Anda di halaman 1dari 1

BAB 3.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi adalah suatu perjanjian antara tertanggung atau nasabah dengan penangung
atau perusahaan asuransi. Pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang
mungkin timbul dimasa yang akan datang setelah tertangngung menyepakati pembayaran
uang yang disebut premi, yang merupakan uang yang dikeluarkan oleh tertanggung sebagai
imbalan kepada penanggung. Syarat syarat perjanjian asuransi serta hak dan kewajiban
kedua belah pihak tertuang dalam polis asuransi. Contoh asuransi; asuransi jiwa, kecelakaan,
kesehatan dan kebakaran.
Asuransi syariah itu sendiri adalah sebuah usaha untuk saling melindungi dan saling
tolong menolong di antara sejumlah orang, di mana hal ini dilakukan melalui investasi dalam
bentuk aset (tabarru) yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa,
di dalam asuransi syariah, peranan dari perusahaan asuransi hanyalah sebatas pengelolaan
operasional dan investasi dari sejumlah dana yang diterima saja.
Ancaman yang banyaknya persaingan di industri perasuransian, baik asuransi syariah
maupun asuransi konvensional. Kuranya pemahaman masyarakat tentang asuransi juga
merupakan kendala. Kendala tersebut dapat terselesaikan bila marketing dapat memberikan
wawasan bagi nasabahnya, sehingga bisa memperoleh rasa kepercayaan dari nasabahnya. Tak
dapat dipungkiri bahwa masyarakat umum sampai saat ini masih sulit menerima keberadaan
lembaga asuransi dengan melihat kenyataan bahwa selain faktor ekonomi, faktor transparansi
dan banyaknya penyimpangan bisnis juga ikut berperan dalam memberikan citra buruk bagi
institusi keuangan ini.

3.2 Saran
3.2.1 Perlu adanya informasi yang lebih luas secara akurat tentang asuransi syariah sehingga
masyarakat dapat menggunakannya dengan baik
3.2.1 Faktor transparansi harus dijaga agar pelanggan memahami tentang sistem keuangan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai