Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI JURNAL

MODUL ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


KESUKSESAN PULPEKTOMI DENGAN ZINK OKSIDE EUGENOL
DIBANDINGKAN KALSIUM HIDROKSID / IODOFORM PASTA PADA GIGI
DESIDUI

Disusun oleh :
Ichda Nabiela Amiria Asykarie
J 530 145 007

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan saluran akar dapat didefinisikan sebagai perawatan atau tindakan
yang diambil untuk mempertahankan gigi vital, gigi mati atau gigi non vital, dalam
keadaan berfungsi dilengkung gigi. Terapi akar baik pada gigi tetap mau pun gigi
desidui tetap sama. Hanya tehnik yang digunakan untuk mencapai keberhasilannya
berbeda. Pada gigi desidui saluran akar harus diisi dengan bahan pengisi yang
dapat diserap, yang akan teresorpsi dengan kecepatan yang sama dengan akar gigi.
Tujuan dasar dari perawatan saluran akar pada anak untuk meringankan rasa
sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta
mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh
jaringan sekitarnya dan mempertahankan pulpa diperiapikal sehingga dapat
berfungsi selama mungkin berada dimulut dan untuk anak-anak sampai gigi
permanen erupsi. Banyaknya kunjungan pada anak sering sekali membuat pasien
tidak kooperatif dan sering juga kesibukan oleh orang tua yang menyebabkan
perawatan saluran akar pada anak sering mengalami kegagalan. Kurangnya sarana
prasarana terutama foto rontgen dalam praktek dokter gigi juga membuat
penanganan endodonti pada anak sering mengalami kegagalan.
Perawatan saluran akar pada gigi desidui juga bertujuan menjaga kesehatan
anak dan mempertahankan gigi desidui yang pulpanya telah terbuka sampai
periode eksfoliasi normal dan gigi permanen erupsi. PSA (perawatan saluran akar)
diindikasikan pada infeksi pulpa irreversible. Keberhasilan perawatan saluran akar
tergantung dari reduksi atau eliminasi bakteri pada saluran akar dan dapat
ditingkatkan dengan penggunaan bahan pengisi saluran akar yang bersifat
antimikroba. Bahan pengisi saluran akar yang paling populer digunakan pada gigi
desidui adalah zink okside eugenol. Pada penelitian sebelumnya yang
menggunakan ZOE sebagai bahan pengisi dilaporkan bahwa bahan ini memiliki
reaksi inflamasi dan resorbsi yang lambat. Sedangkan pada penelitian lain,
dilaporkan bahwa vitapex adalah bahan pengisi yang mendekati ideal untuk gigi
desidui. Kesuksesan klinis dan radiografis pada pengisian saluran akar
menggunakan vitapex juga telah dilaporkan. Beberapa penelitian akhirnya

membandingkan kedua bahan ini, yaitu ZOE dan vitapex pada gigi desidui.
Penelitian pada jurnal ini bertujuan untuk membandingkan kesuksesan penggunaan
vitapex dan ZOE pada pengisian saluran akar gigi molar desidui setelah 6 dan 12
bulan.
B. Tinjauan Pustaka
Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan yang bertujuan
mempertahankan gigi agar tetap dapat berfungsi. Tahap perawatan saluran akar
antara lain : preparasi saluran akar yang meliputi pembersihan dan pembentukan
(biomekanis), disinfeksi, dan pengisian saluran akar. Keberhasilan perawatan
saluran ini dipengaruhi oleh preparasi dan pengisian saluran akar yang baik,
terutama pada bagian sepertiga apikal. Tindakan preparasi yang kurang bersih akan
mengalami kegagalan perawatan, bahkan kegagalan perawatan 60% diakibatkan
pengisian yang kurang baik. Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah
multiplikasi mikroorganisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan
ke dalam pulpa melalui foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri, dan
menciptakan lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhan jaringan.
Hasil pengisian saluran akar yang kurang baik tidak hanya disebabkan teknik
preparasi dan teknik pengisian yang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh
kualitas bahan pengisi saluran akar. Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi
yang digunakan untuk mengisi ruangan antara bahan pengisi (semi solid atau solid)
dengan dinding saluran akar serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur.
Setelah dilakukan pembersihan, perbaikan bentuk dan desinfeksi, saluran akar
akan diisi. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan
tindakan pengisian saluran akar yaitu gigi bebas dari rasa sakit, saluran akar bersih
dan kering, tidak terdapat nanah, tidak terdapat bau busuk. Sebelum pengisian
saluran akar, dilakukan preparasi saluran akar. Preparasi saluran akar biomekanikal
dalam perawatan endodonti bertujuan untuk membersihkan saluran dalam
mempersiapkan pengisian yang hermetis dengan bahan dan teknik pengisian yang
sesuai. Bila preparasi saluran akar tidak dilakukan, maka perawatan saluran akar
akan gagal. Oleh karena itu, preparasi saluran akar biomekanikal harus dilakukan
sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk saluran akar.
Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum
pengisian saluran akar. Saluran akar segera diisi setelah pengeringan. Pada kasus

pulpektomi vital, pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan


pembersihan, hal ini dapat mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu
yang diperlukan untuk perawatan dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang
tinggi. Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan
padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin
perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam
saluran akar misalnya iodoform pasta. Golongan semen; bahan ini setelah beberapa
waktu dalam saluran akar akan mengeras. Tidak ada bahan pengisi saluran akar
yang mempunyai sifat yang ideal. Tetapi paling tidak memenuhi beberapa kriteria
yaitu mudah dimasukkan kedalam saluran akar, harus dapat menutup saluran
lateral atau apikal, tidak dapat ditembus oleh air atau kelembaban, bakteriostatik,
radiopak, tidak mewarnai struktur gigi, tidak mengiritasi jaringan apikal, steril atau
dapat dengan mudah disterilkan.
Pasta ZOE paling sering digunakan sebagai bahan pengisian saluran akar pada
gigi desidui. Studi klinis menggunakan bahan ini menunjukkan tingkat
keberhasilan sebesar 65-95%. Beberapa peneliti telah melaporkan tingkat
keberhasilan menengah hingga tinggi menggunakan bahan ini dalam penggunaan
perawatan infeksi gigi kronis. Selama bertahun-tahun, ZOE telah menjadi bahan
pilihan. Studi in vitro menunjukkan bahwa ZOE memiliki tingkat aktivitas
antibakteri yang tinggi dalam melawan seluruh tes mikroorganisme. Namun begitu,
beberapa studi menunjukkan bahwa ZOE memiliki beberapa kerugian seperti
resobsi lambat, iritasi pada jaringan periapikal, nekrosis tulang alveolar dan
sementum serta merubah pola erupsi gigi pengganti.
Kalsium hidroksida sebagai bahan medikamentosa dalam kedokteran gigi telah
banyak digunakan pada gigi permanen sebagai kaping pulpa dan apeksifikasi,
namun penggunaan pada pulpotomi gigi desidui masih dibatasi karena risiko
resobsi internal yang dapat ditimbulkan. Akan tetapi, kalsium hidroksida digunakan
sebagai bahan pengisian saluran akar pada gigi desidui yang dilanjutkan dengan
pulpektomi telah dilaporkan oleh beberapa peneliti akan memberikan tingkat
keberhasilan yang lebih tinggi. Sebuah studi oleh Mani et al. telah mengungkapkan
bahwa tingkat resobsi kalsium hidroksida lebih cepat dibandingkan tingkat resopsi
fisiologi dari akar dan bahan terlihat telah habis dari saluran jauh sebelum resobsi
akar terjadi.
Bahan pasta ZOE, Ca(OH)2, dan pasta iodoform memiliki masing-masing
mekanisme dan manipulasi kerja yang berbeda. Mekanisme kerja serta manipulasi

yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dan hasil perawatan. Berdasarkan


perbandingan evaluasi keberhasilan bahan ZOE, ,Ca(OH)2, dan pasta iodoform
menunjukkan bahwa Kalsium Hidroksida dan pasta iodoform pada gigi desidui
menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada penggunaan kalsium
Zinc Oxide Eugenol.

BAB II
LAPORAN KASUS PADA JURNAL
Penelitian yang dilakukan oleh Commite Ethic Universitas Chulalongkorn Bangkok
Di Thailand ini meneliti 54 gigi molar desidui yang terinfeksi pada 42 anak yang sehat
dengan kisaran umur 3-7 tahun. Kriteria inklusi yang pada penelitian ini adalah adanya
lesi karies yang dalam dan pulpa terbuka, dimana pendarahan tidak bisa dihentikan,
nyeri spontan, abses periapikal kronis, pada pemeriksaan radiografi terlihat adanya lesi
karies yang dalam, dan tidak ada keadaan patologis pada pemeriksaan radiografis.
Sedangkan kriteria eklusi pada penelitian aini adalah adanya obliterasi saluran akar,
internal resorpsi, adanya resorpsi akar lebih dari sepertiga panjang akar.
Zink okside dan eugenol atau vitapex diaplikasikan pada gigi-gigi tersebut secara
acak. dokter gigi anak melakukan single visit pulpektomi yang dilakukan bersamaan
dengan pemasangan ssc pada kunjungan yang sama. Gigi diisolasi menggunakan
rubberdam setelah dilakukan anastesi lokal. Akses ke dalsm kamar pulpa didapatkan
setelah menghilangkan seluruh jaringan karies, kemudian pulpa debris dihilangkan
menggunakan barbed broaches. Panjang kerja saluran akar didapatkan menggunakan
apeks lokator (root ZX-RCM-1) dan dikurangi kurang lebih 1mm dari ujung apek. Kfile yang digunakan untuk preparasi saluran akar yaitu ukuran 35-40. Saluran akar
diirigasi menggunakan sodium hipokorit 2,5% dan dikeringkan dengan paper point
steril. Kemudian saluran akar diisi dengan bahan pengisi ZOE maupun vitapex
menggunakan lentulo. Lalu dilakukan pemeriksaan radiografi untuk mengevaluasi
apakah saluran akar sudah terisi penuh. Kemudian seluruh gigi direstorasi
menggunakan stainlesteel crown. Lalu seluruh objek dievaluasi kembali menggunakan
pemeriksaan radiografi setelah 6 dan 12 bulan.
Perawatan ini dianggap berhasil ketika kriteria kondisi klinis dan radiografi
terpenuhi. Kriteria kondisi klinisnya yaitu, tidak ada rasa sakit, jaringan lunak sehat,
dan tidak ada abnormal mobiliti. Sedangkan kriteria kondisi radiografisnya yaitu,
adanya kontinuitas lamina dura, reduksi / pengurangan ukuran radiolusen periapikal,
dan terlihat adanya regenerasi tulang. Dua kondisi ynag dapat diperhatikan sebelum
mempertimbangkan apakah perawatan tersebut berhasil atau tidak yaitu, hilangnya
diskontinuitas lamina dura dan hilangnya atau ada perubahan ukuran area radiolusen
pada apek gigi.
A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan
Terapi Pulpa untuk gigi desidui bertujuan untuk menjaga kesehatan anak dan
untuk mempertahankan gigi desidui di mana jaringan pulpa dipengaruhi oleh
karies, trauma gigi, atau penyebab lainnya dalam keadaan fungsional sampai
mereka digantikan oleh gigi permanen. Ketika pulpa telah menjadi ireversibel
terinfeksi atau nekrosis, perawatan saluran akar diindikasikan. Namun, morfologi
kompleks dari sistem saluran akar gigi desidui membuat sulit untuk mencapai
pembersihan yang tepat dengan instrumentasi mekanis dan irigasi kanal Jadi,
untuk meningkatkan keberhasilan perawatan saluran akar, zat dengan sifat
antimikroba yang sering digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar gigi desidui.
Dengan demikian, bahan yang digunakan untuk mengisi saluran akar gigi
primer harus memiliki persyaratan optimal menjadi antibakteri, resorbable pada
tingkat yang sama seperti pada akar gigi, tidak berbahaya untuk jaringan
periapikal, dan perkembangan benih gigi permanen. Selain itu, harus mudah
mengisi kanal, menempel pada dinding, tidak menyusut, mudah menyerap jika

melewati periapikal, dengan mudah dihilangkan atau dipreparasi kembali jika


perlu, menjadi radiolusen dan tidak menyebabkan perubahan warna gigi.
ZOE, sejak penemuannya oleh Bonastre (1837) dan selanjutnya pertama
digunakan dalam kedokteran gigi oleh Chrisholm (1876), telah digunakan secara
luas dalam kedokteran gigi. Bahan ni adalah yang paling sering digunakan saluran
akar mengisi bahan untuk gigi desidui. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan
beberapa kelemahan dengan penggunaan ZOE pasta di saluran akar gigi desidui.
Kekhawatiran tentang kekurangan ini ZOE menyebabkan pencarian alternatif
saluran akar bahan untuk mengisi gigi desidui (misalnya, pasta yang mengandung
iodoform, kalsium hidroksida, atau keduanya).
Kalsium hidroksida diperkenalkan oleh Hermann tahun 1930. Kalsium
hidroksida-iodoform pasta memberikan hasil yang sangat baik bila digunakan
sebagai bahan pengisian pulpektomi dan premixed tersedia dalam polypropylene
jarum suntik (Vitapex, Metapex). Bahan ini memiliki sifat resorbable baik, bersifat
radiopak, non-setting, mudah dimasukkan dan dikeluarkan dari saluran akar, tidak
berbahaya bagi gigi permanen. Sedangkan bahan iodoform pasta memiliki
kemampuan resorbsi yang lebih baik dan sifat disinfektan dari ZOE, tetapi mereka
dapat menghasilkan perubahan warna coklat kekuningan dari mahkota gigi yang
dapat mengganggu estetika.

BAB III
REVIEW DARI JURNAL LAIN

Pada laporan kasus yang dilaporkan oleh Nurko, et al., 2000 yang meneliti resorpsi
dari pasta kalsium hidroksid dan iodoform (vitapex) pada perawatan saluran akar gigi
desidui. Seorang pasien laki-laki berumur 17 bulan datang ke departemen of pediatric
dentistry, dari hasil pemeriksaan terdapat early childhood caries pada gigi anterior
rahang atas dan pada gigi molar pertama. Tidak ada gingival swelling, sinus tract,
maupun abnormal mobilitas dan tidak terdapat rasa sakit. Kedua gigi incisivus lateral
anak tersebut dilakukan perawatan pulpektomi dan diisi menggunakan bahan vitapex,
kemudian di restorasi menggunakan SSC. 13 bulan kemudian pasien kembali datang ke
klinik dan dari hasil pemeriksaan radiografis, telah terjadi resorpsi intraradikular pada

bahan pengisi saluran akar, tetapi tidak terdapat keluhan apapun. 3 bulan kemudian
pasien diobservasi kembali, dari pemeriksaan radiografis menunjukkan adanya resorpsi
pada keseluruhan bahan pengisi saluran akar. Dari jurnal ini dapat disimpulkan bahwa
vitapex sebagai bahan pengisi saluran akar pada gigi desidui memiliki kemampuan
resorpsi baik intraradikular maupun ektraradikular tanpa menimbulkan efek sakit pada
anak.

Pada laporan kasus yang dilaporkan oleh Walia, 2015. Seorang anak perempuan 3,5
tahun datang ke unit pediatric dentistry Dubai uni emirat arab dengan keluhan multipel
karies pada gigi desiduinya. Pada hasil anamnesa, pasien pernah merasakan sakit pada
giginya tetapi tidak bisa menunjukkan pada gigi yang bagian mana. Pada hasil
pemeriksaan intraoral ditemukan adanya karies yang dalam pada seluruh gigi molar
baik rahang atas maupun bawah, kecuali gigi incisivus. Tidak ditemukan adanya
kegoyahan, tetapi pada gigi 54 terdapat gingival abses. Diagnosa dari seluruh gigi
molar tersbut adalah pulpitis reversibel, kecuali gigi 54 didiagnosa nekrosis pulpa.
Kemudian dilakukan perawatan pulpektomi pada gigi-gigi tersebut dan dilakukan
pengisian menggunakan diapex. Kemudian dilakukan follow up pada 1 minggu, 6
bulan, 12 bulan dan 30 bulan postoperatif. Dari hasil laporan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan kalsium hidroksid iodofrom direkomendasikan sebagai bahan pengisi
saluran akar pada gigi desidui.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bichen, et al., 2014 yang meneliti tentang
bagaimana efek dari penggunaan zink okside eugenol dan kalsium hidroksid iodoform
sebagai bahan pengisi saluran akar untuk menunda resorpsi akar pada gigi desidui
didapatkan hasil bahwa penggunaan ZOE sebagai bahan pengisi saluran akar memiliki
efek dalam menunda resorpsi akar gigi desidui, sedangkan untuk vitapex tidak memiliki
efek penundaan resorpsi akar.

BAB IV
KESIMPULAN
Perawatan saluran akar pada anak bertujuan untuk meringankan rasa sakit dan
mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan
keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya dan
mempertahankan pulpa diperiapikal sehingga dapat berfungsi selama mungkin berada
dimulut dan untuk anak-anak sampai gigi permanen erupsi. Keberhasilan perawatan
saluran akar tergantung dari reduksi atau eliminasi bakteri pada saluran akar dan dapat
ditingkatkan dengan penggunaan bahan pengisi saluran akar yang bersifat antimikroba.
Dengan demikian, bahan yang digunakan untuk mengisi saluran akar gigi primer
harus memiliki persyaratan optimal menjadi antibakteri, resorbable pada tingkat yang
sama seperti pada akar gigi, tidak berbahaya untuk jaringan periapikal, dan
perkembangan benih gigi permanen. Selain itu, harus mudah mengisi kanal, menempel
pada dinding, tidak menyusut, mudah menyerap jika melewati periapikal, dengan
mudah dihilangkan atau dipreparasi kembali jika perlu, menjadi radiolusen dan tidak
menyebabkan perubahan warna gigi.
Penggunaan pasta ZOE dan kalsium hidroksida sama-sama memberikan tingkat
keberhasilan yang tinggi. Walaupun penggunaan pasta ZOE memiliki kerugian yaitu
resorbsi lambat, iritasi pada jaringan periapikal, nekrosis tulang alveolar dan sementum
serta merubah pola erupsi gigi pengganti. Ca(OH) 2 merupakan pasta yang paling
banyak digunakan sebagai bahan pengisian saluran akar pada gigi desidui. Penggunaan
pasta iodoform juga memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, H., 2014, Pulpectomy Procedures in Primary Molar Teeth, European Journal
of General Dentistry, Vol. 3 (1) : 3-10.
Bichen, Lin., Zhao, Y., Yang, J., Wang, W., dan Li-hong, 2014, Effects Of Zinc-Oxide
Eugenol And Calcium Hydroxide / Iodoform On Delaying Root Resorption In
Primary Molars Without Successors, Dental Material Journal, Vol. 33 (4) :
471-475.
Chunlasikaiwan, S. Dan Trairatvirakul, C., 2008, Success of Pulpectomy With Zinc
Oxide-Eugenol Vs Calcium Hydroxide/Iodoform Paste in Primary Molars: A
Clinical Study, Pediatric Dentistry, Vol. 30 (4) : 303-308.
Nurko, C., Ranly, D., Franklin, G., dan Lakshmyya, K., 2000, Resorption Of A Calcium
Hydroxide / Iodoform Paste (Vitapex) In Root Canal Therapy For Primary
Teeth : A Case Report, American Academy of Pediatric Dentistry, Vol. 22 (6) :
517-520.
Walia, T., 2014, Pulpectomy In Hyperemic Pulp And Accelerated Root Resorption In
Primary Teeth : A Review With Associated Case Report, Journal Of Indian
Society Of Pedodontics And Preventive Dentistry, Vol. 32 (3) : 255-261.

Anda mungkin juga menyukai