3) Intervensi, Implementasi, Evaluasi v2.0
3) Intervensi, Implementasi, Evaluasi v2.0
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Definisi Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan. (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang
perawat lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif. (McCloskey & Bulechek, 1994).
2. Tipe Intervensi
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien
lainnya mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.
a. Intervensi Perawat
Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan
dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang
diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien.
(Bulechek & McCloskey, 1994).
Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai
contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat
atau aktivitas kehidupan sehari hari yang berhubungan dengan higiene adalah
tindakan keperawatan mandiri.
Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter
seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri.
Namun demikian berdasarkan undang undang praktik keperawatan di sebagian besar
negara bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari
~ 357 ~
hari,
penyuluhan
kesehatan,
promosi
kesehatan,
dan
konseling
berada
medikasi,
mengimplementasikan
suatu
prosedur
invasif,
adalah
terapi
yang
membutuhkan
pengetahuan,
~ 358 ~
~ 359 ~
b.
c.
d.
e.
individu,
keluarga
dan
masyarakat.
Dengan
mengidentifikasi
penting.
1)
Prioritas diagnosa adalah diagnosa keperawatan jika tidak diatasi saat ini akan
2)
~ 360 ~
Diagnosa
keperawatan
yang dipertimbangkansebagai
mengidentifikasi
suatu
masalah
respon
bagi
aktual
klien.
dan
resiko
Misalnya,
dengan
adanya
kesukaran
klien
untuk
mengunyah
2)
~ 361 ~
6)
tujuan
e. Menetapkan intervensi
Setelah menerapkan prioritas dan tujuan asuhan keperawatan maka seorang perawat
menetapkan intervensi keperawatan yang akan di berikan kepada klien.
f. Menuliskan
dan
mendokumentasikan
perencanaan
asuhan
keperawatan
kemudian
~ 362 ~
hari.
Keperawatan
~ 363 ~
Intervensi
Rasionalisasi
Senin, 01-02-2016
Pukul : 10.00 WITA
Tujuan
NIC
Temperature regulation
suhu
keperawatan 1 x 24 jam
1. Monitor suhu
tubuh
klien naik
Diagnosa I :
kembali normal.
Hipotermia berhubungan
NOC
Thermoregulation
monitoring suhu
1. Thermoregulation :
neonate
Kriteria hasil
rentang normal.
Nadi dan RR dalam
rentang normal.
secara kontinu.
3. Monitor TD, nadi,
dan RR.
4. Monitor warna dan
suhu kulit.
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi.
6. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh.
8. Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas.
9. Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dan
kedinginan.
10. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihandan
penangan emergency
yang diperlukan.
~ 364 ~
1. Agar
atau
kembali
normal.
2. Agar laju
metabolis
me klien
kembali
normal.
Agar
ventilasi
klien
normal
~ 365 ~
No
Keperawatan
~ 366 ~
Intervensi
Rasionalisasi
Selasa, 02-02-2016
Pukul : 07.00 WITA
Diagnosa I :
Tujuan
NIC
Menunjukan peningkatan
Nutrition Management
dan
mengurangi
n anoriksia
1. Meminimalka
rasa nutrisi
NOC
Nutritional Status
1. Nutritional status: food
and fluid intake
2. Nutritional status:
nutrient intake
3. Weight control
Kriteria Hasil
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan fungsi
makanan
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
atau lambung
menentukan jumlah 2. Membantu
kalori dan nutrisi
Intervensi
yang dibutuhkan
Kebutuhan
pasien.
3. Anjurkan pasien
yang spesifik
meningkatkan
untuk meningkatkan
intake Fe
4. Anjurkan pasien
intake diet
klien
3. Mengantur
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
5. Berikan substansi
gula
6. Yakinkan diet yang
dimakan
mengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
7. Berikan makanan
yang terpilih( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
pengecapan dari
bagaimana membuat
menelan
Tidak terjadi penurunan
catatan makanan
iritasi gaster
harian.
9. Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
~ 367 ~
keefektifan
nutrisi
kalori
10. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
11. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. Monitor adanya
penurunan berat
badan
2. BB pasien dalam
batas normal
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor
kekeringan,rambut
kusam,dan mudah
~ 368 ~
patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar
albumin,total
protein,Hb,dan kadar
Ht
12. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor
pucat,kemerahan,
dan kekeringan
jaringan konjungtiva
14. Monitor kalori dan
intake nutrisi
15. Catat adanya edema,
hiperemik,hipertonik
papilla lidah dan
cavitas oral.
16. Catat jika lidah
berwarna
magenta,scarlet
~ 369 ~
No
Intervensi
Rasionalisasi
Keperawatan
Rabu, 03-01-2016
Tujuan
NIC
Membantu
Fluid management
klien
1. Timbang
menerima
Perubahan
cairan
dan
elektrolit
popok/pembalut jika
diperlukan
2. Pertahankan catatan
menunjukkan perubahan
keseimbangan cairan
mual muntah
dibuktikan stabil
membran mukosa
lembab turgorkulit baik
NOC
1. Fluid balance
2. Hydration
3. Nutritional status : Food
and Fluid
~ 370 ~
perasaan
bahwa akibat
muntah atau
menggunakan
laksatif
mencegah
kehilangan
cairan
4. Intake
Kriteria Hasil
Mempertahankan urine
output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal
~ 371 ~
cairan
6. Monitor berat badan
7. Anjurkan klien untuk
menambah intake oral
8. Pemberian cairan IV
monitor adanya tan
da dan gejala
kelebihan volume
cairan
9. Monitor adanya tanda
gagal ginjal
10. Diskusikan strateki
untuk menghentikan
muntah dan
penggunaan laksatif
No
~ 372 ~
Intervensi
Rasionalisasi
Keperawatan
Kamis, 04-02-2016
Pukul : 14.00
Diagnosa I :
Defisit
perawatan
Tujuan
NIC
Self-care assistance :
kemampua
toileting
n klien
1. Pertimbakan budaya
untuk
diri sendiri
diri NOC
1. Mengkaji
klienketika
melakukan
mempromosikan
perawatan
eliminasi
diri
eliminasi
2. Membimb
ing
keluarga
dank lien
Kriteria Hasil
agar
memungkinkan
keterampil
kurangnya privasi
6. Menyediakan privasi
mampu untuk
saat eliminasi
7. Memfasilitasi
mempertahankan
kebersihan penampilan
kebersihan toilet
setelah selesai
penghapusan
4. Membantu klien ke
bantu
Perawatan eliminasi:
mampu untuk
melakukan eliminasi
~ 373 ~
eliminasi
8. Ganti pakaian saat
selesai eliminasi
9. Menyiram toilet
10. Mulai ke toilet sesuai
11. Memulai klien/ tepat
an yang
telah
diajarkan
diterapkan
dalam
perawatan
diri
dari kloset
Membersihkan setelah
eliminasi
Mengenali dan
menyediakan alat
mengetahui kebutuhan
gangguan untuk
eliminasi
mengelilingi kamar
dan dibutuhkan
bantu misalnya
kateter ekternal atau
urinal sesuai
kebutuhan
13. Memantau integritas
kulit klien.
No
~ 374 ~
Intervensi
Rasionalisasi
Keperawatan
Jumat, 05-02-2016
Pukul : 07.00 WITA
Tujuan :
NIC
1. Evaluasi efek
keperawatan selama 3 x 24
samping pengobatan
terhadap
Diagnosa I :
elektrolit dipertahankan
secara maksimal.
NOC
teratur
gastrointestinal
2. Ajarkan klien untuk
1. Mengganti
cairan guna
keseimbangan
elektrolit
2. Mengganti
menggunakan obat
antidiare
Bowel elimination
3. Instrusikan klien dan
Fluid balance
Hydration
keluarga untuk
Electrolyte and acid base
mencatat warna,
balance
jumlah, frekuensi dan
Kriteria hasil :
konsistensi dari feses
Tanda vital dalam batas 4. Evaluasi intake
3.
makanan
yang
masuk
normal (N : 120-60
5. Identifikasi faktor
x/menit; 36-37,5oC; RR
penyebab dari diare
: 16-24 x/menit)
6. Monitor tanda dan
Turgor elastic,
gejala diare
membrane mukosa
7. Observasi turgor kulit
bibir basah, mata tidak
secara rutin
8. Ukur diare/keluaran
cekung.
1.
2.
3.
4.
lembab
BAB 1-2x sehari
BAB
9. Hubungi dokter jika
ada kenaikan bising
usus
10. Instrusikan Klien
dengan konsisten,
padat, berwarna
dan tidakberbusa
memungkinkan
11. Instrusikan untuk
menghindari laksative
12. Ajarkan teknik
~ 375 ~
kehilangan
cairan atau
dehidrasi
akibat dari
output
berlebih
sesuai berat
badan
Menambah
daya tahan
tubuh dan
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
menurunkan stress
13. Monitor persiapan
makanan yang aman
No
~ 376 ~
Intervensi
Rasionalisasi
Keperawatan
Sabtu, 06-02-2016
Tujuan
Pukul : 12.00
Tujuan Umum
Klien dapat
berhubungan dengan
orang lain secara
Diagnosa I :
Harga Diri Rendah Kronik
optimal
Tujuan Khusus
1. Klien dapat
membina hubungan
saling percaya
2. Klien dapat
mengidentifikasi
NIC
1. Hubungan
Self esteem Enhancement saling percaya
1. Tunjukan rasa
merupakan
percaya diri terhadap
dasar untuk
kemampuan klien
kelancaran
untuk mengatasi
hubungan
sesuatu.
interaksi
2. Dorong klien
selanjutnya
mengidentifikasi
2. Mendiskusika
kekuatan dirinya
3. Ajarkan keterampilan n tingkat
kemampuan
perilaku yang positif
kemampuan dan
melalui bermain
klien seperti
peran,model
menilai
dimiliki
3. Klien dapat menilai
kemampuan yang
digunakan
4. Klien dapat
melakuka kegiatan
sesuai kondisi sakit
dan kemampuannya
5. Klien dapat
memanfaatkan
sistem pendukung
yang ada
NOC
1. Body image, disiturbed.
2. Copping, ineffective
3. Personal identity,
disturebed
4. Health behavior, Risk
5. Self esteem situasional ,
low.
~ 377 ~
peran,diskusi
4. Dukung peningkatan
tanggung jawab diri
realitas
control diri
atau integritas
jika di perlukan
5. Buat sistement positif
ego
terhadap klien
6. Monitor frekuensi
sebagai dasar
komunikasi verbal
diperlukan
asuhan
keperawatan
klien yang negative
3.
Keterbukaan
7. Dukung menerima
dan
tantangan baru
8. Kaji alasan-alasan
pengertian
untuk mengkritik atau tentang
menyalahkan diri
kemampuan
sendiri
9. Kolaborasi dengan
sumber lain(petugas
dinas social,perawat
spesialisasi klinnis
yang dimiliki
adalah
perasaan
untuk brubah
Kriteria Hasil :
dan laanan
keagamaan).
Adaptasi terhadap
ketunandayaan
Resolusi berduka :
penyesuaian dengan
kehilangan actual atau
kehilangan yang akan
terjadi
Penyesuaian
psikososial
Menunjukkan penilaian
pribadi tentang harga
diri
Mengungkapkan
peneriamaan diri
komunikasi terbuka
Mengatakan optimism
~ 378 ~
No
Intervensi
Rasionalisasi
Keperawatan
Minggu, 07-02-2016
Tujuan
NIC
Aspiration Precaution
Mematau tingkat
1. Intervensi
Pukul : 08.00
Diagnosa I :
NOC
1. Pencegahan aspirasi
2. Ketidakefektifan pola
menyusul
3. Status menelan :
kesadaraan,refleks
batukdan kemampuan
penyaluran cairan
atau partikel padat
dari faring ke
lambung.
fase oral :
persiapan,penelanan,
~ 379 ~
nafas
Posisi tegak 90
derajat atau sejauh
menelan
Memonitor status
nutrisi
atau
pilihan
rute
makan
ditentukan
beberapa
factor.
2. Mengguna
kan
mungkin
Jauhkan manset
unruk
trakea mengkat
Jauhkan pengaturan
kan proses
makanan dalam
dan
jumlah kecil
Periksa penempatan
menurunk
gravitisi
memudah
menelan
an resiko
penahanan,dan
terjadinya
pergerakan cairan
gastrotomi sebelum
aspirasi
padat di mulut.
fase faring :
penyaluran cairan
atau partikel padat
menyusui
Hindari makan jika
residu tinggi
Hindari cairan atau
dari mulut ke
esophagus
Kriteria Hasil
Dapat mempertahankan
adekuat
Pengiriman bolus ke
hipofaring selaras
mulut
Mampu mengontrol
psikologis
Pengetahuan tentang
pengobatan
Pemulian pasca
pengobatan
Kondisi pernafasan,
ventilasi adekuat
Mampu melakukan
perawatan terhadap non
~ 380 ~
obat mujarab.
Istirahat atau
menghancurkan pil
sebelum pemberian
Sarankan pidato atau
bicara patologi
berkonsultasi
Sarankan barium
menelan kue atau
video fluoroskopi
pengobatan parenteral
Mengidetifaksi factor
atau psikologis yang
menghambat menelan
Dapat mentoleransi
makanan tanpa tersedak
atau aspirasi
Pernafasan adekuat
No
~ 381 ~
Intervensi
Rasionalisasi
Keperawatan
Senin, 08-02-2016
Pukul : 10.00 WITA
Tujuan
NIC
Setelah dilakukan
1. Observasi danya
mampu
tindakan keperawatan 3 x 24
pembatasan klien
mempertahan
dalam melakukan
kan rutinitas
Diagnosa I :
mempertahankan aktivitas
Endurance
Concentrasion
Energy conservation
Nutritional status:
energy
Kriteria Hasil
Memverbalisasikan
peningkatan energi dan
yang
biasanya.
2. Agar klien
perasaan terhadap
NOC
1.
2.
3.
4.
aktivitas.
2. Dorong anak untuk
mengungkapkan
1. Agar klien
kelelahan.
Kecemasan menurun.
Glukosa darah adekuat.
Kualitas hidup
meningkat.
Istirahat cukup.
Mempertahankan
keterbatasan.
3. Kaji adanya faktor
yang menyebabkan
kelelahan.
4. Monitor nutrisi dan
sumber energi yang
adekuat.
5. Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi yang
berlebihan.
6. Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas .
7. Monitor pola tidur
dan lamanya tidur/
istirahat pasien.
8. Dukung klien dan
keluarga untuk
kemampuan untuk
mengungkapkan
berkonsentrasi.
perasaan,
berhubungan dengan
perubahan hidup yang
diebabkan keletihan.
9. Bantu aktivitas
~ 382 ~
dapat kembali
konsentrasi
sehari-hari sesuai
dengan kebutuhan.
10. Tingkatkan tirah
baring dan
pembatasan aktivitas
( tingkatkan periode
istirahat).
11. Konsultassi dengan
ahli gizi untuk
meningkatkan asupan
makanan yang
berenergi tinggi.
Behavior Management
Activity Terapy
Energy Management
Nutrition Management
No
Keperawatan
~ 383 ~
Intervensi
Rasionalisasi
Selasa, 09-02-2016
Pukul 14.25 WITA
Tujuan
NIC
Preasure management
klien dan
1. Anjurkan pasien
keluarga
resiko.
NOC
imobilitas fisik
and Mucouse
untuk menggunakan
manajemen tekan)
Integritas kulit. yang
1. Membantu
mengenali
tanda dan
gejala
adanya
resiko
luka tekan
2. Klien
merasa
relaks
setelah
terpenuhin
ya masase
sederhana
3. Membantu
klien
untuk
selalu
mengubah
posisi
hangat.
baring dan
memperta
(sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi,
hankan
Membersihkan,
posisi
memantau, dan
pigmentasi).
Tidak ada luka / lesi
tempat
meningkatkan proses
tidur
pada kulit
Perfusi jaringan baik.
Menunjukkan
penyembuhan pada
pemahaman dalam
~ 384 ~
Monitor proses
kesembuhan area
cedera berulang .
Mampu melindungi dan
iritasi
Monitor tanda dan
mempertahankan
area insisi
Bersihkan area sekitar
jahitan atau staples,
menggunakan lidi
kapas steril.
Gunakan preparat
antiseptic, sesuai
program.
Ganti balutan pada
interval waktu yang
sesuai atau biarkan
luka tetap terbuka
( tidak dibalut ) sesuai
program .
Dialysis Acces
Maintenance.
No
Keperawatan
~ 385 ~
Intervensi
Rasionalisasi
10
Rabu, 18-02-2016
Pukul 17.25 WITA
Tujuan
NIC
Eyes Care
n klien
1. Monitor tanda-tanda
kembali
berhubungan dengan
NOC
kemerahan, cairan,
atau ulserasi
2. Anjurkan klien tidak
menggosok mata
3. Monitor reflek kornea
4. Anjurkan klien
Kriteria Hasil
menggunakan
Klien dapat
memfokuskan ketajaman
pusat penglihatan kanan
dan kiri
Klien tidak merasakan
adanya penglihatan
ganda
Klien tidak merasakan
adanya penglihatan
kabur
Klien merasakan
ketegangan mata
berkurang
Klien tidak merasakan
pusing
Klien merasakan mata
lembab
Klien tidak merasakan
adanya benda asing
dimata
~ 386 ~
1. Penglihata
normal
2. Mata klien
kembali
lembab
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan
kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi adalah
kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya
dan saling bantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi
sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi, dan
kemampuan evaluasi.
Intervensi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase pertama merupakan fase
persiapan yang mencakup pengetahuan tentang validasi rencana, implementasi rencana,
persiapan klien dan keluarga. Fase kedua merupakan puncak implementasi keperawatan yang
berorientasi pada tujuan. Pada fase ini, perawat berusaha menyimpulkan data yang dihubungkan
dengan reaksi klien. Fase ketiga merupakan terminasi perawat-klien setelah implementasi
keperawatan selesai dilakukan. Langkah selanjutnya adalah menyimpulkan hasil pelaksanaan
intervensi keperawatan tersebut.
1.
~ 387 ~
terapeutik,
menetapkan
jadwal
personal,
pengungkapan
perasaan,
memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain
lain.
c. Technical implementations
meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan,
menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal,
melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya sesuai
dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam pelaksanaannya
terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:
1) Independent implementations
adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam
mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi
activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur,
menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan
kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien,
melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
~ 388 ~
~ 389 ~
klien,
dengan
mengkomunikasikan
makna
dasar
dari
suatu
5. Prinsip Implementasi
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan
al,. 1995) adalah sebagai berikut:
~ 390 ~
(Kozier et
6. Metode Implementasi
a. Membantu Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari(AKS) adalah aktivitas yang biasanya dilakukan sepanjang
hari/ normal, aktivitas tersebut mencakup: ambulasi, makan, berpakaian, mandi,menyikat
gigi,dan berhias.Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan AKS dapat bersifat akut, kronis,
temporer, permanen, Sebagai contoh, klien pascaoperatif yang tidak mampu untuk secara
mandiri
menyelesaikansemua
AKS,Sementara
terus
beralih
melewati
periode
~ 391 ~
~ 392 ~
E.
EVALUASI KEPERAWATAN
1. Definisi Evaluasi
Merupakan pernyataan kesimpulan yang menunjukkan tujuan dan memberikan
indikator kualitas dan ketepatan perawatan yang menghasilkan hasil pasien yang positif.
Standar perawatan pasien dapat digunakan oleh perawat pelaksana untuk referensi bila
merawat pasien yang dirawat dirumah sakit ; perawat primer, manajer kasus, kepala
ruangan, atau spesialis klinis dapat menggunakannya sebagai pedoman untuk rencana
perawatan pasien/pendidikan keluarga; administrator, manajer perawat dan staf quality
assurance harus mengetahui nilai pentingnya dalam menjamin kualitas dan ketepatan
perawatan. Hal ini harus membuktikannya menjadi alat penting penelitian untuk peserta
didik perawat , memberikan pandangan ringkas tentang standar perawatan yang
berhubungan dengan kondisi pasien khusus. Juga harus bermanfaat untuk perawat yang
berhubungan dengan klien diluar rumah sakit perawatan akut, termasuk perawat trampil dan
fasilitas perawatan luas, serta perawat kesehatan masyarakat, perawat kesehatan dirumah,
dan siapa saja yang menggunakan rencana pulang, tinjauan penggunaan, jaminan mutu,
penuluhan pasien, dan administrasi pelayanan pasien rawat jalan. Edukator pengembangan
staf harus mengetahui standar yang membantu dalam identifikasi masalah kinerja
keperawatan yang teratasi melalui pengalaman pendidikan terencana. Evaluasijuga dapat
dikatakan sebagai pembandingkan suatu hasil atau perbuatan dengan standar untuk tujuan
pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan tercapai.
Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang
disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan
dari sesuai dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar
sebelumnya. Serta Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang
direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat
tenaga kesehatan professional lainnya menentukan Wilkinson (2007):
a. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
b. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
~ 393 ~
Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak
perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak yang ditentukan
oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi. Contohnya adalah pada saat pasien baru
datang dari ruang bedah maka perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya
mungkin evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah yang
sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan pengkajian.
Tindakan untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang membedakan adalah kapan
dikumpulkan dan bagaimana dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data
untuk membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk
mengkaji efek dari asuhan keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.
Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi bukan
berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai siklus yang baru.
Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat membandingkan respon pasien
terhadap outcome yang telah direncanakan dan menggunakan informasi ini untuk me-review
asuhan keperawatan.
2. Fungsi Evaluasi
Standar perawatan pasien diberikan untuk meningkatkan kontinuitas, konsistensi, dan
kualitas perawatan dan untuk meningkatkan pemberian perawatan yang aman, efektif, dan
tepat dengan menuntun perawat dalam mengimplementasikan proses keperawatan dengan
menggunakan diagnosa keperawatan dan memberikan alat untuk mengevaluasi hasil
perawatan pasien. Adapun beberapa fungsi evaluasi yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
~ 394 ~
~ 395 ~
~ 396 ~
Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
1) Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang
hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang
diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : Pak, saya akan menghitung nafas
bapak dalam satu menit. Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak
valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
~ 397 ~
229-230) :
a. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
1) Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data dan
sebagai penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua kriteria yang digunakan
pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hsil akhir
asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk
evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan sebagai sandar
untuk menjelaskan respons atau hasil dari rencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut
akan menjelaskan bagaimana keadaan klien setelah dilakukan observasi.
Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour) sebagaiman
disebutkan dalam bab terdahulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan kemudian
dijelaskan dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti
oleh setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.
2) Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik
keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus dilaksanakan
dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas pelayanan. Standar harus
berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik
keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk
menentukan kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat
dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
3) Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan pertanyaan
evaluative (evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan
~ 398 ~
b.
bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh? Dan sarana
apa yang akan digunakan untuk memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun
perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu memberikan intervensi
kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika
lebih dari satu orang yang ikut melakukan evaluasi.
c. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
Perawat memerlukn ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan menyelesaikan
masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik. Kemampuan ini diperlukan untuk
menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data
evaluasi dengan kriteria serta standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan
dengan kriteria dan standar yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan
keperawatan.
d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah
menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan. Kemudian menentkan
kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini
adalah tidak mungkin membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu
memerlukan suatu perbaikan dan perubhan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin
perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan kejelian dalam menyusun
perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai respon klien setelah diintervensi seobjektif
mungkin.
~ 399 ~
e.
diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan.
Meskipun pengajian dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.
6. Jenis Evaluasi
a. Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi
tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah
ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas analisis
rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan
menggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien
duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.
b. Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu
pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah
perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi
ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
7.
Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan seberapa efektifnya tindakan keperawatan itu
Pernyataan evaluasi formatif Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien
segera pada saat/setelah dilakukan tindakan keperawatan dan ditulis pada catatan
perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30
~ 400 ~
8. Format Evaluasi
Pada format Evaluasi juga terdapat identitas yang juga harus diisi oleh perawat nama,
nomor kamar ,nomor register, umur, kelas,Identitas yang terdapat diatas berguna agar
mempermudah perawat dalam mencari data pasien dan jelas,serta agar tidak tertukar dengan
pasien lain. Ditable Evaluasi juga terdapat:
a. Tanggal dan Waktu ditulis berdasarkan kapan perawat melakukan tindakan keperwatan
terhadap pasien. Berfungsi agar jelas dalam pendokumentasiannya serta terperinci.
b. Evaluasi ditulis setiap kali setelah semua tindakan dilakukan terhadap pasien.
Pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu SOAP atau SOAPIER:
S = Subyektif : Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh pasien biasanya data ini
berhubungan dengan criteria hasil O = Obyektif : Hasil pemeriksaan terkhir yang
dilakukan oleh perawat biasanya data ini juga berhubungan dengan criteria hasil. A =
Analisa : Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah kebutuhan pasien telah terpenuhi atau
tidak P = Plan of Care : Dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap
pasien. I = Intervensi : tindakan perawat untuk mengatasi masalah yang ada E =
Evaluasi : evaluasi terhadap tindakan keperawatan R = Revisi
c. Paraf harus disertai nama jelas,. Tujuannya untuk pembuktian dan pertanggung gugat
bagi perawat jika suatu saat kondisi pasien memburuk atau sampai berada ditangan
hukum.
Pedoman Pendokumentasian Evaluasi Pernyataan evaluasi perlu didokumentasikan
dalam catatan kemajuan, direvisi dalam rencana perawatan ataudmasukkan dalam ringkasan
khusus dan dalam pelaksanaan dan entu perencanaan. Pedoman untuk pendokumentasian
evaluasi:
1) Sebelum kesimpulan evaluasi dengan data yang mendukung penilaian perawat. Contoh
data pendukung (untuk klien dengan myocar infark) : tidak ada dispnea. Penilaian
perawatannya : toleransi aktifitas meningkat.
2) Mengikuti dokumentasi intervensi keperawatan dengan pernyataan evaluasi formatif
yang menjelaskan respon cepat klien terhadap intervensi keperawatan atau prosedur.
Contohnya mengantuk setelah minum obat
3) Menggunakan pernyataan evaluasi sumatif ketika klien dipindahkan ke vasilitas lain atau
dipulangkan
~ 401 ~
4) Catatan evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan diidentifikasikan pada
perencanaan keperawatan klien, bisa berjalan 500 kaki dan menaiki 12 tangga tanpa
bantuan. Evaluasi sumatif : dapat berjalan 200 kaki tanpa alat bantu dan dapat naik turun
6 tangga tanpa bantuan.
5) Menulis pernyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan perkemangan klien terhadap
tujuan, pemasukan yang sesuai dicatat sebagai berikut : kontrol sakit yang tidak efektif
setelah medikasi, terus tanpa henti, penghilang rasa sakit dari medikasi berlangsung
selama 30 menit.
6) Melalui suatu penilaian atau modifikasi intervensi, mengawali dan mendokumentasikan
respon perawat untuk mengubah kondisi klien. Contoh : kesehatan klien memburuk, :
jam 09.00 mengeluh salit di pusat seperti ditikam.
9. Langkah-langkah Penting dalam Pencatatan Evaluasi
Di dalam pencatatan evaluasi, terdapat langkah-langkah penting yang harus dilakukan:
a)
b)
c)
d)
Kognitif : meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala, pengobatan, diet,
aktifitas, persediaan alat, resiko komplikasi, gejala yang harus dilaporkan, pencegahan,
pengukuran dan lainnya.
1) Interview : recall knowledge (mengingat), komprehensif (menyatakan
informasi dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi fakta (menanyakan
b.
c.
d.
tindakan apa yang akan klien ambil terait dengan status kesehatannya).
2) Kertas dan pensil.
Affektif : meliputi tukar-menukar perasaan, cemas yang berurang, kemauan berkomunikasi, dsb.
1)
Observasi secara langsung.
2)
Feedback dari staf esehatan yang lainnya.
Psikomotor : observasi secara langsung apa yang telah dilakukan oleh klien.
Perubahan fungsi tubuh dan gejala.
11. Hasil Evaluasi
~ 402 ~
a. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar
dan kriteria yang telah ditetapan.
c. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.
Tabel Format Tindakan dan Evaluasi
Hari/Tg
l
No. Diagnosa
Tindakan
Evaluasi
~ 403 ~
Hari/Tgl
No. Diagnosa
S.O.A.P
Daftar Pustaka
~ 404 ~
Sumber Buku:
Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Bulechek, Gloria M.(2013), Nursing Intervention Classification (NIC) : Sixth edition. USA:
Elsevier.
Christean, J.P. (1996). Proses keperawatan Aplikasi Model Konseptual. Jakarta: EGC.
Heather, T. Herdman.(2015), Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi. Jakarta : EGC
Iyer, Patricia dan Camp, Nancy (2005), Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan, Jakarta: EGC.
Martin, Susan dkk (1998), Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan Diagnosis dan
Evaluasi, Jakarta: EGC
Moorhead, Sue. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). USA; Elsevier.
Nurarif, Amin Hida. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkn Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC. Yogyakarta: Mediation Publishing
Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC.Jogjakarta: MocoMedia
Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta: Salemba
Medika
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses, dan Praktik, Volume. Jakarta:
EGC
Tucker Martin Susan, 1993, Standar perawatan pasien : Proses keperawatan , diagnosis, dan
evaluasi. Vol. 4, Jakarta, Penerbit buku kedokteran EGC. Halaman 422
Wilkinson, Judith (2007), Diagnosis Keperawatan: Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC, Jakarta: EGC
Sumber Internet
~ 405 ~
http://www.kompasiana.com/detra18/dokumentasi-keperawatan-dokumentasi-keperawatanimplementasi-dan-evaluasi_551ff2d98133113b719de1be
Diakses pada tanggal 12 februari pukul 17:30
~ 406 ~