesuai ketentuan dan Spesifikasi Teknis seperti pada BAB
II.3 (Spesifikasi Teknis Baja Tulangan).
5. PELAKSANAAAN PEKERJAAN
5.1. Perancah dan Acuan
5.1.1. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai
untuk menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat
dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah,
gambar rancangan pemasangan/ penempatan perancah harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
5.1.3. Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
- Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang memadai
untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah pemasangan baja tulangan.
- Bahan acuan harus berasal dari papan kayu tebal minimal 20 mm, kayu
lapis tebal minimal 9 mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0,6 mm, atau
bahan lain yang disetujui.
- Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan diekspos
harus menggunakan acuan kayu lapis.
- Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
- Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan
oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
- Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan konstruksinya
sebelum pengecoran.
- Semua
sudut
sambungan,
pertemuan
harus
kaku
untuk
mencegahterbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan dan penopangnya yang
memadai.
- Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian rupa
sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus berada tidak kurang dari
5 mm dari permukaan beton ekspos.
- Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 25 mm dari permukaan beton
tanpa merusak.
5.1.4. Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus dibiarkan

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

terbuka, dan acuan kayu harus dibasahi dengan air sebelum penempatan
beton.
5.2. Perlakuan Pembukaan Acuan
Semua dinding acuan harus diberi lapisan yang disetujui sebelum penempatan
baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan air sebelum
penempatan beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak
boleh digunakan.
5.3. Penempatan Pipa Drainase dan Konduit
5.3.1. Pipa-pipa drainase, konduit kabel listrik dan/atau telekomunikasi harus
dipasang sebelum pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan beton.
Pipa-pipa tersebut harus dilindungi sehingga tidak akan terisi adukan beton
sewaktu pengecoran.
5.3.2. Pipa drainase dan pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi
Teknis Mekanikal.
5.4. Sambungan Konstruksi
Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Sambungan konstruksi harus
tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan umumnya ditempatkan pada
titik-titik minimal gaya geser pada sambungan konstruksi horizontal. Batang
pasak, alat penyalur beban dan alat pengikat yang diperlukan harus
ditempatkan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.5. Sambungan Terbuka
Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dengan menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal atau
bahan lain yang disetujui. Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan
tanpa merusak pinggiran atau sudut beton. Penulangan tidak boleh melewati
sambungan terbuka kecuali bila ditentukan lain.
5.6. Pengisi Sambungan`
5.6.1. Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan terbuka.
Bila ditentukan pembentukan ulang sambungan muai, ketebalan pengisian
yang dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan
harus dipotong dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan permukaan
yang akan disambung.
5.6.2. Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang telah
ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak bergeser bila
disampingnya ditempatkan beton.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

5.6.3. Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah diantaranya
diisi dengan aspal kelas 18 kg, dan salah satu sisinya harus ditutup dengan
aspal panas agar tersimpan dengan baik.
5.6.4. Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus diperiksa
dengan teliti.
5.6.5. Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan rapih
dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3 mm atau lebih
muncul pada sambungan yang akan dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus
ditutup dengan ter panas atau aspal sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
5.7. Sambungan Besi
Sambungan hasil harus ditempatkan pada semua sambungan konstruksi yang
berhubungan langsung dengan tanah atau air bawah tanah dan tempat-tempat
lain sesuai Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
5.8. Toleransi
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian
beton yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja. Variasi
ketinggian lantai harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan
penumpu.
5.9. Perbandingan dan Campuran Beton
5.9.1. Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan metoda
yang disetujui Pengawas Lapangan. Perbandingan volume tidak diijinkan
tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
5.9.2. Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran harus
sesuai dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
5.9.3. Slump yang diijinkan minimal 75 mm dan maksimal 150 mm untuk balok,
kolom dan pelat sedangkan untuk pondasi sumuran minimal 50 mm dan
maksimal 125 mm. Pencampuran beton tidak boleh dimulai tanpa
memastikan persediaan bahan yang memadai, dalam batas yang aman, agar
pengecoran beton dapat dilaksanakan.
5.9.4. Bila pengecoran tidak dapat dihentikan. Kontraktor harus menyediakan
peralatan tambahan dan memadai yang disetujui Pengawas Lapangan.
5.9.5. Beton ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM
C 94 dan ASTM C 685.
5.10. Penempatan Beton dan Pembongkaran Acuan
5.10.1. Beton tidak boleh ditempatkan sebelum acuan, penulangan, sisipan dan
lainnya telah disetujui Pengawas Lapangan. Acuan harus dibersihkan,bebas

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

dari guncangan, celah, mata kayu, kotoran dan bengkokan sebelum


pengecoran.`
5.10.2. Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan
petunjuk Gambar Kerja.
5.10.3. Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama
pengecoran. Penggetaran terus menerus pada jarak 38-40 cm harus tetap
terjaga untuk mencegah keropos dan untuk mendapatkan permukaan yang
halus.
5.11. Corong dan Saluran
5.11.1. Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah terpisahnya
bahan-bahan dan bergesernya baja tulangan. Bila dibutuhkan kemiringan
yang tajam, corong harus dilengkapi dengan papan-papan berukuran
pendek yang mengubah arah gerakan. Semua corong, saluran dan pipa
harus dijaga agar bebas dari beton yang mengeras dengan cara menyiram air
setiap kali setelah penuangan. Siraman air harus jauh dari beton yang baru
saja ditempatkan.
5.11.2. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 150 cm kecuali
melalui corong tertutup pipa. Setelah ikatan awal beton, acuan tidak boleh
digetarkan dan tekanan tidak boleh dilakukan pada ujung pelindung
tulangan. Beton harus diangkat dari mesin pengaduk dan diangkut dalam
waktu 1 jam ke lokasi akhir yang disetujui Pengawas Lapangan. Hal ini
untuk memastikan bahwa beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan pada
waktu penempatan dan Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton
yang menerus/tidak terputus-putus.
5.11.3. Semua peralatan, mesin dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan ini
harus bersih, dan bekerja dengan baik. Bila memungkinkan, sebuah inti
pengganti atau suku cadang harus disediakan di lokasi.
5.11.4. Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
aliran beton tidak terganggu. Benda-benda tajam harus disingkirkan.
5.11.5. Kadar air dan ukuran partikel bantuan harus diawasi dengan teliti ketika
beton dipompa untuk mencegah pemampatan. Kemiringan saluran untuk
mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat sehingga beton dengan
kadar air rendah dapat mengalir dalam aliran seragam tanpa pemisahan
semen dan bantuan.
5.11.6. Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar harus bersih
dan padat, dan bebas dari air atau aliran air. Permukaan lantai yang akan
diberi beton harus benar-benar bersih dari lumpur, batu lepas, kotoran dan
bahan lapisan lain yang mengganggu. Prosedur ini harus diketahui dan
disetujui Pengawas Lapangan.
5.12.

Pembongkaran Acuan

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Pengawas


Lapangan. Persetujuan Pengawas Lapangan tidak membebaskan
Kontraktor dari keamanan pekerjaan tersebut. Jadwal pembongkaran harus
ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
5.13. Perbaikan Beton
5.13.1. Kontraktor harus meminta Pengawas Lapangan untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran.
5.13.2. Kontraktor atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan
garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya
berlebihan. (Jangan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau
mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Pengawas Lapangan).
5.13.3. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor
di tempat menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup.
Permukaan ekspos dan permukaan yang akan di cat harus bersih dari
tambalan, memiliki sirip-sirip dan tetesan adukan yang tersikat halus, dan
memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan debu.
5.13.4. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan. Bahan tambahan harus kohesif, tidak berkerut dan
melebihi kekuatan beton.
5.13.5. Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau
beton yang akan dicat dengan :
- Semprotan pasir ringan
- Pembersihan dengan larutan lembut sabun detergent dan air yang
diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.
- Pembersihan dengan larutan asam muriatik yang mengandung tidak
kurang dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asam dalam volume, yang
diaplikasikan pada permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan
dengan air bersih.
- Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
- Tambalan kapur.
- Mengikir dan menggerinda.
5.14. Penyelesaian Beton
5.14.1. Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.14.2. Floor Hardener harus diaplikasikan pada permukaan beton yang masih
segar secara merata, dengan cara pelaksanaan dan dalam jumlah sesuai

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

rekomendasi dari pabrik pembuatnya, atau sebanyak 5 kg/m2 , kecuali bila


ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
5.14.3. Perawatan dan Perlindungan
Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton
segar yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat.
- Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai saat
pembongkaran.
- Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus menerus
selama 14 hari setelah pengecoran.
- Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang akan
ditutup dengan karung lembab atau dilindungi terhadap kekeringan
dengan bahan lain yang sesuai.
- Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau melintas
diatas konstruksi, yang menurut pendapat Pengawas Lapangan, belum
cukup mengeras.
PASAL 15
ADUKAN DAN PELESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
ini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
2.2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
2.3. Spesifikasi Teknis Beton Cor di Tempat.
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
3.2. Pengiriman dan Penyimpangan
3.2.1. Pengiriman dan penyimpangan bahan semen dan bahan lainnya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada (Spesifikasi Teknis Beton
Cor Di Tempat).
3.2.2. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan
kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi dengan saluran

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing. Tinggi


penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.
4. BAHAN-BAHAN
4.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi standar SII.0013-81/SNI.15-2049-1992 atau
ASTM C 150-89 serta Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.4 (Spesifikasi
Teknis Beton Cor Di Tempat). Semen yang digunakan harus berasal dari satu
merek dagang yang dikenal luas dan mudah diperoleh.
4.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran yang lain yang merusak. Perbandingan butir-butir harus seragam dari
yang kasar sampai dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
4.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang
bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum
tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan
diatas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui
Pengawas Lapangan.
4.4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Plesteran
5.1.1. Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 200 mm di atas
lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran
permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.1.2. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.
5.1.3. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.
5.2. Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

dan waktu percampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.


Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
5.3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan
5.3.1. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau plesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.
5.3.2. Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran
telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah
berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus
disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok
sedalam 10 mm dan dibersihkan.
5.4. Pemasangan
5.4.1. Plesteran Batu Bata
- Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos-kelos sementara
dari bambu. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang
tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk
patokan kerataan bidang.
- Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai
harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang
telah diserut rata, rapi dan siku.
5.4.2. Plesteran Permukaan Beton
- Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester.
- Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak,
lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai. Permukaan
beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

penyiraman air. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang,


retak-retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
5.5. Ketebalan Adukan dan Plesteran
Tebal adukan dan/atau plesteran minimal 20 mm, kecuali bila dinyatakan lain
dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
5.6. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada
bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering betul. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan,
Kontraktor harus selalu meyirami bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurangkurangnya dua kali setiap harinya.
5.7. Pemeriksaan dan Pengujian
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk
dapat mengambil contoh pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang
ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
Pasal 16
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan dan lain
lain,pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti
disyaratkan dalam :
1) Spesifikasi Teknik
2) Gambar Perencanaan
3) Bill Of Quantity
Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan bill of quantity
merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan
menyempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat didalam
spesifikasi teknis, namun ada pada gambar perencanaan atau ada pada bill
of quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti gambar perencanaan
atau bill of quantity, Berita Acara Aanwijzing
4) Addendum
Dalam pekerjaan ini termasuk pula pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan plambing yang tidak mungkin disebutkan

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

secara terperinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan


operasi plambing.
5) Klarifikasi Teknis
Klarifikasi teknis perlu dilakukan sebelum ditetapkan pemenang tender
terhadap penawaran-penawaran yang menjadi calon pemenang tender
untuk masalah-masalah yang secara teknis belum dapat dimengerti atau
perlu dijelaskan oleh peserta tender dihadapan panitia tender (Pemberi
Tugas, Perencana, dan Konsultan Pengawas/Direksi)
b. Sistem Instalasi Air Bersih
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari sumur.
b. Pengadaan dan pemasngan pompa air bersih yang terdiri dari pompa suplai air
bersih beserta kelengkapannya (motor listrik, valve, kontrol pengaman dan
lain-lain) termasuk instalasi pemipaannya di ruang pompa. Brosur lengkap
harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve karakteristik.
c. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain)
serta pemasangan dan pengujian instalasinya.
d. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
dengan pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
e. Pengujian system instalasi air bersih terhadap kebocoran pada seluruh system
jaringan pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap pada setiap lantai, kemudian dilanjutkan secara
keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
f. Pengujian system instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai system itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai
perencanaan)
g. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing
beserta kelengkapannya.
h. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor
c. Kemampuan Operasi
a. Sistem Instalasi Air Bersih
1) Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari sumur
2) Pompa distribusi untuk pendistribusian air ke Kolam
d. Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan
a. Sistem Instalasi air Bersih
1) Pipa
a. Pipa saluran air bersih dari pipa PAM ke reservoir Diameter pipa seperti
yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan GIP (Galvanise
Iron Pipe).
b. Pipa distribusi dari kolam

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

c. Diameter pipa seperti ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan
GIP. Diameter pipa antara dia. 1 s/d dia. 3 baik pipa utama maupun
pipa cabang terbuat dari bahan GIP
2) Accessories
Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan material pipa yaitu
GIP
3) Valve
a. Gate Valve
(1) Untuk diameter 2 1/2 keatas harus mempunyai spesifikasi SNI
(2) Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan
Alloy yang anti karat, khusus dibuat untuk fixture-fixture unit
tersebut, tampak harus mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless
steel.
4) Pompa Air Bersih dan Perlengkapannya
a. Kontraktor harus memasang Pompa Air Bersih sesuai dengan gambar
dokumen untuk Pompa distribusi kapasitas : 110 liter/menit Total Head
: 33 - 57 Meter
b. Motor listrik harus sesuai dengan N.E.M.A Standard dan National
Electric Code.
c. Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve
karakteristik dan susunan bagian-bagian pompa. Pemilihannya harus
diberi tanda dengan warna.
e. Sistem Instalasi air Buangan
1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada pipa vent yang terdapat
didalam kolam, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat
dari bahan PVC class AW, dari buatan WAVIN atau yang setara,
yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi lapangan.
2. Accessories
Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu
PVC Class 5 Bar Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari
bahan Stainless Steel sesuai dengan daftar merk.
f. Peralatan Pendukung/Alat Bantu
a) Pemipaan pada peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan
lainnya harus ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani
unit mesin/peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai
peredam getaran.
b) Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi
untuk mengatasi gerakan-gerakan thermal dan/atau gerakangerakan akibat aliran fluida pada tempattempat tertentu dengan
system sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

c) Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan union


atau flange pada setiap cabang dan pada setiap pipa masuk dan pipa
keluar dari unit mesin peralatan seperti pompa, tangki, traps, katup
otomatis, dan lainnya, dengan tujuan untuk mengisolasi peralatan
unit mesin tersebut atau cabang pemipaan tersebut pada saat terjadi
kerusakan atau untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
d) Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan cap
atau plug pada setiap titik yang disiapkan untuk perluasan, sesuai
dengan indikasi pada gambar.
e) Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain)
berikut pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada setiap titik
tersendah dari setiap cabang pemipaan yang dilengkapi dengan
katup isolasi.
f) Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air
hujan terdekat untuk pengaliran air dari katup pengaman pelepas
tekanan dan sejenisnya.
g) Dalam system pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting
koneksi dari pipa untuk penempatan alat ukur yang tidak akan
dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
h) Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik
dan ketelitian tinggi serta simetris.
i) Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan
tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
j) sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
Cara Pengetesan
a. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran
1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus
diuji dengan tekanan hidrolik sebesar 10 kg/cm2 selama 24
jam tanpa terjadi perubahan/penurunan tekanan.
2) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
3) Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi,
dan melaporkan hasil pengujian secara tertulis ke Konsultan
Pengawas/Direksi dan Perencana atau yang dikuasakan untuk
itu.
4) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, pemborong harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan
pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
5) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian
demi bagian dari panjang maksimum 100 meter.
6) Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh
pemborong, termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

b. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, termasuk


pula pompa dan switch boardnya, maka pemborong harus
melakukan pengujian terhadap sistem kerja (Trial Run) dari
seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi,
c. Pekerjaan lain-lain :
Termasuk pula didalamnya pembobokan dinding/selokan galian
dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainnya yang
ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula, maka
semua biaya diperhitungkan dan ditanggung oleh Kontraktor.
e. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan
a. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan
Pada saat penyerahan
Gambar-gambar jadi (shop drawing)
Katalog spare part.
Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut harus diserahkan kepada pemilik dan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi 2 (dua) set, bila gambar dan data-data tersebut belum
lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan
100%.
b. Service dan Garansi
1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak
selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya
penggantian perawatan selama masa garansi merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
2) Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply
jugaterhadap system , minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah terima
kedua.
3) Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala kerusakan
untuk selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima kedua.
4) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan garansi
dengan memperhitungkan kedalam harga satuan sebagai resiko
keterlambatan dalam menyelesaikan pembangunan.
5) Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok
barangbarang atau system yang tidak sesuai dengan persyaratan
spesifikasi, akibat keslahan pabrik atau pengerjan yang salah selama
jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah
terimakan untuk pertama kali.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

6) Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Plambing dan mendatangkan 1 (satu)
orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan
balancing selama masa pemeliharaan.
7) Kontraktor harus memberikan service secara Cuma-Cuma untuk seluruh
system Plambing selama 180 (seratus delapan puluh) hari setelah ini
diserah terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah
terima kedua.
c. Perijinan
1) Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan itu
untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat
Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
3) Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi
yang diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pengelola
Kegiatan/Konsultan Pengawas/Direksi Konstruksi atau pihak ditunjuk,
sebelum penyerahan kedua dilakukan.
4) Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pengelola
Proyek/Konsultan Pengawas/Direksi setiap akan melakukan sesuatu
tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di
luar jam kerja (kerja lembur).
5) Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang
dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan permintaan ijin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor.
6) Penyetelan seluruh system agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang
ada.
7) Pengadaan pemasangan seluruh instalasi Plambing sesuai dengan
persyaratan dokumen, spesifikasi dan yang lainnya sesuai dengan kontrak.
8) Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut kepada Pengelola
Proyek/Kontraktor Konsultan Pengawas/Direksi, Konsultan atau pihak
lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan
kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugiankerugian
yang mungkin terjadi.
9) Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Plambing harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan
spesifikasi teknik, serta addendum lainnya. Bila dalam spesifikasi ini

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

terdapat klausal-klausal/point-point yang ditulis/disebutkan kembali, hal


ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.
Pasal 17
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
pemasangan berikut penyerahan seluruh system, penerangan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan pada
GambarKerja.diantaranya :
Instalasi Penerangan dan pompa air termasuk pemasangan Titik Lampu,Stop
kontak dan Saklar
Lighting Fixtures
2. Standar/Rujukan
2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987)
2.2. International Electrotechnical Comission
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/Satandar Nasional Indonesia (SNI)
3. Prosudur Umum
3.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
3.1.1. Sebelum diadakan kelapangan, contoh dan/atau brosur/ data teknis
bahan/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada
Engineer untuk disetujui.
3.1.2. Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan
dan menyerahkannya kepada Engineer untuk disetujui.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan
3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
kepada Engineer untuk disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus
diserahkan sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu
untuk memeriksa dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi
tata letak dan detail-detail yang diperlukan.
3.2.2. Bila ada perbedaan antaraGambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Engineer untuk dicarikan jalan
keluarnya.
3.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.Gambar Kerja ini harus

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

diikuti dengan seksama mungkin. Dalam mempersiapkan Gambar Detail


Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar
Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus
diperiksa.
3.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua bahan dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.
3.3. Pengiriman dan Penyimpanan
3.3.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan
data lain yang diperlukan.
3.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.
3.4. Ketidak sesuaian
Enjinir berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
4. Persyaratan Bahan
a. Kabel yang digunakan adalah kabel yang memenuhi SPLN dan LMK yang
ditandai dengan adanya tulisan pada kabel tersebut
b. Jenis Kabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kabel Power induk digunakan jeni NYY HY 4 x 10 mm Sek. Prima ( Kabel
tanah )
Kabel Power Pompa digunakan jenis NYY HY 3 x 2,5 mm Sek. Prima (
Kabel tanah )
Kabel Untuk Pentanahan digunakan jenis Bc 50 mm + pipa giv 1 inc.
NFB dan perlengkapannya
Instalasi titik lampu/Saklar adalah jenis kabel 3 X 2,50 mmNYM
Instalasi Stop Kontak adalah jenis kabel 3 x 2,5 mm NYY
Untuk Instalasi kabel yang tertanam dalam tembok harus dilindungi dengan
pipa PVC listrik dia 5/8 dan diklem pada dinding
Penampang minimum kabel adalah 2,5 mm,merek yang dapat digunakan
adalah merek PRIMA / setaraf,Penyambungan kabel menggunakan
Terminal Box dan dengan sistim terminal
c. Instrumen Panel
Instrumen Panel dipasang pada ruanagn bangunan dengan jumlah group pada
setiap panel,sesuai yang tercantum pada gambar kerja Instrumen Panel

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

dilengkapi dengan kabel Arde BC-16 mm2,tertanam ditanah sehingga


mempunyai tahanan pentanahan maksimal 2ohm
5. Penerangan Luar Dalam
Lampu TL 40 watt setaraf Philip
Lampu Sorot PAR
Lampu PL E 18 watt setaraf Philip
6. Pelaksanaan Pekerjaan
6.1. Pemasangan Penerangan
Kontraktor harus melengkapi semua armatur, perlengkapan penerangan,
komponen, tenaga kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar system
penerangan terpasang dengan lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
Semua Armatur dan peralatanpenerangan harus dipasang lengkap dengan
aksesori penggantung, rumah lampu, soket, pemegang, reflector, penyebar
cahaya, balas, kapasitor dan komponen lain yang diperlukan serta seluruh
pengkabelan yang dibutuhkan.
Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor harus
melakukan pengujian lengkap dan pengukuranyang dianggap perlu dengan
dihadiri Engineer. Semua system dan peralatan harus dioperasikan agar
berfungsi sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Peralatan, fasilitas pengujian, Konsultan Pengawas/Direksi pengujian dan
pemeliharaan peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh
Kontraktor.
Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Engineer sebelum serah terima pekerjaan.
Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentuka oleh Engineer.
Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
Kontraktor
bertanggung
jawab
untuk
menganti
setiap
peralatan/perlengkapan yang rusak, termasuk kaca, plastik atau penyebar
cahaya sampai pada saat pemeriksaaan terakhir dan penyerahan kepada
Engieer.
Pasal 18
PEKERJAAN SARANA ( FURNITUR ) TAMAN DAN HALAMAN
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah :
1. Pasangan Paving Block
2. Beton
3. Batu alam

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

4. Pasangan Kanstin
5. Profilan pada bangunan
6. Pekerjaan Saluran batu kali
7. Pekerjaan Septictank dan Rembesan
PEKERJAAN LANTAI PAVING BLOCK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis
Paving Block pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
serta Spesifikasi Teknis ini atau sesuai Petunjuk Pengawas Lapangan.
`
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.4. Spesifikasi Teknis Adukan dan plesteran.
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan Paving Block harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah
dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.
3.2. Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman Paving Block ke lokasi proyek harus dalam label/merek
dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
4. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum.
Paving Block harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal.
Paving Block yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak
lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak
boleh dipasang.
4.2. Tipe dan warna masing-masing Paving Block harus sesuai Skema warna
yang ditentukan kemudian, berasal dari merek yang setara yang disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
4.3. Paving Block Beton
Paving Block beton harus dari jenis dengan permukaan yang terdiri dari
butiran batu alam warna hijau, seperti tipe Pearl stone buatan Cisangkan

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

atau yang setara, dengan ukuran dan tebal sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
5.1. Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan Paving Block baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan Paving Block harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di
belakang atau di bawah pasangan Paving Block ini telah diselesaikan
terlebih dahulu.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan Paving Block pada Lahan, Tanah dalam keadaan
kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, Paving Block harus dipilah terlebih dahulu.
5.2.3. dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
5.2.4. pasangan Paving Block pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan
pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja
permukaannya harus dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah
lubang pembuangan
5.2.5. Paving Block harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang Paving Block
yang terpasang tetap lurus dan rata.
Paving Block yang salah letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan
diganti.
5.2.6. Paving Block mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.7. Sambungan atau celah-celah antara Paving Block harus lurus, rata dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm,
kecuali bila ditentukan lain.
5.2.8. Pemotongan Paving Block harus dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti
pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang
lainnya harus dikerjakan rapih dan sesempurna mungkin.
5.3. Pengecoran Siar/Celah
5.3.1. Pengecoran siar/celah antara Paving Block harus dilaksanakan setelah
pasangan Paving Block benar-benar rata. Hal ini perlu diperhatikan
untuk mencegah terjadinya aus

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

5.3.2. Siar/celah antara Paving Block dicor dengan pasir beton II,Pengecoran
dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
5.3.3. Setelah pasir pengisi cukup rata, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan.
5.3.4. Setelah permukaan paving block di pasang dan di cor rata selanjutnya di
lakukan pemadatan dengan stamper kodok sampai permukaan rata dan
disetujui oleh konsultan pengawas.
5.4. Pembersihan dan Perlindungan
Setelah pemasangan selesai, permukaan Paving Block harus benar-benar
bersih, tidak ada cacat, bila dianggap perlu permukaan Paving Block harus
diberi perlindungan misalnya dengan coating anti lumut atau cara lain
yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan Paving Block.

SPESIFIKASI BATU ALAM


1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup pengiriman, bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan
pemasangan batu alam, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2.0. STANDAR / RUJUKAN
2.1.Standar Industri Indonesia (SII).
2.2.British Standar d (BS).
2.3.Spesifikasi :
- SI 004 Penggalian, Pengurugan dan Pemadatan.
- SI 002 Persiapan Tanah Dasar (Sub grade).
- SI 003 Lapisan dasar (Sub base).
3.0. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
3.1.1. Sebelum pengiriman, kontraktor harus memberikan contoh dan data teknis
yang berhubungan dengan pekerjaan ini pada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.Data teknis harus terdiri dari deskripsi, karakteristik
dan petunjuk pemasangan.
3.1.2. Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab kontraktor.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada
Konsultan pengawas sebelum pemasangan.
3.3. Pemeriksaan dan Pengetesan
3.3.1. Semua pekerjaan perkerasan beton sikat harus diperiksa an diuji. Segala
bentuk pemasangan perkerasan beton sikat yang tidak memuaskan harus

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

dibongkar dan diganti dengan perkerasan beton sikat yang baru tanpa ada
biaya tambahan ke pemilik/ owner.
3.3.2. Unit perkerasan batu sikat yang tidak melalui uji labolatorium seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan produk
berkualitas lebih baik, oleh kontraktor tanpa biaya tambahan apapun.

4.0. MATERIAL
4.1. Lapisan Batu Alam
Lapisan Batu Candi harus terbuat dari batu alam gunungdengan warna yang telah
ditentukan (hitam/gelap) berukuran 300mm x 300mm, 300mm x 600mm, 200mm
x 400mm seperti produk lokal atau setara produk kepulauan jawa.
4.2. Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan harus
diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.
5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Lapisan Pasir Dasar
5.1.1.Tanah dasar dan landasan harus telah disiapkan untuk transfer dan profil
longitudinal yang benar. Memiliki minimum kemiringan of 2%, atau seperti
yang dtunjukkan dalam gambar.
Persiapan tanah dasr harus sesuai persyaratan Spesifikasi Persiapan Tanah
Dasar, dan landasan harus sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Landasan.
5.3.1. Landasan harus disebarkan dengan ketebalan merata seperti yang Ditunjukkan
dalam gambar.
5.3.2. Plesteran pengikat disebarkan setelah landasan dengan lapisan yang seragam,
ketebalan yang harus ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan untuk
memberikan kedalaman setelah pemadatan 50mm, atau seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
5.2. Lapisan Beton
5.2.1. Lapisan Beton dasar / rabat harus disebarkan di atas lapisan pasir atau dibuat
balok pada lapisan yang sama, ketebalan minimum 10 mm
5.3.3. Setelah menempatkan beton rabat, kemudian lapisan dipadatkan guna mencapai
kesatuan dengan landasan pasir dan menghasilkan ketinggian dan profil yang
didisain dengan tidak kurang dari 3 (tiga) pass, menggunakan plat pemadat yang
sesuai.
5.3. Batu Candi
5.2.1. Balok perkerasan beton harus diletakkan secara manual di atas lapisan beton
rabat tebal sesuai dengan pola yang ditentukan.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

5.3.4. Setelah meletakkan batu candi setelah itu perlu untuk mencapai level dan bentuk
yang didisain.
5.3.5. Pembersihan dan perlindungan
Pembersihan dan perlindungan beton sikat dengan coating anti lumut atau cara
lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan batu sikat.

SPESIFIKASI BATU TEMPLEK ( TILE STONE)


1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup pengiriman, bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan
pemasangan Batu Templek, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2.0. STANDAR / RUJUKAN
2.1.Standar Industri Indonesia (SII).
2.2.British Standar d (BS).
2.3.Spesifikasi :
- SI 004 Penggalian, Pengurugan dan Pemadatan.
- SI 002 Persiapan Tanah Dasar (Sub grade).
- SI 003 Lapisan dasar (Sub base).
3.0. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
3.1.1. Sebelum pengiriman, kontraktor harus memberikan contoh dan data teknis yang
berhubungan dengan pekerjaan ini pada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.Data teknis harus terdiri dari deskripsi, karakteristik
dan petunjuk pemasangan.
3.1.3. Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab kontraktor.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada
Konsultan pengawas sebelum pemasangan. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) harus sesuai dengan bentuk, ukuran, dimensi dan kelas beton yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
3.3. Pemeriksaan dan Pengetesan
3.3.1. Semua pekerjaan perkerasan Batu Templek harus diperiksa an diuji. Segala
bentuk pemasangan perkerasan Batu Templek yang tidak memuaskan harus
dibongkar dan diganti dengan perkerasan Batu Templek yang baru tanpa ada
biaya tambahan ke pemilik/ owner.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

3.3.3. Unit perkerasan Batu Templek yang tidak memnuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan produk berkualitas lebih baik,
oleh kontraktor tanpa biaya tambahan apapun.
4.0. MATERIAL
4.1. Lapisan Batu Templek
Lapisan Batu Templek harus terbuat dari batu alam asli dengan warna yang
telah ditentukan (hitam/gelap) produk lokal Bandung atau cimahi
4.2. Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan
harus diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.
5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Lapisan Pasir Dasar
5.1.1. Tanah dasar dan landasan harus telah disiapkan untuk transfer dan profil
longitudinal yang benar. Memiliki minimum kemiringan of 2%, atau seperti
yang dtunjukkan dalam gambar.
Persiapan tanah dasr harus sesuai persyaratan Spesifikasi Persiapan Tanah
Dasar, dan landasan harus sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Landasan.
5.3.7. Landasan harus disebarkan dengan ketebalan merata seperti yang
ditunjukkandalam gambar.
5.3.8. Pasir dasar disebarkan setelah landasan dengan lapisan yang seragam, ketebalan
yang harus ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan untuk memberikan
kedalaman setelah pemadatan 50mm, atau seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
5.2. Lapisan rabat Plesteran
5.2.1. Lapisan Rabat harus disebarkan di atas lapisan pasir atau dibuat balok pada
apisan yang sama, ketebalan minimum 30 mm
5.3.9. Setelah menempatkan Rabat, kemudian lapisan dipadatkan guna mencapai
kesatuan dengan landasan pasir dan menghasilkan ketinggian dan profil yang
didisain dengan tidak kurang dari 3 (tiga) pass, menggunakan plat pemadat
yang sesuai.
5.3. Batu Templek
5.2.1. Batu Templek di pasang diatas rabat pleateran secara merata dengan desain sesui
gambar kerja dengan nad antara yang seukuran Setelah meletakkan Batu
Templek setelah itu perlu di bersihkan dan dicuci dengan Hcl yang ada di
pasaran dengan consentrat sesuai kemasan pabrikasi

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

PASAL 19
PENGECATAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 2 (dua) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
2.0. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Steel Structures Painting Council (SSPC).
2.2. Swedish Standard Institution (SIS).
2.3. British Standard (BS).
2.4. Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.
3.0. PROSEDUR UMUM
3.1. Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat
yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
Semua warna ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan diterbitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.
3.2. Contoh dan Pengujian
3.2.1. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas
cat yang ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang (dua) bulan
sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan
waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
3.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas lapangan
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak
dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untukmemperoleh
contoh yang benar-benar dapat mewakili.
3.2.3. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut
diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm
x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan kontraktor dan
1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas lapangan guna memberikan
kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata
tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab kontraktor.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum.
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar
kualitas,
disyaratkan
bahwa
semua
cat
yang
dipakai
harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi yang setara.
4.2. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara:
- Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer untuk permukaan plesteran,
beton, gypsum dan semen berserat.
- Aluminium Wood Primer Undercoat untuk permukaan kayu lapis.
- Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk
permukaan lapis besi/baja.
4.3. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara:
- Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion untuk permukaan interior plesteran,
beton, gypsum dan panel semen berserat. Setara Pentalite dari ICI-Dulux atau anacryl
dari Danapaint.
- Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion khusus untuk permukaan eksterior
plesteran, beton dan panel semen berserat. Setara Weather shield dari ICIDulux atau
Danashield dari Danapaint.
- Synthetic Enamel/Synthetic Super Gloss untuk permukaan kayu dan besi/baja.
Setara Super gloss.
5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
5.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
5.3.1. Umum
- Polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum pelaksanaan persiapan permukaan dan
pengecatan dimulai. Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan
lainnya, permukaan
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan


persiapanpermukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala di atas 380C
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak
jatuh di atas permukaan cat yang baru dan basah.
5.3.2. Pelaburan Permukaan Plesteran dan Beton.
Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan
plesteran atau semen yang dicat harus dipotong dengan tepitepinya dan ditambal
dengan plesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan
plesteran sekelilingnya. Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan
dengan menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur
lemak minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat
sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air.
Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
mempersiapkan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
5.5. Pelaksanaan Pengecatan.
5.5.1. Umum
- Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan
tekstur. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan
ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa diperoleh ketebalan lapisan
yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus diberi lapisan cat dasar
terlebih dahulu.
5.5.2. Proses Pengecatan
Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, sesuai dengan
keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai
ketentuan berikut:
a. Permukaan Interior Plesteran, Beton, Gipsum dan Panel Semen Berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/ Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion.
b. Permukaan Eksterior Plesteran, Beton dan Panel Semen Berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion.
c. Permukaan Besi/Baja.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Quick Drying Metal Primer Chromate/Zinc
Chromate Primer.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Synthetic Super Gloss/Synthetic Enamel.
d. Tebal Lapisan Cat.
Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standar dari
pabrik pembuat cat yang dipilih untuk digunakan.
5.5.3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya. Cat
harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca, dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan
dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat cat dan tidak
melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis
dibawahnya).
5.5.4. Metoda Pengecatan.
- Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan panel gypsum diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

Pengadaan Gapura, Pagar dan Pos Keamanan


STAB Negeri Sriwijaya

Pasal 20
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN
SETELAH PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku
RKS ini dari semua barang atau bahan material lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan.
2. Semua bekas bongkaran sisa bahan, sampah dan sebagainya harus dikeluarkan
dari lokasi tapak/site
3. Selama Pelaksanaan berlangsung Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun peralatan yang di gunakan sampai tahap serah
terima penyelesaian pekerjaan.
Pasal 21
PEKERJAAN LAIN-LAIN / PENUTUP
1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di
lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan
Kontraktor. Bila diperlukan akan dibicarakan bersama konsultan perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, arean taman harus
ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari
proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, memupuk, mendangir,
menyiram memangkas, mengamankan dan memperbaiki ornament taman dari
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan
pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan
ternyata diperlukan, akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Ooooo0ooooO

Anda mungkin juga menyukai