Anda di halaman 1dari 38

Perusahaan Perorangan (PO)

Perusahaan Perorangan (PO) adalah Suatu jenis perusahaan yang


dijalankan oleh satu orang pemilik.
Pemilik mempunyai tanggung jawab tak terbatas. Badan usaha yang
mengelola perusahaan itu disebut Badan Usaha Perorangan, yang oleh
masyarakat umum lebih dikenal dengan sebutan Perusahaan Perorangan
(Po).
Ciri- ciri dari perusahaan ini adalah :
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil.
Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Perseoranga (PO):
Kelebihan perusahaan perseorangan :
1. Perseorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti halnya PT atau
Partnership (Firma).
2. Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemilik juga menjadi bagian
dari manajemen sehingga pengendalian internal tidak terlalu kompleks
dan mudah diawasi oleh pemilik langsung.
3. Biaya yang rendah dalam pengelolaan, karena karyawan yang bekerja
didalam perseorangan adalah si pemilik usaha.
4. Tidak melalui proses administrasi hukum yang terlalu kompleks,
biasanya hanya sampai akte notaris, dan surat keterangan domisili dari
kelurahan saja. tidak perlu melalui proses pembuatan SIUP, atau TDP
ataupun hingga membutuhkan surat keputusan dari Menkeh dan HAM.
5. Proses pembentukan yang sangat cepat.
6. Apabila dalam bisnis perseorangan terjadi kerugian maka kompensasi
kerugian dapat dimasukan dalam perhitungan pajak penghasilan pemilik.
7. Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan perseorangan
memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang dihasilkan perusahaan.
8. Kepuasan Pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan yang baik
untuk mengambil keputusan.
9. Kebebasan dan Fleksibilitas. Pemilik perusahaan perseorangan tidak
perlu berkonsultasi dengan orang lain dalam mengambil keputusan
10. Sifat Kerahasiaan. Tidak perlu dibuat laporan keuangan atau informasi
yang berhubungan dengan masalah keuangan perusahaan. Dengan
demikian masalah tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
11. Peraturan minim. Jika pada persekutuan dengan firma, komanditer, PT,
terdapat banyak peraturan-peraturan pemerintah yang harus dituruti
maka perusahaan perseorangan hanya sedikit peraturan yang dikenakan.

12. Dorongan perusahaan. Pengusaha perusahaan perseorangan selalu


berusaha sekuat tenaga agar perusahaannya mendapatkan keuntungan
tanpa memperhatikan lamanya waktu bekerja dalam perusahaan.
13. Lebih mudah memperoleh kredit. Perusahaan perseorangan lebih
mudah mendapatkan kredit karena tanggung jawab atau jaminannya tidak
terbatas pada modal usaha sendiri saja tetapi juga kekayaan pribadi dari
pemilik maka resiko kreditnya lebih kecil.
Kelemahan perusahaan perseorangan :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Artinya seluruh kekayaan
pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap seluruh utang perusahaan.
2. Sumber keuangan terbatas. Karena pemiliknya hanya satu orang, maka
usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh sumber dana hanya
bergantung pada kemampuannya.
3. Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti pembelian,
penjualan, pembelanjaan, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang
oleh seorang pimpinan. Ini lebih sulit apabila manajemen dipegang oleh
beberapa orang.
4. Kelangsungan usaha kurang terjamin. Kematian pimpinan atau pemilik,
bangkrut, atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan usaha ini berhenti
kegiatannya.

Pengertian, Unsur, Jenis, Ciri Dan Sifat Persekutuan Perdata


(Partnership / Maatschap) ~ Di dalam hukum di Inggris hukum persekutuan
dikenal dengan istilah company law adalah himpunan hukum / ilmu hukum mengenai
bentuk-bentuk kerjasama baik yang tidak berstatus badan hukum (partnership),maupun
yang berstatus badan hukum (comporation).
Di dalam hukum Belanda ,pengertian vennoots chapsretchts lebih sempit ,yaitu sekedar
terbatas pada NV ,Firma, dan CV yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, dan persekutuan perdata (maatschap) yang dianggap sebagai induknya yang
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Persekutuan Perdata (Partnership/Maatschap)


Hukum persekutuan merupakan himpunan hukum atau ilmu hukum yang mempelajari
bentuk-bentuk kerjasama . Jika dikaitkan dengan dunia perniagaan disebut dengan

hukum persekutuan perniagaan / hukum perusahaan sebagai kerjasama bisnis yang


bersifat komersil. Di dalam hukum Inggris disebut istilah corporation law yang mencakup
kerjasama yang bersifat komersil ,dan non kormesil. Tetapi sebenarnya di dalam hukum
Inggris ada pembedaan secara tegas mengenai sifat komersial ,dan non komersial itu. Jika
perlu menyebutkan sebagai business corporation.
Penguraian bagian persekutuan perdata ini dimulai dengan menguraikan makna hukum
persekutuan terlebih dahulu. Di dalam hukum Inggris hukum persekutuan dikenal dengan
istilah company law. Di dalam hukum Inggris apa yang dimaksud dengan company law
adalah himpunan hukum atau ilmu hukum mengenai bentuk-bentuk kerjasama baik yang
tidak berstatus badan hukum (partnership) maupun yang berstatus badan hukum
(corporation).
Di dalam hukum Belanda, pengertian vennotschapsretchts lebih sempit, yaitu sekedar
terbatas pada NV, firma, dan CV yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) dan persekutuan perdata yang dianggap sebagai induknya yang diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata. Hukum persekutuan
merupakan himpunan hukum atau ilmu hukum yang mempelajari bentuk-bentuk
kerjasama. Jika dikaitkan dengan dunia perniagaan, maka ia dapat disebut sebagai
hukum persekutuan perniagaan atau hukum perusahaan sebagai kerjasama bisnis yang
bersifat komersial. Di dalam hukum Inggris disebut dengan istilah corporation law yang
mencakup kerjasama yang bersifat komersial dan non komersial. Namun demikian,
sebenarnya di dalam hukum Inggris tidak ada pembedaan secara tegas mengenai sifat
komersial dan non komersial itu. Jika perlu mereka menyebutnya sebagai business
corporation.

A. Pengertian Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)


Persekutuan Perdata adalah Perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi
keuntungan yang diperoleh karenanya.
Persekutuan perdata adalah padanan dan terjemahan dari burgerlijk maatschap. Di
dalam common law system dikenal dengan istilah partnership. Kemudian di dalam hukum
Islam dikenal dengan istilah sharikah atau shirkah. Persekutuan adalah suatu bentuk
dasar bisnis atau organisasi bisnis. Persekutuan perdata menurut Pasal 1618 KUHPerdata
ada perjanjian antara dua orang atau lebih mengikat diri untuk memasukkan sesuatu
(inbrengen) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh
karenanya.
Angela Schneeman mendefinisikan partnership sebagai suatu asosiasi yang terdiri dari dua
orang atau lebih melakukan kepemilikan bersama suatu bisnis untuk mendapatkan
keuntungan. Partnership dapat juga diartikan sebagai suatu perjanjian (agreement)
diantara dua orang atau lebih untuk memasukkan uang, tenaga kerja, dan keahlian ke

dalam suatu perusahaan, untuk mendapatkan keuntungan yang dibagi bersama sesuai
dengan bagian atau proporsi yang telah disepakati bersama.
Di Inggris, menurut Pasal 1 Partnership Act 1890 persekutuan perdata adalah hubungan
antara orang yang menjalankan kegiatan bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan (partnership is relation which subsists between persons carrying a business in
common with a view to profit).
Persekutuan perdata atau lebih popular disebut Maatschap merupakan bentuk genus
(umum) dari Persekutuan Firma (VoF) ,Persekutuan Komanditer (CV) dan Perseroan
Terbatas (PT). Hanya saja, karena saat ini pengertian tentang PT sudah jauh berkembang,
maka ada pendapat yang mengatakan PT bukan lagi termasuk bentuk species (khusus)
dari Maatschap. Jelasnya, apa yang diatur dalam BW mengenai Maatschap berlaku pula
terhadap Firma dan CV. Keadaan ini terbaca dalam Pasal 15 KUHD, yang menyatakan
bahwa persekutuan-persekutuan yang disebut dalam Buku I, Bab III, Bagian I KUHD,
diatur oleh perjanjian-perjanjian antara para pihak dan oleh BW.
Dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah istilah tunggal, karena
ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikatan. Ketiga istilah ini sering
digunakan untuk menerjemahkan istilah bahasa Belanda maatschap; vennootschap.
Maat maupun vennoot dalam bahasa aslinya (Belanda) berarti kawan atau sekutu.
Persekutuan artinya persatuan orang-orang yang sama kepentingannya terhadap suatu
perusahaan tertentu. Sedangkan sekutu artinya peserta dalam persekutuan.Jadi,
persekutuan berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada perusahaan
tertentu. Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan, maka badan itu
bukanlah persekutuan perdata, tetapi disebut perserikatan perdata. Sedangkan orangorang yang mengurus badan itu disebut sebagai anggota, bukan sekutu.
Dengan demikian, terdapat dua istilah yang pengertiannya hampir sama, yaitu
perserikatan perdata dan persekutuan perdata. Perbedaannya, perserikatan perdata
tidak menjalankan perusahaan, sedangkan persekutuan perdata menjalankan perusahaan.
Dengan begitu maka perserikatan perdata adalah suatu badan usaha yang termasuk
hukum perdata umum, sebab tidak menjalankan perusahaan. Sedangkan persekutuan
perdata adalah suatu badan usaha yang termasuk dalam hukum perdata khusus (hukum
dagang), sebab menjalankan perusahaan.
H.Van der Tas, dalam Kamus Hukum menerjemahkan Maatschap sebagai perseroan,
perserikatan, persekutuan. Fockema Andreae, menerjemahkannya sebagai perseroan,
perseroan perdata. R. Subekti dalam terjemahan BW menyebut istilah Maatschap sebagai
persekutuan.
Menurut Purwosutjipto, persekutuan perdata (maatschap) sebagaimana diatur dalam
Buku III, Bab VIII BW adalah persekutuan yang termasuk dalam bidang hukum perdata
umum, sebab apa yang disebut maatschap itu pada umumnya tidak menjalankan
perusahaan. Tetapi dalam praktek, persekutuan perdata juga sering menjalankan
perusahaan. Namun persekutuan yang dimaksud adalah persekutuan perdata khusus. Hal

ini dapat diketahui dari Pasal 1623 BW jo Pasal 16 KUHD. Pasal 1623 BW
berbunyi :Persekutuan perdata khusus ialah persekutuan perdata yang hanya mengenai
barang-barang tertentu saja, pemakaian atau hasil yang didapat dari barang-barang itu atau
mengenai suatu usaha tertentu, melakukan perusahaan ataupun melakukan pekerjaan.
Sedangkan Pasal 16 KUHD berbunyi : Yang dinamakan persekutuan firma ialah
persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama
(firma).
Sedangkan Menurut Soenawar Soekowati, Maatschap adalah suatu organisasi kerjasama
dalam bentuk taraf permulaan dalam suatu usaha. Yang dimaksudkan dalam taraf
permulaan disini adalah bahwa Maatschap merupakan suatu badan yang pra atau
sebelum menjadi perkumpulan berbadan hukum. Ia merupakan bentuk badan yang paling
sederhana, sebagai dasar dari bentuk-bentuk badan usaha yang telah mencapai taraf yang
sempurna (berbelit-belit) pengaturannya. Jadi, maatschap bentuknya belum sempurna,
artinya belum memiliki pengaturan yang rumit atau belum memenuhi unsur-unsur
sebagai badan hukum.
Persekutuan Perdata (partnership / maatschap) menurut pasal 1618 KUHPerdata adalah
perjanjian antara dua orang atau lebih mengikatnya diri untuk meamsukkan sesuatu
(inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh
karenanya.
Batasan yuridis Maatschap dimuat di dalam Pasal 1618 BW yang dirumuskan sebagai
berikut: Persekutuan perdata (Maatschap) adalah suatu persetujuan dengan mana dua
orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) dalam
persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya.
Dalam Pasal 1618 dikatakan bahwa tiap peserta harus memasukkan sesuatu ke dalam
persekutuan. Hal yang dimaksudkan disini adalah pemasukan (inbreng). Yang dimaksud
dengan pemasukan (inbreng) bisa berwujud barang, uang atau tenaga, baik tenaga
badaniah maupun tenaga kejiwaan (pikiran). Adapun hasil dari adanya pemasukan itu
tidak hanya keuntungan saja, tetapi mungkin pula kemanfaatan, misalnya: 3 (tiga) orang
bersahabat asal yogyakarta (Sadimin,Sudimin dan Sudiwati) yang hendak pergi ke Pulau
Bali untuk bertamasya dan sekaligus mengunjungi teman kuliahnya di magister
kenotariatan UNDIP dulu yang bernama Ni Putu Sri, masing-masing inbreng berupa ;
Sadimin menyediakan mobil, Sudiwati menyediakan uang bensin dan Sudimin yang
menyetir mobilnya. Sedikitpun tidak mendapat keuntungan dari persekutuan tersebut,
tetapi hanya kemanfaatan yang berwujud kepuasan hati. Kenyataan hukum ini disebut
perserikatan perdata.
Inti perjanjian dalam Pasal 1618 KUHPerdata ini adalah adanya kerja sama. Selain itu
juga unsur memasukkan sesuatu, dan mendapatkan keuntungan. Sesuatu itu bisa berupa :
1. Pemasukan dengan barang (inbreng van zaken);
2. Pemasukan dengan uang (inbreng van Geld); dan

3. Kerajinan (nijverheid), Tenaga Kerja dan Kerajinan (Arheid en Vlijt).


Perkembangan lebih lanjut di Belanda penggunaan istilah maatschap di Belanda ini sudah
ditiadakan dan dimasukkan ke dalam pengertian vennootschap. Perseroan Perdata
bersifat suatu bentuk perjanjian kerjasama. Persekutuan perdata ini merupakan bentuk
pemitraan yang paling sederhana karena;
1. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang " besarnya" modal;
2. Dalam ha! pemasukan sesuatu dalam persekutuan atau rnaatschaap, selain
terbentuk uang atau barang, boleh menyumbangkan hanya tenaga kerja;
3. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, juga bisa dalam bidang perdagangan; dan
4. Tidak ada pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan dalam Firma.
Apabila tidak ditetapkan lain dalam persetujuan/perjanjian, maka kerjasama ini
udah rnulai berlaku sejak saat persetujuan.
Isi Perjanjian Pada umumnya hal-hal yang diatur dalam persetujuan perjanjian adalah:
1. Bagian yang harus dimasukkan ke dalam persekutuan;
2. Bara kerja;
3. Pembagian keuntungan; apabila pembagian keuntungan tidak diatur, maka
berlaku ketentuan menurut undang-undang;
4. Tujuan kerjasama;
5. Waktu atau lamanya; dan
6. Lain-lain yang perlu.
Ke luar masing-masing anggota bertindak seakan-akan untuk diri sendiri, artinya dapat
mengikat dirinya sendiri kepada pihak ketiga, yaitu hanya anggota yang bertindak ke luar
tersebut.

B. Unsur-Unsur Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)


Dari ketentuan Pasal 1618 KUHPerdata tersebut ,dapat beberapa unsur tyang terdapat di
dalam persekutuan perdata, yaitu :
1. adanya suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih;
2. masing-masing pihak harus memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng);

3. bermaksud membagi keuntungan antara bersama anggota;


4. bertindak secara terang-terangan;
5. kerjasama ini tidak nyata tampak keluar atau tidak diberitahukan kepada umum;
6. harus ditujukan pada sesuatu yang mempunyai sifat yang dibenarkan dan
diizinkan; dan
7. diadakan untuk kepentingan bersama anggotanya.
Partneship dapat diartikan sebagai suatu perjanjian (agreement) diantara dua orang /
lebih untuk memasukkan uang ,tenaga kerja ,dan keahlian ke dalam atau lebih untuk
mendapatkan keuntungan yang dibagi-bagi bersama sesuai dengan bagian atau proporsi
yang telah disepakati bersama
Orang (Person) yang melakukan kerjasama di dalam persekutuan tersebut dapat berupa
perorangan ,persekutuan perdata , perusahaan yang berabadan hukum ,atau bentuk
persekutuan lainnya.
Makna bisnis (business) di dalam definisi persekutuan di atas mencakup setiap aktivitas
yang menjalankan perusahaan,perkerjaan,atau profesi.
Dari persekutuan perdata baik yang dianut di Inggris dan Amerika Serikat dapat ditarik
beberapa unsur yang melekat dalam persekutuan perdata yakni;
1. Ketentuan di atas secara tegas tidak memasukkan persekutuan perdata sebagai
perusahaan yang terdaftar berdasarkan ketentuan perundang-undangan
perusahaan;
2. Persekutuan perdata merupakan hubungan kontraktual;
3. Persekutuan itu menjalankan suatu kegiatan bisnis; dan
4. Persekutuan didirikan dan dijalankan dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan.
Dengan demikian, dapat ditarik simpulan bahwa persekutuan perdata baik dalam sistem
hukum Indonesia maupun dalam sistem common law memiliki kesamaan, Kesamaan itu
terletak pada hubungan para sekutu didasarkan perjanjian. Dengan perkataan lain,
persekutuan perdata tunduk ada hukum perjanjian.Orang (person) yang melakukan
kerjasama di dalam persekutuan tersebut dapat berupa perorangan, persekutuan perdata,
perusahaan yang berbadan hukum, atau bentuk persekutuan lainnya.

C. Jenis Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)

1. Persekutuan Perdata (Maatschap) Umum/Penuh (Pasal 1622 BW)


Persekutuan perdata (Maatschap) umum ini adalah dimana para sekutu memasukkan
seluruh hartanya atau bagian yang sepadan dengannya tanpa adanya suatu perincian
apapun.
Maatschap umum meliputi apa saja yang akan diperoleh para sekutu sebagai hasil usaha
mereka selama maatchap berdiri. Maatschap jenis ini usahanya bisa bermacam-macam
(tidak terbatas) yang penting inbrengnya ditentukan secara jelas/terperinci.
2. Persekutuan Perdata (Maatschap) Khusus (Pasal 1623 BW)
Persekutuan perdata (Maatschap) khusus ini adalah dimana para sekutu menjanjikan
pemasukan
benda-benda
tertentu
atau
sebagian
tenaga
kerjanya.
Maatschap khusus (bijzondere maatschap) adalah maatschap yang gerak usahanya
ditentukan secara khusus, bisa hanya mengenai barang-barang tertentu saja, atau
pemakaiannya, atau hasil yang akan didapat dari barang-barang itu, atau mengenai suatu
usaha tertentu atau penyelenggaraan suatu perusahaan atau pekerjaan tetap. Jadi,
penentuannya ditekankan pada jenis usaha yang dikelola oleh maatshap (umum atau
khusus), bukan pada inbrengnya. Mengenai inbreng, baik pada maatschap umum maupun
maatschap khusus harus ditentukan secara jelas/terperinci. Kedua maatschap ini
dibolehkan. Yang tidak dibolehkan adalah maatschap yang sangat umum yang inbrengnya
tidak diatur secara terperinci seperti yang disinggung oleh Pasal 1621 BW.
Maatschap termasuk salah satu jenis permitraan (partnership) yang dikenal dalam hukum
Perusahaan di Indonesia disamping bentuk lainnya seperti Vennootschap Onder Firma
(Fa) dan Commanditaire Vennooschap (CV). Maatschap merupakan bentuk usaha yang
biasa dipergunakan oleh para Konsultan, Ahli Hukum, Notaris, Dokter, Arsitek dan
profesi-profesi
sejenis
lainnya.
Maatschap merupakan bentuk permitraan yang paling sederhana karena :
1. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang besarnya modal, seperti yang
berlaku dalam Perseroan Terbatas (PT) yang menetapkan besar modal minimal,
saat ini adalah minimal Rp. 50.000.000,00- (lima puluh juta rupiah);
2. Dalam rangka memasukkan sesuatu dalam persekutuan atau maatschap, selain
berbentuk uang atau barang, boleh menyumbangkan tenaga saja;
3. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, juga bisa dalam bidang perdagangan; dan
4. Tidak ada pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan dalam Firma.

D. Ciri-ciri dan Sifat Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)

Tujuan Pasal 1619 KUHPerdata, menetapkan bahwa segala Perseroan harus mengenai
suatu usaha yang hal ini, dan dibuat untuk kemanfaatan bersama dari pihak-pihak yang
bersangkutan. Kemanfaatan bersama dari pihak yang bersangkutan dimaksudkan bahwa
masing-masing sekutu berjanji untuk mendapatkan keuntungan, yang akan dibagi
bersama di antara para anggota sekutu. Setiap usaha dari peserta pesero tidaklah dapat
dibenarkan bila ditujukan untuk diri pribadinya sendiri, akan tetapi harus selalu
ditujukan bagi kepentingan bersama, termasuk dalam hal mendapatkan keuntungan
ditujukan untuk keuntungan bersama, sehingga janji memberikan keuntungan kepada
seseorang pesero atau beberapa orang adalah batal. Sebaliknya bila kerugian boleh
diparjanjikan bahwa bila terjadi kerugian dalam usahanya, maka segala kerugian hanya
dipikul oleh seseorang atau beberapa orang anggota sekutu.
1. Ciri-ciri Persekutuan Perdata (Maatschap)
Ciri-ciri persekutuan perdata adalah :
1. Adanya perjanjian antara dua orang atau lebih;
2. Para pihak memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng); dan
3. Tujuan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan untuk membagi keuntungan
atau kemanfaatan dari hasil usaha yang dilakukan secara bersama-sama
Dalam Pasal 1619 ayat (1) KUHPdt yang berisikan usaha persekutuan usaha yang halal
dan dibuat untuk manfaat bersama para pihak, pasal yang menjelaskan bahwa bidang
usaha yang dapat dilakukan oleh persekutuan sesuatu yang bermanfaat bagi para sekutu.
Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sarana seperti yang dijelaskan dalam Pasal
1619 ayat (2) KUHPerdata, yaitu :masing-masing sekutu diwajibkan memasukkan uang,
barang, dan keahliannya ke dalam persekutuan.
2. Sifat Persekutuan Perdata (Maatschap)
Sifat dari Persekutuan Perdata adalah :
1. Gunanya untuk mencari keuntungan;
2. cara pendirian sederhana;
3. cara pembubarannya tidak memerlukan persyaratan formal; dan
4. Cara pendirian persekutuan perdata dimulai saat ditandatanganinya akta
pendirian di notaris dan selanjutnya didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
negeri.
Sumber Hukum :

1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,


2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
eferensi :
1. Rai Widjaya. 2002. Hukum Perusahaan (edisi Revisi). Megapoin: Kesaint BlancIKAPI. Bekasi Jawa Barat.
2. Handri Rahardo, SH. 2009. Hukum Perusahaan. Pustaka Yustisia. Yogyakarta.
3. HMN. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Buku 2 tentang
Bentuk-Bentuk Badan Hukum, Djambatan, Jakarta, 1988
4. Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1995).Imran Ahsan Khan Nyazee, Islamic law of Business Organization,
Partnership, (Kuala Lumpur, The Other Press, 1997
5. http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/persekutuan-firma-fa.html
6. David Kelly, et.al, Business Law, (London, Cavendish Publishing Limited, 2002).
7. R.T. Sutantya R. Handhikusuma dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum
Perusahaan Bentuk-Bentuk Perusahaan yang Berlaku di Indonesia (Jakarta:
Rajawali Pers, 1991).
8. http://artonang.blogspot.co.id/2015/09/hukum.html
Pengertian, Unsur, Ciri Dan Sifat Persekutuan Firma (Fa) - Firma (bahasa
Belanda: venootschap onder firma; perserikatan dagang antara beberapa
perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk
persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan memakai nama bersama.Pemilik firma terdiri dari beberapa orang
yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan
kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan.

A. Pengertian Firma (Fa)

Pengertian Firma (Fa)


Secara harfiah Firma adalah Perserikatan dagang antara beberapa
perusahaan dalam bentuk sebuah persekutuan bisnis untuk menjalankan
usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama untuk
mendapat profit.

Persekutuan Firma adalah kaitan atau hubungan yuridis yang timbul dari
perjanjian sukarela antara beberapa pihak yang bersangkutan, baik
secara lisan, maupun tertulis atau tersirat dari tindakan pribadi sekutu
bersangkutan.

Pengertian Firma menurut Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang


bahwa Perseroan Firma adalah tiap-tiap perserikatan yang didirikan
untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama bersama.

Firma (Fa) adalah suatu persekutuan antara dua aorang atau lebih yang
menjalankan badan usaha dengan nama bersama dengan tujuan untuk
membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan tersebut. Dalam
mendirikan firma memiliki anggota paling sedikit dua orang. Semua
anggota memiliki tanggung jawab terhadap perusahaan dan menyerahkan
kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian Firma.
Apabila bangkrut semua anggota harus bertanggung jawab sampai harta
milik pribadi ikut dipertanggungkan.

Modal firma berasal dari kekayaan pribadi anggota pendiri, serta laba/
keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta
pendirian.

B. Unsur-Unsur Firma (Fa)


Adapun persekutuan perdata adalah perjanjian dengan mana dua orang
atau lebih mengikatkan diri untuk menyetorkan sesuatu kepada
persekutuan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan
(Pasal 1618 KUHPer). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan
bahwa persekutuan itu disebut Firma apabila mengandung unsur-unsur
pokok berikut ini :
1. Persekutuan perdata (Pasal 1618 KUHPer);
2. Menjalankan perusahaan (Pasal 16 KUHD);
3. Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUHD); dan
4. Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan (Pasal 18
KUHD)
Dari pengertian Firma menurut Pasal 16 UU Hukum Dagang, dapat di
simpulakan bahwa, Firma merupakan persekutuan perdata dan termasuk
bagian dalam perusahaan serta dijalankan atas satu nama bersama. Hal
ini didukung dengan isi Pasal 16181652 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, yang menjelaskan Persekutuan perdata diberlakukan terhadap
perseroan Firma sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Adapun pengertian Persekutuan Perdata menurut Kamus hukum ialah
Persetujuan
kerjasama
antara
beberapa
orang
untuk
mencari
keuntungan tanpa bentuk badan hukum terhadap pihak ketiga masingmasing menanggung sendiri-sendiri perbuatannya kedalam mereka
memperhitungkan laba rugi yang dibaginya menurut perjanjian
persekutuan. (Pasal 1618 KUHPdt)

Menurut Johanes Ibrahim, suatu Maatschap (persekutuan perdata) khusus


seperti yang ditetapkan oleh Pasal 1623 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata dapat melakukan perbuatan perusahaan.Oleh karena itu, Firma
tidak dapat dikatakan sebagai badan usaha yang memiliki ciri-ciri sebagai
badan hukum. Karena apabila meninjau pandangan Subekti yang
menjelaskan bahwa, Badan Hukum pada pokoknya adalah suatu badan
atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan

seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dan dapat


digugat atau mengguggat di depan hakim.

Menurut Mollengraf Firma adalah suatu perkumpulan yang didirikan


untuk menjalankan perusahaan dibawah nama bersama dan yang mana
anggota-anggotanya tidak terbatas tanggung jawabnya terhadap
perikatan perseroan dengan pihak ketiga

Firma adalah perseroan yang menjalankan suatu perusahaan di bawah


nama bersama, yang tidak sebagai perseroan komanditer - Wery.

Slagter memberikan defenisi bahwa Firma adalah suatu perjanjiann yang


ditujukan kearah kerjasama di antara dua orang atau lebih secara terus
menerus untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama,
agar memperoleh keuntungan atas hak kebendaan bersama guna
mencapai tujuan pihak-pihak di antara mereka mengikatkan diri untuk
memasukkan uang, barang, nama baik, hak-hak atau kombinasi
daripadanya kedalam persekutuan.

Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan, firma adalah


persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalan perusahaan yang
di buat dengan nama bersama.

Firma juga dapat dikatakan sebagai persekutuan perdata. Persekutuan


perdata adalah perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu ke perusahhan dengan maksud untuk
membagi keuntungan atau kemanfatan yang di peroleh karenanya (Pasal
1618 KUHPerdata). Sehingga dapat disimpulkan bahwa firma adalah
sebuah ketentuan husus dari ketentuan yang umum yang mengatur
mengenai persekutuan perdata.

Persekutuan firma bukan merupakan badan hukum karena persekutuan


firma tidak memenuhi syarat untuk menjadi badan hukum. Adapun syarat
sebuah persekutuan disebut badan hukum apabila kekayaan perusahaan
terpisah dari kekayaan pribadi dan mendapatkan mempunyai peraturan
resmi atau husus oleh pemerintah. Sedangkan persekutuan firma,

kekayaan persekutuan dengan kekayaan pribadi tidak terpisah dan tidak


ada undang-undang husus yang mengatur mengenai firma. Oleh karena
itu dalam mendirikan persekutuan firma tidak ada keharusan untuk
mengesahkan akta pendirian oleh menteri kehakiman.

C. Ciri-Ciri Firma (Fa)


Seperti halnya persekutuan yang lain, firma juga memiliki sifat atau ciriciri. Adapun ciri-ciri firma antara lain :
1. Para sekutu aktif di dalam mengelola perusahaan;
2. Tanggung jawab yang tidak terbatas atas segala resiko yang terjadi;
3. Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau
meninggal dunia;
4. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal sebelumnya dan
sudah saling mempercayai;
5. Perjanjian suatu firma dapat dilakukan dihadapan notaris;
6. Dalam kegiatan usaha selalu memakai nama bersama;
7. Setiap anggota dapat melakukan perjanjian dengan pihak lain;
8. Adanya tanggungjawab atas resiko kerugian yang tidak terbatas;
9. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib
melunasi dengan harta pribadi;
10.

Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin;

11.
Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru
tanpa seizin anggota yang lainnya;
12.

Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup;

13.
dan

Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma;

14.

Mudah memperoleh kredit usaha

D. Sifat Firma (Fa)


Sifat dari Persekutuan Firma adalah:

1. Keagenan atau perwakilan bersama;


2. Umur terbatas;
3. Tanggung jawab tak terbatas;
4. Pemilikan kepentingan;
5. Partisipasi (Keikutsertaan) dalam Persekutuan Firma;
6. Bentuk firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha berskala
besar maupun kecil;
7. Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada satu
lokasi, atau perusahaan besar yang mempunyai cabang atau kantor
di banyak lokasi;
8. Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari persekutuan
firma untuk tujuan usahanya
9. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta jika terdapat salah
satu sekutu mengundurkan diri atau meninggal;
10.
Tanggung Jawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah
investasinya;
11.
Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan firma
tidak lagi dimiliki secara terpisah oleh masing-masing sekutu; dan
12.
Masing-masing sekutu berhak memperolah pembagian laba
persekutuan firma.
Sumber Hukum :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek van
Koophandel Indonesia (WvK),
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),
3. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah
Referensi :
1. Ibrahim, Johannes. Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan
Dan Badan Hukum. Bandung: Refika Aditama, 2006

2. Sopandi, Eddi. Bebrapa Hal Dan Catatan Berupa Tanyajawab Hukum


Bisnis. Bandung: Refika Aditama, 2003
3. http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/badan-hukum.html
4. http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/hukumperdata.html
5. Widjaja, Gunawan. Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis: Persekutuan
Perdata, Persekutuan Firma, Persekutuan Komanditer. Jakarta:
Kencana, 2006
6. Neni Sri Imaniyati. Hukum Bisnis: Telaah tentang Pelaku dan
Kegiatan Ekonomi. Graha ILmu. Yogyakarta: 2009
Pengertian, Unsur, Ciri Dan Sifat Persekutuan Komanditer (CV) ~ Pendapat
yang umum di Indonesia menyatakan bahwa CV belum merupakan badan
hukum, karena meskipun dalam CV sudah memenuhi syarat-syarat
materiil suatu badan hukum, tetapi pengesahan dari Pemerintah belum
dipenuhi sebagai syarat formilnya. CV merupakan salah satu bentuk
perusahaan yang bukan badan hukum yang diatur dalam buku pertama,
titel ketiga, bagian kedua Pasal 16-35 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menegaskan :
"Persekutuan dengan jalan meminjam uang atau disebut juga persekutuan
komanditer, diadakan antara seorang sekutu atau lebih yang bertanggung
jawab secara pribadi dan untuk seluruhnya dengan seorang atau lebih
sebagai peminjam uang".

Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus


didaftarkan. Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum
(sama dengan firma), sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.

Persekutuan Komanditer (CV)


A. Pengertian Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau
Limited Partnership )
Persekutuan Komanditer (CV) adalah suatu bentuk badan usaha
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang
yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin untuk
mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda
di antara anggotanya.

Pengertian Persekutuan Komanditer (CV) atau Comanditer Vennotschap


menurut definisi para ahli mengatakan bahwa pengertian persekutuan
komanditer adalah suatu badan usaha yang mempersekutukan modal dari
dua orang atau lebih yang terbagi dalam dua jenis sekutu.

Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Sekutu aktif atau sekutu Komplementer (Pengurus), adalah sekutu


yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian
dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan
dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut
sebagai persero kuasa atau persero pengurus atau sekutu aktif
adalah sekutu yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya
perusahaan termasuk bertanggungjawab atas utang piutang (harta
pribadinya) Pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer (Tidak Kerja), adalah sekutu


yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan
menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal
yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka
memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.

Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang


menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan
hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut
campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha
perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam
(Pasal 21 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).
Status hukum seorang sekutu komanditer dapat disamakan dengan
seorang yang meminjamkan atau menanamkan modal pada suatu
perusahaan dan diharapkan dari penanaman modal itu adalah hasil
keuntungan dari modal yang dipinjamkan atau ditanamkan tersebut.
Sekutu komanditer sama sekali tidak ikut terlibat mencampuri pengurusan
dan pengelolaan CV. Seolah-olah sekutu komanditer ini tidak berbeda
dengan pelepas uang (geldschieter, financial backer) yang diatur dalam
UU Pelepas Uang (Geldschietersordonantie Staatsblad 1938-523).

Menurut Pasal 20 KUHD mengenal Sekutu Komanditer dengan penanaman


modal, dimana bahwa status dan tanggung jawabnya adalah sebagai
berikut :
1. Tidak mencampuri pengurusan perusahaan atau tidak bekerja dalam
CV tersebut;
2. Sekutu Komanditer ini hanya menyediakan modal atau uang untuk
mendapatkan keuntungan dari laba perusahaan, sehingga Sekutu
Komanditer disebut juga sekutu penanam modal terbatas
(commanditeire vennootschap, limited by shares);
3. Kerugian CV yang ditanggung oleh Sekutu Komanditer, hanya
terbatas pada sejumlah modal atau uang yang disetorkan atau
ditanamkan (beperkte aansprakelijkheid, limited liability); dan
4. Nama Sekutu Komanditer tidak boleh diketahui, itu sebabnya
disebut komanditer atau commanditeire vennoot yang berarti
sleeping partner atau silent partner.
Anggota atau sekutu dalam CV yang bertindak ke luar adalah anggota
yang melakukan pengurusan. Mereka inilah yang disebut Sekutu
Komplementaris (daden van beheer). Sekutu Komplementaris berbeda
kedudukannya dengan Sekutu Komanditer. Dimana bahwa Sekutu
Komplementaris dapat bertindak ke luar dan sebagai pengurus CV
sedangkan Sekutu Komanditer hanya sebagai
penanam modal.
Sehubungan dengan itu, dapat dikemukakan beberapa patokan :

1. Hanya anggota penguruslah yang dapat bertindak ke luar dari CV


yang disebut dengan Sekutu Komplementaris;
2. Apabila anggota Sekutu Komanditer ikut mencampuri pengurusan
CV, maka anggota tersebut harus mamikul akibat hukumnya yakni
dianggap dengan sukarela ikut mengikatkan diri terhadap semua
tindakan pengurusan CV. Oleh karena itu, anggota tersebut ikut
bertanggung jawab secara pribadi memikul seluruh utang CV secara
solider; dan
3. Kepada mereka berlaku ketentuan mengenai keanggotaan Firma
(Fa), sehingga ikut bertanggung jawab terhadap tindakan yang
dilakukan
anggota
Fa
lainnya
sebab
mereka
mencampuri
pengurusan itu.
Dalam praktiknya telah terjadi perkembangan CV. Dimana perkembangan
yang terjadi berkenaan dengan kedudukan permodalan. Apabila modal SC
dianggap belum mencukupi, maka CV yang semula atas nama
perseorangan dapat dikembangkan menjadi CV (yang terdiri dari Sekutu
Komanditer dan Sekutu Komplementaris) yang terbagi atas saham.
Melalui cara ini, tujuannya untuk dapat menghimpun dana yang besar.
Kekurangan modal yang diperlukan dibagi-bagi atas beberapa saham dan
masing-masing pemegang saham bertindak sebagai Sekutu Komanditer
dalam kedudukannya sebagai pemegang saham CV tersebut.
Ada dua cara untuk memperoleh pemilikan saham oleh Sekutu Komanditer
:
1. Dibayar penuh secara tunai. Apabila Komanditaris membayar saham
penuh secara tunai, kepadanya dapat diberikan saham atas tunjuk
atau pembawa (aandelen aantonder, bearer shares) atau disebut
juga dengan share issue in bearer form. Jadi, nama Komanditaris
sebagai pemegang saham atau pemilik saham tidak disebut dan
siapa yang dapat menunjukkan saham tersebut dianggap sebagai
pemilik. Dalam kehidupan sehari-hari, saham atas tunjuk yang tidak
disebutkan pemiliknya sering dinamai dengan istilah saham
blanko. Peralihan haknya kepada orang lain, cukup dilakukan
dengan penyerahan biasa tanpa formalitas, namun harus melalui
persetujuan Komplementaris atau Sekutu Komplementer dalam CV.
2. Tidak dibayar penuh secara tunai. Kalau pengambilan saham oleh
Komanditaris tidak dibayar penuh secara tunai, maka yang harus
diberikan kepadanya saham atas nama (aandelen op naam,
registered share). Sehingga, nama Komanditaris harus disebut di
atas saham agar pemiliknya tertentu. Pihak yang berwenang
mangalihkannya kepada pihak lain, hanya dapat dilakukan
Komanditaris yang bersangkutan atau penggantian persero dengan

cara endosemen yang disertai dengan penyerahan saham


tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat, terdapat persamaan
kedudukan pemegang saha (shareholders) dalam PT dengan CV atas
saham.
Terlepas dari adanya persamaan itu, terdapat pula perbedaan kedudukan
pemegang saham (shareholders) dalam PT dengan CV atas saham sebagai
berikut :
1. Anggota atau pemegang saham dalam CV yang bertindak sebagai
pengurus (daden van beheer) yang disebut Sekutu Komplementaris
memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas (unlimited liability)
sampai meliputi harta pribadinya; dan
2. Sebaliknya, anggota Direksi dalam PT yang bertindak sebagai
pengurus, tidak ikut memikul tanggung jawab pelaksanaan
perjanjian maupun utang PT. Mereka hanya bertanggung jawab
sebatas pelaksanaan tugas dan fungsi pengurusan yang diberikan
kepadanya sesuai dengan yang ditentukan dalam Anggaran Dasar
(AD).
Dapat dikatakan bahwa CV atas saham merupakan bentuk perusahaan
antara CV dengan PT. Maka dalam praktiknya, terhadap bentuk CV atas
saham berlaku ketentuan yang mengatur tentang CV, di sampin itu
diterapkan pula secara analogis ketentuan-ketentuan yang berlaku
terhadap PT terutama yang berkenaan dnegan bidang yang mengatur
perusahaan.
Perlu diketahu bahwa apabila anggota dalam Sekutu Komanditer
(Komanditaris) atau Pemegang Saham CV meninggal dunia atau pailit,
sama sekali tidak mempengaruhi eksistensi kelangsungan CV tersebut.
Sebaliknya, kalau yang meninggal dunia atau pailit itu adalah anggota
dalam Sekutu Komplementer (Komplementaris) atau pengurus CV, maka
CV tersebut berakhir dan bubar, selanjutnya diadakan pemberesan. Hal ini
berbeda dengang PT.bahwa meninggalnya atau digantinya anggota
Direksi, tidak mempengaruhi eksistensi kelanjutan kehidupan PT.

B. Unsur-unsur Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau


Limited Partnership )
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau Limited
Partnership ) sebagai bentuk badan usaha persekutuan memiliki unsurunsur, sebagai berikut :

Unsur CV sebagai perkumpulan :

1. Kepentingan bersama;
2. Kehendak bersama;
3. Tujuan bersama; dan
4. Kerja sama.

Sebagai persekutuan perdata :

1. Perjanjian timbal balik;


2. Inbreng; dan
3. Pembagian keuntungan.

Sebagai firma:

1. Menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD);


2. Dengan nama bersama atau firma (pasal 16 KUHD); dan
3. Tanggung jawab sekutu (kerja) bersifat pribadi untuk keseluruhan
(pasal 18 KUHD).

Unsur
kekhususan
persekutuan
komanditer
:
Persekutuan
komanditer merupakan persekutuan firma dengan bentuk khusus.
Bentuk khususnya adalah adanya sekutu komanditer.

C. Ciri Dan Sifat Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau


Limited Partnership )
Adapun di bawah ini beberapa ciri dari CV, yang diantaranya sebagai
berikut :
1. Keanggotaan pada CV ada 2 (dua) macam diantaranya anggota aktif
dan anggota pasif;
2. Sekutu yang aktif merupakan anggota yang aktif dalam mengelola
perusahaan;
3. Sedangkan sekutu yang pasif hanyalah anggota yang menanamkan
modal saja; dan

4. Tanggung jawab pada sekutu aktif tidak terbatas, sedangkan


tanggung jawab sekutu pasif hanya sebesar modal yang dia tanam.
Sifat Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau
Limited Partnership ):

Sulit untuk menarik modal yang telah disetor;

Modal besar karena didirikan banyak pihak;

Mudah mendapatkan kridit pinjaman;

Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan
ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan;

Relatif mudah untuk didirikan; dan

Kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu.

D. Bentuk Persekutuan Komanditer (CV)


Persekutuan Komanditer mempunyai beberapa bentuk yaitu :
1. CV diam-diam adalah CV yang belum menyatakan diri secara terangterangan kepada pihak ketiga sebagai CV. Jadi, persekutuan ini
keluar menyatakan diri sebagai persekutuan firma, tetapi ke dalam
sudah menjadi CV karena terdapat satu atau beberapa Sekutu
Komanditer.
2. CV terang-terangan adalah CV yang secara terang-terangan
menyatakan diri sebagai CV kepada pihak ketiga. Misalnya papan
nama, kop surat, tindakan-tindakan hukum bagi kepentingan
persekutuan dengan mengatasnamakan CV.
3. CV atas saham adalah CV terang-terangan yang modalnya terdiri
atas saham-saham (biasanya adalah saham atas nama).

E. Tujuan Pendirian Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV)


atau Limited Partnership )
Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya
agar dapat melakukan kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain
atau berbeda, bersifat khusus atau umum sesuai dengan keinginan para
pendiri persero. Namun ada beberapa bidang usaha yang hanya bisa
dilaksanakan dengan ketentuan harus berbadan hukum PT. Selain itu

tujuan dari pendirian CV adalah sebagai Badan usaha agar suatu usaha
memiliki wadah resmi dan legal untuk memudahkan pergerakan badan
usaha itu sendiri, misalnya pengadaan barang, perlu suatu sarana
melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan apabila akan
menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihal lain
adanya pembentukan suatu badan usaha. Contohnya : untuk pengadaan
barang di kantor atau instansi pemerintah dengan nilai s/d Rp 200 juta,
harus menggunakan CV atau PT dengan klasifikasi kecil.

Dasar Hukum :
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Referensi :
1. Marjanne Thermorshuizen,
(Jakarta: Djambatan, 1999),

Kamus

Hukum

Belanda-Indonesia,

2. H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia,


Bentuk-Bentuk Perusahaan, Jilid II, (Jakarta: Djambatan, 1992),
3. M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2009),
4. Achmad Ihsan, Hukum Dagang, Lembaga Persekutuan, Surat-Surat
Berharga, Aturan-Aturan Angkutan, Cetakan Keempat, (Jakarta:
Pradnya Paramita, 1987).
5. http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/badan-hukum.html
6. http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/bisnis-atau-usaha.html
7. http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/persekutuan-firma-fa.html
8.
9. | Pengertian PT (Perseroan Terbatas) |
10.
11.
Pengertian PT (Perseroan Terbatas) adalah perusahaan yang
dimana modalnya terdiri dari saham-saham dan tanggung jawab dari
sekutu pemegang saham terbatas, yang sesuai dengan jumlah
saham yang dimilikinya.
12.
13.
Pengertian PT (Perseroan Terbatas) adalah persekutuan yang
berbentuk badan hukum dimana badan hukum ini disebut dengan
"perseroan". Istilah perseroan pada perseroan terbatas menunjuk
pada cara penentuan modal pada badan hukum itu yang terdiri dari

sero-sero atau saham-saham dan istilah terbatas menunjukkan pada


batas tanggung jawab para persero (pemegang saham) yang
dimiliki, yaitu hanya terbatas pada jumlah nilai nominal dari semua
saham-saham yang dimiliki.
14.
15.
Bentuk badan hukum ini, sebagaimana ditetapkan dalam KUH
Dagang bernama "Naamloze Vennootschap" atau disingkat NV.
Sesungguhnya tidak ada UU yang secara khusus dan resmi
memerintahkan untuk mengubah sebutan "naamloze Vennootschap"
hingga harus disebut dengan PT (Perseroan Terbatas). Namun
sebutan PT (Perseroan Terbatas) itu telah menjadi baku dalam
masyarakat.
16.
17.| Ciri Ciri PT (Perseroan Terbatas) |
18.
Dalam KUH Dagang menjelaskan bahwa badan usaha yang
dapat dikatakan sebagai PT (perseroan Terbatas) harus memiliki
unsur atau ciri ciri PT. Ciri ciri PT (Perseroan Terbatas), sebagai
berikut :
19.
(1) Badan usaha dapat disebut sebagai PT (Perseroan
Terbatas) jika kekayaan badan usaha yang dimiliki terpisah dari
kekayaan pribadi masing-masing pesero (pemegang saham), yang
bertujuan untuk membentuk sejumlah dana sebagai jaminan bagi
semua perikatan perseroan.
20.
(2) Dapat usaha dapat disebut sebagai PT (Perseroan Terbatas)
jika adanya persero yang tanggung jawabnya terbatas pada jumlah
nominal saham yang dimilikinya. Sedangkan mereka semua dalam
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) merupakan kekuasaan
tertinggi dalam organisasi perseroan, yang memiliki kewenangan
mengangkat dan memberhentikan Komisaris dan Direksi, berhak
menetapkan
garis-garis
besar
kebijaksanaan
menjalankan
perusahaan dan memiliki kewenangan menetapkan hal-hal yang
belum ditetapkan dalam Anggaran Daasar dan lain-lain.
21.
(3) Badan usaha dapat disebut sebagai PT (Perseroan
Terbatas) jika pengurus (Direksi) dan Komisaris yang merupakan
satu kesatuan pengurusan dan pengawasan terhadap perseroan dan
tanggung jawabnya terbatas pada tugasnya, yang harus sesuai
dengan Anggaran Dasar atau pada keputusan RUPS.
22.
23.
| Tujuan PT (Perseroan Terbatas) |

24.
Berbicara mengenai tujuan PT (Perseroan Terbatas), Tujuan PT
(Perseroan Terbatas) didirikan adalah untuk menjalankan suatu
perusahaan dengan modal tertentu yang terbagi atas saham-saham,
yang dimana para pemegang saham (persero) ikut serta mengambil
satu saham atau lebih dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum
dibuat oleh nama bersama, dengan tidak bertanggung jawab sendiri
untuk persetujuan-persetujuan perseroan itu (dengan tanggung
jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka
setorkan).
25.
26.| Macam Macam PT (Perseroan Terbatas) |
27.
Berbicara mengenai macam macam PT (Perseroan Terbatas),
ditinjau dari cara menghimpun modal PT, maka macam macam PT
(Perseroan Terbatas) dapat dibedakan menjadi PT Terbuka, PT
Tertutup dan PT Perseorangan.
28.
29.
1. PT Terbuka
30.
Pengertian PT Terbuka adalah suatu PT (Perseroan Terbatas) di
mana masyarakat luas dapat ikut serta menanamkan modalnya
dengan cara membeli saham yang ditawarkan oleh PT Terbuka
melalui bursa dalam rangka memupuk modal untuk investasi PT atau
biasa disebut "PT yang go-public".
31.
Pengertian PT Terbuka tercantum dalam UU No.40 tahun 2007,
PT Terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertantu, atau perseroan yang
melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundangundangan di bidang pasar modal.
32.
33.
Dari Pengertian PT Terbuka di atas, maka PT terbuka dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
34.
(a) PT (Perseroan Terbatas) yang go-public, yang emlakukan
penawaran umum sesuai buti 2;
35.
(b) Perseroan publik. Adapun yang dimaksud perseroan publik
ini adalah PT yangtidak melakukan penawaran umum dalam arti
tidak menjual sahamnya melalui bursa (go-public), namun modalnya
sangat besar dan terbagi atas sejumlah pemegang saham yang
banyak sekali.
36.
Selain itu PT terbuka dalam UUPT (Undang-undang Perseroan
Terbatas) mengharuskan pada akhir perseroan ditambah dengan
singkatan "Tbk" dan juga harus didahului dengan perkataan
"Perseroan Terbatas" atau disingkat "PT". Contohnya : PT. Gudang
Garam Tbk, berarti "Perseroan Terbatas Gudang Garam adalah PT
terbuka".
37.

38.
2. PT Tertutup
39.
Pengertian PT Tertutup adalah PT (Perseroan Terbatas) yang
didirikan dengan tidak menjual sahamnya kepada masyarakat luas,
berarti tidak setiap orang dapat ikut menanamkan modalnya.
40.
Pengertian PT tertutup tidak dapat ditemukan dalam UU PT,
Namun dapat ditafsir bahwa "PT tertutup bukan merupakan PT
terbuka". Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya PT tertutup
merupakan yang tidak termasuk pada kriterian yang termuat dalam
UU PT.
41.
42.
3. PT Perseorangan
43.
Pengertian PT Perseorangan adalah saham-saham dalam PT
(Perseroan Terbatas) tersebut dikuasai oleh seorang pemegang
saham (Pesero). Hal ini dapat terjadi setelah melalui proses
pendirian PT itu sendiri. Pada waktu pendirian PT, terdapat lebih dari
seorang pemegang saham, yang selanjutnya beralih menjadi berada
pada seorang pemegang saham.
44.
45.
Setelah berlakunya UU PT maka PT Perseorangan tidak
mungkin dilakukan lagi, karena UU PT melarang hal yang demikian.
Dalam pasal 7 angka (5) UU PT menyebutkan dengan tegas :
"setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang
saham menjadi kurang dari 2 (dua) orang, dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut
pemegang saham yang bersangkutan wajib mengendalikan sebagian
sahamnya kepada orang lain".
46.
47.
Tidak dimungkinkan pemegang saham tunggal dalam PT
(Perseroan Terbatas) menurut UU PT seperti yang dijelaskan di atas.
Namun
terdapat
pengecualian
terhadap
ketentuan
tidak
dimungkinkannya pemegang saham tunggal yaitu terhadap
perseroan yang merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara),
dimana saham-sahamnya berada pada satu tangan yaitu berada
pada tangan pemerintah melalui Menteri Keuangan sebagai satusatunya pemegang saham. Hal ini ditegaskan dalam pasal 7 angka
(7) UU PT.
48.
49.
Sekian pembahasan mengenai pengertian PT, Ciri ciri PT,
Tujuan PT dan Macam Macam PT, semoga tulisan saya mengenai
pengertian PT, Ciri ciri PT, Tujuan PT dan Macam Macam PT dapat
bermanfaat.
50.Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian PT, Ciri ciri PT, Tujuan PT dan
Macam Macam PT :

51.
- C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2009. Judul : Seluk
Beluk Perseroan Terbatas. Penerbit PT Rineka Cipta : Jakarta.

Koperasi: Apa itu Koperasi?


Pada artikel ini, akan diterangkan tentang pengertian atau definisi
koperasi, setelah menimbang dan memperhatikan pengertian koperasi,
akan diterangkan tentang tujuan, fungsi dan jenis jenis koperasi. Terakhir
akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan koperasi.
Pengangar Organisasi Koperasi
Menurut Bapak James A.F Stoner pengertian organisasi adalah sebagai
alat (tools) untuk mencapai tujuan. Pekerjaan untuk mengkoordinasikan
sumber daya manusia dan sumber daya modal yang dimiliki oleh
organisasi tersebut pengorganisasian (organizing), dan dilakukan oleh
seorang manajer (Koperas, teori dan praktek Oleh Sitio, A.,dkk).
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai susunan dan hubungan
antarkomponen dan antarposisi dalam suatu perusahaan. Struktur
organisasi menunjukkan hirarki organisasi dan struktur wewenang, serta
memperlihatkan aliran pelaporannya. Selain, itu struktur organisasi
memberikan stabilitas dan kelanjutan hidup organisasi, walaupun sumber
daya
manusia
di
dalamnya
silih
berganti.
Kooperasi sebagai sebuah organisasi mempunyai ciri-ciri yang unik, yang
membedakannya dengan yang lain. Berikut ini akan dibahas beberapa
pendapat mengenai pengertian koperasi
Pengertian Koperasi
Koperasi mengandung makna kerja sama. Kooperasi (cooperative)
bersumber dari kata Coopere (latin) co-operation yang berarti kerja sama.
Ada juga yang mendefinisikan koperasi dala makna lain. Menurut
Enriques, pengertian koperasi adalah menolong satu sama lain (to help
one another) atau saling bergandengan tangan (hand it hand).DI
indonesia disebut kerja sama atau menurut Notoatmojo disebut gotong
royong yang telah dikenal oleh Indonesia sejak tahun 2000 SM. Istilah
gotong royong diberbagai daerah seperti tapanuli disebut Marsiurupan, di
Minahasa disebut mapalus kobeng, di Sumba "Pawonda", di Ambon
"Masohi", di Jawa barat "Liliuran" dan Madura "Long tinolong" dan di
Sumatera Barat "Julojulo" dan di Bali "Subak".
Pengertian Koperasi Menurut ILO

Menurut ILO atau Organisasi buruh Internasional bahwa pengertian


koperasi adalah:

"Cooperative define (pengertian koperasi) as an association of persons


(kumpulan orang) usually of limited means (dalam tujuan tertentu), who
have voluntary joined together (yang bergabung secara sukarela) to
achieve a common economic end (untuk memperoleh peningkatan kualitas
ekonomi) through the formation of a democratically controlled business
organization (melalui pembentukan sebuah organisasi bisnis yang
dikendalikan secara demokratis), making equitable contribution to the
capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the
undertaking (membuat kontribusi yang adil terhadap modal yang
diperlukan dan menerima bagian yang adil dari risiko dan manfaat dari
usaha tersebut)".
Pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum. Setiap koperasi yang ada harus melandaskan
seluruh kegiatannya pada prinsip koperasi serta asas kekeluargaan untuk
meningkatkan gerakan ekonomi rakyat.

Pengertian koperasi- Logo Koperasi Indonesia


Pengertian
Organisasi
koperasi
menurut
Hanel
Pengertian Koperasi Menurut Hanel, pengertian organisasi koperasi
sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik (a socio-economic
system or social engineering), yang terbuka dan berorientasi pada tujuan
(open and goal-oriented). Dengan demikian, suatu organisasi koperasi
dapat ditinjau dari beberapa kriteria yaitu:
Kriteria

Pengertian

Substansi

Suatu sistem sosial dalam masyarakat

Hubungan
perbedaan
lingkungan

Suatu sistem terbuka

Cara kerja

Suatu sistem yang berorientasi pada tujuan

Pemanfaatan
sumber daya

Suatu sistem ekonomi

(Stoner, James A.F., Management, 2nd ed., Prentice-Hall, 1982)


Pengertian Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para
konsumen akhir atau pengguna barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa
utama melakukan pembelian bersama. Contoh koperasi konsumen adalah
koperasi yang kegiatan utamanya mengelola warung serba ada atau
supermarket.
Pengertian Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya tidak
memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri sendiri tetapi
bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan
barang atau jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan,
atau mengelola sarana produksi bersama. Contoh koperasi produsen
adalah koperasi jasa konsultasi
Pengertian Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau
jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk
anggotanya.
Pengertian Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya para
produsen atau pemilik barang atau penyeda jasa dan kegiatan atau jasa
utamanya melakukan pemasaran bersama
Pengertian Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya
dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota koperasi . Simpanan pokok
koperasi tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi
anggota koperasi.
Pengertian Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus yang wajib dibayar oleh angggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan wajib koperasi tidak dapat diambil
kembali
selama
yang
bersangkutan
menjadi
anggota
koperasi.
Melihat dari kriteria dan pengertian organisasi koperasi yang ada, bagian
bagian dari koperasi sebagai subsistem koperasi adalah:

Anggota koperasi sebagai individu yang bertndak sebagai pemilik


dan konsumen akhir

Anggota koperasi sebagai pengusaha perorangan maupun kelompok


yang memanfaatkan koperasi sebagai pemasok (supplier).

Koperasi sebagai badan usaha yang melayani anggota koperasi dan


masyarakat.

Pengertian
Organisasi
koperasi
menurut
Ropke
Dalam membahas koperasi, Ropke berusaha menggambarkan ciri-ciri dari
sebuah organisasi koperasi sebagai berikut.
1. Adanya beberapa atau sejumlah individu yang bersatu dalam suatu
kelompok, atas dasar sekurang kurangnya satu kepentingan atau
tujuan yang sama, yang disebut sebagai kelompok koperasi.
2. Adanya anggota anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok
usaha untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri,
yang disebut sebagai swadaya atau kerja kolektif dari kelompok
koperasi.
3. Adanya anggota koperasi yang bergabung dalam koperasi
mendayagunakan serta memanfaatkan koperasi secara bersama,
yang disebut sebagai perusahaan koperasi.
4. Koperasi sebagai perusahaan mempunyai tugas untuk menunjang
kepentingan para anggota kelompok koperasi, dengan cara
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota dalam
kegiatan ekonominya.
Berdasarkan ciri ciri organisasi koperasi menurut Ropke dan kriteria
koperasi yang ada diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan tentang
koperasi bahwa:

Dalam suatu koperasi, anggota koperasi dapat menjadi sebagai


konsumen akhir maupun sebagai pengusaha. Anggota koperasi
dalam status yang dimilikinybaik sebagai konsumen akhir maupun
sebagai pengusaha yang memanfaatkan dapat memanfaatkan
koperasi dalam aktivitas sosial ekonomi yang dilakukannya

Dalam suatu Badan usaha koperasi, sebagai satu kesatuan dari


anggota, pengelola dan pengawas koperasi yang berusaha
meningkatkan
kondisi
sosial
ekonomi
anggotanya
melalui
perusahaan koperasi.

Dalam organisasi koperasi, sebagai perusahaan melayani anggota


serta non anggota dikarenakan bertindak sebagai badan usaha

Tujuan Koperasi
Dalam peraturan perundang undangan Indonesia telah diatur tentang
tujuan koperasi. Berdasarkan Pasal 3 UU No. 25 tahun 1992, tujuan
koperasi adalah

Memajukan kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat


(Promote the welfare of members of cooperatives and community)

Turut serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional


(Participate in building a national economic order) dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang makmur, adil dan maju dengan tetap
berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945.

Fungsi dan Peranan Koperasi


Dalam setiap organisasi memiliki fungsi dan peranan tertentu, begitupun
dengan organisasi koperasi. Perkoperasian di Indonesia seharusnya
berfungsi dan memiliki peran sebagai berikut:
1. Mengembangkan
serta
membangun kemampuan
dan potensi
anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
2. Berperan secara aktif (role actively) dalam rangka meningkatkan
dan memperbaiki kualitas kehidupan anggota koperasi dan
masyarakat
3. Memperkuat serta mengkokohkan perekonomian rakyat Indonesia
sebagai dasar ketahanan dan kekuatan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi
Jenis jenis koperasi
Jenis jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan aktivitas dan
kepentingan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi terdiri atas 3 jenis yaitu,
koperasi
produksi
(production
cooperatives),
koperasi
konsumsi
(consumer cooperatives), dan koperasi jasa (cooperative services).
1. Koperasi produksi
Koperasi produksi| Pengertian koperasi produksi adalah jenis koperasi
yang anggotanya terdiri atas para produsen dengan melakukan kegiatan
usaha khusus penjualan barang barang produksi para anggotanya.
Contoh, koperasi ternak, koperasi cengkeh, koperasi kopra, koperasi
nelayan
(Fishermen
cooperative),
dan
koperasi
kerajinan
(arts
cooperative).
2. Koperasi konsumsi

Koperasi konsumsi| Pengertian koperasi konsumsi adalah jenis koperasi


yang memiliki anggota yang terdiri atas kumpulan konsumen, bergerak
khusus dalam aktivitas penjualan barang barang konsumsi terutama
barang kebutuhan para anggota koperasidan masyarakat sekitarnya.
Contohnya koperasi karyawan (KOPKAR), koperasi pegawai republik
Indonesia (KPRI), koperasi siswa/mahasiswa, koperasi RT, dan koperasi
ABRI.

Pengertian koperasi-koperasi konsumsi

3. Koperasi Jasa
Koperasi jasa| Pengertian koperasi konsumsi adalah jenis koperasi yang
melakukan kegiatan usaha dengan memberi pelayanan atau jasa kepada
para anggota khususnya dan masyarakat sekitarnya. contoh koperasi
asuransi, koperasi simpan pinjam ataupun koperasi perkreditan.
Jenis jenis koperasi dapat juga dibagi atas jumlah jenis aktivitas usaha
yang dimiliki. Koperasi tersebut adalah koperasi single purpose dan
koperasi multipurpose. Pengertian koperasi single purpose adalah
koperasi yang bergerak dalam satu bidang usaha seperti hanya bergerak
dalam bidang jasa simpan pinjam, ada koperasi yang hanya bergerak
dalam bidang konsumsi saja. Koperasi multi purpose adalah koperasi yang
mengelola semua atau lebih dari satu bidang koperasi baik itu jasa,
konsumsi maupun produksi. Koperasi jenis multi purpose terbilang
koperasi yang sudah memiliki umur dan modal yang cukup besar untuk
mengembangkan kapasitas, fungsi dan peranan anggota dalam koperasi.
Contoh jenis koperasi multi purpose adalah KUD (Koperasi Unit Desa).
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, koperasi dapat dibedakan menurut
keanggotaanya, yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi
primer adalah jenis koperasi yang beranggotakan orang seorang
(berdasarkan ketentuan minimal 20 orang), sedangkan koperasi sekunder
adalah jenis koperasi beranggotakan badan badan hukum koperasi
(gabungan).
Kelebihan dan kekurangan koperasi
Sama dengan badan badan usaha lainnya,
kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

1. Kelebihan koperasi

koperasi

juga

memiliki

Koperasi lebih mengutamakan tujuan yang berupa kesejahteraan


anggota (Cooperative prioritize goals such as the welfare of
members). Pendapatan dan laba yang diperoleh koperasi hanyalah
merupakan konsekuensi atau akibat dari usaha pencapaian tujuan
menyejahterkan anggota tersebut. Keuntungan yang diperoleh
koperasi (tidak disebut laba, melainkan SHU=Sisa Hasil Usaha),
setiap akhir tahun dikembalikan lagi kepada anggota disamping
untuk dana cadangan

Mengutamakan pelayanan terhadap anggota (Prioritizing services to


members)

Keanggotaanya bersifat sukarela (volunteer) dan terbuka

Setiap orang dapat menjadi anggota koperasi dengan membayar


simpanan pokok dan simpanan wajib (Everyone can become a
member of the cooperative to pay the principal savings and
mandatory savings)

Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib ditentukan bersama


(The amount of principal savings and mandatory savings are
determined together) sehingga terjangkau oleh semua anggota

Tidak ada perbedaan di antara para anggota dalam bentuk apapun


(There were no diferences among members in any form)

Bagian SHU yang diterima anggota berdasarkan jasa masing masing


anggota yang telah diberikan kepada koperasi

Tanggung jawab anggota terbatas

koperasi berpotensi menjadi raksasa bisnis masa depan.

2. Kelemahan Koperasi

Kondisi yang terjadi di lapangan adalah, persentase tingkat


kesadaran anggota koperasi secara keseluruhan sangat rendah
untuk melakukan peningkatan dalam koperasi.

Karena rendahnya kesadaran anggota koperasi maka sulit memilih


pengurus koperasi yang profesional. Daya saing koperasi lebih
rendah jika dibandingkan dengan badan usaha swasta yang murni
bertujuan mencari laba

Struktur Organisasi di Indonesia

Bagaimana dengan badan usaha koperasi di Indonesia? Perlu diketahui


bahwa secara umum, struktur dan tatanan manajemen koperasi di
Indonesia dapat dibagi berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu:

Rapat anggota koperasi

Pengurus koperasi

Pengawas koperasi

Pengelola koperasi

Struktur Organisasi koperasi


Rapat Anggota Koperasi
Rapat anggota koperasi merupakan suatu wadah dari para anggota
koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membahas
seluruh permasalah untuk kepentingan organisasi koperasi dan usaha
koperasi. Rapat organisasi dilaksanakan untuk mengambil suatu
keputusan yang mengikuti asas musyawarah mufakat dengan keputusan
suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Dalam melaksanakan rapat
anggota koperasi pelaksanaanya harus mengikuti aturan aturan yang
telah diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang ada.
Suatu koperasi ataupun organisasi formal lainnya seharusnya mengatur
tentang rapat anggota mulai dari waktu pelaksanaan, jumlah anggota
quorum, aturan atau tata tertib acara rapat anggota dan berbagai hal
yang dibutuhkan untuk menertibkan jalannya rapat anggota koperasi
serta
kerja
kerja
koperasi
selanjutnya.
Menurut TNP3K, rapat anggota dalam koperasi merupakan suatu
lembaga/institusi, bukan sekedar forum rapat. Rapat anggota koperasi
adalah suatu perangkat organisasi koperasi dan karenanya merupakan
suatu
lembaga
struktural
organisasi
koperasi.
Segala keputusan yang dikeluarkan rapat anggota koperasi sebagai
lembaga struktural organisasi koperasi mempunyai kekuatan hukum,
karena merupakan hasil dari suara terbanyak pemilik koperasi. Di samping
itu, setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang sama sesuai dengan
prinsip koperasi yang menyatakan bahwa koperasi adalah suatu kumpulan
orang dan bukan kumpulan modal. Karena itu, keanggotaan suatu
koperasi dengan membayarnya simpanan pokok dan simpanan tersebut
sama jumlahnya bagi setiap anggota. Hal dimaksud juga ditegaskan pada
pasal 22 UU. No. 25/1992 tentang Perkoperasian sebagai berikut:

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam


koperasi

Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaanya diatur


dalam anggaran dasar.

Rapat anggota juga diartikan sebagai institusi, karena telah


melembaga dalam organisasi koperasi dan pelaksanaannya diatur
dalam anggaran dasar koperasi. Sebagai salah satu lembaga, rapat
anggota memiliki fungsi, wewenang, aturan main, dan tata tertib,
yang ketentuannya bersifat mengikat semua pihak yang terkait.

Rapat anggota seperti yang dijelaskan memiliki peranan sebagai


pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota koperasi
memiliki kedudukan yang sangat menentukan, berwibawa, dan menjadi
sumber dari segala keputusan atau tindakan yang dilaksanakan oleh
perangkat organisasi koperasi dan para pengelola usaha koperasi.
Sebagai badan atau lembaga legislatif dalam suatu koperasi, sifat dari
semua keputusan dalam rapat anggota koperasi adalah mengikat dan
wajib diikuti oleh seluruh anggota koperasi, pengurus, pengawas dan
pengelola koperasi. Rapat anggota akan menjadi pegangan kepada setiap
anggota, serta jajaran dalam koperasi yang lainnya sebagai acuan dalam
hukum. Hal itu ditegaskan dalam pasal 23 UU Nomor 25 Tahun 1992 yang
menyebutkan bahwa, rapat anggota menetapkan:

Anggaran dasar koperasi

Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha


koperasi

Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus, dan pengawas


koperasi

Rencana kerja koperasi, rencana anggara pendapatan koperasi dan


belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan koperasi

Pengesahan
pertanggungjawaban
pelaksanaan tugasnya.

Pembagian sisa hasil usaha koperasi

Penggabungan, peleburan, pendirian, dan pembubaran koperasi

pengurus

koperasi

dalam

Dalam rapat anggota pula akan dipilih pengurus koperasi. Pengertian


pengurus koperasi adalah anggota koperasi yang dipilih rapat anggota
untuk mewakili anggota koperasi yang memiliki tanggungjawab dalam
mengelola organisasi dan usaha. Idealnya, syarat untuk menjadi pengurus

koperasi adalah memiliki kemampuan teknis, manajerial dan berjiwa


wirakoperasi (technical capabilities, managerial and spirited wirakoperasi)
, sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi
dengan
prinsip
prinsip
koperasi
(principles
of
cooperative).
Maju mundurnya koperasi sangat ditentukan oleh keputusan keputusan
yang dibuat dalam rapat anggota koperasi serta fungsi dan wewenang
pengurus koperasi sebagai pelaksana keputusan rapat anggota koperasi.
Posisi yang menentukan tersebut merupakan kelanjutan tugas dan
wewenang pengurus, yang ditetapkan dalam undang undang, Anggaran
dasar/ Anggaran rumah tangga dan peraturan lainnya yang berlaku dan
diputuskan oleh Rapat anggota. Pasal 29 Ayat 2 UU. Koperasi No.25/1992
menyebutkan bahwa "Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat
anggota"
Pada UU yang sama pada pasal 30 dijelaskan tentang tugas dan
wewenang
pengurus
koperasi
Pengurus koperasi bertugas:

Mengelola koperasi dan usahanya

Mengajukan rancangan rencana kerja serta anggaran pendapatan


belanja koperasi

Menyelenggarakan rapat anggota koperasi

Mengajukan laporan keuangan koperasi dan pertanggungjawaban


pelaksanaan tugas

Salah satu struktur koperasi di pemerintahan


Prinsip prinsip koperasi

Prinsip Munkner

Prinsip Rochdale

Prinsip Raiffeisen

Prinsip Schulze

Prinsip ICA

Prinsip koperasi Indonesia

Sekian penjelasan panjang tentang pengertian koperasi, tujuan dan fungsi


koperasi serta jenis jenis koperasi. Harap diperhatikan juga pada bagian
struktur organisasi koperasi serta fungsi dan wewenang tiap jabatan di
koperasi dan prinsip prinsip yang dipegang oleh koperasi itu sendiri.
Pengertian Yayasan : Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota. Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas
Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pengurus yayasan sekurang
kurangnya terdiri dari : Ketua, Sekertari, Bendahara dan anggota yayasan.
Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota Pengurus
dan/atau anggota Pengawas. Anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas
Yayasan dilarang merangkap sebagai Anggota Direksi atau Pengurus dan
Anggota Dewan Komisaris atau Pengawas dari badan usaha yang didirikan
oleh yayasan tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 7 UU No 16 Tahun
2001 tentang Yayasan. - Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai
kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas oleh
Undang-undang ini atau Anggaran Dasar. Yang dapat diangkat menjadi
anggota Pembina adalah orang perseorangan sebagai pendiri Yayasan
dan/atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina
dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan
tujuan Yayasan. Kewenangan Pembina yayasan meliputi: a. keputusan
mengenai perubahan Anggaran Dasar; b. pengangkatan dan
pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas; c. penetapan
kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan; d.
pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan; dan
e. penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran
Yayasan. - Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan
kepengurusan Yayasan. Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah
orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum. Pengurus
Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina
untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Susunan Pengurus sekurang-kurangnya
terdiri atas : a. seorang ketua; b. seorang sekretaris; dan c. seorang
bendahara. - Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan
pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan
kegiatan Yayasan. Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang
perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum. Pengawas tidak
boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengurus. Yayasan memiliki
Pengawas sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Pengawas yang wewenang,
tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar. Pengawas
Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina

untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Pendirian yayasan didirikan oleh satu
orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan
pendirinya, sebagai kekayaan awal dan dilakukan dengan akta notaris dan
dibuat dalam bahasa Indonesia. Dalam pembuatan akta pendirian
Yayasan, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa
yang diberikan oleh para pendiri yayasan kepada http://lawyer.fahrul.com
untuk menghadap kenotaris, menandatangani, menyerahkan berkas dan
mengambil akta yayasan beserta salinan dan pengesahan menteri hukum
dan Ham dalam surat kuasa yang terlampir dalam halaman Pendirian
Yayasan. Sesuai dengan ketentuan pasal 10 ayat (1) UU No 16 Tahun 2001.
Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian
memperoleh pengesahan dari Menteri dengan mengajukan permohonan
kepada Menteri melalui Notaris yang membuat akta pendirian Yayasan
tersebut. Dengan menggunakan layanan jasa http://lawyer.fahrul.com
dalam pendirian yayasan, sudah termasuk dengan akta pendirian yayasan
dan pengesahan menteri. Para pendiri cukup menyerahkan lampiran
berkas yang dibutuhkan dalam halaman pendirian yayasan.
Copy From http://lawyer.fahrul.com | Kuliah Konsultasi Hukum Online.
http://lawyer.fahrul.com/2016/02/pengertian-yayasan-dan-organyayasan.html

Anda mungkin juga menyukai