BAB IV
PEMBAHASAN
PT. Rehobat didirikan oleh Pak Sindoro pada Mei 1991 di Mijen dengan
populasi ayam 10.000 ekor dan pegawai awal yang berjumlah 15 orang. Tahun
1993 PT. Rehobat membeli PT. Sringin karena PT. Sringin terancam bangkrut dan
untuk memperluas lahan usaha, dan sekarang PT. Rehobat memiliki total lahan
seluas 360 hektar yang di dalamnya terdapat 6 unit layer, 2 unit pullet, dan 2 unit
broiler dengan luas setiap unit adalah sekitar 15 hektar, serta terdapat kebun karet,
Kantor pusat PT. Rehobat sekarang berada di Kawasan Industri Blok XVII
nomor 5. Total jumlah pegawai adalah sekitar 850 orang, dan pada setiap unitnya
terdapat 14 staff yang dipimpin oleh 1 orang manajer. Unit Layer V sendiri berada
akses jalan mudah, dan dekat dengan lokasi pemasaran. Menurut Riawan (2016),
lokasi yang ideal untuk peternakan adalah jauh dari pemukiman penduduk, air
selalu tersedia, akses jalan yang memadai, lokasi tidak berbukit, dan dekat dengan
prosedur maka untuk setiap unit dipimpin oleh seorang manajer. Perkandangan di
PT. Rehobat adalah kandang batere dari kawat dengan sistem koloni yang satu
14
kandang batere diisi oleh 2 ayam. Tipe kandang yang digunakan adalah terbuka
dengan kandang menghadap timur, atap tebuat dari seng, tempat pakan berbentuk
Finance Director. PT. Rehobat memiliki 5 divisi, yaitu kantor, divisi kebun, divisi
eggtray, divisi farm, dan divisi pakan. Divisi kantor sendiri memiliki 6
departemen transport. Divisi Farm juga dibagi menjadi beberapa divisi, yaitu
President
Director
Dept. Personalia
Dept. Pembelian
dan Umum
Divisi Keswan Divisi Layer
Dept. Dept.
Keuangan Marketing
Divisi Broiler Divisi Pullet
Dept. Dept.
Pembukuan Transport
prosedur.
termasuk baik. Kegiatan dimulai dari jam 7 pagi dimulai dengan sanitasi kandang
lalu dilanjutkan dengan pemberian pakan pada pagi hari, ketika pemberian pakan
sudah selesai dilakukan dilanjutkan dengan pengambilan telur pertama pada jam
09.00, dilanjutkan dengan pengambilan telur kedua pada jam 1 siang, dilanjutkan
telur ketiga pada jam 14.30, dan terakhir melakukan sanitasi kembali sebelum
pulang. Waktu pemberian pakan di PT. Rehobat sudah baik karena diberikan pada
pagi dan sore hari yang dimana pada jam tersebut keadaan lingkungan relatif
sejuk. Menurut Riawan (2016), pemberian pakan umumnya diberikan saat pagi
dan sore hari karena suhu saat pagi dan sore hari relatif sejuk dan memberikan
suasana nyaman bagi ayam untuk makan. Jumlah pakan yang diberikan biasanya
40% pada pagi hari dan 60% pada sore hari, sedangkan untuk siang hari tidak
perlu diberikan pakan. Nutrisi pakan juga sudah baik karena sesuai dengan SNI.
16
Menurut SNI (2016), standar nutrisi pakan pada ayam layer adalah kadar air
maksimal 13%, protein minimal 16,5%, lemak minimal 3%, serat kasar maksimal
PT. Rehobat adalah kandang batere dari kawat dengan sistem koloni yang satu
kandang batere diisi oleh 2 ayam. Tipe kandang yang digunakan adalah terbuka
dengan kandang menghadap timur, atap terbuat dari seng, tempat pakan berbentuk
u dan air minum menggunakan nipel. Kandang sistem koloni memiliki kelebihan
kandang menjadi lebih maksimal. Kekurangan dari kandang sistem ini adalah
sulit serta iklim makro menjadi sangat mempengaruhi iklim mikro kandang.
Menurut Rahardjo (2016), kandang batere merupakan kandang yang di mana satu
kandang berisi satu ayam, bentuknya berjajar-jajar dan dipisahkan dari ayam
lainnya. Sedangkan Ustomo (2016), kandang sistem koloni mirip dengan sistem
batere individu tetapi dalam satu ruangan kandang dapat diisi beberapa ekor
ayam. Cage ini mempunyai kelebihan yaitu tempat yang dibutuhkan tidak terlalu
17
luas dan biaya yang dibutuhkan lebih murah jika dibandingkan model individual
cage, namun kekurangan dari cage model ini adalah mudah terjadi penularan
penyakit dan sulit melakukan pengontrolan, selain itu pada sistem ini juga lebih
arah Timur agar sinar matahari pagi dapat masuk dengan leluasa ke dalam
kandang. Hal ini dapat menjaga kebugaran ayam dan membantu ayam
tirai untuk menghindari tiupan angin yang kering dan kencang pada musim
kemarau atau angin yang basah pada musim hujan. Penutup yang digunakan dapat
terbuat dari karung plastik atau terpal. Atap sebaiknya terbuat dari genting agar
melakukan sanitasi, jika akan memasuki lingkungan kandang maka wajib sanitasi
kembali, dan ketika akan masuk ke dalam kandang juga ada sanitasi alas kaki dan
tangan. Vaksinasi yang dilakukan juga sudah diprogram dan dijalankan sesuai
dengan programnya. Tujuan dari ketatnya prosedur sanitasi dan vaksinasi adalah
desinfeksi rutin, vaksinasi, dan pengobatan dini ketika gejala sakit pada ayam
mulai tampak. Vektor penyebar penyakit juga dikurangi dengan cara wajib
sekitar kandang. Ditambah Pendapat Ustomo (2016), selalu pastikan binatang liar
membunuhnya.
4.3.1. Biosecurity
dan menyebarnya agen penyakit pada ayam. Prinsip dasar Biosecurity adalah
memutus siklus hidup bibit penyakit seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Biosecurity di PT. Rehobat sudah baik dimulai dari gerbang sampai masuk ke
2a 2b
Keterangan : 2a. Desinfeksi Gerbang, 2b. Desinfeksi Lingkungan Kandang,
termasuk pekerja yang akan masuk harus melewati desinfeksi gerbang yang sudah
2c 2d
Keterangan : 2c. Desinfeksi Alas Kaki, 2d. Desinfeksi Tangan
kaki dilakukan dengan cara menginjak karung yang telah diberi desinfektan quat,
orang yang terlibat dalam siklus pemeliharaan. Biosecurity bukan hanya diarahkan
pada tindakan kebersihan semata tetapi juga jaminan keamanan pada ternak agar
ternak yang dipelihara mampu hidup lebih nyaman sehingga memberikan hasil
memutus siklus hidup bibit penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus,
pada ayam. Biosecurity meliputi isolasi, pengendalian lalu lintas pekerja dan
4.3.2. Sanitasi
saat pagi dan sore hari serta melakukan penyemprotan desinfektan (Lampiran 3).
Sanitasi di PT. Rehobat belum cukup baik karena hanya dilakukan pembersihan
unit lain.
Penyemprotan yang dilakukan ketika kandang masih terisi yaitu 1-2 kali
secara teratur agar dapat memperoleh lingkungan yang bersih, higienis dan sehat.
menggunakan quat dan virex, lalu kandang dikosongkan selama 1-2 minggu.
merugikan kesehatan ayam agar kandang, peralatan, dan lingkungan tetap bersih
dan steril. Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen dan melalui beberapa
tahapan, tahap pertama yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari
kotoran ayam, tahap kedua yaitu pengapuran lantai dan dinding kandang,
minimal 10 hari sebelum budidaya selanjutnya untuk memutus siklus hidup virus
4.3.3. Vaksinasi
menggunakan agen virus tertentu ke dalam tubuh ayam pada umur yang
Vaksinasi yang dilakukan antara lain Coryza III pada umur 18 minggu
pada umur 19, 30, 40, dan 50 minggu, sedangkan vaksinasi ND melalui air minum
dilakukan pada umur 20, 36, dan 46 minggu. Vaksinasi ND IB dilakukan pada
vaksin adalah cairan dari bibit penyakit yang telah dilemahkan yang dimasukkan
ke tubuh ayam melalui air minum, tetes mata, tetes hidung, maupun injeksi.
Fungsi vaksin adalah adalah untuk menimbulkan kekebalan pada tubuh ayam.
penyimpanan dalam suhu 0-8oC (bukan freezer) serta jika membawa vaksin ke
tempat yang jauh vaksin harus diletakkan dalam kotak styrofoam yang berisi es
batu. Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk vaksin suntik coryza, AI, ND, IB
adalah sama, hanya saja jenis vaksin yang digunakan berbeda (Ilustrasi 4). Bahan
dan alat yang dibutuhkan adalah vaksin (sesuai dengan vaksin yang akan
pastikan spuit tidak bocor dan bersih, untuk vaksin yang baru keluar dari kulkas
ditunggu dulu beberapa saat sampai suhunya mendekati suhu lingkungan, serta
sebelum dan saat vaksin kocok botol sesering mungkin agar tidak ada komponen
yang mengendap. Dosis untuk coryza, AI, dan ND adalah 0,5 ml untuk satu ayam
sedangkan untuk vaksin IB dan ND adalah 0,3 ml untuk satu ayam. Menurut
Ustomo (2016), hal yang harus diperhatikan pada vaksinasi suntik adalah
mengecek spuit apakah mengalami kebocoran atau tidak dan jika kotor cuci
dengan air panas, vaksin yang baru keluar dari kulkas suhunya harus disesuaikan
dengan suhu yang mendekati suhu lingkun terlebih dahulu, sebelum dan saat
minggu. Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah vaksin ND untuk air minum,
ayam dipuasakan selama 1-2 jam, setelah jumlah vaksin dan air sudah ditentukan,
larutkan cevamuno dengan air, lalu vaksin dicampurkan dengan larutan cevamuno
25
dan terakhir masukkan ke tempat air minum dan pastikan vaksin terbagi rata.
Menurut Ustomo (2016), untuk vaksin air minum ayam dipuasakan dahulu agar
vaksin cepat habis, serta pastikan vaksin terbagi rata. Pelaksanaan vaksinasi
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat itu suhu relatif
sejuk, vaksinasi juga dapat dilakukan pada siang hari jika hujan.
mengantuk, atau lainnya maka vitamin akan diberikan. Vitamin c akan diberikan
ketika cuaca panas dan hujan silih berganti. Vitamin yang digunakan oleh PT.
Rehobat adalah Aminosol dan Vitamin c. Aminosol akan diberikan jika ayam
sudah terlihat lemas, mengantuk, dan tidak nafsu makan. Setelah beberapa hari
vitamin c harus diberikan saat cuaca tidak stabil karena saat itu kekebalan tubuh
a. Aminosol b. Vitamin c
Aminosol diberikan melalui air minum dengan dosis sekitar 240 ml untuk
satu kandang. Pemberian vitamin c juga diberikan melalui air minum dengan
dosis kira-kira 260 gram untuk satu kandang. Menurut Fadilah dan Polana (2011),
membasmi hewan lain seperti lalat, tikus, dan burung. Untuk mengurangi larva
27
menggunakan asap cair yang terbuat dari asap tempurung kelapa yang dicairkan
dengan dosis 4% dari air yang dibutuhkan. Menurut Ustomo (2016), vektor adalah
benda lain yang berfungsi sebagai perantara secara langsung, contohnya adalah
lalang orang. Program vaksinasi juga harus dilaksanakan pada umur yang tepat
serta ketika gejala ayam yang sakit mulai terlihat segera melakukan tindakan
pengobatan.
berak kapur dan ngorok. Berak kapur merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella pullorum, gejala yang mudah terlihat adalah ayam mengalami
diare yang dimana warna kotorannya berwarna putih dan jika sudah kering akan
berbentuk seperti serbuk kapur (Ilustrasi 5). Penularannya melalui kotoran yang
mengandung Salmonella pullorum dan melalui ayam yang sehat dan sakit yang
mematuk (kanibal). Menurut Fadilah dan Polana (2011) berak kapur disebabkan
melalui proses mematuk (kanibalisme) antara ayam yang sehat dan peralatan yang
28
nampak kadang tidak. Gejala yang nampak pada ayam muda antara lain
mengantuk, lemah, tidak nafsu makan, dan diare berwarna putih. Ditambah
pendapat Ustomo (2016), gejala berak putih yang mudah terlihat adalah ayam
mengalami diare sehingga mengeluarkan kotoran berwarna putih dan jika kering
yang gejalanya dapat dilihat dari terdapatnya lendir di bagian hidung ayam,
ngorok saat bernapas, dan bersin (Ilustrasi 5). Penyakit ngorok dapat diobati
dengan pemberian antibiotik sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat. Menurut Fadilah dan Polana (2011), gejala penyakit ngorok adalah
Mycoplasma gallisepticum. Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin, ingus
keluar dari hidung, dan ngorok saat bernapas. Penularan penyakit melalui
pernapasan dan lendir atau lewat perantara seperti alat-alat. Pengobatan yang
dapat dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik sesuai dengan dosis yang
dianjurkan oleh pabrik pembuat obat, pengobatan dilakukan 3-5 hari berturut-turut
dan apabila masih ada ayam yang ngorok segera pisahkan ayam tersebut dengan
Ayam yang sudah sakit segera dipisahkan dari ayam yang sehat agar
penyakit tidak menular. Menurut Riawan (2016), perlakuan pertama ketika ada
Pengobatan adalah cara yang dilakukan jika ayam sudah terkena penyakit,
fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi ayam dari sakit menjadi sehat dan
produktif seperti semula. Pengobatan di PT. Rehobat Unit Layer V dilakukan jika
ayam terlihat sakit, pengobatannya adalah dengan cara pemberian antibiotik dan
vitamin (Ilustrasi 6). Pengobatan adalah cara terakhir yang diberikan karena
yang produktivitasnya menurun secara permanen, dalam hal ini ayam bisa
langsung dijual.
Terramycin
Ilustrasi 7. Pengobatan
Jika ayam sakit makan obat akan segera diberikan. Pengobatan dengan
pabrik pembuat. Obat yang digunakan oleh PT. Rehobat adalah Terramycin.
Menurut Ustomo (2016), untuk pengobatan antibiotik sesuai dengan dosis yang
dengan cara suntik subkutan dengan dosis 0,25 ml/kg berat badan. Menurut
Fadilah dan Polana (2011), untuk mengatasi penyakit anitibiotik yang digunakan
mempunyai bahan aktif yang hampir sama meskipun mempunyai nama dagang
yang berbeda. Pengobatan harus segera dilakukan jika ada ayam yang sakit,
sehingga penularan penyakit dapat dicegah, namun ayam yang sudah sembuh
tetap harus dipisahkan dari ayam yang lain karena dikhawatirkan akan menjadi
hal ini dapat dilihat dari FI, persentase morbiditas dan persentase mortalitas yang
Feed Intake sudah baik karena sudah di atas rata-rata dari standar
mortalitas sudah baik karena lebih sedikit dari standar yang ada telah ditentukan.
Menurut Ustomo (2016), berhasil tidaknya suatu budidaya dapat dilihat dari
perusahaan. Produktivitas sendiri dapat dilihat dari segi HD (Hen Day) dan
mengalami kerugian, jika produksi telur stabil dan sedikitnya ayam yang sakit
DAFTAR PUSTAKA
Krista, B. dan B. Harianto. 2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Ayam
Kampung. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Redaksi Trubus. 2016. 7 Jurus Sukses Teknik Rawat Ayam Kampung. Trubus,
Depok.
Riawan, N. 2016. Panen Telur Setiap Hari dari Kandang 100 m2. PT AgroMedia
Pustaka, Jakarta.
Ustomo, E. 2016. 99% Gagal Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Zumrotun dan Tiswo. 1996. Seri Life Skill Beternak Ayam Petelur. PT Musi
Perkasa Utama, Jakarta.