Anda di halaman 1dari 50

I.

PENDAHULUAN

I.1. Letak Geografis


Praktik kerja dilaksanakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1
yang terletak di Desa Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Provinsi
Jawa Timur merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pembibitan
ayam petelur dan penetasan telur. Luas lahan dari perusahaan tersebut adalah 43
hektar dengan bangunan-bangunan yang terdapat di dalamnya berupa kandang
(farm), hatchery, mess staff dan karyawan, kantor administrasi, post satpam,
tempat parkir, koperasi, kantin dan musholah. Letak lokasi peternakan 150
meter dari pemukiman penduduk. Jarak lokasi peternakan tersebut dapat
dikatakan cukup baik karena jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Sudhiana
(2002) menyatakan bahwa jarak lokasi peternakan dengan pemukiman dapat
dikatakan dekat apabila dalam jarak 50-100 meter dan dikatakan jauh dalam jarak
lebih dari 100 meter. Batas-batas wilayah PT. Charoen Pokphand Unit 1 Desa
Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan adalah:
Sebelah Utara

: Pemukiman Penduduk (Desa Legok)

Sebelah Selatan

: Jalan Raya (Desa Karangrejo)

Sebelah Barat

: Pemukiman Penduduk (Desa Kejapanan)

Sebelah Timur

: SPBE Pertamina (Desa Cangkrimalang dan Gunung


Gangsir)

Perusahaan pembibitan dan penetasan tersebut berlokasi dikawasan


industri, dimana banyak perusahaan dan pemukiman penduduk yang berdiri
disekelilingnya. Kelembaban udara disekitar perusahaan berkisar antara 70-80%.
Topografi tanah tempat berdirinya perusahaan tersebut relatif rata dan tidak
berbukit-bukit dengan ketinggian tempat 100 meter diatas permukaan laut. Suhu
udara disekitar lingkungan perusahaan tersebut berkisar antara 30-33C. Luas area
perusahaan yakni 43 Hektar dengan bangunan-bangunan yang terdapat
didalamnya dan terdapat 17 unit kandang.
I.2. Sejarah Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Group pertama kali berdiri di Bangkok pada tahun
1921. Perusahaan tersebut terus berkembang, sehingga membuka cabang di
Hongkong, Thailand dan di Indonesia pada tahun 1972. Cabang PT. Charoen
Pokphand di Indonesia sebanyak 152 unit perusahaan yang bergerak diberbagai
bidang usaha. Bidang usaha tersebut antara lain: pertanian, peternakan,
komunikasi dan teknologi. Kegiatan yang diusahakan pada bidang Peternakan
meliputi bibit, pakan ternak, peralatan peternakan (Pointy Equipment),
pelaksanaan pembesaran secara intensif melalui peternakan plasma.
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan Jawa Timur merupakan
anak perusahaan dari PT. Charoen Pokphand Group sebuah perusahaan besar di
Thailand yang bergerak diberbagai bidang Peternakan. PT. Charoen Pokphand
Group masuk di Indonesia pertama kali pada tahun 1972 yaitu dengan mendirikan
pabrik pakan pertama di Ancol, Jakarta, dengan nama PT. Charoen Pokphand

Indonesia Tbk. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 didirikan pada tahun
1979 di Desa Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan yang bergerak di
dua divisi yaitu Hatchery Division yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan
DOC (Day Old Chick) ayam layer (petelur) dan Breeding Division yang bergerak
dibidang pembibitan yang letaknya bersebelahan dengan hatchery tersebut.
I.3. Bidang Usaha
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang pemeliharaan ayam bibit induk (Parent Stock). Ayam
yang dipelihara yaitu dari ayam pullet yaitu ayam dara yang siap produksi,
umurnya sudah mencapai 17 minggu yang dihasilkan dari telur ayam Grand
Parent Stock yang dipelihara di Satwa Utama Raya (SUR 2), Jawa Timur. Strain
yang dipelibara PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1. Pasuruan yaitu strain
Lohman, Iva Brown dan Hylien.
Umur ayam di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan setiap
flock berbeda-beda, tetapi masih dalam fase produksi atau laying dan fase
growing atau pertumbuhan. Umur ayam tersebut yaitu khususnya untuk flock G
yang terdiri dari kandang 13 dan 14 yaitu berumur 68 minggu atau 45 minggu
umur produksi, dan flock lain masing-masing berbeda 5-10 minggu tiap flocknya
dan dimulai dari umur tertua ada di flock G dan yang termuda ada di flock B
(masih periode growing) dan flock A masih persiapan kandang.

II.

METODE

II.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktik kerja di usaha pemeliharaan ayam
bibit induk (Parent stock ) PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan
adalah :1) Ayam bibit induk di flock G yaitu kandang 13 dan 14 dengan strain Isa
Brown. Kandang 13 = jantan 728 ekor, betina 10.128 ekor dan kandang 14 =
jantan 728 ekor, betina 10.050 ekor 2) bangunan kandang tipe tertutup atau close
house berjumlah 17 kandang beserta peralatan didalamnya, 3) perlengkapan IB, 4)
pakan produksi PT. Chareon Pokphand dengan kode 534 HG (untuk betina) dank
ode 535 (untuk jantan) pada periode produksi atau layer, 5) fasilitas lain
penunjang kegiatan kegiatan pemeliharaan ayam bibit indukan seperti truk
pengangkut pakan dan truk pengangkut telur.
Materi yang digunakan dalam praktik kerja di usaha penetasan telur ayam
bibit induk. (Parent stock) PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan
adalah: 1) Telur dari ayam bibit induk (Parent stock) dengan strain Isa Brown,
Lohman dan hylen, 2) bangunan tempat usaha penetasan tertutup terdapat 24
mesin setter, mesin 24 hatcher dan terdapat 3 Holding Room dan. 2 ruang PreHeat, 3) ruangan Pull Chick yang terdiri dari ruang sexing, ruang potong paruh,
ruang grading, ruang vaksinasi dan ruang pengepakan, 4) vaksin dan
perlengkapan pendukung vaksin, 5) fasilitas lain penunjang kegiatan penetasan
telur seperti kantor, laboratorium, gudang alat dan boks, ruang pencucian alat dan
musholah.

II.2. Prosedur Kerja

2.2.1. Kegiatan Rutin


Kegiatan rutin di Farm PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1 Pasuruan
meliputi program biosecurity, pemberian pakan dan meratakan pakan, pemberian
air minuet, grading ayam, pengambilan dan grading serta fumigasi telur. Kegiatan
rutin di Hatchery PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1 Pasuruan meliputi
program biosecurity, sanitasi dun fumigasi, dan penerimaan hatching eggs ( HE)
dari Breeding farm.
2.2.2. Kegiatan Insidental
Kegiatan insidental di PT. Charoen Pokphand Jaya Farrn unit 1 Pasuruan
meliputi perkawinan secara Inseminasi Buatan (IB) dan pengawasan kandang
(kontrol malam). Kegiatan khusus di Hatchery PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
unit 1 Pasuruan meliputi setting kereta telur, transfer telur, dan pull chick.
2.2.3. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
unit 1 Pasuruan meliputi pengamatan kandang yang terdiri atas pengamatan tipe
dan jenis atap kandang, luas kandang, dan peralatan yang ada dalam kandang.
Kegiatan penunjang di Hatchery PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1
Pasuruan meliputi perlabelan boks DOC.

II.3. Waktu dan Tempat

Kegiatan praktik kerja dilakukan mulai tanggal 15 Januari sampai dengan


16 Februari 2015 dan pelaksanaan praktik kerja dilaksanakan di PT. Chaeron
Pokphand Jaya Unit 1 yang beralamat di Desa Winong, Kecamatan Gempol,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin di Farm PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1 Pasuruan
meliputi program biosecurity, pemberian pakan, pemberian air minum, grading
ayam, pengambilan dan grading serta fumigasi telur. Kegiatan rutin di Hatchery
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1 Pasuruan meliputi program biosecurity,
sanitasi dan furnigasi, dan penerimaan hatching eggs ( HE ) dari Breeding farm.
3.1.1. Program Biosekuritas (Biosecurity)
Biosekuritas adalah dari kata asing biosecurity yaitu bio artinya hidup dan
security artinya perlindungan atau pengamanan. Jadi biosecurity adalah sejenis
program yang dirancang untuk melindungi kehidupan. Dalam arti yang sederhana
untuk peternakan ayam adalah membuat kuman atau bibit penyakit jauh dari
tubuh ayam dan menjaga ayam jauh dari kuman. (Winkel, 1997 dalam Hadi,
2005) menyatakan bahwa biosekuritas merupakan suatu sistem untuk mencegah
penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan
produksi

unggas

secara

keseluruhan,

dan

merupakan

bagian

untuk

mensejahterakan hewan (animal welfare). Hadi (2005) menyatakan bahwa pada


awainya konsep biosekuritas diterapkan untuk menghasilkan unggas yang bebas
penyakit tertentu (spesific patogen free) guna keperluan penelitian secara
eksperimental. Namun mengalami perkembangan dan telah diterapkan pada
berbagai jenis usaha peternakan sebagai upaya praktis untuk mencegah masuknya
organisme penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam peternakan.
Biosecurity diterapkan juga di negara-negara berdaulat sebagai upaya untuk

melindungi industri peternakannya dari berbagai penyakit berbahaya yang tidak


diternukan di wilayahnya (penyakit eksotik).
Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup program biosekuritas adalah
upaya membebaskan adanya penyakit-penyakit tertentu, memberantas dan
mengendalikan pengakit-penyakit tertentu, memberikan kondisi lingkungan yang
layak bagi kehidupan ayam, mengamankan keadaan produk yang dihasilkan,
mengamankan resiko bagi konsumen, dan resiko bagi karyawan yang terlibat
dalam tatalaksana usaha petemakan ayam. Aspek-aspek tersebut bagi industri
peternakan ayam sangat dituntut mengingat cara pemeliharaannya yang
dikandangkan, dan dipelihara dalam jumlah yang banyak, sehingga ayam rentan
terhadap ancaman berbagai macam penyakit baik yang menular maupun tidak
menular, oleh karena itu diperlukan perhatian yang lebih dalam pelaksanaannya,
juga perlakuan terhadap ayam mat], kehadiran lalat, dan bau yang kerap kali
menimbulkan gangguan bagi penduduk sekitarnya (Hadi, 2005).
Tujuan dari program biosecurity adalah meminimalisasi masuknya sumber
dan penyebab penyakit yang dapat menyerang ternak. Perhatian khusus diberikan
untuk memperkecil resiko penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia
(zoonosis) seperti Avian Influenza. Program biosecurity sangat penting dalam
pelaksanaan manajemen pemeliharaan. Program biosecurity di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan meliputi biosecurity untuk kendaraan,
karyawan atau staff dan visitor, serta UV box (untuk barang-barang yang tidak
boleh terkena air), lingkungan kandang serta lingkungan farm.

10

Muharsini (2012) menyatakan bahwa terdapat tiga perlakuan utama dalam


biosecurity yaitu isolasi, kontrol lalu lintas dan sanitasi. Kontrol lalu lintas dan
sanitasi merupakan metode yang efektif untuk mengendalikan manajemen resiko
suatu penyakit pada satu flock. Bila dua komponen tersebut diabaikan, maka
dengan melakukan sanitasi akan sangat membantu prinsip biosecurity tersebut.
Sanitasi adalah pembersihan dan desinfeksi semua peralatan dan bahan yang
masuk maupun yang ada di peternakan, termasuk kebersihan petugas kandangnya.
Semua komponen tersebut sangat krusial untuk mengeliminasi keberadaan agen
penyakit. Manajemen petemakan harus mengontrol beberapa faktor yang dapat
menyebabkan penyebaran penyakit antara lain : pembuangan bangkai ayam, ayam
sakit, kontak dengan objek terkontaminasi seperti pakaian, sepatu, pakan dan lainlain. Biosecurity di peternakan ayam menjadi penting, karena pemeliharaan ayam
umumnya masal dan agribisnis yang melibatkan banyak komponen, selain itu
banyak penyakit ayam yang bersifat contangious (cepat menular) dengan
morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) yang tinggi.
Program biosecurity yang dilakukan meliputi sanitasi di pintu gerbang dan
pintu kandang. Sanitasi di pintu gerbang suatu petemakan adalah tempat pertama
bagi orang yang akan masuk komplek peternakan dan merupakan titik awal
keberhasilan suatu peternakan terbebas dari wabah atau serangan penyakit. Pintu
gerbang perusahaan mengkondisikan bahwa setiap orang maupun kendaraan tidak
sembarang dapat keluar masuk peternakan, dan pintu selalu dijaga ketat oleh
petugas.

11

Gambar 1. Sebelum masuk Shower kendaraan (Semprot truck)

Gambar 2. Shower kendaraan

Gambar 3. Celup roda 2 (untuk motor)

12

Kegiatan biosecurity di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan


sudah memenuhi standar yaitu dilakukan upaya untuk mengurangi penyebaran
penyakit diantaranya dengan :
1) Biosecurity sebelum memasuki area farm untuk staff, karyawan dan
visitor/guest yang dilakukan dengan cara semua staff, karyawan maupun
visitor/guest diwajibkan melewati 2 shower, shower pertama terdapat di pintu
masuk pertama, sedangkan shower kedua terletak sebelum pintu masuk area
kandang. Shower terdiri dari tiga ruangan, yang pertama, ruang untuk
melepaskan semua pakaian yang digunakan, ruangan kedua merupakan
ruangan yang dilengkapi dengan sprayer yang mengandung desinfektan,
ruangan ketiga merupakan ruangan mandi, kemudian mengenakan seragam
farm. Desinfektan yang digunakan yaitu larutan desinfektan (Besta quam)
dengan perbandingan 20 ml : 1000 L air. Penyemprotan dilakukan terhadap
staff, karyawan, visitor/guest, kendaraan yang akan masuk area farm dan
diharuskan mengganti pakaian yang digunakan. dengan pakaian yang telah
disediakan (baju jalan), selanjutnya untuk shower yang kedua tata cara masuk
sama seperti pada shower pertama perbedaannya setelah melewati ruang
sprayer diwajibkan mengenakan seragam kandang yang berwarna biru yang
dilengkapi dengan sepatu boot. Semua barang yang tidak kedap air
dimasukkan. pada box ultraviolet yang bertujuan untuk sterilisasi barang dari
bibit penyakit;
2) Biosecurity sebelum memasuki kandang dilakukan pencelupan kaki pada bak
kaporit (Cloryn) dan tangan disemprot dengan alkohol;

13

3) Biosecurity di lingkungan kandang dilakukan dengan menaburkan gamping


atau kapur yang berfungsi untuk membasmi lalat ataupun serangga dan hama
yang lain. Bahan lain yaitu formalin yang digunakan untuk mematikan
organisme pathogen dengan cara menyemprotkan larutan formalin di sekitar
area kandang. Peralatan yang digunakan dalam proses penanganan,
pengaturan dan pemindahan ayam, telur atau kotoran mempunyai kemampuan
untuk memindahkan penyakit secara mekanis dari satu lokasi ke lokasi yang
lain sehingga peralatan apapun yang dibawa dari kandang lain harus dicuci
dan didesinfektan terlebih dahulu;
4) Biosecurity di luar lingkungan kandang, dengan adanya pagar pembatas farm
dengan lingkungan sekitar menggunakan pagar tembok dan pagar besi serta
kawat berduri.

Gambar 4. Box ultraviolet

14

Gambar 5. Shower tampak depan

Gambar 6. Baju jalan

15

Gambar 7. Shower flock tampak depan

Gambar 8. Celup sepatu

16

Gambar 9. Semprot tangan (Alkohol 70%)


Program biosecurity yang dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm Unit 1 Pasuruan dilakukan dengan tujuan untuk memutus hubungan luar
dengan lingkungan farm guna mencegah masuknya sumber penyebab kontaminasi
penyakit, sehingga memungkinkan kondisi ayam yang sehat, aman dan
terpercaya.
3.1.2. Pemberian Pakan
Pakan merupakan bahan yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan hidup ternak. Pakan digunakan oleh temak untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Pakan yang
diberikan pada ternak prinsipnya harus seimbang, artinya pakan yang diberikan
harus mengandung nutrien dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan tujuan
pemeliharaan dan kebutuhan ternak tersebut sehingga tidak terjadi defisiensi
ataupun kelebihan pakan.
Standar Nasional Indonesia (2011) menyatakan bahwa pakan merupakan
makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang
diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi dan berkembang

17

biak, sedangkan pakan bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur layer
adalah pakan yang mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang yang
memenuhi kebutuhan bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur layer. Pakan
ayam bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur layer memiliki persyaratan
mutu sesuai dengan Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan mutu pakan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Parameter
Kadar air (maks)
Protein kasar (min)
Lemak kasar (min)
Serat kasar (maks)
Abu (maks)
Kalsium. (Ca)
Fosfor (P) total
Fospor (P) tersedia (min)
Aflatoksin. (maks)
Energi metabolic (maks)
Asam amino :
Lisin (min)
11
Metionin (min)
Metionin + sistem (min)
Triptophan (min)
Sumber : SNI (2011)

Satuan
%
%
%
%
%

Persyaratan
13,0
16,0
3,0
6,0
14,0

%
%
g/kg
kkal/kg

0,6-0,8
0,40
40,0
2700

0,75
0,40
0,69
0,17

Pemberian pakan pada ayam betina dengan menggunakan tempat pakan


otomatis yaitu automatic female chain feeder atau feeder trough yang memanjang
dilengkapi rantai untuk memutar pakan, bertujuan untuk mempersingkat waktu
pemberian pakan. Pemberian pakan dilakukan dua (2) kali sehari yaitu pagi hari
pukul 09.00 dan sore hari pukul 14.00 WIB, setelah grading telur pagi dan sore.
Sebelum dilakukan grading yang ke tiga tenaga kerja melakukan perataan pakan.
Trough dibagi menjadi 8 jalur, setiap 2 jalur Trough memiliki 1 robot pakan
sehingga 1 kandang terdiri dari 4 robot pakan.

18

Fadilah (2004) menyatakan bahwa pemberian pakan secara otomatis


dilakukan dengan menggunakan alat tertentu yang dapat bergerak secara otomatis
ke seluruh bagian kandang. Pemberian pakan menggunakan alat yang disebut
dengan tempat pakan otomatis (automatic feeder). Tempat pakan yang sering
digunakan adalah sistem rantai (chain fieeder) dan sistem pipa auger. Tempat
pakan otomatis biasanya digunakan di kandang tertutup, karena lebih efisien
dibandingkan dengan cara manual. Beberapa keuntungan menggunakan tempat
pakan otomatis sebagai berikut :
1. Pakan yang terbuang atau tumpah bisa ditekan seminimal mungkin.
2. Pakan akan terdistribusi secara merata pada jalur (line) yang telah ditentukan.
3. Setiap ayam akan mendapatkan pakan dengan kesempatan yang sama
(kompetisi antar ayam dapat ditekan).
4. Tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak.
5. Waktu pemberian dapat diatur (menggunakan timer) sehingga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan ayam.
6. Sistem tempat pakan otomatis cocok diterapkan didaerah beriklim tropis.
Tempat pakan ini dikombinasikan dengan sistem ventilasi kandang terkontrol
sehingga konversi pakan rendah.

Selain menguntungkan, penggunaan tempat pakan otomatis juga dapat


menimbulkan kerugian sebagai berikut :
1. Memerlukan investasi yang relatif mahal. Satu unit tempat pakan otomatis
sistem rantai dengan panjang kandang 50 meter diperlukan dana sebesar Rp 50
juta hingga Rp 80 juta.

19

2. Membutuhkan tenaga kerja yang mengetahui persis cara mengoperasikan,


merawat, dan memperbaikinya.
3. Membutuhkan tenaga listrik untuk mengoperasikannya.
4. Pakan cepat hancur sehingga homogenitas nutrien dalam pakan menjadi
rendah.
Pemberian pakan ayam betina dilakukan pada jalur trough yang
merupakan alas tempat pakan ayam, pada bagian atasnya tidak terdapat grill yang
merupakan tutup trough tersebut. Perataan distribusi pakan dicapai dalam waktu
4 menit dengan feeder space 13 ekor/m. Feeder space adalah ruang kosong
agar ayam dapat mengkonsumsi pakan, dapat dihitung dengan cara panjang
trough dibagi jumlah ayam. Keuntungan metode, pemberian pakan tersebut adalah
agar ayam jantan tidak mencuri jatah pakan untuk betina sehingga kontrol berat
badan dapat terkendali dengan baik.
Pemberian pakan ayam jantan dilakukan pada jalur trough yang
merupakan alas tempat pakan ayam tetapi pemberiannya secara manual yang
dilakukan oleh tenaga kerja dikandang. Pakan yang digunakan baik jantan dan
betina pada mass Layer adalah pakan komplit tipe 535 untuk jantan dan 534 HG
untuk betina, untuk kandungan dalam pakan tidak diketahui karena rahasia
perusahaan. Pakan yang diberikan berbentuk crumble (butiran) yang diproduksi
oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia yang berlokasi di Kota Surabaya yang
khusus memproduksi pakan. Kartasudjana (2006) menyatakan bahwa Keuntungan
dari pakan berbentuk crumble (butiran) adalah untuk mengurangi resiko pakan
tercecer dan memudahkan dalam pemberian pakan serta memungkinkan untuk
memperoleh gizi yang terkandung di dalam bahan pakan.

20

Pemberian pakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan


setiap hari di.lakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 09.00 dan
pada sore hari pukul 14.00 WIB. Pemberian pakan disesuaikan dengan umur ayam
dan pakan diberikan berdasarkan point feed harian. Point feed adalah jumlah
pakan yang diberikan untuk satu ekor ayam dalam satuan gram. Cara menghitung
jumlah pakan yang diberikan dapat di hitung dengan rumus :

Adapun tatalaksana atau proses kerja yang dilakukan dalam persiapan


pemberian pakan baik untuk jantan maupun untuk betina: 1) pada ayam betina,
pekerja kandang hanya tinggal menekan tombol saja, nantinya female chain
feeder tersebut akan berjalan sendiri secara otomatis. Pakan yang diberikan adalah
pakan yang telah disiapkan didalam box atau hopper dari sehari sebelumnya. Jadi
setetah box kosong, maka hari itu juga diisi untuk didistribusikan pada esok
paginya. Pemberian pakan dilakukan selama satu jam yaitu pada pukul 09.00
10.00, dan pada sore hari yaitu pukul 14.00 15.00 dengan 4 menit hidup (on)
dan 6 menit mati (off) begitu seterusnya. Cara kerjanya diatur dengan
menggunakan sebuah alas yang dinamakan dengan timer. Setelah ayam makan,
dilakukan pengontrolan sisa pakan yang ada pada trough, apabila pada trough
tersebut sisa pakan yang ada masih banyak maka pakan diratakan. 2) Pada ayam
jantan, persiapan yang dimulai pertama kali yaitu : (a) Menyediakan pakan yang
akan diberikan; (b) pemberian pakan dilakukan secara manual, (c) pada trough

21

diratakan secara manual. Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan
takaran yang telah ditentukan perusahaan.

Gambar 10. throuh

Gambar 11. Box atau Hopper

22

Gambar 12. Robot pakan


3.1.3 Pemberian Air Minum
Air yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan ayam bibit petelur harus
mempunyai kualitas yang baik, yakni air harus bersih, tidak berbau, tidak
mengandung endapan dan tidak berwarna. Air yang digunakan di farm Unit 1
Pasuruan yaitu air yang telah ditampung dalam tempat penampungan air dan
kemudian dialirkan dengan menggunakan pipa kesetiap kandang. Air dialirkan ke
dalam torn-torn (tandon air ) yang terdapat disetiap kandang, dengan kapasitas
1000 L untuk setup torn (tandon air ) dan ditambahkan kaporit 200 g setiap torn
(tandon air ), dalam satu kandang terdapat dua torn (tandon air ).
Ayam memperoleh air dari tiga sumber yaitu air minum, air dari bahan
makanan, dan air dari hasil oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein. Ransum
komersial unggas mengandung air kurang lebih 10 %, jadi kebutuhan air bagi
ayam sebagian besar berasal dari air minum. Konsumsi air pada ayam petelur
umumnya dipengaruhi oleh umur, temperatur lingkungan, produksi, konsumsi
ransum dan kesehatan ayam (Anggorodi, 1985; Swick, 1999 dalam Risnajati,
2011).
Air minum yang diberikan pada ayam harus cukup serta baik kualitasnya.
Kualitas air dipengaruhi oleh adanya bakteri Eschericia coli, pH air, kadar
magnesium, kadar nitrat dan nitric, kadar sodium/klorida, serta mineral lainnya.

23

Air minum yang bersih dan dingin adalah baik diberikan pada ayam terutama saat
waktu udara panas karena ayam memerlukan persediaan air yang bersih dan
dingin secara tetap untuk pertumbuhan optimum, produksi, dan efisiensi
penggunaan ransum (Anggorodi, 1985 dalam Risnajati, 2011). Dalam kondisi
tersebut, maka diperlukan air minum dalam jumlah yang cukup agar produksi dan
pertumbuhan optimum tetap tercapai.
Pemberian air minum juga dapat dibarengi dengan penambahan lain
seperti vitamin dan probiotik. Nugroho, dkk (2011) menyatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan ternak dapat ditunjang dengan memberikan
tambahan suplemen probiotik pada ayam petelur periode starter sampai grower
agar di dapatkan performan produksi fase layer yang optimal sesuai standar
potensinya. Sejumlah probiotik dilaporkan memiliki pengaruh dalam mengatur
karakter fisiologis jalur digesti antara lain permeabilitas usus dan sistem imun
pada mukosa usus. Dinyatakan bahwa di dalam usus terdapat Bifidobacteria dan
Lactobacilly, yang memproduksi asam lemak rantai pendek, asam laktat dan
senyawa anti mikrobia (Awed et al. 2008 dalam Nugroho dkk, 2011).
Pemberian air minum dilakukan secara otomatis dan diatur oleh kontrol
panel seperti halnya pada pemberian pakan, tempat minum otomatis disebut
nipple. Air dialirkan dari torn (tandon air) dalam kandang menuju puting-puting
atau nozle nipple. Satu puting nipple diasumsikan untuk 6 ekor ayam betina dan
satu puting nipple untuk 1-2 ekor jantan, jarak antara nipple satu ke nipple yang
lain untuk betina adalah 80 cm dan untuk jantan adalah 33 cm. Jumlah konsumsi
air minum pada periode layer yaitu 2.2 2.5 kali dari jumlah konsumsi pakan.

24

Gambar 13. Nipple

Gambar 14. Regulator

Gambar 15. Filter

25

Gambar 16. Tandon air


Pemberian air minum dilakukan ad-libitum tanpa pembatasan, pemberian
air minum yang tanpa dibatasi kadang membuat keadaan kandang menjadi lembab
atau menyebabkan amoniak (NH3) naik karena dapat menimbulkan bau dalam
kandang yang secara otomatis akan mengganggu pernapasan pada ayam. Anak
kandang setiap hari melakukan pengecekan nipple dan indikator air, untuk
mengetahui lancar atau tidaknya aliran air. Aliran air dikatakan tersumbat apabila
nipple saat dipencet dengan jari tidak keluar airnya, dan dilihat dari indikator
bahwa air tidak ada atau tidak terlihat.
3.1.4 Grading ayam
Grading ayam merupakan kegiatan seleksi ayam, termasuk kegiatan yang
penting pada periode layer, karena pada saat periode layer saat ayam sedang
berproduksi telur, maka ayam tersebut harus memiliki kesehatan dan
kesempurnaan fisik tanpa adanya cacat atau sakit, apabila ayam tersebut cacat
atau sakit maka produksi telurnya tidak akan optimal. Tujuan grading ayam yaitu
untuk memisahkan ayam yang cacat atau sakit dengan ayam yang sehat, yang
nantinya ayam yang cacat atau sakit tersebut akan diberikan perawatan lebih yaitu
berupa pemberian antibiotik.
Kegiatan grading dilakukan sebanyak 3 kali seminggu, grading dilakukan
dengan melihat seluruh keadaan ayam mulai dari depan hingga kebelakang
kandang, apabila menemukan ayam yang cacat, sakit, kaki pincang ataupun ayam
dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dibanding yang lainnya maka ayam tersebut

26

dimasukkan kedalam kandang dan ditempatkan dikandang batery bagian


belakang.
3.1.5 Pengambilan Telur, Grading Telur dan Fumigasi Telur
Pengambilan telur dilakukan 5 kali per hari yaitu pengambilan telur
pertama pukul 08.00 09.00, pengambilan telur kedua pukul 09.00 10.00,
pengambilan telur ketiga pukul 10.30 11.00, pengambilan telur keempat pukul
14.00 14.30, dan pengambilan telur kelima pukul 15.00 15.15 WIB dilakukan
secara manual karena produksi telur sudah sedikit. Pengambilan telur pukul 09.00
10.00 dan 14.00 14.30 biasanya menghasilkan telur yang paling banyak
dibandingkan waktu-waktu yang lainnya karena pada waktu itu energi ayam telah
termanfaatkan secara sempurna dan waktu pembentukan telur juga telah optimal
yaitu 25 jam.
Telur yang diambil diletakkan pada egg tray yang kapasitasnya 36 atau 42
butir. Telur yang rusak, kecil, jumbo dan pecah diletakkan di egg tray terpisah.
Setelah pengambilan telur juga dilakukan pemisahan telur yang tidak normal
(kecil, lonjong, kerabang keriput, jumbo dan lain-lain). Untuk memudahkan
pengambilan telur dalam kandang, digunakan alat yang bernama egg collector
machine. Egg collector machine dilengkapi dengan tali tambang yang lebar dan
pipih yang diterapkan pada sangkar kandang, kemudian telur dari belakang akan
dibawa kedepan dan telur siap digrading.
Grading telur merupakan kegiatan seleksi telur yang harus dilakukan agar
mendapatkan DOC yang berkualitas. Kriteria telur tetas dalam seleksi meliputi
keutuhan telur, bobot telur, bentuk telur normal, kebersihan telur. Bobot telur

27

standar yang masuk kategori HE (Hatching Egg) meliputi 5 grade yaitu grade A3,
A2, A1, dan B. Grade B1 biasanya dimasukkan ke dalam telur komersil. Grading
telur yang di Farm unit 1 Pasuruan dilakukan setelah pengambilan telur, dan
setelah di grading maka telur disimpan pada egg bag dengan kapasitas lebih besar
dan di fumigasi dengan forcen fumigant dan formalin. Telur yang lolos seleksi
ditempatkan di egg tray, dan disusun di egg bag sesuai dengan kandang dan hari
pengumpulan untuk diangkut dan dikirim ke bagian hatchery. Farm Charoen
Pokphand unit 1 Pasuruan merupakan salah satu farm terbesar di Indonesia
sehingga dalam satu kawasan terdapat farm breeding dan hatchery yang setiap
hari terus beroperasi. Hatchery Charoen Pokphand Unit 1 Pasuruan menerima
telur bukan hanya dari farm Pasuruan akan tetapi dari luar Pasuruan seperti
berasal dari farm Satwa Utama Raya (SUR 2), Satwa Utama Raya 3 (Makasar)
dan TC. Pandaan. Grade Hatching Egg disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Grade Hatching Egg


No.
Grade Telur
1
A3
2
A2
3
A1
4
B
5
B1
Sumber : PT. Charoen Pokphand Unit 1 Pasuruan

Kategori/bobot (gram)
60 lebih
52 59,9
50 51,9
48 49,9
Kotor, Jumbo, Tipis, Crack

28

Telur tetas yang telah lolos seleksi kemudian dimasukkan ke dalam ruang
fumigasi berukuran 1,5 m x 3 m. Fumigasi merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk membunuh mikroorganisme patogen penyebab kerusakan pada telur.
Fumigasi dilakukan di dalam ruang fumigasi agar gas yang dihasilkan dari proses
fumigasi tidak menyebar. Fumigasi dilakukan selama 10 menit dengan dosis 280 g
KMnO4 dan 560 ml formalin (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006 dalam
Baktiningsih, 2013). Fumigasi yang dilakukan di farm selama 20 menit
menggunakan forcen fumigant 15 gram dan 30 cc formalin. Fumigasi dilakukan
untuk membunuh kuman penyakit atau mikroba yang menempel pada telur.

Gambar 17. Grading Telur

29

Gambar 18. Egg collector machine

Gambar 19. Tempat fumigasi telur


3.1.6 Sanitasi dan Fumigasi
Sanitasi dan Fumigasi dilakukan oleh karyawan dalam waktu-waktu
tertentu yaitu setiap hari pukul 08.00 dan setelah transfer yaitu pukul 15.30 dan
minggu pertama setiap awal bulan pukul 16.00 baik di setter mauun hatcher.
Sanitasi yang dilakukan meliputi fogging desinfektan, semprot lantai, fumigasi
kabin dan spray formalin seperti pada tabel berikut :
Tabel 3. Dosis dan Waktu Pelaksanaan Sanitasi
Jenis
Desinfektan
Dosis
Fogging
Textrol :
250 cc : 28,3 m3
desinfektan
Clinafarm : air
Semprot lantai
Bestaquam : air
25 ml : 50000 ml
Fumigasi kabin
Spray

Air : textrol :
bestaquam
Air : bestaquam

1 lt : 50 ml : 50 ml
1 lt : 20 ml

Waktu
Setiap hari pukul
08.00
Setelah transfer
pukul 15.30
1 minggu sekali
Minggu pertama
setiap awal bulan
(pukul 16.00)

Sanitasi atau fumigasi bertujuan untuk mensucihamakan mesin tetas dari


mikroorganisme yang menempel dan masuk mesin tetas dengan menggunakan zat
kimia. Zat kimia yang biasa digunakan di hatchery tersebut untuk fumigasi telur

30

adalah Forcent fumigan dan formalin. Zat kimia tersebut digunakan karena tidak
merusak telur dan tempat penyimpanan telur (holding room). Zat kimia yang biasa
digunakan untuk sanitasi mesin adalah texrol dan clinafarm. Zat kimia tersebut
digunakan karena tidak merusak mesin tetas dan peralatannya, tidak tergantung
dari kelembaban internal dan eksternal dari mesin tetas, harganya murah, mudah
melakukannya dan dapat dibeli dan tidak membahayakn karyawan yang
melakukannya.
Gambar 20. Alat spray sanitasi mesin
Gambar 21.
Gambar 22.
Gambar 23.
3.1.7 Penerimaan Hatching Egg (HE) dari Breeding Farm
Telur pertama kali datang terlebih dahulu dilakukan pengecekan didalam
truk HE dan dihitung jumlah HE yang diterima dari breeding farm kemudian
dilakukan pembongkaran telur dalam truk dan dimasukkan dalam holding room.
Setelah dilakukan pengecekan jumlah HE kemudian dicocokkan dengan surat
jalan dan kemudian dicatat pada form kontrol. Truk HE perlu dilakukan
pengecekan karena kondisi truk HE juga berpengaruh terhadap kualitas telur tetas.
Telur merupakan bahan yang mudah pecah dan mudah rusak, untuk itu perlu alat
khusus untuk mengangkutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2007)
menyatakan bahwa didalam memilih kendaraan untuk pengangkutan telur,
sebaiknya dipilih jenis kendaraan yang mempunyai tingkat kepegasan yang halus.
Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan akibat goncangan-goncangan yang

31

ditimbulkan kendaraan yang yang dapat menurunkan kualitas telur. Selain itu
banyaknya telur yang diangkut harus sesuai dengan kapasitas kendaraan.
Proses penerimaan HE dari breeding farm pada PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm Unit 1 Pasuruan terlebih dahulu telur dicek dalam truk kemudian
dilakukan pembongkaran dan dicocokkan dengan surat jalan, tujuan pencocokkan
tersebut yaitu agar tidak terjadi pengurangan telur yang dikirim dan agar
memudahkan dalam pencatatan pada form kontrol terima HE. Telur yang disimpan
pada holding room dilakukan pengelompokkan HE berdasarkan grade, flok
(farm), strain, dan tanggal masuk hatchery. Pengelompokkan HE dilakukan
dengan tujuan untuk memudahkan pengontrolan dan penanganan selama proses
penetasan.
Gambar
Gambar
Gambar

III.2. Kegiatan Insidental


Kegiatan insidental di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1 Pasuruan
meliputi perkawinan secara Inseminasi Buatan (IB) dan pengawasan kandang
(kontrol malam), setting kereta telur, transfer telur, dan pull chick.
3.2.1 Perkawinan Secara Inseminasi Buatan (IB)

32

Inseminasi buatan (IB) pada unggas, sebenamya sudah dikenal sebelum


tahun 1926 di daratan China dimana pada saat itu IB dilaksanakan untuk ternak
itik. 25 tahun kemudian IB dipraktekkan di Eropa Timur dan Israel pada angsa.
Namun dalam perkembangannya hingga saat ini sudah jauh dikenal untuk
mengembangkan unggas terutama untuk ayam pembibit. Perkawinan yang
dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1 Pasuruan yaitu dengan
menggunakan teknik perkawinan secara Inseminasi buatan (IB).
Teknik perkawinan secara IB sangat diperlukan untuk mempercepat
peningkatan populasi ayam, khususnya pada ayam petelur. Teknik IB merupakan
bagian dari tatalaksana perkawinan ternak unggas dengan tujuan utama adalah
memproduksi anak ayam semaksimal mungkin. Dalam hal ini ada keterkaitan
antara fertilitas, daya tetas, dan memproduksi anak ayam semaksimal mungkin.
Keberhasilan untuk memproduksi anak ayam yang berkualitas tinggi tidak
terlepas dari jumlah anak ayam yang menetas (daya tetas), sedangkan daya tetas
selalu berhubungan dengan fertilitas telur. Satria Gerilya (2013) menyatakan
bahwa tatalaksana yang baik dari induk yang meliputi perkandangan, pemberian
pakan, pemilihan dan teknik perkawinan yang benar akan menghasilkan fertilitas
yang tinggi.
Sebelum melakukan Inseminasi Buatan (IB) persiapan-persiapan yang
harus dilakukan adalah :
1. Persiapan peralatan IB
Semua peralatan di strerilisasi dengan menggunakan autoclaf dengan suhu
120 C selama 20 menit. Tips pipet yang masih tajam harus diamplas agar halus

33

dan tips pipet yang rusak atau pecah diganti dengan yang baru. Thermos hanya
diisi dengan peralatan IB yang sudah steril, tidak diperkenankan diisi dengan
barang-barang lain dan thermos yang digunakan baik sebelum dan sesudah
pelaksanaan IB harus dalam keadaan bersih. Golden power pipet disiapkan, skala
hisapnya dicek diangka 0,05 CC dan pada saat pemakaian selalu dikontrol
sekiranya skala yang sudah disetting berubah. Alkohol dan kapas digunakan untuk
membersihkan feses yang keluar saat proses membuka cloaca ayam betina dan
bertujuan untuk mencegah penyebaran virus, bakteri dan telur cacing yang ada
dalam feses ketubuh ayam lain melalui cloaca, karena kontak langsung dengan
tips pipet yang terkena feses. Glass Collector digunakan untuk menampung
semen dari ayam jantan dengan kapasitas 20 CC, sebelum dipakai harus
disterilisasi.
2. Proses pelaksanaan IB pada ayam jantan
Proses pelaksanaan IB pada ayam jantan yaitu saat penyadapan semen
(sperma) tidak boleh terjadi pendarahan pada cloaca ayam jantan, dilakukan
pengurutan dengan pelan dan lembut dari bagian punggung belakang sayap
sampai kebelakang. Jika terjadi pendarahan maka pembuluh darah dimungkinkan
bisa pecah, terjadi infeksi dan akan tercampur dengan semen yang bagus saat
penyadapan berikutnva. Tandai ayam jantan yang sakit dan juga ayam jantan yang
produksi semennya sedikit atau semennya tidak keluar. Setelah ditandai,
selanjutnya dilaporkan pada asisten dan supervisor IB agar segera ditangani.
Proses pelaksanaan IB pada ayam betina

34

Proses pelaksanaan IB pada ayam betina yaitu dengan menyiapkan semen


yang sudah ditampung dan diambl dengan menggunakan tips pipet yang sudah
dipasang pada golden power pipet yang sudah disetting skalanya yaitu dengan
skala 0.05 CC. Cloaca ayam betina dibuka dengan cara tangan sebelah kiri
memegang kedua kaki ayam dan menekan bagian abdomen ayam dan tangan
sebelah kanan membuka cloaca ayam. Cloaca yang sudah terbuka dibersihkan dan
kemudian segera diinjeksi dengan menggunakan golden power pipet yang skala
semennya sudah disetting. Ayam betina yang cloacanya tidak bisa terbuka atau
cloacanya terjadi pendarahan dipisahkan dan ditandai. Setelah ditandai,
selanjutnya dilaporkan pada asisten dan supervisor IB agar segera ditangani.
Gambar 27. Peralatan IB
A) Thermos, B) Alkohol, C) Tips Pipet, D) Glass Collector, E) Kapas, F) Golden
Power Pipet
Gambar 28. Membuka cloaca ayam betina
Gambar 29. Pengambilan Semen ayam jantan
3.2.2 Pemantauan Kandang (Kontrol Malam)
Kegiatan ini dilakukan pada pukul 21.00 22.00 WIB yang dilakukan
bersama dengan supervisor. Tujuan dilakukannya kontrol malam, yakni untuk
mengetahui kondisi ayam ketika malam hari yang berkaitan dengan kenyamanan
ayam terhadap suhu di dalam kandang, bila pada malam hari ayam-ayam
mengalami kedinginan ataupun kepanasan, maka hal tersebut akan sangat
mempengaruhi produktivitas ayam. Kondisi ayam dapat diketahui dengan
mengamati bunyi ayam, melihat nafsu makan ayam, dan tingkah laku ayam.

35

Pengaturan temperatur di dalam kandang dapat dilakukan dengan


mengubah setting blower dengan cara menambah atau mengurangi direct blower
dan mengatur tirai cooling pad dengan cara menaikkan atau menurunkan tirai
tersebut. Selain hal tersebut tujuan kontrol malam yaitu untuk mengetahui apakah
ayam terkena penyakit CRD (Cronic Respiratory Disease) yang dikenal dengan
istilah ngorok atau tidak, dengan mendengarkan secara jeli apakah terdapat ayam
yang terdengar ngorok atau tidak. Biasanya apabila ayam yang terkena ngorok itu
banyak, maka suaranya akan terdengar saat masuk kandang dan apabila hal
tersebut terjadi maka perlu penanganan cepat supaya penyakit tersebut tidak
menyebar secara luas.
Gambar 30. Kondisi ayam yang sakit
Setting Kereta kedalam Mesin Setter
Setting kereta kedalam mesin setter yaitu dengan memasukkan kereta telur
dari pre-heat kedalam mesin setter. Setting atau peletakan kereta harus dilakukan
sesuai dengan prosedur yang sudah diterapkan. Berikut merupakan manual
prosedur setting kereta kedalam mesin setter yang dilakukan :

Mematikan tombol alarm


Mematikan blower fan dan menyalakan lampu
Mengambil tirai kereta
Melepas kabel turning, kabel kompresor dan ganjal kereta
Dinding, lantai dan blower fan dibersihkan
Mengambil kereta setter dari pre-heat dan didorong masuk kemesin setter
Memasang tiari setter, kabel turning, kabel kompresor dan kereta di ganjal
Menyalakan blower fan dan mematikan lampu, tombol alarm dinyalakan
dan suhu dan kelembaban disetting

36

Peletakan kereta pada mesin setter diletakkan secara berurutan, kereta


yang masuk ditempatkan di bagian belakang dan begitu seterusnya sehingga
kereta akan terdorong kedepan oleh kereta yang baru masuk dalam mesin setter.
Kereta yang pertama kali keluar yaitu kereta telur yang umur telurnya paling tua
atau sudah mencapai umur 18 hari dan akan keluar melalui pintu depan dari mesin
seter. Posisi peletakan kereta harus diatur, hal ini dilakukan agar panas yang
ditimbulkan oleh telur pada kereta yang paling awal dapat dialirkan kebelakang.
Hal tersebut sesuia dengan pendapat dari riyanto (2006 ) yang menyatakan bahwa
pada pertengahan proses penetasan yaitu antara hari ke-11 sampai hari ke-14 akan
terlihat adanya peningkatan temperatur pada ruang incubator. Hal tersebut normal
karena embrio di dalam telur sudah mulai membesar dan menghasilkan panas.

Gambar 33. Keadaan kereta dalam mesin seter


3.2.4

Transfer Telur Tetas


Transfer telur yaitu proses pemidahan telur yang berumur 18 hari yang

berada dalam mesin setter dan dipindahkan kemesin hatcher. Telur yang di
transfer dari mesin setter ke mesin hatcher harus melalui proses candling yang
dilakukan untuk mengetahui apakah telur yang yang akan ditetaskan fertil atau
infertil. Transfer dilakukan pada usia embrio 18-18,5 hari. Telur-telur yang tidak

37

lolos akan dikumpulkan dan dijual sedangkan telur yang dinyatakan fertil
ditransfer ke mesin hatcher selama 3 hari dengan panas dan kelembaban 36,7 C
dan 84 %.
Telur fertil saat dilakukan candling berwarna gelap sedangkan telur infertil
berwarna terang kemerah-merahan. Selain telur yang telur yang berwarna terang,
telur yang berbau busuk dan pecah juga tidak boleh dimasukan dalam mesin
hatcher karena embrio telur dalam telur sudah mati dan kematian tersebut
kemungkinan besar disebabkan oleh mikroorganisme. Sanitasi wajib dilakukan
sebelum dan setelah proses transfer untuk menghindari perkembangan mikroba
dan jamur.

Gambar 34. Pengeluaran kereta telur dari mesin setter

Gambar 35. Proses candling

38

Gambar 36. Pemasukan telur fertil ke dalam mesin hatcher


3.2.5 Pull Chick
Pull Chick adalah kegiatan untuk mengeluarkan atau memanen DOC dari
dalam hatcher, baik secara sederhana maupun semi modern dimana DOC
keluarkan lalu dilewatkan melalui ban berjalan ke ruangan lain. Hal tersebut tidak
sesuai berdasarkan kenyataan di lapangan, di mana DOC dikeluarkan dari kereta
lalu DOC dipisahkan dari cangkang dan telur yang belum menetas. Untuk DOC
diletakan disebuah wadah untuk dilakukan sexing dan seleksi, cangkang telur
dilewatkan pada ban berjalan untuk digiling sampai hancur dan telur yang tidak
menetas diletakan pada egg tray.
Permulaan pull chick ditandai dengan memperhatikan beberapa kriteria
meliputi suhu dan kelembaban yang mulai mendekati set point. Proses pull chick
melewati beberapa tahap yaitu :
a. Sexing
Setelah dilakukan pull chick maka akan dilakukan sexing yaitu pemisahan
Day Old Chick berdasarkan jenis kelamin dan gradenya.
b. Seleksi (Grading) dan Culling

39

Setelah sexing dilakukan untuk memisahkan anak ayam dengan kualitas


baik dan tidak baik, sedangkan culling adalah mengafkhir anak ayam yang
tidak berkualitas baik.
c. Debeaking (Potong Paruh)
Setelah proses seleksi dan culling selesai selanjutnya DOC dibawa
keruang debeaking

untuk melakukan

pemotongan

paruh dengan

menggunakan mesin elektric debeaking dengan ukuran 2/3 bagian dari


paruh.
d. Vaksinasi
Vaksinasi

merupakan

upaya

pencegahan

penyakit

dengan

cara

memasukkan vaksin kedalam tubuh ayam.


e. Pengepakan
DOC yang telah divaksin selanjutnya dilakukan pengepakan yang
dikerjakan oleh bagian seleksi dengan menggunakan boks DOC yang
didesain secara khusus.

Gambar 37. Pengambilan kereta DOC dari mesin hatcher

40

Gambar 38. Sexing dan Grading DOC

Gambar 39.

Gambar 40.

41

Gambar 41.
III.3. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang yang dilakukan di PT. Chaoren Pokphand Jaya Farm
unit 1 Pasuruan meliputi pengamatan kandang yang terdiri atas pengamatan tipe
dan jenis atap kandang, luas kandang, dan peralatan yang ada dalam kandang.
Kegiatan penunjang di Hatchery PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1
Pasuruan meliputi perlabelan boks DOC
3.3.1. Pengamatan Kandang
Pengamatan kandang dilakukan pada saat istirahat dan pada saat hari tidak
ada kegiatan. Kandang di PT. Charoen pokphand Jaya Farm Unit 1 pasuruan
dibangun membujur dari timur kebarat berjajar dari utara ke selatan. Sistem
kandang yaitu close house. Fungsi kandang tertutup yaitu suhu, kelembaban dan
keadaan kandang akan lebih mudah diatur, agar udara dari luar yang membawa
virus ataupun bakteri serta jamur tidak langsung masuk kedalam kandang dan
mencegah masuknya hewan-hewan yang dapat membawa bibit penyakit seperti
burung, tikus, serangga, dan lain sebagainya.
PT. Charoen Pakphand Jaya Farm Unit 1 pasuruan terdiri dari 9 flock yang
masing-masing flock terdiri dari 2 kandang, flock 1 terdiri dari satu kandang,
dengan jumlah keseluruhan kandang yaitu 17 kandang. Ukuran kandang flock
A,B,C,D,E,F dan I dengan panjang 93 m dan lebar 8,3 m, flock G dan H panjang
100 m dan lebar 12 m. Jarak kandang satu dengan yang lainya adalah 12 m. Jarak
antara kandang yang luas agar sirkulasi udara mengalir dengan lancar. Lantai yang

42

digunakan yaitu terdiri dari litter dan slat. Bahan litter yang digunakan yaitu dari
serutan kayu dan sekam dengan ktinggian 20 cm dari lantai.

Gambar 43. Kandang Close House


Jenis atap yang digunakan didalam kandang PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm Unit 1 Pasuruan adalah gable roof dengan bahan polinum yang berfungsi
sebagai sanitasi ruang agar stabil, penyerap panas dan dingin. Samping kanan dan
kiri kadang terdapat cooling pad. Udara yang ada dalam kandang agar mengalir
dengan baik maka terdapat blower (exhouse fan) yang berfungsi menyedot udara
yang didalam kandang agar selalu besih. Dalam satu kandang terdapat 8 buah
blower. Untuk menunjang kelancaran pengoperasian kegiatan pemeliharaan ayam
bibit induk petelur, maka kandang dilengkapi; 1) tempat minum disebut nipple di
mana bagian-bagian nipple terdiri dari penyangga disebut cup nipple, puting
nipple disebut nozle nipple; 2) shocker adalah alat pengejut yang terbuat dari
kawat listrik dengan tegangan rendah yang terdapat di sekeliling kandang agar
hewan tidak masuk; 3) temptron adalah pengatur suhu dan pengatur banyaknya
blower yang hidup dalam kandang; 4) sensor suhu yang digantung untuk
mengetahui suhu dalam kandang; 5) Curt-O-Matic adalah alat otomatis untuk
menurunkan tirai jika terjadi mati lampu dan genset tidak bekerja; 6) Panel box

43

adalah kotak pengatur kendali yang mempunyai lampu tersendiri, jika ada
masalah maka lampu akan menyala.

Gambar 45. Temptron

Gambar 46 sensor suhu

Gambar 47 Curt-O-matic
3.3.2. Perlabelan Boks DOC

44

Label merupakan jenis data yang membantu menjelaskan suatu hal atau
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Boks yang telah berisi DOC selanjutnya
ditutup keempat sisinya menggunakan steples dan kemudian ditempel label segel
dan nama perusahaan. Selanjutnya ditempel label kuning yang dilengkapi data
tanggal tetas, galur, jenis DOC petelur, jumlah DOC ditambah resiko transportasi
sebanyak 2% untuk menganti DOC yang mati selama trasnportasi dari hatchery ke
konsumen, berat DOC, penyeleksi dan telah divaksin mareks.
Pelabelan yang dilakukan oleh karyawan PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm Unit 1 Pasuruan dalam waktu 10 menit harus mencapai 10 boks. Pelabelan
masih menggunakan label manual karena pemesan DOC masih berdomisili dalam
negeri dan belum menggunakan barcode. Manfaat yang diperoleh jika
menggunakan bercode yaitu dapat meningkatkan akurasi dan resiko kesalahan
yang mungkin terjadi pada proses manual, dapat memaksimalkan proses
pengumpulan data secara otomatis dan dapat meningkatkan efisiensi operasional
sehingga perusahaan dapat menghemat biaya dan meningkatkan keuntungan.

Gambar 48. Label Segel Perusahaan

45

Gambar 49. Label telah divaksin mareks

Gambar 50. Nama custumer, jam pengiriman dan jumlah yang dipesan

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil diperoleh pada saat pelaksanaan praktek kerja lapangan


dapat disimpilkan bahwa Manajemen pemeliharaan Ayam Petelur Parent Stock
strain Isa Brown dan manajemen Penetasan Telur di PT. Charoen Pokphand Jaya
Faarm Unit 1 pasuruan secara umum sudah baik sesuai dengan dengan standar
pemeliharaan ayam petelur dan juga sesuai dengan standar penetasan ayam
petelur, tetapi manajemen yang sudah baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan
lagi agar produksinya tetap bagus untuk dapat memenuhi kebutuhan akan telur
dan daging di indonesia.

46

47

DAFTAR PUSTAKA

Baktiningsih, S. Sigit, M. Danang M. S. 2013. Produksi Telur Berbagai Jenis


ayam Sentul Di Gabungan kelompok Tani Ternak Ciung Wanara
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Jurnal Ilmiah Peternakan. Vol.1
(3) : 993-1000.
Fadilah, R. 2004. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah
Agromedia Pustaka. Jakarta. ISBN:9793702206.
Hadi, U.K. 2005. Pelaksanaan Biosekuritas pada Peternakan
Pertanian Bogor. Bogor

Tropis.

Ayam. Institut

Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadaya. Jakarta.
Muharsini, S. 2012. Inovasi Ayam dan Olahan Tingkat Kesehatan Lingkungan
dan pendapatan Petani. Badan Litbang pertanian. Jakarta. Edisi 6-12
Juni 2012 No.3460 Tahun XLII.
Nugroho, C.S., Oscar S, dan Eko W. 2011. Penambahan Probiotik dalam Air
Minum terhadap Kualitas Telur Ayam Petelur. Fakultas Peternakan,
Universitas Brawijaya. Malang.
Risnajati, D.2011. Pengaruh pengaturan waktu Pemberian Air Minum Yang
berbeda Temperatur Terhadap Performa Ayam Petelur Periode Grower.
Sains <peternakan. Vol 9 (2) : 77-81.ISSN 1693-8828.
Rasyaf, M. 2007. Panduan Beternak ayam petelur. Depok : Penebar Swadaya.
Riyanto. 2006. Suskseskan Menetaskan Telur Ayam. Penebar Andromedia Pusaka.
Jakarta
Satria,

G. 2013. Bioscurity pada Ayam Petelur. Diakses


http://satriagerilya.blogspot.com/2013/01/bioscurity-pada-ayampetelur.html?m=1

dari

48

Standar Nasional Indonesia (SNI). 2011. Pakan BIbit Induk (Parent stock) Ayam
Ras Tipe Petelur-bagian5:layer. Badan Standarisasi nasional. Jakarta.
SNI 7652.5:2011.ICS 65.120.
Sudhiana, W. 20102. Standart Operatin Prosedure (S.O.P) dan Key Performance
Indikator (K.P.I). P.T. Caeroen Pokphand Jaya Farm. Jakarta.

49

LAMPIRAN

Lampiran 1. Program Kerja Harian Kandang Periode Produksi


WAKTU
07.00-08.00

08.00-09.00
09.00-09.30
09.30-10.30
10.00-10.30
10.30-11.00
11.00-11.30
11.30-12.00
12.00-14.00
14.00-14.30
14.30-15.00
15.15-16.00

TUGAS
Menyiapkan obat sanitasi,
meratakan pakan dan ambil
bangkai
Ambil telur
Isi bok pakan ayam jantan dan
pengeluaran telur fumigasi 1
Ambil telur 2
Memberi pakan ayam betina
Ambil ntelur 3
Melaksanakan kegiatan
mingguan
Pengeluaran telur dan fumigasi 2
Istirahat
Ambil telur 4
Ambil telur 5 (manual)
Pengeluaran telur dan fumigasi 2
dan melanjutkan kegiatan
mingguan

KETENGAN
2 Orang

2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang

50

Lampiran 2. Peta Tempat kerja Praktik.

Lampiran 3. Dokumentsi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai