2Nilai-nilai
113
115
12Al-Murtadh
117
119
121
27)(
Artinya: Nabi Muhammad Saw bersabda: Saya diberikan tempat
Taurat dalam al-Saba al-Thuwl, tempat Injil dalam surat alMin, tempat Zabr dalam surat al-Matsn dan diberikan
keutamaan dalam surat al-Mufashshal. (H.R. Ahmad).
Hadis tersebut menurut Ab Ja`far ibn Nuhas menunjukkan
bahwa penyusunan Alquran berasal dari Nabi Saw dan kegiatan ini
berlangsung ketika Nabi masih hidup, dan sementara pengumpulan
Alquran dalam satu mushaf adalah berdasarkan petunjuk yang
sama. Al-Kirmn, seperti yang dikutip al-Zarkasy,28 berpendapat
bahwa susunan surat seperti dalam mushaf berasal dari Allah yang
tertulis di lauh al-mahfzd. Setiap tahunnya Jibril memeriksa seluruh
ayat yang telah diturunkan, dan pada tahun wafatnya Rasulullah,
Jibril memeriksa ayat-ayat dan susunan suratnya dua kali. Ab Bakr
al-Anbr, seperti yang dikutip al-Zarkasy,29 berpendapat bahwa
Jibril memberi petunjuk pada Nabi Muhammad tentang tempat ayat
dan surat. Penyusunan surat sama halnya dengan penyusunan ayat
dan huruf yang berasal dari Nabi Muhammad Saw. Maka,
menurutnya, siapa yang mengakhirkan atau mendahulukan
susunannya maka ia telah merusak nazdm al-Qurn.
Dari pendapat di atas, bahwa Rasulullah mempunyai
peranan dominan dalam penentuan dan penyusunan ayat dan
surat. Bukti lain misalnya, semasa hidup Rasulullah banyak surat
telah diketahui susunan dan urutannya, seperti tujuh surat yang
panjang-panjang (al-sab al-Thiwl), surat-surat yang berawalan h
mm (al-hawmm), dan surat-surat mufashshal, sehingga susunan
berdasarkan kehendak dan petunjuk Rasulullah jauh lebih besar,
dan yang berdasarkan ijtihad amat sedidkit.
Ibn al-Hashar, seperti yang dikutip oleh al-Zarksy,30
berpendapat bahwa penyusunan surat dan penempatan ayat
Ahmad ibn Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, (Beirt: AlMaktab al-Islm, t.thlm.), Juz IV, hlm. 107
28 Al-Zarkasy, Al-Burhn fi `Ulm al-Qurn, hlm. 259
29 Al-Zarkasy, Al-Burhn fi `Ulm al-Qurn, hlm. 259
30 Al-Zarkasy, Al-Burhn fi `Ulm al-Qurn, hlm. 259
27
123
125
Ikatlah ilmu dengan tulisan!. Muhammad Ajj al-Khathb, Al-Sunnah
Qabla al-Tadwn, Terjemahan. AHLM. Akram Fahmi, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1999), cet. I, hlm. 148
Diriwayatkan dari Ibnu Abbs bahwa ia berkata, Ketika Nabi Saw.
sakit keras, beliau bersabda,
Bawakan aku buku, aku akan menuliskan sesuatu untuk kalian sehingga
kalian tidak akan sesat sesudahnya.. Muhammad Ajj al-Khathb, Al-Sunnah
Qabla al-Tadwn, Terjemahan. AHLM. Akram Fahmi (Jakarta: Gema Insani
Press, 1999), cet. I, hlm. 148
36 Lihat, M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulm al-Qurn, (Jakarta:
Pustaka Fidaus dan Bayt al-Quran & Museum Istiqlal TMII, 2001, cet. 3,
hal. 95, lihat pula, Muhammad Rajab Farjani, Kayfa Nataaddab Maa alMushhaf, (t.tp., Dr al-Itishm, 1978, hlm. 166
37 Fauzul Iman, Munasabah Al-Quran, Jurnal Panji Masyarakat, no.
843, edisi Novemver 2005, hal.73
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
127
khusus yang diberi judul tulisan dan ejaan bahasa Arab dalam Alquran,
satu bab diantaranya mengupas gaya tulisan pada zaman Nabi
Muhammad Saw. Lihat lebih lanjut, M.M. Al-Adzami, The history of The
QuranicText From Revelation to Compilation A Comparative Study The Old and
New Testaments, (Sejarah Teks Al-Qurn dari Wahyu Sampai Kompilasi: kajia
Perbandingan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian baru, terj. Sohirin Solihin
et. All, (Jakrta: Gema Insani Press, 2005), cet. 2, hlm. 143-164.
44 Penghimpunan Alquran dalam bentuk mushaf baru dilakukan
pada masa Abu Bakar (11-13 HLM./632-634 M.), tepatnya setelah terjadi
peperangan yamamah tahun 12 HLM./633 M. Dalam sejarah, perang
Yamamah ini, terbunuh sekitar 70 orang syuhada yang hafal Alquran.
Bahkan ,sebelum perang yamamah terjadi pula wafatnya 70 qurra pada
peperangan di sekitar sumur Maunah, yang terletak dekat kota
Madinahlm. Atas kejadian ini, Umar yang dikenal dengan ketajaman
analisisnya mengunsulkan untuk menghimpun Alquran. Dan saat Abu
Bakarlah terbentuk panitia penghimpunan Alquran yang diketua oleh Zaid
bin Tsabit dan beranggotakan Utsman, Ali bin Abi Thalib dan Ubay bin
Kab.
45 Dalam rentang sejarah, ketika tampuk kekuasaan khalifah di
tangan Utsman bin Affan, singkatnya, ketika Utsman mengerahkan
tentaranya kea rah Syam dan Irak untuk memerangi penduduk Armenia
dan Azerbaijan, tiba-tiba Hudzaifah ibn Yaman memberitahu bahwa di
beberapa wilayah terjadi perselisihan mengenai tilwah (bacaan) Alquran.
Dan Hudzaifah mengusulkan untuk meredam perselisihan itu dengan cara
menyalin dan memperbanyak Alquran yang terhimpun pada masa Abu
Bakar. Kemudian Utsman meminta suhuf yang ada di tangan Hafsah
untuk di salin dan di perbanyak. Dan dalam rangka itulah, Utsman
membentuk kepanitiaan untuk penyalinan Alquran yang di ketuai Zaid
bin Tsabit dan berangotakan Abdullah bin Zubair, Said ibn al-Ash, dan
Abd al-Rahman ibn al-Haris ibn Hisyam. Dalam pengarahanya Utsman
mengatakan bahwa apabila terdapat perbedaan pendapat antara Zaid yang
bukan orang Quraish dengan tiga orang pembantunya yang semuanya
berasal dari suku Quraisy mengenai tilawah, maka hendaklah Alquran itu
ditulis menurut qiraat Quraisy, mengingat bahasa awal Alquran adalah
bahasa Arab Quraisy.
46 Muhammad Amin Suma mencatat bahwa Alquran pertama kali
di cetak di kota Hanburg, Jerman pada abad ke-17 M. lihat, Muhammad
Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), cet.
1, hlm. 63.
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
129
131
Koran and Modern Time (Alquran dan masa modern), dan keenam conclution
(kesimpulan). Dalam pengantarnya, Baljon mengatakan bahwa studi ini
merupakan kelanjutan sekaligus pelengkap bab terakhir (Der Islamische
Modernismus und seine Koranauslegung) karya Ignaz Goldziher mengenai
tafsir Alquran (Die Rachtungen der Islamische Koranauslegung, Leyden, Brill,
1920). Kelanjutan penelitian Goldziher ini tampaknya diperlukan, seperti
juga terhadap tafsir modern yang dipublikasikan 40 tahun yang silam.
Karya ini, dianggap oleh Baljon, sejauh karya itu, merupakan sumbangan
terlengkap, dan juga bisa dimanfaatkan bahasa-bahasa urdu yang masih
dipergunakan. Lihat, J.M.S. Baljon, Modern Muslim Koran Interpretation
(1880-1960), (Leiden: E.J. Brill, 1968), hlm. VI
49 Salwa M.S. El-Awa, Textual Relation in The Quran: Relevance,
Coherence
and
Structure,
(Routledge,
New
York,
2006),
http://www.amazon.com/Textual-Relations-in-Quranebook/dp/B000OI14MQ, unduhan 20 januari 2010, lihat pula, ulasan
review, SPS UIN Jakarta, The School, vol. 2. No. 5/ Mei 2009, hlm. 4.
50 Salwa M.S. El-Awa, Textual Relation in The Quran: Relevance,
Coherence and Structure, (Routledge, New York, 2006), Lihat,
http://doi.wiley.com/10.1002/9780470751428, unduhan, 20 Januari 2010,
http://www.google.co.id/search?client=opera&rls=en&q=Salwa+M.S.
+ElAwa&sourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8, unduhan, 20 januari 2010
Al-Dzikra Vol. 5 No. 9 Juli - Desember Tahun 2011
133
52 Pembagian ini di dasarkan pada teks itu sendiri dan realitas teks
yang berkembang. Sebagaimana halnya nilai-nilai lain, proses akulturasi
dan enkulturasi nilai-nilai dasar Alquran dalam lintasan sejarah tidak saja
memberi warna baru kepada sasaran-sasarannya, karena ia membuka diri
pada setiap budaya posistif sepanjang masa. Ini antara lain disebabkan
karena sebagian besar ayatnya dapat mengandung aneka interpretasi dan
karena kitab suci ini menghidangkan simbol (amtsl) yang sarat makna,
lagi terbuka bagi nalar para cendekiawan. Di sinilah kekhususan Alquran;
ia memberikan kesempatan kepada setiap budaya untuk menafsirkan dan
mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-nilai universalnya. Dalam
kenyataannya, meskipun hanya satu Alquran, tetapi terjadi spektrum
keanekaragaman pemahaman dan penerapan ajaran di dunia Islam. Proses
pembumian Alquran tidak bisa menghindari fenomena kontak budaya
(cultural contact), yaitu antara tuntutan untuk mewujudkan tata nilai yang
haq dan kepentingan untuk memelihara keharmonisan di dalam
masyarakat. Tentu saja dalam hal ini keharmonisan tidak boleh
dikorbankan untuk menegakkan tata nilai yang haq, dan ia pun tidak
boleh dipertahankan bila dibangun atas landasan yang bathil. Lihat,
http://www.psq.or.id/profile.asp?mnid=14, unduhan 14 Januari 2010
53 Lihat perdebatan para ulama itu dalam Jalluddin al-Suythi, alItqan f Ulm al-Qurn, (Damaskus : Dar al-Fikr, 1979), Juz I, hlm. 60-63
135
59
137
139
141
Kesimpulan
Dari uraian dan hipotesa perdebatan akademik seputar
wawasan munsabah Alquran di atas, jelaslah munsabah sebagai
bagian dari alat bantu memahami kitb Allh. Upaya-upaya itu,
terlihat begitu besar akan pentingnya kajian munsabah terhadap
kajian Alquran, terlepas ada beberapa kalangan yang berusaha
keras ingin merekonstruksi Alquan, yang pasti dari kajian mereka kita
kembali dikejutkan untuk selalu menjaga dan paling tidak selalu
mengakaji Alquran. Maka upaya apapun, baik misalnya perdebatan
nasikh-mansukh menyoal adanya surat tambahan versi Syiah, ingin
merombak susunan ayat dan surat Alquran secara kronologis,
mengoreksi bahasa Alquran ataupun ingin mengubah redaksi ayatayat tertentu, bahkan bukan hanya sampai di situ menebar isu
mempersoalkan autentisitas Alquran, dan lain-lain. Yang jelas,
stigma miring ini tidak kemudian melunturkan keimanan atau
memurtadkan keyakinan, karena upaya mereka terbukti sampai
sekarang tidak berhasil. Justru malah sebaliknya, animo untuk
mengkaji Alquran dan keyakinan akan kitab suci Alquran semakin
tinggi dan marak.
Daftar Pustaka
Ali bin Muhammad bin Ali al-Jurjani, al-Tarift, Beirut: Dr alKutub al-Arabi, 1405 H.
A.Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, Yogyakarta: Unit
Pengadaan Buku PP al-Munawwir, 1984
Abd al-Hay al-Farmawi, al-Bidyah f Tafsr al-MaudhI, Kairo: alHadharah al-Arabiyah, 1977
Abd al-Qadir Ahmad Atha, dalam pengantar al-Suythi, Asrr
Tartb al-Qurn, Kairo: Dr al-Itishm, 1978.
Abdurrahman Ibn Ab Bakr ibn Muhammad Abu al-Fadhl alSuythi, Asrr Tartb al-Qurn, Kairo: Dr al-Itishm, 1978
Abi Abdillah Nuhammad bin Ahmad al-Anshri al-Qurthbi, alJami l al-Ahkm al-Qurn, Beirut: Dr al-Fikr, 1993.
Al-Bagaw, Syarh al-Sunnah al-Shahbah, Beirt: Dr al-Kutub al`Ilmiyyah, 1993
Al-Baihaq, Al-Madkhal il al-Sunan al-Kubr , (Kuwait: Dr alKhulaf l al-Kitb al-Islm, 1404
Al-Bqilln, Ijz al-Qurn, Beirt: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996.
al-Sythibi, al-Muwfaqat, Beirut: Dr al-Fikr, 1975
143