Anda di halaman 1dari 14

Judul : Manajemen Pemeliharaan Ayam Pembibit Pada Periode

Layer Di PT Charoen Pokhpand Indonesia Farm Neglasari


Penyaji/NIM : Ahmad Muzakki Maruf/J3I215076
Pembahas /NIM :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Ruangan :
Dosen Pembimbing : Danang Priyambodo, S Pt, M Si
Menyetujui

Danang Priyambodo, S Pt, M Si

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Peternakan unggas di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam


pembangunan peternakan, karena merupakan salah satu sektor penting dalam
pemenuhan kebutuhan pangan hewani. Oleh karena itu diperlukan pengembangan
peternakan unggas di Indonesia. Upaya pengembangan peternakan dalam sektor
budidaya unggas menghasilkan kemajuan dengan berdirinya industri peternakan
unggas modern baik dalam bidang Breeding atau pembibitan, pemeliharaan ternak
unggas komersil atau final stock maupun pakan unggas. Breeding atau pembibitan
dalam industri peternakan unggas merupakan salah satu sektor penting yang
mengupayakan pemeliharaan ayam pembibit untuk menghasilkan DOC (Day Old
Chick), DOD (Day Old Duck) maupun DOQ (Day Old Quail).
Ada empat usaha pembibitan yaitu pembibitan untuk menghasilkan ayam
galur murni (pure line), pembibitan untuk ayam pembibit buyut (great grand parent
stock), pembibitan untuk ayam pembibit nenek (grand parent stock) dan pembibitan
untuk menghasilkan ayam pembibit induk (parent stock) (Suharno, 2012).
Pemeliharaan ayam bibit merupakan pemeliharaan ayam induk (parent stock) yang
dipelihara bersama-sama pejantan (Sudaryani dan Santosa, 2003). Industri
peternakan unggas komersil memerlukan bibit unggas dari Industri peternakan yang
bergerak dalam bidang pembibitan, karena dengan adanya peternakan yang
membudidayakan ternak unggas pembibit, peternakan komersil dapat menerima
bibit unggas yang berkualitas dan dihasilkan dari induk berkualitas baik yang
diseleksi. Menurut Rahayu et al. (2013) Usaha pembibitan ayam pedaging
diperlukan sinergi antara tata laksana di farm meliputi kegiatan pemilihan bibit
unggul ayam yang akan dipelihara, tata laksana di penetasan. Manajemen
pemeliharaan ayam pembibit merupakan salah satu faktor penting yang menunjang
keberhasilan suatu usaha peternakan unggas. Upaya menerapkan manajemen
pemeliharaan ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur tetas dengan fertilitas
dan daya tetas yang tinggi.
Maka diperlukan suatu pengetahuan tentang berbagai aspek yang menjadi
bagian dari manajemen pemeliharaan yang menunjang keberhasilan pemeliharaan
ayam pembibit pada periode layer di industri peternakan. Pengetahuan tentang
manajemen pemeliharaan ayam pembibit pada periode layer di industri peternakan
diperoleh untuk menunjang keterampilan mahasiswa di bidang peternakan dan
pengetahuan untuk memajukan industri peternakan ayam pembibit di masa yang
akan datang. Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dilaksanakan di peternakan PT
Charoen Pokhpan di Farm Neglasari, Purwakarta, Jawa Barat, peternakan ini
merupakan perusahaan di Purwakarta yang bergerak dalam bidang perunggasan
untuk menghasilkan Day Old Chicks (DOC) ayam pedaging.

1.2 Tujuan

Praktkum Kerja Lapangan (PKL) bertujuan agar terbinanya mahasiswa yang


terampil dalam menerapkan keahliannya di lapangan. Terbinanya mahasiswa yang
terampil dalam melakukan pemeliharaan Ayam pembibit di industri peternakan.

2 MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 3 bulan. Praktik
kerja lapang mulai dilaksanakan pada tanggal 5 Febuari 2019 sampai 28 April 2019.
Praktik kerja lapang ini di PT Charoen Pokhpand Indonesia, Farm neglasari
Purwakarta.

2.2 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) adalah melakukan pengamatan secara langung proses pemeliharaan di
kandang di PT Charoen Pokhpand Indonesia, Farm neglasari dan mengikuti
seluruh aktivitas pemeliharaan. Pengamatan dan keikutertaan dalam proses
pemeliharaan dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Data yang
diperlukan terbagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang menghimpun informasi tentang seputar manajemen
pemeliharaan ayam pembibit yang meliputi pencahayaan, suhu dan kelembapan,
kepadatan kandang, seleksi, sistem perkawinan, koleksi dan grading telur,
pemberian pakan, pemberian air minum, penanganan limbah, pembersihan
kandang, sumber dan penggunaan air. Data sekunder adalah data yang menghimpun
data internal perusahaan. Data internal perusahaan adalah data yang berisi informasi
tentang lokasi kandang, sejarah perusahaan, struktur organisasi dan sarana
produksi.
3 KEADAAN UMUM

3.1 Lokasi dan Tata letak


Lokasi praktik kerja lapangan (PKL) terletak di PT Charoen Pokhpand Jaya
Farm Neglasari yang berlokasi di Kampung Tegal sapi RT/RW 12/16, Desa
Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat
dengan kode pos 41163. Lokasi dan tata letak PT Charoen Pokhpand Jaya Farm
Neglasari terdiri dari 3 desa dan 2 kecamatan.

3.2 Sejarah dan perkembangan


Peternakan yang sekarang berlokasi di PT Charoen Pokhpand Jaya Farm
Neglasari, sebelumnya pada tahun 1995 mulai melakukan pembangunan atas nama
PT Metro Inti Purnama. Peternakan PT Metro Inti Purnama yang berlokasi di
Neglasari sudah mulai beroperasi pada tahun 1997. PT Metro Inti Purnama Farm
Neglasari hanya dapat beroperasi selama 7 tahun saja. Selanjutnya pada bulan
desember tahun 2014 lokasi peternakan mulai diakuisisi oleh perusahaan Gisindo.
Peternakan PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari pada bulan mei di tahun
2015 sudah mengakuisisi lokasi peternakan dan sudah mulai beroperasi. PT
Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari bergerak dalam usaha pembibitan untuk
menghasilkan ayam pembibit induk atau parent stock. Sistem pemeliharaan yang
diterapkan oleh PT Charoen Pokhpand Jaya Farm adalah sistem pemeliharaan
brood-grow-lay.

4 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERIODE LAYER

4.1 Pencahayaan
Program pencahayaan yang diterapkan oleh PT Chraroen Pokhpand Jaya
Farm yaitu, pada pada periode starter menggunakan lampu yang memiliki kapasitas
cahaya 14 watt dengan intensitas cahaya 50 lux dan lama pencahayaan untuk umur
1 hari diberikan selama 24 jam. Lampu diganti saat memasuki periode grower
dengan lampu bohlam yang berkapasitas 5 watt dan lampu LED 1 watt yang
memiliki intensitas cahaya 1 sampai 5 lux dan lama pencahayaan sekitar 8 jam
dalam satu hari. Program pencahayaan pada periode grower lampu diganti secara
berangsur untuk meningkatkan tingkat intensitas cahaya. Umumnya lama
pencahayaan pada ayam periode layer diberikan selama 14 sampai 16 jam
(Mulyantini 2010). PT Charoen Pokhpand Jaya Farm melakukan penggantian
lampu pada periode produksi dengan kapasitas cahaya lampu LED 10 watt dan
lampu essential 23 watt dengan intensitas cahaya 50 lux. Lama pencahayaan pada
periode layer diberikan selama 12 sampai 14 jam yang diganti secara berangsur.
Program Penggantian lampu pada periode layer di PT Charoen Pokhpand
Jaya Farm Neglasari dikenal dengan istilah fase lighting. Fase lighting adalah
program pencahayaan pada periode layer yang dilakukan dengan menentukan lama
pencahayaan berdasarkan tingkat produksi telur. Jika tingkat produksi telur telah
mencapai 5% maka lama pencahayaan yang sebelumnya 12 jam ditambah menjadi
13 jam dalam satu hari, jika tingkat produksi telur telah meningkat menjadi 50%
maka lama pencahayaan ditambah menjadi 14 jam.

4.2 Kepadatan Kandang

Kepadatan kandang atau density dipengaruhi oleh pertumbuhan bobot


badan yang semakin besar. Semakin tua umur ayam maka semakin besar bobot
tubuh ayam, sehingga ayam memerlukan ruang yang sesuai dengan bobotnya.
Jumlah ayam yang terlalu padat mengakibatkan ayam mengalami cekaman atau
stres (Suprijatna et al., 2008). Pada periode produksi ukuran kepadatan kandang di
kandang PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari mencapai 5 ekor/m3 untuk
kandang liter dan 6 ekor/m3 untuk kandang slat.

4.2 Suhu dan Kelembapan


Bangunan kandang harus mempunyai ventilasi yang cukup dan suhu pada
siang hari berkisar 26-30oC dengan kelembapan relatif 70-90% (Permentan, 2011).
Ada tiga faktor yang mempengaruhi suhu dan kelembapan pada kandang, yaitu
sistem perkandangan, populasi ayam pada kandang dan suhu lingkungan. Terdapat
dua jenis sistem perkandangan di PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari, yaitu
sistem kandang liter dan sistem kandag slat. Kandang liter memiliki kelembapan
yang tinggi dibandingkan kandang slat. Populasi ayam mempengaruhi tingkat suhu
dan kelembapan ayam pada tingkat tertentu. Semakin tinggi tingkat populasi ayam
maka semakin padat kandang terisi oleh ayam dan semakin rendah suhu di dalam
kandang. Suhu dan kelembapan dapat diatur pada tingkat tertentu oleh cooling pad
yang terdapat pada kandang slat. Cooling pad terletak di inlet kandang. Coolong
pad adalah alat sistem ventilasi kandang yang berfungsi untuk menurunkan suhu
udara yang masuk lewat inlet. Cooling pad dapat menurunkan suhu udara yang
masuk jika suhu udara di dalam kandang lebih tinggi dari tingkat suhu yang di
setting. Suhu dan kelembapan di PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari dapat
mencapai 25oC sampai 30oC dan kelembapan sekitar 70% sampai 90%.

4.3 Seleksi
Dalam upaya penyeleksian ayam pembibit di PT Charoen Pokhpand Jaya
Farm pada periode grower dan layer, dilakukan proses Grading visual, Grading
vaksin, Grading total dan sexing error. Grading visual adalah grading yang
dilakukan dengan cara melihat langsung bentuk tubuh ayam yang dinilai
berdasarkan tingkatan besar,sedang dan kecil. Grading visual dilakukan setiap hari
setelah pemberian pakan. Grading visual adalah proses untuk menseleksi atau
memilih ayam yang nampaknya memiliki bobot di bawah standar untuk
dipindahkan ke pen servis yang terletak di pen 3 dan jika bobot ayam di pen servis
telah mencapai bobot standar maka ayam dipindahkan ke pen lainnya. Semua ayam
di dalam kandang terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan bobot tubuhnya dan
ditempatkan di pen yang berbeda. Pen 1 merupakan pen yang terletak di inlet dan
menjadi tempat bagi ayam yang bobotnya besar. Pen 2,4,5 merupakan pen yang
menjadi tempat ayam yang bobotnya sedang. Pen 3 adalah pen yang menjadi tempat
bagi ayam yang memiliki bobot kecil dan perlu diberikan perlakuan khusus.
Grading vaksin adalah grading yang dilakukan saat melaksanakan vaksinasi.
Penerapan grading vaksin tidak berbeda dengan grading visual, yang membedakan
hanya dilakukan saat melaksanakan vaksinasi untuk seluruh ayam, sehingga
seluruh ayam lebih mudah dikenali bentuk tubuhnya. Grading total adalah grading
yang dilakukan dengan menimbang seluruh ayam di dalam kandang. Grading total
dilakukan sebanyak sebulan sekali. Grading total pada ayam betina berhenti
dilakukan jika ayam sudah memasuki umur 12 minggu keatas, maka pada umur 12
minggu ke atas grading total dilakukan hanya untuk menimbang bobot pejantan.
Flushing adalah upaya menilai tingkat kegemukan pada ayam.

4.4 Sistem Perkawinan


PT Charoen Pokhpand Jaya Farm menerapkan sistem perkawinan dengan
metode kawin alami. Sebelum jantan dan betina dikawinkan dilakukan pemasangan
jaring dan mixing ayam terlebih dahulu. Pada umur 12 minggu dilakukan
pemasangan jaring yang menjadi sekat pembatas antara ayam jantan dan betina saat
ayam mulai dicampur. Ayam jantan dan betina mulai dicampur pada umur 21
minggu. Mixing ayam pembibit adalah proses pencampuran jantan dan betina yang
terletak di pan atau kandang yang berbeda. Dalam melakukan proses mixing hal
yang perlu diperhitungkan saat ayam pejantan akan dipindahkan adalah density atau
kepadatan kandang, feeder space, dan rasio jantan dan betina, sehingga jumlah
ayam yang akan dipindah tempatkan dapat diperhitungkan. Pada proses mixing,
jika sebagian ayam jantan telah ditempatkan di kandang atau pan betina maka
sebagian ayam betina di pan tersebut dipindahkan ke tempat pejantan sebelum
dipindahkan.
Jumlah populasi ayam pada satu pen atau satu kandang disesuaikan dengan
standar tingkat kepadatan dan feeder spacenya, sehingga populasi ayam pada satu
pan atau satu kandang dapat memenuhi syarat kapasitas tampungnya. Rasio jantan
dan betina pada suatu kandang dapat dihitung berdasarkan sex rasionya. Sex rasio
adalah persentase perbandingan jantan dan betina hasil dari pembagian jumlah
betina dengan jantan yang dikali 100%, sehingga tingkat persentase perbandingan
jantan dan betina dapat diketahui jumlahnya. Pada umur 21 minggu sex ratio ayam
strain cobb dapat mencapai 11% hingga 12% dan strain ross dapat mencapai 12%
hingga 13%. Semakin tua umur ayam kemungkinan semakin kecil sex rasionya.
Pada umur 28 minggu sex rasio ayam strain cobb mencapai 9% hingga 10% dan
strain ross 11%.

4.5 Koleksi dan Grading Telur


Pengambilan telur atau pengkoleksian telur di PT Charoen Pokhpand Jaya
Farm Neglasari dilakukan sebanyak enam kali dalam satu hari. Waktu pengambilan
telur meliputi jam 7.30 atau setelah pemberian pakan, jam 09.00, jam 11.00, jam
13.00, jam 13.30, dan terakhir jam 14.30. Saat pengambilan telur di dalam kandang
telur disimpan di egg tray berwarna merah yang memiliki 36 hole. Proses grading
dilakukan setelah telur di dalam kandang dikoleksi. Tujuan dilakukan proses
grading adalah menentukan telur yang layak untuk ditetaskan berdasarkan kriteria
telur tetas. Proses grading dilakukan dengan cara melihat dan menimbang telur.
Proses grading dilakukan untuk menilai telur berdasarkan kriterianya. Kriteria telur
ditentukan berdasarkan kualitas, umur produksi, dan kuantitas yang dimiliki oleh
telur. Telur yang telah dikoleksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu telur tetas dan telur
komersil. Telur tetas adalah telur hasil produksi induk ayam yang layak untuk
ditetaskan. Telur komersil yaitu telur hasil produksi induk ayam yang hanya dapat
dikonsumsi.
Telur tetas dibagi menjadi dua kelas atas kriteria kualitasnya, yaitu kelas
telur Premium dan kelas telur B1 X. Kriteria telur berdasarkan kualitasnya dinilai
berdasarkan ciri kerabang dan tempat telur diambil. Telur Premium adalah telur
tetas yang memiliki kerabang bersih. Telur B1 X adalah telur yang memiliki
kerabang sedikit kotor. Telur yang memiliki kualitas telur layak tetas adalah telur
yang berasal dari sangkar memiliki ciri-ciri kerabang bersih atau sedikit kotor,
memiliki kualitas kerabang yang utuh, memiliki permukaan kerabang yang halus,
bagian atas telur memiliki bentuk tumpul dan terdapat kantung udara, dan bagian
bawah telur memiliki bentuk lancip. Telur komersil dapat dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan sifatnya, seperti telur yang terdapat noda darah pada kerabang,
telur lantai atau telur yang bukan berasal dari sangkar, telur yang memiliki kerabang
retak, telur yang memiliki kerabang sangat kotor, telur yang berbentuk lonjong,
telur yang berbentuk bulat, telur yang kerabangnya berlubang, telur yang memiliki
permukaan kasar pada kerabang, telur yang beratnya dibawah 45 gram, dan telur
jumbo yaitu telur komersil yang memiliki dua kuning telur . Di PT Charoen
Pokhpand Grade telur juga ditentukan oleh minggu produksi telur. Minggu
produksi adalah umur telur dalam satu minggu sejak ayam dapat memproduksi
telur. Grade DOC ditentukan oleh grade telur. Penentuan grade telur berdasarkan
umur produksinya dan penentuan grade DOC dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Penentuan grade telur, grade DOC dan jenis egg tray yang dipakai
berdasarkan umur produksi telur.

MINGGU PRODUKSI GRADE TELUR EGG TRAY GRADE DOC

1-3 B2 & B1 X 42 C

4-5 B2, B3, & B1 X 42 C & YF

6-10 B2, B3, A1, A2 42 C, YF, A1 & A2


& B1, B1 X
11-15 B3, A1, A2, A3 42 YF, A1, A2 &
& B1, B1 X A3
16 ke atas A1, A2, A3 & 42 & 36 A1, A2 & A3
B1, B1 X
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)

Telur yang memiliki grade B1, B2, B3, A1, A2, dan A3 termasuk telur
Premium. Telur B2 adalah telur Premium yang dikoleksi jika minggu produksi
masih di bawah 11 minggu. Telur B3 adalah telur Premium yang dikoleksi pada
minggu produksi 4 sampai 10 minggu. Telur A1, A2 dan B1 adalah telur premium
yang dikoleksi jika minggu produksi sudah di atas 5 minggu. Telur A3 adalah telur
Premium yang dikoleksi jika minggu produksi di atas 10 minggu. Grade DOC
dibagi menjadi beberapa bagian atas kriteria minggu produksi telur. DOC C adalah
DOC dari telur yang ada saat minggu produksi di bawah 10 minggu. DOC YF
adalah DOC dari telur yang ada di minggu produksi 4 sampai 15 minggu. DOC A1
dan A2 adalah DOC yang berasal dari telur yang ada saat minggu produksi di atas
10 minggu. DOC A3 adalah DOC yang berasal dari telur yang ada saat umur
produksi di atas 11 minggu.
PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari memakai dua jenis egg tray
untuk mengirim telur ke hatchery, yaitu egg tray merah dan egg tray putih. Egg tray
merah dipakai untuk mengirim telur ke hatchery jika minggu produksi telah
mencapai di 16 minggu. Egg tray merah adalah tempat telur yang dapat menampung
36 butir. Egg tray putih adalah tempat telur yang dapat menampung 42 butir.
Klasifikasi telur berdasarkan kuanitas adalah penentuan kelas telur atas kriteria
ukuruan bobotnya. Pengklasifikasian telur berdasarkan kuantitasnya dapat
dilakukan dengan cara menentukan kriteria untuk bobotnya dengan mengunakan
timbangan. Penggolongan telur berdasarkan bobot telur dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3. Grading telur berdasakan berat telur.

GRADE BERAT
Komersil 45 gram ke bawah
B1 & B1 X 45 gram ke atas
B2 45-49,9 gram
B3 50-54,9 gram
A1 55-61,9 gram
A2 62-68,9 gram
A3 Lebih dari 69 gram
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)

Telur yang memiliki kriteria telur tetas berdasarkan kuantitasnya adalah


telur yang memiliki berat di atas 45 gram. Telur tetas yang sudah digrading
disimpan di egg tray yang berwarna putih atau merah. Telur komersil tetap
diletakan di egg tray berwarna merah. Telur diberi label keterangan dengan
mengggunakan crayon khusus. Label keterangan pada telur merupakan kode yang
menjelaskan informasi asal kandang, strain ayam, farm dan waktu pengambilan
telur. Isi format label telur dapat dilihat pada gambar

33 ROSS HH08

07-04-2019

Gambar 4 Format label telur


33 adalah angka yang mewakili identitas farm Neglasari. Ross adalah jenis
keterang strain ayam yang memproduksi telur. HH 08 adalah keterangan mengenai
asal kandang telur. 07 adalah keterangan mengenai tanggal telur dikoleksi. 04
adalah keterangan mengenai bulan telur diproduksi. 2019 adalah keterangan
mengenai tahun telur dikoleksi. Terdapat dua warna krayon yang digunakan untuk
menandai label telur, yaitu biru untuk ayam cobb dan merah untuk ayam ross. Jika
seluruh telur tetas telah di grading maka proses selanjutnya adalah menyimpan telur
tetas di lemari khusus fumigasi telur yang berukuran 1792,8 m4 untuk difumigasi.
Bahan yang diperlukan untuk fumigasi adalah forcen dan formalin. Fumigasi
dilakukan dengan cara mencampukan forcen dan formalin sehingga terjadi reaksi
asam. Bahan kimia dicampurkan dengan dosis Forcen 15 gram dan formalin 50 ml.
Campuran bahan diletakan pada tempat khusus yang ada di lemari khusus fumigasi
telur. Lemari di tutup rapat saat melakukan proses fumigasi. Proses fumigasi
dilakukan selama 15 menit. Setelah difumigasi telur dapat dikirim ke hatchery
dengan menggunakan truk. Truk pengangkut telur mengirim telur dari kandang
sebanyak tiga kali dalam sehari.

4.6 Pemberian Pakan


Semua pakan yang diberikan pada ayam di PT Charoen Pokhpand berjenis
crumble. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ayam betina pada periode produksi,
PT Charoen Pokhpand membagi dua fase pemberian pakan, yaitu fase pre layer dan
layer. Fase Pre layer adalah pemberian pakan pada ayam betina yang dilakukan saat
ayam berumur 17 atau 19 minggu sampai produksi telur mencapai 5%. Fase
pemberian pakan pre layer untuk ayam betina strain cobb mulai dilakukan pada
umur 17 minggu. Fase pemberian pakan pre layer untuk ayam betina strain ross
mulai dilakukan pada umur 19 minggu. Pakan yang digunakan pada fase pre layer
adalah pakan tipe CP 534 PB. Kandungan pakan tipe CP 534 PB dapat dilihat pada
tabel.

Tabel 4. Kandungan pakan fase pre layer tipe CP 534 PB

Jenis Kandungan Jumlah Kandungan


Kadar air Max 13.0%
Protein 15.0 – 16.0%
Lemak Min 3.0%
Serat Max 6.0
Abu Max 7.0%
Calsium Min 1.2%
Phosphor Min 0.6%
Aflatoxin Max 20 ppb
M.E 2810 – 2860 Kcal/kg
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)
Ket: M.E: energi metabolis Max: Maksimal, Min: Minimal, ppb: part per
billion, Kcal: Kilo kalori, kg: kilogram.
Jika ayam telah mencapai produksi 5% maka dilakukan penggantian pakan
dari fase pre layer ke layer secara bertahap. Penggantian pakan dilakukan dengan
mencampurkan pakan khusus untuk fase pre layer dan pakan khusus untuk fase
layer. Pencampuran pakan fase pre layer dan layer dilakukan dengan perbandingan
tertentu pada setiap pemberian pakan dalam satu hari. Penggantian pakan dari fase
pre layer menuju fase layer dilakukan sampai semua pakan yang digunakan adalah
pakan khusus untuk fase layer. Tahapan penggantian pakan beserta perbandingan
campuran pakan pre layer dan layer dalam satu hari dapat dilihat pada tabel.

Tabel 5. Tahapan penggantian pakan dan perbandingan campuran pakan pre


layer dan layer.

Hari Pakan Pre Layer Pakan Layer


1 75% 25%
2 50% 50%
3 25% 75%
4 100%
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)

Fase layer adalah pemberian pakan pada ayam betina yang dilakukan saat
produksi telur ayam mencapai 5% sampai afkir. Pakan yang diberikan pada fase
layer adalah pakan tipe CP 534 1T dan pakan tipe CP 534 2T. Pakan CP 534 1T
adalah pakan fase layer yang diberikan pada ayam betina saat produksi telur ayam
mencapai 5% sampai ayam berumur 35 atau 40 minggu. Pakan CP 543 1T diberikan
pada ayam strain ross jika ayam sudah memproduksi telur sebanyak 5% sampai
ayam berumur 35 minggu. Pakan CP 543 1T diberikan pada ayam strain cobb jika
ayam sudah memproduksi telur sebanyak 5% sampai ayam berumur 40 minggu. CP
534 2T adalah pakan fase layer yang diberikan saat ayam berumur 40 minggu.
Kandungan pakan tipe CP 534 1T dapat dilihat pada tabel.

Tabel 6. Kandungan pakan fase layer tipe CP 534 1T

Jenis Kandungan Jumlah Kandungan


Kadar air Max 13.0%
Protein 15.0 – 16.0%
Lemak Min 3.0%
Serat Max 6.0
Abu Max 12.0%
Calsium Min 2.95%
Phosphor Min 0.6%
Aflatoxin Max 20 ppb
M.E 2810 – 2860 Kcal/kg
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)
Ket: M.E: energi metabolis Max: Maksimal, Min: Minimal, ppb: part per billion,
Kcal: Kilo kalori, kg: kilogram.

Terdapat dua tipe pakan yang diberikan pada ayam pejantan di periode
produksi, yaitu pakan tipe CP 535 LT dan CP535 CT. Kedua tipe pakan ayam
pejantan yang diberikan pada periode produksi dibedakan berdasarkan jenis strain.
Tipe pakan CP 535 LT adalah pakan yang diberikan di periode produksi pada ayam
pejantan strain cobb. Tipe pakan CP 535 LT adalah pakan yang diberikan di periode
produksi pada ayam pejantan strain ross. Kandungan pakan ayam pejantan tipe CP
535 LT dan tipe CP 535 CT dapat dilihat pada tabel.

Tabel 7. Kandungan pakan ayam pejantan tipe CP 535 LT

Jenis Kandungan Jumlah Kandungan


Kadar air Max 13.0%
Protein 11.5 – 12.5%
Lemak Min 3.0%
Serat Max 6.0
Abu Max 7.0%
Calsium Min 0.9%
Phosphor Min 0.6%
Aflatoxin Max 20 ppb
M.E 2700 – 2750 Kcal/kg
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)
Ket: M.E: energi metabolis Max: Maksimal, Min: Minimal, ppb: part per billion,
Kcal: Kilo kalori, kg: kilogram.

Tabel 8. Kandungan pakan ayam pejantan tipe CP 535 CT

Jenis Kandungan Jumlah Kandungan


Kadar air Max 13.0%
Protein 13.0 – 14.0%
Lemak Min 3.0%
Serat Max 6.0
Abu Max 7.0%
Calsium Min 0.9%
Phosphor Min 0.6%
Aflatoxin Max 20 ppb
M.E 2700 – 2750 Kcal/kg
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)
Ket: M.E: energi metabolis Max: Maksimal, Min: Minimal, ppb: part per billion,
Kcal: Kilo kalori, kg: kilogram.

4.7 Pemberian Air Minum

Air minum ayam di PT Charoen Pokhpand berasal dari torn flock. Air yang
berasal dari torn flock didistribusikan oleh pompa dorong ke torn kandang. Air di
torn kandang kandang dicampur dengan kaporit. Kaporit digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada air. Jika akan dilakukan proses vaksin di dalam
kandang, maka air di torn kandang tidak dicampur dengan kaporit. Pemberian
vitamin dan kunyit juga dilakukan di torn kandang. Satu sampai dua kali dalam
semingggu air di dalam torn dicampurkan air kunyit. Air yang berasal dari torn
kandang didistribusikan oleh pompa dorong yang ada di dalam kandang ke nipple
drinker. Nipple drinker adalah tempat minum yang menyediakan air minum untuk
ayam dengan otomatis karena ditunjang oleh pompa dorong yang mengalirkan air
sampai nipple. Terdapat dua jenis nipple drinker, yaitu niple drinker yang memiliki
jarak 15 cm antar cup nipple dan nipple drinker yang memiliki jarak 30 cm antar
nipple drinker. Ayam membutuhkan air minum 1,5 sampai 2 kali lebih banyak dari
konsumsi pakan.

4.8 Afkir Ayam Pembibit

Proses afkir dapat dilakukan pada saat sexing error ayam pembibit. Sexing
error mulai dilakukan jika ayam sudah mencapai umur 17 minggu. Sexing error
dilakukan dengan menseleksi ayam jantan error dan ayam betina error yang
memiliki ciri-ciri tertentu atau tidak normal. Ayam jantan dan betina yang memiliki
kriteria yang tidak normal dikeluarkan dari kandang. Proses afkir umumnya
dilakukan pada umur 68 minggu. Proses afkir dilakukan jika prosuktivitas ayam
sudah tidak optimal.

4.8 Pembersihan Kandang


PT Charoen Pokhpand mengupayakan pembersihan kandang untuk
menghindari bibit penyakit. Pembersihan kandang dilakukan dengan cara
membersihkan feedroom, service room, flushing nipple drinker, servis tenggeran,
pembersihan kotoran di dalam kandang, pemotongan rumput, pemberian racun
tikus, dan pemberian insteksida. Membersihkan feed room dilakukan dengan cara
membersihkan ruang tempat penampungan pakan di dalam kandang. Pembersihan
feed room dan service room dilakukan pada pagi dan sore.Pembersihan feed room
dan service room dilakukan dengan cara menyapu bersih dan mengepel lantai di
service room. Service room adalah ruang untuk menampung alat penunjang
pemeliharaan dan segala aktivitas operator kandang di dalam kandang. Flushing
nipple adalah pembersihan air yang ada pada nipple. Flushing nipple dilakukan
dengan cara menekan air yang ada di nipple menggunakan regulator nipple untuk
dikembalikan ke filter air, sehingga air yang ada pada nipple dapat disaring.
Flushing nipple dilakukan sebanyak dua kali sehari.
Service tenggeran adalah perawatan tenggeran yang ada pada nest box atau
sangkar. Pembersihan kotoran di dalam kandang adalah pembersihan untuk
menghilangkan debu, bulu dan mikroorganisme menempel pada peralatan kandang.
Pembersihan kotoran dilakukan dengan cara membersihkan debu yang menempel
pada peralatan di dalam kandang, membersihkan bulu yang berserakan di lantai
kandang, mencuci jaring atau sekat pembatas ayam dengan desinfektan, dan
pembuangan sampah yang dilakukan secara rutin. Pemotongan rumput dilakukan
pada rumput disekitar area kandang. Pemberian racun tikus dilakukan dengan cara
menyimpan racun tikus pada paralon yang terdapat di sudut-sudut kandang.
Pemberian insteksida dilakukan untuk membunuh vektor pembawa penyakit.
5. PERFORMA

Performa pada ayam periode produksi meliputi konsumsi pakan, Hen Day
(HD), Feed Convertion Rate (FCR), dan Hatching Egg (HE). Hen day adalah satuan
untuk menghitung persentase produksi telur harian. FCR adalah satuan untuk
menghitung efisiensi pakan. Hatching egg adalah satuan untuk menghitung
persentase telur yang siap untuk ditetaskan.

Tabel 9. Performa ayam pembibit periode produksi

Jumlah Konsumsi
Umur Strain HD HE
Kandang ayam pakan FCR
(mgg) ayam (%) (%)
(kg/mgg)
HH 06 27 Ross 5.595 34.611,28 42,34 90,44 1,88
HH 07 27 Ross 9.309 58.238,11 55,92 92,74 3,17
HH 11 26 Cobb 9.952 55.508,25 64,18 90,44 3,02
HH 12 26 Cobb 9.979 54.583,13 33,61 86,88 6,02
Sumber: PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari (2019)
Ket: kg: kilogram mgg: minggu HE: Han Day HE: Hatching Egg FCR: Feed
Convertion Rate

Terdapat 4 kandang pada 2 flock yang diperbandingkan guna mengetahui


performa ayam pembibit pada periode produksi. Tingkat konsumsi pakan pada
kandang 7 lebih tinggi dibandingkan kandang lainnya. ayam pada kandang 7
mengkonsumsi pakan selama satu mingu pada umur 27 sebanyak 6,1 kilogram per
ekor, tetapi ayam pada kandang 7 bukan ayam yang memiliki tingkat efisiensi
pakan terbaik. Kandang 6 memiliki tingkat efisiensi pakan terbaik. Tingkat
produktifitas telur ayam strain cobb kandang 11 pada satu hari sudah mengungguli
kandang lainnya, walaupun ayam pada kandang 11 masih berumur 26 minggu. Pada
tingkat fertilitas telur ayam strain ross kandang 7 mengungguli kandang lainnya.

8 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah


dilakukan dapat disimpulkan bahwa manajemen perkandangan di PT ASP Breeding
Farm menggunakan cara khusus untuk menunjang pemeliharaan ayam pembibit
pada periode layer. PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari menerapkan
program pencahayaan pada periode produksi berdasarkan tingkat produksi telur.
PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Neglasari memiliki suhu dan kelembapan yang
baik untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan ayam pembibit. PT Charoen
Pokhpand Jaya Farm Neglasari menerapkan manajemen yang tersusun rapih pada
grading telur untuk menilai kelayakan telur tetas beserta pembagian kelasnya.
Manajemen pemberian pakan pada periode produksi diupayakan dengan
memperhatikan pengaruh kandungan pakan dan jumlah pakan yang dikonsumsi
untuk menunjang keberhasilan produksi telur. Air minum yang diberikan telah
mengalami proses penyaringan yang sedemikian rupa guna mencegah
mikroorganisme terkonsumsi oleh ayam. Manajemen sanitasi kandang telah
diterapkan guna menunjang kesehatan ayam. Pada PT Charoen Pokhpand Jaya
Farm Neglasari ayam strain cobb memiliki tingkat produksi lebih tinggi
dibandingkan ayam strain ross. Ayam strain ross memiliki tingkat fertilitas telur
lebih tinggi dibandingkan ayam strain cobb.

9 DAFTAR PUSTAKA
.
Mulyantini NGA. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Yogyakarta (ID): UGM
Press.

Peraturan Mentri Pertanian. No:40/Permentan/OT.140/2/2011. Pedoman


Pembibitan Ayam Ras Yang Baik.

Rahayu I, Sudaryani T, Santosa H. 2013. Panduan Ayam Lengkap. Jakarta (ID).


Penebar Swadaya
Sudaryani dan Santosa. 2003. Pembibitan Ayam Ras. Jakarta (ID). Penebar
Swadaya
Suharno, B. 2012. Agribisnis Ayam Ras. Jakarta (ID). Penebar Swadaya.
Suprijatna, E, U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Jakarta(ID). Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai