PENDAHULUAN
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Indonesia Tbk. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 didirikan pada tahun
1979 di Desa Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan yang bergerak di
dua divisi yaitu Hatchery Division yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan
DOC (Day Old Chick) ayam layer (petelur) dan Breeding Division yang bergerak
dibidang pembibitan yang letaknya bersebelahan dengan hatchery tersebut.
I.3. Bidang Usaha
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang pemeliharaan ayam bibit induk (Parent Stock). Ayam
yang dipelihara yaitu dari ayam pullet yaitu ayam dara yang siap produksi,
umurnya sudah mencapai 17 minggu yang dihasilkan dari telur ayam Grand
Parent Stock yang dipelihara di Satwa Utama Raya (SUR 2), Jawa Timur. Strain
yang dipelibara PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1. Pasuruan yaitu strain
Lohman, Iva Brown dan Hylien.
Umur ayam di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan setiap
flock berbeda-beda, tetapi masih dalam fase produksi atau laying dan fase
growing atau pertumbuhan. Umur ayam tersebut yaitu khususnya untuk flock G
yang terdiri dari kandang 13 dan 14 yaitu berumur 68 minggu atau 45 minggu
umur produksi, dan flock lain masing-masing berbeda 5-10 minggu tiap flocknya
dan dimulai dari umur tertua ada di flock G dan yang termuda ada di flock B
(masih periode growing) dan flock A masih persiapan kandang.
II.
METODE
II.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktik kerja di usaha pemeliharaan ayam
bibit induk (Parent stock ) PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan
adalah :1) Ayam bibit induk di flock G yaitu kandang 13 dan 14 dengan strain Isa
Brown. Kandang 13 = jantan 728 ekor, betina 10.128 ekor dan kandang 14 =
jantan 728 ekor, betina 10.050 ekor 2) bangunan kandang tipe tertutup atau close
house berjumlah 17 kandang beserta peralatan didalamnya, 3) perlengkapan IB, 4)
pakan produksi PT. Chareon Pokphand dengan kode 534 HG (untuk betina) dank
ode 535 (untuk jantan) pada periode produksi atau layer, 5) fasilitas lain
penunjang kegiatan kegiatan pemeliharaan ayam bibit indukan seperti truk
pengangkut pakan dan truk pengangkut telur.
Materi yang digunakan dalam praktik kerja di usaha penetasan telur ayam
bibit induk. (Parent stock) PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 1 Pasuruan
adalah: 1) Telur dari ayam bibit induk (Parent stock) dengan strain Isa Brown,
Lohman dan hylen, 2) bangunan tempat usaha penetasan tertutup terdapat 24
mesin setter, mesin 24 hatcher dan terdapat 3 Holding Room dan. 2 ruang PreHeat, 3) ruangan Pull Chick yang terdiri dari ruang sexing, ruang potong paruh,
ruang grading, ruang vaksinasi dan ruang pengepakan, 4) vaksin dan
perlengkapan pendukung vaksin, 5) fasilitas lain penunjang kegiatan penetasan
telur seperti kantor, laboratorium, gudang alat dan boks, ruang pencucian alat dan
musholah.
unggas
secara
keseluruhan,
dan
merupakan
bagian
untuk
10
11
12
13
14
15
16
17
biak, sedangkan pakan bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur layer
adalah pakan yang mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang yang
memenuhi kebutuhan bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur layer. Pakan
ayam bibit induk (parent stock) ayam ras tipe petelur layer memiliki persyaratan
mutu sesuai dengan Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan mutu pakan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Parameter
Kadar air (maks)
Protein kasar (min)
Lemak kasar (min)
Serat kasar (maks)
Abu (maks)
Kalsium. (Ca)
Fosfor (P) total
Fospor (P) tersedia (min)
Aflatoksin. (maks)
Energi metabolic (maks)
Asam amino :
Lisin (min)
11
Metionin (min)
Metionin + sistem (min)
Triptophan (min)
Sumber : SNI (2011)
Satuan
%
%
%
%
%
Persyaratan
13,0
16,0
3,0
6,0
14,0
%
%
g/kg
kkal/kg
0,6-0,8
0,40
40,0
2700
0,75
0,40
0,69
0,17
18
19
20
21
diratakan secara manual. Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan
takaran yang telah ditentukan perusahaan.
22
23
Air minum yang bersih dan dingin adalah baik diberikan pada ayam terutama saat
waktu udara panas karena ayam memerlukan persediaan air yang bersih dan
dingin secara tetap untuk pertumbuhan optimum, produksi, dan efisiensi
penggunaan ransum (Anggorodi, 1985 dalam Risnajati, 2011). Dalam kondisi
tersebut, maka diperlukan air minum dalam jumlah yang cukup agar produksi dan
pertumbuhan optimum tetap tercapai.
Pemberian air minum juga dapat dibarengi dengan penambahan lain
seperti vitamin dan probiotik. Nugroho, dkk (2011) menyatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan ternak dapat ditunjang dengan memberikan
tambahan suplemen probiotik pada ayam petelur periode starter sampai grower
agar di dapatkan performan produksi fase layer yang optimal sesuai standar
potensinya. Sejumlah probiotik dilaporkan memiliki pengaruh dalam mengatur
karakter fisiologis jalur digesti antara lain permeabilitas usus dan sistem imun
pada mukosa usus. Dinyatakan bahwa di dalam usus terdapat Bifidobacteria dan
Lactobacilly, yang memproduksi asam lemak rantai pendek, asam laktat dan
senyawa anti mikrobia (Awed et al. 2008 dalam Nugroho dkk, 2011).
Pemberian air minum dilakukan secara otomatis dan diatur oleh kontrol
panel seperti halnya pada pemberian pakan, tempat minum otomatis disebut
nipple. Air dialirkan dari torn (tandon air) dalam kandang menuju puting-puting
atau nozle nipple. Satu puting nipple diasumsikan untuk 6 ekor ayam betina dan
satu puting nipple untuk 1-2 ekor jantan, jarak antara nipple satu ke nipple yang
lain untuk betina adalah 80 cm dan untuk jantan adalah 33 cm. Jumlah konsumsi
air minum pada periode layer yaitu 2.2 2.5 kali dari jumlah konsumsi pakan.
24
25
26
27
standar yang masuk kategori HE (Hatching Egg) meliputi 5 grade yaitu grade A3,
A2, A1, dan B. Grade B1 biasanya dimasukkan ke dalam telur komersil. Grading
telur yang di Farm unit 1 Pasuruan dilakukan setelah pengambilan telur, dan
setelah di grading maka telur disimpan pada egg bag dengan kapasitas lebih besar
dan di fumigasi dengan forcen fumigant dan formalin. Telur yang lolos seleksi
ditempatkan di egg tray, dan disusun di egg bag sesuai dengan kandang dan hari
pengumpulan untuk diangkut dan dikirim ke bagian hatchery. Farm Charoen
Pokphand unit 1 Pasuruan merupakan salah satu farm terbesar di Indonesia
sehingga dalam satu kawasan terdapat farm breeding dan hatchery yang setiap
hari terus beroperasi. Hatchery Charoen Pokphand Unit 1 Pasuruan menerima
telur bukan hanya dari farm Pasuruan akan tetapi dari luar Pasuruan seperti
berasal dari farm Satwa Utama Raya (SUR 2), Satwa Utama Raya 3 (Makasar)
dan TC. Pandaan. Grade Hatching Egg disajikan dalam Tabel 2.
Kategori/bobot (gram)
60 lebih
52 59,9
50 51,9
48 49,9
Kotor, Jumbo, Tipis, Crack
28
Telur tetas yang telah lolos seleksi kemudian dimasukkan ke dalam ruang
fumigasi berukuran 1,5 m x 3 m. Fumigasi merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk membunuh mikroorganisme patogen penyebab kerusakan pada telur.
Fumigasi dilakukan di dalam ruang fumigasi agar gas yang dihasilkan dari proses
fumigasi tidak menyebar. Fumigasi dilakukan selama 10 menit dengan dosis 280 g
KMnO4 dan 560 ml formalin (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006 dalam
Baktiningsih, 2013). Fumigasi yang dilakukan di farm selama 20 menit
menggunakan forcen fumigant 15 gram dan 30 cc formalin. Fumigasi dilakukan
untuk membunuh kuman penyakit atau mikroba yang menempel pada telur.
29
Air : textrol :
bestaquam
Air : bestaquam
1 lt : 50 ml : 50 ml
1 lt : 20 ml
Waktu
Setiap hari pukul
08.00
Setelah transfer
pukul 15.30
1 minggu sekali
Minggu pertama
setiap awal bulan
(pukul 16.00)
30
adalah Forcent fumigan dan formalin. Zat kimia tersebut digunakan karena tidak
merusak telur dan tempat penyimpanan telur (holding room). Zat kimia yang biasa
digunakan untuk sanitasi mesin adalah texrol dan clinafarm. Zat kimia tersebut
digunakan karena tidak merusak mesin tetas dan peralatannya, tidak tergantung
dari kelembaban internal dan eksternal dari mesin tetas, harganya murah, mudah
melakukannya dan dapat dibeli dan tidak membahayakn karyawan yang
melakukannya.
Gambar 20. Alat spray sanitasi mesin
Gambar 21.
Gambar 22.
Gambar 23.
3.1.7 Penerimaan Hatching Egg (HE) dari Breeding Farm
Telur pertama kali datang terlebih dahulu dilakukan pengecekan didalam
truk HE dan dihitung jumlah HE yang diterima dari breeding farm kemudian
dilakukan pembongkaran telur dalam truk dan dimasukkan dalam holding room.
Setelah dilakukan pengecekan jumlah HE kemudian dicocokkan dengan surat
jalan dan kemudian dicatat pada form kontrol. Truk HE perlu dilakukan
pengecekan karena kondisi truk HE juga berpengaruh terhadap kualitas telur tetas.
Telur merupakan bahan yang mudah pecah dan mudah rusak, untuk itu perlu alat
khusus untuk mengangkutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2007)
menyatakan bahwa didalam memilih kendaraan untuk pengangkutan telur,
sebaiknya dipilih jenis kendaraan yang mempunyai tingkat kepegasan yang halus.
Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan akibat goncangan-goncangan yang
31
ditimbulkan kendaraan yang yang dapat menurunkan kualitas telur. Selain itu
banyaknya telur yang diangkut harus sesuai dengan kapasitas kendaraan.
Proses penerimaan HE dari breeding farm pada PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm Unit 1 Pasuruan terlebih dahulu telur dicek dalam truk kemudian
dilakukan pembongkaran dan dicocokkan dengan surat jalan, tujuan pencocokkan
tersebut yaitu agar tidak terjadi pengurangan telur yang dikirim dan agar
memudahkan dalam pencatatan pada form kontrol terima HE. Telur yang disimpan
pada holding room dilakukan pengelompokkan HE berdasarkan grade, flok
(farm), strain, dan tanggal masuk hatchery. Pengelompokkan HE dilakukan
dengan tujuan untuk memudahkan pengontrolan dan penanganan selama proses
penetasan.
Gambar
Gambar
Gambar
32
33
dan tips pipet yang rusak atau pecah diganti dengan yang baru. Thermos hanya
diisi dengan peralatan IB yang sudah steril, tidak diperkenankan diisi dengan
barang-barang lain dan thermos yang digunakan baik sebelum dan sesudah
pelaksanaan IB harus dalam keadaan bersih. Golden power pipet disiapkan, skala
hisapnya dicek diangka 0,05 CC dan pada saat pemakaian selalu dikontrol
sekiranya skala yang sudah disetting berubah. Alkohol dan kapas digunakan untuk
membersihkan feses yang keluar saat proses membuka cloaca ayam betina dan
bertujuan untuk mencegah penyebaran virus, bakteri dan telur cacing yang ada
dalam feses ketubuh ayam lain melalui cloaca, karena kontak langsung dengan
tips pipet yang terkena feses. Glass Collector digunakan untuk menampung
semen dari ayam jantan dengan kapasitas 20 CC, sebelum dipakai harus
disterilisasi.
2. Proses pelaksanaan IB pada ayam jantan
Proses pelaksanaan IB pada ayam jantan yaitu saat penyadapan semen
(sperma) tidak boleh terjadi pendarahan pada cloaca ayam jantan, dilakukan
pengurutan dengan pelan dan lembut dari bagian punggung belakang sayap
sampai kebelakang. Jika terjadi pendarahan maka pembuluh darah dimungkinkan
bisa pecah, terjadi infeksi dan akan tercampur dengan semen yang bagus saat
penyadapan berikutnva. Tandai ayam jantan yang sakit dan juga ayam jantan yang
produksi semennya sedikit atau semennya tidak keluar. Setelah ditandai,
selanjutnya dilaporkan pada asisten dan supervisor IB agar segera ditangani.
Proses pelaksanaan IB pada ayam betina
34
35
36
berada dalam mesin setter dan dipindahkan kemesin hatcher. Telur yang di
transfer dari mesin setter ke mesin hatcher harus melalui proses candling yang
dilakukan untuk mengetahui apakah telur yang yang akan ditetaskan fertil atau
infertil. Transfer dilakukan pada usia embrio 18-18,5 hari. Telur-telur yang tidak
37
lolos akan dikumpulkan dan dijual sedangkan telur yang dinyatakan fertil
ditransfer ke mesin hatcher selama 3 hari dengan panas dan kelembaban 36,7 C
dan 84 %.
Telur fertil saat dilakukan candling berwarna gelap sedangkan telur infertil
berwarna terang kemerah-merahan. Selain telur yang telur yang berwarna terang,
telur yang berbau busuk dan pecah juga tidak boleh dimasukan dalam mesin
hatcher karena embrio telur dalam telur sudah mati dan kematian tersebut
kemungkinan besar disebabkan oleh mikroorganisme. Sanitasi wajib dilakukan
sebelum dan setelah proses transfer untuk menghindari perkembangan mikroba
dan jamur.
38
39
untuk melakukan
pemotongan
paruh dengan
merupakan
upaya
pencegahan
penyakit
dengan
cara
40
Gambar 39.
Gambar 40.
41
Gambar 41.
III.3. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang yang dilakukan di PT. Chaoren Pokphand Jaya Farm
unit 1 Pasuruan meliputi pengamatan kandang yang terdiri atas pengamatan tipe
dan jenis atap kandang, luas kandang, dan peralatan yang ada dalam kandang.
Kegiatan penunjang di Hatchery PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 1
Pasuruan meliputi perlabelan boks DOC
3.3.1. Pengamatan Kandang
Pengamatan kandang dilakukan pada saat istirahat dan pada saat hari tidak
ada kegiatan. Kandang di PT. Charoen pokphand Jaya Farm Unit 1 pasuruan
dibangun membujur dari timur kebarat berjajar dari utara ke selatan. Sistem
kandang yaitu close house. Fungsi kandang tertutup yaitu suhu, kelembaban dan
keadaan kandang akan lebih mudah diatur, agar udara dari luar yang membawa
virus ataupun bakteri serta jamur tidak langsung masuk kedalam kandang dan
mencegah masuknya hewan-hewan yang dapat membawa bibit penyakit seperti
burung, tikus, serangga, dan lain sebagainya.
PT. Charoen Pakphand Jaya Farm Unit 1 pasuruan terdiri dari 9 flock yang
masing-masing flock terdiri dari 2 kandang, flock 1 terdiri dari satu kandang,
dengan jumlah keseluruhan kandang yaitu 17 kandang. Ukuran kandang flock
A,B,C,D,E,F dan I dengan panjang 93 m dan lebar 8,3 m, flock G dan H panjang
100 m dan lebar 12 m. Jarak kandang satu dengan yang lainya adalah 12 m. Jarak
antara kandang yang luas agar sirkulasi udara mengalir dengan lancar. Lantai yang
42
digunakan yaitu terdiri dari litter dan slat. Bahan litter yang digunakan yaitu dari
serutan kayu dan sekam dengan ktinggian 20 cm dari lantai.
43
adalah kotak pengatur kendali yang mempunyai lampu tersendiri, jika ada
masalah maka lampu akan menyala.
Gambar 47 Curt-O-matic
3.3.2. Perlabelan Boks DOC
44
Label merupakan jenis data yang membantu menjelaskan suatu hal atau
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Boks yang telah berisi DOC selanjutnya
ditutup keempat sisinya menggunakan steples dan kemudian ditempel label segel
dan nama perusahaan. Selanjutnya ditempel label kuning yang dilengkapi data
tanggal tetas, galur, jenis DOC petelur, jumlah DOC ditambah resiko transportasi
sebanyak 2% untuk menganti DOC yang mati selama trasnportasi dari hatchery ke
konsumen, berat DOC, penyeleksi dan telah divaksin mareks.
Pelabelan yang dilakukan oleh karyawan PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm Unit 1 Pasuruan dalam waktu 10 menit harus mencapai 10 boks. Pelabelan
masih menggunakan label manual karena pemesan DOC masih berdomisili dalam
negeri dan belum menggunakan barcode. Manfaat yang diperoleh jika
menggunakan bercode yaitu dapat meningkatkan akurasi dan resiko kesalahan
yang mungkin terjadi pada proses manual, dapat memaksimalkan proses
pengumpulan data secara otomatis dan dapat meningkatkan efisiensi operasional
sehingga perusahaan dapat menghemat biaya dan meningkatkan keuntungan.
45
Gambar 50. Nama custumer, jam pengiriman dan jumlah yang dipesan
IV.
KESIMPULAN
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Tropis.
Ayam. Institut
dari
48
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2011. Pakan BIbit Induk (Parent stock) Ayam
Ras Tipe Petelur-bagian5:layer. Badan Standarisasi nasional. Jakarta.
SNI 7652.5:2011.ICS 65.120.
Sudhiana, W. 20102. Standart Operatin Prosedure (S.O.P) dan Key Performance
Indikator (K.P.I). P.T. Caeroen Pokphand Jaya Farm. Jakarta.
49
LAMPIRAN
08.00-09.00
09.00-09.30
09.30-10.30
10.00-10.30
10.30-11.00
11.00-11.30
11.30-12.00
12.00-14.00
14.00-14.30
14.30-15.00
15.15-16.00
TUGAS
Menyiapkan obat sanitasi,
meratakan pakan dan ambil
bangkai
Ambil telur
Isi bok pakan ayam jantan dan
pengeluaran telur fumigasi 1
Ambil telur 2
Memberi pakan ayam betina
Ambil ntelur 3
Melaksanakan kegiatan
mingguan
Pengeluaran telur dan fumigasi 2
Istirahat
Ambil telur 4
Ambil telur 5 (manual)
Pengeluaran telur dan fumigasi 2
dan melanjutkan kegiatan
mingguan
KETENGAN
2 Orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
50