OLEH:
LAELA FERI FITRIANA
NIM.D1E013028/KELAS A/BUS 5
I.
I.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fakultas Peternakan UNSOED mengagendakan kegiatan tahunan farm
visit. Pada tahun 2016 telah dilakukan farm visit selama tiga hari ke perusahaan
industri peternakan di wilayah Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan Batu Malang.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa serta updating
informasi dan teknologi peternakan. Secara umum, akan memperluas wawasan
dan sekaligus mengenalkan para mahasiswa secara
industri peternakan yang sebagian telah dipelajari di kampus, dan secara khusus
para mahasiswa memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan komoditas dan
fokus kunjungan pada feed mill, RPA dan pengolahan susu.
Kegiatan farm visit ini dilaksanakan untuk mahasiswa semester enam yang
telah mengambil mata kuliah Sistem Produksi dan Pengembangan Peternakan
serta mata kuliah Perencanaan Agribisnis dan Evaluasi Peternakan. Perusahaan
yang kami kunjungi adalah PT Charoen Pokphand Kriyan, PT Ciomas Adisatwa
dan Koperasi Sae Pujon. PT Charoen Pokphand Kriyan yang dikunjungi yaitu
bagian feedmill sehingga dapat diperoleh informasi mengenai berbagai macam
pakan serta pengolahannya. PT Ciomas Adisatwa yang dikunjungi adalah
perusahaan Rumah Potong Ayam (RPA) dibawah Japfa. Koperasi Sae Pujon Batu
Malang fokus di dalam pengolahan susu sapi. Dengan adanya kunjungan ini,
dapat menambah informasi mengenai berbagai macam komoditas dari hulu hingga
hilir.
1.2.
Tujuan
1. Mengetahui produk dan pengolahan pakan di PT Charoen Pokphand Kriyan.
2. Mengetahui produk dan pengolahan unggas di PT Ciomas Adisatwa.
3. Mengetahui pengolahan susu di Koperasi Sae Pujon.
1.3.
Waktu dan Tempat
Farm visit dilaksanakan pada tanggal 29-1 Juni 2016 di wilayah Jombang,
Mojokerto, Sidoarjo dan Batu Malang. Kunjungan di PT Charoen Pokphand
Kriyan, PT Ciomas Adisatwa dan Koperasi Sae Pujon.
II. ISI
2.1 PT. Charoen Pokphand Kriyan
Menurut penjelasan Pak Wana, perusahaan sudah menerapkan K3
termasuk safety. Bahan baku yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Kriyan
adalah jagung 50% dari formula, soybean 40% dari formula. Soybean merupakan
bahan baku impor. Menurut (Ditjen Tanaman Pangan, 2006); (Tangendjaja, dkk,
2005) dalam (Utomo, 2012), Proporsi jagung dalam komposisi pakan rata-rata
sebesar 54 persen untuk pakan pedaging dan 47. 14 persen untuk ayam petelur
serta 49.34 persen untuk babi grower.
Kategori bahan baku pada PT. Charoen Pokphan Kriyan adalah liquid,
curah dan obat. Pengolahan pakan dimulai dengan menuangkan jagung basah
secara otomatis menggunakan mesin kemudian naik dikeringkan, masuk ke
tabung besar. Dalam 1 biji (tabung yg besar) berisi 5000 ton jagung. Dalam 1 hari
pabrik dapat menghasilkan 3000 ton pakan. Di PT. Charoen Pokphan Kriyan
terdapat anitox, yaitu sebagai anti jamur, diimpor dari Belgia.
Kunyit untuk antibiotik (pemberian kecil sekali) selain itu terdapat
mengkudu, tepung tulang, CGM (sari pati jagung) yaitu digunakan sebagai salah
satu pemebentuk warna. Terdapat 183.750 kg CGM yang didatangkan dari USA.
Menurut Sari (2014), untuk prestarter bentuk mendekati tepung dengan protein
minimal 23%, starter mengandung protein 22% dan energi 300 kkal. konsumsi
protein pakan broiler sebesar 13,49 g/ekor/hari dan semakin meningkat sampai
dengan 16,79 g/ekor/hari sampai umur 5 minggu dengan pemberian 20% stater
dengan pemberian energi metabolis 3034 kkal/kg.
Semua kegiatan termasuk packing menggunakan robot, 1 jam dapat
memacking lebih dari 30 ton. Di ruang controll room diprogram semua kegiatan
mulai dari proses penuangan sampai barang jadi. Menurut Widiasih (2013),
dengan adanya program komputer, operator dapat menjalankan proses produksi
secara otomatis. Walaupun begitu, operator juga masih melakukan kontrol proses
produksi baik dalam program maupun aktual di lapangan.
Penggunaan teknologi di PT. Charoen Pokphand Kriyan dilakukan hampir
seluruhnya menggunakan mesin. Menurut Widiasih (2013),
tujuannya untuk
selama 5-10 detik. Pemingsanan dengan menggunakan aliran listrik pada suatu
waterbath yang berjalan dengan memasang elektrode, sehingga ketika kepala
ayam menyentuh air akan tersetrum. Tujuan dilakukan pemingsanan adalah untuk
mengurangi penderitaan, memudahkan dalam penyembelihan, meningkatkan
pengeluaran darah (>45%). Kriteria ayam tersebut pingsan adalah leher dan sayap
terkulai, mata terbuka lebar dan kaki kaku (Parry, 1989) dalam Hamidi (2014).
Selanjutnya adalah penyembelihan dan pengeluaran darah. Penyembelihan
dilakukan secara syariat Agama Islam (halal) dengan memotong tiga saluran yaitu
saluran pernafasan (trakhea), saluran pencernaan (oesophagus), dan saluran darah
(vena dan arteri). Penirisan darah dilakukan selama 3-5 menit. Jika pengeluaran
darah ini tidak sempurna maka akan terlihat kemerahan di leher, bahu, sayap,
kehitaman pada folikel bulu dan jantung berisi darah.
Langkah setelah pengeluaran darah (penyembelihan) yaitu pencelupan
(scalding) dengan menggunakan air panas pada suhu 65 o selama 3 menit.
Setelah itu pencabutan bulu yang dapat dilakukan secara mekanik dan dibantu
dengan tangan, selanjutnya segera dilakukan pencucian. Setelah proses
pencabutan bulu dilakukan eviserasi untuk mengeluarkan organ dalam, juga
dilakukan pemotongan kaki, kepala dan leher sehingga diperoleh karkas. Organ
dalam yang dikeluarkan adalah organ yang terletak pada rongga dada dan perut.
Penanganan karkas diawali dengan pencucian karkas, kemudian pendinginan
karkas. Setelah itu dilakukan seleksi kualitas A dan B. kemudian dilakukan
penimbangan dan pengelompokan karkas berdasarkan berat karkas. Pendinginan
karkas pada suhu 4o jika dilakukan parting. Parting dilakukan sesuai permintaan
konsumen.
III. KESIMPULAN
1. Pengolahan pakan di PT. Charoen Pokphand sudah baik karena bahan
baku yang datang dan produk pakan yang dibuat diuji laboratorium,
pengolahan pakan sistematis dan terprogram mulai dari proses pengolahan
pakan yang pertama sampai pengemasan, produk pakan disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen baik fisik (besar kecilnya pakan) maupun
kandungan nutrisinya.
2. Pengolahan ayam di PT. Ciomas Adi Satwa sudah baik karena pemotongan
ayam dilakukan menggunakan mesin, tiap bagian pengolahan ayam
mempunyai ruang sendiri-sendiri dengan suhu rendah, visitor mempunyai
area sendiri yang dipisahkan dari ruang pengolahan dan tetap dapat
melihat area pengolahan melalui jendela dan limbah secara otomatis
dibuang lewat saluran pembuangan limbah, ayam dikemas secara vakum.
3. Kelembagaan di Koperasi Sae Pujon sudah bagus karena memiliki unit
mini market, anggota sebanyak , sistem kelembagaan yang kuat karena
10
Lampiran
Sesi diskusi di PT. Charoen Pokphand Kriyan
1. Apa yang menjadi pertimbangan bahan substitusi?
a. Kuantitas
b. Ketersediaan (ada terus atau tidak)
c. Harga, dibandingkan untuk barang yang akan disubstitusi
d. Pertimbangan anti nutrisi
e. Semakin banyak
2. Bagaimana pemilihan tempat feedmil terkait bahan baku?
Tempat utama harus dekat sumber bahan baku, rencana marketing sudah
disiapkan 4 bulan, kalo diijinkan import maka import kalau tidak maka
harus cari pengganti.
Tempat merupakan hal yang penting, harus dipertimbangkan, terdapat
minimal 30.000-50.000 ton
Jika impor harus didatangkan dari jakarta ->high cost
Suhu= dalam hal penyimpanan =kurang setahan dengan di Eropa karena
kelembaban di Indonesia yang tinggi, maka penyimpanan harus
spesial/diperhatikan.
Genetika Cobb, 1 bulan dpt mencapai 1,8 kg
Formula menyesuaikan, lebih ke density asam amino. Seleksi genetik
bukan rekayasa genetik. Level pure line -> di luar negeri
3. Bekerja sama (kemitraan) alurnya bagaimana?
Open, siapapun bisa jual jagung, katul dll
Non NPWP 0,5% ->pajaknya
NPWP 0,25% -> pajaknya
10
DAFTAR PUSTAKA
Hamidi, Muamal.2014.Evaluasi Penerapan Produksi Bersih (Cleaner Production)
pada Industri Rumah Pemotongan Ayam (RPA).Tesis.Universitas
Hasanuddin.Makassar.
Sari, Kurnia Andhika., Bambang Sukamto dan Bambang D.2014. Efisiensi
Penggunaan Protein pada Ayam Broiler dengan Pemberian Pakan
Mengandung
Tepung
Daun
Kayambang
(Salvinia
molesta).Agripet.14(2):76:83.
Sjofjan, Osfar., Mashudi dan Artharini, I.2009.Upaya Penggantian Tepung Jagung
dengan Produk Formulasi Berbasis Tepung Gaplek dalam Pakan
Unggas.Hibah
Penelitian
Strategis
Nasional.Universitas
Brawijaya.Malang.
Utomo, Susilo.2012. Dampak Impor Dan Ekspor Jagung terhadap Produktivitas
Jagung di Indonesia.Jurnal Etikonomi.11(2):158-179.
Widiasih, wiwin dan Putu Dana K.2013.Pengelolaan Risiko pada Updating
Computer Integrated Manufacturing (CIM) di Perusahaan Pakan
Ternak.J.Teknik Pomits.2(1):2337-3539.