Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN AKAN INFORMASI

(Studi Kasus Mahasiswa Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Disusun oleh:
1. Hadira Latiar, S.IP
2. Riska Amalia Putri, S.IP
3. Misbahul Munir, S.PdI

PROGRAM PASCASARJANA
KONSENTRASI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA
2016
1

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Analisis Pemenuhan Kebutuhan Akan Informasi (Studi Kasus Mahasiswa
difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk memahami kebutuhan
informasi dan upaya pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa difabel. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Hasil penelitian ini
adalah identifikasi terhadap berbagai kebutuhan informasi pada diri mahasiswa difabel dan
upaya pemenuhannya. Mahasiswa difabel memenuhi kebutuhan informasinya dengan
menggunakan sumber informasi seperti media elektronik (interneet) dan sumber informasi
manusia.
Kata kunci: Informasi, kebutuhan informasi, difabel

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

..............................................................................

ABSTRAK

..............................................................................

DAFTAR ISI
BAB I

..............................................................................

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

..............................................................................

MASALAH

..............................................................................

RUMUSAN MASALAH
TUJUAN DAN KEGUNAAN

..............................................................................

TUJUAN

..............................................................................

KEGUNAAN
SISTEMATIKA

..............................................................................

PEMBAHASAN
BAB II

..............................................................................

TINJAUAN PUSTAKA DAN


LANDASAN TEORI

..............................................................................

11

TINJAUAN PUSTAKA

..............................................................................

11

LANDASAN TEORI
PENGERTIAN KEBUTUHAN

..............................................................................

11

INFORMASI
KEBUTUHAN INFORMASI

..............................................................................

11

MAHASISWA DIFABEL
PEMENUHAN KEBUTUHAN

..............................................................................

13

AKAN INFORMASI
BAB III

..............................................................................

15

METODE PENELITIAN

..............................................................................

17

PENDEKATAN PENELITIAN

..............................................................................

17

METODE PENELITIAN

..............................................................................

18

PEMILIHAN INFORMAN
TEKNIK PENGUMPULAN

..............................................................................

18

DATA

..............................................................................

19

TEKNIK ANALISIS DATA


BAB IV

..............................................................................

20

..............................................................................

23

PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

GAMBARAN
KARAKTERISTIK
INFORMAN
KEBUTUHAN INFORMASI

..............................................................................

23

MAHASISWA DIFABEL
INFORMASI YANG

..............................................................................

24

DIBUTUHKAN

..............................................................................

25

GAYA HIDUP
KULIAH DAN MATA

..............................................................................

26

KULIAH

..............................................................................

26

INFORMASI UMUM

..............................................................................

27

KEHIDUPAN SOSIAL

..............................................................................

28

KESEHATAN

..............................................................................

29

RENCANA MASA DEPAN


CARA MAHASISWA

..............................................................................

30

INFORMASI
BAB V

..............................................................................

31

PENUTUP

..............................................................................

33

SIMPULAN

..............................................................................

33

DAFTAR PUSTAKA

..............................................................................

34

MEMENUHI KEBUTUHAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kebutuhan akan informasi ternyata tidak terbatas, karena manusia sesuai dengan
kodratnya tidak pernah puas. Dalam konteks ilmu informasi, kebutuhan akan informasi muncul
ketika sesorang menyadari bahwa mereka tidak memiliki atau kekurangan pengetahuan atau

pemahaman untuk mencapai tujuan, menjawab pertanyaan dan sebagainya 1. Kebutuhan


informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuam tersebut seseorang akan berusaha mencari
informasi yang dibutuhkannya agar segera terpenuhi.
Kebutuhan akan informasi dirasakan akan terus bertambah bagi sesorang setiap kali ia memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu dan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tidak ada
seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaan orang itu. Kebutuhan
informasi dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Jadi kebutuhan akan
informasi akan sangat mungkin terjadi pada difabel.
Difabel merupakan kepanjangan dari frasa different ability people (masyarakat berdaya
beda), difabel adalah orang-orang yang menjalankan aktivitas hidup dengan kondisi fisik atau
mental yang berbeda dengan orang kebanyakan, kondisi ini bisa merupakan bawaan sejak lahir
ataupun muncul saat dewasa seperti akibat dari penyakit, malnutrisi, kecelakaan, penganiayaan,
atau sebab-sebab lain sehingga menyababkan cacat fisik dan atau mental 2. Masyarakat difabel
pada prinsipnya dibagi ke dalam lima kategori yaitu: (1) tuna netra (keterbatasan pada indra
pengelihatan), (2) tuna daksa (keterbatasan pada anggota gerak), (3) tuna rungu (keterbatasan
pada indra pendengaran), (4) tuna wicara (keterbatasan dalam berbicara), (5) tuna grahita
(keterbatasan mental). Harus disadari bahwa keterbatasan secara fisik atau mental tersebut
tidaklah menghapus hak-hak mereka sebagai warga negara, termasuk pula hak untuk mengakses
informasi3.

1 Batley. 2007 hlm 19


2 Chwnbury, Oli M. Abdullah.
3 Ari Zuntriana. Hak Infeormasi bagi Difabel. Jurnal Pustakaloka STAIN Ponorogo, Vol.1, No.2, Tahun
2011

Difabel memiliki kebutuhan khusus dalam menjalani kehidupan sehari-hari, pun dalam
mengakses informasi. Informasi yang kini menjadi suatu kebutuhan juga diperlukan oleh difabel
terutama bagi mereka yang sedang mengenyam pendidikan. Namun, lagi-lagi kesenjangan akses
informasi menjadi suatu isu sentral dalam ketidakberdayaan difabel dan hal ini diperparah
dengan fakta bahwa diskriminasi akan akses informasi bahkan terjadi dalam institusi
pendidikan4.
Pada era multi media ini para difabel mempunyai hak dan usaha mendapatkan akses informasi
yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial, spiritual, moral, dan fisik mereka. Menurut
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) pasal 28 f yang
berbunyi; setiap orang berhak untuk berkemunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala saluran yang tersedia5. Penegasannya juga termuat dalam Deklarasi
Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) Pasal 19 yang berbunyi; setiap orang berhak atas
kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan menganut
pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan
keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak memandang batasbatas6.

4Nadia Wasta Utami. Gelap dalam Gemerlap Gelapnya Akses Informasi Bagi Difabel dalam Gemerlap Era
Digitalisai. Chanel: Yogyakarta, vol.3, No.2 Th 2015. Hal 5

5 UUD 1945.
6 DUHAM
7

Kebutuhan informasi muncul ketika sesorang menyadari adanya kesenjangan antara pengetahuan
dan harapan untuk memecahkan masalah7. Kesenjangan dalam diri difabel terjadi pada saat
pengetahuan yang dimiliki saat itu belum dapat memenuhi kebutuhan informasi yang
diperlukannya. Difabel akan berusaha mencari apa yang dibutuhkannya tersebut agar masalah
atau kesenjangan yang ada pada dirinya dapat segera teratasi. Untuk memenuhi kebutuhan
informasinya, difabel dapat menggunakan berbagai sumber dan saluran informasi yang tersedia.
Akses infromasi utama bagi mahasiswa juga para difabel untuk mendapatkan infromasi yang
dibutuhkan adalah perpustakaan. Meskipun perpustakaan yang menyediakan fasilitas bagi
difabel masih terbilang sangat sedikit, namun ini merupakan kabar gembira dan suatu pencapaian
yang patut diapresiasi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu
pioneer dalam memberikan fasilitas dalam perpustakaan bagi difabel khususnya tuna netra.
Sebagai kampus inklusif, yaitu kampus yang memberikan akses pendidikan yang setara kepada
setiap orang, tanpa melihat asal-usul ras, agama, kelas sosial, dan ekonomi, maupun keadaan
jasmaninya.
Peneliti memilih difabel sebagai subjek penelitian karena difabel juga haus akan
informasi, menyukai hal serta informasi baru dan juga sedang dalam tahap mengenyam
pendidikan. Selain itu difabel juga mampu untuk memproses informasi yang ia peroleh.
Pemrosesan infromasi pada difabel mencakup bagaimana informasi masuk ke dalam benak
seseorang bagaimana informasi di simpan dan diiolah, bagaimana informasi tersebut ditarik
keluar untuk dipergunakan dalam berpikir dan memecahkan masalah 8. Oleh karena itu, peneliti
merasa perlu untuk mengetahui dan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan pemenuhan akan
kebutuhan informasi difabel di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang mungkin dapat digunakan
7 Belkin dalam Nicholas. 2000. Hlm 20
8 Santrock. 2003. Hal 144
8

sebagai bahan masukkan dan pertimbangan bagi orang tua, dosen, perpsustakaan dan orang
disekitarnya dalam memnuhi kebutuhan informasi difabel.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dimulai dari masih kurangnya penelitian
tentang pemenuhan kebutuhan informasi difabel. Mahasiswa difabel yang sedang menempuh
studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengalami masalah karena kebutuhan akan kognitifnya.
Kebutuhan kognitif merupakan kebutuhan yang berkaitan erat dengan kebutuhan untuk
memperkuat dan menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan
lingkungannya9. Informasi dibutuhkan oleh difabel untuk mengatasi adanya kesenjangan dan
pemecahan masalah yang dihadapinya.
Sehubungan dengan permasalahan kebutuhan informasi dan pemenuhan kebutuhan akan
informasi difabel, maka pada akhirnya menimbulkan pertanyaan penelitan sebagai berikut:
1. Bagaimana kebutuhan informasi mahasiswa difabel?
2. Bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan akan informasi mahasiswa difabel?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kebutuhan informasi dan pemenuhan
kebutuhan informasi mahasiswa difabel. Untuk mendapatkan pemahaman tersebut, penelitian ini
berusaha untuk:
a. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan mahasiswa difabel
b. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa difabel.

9 Katz, Gurevitch dan Haas dalam Yusuf. 2009. Hal 338


9

1.3.2. Kegunaan
Penelitian ini menggambarkan kebutuhan informasi dan pemenuhan kebutuhan akan
informasi mahasiswa difabel. Kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini terbagi ke dalam
dua manfaat, yaitu dan praktis. Kegunaan akademik yang ingin dicapai adalah dapat memberikan
manfaat pengembangan bidang ilmu pengetahuan bidang perpustakaan dan informasi khususnya
dalam aspek kebututhan informasi dan pemenuhan kebutuhan akan informasi mahasiswa difabel.
Manfaat praktis yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini adalah dapat
dijadikan bahan evaluasi dalam menjalankan kegiatan pemenuhan kebutuhan informasi
mahasiswa difabel. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukkan bagi
perpustakaan dan pustakawan dalam pengembangan koleksi dan menyediakan koleksi yang
berkaitan dengan kebutuhan informasi mahasiswa difabel berdasarkan hasil temuan peneliti di
lapangan. Penemuan dari penelitian ini juga diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan rujukan
untuk pembelajaran lebih lenjut.

1.3. Sistematika Pembahasan


Hasil penelitian ini disusun secara sistematis yang terdiri atas III (tiga) bab, yaitu:
1. Bab I berisi pendahuluan. Terdiri dari latar belakang yang mengulas berbagai
pandangan dan pendapat para ahli dan dihadapkan pada realitas di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan
sistematika pembahasan.
2. Bab II tentang tinjauan pustaka dan landasan teori, bagian ini membahas tentang
tinjauan pustaka yang merupakan hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan

10

sebelumnya dan dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan ini. Sedangkan
landasan teori ini, sehingga terbentuk variabel sebagai tolak ukur penelitian.
3. Bab III metode penelitian, pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini, terdiri dari jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, informan, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
4. Bab IV pembahasan, mengulas tentang inti dari penelitian ini, bab ini terbagi menjadi
dua sub bab, pertama tentang gambaran umum tempat penelitian, kedua tentang
pemenuhan kebutuhan akan informasi mahasiswa difabel di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
5. Bab V penutup, pada bab akhir ini akan dipaparkan simpulan hasil penelitian yang
telah diperoleh dari hasil pengumpulan data di lapangan sebagai jawaban atau
penjelasan permasalahan penelitian.

11

6. BAB II
7. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
8.
9. 2.1. Tinjauan Pustaka
10. 2.2. Landasan Teori
11. 2.2.1.Pengertian Kebutuhan Informasi
12.

Istilah kebutuhan informasi didefinisikan oleh Krikelas dalam Harissanti dengan


pengakuan mengenai adanya ketidakpastian10. Kata informasi dikaitkan dengan
dengan kata kebutuhan karena penegasan sebuah kebutuhan dasar yang mirip dengan
kebutuhan dasar manusia lainnya, yang oleh para psikolog dibedakan dalam tiga
kategori yaitu kebutuhan fisiologis, afektif, dan kogitif11.

13. Dikaitkan dengan lingkungan yang menyebabkan timbulnya kebutuhan, ada beberapa
kebutuhan yang dikemukakan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Yusuf sebagai
berikut12:
1. Kebutuhan kognitif, kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat
atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya.
2. Kebutuhan afektif, kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat
menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.
3. Kebutuhan integrasi sosial personal (personal integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan
dengan pengeutan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu.
4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs) , kebutuhan ini dikaitkan dengan
penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.

10 Krikelas dalam Harissanti. 2007. Hal 3


11 Rohde dam Harrisanti: 2007. Hal 3
12 Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Yusuf. 2009. Hal 338
12

5. Kebutuhan berkhayal (escapict needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhankebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari
hiburan atau pengalihan (diversion).
14.

Banyak teori yang membahas kebutuhan informasi, seperi yang

diperlihatkan oleh teori kebutuhan berangkat dari A.H Maslow yang dimulai dari tahap
kebutuhan yang paling dasar sampai pada tingkat yang paling tinggi, yakni:
1.
2.
3.
4.
5.

Kebutuhan fisiologis, misalnya haus dan lapar


Kebutuhan rasa aman, misalnya sara aman dari gangguan dan ancaman
Kebutuhan rasa cina dan memiliki
Kebutuhan rasa harga diri, seperti rasa pretise, keberhasilan, serta respek pribadi, dan
Kebutuhan rasa aktualisasi diri, misalnya hasrat untuk berdiri sendiri13.
15.

Wilson menyatakan bahwa konsep kebutuhan manusia menurut ahli

psikologi dibagi dalam 3 kategori:


1. Kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan akan makan, air, tempat tinggal dsb
2. Kebutuhan afektif (tekadang disebut sebagai kebutuhan psikologis atau emosional)
seperti kebutuhan akan domisili, pencapaian dsb.
3. Kebutuhan kognitif, seperti kebutuhan untuk mempelajari keterampilan dsb14.
16.

Ketiga kategori tersebut merupakan pemicu dasar munculnya kebutuhan

informasi. Wilson menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasinya


seseorang harus memiliki pengetahuan yang berkaitan15. Untuk memperoleh informasi
tersebut, mahasiswa difabel harus terlibat dalam proses pencarian informasi.
17.

Kebutuhan informasi tampak ketika disadari terdapat informasi yang

dibutuhkan oleh sesorang16. Kebutuhan informasi adalah informasi dimana harus


13 Yusup. 1995. Hal 2
14 Wilson.
15 Ibid
16 Nicholas dalam Line. 200. Hlm 20
13

mengerjakan pekerjaan secara efektif, memecahkan masalah dengan memuaskan atau


melakukan hobi atau keinginan dengan menyenangkan 17. Kebutuhan informasi muncul
ketika seseorang menyadari adanya kesenjangan antara pengetahuan dan harapan untuk
memecahkan masalah18. Kebutuhan akan informasi muncul ketika seseorang menyadari
bahwa mereka tidak memiliki atau kekurangan pengetahuan untuk mencapai tujuan,
menjawab pertanyaan dan sebagainya19.
18.

Kebutuhan informasi seseorang sulit didefinisikan dan diukur karena

melibatkan proses kognitif dengan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Banyak faktor
yang mempengaruhi kebutuhan informasi, beberapa diantaranya terdiri dari: (1) jenis
pekerjaan; (2) personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi
ketepatan, kekeuatan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan
kemauan menerima informasi dari teman, kolega, atau atasan, (3) wakt; (4) akses, yaitu
sejauh mana penelusur informasi secara internal (di dalam organisasi), atau eksternal (di
luar organisasi); (5) sumber daya dari teknologi informasi yang digunakan untuk mencari
informasi.
19. 2.2.2. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Difabel
20.

Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari adanya

kesenjangan antara pengetahuan dan harapannya unutk memecahkan masalah20. Jadi


infroamsi dibutuhkan manakala mahasiswa difabel menyadari bahwa pengetahuan yang
dimiliki pada saat itu tidak cukup untuk menyelesaikan tugasnya atau memecahkan
17 Ibid, hal 20
18 Belkin dalam Nicholas. 2000. Hal 20
19 Batley. 2007. Hal 22-23
20 Belkin dalam Nicholas. 2000. Hal
14

masalah yang sedang dihadapi. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya mahasiswa


difabel harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dan harus terlibat dalam proses
pemenuhan kebutuha informasi.
21.

Mahasiswa difabel sudah mampu memproses informasi yang diterima.

Pemrosesan informasi pada mahasiswa difabel berhubungan dengan masalah bagaimana


seseorang menelaah berbagai sumber informasi yang ada di lingkungannya dan memakai
pengalaman tersebut21.
22.

nHavener dalam Agosto dan Hughes-Hassell, mengidentifikasi enam

kategori informasi pelajar/mahasiswa22:


a)

Kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran (course-related activities) mencakup

b)

kebutuhan informasi yang berhubungan dengan persiapan menghadapi ujian.


Gaya hidup saat ini (current lifestyles) yaitu informasi yang berkeitan dengan
kegiatan ekstrakurikuler, kerja paruh waktu, uang, olahraga, film, dan rekreasi

c)
d)

lainnya.
Rencana masa depan (future plan) mencakup pemilihan temapt bekerja dan karir
Hubungan dengan orang lain (relationship with others) mencakup keluarga, teman,

e)

rekan dan kenalan lainnya.


Kesehatan (heath) berhubungan dengan kesehatan jasmani, kecantikan alcohol,

f)

narkoba dan seks


Infromasi umum (general information) mencakup peristiwa terkini, politik, agama,
dan masalah sosial.
23.

Agosto dan Hughes-Hassell juga membuat skema pengkodean asli yang

terdiri dari topic kebutuhan informasi kehidupan sehari-hari, yaitu; (1)rutinitas kehidupan
sehari-hari, (2) kegiatan sosial, (3) kinerja yang kreatif, (4) akademik, (5) keuangan
21 John W. Santrock dalam Henny. Kebutuhan Informasi. FIB UI Th 2012. Hal 29
22 Havener dalam Agosto dan Hughes-Hassell. 2006
15

pribadi, (6) peristiwa terkini, (7) barang dan jasa, (8) kesehatan emosi, (9) hubungan
dengan teman/rekan/asmara, (10) budaya popular, (11) hubungan keluarga, (12) fashion,
(13) perguruan tinggi, (14)kesehatan, (15) keamanan fisik, (16) citra diri, (17) tanggung
jawab pekerjaan, (18) norma sosial/hokum, (19) masalah filosofis, (20) konsumsi yang
kreatif, (21) karier, (22) budaya sekolah, (23) keselamatan seksual, (24) identias seksual,
(25) praktek agama, (26) tugas masyarakat, (27) identitas warisan/budaya, (28)
aktualisasi diri23. Kemudian 28 topik kebutuhan informasi tersebut dikelompokkan
menjadi tujuh variabel independen untuk membentuk model teoritis. Model ini berfungsi
untuk mendukung sosial diri sendiri (the social self), emosional diri sendiri (the
emotional self), reflektif diri sendiri (the reflective self), fisik diri sendiri (the physical
self), kreaktivitas diri sendiri (the creative self), kognitif diri sendiri (the cognitive self),
dan seksual diri sendiri (the sexual self).
24. 2.2.3. Pemenuhan Kebutuhan Akan Informasi
25.

Pada saat seseorang menyadari terjadi kesenjangan antara struktur

pengetahuan yang dimiliki dan yang dibutuhkan, maka seseorang akan berusaha untuk
mencari apa yang dibutuhkannya tersebut. Setelah seseorang merasakan bahwa dirinya
membutuhkan informasi, maka selanjutnya ia akan beruaha mencari informasi yang
diinginkannya pada sumber-sumber informasi yang tersedia dan diketahuinya. Dalam
proses pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa difabel memerlukan sumber
informasi. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya, mahasiswa difabel dapat
menggunakan berbagai sumber atau saluran informasi yang tersedia. Sumber perolehan
informasi merupakan tempat tersimpannya informasi, adapun sumber-sumber perolehan

23 Agosto dan Haghes-Hassell. 2006


16

informasi diantaranya adalah manusia (dosen, teman, keluarga dan orang lain), media
(buku, televise, radio, internet), dan lembaga informasi (perpustakaan atau pusat
dokumentasi atau lembaga lain). Dalam pemilihan sumber informasi, beberapa hal sering
dijadikan petimbangan, antara lain; ketersediaan sumber informasi, kemudahan sumber
informasi diperoleh, kemudahan sumber informasi digunakan, dan biaya pemanfaatan
sumber informasi24.
26.

Setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam memnuhi

kebutuhan akan informasi. Seseorang memenuhi kebutuhan informasi tergantung pada


beberapa aspek, diantaranya jenis pekerjaan atau profesi, peran dan demografi, (usia,
jenis kelamin, ras, status sosial ekonomi, pendidikan dsb. Terdapat hubungan yang kuat
antara peran yang dimiliki dengan cara seseorang mencari dan menggunakan informasi.
Dalam penelitian sosial faktor yang paling sering diteliti diantaranya adalah usia, jenis
kelamin, dan rasa tau etnis.

24 Ibid
17

27.BAB III
28.METODE PENELITIAN
29.
30.

Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah pendekatan/desain

penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Secara lebih jelas
pada bagian ini akan menjelaskan tentang pendekatan dan langkah-langkah penelitian, metode
penelitian, pemilihan informan, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data yang akan
digunakan.
31. 3.1. Pendekatan Penelitian
32. Untuk melakukan penelitian ini peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu

atau kelompok yang dianggap berasal dari

masalah sosial atau kemanuasiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upayaupaya

penting,

seperti

pengejuan

pertanyaan-pertanyaan

dan

prosedur,

mengumpulkan data yang spesifik dari para informan, menganalisis data secara
induktif mulai dari tema-tema khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan
makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang
fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara
pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan
menterjemahkan kompleksitas suatu persoalan25.
33. Dengan pendekatan kualitatif peneliti berusaha mengeksplorasi dan memahami
makna kebutuhan informasi dan pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa difabel.
25 Creswell. 2010
18

Peneliti mengumpulkan data berupa informasi apa saja yang dibutuhkan mahasiswa
difabel serta dimana dan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan informasi tersebut.
Setelah itu peneliti menganalisis data yang diperoleh dilapangan secara induktif.
Dengan demikian, peneliti diharapkan dapat memahami sebuah fakta, bukan untuk
menjelaskan fakta tersebut.
34. 3.2. Metode Penelitian
35.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

studi kasus. Studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang
berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas, penelitian yang
menekankan pada penelitian sosial, kecenderungan pendekatannya adalah induktif dan penelitian
identik dengan penelitian bersifak kualitatif26. Sedangkan menurut Stake, studi kasus merupakan
strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan
aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpuln data berdasarkan waktu yang telah ditentukan 27. Dalam kaitainya dengan
penelitian ini, peneliti menggali secara mendalam dan mengungkapkan kebutuhan informasi dan
pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa difabel.
36. 3.3. Pemilihan Informan
37.

Informasn adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

kepada peneliti. Teknik pemilihan informasn yang digunakan dalam penelitian ini adalah

26 Masyhuri, M. Zainuddin. Metodologi penelitian; pendekatan praktis dan aplikatif. Refika Aditama:
Bandung, 2008. Hal 35

27 Creswell. 2010
19

purposive sampling yaitu teknik penentuan informasn dengan pertimbangan tertentu 28. Topic
penelitian ini adalah kebutuhan informasi dan pemenuhan kebutuhan akan informasi mahasiswa
difabel, maka peneliti memiliki pertimbangan atau kriteria informan sebagai berikut: mahasiswa
aktif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; memiliki informasi yang sesuai dengan tujuan penelitain
dan memiliki kemampuan untuk menceritakan pengalamannya atau memberikan informasi yang
dibutuhkan; bersedia untuk diwawancarai dan dengan suka rela secara sadar memberikan
informasi dan tidak berada dalam tekanan. Pemilihan informan dengan cara purposive sampling
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif. Jumlah informan yang diperlukan tergantung pada
objek atau kasus dan konteks informasi yang dibutuhkan. Demi menjaga kerahasiaan diri
informan, dalam pembahasan peneliti akan menggunakan nama samara untuk mengidentifikasi
masing-masing informan.
38. Penelitian dilakukan mulai tanggal 10-15 Oktober 2016 merupakan tahap
pengumpulan data, kemudian tahap observasi dan wawancara dilakukan ampasi
dengann 17 Oktober 2016. Sedangkan pengolahan data dan analisis data dilakukan
pada tanggal 17-23 Oktober 2016. Lokasi penelitian dilakukan di kampus UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
39.
40. 3.4. Teknik Pengumpulan Data
41. Dalam penelitian ini peneliti bereksplorasi terhadap data karena data merupakan
segalanya yang dapat memecahkan semua masalah penelitian. Data penelitian
direkam dan dicatat melalui teknik pengamatan langsung dan wawancara mendalam
tak berstruktur. Dengan menggunakan pengumpulan data tersebut, peneliti dapat
28 Sugiyno. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: bandung,. Hal 218219
20

mengeksplorasi interpretasi-interpretasi yang berbeda-beda dari masing-masing


informan. Berikut adalah penjelasan rinci teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini:
a. Observasi (pengamatan) lapangan
42.
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Teknik uang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik observasi langsung. Observasi langsung adalah pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadab objek di tempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk mengenal situasi dan kondisi mahasiswa
difabel secara umum. Selain itu peneliti juga harus peka dalam memperhatikan tindakan,
perilaku, waktu dan tempat, perasaan informan dalam membutuhkan informasi. Hal ini
dilakukan untuk mengungkap dan memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan akan
informasi mahasiswa difabel.
b. Wawancara mendalam (in-deph interviewing)
43.

Untuk memperoleh data yang lebih kaurat maka dalam penelitian

kualitatif perlu dilakukan wawancara secara mendalam terhadap informan. Wawancara


adalah percakapan Tanya jaeab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Wawancara mendalam memerlukan pertnayaan-pertanyaan secara umum tidak terstruktur
(unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended)yang dirancang untuk memunculkan
opini dari para informan29.
44.

Dalam hal ini peneliti berusaha agar dapat diterima sebagai teman oleh

informan dan berusaha mengenal kebiasaan dan kegemaran informan. Peneliti melakukan
hal tersebut agar proses wawancara dapat berjalan dnegn lancar. Wawancara dilakukan di

29 Creswell. 2010
21

kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada saat informan sedang duduk di masjid, lobi
perpustakaan dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit.
45.
46. 3.5. Teknik Analisis Data
47.

Analisis data merupakan proses keberlanjutan yang membutuhkan refleksi terus

menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat
sepanjang penelitian. Analisis data kualitatif dapat melibatkan proses pengumpulan data,
interpretasi dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama. Pada saat wawancara
berlangsung, peneliti melakukan analisis terhadap data-data ynag baru saja diperoleh dari hasil
wawancara30.
48. Dalam menganalisis dan menginterpretasikan data peneliti dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan analisis Milles dan Huberman, yang menyebutkan tiga
langkah dalam analisis data yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verivikasi31. Ketiga komponen dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka tiga komponen tersebut
berinteraksi. Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti di lapangan diuraikan sebagai
berikut32:
1. Reduksi data
49.

Mereduksi

data

berarti

merangkum,

memilih

hal

yang

pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang informasi
atau data yang tidak diperlukan dalam penulisan. Reduksi data merupakan suatu bentuk
30 Ibid. hal 274
31 Milles, Huberman. 1992. Hal 16
32 Ibid. Hal 16
22

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membunag informasiyang


tidak perlu dan mengorganisasikan data tersebut dengan cara sedemikian rupa sehingga
dapat menarik kesimpulannya.
50.

Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan dengan memeriksa kembali

data yang telah dikumpulkan. Data yang terkumpul dipilih dan dikelompokkan
berdasarkan kemiripan dan berdasarkan konteks atau makna yang tercakup di dalamnya
serta membuang informasi yang tidak diperlukan dalam penulisan.
2. Penyajian data
51.

Penyajian data dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan hasil

yang telah diperoleh di lapangan. Pada saat menyelesaikan obseervasi dan wawancara di
lapangan penulis membuat transkip hasil wawancara. Kemudian dianalisis dengan cara
mengelompokkan berdasarkan kategori-kategori. Dalam penelitian kualitatif, penyajian
data dapat dalambentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Namun kali ini peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan/verifikasi
52.
Setelah melalui dua tahap tersebut, maka dilakukan penarikan kesimpulan
dan verifikasi, yaitu data yang telah disajikan tadi disimpulkan dan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Kesimpulan lebih mudah ditarik melalui skema matriks
kemudian diverifikasi dengan cara mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sudut
pandang dan meemriksa pandangan informasi. Pada tahap ini peneliti menarik
kesimpulan dari hasil analisis data yang sudah dilakukan.

23

53.BAB IV
54.
55.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
56.
57.
58. 4.1. Gambaran Karakteristik Informan
59.
60.
Sebelum sampai pada analisis data, terlebih dahulu peneliti akan
memperkenalkan profil informan agar dapat diketahui sekilas tentang latar belakang
informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini. Dua mahasiswa difabel telah
menjadi informan dalam penelitian ini. Berdasarkan etika penulisan penelitian maka
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan nama samaran untuk mengidentifikasi
masing-masing informan. Berikut ini adalah gambaran profil kedua informan tersebut
dan urutan penyebutan informan di bawah ini sesuai dengan urutan wawncara.
61.

Informan pertama adalah Putri seorang mahasiswa berusia 21 tahun. Putri

adalah seorang mahasiswa semester V di Jurusan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Putri merupakan seorang difabel dengan keterbatasan dalam
pengelihatan atau sering disebut tuna nerta. Keterbatasannya ini ia alami sejak lahir.
Meskipun memiliki keterbatasan dalam pengelihatan, ia tidak putus asa dalam menjalani
hidup. Atas semangat belajar, dukungan orang tau dan keluarga akhirnya dia berhasil
menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Putri yang memiliki kegemaran dalam
membaca dan menulis ini bahkan mempunyai cita-cita ingin menjadi guru.
62.

Informan kedua adalah Putra seorang mahasiswa berusia 25 tahun. Putra

berasal dari Magelang. Putra adalah seorang mahasiswa semester VII di jurusan
Universitas Islam Negeri Suanan Kali Jaga Yogyakarta.

Putra merupakan seorang

difabel dengan keterbatasan dalam pengelihatan atau tuna netra sama dengan informan

24

pertama. Putra sangat senang bisa berkuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia
berharap setelah lulus kuliah dapat membagikan ilmu yang dimiliki kepada banyak orang.
63.
64. 4.2. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Difabel
65.

Seluruh informan baik Putri maupun Putra sepakat bahwa mereka sebagai

mahasiswa difabel membutuhkan informasi. Pertanyaan mendasar yang yang diajukan


kepada informan yaitu mengenai pemahaman mereka tentang kebutuhan informasi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, ada informan sedikit kesulitan untuk
mengungkapkan apa yang mereka ketahui tentang kebutuhan informasi. Informan Putri
memiliki persepsi dan pemahaman bahwa informasi hanya sebatas pada berita atau
pengetahuan, seperti yang diungkapkan berikut:
66.

Butuh, informasi itu sesuatu seperti berita dan pengetahuan. Biasanya kalau

orang yang sering membaca berita jadi banyak mengetahui dunia luar dan akan banyak
pengetahuan gitu (Putri)
67.

Putri mengakui bahwa dirinya membutuhkan informasi tetapi Putri tidak

membedakan antara informasi dan pengetahuan. Padalah informasi dan pengetahuan itu
berbeda. Informasi sering disamakan atau disinonimkan dengan data dan pengetahuan,
padahal ketiganya adalah hirarki, dengan data dibagian bawah dan pengetahuan dibagian
atas33. Informasi adalah data yang diproses dan dikelola, sedangkan pengethauan adalah
informasi yang telah disaring, dikelola, dan dipahami oleh otak manusia. Informasi
diperoleh dengan cara diminta, sedangkan pengetahuan dapat diperoleh dalm pikiran dan
informasi maupun menghasilkan pengetahuan34. Putri menganggap informasi seperti
33 Daniel, O Case. Looking for Information (California Academic Press, 2007) Hal 64
34 Ibid
25

berita dan pengetahuan, dan menurutnya dengan membaca berita di Koran maupun
menonton berita di TV dapat menambah pengetahuannya. Definisi tentang informasi
yang diungkapkan Putri hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Diao, bahawa
informasi adalah fakta, data, kepercayaan, pendapat dan pengetahuan yang tersimpan,
antara lain adalah monograf, jurnal, bahan pandang dengar atau bahkan dalam pikiran
manusia35.
68.

Informan Putra menganggap bahwa informasi dapat diakses dengan

menggunakan media, seperti yang diungkapkan berikut:


69.

Buruh banget mas Seperti informasi tentang berita yang lagi panas-panasnya,

misalnya berita politik gitu Informasi itu ya suatu media untuk membuat kita menjadi
lebih tahu segala hal. Jadi yang tadinya ndak tau jadi tau
70.

Informan Putra menganggap bahwa informasi adalah sesuatu untuk

mengurangi ketidakpastian, dimana yang sebelumnya tidak tahu kemudian karena


mendapatkan informasi menjadi tahu. Dengan ketidakpastian atau kesenjangan informasi
dalam dirinya memunculkan timbulnya kebutuhan infromasi. Selain itu informan Putra
juga menganggap informasi seperti berita.
71. 4.3. Informasi Yang Dibutuhkan
72.

Informasi yang dibutuhkan mahasiswa difabel dalam penelitian ini

dikategorikan berdasarkan temuan peneliti di lapangan. Peneliti mengidentifikasi


informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa, yaitu: gaya hidup, kuliah dan mata kuliah,
informasi umu, kehidupan sosial, kesehatan dan rencana masa depan.

35 Diao. 1996
26

73. 4.3.1. Gaya hidup


74.

Gaya hidup yaitu informasi yang berkaitan dengan ekstrakurikuler, kerja

paruh waktu, uang, olah raga, film dan rekreasi atau hiburan lainnya 36. Gaya hidup dapat
dikatakan seperti pola hidup sesorang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan orang
disekitarnya yang diekspresikan. Putri membutuhkan informasi yang berkaitan dengan
hobi, seperti yang diungkapkan berikut:
75.

Informasi-informasi yang menyangkut sama hobi gitu masKarena hobi saya

membaca dan menulis jadi saya butuh informasi tentang buku-buku bacaan dan
informasi lain untuk menunjang hobi saya (Putri)
76.

Putri membutuhkan informasi yang berhubungan dengan hobinya untuk

menunjang hobinya. Gaya hidup dapat dilihat juga dari cara orang mengisi waktu
senggangnya. Seperti yang diungkapkan informan Putra berikut:
77.

Paling denger musik di hape, lagu-lagu kesukaan gitu sih mas untuk mengisi

waktu luang (Putra)


78.

Putra mengungkapkan bahwa dirinya mengisi waktu senggangnya dengan

mendengarkan musik. Biasanya dia menggunakan Hand Phone miliknya untuk hiburan
dengan mendengarkan musik. Hiburan merupakan sebuah kebutuhan untuk melepaskan
diri dari ketegangan emosional atau kebutuhan untuk melarikan diri dan hasrat untuk
mencari pengalihan37.
79. 4.3.2. Kuliah dan Mata Kuliah
80. Kebutuhan yang berhubungan dengan kuliah dan mata kuliah mencakup kebutuhan
informasi yang berhubungan dengan akademik dan tugas mata kuliah. Informasi yang
36 Agosto dan Hughes-Hassell. 2006
37 Yusup. 1995
27

dibutuhkan informan menyangkut perannya sebagai mahasiswa yaitu menyelesaikan


tugas dan menghadapi ujian. Informasn Putri mengungkapkan bahwa dirinya
membutuhkan informasi untuk menyelesaikan tugas kuliah, seperti yang dungkapkan
berikut:
81.

.kaya ini mau presentasi, selain mempersiapkan tuasnya biasanya cari dulu

bahan-bahan biar nanti kalau ada pertanyaan dari dosen atau temen-temen bisa jawab
(Putri)
82.

Putri membutuhkan infromasi yang berkaitan dengan tugas kuliah untuk

mempersiapkan menghadapi presentasi. Dengan harapan apabila ada pertanyaan dari


dosen dan teman sekelasnya ia bisa menjawab. Selain Putri, Putra juga membutuhkan
informasi untuk menyelesaikan tugas kuliahnya, seperti yang diungkapkan berikut:
83.

Kalo sekarang lagi sibuk cari informasi dan tanya bahan-bahan sama temen

untuk buat tugas mas (Putra)


84.

Tugas kuliah adalah tugas yang diberikan dari dosen pengampu mata

kuliah kepada mahasiswanya, agar mahasiswa bisa belajar mandiri selain di ruang kelas.
Karena setiap dosen pasti memberikan tugas kepada mahasiswa, Putra mencari bahan dan
bertanya informasi tentang tugas kepada teman-temannya supaya tugasnya dapat
diselesaikan.
85. 4.3.3. Informasi Umum
86.

Informasi umum mencakup peristiwa terkini, politik, agama, dan masalah

sosial. Peristiwa terkini yaitu kejadian yang terjadi pada saat ini. Putri membutuhkan
informasi umum seputar cuaca karena kondisi cuaca yang saat ini tidak menentu, seperti
yang diungkapkan berikut:

28

87.

Informasi tentang cuaca, kan kalau hujan kita ada persiapan untuk bawa

paying (Putri)
88.

Putri juga membutuhkan informasi seputar perkiraan cuaca. Cuaca yang

tidak menentu dan sulit diprediksi (yaitu kadang panas sekali namun tiba-tiba hujan)
membuat Putri membutuhkan informasi tersebut. Cuaca adalah keadaan udara baik
temperaturnya, cahaya matahari, kelembapan udara, kecepatan angin pada suatu tempat
tertentu. Putri biasa mendapatkan informasi tersebut dari internet yaitu perkiraan cuaca.
89.

Berbeda

dengan

Putri,

Putra

mengungkapkan

bahwa

dirinya

membutuhkan informasi menyangkut berita terkini, seperti yang diungkapkan berikut:


90.

Kayak sekarang ini kan lagi banyak membicarakan tentang Ahok yang nyalon

gubernur Jakarta. Paling suka dengar cerita dari temen-temen mas (Putra)
91.

Informasi mengenai berita terkini yang sedang ramai diperbincangkan

juga menarik perhatian Putra. Ini sesuai dengan definisi informasi yang Putra berikan
bahwa informasi seperti berita. Berita merupakan keterangan mengenai peristiwa atau
kejadian.
92. 4.3.4. Kehidupan Sosial
93. Mahasiswa membutuhkan informasi untuk menunjang kehidupan sosial seperti
berhubungan dengan orang lain mencakup keluarga, teman, rekan atau kenalan
lainnya. Putri membutuhkan informasi tentang orang-orang disekitarnya unutk
menunjang kehidupan sosialnya dengan cara bersosialisai. Informasi tentang cara
bersosialisasi

dibutuhkan

agar

Putri

dapat

lingkungannya, seperti yang diungkapkan berikut:

29

diterima

oleh

orang-orang

di

94.

Pengethauan tentang cara bersosialisasi. Kalo kita nggak tau cara

bersosialisasi nanti jadi kuper 9kurang pergaulan), nggak punya temen, dan bertemen
sama itu-itu aja. Ya misalnya kita pergi ke tempat baru jadi kita harus tau tentang
lingkungan sekitar agar dapat menyesuaikan diri di lingkungan (Putri)
95.

Pada saat berhubungan dengan orang-orang disekitarnya Putri berusaha

untuk mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Putri mengungkapkan


bahwa cara bersosialisasi dapat dilakukan dengan cara belajar beradaptasi dengan
kondisi, memperluas wawasan, menyambung silahturahmi. Lingkungan terkadang juga
mempengaruhi kebutuhan informasi seseorang, dan informasi juga dapat mempengaruhi
lingkungan seseorang.
96.

Sedangkan informan Putra mendapatkan informasi dari temannya seputar

teman lainnya, seperti diungkapkan berikut:


97.

Informasi taunya dari temen aja, biasanya kayak ada temen yang sakit ya

tanya-tanya aja. Biasanya sih dikasih tau sama temen (Putra)


98. Putra memperoleh informasi tentang temannya dari teman yang lainnya. Apa yang
dilakukan Putra tersebut senda dengan yang dikatakan oleh Agustus dan HughesHassell bahwa teman dan anggota keluarga adalah sumber yang lebih disukai remaja.
Semua informan membutuhkan informasi untuk menunjang kehidupan sosial dalam
berhubungan dengan orang lain mencakup teman, rekan, atau kenalan lainnya. Pada
saat memenuhi informasi, informan berhubungan dengan orang-orang disekitarnya.
99. 4.3.5. Kesehatan
100.

Kesehatan

berhubungan

dengan

kesehatan

jasmani,

kecantikan,

alkohol,/narkoba, dan seks. Informan Putri beranggapan bahwa ia butuh informasi

30

tentang kesehatan secara menyeluruh, dan menanyakan informasi seputar kesehatan


kepada dokter atau keluarga, seperti yang diungkapkan berikut:
101.

.butuh seluruh informasi tentang kesehatan, ya apa aja yang menyangkut

kesehatan. Biasanya tanya sama dokter dan sama keluarga (Putri)


102.
sangat

Karena Putri menyadari punya keterbatasan dalam pengelihatan, jadi ia

membutuhkan

informasi

seputar

kesehatan

untuk

mengetehui

kondisi

kesehatannya. Informan Putra juga membutuhkan informasi tentang kesehatan


berdasarkan pengelamannya selama ini yang sakit perut. Selain itu Putra juga
membutuhkan informasi seputar kesehatan lainnya, seperti diungkapkan berikut:
103.

Iya kayak waktu itu pernah cari makanan apa yang baik dan nggak baik terus

yang mengandung apa, pokoknya seputar makanan gitu. Tanya sama teman aja mas
(Putra)
104.

Putra membutuhkan informasi seputar pemahaman kesehatan umum

seperti makanan yang baik untuk kesehatan. Putra mendapatkan informasi tentang
kesehatan dari teman-temannya.
105.
106.

4.3.6. Rencana Masa Depan


107.

Rencana masa depan yang dimaksud di sini mencakup capaian dalam

kuliah, karir dan lain sebagainya. Karena Putri sekarang sudah semester 5 maka Putri
membutuhkan informasi tentang karirnya setelah lulus dari kuliah, seperti yang
diungkapkan berikut:
108.

.biasanya saya cari informasi lowongan guru, karena cita-cita saya itu

guru. (Putri)

31

109.

Putri membutuhkan informasi untuk merencankan masa depannya seperti

iformasi tentang lowongan kerja guru. Ia mendapatkan informasi lonwogan pekerjaan


dari internet dan dosen. Berbeda dengan informan Putra yang sudah merencanakan ingin
melanjutkan kuliah S2 (Pascasarjana), seperti yang dingkapkan berikut:
110.

.rencananya ish pengen lanjut S2, jadi cari info tentang S2 aja

111.

Putra merencanakan untuk lanjut kuliah pascasarjana. Karena ingin lanjut

(Putra)

kuliah jadi Putra hanya mencari informasi tentang program pascarjana yang akan
dipilihnya.
112.

4.4. Cara Mahasiswa Memenuhi Kebutuhan Informasi


113.

Setiap orang memiliki cara dan karakteristik tertentu dalam memenuhi

kebutuhan informasinya. Cara seseorang memenuhi kebutuhan informasi uga dingaruhi


beberapa aspek, diantaranya jenis pekerjaan atau profesi, peran dan demograf (usia, jenis
kelamin, ras, status sosial dan ekonomi, pendidikan). Setelah informan merasakan bahwa
dirinya membutuhkan informasi, maka selanjutnya ia akan berusaha mencari informasi
yang diinginkannya pada sumber-sumber informasi yang tersedia dan diketahuinya.
Dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi informan memerlukan sumber informasi.
Semua informan mengungkapkan bahwa mereka cenderung memenuhi kebutuhan
informasinya menggunakan internet, seperti yang diungkapkan berikut:
114.

Untuk bahan-bahan tugas kuliah biasanya cari di internet sama perpustakaan,

untuk informasi yang lain lebih suka pake internet. kalo di perpus kan nggak semua
bisa dipinjam (Putri)

32

115.

Putri menggungkapkan bahwa dirinya lebih suka mencari informasi di

internet. Kepraktisan dan daya tarik yang ditawarkan oleh internet membuat Putri lebih
menyukai internet dibandingkan dengan koleksi perpustakaan. Informasi yang Putri
peroleh dari internet seperti informasi tentang peristiwa atau berita terkini, hiburan, dan
hubungan dengan orang lain. Sedangkan untuk mengerjakan tugas kuliah, Putri lebih
memilih koleksi perpustakaan karena lebih lengkap tetapi tidak semua koleks
perpustakaan bisa di pinjam.
116.

Sama halnya dengan Putri, Informan Putra juga lebih memilih internet

dibandingkan dengan buku. Seperi yang diungkapkan sebagai berikut:


117.

Lebih sering pakai internet, karna sekarang kan internet lebih canggih. Kami

(difabel) juga bisa mengskses internet.. internet lebih memudahkan (Putra)


118.

Hal tersebut terjadi karena menurut mereke buku tidak menarik, karena

sudah ada internet yang bisa diunakan dimanapun, kapanpun dan siapapun bisa
mengaksesnya. Walaupun mereka lebih menyukai internet dalam pemenuhan informasi,
tetapi mereka masih sering juga memanfaatkan orang lain, teman dan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan informasi.

33

119. BAB V
120. PENUTUP
121.

Pada bab akhir ini akan dipaparkan simpulan hasil penelitian yang telah

diperoleh dari hasil pengumpulan data di lapangan sebagai jawaban atau penjelasan
permasalahan penelitian. Dalam bab ini disertakan juga saran dari penulis sebagai
masukan untuk perpustakaan dan pustakawan dengan penelitian yag telah dilakukan.
122.
123.

5.1. Simpulan
124.

Hasil penelitian ini didasarkan atas kebutuhan informasi dan pemenuhan

kebutuhan informasi mahasiswa difabel. Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kebutuhan informasi mahasiswa difabel ini pada umumnya sama dengan kebutuhan
mahasiswa lainnnya. Terbukti dengan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa
difabel adalah informasi yang berkaitan dengan informasi umum, kuliah dan tugas,
informasi umum (peristiwa terkini), kehidupan sosial, kesehatan dan juga
perencanaan masa depan. Kebutuhan informasi mahasiswa dipengaruhi oleh peran
sosial yang dimiliki dan juga lingkungan sekitarnya. Tidak semua kebutuhan
informasi remaja diekspresikan dan tidak disadari oleh remaja.
2. Dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi, mahasiswa difabel lebih suka dan
sering mencari informasi di internet karena kecanggihan dan kecepatannya dalam
mencari informasi. Selain itu ada upaya dilakakukan mahasiswa difabel dalam
memenuhi kebutuhan akan informasi. Sumber informasi yang dimanfaatkan adalah
sumber informasi manusia (personal) yaitu teman, keluarga, dosen, dan orang
disekitarnya.

34

125. DAFTAR PUSTAKA


126.
1. Buku
127.
128. Batley, Sue. 2007. Information Architecture for Information Profesionals.
England:
129. Chandos Publishing
130.
131. O Case, Daniel.2007. Looking for Information: A Survey of research in
information
132. seeking, needs, and behavior (2nd ed). California: Academic Press.
133.
134.
Santrock, John W. 2003. Adolessence: Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga.
135.
136. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja
137. Rosda karya.
138.
139.
Yusup, Pawit M. 1995. Pedoman Mencari sumber Informasi. Bandung:
Remaja Rosda
140. karya.
141.
142.
2. Jurnal
143.
144. Agosto, Denise E. dan Sandra Hughess-Hassekll. 2006. Toward a model of the
everyday
145. life information need of urban teenagers, Part 1: Theorical Model. Jurnal
of the American Society for Information Science and Technology, 57 (10): 13941403.
146.
147. Agosto, Denise E. dan Sandra Hughess-Hassekll. 2006. Toward a model of the
everyday
148. life information need of urban teenagers, Part 2: Empirical Model. Jurnal
of the American Society for Information Science and Technology, 57 (11): 14181426.
149.
150. Ari Zuntriana. Hak Infeormasi bagi Difabel. Jurnal Pustakaloka STAIN
Ponorogo, Vol.1,
151. No.2, Tahun 2011
152.
153. .
Nadia Wasta Utami. Gelap dalam Gemerlap Gelapnya Akses Informasi
Bagi Difabel
154. dalam Gemerlap Era Digitalisai. Chanel: Yogyakarta, vol.3, No.2 Th
2015.
35

155.
156. Wilson, T.D. 1981. One user studies and information needs. Journals Of
librarianship.
157. Dalam
http://www.information.net/tdw/publ/paper/198iinfoneeds,html
Diakses
158. pukul 20.30 19 Oktober 2016.
159.
160. Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,
161. Pasal 28 f.
162.
163.

36

Anda mungkin juga menyukai